1. Dokumen menjelaskan tentang pengujian batas-batas Atterberg untuk menentukan sifat tanah, termasuk batas cair, batas plastis, dan batas susut.
2. Metode pengujian mencakup pengukuran kadar air tanah pada berbagai kondisi untuk menentukan batas-batas tersebut.
3. Hasil pengujian digunakan untuk mengklasifikasikan tanah dan menentukan aplikasinya dalam konstruksi.
1. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
1
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
BAB VII
PENGUJIAN BATAS – BATAS ATTERBERG
7.1 Teori ringkas
7.1.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Batas cair ( Liquid Limit ) adalah kadar air tanah pada batas antara
keadaan cair dengan keadaan plastis yaitu batas atas dari daerah plastis.
Dalam pekerjaan teknik sipil, tanah memang peranan penting baik itu
digunakan sebagai bahan kontribusi maupun tanah sebagai tempat
diletakkannya struktur bangunan. Sesuai dengan proses terjadinya, tanah
tersusun dari berbagai mineral, sifat dan prilaku yang berbeda-beda. Tanah
yang digunakan dalam pekerjaan teknik sipil tersebut mempunyai sifat fisis dan
sifat mekanis yang berbeda-beda, yang tidak dapat digunakan untuk hal yang
sama dalam suatu kontruksi, maka dari itu dilaksanakan pemeriksaan tanah
yang bertujuan untuk menyelidiki sifat-sifat fisis dan mekanis, maka sejauh
mana pemakaian tanah tersebut dalam bidang teknik sipil. Hal tersebut
terutama sebagai tempat meletakkan pondasi suatu kontruksi dan sebagai
bahan kontruksi, baik dalam hal pembuatan bangunan gedung maupun
pembuatan jalan.
Berdasarkan jenis tanah dapat ditentukan juga kegunaan dari kontruksi
yang dibangun diatas permukaan tanah tersebut, contohnya suatu kontruksi
yang karena penurunannya kecil dan berjalan cepat sesuai degan jenis tanah
pasif.
Pekerjaan pemeriksaan tanah mulai dengan pengambilan sampel tanah
pada suatu lokasi. Sampel tanah dibawa kelaboratorium untuk pelaksanaan
2. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
2
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
pengukuran dan pemeriksaan terhadap sifat fisis dan mekanisnya. Pengukuran
sifat fisis meliputi pengukuran kerapatan massa, batas cair dan batas plastis.
7.1.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Batas Plastis adalah kadar air minimum dimana suatu tanah masih
dalamkeadaan plastis. Cara pengujian batas plastis ini sangat sederhana, yaitu
dengan caramenggulung tanah diatas pelat kaca sampai berdiameter 1/8 inci
(3,2 mm) menjadiretak. Artinya tanah mengalami retak ketika diameter
gulungan sekitar 3 mm. Hasil dari percobaan ini digabung dengan hasil
pemeriksaan batas cair untukmenghitung Indeks Plastisitasnya (PI). PI
merupakan selisih antara batas cair danbatas plastis suatu tanah.
Batas plastis merupakan kadar air dimana suatu tanah berubah sifatnya
dari keadaan plastis menjadi semi padat. Besaran batas plastis biasanya
digunakan untukmenentukan jenis, sifat dan klasifikasi tanah.
1. Batas plastis
2. Batas cair
3. Indeks plastisitas
4. Kadar air
Uraian dari keempat macam istilah diatas yaitu:
1. Batas cair (liquid limits/LL) : kadar air ketika sifat tanah pada batas dari
keadaan cair menjadi plastis.
2. Batas plastis (plastic limits/PL) : batas terebdah kondisi kadar air ketika
tanah masih dalam keadaan plastis.
3. Indeks plastisitas (plasticity indekx/PI) : selisih antara batas cair tanah
dan batas platis tanah.
3. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
3
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
4. Kadar air adalah perbandingan berat massa air dalam suatu massa
tanah terhadap berat massapartikel padatnya dan satuannya
dinyatakan dalam persen” %”.
Batas plastis dihitung berdasarkan persentasi baret air terhadap berat
tanah kering pada benda uji. Pada cara uji ini material tanah diambil untuk
dijadikan benda ujikemudian dicampur dengan air suling atau air mineral hingga
menjadi cukup plastis untuk digulung/dibentuk bulat panjang hingga berbentuk
seperti “cacing” dengan diameter 3 mm. metode penggulungan dapat dilakukan
dengan anggota tubuh kita yaitu tangan untuk mengulung diatas permukaan
yang datas (kaca, keramik, dsb)adapun benda uji yang retak ketika mencapai
diameter 3 mm diambil untuk diukur kadar airnya . Kadar air yang dihasilkan
dari pengujian tersebut merupakan batas plastis tanah tersebut.
7.1.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
Batas susut adalah nilai kadar air pada kedudukan antara zona semi padat
dengan zona padat. Suatu tanah akan menyusut jika air yang dikandungnya
perlahan-lahanhilang dalam tanah. Dengan hilangnya air ini. tanah akan
mencapai suatu tingkatkeseimbangan di mana, penambahan kehilangan air
tidak akan menyebabkanperubahan volume Chen (1975) berpendapat bahwa
potensi mengembang tanah ekspansif sangat erat hubungannya dengan indeks
plastisitas, sehingga Chen membuat klasifikasi potensi pengembangan pada
tanah lempung berdasarkan indeks plastisitas, seperti yang tercantum pada
tabel.
4. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
4
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.2 Tujuan Percobaan
7.2.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air dari contoh tanah
pada keadaan plastis dan keadaan cair.
7.2.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan agar praktikan dapat mengetahui cara
menentukan kadar air dari suatu contoh tanah pada keadaan semi padat ke
keadaan plastis.
7.2.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air dari contoh tanah
pada keadaan padat dan keadaan semi padat.
7.3 Spesifikasi Peralatan
7.3.1 Alat yang digunakan
7.3.1.1 Batas cair
1. Saringan No.40
Gambar 7.1 Saringan no.40
5. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
5
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
2. Plat kaca
Gambar 7.2 Plat Kaca
3. Spatula
Gambar 7.3 Spatula dan cawan
4. Alat pengukur batas cair ciptaan cassagrande
Gambar 7.4 casagrande
6. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
6
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
5. Grooving tool
Gambar 7.5 Grooving tool
6. Timbangan dengan ketelitian 0.01 gr
Gambar 7.6 Timbangan 0.01 gr
7. Oven.
Gambar 7.7 Oven
7. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
7
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.3.1.2 Batas plastis (Liquid Limit)
1. Tinbox
Gambar 7.8 Tin box
2. Glass plate
Gambar 7.9 Plat kaca
3. Oven
Ganbar 7.10 Oven
8. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
8
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
4. Timbangan ketelitian 0.01 gr
Gambar 7.11 Timbangan
7.3.1.3 Batas susut (Shnrikage Limit)
1. Monel (mangkuk shrinkage limit)
Gambar 7.12 Monel
2. Mangkuk porselin
Gambar 7.13 Mangkuk porselin
9. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
9
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
3. Plat kaca dengan 3 lubang
Gambar 7.14 Plat kaca 3 lubang
4. Timbangan ketelitian 0.01 gr
Gambar 7.15 Timbangan
5. Oven
Gambar 7.16 Oven
10. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
10
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.3.2 Bahan yang digunakan
7.3.2.1 Batas cair, batas plastis dan batas susut
1. Tanah lolos saringan 40
Gambar 7.17 Tanah Saringan 40
2. Air suling
Gambar 7.18 Air suling
3. Air raksa
Gambar 7.19 Air raksa dalam mangkuk
11. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
11
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.4 Prosedur Pengujian
7.4.1 Batas Cair (Liquid Limit)
1. Bersihkan alat batas cair
2. Atur tinggi jatuh mangkok dengan cara :
Kendurkan kedua baut penjepit lalu putar tuas pemutar sampai posisi
mangkok mencapai tinggi maksimum. Putar baut belakang sehingga
ujung tangkai atas pembuat alur tepat masuk diantara dasar mangok
3. Ambil contoh tanah secukupnya yang telah lolos saringan No. 40 lalu
letakkan di atas plat kaca. Dengan menggunakan spatula, aduklah
contoh tanah sambil ditambahkan air suling sedikit demi sedikit.
Pengadukan dilakukan secara sempurna agar didapat campuran tanah
homogen.
4. Setelah didapat campuran homogen, ambil sedikit contoh tanah
tersebut dengan spatula lalu masukkan kedalam mangkok batas cair.
Ratakan permukaannya sehingga sejajar dengan alas (mangkok dalam
posisi menyentuh alas) lapisan tanah yang paling tebal kira-kira 1 cm
5. Buatlah alur dengan jalan membagi dua benda uji dalam mangkok
tersebut. Gunakan grooving tool melalui garis tengah mangkok dengan
posis tegak lurus permukaan mangkok.
6. Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran perdetik ( dalam 1 detik
mangkok jatuh 2 kali) sampai kedua sisi tanah bertemu sepanjang ½”
(12,7 mm). Catat jumlah pukulan yang diperlukan.
7. Tentukan kadar air pada bagian yang bersinggungan.
8. Ulangi dengan kadar air yang berbeda ( minimal 3x kadar air).
12. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
12
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.4.2 Batas Plastis (Plastic Limid)
1. Ambil contoh tanah yang lolos saringan no 40 kemudian campur dengan
air sampai merata (homogen) dengan bantuan spatula.
2. Jika contoh tanah sudah tercampur/homogen, ambil sekitar 10 gram dan
buat gulungan tanah diatas plat kaca dengan diameter 3 mm mulai
menunjukkan retak-retak, maka tanah tersebut menunjukkan dalam
keadaan batas plastis.
3. Ambil container/wadah timbang kosong, kemudian sampel dan
container tersebut ditimbang untuk mencari kadar airnya.
4. Jika batangan tanah belum mencapai diameter 3 mm sudah
menunjukkan retak maka tanah terlalu basah dan perlu dikeringkan.
5. Ulangi percobaan tersebut sebanyak 2 kali.
7.4.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
1. Ambil contoh tanah yang sudah dikeringkan pada suhu ruangan dan
lolos saringan N0.40 secukupnya ke dalam mangkok porselin.
2. Tambahkan air pada tanah tersebut dan campur hingga merata, perlu
diperhatikan kadar air dari pasta lebih tinggi dari batas cair tanah yang
bersangkutan untuk memastikan campuran tanah dan air benar-benar
telah jenuh.
3. Lapisi mangkok shrinkage limit dengan vaseline setipis mungkin secara
merata dan timbang beratnya (W1)
4. Isi mangkok dengan tanah yang telah di campur air kira-kira sepertiga
dari volume mangkok. Getarkan mangkok yang telah terisi tanah dengan
cara mengetuk-ngetuk mangkok tersebut pada suatu permukaan yang
keras (meja) secara perlahan-lahan agar tanah dapat mengisi secara
13. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
13
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
merata sampai kepinggiran-pinggiran mangkok dan tidak ada
gelembung udara yang tertinggal atau terjebak.
5. Ulangi sekal lagi sampai mangkok terisi penuh
6. Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula sesuai
dengan tinggi mangkok. Bersihkan sisi-sisi luar dari mangkok tersebut.
Timbang beratnya (W2).
7. Angin-anginkan tanah yang didalam mangkok tersebut selama kir-kira 6
jam, kemudian oven selama 24 jam.
8. Keluarkan tanah yang telah di oven dari mangkok,kemudian isi mangkok
tersebut dengan air raksa, ratakan air raksa dengan menggunakan pelat
kaca yang mempunyai 3 lubang. Kemudian timbang berat air raksa yang
tertinggal dalam mangkok (W4)
9. Tanah yang telah dikeluarkan dalam mangkok dimasukkan kedalam
mangkok peluberan yang berisiair raksa. Ratakan atau tekan plat kaca
kedalam mangkok tersebut hingga kelebihan air raksa tumpah melalui
lubang pelat kaca tersebut. Hitung berat air raksa yang tumpah kedalam
mangkok peluberan (W5). Berat ini dipakai untuk menentukan volume
tanah yang ditest.
14. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
14
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.5 Alur Bagan Pengujian
7.5.1 Batas Cair (Plastic Limit)
Ambil sampel tanah tersebut kemudian masukkan ke dalam
mangkok batas cair, ratakan permukaannya.
Gunakan grooving tool untuk membuat alur dengan jalan
membagi dua tanah dalam mangkok tersebut.
Putar tuas pemutar dengan kecepatan 2 putaran per detik sampai
kedua sisi tanah bertemu, catat jumlah pukulan sampai kedua sisi
tanah bertemu
Siapkan cawang lalu timbang dalam keadaan kosong (W3)
Ambil setiap sampel tanah yang telah diuji pada mangkok
batas cair masukkan kedalam cawang lalu timbang (W1)
Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam
Dinginkan, lalu timbang tanah kering + cawang (W2)
Analisa Data
Aduk sampai tanah tersebut dapat di bentuk
Letakkan benda uji diatas plat kaca tambahkan air sedikit demi
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan no. 40
Kesimpulan dan Saran
Mulai
ii
Selesai
15. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
15
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.5.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Siapkan cawang 2 buah lalu timbang kosong ( W3 )
Ambil sekitar 10 gr dan buat gulungan tanah dengan diameter
sekitar 3 mm
Jika tanah yang digulung mulai menunjukkan retak-retak
masukkan kedalam cawang yang telah disiapkan
Kemudian timbang cawang + tanah basah ( W1 )
Oven sampel tanah tersebut selama 1 x 24 jam
Dinginkan sampel tanah tersebut lalu timbang Tanah kering +
cawang (W2)
Analisa data
Kesimpulan dan Saran
Tambahkan air Aduk sampai merata dengan spatula
Letakkan benda uji diatas plat kaca
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan no.
40
Mulai
Selesai
i
16. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
16
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.5.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
Mulai
Ambil sampel tanah secukupnya tambahkan air secukupnya
aduk hingga merata
Isi mangkok dengan tanah yang telah dicampur air, padatkan
tanah yang ada pada mangkok dengan cara menggetarkannya
Ratakan permukaan tanah dalam mangkok dengan spatula lalu
timbang ( W2 )
Oven selama 1 x 24 jam
Dinginkan benda uji, lalu timbang (W3), keluarkan tanah dari
mangkok lalu isi mangkok tersebut dengan air raksa, ratakan
dengan pelat kaca lalu timbang berat air raksayang tertinggal
dalam mangkok ( W4 )
Tanah yang telah dikeluarkan dimasukkan kedalam mangkok
yang berisi air raksa, ratakan/tekan dengan plat kaca hingga
kelebihan air raksa tumpa.
Timbang berat air raksa yang tumpah kedalam mangkok ( W5 )
Analisa Data
Olesi oli setipis mungkin pada mangkok shringkage
Siapkan mangkok shringkage limit lalu timbang (W1)
Siapkan benda uji yaitu sampel tanah yang lolos saringan no. 40
Kesimpulan dan saran
Selesai
17. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
17
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.6 Analisa Data
7.6.1 Uraian Perhitungan
7.6.1.1 Batas cair (Plastic Limit)
→ Menghitung berat air ( Ww )
Rumus =
Ww = W1 – W2
Sampel I A
Ww = 39.6 - 28.3
= 11.3 gram
Sampel I B
Ww = 37.5 - 28.3
= 9.2 gram
Sampel II A
Ww = 46.5 - 35.1
= 11.4 gram
Sampel II B
Ww = 41.9 - 31.6
= 10.3 gram
Sampel III A
Ww = 42.5 - 32.9
= 9.6 gram
Sampel III B
Ww = 38.9 - 30.2
= 8.7 gram
Sampel IV A
Ww = 55.6 - 43
= 12.6 gram
Sampel IV B
Ww = 57.6 - 44.6
= 13 gram
→ Menghitung Berat Tanah Kering ( Wd )
Rumus =
Wd = W2 – W3
Sampel I A
18. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
18
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
Wd = 28.3 - 6.2
= 22.1 gram
Sampel I B
Wd = 28.3 - 6.00
= 22.3 gram
Sampel II A
Wd = 35.1 - 7.70
= 27.4 gram
Sampel II B
Wd = 31.6 - 6.6
= 25 gram
Sampel III A
Wd = 32.9 - 6.1
= 26.8 gram
Sampel III B
Wd = 30.2 - 6.8
= 23.4 gram
Sampel IV A
Wd = 43 - 8.4
= 34.6 gram
Sampel IV B
Wd = 44.6 - 8.7
= 35.9 gram
→ Menghitung kadar air ( w )
Rumus =
w =
Ww
x 100 %
Wd
Keterangan :
Ww = Berat Air
Wd = Berat Tanah Kering
Sampel I A
w =
11.3
x 100 %
22.1
= 51.1 %
Sampel I B
w =
9.2
x 100 %
22.3
= 41.26 %
Jadi, w rata-rata Sampel I =
19. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
19
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
51.13 + 41.3
= 46.2 %
2
Sampel II A
w =
11.4
x 100 %
27.4
= 41.6 %
Sampel II B
w =
10.3
x 100 %
25
= 41.2 %
Jadi, w rata-rata Sampel II =
41.61 + 41.2
= 41.4 %
2
Sampel III A
w =
9.6
x 100 %
26.8
= 35.82 %
Sampel III B
w =
8.7
x 100 %
23.4
= 37.18 %
Jadi, w rata-rata Sampel III =
35.82 + 37.2
= 36.5 %
2
Sampel IV A
w =
12.6
x 100 %
34.6
= 36.42 %
Sampel IV B
w =
13
x 100 %
35.9
= 36.21 %
Jadi, w rata-rata Sampel IV =
36.42 + 36.2
= 36.3 %
2
20. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
20
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
→ Menentukan hubungan antara kadar air dan jumlah pukulan dengan
regresi
Dimana :
X : Jumlah pukulan
Y : Kadar air
b =
n . (∑ln(x)y) - (∑ln(x)). ∑y
n (lnx²) - (∑ln(x))²
b =
4 x 504.567 - 12.7737 x 160.41
4 x 41.6922 - 12.7737 ²
b =
-30.76
= -8.538
3.60253
Maka, a= y' = bx' =
y' =
Σ y
=
160.4
n 4
= 40.10
X =
Σ(lnx)
=
12.77
n 4
a = 40.103 - -8.54 x 3.19
a = 67.37
Sehingga :
y =
b. (lnx) +
a
y = -8.538 ln (x) + 67.369
y = -8.538 ln (25) + 67.369
y = -8.538 3.219 + 67.369
y = 39.89 %
→ Menghitung Batas cair ( LL ) pada ketukan 25
LL = -8.53841 x Ln (25) + 67.73
= 39.89%
21. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
21
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.6.1.2 Batas plastis (Plastic Limit)
→ Menghitung berat air ( Ww )
Rumus =
Ww = W1 - W2
Keterangan :
W1 = Berat Tanah Basah + Conteiner
W2 = Berat Tanah Kering + Conteiner
Sampel I
Ww = 28.4 - 28
= 0.4 gram
Sampel II
Ww = 26.4 - 25.7
= 0.7 gram
→ Menghitung berat tanah kering ( Wd )
Rumus =
Wd = W2 - W3
Keterangan :
W2 = Berat tanah kering + conteiner
W3 = Berat conteiner
Sampel I
Wd = 28 - 25.8
= 2.2 gram
Sampel II
Wd = 25.7 - 23.5
= 2.2 gram
→ Menghitung kadar air ( w )
Rumus =
w =
Ww
x 100 %
Wd
Keterangan :
Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering
Sampel I
wI = 0.4 x 100 %
2.2
22. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
22
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
= 18.18 %
Sampel II
wII =
0.7
x 100 %
2.2
= 31.82 %
Jadi, kadar air rata-ratanya =
w =
wI + wII
2
=
18.18 + 31.82
2
= 25.00 %
→ Menghitung Indeks Plastisitas ( PI )
Rumus =
PI = LL - PL
Keterangan :
LL = Batas cair pada ketukan ke 25 ( % )
PL = Batas plastis rata - rata ( % )
PI = 39.89 - 25.00
= 14.89 %
7.6.1.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
→ Menghitung berat tanah basah ( Wwet )
Rumus =
Wwet = W2 - W1
Keterangan :
W1 = Berat Mould
W2 = Berat Mould + Tanah Basah
Sampel I
Wwet = 36.8 - 10.4
= 26.4 gram
Sampel II
Wwet = 38.1 - 11.9
= 26.2 gram
→ Menghitung berat tanah kering ( Wd )
23. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
23
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
Rumus =
Wd = W3 - W1
Keterangan :
W1 = Berat Mould
W3 = Berat Mould + Tanah Kering
Sampel I
Wd = 25.5 - 10.4
= 15.1 gram
Sampel II
Wd = 30.1 - 11.9
= 18.2 gram
→ Menghitung berat air ( Ww )
Rumus =
Ww = W2 - W3
Keterangan :
W2 = Berat Mould + tanah basah
W3 = Berat Mould + tanah kering
Sampel I
Ww = 36.8 - 25.5
= 11.3 gram
Sampel II
Ww = 38.1 - 30.1
= 8 gram
→ Menghitung volume tanah basah ( Vw )
Rumus =
Vw =
W4 - Wp
r
Keterangan :
W4 = Berat Air Raksa yang dipakai untuk mengisi mangkok shringkage
Wp = Berat cawang
r = Berat jenis air raksa
Sampel I
Vw = 214.4 - 38.3
24. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
24
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
13.6
= 12.95 m3
Sampel II
Vw =
201.5 - 38.3
13.6
= 12.00 m3
→ Menghitung volume tanah kering( Vd )
Rumus =
Vd =
W5 - Wp
r
Keterangan :
W5 = Berat Air Raksa yang dipindahkan oleh tanah yang ditest
Wp = Berat cawang
r = Berat jenis air raksa
Sampel I
Vd =
142.3 - 38.3
13.6
= 7.65 m3
Sampel II
Vd =
156 - 38.3
13.6
= 8.65 m3
→ Menghitung kadar air ( w )
Rumus =
w =
Ww
x 100 %
Wd
Keterangan :
Ww = Berat air
Wd = Berat tanah kering
Sampel I
w =
11.3
x 100 %
15.1
= 74.83 %
Sampel II
w =
8
x 100 %
18.2
= 43.96 %
25. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
25
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
→ Menghitung batas susut ( SL )
Rumus =
SL = w -
Vw - Vd
x 100 %
Wd
Keterangan :
w = Kadar air ( % )
Vw = Volume tanah basah ( cm3
)
Vd = Volume tanah kering ( cm3
)
Wd = Berat tanah kering ( gram )
Sampel I
SL = 74.83 -
12.95 - 7.65
x 100 %
15.1
= 39.73 %
Sampel II
SL = 43.96 -
12.00 - 8.65
x 100 %
18.2
= 25.57 %
Jadi, SL rata-rata yaitu =
SL =
39.73 + 25.57
2
= 32.65 %
7.6.2 Tabel pengujian
7.6.2.1 Batas cair (Liquid Limit)
Tabel 7.1 Data hasil pengujian dan perhitungan batas cair
No. Test - 1 2 3 4
Jumlah Pukulan - 12 21 35 40
No. Cantainer - A1 B1 A2 B2 A3 B3 A4 B4
Berat Tanah Basah +
Container (W1)
gr 39.6 37.5 46.5 41.9 42.5 38.9 55.6 57.6
Berat Tanah Kering +
Container (W2)
gr 28.3 28.3 35.1 31.6 32.9 30.2 43.0 44.6
Berat Container (W3) gr 6.2 6.0 7.7 6.6 6.1 6.8 8.4 8.7
Berat Air (Ww=W1-W2) gr 11.3 9.2 11.4 10.3 9.6 8.7 12.6 13.0
Berat Tanah Kering,
(Wd=W2-W3)
gr 22.1 22.3 27.4 25.0 26.8 23.4 34.6 35.9
Kadar Air, Ww/Wd x 100% % 51.1 41.3 41.6 41.2 35.8 37.2 36.4 36.2
Rata-rata 46.19 41.40 36.50 36.31
26. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
26
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
Tabel 7.2 Untuk menentukan persamaan regresi
No x y ln(x) ln(x)² (lnx)y
1 12 46.19 2.48491 6.17476 114.786
2 21 41.40 3.04452 9.26912 126.052
3 35 36.50 3.55535 12.6405 129.771
4 40 36.31 3.68888 13.6078 133.958
∑ 108 160.41 12.7737 41.6922 504.567
7.6.2.2 Batas plastis (plastic Limit)
Tabel 7.3 Data hasil pengujian dan perhitungan batas plastis
No Test - 1 2
No. Container - A1 A2
Berat Tanah Basah + Container (W1) Gram 28.4 26.4
Berat Tanah Kering + Container (W2) Gram 28.0 25.7
Berat Container (W3) Gram 25.8 23.5
Berat Air (Ww=W1-W2) Gram 0.4 0.7
Berat Tanah Kering, (Wd=W2-W3) Gram 2.2 2.2
Kadar Air, (Ww/Wd x 100%) % 18.18 31.82
Kadar Air Rata-rata % 25.00
7.6.2.3 Batas plastis (plastic Limit)
Tabel 7.4 Data hasil pengujian dan perhitungan batas susut
No. Test - 1 2
Berat Mould (W1) Gram 10.4 11.9
Berat Mould + Tanah Basah (W2) Gram 36.8 38.1
Berat Mould + Tanah Kering (W3) Gram 25.5 30.1
BeratAir Raksa yang dipakai untuk
Gram 214.4 201.5
Mengisis Mangkok Shringkage (W4)
Berat Air Raksa yang dipindahkan oleh
Gram 142.3 156
tanah yang di test, (W5)
Berat Tanah Basah, Wwet=W2-W1 Gram 26.4 26.2
Berat Tanah Kering, Wd=W3-W1 Gram 15.1 18.2
Berat Air, Ww=W2-W3 Gram 11.3 8
Berat Cawang Petri,
(Wp)
Gram 38.3 47.5
Berat Jenis Air Raksa (r) Gram 13.6 13.6
27. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
27
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
Volume tanah basah, Vw=(W4-
Wp)/r
m³ 12.95 11.32
Volume tanah kering, Vd=(W5-
Wp)/r
m³ 7.65 7.98
Kadar air = Ww/Wd x
100%
% 74.83 43.96
Batas susut :
% 39.73 25.57
SL = Kadar air - ((Vw-Vd)/Wd)x100%)
SL rata-rata % 32.65
7.6.3 Grafik hasil pengujian
7.6.3.1 Batas cair (Liquid Limit)
Grafik 7.1 hasil pengujian batas cair
46.19
41.40
36.50 36.31
y = -8.538ln(x) + 67.369
20
25
30
35
40
45
50
10
Kadar
Air
(%)
Jumlah Ketukan
Kurva Aliran untuk Penentuan Batas Cair
20 30 50
25
28. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
28
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.7 Kesimpulan dan saran
7.7.1 Batas Cair (Liquid Limit)
Untuk mengukur batas cair suatu tanah adalah apabila tanah berada
dalam keadaan cair maka dalam alat cassagrande, kedua bagian tanah dalam
mangkok yang terpisah oleh alur selebar 2 mm, menutup sepanjang 12,7 mm
oleh 25 pukulan.
Semakin tinggi kadar airnya, maka akan semakin sedikit pula jumlah
pukulan untuk menutup alur sepanjang 12,7 mm.
Besarnya batas cair yang didapat dari percobaan yaitu 39.89%
7.7.2 Batas Plastis (Plastic Limit)
Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas plastis adalah 25.00 % dan
indeks plastisitas 14.89 %. Tanah pada keadaan plastis, apabila tanah digulung
menjadi retak-retak.
Semakin tinggi PI maka tanah mengandung banyak lempung, jika nilai
PI rendah maka tanah mengandung banyak lanau. Ciri tanah lanau yaitu jika
kadar air berkurang sedikit saja akan menjadi kering.
7.7.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)
Dari hasil percobaan diperoleh nilai batas susut yaitu sebesar 32.65
%.Batas susut dari suatu tanah adalah kadar air maksimum, dimana
pengurangan kadar air selanjutnya tidak menyebabkan berkurangnya volume
tanah.
29. Laboratorium Mekanika Tanah
Program Studi Teknik Sipil FT-UIM
29
LABORATORIUM MEKANIKA TANAH MUH. AKSAL / 20025014006
7.8 Dokumentasi Percobaan
Gambar 7.20 pemahaman percobaan batas atterbeg
Gambar 7.21 proses pembuatan sampel batas cair
Gambar 7.22 Sampel tanah pada saat dicampur