Dokumen tersebut membahas beberapa metode konstruksi dan teknik perbaikan struktur bangunan seperti sistem injeksi beton untuk perbaikan retak, soil nailing untuk perkuatan tebing, serta metode pembongkaran gedung secara lebih efisien menggunakan Tecorep. Dokumen ini juga membahas pengujian material konstruksi tanpa merusaknya menggunakan ultrasonik testing.
1. JASA KONSTRUKSI & ENERGI ALTERNATIF
NAMA : ARBI ARDLI MAULANI
NIM :17.1003.222.01.0669
KELAS : B
DOSEN PENGAMPU : IR. AGUS B S, MT
2. SISTEM INJEKSI BETON PERBAIKAN
BETON DAN TEMBOK RETAK
• Struktur beton bertulang merupakan salah satu
materi pokok yang digunakan sebagai struktur
bangunan baik gedung, jalan, jembatan dan
bendungan. Begitu pentingnya beton bertulang
sehingga semua aspek teknisnya diatur dalam
peraturan dan telah menjadi suatu standar (SNI).
Beton yang baik sangat penting untuk mendapatkan
struktur yang aman, nyaman dan tahan lama. Aman
dalam arti mampu menerima beban yang bekerja
baik beban mati maupun beban hidup termasuk
gempa sesuai fungsinya. Nyaman digunakan oleh
pengguna artinya mampu menghilangkan rasa
khawatir apakah kuat atau tidak. Dari kedua aspek
tersebut yang tak kalah pentingnya adalah memiliki
umur pemakaian yang lama sesuai dengan
perencanaannya.
3. METODE KERJA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERBAIKAN BETON RETAK
Pemasangan Napple atau Injektor Pada bagian bawah napple diberi
perekat berbahan dasar epoxy (epoxy adhesive). Tempatkan napple
pada jalur retakan dengan bantuan pointer agar posisi lubang napple
berada ditengah jalur retakan dan lubang napple tersebut tidak
tersumbat. Pasang napple setiap jarak 20 cm antar napple
memanjang pada jalur retakan dan apabila terdapat retakan
bercabang maka setiap pertemuan jalur retakan harus tetap dipasang
napple. Aplikasikan sealer dengan menggunakan epoxy adhesive
(putty) pada jalur retakan antar napple agar pada saat proses injeksi
tidak ada material yang keluar dari celah retakan.
4. PROSES INJEKSI
Proses Injeksi Aduk 2 komponen matrial epoxy
resin (Hardener & Base). Masukan material ke
dalam tabung. Lakukan proses tekanan dengan
perlahan dan dengan tekanan rendah agar material
epoxy resin dapat mengisi celah dengan sempurna
dan mendorong udara kosong yang terjebak di
dalam celah retakan. Proses injeksi dihentikan
apabila seluruh jalur retakan telah terisi penuh
epoxy resin. Selang konektor dilepas dan napple
ditutup agar material yang telah mengisi celah
tidak kembali keluar.
5. Finishing Setelah pekerjaan berumur 24 jam,
seluruh napple dan selang yang menempel di
permukaan beton dilepas dengan menggunakan
gerinda. Selanjutnya dirapikan agar terlihat lebih
estetis.
6. PENERAPAN TEKNOLOGI BLOK
BETON 3B DI MOROTAI
• Indonesia merupakan negara kepulauan dengan luas wilayah
perairan laut lebih dari 75% yang mencapai 5,8 juta kilometer
persegi, terdapat lebih dari 17.500 pulau dengan garis pantai
terpanjang kedua di dunia setelah Kanada, yaitu sekitar 81.000
km (Murdianto, 2004). Secara geologi, kepulauan termasuk
kepulauan Indonesia terbentuk oleh berbagai proses geologi
yang sangat kuat sehingga berpengaruh pada pembentukan
pantai disana. Kawasan pantai merupakan kawasan yang sangat
dinamis dengan berbagai ekosistem hidup disana dan saling
mempunyai keterkaitan satu dengan yang lainnya. Perubahan
garis pantai merupakan salah satu bentuk dinamisasi kawasan
pantai yang terjadi secara terus menerus. Perubahan garis pantai
yang terjadi di kawasan pantai berupa pengikisan badan pantai
(abrasi) dan penambahan badan pantai (sedimentasi atau akresi).
7. • Blok Beton 3B (Berkait, Berongga, Bertangga) Dengan
berkembangnya teknologi revetment yang tadinya bahan
yang dipakai berupa batu alam yang beratnya >200 kg
sudah jarang ditemui di lapangan, sementara kebutuhan
di lapangan berat batu tersebut masih dibutuhkan
sehingga para Peneliti (Ahli Teknik Pantai) berupaya
untuk memenuhi kebutuhan bahan tersebut dengan
membuat model yang terbuat dari blok beton bertulang
dengan berat disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan,
namun pemodelan tidak sekedar memenuhi berat
betonnya saja melainkan ditinjau dari beberapa faktor
sehingga bahan tersebut dapat berfungsi dan awet untuk
beberapa tahun sesuai dengan rencana dan karakteristik
gelombang pada pantai yang diteliti.
8. PROSES KONSTRUKSI BLOK BETON 3B
• Pekerjaan Persiapan Dalam pekerjaan persiapan ada beberapa pekerjaan yang dilakukan
seperti sosialisasi kepada masyarakat, kegiatan mobilisasi pekerja, alat dan bahan. Jika
diperlukan dapat dilakukan pembuatan jalan masuk untuk keperluan mobilisasi, penyiapan
petugas K3, pengukuran dan penggambaran.
• Pembuatan Cetakan Cetakan Blok Beton 3B dibuat dengan bahan pelat baja dengan
ketebalan 0,6 cm sampai dengan 1 cm dan diperkuat dengan besi siku pada bagian yang
dianggap dapat berubah bentuk. Pembuatan cetakan dirancang mudah dibongkar pasang
dengan sistem baut.
• Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar
rencana dan syaratsyarat yang ditentukan menurut keperluan seperti gambar atau
ditentukan lain sesuai kondisi lapangan. Dasar dari semua lubang galian fondasi
harus diukur dengan waterpass atau alat lain yang lebih baik.)
9. NON DESTRUCTIVE TEST (NDT) PENGUJIAN TANPA
MERUSAK MATERIAL
• Dunia konstruksi tidak jauh dari penggunaan berbagai peralatan dan
perlengkapan. Diantaranya mesin, alat berat, rangka pipa dan
material lainnya. Peralatan tersebut akan membahayakan bila
keadaannya tidak sesuai standar. Untuk itu demi keamanan kerja,
perlu dilakukan NDT (Non Destructive Test) atau pengujian tanpa
merusak pada peralatan tersebut. Pada dunia industri banyak terjadi
kegagalan yang disebabkan oleh cacat material. Dan banyak
peneliti mencari cara bagaimana untuk mengetahui ada tidaknya
cacat pada suatu material. Secara garis besar, terdapat dua jenis
pengujian material, yaitu pengujian merusak (Destructive Test) dan
pengujian tidak merusak (Non Destructive Test). Terlihat dari
namanya, pengujian ini dibedakan atas bagaimana kondisi terakhir
dari material setelah pengujian.
10. • Pengujian Ultrasonik (Ultrasonic Testing-UT)
Pengujian Ultrasonik merupakan pengujian
NDT yang memanfaatkan gelombang suara
frekuensi tinggi untuk mendeteksi cacat
atau perubahan dari sifat material.
Pengujian ini juga dapat digunakan untuk
mengukur ketebalan dari berbagai jenis
material logam maupun non logam dimana
cukup memeriksa dari satu sisi.
11. Kekurangan Ultrasonik:
Kurang sesuai untuk material yang
tipis.
Tidak mudah dalam mengoperasikan
dan membaca data CRT, butuh keahlian
khusus.
Permukaan harus terjangkau oleh probe
dan couplant.
Kelebihan Ultrasonik:
Cukup menggunakan satu sisi dari material.
Persiapan pengujian terkait benda uji relatif
mudah.
Dalam mendeteksi cacat, ultrasonik
memiliki kedalaman penetrasi yang sangat
baik dari jenis Non Destructive Test yang
lain.
12. SOIL NAILING PERKUATAN TEBING ANTI LONGSOR
• Soil nailing pertama kali diaplikasikan sebagai perkuatan
untuk sebuah dinding penahan tanah di Perancis (1961).
Kemudian dikembangkan oleh Rabcewicz (1964, 1965), untuk
digunakan dalam galian terowongan yang dikenal dengan
“The New Austrian Tunneling Method” (NATM). Metode ini
mengkombinasikan perkuatan pasif dari batangan baja dan
shotcrete (adukan beton yang ditembakkan dengan tekanan
tinggi pada suatu permukaan). Adanya perkuatan pasif dari
batangan besi pada sekeliling dinding terowongan, sangat
mengurangi beban yang harus diterima struktur terowongan
jika dibandingkan dengan metode konvensional.
13. METODE PELAKSANAAN SOIL NAILING TAHAP 1
GALIAN TANAH
• Galian tanah dilakukan secara bertahap dengan kedalaman
galian tertentu hingga mencapai rencana kedalaman galian.
Kedalaman galian tiap tahap harus disesuaikan dengan
kemampuan tanah, sehingga muka galian dapat berdiri tanpa
perkuatan, dalam periode waktu yang singkat (24 – 48 jam).
Dalam kasus tertentu, pada tanah yang tidak dapat berdiri
tanpa perkuatan selama galian, dapat diberikan timbunan
menerus (continuous berm) atau timbunan segmental.
Timbunan tersebut dapat dipindahkan setelah nail bars
terpasang dan beton cor cukup keras.
14. TECOREP (TAISEI ECOLOGYCAL REPRODUCTION SYSTEM)
METODE ROBOHKAN GEDUNG YANG LEBIH EFEKTIF
Tokyo adalah kota yang menjadi pusat aktifitas perekonomian di negara Jepang. Jika Anda pernah pergi ke sana
atau sekedar melihatnya lewat media, maka Anda akan terkesan dengan banyaknya gedung pencakar langit yang
menjulang ke langit biru. Ada beberapa gedung pencakar langit yang sudah kadaluwarsa alias tidak layak pakai
sehingga perlu untuk dibongkar. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung (UU No. 28 Tahun 2002), pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan dan/atau prasarana dan sarananya.
15. METODE KERJA TECOREP
Ada 2 metode kerja dari Tecorep ini, yang pertama yaitu pada lantai atap dipasang
balok baja dan hoist crane selanjutnya dipasang alat strand jacks pada kolom
sementara, strand jacks ini berfungsi menahan dan menurunkan lantai yang berada di
atas area pembongkaran. Excavator berada di dalam gedung untuk membongkar
bagian dalam gedung. Berikutnya adalah proses pembongkaran di dalam gedung
menggunakan mesin Excavator, skema teknis dari proses pembongkaran intinya
adalah dengan membuat kolom sementara untuk menyangga lantai yang berada diatas
area pembongkaran. Pada metode ini diperlukan ketelitian dan seorang yang ahli
dalam melakukannya, setelah kolom sementara terpasang maka kolom dan balok dari
gedung tersebut dapat dibongkar.
16.
17. Metode lainnya adalah dengan menggunakan jack hidrolik dan beberapa teknologi lain
sehingga bisa membongkar 1 lantai sekaligus dengan waktu yang lebih cepat. Pada
metode ini dengan membongkar satu persatu kolom dan balok dari lantai bawah,
sedangkan lantai yang ada diatasnya akan ditahan oleh alat yang bernama jack. Setelah
jack Terpasang dengan baik maka kolom, balok dan plat lantai siap untuk dibongkar.
Kelebihan dari metode ini adalah lebih mudah untuk dilaksanakan karena semua
pengerjaan pembongkaran hanya dilakukan di lantai bawah sehingga tidak perlu
membawa alat berat menuju ke atas gedung. Pekerjaan ini sangat efisien untuk
mengurangi polusi udara dan polusi suara, sangat cocok dilaksanakan pada area
sempit. Berikut adalah urutan pekerjaan dengan metode Tecorep dengan tipe
pengerjaan areal bawah