Dokumen tersebut merangkum sejarah perkembangan penggunaan obat dari zaman dahulu hingga saat ini. Awalnya obat berasal dari tumbuhan dan digunakan secara empirik, kemudian berkembang dengan isolasi zat aktif tumbuhan dan sintesis kimia obat. Saat ini pengembangan obat didasarkan pada pengetahuan ilmu hayati dan diuji melalui uji praklinik dan klinik guna menjamin keamanan dan efektivitas
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Obat adalah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rokhaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia. (Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 193/kab/B.VII/71)
Konseling obat sangat berpengaruh pada tingkat kepatuhan pasien. Penerapan konseling obat sebagai salah satu bentuk komunikasi dalam praktek kefarmasian pada pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam penggunaan obat karena pasien mendapatkan penjelasan mengenai manfaat penggunaan obat yang sesuai dengan aturan pakai yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas hidup pasien.
Ilmu yang mempelajari kinetika absorpsi, distribusi dan eliminasi (yakni, ekskresi dan metabolisme) obat pada manusia atau hewan dan menggunakan informasi ini untuk meramalkan efek perubahan-perubahan dalam takaran, rejimen takaran, rute pemberian, dan keadaan fisiologis pada penimbunan dan disposisi obat.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Obat bahan alam adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat maka Obat Bahan Alam dikelompokkan menjadi:
-Jamu
-Obat Herbal Terstandar
-Fitofarmaka
Sesuai dengan Keputasan Kepala Badan POM RI, nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004.
2. SASARAN KULIAH
Setelah mengikuti kuliah ini
diharapkan mahasiswa akan mampu
◦ Menjelaskan makna lambang Ular dan
cawan sbg symbol dunia farmasi
◦ Menjelaskan perkembangan pengobatan
sejak awal hingga era isolasi bahan aktif
dan era bioteknologi
3.
4. Sejarah Penggunaan Obat
Awalnya obat digunakan secara empirik dari
tumbuhan, berdasar pengalaman
Manusia telah menggunakan obat untuk
menyembuhkan penyakit yang di derita. Oleh
karena, hakekat dari suatu penyakit belum diketahui.
Sehingga manusia pada zaman tersebut mencari
sebab musabab penyakit itu pada keadaan sekitar.
Jadi dengan demikian pengobatan di pada zaman
dahulu di dasarkan atas kepercayaan tentang roh-roh
halus dan kekuatan-kekuatan lainnya.
Obat yang bertindak sebagai penyembuh diambil dari
lingkungan sekitarnya yang diambil dari ilham yang
diterima dari dukun-dukun penyembuh. Pengetahuan
ini selanjutnya berjalan secara turun temurun dan
penuh rahasia.
5.
Dengan makin bertambahnya pengetahuan
manusia tentang obat-obatan, maka pemilihan
obat berdasarkan pada perkiraan, bagaimana dari
tubuh manusia yang sakit untuk mengembalikan
kelainan sakit ini.
Maka dicarilah bahan-bahan obat yang mirip
dengan bagian tubuh yang sakit. Misalnya tubuh
yang mengalami sakit yang berhubungan dengan
darah, maka dicarilah bahan-bahan obat yang
berasal dari tumbuh-tumbuhanyang mempunyai
warna yang mirip darah.
Sehingga penggunaan obat dengan cara yang
demikian disebut signatura.
6. Sejarah Penggunaan Obat
Awalnya obat digunakan secara empirik
dari tumbuhan, berdasar pengalaman
1541-1493 SM (Paracelsus)
berpendapat : utk membuat obat perlu
pengetahuan kadungan zat aktifnya.
Mk dibuat obat dari zat y telah diketahui
bhn aktifnya
Hippocrates (459-370 SM) “bapak
kedokteran” dalam praktek
pengobatannya telah menggunakan
lebih dari 200 jenis tumbuhan
7.
Claudius Galen (200-129 SM)
menghubungkan penyembuhan penyakit
dengan teori kerja obat yang merupakan
bidang ilmu farmakologi.
Ibnu Sina (980-1037) menulis beberapa
buku
◦ metode pengumpulan dan penyimpanan
tumbuhan obat
◦ cara pembuatan sediaan obat seperti
pil, supositoria, sirup
◦ menggabungkan pengetahuan pengobatan dari
berbagai negara yaitu
Yunani, India, Persia, dan Arab untuk
menghasilkan pengobatan yang lebih baik
8. Johann Jakob Wepfer (1620-1695)
berhasil melakukan verifikasi efek
farmakologi dan toksikologi obat pada
hewan percobaan.
Percobaan pada hewan merupakan uji
praklinik yang sampai sekarang
merupakan persyaratan sebelum obat
diuji–coba secara klinik pada manusia.
9. Institut Farmakologi pertama didirikan pada
th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di
Universitas Dorpat (Estonia).
Selanjutnya Oswald Schiedeberg (18381921) bersama dengan pakar disiplin ilmu
lain menghasilkan konsep fundamental
dalam kerja obat meliputi reseptor
obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan
toksisitas selektif.
Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer
(1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (18521925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di
Jerman
10.
Sampai akhir abad 19, obat merupakan
produk organik atau anorganik dari
tumbuhan yang dikeringkan atau
segar, bahan hewan atau mineral yang
aktif dalam penyembuhan penyakit tetapi
dapat juga menimbulkan efek toksik bila
dosisnya terlalu tinggi atau pada kondisi
tertentu dari penderita
Untuk menjamin tersedianya obat agar
tidak tergantung kepada musim maka
tumbuhan obat diawetkan dengan
pengeringan
11. Contoh tumbuhan yang dikeringkan
pada saat itu adalah getah Papaver
somniferum (opium mentah), yang sering
dikaitkan dengan obat penyebab
ketergantungan dan ketagihan.
Dengan mengekstraksi getah tanaman
tersebut dihasilkan berbagai senyawa
yaitu morfin, kodein, narkotin
(noskapin), papaverin dll. yang ternyata
memiliki efek yang berbeda satu sama
lain walaupun dari sumber yang sama.
12. Dosis tumbuhan kering dalam
pengobatan ternyata sangat bervariasi
tergantung pada tempat asal
tumbuhan, waktu panen, kondisi dan
lama penyimpanan.
Untuk menghindari variasi
dosis, F.W.Sertuerner (1783-1841) pada
th 1804 mempelopori isolasi zat aktif dan
memurnikannya dan secara terpisah
dilakukan sintesis secara kimia.
Sejak itu berkembang obat sintetik untuk
berbagai jenis penyakit
13. Perkembangan Obat Natural
Diawali penemuan ekstrak
Efedrin, Marijuana, dan
Opium, fermentasi alkohol dan minyak
Cod Liver.
Bagian tanaman yg diekstrak :
daun, buah, kulit
kayu, akar, akar, bunga dan getah.
Terapi natural dg bhn alam / herbal
diawali dg pengamatan efek alkohol
pd manusia
14. Morfin didapat dari getah bunga opium
(Papaver somniferum)
Marijuana didapat dari tanaman
Cannabis sativa.
Atropin dari Atropa Belladona
Ergotamin dan ergometrin dari jamur
Claviceps purpurea (zat patogen pd
arak gandum)
Reserpin dari Rauwolfia serpentina
15.
Abad VI : mulai dikenal penggunaan obat
Kolkhisin (pirai, gouth). Sediaan awal
sirup, rebusan, lalu berkembang mjd bentuk
tintur
Abad XVI : tembakau, kopi dan teh mulai
dikenal di Eropa
Abad XVII : ditemukan ekstrak
ipecacuanha, strikhnin, quinin, dan nitrit oksid
Abad XVIII : ditemukan ekstrak
digitalis, atropin
Abad XIX : mulai digunakan Aspirin dan
gliseril trinitrat pd pengobatan. Dan mulailah
era isolasi bahan aktif dilakukan
(Morfin, Strikhnin, Quinin, Kodein, dan
Kokain)
16.
Awal abad XX ; perkembangan pesat
obat sintetik
◦ Sintektik
narkotik, hormon, insulin, antibiotik, antiko
nvulsan, psikotropika, ant kanker.
◦ Ditemukan sumber obat tdk hanya dari
tanaman, juga dari sumber lain :
jamur, bakteri
17. Akhir Abad XX : peptida manusia
dapat diekstraksi dari kultur mikroba.
Awal abad XXI : ditemukan terapi gen.
Dimulailah era bioteknologi
Saat ini : dikembangkan produk
protein endogen dan
peptida, duplikasi protein, manipulasi
genetik mikroba dan manusia.
18. Pengembangan Obat Baru
Diawali dengan sintesis atau isolasi dari berbagai
sumber :
◦ tanaman (glikosida jantung untuk mengobati lemah
jantung),
◦ jaringan hewan (heparin untuk mencegah pembekuan
darah),
◦ kultur mikroba (penisilin G sebagai antibiotik pertama),
◦ urin manusia (choriogonadotropin)
◦ dan dengan teknik bioteknologi dihasilkan human
insulin untuk menangani penyakit diabetes.
Dengan mempelajari hubungan struktur obat dan
aktivitasnya maka pencarian zat baru lebih terarah dan
memunculkan ilmu baru yaitu kimia medisinal dan
farmakologi molekular.
19. Uji Pra Klinik dan Uji Klinik
Uji yang harus ditempuh oleh calon obat
adalah ji praklinik dan uji klinik.
Uji praklinik merupakan persyaratan uji
untuk calon obat.
Dari uji ini diperoleh informasi tentang
efikasi (efek farmakologi), profil
farmakokinetik dan toksisitas calon obat.
Pada mulanya yang dilakukan adalah
pengujian ikatan obat pada reseptor
dengan kultur sel terisolasi atau organ
terisolasi.
Selanjutnya dipandang perlu menguji
pada hewan utuh.
20. Hewan yang baku digunakan adalah
galur tertentu dari
mencit, tikus, kelinci, marmot, hamster
, anjing atau beberapa uji
menggunakan primata.
Hanya dengan menggunakan hewan
utuh dapat diketahui apakah obat
menimbulkan efek toksik pada dosis
pengobatan atau aman.
21.
Penelitian toksisitas merupakan cara
potensial untuk mengevaluasi :
• Toksisitas yang berhubungan
dengan pemberian obat akut atau
kronis
• Kerusakan genetik
(genotoksisitas, mutagenisitas)
• Pertumbuhan tumor (onkogenisitas
atau karsinogenisitas)
• Kejadian cacat waktu lahir
(teratogenisitas)
22.
Selain toksisitasnya, uji pada hewan
dapat mempelajari :
◦ sifat farmakokinetik obat meliputi
absorpsi, distribusi, metabolisme dan
eliminasi obat.
Semua hasil pengamatan pada hewan
menentukan apakah dapat diteruskan
dengan uji pada manusia.
Ahli farmakologi bekerja sama dengan
ahli teknologi farmasi dalam pembuatan
formula obat, menghasilkan bentukbentuk sediaan obat yang akan diuji
pada manusia.
23. Uji Klinik
Setelah calon obat dinyatakan
mempunyai kemanfaatan dan aman
pada hewan percobaan maka
selanjutnya diuji pada manusia (uji
klinik).
Uji pada manusia harus diteliti dulu
kelayakannya oleh komite etik
mengikuti Deklarasi Helsinki.
24. Uji Klinik
Fase I , calon obat diuji pada sukarelawan sehat
untuk mengetahui apakah sifat yang diamati pada
hewan percobaan juga terlihat pada manusia.
Pada fase ini ditentukan hubungan dosis dengan
efek yang ditimbulkannya dan profil farmakokinetik
obat pada manusia.
Fase II, calon obat diuji pada pasien
tertentu, diamati efikasi pada penyakit yang
diobati. Yang diharapkan dari obat adalah
mempunyai efek yang potensial dengan efek
samping rendah atau tidak toksik. Pada fase ini
mulai dilakukan pengembangan dan uji stabilitas
bentuk sediaan obat.
25. Uji Klinik
Fase III melibatkan kelompok besar pasien, di
sini obat baru dibandingkan efek dan
keamanannya terhadap obat pembanding
yang sudah diketahui .
Setelah calon obat dapat dibuktikan
berkhasiat sekurang-kurangnya sama dengan
obat yang sudah ada dan menunjukkan
keamanan bagi si pemakai maka obat baru
diizinkan untuk diproduksi oleh industri
sebagai legal drug dan dipasarkan dengan
nama dagang tertentu serta dapat diresepkan
oleh dokter.
26. Uji Klinik
Fase IV, setelah obat dipasarkan masih
dilakukan studi pasca pemasaran (post
marketing surveillance) yang diamati pada
pasien dengan berbagai kondisi, berbagai
usia dan ras.
Studi ini dilakukan dalam jangka waktu lama
untuk melihat nilai terapeutik dan
pengalaman jangka panjang dalam
menggunakan obat.
Setelah hasil studi fase IV dievaluasi masih
memungkinkan obat ditarik dari perdagangan
jika membahayakan
27. Uji Klinik
contoh obat yg ditarik
◦ Cerivastatin suatu obat antihiperkolesterolemia
yang dapat merusak ginjal,
◦ Entero-vioform (kliokuinol) suatu obat antidisentri
amuba yang pada orang Jepang menyebabkan
kelumpuhan pada otot mata (SMON disease),
◦ Fenil propanol amin yang sering terdapat pada
obat flu harus diturunkan dosisnya dari 25 mg
menjadi tidak lebih dari 15 mg karena dapat
meningkatkan tekanan darah dan kontraksi
jantung yang membahayakan pada pasien yang
sebelumnya sudah mengidap penyakit jantung
atau tekanan darah tinggi
28.
Contoh :
◦ Talidomid dinyatakan tidak aman untuk
wanita hamil karena dapat menyebabkan
kecacatan pada janin,
◦ Troglitazon suatu obat antidiabetes di
Amerika Serikat ditarik karena merusak
hati .
29. Penutup
Pengetahuan ttg terapi obat
berkembang pesat sejalan dengen
pengetahuan tentang fungsi
organ, ilmu anatomi, fisiologi, kimia
(organik dan biokimia)