SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
HUKUM
KEKELUARGAAN
ADAT
A. Keturunan
Keturunan adalah ketunggalan leluhurnya artinya ada
hubungan darah antara seseorang dengan orang lain.
Keturunan merupakan unsur penting bagi suatu suku atau
kerabat yang menghendaki dirinya tidak punah serta
mempunyai generasi penerus.
Individu sebagai keturunan mempunyai hak dan kewajiban
tertentu yang berhubungan dengan kedudukannya dalam
keluarga, misalnya boleh ikut menggunakan nama keluarga,
saling bantu dan saling mewakili dalam suatu perbuatan hukum
dengan pihak ketiga, dan sebagainya.
Ketegori Keturunan
1. Lurus yaitu apabila seseorang merupakan keturunan langsung dari atas ke bawah atau
sebaliknya, misalnya: antara bapak, anak sampai cucu; sebaliknya dari anak, bapak hingga
kakek disebut lurus ke atas.
2. Menyimpang atau bercabang yaitu apabila kedua orang tua atau lebih ada ketunggalan
leluhur, misal: bersaudara bapak atau ibu atau sekakek.
3. Keturunan garis bapak (patrilineal) yaitu hubungan darah yang dilihat dari sisi laki-
laki/bapak
4. Keturunan garis ibu yaitu hubungan darah yang dilihat dari sisi ibu (perempuan) atau
matrilineal.
5. Keturunan garis ibu dan garis bapak (parental) yaitu apabila dilihat dari kedua belah pihak
yaitu ibu dan bapak.
B. Hubungan Anak dengan Orang Tua
Anak kandung memiliki kedudukan yang penting dalam
somah atau dalam keluarga, yaitu sebagai berikut:
1. Sebagai penerus generasi;
2. Sebagai pusat harapan orang tua di kemudian hari;
3. Sebagai pelindung orang tua di kemudian hari bila orang
tuanya sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari
nafkah.
C. Masalah Adat jika tidak ada
Perkawinan
1. Menganggap anak-anak ini tidak bersalah, bebas cela, penghinaan
dan hukuman walaupun hubungan perempuan dan laki-laki tanpa
upacara adat, tanpa perkawinan atau suatu formalitas apa pun.
2. Perbuatan melahirkan anak tidak sah adalah dikutuk dan harus
dienyahkan baik bagi ibu maupun bagi si anak.
Penyelesaian. Dilakukan paksaan kawin dengan pria yang
bersangkutan atau mengawinkan dengan laki-laki lain agar anak
tetap sah
Anak adalah seseorang (anak) yang dilahirkan oleh seorang wanita baik anak sah maupun anak di luar
perkawinan, hasil hubungannya dengan seorang laki-. laki baik itu sebagai suaminya atau tidak
1. Anak sah adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah menurut hukum masing-masing
agama dan kepercayaannya;
2. Anak kandung adalah anak yang dilahirkan dari kandungan ibu dan ayah biologisnya;
3. Anak angkat adalah seorang anak yang bukan keturunan dari suami istri, namun ia diambil,
dipelihara, dan diperlakukan seperti halnya anak keturunan sendiri sehingga antara anak yang
diangkat dan orang yang mengangkat anak timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seperti
yang ada antara orang tua dan anak kandung sendiri.
4. Anak tiri adalah anak kandung istri janda atau dari suami duda yang mengikuti tali perkawinan
5. Anak yang lahir di luar perkawinan adalah anak yang lahir dari seorang wanita yang tidak
mempunyai suami atau anak yang mempunyai bapak dan ibu yang tidak terikat dalam suatu
perkawinan yang sah
Anak Lahir di Luar Kawin
Anak yang lahir dari ayah
dan ibu antara orang-orang
mana tidak terdapat
larangan untuk kawin;
Anak yang lahir dari ayah dan ibu
yang dilarang untuk kawin karena
sebab-sebab yang ditentukan oleh
Undang-undang atau jika salah satu
dari ayah ibu di dalam perkawinan
dengan orang lain.
Proses terjadinya anak luar kawin
 1. Anak dari hubungan ibu sebelum terjadinya pernikahan
Jika dua orang dari 2 jenis kelamin yang berbeda, keduaduanya tidak
terikat perkawinan dengan orang lain, mengadakan hubungan badan
dan mengakibatkan si perempuan hamil, kemudian melahirkan
seorang anak dan ada sebagian darah dari seorang anak laki-laki dan
seorang perempuan yang menghasilkan anak tersebut yang tercampur
dalam diri anak yang bersangkutan. Padahal antara keduanya belum
terikat tali perkawinan yang sah, maka anak tersebut adalah anak luar
kawin.
2. Anak dari kandungan ibu setelah bercerai lama dari
suaminya
seorang wanita mengadakan hubungan badan dengan bekas
suaminya atau seorang laki-laki lain dan mengakibatkan
wanita itu hamil kemudian melahirkan seorang anak, maka:
a. Kelahiran anak itu apabila terjadi belum lama dari masa
perceraian dengan suaminya, maka anak tersebut masih
dianggap anak dari bekas suaminya itu, dan
b. Apabila kelahiran anak tersebut lama setelah masa
perceraian ibu dan ayahnya, maka anak tersebut dapat
dinamakan anak luar kawin
3. Anak dari kandungan ibu karena berbuat zina dengan orang lain
seorang istri melahirkan seorang anak karena mengadakan hubungan
badan dengan seorang laki-laki lain yang bukan suaminya, maka
suaminya itu menjadi bapak dari anak yang dilahirkan tersebut, kecuali
sang suami ini berdasarkan alasan yang dapat diterima dapat menolak
menjadi bapak dari anak yang dilahirkan oleh istrinya karena berbuat
zina.
a. Suami tidak bisa melakukan kewajibannya memenuhi kebutuhan
biologis istrinya, misalnya: impotensi;
b. Dapat dibuktikan oleh suaminya baik karena pengakuan pria yang
melakukan zina dengan istrinya ataupun oleh istrinya sendiri atau
oleh masyarakat.
4. Anak dari kandungan ibu yang tidak diketahui siapa
ayahnya
seorang perempuan mengadakan hubungan badan dengan
lebih dari seorang laki-laki atau mengadakan hubungan
badan dengan berganti-ganti pasangan dan mengakibatkan
perempuan itu hamil, lalu melahirkan seorang anak, maka
jelaslah bahwa anak tersebut tidak diketahui siapa ayahnya,
maka dalam hukum adat ada suatu tindakan adat yang dapat
memaksa seorang pria lain untuk menikahi perempuan
tersebut dengan maksud agar anak itu tetap lahir sebagai
anak yang sah.
D. Hubungan Anak dengan Keluarga
 Hukum adat di masyarakat Indonesia di mana
persekutuanpersekutuan berlandaskan pada tiga macam garis
keturunan, yaitu: garis keturunan bapak dan ibu,. Dalam
masyarakat parental, hubungan anak dengan kerabat bapak
maupun ibu adalah sama
 susunan keeratan yang patrilineal dan/atau matrilineal yang
masih kuat, yang disebut orang tua bukan saja dalam garis
lurus ke atas, tetapi juga dalam garis lurus ke samping
E. Anak Yatim Piatu
1. Masyarakat parental . maka anak akan berada dalam pemeliharaan dan tetap
dalam kekuasaan ibu apabila ayah yang meninggal dunia sampai anaknya dewasa
dan dapat hidup mandiri.
2. Masyarakat Matrilineal. jika yang meninggal dunia adalah si ibu, anak tersebut
tetap menetap, dipelihara dan berada dalam kekuasaan dari kerabat ibunya, ayah
hanya akan memperhatikan kepentingan dari anak-anak tersebut sedangkan jika si
ayah yang meninggal dunia, maka ibu akan meneruskan kekuasaannya terhadap
anak-anak yang belum dewasa
3. Masyarakat Patrilineal. jika ayah meninggal dunia dalam masyarakat patrilineal,
sedangkan si anak belum dewasa, maka ibu yang akan mendidik anak tersebut
namun ibu beserta anak akan menjadi tanggung jawab dan tetap tinggal di
lingkungan kerabat mendiang suaminya
F. Mengangkat Anak (Adopsi)
1. Mengangkat anak bukan warga keluarga
2. Mengangkat anak dari Kalangan keluarga
3. Mengangkat anak dari kalangan keponakan
Kedudukan anak angkat
1. anak angkat sebagai penerus keturunan.
2. Anak angkat yang dilakukan sebagai penghormatan

More Related Content

Similar to HUKUM KELUARGA ADAT

Similar to HUKUM KELUARGA ADAT (20)

Mawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].pptMawaris [Autosaved].ppt
Mawaris [Autosaved].ppt
 
Hukum waris (1)
Hukum waris (1)Hukum waris (1)
Hukum waris (1)
 
perwalian
perwalianperwalian
perwalian
 
anak-luar-kawin-dl-hk-wrs.pptx
anak-luar-kawin-dl-hk-wrs.pptxanak-luar-kawin-dl-hk-wrs.pptx
anak-luar-kawin-dl-hk-wrs.pptx
 
Hukum Perkawinan Adat
Hukum Perkawinan AdatHukum Perkawinan Adat
Hukum Perkawinan Adat
 
Tugas utama
Tugas utamaTugas utama
Tugas utama
 
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptxHukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
Hukum Perkawinan pengantar sistem hukum nasional.pptx
 
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPMPendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
Pendidikan Islam tingkatan 5 - Perkahwinan dalam Islam - SPM
 
Pewarisan / Turun Waris - Ricco S Yubaidi
Pewarisan / Turun Waris - Ricco S YubaidiPewarisan / Turun Waris - Ricco S Yubaidi
Pewarisan / Turun Waris - Ricco S Yubaidi
 
Mawaris
MawarisMawaris
Mawaris
 
Kewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmiKewarganegaraan ppt by hilmi
Kewarganegaraan ppt by hilmi
 
Pewarganegaraan
PewarganegaraanPewarganegaraan
Pewarganegaraan
 
Jenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinanJenis-jenis perkawinan
Jenis-jenis perkawinan
 
MAWARIS
MAWARISMAWARIS
MAWARIS
 
HUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGAHUKUM KELUARGA
HUKUM KELUARGA
 
Asas Hukum Keluarga - Usman Jambak
Asas Hukum Keluarga - Usman JambakAsas Hukum Keluarga - Usman Jambak
Asas Hukum Keluarga - Usman Jambak
 
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluargaKetentuan islam tentang hukum keluarga
Ketentuan islam tentang hukum keluarga
 
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptxHUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
HUKUM PERKAWINAN ADAT.pptx
 
Fiqh Mawaris
Fiqh MawarisFiqh Mawaris
Fiqh Mawaris
 
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJBZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
ZAWI AL ARHAM DAN AL HAJB
 

More from DAHLAN SITOHANG S.Pd., M.H (16)

SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptxSISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
SISTEM HUKUM INDONESIA.pptx
 
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptxSEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
SEJARAH HUKUM INDONESIA.pptx
 
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptxPengantar Hukum Indonesia.pptx
Pengantar Hukum Indonesia.pptx
 
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptxKonsep Dasar Demokrasi.pptx
Konsep Dasar Demokrasi.pptx
 
KEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptxKEWARGANEGARAAN.pptx
KEWARGANEGARAAN.pptx
 
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptxDasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
Dasar-Dasar Hukum Tata Negara.pptx
 
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptxIstilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
Istilah dan Pengertian Hukum Tata Negara.pptx
 
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptxPERADILAN HUKUM ADAT.pptx
PERADILAN HUKUM ADAT.pptx
 
HUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptxHUKUM WARIS ADAT.pptx
HUKUM WARIS ADAT.pptx
 
HUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptxHUKUM TANAH ADAT.pptx
HUKUM TANAH ADAT.pptx
 
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptxHUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
HUKUM HUTANG PIUTANG.pptx
 
DELIK ADAT.pptx
DELIK ADAT.pptxDELIK ADAT.pptx
DELIK ADAT.pptx
 
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptxSTRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
STRUKTUR MASYARAKAT & ORGANISASI HUKUM ADAT.pptx
 
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptxSIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
SIFAT-SIFAT UMUM HUKUM ADAT DI INDONESIA.pptx
 
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptxSEJARAH HUKUM ADAT.pptx
SEJARAH HUKUM ADAT.pptx
 
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptxPENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
PENGERTIAN ADAT DAN HUKUM ADAT.pptx
 

Recently uploaded

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnisilhamsumartoputra
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanIqbaalKamalludin1
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptAlMaliki1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxendang nainggolan
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaYogaJanuarR
 

Recently uploaded (10)

Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
pengantar    Kapita selekta hukum bisnispengantar    Kapita selekta hukum bisnis
pengantar Kapita selekta hukum bisnis
 
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan PendahuluanSosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
Sosiologi Hukum : Sebuah Pengantar dan Pendahuluan
 
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.pptEtika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
Etika Profesi-CYBER CRIME n CYBER LAW.ppt
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptxBPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
BPN Sesi 3 - Hukum Perkawinan.ppppppppptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas TerbukaSesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
Sesi 3 MKDU 4221 PAI 2020 Universitas Terbuka
 

HUKUM KELUARGA ADAT

  • 2. A. Keturunan Keturunan adalah ketunggalan leluhurnya artinya ada hubungan darah antara seseorang dengan orang lain. Keturunan merupakan unsur penting bagi suatu suku atau kerabat yang menghendaki dirinya tidak punah serta mempunyai generasi penerus. Individu sebagai keturunan mempunyai hak dan kewajiban tertentu yang berhubungan dengan kedudukannya dalam keluarga, misalnya boleh ikut menggunakan nama keluarga, saling bantu dan saling mewakili dalam suatu perbuatan hukum dengan pihak ketiga, dan sebagainya.
  • 3. Ketegori Keturunan 1. Lurus yaitu apabila seseorang merupakan keturunan langsung dari atas ke bawah atau sebaliknya, misalnya: antara bapak, anak sampai cucu; sebaliknya dari anak, bapak hingga kakek disebut lurus ke atas. 2. Menyimpang atau bercabang yaitu apabila kedua orang tua atau lebih ada ketunggalan leluhur, misal: bersaudara bapak atau ibu atau sekakek. 3. Keturunan garis bapak (patrilineal) yaitu hubungan darah yang dilihat dari sisi laki- laki/bapak 4. Keturunan garis ibu yaitu hubungan darah yang dilihat dari sisi ibu (perempuan) atau matrilineal. 5. Keturunan garis ibu dan garis bapak (parental) yaitu apabila dilihat dari kedua belah pihak yaitu ibu dan bapak.
  • 4. B. Hubungan Anak dengan Orang Tua Anak kandung memiliki kedudukan yang penting dalam somah atau dalam keluarga, yaitu sebagai berikut: 1. Sebagai penerus generasi; 2. Sebagai pusat harapan orang tua di kemudian hari; 3. Sebagai pelindung orang tua di kemudian hari bila orang tuanya sudah tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah.
  • 5. C. Masalah Adat jika tidak ada Perkawinan 1. Menganggap anak-anak ini tidak bersalah, bebas cela, penghinaan dan hukuman walaupun hubungan perempuan dan laki-laki tanpa upacara adat, tanpa perkawinan atau suatu formalitas apa pun. 2. Perbuatan melahirkan anak tidak sah adalah dikutuk dan harus dienyahkan baik bagi ibu maupun bagi si anak. Penyelesaian. Dilakukan paksaan kawin dengan pria yang bersangkutan atau mengawinkan dengan laki-laki lain agar anak tetap sah
  • 6. Anak adalah seseorang (anak) yang dilahirkan oleh seorang wanita baik anak sah maupun anak di luar perkawinan, hasil hubungannya dengan seorang laki-. laki baik itu sebagai suaminya atau tidak 1. Anak sah adalah anak yang dilahirkan dari pernikahan yang sah menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya; 2. Anak kandung adalah anak yang dilahirkan dari kandungan ibu dan ayah biologisnya; 3. Anak angkat adalah seorang anak yang bukan keturunan dari suami istri, namun ia diambil, dipelihara, dan diperlakukan seperti halnya anak keturunan sendiri sehingga antara anak yang diangkat dan orang yang mengangkat anak timbul suatu hubungan kekeluargaan yang sama seperti yang ada antara orang tua dan anak kandung sendiri. 4. Anak tiri adalah anak kandung istri janda atau dari suami duda yang mengikuti tali perkawinan 5. Anak yang lahir di luar perkawinan adalah anak yang lahir dari seorang wanita yang tidak mempunyai suami atau anak yang mempunyai bapak dan ibu yang tidak terikat dalam suatu perkawinan yang sah
  • 7. Anak Lahir di Luar Kawin Anak yang lahir dari ayah dan ibu antara orang-orang mana tidak terdapat larangan untuk kawin; Anak yang lahir dari ayah dan ibu yang dilarang untuk kawin karena sebab-sebab yang ditentukan oleh Undang-undang atau jika salah satu dari ayah ibu di dalam perkawinan dengan orang lain.
  • 8. Proses terjadinya anak luar kawin  1. Anak dari hubungan ibu sebelum terjadinya pernikahan Jika dua orang dari 2 jenis kelamin yang berbeda, keduaduanya tidak terikat perkawinan dengan orang lain, mengadakan hubungan badan dan mengakibatkan si perempuan hamil, kemudian melahirkan seorang anak dan ada sebagian darah dari seorang anak laki-laki dan seorang perempuan yang menghasilkan anak tersebut yang tercampur dalam diri anak yang bersangkutan. Padahal antara keduanya belum terikat tali perkawinan yang sah, maka anak tersebut adalah anak luar kawin.
  • 9. 2. Anak dari kandungan ibu setelah bercerai lama dari suaminya seorang wanita mengadakan hubungan badan dengan bekas suaminya atau seorang laki-laki lain dan mengakibatkan wanita itu hamil kemudian melahirkan seorang anak, maka: a. Kelahiran anak itu apabila terjadi belum lama dari masa perceraian dengan suaminya, maka anak tersebut masih dianggap anak dari bekas suaminya itu, dan b. Apabila kelahiran anak tersebut lama setelah masa perceraian ibu dan ayahnya, maka anak tersebut dapat dinamakan anak luar kawin
  • 10. 3. Anak dari kandungan ibu karena berbuat zina dengan orang lain seorang istri melahirkan seorang anak karena mengadakan hubungan badan dengan seorang laki-laki lain yang bukan suaminya, maka suaminya itu menjadi bapak dari anak yang dilahirkan tersebut, kecuali sang suami ini berdasarkan alasan yang dapat diterima dapat menolak menjadi bapak dari anak yang dilahirkan oleh istrinya karena berbuat zina. a. Suami tidak bisa melakukan kewajibannya memenuhi kebutuhan biologis istrinya, misalnya: impotensi; b. Dapat dibuktikan oleh suaminya baik karena pengakuan pria yang melakukan zina dengan istrinya ataupun oleh istrinya sendiri atau oleh masyarakat.
  • 11. 4. Anak dari kandungan ibu yang tidak diketahui siapa ayahnya seorang perempuan mengadakan hubungan badan dengan lebih dari seorang laki-laki atau mengadakan hubungan badan dengan berganti-ganti pasangan dan mengakibatkan perempuan itu hamil, lalu melahirkan seorang anak, maka jelaslah bahwa anak tersebut tidak diketahui siapa ayahnya, maka dalam hukum adat ada suatu tindakan adat yang dapat memaksa seorang pria lain untuk menikahi perempuan tersebut dengan maksud agar anak itu tetap lahir sebagai anak yang sah.
  • 12. D. Hubungan Anak dengan Keluarga  Hukum adat di masyarakat Indonesia di mana persekutuanpersekutuan berlandaskan pada tiga macam garis keturunan, yaitu: garis keturunan bapak dan ibu,. Dalam masyarakat parental, hubungan anak dengan kerabat bapak maupun ibu adalah sama  susunan keeratan yang patrilineal dan/atau matrilineal yang masih kuat, yang disebut orang tua bukan saja dalam garis lurus ke atas, tetapi juga dalam garis lurus ke samping
  • 13. E. Anak Yatim Piatu 1. Masyarakat parental . maka anak akan berada dalam pemeliharaan dan tetap dalam kekuasaan ibu apabila ayah yang meninggal dunia sampai anaknya dewasa dan dapat hidup mandiri. 2. Masyarakat Matrilineal. jika yang meninggal dunia adalah si ibu, anak tersebut tetap menetap, dipelihara dan berada dalam kekuasaan dari kerabat ibunya, ayah hanya akan memperhatikan kepentingan dari anak-anak tersebut sedangkan jika si ayah yang meninggal dunia, maka ibu akan meneruskan kekuasaannya terhadap anak-anak yang belum dewasa 3. Masyarakat Patrilineal. jika ayah meninggal dunia dalam masyarakat patrilineal, sedangkan si anak belum dewasa, maka ibu yang akan mendidik anak tersebut namun ibu beserta anak akan menjadi tanggung jawab dan tetap tinggal di lingkungan kerabat mendiang suaminya
  • 14. F. Mengangkat Anak (Adopsi) 1. Mengangkat anak bukan warga keluarga 2. Mengangkat anak dari Kalangan keluarga 3. Mengangkat anak dari kalangan keponakan Kedudukan anak angkat 1. anak angkat sebagai penerus keturunan. 2. Anak angkat yang dilakukan sebagai penghormatan