4. ON THE JOB TRAINING (OJT)
1. Pemilihan Bahan
2. penyiapan lahan kerja
3.pekerjaan galian
4.pembuatan pondasi
5.pembetonan
6.pemasangan perpipaan
7.pembuatan tangki pengolahan
Meningkatkan pemahaman
terhadap
dasar-dasar kompetensi dalam
tata cara dari beberapa
kegiatan konstruksi yang
umum dijumpai dalam
pembangunan sarana sanitasi
komunal
Rapat pengarahan singkat
mengenai :
Bentuk kelompok
kerja
Pembagian tugas
Berdoa
5. Penyiapan
lahan kerja
memastikan lahan dapat diakses & siap
untuk dikerjakan sesuai kebutuhan,
bentuk & ukuran rencana yang
disepakati
1. pembersihan lahan kerja
2. pengukuran
3. pemasangan papan referensi
6. Gunakan tenaga setempat
dengan alat-alat
sederhana, kecuali untuk
memotong atau
memindahkan benda-
benda keras & berat
Buang puing, sisa tumbuhan
& kotoran-kotoran lainnya di
tempat yang ditentukan
sehingga aman bagi
penduduk & lingkungan
Jangan membakar sisa-
sisa pembersihan, apalagi
di kawasan yang padat
bangunan & penduduk.
pembersihan lahan kerja
Membersihkan lahan dari tumbuhan,
sampah, bekas bangunan, lapisan & benda
keras, kotoran dan lainnya
Mempermudah akses lalu lintas
orang, alat & bahan selama masa
pelaksanaan konstruksi
&
7. pemasangan papan patokan
Memberikan acuan fisik berupa papan
patokan (bowplank) terkait titik-titik posisi &
peil ketinggian bangunan untuk
mengarahkan konstruksi fisik bangunan
Gunakan balok kaso 4 cm
x 6 cm & papan selebar
20 cm dari kayu yang
murah untuk membuat
bouwplank
Bouwplank terbuat dari papan
kayu yang terpasang di tong-gak-
tonggak kayu yang ditancapkan
di titik-titik rencana bangunan.
Permukaan atas papan harus
rata dan dalam posisi
horizontal.
8. pengukuran
Memperoleh titik-titik posisi & ketinggian acuan bangunan
sesuai titik referensi & denah rencana yang disepakati
Gunakan pita ukur & alat seder-
hana lainnya untuk mengukur
panjang & lebar dari rencana
bangunan, kecuali memang
tersedia teodolit & orang yang
mampu menggunakannya
Pastikan denah
rencana berasal
dari gambar
rencana yang
terakhir
disepakati
Gunakan patok
pertanahan resmi
sebagai titik
referensi, atau jika
tidak ada, manfa-
atkan bangunan
permanen, tiang
listrik atau jalan di
sekitar lahan kerja
Tancapkan patok di titik
hasil pengukuran, sebagai
acuan nanti untuk
pemasangan papan
patokan
9. Jangan tinggalkan sisa akar atau
benda lapuk lainnya dalam galian,
angkat & urug kembali dengan
pasir
Jika terjadi penggalian
melebihi kedalaman yang
direncanakan, urug kembali
dengan pasir sampai
mencapai kedalaman
rencana
Jika dinding galian tidak stabil, gunakan
dinding penahan sementara (turap) dari
bahan setempat atau dari pasak bambu
yang saling mengait
pengamanan
Memastikan pekerjaan galian tidak membahayakan bagi pekerja
maupun penduduk sekitar, serta tidak mengganggu keutuhan
bangunan yang didirikannya nanti
Jangan tinggalkan hasil galian
menumpuk, segera gunakan
kembali atau pindahkan ke tempat
yang disepakati
Pasang pagar & tanda
pengaman di sekeliling galian
untuk mencegah orang atau
kendaraan melintas
Selalu sediakan pompa guna
menjaga galian agar tidak
tergenang baik oleh air hujan
maupun oleh air tanah
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16. penulangan
Membuat kerangka besi tulangan untuk menambah kekuatan tarikan dari
beton untuk kolom, balok, tangki & penutup lubang
Selain tulangan polos
(atas), saat ini juga
tersedia tulangan ulir
(kanan) yang memiliki
kekuatan lebih tinggi
Penulangan banyak
menggunakan besi tulangan
polos ukuran Ø 12 – 16
untuk beton luar& ukuran
Ø 8 – 10 untuk beton
dalam
Jaring baja
tulangan
(wiremesh)
digunakan
sebagai tulangan
dalam
pembetonan
plat lantai atau
dinding tangki
17. Aneka Waterstop
(PVC Polyvinylchloride)
PVC Water Stop digunakan untuk sambungan konstruksi dan
sambungan menerus beton dengan masing-masing ukuran serta
bentuk yang berbeda-beda sesuai kebutuhn konstruksi yang diijinkan.
Biasanya digunakan untuk sambungan antara beton lantai, dinding
dengan lantai dan untuk sambungan menerus beton. Water stop
adalah mengandung bahan yang fleksibel dan elastisitas melekat
sangat baik serta ketahanan terhadap bahan kimia dan tekanan air.
Waterstop PVC tersedia dari beberapa jenis dan ukuran. Pemilihan
waterstops harus terlebih dahulu ditentukan apakah sambungan
konstruksi tersebut bergerak atau tidak tidak bergerak. Penggunaaan
sering dipergunakan bendungan , waduk, Reservoir, fasilitas air
limbah,
20. PEKERJAAN PEMBESIAN
1. Pembesian sesuai dengan
gambar kerja baik
dimensi besi dan jarak
antar besi.
2. Ujung besi harus diberi
hak atau bengkok dengan
sudut minimal 45˚.
3. Dalam pemasangan besi
harus memenuhi
persyaratan yang
diijinkan (lihat gambar).
4. Untuk menjaga selimut
beton dipasang beton
tahu/beton deking t = 2 –
4 Cm
5. Untuk menjaga jarak
lapisan 1 dan lapisan 2
dipasang Tee Bare.
21.
22. Hal yang harus diperhatikan sebelum dilaksanakan
pengecoran.
Bidang atau bagian yang cor dibasahi.
Begesting dipastikan kuat, dengan memasang balok penahan/penyangga,
balok/bambu untuk stut
Bidang atau bagian yang di cor harus bersih (bebas dari bekas potongan kayu,
tripleks, tanah galian) dan minyak.
Besi dicek jarak tulangan dan dimensinya, tebal beton, tebal selimut beton
23. 1. Bahan material beton (bahan dari alam : pasir, split) harus bersih.
2. Komposisi campuran beton sesuai dengan rencana yaitu 1 : 2 : 3, maksudnya 1 bagian semen, 2 bagian pasir
beton, dan 3 bagian split (ukuran split/batu pecah 2-3 cm).
3. Air harus bersih, yaitu bebas bahan kimia seperti sulfat, minyak, dsb.
4. Proses pencampuran bahan material beton menggunakan mesin molen.
5. Pengecoran dilakukan bertahap setiap tinggi ± 0,50 meter, dilakukan terus menerus.
6. Apabila terjadi pemberhentian pengecoran maka ditempat/posisi tersebut dipasang water stop dengan ukuran 15
s/d 25 cm keliling sepanjang dinding beton (lebih baik pada posisi pengecoran dinding ± 0,50 m dari plat lantai
atau pada ketinggian dinding yang sejajar atau selevel posisinya water stop).
7. Pengecoran dilaksanakan pada plat lantai, plat dinding, dan plat penutup atap.
8. Kegiatan setelah pengecoran plat lantai dan plat dinding selesai, dilanjutkan pemasangan instalasi pipa didalam
IPAL, pemasangan balok penggantung, pemasangan bak guiter, dinding penyekat bak AF, jika menggunakan batu
bata/bataco harus diplester/acian halus, pemasangan penyangga media saringan dan media saringan.
9. Dalam pemasangan instalasi pipa pada bak AF, posisi elevasi pipa dibuat beda tinggi.
10. Sebelum dilanjutkan pekerjaan plat penutup IPAL, dilakukan tes rendam selama 2 x 24 jam, untuk mengetahui
IPAL bocor atau tidak.
11. Dengan memanfaatkan bekas bongkaran bekisting plat dinding, bisa dimanfaatkan untuk bekisting pada plat
penutup IPAL.
Pekerjaan Pengecoran
24. campuran beton
Membuat adonan beton dengan campuran pasir, kerikil & semen yang
sesuai dengan kehalusan & kekuatan yang dibutuhkan
Selain secara manual, bahan-
bahan pembuat beton dapat
diaduk secara secara mekanis
sengan alat seperti mesin
molen atau truk molen
Pengadukan beton harus
menghasilkan kualitas campuran
beton yang homogen
Kekuatan beton tergantung pada
proporsi & komposisi dari semen,
kerikil, pasir & air
25. Pasca Pengecoran Dinding
• Pembongkaran begesting pada dinding bisa dilakukan secepatnya tanpa
menunggu umur beton 21 hari terutama bongkar balok penyangga, balok
stut dan rangka begesting, mengingat kondisi beton belum mengeras
sehingga untuk melepas tripleks lebih mudah, namun harus hati hati.
• Diteliti dan dicermati apa bila ada bagian yang pengecorannya ada yang
kurang baik/kropos dilakukan perbaikan (repair) dengan
membobok/menembel yang kropos sampai permukaan rata kembali.
• Agar beton dalam proses perkerasannya tidak instan, maka beton bisa
dilakukan penyiraman atau menutup beton dengan karung goni yang
dibasahi (curing) penyiraman terus dilakukan apa bila karung goni kering.
26. Pemasangan instalasi pipa
didalam ipal
Pemasangan penyangga Media
saringan dan saringan
Dinding bak penyekat diplester
& acian halus (pas. Bata)
27. 1. Sebelum pekerjaan plat penutupan dimulai, harus dilakukan cek pekerjaan
didalam ipal, yaitu instalasi pipa, penyangga media saringan, media saringan
dll.
2. Pemasangan bekisting untuk penutup IPAL, bisa menggunakan bahan bekas
bongkaran bekisting plat dinding,
3. Mengingat pada plat penutup terdapat manhole, maka dipersiapkan lubang
lubang untuk manhole dan diharapkan lubang tersebut bisa dipergunakan
untuk pekerja dalam pemasangan media saringan.
4. Pembesian dan pengecoran plat penutup IPAL sama dengan kegiatan waktu
pekerjaan plat lantai IPAL, yaitu pemasangan beton deking/tahu dan teebare
untuk menjaga jarak besi lapisan 1 dan besi lapisan 2.
5. Sebelum dilaksanakan pengecoran, periksa dulu kondisi bekisting dipastikan
kuat, pembesian sesuai gambar rencana, bagian yang akan dicor harus bersih
dan dibasahi, pengecoran langsung dengan ketebalan sesuai gambar dan
dilakukan terus menerus.
6. Pasca pengecoran dilakukan pemeliharaan yaitu menyiram atau menutup
permukaan beton dengan karung goni yang basah (curing).
Pemasangan bekisting pelat penutup ipal
28.
29. pengecoran
Memasukkan adonan beton secara merata ke dalam cetakan (bekisting)
yang sudah dilengkapi tulangan beton
Beton harus cepat dicor-
kan setelah pengadu-kan
untuk menghindari
pengendapan agregat &
penggeseran posisi
tulangan.
Cor beton dipadatkan
dengan menggunakan
vibrator atau secara manual
agar campuran beton tetap
homogen & tidak berongga
Selama pengerasan, beton harus
terlindung dari matahari, hujan & aliran air
Jaga kelembaban
dengan penyem-protan
air maupun penutupan
karung basah selama 7
hari
Selalu ratakan
& padatkan
permukaan beton
sebelum
campurannya
mengering
34. pekerjaan
galian
memastikan adanya lubang galian berukuran memadai untuk
pembangunan pondasi, tangki, perpipaan & saluran di tempat
serta sesuai bentuk yang sudah ditentukan
1. penyiapan galian
2. galian pondasi
3. galian tangki
1
2
3
4. pengamanan
4
35. pembuatan
pondasi
memastikan bangunan layanan sanitasi komunal akan didirikan di
atas struktur pondasi yang kuat sesuai kondisi tanah & beban di
atasnya, dengan tentu mempertimbangkan daerah proyek yang
padat & sumberdaya yang terbatas
1. pondasi tapak
2. pondasi batu kali
3. pondasi bored pile
4. pondasi cerucuk
36. galian IPAL
Membuat lubang galian besar dimana tangki-tangki
pengolahan nanti akan didirikan sesuai rencana
Lakukan pengga-lian
sesuai dengan
denah, posisi & tanda
kedalaman tangki
yang sudah
direncanakan
Tegak atau miringnya bentuk
penampang galian sangat
bergantung kepada jenis tanah
dimana tangki anak diletakkan
Penggunaan
alat berat dapat
dilakukan jika
waktu & kondisi
tanah
membutuhkan,
asalkan dana
tersedia
Perlu kehati-hatian
lebih tinggi untuk
membuat galian
tangki di dekat
bangunan sekitar
37. penyiapan galian
Memastikan semua alat, bahan &
metoda galian yang akan diterapkan
sudah tersedia sebelum pekerjaan galian
dapat dimulai
Perkirakan denah galian
dengan memperhatikan
bentuk bowplank yang
sudah terpasang sesuai
rencana bangunan
Perhatikan keleluasaan lahan
kerja galian, khususnya di
daerah yang sempit &
berhimpitan bangunan lain
Perhatikan muka air tanah,
dengan melihat sumur di sekitar
lahan kerja & meminta informasi
dari pemilik bangun-an yang ada
di sekitar
Tentukan bentuk penampang galian,
seperti penampang tegak untuk tanah
keras atau penampang miring untuk
tanah yang mudah runtuh
Konfirmasikan jenis
pondasi, dengan
memperhatikan jenis
tanah & meminta
informasi dari
bangunan–bangunan
yang ada di sekitar
Pastikan tidak ada
kabel listrik, saluran
atau pipa bawah tanah
di tempat yang akan
digali
Pastikan alat gali siap untuk
digunakan, termasuk alat
berat excavator atau alat
pemncecah lapisan keras
38. galian pondasi
Perlu kehati-hatian
tinggi untuk membuat
galian di dekat dinding
bangunan sekitar, agar
keutuhan pondasi
bangunan tersebut
tidak terganggu
Alat berat
excavator backhoe
dapat digunakan
untuk penggalian di
tanah yang sangat
keras atau untuk
galian dalam
Membuat lubang galian dimana pondasi bangunan nanti
akan didirikan sesuai rencana
39. pondasi tapak
Membuat pondasi tapak dari beton bertulang untuk mendukung
keberadaan kolom-kolom bangunan yang didirikan di lahan dengan
jenis tanah keras
Setelah dirakit di tempat lain,
tulangan pondasi diletakkan
rata & tegak lurus di lubang
galian yang sudah disediakan
Pengecoran adukan beton
dilakukan setelah bekisting
terpasang, lakukan perlahan
sedikit demi sedikit agar merata
dan rapat.
Setelah beton mengering, tutup
dengan tanah urugan tetapi
sisakan jarak untuk tempat
sambungan kolom
Terbuat dari beton
bertulang dengan
bentuk tapak persegi &
diletakkan di tempat
kolom struktur akan
berdiri
Dibuat dengan
kedalaman 1 - 1,50 m
dari permukaan tanah
40. pondasi batu kali
Membuat pondasi batu kali yang menerus & kuat untuk mendukung
keberadaan dinding-dinding bangunan di lahan dengan jenis tanah
keras
Susunan batu kali pecah
yang disatukan oleh
adukan semen, serta
diperkuat balok (slof)
beton
Gunakan menggunakan adukan
semen : pasir = 1 : 4, serta jaga
kerataan muka pondasi dengan
menggunakan waterpass atau
tarikan benang Susunan batu kali perlu
memberikan ruang terhadap
keberadaan pipa-pipa air
limbah
Penyusunan
batu kali harus
disesuaikan
dengan bentuk
tiap batu agar
lebih rapat
Pasangan batu kali teratas
sekurangnya terletak 15 cm di
atas permukaan tanah
41. pondasi cerucuk
Membuat pondasi cerucuk guna memperkuat pondasi tapak
khususnya di lahan dengan jenis tanah lunak atau bekas rawa
Cerucuk adalah tiang-tiang kayu
atau bambu yang digunakan
untuk memperkuat kedudukan
pondasi setapak, sebagai
alternatif pondasi tiang pancang
Setelah tanah distabil-
kan. kayu-kayu cerucuk
ditancapkan secara
vertikal ke dalam tanah
dengan jarak-jarak-
antara yang tidak terlalu
jauh
Kayu-kayu untuk
pondasi cerucuk
antara lain: kayu
gelam, kayu
medang, kayu
betangor, kayu
ubah, kayu dolken
& bambu
42. pembetonan
memastikan terbuatnya kolom, balok, pelat, penutup lubang dan
boks beton yang cukup kuat untuk menahan beban rencana &
tahan lama
4.pengecoran
3.campuran beton
2.bekisting
1.penulangan
5.tangki beton
43. bekisting
Membuat rangka cetakan (framework) kayu untuk membentuk
campuran beton agar sesuai dengan ukuran & bentuk yang
direncanakan
Bekisting dibuat sebelum perletak-kan
tulangan, kecuali pada pembuatan
kolom dimana bekisting dikerjakan
setelah penulangan
Bekisting dapat
menggunakan papan
multipleks (plywood),
termasuk multipleks
dengan lapisan resin atau
film yang mampu
menghasilkan permukaan
beton lebih halus & dapat
digunakan berkali-berkali
Kedudukan
bekisting harus
diperkuat agar
adonan beton
tetap terjaga
bentuknya setelah
pengecoran
Bekisting untuk
bak kontrol dibuat
untuk dapat
digunakan
kembali
44. tangki beton
Membuat tangki air terbuat dari beton bertulang
yang dikerjakan di lapangan
sumber: perencanaanstruktur.com
Lantai kerja dibuat dari
lapisan beton setebal 5
- 10 cm di atas tanah
yang sudah dipadatkan
1
Stek tulangan dipasang
untuk perkuatan
pembetonan dinding
tangki
2
Tulangan rangkap dia
±10 mm dan jarak
tulangan 150 mm
digunakan sebagai
tulangan untuk dinding
beton
3
Begisting dinding
dipasang full jika
pengecoran langsung
tanpa waterstop
4
Pengecoran
beton dilakukan
setelah tulangan
terpasang
6
Bekisting atas
dipasang
untuk
pengecoran
5
45.
46.
47.
48. Bahan-Bahan Penyusun Beton
• 1 m3 beton kurang lebih terdiri dari:
– 0.125 m3 air
– 0.250 m3 semen
– 0.500 m3 pasir
– 0.750 m3 kerikil
• Jadi perbandingan air : semen : pasir : kerikil kurang lebih 1 : 2 :
4 : 6
48
49. Campuran Beton
• Dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1:2:3
• 1 m3 campuran beton kurang lebih terdiri dari:
– 324 kg semen (6½ zak semen @ 50 kg) = 0.258 m3 semen,
– 0.516 m3 pasir, dan
– 0.774 m3 kerikil
4
9
50. Campuran Beton
• Semen : Pasir : Kerikil = 1:2:3
– 40 l (50 kg) semen + 80 l pasir + 120 l kerikil
• Semen : Pasir : Kerikil = 1:3:5
– 40 l (50 kg) semen + 120 l pasir + 200 l kerikil
Campuran 1:2:0 1:2:1 1:2:2 1:2:4
Kuat tekan beton
(kg/cm2)
360 379 399 405
Semen per 1 m3 beton
(kg)
727 571 467 340
Kekuatan 1 kg semen
(kg/cm2)
0.5 0.66 0.85 1.19
5
0
51. • Agregat harus bersih, bebas dari debu,
lempung, lanau, tanah liat, atau
tumbuhan / humus.
• Debu, lempung, lanau, tanah liat
maupun tumbuhan / humus dapat
menghambat kerja pasta semen untuk
mengikat partikel agregat.
• Beton yang terbuat dari agregat yang
kotor lambat mengeras atau tidak cukup
keras untuk mencapai kuat tekan yang
diinginkan.
51
52. 52
Berbagai macam ukuran pasir, dari kiri ke kanan:
pasir halus (dia. 0-0.5mm), pasir sedang (dia. 0.5-1.6mm), dan pasir
kasar (dia. 1.6-5.0mm)
53. 53
Agregat halus bergradasi BAIK sebelum dan sesudah dipisahkan.
Agregat bervariasi dari debu sampai dengan 5 mm.
SEBELUM
SESUDAH
54. 54
Berbagai macam ukuran kerikil, dari kiri ke kanan:
kerikil halus (dia. 6.3-10.0mm), kerikil sedang (dia. 10.0-16.0mm), dan kerikil
kasar (dia. 16.0-25.0mm)
55. Air Campuran Beton
• Air yang digunakan untuk campuran beton adalah air bersih.
• Air harus bebas dari bahan-bahan yang merugikan beton a.l.:
sulfat, minyak, dsb.
• Air selokan, air sisa industri TIDAK boleh digunakan.
55
57. Perbandingan Air - Semen
• Perbandingan air (water) dengan semen (cement, c) agar beton
dapat mudah dikerjakan adalah w/c = 0.4-0.7
• Sisa air yang tidak ikut bereaksi dengan semen dalam adukan
beton akan menguap, membentuk pori-pori di dalam beton
yang dapat mengurangi kerapatan dan kekuatan beton.
57
58. Mengaduk Beton tanpa Beton Molen
1. Tes kadar air dalam pasir
– Pasir yang digunakan dalam campuran
seharusnya lembab.
– Pasir di tangan dapat dibentuk.
2. Banyaknya kerikil, pasir, dan semen
ditakar sesuai dengan perbandingan
yang diinginkan.
– Umumnya perbandingan semen:pasir:kerikil
= 1:2:3.
– Letakan berurutan dari bawah ke atas :
kerikil, pasir, dan terakhir semen.
5
8
61. penggalian
Menggali lubang-lubang untuk bak kontrol, manhole & pipa air limbah di
tempat yang sudah ditandai
Periksa terlebih dahulu
keberadaan saluran pipa &
kabel bawah tanah di titiki-
titik yang akan digali,
pindahkan rencana
penggalian jika ada
Gali lubang dimana akan ada bak
kontrol & manhole terlebih dahulu
sesuai kedalaman gali yang
direncanakan
Susun rencana penggalian
harian guna mencegah
tertinggalnya lubang
menganga selama berhari-
hari
Gali alur pipa
sambungan rumah
dengan alat
sederhana selebar 40
cm dengan
kedalaman seperti
yang direncanakan
Gali alur pipa dari
lubang galian bak
kontrol atau
manhole menuju
bak-bak
selanjutnya
Urug tanah
setelah pipa
terpasang, lalu
padatkan sampai
mencapai elevasi
muka tanah
semula.
62. pemasangan bak kontrol
Membuat & meletakkan bak kontrol di tempat
yang sudah disiapkan
Setelah pasti posisi, ukuran
& kedalamannya,
pembuatan bak kontrol
dimulai dengan
penyemenan lantai bak,
pemasangan bata dasar,
serta pemasangan pipa
masuk & pipa keluar
Pemberian lapisan aci di
dinding & dasar bak dilakukan
guna mencegah potensi
rembesan air
Bak kontrol dapat
dibuat dari beton
dengan metoda
pracetak agar waktu
pengerjaan-nya di
lapangan lebih
singkat dengan hasil
yang lebih merata
Pipa persil harus
tersambung ke pipa
servis melalui bak
kontrol
Alur aliran di dalam
bak kontrol tidak boleh
menyiku, melainkan
harus melengkung
63. peletakan perpipaan
Meletakkan pipa air limbah di galian yang sudah
disiapkan
Pasang benang- atau
patok-penanda di atas
galian pipa sesuai
kemiringan pipa yang
diinginkan
Hamparkan &
padatkan pasir
setebal 10 cm di
dasar galian
sebagai materi
landasan pipa
Periksa kemiringan pipa yang
sudah stabil, jika berbeda,
sesuaikan dengan tambahkan
pasir di bawahnya & beri
bantalan semen untuk
memperkuat kedudukannya
Letakan batang
pipa mulai dari
lokasi bak kontrol
hilir ke arah
hulunya sesuai
kemiring-annya,
pastikan spigot
agar selalu
menghadap arah
hulu
Sambung pipa sesuai
jenis pipa dengan
mengikuti prosedur
standar pabrikan
64. 1.pekerjaan galian & lantai
2.pendirian dinding
tangki
3.pembuatan sekat tangki
4.penutupan tangki
pembuatan
tangki
pengolahan
memastikan terbangunnya tangki bawah-tanah sebagai bagian
dari suatu unit pengolahan yang menerapkan teknologi tangki
anaerobik bersekat (anaerobic baffled reactor)
65. pekerjaan galian & lantai
Membuat lubang gali sesuai ukuran & bentuk
yang direncanakan, sebelum kemudian dibuat
lapisan lantai beton
Penggalian tanah
dilakukan sesuai
denah & kedalam-
an yang direnca-
nakan, dengan
mempertim-
bangkan posisi
lahan
Setelah dipasang batang-
batang pengaman untuk
mencegah runtuhnya galian,
tulangan dengan besi 12
dirangkai untuk pembetonan
lantai serta untuk pembuatan
kolom-kolom penyangga
dinding & atap tangki
66. pendirian dinding tangki
Mendirikan dinding tangki, baik yang terbuat dari
pasangan bata atau batu kali serta beton
bertulang
Penyusunan dinding batu
kali dilakukan selapis
demi selapis setelah
tebing tanah diamankan
Bekisting & tulangan
harus benar-benar
kokoh & kekeringan
lahan kerja harus
terjaga sebelum
pengecoran beton
dilakukan
Beton hasil
pengecoran
dibiarkan sampai
mengering
sebelum bekisting
dapat dilepas
67. pembuatan sekat tangki
Mendirikan sekat tangki, baik sekat vertikal
maupun horizontal (untuk tangki anaerobik filter
bersekat)
sekat vertikal
sekat horizontal
lubang sekat
Pelat beton
digunakan sebagai
dasar sekat
horizontal
diagram tangki anaerobik
filter bersekat
Sekat vertikal dibuat dari
pasangan batu bata yang
diperkuat oleh kolom beton
bertulang & kemudian diberi
lapisan semen aci, serta diberi
lubang-lubang dari pipa PVC 4
inci
68. penutupan tangki
Membuat pelat beton
bertulang penutup tangki
pengolahan yang
dilengkapi lubang-lubang
inspeksi
Pengecoran beton
dilakukan setelah papan
bekisting, tulangan naja &
pembatas lubang
inspeksi terpasang kokoh
di tempatnya
Pengecoran beton
dilakukan secara
bertahap & harus
segera dipadatkan
dan diratakan
Editor's Notes
Pemasangan papan bouwplank :
Buat patok dengan dolken / kaso setiap 2 m untuk dudukan papan bouwplank ukuran 2 x 20 cm
Bagian atas papan bouwplank disebut rata
Permukaan atas bouwplank harus horizontal. Hal ini dilakukan dengan bantuan selang air
Pertemuan dinding harus siku / tegak lurus