SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
BAB 7 
Pertumbuhan Ekonomi I 
Chapter Seven 1 
® 
Tutorial PowerPointÔ 
untuk mendampingi 
MAKROEKONOMI, edisi ke-6. 
N. Gregory Mankiw 
oleh 
Mannig J. Simidian
Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang 
untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, 
pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi 
dalam suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya 
terhadap output total barang dan jasa suatu negara. 
Mari kita sekarang memeriksa 
bagaimana model ini menangani 
akumulasi modal. 
Chapter Seven 2
Chapter Seven 3
Mari kita analisa penawaran dan permintaan barang, dan 
melihat berapa banyak output diproduksi pada waktu 
tertentu dan bagaimana output ini dialokasikan di antara 
berbagai alternatif penggunaan. 
FFuunnggssii PPrroodduukkssii 
Fungsi produksi merepresentasikan transformasi dari 
input (angkatan kerja (L), modal (K), teknologi 
produksi) ke dalam output (barang jadi dan jasa pada 
waktu tertentu). 
Representasi aljabarnya : 
Y = F ( K , L ) 
z z z 
PPeennddaappaattaann iiss FFuunnggssii ddaarrii iinnppuutt kkiittaa yyaanngg aaddaa 
Chapter Seven 4 
Asumsi penting: Fungsi Produksi memiliki skala hasil konstan.
Asumsi ini memungkinkan kita menganalisis semua kuantitas relatif 
terhadap ukuran angkatan kerja. Set z = 1/L. 
Y/ L = F ( K / L , 1 ) 
OOuuttppuutt 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 
iiss ffuunnggssii ddaarrii 
IInnii aaddaallaahh kkoonnssttaannttaa 
yyaanngg bbiissaa ddiiaabbaaiikkaann.. 
JJuummllaahh mmooddaall 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 
Skala hasil konstan mengimplikasikan bahwa ukuran perekonomian 
sebagaimana diukur oleh jumlah pekerja tak mempengaruhi hubungan 
antara output tiap pekerja dan modal tiap pekerja. Jadi, dari sekarang, kita 
notasikan semua kuantitas dalam istilah tiap pekerja dalam huruf kecil. Di 
sini fungsi produksi kita : y = f ( k ) , di mana f(k) = F(k,1). 
Chapter Seven 5
MPK = f(k + 1) – f (k) 
yy 
f(k) 
kk 
Fungsi produksi menunjukkan 
bagaimana jumlah modal tiap 
pekerja k menentukan jumlah output 
tiap pekerja y = f(k). 
Kelandaian fungsi produksi adalah 
produk marjinal modal : jika k 
meningkat sebesar 1 unit, y meningkat 
sebesar MPK unit. 
1 
MPK 
Chapter Seven 6
kkoonnssuummssii 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 
bbeerrggaannttuunngg 
ppaaddaa ttiinnggkkaatt 
OOuuttppuutt 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 
ttaabbuunnggaann 
((aannttaarraa 00 ddaann 11)) 
kkoonnssuummssii 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa iinnvveessttaassii 
Chapter Seven 7 
ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 
1) yy == cc ++ ii 
2) cccc ==== ((((1111----ssss))))yyyy 
3) yyyy ==== ((((1111----ssss))))yyyy ++++ iiii 
4) iiii ==== ssssyyyy Investasi = tabungan. Tingkat tabungan s adalah 
bagian dari output yang digunakan untuk investasi.
Berikut adalah dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan 
modal : 
• Investasi: pengeluaran tempat usaha dan peralatan. 
• Depresiasi : menuanya modal lama; menyebabkan persediaan 
modal menurun. 
Investasi tiap pekerja i = s y. 
Mari kita substitusi fungsi produksi untuk y, kita dapat mengungkapkan 
investasi tiap pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal tiap pekerja : 
i = s f(k) 
Persamaan ini menghubungkan persediaan modal yang ada k dengan 
akumulasi modal baru i. 
Chapter Seven 8
Tingkat tabungan s menentukan alokasi output antara 
konsumsi dan investasi. Untuk setiap tingkat k, output adalah f(k), 
investasi adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) – sf(k). 
Output, f (k) 
c (tiap pekerja) 
Investasi, s f(k) 
i (tiap pekerja) 
yy 
y (tiap pekerja) 
kk 
Chapter Seven 9
Dampak investasi dan depresiasi pada persediaan modal : D k = i –dk 
Perubahan 
persediaan modal 
Investasi Depresiasi 
Ingat investasi sama dengan 
tabungan jadi, bisa ditulis : 
D k = s f(k) – dk 
dk 
Chapter Seven 10 
dk 
kk 
Depresiasi oleh karenanya proporsional 
terhadap persediaan modal.
Investasi 
dan depresiasi 
Pada k*, investasi sama dengan depresiasi dan 
modal tak akan berubah sepanjang waktu. Modal 
Depresiasi, dk 
Chapter Seven tiap pekerja, 11 
k 
i* = dk* 
k1 k* k2 
Di bawah k*, 
investasi 
melebihi 
depresiasi, jadi 
persediaan 
modal tumbuh. 
Investasi, s f(k) 
Di atas k*, depresiasi 
melebihi investasi, jadi 
persediaan modal menurun.
Model Solow menunjukkan bahwa jika tingkat tabungan tinggi, per-ekonomian 
Investasi 
dan 
depresiasi 
akan memiliki persediaan modal besar dan tingkat output 
tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan me-miliki 
menyebabkan persediaan 
modal tumbuh ke 
kondisi mapan baru. 
Modal 
Investasi, s2f(k) 
Kenaikan 
tingkat tabungan 
Chapter Seven tiap pekerja, 12 
k 
i* = dk* 
k1* k2* 
Depresiasi, dk 
Investasi, s1 f(k) 
persediaan modal kecil dan tingkat 
output rendah. 
Kenaikan 
tingkat tabungan 
menyebabkan persediaan 
modal tumbuh ke 
kondisi mapan baru.
Nilai kondisi-mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut Tingkat 
Modal Kaidah Emas (Golden Rule Level of Capital). Untuk menemukan 
konsumsi tiap pekerja pada kondisi-mapan, kita mulai dengan identitas 
pos pendapatan nasional : 
y = c + i 
dan disusun ulang : 
c = y - i. 
Persamaan ini menyatakan konsumsi adalah output dikurangi investasi. 
Karena kita ingin menemukan konsumsi kondisi-mapan, kita substitusi 
nilai kondisi-mapan untuk output dan investasi. Output tiap pekerja pada 
kondisi-mapan adalah f (k*) di mana k* adalah persediaan modal tiap 
pekerja pada kondisi-mapan. Lalu, karena persediaan modal tidak berubah 
pada kondisi-mapan, investasi sama dengan depresiasi dk*. Mensubstitusi 
f (k*) untuk y dan dk* untuk i, konsumsi tiap pekerja pada kondisi mapan: 
c* = f (k*) - dk*. 
Chapter Seven 13
c*= f (k*) - dk*. 
Menurut persamaan ini, konsumsi pada kondisi-mapan adalah sisa dari 
output kondisi-mapan dikurangi depresiasi kondisi-mapan. Ini lebih jauh 
menunjukkan bahwa kenaikan modal kondisi-mapan memiliki dua efek 
berlawanan pada konsumsi kondisi-mapan. Di satu sisi, lebih banyak 
modal berarti lebih banyak output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga 
berarti lebih banyak output yang harus digunakan untuk mengganti modal 
yang habis dipakai. Output perekonomian digunakan untuk 
konsumsi atau investasi. Di kondisi-mapan, 
investasi sama dengan depresiasi. Jadi, kon-sumsi 
adalah selisih antara output f (k*) dan 
depresiasi dk*. Konsumsi kondisi-mapan di-maksimalkan 
pada kondisi mapan Kaidah 
Emas. Persediaan modal Kaidah Emas dino-tasikan 
k*emas, dan konsumsi Kaidah Emas 
adalah c*emas. 
dk 
Output, f(k) 
Chapter Seven 14 
dk 
kk 
c *emas 
k*emas
Kita buat kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal Kaidah Emas 
Ingat kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal MPK. 
Kemiringan garis dk* adalah d. Karena dua kemiringan ini sama pada 
k*emas, Kaidah Emas dapat dijelaskan dengan persamaan : MPK = d. 
Pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama dengan 
tingkat depresiasi. 
Ingat perekonomian tidak otomatis bergravitasi menuju kondisi mapan 
Kaidah Emas. Jika kita ingin persediaan modal kondisi mapan tertentu, 
seperti Kaidah Emas, kita butuh tingkat tabungan tertentu untuk mendu-kungnya. 
Chapter Seven 15
Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, sendiri, tak 
bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan : tingkat tabungan 
tinggi menyebabkan pertumbuhan tinggi sementara, tapi perekonomian 
akhirnya mendekati kondisi mapan di mana modal dan output konstan. 
Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus 
memperluas model Solow untuk mencakup dua sumber lain dari 
pertumbuhan ekonomi. 
Jadi, kita tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan 
mengasumsikan bahwa populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan 
tingkat konstan n. 
Chapter Seven 16
Seperti depresiasi, pertumbuhan populasi adalah salah satu alasan 
mengapa persediaan modal per pekerja menurun. Jika n adalah tingkat 
pertumbuhan populasi dan d adalah tingkat depresiasi, maka 
(d + n)k adalah investasi impas (break-even investment) - 
jumlah yang diperlukan untuk mem-pertahankan 
persediaan modal per 
pekerja k konstan. 
Investasi, 
investasi 
impas 
Agar perekonomian ada di kondisi mapan, 
investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi 
dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini 
ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva. 
Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan 
persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan. 
Modal 
Chapter Seven per pekerja, 17 
k 
k* 
Investasi impas, 
(d +  n)k 
Investasi, s f(k) 
Agar perekonomian ada di kondisi mapan, 
investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi 
dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini 
ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva. 
Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan 
persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan.
Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menggeser garis yang mewakili 
pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan baru memi-liki 
Investasi, 
investasi 
impas 
tingkat modal per pekerja lebih rendah daripada kondisi 
Kenaikan tingkat 
pertumbuhan populasi dari 
n1 ke n2 mengurangi 
persediaan modal kondisi-mapan 
Modal 
dari k*1 ke k*2. 
Chapter Seven per pekerja, 18 
k 
k*1 
(d + n1)k 
Investasi, s f(k) 
awal. Jadi, model Solow memprediksi per-ekonomian 
dengan tingkat pertumbuhan 
populasi lebih tinggi akan memiliki 
tingkat modal per pekerja lebih 
rendah dan karenanya 
pendapatan lebih 
rendah. 
k*2 
(d + n2)k 
Kenaikan tingkat 
pertumbuhan populasi dari 
n1 ke n2 mengurangi 
persediaan modal kondisi-mapan 
dari k*1 ke k*2.
PPeerruubbaahhaann ppeerrsseeddiiaaaann mmooddaall ppeerr ppeekkeerrjjaa :: Dkk == ii –– ((d+nn))kk 
Sekarang, kita substitusi sf(k) untuk i: Dk = (sfk) – (d+n)k 
Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan 
pertumbuhan populasi baru mempengaruhi persediaan modal per-pekerja. 
Investasi baru meningkatkan k, sementara depresiasi dan 
pertumbuhan populasi menurunkan k. Ketika kita tidak 
memasukkan variabel “n” dalam versi sederhana kita—kita sedang 
mengasumsikan kasus khusus di mana pertumbuhan populasi 
adalah 0. 
Chapter Seven 19
Di kondisi mapan, dampak positif investasi pada modal per pekerja 
hanya menyeimbangkan dampak negatif depresiasi dan pertumbuhan 
populasi. Begitu perekonomian ada pada kondisi mapan, investasi 
memiliki dua maksud : 
1) Beberapa di antaranya, (dk*), mengganti modal yang terdepresiasi, 
2) Sisanya, (nk*), menyediakan pekerja baru dengan jumlah modal 
kondisi mapan. 
Investasi impas ,( d + n') k 
Investasi, s f(k) 
Modal 
per pekerja, k 
Kondisi mapan 
k*' k* 
Investasi impas, (d + n) k 
Kenaikan tingkat 
pertumbuhan populasi 
akan menurunkan 
tingkat output per 
pekerja. 
Chapter Seven 20 
sf(k)
• Dalam jangka panjang, tabungan perekonomian menentukan ukuran 
dari k dan kemudian y. 
• Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal 
dan semakin tinggi tingkat y. 
• Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan periode pertumbuhan 
cepat tapi akhirnya pertumbuhan itu melambat seiring kondisi mapan 
baru tercapai. 
Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi 
menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi, 
tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan 
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 
Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi 
menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi, 
tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan 
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. 
Chapter Seven 21
Model pertumbuhan Solow (Solow growth model) 
Kondisi mapan (Steady state) 
Tingkat modal kaidah emas (Golden Rule level of capital) 
Chapter Seven 22

More Related Content

What's hot

Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Nur Anisa Rachmawati
 
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiEsterina Danar Puja
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranGunawan Manalu
 
(4) PERTUMBUHAN EKONOMI
(4) PERTUMBUHAN EKONOMI(4) PERTUMBUHAN EKONOMI
(4) PERTUMBUHAN EKONOMIBakhrul Ulum
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyL N
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asingJuni Effendi
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranMuhammad Rafi Kambara
 
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsOpissen Yudisyus
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendekmagdalena praharani
 
Pasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptPasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptCikoyen
 

What's hot (20)

Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
Peran tabungan dan investasi dalam mempercepat pertumbuhan dan pembangunan ek...
 
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan InflasiMakro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
Makro: Pertumbuhan Uang dan Inflasi
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
6 mankiw09
6 mankiw096 mankiw09
6 mankiw09
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Inflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguranInflasi dan pengangguran
Inflasi dan pengangguran
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
(4) PERTUMBUHAN EKONOMI
(4) PERTUMBUHAN EKONOMI(4) PERTUMBUHAN EKONOMI
(4) PERTUMBUHAN EKONOMI
 
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan OligopolyHarga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
Harga dan Output di Pasar Monopolistis dan Oligopoly
 
6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing6 kurs valuta asing
6 kurs valuta asing
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan PengangguranPenawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
Penawaran Agregat dan Tradeoff Jangka Pendek antara Inflasi dan Pengangguran
 
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviewsUji error correction model (ecm) dengan eviews
Uji error correction model (ecm) dengan eviews
 
produksi
produksiproduksi
produksi
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Pasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna pptPasar persaingan sempurna ppt
Pasar persaingan sempurna ppt
 

Similar to SOLOW

Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumesDissa MeLina
 
Resume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iResume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iHaiRina Sukesti
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptsayifullahsayifullah
 
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Muhammad Khoirul Fuddin
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Restu Pamungkas
 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaResume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaOpissen Yudisyus
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomediani lupitasari
 
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementerKeputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementerDonny Indrawan
 
Chapter 6. production
Chapter 6. productionChapter 6. production
Chapter 6. productionDiyahSanti1
 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiwardayadi007
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxWindaAprilia12
 

Similar to SOLOW (20)

Economic growth resumes
Economic growth resumesEconomic growth resumes
Economic growth resumes
 
Resume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi iResume pertumbuhan ekonomi i
Resume pertumbuhan ekonomi i
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Konsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan EkonomiKonsep Pertumbuhan Ekonomi
Konsep Pertumbuhan Ekonomi
 
Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow Tugas 2 cash flow
Tugas 2 cash flow
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
 
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
Bab 3 Pendapatan Nasional Dari Mana Dia Datang dan Kemana Perginya
 
Teori investasi
Teori investasiTeori investasi
Teori investasi
 
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
Analyzing project cash flow/abshor.marantika/restu aditya pamungkas/3-3
 
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptxPERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
PERTEMUAN V KPN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR DAN MULTIFLIER.pptx
 
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusiaResume  inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
Resume inovasi berkelanjutan dalam pembangunan sumber daya manusia
 
pengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan incomepengantar untuk menentukan income
pengantar untuk menentukan income
 
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementerKeputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
Keputusan pembelian terhadap barang substitusi dan komplementer
 
Chapter 6. production
Chapter 6. productionChapter 6. production
Chapter 6. production
 
Tugas ekonomi teknik #2
Tugas ekonomi teknik #2Tugas ekonomi teknik #2
Tugas ekonomi teknik #2
 
Investasi ekonomi makro
Investasi ekonomi makro Investasi ekonomi makro
Investasi ekonomi makro
 
Konsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasiKonsumsi dan investasi
Konsumsi dan investasi
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptxMakro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
Makro-Ekonomi-Pertemuan-1.pptx
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 

More from Dissa MeLina

Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goodsDissa MeLina
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanDissa MeLina
 
Perekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka KecilPerekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka KecilDissa MeLina
 
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk BelandaMengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk BelandaDissa MeLina
 
Factor-factor migrasi
Factor-factor migrasiFactor-factor migrasi
Factor-factor migrasiDissa MeLina
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISDissa MeLina
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARDissa MeLina
 
pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1Dissa MeLina
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapDissa MeLina
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesDissa MeLina
 
management chapter 11
management chapter 11management chapter 11
management chapter 11Dissa MeLina
 
The habits of people very right time
The habits of people very right timeThe habits of people very right time
The habits of people very right timeDissa MeLina
 

More from Dissa MeLina (20)

Pembukaan
PembukaanPembukaan
Pembukaan
 
Enterprenuer
EnterprenuerEnterprenuer
Enterprenuer
 
Netherlands
NetherlandsNetherlands
Netherlands
 
exercise
exerciseexercise
exercise
 
open economy
open economyopen economy
open economy
 
Capital flows and international goods
Capital flows and international goodsCapital flows and international goods
Capital flows and international goods
 
ekonomi kependudukan
ekonomi kependudukanekonomi kependudukan
ekonomi kependudukan
 
Perekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka KecilPerekonomian Terbuka Kecil
Perekonomian Terbuka Kecil
 
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk BelandaMengenal Dinamika Penduduk Belanda
Mengenal Dinamika Penduduk Belanda
 
Factor-factor migrasi
Factor-factor migrasiFactor-factor migrasi
Factor-factor migrasi
 
Isi
IsiIsi
Isi
 
PENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKROPENGANTAR MAKRO
PENGANTAR MAKRO
 
PENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNISPENGANTAR HUKUM BISNIS
PENGANTAR HUKUM BISNIS
 
ILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASARILMU ALAMIAH DASAR
ILMU ALAMIAH DASAR
 
pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1pengantar akuntansi 2 Bab 1
pengantar akuntansi 2 Bab 1
 
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetapPengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
Pengantar Akuntansi 2 Aktiva tetap
 
Mnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employeesMnagement Chap 15 motivating employees
Mnagement Chap 15 motivating employees
 
management chapter 11
management chapter 11management chapter 11
management chapter 11
 
The habits of people very right time
The habits of people very right timeThe habits of people very right time
The habits of people very right time
 
Ekonomi Koperasi
Ekonomi KoperasiEkonomi Koperasi
Ekonomi Koperasi
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 

SOLOW

  • 1. BAB 7 Pertumbuhan Ekonomi I Chapter Seven 1 ® Tutorial PowerPointÔ untuk mendampingi MAKROEKONOMI, edisi ke-6. N. Gregory Mankiw oleh Mannig J. Simidian
  • 2. Model pertumbuhan Solow (Solow Growth Model) dirancang untuk menunjukkan bagaimana pertumbuhan persediaan modal, pertumbuhan angkatan kerja, dan kemajuan teknologi berinteraksi dalam suatu perekonomian, dan bagaimana pengaruhnya terhadap output total barang dan jasa suatu negara. Mari kita sekarang memeriksa bagaimana model ini menangani akumulasi modal. Chapter Seven 2
  • 4. Mari kita analisa penawaran dan permintaan barang, dan melihat berapa banyak output diproduksi pada waktu tertentu dan bagaimana output ini dialokasikan di antara berbagai alternatif penggunaan. FFuunnggssii PPrroodduukkssii Fungsi produksi merepresentasikan transformasi dari input (angkatan kerja (L), modal (K), teknologi produksi) ke dalam output (barang jadi dan jasa pada waktu tertentu). Representasi aljabarnya : Y = F ( K , L ) z z z PPeennddaappaattaann iiss FFuunnggssii ddaarrii iinnppuutt kkiittaa yyaanngg aaddaa Chapter Seven 4 Asumsi penting: Fungsi Produksi memiliki skala hasil konstan.
  • 5. Asumsi ini memungkinkan kita menganalisis semua kuantitas relatif terhadap ukuran angkatan kerja. Set z = 1/L. Y/ L = F ( K / L , 1 ) OOuuttppuutt ttiiaapp ppeekkeerrjjaa iiss ffuunnggssii ddaarrii IInnii aaddaallaahh kkoonnssttaannttaa yyaanngg bbiissaa ddiiaabbaaiikkaann.. JJuummllaahh mmooddaall ttiiaapp ppeekkeerrjjaa Skala hasil konstan mengimplikasikan bahwa ukuran perekonomian sebagaimana diukur oleh jumlah pekerja tak mempengaruhi hubungan antara output tiap pekerja dan modal tiap pekerja. Jadi, dari sekarang, kita notasikan semua kuantitas dalam istilah tiap pekerja dalam huruf kecil. Di sini fungsi produksi kita : y = f ( k ) , di mana f(k) = F(k,1). Chapter Seven 5
  • 6. MPK = f(k + 1) – f (k) yy f(k) kk Fungsi produksi menunjukkan bagaimana jumlah modal tiap pekerja k menentukan jumlah output tiap pekerja y = f(k). Kelandaian fungsi produksi adalah produk marjinal modal : jika k meningkat sebesar 1 unit, y meningkat sebesar MPK unit. 1 MPK Chapter Seven 6
  • 7. kkoonnssuummssii ttiiaapp ppeekkeerrjjaa bbeerrggaannttuunngg ppaaddaa ttiinnggkkaatt OOuuttppuutt ttiiaapp ppeekkeerrjjaa ttaabbuunnggaann ((aannttaarraa 00 ddaann 11)) kkoonnssuummssii ttiiaapp ppeekkeerrjjaa iinnvveessttaassii Chapter Seven 7 ttiiaapp ppeekkeerrjjaa 1) yy == cc ++ ii 2) cccc ==== ((((1111----ssss))))yyyy 3) yyyy ==== ((((1111----ssss))))yyyy ++++ iiii 4) iiii ==== ssssyyyy Investasi = tabungan. Tingkat tabungan s adalah bagian dari output yang digunakan untuk investasi.
  • 8. Berikut adalah dua kekuatan yang mempengaruhi persediaan modal : • Investasi: pengeluaran tempat usaha dan peralatan. • Depresiasi : menuanya modal lama; menyebabkan persediaan modal menurun. Investasi tiap pekerja i = s y. Mari kita substitusi fungsi produksi untuk y, kita dapat mengungkapkan investasi tiap pekerja sebagai fungsi dari persediaan modal tiap pekerja : i = s f(k) Persamaan ini menghubungkan persediaan modal yang ada k dengan akumulasi modal baru i. Chapter Seven 8
  • 9. Tingkat tabungan s menentukan alokasi output antara konsumsi dan investasi. Untuk setiap tingkat k, output adalah f(k), investasi adalah s f(k), dan konsumsi adalah f(k) – sf(k). Output, f (k) c (tiap pekerja) Investasi, s f(k) i (tiap pekerja) yy y (tiap pekerja) kk Chapter Seven 9
  • 10. Dampak investasi dan depresiasi pada persediaan modal : D k = i –dk Perubahan persediaan modal Investasi Depresiasi Ingat investasi sama dengan tabungan jadi, bisa ditulis : D k = s f(k) – dk dk Chapter Seven 10 dk kk Depresiasi oleh karenanya proporsional terhadap persediaan modal.
  • 11. Investasi dan depresiasi Pada k*, investasi sama dengan depresiasi dan modal tak akan berubah sepanjang waktu. Modal Depresiasi, dk Chapter Seven tiap pekerja, 11 k i* = dk* k1 k* k2 Di bawah k*, investasi melebihi depresiasi, jadi persediaan modal tumbuh. Investasi, s f(k) Di atas k*, depresiasi melebihi investasi, jadi persediaan modal menurun.
  • 12. Model Solow menunjukkan bahwa jika tingkat tabungan tinggi, per-ekonomian Investasi dan depresiasi akan memiliki persediaan modal besar dan tingkat output tinggi. Jika tingkat tabungan rendah, perekonomian akan me-miliki menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan baru. Modal Investasi, s2f(k) Kenaikan tingkat tabungan Chapter Seven tiap pekerja, 12 k i* = dk* k1* k2* Depresiasi, dk Investasi, s1 f(k) persediaan modal kecil dan tingkat output rendah. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan baru.
  • 13. Nilai kondisi-mapan k yang memaksimalkan konsumsi disebut Tingkat Modal Kaidah Emas (Golden Rule Level of Capital). Untuk menemukan konsumsi tiap pekerja pada kondisi-mapan, kita mulai dengan identitas pos pendapatan nasional : y = c + i dan disusun ulang : c = y - i. Persamaan ini menyatakan konsumsi adalah output dikurangi investasi. Karena kita ingin menemukan konsumsi kondisi-mapan, kita substitusi nilai kondisi-mapan untuk output dan investasi. Output tiap pekerja pada kondisi-mapan adalah f (k*) di mana k* adalah persediaan modal tiap pekerja pada kondisi-mapan. Lalu, karena persediaan modal tidak berubah pada kondisi-mapan, investasi sama dengan depresiasi dk*. Mensubstitusi f (k*) untuk y dan dk* untuk i, konsumsi tiap pekerja pada kondisi mapan: c* = f (k*) - dk*. Chapter Seven 13
  • 14. c*= f (k*) - dk*. Menurut persamaan ini, konsumsi pada kondisi-mapan adalah sisa dari output kondisi-mapan dikurangi depresiasi kondisi-mapan. Ini lebih jauh menunjukkan bahwa kenaikan modal kondisi-mapan memiliki dua efek berlawanan pada konsumsi kondisi-mapan. Di satu sisi, lebih banyak modal berarti lebih banyak output. Di sisi lain, lebih banyak modal juga berarti lebih banyak output yang harus digunakan untuk mengganti modal yang habis dipakai. Output perekonomian digunakan untuk konsumsi atau investasi. Di kondisi-mapan, investasi sama dengan depresiasi. Jadi, kon-sumsi adalah selisih antara output f (k*) dan depresiasi dk*. Konsumsi kondisi-mapan di-maksimalkan pada kondisi mapan Kaidah Emas. Persediaan modal Kaidah Emas dino-tasikan k*emas, dan konsumsi Kaidah Emas adalah c*emas. dk Output, f(k) Chapter Seven 14 dk kk c *emas k*emas
  • 15. Kita buat kondisi sederhana yang mencirikan tingkat modal Kaidah Emas Ingat kemiringan fungsi produksi adalah produk marjinal modal MPK. Kemiringan garis dk* adalah d. Karena dua kemiringan ini sama pada k*emas, Kaidah Emas dapat dijelaskan dengan persamaan : MPK = d. Pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marjinal modal sama dengan tingkat depresiasi. Ingat perekonomian tidak otomatis bergravitasi menuju kondisi mapan Kaidah Emas. Jika kita ingin persediaan modal kondisi mapan tertentu, seperti Kaidah Emas, kita butuh tingkat tabungan tertentu untuk mendu-kungnya. Chapter Seven 15
  • 16. Model Solow dasar menunjukkan bahwa akumulasi modal, sendiri, tak bisa menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan : tingkat tabungan tinggi menyebabkan pertumbuhan tinggi sementara, tapi perekonomian akhirnya mendekati kondisi mapan di mana modal dan output konstan. Untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, kita harus memperluas model Solow untuk mencakup dua sumber lain dari pertumbuhan ekonomi. Jadi, kita tambahkan pertumbuhan populasi pada model. Kita akan mengasumsikan bahwa populasi dan angkatan kerja tumbuh dengan tingkat konstan n. Chapter Seven 16
  • 17. Seperti depresiasi, pertumbuhan populasi adalah salah satu alasan mengapa persediaan modal per pekerja menurun. Jika n adalah tingkat pertumbuhan populasi dan d adalah tingkat depresiasi, maka (d + n)k adalah investasi impas (break-even investment) - jumlah yang diperlukan untuk mem-pertahankan persediaan modal per pekerja k konstan. Investasi, investasi impas Agar perekonomian ada di kondisi mapan, investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan. Modal Chapter Seven per pekerja, 17 k k* Investasi impas, (d + n)k Investasi, s f(k) Agar perekonomian ada di kondisi mapan, investasi s f(k) harus mengatasi dampak depresiasi dan pertumbuhan populasi (d + n)k. Ini ditunjukkan oleh perpotongan dua kurva. Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan persediaan modal tumbuh ke kondisi mapan.
  • 18. Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi menggeser garis yang mewakili pertumbuhan populasi dan depresiasi ke atas. Kondisi mapan baru memi-liki Investasi, investasi impas tingkat modal per pekerja lebih rendah daripada kondisi Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 mengurangi persediaan modal kondisi-mapan Modal dari k*1 ke k*2. Chapter Seven per pekerja, 18 k k*1 (d + n1)k Investasi, s f(k) awal. Jadi, model Solow memprediksi per-ekonomian dengan tingkat pertumbuhan populasi lebih tinggi akan memiliki tingkat modal per pekerja lebih rendah dan karenanya pendapatan lebih rendah. k*2 (d + n2)k Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi dari n1 ke n2 mengurangi persediaan modal kondisi-mapan dari k*1 ke k*2.
  • 19. PPeerruubbaahhaann ppeerrsseeddiiaaaann mmooddaall ppeerr ppeekkeerrjjaa :: Dkk == ii –– ((d+nn))kk Sekarang, kita substitusi sf(k) untuk i: Dk = (sfk) – (d+n)k Persamaan ini menunjukkan bagaimana investasi, depresiasi dan pertumbuhan populasi baru mempengaruhi persediaan modal per-pekerja. Investasi baru meningkatkan k, sementara depresiasi dan pertumbuhan populasi menurunkan k. Ketika kita tidak memasukkan variabel “n” dalam versi sederhana kita—kita sedang mengasumsikan kasus khusus di mana pertumbuhan populasi adalah 0. Chapter Seven 19
  • 20. Di kondisi mapan, dampak positif investasi pada modal per pekerja hanya menyeimbangkan dampak negatif depresiasi dan pertumbuhan populasi. Begitu perekonomian ada pada kondisi mapan, investasi memiliki dua maksud : 1) Beberapa di antaranya, (dk*), mengganti modal yang terdepresiasi, 2) Sisanya, (nk*), menyediakan pekerja baru dengan jumlah modal kondisi mapan. Investasi impas ,( d + n') k Investasi, s f(k) Modal per pekerja, k Kondisi mapan k*' k* Investasi impas, (d + n) k Kenaikan tingkat pertumbuhan populasi akan menurunkan tingkat output per pekerja. Chapter Seven 20 sf(k)
  • 21. • Dalam jangka panjang, tabungan perekonomian menentukan ukuran dari k dan kemudian y. • Semakin tinggi tingkat tabungan, semakin tinggi persediaan modal dan semakin tinggi tingkat y. • Kenaikan tingkat tabungan menyebabkan periode pertumbuhan cepat tapi akhirnya pertumbuhan itu melambat seiring kondisi mapan baru tercapai. Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi, tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kesimpulan : meskipun tingkat tabungan tinggi menghasilkan tingkat output kondisi-mapan yang tinggi, tabungan sendiri saja tidak bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Chapter Seven 21
  • 22. Model pertumbuhan Solow (Solow growth model) Kondisi mapan (Steady state) Tingkat modal kaidah emas (Golden Rule level of capital) Chapter Seven 22