SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
Download to read offline
ffi
PRESIDEN
REPUELII( INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 53 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018
TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN ANGGOTA
DEWAN PERWAKILAN RAI(YAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL
PRESIDEN, PERMINTAAN IZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN, SERTA CUTI DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang a. bahwa menteri dan pejabat setingkat menteri yang
dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik
peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau
calon Wakil Presiden tidak harus mengundurkan diri dari
jabatannya sepanjang mendapat persetujuan dan izin Cuti
dari Presiden sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi
Nomor 68/PUU-XXI2022;
b. bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengunduran
Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralryat,
Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden,
Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil
Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye
Pemilihan Umum sudah tidak sesuai dengan
perkembangan hukum, sehingga perlu diubah;
SK No 181956A
c. bahwa
c.
INDONESIA
2-
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 201.8 tentang Tata Cara Pengunduran
Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralgrat,
Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan
Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden,
Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil
Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye
Pemilihan Umum;
Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Pemilihan
Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol7
Nomor I82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6109) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Pemilihan Umum menjadi
Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2023 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6863);
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun2Ol8 tentang Tata
Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan
Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah,
Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan
Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan
Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam
Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 106,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 62231;
Mengingat 1.
2.
3.
SK No 181977 A
MEMUTUSKAN. . .
Menetapkan
hiJ,FtfrI{Il
LIK INDONESIA
-3-
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG
TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, ANGGOTA DEWAN
PERWAKILAN DAERAH, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN
RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL PRESIDEN,
PERMINTAAN TZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN
WAKIL PRESTDEN, SERTA CUTT DALAM PELAKSANAAN
KAMPANYE PEMILIHAN UMUM.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2Ol8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ra1ryat, Anggota Dewan
Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah,
Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam
Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6223), diubah
sebagai berikut:
Ketentuan ayat (1) dan ayat (21 Pasal 18 diubah dan
di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayatyakni
ayat (1a), sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 18
(1) Pejabat negara yang dicalonkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik peserta pemilihan
umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil
Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya,
kecuali Presiden, Wakil Presiden, pimpinan dan
anggota Majelis Permusyawaratan Ralgrat, pimpinan
dan anggota DPR, pimpinan dan anggota DPD,
menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan
wakil walikota.
1
(1a) Menteri...
SK No 181976 A
EEIIFIIIIT
INDONESIA
4-
(1a) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang
dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik peserta pemilihan umum sebagai calon
Presiden atau calon Wakil Presiden sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan
persetujuan dan izin Cuti dari Presiden.
(21 Aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional
lndonesia, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, karyawan atau pejabat badan usaha milik
negara atau badan usaha milik daerah harus
mengundurkan diri apabila dicalonkan oleh partai
politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan
umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil
Presiden.
(3) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan dengan surat
pengunduran diri dan tidak dapat ditarik kembali.
(4) Pejabat negara, aparatur sipil negara, anggota
Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian
Negara Republik lndonesia, karyawan atau pejabat
badan usaha milik negara atau badan usaha milik
daerah yang mengundurkan diri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak dapat
mengajukan pengaktifan kembali.
2. Paragraf 8 Bagian Kedua pada BAB II dihapus.
3. Pasal 25 dihapus
Ketentuan Pasal 28 diubah, sehingga Pasal 28 berbunyi
sebagai berikut:
4
SK No 181969 A
Pasal28...
5
REPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 28
(1) Ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri
aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota
dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 sampai dengan
Pasal 15 berlaku secara mutatis mutandis terhadap
ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri
aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota
dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah yang
dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik peserta pemilihan umum sebagai calon
Presiden atau calon Wakil Presiden.
(21 Aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional
Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik
Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota
dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha
milik negara atau badan usaha milik daerah
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lagi
memiliki status beserta hak dan kewenangannya
sejak ditetapkan sebagai pasangan calon Presiden
dan calon Wakil Presiden.
Judul BAB III diubah, sehingga Judul BAB III berbunyi
sebagai berikut:
BAB III
PERMINTAAN PERSETUJUAN DAN IZIN DALAM
PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN
6. Di antara . . .
SK No 181975 A
PRESIDEN
BUK INDONESIA
-6-
6. Di antara Pasal 28 dan Pasal 29 disisipkan 1 (satu) pasal
yakni Pasal 28A pada BAB III yang berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 28A
(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang akan
dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai
politik peserta pemilihan umum sebagai calon
Presiden atau calon Wakil Presiden mengajukan
permintaan persetujuan kepada Presiden.
(21 Presiden memberikan persetujuan atas permintaan
menteri dan pejabat setingkat menteri dalam waktu
paling lama 15 (lima belas) hari setelah menerima
surat permintaan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam hal Presiden belum memberikan persetujuan
dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (21,
persetujuan dianggap tidak diberikan.
(41 Surat persetujuan yang diberikan oleh Presiden
kepada menteri dan pejabat setingkat menteri
sebagaimana dimaksud pada ayat (21 disampaikan
kepada Komisi Pemilihan Umum oleh partai politik
atau gabungan partai politik peserta pemilihan
umum sebagai dokumen persyaratan calon Presiden
atau calon Wakil Presiden.
Judul BAB IV diubah sehingga Judul BAB IV berbunyi
sebagai berikut:
BAB IV
TATA CARA PELAKSANAAN CUTI
DALAM PEMILIHAN UMUM
7
8. Ketentuan. . .
SK No 181974 A
8
f :ITFFII;ITN
INDONESTA
7-
Ketentuan ayat (1) dan ayat (21Pasal 31 diubah, sehingga
Pasal 31 berbunyi sebagai berikut:
Pasal 31
(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri dapat
melaksanakan kampanye apabila yang
bersangkutan:
a. sebagai calon Presiden atau calon Wakil
Presiden;
b. berstatus sebagai anggota partai politik; atau
c. anggota tim kampanye atau pelaksana
kampanye yang sudah didaftarkan ke Komisi
Pemilihan Umum.
(21 Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati,
walikota, dan wakil walikota dapat melaksanakan
kampanye apabila yang bersangkutan:
a. sebagai calon Presiden atau calon Wakil
Presiden;
b. berstatus sebagai anggota partai politik; atau
c. anggota tim kampanye atau pelaksana
kampanye yang sudah didaftarkan ke Komisi
Pemilihan Umum.
(3) Menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan
wakil walikota yang melaksanakan kampanye
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
harus menjalankan Cuti.
Di antara Pasal 34 dan Pasal 35 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 34A pada Bagian Ketiga yang berbunyi sebagai
berikut:
9
SK No 181979 A
Pasal 34A. . .
IEtrEItrITN
INDONESIA
8-
Pasal 34A
(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur,
wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan
wakil walikota yang dicalonkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik peserta pemilihan
umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil
Presiden melaksanakan Cuti pada saat:
a. pendaftaran bakal pasangan calon Presiden dan
calon Wakil Presiden;
b. pemeriksaan kesehatan bakal pasangan calon
Presiden dan calon Wakil Presiden;
c. pengundian nomor urut pasangan calon
Presiden dan calon Wakil Presiden; dan
d. selama masa Kampanye Pemilihan Umum atau
Cuti sesuai dengan kebutuhan.
(21 Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) diajukan dengan ketentuan:
a. menteri dan pejabat setingkat menteri diajukan
kepada Presiden melalui menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesekretariatan negara;
b. gubernur dan wakil gubernur diajukan kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri dengan tembusan
kepada Presiden; dan
c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil
walikota diajukan kepada gubernur dengan
tembusan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri.
(3) Permohonan izin Cuti memuat:
a. jadwal dan jangka waktu; dan
b. tempat dan/atau lokasi,
pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1).
(4) Permohonan...
SK No 181984 A
ErI-+{FI{Il
INDONESIA
9-
(4) Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c disampaikan
sebelum pelaksanaan kegiatan.
(5) Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf d diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum.
10. Ketentuan ayat (1) Pasal 35 diubah, sehingga Pasal 35
berbunyi sebagai berikut:
Pasal 35
(1) Permintaan Cuti menteri dan pejabat setingkat
menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (1) huruf b dan huruf c, serta gubernur, wakil
gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil
walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31
ayat (21 huruf b dan huruf c, diajukan dengan
ketentuan:
a. menteri dan pejabat setingkat menteri diajukan
kepada Presiden melalui menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di
bidang kesekretariatan negara;
b. gubernur dan wakil gubernur diajukan kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dalam negeri dengan tembusan
kepada Presiden; dan
c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil
walikota diajukan kepada gubernur dengan
tembusan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam
negeri.
(21 Permintaan Cuti sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) memuat:
a. jadwal . . .
SK No 181683 A
PRESIDEN
BUK INDONESIA
- 10-
a. jadwal dan jangka waktu Kampanye Pemilihan
Umum; dan
b. tempat dan/atau lokasi Kampanye Pemilihan
Umum.
(3) Permintaan Cuti sebagaimana pada ayat (1) diajukan
paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum
pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum.
11. Ketentuan Pasal 36 diubah, sehingga Pasal 36 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 36
(1) Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) hurr.rf b dan
huruf c, serta gubernur, wakil gubernur, bupati,
wakil bupati, walikota, dan wakil walikota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (21
huruf b dan huruf c melaksanakan Cuti selama
1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) minggu pada masa
Kampanye Pemilihan Umum.
(21 Hari libur merupakan hari bebas untuk melakukan
Kampanye Pemilihan Umum di luar ketentuan Cuti.
Peraturan Pemerintah
diundangkan.
Pasal II
ini mulai berlaku pada tanggal
Agar
SK No 181990 A
PRESTDEN
REPUBLIK INDONESIA
- 11-
Agar setiap
pengundangan
penempatannya
Indonesia.
orang mengetahuinya, memerintahkan
Peraturan Pemerintah ini dengan
dalam Lembaran Negara Republik
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 November 2023
PRESTDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 21 November 2023
MENTERI SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA,
PRATIKNO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 149
Salinan sesuai dengan aslinya
KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Perundang-undangan dan
Hukum,
ttd
SK No 182000A
Djaman
REPUBLIK INDONESTA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESTA
NOMOR 53 TAHUN 2023
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018
TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN ANGGOTA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH,
ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL
PRESIDEN, PERMINTAAN IZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL
PRESIDEN, SERTA CUTI DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM
UMUM
Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 68 / PUU-XXI 2022
terhadap Pasal l7O ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang
Pemilihan Umum, menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum
sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden tidak harus
mengundurkan diri dari jabatannya sepanjang mendapat persetujuan dan
izin Cuti dari Presiden.
Selain hal tersebut, mekanisme mengenai permintaan persetujuan dan
izin dalam pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta tata cara
pelaksanaan Cuti pada pemilihan umum dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2OI8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam
Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralryat, Anggota Dewan Perwakilan
Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil
Presiden, Permintaanlzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden,
serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum sudah tidak
sesuai dengan perkembangan hukum saat ini.
I
SK No 181682 A
Atas
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-2-
Atas dasar hal tersebut di atas, maka Pemerintah perlu melakukan
perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata
Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan
Ralryat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam
Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan
Kampanye Pemilihan Umum yang pengaturannya meliputi pengaturan
bahwa menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan sebagai
calon Presiden dan calon Wakil Presiden tidak harus mundur dari
jabatannya, permintaan persetujuan dan izin dalam pencalonan Presiden
dan Wakil Presiden, serta tata cara pelaksanaan Cuti dalam pemilihan
umum.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Angka 1
Pasal 18
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "pejabat negara" dalam
ketentuan ini adalah:
a. ketua, wakil ketua, ketua muda, dan hakim agung
pada Mahkamah Agung;
b. ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan
peradilan, kecuali hakim ad lwc;
c. ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah
Konstitusi;
d. ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa
Keuangan;
e. ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial;
f. ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan
Korupsi;
SK No 181970 A
g.kepala...
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
-3-
g. kepala perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar
Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; dan
h. pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh
undang-undang.
Ayat (1a)
Cukup jelas.
Ayat (21
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Angka 2
Cukup jelas.
Angka 3
Cukup jelas.
Angka 4
Pasal 28
Cukup jelas.
Angka 5
Cukup jelas.
Angka 6
Pasal 28A
Cukup jelas.
Angka 7
Cukup jelas.
SK No 181994A
Angka 8
PRESIDEN
REPUBU|C
'NDONESIA
-4-
Angka 8
Pasal 31
Cukup jelas.
Angka 9
Pasal 34A
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Cukup jelas.
Ayat (5)
Yang dimaksud dengan "diajukan paling lambat
7 (tujuh) hari" adalah surat permintaan Cuti harus
sudah diterima oleh pejabat yang berwenang paling
lambat 7 (tujuh) hari sebelum menteri dan pejabat
setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati,
wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang
bersangkutan melaksanakan kampanye.
Angka 10
Pasal 35
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
SK No 181995 A
Ayat(3) ...
INDONE:5IA
5-
Ayat (3)
Angka 1 1
Pasal 36
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud d.engan "diajukan paling lambat 12 (dua
belas) hari kerja" adalah surat permintaan cuti harus
sudah diterima
.oleh.
pejabat yLng berwenang paling
lambat 12 (dua belas) hari keda seberum menteri dan
pejabat setingkat menteri, 916".rrr., wakil gubernur,
bupati, wakil bupati, walikot-a, dan wakil wafiota yang
bersangkutan melaksanakan kampanye.
Hari libur dalam ketentuan ini termasuk hari yang
diliburkan secara nasional.
Pasal II
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6901
SK No 181960A

More Related Content

What's hot

Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfDianSopyan
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPusdiklatpemdaPemeri
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Yudhi Aldriand
 
2 sk. karang taruna kel.ijobalit
2 sk. karang taruna kel.ijobalit2 sk. karang taruna kel.ijobalit
2 sk. karang taruna kel.ijobalitDeddy Sutarmin
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesEka Saputra
 
Memori jabatan 2013
Memori jabatan 2013  Memori jabatan 2013
Memori jabatan 2013 Kang Margino
 
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaranari saridjo
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desaAbdul Kohar
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMSyahroni Ateng Syafrudin
 
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris Desa
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris DesaKeputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris Desa
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris DesaPemdes Wlahar Wetan
 
Surat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxSurat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxUdhay Rullah
 
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.ppt
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.pptMekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.ppt
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.pptLitbangBappedaKotaDe
 
Usul bend. dan kep. sek
Usul bend. dan kep. sekUsul bend. dan kep. sek
Usul bend. dan kep. sekRatri P
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Ridho Fitrah Hyzkia
 
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.md
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.mdVisi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.md
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.mdAji Sahdi Sutisna
 

What's hot (20)

Pedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdfPedum-Posyantek-1.pdf
Pedum-Posyantek-1.pdf
 
Peningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desaPeningkatan kapasitas aparatur desa
Peningkatan kapasitas aparatur desa
 
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)
 
2 sk. karang taruna kel.ijobalit
2 sk. karang taruna kel.ijobalit2 sk. karang taruna kel.ijobalit
2 sk. karang taruna kel.ijobalit
 
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDesPenyusunan RPJMDes dan RKPDes
Penyusunan RPJMDes dan RKPDes
 
Memori jabatan 2013
Memori jabatan 2013  Memori jabatan 2013
Memori jabatan 2013
 
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa KedungjaranPerdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
Perdes No.6 Th 2015 tentang Hari dan Jam kerja Pemerintah Desa Kedungjaran
 
Sk pokja profil desa
Sk pokja profil desaSk pokja profil desa
Sk pokja profil desa
 
Berita acara rt
Berita acara rtBerita acara rt
Berita acara rt
 
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaanSk no. 8 pendirian perpustakaan
Sk no. 8 pendirian perpustakaan
 
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
Bentuk keputusan dan petikan keputusan kepala desa tentang pengangkatan dan p...
 
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPMRencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
Rencana Aksi penerapan dan pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM
 
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris Desa
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris DesaKeputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris Desa
Keputusan Kepala Desa Wlahar Wetan No 11 Tahun 2015 tentang Plh. Sekretaris Desa
 
Surat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docxSurat Keterangan Yatim.docx
Surat Keterangan Yatim.docx
 
Pedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang TarunaPedoman Dasar Karang Taruna
Pedoman Dasar Karang Taruna
 
RPJM Desa
RPJM DesaRPJM Desa
RPJM Desa
 
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.ppt
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.pptMekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.ppt
Mekanisme Pembentukan BRIDA 25 Juli 2022.ppt
 
Usul bend. dan kep. sek
Usul bend. dan kep. sekUsul bend. dan kep. sek
Usul bend. dan kep. sek
 
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
Grand Design Pembangunan ASN 2020 - 2025
 
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.md
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.mdVisi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.md
Visi misi calon kades panjalu hendi setiadi sarif, a.md
 

Similar to Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023

PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018AndamAnnisa
 
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...Yudhi Aldriand
 
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfV.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfshirizkiku
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikM. ALI AMIRUDDIN
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangMuhammadNorman9
 
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptx
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptxMATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptx
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptxgilangxtc69
 
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Yogi Fachri Prayoga
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Election Commision
 
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptx
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptxRakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptx
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptxHanyaAbdulH
 
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politik
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politikUu 2 tahun 2011 ttg partai politik
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politikM Ungang
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3Sari Kusuma Dewi
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivKutsiyatinMSi
 
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...Penataan Ruang
 
UU_12_Tahun_2008.pdf
UU_12_Tahun_2008.pdfUU_12_Tahun_2008.pdf
UU_12_Tahun_2008.pdfalafkaar
 

Similar to Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023 (20)

PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018PP nomor 32 Tahun 2018
PP nomor 32 Tahun 2018
 
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI K...
 
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdfV.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
V.17_ RPKPUPencalonanPPWP_Bahan Uji Publik.pdf
 
Uu no 2_2011
Uu no 2_2011Uu no 2_2011
Uu no 2_2011
 
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politikUU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
UU RI nomor 2 tahun 2011 tentang partai politik
 
2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf2022pkpu008.pdf
2022pkpu008.pdf
 
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utangPP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
PP No.37 TH 2004.pdf tentang kepailitan dan penundaan membayar utang
 
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptx
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptxMATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptx
MATERI PENERAPAN PASAL 71.pptx.pptx.pptx
 
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017PKPU Nomor 12 Tahun 2017
PKPU Nomor 12 Tahun 2017
 
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
Ruu Pilkada Melalui DPRD, 24/September/2014
 
Implikasi hasil jr uu parpol
Implikasi hasil jr uu parpolImplikasi hasil jr uu parpol
Implikasi hasil jr uu parpol
 
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
Implementasi UU Nomor 1 Tahun 2015 dan UU Nomor 8 tahun 2015
 
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptx
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptxRakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptx
Rakor Pencalonan DPRD Pemilu 2024.pptx
 
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politik
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politikUu 2 tahun 2011 ttg partai politik
Uu 2 tahun 2011 ttg partai politik
 
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
UU Nomor 2 Tahun 2018 Tentang MD3
 
PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018PKPU 22 tahun 2018
PKPU 22 tahun 2018
 
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal ivPengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
Pengawasan netralitas pns direktur wasdal iv
 
PKPU Nomor 15 Tahun 2017
PKPU Nomor 15 Tahun 2017PKPU Nomor 15 Tahun 2017
PKPU Nomor 15 Tahun 2017
 
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...
Undang-undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang No...
 
UU_12_Tahun_2008.pdf
UU_12_Tahun_2008.pdfUU_12_Tahun_2008.pdf
UU_12_Tahun_2008.pdf
 

More from CIkumparan

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfCIkumparan
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfCIkumparan
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfCIkumparan
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfCIkumparan
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxxCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffCIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxCIkumparan
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxCIkumparan
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfCIkumparan
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...CIkumparan
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfCIkumparan
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfCIkumparan
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357CIkumparan
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfCIkumparan
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranCIkumparan
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXCIkumparan
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMCIkumparan
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023CIkumparan
 
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023CIkumparan
 

More from CIkumparan (20)

Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdfSalinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
Salinan Perpres Nomor 32 Tahun 2024 .pdf
 
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
SE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdfSE_597_2024.pdf
 
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdfrilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
rilis pengawasan pungut hitung newwwwww.pdf
 
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdfPemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
Pemetaan Partai Politik Pengusung Mantan Napi Korupsi.pdf
 
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdfPemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
Pemetaan Mantan Napi Korupsi dalam DCT Caleg Pemilu 2024.pdf
 
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
2024kpt122.pdf KPU document 2024 122xxxx
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffffSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdffff
 
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxxSalinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
Salinan Perpres Nomor 10 Tahun 2024.pdfxxxxx
 
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxxKeppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
Keppres Nomor 8 Tahun 2024 pdfxxxxxxxxxxx
 
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdfV3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
V3. PERS RELEASE PENERIMAAN LADK PARPOL.pdf
 
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
Peraturan BEM UI 2023 tentang Pelaporan, Penanganan, dan Pencegahan Kekerasan...
 
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdfSalinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
Salinan Perpres Nomor 79 Tahun 2023 (1).pdf
 
Rilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdfRilis Timnas AMIN.pdf
Rilis Timnas AMIN.pdf
 
Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357Salinan Permohonan_3357
Salinan Permohonan_3357
 
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdfSP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
SP - Pelantikan Pejabat Kemenkeu-final.pdf
 
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-GibranSalinan Visi Misi Prabowo-Gibran
Salinan Visi Misi Prabowo-Gibran
 
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOXSalinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
Salinan SE Peningkatan Kewaspadaan MPOX
 
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAMSalinan AMIN VISI MISI PROGRAM
Salinan AMIN VISI MISI PROGRAM
 
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
Salinan PP Nomor 48 Tahun 2023
 
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
Salinan KEPGUB DKI Nomor 636 Tahun 2023
 

Salinan PP Nomor 53 Tahun 2023

  • 1. ffi PRESIDEN REPUELII( INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2023 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAI(YAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL PRESIDEN, PERMINTAAN IZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, SERTA CUTI DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang a. bahwa menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden tidak harus mengundurkan diri dari jabatannya sepanjang mendapat persetujuan dan izin Cuti dari Presiden sebagaimana Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 68/PUU-XXI2022; b. bahwa beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralryat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum, sehingga perlu diubah; SK No 181956A c. bahwa
  • 2. c. INDONESIA 2- bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 201.8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralgrat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum; Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol7 Nomor I82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6109) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Pemilihan Umum menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6863); Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun2Ol8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 62231; Mengingat 1. 2. 3. SK No 181977 A MEMUTUSKAN. . .
  • 3. Menetapkan hiJ,FtfrI{Il LIK INDONESIA -3- MEMUTUSKAN: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL PRESIDEN, PERMINTAAN TZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESTDEN, SERTA CUTT DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2Ol8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ra1ryat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2Ol8 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6223), diubah sebagai berikut: Ketentuan ayat (1) dan ayat (21 Pasal 18 diubah dan di antara ayat (1) dan ayat (2) disisipkan 1 (satu) ayatyakni ayat (1a), sehingga Pasal 18 berbunyi sebagai berikut: Pasal 18 (1) Pejabat negara yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya, kecuali Presiden, Wakil Presiden, pimpinan dan anggota Majelis Permusyawaratan Ralgrat, pimpinan dan anggota DPR, pimpinan dan anggota DPD, menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota. 1 (1a) Menteri... SK No 181976 A
  • 4. EEIIFIIIIT INDONESIA 4- (1a) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapatkan persetujuan dan izin Cuti dari Presiden. (21 Aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional lndonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, karyawan atau pejabat badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah harus mengundurkan diri apabila dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden. (3) Pengunduran diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dinyatakan dengan surat pengunduran diri dan tidak dapat ditarik kembali. (4) Pejabat negara, aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik lndonesia, karyawan atau pejabat badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak dapat mengajukan pengaktifan kembali. 2. Paragraf 8 Bagian Kedua pada BAB II dihapus. 3. Pasal 25 dihapus Ketentuan Pasal 28 diubah, sehingga Pasal 28 berbunyi sebagai berikut: 4 SK No 181969 A Pasal28...
  • 5. 5 REPUBLIK INDONESIA -5- Pasal 28 (1) Ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal9 sampai dengan Pasal 15 berlaku secara mutatis mutandis terhadap ketentuan mengenai tata cara pengunduran diri aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden. (21 Aparatur sipil negara, anggota Tentara Nasional Indonesia, anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas, atau karyawan pada badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak lagi memiliki status beserta hak dan kewenangannya sejak ditetapkan sebagai pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden. Judul BAB III diubah, sehingga Judul BAB III berbunyi sebagai berikut: BAB III PERMINTAAN PERSETUJUAN DAN IZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 6. Di antara . . . SK No 181975 A
  • 6. PRESIDEN BUK INDONESIA -6- 6. Di antara Pasal 28 dan Pasal 29 disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 28A pada BAB III yang berbunyi sebagai berikut: Pasal 28A (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri yang akan dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden mengajukan permintaan persetujuan kepada Presiden. (21 Presiden memberikan persetujuan atas permintaan menteri dan pejabat setingkat menteri dalam waktu paling lama 15 (lima belas) hari setelah menerima surat permintaan persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Dalam hal Presiden belum memberikan persetujuan dalam waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (21, persetujuan dianggap tidak diberikan. (41 Surat persetujuan yang diberikan oleh Presiden kepada menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud pada ayat (21 disampaikan kepada Komisi Pemilihan Umum oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai dokumen persyaratan calon Presiden atau calon Wakil Presiden. Judul BAB IV diubah sehingga Judul BAB IV berbunyi sebagai berikut: BAB IV TATA CARA PELAKSANAAN CUTI DALAM PEMILIHAN UMUM 7 8. Ketentuan. . . SK No 181974 A
  • 7. 8 f :ITFFII;ITN INDONESTA 7- Ketentuan ayat (1) dan ayat (21Pasal 31 diubah, sehingga Pasal 31 berbunyi sebagai berikut: Pasal 31 (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri dapat melaksanakan kampanye apabila yang bersangkutan: a. sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden; b. berstatus sebagai anggota partai politik; atau c. anggota tim kampanye atau pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum. (21 Gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota dapat melaksanakan kampanye apabila yang bersangkutan: a. sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden; b. berstatus sebagai anggota partai politik; atau c. anggota tim kampanye atau pelaksana kampanye yang sudah didaftarkan ke Komisi Pemilihan Umum. (3) Menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang melaksanakan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) harus menjalankan Cuti. Di antara Pasal 34 dan Pasal 35 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 34A pada Bagian Ketiga yang berbunyi sebagai berikut: 9 SK No 181979 A Pasal 34A. . .
  • 8. IEtrEItrITN INDONESIA 8- Pasal 34A (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden melaksanakan Cuti pada saat: a. pendaftaran bakal pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden; b. pemeriksaan kesehatan bakal pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden; c. pengundian nomor urut pasangan calon Presiden dan calon Wakil Presiden; dan d. selama masa Kampanye Pemilihan Umum atau Cuti sesuai dengan kebutuhan. (21 Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan dengan ketentuan: a. menteri dan pejabat setingkat menteri diajukan kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara; b. gubernur dan wakil gubernur diajukan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dengan tembusan kepada Presiden; dan c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota diajukan kepada gubernur dengan tembusan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. (3) Permohonan izin Cuti memuat: a. jadwal dan jangka waktu; dan b. tempat dan/atau lokasi, pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Permohonan... SK No 181984 A
  • 9. ErI-+{FI{Il INDONESIA 9- (4) Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b, dan huruf c disampaikan sebelum pelaksanaan kegiatan. (5) Permohonan izin Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum. 10. Ketentuan ayat (1) Pasal 35 diubah, sehingga Pasal 35 berbunyi sebagai berikut: Pasal 35 (1) Permintaan Cuti menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) huruf b dan huruf c, serta gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (21 huruf b dan huruf c, diajukan dengan ketentuan: a. menteri dan pejabat setingkat menteri diajukan kepada Presiden melalui menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesekretariatan negara; b. gubernur dan wakil gubernur diajukan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri dengan tembusan kepada Presiden; dan c. bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota diajukan kepada gubernur dengan tembusan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dalam negeri. (21 Permintaan Cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat: a. jadwal . . . SK No 181683 A
  • 10. PRESIDEN BUK INDONESIA - 10- a. jadwal dan jangka waktu Kampanye Pemilihan Umum; dan b. tempat dan/atau lokasi Kampanye Pemilihan Umum. (3) Permintaan Cuti sebagaimana pada ayat (1) diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari kerja sebelum pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum. 11. Ketentuan Pasal 36 diubah, sehingga Pasal 36 berbunyi sebagai berikut: Pasal 36 (1) Menteri dan pejabat setingkat menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) hurr.rf b dan huruf c, serta gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31 ayat (21 huruf b dan huruf c melaksanakan Cuti selama 1 (satu) hari kerja dalam 1 (satu) minggu pada masa Kampanye Pemilihan Umum. (21 Hari libur merupakan hari bebas untuk melakukan Kampanye Pemilihan Umum di luar ketentuan Cuti. Peraturan Pemerintah diundangkan. Pasal II ini mulai berlaku pada tanggal Agar SK No 181990 A
  • 11. PRESTDEN REPUBLIK INDONESIA - 11- Agar setiap pengundangan penempatannya Indonesia. orang mengetahuinya, memerintahkan Peraturan Pemerintah ini dengan dalam Lembaran Negara Republik Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2023 PRESTDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 21 November 2023 MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PRATIKNO LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2023 NOMOR 149 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Perundang-undangan dan Hukum, ttd SK No 182000A Djaman
  • 12. REPUBLIK INDONESTA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESTA NOMOR 53 TAHUN 2023 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 32 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENGUNDURAN DIRI DALAM PENCALONAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN DAERAH, ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PRESIDEN, DAN WAKIL PRESIDEN, PERMINTAAN IZIN DALAM PENCALONAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, SERTA CUTI DALAM PELAKSANAAN KAMPANYE PEMILIHAN UMUM UMUM Berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 68 / PUU-XXI 2022 terhadap Pasal l7O ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2Ol7 tentang Pemilihan Umum, menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebagai calon Presiden atau calon Wakil Presiden tidak harus mengundurkan diri dari jabatannya sepanjang mendapat persetujuan dan izin Cuti dari Presiden. Selain hal tersebut, mekanisme mengenai permintaan persetujuan dan izin dalam pencalonan Presiden dan Wakil Presiden serta tata cara pelaksanaan Cuti pada pemilihan umum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2OI8 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralryat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Ralryat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaanlzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum sudah tidak sesuai dengan perkembangan hukum saat ini. I SK No 181682 A Atas
  • 13. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -2- Atas dasar hal tersebut di atas, maka Pemerintah perlu melakukan perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pengunduran Diri dalam Pencalonan Anggota Dewan Perwakilan Ralryat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden, dan Wakil Presiden, Permintaan lzin dalam Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta Cuti dalam Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Umum yang pengaturannya meliputi pengaturan bahwa menteri dan pejabat setingkat menteri yang dicalonkan sebagai calon Presiden dan calon Wakil Presiden tidak harus mundur dari jabatannya, permintaan persetujuan dan izin dalam pencalonan Presiden dan Wakil Presiden, serta tata cara pelaksanaan Cuti dalam pemilihan umum. II. PASAL DEMI PASAL Pasal I Angka 1 Pasal 18 Ayat (1) Yang dimaksud dengan "pejabat negara" dalam ketentuan ini adalah: a. ketua, wakil ketua, ketua muda, dan hakim agung pada Mahkamah Agung; b. ketua, wakil ketua, dan hakim pada semua badan peradilan, kecuali hakim ad lwc; c. ketua, wakil ketua, dan anggota Mahkamah Konstitusi; d. ketua, wakil ketua, dan anggota Badan Pemeriksa Keuangan; e. ketua, wakil ketua, dan anggota Komisi Yudisial; f. ketua dan wakil ketua Komisi Pemberantasan Korupsi; SK No 181970 A g.kepala...
  • 14. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -3- g. kepala perwakilan Republik Indonesia di luar negeri yang berkedudukan sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh; dan h. pejabat negara lainnya yang ditentukan oleh undang-undang. Ayat (1a) Cukup jelas. Ayat (21 Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Angka 2 Cukup jelas. Angka 3 Cukup jelas. Angka 4 Pasal 28 Cukup jelas. Angka 5 Cukup jelas. Angka 6 Pasal 28A Cukup jelas. Angka 7 Cukup jelas. SK No 181994A Angka 8
  • 15. PRESIDEN REPUBU|C 'NDONESIA -4- Angka 8 Pasal 31 Cukup jelas. Angka 9 Pasal 34A Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Cukup jelas. Ayat (a) Cukup jelas. Ayat (5) Yang dimaksud dengan "diajukan paling lambat 7 (tujuh) hari" adalah surat permintaan Cuti harus sudah diterima oleh pejabat yang berwenang paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum menteri dan pejabat setingkat menteri, gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikota, dan wakil walikota yang bersangkutan melaksanakan kampanye. Angka 10 Pasal 35 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas. SK No 181995 A Ayat(3) ...
  • 16. INDONE:5IA 5- Ayat (3) Angka 1 1 Pasal 36 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimaksud d.engan "diajukan paling lambat 12 (dua belas) hari kerja" adalah surat permintaan cuti harus sudah diterima .oleh. pejabat yLng berwenang paling lambat 12 (dua belas) hari keda seberum menteri dan pejabat setingkat menteri, 916".rrr., wakil gubernur, bupati, wakil bupati, walikot-a, dan wakil wafiota yang bersangkutan melaksanakan kampanye. Hari libur dalam ketentuan ini termasuk hari yang diliburkan secara nasional. Pasal II Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6901 SK No 181960A