Dokumen tersebut membahas perbandingan model penilaian saham Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT), termasuk asumsi, variabel, dan cara kerja masing-masing model."
2. Informasi pendukung
• Materi tiap pertemuan, download dari: slideshare
• Reference, download melalui : gen.lib.rus.ec
• Jounral atau hasil penelitian, download dari: Google scholar.com
3.
4. REFERENSI
Referensi Utama:
1. Bodie, Zvi, Alex Kane, and Alan J. Marcus (B-K-M). 2018. Investment. Mc-Geaw-Hill Education. Eleventh
Edition
2. Elton, Edwin J. and Martin J. Gruber (E-G), 2013, Modern Portfolio Theory and Investment Analysis, John
Wiley & Sons, Inc. 9th Edition
3. Reilly, Frank K. and Keith C. Brown (R-B), 2011, Investment Analysis & Portfolio Management, South-
Western Educational Publishing, 10th edition.
Referensi Pendukung:
1. Jones, Charles P,. Jensen, Gerald R., 2013, Investments, Analysis and Management, John Wiley & Sons, Inc.
13th Edition
2. Sharpe, William F. Gordon J. Alexander, and Feffrey V. Bailley, 1998, Investments, Prentice Hall, 6 edition
3. Husnan, Suad, 2015, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi 8, UPP AMP YKPN.
4. Hartono, Jogiyanto, 2013, Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 5, Penerbit FE-UGM. Yogyakarta.
5. Hartono, Jogiyanto, 2005, Pasar Efisien Secara Keputusan, Gramedia
6. Bahan Kajian
1. Pasar Finansial, Aset Financial, dan Pasar Modal Indonesia
2. Risk and Return,
3. Valuasi Sekuritas: Saham, Obligasi.
4. Hipotesis Pasar Efisien / Efficient Maket Hyphotesis (EMH),
5. Pasar Derivatif (Option)
6. Analisis Portofolio
7. RPS : P9 - 15
1. Analisis portofolio – Mean Variance Model
2. Analisis portofolio – Mean Variance Model
3. Single – Multi Index Model
4. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
5. Arbitrage Pricing Theory (APT)
6. Portofolio Obligasi
7. Evaluasi kinerja portofolio
8. ANALISIS CAPM DAN APT
Saham merupakan instrumen menarik untuk dijadikan sarana investasi. Ekspektasi dari para investor terhadap
investasinya pada saham adalah untuk memperoleh pengembalian (return) saham sebesar-besarnya dengan
risiko tertentu.
Return dapat berupa capital gain atau dividen untuk investasi saham. Dividen merupakan slah satu bentuk
peningkatan kekayaan pemegang saham. Investor selalu mengharapkan return investasi yang semakin
meningkat dari waktu ke waktu.
Maka dari itu, investor potensial harus dapat memprediksi berapa besar return dari investasi yang mereka
lakukan. Investor akan mencari alternatif investasi yang dapat memberikan return tertinggi dengan tingkat
risiko tertentu.
Mengingat setiap investasi saham terdapat risiko yang harus ditanggung para investor, maka tidak jarang
masyarakat lebih memilih investasi pada sektor perbankan dengan risiko dan return yang lebin rendah.
9. Semua investor menginginkan risiko yang rendah namun mendapat return yang tinggi.
Namun investor memiliki asumsi bahwa seorang yang tidak menyukai risiko tidak akan
mendapatkan return dari investasi yang berisiko tinggi.
Oleh karena itu, investor sangat membutuhkan informasi yang memadai mengenai risiko
dan pengembalian yang diharapkan.
Faktor-faktor tersebut membuat keadaan lapangan menjadi semakin kompleks sehingga
investor memerlukan alat untuk memproyeksikan return suatu saham. Salah satunya adalah
dengan menggunakan model keseimbangan.
ANALISIS CAPM DAN APT
10. ANALISIS CAPM DAN APT
Model penilaian (pricing model) merupakan sebuah model untuk menentukan
tingkat pengembalian aset yang diharapkan.
Dalam memprediksi pendapatan saham yang diharapkan, ada dua model yang
sering digunakan oleh investor, yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan
Arbitrage Pricing Theory (APT).
Namun hingga saat ini keduanya masih menjadi perdebatan tentang tingkat
keakuratannya.
Terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa CAPM lebih akurat,
manum ada juga penelitian yang menyatakan bahwa APT mampu
memprediksikan return saham lebih baik daripada menggunakan CAPM.
11. ANALISIS CAPM DAN APT
Sharpe (1964) dan Lintner (1965) mempublikasikan tulisannya dengan menurunkan model penilaian aset
yang dikenal dengan Capital Asset Pricing Model (CAPM).
CAPM menggambarkan hubungan linear antara tingkat risiko dan tingkat pengembalian yang
diharapkan. Risiko yang mempengaruhi return saham individual di dalam model CAPM adalah risiko
pasar.
Tandelilin (2010) menyatakan bahwa CAPM merupakan model untuk menentukkan harga suatu assets
pada kondisi equilibrium.
Dalam keadaan equilibrium tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemodal untuk suatu saham akan
dipengaruhi oleh risiko saham tersebut.
Dalam hal risiko yang diperhitungkan adalah risiko sistematis yang diwakili oleh beta, karena risiko
yang tidak sistematik bisa dihilangkan dengan cara diverifikasi.
12. ANALISIS CAPM DAN APT
Capital Asset Pricing Model (CAPM) mengasumsikan bahwa para investor adalah
perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean variance dari portofolio optimal.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) juga mengasumsikan ahwa pasar saham yang
ideal adalah pasar saham yang besar dan para investor adalah para price-takers, tidak
ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum,
dan para investor dapat meminjam pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkar suku
bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate).
Dengan asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.
13. ANALISIS CAPM DAN APT
Pendapat lain muncul setelah CAPM diperkenalkan. Ada banyak studi empiris yang menguji tenang apakah model
tersebut cukup untuk menggambarkan perilaku harga saham pasar dalam praktik.
Pengembangan dari CAPM adalah Arbitrage Pricing Theory (APT). APT dan CAPM sama-sama memperhitungkan
hubungan antara risiko dan imbal hasil, tetapi APT menggunakan asumsi dan teknik yang berbeda.
APT dinilai fleksibel dibandingkan CAPM karena dalam membuat model dapat menggunakan berbagai faktor
makroekonomi yang beragam dalam menghitung premi risiko suatu aset atau dalam membentuk suatu model
penilaian aset.
APT diperkenalkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976 dengan tiga proposisi: (i) imbal hasil sekuritas dapat
dijelaskan dengan sebuah model faktor; (ii) terdapat cukup banyak sekuritas untuk menghilangkan risiko spesifik
dengan diversifikasi; dan (iii) pasar sekuritas yang berfungsi dengan baik tidak memungkinkan terjadinya peluang
arbitrase secara terus menerus.
14. ANALISIS CAPM DAN APT
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham
sehingga diciptakan CAPM dan APT untuk membantu investor dalam menganalisa hubungan return dan
risiko saham secara sederhana.
Di dalam keadaan lapangan yang kompleks, CAPM hanya menggunakan faktor return pasar dalam
menentukan return dan risiko saham, sedangkan di sisi lain, APT mempertimbangkan penggunaan banyak
faktor makro.
Berdasarkan penjelasan di atas dan hasil yang tidak konsisten dari berbagai penelitian terdahulu, peneliti
tertarik untuk membandingkan keakuratan CAPM dan APT dalam memprediksi return saha
15. Model Keseimbangan
Dalam ilmu investasi terhadap model yang dinamakan model keseimbangan.
Menurut Tandelilin (2010), model keseimbangan dapat digunakan untuk memahami bagaimana perilaku investor secara
menyeluruh, bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana, cara menentukkan
risiko yang reevan terhadap suatu aset serta hubungan risiko dan return harapan untuk suatu aset ketika pasar dalam keadaan
seimbangan.
CAPM mampu mengestimasi return dengan mudah dan baik (Jogiyanto, 2003).
Di pasar modal Indonesia model CAPM sangat cocok digunakan untuk membentuk return portofolio, karena investor lebih
memperhatikan tingkat pengembalian dan risiko dari sudut harga saham dan dibandingkan dari sudut size dan value (Wirawan &
Murtini, 2008).
Penggunaan model APT, harus menggunakan minimal tiga faktor yang berkaitan dengan tingkat pengembalian saham.
Kondisi ekonomi dapat dijadikan variable yang dimasukkan dalam model APT untuk memprediksi return saham (Suripto, 2011).
16. ANALISIS CAPM DAN APT
CAPM pertama kali dikenalkan oleh Sharpe, Lintner dan Mossin pada tahun 1964. CAPM merupakan suatu
model yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada
kondisi pasar yang seimbang. CAPM menjelaskan bahwa risiko dan return berhubungan positif, artinya semakin
besar risiko maka semakin besar pula return-nya (Tandelilin, 2010). Dalam hal ini risiko yang diperhitungkan
hanyalah risiko sistematis (systematic risk) atau risiko pasar yang diukur dengan beta.
Hal yang paling utama dari Capital Assets Pricing Model ini adalah pernyataan mengenai hubungan antara
expected risk premium dari individual assets dan systematic risk‐nya.
Jack Treynor, William Sharpe dan John Lintner pada sekitar tahun 1960‐an memformulasikan CAPM seperti
berikut ini :
Rj ‐ Rf = (Rm ‐ Rf)*bj
Yang juga sering dituliskan sebagai:
Rj = Rf + (Rm ‐ Rf)*bj
17. ANALISIS CAPM DAN APT
Formulasi di atas mengatakan bahwa tingkat keuntungan yang diharapkan dari suatu saham (Rj) sama
dengan tingkat risiko (Rf) ditambah dengan premi risiko [(Rm‐Rf)*bj].
Semakin besar risiko saham (b), semakin tinggi risiko yang diharapkan dari saham tersebut dan
dengan demikian semakin tinggi pula tingkat keuntungan yang diharapkan.
Untuk mengestimasi besarnya koefisien beta, digunakan market model dengan persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut:
Ri= αi + βiRM + el
Keterangan: Ri= Return sekuritas I, Rm= return indeks pasar, αi = intersep, βi= slope, ei= random
residual error
18. ANALISIS CAPM DAN APT
Market model biasa diestimasi dengan meregresi return sekuritas yang akan dinilai dengan return indeks pasar.
Regresi tersebut akan menghasilkan nilai: αi (ukuran return sekuritas i yang tidak terkait dengan return pasar)βi
(peningkatan return yang diharapkan pada sekuritas i untuk setiap kenaikan return pasar sebesar 1%)
Terdapat indikator variabel pada CAPM yaitu:
a. Return Market (Rm) merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan dipasar saham atau return investor
yang berinvestasi diportofolio saham pasar. Pasar saham ini dapat dijadikan sebagai proxy akan keadaan yang
terjadi dalam pasar.
b. Beta merupakan risiko sistematis yang dapat mempengaruhi return. Risiko sistematis dapat dihitung atau
diminimalkan melalui verifikasi sedangkan risiko tidak sistematis tidak dapat dihitung.
c. Return aset bebas risiko (Rf) merupakan tingkat keuntungan yang bisa dihasilkan dari suatu aset atau investasi
yang bebas risiko.
19. Arbitrage Price Theory (APT)
Capital Asset Pricing Model bukanlah satu-satunya teori yang mencoba menjelaskan bagaimana suatu aktiva
ditentukan harganya oleh pasar. Ross (1976) merumuskan suatu teori yang disebut sebagai Arbitrage Pricing
Theory (APT). Seperti halnya CAPM, APT menggambarkan hubungan antara risiko dan pendapatan, tetapi
dengan menggunakan asumsi dan prosedur yang berbeda.
Menurut Tandelilin (2010), APT menyatakan bahwa return harapan dari suatu sekuritas bisa dipengaruhi oleh
berbagai faktor, tidak hanya satu faktor (portofolio pasar) seperti yang telah dikemukakan pada teori CAPM.
Menurut Tandelilin (2010), faktor-faktor risiko yang digunakan dalam model APT harus mempunyai
karakteristik seperti berikut.
1. Masing-masing faktor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham dipasar
2. Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan
3. Pada awal periode, faktor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh pasar karena faktor-faktor risiko
tersebut mengandung informasi yang tidak diharapkan atau bersifat mengejutkan pasar (adanya perbedaan
antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang sebenarnya).
20. ANALISIS CAPM DAN APT
Beberapa asumsi yang digunakan di CAPM adalah investor memiliki persepsi yang sama
atas keadaan pasar dan merupakan price-taker, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, para
investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas pada
tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko dan semua aset yang diperjualbelikan adalah
likuid.
Sedangkan asumsi yang mendasari model Arbitrage Pricing Theory (APT) adalah: (1) Pasar
Modal dalam kondisi persaingan sempurna, (2) investor adalah risk averse, (3) investor
memiliki kepercayaan yang bersifat homogen dan 4) return diperoleh dengan menggunakan
model faktorial. Dapat dilihat bahwa asumsi yang digunakan APT lebih realistis jika
dibandingkan dengan CAPM, namun tujuan akhir dari perbandingan kebaikan antar model
adalah bukan pada realistis tidaknya asumsi-asumsi yang dipergunakan, tetapi seberapa
tepat model tersebut mencerminkan realitas.
Realitas adalah seberapa tepatkah suatu model dalam memprediksikan return saham di
masa depan (Husnan, 1996).
21. ANALISIS CAPM DAN APT
1. Anisis Capital Aset Pricing Model atau CAPM
2. Analisis Arbitrage Pricing Theory (APT)
• Kedua analisis ini digunakan untuk mengukur beta (β) saham
• Beta (β) saham menunjukkan besarnya risiko perubahan market terhadap
harga saham
• Apabila β > 1 artinya sedikit perubahan market (IHSG) akan menyebabkan
perubahan lebih besar pada harga saham perusahaan atau risiko besar dari
perubahan IHSG
• Sebaliknya bila β < 1 artinya banyak perubahan market (IHSG) hanya sedikit
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan atau risiko perubahan market
relatif kecil
22. ANALISI – CAPM (Pendekatan SPSS)
• Model yang digunakan :
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) + e
dimana :
Ri : return saham
Rf : return free risk (SBI)
Rm : return market (IHSG)
• Pengukuran, didasarkan pada perubahan dari periode sebelumnya,
mis : (Yt – Y(t-1)) / Y(t-1) = (25 -20)/20 = 5/20 = 0,4
• Lihat contoh apikasi, dengan hasil :
Ri = 0.031 + 2,001 (Rm-Rf)
23. ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)
• Model yang digunakan :
Ri = α + β Rm + e
dimana :
Ri : return saham
Rm : return market (IHSG
• Lihat contoh, dengan hasil :
Ri = 0,024 + 1,998 Rm
24. IHSG
• IHSG = IPs / IPbase (Rp 2.700 M/Rp 1.350M) x 100 = 100
• IPs, harg pasar tiap saham dikali jumlahnya masing (mis : Rp 2.700 M
• Ipbase, harga pasar tiap saham dikali jumlahnya masing-masing pada
tahun dasar (10 Agustus 1982), mis : Rp 1.350 M
25. BEBERAPA ISTILAH
• Warant :hak membeli saham baru pada harga tertentu masa yad. Dapat
diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan, masa berlaku sekitar 3 – 5
tahun
• Right : hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu,
diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat
• Reksadana, portofolio aset yang dibentuk oleh manajer investasi
• NBA : nilai aktiva bersih yaitu nilai pasar aktiva reksadana dikurangi
kewajibannya dibagi jumlah unit penyertaan (UP)
mis : asset reksadana Rp 1,2 M, biaya yg harus dibayar Rp 50 jt, UP
yang diterbitkan 1 jt lembar, maka NAB = (Rp1,2 M – Rp 50 jt)/ 1jt lbr = Rp
1.150
Pembelian reksadana dikenakan selling fee, mis 1% dan jual dikenakan
Redemption fee 1% dari nilai transaksi
26. Beberapa Istilah
• Capital loss (kebalikan capital gain), yaitu menjual saham lebih rendah
dari harga beli
• Undervalued, harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsik
• Overvalued, harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsik
27. PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS
• Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001
• Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
60. 1. Capital asset pricing model (CAPM)
2. Arbitrage pricing theory (APT)
61. ANALISIS CAPM DAN APT
1. Anisis Capital Aset Pricing Model atau CAPM
2. Analisis Arbitrage Pricing Theory (APT)
• Kedua analisis ini digunakan untuk mengukur beta (β) saham
• Beta (β) saham menunjukkan besarnya risiko perubahan market terhadap
harga saham
• Apabila β > 1 artinya sedikit perubahan market (IHSG) akan menyebabkan
perubahan lebih besar pada harga saham perusahaan atau risiko besar dari
perubahan IHSG
• Sebaliknya bila β < 1 artinya banyak perubahan market (IHSG) hanya sedikit
pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan atau risiko perubahan market
relatif kecil
62. Arbitrage pricing theory (APT)
• Model CAPM :
Ri = Rf + Bi(Rm-Rf)
• Arbitrage pricing theory (APT), memungkinkan kita
memasukkan lebih dari satu faktor dlm menentukan tingkat
keuntungan securoitas, yaitu termasuk aktivitas ekonomi yg
diukur dgn :
• Pendapatan nasional bruto
• Kondisi ekonomi internasional
• Tingkat inflasi
• Perubahan perpajakan
• Harga minyak, dll
63. Arbitrage pricing theory (APT)
• Model CAPM :
Ri = Rf + Bi(Rm-Rf)
• Model APT:
Tingkat keuntungan yang diharapkan merupakan fungsi dari berbagai faktor,
yang dapat dinyatakan :
Ri = Rf + bi1 (d1-Rf) + bi2(d2-Rf) + …….+bik(dk-Rf) + ei
Dimana :
Ri = Tingkat keuntungan yg diharapkan atas securitas i
Rf = Tingkat keuntungan bebas risiko
dk = Nilai sesungguhnya dari faktor ekonomi
bik = sensitifitas securitas I terhadap faktor ekonomi k
ei = Faktor pengganggu lain atas securitas i
64. Perbandingan CAPM & APT
Rm - Rf CAPM ===> Ri = Rf + β (Rm - Rf) ) + e
6 = 4 - 3 Ri - Rf = β (Rm - Rf ) + e
83 0.09090 Estimasi :
43 -0.07258 ( Ri - Rf ) = β ( Rm - Rf )
09 0.06826
78 0.11362 APT (Arbitrage Pricing Theory)
21 0.01009 ===>> Ri = α + β Rm + e
14 0.01458 Estimasi :
00 -0.04985 Ri = α + β Rm
49 0.02941
42 -0.10752 Data diolah sbb : Periode yang sama
93 -0.06499 - Ri = (Ri tahun t - Ri tahun t-1 ) / Ri tahun t-1
71 0.05386 - Rf = (Rf tahun t - Rf tahun t-1 ) / Rf tahun t-2
56 -0.04604 - Rm = (Rm tahun t - Rm tahun t-1 ) / Rm tahun t-3
27 -0.02642
90 -0.06784 Dimana :
03 -0.16179 - Ri : return saham ( mis : saham Bumi)
96 -0.32287 - Rf : return free risk (SBI)
92 -0.02135 - Rm : return market (IHSG)
18 0.08254
12 -0.02534
66. PERBANDINGAN CAPM & APT - SPSS
• Capital Aset Pricing Model (CAPM) β= 2,001
• Arbitrage Pricing Theory (APT) β= 1,998
67. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
Garis pasar modal (GPM)atau gambar pasar securitas (GPS)
digambarkan dgn persamaan :
GPM = SD(Rp) = Rf +(( Rm – Rf)/SDm)SDp
Rf, tingkat keuntungan bebas risiko (deposito)
Rm, tingkat keuntungan yg disyaratkan rata-rata securitas atau market (IHSG)
Rp, rutrn portfolio
SD, standar deviasi
Contoh :
SD(Rp) = 10 % + ((15% - 10%)/15%)10%
68. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset
Pricing Model (CAPM)
• Hubungan atr keuntungan dgn risiko securitas secara
individual digambarkan dlm GPS :
Ri = Rf + Bi(Rm – Rf)
Ri, tingkat keuntungan yg disyaratkan oleh securitas i (yg diharapkan)
Bi, koefisien beta securitas i
69. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Security Market Line (SML):
Ri= Rf + Bi (Rm – Rf) (Ri – Rf )= Bi (Rm – Rf) Data input dan Regresi
Ri
72. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Garis Pasar Securitas (GPS)
(Rm – Rf) = X
Tingkat Keuntungan yg diharapkan
E(R ) = %
Rm-Rf
Ri = Y
Rf = B0
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
B1 = dx/dy
73. Analisis pemilihan portfolio dan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
• Contoh :
Ri = Rf + Bi (Rm – Rf)
Ri = 8 % + 0.50 (12 % - 8 %) = 8 % + 2% = 10%
• Pengukuran koefisien Beta (B1):
• B1 = N(SigXY) – (Sig X)(SigY)
N(SigX^2) – (Sig X)^2
• Bi = (0.9577)(3,029)(3,164)
10,008
• Bi = 0,917
• Pengukuran konstanta (Rf = B0) :
B0 = (SigY/N) – B(SigX/N) = Y rata2 – B(Xrata2)
Mis : (203,7/12) – 0.917 (144.9/12) = 5,90
• Sehingga : Ri = 5,90 + 0,917 (Rm-Rf)
• Bi = Covarian (Ri,Rm)
Var (m)
• Bi = r(SDi)(SDm)
Var(m)
75. ANALISI – CAPM (Pendekatan SPSS)
• Model yang digunakan :
Ri = Rf + ( Rm – Rf ) + e
dimana :
Ri : return saham
Rf : return free risk (SBI)
Rm : return market (IHSG)
• Pengukuran, didasarkan pada perubahan dari periode sebelumnya,
mis : (Yt – Y(t-1)) / Y(t-1) = (25 -20)/20 = 5/20 = 0,4
• Lihat contoh apikasi, dengan hasil :
Ri = 0.031 + 2,001 (Rm-Rf)
76. ARBITRAGE PRICING THEORY (APT)
• Model yang digunakan :
Ri = α + β Rm + e
dimana :
Ri : return saham
Rm : return market (IHSG
• Lihat contoh, dengan hasil :
Ri = 0,024 + 1,998 Rm
77. IHSG
• IHSG = IPs / IPbase (Rp 2.700 M/Rp 1.350M) x 100 = 100
• IPs, harg pasar tiap saham dikali jumlahnya masing (mis : Rp 2.700 M
• Ipbase, harga pasar tiap saham dikali jumlahnya masing-masing pada
tahun dasar (10 Agustus 1982), mis : Rp 1.350 M
78. BEBERAPA ISTILAH
• Warant :hak membeli saham baru pada harga tertentu masa yad. Dapat
diperdagangkan 6 bulan setelah diterbitkan, masa berlaku sekitar 3 – 5
tahun
• Right : hak memesan saham terlebih dahulu dengan harga tertentu,
diperdagangkan dalam waktu yang sangat singkat
• Reksadana, portofolio aset yang dibentuk oleh manajer investasi
• NBA : nilai aktiva bersih yaitu nilai pasar aktiva reksadana dikurangi
kewajibannya dibagi jumlah unit penyertaan (UP)
mis : asset reksadana Rp 1,2 M, biaya yg harus dibayar Rp 50 jt, UP
yang diterbitkan 1 jt lembar, maka NAB = (Rp1,2 M – Rp 50 jt)/ 1jt lbr = Rp
1.150
Pembelian reksadana dikenakan selling fee, mis 1% dan jual dikenakan
Redemption fee 1% dari nilai transaksi
79. Beberapa Istilah
• Capital loss (kebalikan capital gain), yaitu menjual saham lebih rendah
dari harga beli
• Undervalued, harga pasar saham lebih rendah dari nilai intrinsik
• Overvalued, harga pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsik