SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
NEW AUSTRIAN TUNNELLING
METHODE (NATM)
 Febrina Dyah Ratnasari 12108002
 Prathama Ikhsan F 12108016
 Ariza Alrabi 12108027
 Bayurohman P Putra 12108047
 Michael Sijabat 12108056
NATM
New Austrian Tunneling
Method
Prinsip dan
Konstruksi
Pendahulua
n
Kelebihan
dan
kekuranga
n
Aplikasi
PENDAHULUAN
Definisi
Latar
belakang
LATAR BELAKANG
 Keruntuhan terowongan Heathrow Express Rail
Link Station pada Oktober 1994 memaksa
pemeriksaan dilakukan secara tertutup. Health
and Safety Executive (HSE) mengumumkan
hasil investigasinya dalam sebuah buku yang
diterbitkan tentang NATM design for safety
(1996).
 NATM banyak digunakan di berbagai belahan
dunia karena banyak manfaatnya.
 Tahun Perkembangan
 1811 Penemuan Sirkular shield oleh Brunel.
 1848 Usaha pertama menggunakan mortar dengan seting cepat oleh Wejwanow
 1872 Penggantian kayu dengan baja oleh Rhiza.
 1908-1911 Penemuan Revolver Shotcrete machine oleh Akeley
 1914 Pengaplikasian pertama tambang batubara dengan shotcrete
 1948 Pengenalan sistem sual-lining oleh Rabcewicz.
 1954 Penggunaan shotcrete untuk enstabilan tanah yang tertekanpada
terowongan oleh Bruner.
 1955 Perkembangan penjangkaran tanah oleh Rabcewicz.
 1960 Pengakuan terhadap pentingnya penilaian yang sistematis oleh Müller.
 1962 Rabcewicz memperkenalkan the New Austrian Tunnelling Method pada
saat kuliah kepada XIII Geomechanics Colloquium di Salzburg.
 1964 Istilah NATM peratma kali muncul di sebuah literatur yang dibuat oleh
Rabcewicz.
 1969 Pengaplikasian NATM pertama kali di tengah kota dilakukan pada batuan
lunak (Frankfurt am Main).
 1980 Pendefinisian kembali NATM karena konflik yang ada pada literature milik
Austrian National Committee pada Underground Construction of
the International Tunnelling Association (ITA).
 1987 NATM pertama di Barrow, Britania, pada Soar mine
DEFINISI
 New Austrian Tunneling Method adalah
suatu sistem pembuatan tunnel dengan
menggunakan shotcrete (beton yang
disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan
rock bolt sebagai penyangga sementara
tunnel, sebelum diberi lapisan concrete
(lining concrete).
NATM dilihat sebagai desain filosofis
1. Kekuatan batuan disekitar tunel disengaja untuk mencapai
tingkat maksimal
2. Pergerakan kekatan batuan didapat dengan membiarkan
deformasi batuan yang sudah dikontrol
3. Penyangga utama yang diinstal di awal memiliki karakteristik
deformasi beban yang sesuai dengan kondisi batuan, dan
instalasi dilakukan pada waktu yang tepat.
4. Instrumen-instrumen diinstal untuk memantau deformasi pada
sistem penyangga awal, selain sebagai dasar untuk mengubah
desain penyangga awal dan urautan penggalian.
NATM dilihat sebagai metode konstruksi
1. Urutan penggalian dan penyanggan dirangkai, dan rangkaian
penggalian dapat bervariasi.
2. Penyangga awal batuan didapatkan oleh shotcrete yang
dikombinasika dengan fiber atau kabel yang telah dilas, fabric
reinforcement, sumbu baja, dan lain-lain.
3. Penyangga permanen biasanya berupa lapisan beton yang
langsung dimasukkan
 Profesor kovari menganggap bahwa ide ini sebetulnya adalah konsep
yang sama dengan milik Engesser dalam pembuatan penyangga
berbentuk lengkungan yang diterbitkan pada tahun 1882
 Definisi diatas diubah oleh Austrian National Comitte pada Underground
Construction of The International Tunnelling Association (ITA) pada
tahun 1980. “Metode NATM berdasar pada konsep dimana batuan atau
tanah disekitar bukaan bawah tanah menjadi struktur penerima beban
dengan dibuatnya bentuk penyangga berbentuk cincin.
 Prof. Dr. Leopold Muller (1978) mengajukan,bahwa NATM lebih
mengenai konsep dengan beberapa prinsip dalam pembuatan
terowongan.. Sehingga pembuatnya berpendapat bahwa NATM tidak
bisa disebut sebagai metoda konstruksi karena tidak menyatakan
secara langsung metode untuk mengarahkan laju dari pembuatan
terowongan.
PRINSIP DAN DESAIN
NATM
PRINSIP NATM
 Mobilization of the strength of rock mass
mengandalkan kekuatan pada massa batuan
sebagai komponen utama dalam daya
dukung terowongan.
 Shotcrete protection
Meminimalisir deformasi kelonggaran dan
massa batuan dengan menggunakan lapisan
setebal 25-50 mm setelah pembukaan face
PRINSIP NATM
 Measurements
pemantauan dan interpretasi deformasi,
strain dan stress untuk mengoptimalkan
NATM dan syarat supporting
 Primary Lining
Supporting berupa dinding tipis untuk
meminimalkan momen lentur dan untuk
menanggulangi stress tanpa mengekspos
lapisan yang memiliki section yang kurang
baik
PRINSIP NATM
 Closing of invert
Menyelesaikan perlakuan lengkungan pada
terowongan dengan membuat cincin load-
bearing sebagai supporting beban
 Rock mass classification
Digunakan untuk merancang lebih lanjut
supporting selama penggalian terowongan
PRINSIP NATM
 Dynamic Design
Pembuatan desain terowongan harus
dinamis dimana pemilihan supporting harus
sesuai dengan klasifikasi massa batuan dan
dapat memudahkan pemantauan deformasi
PROSES NATM
Sealing
Shotcret
e
Fixing
of
Lattice
Girder
Fixing
of wire
mash
Primary
Lining
with
Shotcret
e
Rock
Bolting
Pipe
Forepoling
Komponen dalam Penggalian dengan NATM
Penggalian terowongan menggunakan roadheader
Penggalian lanjutan
MENERAPKAN LAPISAN SHOTCRETE PADA JALA
PENGUATAN
PRIMARY LINING DITERAPKAN SEPANJANG
TEROWONGAN
PENYELESAIAN TEROWONGAN
COMPLETED UNDERGROUND TRANSITION
APLIKASI
PLTA Cirata
Haivan Tunnel
Metro 3 in Mumbai
PLTA CIRATA
HAIVAN TUNNEL
METRO 3 IN MUMBAI
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN
Kelebihan Kekurangan
KELEBIHAN
 Relatif lebih cocok di soft rock
 Harga investasi rendah
 Lebih antisipatif terhadap gempa
 Immediate support relatif lebih sedikit
 Geometri terowongan lebih fleksibel
KEKURANGAN
 Cost per meternya relatif lebih mahal dan
waktu konstruksi lebih lama
 Tidak cocok diaplikasikan di softer ground
 Tidak cocok di bawah muka air tanah pada
batuan yang permeabilitasnya tinggi

More Related Content

What's hot

Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandungModul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandungMuhammad Faisal Latif
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRheny novi
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARinka -chan
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITABonita Susimah
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Angga Nugraha
 
SNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser BatuanSNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser Batuanyuliadiyuliadi2
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuInri Pata'dungan
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalMira Pemayun
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanM Hayale
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatanFarid Thahura
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)candrosipil
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Amiin Majiid Nugroho
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 

What's hot (20)

Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandungModul penggunaan kompas geologi agp bandung
Modul penggunaan kompas geologi agp bandung
 
Awal triaxial
Awal triaxialAwal triaxial
Awal triaxial
 
Paper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMRPaper UCS, RQD & RMR
Paper UCS, RQD & RMR
 
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASARPENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
PENGENALAN ALAT UKUR TANAH DASAR
 
9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng9 pemantauan lereng
9 pemantauan lereng
 
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITAFELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
FELDSPAR BAHAN GALIAN INDUSTRI - BONITA
 
Mekanika Batuan
Mekanika BatuanMekanika Batuan
Mekanika Batuan
 
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
Sand cone test (Tes Kepadatan Tanah di Lapangan)
 
SNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser BatuanSNI Uji Kuat Geser Batuan
SNI Uji Kuat Geser Batuan
 
Tekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan bekuTekstur khusus batuan beku
Tekstur khusus batuan beku
 
Eksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimiaEksplorasi geokimia
Eksplorasi geokimia
 
Point load
Point loadPoint load
Point load
 
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normalSni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
Sni 03-2834-1993-tata-cara-pembuatan-rencana-campuran-beton-normal
 
Pengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapanPengujian berat jenis dan penyerapan
Pengujian berat jenis dan penyerapan
 
perhitungan jembatan
perhitungan jembatanperhitungan jembatan
perhitungan jembatan
 
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)Bab viii   analisis hidrometer (hydrometer analysis)
Bab viii analisis hidrometer (hydrometer analysis)
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
Teknik Penambangan (Alluvial Mine)
 
Mekanika batuan
Mekanika batuanMekanika batuan
Mekanika batuan
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 

Similar to NATM

klasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
klasifikasi batuan di bidang tambang.pptklasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
klasifikasi batuan di bidang tambang.pptnoelmanroe1
 
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...raaaka12
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganheny novi
 
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls BTugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls BArbiArdli
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfNhkHabit
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangSaiful Hadi
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...ikhsan setiawan
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Yoel Begal
 
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxPelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxRAlfinSeptyaNugroho
 
Presentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas AkhirPresentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas Akhirshiamoy maulyzha
 
3107100139 presentation
3107100139 presentation3107100139 presentation
3107100139 presentationFandy Sipata
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Muhammad Rachman
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganheny novi
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structureFigocaturp1
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatanDedyEko4
 
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMuchamadAbdulKholiq
 

Similar to NATM (20)

klasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
klasifikasi batuan di bidang tambang.pptklasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
klasifikasi batuan di bidang tambang.ppt
 
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...
1306449(raka) 39. desain dan pembangunan bendungan air terhadap 1000 m tekana...
 
Sabtu
SabtuSabtu
Sabtu
 
Paper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowonganPaper penyanggga kayu terowongan
Paper penyanggga kayu terowongan
 
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls BTugas mk2 tgl 17 mei 2020  arbi ardli-kls B
Tugas mk2 tgl 17 mei 2020 arbi ardli-kls B
 
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdfDesain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
Desain Jembatan (By Anton H.P. ST., MT).pdf
 
Perilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton BertulangPerilaku Beton Bertulang
Perilaku Beton Bertulang
 
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton  Kasus : Abutmen...
Perbandingan Pondasi Sumuran dan Pondasi Tiang Pancang Beton Kasus : Abutmen...
 
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
Jbptitbpp gdl-jemmigumil-30922-3-2008ta-2
 
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptxPelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
Pelatihan Metode Jacking Box Tunnel - alfin septya nugroho - 162109911.pptx
 
586 2181-1-pb
586 2181-1-pb586 2181-1-pb
586 2181-1-pb
 
Presentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas AkhirPresentasi Sidang Tugas Akhir
Presentasi Sidang Tugas Akhir
 
3107100139 presentation
3107100139 presentation3107100139 presentation
3107100139 presentation
 
Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1Jenis jenis jembatan paper#1
Jenis jenis jembatan paper#1
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
Paper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowonganPaper geoteknik terowongan
Paper geoteknik terowongan
 
Form active structure
Form active structureForm active structure
Form active structure
 
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan03. pelaksanaan konstruksi jembatan
03. pelaksanaan konstruksi jembatan
 
3938 8451-1-sm
3938 8451-1-sm3938 8451-1-sm
3938 8451-1-sm
 
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksiMateri P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
Materi P. Tenaga Konstruksi..pdf konstruksi
 

Recently uploaded

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningSamFChaerul
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugaslisapalena
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksdanzztzy405
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxsitifaiza3
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxZhardestiny
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 

Recently uploaded (9)

UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data miningContoh Algoritma Asosiasi pada data mining
Contoh Algoritma Asosiasi pada data mining
 
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
393479010-POWER-POINT-MODUL-6-ppt.pdf. tugas
 
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkksKISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
KISI KISI PSAJ IPS KLS IX 2324.docskskkks
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptxPPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
PPT ANEMIA pada remaja maupun dewasapptx
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptxInstrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
Instrumen Penelitian dalam pengukuran fenomena .pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 

NATM

  • 1. NEW AUSTRIAN TUNNELLING METHODE (NATM)  Febrina Dyah Ratnasari 12108002  Prathama Ikhsan F 12108016  Ariza Alrabi 12108027  Bayurohman P Putra 12108047  Michael Sijabat 12108056
  • 2. NATM New Austrian Tunneling Method Prinsip dan Konstruksi Pendahulua n Kelebihan dan kekuranga n Aplikasi
  • 4. LATAR BELAKANG  Keruntuhan terowongan Heathrow Express Rail Link Station pada Oktober 1994 memaksa pemeriksaan dilakukan secara tertutup. Health and Safety Executive (HSE) mengumumkan hasil investigasinya dalam sebuah buku yang diterbitkan tentang NATM design for safety (1996).  NATM banyak digunakan di berbagai belahan dunia karena banyak manfaatnya.
  • 5.  Tahun Perkembangan  1811 Penemuan Sirkular shield oleh Brunel.  1848 Usaha pertama menggunakan mortar dengan seting cepat oleh Wejwanow  1872 Penggantian kayu dengan baja oleh Rhiza.  1908-1911 Penemuan Revolver Shotcrete machine oleh Akeley  1914 Pengaplikasian pertama tambang batubara dengan shotcrete  1948 Pengenalan sistem sual-lining oleh Rabcewicz.  1954 Penggunaan shotcrete untuk enstabilan tanah yang tertekanpada terowongan oleh Bruner.  1955 Perkembangan penjangkaran tanah oleh Rabcewicz.  1960 Pengakuan terhadap pentingnya penilaian yang sistematis oleh Müller.  1962 Rabcewicz memperkenalkan the New Austrian Tunnelling Method pada saat kuliah kepada XIII Geomechanics Colloquium di Salzburg.  1964 Istilah NATM peratma kali muncul di sebuah literatur yang dibuat oleh Rabcewicz.  1969 Pengaplikasian NATM pertama kali di tengah kota dilakukan pada batuan lunak (Frankfurt am Main).  1980 Pendefinisian kembali NATM karena konflik yang ada pada literature milik Austrian National Committee pada Underground Construction of the International Tunnelling Association (ITA).  1987 NATM pertama di Barrow, Britania, pada Soar mine
  • 6. DEFINISI  New Austrian Tunneling Method adalah suatu sistem pembuatan tunnel dengan menggunakan shotcrete (beton yang disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan rock bolt sebagai penyangga sementara tunnel, sebelum diberi lapisan concrete (lining concrete).
  • 7. NATM dilihat sebagai desain filosofis 1. Kekuatan batuan disekitar tunel disengaja untuk mencapai tingkat maksimal 2. Pergerakan kekatan batuan didapat dengan membiarkan deformasi batuan yang sudah dikontrol 3. Penyangga utama yang diinstal di awal memiliki karakteristik deformasi beban yang sesuai dengan kondisi batuan, dan instalasi dilakukan pada waktu yang tepat. 4. Instrumen-instrumen diinstal untuk memantau deformasi pada sistem penyangga awal, selain sebagai dasar untuk mengubah desain penyangga awal dan urautan penggalian. NATM dilihat sebagai metode konstruksi 1. Urutan penggalian dan penyanggan dirangkai, dan rangkaian penggalian dapat bervariasi. 2. Penyangga awal batuan didapatkan oleh shotcrete yang dikombinasika dengan fiber atau kabel yang telah dilas, fabric reinforcement, sumbu baja, dan lain-lain. 3. Penyangga permanen biasanya berupa lapisan beton yang langsung dimasukkan
  • 8.  Profesor kovari menganggap bahwa ide ini sebetulnya adalah konsep yang sama dengan milik Engesser dalam pembuatan penyangga berbentuk lengkungan yang diterbitkan pada tahun 1882  Definisi diatas diubah oleh Austrian National Comitte pada Underground Construction of The International Tunnelling Association (ITA) pada tahun 1980. “Metode NATM berdasar pada konsep dimana batuan atau tanah disekitar bukaan bawah tanah menjadi struktur penerima beban dengan dibuatnya bentuk penyangga berbentuk cincin.  Prof. Dr. Leopold Muller (1978) mengajukan,bahwa NATM lebih mengenai konsep dengan beberapa prinsip dalam pembuatan terowongan.. Sehingga pembuatnya berpendapat bahwa NATM tidak bisa disebut sebagai metoda konstruksi karena tidak menyatakan secara langsung metode untuk mengarahkan laju dari pembuatan terowongan.
  • 10. PRINSIP NATM  Mobilization of the strength of rock mass mengandalkan kekuatan pada massa batuan sebagai komponen utama dalam daya dukung terowongan.  Shotcrete protection Meminimalisir deformasi kelonggaran dan massa batuan dengan menggunakan lapisan setebal 25-50 mm setelah pembukaan face
  • 11. PRINSIP NATM  Measurements pemantauan dan interpretasi deformasi, strain dan stress untuk mengoptimalkan NATM dan syarat supporting  Primary Lining Supporting berupa dinding tipis untuk meminimalkan momen lentur dan untuk menanggulangi stress tanpa mengekspos lapisan yang memiliki section yang kurang baik
  • 12. PRINSIP NATM  Closing of invert Menyelesaikan perlakuan lengkungan pada terowongan dengan membuat cincin load- bearing sebagai supporting beban  Rock mass classification Digunakan untuk merancang lebih lanjut supporting selama penggalian terowongan
  • 13. PRINSIP NATM  Dynamic Design Pembuatan desain terowongan harus dinamis dimana pemilihan supporting harus sesuai dengan klasifikasi massa batuan dan dapat memudahkan pemantauan deformasi
  • 17. MENERAPKAN LAPISAN SHOTCRETE PADA JALA PENGUATAN
  • 18. PRIMARY LINING DITERAPKAN SEPANJANG TEROWONGAN
  • 24. METRO 3 IN MUMBAI
  • 26. KELEBIHAN  Relatif lebih cocok di soft rock  Harga investasi rendah  Lebih antisipatif terhadap gempa  Immediate support relatif lebih sedikit  Geometri terowongan lebih fleksibel
  • 27. KEKURANGAN  Cost per meternya relatif lebih mahal dan waktu konstruksi lebih lama  Tidak cocok diaplikasikan di softer ground  Tidak cocok di bawah muka air tanah pada batuan yang permeabilitasnya tinggi