1. Hukum perhutangan mengatur hak atas barang selain tanah dan perpindahan hak, serta jasa-jasa. Termasuk hak milik atas rumah, tanaman, ternak dan barang lain; 2. Tolong menolong dapat berupa timbal balik, bersama, atau khusus antar anggota masyarakat atau dengan luar; 3. Sering terbentuk perkumpulan seperti perkumpulan kematian untuk tujuan pertukaran tenaga dan barang.
2. HUKUM
PERHUTANGAN
Hukum perhutangan adalah keseluruhan hukum
yang mengatur hak atas barang-barang selain tanah,
perpindahan hak-hak itu dan hukum yang mengatur
jasa-jasa. Jadi, hukum perhutangan ini bukan hukum
mengenai hutang-piutang seperti yang diatur dalam
Kitab Undang-undang Hukum Perdata (BW)
3. Ter Haar
Bagian hukum
perhutangan
1.Hak-hak atas rumah, tumbuh-tumbuhan,
ternak dan bendabenda lainnya;
2. Perbuatan kredit, tolong menolong
bersama, timbal balik dan tolong
menolong khusus;
3. Perkumpulan yang berdasarkan tolong
menolong;
4.Perbuatan kredit perseorangan;
5.Perbuatan yang merugikan penagih
hutang;
6.Alat pengikat dan tanda-tanda yang
kelihatan.
4. 1. Coraknya non individual, tetapi masih komunal
sebagai sifat yang menonjol dalam lembaga
tolong menolong;
2. Yang ditetapkan dalam hukum perhutangan ini
hanyalah garis-garis besarnya saja, tanpa
hukum pelengkap dan presumsi-presumsi
menurut Undang-undang;
3. Yang penting dalam penggolongan hukum ini
adalah motivasi yang mendorong terjadinya
kontrak, karena motif ini menentukan sifat
kontrak yang bersangkutan.
4. Hukum perhutangan ini bersifat riil, karena
semua hubungan hukum digambarkan dan
dijelmakan secara riil.
Ciri-Ciri pokok
dari hukum
perhutangan
5. Hak Atas Perumahan, Tumbuh-tumbuhan;
Ternak dan Barang
Setiap orang dapat mempunyai hak-hak atas barang selain tanah,
seperti hak atas rumah, tanamtanaman/tumbuh-tumbuhan, ternak
dan sebagainya yang tidak terkekang oleh hak persekutuan/hak
pertuanan; hak atas barang ini biasanya disebut hak milik.
Dalam prinsipnya, hak milik atas rumah dan tumbuhtumbuhan
terpisah dari pada hak milik atas tanah di mana rumah atau tumbuh-
tumbuhan itu berada
6. Prinsip pengecualian
1. Dalam transaksi-transaksi tentang pekarangan termasuk praktis
selalu rumah dan tumbuh-tumbuhan yang ada di situ;
2. Kadang-kadang hak milik atas tumbuh-tumbuhan membawa hak
milik atas tanahnya;
3. Hak milik atas tanah terikat oleh hak milik atas rumah tembok yang
ada di situ, satu dan lain karena rumah tembok itu tidak mudah
untuk dipindahkan seperti rumah yang terbuat dari bambu atau
kayu.
7. Perbuatan Kredit, Tolong-Menolong Antara Satu
Sama Lain dan Bertimbal Balik
Perbuatan kredit dapat terjadi antara para warga persekutuan dengan orang luar, secara bersama-
sama atau secara perseorangan
1. Tolong menolong timbal balik (wedekerige hulpbetoon/reciprocal aid) adalah perbuatan seseorang
yang karena kesadarannya memberikan sesuatu kepada orang lain untuk membalas budi, karena ia
merasa berhutang budi kepada orang lain;
2. Tolong menolong bersama (onderlinge hulpbetoon/mutual cooperation) adalah perbuatan
anggota masyarakat yang bersama-sama melakukan sesuatu untuk kepentingan Bersama
3. Tolong menolong khusus (gespecialiseerd hulpbetoon/specialized assistance) adalah perbuatan
kerja sama antara golongan masyarakat tertentu saja.
8. Perkumpulan-Perkumpulan
Suatu asas lain terdapat bilamana di dalamnya orang-orang bertolong-tolongan satu
sama lain, menjadi terlepas. Dengan maksud untuk pertukaran tenaga dan barang-
barang, bertimbal balik, maka timbullah golongan-golongan yang bercenderung akan
bertindak ke luar sebagai kesatuan-kesatuan yang berdiri sendiri
1. Perkumpulan kematian;
2. Sarikat (Jakarta) atau jula-jula (Minangkabau);
3. Subak (Bali)
4. Mapalus (Minahasa)
5. Koperasi
9. Kredit Perseorangan
Hutang atau pinjam uang adalah merupakan perbuatan normal
dalam masyarakat Indonesia, baik pinjaman yang memakai
maupun yang tidak memakai bunga.
Dalam praktik, hutang itu dapat berwujud hutang barang,
hutang makanan dan lain sebagainya. Ada pula yang hutang
uang dengan perjanjian mengembalikan dengan natura,
berwujud misalnya hasil bumi, hasil peternakan dan lain
sebagainya