4. LATAR BELAKANG
Keruntuhan terowongan Heathrow Express Rail
Link Station pada Oktober 1994 memaksa
pemeriksaan dilakukan secara tertutup. Health
and Safety Executive (HSE) mengumumkan
hasil investigasinya dalam sebuah buku yang
diterbitkan tentang NATM design for safety
(1996).
NATM banyak digunakan di berbagai belahan
dunia karena banyak manfaatnya.
5. Tahun Perkembangan
1811 Penemuan Sirkular shield oleh Brunel.
1848 Usaha pertama menggunakan mortar dengan seting cepat oleh Wejwanow
1872 Penggantian kayu dengan baja oleh Rhiza.
1908-1911 Penemuan Revolver Shotcrete machine oleh Akeley
1914 Pengaplikasian pertama tambang batubara dengan shotcrete
1948 Pengenalan sistem sual-lining oleh Rabcewicz.
1954 Penggunaan shotcrete untuk enstabilan tanah yang tertekanpada
terowongan oleh Bruner.
1955 Perkembangan penjangkaran tanah oleh Rabcewicz.
1960 Pengakuan terhadap pentingnya penilaian yang sistematis oleh Müller.
1962 Rabcewicz memperkenalkan the New Austrian Tunnelling Method pada
saat kuliah kepada XIII Geomechanics Colloquium di Salzburg.
1964 Istilah NATM peratma kali muncul di sebuah literatur yang dibuat oleh
Rabcewicz.
1969 Pengaplikasian NATM pertama kali di tengah kota dilakukan pada batuan
lunak (Frankfurt am Main).
1980 Pendefinisian kembali NATM karena konflik yang ada pada literature milik
Austrian National Committee pada Underground Construction of
the International Tunnelling Association (ITA).
1987 NATM pertama di Barrow, Britania, pada Soar mine
6. DEFINISI
New Austrian Tunneling Method adalah
suatu sistem pembuatan tunnel dengan
menggunakan shotcrete (beton yang
disemprotkan dengan tekanan tinggi) dan
rock bolt sebagai penyangga sementara
tunnel, sebelum diberi lapisan concrete
(lining concrete).
7. NATM dilihat sebagai desain filosofis
1. Kekuatan batuan disekitar tunel disengaja untuk mencapai
tingkat maksimal
2. Pergerakan kekatan batuan didapat dengan membiarkan
deformasi batuan yang sudah dikontrol
3. Penyangga utama yang diinstal di awal memiliki karakteristik
deformasi beban yang sesuai dengan kondisi batuan, dan
instalasi dilakukan pada waktu yang tepat.
4. Instrumen-instrumen diinstal untuk memantau deformasi pada
sistem penyangga awal, selain sebagai dasar untuk mengubah
desain penyangga awal dan urautan penggalian.
NATM dilihat sebagai metode konstruksi
1. Urutan penggalian dan penyanggan dirangkai, dan rangkaian
penggalian dapat bervariasi.
2. Penyangga awal batuan didapatkan oleh shotcrete yang
dikombinasika dengan fiber atau kabel yang telah dilas, fabric
reinforcement, sumbu baja, dan lain-lain.
3. Penyangga permanen biasanya berupa lapisan beton yang
langsung dimasukkan
8. Profesor kovari menganggap bahwa ide ini sebetulnya adalah konsep
yang sama dengan milik Engesser dalam pembuatan penyangga
berbentuk lengkungan yang diterbitkan pada tahun 1882
Definisi diatas diubah oleh Austrian National Comitte pada Underground
Construction of The International Tunnelling Association (ITA) pada
tahun 1980. “Metode NATM berdasar pada konsep dimana batuan atau
tanah disekitar bukaan bawah tanah menjadi struktur penerima beban
dengan dibuatnya bentuk penyangga berbentuk cincin.
Prof. Dr. Leopold Muller (1978) mengajukan,bahwa NATM lebih
mengenai konsep dengan beberapa prinsip dalam pembuatan
terowongan.. Sehingga pembuatnya berpendapat bahwa NATM tidak
bisa disebut sebagai metoda konstruksi karena tidak menyatakan
secara langsung metode untuk mengarahkan laju dari pembuatan
terowongan.
10. PRINSIP NATM
Mobilization of the strength of rock mass
mengandalkan kekuatan pada massa batuan
sebagai komponen utama dalam daya
dukung terowongan.
Shotcrete protection
Meminimalisir deformasi kelonggaran dan
massa batuan dengan menggunakan lapisan
setebal 25-50 mm setelah pembukaan face
11. PRINSIP NATM
Measurements
pemantauan dan interpretasi deformasi,
strain dan stress untuk mengoptimalkan
NATM dan syarat supporting
Primary Lining
Supporting berupa dinding tipis untuk
meminimalkan momen lentur dan untuk
menanggulangi stress tanpa mengekspos
lapisan yang memiliki section yang kurang
baik
12. PRINSIP NATM
Closing of invert
Menyelesaikan perlakuan lengkungan pada
terowongan dengan membuat cincin load-
bearing sebagai supporting beban
Rock mass classification
Digunakan untuk merancang lebih lanjut
supporting selama penggalian terowongan
13. PRINSIP NATM
Dynamic Design
Pembuatan desain terowongan harus
dinamis dimana pemilihan supporting harus
sesuai dengan klasifikasi massa batuan dan
dapat memudahkan pemantauan deformasi
26. KELEBIHAN
Relatif lebih cocok di soft rock
Harga investasi rendah
Lebih antisipatif terhadap gempa
Immediate support relatif lebih sedikit
Geometri terowongan lebih fleksibel
27. KEKURANGAN
Cost per meternya relatif lebih mahal dan
waktu konstruksi lebih lama
Tidak cocok diaplikasikan di softer ground
Tidak cocok di bawah muka air tanah pada
batuan yang permeabilitasnya tinggi