SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
PENANGANAN HEWAN COBA
Dr. Yunita Satya Pratiwi, S.P.,M.Kes
PENGERTIAN
 Hewan coba atau hewan uji atau sering disebut
hewan laboratorium adalah hewan yang khusus
diternakan untuk keperluan penelitian biologik.
 Hewan percobaan digunakan untuk penelitian
pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.
Menurut U.S National Research Committee on Animal Model for
Aging, mendefinisikan hewan model sebagai hewan yang
secara normative biologi atau perilaku dapat dipelajari, secara
spontan atau proses patogenesis dapat diinvestigasi dan
secara fenomena pada satu atau beberapa kejadian
menggambarkan fenomena pada manusia dan beberapa
spesies
Hewan model diartikan secara lugas sebagai hewan yang
memodelkan manusia (modelling human) atau lebih tepat
diistilahkan ”model manusia” (Hau, 2004).
Tujuan Penggunaan Hewan Coba
Penggunaan hewan sebagai model untuk manusia
secara garis besar bertujuan untuk:
 Studi mekanisme dan fenomena biologi yang
normal atau abnormal
 Uji keamanan/ toksisitas
 Pengembangan suatu obat
 Studi abnormalitas dan proses dan fenomena
patogen (Hau, 2006)
Hewan Model yang tepat ?
 Setiap hewan laboratorium dari tingkat filogeni terendah sampai
tertinggi memiliki potensi yang sama untuk dikembangkan sebagai
hewan model
 Presisi hasil pengujian hewan model adalah parameter ekstrapolasi
 Ekstrapolasi hasil pengujian hewan model pada manusia memerlukan
berbagai pertimbangan
 Pertimbangan kedekatan secara filogeni, homologi organ dan ukuran
tubuh tidak menjadikan primata dan babi sebagai model yang terbaik
untuk manusia atau menjamin dapat diekstrapolasikan secara benar
100% (Salen, 1994; Hau, 2004 )
FELASA
(Federation of European Lab. Animal Science
Association)
Penggunaan hewan coba harus menganut azas :
1. Replacement
2. Reduction
3. Revironment
Perlakukan hewan dengan baik  sebelum kita
membunuhnya
Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa
bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi
oleh berbagai faktor,antara lain :
 Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis
kelamin, bobot badan,keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat
genetik.
 Faktor-faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang,
suasana kandang, populasi dalam kandang, keadaan ruang
tempat pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan
sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan
cara pemeliharaan.
Pemeliharaan dan Manajemen
 Fasilitas kandang dimana hewan dipelihara harus ada staf,
dirancang, dibangun, dilengkapi, dan dipelihara denga sesuai
untuk mencapai standard dari pemeliharaan hewan yg tinggi
dan harus memenuhi persyaratan ilmiah.
 Secara umum, praktekpemeliharaan dan pengaturan harus
dirancang untuk menyediakan suatu standard pemeliharaan
yang tinggi dan harus mengikuti standar kesejahteraan hewan
yang dapat diterimauntuk spesies tertentu yang dilindungi.
 Standar untuk perawatan hewan harus dipelihara selama akhir
pekan atau libur
 Prosedur perawatan darurat harus tersedia setiap saat
Cara Penanganan Mencit
Cara Penanganan Tikus
Cara Penanganan Kelinci (orictolagus
cunniculus)
 Perlahan-lahan kelinci dikeluarkan dari kandang
dengan memengang kuliat bagian lehen dan tagan
kiri memengang bagian bawa kelinci, kemudian
dimasukan kedalam kandang dan siap diberikan
sediaan.
DIET HEWAN COBA
PREPARASI DIET
 Komposisi uniform dan sesuai dengan acuan
 Hygenis, ingridien murni dan bebas dr
kontaminan
 Bila diet bukan ingridien murni hrs digunakan
kondisi yg sama
 Asal bahan harus tetap/konstan dalam dan
antar experimen
 Pengawet dan antioksidan meminimalkan
kerusakan
PENYIMPANAN DIET
 Diet disimpan secara hygenis tanpa
kontaminasi & pembususkan
 Suhu 0-4oC dlm wadah yg tidaklengket
pd pakan
 Wadah tidak tembus cahaya
Hrs diingat bahwa binatang lebih peka
dlm hal rasa dan bau, daripada manusia
KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
 Komposisi hrs mengacu pada formula
atau basal diet tertentu (misal AIN 76,
AIN 93)
 Perubahan dari formula acuan harus
dinyatakan sebagai “modifikasi”
 Harus selalu ada diet standard yang
berfungsi untuk meyakinkan bahwa
efek yang ditimbulkan disebabkan oleh
PERLAKUAN bukan terjadi secara
kebetulan atau kesalahan
KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
 Komposisi diet dinyatakan sesuai
dengan tujuan, misal : diet rendah
lemak, diet tinggi serat, diet tinggi
kolesterol dsb.
 Komposisi diet seluruh percobaan
(variasi perlakuan diet) harus
mempunyai satu atau dua kesamaan
untuk dapat melihat pengaruh
perlakuan yang dituju. Misal : “Diet
isokalori” , “Diet Iso protein”, Diet Iso
serat” dsb.
KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
 “Diet isokalori” artinya; seluruh variasi
diet yang dibuat mempunyai kesamaan
yaitu sama dalam kandungan kalori per
satuan berat.
 Demikian pula untuk diet Iso protein
atau iso protein
KOMPOSISI DAN PEMBUATAN
DIET
 Untuk menyusun diet dengan formula
tertentu dan dari bahan dasar bukan
murni, harus diketahui komposisi kimia
bahan dasar diet.
 Cara penyusunan formula diet dengan
bahan dasar yang bukan murni
didasarkan pada salah satu komponen
dalam diet, yaitu komponen yg terkait
dengan bahan yang diteliti.
Diet Standar
 Protein (casein) 10%
 Minyak jagung 10%
 Camp. Mineral 4%
 Camp. Vitamin 1%
 Maizena 75%
Camp. Mineral USP XVIII
 Tiap 400 g campuran :
 Na Cl 55.80 g
 K I 0.32 g
 KH2PO4 155.60 g
 MgSO4 22.92 g
 Ca CO3 152.56 g
 FeSO4 H2O 10.80 g
 KmSO4 H2O 1.60 g
 Zn SO4 H2O 0.11 g
 CuSO4 5H2O 0.18 g
KOMPOSISI CAMPURAN
VITAMIN, Setiap 100 g
 Vitamin A 100 000 I U
 Vitamin D 10 000 I U
 Vitamin E 1 000 I U
 Vitamin K 50 mg
 Thiamin 50 mg
 Riboflavin 100 mg
 Peridoksin 40 mg
KOMPOSISI CAMPURAN
VITAMIN, Setiap 100 g
 Ca D-pantotenat 400 mg
 Niacin 400 mg
 PABA 1 000 mg
 Vitamin B12 200 mg
 Biotin 2 mg
 Asam Folat 20 mg
 Maizena x g
 ----------------- +
 total 100 g
AIN-76 Purified Diet
 Ingridient %
 Casein 20.0
 DL-Methionine 0.3
 Corn starch 15.0
 Sucrose 50.0
 Alphacel (DF) 5.0
 Corn oil 5.0
 AIN Mineral mix * 3.5
 AIN Vitamin mix * 1.0
 Choline bitartrate 0.2
 100.0
AIN 76 MINERAL MIX
MINERAL g/kg Mineral g/kg
Ca posfat di basic 500.00 Ferric Citrate (16-17%
Fe)
6.00
Sodium chloride 74.00 Zink carbonate (70%
ZnO)
1.60
K- citrate
mohohidrate
220.00 Cupric Carbonate (53-
55% Cu)
0.30
K-sulfate 52.00 Potasium Jodate 0.01
Mg-oxide 24.00 Sodium Selenite 0.01
Mn-carbonate (43-48%
Mn)
3.50 Chr-K-Sulfate 0.55
Sucrose, finely
powdered
118.00
AIN 76 Vitamin MIX
Vitamin mg/kg Vitamin mg/kg
Thyamine hydrochloride 600.00 D-biotin 20.00
Riboflavin 600.00 Cyanocobalamine (Vit
B12)
1.00
Pyridoxine hydrochloride
mohohidrate
700.00 Retinyl palmitate (vit A)
Premix (200,000 IU,g)
1.60
Nicotinic acid 3.00 DL-α tocopherol acetate
(250 IU/g)
20.00
D-Ca pantothemate 1.60 Cholecalciferol (vit D1) 250.00
Folic acid 200.00 Menaquinone (vit K2) 5.00
Sucrose, finely
powdered
972.90
AIN-76
 Casein paling sedikit 85% protein
 Fiber Cellulose – type fiber
 Minyak sebaiknya ditambah
antiaksidant
Pustaka
 Ridwan, Endi. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan
Percobaan dalam Penelitian Kesehatan.J Indon Med
Assoc. Volume: 63, Nomor: 3.
 Sulaksono, M.E., 1987. Peranan, Pengelolaan dan
Pengembangan Hewan Percobaan.Jakarta. Tersedia

More Related Content

What's hot

PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKSurya Amal
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarNesha Mutiara
 
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiPharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiSurya Amal
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologikhoiril anwar
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatDokter Tekno
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekSurya Amal
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikSyarifah Ulfa
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat nisha althaf
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatiwitanurma
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatNina Vianti
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasLinaNadhilah2
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2LinaNadhilah2
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaUlfah Hanum
 

What's hot (20)

Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun Makalah imunologi autoimun
Makalah imunologi autoimun
 
Antiinflamasi
AntiinflamasiAntiinflamasi
Antiinflamasi
 
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIKPENGANTAR FARMAKOKINETIK
PENGANTAR FARMAKOKINETIK
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensiPharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
Pharmaceutical care untuk penyakit hipertensi
 
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmasMi 1   8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 8. pemantauan dan evaluasi pengelolaan obat di puskesmas
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologi
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di ApotekPelayanan Kefarmasian di Apotek
Pelayanan Kefarmasian di Apotek
 
Toksikologi b
Toksikologi bToksikologi b
Toksikologi b
 
Kepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotikKepatuhan penggunaan antibiotik
Kepatuhan penggunaan antibiotik
 
Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat Rasionalitas penggunaan obat
Rasionalitas penggunaan obat
 
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hatifarmakoterapi pada pasien gangguan hati
farmakoterapi pada pasien gangguan hati
 
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensiMateri kuliah tamu S1 bioekuivalensi
Materi kuliah tamu S1 bioekuivalensi
 
Sejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obatSejarah perkembangan obat
Sejarah perkembangan obat
 
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmasMi 1   7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
Mi 1 7. pencatatan, pelaporan, pengarsipan pengelolaan obat di puskesmas
 
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2Mi 1   6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
Mi 1 6. pengendalian obat di puskesmas batch 2
 
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotikaPermenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
Permenkes 3 2015 peredaran, penyimpanan, pemusnahan, dan pelaporan narkotika
 
Farmakologi
FarmakologiFarmakologi
Farmakologi
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 

Similar to penanganan hewan coba.pptx

Toksisitas Makanan/Food Toxicity
Toksisitas Makanan/Food ToxicityToksisitas Makanan/Food Toxicity
Toksisitas Makanan/Food ToxicityRohmad Joni Pranoto
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxkepkrsuislamklaten
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
 
Makanan fungsional (pengantar)
Makanan fungsional (pengantar)Makanan fungsional (pengantar)
Makanan fungsional (pengantar)AiNurhayati10
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...Mochamad Nurcholis
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan FungsionalJohny Syah
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxfitrialavita
 
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Tata Naipospos
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...UNESA
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptmulyasaridiandra
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxJavaSilviaHermayeni1
 
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...Tata Naipospos
 
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxPPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxSalvianSetyoPrayitno
 

Similar to penanganan hewan coba.pptx (20)

Toksisitas Makanan/Food Toxicity
Toksisitas Makanan/Food ToxicityToksisitas Makanan/Food Toxicity
Toksisitas Makanan/Food Toxicity
 
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptxmetode-farmakologi-toksikologi.pptx
metode-farmakologi-toksikologi.pptx
 
Ppt 16 mei
Ppt 16 meiPpt 16 mei
Ppt 16 mei
 
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret)
 
Makanan fungsional (pengantar)
Makanan fungsional (pengantar)Makanan fungsional (pengantar)
Makanan fungsional (pengantar)
 
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
In vivo evaluation on synbiotic effect of fermented rice bran by probiotic la...
 
Pangan Fungsional
Pangan FungsionalPangan Fungsional
Pangan Fungsional
 
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docxEkstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
Ekstraksi dan Analisis KLT Rebung Schizostachyum brachycladum Kurz.docx
 
Functional food
Functional foodFunctional food
Functional food
 
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
Peran Pengawas Obat Hewan Menghadapi Era Globalisasi - Ditkeswan, Bogor, 25 A...
 
mutu protein
mutu proteinmutu protein
mutu protein
 
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
Laporan Biokimia Praktikum Protein: Uji Unsur-Unsur Protein, Uji Kelarutan Al...
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.ppt
 
Materi biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fixMateri biologi x ppt bab 6 fix
Materi biologi x ppt bab 6 fix
 
Faq Susu Kedelai
Faq Susu KedelaiFaq Susu Kedelai
Faq Susu Kedelai
 
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptxBAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
BAB 6 - SISTEM PENCERNAAN - NEW-std.pptx.pptx
 
Bio makanan pokok
Bio makanan pokokBio makanan pokok
Bio makanan pokok
 
Senyawa bioaktif
Senyawa bioaktifSenyawa bioaktif
Senyawa bioaktif
 
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...
Bimtek Karantina Pengawasan Keamanan Bahan Pakan Asal Hewan- BUTTMKP, 19 Apri...
 
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptxPPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
PPT Dastek Telur(Bioaktif)_K2_2B 2020.pptx
 

penanganan hewan coba.pptx

  • 1. PENANGANAN HEWAN COBA Dr. Yunita Satya Pratiwi, S.P.,M.Kes
  • 2. PENGERTIAN  Hewan coba atau hewan uji atau sering disebut hewan laboratorium adalah hewan yang khusus diternakan untuk keperluan penelitian biologik.  Hewan percobaan digunakan untuk penelitian pengaruh bahan kimia atau obat pada manusia.
  • 3. Menurut U.S National Research Committee on Animal Model for Aging, mendefinisikan hewan model sebagai hewan yang secara normative biologi atau perilaku dapat dipelajari, secara spontan atau proses patogenesis dapat diinvestigasi dan secara fenomena pada satu atau beberapa kejadian menggambarkan fenomena pada manusia dan beberapa spesies Hewan model diartikan secara lugas sebagai hewan yang memodelkan manusia (modelling human) atau lebih tepat diistilahkan ”model manusia” (Hau, 2004).
  • 4. Tujuan Penggunaan Hewan Coba Penggunaan hewan sebagai model untuk manusia secara garis besar bertujuan untuk:  Studi mekanisme dan fenomena biologi yang normal atau abnormal  Uji keamanan/ toksisitas  Pengembangan suatu obat  Studi abnormalitas dan proses dan fenomena patogen (Hau, 2006)
  • 5. Hewan Model yang tepat ?  Setiap hewan laboratorium dari tingkat filogeni terendah sampai tertinggi memiliki potensi yang sama untuk dikembangkan sebagai hewan model  Presisi hasil pengujian hewan model adalah parameter ekstrapolasi  Ekstrapolasi hasil pengujian hewan model pada manusia memerlukan berbagai pertimbangan  Pertimbangan kedekatan secara filogeni, homologi organ dan ukuran tubuh tidak menjadikan primata dan babi sebagai model yang terbaik untuk manusia atau menjamin dapat diekstrapolasikan secara benar 100% (Salen, 1994; Hau, 2004 )
  • 6. FELASA (Federation of European Lab. Animal Science Association) Penggunaan hewan coba harus menganut azas : 1. Replacement 2. Reduction 3. Revironment Perlakukan hewan dengan baik  sebelum kita membunuhnya
  • 7. Di dalam menilai efek farmakologis suatu senyawa bioaktif dengan hewan percobaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor,antara lain :  Faktor internal pada hewan percobaan sendiri : umur, jenis kelamin, bobot badan,keadaan kesehatan, nutrisi, dan sifat genetik.  Faktor-faktor lain yaitu faktor lingkungan, keadaan kandang, suasana kandang, populasi dalam kandang, keadaan ruang tempat pemeliharaan, pengalaman hewan percobaan sebelumnya, suplai oksigen dalam ruang pemeliharaan, dan cara pemeliharaan.
  • 8. Pemeliharaan dan Manajemen  Fasilitas kandang dimana hewan dipelihara harus ada staf, dirancang, dibangun, dilengkapi, dan dipelihara denga sesuai untuk mencapai standard dari pemeliharaan hewan yg tinggi dan harus memenuhi persyaratan ilmiah.  Secara umum, praktekpemeliharaan dan pengaturan harus dirancang untuk menyediakan suatu standard pemeliharaan yang tinggi dan harus mengikuti standar kesejahteraan hewan yang dapat diterimauntuk spesies tertentu yang dilindungi.  Standar untuk perawatan hewan harus dipelihara selama akhir pekan atau libur  Prosedur perawatan darurat harus tersedia setiap saat
  • 11. Cara Penanganan Kelinci (orictolagus cunniculus)  Perlahan-lahan kelinci dikeluarkan dari kandang dengan memengang kuliat bagian lehen dan tagan kiri memengang bagian bawa kelinci, kemudian dimasukan kedalam kandang dan siap diberikan sediaan.
  • 13. PREPARASI DIET  Komposisi uniform dan sesuai dengan acuan  Hygenis, ingridien murni dan bebas dr kontaminan  Bila diet bukan ingridien murni hrs digunakan kondisi yg sama  Asal bahan harus tetap/konstan dalam dan antar experimen  Pengawet dan antioksidan meminimalkan kerusakan
  • 14. PENYIMPANAN DIET  Diet disimpan secara hygenis tanpa kontaminasi & pembususkan  Suhu 0-4oC dlm wadah yg tidaklengket pd pakan  Wadah tidak tembus cahaya Hrs diingat bahwa binatang lebih peka dlm hal rasa dan bau, daripada manusia
  • 15. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN DIET  Komposisi hrs mengacu pada formula atau basal diet tertentu (misal AIN 76, AIN 93)  Perubahan dari formula acuan harus dinyatakan sebagai “modifikasi”  Harus selalu ada diet standard yang berfungsi untuk meyakinkan bahwa efek yang ditimbulkan disebabkan oleh PERLAKUAN bukan terjadi secara kebetulan atau kesalahan
  • 16. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN DIET  Komposisi diet dinyatakan sesuai dengan tujuan, misal : diet rendah lemak, diet tinggi serat, diet tinggi kolesterol dsb.  Komposisi diet seluruh percobaan (variasi perlakuan diet) harus mempunyai satu atau dua kesamaan untuk dapat melihat pengaruh perlakuan yang dituju. Misal : “Diet isokalori” , “Diet Iso protein”, Diet Iso serat” dsb.
  • 17. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN DIET  “Diet isokalori” artinya; seluruh variasi diet yang dibuat mempunyai kesamaan yaitu sama dalam kandungan kalori per satuan berat.  Demikian pula untuk diet Iso protein atau iso protein
  • 18. KOMPOSISI DAN PEMBUATAN DIET  Untuk menyusun diet dengan formula tertentu dan dari bahan dasar bukan murni, harus diketahui komposisi kimia bahan dasar diet.  Cara penyusunan formula diet dengan bahan dasar yang bukan murni didasarkan pada salah satu komponen dalam diet, yaitu komponen yg terkait dengan bahan yang diteliti.
  • 19. Diet Standar  Protein (casein) 10%  Minyak jagung 10%  Camp. Mineral 4%  Camp. Vitamin 1%  Maizena 75%
  • 20. Camp. Mineral USP XVIII  Tiap 400 g campuran :  Na Cl 55.80 g  K I 0.32 g  KH2PO4 155.60 g  MgSO4 22.92 g  Ca CO3 152.56 g  FeSO4 H2O 10.80 g  KmSO4 H2O 1.60 g  Zn SO4 H2O 0.11 g  CuSO4 5H2O 0.18 g
  • 21. KOMPOSISI CAMPURAN VITAMIN, Setiap 100 g  Vitamin A 100 000 I U  Vitamin D 10 000 I U  Vitamin E 1 000 I U  Vitamin K 50 mg  Thiamin 50 mg  Riboflavin 100 mg  Peridoksin 40 mg
  • 22. KOMPOSISI CAMPURAN VITAMIN, Setiap 100 g  Ca D-pantotenat 400 mg  Niacin 400 mg  PABA 1 000 mg  Vitamin B12 200 mg  Biotin 2 mg  Asam Folat 20 mg  Maizena x g  ----------------- +  total 100 g
  • 23. AIN-76 Purified Diet  Ingridient %  Casein 20.0  DL-Methionine 0.3  Corn starch 15.0  Sucrose 50.0  Alphacel (DF) 5.0  Corn oil 5.0  AIN Mineral mix * 3.5  AIN Vitamin mix * 1.0  Choline bitartrate 0.2  100.0
  • 24. AIN 76 MINERAL MIX MINERAL g/kg Mineral g/kg Ca posfat di basic 500.00 Ferric Citrate (16-17% Fe) 6.00 Sodium chloride 74.00 Zink carbonate (70% ZnO) 1.60 K- citrate mohohidrate 220.00 Cupric Carbonate (53- 55% Cu) 0.30 K-sulfate 52.00 Potasium Jodate 0.01 Mg-oxide 24.00 Sodium Selenite 0.01 Mn-carbonate (43-48% Mn) 3.50 Chr-K-Sulfate 0.55 Sucrose, finely powdered 118.00
  • 25. AIN 76 Vitamin MIX Vitamin mg/kg Vitamin mg/kg Thyamine hydrochloride 600.00 D-biotin 20.00 Riboflavin 600.00 Cyanocobalamine (Vit B12) 1.00 Pyridoxine hydrochloride mohohidrate 700.00 Retinyl palmitate (vit A) Premix (200,000 IU,g) 1.60 Nicotinic acid 3.00 DL-α tocopherol acetate (250 IU/g) 20.00 D-Ca pantothemate 1.60 Cholecalciferol (vit D1) 250.00 Folic acid 200.00 Menaquinone (vit K2) 5.00 Sucrose, finely powdered 972.90
  • 26. AIN-76  Casein paling sedikit 85% protein  Fiber Cellulose – type fiber  Minyak sebaiknya ditambah antiaksidant
  • 27. Pustaka  Ridwan, Endi. 2013. Etika Pemanfaatan Hewan Percobaan dalam Penelitian Kesehatan.J Indon Med Assoc. Volume: 63, Nomor: 3.  Sulaksono, M.E., 1987. Peranan, Pengelolaan dan Pengembangan Hewan Percobaan.Jakarta. Tersedia