Dokumen tersebut merangkum metode pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile, mulai dari penentuan lokasi, pengeboran, pemasangan besi dan beton sampai dengan inspeksi hasil pekerjaan. Pekerjaan dimulai dengan survei lokasi, penandaan titik bor, pengeboran menggunakan mesin bor, pemasangan besi dan beton menggunakan pipa tremie, hingga pengangkatan casing setelah pengecoran selesai."
2. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PENDAHULUAN
Bored pile merupakan pondasi yang termasuk ketegori pondasi dalam,
bersama dengan pondasi tiang pancang metode pekerjaan pondasi ini yang paling
umum digunakan saat ini untuk berbagai tipe bangunan. Mulai dari pondasi rumah
tinggal, ruko, gedung sekolah, kampus, rumah sakit, perkantoran, hotel, pergudangan,
pabrik, apartemen dsb.
Fungsi pondasi bore pile sama dengan pondasi dalam lainnya seperti tiang
pancang. Bedanya ada pada cara pengerjaannya. Pekerjaan bore pile dimulai dengan
pengeboran tanah dahulu sampai kedalaman yang dibutuhkan,kemudian pemasangan
tulangan besi yang dilanjutkan dengan pengecoran beton.
2
3. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN PONDASI BORED PILE
Gambar 1. Metode pelaksanaan pondasi bored pile menggunakan
alat bor RCD dengan metode basah (wash boring system).
3
5. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PERALATAN YANG DIGUNAKAN
e
d
f g
d. Mata Bor
e. Casing
f. Tremie
g. Vibro Hammer
h. Theodolite
i. Dump Truck
j. Truck Mixer
Keterangan :
h i j
5
6. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PENENTUAN TITIK BORED PILE
Penentuan titik bore pile dilakukan oleh tim surveyor. Pastikan bahwa
kondisi baik titik koordinat, elevasi maupun dimensi telah benar sesuai
gambar rencana/shop drawing. . Penandaan titik bor dipakai potongan besi
atau kayu, titik-titik ini merupakan hasil perhitungan dan pengukuran dari
gambar di lapangan dengan menggunakan alat theodolite. Titik-titik yang
telah dibuat dijaga agar tidak bergerak atau bergeser, maka sebaiknya patok
tersebut ditanam rata tanah dan diikat rafia/tambang sehingga titik tersebut
dapat dengan mudah didapat kembali
6
10. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEMBUATAN KOLAM PENAMPUNGAN DAN SALURAN SIRKULASI
Berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara air buangan dan tempat
pengendapan tanah/lumpur hasil hisapan/pengeboran. Kolam juga berfungsi
sebagai tempat pengadukan tanah liat jika diperlukan. Tergantung jenis tanah
yang sedang dibor. Untuk mengetahui jenis tanah tersebut diperlukan data
tanah (bore log).
Gambar 4. Kolam penampungan air
10
11. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
FABRIKASI TULANGAN BESI BORED PILE
Pekerjaan pembuatan tulangan pondasi bored pile dilakukan sebelum pengeboran
dimulai sehingga tidak memakan waktu lebih banyak. Setelah tulangan selesai
dirangkai, maka tulangan diangkat ke lokasi pekerjaan dengan menggunakan
crane bantu.
Gambar 5. Fabrikasi Besi
11
12. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEMASANGAN CASING / STAND PIPE
Setelah koordinat titik bored pile ditentukan, maka dibuat galian sementara sebagai
awal penempatan casing. Casing diangkat dan dimasukkan ke dalam galian. Casing
berguna sebagai pelindung agar tanah pada dinding bagian atas galian tidak jatuh
runtuh kembali ke lubang hasil pengeboran. Ukuran casing yaiti Ø100cm.
Sedangkan panjangnya terdiri dari 250cm dan 500cm. Setelah casing terpasang,
maka langkah berikutnya adalah penempatan alat bor pada posisi titik bor.
Gambar 6. Pemasangan Casing / Stand Pipe
12
13. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN PENGEBORAN
Gambar 7. Proses sirkulasi air pada saat pengeboran, menggunakan
alat bor RCD. Alat bor RCD (Reverse Circulation Drilling)
13
14. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN BORE PILE
14
Pengeboran dilakukan dengan menggunakan alat bor RCD. Alat bor RCD
(Reverse Circulation Drilling) atau mesin pengebor dengan sirkulasi air
merupakan peralatan bor besar yang dapat meningkatkan efisiensi kerja
sesuai dengan kemampuan penggalian yang cepat tanpa menimbulkan
kebisingan, getaran dan tidak terpengaruh oleh sifat tanah. Alat ini biasanya
digunakan untuk pekerjaan penggalian vertikal pada pekerjaan pondasi tanah
untuk jembatan, bangunan, dan terowongan bawah tanah. Pengeboran
dilakukan dengan sistem Wash Boring, yakni dengan bantuan air dari kolam
penampungan yang dialirkan menuju lubang bor. Pada saat pengeboran, air
lumpur dihisap oleh alat bor dan dikeluarkan melalui pipa pembuangan
menuju kolam penampungan. Air mengalir secara terus-menerus menuju
lubang bor begitu juga dengan proses penghisapan air dan pembuangannya
dilakukan secara kontiniu sampai mencapai kedalaman rencana. Setelah
mencapai kedalaman yang telah ditentukan, pengeboran dihentikan,
sementara mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan
dan air sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah
betul-betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja
tulangan dan pipa tremie sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup
bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang bor
diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya.
15. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
Pemeriksaan Kembali Kedalaman
15
Pemeriksaan kembali kedalaman.
Untuk memastikan bahwa lubang tersebut sudah mencapai kedalaman yang
diperlukan, maka harus dilakukan pengukuran kedalaman dasar lubang bor
dengan menggunakan pita ukur atau meteran.
16. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN BORE PILE (Pembuangan Tanah)
* Volume tanah hasil pengeboran ± 45 m3 dibuang ke disposal area menggunakan
Dump truck & truck tanki.
Bak dump truck dilengkapi dengan busa, yang berfungsi agar air lumpur tidak tercecer ke jalan.
Tanah hasil pengeboran
Bak penampung
lumpur + truck tanki
Loading ke dump truck
16
17. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEMASANGAN BESI
Besi yang telah dirakit di workshop dan dipasang
spacer dimasukan secara perlahan agar tidak merusak
lubang yang sudah jadi
Pada ujung-ujung atas dipasang hook, untuk dikaitkan
pada casing agar tidak jatuh atau lepas (di-las)
17
19. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pengecoran beton K-350
(slump 18 ± 2 cm ) pada
lubang tulangan bored pile
dengan menggunakan pipa
tremie.
2. Pencabutan casing. Dengan
dilakukan penggetaran
menggunakan vibro
hammer.
PEKERJAAN BORE PILE
1 2
METODE PELAKSANAAN
19
20. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PEKERJAAN BORE PILE
Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah
bersih dari lumpur.
20
21. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PENGANGKATAN STEEL CASING / STAND PIPE
Setelah pengecoran selesai, casing segera diangkat/dicabut dari lubang
pengeboran dengan menggunakan crane bantu atau excavator agar casing
tidak lengket pada beton coran.
21
22. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PRODUKTIFITAS 1 PEKERJAAN BORE PILE
22
NO AKTIFITAS PEKERJAAN DURASI WAKTU (MENIT) KET.
1 Mobilisasi Alat dan Setting-up 15 – 20 -
2 Pre-boring (sebelum m.a.t) 15 – 20 -
3 Pemasangan Casing 10 – 20 -
4 Pengeboran hingga kedalaman rencana 60 – 90 -
5 Pengangkatan lumpur (cleaning) 15 – 20 -
6 Pemasangan besi 30 – 40 -
7 Pemasangan tremi 10 – 15 -
8 Pengecoran 30 – 60 -
9 Pengangkatan Casing 10 – 15 -
10 Finish 5 – 10 -
TOTAL 200 – 310 MENIT
24. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
INSPEKSI
Pastikan posisi mata auger saat
pengeboran tetap tegak lurus (verticality)
Pre-boring maksimum hingga mencapai
muka air tanah
Pastikan pemasangan casing tetap tegak
lurus (verticality)
1.2 Pelaksanaaan Pengeboran
24
25. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
INSPEKSI
Pastikan posisi besi (steel cage) tetap
lurus dan tidak turun/terangkat
Ujung bawah tremi dijaga tetap tertanam
dalam beton ± 2m
Pastikan besi sudah terlepas dari casing
saat casing akan diangkat
1.3 Pelaksanaaan Pengecoran
25
26. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
TEST PLAN
Material Besi dan Beton Readymix
26
No Inspection Acceptance
Criteria
Inspection
Type
Frequency Record Responsibility
1 Uji besi - Mutu besi < 10 mm U 24.
- Mutu besi ≥ 10 mm U 39
Tes kuat
tarik besi
Setiap
pendatanga
n (per 100
Ton)
- Mill sheet
-Hasil Tes di
Lab
Independent
Logistik &
QC
QC
2 Uji beton -Nilai Slump sesuai
permintaan
- Visual -Slump
setiap TM
-Nilai
Slump
- Identifikasi
tanggal,lokasi
dan mutu harus jelas.
-Kuat tekan sesuai
rencana
- Sample
Kubus
15 sample
setiap 100
m3)
- Kuat
tekan pada
umur 7, 14,
dan 28 hari
27. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
UJI PEMBEBANAN LATERAL
Uji pembebanan lateral dilakukan dengan cara mendorong kepala tiang bor pile dengan
dongkrak hidrolik yang disandarkan pada suatu sistem reaksi yang dapat berupa blok
beban, pondasi tiang maupun blok jangkar.
Pada saat pembebanan, pergerakan kepala tiang dapat diukur dengan dial gauge dan bila
dibutuhkan defleksi sepanjang tiang juga dapat diukur
PROSES
PEMBEBANAN
LATERAL
27
28. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
CROSS BEAMS
DIAL GAGES
REFERENC
E BEAMS
TEST PLATE
LOADING TEST KENTLEDGE SYSTEM
STANDARD : ASTM D 1143 – 81 dan ASTM D 3966-81
WEIGHTS
28
29. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
LOADING TEST PROCEDURES
29
Berdasarkan ASTM D 1143 ada tujuh prosedur untuk pembebanan tiang, namun yang
umumnya dipakai ada 2 prosedur yaitu :
1. STANDARD LOADING PROCEDURES
Pembebanan dilakukan sampai dengan 200% beban rencana tiang.
Pembebanan diberikan bertahap dengan kenaikan 25% dari beban rencana tiang .
Setelah mencapai beban maksimum, beban dikurangi bertahap tiap 25 % dari total
beban.
Jika terjadi kegagalan, teruskan beban sampai settlement mencapai 15% dari
diameter tiang atau dimensi arah diagonal.
2. CYCLIC LOADING
Pembebanan dilakukan sampai dengan 200% beban rencana tiang. Pembebanan
diberikan bertahap dengan kenaikan 25% dari beban rencana tiang sampai beban
maksimum tertentu dan kemudian beban dikurangi bertahap sampai 0%, kemudian
dilakukan pembebanan bertahap kembali dengan beban maksimum yang lebih besar
dan kemudian beban dikurangi secara bertahap sampai 0%. Pembebanan tersebut
dilakukan beberapa kali sampai mencapai beban maksimum 200%.
30. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
Tahap pembebanan dengan Cyclic Loading adalah sebagai berikut :
Cycle 1 : 0% - 25% - 50% - 25% - 0%
Cycle 2 : 0% - 50% - 75% - 100% - 75% - 50% - 0%
Cycle 3 : 0% - 50% - 100% - 125% - 150% - 125% - 100% - 50% - 0%
Cycle 4 : 0% - 50% - 100% - 150% - 175% - 200% - 150% - 100% -50% - 0%
Jumlah cycle yang dipakai untuk tiap proyek bisa berbeda-beda, namun beban
maksimum yang disyaratkan minimum 200% beban rencana.
CARA PEMBACAAN GRAFIK HASIL LOADING TEST
Dari pengamatan selama loading test, dibuat grafik-grafik untuk mendapatkan nilai
besarnya daya dukung tiang yang diijinkan. Grafik tersebut terdiri dari :
- Grafik Load vs Settlement
- Grafik Settlement vs Time Curve
- Grafik Load vs Time Curve
Untuk menentukan daya dukung tiang ijin ada beberapa metode yang dapat
digunakan.
30
31. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
CARA I :
Metode Log P – Log S
P ult = 250 ton
400
300
200
100
80
60
40
20
2
31
4 6 8 10 20 30 40 50
s (mm)
P
(ton)
CARA PEMBACAAN GRAFIK LOADING TEST
Dibuat grafik P vs settlement pada skala logaritma. P ult diperoleh dari posisi dimana terjadi perubahan
kemiringan/gradien kurva.
32. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
5 15
TIME (MINUTES)
CARA II :
Metode s – log T
S (mm)
240
250
260
225
200
175
150
125
100
75
60
0 2
32
20
10
20
30
40
Pult = 240 ton
Dibuat grafik waktu vs
settlement untuk masing-
masing beban dalam skala
logaritma. P ult diperoleh
dari nilai dimana grafik
mulai berubah tidak linier.
33. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PDA Test (Pile Driving Analyzer)
Merupakan pengujian daya dukung/ kekuatan pondasi dengan menggunakan
beban dinamik. Untuk melakukan tes ini diperlukan tumbukan (beban dinamik) pada tiang).
Pada tiang pancang, biasanya tes PDA dilakukan dengan menggunakan hammer pancang
yang ada.
nb: Standard Code ASTM D-4945-1996.
33
34. METODE PEKERJAAN STRUKTUR
PIT (Pile Integrity Test)
Tujuan pengujian tiang dengan test PIT (Pile Integrity Test) adalah untuk mengetahui
kondisi tiang pancang, terutama apabila dicurigai tiang tersebut mengalami kegagalan
nb: Standard Code ASTM D-5882-2000.
34