2. Pengertian Virus
A
Istilah virus berasal dari bahasa latin “virion” yang artinya
racun. Virus termasuk bagian dari mikroorganisme karena
merupakan makhluk hidup dengan ukuran hanya beberapa
mikro. Maka, dapat dikatakan bahwa virus adalah organisme
parasit yang membutuhkan inang untuk bertahan hidup dan
bereproduksi. Jika virus tidak menemukan inang, virus tidak
bisa hidup dalam waktu yang lama
3. Sejarah Penemuan Virus
B
Virus ditemukan pertama kali oleh Adolf Edward Mayer (1883)
ketika sedang meneliti penyebab penyakit mosaik pada
tanaman tembakau. Mayer menduga bahwa penyakit mosaik
tersebut disebabkan oleh bakteri yang lebih kecil dari biasanya,
yang tidak dapat diamati dengan mikroskop biasa.
5. Melakukan percobaan yang
berkesimpulan bahwa
penyakit tersebut
disebabkan oleh bakteri
patogenik sangat
kecil yang dapat melewati
saringan.
Dmitri Ivanovsky
(1892)
Membuktikan bahwa agen
penginfeksi tersebut dapat
berkembang biak dan ia
menyebutnya sebagai
virus lolos saring
(filterable virus).
Martinus
Beijerinck
(1897)
Berhasil mengkristalkan
partikel penginfeksi
tanaman tembakau
tersebut, yang kemudian
dikenal dengan
nama tobacco mosaic virus
(TMV).
Wendell
Stanley (1935)
Sejarah Penemuan
Virus
7. Ciri-Ciri Tubuh Virus
C
Pada sistem klasifikasi makhluk hidup, virus tidak
dimasukkan dalam kingdom manapun.
Hal tersebut karena virus memiliki ciri ciri yang unik
antara sifat benda mati dan makhluk hidup.
8. Dapat diketahui dengan
cara:
Ukuran virus sangat
kecil yaitu sekitar 25-
300 nm
Observasi langsung
menggunakan
mikroskop elektron
Ukuran Tubuh Virus
1
9. Struktur Tubuh Virus
Materi (Benda Mati)
• Bukan merupakan sel karena tidak
memiliki dinding sel, membran,
sitoplasma, inti, dan organel sel
lainnya.
• Dapat dikristalkan seperti sifat benda
mati.
• Hanya dapat hidup dan berkembang
biak di dalam sel hidup lain.
Makhluk Hidup
• Tubuhnya tersusun dari asam nukleat
yang diselubungi protein.
• Mampu bereproduksi.
Virus memiliki ciri ciri yang unik antara sifat benda mati dan makhluk hidup.
3
12. Asam Nukleat
Virus yang mengandung DNA,
antara lain Parvovirus, Papovavirus,
Adenovirus, dan Herpesvirus.
Virus hanya mengandung satu jenis asam nukleat,
yaitu DNA atau RNA.
Virus yang mengandung RNA,
antara lain Flavivirus, Coronavirus,
Rhabdovirus, dan Retrovirus
Asam nukleat (DNA atau RNA) pada virus merupakan penyusun genom
(kumpulan gen) yang berfungsi mengendalikan aktivitas replikasi
(penggandaan).
13. Kapsid
Kapsid merupakan selubung terluar
virus yang tersusun dari banyak
subunit protein yang disebut
kapsomer.
Kapsid berfungsi memberi bentuk
virus sekaligus sebagai pelindung
virus dari kondisi lingkungan yang
merugikan
15. Ekor
Berfungsi untuk melekatkan diri dan menginfeksi sel
yang diserang virus. Ekor memiliki struktur tambahan
berupa selubung ekor, serabut ekor, lempengan dasar,
dan jarum penusuk.
a. Selubung ekor: untuk menginfeksi DNA virus ke
dalam sel hospes (sel yang ditumpangi inang)
b. Serabut ekor: untuk penerima rangsangan dan untuk
menempel pada sel inang
c. Lempengan dasar: untuk tempat melekatnya serabut
ekor dan jarum penusuk
d. Jarum penusuk: untuk menginjeksikan asam nukleat
ke dalam sel inang
18. Cara Hidup Virus
Virus hanya dapat hidup di dalam sel hidup organisme tertentu, sehingga disebut
parasit intraseluler obligat.
Penularan virus secara tidak
langsung terjadi melalui perantaraan
vektor.
Penularan virus secara langsung
dapat terjadi melalui udara, air,
darah, lendir, dan media lain.
Cara penularan virus dari
suatu sel inang ke sel inang
lainnya
1
19. 2 Reproduksi Virus
Daur litik terjadi jika pertahanan sel inang lebih lemah
dibandingkan daya infeksi virus. Pada daur litik, sel
inang akan pecah dan mati serta terbentuk virion-
virion baru. Sehingga, virus akan menghancurkan sel
hospes (sel yang ditumpanginya) setelah selesai
melakukan replikasi
a
1. Adsorpsi: melekatnya ekor virus pada dinding sel
bakteri
2. Penetrasi: ujung serabut ekor virus masuk dan
menyatu dengan sel bakteri sehingga terbentuk
saluran dari tubuh virus ke bakteri
3. Eklifase: virus mengambil alih perlengkapan
metabolik sel bakteri
4. Replikasi: pembentukan bagian-bagian tubuh virus
baru
5. Perakitan: bagian tubuh virus yang terbentuk dalam
replikasi akan membentuk virus-virus bakteriofag
yang baru
6. Lisis: pecahnya sel bakteri yang mengeluarkan virus-
virus baru
20. 2 Reproduksi Virus
Daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri.
Asam nukleat virus tidak mengambil alih fungsi proses
sintesis asam nukleat bakteri, tetapi menjadi bagian
dari DNA bakteri
b
1. Adsorpsi dan penetrasi: prosesnya sama dengan
daur litik
2. Penggabungan: asam nukleat virus bergabung atau
menyisip paa asam nukleat bakteri. Gabungan asam
nukleat ini disebut profag
3. Pembelahan: pada saat bakteri membelah diri,
profag ikut membelah sehingga menghasilkan
bakteri yang mengandung profag
4. Sintesis: asam nukleat virus secara alami akan
memisahkan diri dari asam nukleat bakteri untuk
memasuki daur litik. Selanjutnya asam nukleat virus
akan membentuk partikel virus baru
5. perakitan: penyusunan partikel virus menjadi virus
baru
6. Lisis: lisisnya sel bakteri dengan mengeluarkan virus
baru
22. Dasar Klasifikasi Virus
Dasar Klasifikasi Virus menurut sistem ICTV
(International Committee on Taxonomy of Viruses)
Terdapat tiga tingkatan takson dalam
klasifikasi virus, yaitu famili, genus, dan
spesies.
Pemberian nama pada famili menggunakan
akhiran –viridae,
Nama genus dengan akhiran –virus,
Nama spesies menggunakan bahasa Inggris
dan diakhiri dengan –virus.
Nama genus dan spesies dicetak miring.
Famili : Poxviridae
Genus : Orthopoxvirus
Spesies : Variola virus (penyebab cacar)
Famili : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus (penyebab polio)
24. Peranan Virus yang Menguntungkan
Teknologi rekayasa genetika
1
Pembuatan vaksin protein
2
Pengobatan secara biologis
3
Bioinsektisida untuk memberantas hama serangga
4
Bahan dalam pembuatan perangkat elektronik
5
1
25. Peranan Virus yang Merugikan
2
a
Penyakit pada Manusia
Gondongan, Herpes, Cacar variola, Cacar air varisela dan herpes zoster,
Hepatitis, Infuenza dan Parainfluenza, Campak, AIDS
b
Penyakit pada Hewan
Rabies, Penyakit mulut dan kuku, Tetelo (NCD), Tumor (kutil)
c
Penyakit pada Tumbuhan
Penyakit TYLC (tomato yellow leaf curl virus), Tungro, Mosaik
26. Pencegahan dan
Pengobatan Infeksi Virus
F
Sistem imunitas merupakan mekanisme pertahanan utama tubuh
dalam menghadapi infeksi. Namun, sistem imunitas terkadang tidak
mampu melawan infeksi suatu jenis virus. Usaha pencegahan
terhadap infeksi virus dapat dilakukan dengan pemberian vaksin,
sedangkan pengobatannya melalui pemberian interferon dan
kemoterapi antivirus.
27. Pencegahan dan Pengobatan Infeksi Virus
Vaksin Virus
Vaksin virus terbuat dari
bagian tubuh virus, virus
mati, atau virus hidup yang
diinjeksikan ke dalam tubuh
manusia untuk
memperoleh suatu sistem
imunitas.
Interferon
Protein yang dihasilkan oleh
hewan atau sel biakan sebagai
respons terhadap infeksi virus
atau penginduksi lain dan
berfungsi menghambat
replikasi virus dalam suatu sel.
Kemotrapi Antivirus
Senyawa antivirus yang
dapat digunakan untuk
pengobatan penyakit yang
disebabkan oleh virus.
28. Vaksin virus mati dibuat dengan
cara memurnikan sediaan virus
melalui tahap-tahap tertentu dan
merusak sedikit protein virus
sehingga virus menjadi tidak aktif.
Vaksin virus mati dapat merangsang
pembentukan antibodi tubuh
terhadap protein selubung virus
sehingga meningkatkan daya
resistensi tubuh.
Vaksin Virus Mati
Vaksin virus hidup dibuat dari virus
yang memiliki kemampuan virulensi
rendah. Pembuatan vaksin virus
lemah pada awalnya dengan
memilih strain virus lemah secara
alami. Kini strain virus lemah dapat
diperoleh melalui rekayasa genetika.
Vaksin Virus Hidup yang
Dilemahkan