SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 1
Abstrak – Densitas dan porositas serbuk merupakan suatu
sifat fisis serbuk yang dapat ditentukan dengan beberapa
metode pengukuran. Salah satunya dengan menggunakan
bejana piknometer dan air. Dalam percobaan kali ini, nilai
densitas dan porositas dari tiga jenis pasir yaitu pasir
bulu, pasir jenu dan pasir regoyo akan ditentukan
menggunakan percobaan sederhana yang melibatkan
peralatan berupa neraca digital, piknometer, gelas kaca
kecil, dan air. Percobaan dimulai dengan menentukan
massa pasir menggunakan neraca hingga mencapai 2
gram. Untuk memastikan data massa bersih sample
didapatkan benar maka dilakukan perhitungan massa
piknometer + tutupnya, massa piknomter + pasir,
piknometer + air dan piknometer + pasir + air. Dengan
menggunakan seperangkat rumus dan pengukuran,
didapatkan hasil berupa nilai pasir bulu yang merupakan
pasir dengan densitas terendah dan porositas tertinggi
dengan nilai densitas dan porositas masing masing 0.0408
dan 92.3076923%. Sementara pasir Jenu dan pasir regoyo
masing masing memiliki densitas sebesar 0.044396 dan
0.041907 dengan porositas sebesar 86.8421053% dan
86.4864865%
Kata Kunci— Densitas, Porositas, Serbuk, Pasir
I. PENDAHULUAN
Pada setiap jenis bahan yang berbeda, struktur
penyusunnya pun juga akan berbeda. Struktur penyusun
yang dimaksud merupakan bentuk rangkaian atom,
molekul, partikel dan sifat fisis bahan yang terkandung
didalam bahan tersebut. Hal ini tentunya akna
menimbulkan berbagai variasi yang akan dapat
menentukan karakteristik tiap bahan.
Salah satu sifat fisis bahan yang cukup dominan dan
dapat dikenali serta memiliki efek yang dapat dipelajari
adalah sifat densitas dan porositas bahan. Keduanya
merupakan sifat fisis bahan yang pasti ditemui pada
semua jenis bahan baik alam atau buatan. Salah satu
contoh bahan alam yang paling sering diperhitungkan
porositas maupun densitasnya adalah batuan.
Densitas bahan merupakan definisi kepadatan suatu
bahan yang dinyatakan sebagai fungsi massa persatuan
volume. Dimana semakin homogeny suatu bahan maka
rapat densitasnya akan semakin merata di seluruh
bagiannya. Secara matematis, densitas suatu bahan
didefinisikan dengan persamaan
(1)
Dengan :
Meski demikian, penggunana rumus (1) terbatas pada
bahan padat. Sementara untuk menghitung komponen
densitas pada bahan yang terdiri dari partikel atau serbuk
digunakan persamaan
(2)
Dengan
m1 = massa piknometer (kg)
m2 = massa piknometer + air (kg)
m3 = massa piknometer + pasir (kg)
m4 = massa piknometer + pasir + air (kg)
Perbedaan nilai kepadatan setiap bahan yang
disebabkan oleh komponen penyusunnya akan
menyisakan celah celah kosong diantara rapat serbuk
penyusun bahan tersebut. Perbedaan nilai kepadatan
setiap bahan yang disebabkan oleh komponen
penyusunnya akan menyisakan celah celah kosong
diantara rapat serbuk penyusun bahan tersebut. Sebagai
contoh, beberapa factor yang mempengaruhi tingkat
porositas serbuk adalah ukuran butir (Grain size), bentuk
butir, susunan butir dan komposisi mineral butir.
Semakin kecil grain size butir, maka prositas nya pun
akan semakin kecil. Demikian pula, bentuk butir yang
membundar (spherical) dan bagus juga akan mengurangi
nilai porositas dimana rongga kosong diantara serbuk
semakin berkurang. Pengurangan nilai porositas pun
juga dpengaruhi oleh susunan dan bahan serbuk. Dimana
susunan serbuk yang homogeny akan semakin
mengurangi jumlah rongga dan porositas.
Pengukuran Nilai Densitas dan Porositas Serbuk
Bogiva Mirdyanto, Rahmania Marwasah
Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: bogiva12@mhs.physics.its.ac.id
LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 2
Dengan demikian, porositas didefinisikan sebagai
perbandingan volume pori per satuan volume
keseluruhan bahan. Dengan kata lain, porositas
merupakan perbandingan ukuran rongga yang terdapat
pada suatu bahan dengan bulk volumenya. Secara
matematis, untuk menentukan porositas suatu bahan
digunakan persamaan sebagai berikut
(3)
Dengan : = porositas total
Vtot = volume total campuran serbuk
Vg = volume partikel serbuk
Sedangkan porositas partikel serbuk dapat dicari
dengan menggunakan persamaan
(4)
Karena bersifat sebagai perbandingan, maka
porositas suatu bahan diukur dengan menggunakan
presentase sebagai satuannya.
II. METODE
A. Metodologi Percobaan
Untuk melakukan percobaan ini diperlukan 3 macam
pasir yang berbeda yaitu pasir bulu, jenu dan regoyo.
Serta diperlukan alat praktikum berupa neraca digital,
piknometer, gelas kaca kecil, dan air. Percobaan dimulai
dengan menentukan massa pasir menggunakan neraca
hingga mencapai 2 gram. Untuk memastikan data massa
bersih sample didapatkan benar maka dilakukan
perhitungan massa piknometer + tutupnya, massa
piknomter + pasir, piknometer + air dan piknometer +
pasir + air.
Gambar 1. 3 jenis pasir yang digunakan sebagai sampel
serbuk.
Percobaan dilanjut dengan mengukur sample yang
akan digunakan kedalam piknometer. Pengisian ini
bertujuan untuk mendapatkan variabel m1 hingga m4
yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan.
Massa pikno dan tutup dinyatakan sebai m1, massa
pikno + tutup + pasir sebagai m2, pikno + tutup + air
sebagai m3 dan pikno + tutup + pasir air sebagai m4.
B. Metodologi Pengolahan Data
Perhitungan nilai porosita dan densitas serbuk
selanjutnya dilakukan dengan menggunakan persamaan
(2) dan (3) masing masing untuk densitas dan porositas
serbuk.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang didapatkan pada praktikum disajikan pada
tabel berikut
Tabel 1. Massa seluruh sample sesuai dengan variable. (gr)
Serbuk m1 m2 m3 m4
P. Bulu 22.7506 24.7414 47.132 49.06
P. Jenu 21.6783 23.6663 44.0635 46.06
P. Regoyo 22.7555 24.7373 46.47 48.3137
Dengan mengoperasikan persamaan (2) pada tiap data
yang diperloh, didapatkan nilai densitas pada tiap jenis
pasir sebagai berikut
Tabel 2. Densitas serbuk pada tiap jenis sample (gr/cm3
)
Jenis Serbuk Densitas
Pasir Bulu 0.040879
Pasir Jenu 0.044396
Pasir Regoyo 0.041907
Perhitungan kedua yang dilakukan bertujuan untuk
mencari nilai porositas serbuk. Dimana perlu diketahui
volume sample sekaligus cairan (air) yang digunakan.
Dalam hal ini, volume sample dapat diketahui dengan
melakukan perhitungan sederhana menggunakan tinggi
sample dalam pikno yang terukur sebagai berikut.
Tabel 3. Tinggi sample dalam tabung piknometer (cm)
Serbuk tpas tair tpasirair
P. Bulu 1.3 2.6 3.6
P. Jenu 1.2 2.6 3.3
P. Regoyo 1.2 2.5 3.2
LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 3
Sebagai patokan perhitungan, diameter tabung yang
digunakan berukuran 3,5 mm sehingga volume tiap
sample bisa didapat dengan mengalikan luas tabung
bagian dalam dengan tinggi sample. Dengan
mengoperasikan persamaan (4) pada data yang
didapatkan, maka diketahui porositas serbuk.
Tabel 4. Porositas serbuk
Serbuk v partikel v tot Porositas(%)
P. Bulu 2.884875 37.50338 92.3076923
P. Jenu 4.808125 36.54175 86.8421053
P. Regoyo 4.808125 35.58013 86.4864865
Berdasarkan data yang diperoleh dapat diamati
bahwa nilai densitas serbuk terlihat sangat kecil relative
terhadap nilai porositasnya. Hal ini berkaitan dengan
sifat serbuk yang tidak saling mengikat antar partikelnya
sehingga intrusi air menjadi sangat besar.
Berkaitan dengan ketiga sample uji, nilai porositas
paling besar didapatkan pada pasir bulu, sementara nilai
porositas dua jenis pasir lainnya hampir sama. Hal
tersebut bersesuaian dengan nilai densitas pasir bulu
yang juga merupakan nilai terkecil dibanding kedua
sample lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pasir
bulu memiliki kerapatan serbuk yang relative lebih
renggang dibanding dua sample lainnya.
Selain itu, porositas yang mencapai 92,3% juga
mengindikasikan bahwa pasir bulu memiliki ketahanan
yang kecil terhadap intrusi air pada pori porinya
sehingga air dengan cepat dapat mengisi celah antar
sebuk dibandingkan kedua jenis pasir lainnya.
IV KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan
bahwa pasir bulu merupakan pasir dengan densitas
terendah dan porositas tertinggi dengan nilai densitas
dan porositas masing masing 0.0408 dan 92.3076923%.
Sementara pasir Jenu dan pasir regoyo masing masing
memiliki densitas sebesar 0.044396 dan 0.041907
dengan porositas sebesar 86.8421053% dan
86.4864865%
UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium yang telah membimbing dalam percobaan
Pengukuran Densitas dan Porositas Serbuk. Tidak lupa
terimakasih kepada teman-teman satu team atas kerja
samanya.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Jurnal Ilmiah Horgan, Graham W. (1996-10-01). "A
review of soil pore models"
[2] Jurnal. USDA Natural Resources Conservation
Service "Soil quality indicators -- Bulk density"
[3] Artikel ensiklopedia Schlumberger online.
http://petrowiki.org/Rock_density_and_porosity
[4] Van Vlack, Lawrence. H. 2004. Elemen – Elemen
Ilmu Dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga

More Related Content

What's hot

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionDokter Tekno
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visWidya Wirandika
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiawd_amaliah
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visiblenoerarifinyusuf
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanAhmad Dzikrullah
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationwd_amaliah
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-iNurwidayanti1212
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)nailaamaliaa
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenqlp
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianRuci Rushiana
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)Farikha Uly
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholFirda Shabrina
 

What's hot (20)

Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Ppt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv visPpt spektrofotometri uv vis
Ppt spektrofotometri uv vis
 
Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4Laporan biokima bab 4
Laporan biokima bab 4
 
Stabilitas Obat
Stabilitas ObatStabilitas Obat
Stabilitas Obat
 
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimiaLaporan praktikum kesetimbangan kimia
Laporan praktikum kesetimbangan kimia
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - VisibleAnalisis Spektrofotometri UV - Visible
Analisis Spektrofotometri UV - Visible
 
Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri Laporan analisis gravimetri
Laporan analisis gravimetri
 
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) SurfaktanPenentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
Penentuan Konsentrasi Kritis Misel (CMC) Surfaktan
 
Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14Kd meeting 13 14
Kd meeting 13 14
 
laporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kationlaporan praktikum uji anion dan kation
laporan praktikum uji anion dan kation
 
Kolorimetri
KolorimetriKolorimetri
Kolorimetri
 
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-AirLaporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
Laporan Praktikum Timbal Balik Fenol-Air
 
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i236547384 pemisahan-kation-golongan-i
236547384 pemisahan-kation-golongan-i
 
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)Kimia Organik (Aldehid dan keton)
Kimia Organik (Aldehid dan keton)
 
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjenLaporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
Laporan reaksi saponifikasi serta pengujian sifat surfaktan sabun dan deterjen
 
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagianLaporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
Laporan kelarutan dua cairan yang saling bercampur sebagian
 
TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)TOM (Teori Orbital Molekul)
TOM (Teori Orbital Molekul)
 
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkoholLaporan praktikum 9 - gugus alkohol
Laporan praktikum 9 - gugus alkohol
 
Kesetimbangan fase
Kesetimbangan faseKesetimbangan fase
Kesetimbangan fase
 

Similar to LAPORAN DENSITAS POROSITAS

Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanLaporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanBogiva Mirdyanto
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATmahviro vivi
 
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxTUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxnvmbrlimabelas
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksinoussevarenna
 
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...fatmawati9625
 
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)muh ichwan k
 
Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)agung kurniawan
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxMuh. Aksal
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisnoussevarenna
 

Similar to LAPORAN DENSITAS POROSITAS (17)

Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuanLaporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
Laporan praktikum Fislab porositas dan densitas batuan
 
Mikromeritik
Mikromeritik Mikromeritik
Mikromeritik
 
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGATSTRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
STRUKTUR TANAH DAN KEMANTAPAN AGREGAT
 
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docxTUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
TUGAS FARFIS II MAKROMERITIK ASIS (1).docx
 
Eval 1
Eval 1Eval 1
Eval 1
 
Semen teknologi bahan
Semen teknologi bahanSemen teknologi bahan
Semen teknologi bahan
 
Mekanika tanah
Mekanika tanahMekanika tanah
Mekanika tanah
 
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyehProses merserisasi dan kostisasi nyeh
Proses merserisasi dan kostisasi nyeh
 
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksiPraktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
Praktek Mekanika Tanah - Laporan uji kompaksi
 
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
Laporan menghitung void ratio dan surface area pada proses pengolahan anaerob...
 
Uji Semen
Uji SemenUji Semen
Uji Semen
 
Bab 6 pemadatan
Bab 6  pemadatanBab 6  pemadatan
Bab 6 pemadatan
 
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)
Jurnal yosephina saung rajo (m111 09 009)
 
Dasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu TanahDasar Ilmu Tanah
Dasar Ilmu Tanah
 
Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)Acara 4 (struktur tanah)
Acara 4 (struktur tanah)
 
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docxBATAS-BATAS ATTERBERG.docx
BATAS-BATAS ATTERBERG.docx
 
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastisPraktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
Praktek Mekanika Tanah - Uji batas plastis
 

More from Bogiva Mirdyanto

Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLPresentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleLaporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Bogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikLaporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Bogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikBogiva Mirdyanto
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaBogiva Mirdyanto
 

More from Bogiva Mirdyanto (10)

Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTLPresentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
Presentasi materi teknik wawancara PJTD HMTL
 
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola SpeckleLaporan praktikum Fislab pola Speckle
Laporan praktikum Fislab pola Speckle
 
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antenaLaporan praktikum Fislab pola radiasi antena
Laporan praktikum Fislab pola radiasi antena
 
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
Laporan praktikum Fislab mikrokontroler LM 35
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termalLaporan praktikum Fislab konduktivitas termal
Laporan praktikum Fislab konduktivitas termal
 
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrikLaporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
Laporan praktikum Fislab konduktivitas listrik
 
Laporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatmentLaporan praktikum Fislab heat treatment
Laporan praktikum Fislab heat treatment
 
Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik Laporan praktikum Fislab geolistrik
Laporan praktikum Fislab geolistrik
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
 
Laporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab CahayaLaporan praktikum Fislab Cahaya
Laporan praktikum Fislab Cahaya
 

Recently uploaded

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxSDN1Wayhalom
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxSitiRukmanah5
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanAprissiliaTaifany1
 

Recently uploaded (10)

PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptxPPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
PPT Kelompok 7 Pembelajaran IPA Modul 7.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptxPower Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
Power Point materi Mekanisme Seleksi Alam.pptx
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanamanhormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
hormon Asam Jasmonat dan Lainnya, pengatur tumbuh tanaman
 

LAPORAN DENSITAS POROSITAS

  • 1. LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 1 Abstrak – Densitas dan porositas serbuk merupakan suatu sifat fisis serbuk yang dapat ditentukan dengan beberapa metode pengukuran. Salah satunya dengan menggunakan bejana piknometer dan air. Dalam percobaan kali ini, nilai densitas dan porositas dari tiga jenis pasir yaitu pasir bulu, pasir jenu dan pasir regoyo akan ditentukan menggunakan percobaan sederhana yang melibatkan peralatan berupa neraca digital, piknometer, gelas kaca kecil, dan air. Percobaan dimulai dengan menentukan massa pasir menggunakan neraca hingga mencapai 2 gram. Untuk memastikan data massa bersih sample didapatkan benar maka dilakukan perhitungan massa piknometer + tutupnya, massa piknomter + pasir, piknometer + air dan piknometer + pasir + air. Dengan menggunakan seperangkat rumus dan pengukuran, didapatkan hasil berupa nilai pasir bulu yang merupakan pasir dengan densitas terendah dan porositas tertinggi dengan nilai densitas dan porositas masing masing 0.0408 dan 92.3076923%. Sementara pasir Jenu dan pasir regoyo masing masing memiliki densitas sebesar 0.044396 dan 0.041907 dengan porositas sebesar 86.8421053% dan 86.4864865% Kata Kunci— Densitas, Porositas, Serbuk, Pasir I. PENDAHULUAN Pada setiap jenis bahan yang berbeda, struktur penyusunnya pun juga akan berbeda. Struktur penyusun yang dimaksud merupakan bentuk rangkaian atom, molekul, partikel dan sifat fisis bahan yang terkandung didalam bahan tersebut. Hal ini tentunya akna menimbulkan berbagai variasi yang akan dapat menentukan karakteristik tiap bahan. Salah satu sifat fisis bahan yang cukup dominan dan dapat dikenali serta memiliki efek yang dapat dipelajari adalah sifat densitas dan porositas bahan. Keduanya merupakan sifat fisis bahan yang pasti ditemui pada semua jenis bahan baik alam atau buatan. Salah satu contoh bahan alam yang paling sering diperhitungkan porositas maupun densitasnya adalah batuan. Densitas bahan merupakan definisi kepadatan suatu bahan yang dinyatakan sebagai fungsi massa persatuan volume. Dimana semakin homogeny suatu bahan maka rapat densitasnya akan semakin merata di seluruh bagiannya. Secara matematis, densitas suatu bahan didefinisikan dengan persamaan (1) Dengan : Meski demikian, penggunana rumus (1) terbatas pada bahan padat. Sementara untuk menghitung komponen densitas pada bahan yang terdiri dari partikel atau serbuk digunakan persamaan (2) Dengan m1 = massa piknometer (kg) m2 = massa piknometer + air (kg) m3 = massa piknometer + pasir (kg) m4 = massa piknometer + pasir + air (kg) Perbedaan nilai kepadatan setiap bahan yang disebabkan oleh komponen penyusunnya akan menyisakan celah celah kosong diantara rapat serbuk penyusun bahan tersebut. Perbedaan nilai kepadatan setiap bahan yang disebabkan oleh komponen penyusunnya akan menyisakan celah celah kosong diantara rapat serbuk penyusun bahan tersebut. Sebagai contoh, beberapa factor yang mempengaruhi tingkat porositas serbuk adalah ukuran butir (Grain size), bentuk butir, susunan butir dan komposisi mineral butir. Semakin kecil grain size butir, maka prositas nya pun akan semakin kecil. Demikian pula, bentuk butir yang membundar (spherical) dan bagus juga akan mengurangi nilai porositas dimana rongga kosong diantara serbuk semakin berkurang. Pengurangan nilai porositas pun juga dpengaruhi oleh susunan dan bahan serbuk. Dimana susunan serbuk yang homogeny akan semakin mengurangi jumlah rongga dan porositas. Pengukuran Nilai Densitas dan Porositas Serbuk Bogiva Mirdyanto, Rahmania Marwasah Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: bogiva12@mhs.physics.its.ac.id
  • 2. LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 2 Dengan demikian, porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori per satuan volume keseluruhan bahan. Dengan kata lain, porositas merupakan perbandingan ukuran rongga yang terdapat pada suatu bahan dengan bulk volumenya. Secara matematis, untuk menentukan porositas suatu bahan digunakan persamaan sebagai berikut (3) Dengan : = porositas total Vtot = volume total campuran serbuk Vg = volume partikel serbuk Sedangkan porositas partikel serbuk dapat dicari dengan menggunakan persamaan (4) Karena bersifat sebagai perbandingan, maka porositas suatu bahan diukur dengan menggunakan presentase sebagai satuannya. II. METODE A. Metodologi Percobaan Untuk melakukan percobaan ini diperlukan 3 macam pasir yang berbeda yaitu pasir bulu, jenu dan regoyo. Serta diperlukan alat praktikum berupa neraca digital, piknometer, gelas kaca kecil, dan air. Percobaan dimulai dengan menentukan massa pasir menggunakan neraca hingga mencapai 2 gram. Untuk memastikan data massa bersih sample didapatkan benar maka dilakukan perhitungan massa piknometer + tutupnya, massa piknomter + pasir, piknometer + air dan piknometer + pasir + air. Gambar 1. 3 jenis pasir yang digunakan sebagai sampel serbuk. Percobaan dilanjut dengan mengukur sample yang akan digunakan kedalam piknometer. Pengisian ini bertujuan untuk mendapatkan variabel m1 hingga m4 yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan. Massa pikno dan tutup dinyatakan sebai m1, massa pikno + tutup + pasir sebagai m2, pikno + tutup + air sebagai m3 dan pikno + tutup + pasir air sebagai m4. B. Metodologi Pengolahan Data Perhitungan nilai porosita dan densitas serbuk selanjutnya dilakukan dengan menggunakan persamaan (2) dan (3) masing masing untuk densitas dan porositas serbuk. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang didapatkan pada praktikum disajikan pada tabel berikut Tabel 1. Massa seluruh sample sesuai dengan variable. (gr) Serbuk m1 m2 m3 m4 P. Bulu 22.7506 24.7414 47.132 49.06 P. Jenu 21.6783 23.6663 44.0635 46.06 P. Regoyo 22.7555 24.7373 46.47 48.3137 Dengan mengoperasikan persamaan (2) pada tiap data yang diperloh, didapatkan nilai densitas pada tiap jenis pasir sebagai berikut Tabel 2. Densitas serbuk pada tiap jenis sample (gr/cm3 ) Jenis Serbuk Densitas Pasir Bulu 0.040879 Pasir Jenu 0.044396 Pasir Regoyo 0.041907 Perhitungan kedua yang dilakukan bertujuan untuk mencari nilai porositas serbuk. Dimana perlu diketahui volume sample sekaligus cairan (air) yang digunakan. Dalam hal ini, volume sample dapat diketahui dengan melakukan perhitungan sederhana menggunakan tinggi sample dalam pikno yang terukur sebagai berikut. Tabel 3. Tinggi sample dalam tabung piknometer (cm) Serbuk tpas tair tpasirair P. Bulu 1.3 2.6 3.6 P. Jenu 1.2 2.6 3.3 P. Regoyo 1.2 2.5 3.2
  • 3. LAPORAN RESMI LABORATORIUM BAHAN 3 Sebagai patokan perhitungan, diameter tabung yang digunakan berukuran 3,5 mm sehingga volume tiap sample bisa didapat dengan mengalikan luas tabung bagian dalam dengan tinggi sample. Dengan mengoperasikan persamaan (4) pada data yang didapatkan, maka diketahui porositas serbuk. Tabel 4. Porositas serbuk Serbuk v partikel v tot Porositas(%) P. Bulu 2.884875 37.50338 92.3076923 P. Jenu 4.808125 36.54175 86.8421053 P. Regoyo 4.808125 35.58013 86.4864865 Berdasarkan data yang diperoleh dapat diamati bahwa nilai densitas serbuk terlihat sangat kecil relative terhadap nilai porositasnya. Hal ini berkaitan dengan sifat serbuk yang tidak saling mengikat antar partikelnya sehingga intrusi air menjadi sangat besar. Berkaitan dengan ketiga sample uji, nilai porositas paling besar didapatkan pada pasir bulu, sementara nilai porositas dua jenis pasir lainnya hampir sama. Hal tersebut bersesuaian dengan nilai densitas pasir bulu yang juga merupakan nilai terkecil dibanding kedua sample lainnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pasir bulu memiliki kerapatan serbuk yang relative lebih renggang dibanding dua sample lainnya. Selain itu, porositas yang mencapai 92,3% juga mengindikasikan bahwa pasir bulu memiliki ketahanan yang kecil terhadap intrusi air pada pori porinya sehingga air dengan cepat dapat mengisi celah antar sebuk dibandingkan kedua jenis pasir lainnya. IV KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pasir bulu merupakan pasir dengan densitas terendah dan porositas tertinggi dengan nilai densitas dan porositas masing masing 0.0408 dan 92.3076923%. Sementara pasir Jenu dan pasir regoyo masing masing memiliki densitas sebesar 0.044396 dan 0.041907 dengan porositas sebesar 86.8421053% dan 86.4864865% UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten laboratorium yang telah membimbing dalam percobaan Pengukuran Densitas dan Porositas Serbuk. Tidak lupa terimakasih kepada teman-teman satu team atas kerja samanya. DAFTAR PUSTAKA [1] Jurnal Ilmiah Horgan, Graham W. (1996-10-01). "A review of soil pore models" [2] Jurnal. USDA Natural Resources Conservation Service "Soil quality indicators -- Bulk density" [3] Artikel ensiklopedia Schlumberger online. http://petrowiki.org/Rock_density_and_porosity [4] Van Vlack, Lawrence. H. 2004. Elemen – Elemen Ilmu Dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga