2. PENGERTIAN
Hewan coba atau hewan uji atau sering disebut
hewan laboratorium adalah hewan yang khusus
diternakan untuk keperluan penelitian biologik.
Hewan percobaan digunakan untuk penelitian
pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.
3. Menurut U.S National Research Committee on Animal Model for
Aging, mendefinisikan hewan model sebagai hewan yang
secara normative biologi atau perilaku dapat dipelajari, secara
spontan atau proses patogenesis dapat diinvestigasi dan
secara fenomena pada satu atau beberapa kejadian
menggambarkan fenomena pada manusia dan beberapa
spesies
Hewan model diartikan secara lugas sebagai hewan yang
memodelkan manusia (modelling human) atau lebih tepat
diistilahkan ”model manusia” (Hau, 2004).
4. Tujuan Penggunaan Hewan Coba
Penggunaan hewan sebagai model untuk manusia
secara garis besar bertujuan untuk:
Studi mekanisme dan fenomena biologi yang
normal atau abnormal
Uji keamanan/ toksisitas
Pengembangan suatu obat
Studi abnormalitas dan proses dan fenomena
patogen (Hau, 2006)
5. Hewan Model yang tepat ?
Setiap hewan laboratorium dari tingkat filogeni terendah sampai
tertinggi memiliki potensi yang sama untuk dikembangkan sebagai
hewan model
Presisi hasil pengujian hewan model adalah parameter ekstrapolasi
Ekstrapolasi hasil pengujian hewan model pada manusia memerlukan
berbagai pertimbangan
Pertimbangan kedekatan secara filogeni, homologi organ dan ukuran
tubuh tidak menjadikan primata dan babi sebagai model yang terbaik
untuk manusia atau menjamin dapat diekstrapolasikan secara benar
100% (Salen, 1994; Hau, 2004 )
6. FELASA
(Federation of European Lab. Animal Science
Association)
Penggunaan hewan coba harus menganut azas :
1. Replacement
2. Reduction
3. Revironment
Perlakukan hewan dengan baik sebelum kita
membunuhnya
7. Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa
bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor,antara lain :
Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis
kelamin, bobot badan,keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat
genetik.
Faktor-faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang,
suasana kandang, populasi dalam kandang, keadaan ruang
tempat pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan
sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan
cara pemeliharaan.
8. Pemeliharaan dan Manajemen
Fasilitas kandang dimana hewan dipelihara harus ada staf,
dirancang, dibangun, dilengkapi, dan dipelihara denga sesuai
untuk mencapai standard dari pemeliharaan hewan yg tinggi
dan harus memenuhi persyaratan ilmiah.
Secara umum, praktekpemeliharaan dan pengaturan harus
dirancang untuk menyediakan suatu standard pemeliharaan
yang tinggi dan harus mengikuti standar kesejahteraan hewan
yang dapat diterimauntuk spesies tertentu yang dilindungi.
Standar untuk perawatan hewan harus dipelihara selama akhir
pekan atau libur
Prosedur perawatan darurat harus tersedia setiap saat
11. Cara Penanganan Kelinci (orictolagus
cunniculus)
Perlahan-lahan kelinci dikeluarkan dari kandang
dengan memengang kuliat bagian lehen dan tagan
kiri memengang bagian bawa kelinci, kemudian
dimasukan kedalam kandang dan siap diberikan
sediaan.
13. PREPARASI DIET
Komposisi uniform dan sesuai dengan acuan
Hygenis, ingridien murni dan bebas dr
kontaminan
Bila diet bukan ingridien murni hrs digunakan
kondisi yg sama
Asal bahan harus tetap/konstan dalam dan
antar experimen
Pengawet dan antioksidan meminimalkan
kerusakan
14. PENYIMPANAN DIET
Diet disimpan secara hygenis tanpa
kontaminasi & pembususkan
Suhu 0-4oC dlm wadah yg tidaklengket
pd pakan
Wadah tidak tembus cahaya
Hrs diingat bahwa binatang lebih peka
dlm hal rasa dan bau, daripada manusia
15. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
Komposisi hrs mengacu pada formula
atau basal diet tertentu (misal AIN 76,
AIN 93)
Perubahan dari formula acuan harus
dinyatakan sebagai “modifikasi”
Harus selalu ada diet standard yang
berfungsi untuk meyakinkan bahwa
efek yang ditimbulkan disebabkan oleh
PERLAKUAN bukan terjadi secara
kebetulan atau kesalahan
16. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
Komposisi diet dinyatakan sesuai
dengan tujuan, misal : diet rendah
lemak, diet tinggi serat, diet tinggi
kolesterol dsb.
Komposisi diet seluruh percobaan
(variasi perlakuan diet) harus
mempunyai satu atau dua kesamaan
untuk dapat melihat pengaruh
perlakuan yang dituju. Misal : “Diet
isokalori” , “Diet Iso protein”, Diet Iso
serat” dsb.
17. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
“Diet isokalori” artinya; seluruh variasi
diet yang dibuat mempunyai kesamaan
yaitu sama dalam kandungan kalori per
satuan berat.
Demikian pula untuk diet Iso protein
atau iso protein
18. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
Untuk menyusun diet dengan formula
tertentu dan dari bahan dasar bukan
murni, harus diketahui komposisi kimia
bahan dasar diet.
Cara penyusunan formula diet dengan
bahan dasar yang bukan murni
didasarkan pada salah satu komponen
dalam diet, yaitu komponen yg terkait
dengan bahan yang diteliti.
19. Diet Standar
Protein (casein) 10%
Minyak jagung 10%
Camp. Mineral 4%
Camp. Vitamin 1%
Maizena 75%
20. Camp. Mineral USP XVIII
Tiap 400 g campuran :
Na Cl 55.80 g
K I 0.32 g
KH2PO4 155.60 g
MgSO4 22.92 g
Ca CO3 152.56 g
FeSO4 H2O 10.80 g
KmSO4 H2O 1.60 g
Zn SO4 H2O 0.11 g
CuSO4 5H2O 0.18 g
21. KOMPOSISI CAMPURAN
VITAMIN, Setiap 100 g
Vitamin A 100 000 I U
Vitamin D 10 000 I U
Vitamin E 1 000 I U
Vitamin K 50 mg
Thiamin 50 mg
Riboflavin 100 mg
Peridoksin 40 mg
22. KOMPOSISI CAMPURAN
VITAMIN, Setiap 100 g
Ca D-pantotenat 400 mg
Niacin 400 mg
PABA 1 000 mg
Vitamin B12 200 mg
Biotin 2 mg
Asam Folat 20 mg
Maizena x g
----------------- +
total 100 g