projek

1. SINERGISITAS EMBRIOLOGI
MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN PJOK K13
menuju KURIKULUM
NASIONAL berbasis
NEUROSCIENCE
By : Dr.Saichudin,M.Kes
saihazel@ymail.com
(081333214721)

2. d. Proses Pengembangan dan Implementasi Kurikulum Nasional
KURIKULUM
2013
(PERBAIKAN)
PROSES
PELATIHAN
GURU DAN
PENDAMPIN
GAN
SEKOLAH
PENERAPAN
BERTAHAP DAN
PENDAMPINGAN
SEKOLAH
MONITORIN
G DAN
EVALUASI
2015
PROSES KONTINU PENERAPAN KURIKULUM NASIONAL
2016 - 2020
PELIBATAN PUBLIK
(PRAKTISI [FORMAL DAN NON FORMAL]),
AKADEMISI DAN PENGAMAT, DUNIA
USAHA/INDUSTRI DAN ORGANISASI PROFESI,
ORANGTUA, DAN SISWA)
KURIKULUM
TAHUN 2006
(KTSP)
KURIKULUM
2013
PROSES
PERBAIKAN;
Berdasarkan evaluasi
dan masukan publik
Pengembangan:
• Nilai-nilai
kebangsaan
• Pendidikan
karakter
terintegrasi
• Ketrampilan
bernalar
• Penilaian otentik
(menyeluruh dari
proses sampai
output)

3. e. Tahap Implementasi Kurikulum Nasional
± 94% sekolah KTSP
± 75% sekolah KTSP
± 40% sekolah KTSP
± 6% sekolah K2013
± 10% sekolah K13
(semua kelas)
Perbaikan K2013
• Ragam model pengembangan kapasitas sekolah secara reguler
berbasis kompetensi dan konteks wilayah
• Persiapan Sekolah Rintisan
• Program pengembangan yang holistik untuk daerah khusus,
termasuk 3T
Tahap Implementasi Kurikulum Nasional
dengan pendampingan sekolah dan
pengimbasan dari Sekolah Rintisan
Juli
2015
Juli
2019
Juli
2017
Juli
2016
Juli
2018
Juli
2020
± 15% sekolah K13
(kelas 1,4,7,10)
± 10% sekolah K13
(semua kelas)
± 15% sekolah K13
(kelas 1,2,4,5,7,8,10,11)
± 35% sekolah K13
(kelas 1,4,7,10)
± 25% sekolah K13
(semua kelas)
± 35% sekolah K13
(kelas 1,2,4,5,7,8,10,11)
± 40% sekolah K13
(kelas 1,4,7,10)
± 60% sekolah K13
(semua kelas)
± 40% sekolah K13
(kelas 1,2,4,5,7,8,10,11)
PENERAPAN
KURIKULUM
NASIONAL DI
SEMUA
SEKOLAH DAN
SEMUA KELAS
Juli
2021

4. f. Proses Pengembangan Dokumen Kurikulum Nasional
PENDAMPINGAN DAN OTORISASI
PENGEMBANGAN OPSI TEMPLATE SILABUS,
BUKU SISWA DAN GURU SERTA MATERI AJAR
BERMUTU
SILABUS
RPP
MATERI DAN ALAT AJAR
KESIAPAN PESERTA DIDIK TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL KEBUTUHAN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) SATUAN PENDIDIKAN
KERANGKA DASAR KURIKULUM
(Filosofis, Yuridis, Konseptual)
STRUKTUR KURIKULUM
STANDAR PROSES STANDAR ISI STANDAR PENILAIAN
KURIKULUM
NASIONAL
KEMDIKBUD
SEKOLAH
KURIKULUM TINGKAT
DAERAH DAN SEKOLAH
(Pilihan, Terintegrasi
dengan Keunggulan
Lokal)

5. b. Strategi Pelatihan
Guru Sasaran
(GS)
Instruktur Nasional
(IN)
Narasumber Nasional
(NS)
NS
IN
GS
Guru Sasaran
(GS)
Narasumber Nasional
(NS)
NS
GS
SD, SMP, SMA, SMK Mapel Umum dan Peminatan SMA
SMK Mapel Produktif

6. f. Tujuan Pendidikan Nasional
(Pasal 3 UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003)
Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Sikap
Spiritual beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Sosial berakhlak mulia, sehat, mandiri, demokratis, bertanggung
jawab
Pengetahuan berilmu
Keterampilan cakap dan kreatif

7. Kompetensi
Peserta Didik
g. Tambahan Butir 4 Pasal 1
Kompetensi adalah seperangkat sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh
Peserta Didik setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan
pendidikan tertentu.
Sikap
Pengetahuan
Keterampilan
Muatan
Pembelajaran 1
Muatan
Pembelajaran 2
Muatan
Pembelajaran n
..
Kompetensi Guru
Individu
Sosial
Profesi
Pedagogi

8. a. Pengertian Kurikulum UU No. 20/2003
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Tujuan
Isi dan Bahan
Cara
Pengaturan
kurikulum
Kompetensi
Proses
Penilaian
Materi

9. Kurikulum
Standar Penilaian
(Termasuk UN)
b. Pasal 2A, PP 32/2013
Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana dimaksud digunakan
sebagai acuan utama dalam Pengembangan Standar Isi, Standar
Proses, Standar Penilaian Pendidikan, Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pengelolaan, dan Standar Pembiayaan.
Standar
Kompetensi
Lulusan
Standar Isi
Standar
Proses
Standar
Pendidik dan
Tenaga
Kependidikan
Standar
Sarpras
Standar
Pengelolaan
Standar
Pembiayaan
9

10. Gradasi antar Satuan Pendidikan memperhatikan;
1. Perkembangan psikologis anak
2. Lingkup dan kedalaman materi
3. Kesinambungan
4. Fungsi satuan pendidikan
5. Lingkungan
c. Rumusan Kompetensi Lulusan
Kurikulum 2013
DOMAIN SD SMP SMA-SMK
SIKAP
Menerima + Menjalankan + Menghargai + Menghayati + Mengamalkan +
Mengomunikasikan
PRIBADI YANG BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL, ALAM SEKITAR, SERTA DUNIA DAN
PERADABANNYA
KETERAMPILAN
Mengamati + Menanya + Mencoba + Menalar + Menyaji + Mencipta +
Mengomunikasikan
PRIBADI YANG BERKEMAMPUAN PIKIR DAN TINDAK YANG PRODUKTIF DAN KREATIF DALAM RANAH
KONKRET DAN ABSTRAK
PENGETAHUAN
Mengetahui + Memahami + Menerapkan + Menganalisis + Mengevaluasi + Mencipta +
Mengomunikasikan
PRIBADI YANG MENGUASAI ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI, SENI, BUDAYA DAN BERWAWASAN
KEMANUSIAAN, KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN PERADABAN
Keterampilan bukan hanya bermodal psikomotorik!
Sikap bukan hanya bermodal afektif!

11. d. Standar Kompetensi Lulusan –
Domain Sikap
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DI SEKITAR RUMAH, SEKOLAH, DAN
TEMPAT BERMAIN
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB
DALAM BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF
DENGAN LINGKUNGAN SOSIAL DAN
ALAM
DALAM JANGKAUAN PERGAULAN DAN
KEBERADAANNYA
MEMILIKI PERILAKU YANG
MENCERMINKAN SIKAP ORANG
BERIMAN, BERAKHLAK MULIA, PERCAYA
DIRI, DAN BERTANGGUNG JAWAB DALAM
BERINTERAKSI SECARA EFEKTIF DENGAN
LINGKUNGAN SOSIAL DAN ALAM
SERTA DALAM MENEMPATKAN DIRINYA
SEBAGAI CERMINAN BANGSA DALAM
PERGAULAN DUNIA

12. e. Standar Kompetensi Lulusan –
Domain Keterampilan
SD SMP SMA/K
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN YANG
DITUGASKAN KEPADANYA.
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
SESUAI DENGAN YANG DIPELAJARI
DI SEKOLAH DAN SUMBER LAIN
SEJENIS
MEMILIKI KEMAMPUAN PIKIR DAN
TINDAK YANG EFEKTIF DAN KREATIF
DALAM RANAH ABSTRAK DAN
KONKRET
TERKAIT DENGAN
PENGEMBANGAN DARI YANG
DIPELAJARINYA DI SEKOLAH
SECARA MANDIRI MENGGUNAKAN
SUMBER DENGAN SUDUT
PANDANG BERBEDA

13. f. Standar Kompetensi Lulusan –
Domain Pengetahuan
SD SMP SMA/K
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL DAN KONSEPTUAL
DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN
KEJADIAN DI LINGKUNGAN
RUMAH, SEKOLAH, DAN TEMPAT
BERMAIN
MEMILIKI PENGETAHUAN
FAKTUAL, KONSEPTUAL DAN
PROSEDURAL DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT FENOMENA DAN KEJADIAN
YANG TAMPAK MATA
MEMILIKI PENGETAHUAN
PROSEDURAL DAN METAKOGNITIF
DALAM
ILMU PENGETAHUAN, TEKNOLOGI,
SENI, DAN BUDAYA DENGAN
WAWASAN KEMANUSIAAN,
KEBANGSAAN, KENEGARAAN, DAN
PERADABAN
TERKAIT PENYEBAB FENOMENA
DAN KEJADIAN

14. h. Generasi Emas 100 Tahun Indonesia Merdeka
Kelompok
umur
Jumlah Penduduk (juta)
Generasi 100 thn Merdeka
(Usia pada tahun 2045)
Strukutur Penduduk Indonesia
Tahun 2010
45-54 tahun
35-44 tahun
Periode Bonus Demografi
2010-2035
Paudisasi
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah
bersekolah
Pend. Menengah Universal (PMU) & Kurikulum 2013
Pendidikan Tinggi berkualitas dan berdaya saing
Pendidikan Dasar berkualitas dan merata
Pendidikan karakter
Memastikan semua penduduk usia sekolah bersekolah
Sumber: Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2015
(Bappenas, BPS, UNFPA 2013))
Jumlah Penduduk:
238,5 Juta orang

15. Proses Pembelajaran Berbasis Kurikulum2013
Observing
(mengamati)
Questioning
(menanya)
Associating
(menalar)
Experimenting
(mencoba)
Mengumpulkan
Data
Creating
Networking
Communicating
Implementating
Pendekatan Ilmiah pada Pelaksanaan Pembelajaran
PENUTUP:
Simpulan, Motivasi Akhir,
Pengayaan, Salam
PEMBUKAAN:
Salam, Apersepsi, Pengantar
Materi, Motivasi Awal
Intrapersonal
Interpersonal

16. Menyiapkan Bahan Makanan Utama dan Menyintai Lingkungan

23. Membangun Bangsa melalui Sentuhan Guru di SMPN 113 7

24. IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
BERBASIS NEUROSCIENCE
• SSP: OTAK
(ENSEFALON)
DAN MEDULA
SPINALIS, SBG
PUSAT
INTEGRASI DAN
KONTROL
SELURUH
AKTIVITAS
TUBUH
• SST: SARAF
KRANIAL DAN
SPINAL

25. PEMETAAN 12 KECERDASAN JAMAK
PADA SUSUNAN SARAF PUSAT DALAM
KURIKULUM 2013
KECERDASAN JAMAK (HOWARD)
• KECERDASAN VERBAL LINGUISTIK
• KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA
• KECERDASAN KINESTETIK
• KECERDASAN VISUAL SPATIAL
• KECERDASAN INTRAPERSONAL
• KECERDASAN INTERPERSONAL
• KECERDASAN SPIRITUAL
• KECERDASAN MUSIKAL
• KECERDASAN NATURALISTIK
• KECERDASAN INTUISI
• KECERDASAN EKSISTENSIALIS
• KECERDASAN KULINER
ANATOMY FISIOLOGY SSP

26. STRATEGI PEMBELAJARAN
berbasis
NEUROSCIENCE
Strategi Pembelajaran adalah adalah suatu
paket materi dan prosedur pembelajaran
yang dipergunakan secara bersama-sama
dan diorganisasikan untuk memperoleh hasil
belajar yang diharapkan (Dick and Carey )

27. FAKTOR PENENTU STRATEGI
MENGAJAR DAN PEMBELAJARAN PJOK
• KEMAMPUAN PESERTA DIDIK (KEMAMPUAN
MOTORIK, TINGKAT KEBUGARAN JASMANI,
SPATIAL AWERENESS (Kesadaran), PERILAKU,
KEPERCAYAAN DIRI).
• MENSTIMULASI INDRA DAN KEINGINTAHUAN
PESERTA DIDIK SECARA LANGSUNG MELALUI
PENDEKATAN SAINTIFIK
• MEMILIH GAYA/METODE (MOSSTON, 1986),
TEACHER CENTER LEARNING S/D STUDENT
CENTER LEARNING YANG SESUAI

28. DILIHAT DARI STRATEGINYA,
PEMBELAJARAN DAPAT
DIKELOMPOKKAN
(1) Exposition (penjelasan/teks)-
discovery (penemuan) learning
(2) group-individual-klasikal
learning.

29. DITINJAU DARI CARA PENYAJIAN DAN
CARA PENGOLAHANNYA STRATEGI
PEMBELAJARAN
• strategi pembelajaran induktif
(digeneralisasi dari populasi
berdasarkan data sampel)
• strategi pembelajaran deduktif
(Chechep, 2005)

30. STRATEGI PEMBELAJARAN PJOK
BERBASIS
TAILOR-MADE
• PENJELASAN TARGET CAPAIAN DAN GARIS BESAR
MATERI PEMBELAJARAN
• COMPETENCY ORIENTED, BUKAN PADA ISI
MATERI (KOMPETENSI YANG TERUKUR)
• PROSES PEMBELAJARAN DIELABORASI SECARA
BERJENJANG DAN PROPORSIONAL SESUAI
DENGAN ENTRY LEVEL PESERTA DIDIK

31. TAILOR-MADE (LANJUTAN)
• PEMBELAJARAN UNTUK PENGUATAN /
PENDALAMAN KOMPETENSI PROFESIONAL
DILENGKAPI DENGAN BERBAGAI TUGAS
INDIVIDU DALAM BERBAGAI BENTUK:
(MENGERJAKAN SOAL, MEMBACA BUKU,
MEMBUAT RINGKASAN BUKU, MAKALAH DAN
DISKUSI KELOMPOK)
• MENGADAKAN BIMBINGAN KHUSUS BAGI
PESERTA DIDIK, TERUTAMA ANAK GIFTED-
TALENTED YANG SANGAT HETEROGIN

32. TAILOR-MADE (LANJUTAN)
• PENGEMBANGAN DAN PENGEMASAN
PERANGKAP PEMBELAJARAN DILAKUKAN
SECARA TERPADU (NESTED) ATAU
TERHUBUNG (CONNECTED)
• MAMPU MENGEMBANGKAN KOMPETENSI
PESERTA DIDIK SECARA MANDIRI, BERPIKIR
KRITIS DAN MEMECAHKAN MASALAH
• PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR YANG ADA
DILINGKUNGAN SEKITAR

33. TAILOR-MADE (LANJUTAN)
• GURU PEKA (CEPAT TANGGAP) TERHADAP
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PESERTA
DIDIK
• GURU HARUS MAMPU MENGUASAI SUBTANSI
DAN MAMPU MENGAPLIKASIKAN BERBAGAI
PENDEKATAN DAN TEORI YANG RELEVAN
• SEMUA MATERI YANG DIAJARKAN OLEH GURU
HARUS TERUKUR MELALUI ASSESMENT
DALAM SETIAP RPP YANG DIPRAKTIKKAN

34. FUNGSI PENGENDALI KETERAMPILAN
GERAK: SISTEM MOTORIK SOMATIK
• PERINTAH (PENGENDALIAN) DENGAN
CERMAT
• DISTRIBUSI OTOT SELURUH TUBUH
• PERENCANAAN KEGIATAN MOTORIK
OTOT, TULANG DAN SENDI, LIGAMEN,
DAN TENDON
(KETIGA BAGIAN TSB PERLU DIFASILITASI
DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN
PJOK)

35. GAYA/METODE MENGAJAR DAN
PEMBELAJARAN PJOK
• GAYA MENGAJAR KOMANDO ( DEMONTRASI DAN
PENJELASAN, PESERTA DIDIK MELAKUKAN BEBERAPA
KALI DENGAN ARAHAN GURU)
• GAYA MENGAJAR LATIHAN (DEMONTRASI DAN
PENJELASAN DALAM BEBERAPA TAHAP, SEHINGGA
PESERTA DIDIK PAHAM, KEMUDIAN PESERTA DIDIK
MELAKUKAN DAN GURU DIANTARA MEREKA UNTUK
MEMPERBAIKI KESALAHAN).
• RESIPROKAL (PESERTA DIDIK DAN TEMANNYA
MENGAMATI LALU MENGISI LEMBAR PENGAMATAN
SECARA BERGANTIAN)

36. • GAYA MENGAJAR PENUGASAN (MISALNYA, LEVEL
1 S/D LEVEL 3 DST)
• GAYA MENGAJAR PENEMUAN TERPIMPIN (TEORI
BELAJAR KONSTRUKTIVISTIK)
• GAYA MENGAJAR PEMECAHAN MASALAH
(BAGAIMANA CARANYA SUPAYA KITA DAPAT
MENDARAT DENGAN AMAN DAN SEJAUH
MUNGKIN DARI POSISI SEBELUM MELOMPAT)
• GAYA MENGAJAR EKSPLORASI (STUDENT CENTER
LEARNING, MISALNYA: TEMUKAN BERAPA
GERAKAN MENENDANG BOLA YANG BISA
DILAKUKAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA)

37. PENDEKATAN PEMBELAJARAN PJOK
• PENDEKATAN PEMBELAJARAN INCLUSIVE
(CAKUPAN)
• PENDEKATAN PEMBELAJARAN WHOLE, PART DAN
WHOLE-PART-WHOLE
• PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL
• PENDEKATAN SCIENTIFIK (PENDEKATAN
MELAKUKAN PENYELIDIKAN ILMIAH DENGAN
(1)MENGAMATI, (2) MENANYA,
(3)MENGUMPULKAN INFORMASI,
(4)MENGASOSIASIKAN DAN
(5)MENGOMUNIKASIKAN

38. TIGA TAHAPAN PEMBELAJARAN PJOK
• TAHAPAN KOGNITIF (PEMAHAMAN KONSEP
GERAK DLL)
• TAHAPAN MOTORIK (BAGAIMANA BELAJAR
MOTORIK DENGAN CEPAT DAN TEPAT, TEORI
TENTANG BELAJAR MOTORIK, KINESIOLOGI,
BIOMEKANIKA OLAHRAGA DLL SANGAT
MENDUKUNG DALAM MENGAJAR PJOK)
• TAHAPAN OTOMATISASI (PLASTISITAS SEL SARAF,
OTOT/TENDON OTOT, LIGAMEN DAN TULANG /
SENDI DALAM GERAK ATAU PJOK).

39. SCIENTIFIC
APPROACH
PROJECT BASED
LEARNING
PROBLEM BASED
LEARNING
DISCOVERY
LEARNING
1.Observing 1. Start with the
essential question
1. Basic Concept 1. Stimulation
2. Questioning 2. Design a plan
for the project
2. Defining the
Problem
2. Problem
Statement
3. Experimenting 3. Create a
schedule
3. Self Learning 3. Data Collection
4. Associating 4. Monitors the
students and the
progress of the
project
4. Exchange
Knowledge
4. Data Processing
5. Verification
5. Communicating 5. Assess the
outcome
5. Assessment 6. Generalization
6. Evaluate the
experience

40. PEMETAAN PENDEKATAN SCIENTIFIK
DALAM SUSUNAN SARAF PUSAT
LANGKAH PENDEKATAN
• MENGAMATI
• MENANYA
• MENGUMPULKAN
INFORMASI
• MENGASOSIASIKAN
• MENGOMUNIKASIKAN
ANATOMI FISIOLOGI SSP

41. PEMETAAN MODEL PEMBELAJARAN
PROJECT BASED LEARNING DALAM
SUSUNAN SARAF PUSAT
LANGKAH KEGIATAN
• PENENTUAN PROYEK
• PERENCANAAN LANGKAH-
LANGKAH PENYELESAIAN PROYEK
• PENYUSUNAN JADWAL
PELAKSANAAN PROYEK
• PENYELESAIAN PROYEK DENGAN
FASILTAS DAN MONITORING
GURU
• PENYUSUNAN LAPORAN DAN
HASIL PRESENTASI/PUBLIKASI
HASIL PROYEK
• EVALUASI PROSES DAN HASIL
PROYEK
ANATOMI FISIOLOGI SSP

42. PEMETAAN MODEL PEMBELAJARAN
PROBLEM BASED LEARNING DALAM
SUSUNAN SARAF PUSAT
LANGKAH KEGIATAN
• TAHAP 1 (MENGORIENTASI
MASALAH)
• TAHAP 2 (MENGORGANISASI
PESERTA DIDIK PADA MASALAH)
• TAHAP 3 (MEMBIMBING
PENYELIDIKAN INDIVIDUAL ATAU
KELOMPOK
• TAHAP 4 (MENGEMBANGKAN
DAN MENYAJIKAN HASIL KARYA)
• TAHAP 5 (MENGANALISIS DAN
MENGEVALUASI PROSES
PEMECAHAN MASALAH)
ANATOMI FISIOLOGI SSP

43. PEMETAAN MODEL PEMBELAJARAN
DISCOVERY LEARNING DALAM
SUSUNAN SARAF PUSAT
LANGKAH KEGIATAN
• STIMULATION (PEMBERIAN
RANGSANGAN)
• PROBLEM STATEMENT
(IDENTIFIKASI MASALAH)
• DATA COLLECTION
(PENGUMPULAN DATA)
• DATA PROCESSING
(PENGOLAHAN DATA)
• VERIFICATION (PEMBUKTIAN)
• GENERALIZATION (MENARIK
KESIMPULAN DAN
GENERALISASI)
ANATOMI FISIOLOGI SSP

44. 18 PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
KURIKULUM 2013 (Kompas, 8
September 2014, Halaman 1)
• RELIGIUS, JUJUR, TOLERANSI, DISIPLIN, KERJA
KERAS, KERJA SAMA, KREATIF
• MANDIRI, DEMOKRATIS, RASA INGIN TAHU,
SEMANGAT KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR,
MENGHARGAI PRESTASI
• BERSAHABAT / KOMUNIKATIF, CINTA DAMAI,
GEMAR MEMBACA, PEDULI LINGKUNGAN,
PEDULI SOSIAL DAN TANGGUNG JAWAB

45. INERVASI 31 SARAF SPINAL DALAM
KURIKULUM PJOK

46. BAHAN AJAR, MODEL DAN MEDIA
PEMBELAJARAN HARUS BISA MENSTIMULAN
OTAK SBG PUSAT INTEGRASI DAN KONTROL
AKTIVITAS TUBUH

47. OTAK SEBAGAI PUSAT INTEGRASI DAN
KONTROL AKTIVITAS TUBUH (OTAK KANAN
DAN KIRI) HARUS DISTIMULAN DALAM
PEMBELAJARAN PJOK

48. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
OTAK YANG DAPAT DISTIMULAN DALAM
PEMBELAJARAN PJOK
 Otak adalah organ tubuh yang
kecil, akan tetapi memegang
peran yang sangat penting
(Suhartono, 1997).
 Berat otak rerata manusia dewasa
kurang lebih 1400g, aliran darah
ke Otak 756ml/menit (Ganong,
2001).
 Aliran darah ke Otak Meningkat:
(1)berbicara kreatif – berbicara
klise(Ganong, 2001), (2) belajar
(Sherwood, 2001).

49. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
SERTA KERUSAKAN PEMBULUH DARAH
OTAK PADA PEMBELAJARAN PJOK

50. MALFORMASI ARTERI-VENA DI DALAM
OTAK (M. Zaid Wahyudi, Kompas
selasa, 16 Oktober 2012)
• Kejang pada anak atau orang dewasa tidak
bisa dianggap enteng. Apalagi jika disertai
sakit kepala hebat yang tak kunjung sembuh
atau kelumpuhan tiba-tiba. Bisa jadi itu adalah
gejala Malformasi pembuluh darah arteri-vena
pada Otak.

51. MALFORMASI TANPA PEMBULUH
KAPILER
• PADA PENDERITA MALFORMASI ARTERI-VENA,
DARAH DAN ARTERI DI OTAK LANGSUNG MENUJU
VENA TANPA MELALUI PEMBULUH KAPILER
• PERAN PEMBULUH KAPILER DIGANTIKAN
PEMBULUH DARAH ABNORMAL YANG DISEBUT
FISTULA.
• PEMBULUH INI BERUKURAN LEBIH BESAR DARI
PEMBULUH KAPILER

52. ALIRAN DARAH DI FISTULA
• DI FISTULA ALIRAN DARAH MENJADI SANGAT CEPAT,
INI BERBAHAYA KARENA PELEPASAN OKSIGEN JADI
LEBIH SULIT DILAKUKAN
• ALIRAN DARAH YANG CEPAT JUGA MEMBUAT
TEKANAN PADA DINDING PEMBULUH MENJADI
TINGGI, SEHINGGA BISA MENYEBABKAN PEMBULUH
DARAH PECAH DAN TIMBUL PENDARAHAN
• PECAHNYA PEMBULUH DARAH DIKENAL SEBAGAI
STROKE, UMUMNYA STROKE DIPICU HIPERTENSI,
NAMUN BISA JUGA KARENA MALFORMASI ARTERI-
VENA

53. PENYEBAB TERJADINYA MALFORMASI
ARTERI-VENA DI OTAK
• DIPERKIRAKAN 2 DARI 100.000 ORANG MENDERITA
MALFORMASI ARTERI-VENA DI OTAK SETIAP
TAHUNNYA
• MALFORMASI DISEBABKAN OLEH KELAINAN BAWAAN,
KELAINAN BAWAAN INI DIYAKINI BERLANGSUNG SEJAK
BERKEMBANGNYA JANIN DI DALAM KANDUNGAN
• IBU YANG MENDERITA MALFORMASI ARTERI-VENA, 18
PERSEN AKAN MENURUNKAN MALFORMASI KEPADA
ANAKNYA
• DETEKSI MALFORMASI DILAKUKAN MELALUI
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)

54. TERAPI MALFORMASI ARTERI-VENA DI
DALAM OTAK AGAR TIDAK TERJADI
STROKE ADA 3 PILIHAN:
• BEDAH MIKRO (MENGANGKAT JARINGAN TAK NORMAL
BERUKURAN LEBIH DARI 4 CM DAN POSISINYA BERADA
DI PERMUKAAN OTAK),
• RADIASI PISAU GAMMA (JIKA DIAMETER JARINGAN
TAK NORMAL KURANG DARI 4 CM DAN POSISINYA DI
DALAM OTAK ATAU DIANTARA BELAHAN OTAK,
PENGANGKATAN SEBAIKNYA DILAKUKAN RADIASI
PISAU GAMMA. TEKNOLOGI INI DILAKUKAN DENGAN
MEMASUKKAN RADIOAKTIF COBALT PADA JARINGAN
YANG TIDAK NORMAL).

55. TERAPI MALFORMASI ARTERI-VENA DI
DALAM OTAK AGAR TIDAK TERJADI
STROKE (LANJUTAN) ADA 3 PILIHAN:
• PILIHAN KETIGA: EMBOLISASI ENDOVASKULAR DIPILIH
JIKA JARINGAN TAK NORMAL TERSEBAR LUAS, BAHKAN
MENCAPAI SEPARUH OTAK. TERAPI INI TIDAK
MENYEMBUHKAN, TETAPI DAPAT MENGURANGI
RESIKO PENDARAHAN OTAK. PENYUMBATAN DENGAN
EMBOLAN AKAN MENGURANGI RISIKO PENDARAHAN
OTAK. TERAPI MALFORMASI BISA DILAKUKAN
MENGGUNAKAN GABUNGAN DARI KETIGA TINDAKAN
ITU

56. PEMBELAJARAN PJOK HARUS BISA
MEMAKSIMALKAN FUNGSI NEOCORTEX

59. HASIL PENELITIAN PEMBEDAHAN
CEREBELLUM (OTAK KECIL)/ MOTORIK
HALUS
• KANDANG MENCIT (FASILITAS PLAY AND
GAME DALAM PEMBELAJARAN PJOK HARUS
BERVARIASI)

60. KANDANG MENCIT YANG SEMPIT
(FASILITAS UNTUK BERMAIN TIDAK ADA
DLM PEMBELAJARAN PJOK, BAGAIMANA
DAMPAKNYA BAGI ANAK?)

61. PERBEDAAN PERLAKUAN PADA
KELOMPOK PENELITIAN

62. MENCIT STRES BERAT AKIBAT
PERLAKUAN RENANG, BAGAIMANA
KALAU TERJADI PADA PEMBELAJARAN
PJOK

63. Pengukuran Berat Badan Mencit

64. Saat Pembedahan Mencit UNTUK
DIAMBIL OTAKNYA

65. Paparan Hasil Penelitian
Hematoksilin Eosin (HE), 10 mikron

66. PERBEDAAN TUMBUH-KEMBANG SULKUS-
GYRUS MENCIT ENJOY dan STRES PADA
OTAK KECIL (MOTORIK HALUS)

67. Cell Purkinje CEREBELLUM MENCIT ENJOY dan
STRES (KERUSAKAN SEL BANYAK TERJADI PADA
KELOMPOK MENCIT STRES

68. POLA KERJA SISTEM SYARAF PADA
PEMBELAJARAN PJOK (Kepit,1987)
PREMOTOR
CORTEX MOTOR CORTEX
CEREBELLUM
BASAL
GANGLIA
THALAMUS
RED NUCLEUS,
MIDBRAIN NUCLEI
MUSCLE
SPINDLE
MUSCLE