Dokumen tersebut membahas rencana pembelajaran semester mata kuliah Akuntansi Keuangan Kontemporer yang mencakup pembahasan standar akuntansi, laporan keuangan, penerapan standar akuntansi pada berbagai item laporan keuangan, serta akuntansi sewa menurut PSAK 30 dan PSAK 73.
1. AKUNTANSI KEUANGAN KONTEMPORER
P13 – 20 Januari 2021
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf. SE., MS., MM., M.Ak
Email : assagaf29@yahoo.com
HP: 081343409
URL: https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=EFBaeOsAAAAJ
2. References
• Taufiq Choudhry and Jacek Mizerka. 2016. Contemporary Trend in
Accounting, Finance and Financial Institution. Springer, Switzerland.
• Michael Rankinn, et al. 2012. Contemporary Issue in Accounting. John
Wiley and Sons, Australia.
• Elaine Conway and Darren Birne. 2018. Contemporary Issues in
Accounting. Palgrave, Macmillan.
• Paul Rosenfield. 2006. Contemporary Issues in Financial Reporting.
Routledge, Londen.
• PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAP, dll.
4. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Standar akuntansi yang berlaku di dunia, standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan
penerapannya dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia: Standar Akuntansi di dunia
dan di Indonesia Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia dan IFRS PSAK, SAK
ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP: Perbedaan pengguna Komponen
standar Perbedaan pokok.
Ref: PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP
2. Kerangka Konseptual menurut standar akuntansi: Definisi dan kegunaan kerangka konseptual
KK PSAK KK SAK ETAP, EMKM KK SAK Syariah Aplikasi penerapan KK.
Ref: Kerangka Konseptual PSAK, ETAP, EMKM, Syariah
3. Komponen dan jenis laporan keuangan: Penyajian Laporan Keuangan Laporan Arus Kas
Laporan Keuangan Interim Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan
Tersendiri Laporan segmen Ilustrasi laporan keuangan.
Ref: PSAK 1, PSAK 2 PSAK 3 PSAK 65 PSAK 4 PSAK 5
4. Penerapan standar akuntansi atas persediaan, property investasi dan aset biologis: Akuntansi Persediaan
Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur Konsep nilai wajar Aplikasi penerapan standar dalam LK
Ref: PSAK 14, PSAK 69 PSAK 68
5. 5. Penerapan standar akuntansi atas aset tetap dan aset tak berwujud :Akuntansi Properti Investasi Akuntansi Aset
Tetap . Akuntansi Aset Tak Berwujud Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 13 PSAK 16 PSAK 19 PSAK 69
6. Penerapan standar akuntansi impairment dan akuntansi aset tersedia untuk dijual: Konsep umum impairment
Impairment aset tetap dan goodwill Aset tidak lancar tersedia untuk dijual Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 48 PSAK 58
7. Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain dan pengungkapan transaksi berelasi: Investasi dalam lingkup
instrumen keuangan Investasi dalam asosiasi Kombinasi Bisnis Pengaturan Bersama Restrukturisasi Entitas
Sepengendali Pengungkapan investasi pada entitas lain Pengungkapan pihak Berelasi Aplikasi penerapan
standar dalam LK.
Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7
8. Akuntansi pajak penghasilan dan perbedaan akuntansi & pajak : Akuntansi pajak penghasilan Perbedaan
pengakuan dan pengukuran akuntansi dan pajak Akuntansi atas aset dan liabilitas pengampnan pajak Revaluasi
menurut akuntansi dan pajak Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 46 PSAK 70 Bultek 11
9. Imbalan kerja, provisi dan kontijensi, kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, kesalahan dan peristiwa
setelah tanggal pelaporan: Imbalan kerja Provisi Kontijensi Kebijakan akuntansi Perubahan kebijakan
akuntansi Perubahan estimas Kesalahan / error. Peristiwa setelah tanggal pelaporan.
Ref: PSAK 25 PSAK 24 PSAK 57 PSAK 8
6. 10. Akuntansi instrumen keuangan : Definisi instrumen keuangan Jenis instrumen keuangan Pengungkapan
instrumen keuangan Klasifikasi instrumen keuangan Pengakuan awal Penghentian pengakuan Penurunan
nilai.
Ref: PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 PSAK 71.
11. Konsep akuntansi selisih kurs, derivatif dan akuntansi lindung nilai : Mata uang fungsional Pengukuran dan
penyajian transaksi dalam mata asing Translasi laporan keuangan Transaksi derivative Akuntansi Lindung
nilai.
Ref: PSAK 10 PSAK 55 PSAK 71.
12. Akuntansi pendapatan dari kontrak pelanggan: Tahapan pengakuan pendapatan dari pelanggan Kontrak,
Modifikasi Kewajiban penyelesaian Nilai transaksi dan Alokasi nilai transaksi Pengakuan pendapatan
Aplikasi penerapan Standar dalam LK.
Ref: PSAK 72.
13. Akuntansi sewa : Definisi kontrak sewa Akuntansi Penyewa Akuntansi Pesewa Aplikasi penerapan Standar
dalam LK.
Ref: PSAK 73.
14. Akuntansi Syariah : Konsep Akuntansi Syariah Laporan Keuangan Syariah Transaksi Syariah: Mudhorobah,
Murabahah, Musyarokah, Salam, Istisna, Ijarah. Asuransi Syariah Wakaf Aplikasi penerapan Standar dalam LK
- Ref: SAK Syariah
7. AKUNTANSI SEWA
Definisi kontrak sewa
Akuntansi Penyewa
Akuntansi Pesewa
Aplikasi penerapan Standar dalam LK.
Ref: PSAK 73, berlalku mulai 1 Januari 2020
(pengganti PSAK 30).
8. Akuntansi Sewa
Seperti diketahui bahwa mulai tanggal 1 Januari 2020, PSAK 73 – Sewa mulai berlaku bagi seluruh
entitas yang menyusun laporan keuangan berdasarkan pada SAK Umum di Indonesia.
Perubahan terbesar atas berlakunya PSAK 73 – Sewa adalah pada cara pengakuan atas transaksi
sewa dalam pencatatan yang dilakukan oleh pihak penyewa (Lessee).
Berdasarkan PSAK 73, dalam hal pencatatan akuntansi oleh pihak penyewa (Lessee) tidak lagi
dikenal yang namanya Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan. lalu bagaimana pencatatannya?
Ketika pihak penyewa (Lessee) melakukan kontrak sewa dengan pihak pesewa (Lessor), maka pihak
penyewa harus melakukan assessment diawal masa kontrak apakah transaksi ini masuk kedalam
definisi sewa dalam PSAK 73.
Jika memenuhi kondisi tersebut maka pihak penyewa (Lessee) harus mencatat transaksi tersebut
sesuai dengan ketentuan akuntansi dalam PSAK 73, namun jika tidak tidak perlu menerapkan
ketentuan akuntansi dalam PSAK 73.
Namun demikian definisi sewa operasi dan sewa pembiayaan masih tetap berlaku jika entitas
bertindak sebagai Pesewa (Lessor).
Nantikan posting kita selanjutnya mengenai bagaimana cara pencatatan akuntansi bagi pihak
penyewa (Lessee) berdasarkan PSAK 73.
9. Akuntansi Sewa
Pada tanggal 26 April 2017, Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah
mengesahkan Draf Eksposur (DE) PSAK 73: Sewa yang merupakan hasil adopsi dari IFRS 16 Leases efektif
per 1 Januari 2019.
Model akuntansi sewa yang sebelumnya diatur dalam PSAK 30: Sewa mensyaratkan penyewa dan pesewa
untuk mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi dan mencatat kedua jenis
sewa tersebut secara berbeda.
Model tersebut dikritisi tidak mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan karena tidak selalu
memberikan representasi yang tepat atas transaksi penyewaan.
Khususnya, model tersebut tidak mensyaratkan penyewa untuk mengakui aset dan liabilitas yang timbul dari
sewa operasi.
DE PSAK 73: Sewa menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan atas sewa
dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya untuk penyewa (lessee).
Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets) dan liabilitas sewa.
Terdapat 2 pengecualian opsional dalam pengakuan aset dan liabilitas sewa, yakni untuk: (i) sewa jangka-
pendek dan (ii) sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah.
10. Akuntansi Sewa
Mulai tahun 2020 PSAK 73 Sewa berlaku menggantikan PSAK 30 Sewa. PSAK
ini cukup banyak perubahan terutama dari sisi penyewa.
Dikenalkan aset baru bernama Aset Hak Guna / Right of Use of Asset (AHG).
PSAK ini tidak hanya berlaku untuk transaksi sewa namun juga untuk
transaksi yang mengandung sewa.
Sewa tidak lagi didefinisikan sebagai hak menggunakan aset namun hak
untuk mengendalikan penggunaan aset identifikasian dalam jangka waktu
tertentu. Mengendalikan penggunaan artinya suatu entitas menentukan
suatu aset digunakan tetapi mungkin tidak menggunakan secara langsung.
11.
12.
13.
14.
15.
16. ContoH:
Sewa mesin pembangkita PLTD
Sewa software pembuatan rekening, penegndalian pembangkitan
Sewa software utk kepentigan manajemen
Sewa aircraft (SQ, Lion, Garuda, dll)
Sewa HP
Sewa Serox
Sewa beli, BOT
Sewa mobil
Sewa rumah
Sewa lahan Pulau Bintang 60 th
Pembangunan Instalasi, kemudian sewa beli
Sewa pasang antene Telkom diatap rumah, dll
31. Sewa
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor
memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan
suatu aset selama periode waktu yang disepakati.
• Sewa diklasifikasikan atas :
• Sewa operasi / operating lease
• Sewa pembiayaan / capital lease
• Sewa sebagai alternatif pembiayaan menghemat
kas entitas.
• Sewa operasi disajikan off balance sheet (tidak
ditampilkan di laporan posisi keuangan sehingga
dapat meningkatkan beberapa rasio keuangan
efisiensi dan leverage.
32. Sewa Operasi
• Sewa jangka pendek
• Alat dapat digunakan oleh penyewa namun aset dimiliki oleh
pihak yang menyewakan.
• Tidak terjadi transfer ownership di akhir masa sewa.
• Pemeliharaan alat biasanya oleh yang menyewakan
• Penyajian dalam laporan keuangan
• Diakui dan disajikan sebagai beban sewa dalam laporan laba rugi
komprehensif.
• Tidak ada pencatatan aset, utang dan beban depresiasi (off
balance sheet)
33. Keuntungan dan Kerugian Sewa Operasi
Keuntungan
• Memperoleh pendanaan dengan rate tetap
• Untuk aset yang cepat sekali berubah teknologinya
akan tepat karena investasinya lebih murah
fleksibel.
• Keuntungan dari pajak (beban menjadi lebih besar)
• Tidak disajikan dalam laporan posisi keuangan
sebagai aset dan utang off balance sheet. Rasio
keunangan lebih bagus:
• rasio efisiensi (sales/total aset;
• sales/aset tetap)
• rasio leverage (debt/equity; laba
operasi/interest)
• Entitas tidak perlu memelihara aset seringkali
maintenance dilakukan oleh pihak yang
menyewakan.
• Menghemat kas dan pendanaan di masa sekarang
karena biaya yang dikeluarkan sebesar biaya sewa.
Kerugian
• Entitas tidak memiliki aset untuk operasi
yang disajikan dalam laporan keuangan
• Keberlanjutan entitas dapat terganggu jika
sewa di masa akan datang tidak diperoleh
untuk aset utama entitas cukup berisiko
jika menggunakan sewa operasi
• Untuk alat-alat khusus sulit diperoleh
• Seringkali lebih mahal daripada membeli
aset
• Tidak dapat dimanfaatkan optimal jika
cepat terjadi perubahan teknologi
• Penggunaan terbatas tergantung
perjanjian sewa
• Tidak dapat dijadikan jaminan bank
34. Sewa Pembiayaan
• Sewa pembiayaan / capital lease / finance lease
• Merupakan bentuk pendanaan jangka panjang pembelian
secara angsuran
• Sewa pembiayaan “transfer risiko dan manfaat aset kepada
pihak leasse” kriteria umum sesuai dengan PSAK 30: sewa
dan ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa.
• Pengakuan :
• Pencatatan aset dan amortisasi oleh lessee
• Pencatatan utang dan beban bunga atas kontrak pembayaran
jangka panjang
• Lessor tidak lagi mengakui aset
• Piutang dan pendaptan bunga akan diakui oleh Lessor
35. Sewa
Data
• Entitas melakukan leasing 1 Januari 2010
• Masa Manfaat aset 5 tahun, aset didepresiasi 5
tahun dengan metode garis lurus.
• Sewa merupakan bentuk kontrak yang dapat
dibatalkan dengan jangka waktu 5 tahun.
• Kontrak tahunan yang dibayarkan 2.505 setiap
akhir tahun.
• Bunga 8 % per tahun
36. Sewa - Lease
Skedul Leasing
Tahun
Pokok awal
tahun
Bunga dan Pokok dari MLP Utang Akhir
Tahun
Bunga Pokok Total
2010 10.000 800 1.705 2.505 8.295
2011 8.295 664 1.841 2.505 6.454
2012 6.454 517 1.988 2.505 4.466
2013 4.466 358 2.147 2.505 2.319
2014 2.319 186 2.319 2.505 (0)
2.525 10.000 12.525
37. Jurnal - Lease
• Operating Lease
Biaya sewa 2.505
Kas 2.505
• Capital / Finance Lease
Aset leasing 10.000
Utang Leasing 10.000
Utang Leasing 1.708
Beban bunga 800
Kas 2.505
Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi 2.000
38. Jurnal - Lessor
• Operating Lease
Kas 2.505
Pendapatan sewa 2.505
Beban Depresiasi 2.000
Akumulasi Depresiasi 2.000
• Capital / Finance Lease
Piutang Leasing 10.000
Aset 10.000
Kas 2.505
Piutang Leasing 1.708
Pendapatan bunga 80
39. Sewa
Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan
Sewa Operasi Sewa Pembiayaan
Tahun Sewa per tahun
Bunga dan Pokok dari MLP
Bunga Depresiasi Total
2010 2.505 800 2.000 2.800
2011 2.505 664 2.000 2.664
2012 2.505 517 2.000 2.517
2013 2.505 358 2.000 2.358
2014 2.505 186 2.000 2.186
12.525 2.525 10.000 12.525
43. Penyewa
(Lessee)
• Menggunakan
Pesewa (Lessor)
• Meminjamkan
SEWA
• Sewa adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak
kepada lessee untuk menggunakan suatu aset selama periode
waktu yang disepakati.
Aset spesifik
Dapat diidentifikasi
44. Awal Sewa vs Awal Masa Sewa
Awal Sewa (Inception of the lease) adalah tanggal yang lebih awal
antara tanggal perjanjian sewa dan tanggal pihak-pihak menyatakan
komitmen terhadap ketentuan-ketentuan pokok sewa. Pada tanggal
ini:
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan
Untuk sewa pembiayaan , jumlah yang diakui pada awal masa sewa
ditentukan
Awal Masa Sewa (commencement of the lease term) adalah tanggal
saat lessee mulai berhak untuk menggunakan aset sewaan.
Tanggal ini merupakan tanggal pertama kali sewa diakui (yaitu pengakuan
aset, kewajiban, penghasilan atau beban sewa)
45. Klasifikasi Sewa
Lease = Sewa
Sewa Pembiayaan (Finance Lease) adalah sewa yang
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik pada
akhirnya dapat dialihkan, dapat juga tidak dialihkan (par. 8)
Sewa Operasi (Operating Lease) adalah sewa yang tidak
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset (par. 8)
Klasifikasi sebagai sewa pembiayaan atau sewa
operasi didasarkan pada substansi transaksi dan
bukan pada bentuk kontraknya.
46. Indikator-indikator Klasifikasi (Par.10)
a) Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa
sewa
b) Lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup
rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat
dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi
memang akan dilaksanakan
c) Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun
hak milik tidak dialihkan
d) Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum
secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan
e) Aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat
menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material
47. Indikator Tambahan (Par. 11)
• Jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang
terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee
• Laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan
kepada lessee
• Lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial
lebih rendah dari nilai rental pasar
Indikator – indikator di atas tidak selalu
harus konklusif.
48. Kasus – Klasifikasi Sewa (1)
PT Melati menyewa mobil selama 4 tahun. Masa manfaat mobil
tersebut adalah 7 tahun. PT XYZ diberikan opsi untuk membeli
mobil tersebut pada akhir masa sewa seharga 50% dari nilai
pasar mobil ditambah 0.6% dari nilai pasar mobil pada tanggal
opsi dilaksanakan. Nilai pembayaran tersebut adalah untuk
menutup biaya penjualan mobil.
Sewa ini akan diklasifikasikan sebagai …..?
Sewa Pembiayaan, karena terdapat opsi untuk membeli aset
tersebut pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai
wajar
49. Kasus – Klasifikasi Sewa (2)
Pada tanggal 1 Januari 2009, PT ABC menyewakan sebuah peralatan kepada PT XYZ.
Peralatan tersebut dibeli seharga $ 20,000 (Nilai wajar peralatan). Perjanjian sewa
mengandung klausul – klausul berikut ini:
Masa Sewa 8 tahun
Pembayaran tahunan setiap tanggal 1/1 setiap tahunnya
sebesar $ 4,500
Masa manfaat peralatan adalah 10 tahun
Estimasi nilai sisa pada akhir masa sewa adalah $ 3,000
Sewa ini bisa dibatalkan, dan PT XYZ akan dikenakan penalti yang tidak signifikan. PT
XYZ akan mengembalikan peralatan kepada PT ABC pada akhir masa sewa. PV dari
pembayaran sewa minimum (dihitung dengan menggunakan tingkat bunga implisit
11.65%) adalah sebesar $ 18,271
Bagaimana pengakuan sewa ini di dalam laporan
keuangan entitas?
50. Kasus – Jawaban
• Apakah kepemilikan aset akan berpindah pada akhir masa sewa?
PT XYZ akan mengembalikan aset pada akhir masa sewa
• Apakah ada opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan
nilai wajar?
Tidak ada cukup informasi
• Apakah masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset?
Masa sewa adalah 8 tahun, sama dengan 80% dari masa manfaat aset
• Apakah aset sewaan bersifat khusus?
Tidak ada cukup informasi
• Apakah nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial
mendekati nilai wajar aset sewaan?
PV pembayaran sewa minimum $ 18,271
FV peralatan $ 20,000
→ PV pembayaran sewa minimum = 91.4% dari FV peralatan
Apabila lessee membatalkan sewa, apakah kerugian lessor akan ditanggung oleh
lessee?
PT XYZ dikenakan pinalti yang tidak signifikan
X
X
V
X
V
X
51. Kasus – Jawaban
Apakah laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu akan dibebankan
kepada lessee?
Tidak ada cukup informasi
• Apakah lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah
dari nilai rental pasar?
Tidak ada cukup informasi
PT XYZ akan mengembalikan peralatan pada akhir masa sewa
Kesimpulan
• Tes masa sewa dan tes masa kini hanya menunjukkan bahwa sebagian besar
manfaat akan dialihkan pada awal masa manfaat aset.
• Sewa dapat dibatalkan dengan penalti yang tidak signifikan.
• Kurangnya informasi yang tersedia, sehingga tidak dapat dilakukan analisa yang
mendalam.
• Sewa diklasifikasikan sebagai Sewa Operasi.
X
X
52. Pengakuan Awal (Par. 16)
Pengakuan Awal (par 16)
Aset dan kewajiban diakui sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari
pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar.
Tingkat diskonto yang digunakan adalah tingkat suku bunga implisit dalam sewa, jika
dapat ditentukan secara praktis; jika tidak, digunakan tingkat suku bunga pinjaman
inkremental lessee.
Biaya langsung awal yang dikeluarkan lessee ditambahkan ke dalam jumlah yang diakui
sebagai aset, termasuk biaya sehubungan dengan aktivitas sewa tertentu, seperti
negosiasi dan pemastian pelaksanaan sewa.
Pengukuran setelah Pengakuan Awal (Par. 21)
• Pembayaran sewa minimum harus dipisahkan antara
bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang
merupakan pelunasan kewajiban.
• Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode
selama masa sewa.
53. Penyusutan dan Penurunan nilai
Penyusutan (Par. 23 – 24)
Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan aset
yang dimiliki sendiri, berdasarkan PSAK 16 dan PSAK 19.
Jika tidak terdapat kepastian yang memadai bahwa lessee akan
mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset
sewaan disusutkan selama periode yang lebih pendek antara masa
sewa dan umur manfaat aset sewaan.
Penurunan Nilai (Par. 26)
Untuk menentukan apakah suatu aset sewaan mengalami penurunan
nilai, entitas menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai
54. Penyajian dan Pengungkapan
Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan oleh
Lessee (Par. 27):
• Jumlah neto nilai tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca
• Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal
neraca, dengan nilai kininya untuk setiap periode berikut:
o Sampai dengan satu tahun
o Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
o Lebih dari lima tahun
Rental kontijen yang diakui sebagai beban periode tersebut
Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa lanjut di masa depan dari
kontrak sewa lanjut tidak dapat dibatalkan pada tanggal neraca.
Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material:
o Dasar penentuan utang rental kontinjen
o Opsi perpajangan atau pembelian
o Pembatasan-pembatasan yang ditetapkan dalam perjanjian sewa, misalnya
yang terkait dengan dividen, tambahan utang, dan sewa lanjut.
55. Pengakuan dan Pengukuran
Sewa operasi
• Pembayaran sewa diakui sebagai beban dengan dasar
garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola
waktu dari manfaat aset yang dinikmati pengguna
(par. 29).
56. Penyajian dan Pengungkapan – Sewa Operasi
Selain harus memenuhi ketentuan PSAK 50, hal-hal berikut ini harus diungkapkan
oleh Lessee (Par. 31):
• Total pembayaran sewa minimum di masa depan dalam
sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap
periode berikut:
o Sampai dengan satu tahun
o Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
o Lebih dari lima tahun
• Total pembayaran sewa lanjut minimum masa depan,
yang dihitung pada tanggal neraca.
• Pembayaran sewa dan sewa lanjut yang diakui sebagai
beban periode berjalan, dengan pengungkapan terpisah
untuk masing-masing jumlah pembayaran minimum sewa,
sewa kontinjen dan pembayaran sewa lanjut
• Deskripsi umum perjanjian sewa lessee yang signifikan:
o Dasar penentuan utang rental kontinjen
o Persyaratan untuk memperbarui kembali perjanjian sewa atau adanya
opsi pembelian
57. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN
• PENGAKUAN AWAL
• Lessor mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca
sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aset tersebut
(par 32).
• Investasi sewa neto adalah investasi sewa bruto yang didiskontokan
dengan tingkat bunga implisit dalam sewa.
• Investasi sewa bruto adalah penjumlahan agregat dari:
• Pembayaran sewa minimum yang akan diterima lessor, dan
• Nilai residu yang tidak dijamin, yang menjadi hak lessor.
• Investasi sewa neto = PV (MLP + unguaranteed residual value).
• Nilai investasi sewa neto ini biasanya sama dengan nilai wajar aktiva
pada awal sewa (inception of the lease)
• Selisih antara nilai Investasi sewa bruto dan nilai Investasi sewa neto
adalah Penghasilan pembiayaan tangguhan (unearned finance
income).
58. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN
• PENGAKUAN AWAL
• Untuk sewa pembiayaan selain yang melibatkan lessor
pabrikan atau dealer, biaya langsung awal diperhitungkan
sebagai bagian dari pengukuran awal piutang sewa
pembiayaan dan mengurangi penghasilan yang diakui
selama masa sewa (par 34).
• Tingkat bunga implisit dalam sewa ditentukan sedemikian
rupa sehingga tidak diperlukan pengungkapan yang
terpisah (par 34).
59. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN
• PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL
• Penerimaan pembayaran dari piutang sewa diperlakukan
sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan
(par 33).
• Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada
suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat
pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih
lessor dalam sewa pembiayaan (par 35).
60. LESSOR – SEWA PEMBIAYAAN
• PENGUNGKAPAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
• Pengungkapan yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
• Rekonsiliasi antara investasi sewa bruto dan nilai kini piutang
pembayaran sewa minimum pada tanggal neraca
• Klasifikasi investasi sewa bruto dan nilai kini piutang pembayaran
sewa minimum:
• Kurang dari 1 tahun
• 1 – 5 tahun
• Lebih dari 5 tahun
• Penghasilan pembiayaan tangguhan
• Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba lessor
• Akumulasi penyisihan piurang tidak tertagih atas pembayaran sewa
minimum
• Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode
berjalan
• Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material.
61. LESSOR – PABRIKAN/DEALER
• Lessor pabrikan atau dealer mengakui laba atau rugi
atas penjualan pada suaru periode sesuai kebijakan
entitas atas penjualan biasa.
• Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh lessor pabrikan
atau dealer sehubungan dengan negosiasi dan
pengaturan sewa diakui sebagai beban ketika laba
penjualan diakui.
61
62. LESSOR – SEWA OPERASI
• Lessor menyajikan aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat
aset tersebut (par 46)
• Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan
dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat dasar
sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dimana
manfaat penggunaan aset menurun (par 47)
• Biaya Langsung Awal yg dikeluarkan oleh lessor ditambahkan ke
jumlah tercatat aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa
sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa (par 49)
• Kebijakan penyusutan untuk aset sewaan harus konsisten dengan
kebijakan penyusutan normal untuk aset sejenis, dan dihitung
sesuai PSAK 16 dan PSAK 19 (par 50)
62
63. LESSOR – SEWA OPERASI
• Hal yang dipersyaratkan dalam PSAK 50
• Jumlah agregat pembayaran sewa minimum di masa depan
dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan untuk setiap
periode berikut:
• Sampai dengan satu tahun
• Lebih dari satu tahun sampai lima tahun
• Lebih dari lima tahun
• Total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam
periode berjalan
63
64. LESSOR – SALE & LEASE BACK
• Dicatat sebagai SEWA PEMBIAYAAN (par 56)
• Selisih lebih hasil penjualan dari nilai tercatat tidak dapat
diakui segera sebagai pendapatan oleh lessee
• Selisih tersebut akan ditangguhkan dan diamortisasi
selama masa sewa
• Apabila harga jual = nilai wajar aset, maka laba atau rugi harus diakui segera.
• Apabila harga jual < nilai wajar aset,
• Rugi tersebut dapat segera diakui, atau
• Rugi tersebut dikompensasikan dengan pembayaran sewa
di masa depan yang lebih rendah dari harga pasar, maka
rugi tersebut harus ditangguhkan dan diamortisasi secara
proporsional dengan pembayaran sewa selama periode
penggunaan aset
• Apabila harga jual > nilai wajar: 64
66. PSAK 73 Sewa
• Adopsi IFRS 16 Leases.
• Menggantikan PSAK terkait dengan sewa
• Tanggal efektif 1 Januari 2020, dengan
penerapan dini diperkenankan hanya jika
menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan.
67. PSAK 73 SEWA
• PSAK 30 Sewa
• ISAK 8 Penentuan Apakah suatu Perjanjian Mengandung suatu Sewa
• ISAK 23 Sewa Operasi – Insentif
• ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaski yang Melibatkan Bentuk
Legal Sewa
• ISAK 25 Hak atas Tanah
PSAK yang digantikan
• 1 Januari 2020
Tanggal Efektif
68. STRUKTUR STANDAR
• Tujuan; Ruang Lingkup
• Pengecualian Pengakuan
• Mengidentifikasi Sewa
• Masa Sewa
• Penyewa
• Pesewa
• Transaksi Jual dan Sewa Balik
STANDAR
• A. Daftar istilah, B. Pedoman Penerapan, C. Tanggal Efektif dan
Ketentuan Transisi, D. Amandemen terhadap PSAK
LAMPIRAN
CONTOH ILUSTRASI
DASAR KESIMPULAN
69. PSAK 73 SEWA
• menetapkan prinsip pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
atas sewa dengan memperkenalkan model akuntansi tunggal khususnya
untuk penyewa.
Tujuan Standar
• Penyewa disyaratkan untuk mengakui aset hak-guna (right-of-use assets)
dan liabilitas sewa. Pengecualian:
• sewa jangka-pendek dan
• sewa yang aset pendasarnya (underlying assets) bernilai-rendah.
• Pesewa mengklasifikasikan sewanya sebagai sewa operasi atau sewa
pembiayaan dan mencatat kedua jenis sewa tersebut secara berbeda.
Pokok Pengaturan
70. RUANG LINGKUP SEWA
• Mengatur seluruh sewa termasuk sewa aset hak-guna dalam
subsewa masuk dalam ruang lingkup PSAK 73, kecuali:
• sewa dalam rangka eksplorasi atau penambangan mineral, minyak,
gas alam, dan sumber daya serupa yang tidak dapat diperbarui,
(PSAK 64);
• sewa aset biologis (PSAK 69);
• perjanjian konsesi jasa (ISAK 16);
• lisensi kekayaan intelektual (PSAK 72)
• Hak yang dimiliki oleh penyewa dalam perjanjian lisensi (PSAK 19)
untuk item seperti film, rekaman video, karya panggung,
manuskrp, hak paten dan hak cipta.
Ruang Lingkup
71. PENGECUALIAN PENGAKUAN
• sewa jangka-pendek; dan
• sewa yang aset pendasarnya bernilai-rendah (sebagaimana
dideskripsikan dalam paragraf PP03–PP08).
Penyewa dapat memilih untuk tidak menerapkan persyaratan
dalam paragraf 22–49 untuk: (par 6)
Jika menerapkan opsi pengecualian beban sewa diakui
sebagai beban baik dengan dasar garis lurus, sitematik lain
yang merepresentasikan pola manfaat penyewa.
• terdapat modifikasi sewa; atau
• terdapat perubahan masa sewa
Entitas mencatat sewa sebagai sewa jangka pendek, penyewa
mempertimbangkan sebagai sewa baru jika:
72. PENGECUALIAN PENGAKUAN
Pemilihan sewa jangka-pendek dibuat berdasarkan kelas
aset pendasar yang terkait dengan hak guna.
Kelas aset pendasar adalah pengelompokan aset pendasar
dengan sifat dan penggunaan yang serupa dalam operasi
entitas.
Pemilihan untuk sewa yang aset pendasarnya bernilai
rendah dapat dilakukan atas dasar sewa-per-sewa
73. Pengecualian
• Sewa jangka pendek
• Kurang dari 12 bulan tidak mengandung opsi beli
• Sewa aset bernilai rendah
• Aset pendasar tidak memiliki ketergantungan atau
interalasi dengan aset lain
• Rendah secara absolut (IFRS 5.000), tanpa
memperhatikan materialitas
• Ketika aset baru bernilai material, maka penilaian dari
aset baru
• Jika aset disubsewakan maka tidak memenuhi aset
bernilai rendah
• Contoh laptop, HP, furniture 73
74. IDENTIFIKASI SEWA
Suatu kontrak merupakan, atau mengandung, sewa
jika kontrak tersebut memberikan hak untuk
mengendalikan penggunaan aset identifikasian
selama suatu jangka waktu untuk dipertukarkan
dengan imbalan (PP09-PP31).
• Jangka waktu dapat dideskripsikan sebagai jumlah penggunaan aset
misal unit produksi.
• Entitas menilai kembali kontrak jika syarat dan ketentuan kontrak
berubah
75. MENGIDENTIFIKASI SEWA
• Ditetapkan secara eksplisit atau secara implisit
• Pemasok (supplier tidak memiliki hak substitusi substantive
• Bagian kapasitas aset secara fisik dapat dibedakan
Aset identifikasian
Penyewa secara substantial mendapat manfaat ekonomik
dari penggunaan aset
Penyewa mengarahkan penggunaan aset
Kontrak mengandung sewa
76. Identifikasi Kontrak Sewa
Apakah terdapat aset identifikasian
Apakah memiliki hak untuk mendapatkan secara substantial
seluruh manfaat ekonomik dari penggunaan aset
Apakah ada yang memiliki hak untuk mengarahkan bagaimana
dan tujuan apa aset digunakan
Apakah pelanggan meiliki hak untuk mengoprasikan aset an
pemasok tidak memiliki hak untuk mengubah instruksi tesebut
Apakah pelanggan mendesain aset dengan sebelumnya
menetapkan bagaimana aset digunakan
Kontrak mengadung sewa
Kontrak tidak
mengadung sewa
Tidak
Tidak
Tidak
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak keduanya dan untuk tujuan apa
Aset digunakan telah ditetapkan
Pemasok
Pelanggan
77. MEMISAHKAN KOMPONEN SEWA
• Entitas mencatat masing-masing komponen sewa dalam kontrak sebagai
sewa secara terpisah dari komponen nonsewa dari kontrak, kecuali cara
praktis.
• Jika kontrak mengandung sewa dan juga jasa, maka penyewa:
• Memisahkan sewa dan non sewa
• Mengalokasikan imbalan dengan menggunakan harga tersendiri relative
• OPSI menggunakan cara praktis untuk mencatat sebagai komponen sewa
tunggal
• Komponen terpisah
• Penyewa mendapat manfaat penggunaan aset sebagai terpisah atau bersamaan sumber
daya lain
• Aset pendasar tidak memiliki ketergantunagan yagn tinggi dengan aset pendasar lainnya.
• Kontrak dapat meliputi jumlah terutang oleh penyewa untuk aktivitas dan biaya yagn
tidak mengalihkan barang atau jasa, misal beban administrasi. Jumlah tersebut tidak
menimbulkan komponen terpisah namun dipertimbangkan sebagai bagian dari
imbalan total
78. Memisahkan komponen sewa
Penyewa
• Penyewa mengalokasi imbalan dalam kontrak ke komponen sewa berdasarkan harga
tersendiri relatif komponen sewa dan harga tersendiri agregat dari komponen nonsewa.
• Harga tersendiri harga yang akan dibebankan oleh pesewa, atau pemasok serupa,
kepada entitas, secara terpisah.
• Jika harga tersendiri tidak tersedia, penyewa mengestimasi dengan memaksimalkan
penggunaan informasi yang dapat diobservasi.
• Cara praktis, penyewa dapat memilih, berdasarkan kelas aset pendasar, untuk tidak
memisahkan komponen nonsewa dari komponen sewa, dan memilih mencatat sebagai
komponen sewa tunggal.
• Penyewa tidak menerapkan cara praktis untuk derivatif lekatan yang memenuhi kriteria
PSAK 71.
• Kecuali cara praktis diterapkan, penyewa mencatat komponen nonsewa dengan
menerapkan Pernyataan relevan lainnya.
Pesewa
• Untuk kontrak yang mengandung komponen sewa dan tambahan satu atau lebih komponen
sewa atau nonsewa, pesewa mengalokasi imbalan dalam kontrak dengan menerapkan PSAK
72: paragraf 73–90.
79. Masa Sewa
• Entitas menentukan masa sewa sebagai periode sewa yang tidak
dapat dibatalkan, dan juga:
(a) periode yang dicakup oleh opsi untuk memperpanjang
sewa jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
tersebut; dan
(b) periode yang dicakup oleh opsi untuk menghentikan sewa
jika penyewa cukup pasti untuk tidak mengeksekusi opsi
tersebut.
80. Masa Sewa
• Sewa tidak lagi dapat dipaksakan ketika penyewa dan
pesewa masing-masing memiliki hak untuk menghentikan
sewa tanpa izin dari pihak lain dengan denda yang tidak
signifikan.
• Jika hanya penyewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka hak
tersebut dipertimbangkan sebagai opsi untuk menghentikan sewa yang
tersedia untuk dipertimbangkan ketika menentukan masa sewa.
• Jika hanya pesewa yang memiliki hak untuk menghentikan sewa, maka
periode sewa meliputi periode yang tercakup oleh opsi untuk menghentikan
sewa tersebut.
• Masa sewa dimulai pada tanggal permulaan dan meliputi
periode sewa cuma-cuma yang diberikan pesewa kepada
penyewa.
81. Perubahan Masa Sewa
• Entitas merevisi masa sewa jika terdapat perubahan
dalam periode sewa yang tidak dapat dibatalkan.
• Sebagai contoh, periode sewa akan berubah jika:
• penyewa mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam
penentuan masa sewa;
• penyewa tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam
penentuan masa sewa;
• suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual mewajibkan penyewa
untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam
penentuan masa sewa; atau
• suatu peristiwa terjadi yang secara kontraktual membatasi penyewa
untuk mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk dalam menentuan
masa sewa.
82. Penilaian kembali Masa Sewa
• Penyewa menilai kembali apakah cukup pasti untuk
mengeksekusi opsi perpanjangan, atau untuk tidak
mengeksekusi opsi penghentian, pada saat
terjadinya peristiwa signifikan atau perubahan
signifikan dalam kondisi yang:
• berada dalam pengendalian penyewa; dan
• mempengaruhi apakah penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi
opsi yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa,
atau untuk tidak mengeksekusi opsi yang sebelumnya termasuk
dalam penentuan masa sewa (sebagaimana dideskripsikan dalam
paragraph PP41).
83. Akuntansi Penyewa
• Pada tanggal permulaan, penyewa mengakui aset hak-guna
dan liabilitas sewa.
Pengakuan
• Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur aset hak-
guna pada biaya perolehan.
Pengukuran Awal Aset Hak Guna
84. Biaya Perolehan Aset Hak Guna
• jumlah pengukuran awal liabilitas sewa, (par 26);
• pembayaran sewa yang dilakukan pada atau sebelum tanggal
permulaan, dikurangi dengan insentif sewa yang diterima;
• biaya langsung awal yang dikeluarkan oleh penyewa; dan
• estimasi biaya yang akan dikeluarkan oleh penyewa dalam
membongkar dan memindahkan aset pendasar, merestorasi
tempat di mana aset berada atau merestorasi aset pendasar ke
kondisi yang disyaratkan oleh syarat dan ketentuan sewa, kecuali
biaya-biaya tersebut dikeluarkan untuk menghasilkan persediaan.
Penyewa dikenai kewajiban atas biaya-biaya tersebut baik pada
tanggal permulaan atau sebagai konsekuensi dari telah
menggunakan aset pendasar selama periode tertentu.
85. Estimasi Biaya pembongkaran
• Penyewa mengakui estimasi biaya pembongkaran
sebagai bagian dari biaya perolehan aset hak-guna
ketika timbul kewajiban atas biaya-biaya tersebut.
• Penyewa menerapkan PSAK 14: Persediaan untuk biaya
yang dikeluarkan selama periode tertentu sebagai
konsekuensi dari telah menggunakan aset hak-guna
untuk menghasilkan persediaan selama periode
tersebut.
• Kewajiban atas biaya yang dicatat dengan menerapkan
Pernyataan ini atau PSAK 14, diakui dan diukur
dengan menerapkan PSAK 57: Provisi, Liabilitas
Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi.
86. Akuntansi Penyewa
• Pada tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas
sewa pada nilai kini pembayaran sewa yang belum
dibayar pada tanggal tersebut.
• Pembayaran sewa didiskontokan dengan
menggunakan suku bunga implisit dalam sewa, jika
suku bunga tersebut dapat ditentukan.
• Jika suku bunga tersebut tidak dapat ditentukan, maka
penyewa menggunakan suku bunga pinjaman
inkremental penyewa.
Pengukuran Awal Liabilitas Sewa
87. Pembayaran sewa
• pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi
sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf PP42), dikurangi dengan
piutang insentif sewa;
• pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan (sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 28);
• jumlah yang diperkirakan akan dibayarkan oleh penyewa dalam jaminan
nilai residual;
• harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup pasti untuk mengeksekusi opsi
tersebut (dinilai dengan mempertimbangkan faktor yang dideskripsikan
dalam paragraf PP37–PP40); dan
• pembayaran penalti karena penghentian sewa, jika masa sewa
merefleksikan penyewa mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.
88. Akuntansi Penyewa
• Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur aset
hak-guna dengan menerapkan model biaya, kecuali
entitas menerapkan model pengukuran lain yang
dideskripsikan dalam paragraf 34 dan 35.
Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna
89. Akuntansi Penyewa
Model Biaya
Model Biaya
• Penyewa mengukur aset hak-guna pada biaya perolehan:
• dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai; dan
• disesuaikan dengan pengukuran kembali liabilitas sewa yang
ditetapkan dalam paragraf 36(c).
• Penyewa menerapkan persyaratan penyusutan dalam PSAK 16 dalam
menyusutkan aset hak-guna, dengan mempertimbangkan persyaratan:
• Jika sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada penyewa pada akhir masa sewa atau jika
biaya perolehan merefleksikan penyewa akan mengeksekusi opsi beli, maka penyewa
menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga akhir umur manfaat aset
pendasar.
• Jika tidak, maka penyewa menyusutkan aset hak-guna dari tanggal permulaan hingga
tanggal yang lebih awal antara akhir umur manfaat aset hak-guna atau akhir masa
sewa.
• Penyewa menerapkan PSAK 48 untuk menentukan apakah aset hak-guna
mengalami penurunan nilai dan mencatat kerugian penurunan nilai.
90. Akuntansi Penyewa
Model Pengukuran lainnya
• Jika penyewa menerapkan model nilai wajar
sesuai PSAK 13: untuk aset properti
investasinya, maka penyewa juga menerapkan
model nilai wajar untuk aset hak-guna yang
memenuhi definisi properti investasi dalam
PSAK 13: Properti Investasi.
• Jika aset hak-guna terkait dengan kelas aset
tetap di mana penyewa menerapkan model
revaluasi sesuai PSAK 16: Aset Tetap, maka
penyewa dapat memilih untuk menerapkan
Pengukuran Selanjutnya Aset Hak Guna
91. Pengukuran selanjutnya liabilitas sewa
• Setelah tanggal permulaan, penyewa mengukur liabilitas sewa dengan:
• meningkatkan jumlah tercatat untuk merefleksikan bunga atas liabilitas sewa;
• mengurangi jumlah tercatat untuk merefleksikan sewa yang telah dibayar; dan
• mengukur kembali jumlah tercatat untuk merefleksikan penilaian kembali atau
modifikasi sewa yang ditetapkan dalam paragraf 39–46, atau untuk merefleksikan
pembayaran sewa tetap secara-substansi revisian (lihat paragraf PP42).
• Bunga atas liabilitas sewa pada masing-masing periode adalah jumlah yang menghasilkan
suku bunga periodik yang konstan atas sisa saldo liabilitas sewa.
• Penyewa mengakui dalam laba rugi, kecuali biaya tersebut sudah termasuk dalam jumlah
tercatat aset lain dengan menerapkan Pernyataan lain yang relevan:
• bunga atas liabilitas sewa; dan
• pembayaran sewa variabel yang tidak termasuk dalam pengukuran liabilitas sewa
pada periode di mana kejadian atau kondisi yang memicu pembayaran tersebut
terjadi.
92. Penilaian kembali liabilitas sewa
• Penyewa mengakui jumlah pengukuran kembali liabilitas sewa sebagai penyesuaian
terhadap aset hak-guna.
• Jika jumlah tercatat aset hak-guna berkurang menjadi nol dan masih terdapat
pengurangan dalam pengukuran liabilitas sewa, maka penyewa mengakui sisa jumlah
pengukuran kembali dalam laba rugi.
• Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa
revisian menggunakan tingkat diskonto revisian, jika:
• terdapat perubahan masa sewa, sebagaimana dideskripsikan dalam paragraf 20–21. Penyewa
menentukan pembayaran sewa revision berdasarkan masa sewa revisian; atau
• terdapat perubahan pada penilaian atas opsi untuk membeli aset pendasar, dinilai dengan
mempertimbangkan kejadian dan keadaan yang dideskripsikan dalam paragraf 20–21 dalam
konteks opsi beli. Penyewa menentukan pembayaran sewa revisian untuk merefleksikan
perubahan dalam jumlah terutang dalam opsi beli.
93. Penilaian kembali liabilitas sewa
• Penyewa menentukan tingkat diskonto revisian sebagai suku bunga implisit dalam sewa
untuk sisa masa sewa, jika tingkat diskonto revisian tersebut dapat ditentukan; atau suku
bunga pinjaman inkremental penyewa pada tanggal penilaian kembali, jika suku bunga
implisit dalam sewa tidak dapat ditentukan.
• Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa dengan mendiskontokan pembayaran sewa
revisian, jika:
• terdapat perubahan dalam jumlah yang diperkirakan akan dibayar dalam jaminan nilai
residual.
• terdapat perubahan pembayaran sewa masa depan sebagai akibat dari perubahan
indeks atau suku bunga yang digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut.
Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa
revisian tersebut hanya ketika terdapat perubahan dalam arus kas (yaitu ketika
terdapat penyesuaian pembayaran sewa). Penyewa menentukan pembayaran sewa
revision untuk sisa masa sewa berdasarkan pembayaran kontraktual revisian.
• Penyewa menggunakan tingkat diskonto yang tidak berubah, kecuali perubahan pembayaran
sewa berasal dari perubahan dalam suku bunga mengambang. Dalam hal tersebut, penyewa
menggunakan tingkat diskonto revisian yang merefleksikan perubahan dalam suku bunga.
94. Modifikasi Sewa
• Penyewa mencatat modifikasi sewa sebagai sewa
terpisah jika:
• modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan
menambahkan hak untuk menggunakan satu aset
pendasar atau lebih; dan
• imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara
dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang
lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri
tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu.
• Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai
sewa terpisah, pada tanggal efektif modifikasi sewa,
penyewa:
• mengalokasikan imbalan kontrak modifikasian dengan
menerapkan paragraf 13–16;
95. Modifikasi Sewa
• Untuk modifikasi sewa yang tidak dicatat sebagai
sewa terpisah, penyewa mencatat pengukuran
kembali liabilitas sewa dengan:
• menurunkan jumlah tercatat aset hak-guna untuk
merefleksikan penghentian parsial atau penuh sewa
untuk modifikasi sewa yang menurunkan ruang lingkup
sewa. Penyewa mengakui dalam laba rugi setiap laba rugi
yang terkait dengan penghentian parsial atau penuh sewa
tersebut.
• membuat penyesuaian terkait dengan aset hak-guna
untuk seluruh modifikasi sewa lainnya.
96. Penyajian – Posisi Keuangan
• Penyewa menyajikan dalam laporan posisi
keuangannya, atau mengungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangannya:
• aset hak-guna secara terpisah dari aset lainnya.
• Jika penyewa tidak menyajikan aset hak-guna secara
terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa:
• menyajikan aset hak-guna dalam pos yang sama dengan pos yang
digunakan untuk menyajikan aset pendasar serupa jika aset tersebut
dimiliki; dan
• mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan yang
mencakup aset hak-guna tersebut.
• liabilitas sewa secara terpisah dari liabilitas lain.
• Jika penyewa tidak menyajikan liabilitas sewa secara
terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka penyewa
mengungkapkan pos mana dalam laporan posisi keuangan
yang mencakup liabilitas tersebut.
97. Penyajian – Laba Rugi dan Laporan Arus Kas
• Persyaratan penyajian aset hak guna terpisah tidak
diterapkan pada aset hakguna yang memenuhi
definisi properti investasi, yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan sebagai properti investasi.
• Dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain, disajikan:
• beban bunga atas liabilitas sewa
• beban penyusutan untuk aset hak-guna.
• Beban bunga atas liabilitas sewa merupakan komponen
biaya keuangan, di mana PSAK 1: Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 82(b) mensyaratkan untuk disajikan
secara terpisah
• Dalam laporan arus kas, penyewa
mengklasifikasikan:
98. Pengungkapan
• Tujuan pengungkapan adalah agar penyewa dapat
mengungkapkan informasi dalam catatan atas
laporan keuangan, serta informasi yang diberikan
dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi,
dan laporan arus kas, yang memberikan dasar
bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai
dampak sewa terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas penyewa.
• Penyewa mengungkapkan informasi tentang
sewanya dalam catatan atas laporan keuangan atau
bagian terpisah dalam laporan keuangannya.
Penyewa tidak perlu menduplikasi informasi yang
99. Pengungkapan – par 53
• Penyewa mengungkapkan jumlah berikut ini untuk
periode pelaporan:
a. beban penyusutan untuk aset hak-guna berdasarkan kelas
aset pendasar;
b. beban bunga atas liabilitas sewa;
c. beban yang terkait dengan sewa jangka-pendek yang
dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini tidak
termasuk beban yang terkait dengan sewa dengan masa
sewa 1 bulan atau kurang;
d. beban yang terkait dengan sewa aset bernilai-rendah
yang dicatat dengan menerapkan paragraf 06. Beban ini
tidak termasuk beban yang terkait dengan sewa jangka-
pendek atas aset bernilai-rendah yang ada dalam paragraf
53(c);
e. beban yang terkait dengan pembayaran sewa variabel
100. Pengungkapan
• Penyewa memberikan pengungkapan dalam format tabel, kecuali format lain lebih
tepat. Jumlah yang diungkapkan meliputi biaya yang telah penyewa masukkan
dalam jumlah tercatat aset lain selama periode pelaporan.
• Penyewa mengungkapan jumlah komitmen sewa untuk sewa jangka-pendek yang
dicatat dengan menerapkan paragraf 06
• Jika aset hak-guna memenuhi definisi properti investasi, maka penyewa
menerapkan persyaratan pengungkapan dalam PSAK 13. Dalam hal tersebut,
penyewa tidak disyaratkan untuk memberikan pengungkapan dalam paragraf
53(a), (f), (h), atau (j) untuk aset hak-guna tersebut.
• Jika penyewa mengukur aset hak-guna pada jumlah revaluasian dengan
menerapkan PSAK 16: Aset Tetap, maka penyewa mengungkapkan informasi yang
disyaratkan oleh PSAK 16: Aset Tetap paragraf 77 untuk aset hak-guna tersebut.
• Penyewa mengungkapkan analisis jatuh tempo atas liabilitas sewa dengan
menerapkan PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan paragraph 39 dan
PP11 secara terpisah dari analisis jatuh tempo liabilitas keuangan lain.
101. Pengungkapan
• Sebagai tambahan, penyewa mengungkapkan
informasi kualitatif dan kuantitatif tambahan tentang
aktivitas sewanya, Informasi tambahan ini dapat
meliputi, namun tidak terbatas pada informasi yang
dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk
menilai:
a. sifat aktivitas sewa penyewa;
b. pengeluaran kas masa depan yang berpotensi
memberikan dampak kepada penyewa yang tidak
terefleksikan dalam pengukuran liabilitas sewa. Ini
termasuk dampak yang timbul dari:
i. pembayaran sewa variabel;
ii. opsi perpanjangan dan opsi penghentian;
iii. jaminan nilai residual;
102. AKUNTANSI PESEWA
KLASIFIKASI
• Pesewa mengklasifikasi masing-masing sewanya baik
sebagai sewa operasi atau sewa pembiayaan.
• Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika
mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat
yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar. Sewa
diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tersebut
tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan
manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset pendasar.
102
103. Indikator
• Apakah suatu sewa merupakan sewa pembiayaan atau sewa operasi
bergantung pada substansi transaksi daripada bentuk kontraknya.
• Contoh situasi yang secara individual atau gabungan yang akan menyebabkan
sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan adalah:
a. sewa mengalihkan kepemilikan aset pendasar kepada penyewa pada akhir masa sewa;
b. penyewa memiliki opsi untuk membeli aset pendasar pada harga yang diperkirakan
cukup rendah dari nilai wajar pada tanggal opsi tersebut mulai dapat dieksekusi sehingga
menjadi cukup pasti, pada tanggal insepsi, bahwa opsi tersebut akan dieksekusi;
c. masa sewa adalah sebagian besar umur ekonomik dari aset pendasar meski hak
kepemilikan tidak dialihkan;
d. pada tanggal insepsi, nilai kini dari pembayaran sewa setidaknya mencakup secara
substansial seluruh nilai wajar aset pendasar; dan
e. aset pendasar bersifat khusus sehingga hanya penyewa yang dapat menggunakannya
tanpa modifikasi signifikan.
104. Indikator
• Indikator situasi yang secara individual atau gabungan
juga dapat menyebabkan sewa diklasifikasikan sebagai
sewa pembiayaan adalah:
a. jika penyewa dapat membatalkan sewa, maka kerugian pesewa
yang terkait dengan pembatalan tersebut ditanggung oleh
penyewa;
b. keuntungan atau kerugian dari fluktuasi nilai wajar residual
terutang pada penyewa (sebagai contoh, dalam bentuk
potongan harga rental yang sama dengan sebagian besar hasil
penjualan pada akhir sewa); dan
c. penyewa memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa untuk
periode kedua pada harga rental yang secara substansial lebih
rendah daripada rental pasar.
105. Sewa Pembiayaan
Pengakuan dan Pengukuran
• Pada tanggal permulaan, pesewa mengakui aset
yang dimiliki dalam sewa pembiayaan dalam
laporan posisi keuangan dan menyajikannya
sebagai piutang pada jumlah yang sama dengan
investasi neto sewa.
Pengukuran Awal
• Pesewa menggunakan suku bunga implisit dalam sewa untuk mengukur
investasi neto sewa.
• Jika suku bunga implisit dalam subsewa tidak dapat ditentukan, maka pesewa-
antara dapat menggunakan tingkat diskonto yang digunakan dalam sewa utama
(disesuaikan dengan biaya langsung awal yang terkait dengan subsewa) untuk
mengukur investasi neto dalam subsewa.
• Biaya langsung awal, selain yang ditimbulkan oleh pesewa pabrikan atau diler,
dimasukkan dalam pengukuran awal investasi neto sewa dan mengurangi jumlah
penghasilan yang diakui sepanjang masa sewa.
106. Sewa Pembiayaan
Investasi neto sewa
• Pembayaran sewa yang termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa
meliputi pembayaran atas hak untuk menggunakan aset pendasar selama masa
sewa yang belum diterima pada tanggal permulaan sebagai berikut:
a. pembayaran tetap (termasuk pembayaran tetap secara-substansi), dikurangi
dengan insentif sewa terutang;
b. pembayaran sewa variabel yang bergantung pada indeks atau suku bunga,
yang pada awalnya diukur dengan menggunakan indeks atau suku bunga
pada tanggal permulaan;
c. jaminan nilai residual yang diberikan kepada pesewa oleh penyewa, pihak
yang terkait dengan penyewa, atau pihak ketiga yang tidak terkait dengan
pesewa yang secara finansial mampu melaksanakan kewajibannya dalam
jaminan tersebut;
d. harga eksekusi opsi beli jika penyewa cukup yakin untuk mengeksekusi opsi
tersebut, dan
e. pembayaran penalti karena menghentikan sewa, jika penyewa akan
mengeksekusi opsi untuk menghentikan sewa.
107. Sewa Pembiayaan
Pengukuran Selanjutnya
• Pesewa mengakui penghasilan keuangan sepanjang masa
sewa, berdasarkan suatu pola yang merefleksikan tingkat
imbalan periodik yang konstan atas investasi neto sewa
pesewa.
• Pesewa mengalokasikan penghasilan keuangan sepanjang masa sewa dengan dasar yang
sistematik dan rasional. Pesewa menerapkan pembayaran sewa terkait dengan periode
tersebut untuk mengurangi pokok dan penghasilan keuangan yang belum diterima.
• Pesewa menerapkan penghentian pengakuan dan penurunan nilai dalam PSAK 71. Pesewa
meninjau ulang secara reguler nilai residual takterjamin estimasian yang digunakan dalam
menghitung investasi bruto sewa. Jika terdapat pengurangan nilai residual takterjamin
estimasian, maka pesewa merevisi alokasi penghasilan selama masa sewa dan segera
mengakui setiap pengurangan jumlah yang terutang.
• 78. Pesewa yang mengklasifikasikan aset dalam sewa pembiayaan sebagai dikuasai untuk
dijual (atau termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dikuasai untuk
dijual) dengan menerapkan PSAK 58.
108. Sewa Pembiayaan
Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa pembiayaan
sebagai sewa terpisah jika:
• modifikasi meningkatkan ruang lingkup sewa dengan
menambahkan hak untuk menggunakan satu aset pendasar
atau lebih; dan
• imbalan sewa meningkat sebesar jumlah yang setara
dengan harga tersendiri untuk peningkatan dalam ruang
lingkup dan penyesuaian yang tepat pada harga tersendiri
tersebut untuk merefleksikan kondisi kontrak tertentu.
• Untuk modifikasi sewa pembiayaan yang tidak dicatat
sebagai sewa terpisah, pesewa mencatat modifikasi
tersebut sebagai :
• jika sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi ketika
109. Sewa Operasi
Pengakuan dan Pengukuran
• Pesewa mengakui pembayaran sewa dari sewa
operasi sebagai penghasilan dengan dasar garis lurus
atau dasar sistematik lain. Pesewa menerapkan
dasar sistematik lain jika dasar tersebut lebih
merepresentasikan pola manfaat dari penggunaan
aset pendasar yang menurun.
• Pesewa mengakui biaya, termasuk penyusutan, yang timbul dalam mendapatkan penghasilan
sewa sebagai beban.
• Pesewa menambahkan biaya langsung awal yang timbul dalam mendapatkan sewa operasi
pada jumlah tercatat aset pendasar dan mengakui biaya tersebut sebagai beban sepanjang
masa sewa atas dasar yang sama dengan penghasilan sewa.
• Kebijakan penyusutan atas aset pendasar yang dapat disusutkan untuk sewa operasi konsisten
dengan kebijakan penyusutan normal pesewa untuk aset serupa sesuai PSAK 16 dan PSAK 19:
Aset Takberwujud.
• Pesewa menerapkan PSAK 48: Penurunan Nilai Aset untuk menentukan apakah aset pendasar
untuk sewa operasi mengalami penurunan nilai.
• Pesewa pabrikan atau diler tidak mengakui laba penjualan dalam sewa operasi karena hal
tersebut tidak ekuivalen dengan penjualan.
110. Sewa Operasi
Modifikasi Sewa
• Pesewa mencatat modifikasi sewa operasi sebagai sewa baru
sejak tanggal efektif modifikasi, dengan mempertimbangkan
pembayaran sewa dibayar di muka atau terutang terkait
dengan sewa orisinal sebagai bagian dari pembayaran sewa
untuk sewa baru.
Penyajian
• Pesewa menyajikan aset pendasar sewa operasi dalam laporan
posisi keuangan sesuai dengan sifat aset pendasar tersebut.
111. Pengungkapan
• Tujuan pengungkapan adalah agar pesewa
mengungkapkan informasi dalam catatan atas laporan
keuangan, serta informasi yang ada dalam laporan posisi
keuangan, laporan laba rugi, dan laporan arus kas, yang
memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan
untuk menilai dampak sewa terhadap posisi keuangan,
kinerja keuangan, dan arus kas pesewa. Paragraf 90–97
menetapkan persyaratan bagaimana tujuan ini dapat
tercapai.
112. Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan jumlah sebagai berikut untuk
periode pelaporannya (par 90):
a. untuk sewa pembiayaan:
i. laba atau rugi penjualan;
ii. penghasilan keuangan atas investasi neto sewa; dan
iii. penghasilan yang terkait dengan pembayaran sewa variabel
yang tidak termasuk dalam pengukuran investasi neto sewa.
b. untuk sewa operasi, penghasilan sewa, secara terpisah
mengungkapkan penghasilan yang terkait dengan pembayaran
sewa variabel yang tidak bergantung pada suatu indeks atau suku
bunga.
• Pesewa memberikan pengungkapan yang ditetapkan dalam
paragraf 90 dalam bentuk format tabel, kecuali format lain
lebih tepat.
113. Pengungkapan
• Pesewa mengungkapkan tambahan informasi
kualitatif dan kuantitatif mengenai aktivitas sewa
untuk memenuhi tujuan pengungkapan. Informasi
tambahan tersebut termasuk, namun tidak
terbatas pada, informasi yang membantu
pengguna laporan keuangan untuk menilai:
a. sifat aktivitas sewa pesewa; dan
b. bagaimana pesewa mengelola risiko yang terkait
dengan hak yang dipertahankan pada aset pendasar.
Khususnya, pesewa mengungkapkan strategi
manajemen risiko untuk hak yang dipertahankan pada
aset pendasar, termasuk cara-cara pesewa mengurangi
risiko tersebut. Cara tersebut dapat mencakup, sebagai
114. Pengungkapan
Sewa Pembiayaan
• Pesewa memberikan penjelasan kualitatif dan
kuantitatif atas perubahan signifikan pada jumlah
tercatat investasi neto dalam sewa pembiayaan.
• Pesewa mengungkapkan analisis jatuh tempo
piutang pembayaran sewa, dengan menunjukkan
pembayaran sewa yang tidak didiskontokan yang
akan diterima secara tahunan minimum untuk 5
tahun pertama dan jumlah total untuk sisa tahun.
Pesewa merekonsiliasi pembayaran sewa yang
tidak didiskontokan pada investasi neto sewa.
Rekonsiliasi mengidentifikasi penghasilan
keuangan yang belum diterima terkait piutang
115. Pengungkapan
Sewa Operasi
• Untuk item aset tetap yang merupakan sewa
operasi, pesewa menerapkan persyaratan
pengungkapan yang ada dalam PSAK 16: Aset
Tetap.
• Pesewa memisahkan tiap-tiap kelas aset tetap ke
dalam aset yang merupakan sewa operasi dan aset
yang bukan sewa operasi.
• Pesewa memberikan pengungkapan sesuai PSAK
16: Aset Tetap untuk aset yang merupakan sewa
operasi (berdasarkan kelas aset pendasar) secara
terpisah dari aset yang dimiliki sendiri dan
digunakan pesewa.
116. Transaksi Jual dan Sewa Balik
• Jika entitas (penjual–penyewa) mengalihkan aset kepada
entitas lain (pembeli–pesewa) dan menyewa aset tersebut
kembali dari pembeli–pesewa, maka baik penjual–penyewa
maupun pembeli–pesewa mencatat kontrak pengalihan dan
sewa
• Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan
kewajiban pelaksanaan dalam PSAK 72: Pendapatan dari
Kontrak dengan Pelanggan telah terpenuhi untuk
menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai
penjualan aset tersebut.
117. Transaksi Jual dan Sewa Balik
Menilai Apakah Pengalihan Aset Merupakan Penjualan
• Entitas menerapkan persyaratan penentuan kapan kewajiban pelaksanaan
dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan Pelanggan telah
terpenuhi untuk menentukan apakah pengalihan aset dicatat sebagai
penjualan aset tersebut.
Pengalihan Aset Merupakan Penjualan
• Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa memenuhi persyaratan PSAK
72 untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka:
• penjual–penyewa mengukur aset hak-guna yang timbul dari sewa-balik pada
proporsi jumlah tercatat aset sebelumnya yang terkait dengan hak guna yang
dipertahankan oleh penjual–penyewa. Penjual–penyewa mengakui hanya
jumlah untung atau rugi yang terkait dengan hak yang dialihkan ke pembeli–
pesewa.
• pembeli–pesewa mencatat pembelian aset dengan menerapkan Pernyataan
yang relevan, dan untuk sewa dengan menerapkan persyaratan akuntansi
pesewa dalam Pernyataan ini.
118. Transaksi Jual dan Sewa Balik
• Jika nilai wajar imbalan untuk penjualan aset tidak sama dengan nilai
wajar aset, atau jika pembayaran untuk sewa tidak sama dengan harga
pasar, maka entitas melakukan penyesuaian di bawah ini untuk
mengukur hasil penjualan pada nilai wajar:
• jika di bawah harga pasar, maka dicatat sebagai pembayaran sewa dibayar di
muka; dan
• jika di atas harga pasar, maka dicatat sebagai tambahan pembiayaan yang
diberikan oleh pembeli–pesewa kepada penjual–penyewa.
• Entitas mengukur kemungkinan penyesuaian berdasarkan mana yang
lebih dapat ditentukan dari:
• selisih antara nilai wajar imbalan penjualan dan nilai wajar aset; dan
• selisih antara nilai kini pembayaran kontraktual sewa dan nilai kini
pembayaran sewa pada harga pasar.
119. Transaksi Jual dan Sewa Balik
Pengalihan Aset Bukan Merupakan Penjualan
• Jika pengalihan aset oleh penjual–penyewa tidak memenuhi
persyaratan dalam PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
Pelanggan untuk dicatat sebagai penjualan aset, maka:
• penjual–penyewa melanjutkan pengakuan aset alihan dan mengakui
liabilitas keuangan sebesar hasil pengalihan. Penjual-penyewa mencatat
liabilitas keuangan dengan menerapkan PSAK 71: Instrumen Keuangan.
• pembeli–pesewa tidak mengakui aset alihan dan mengakui aset keuangan
sebesar hasil pengalihan. Pembeli-pesewa mencatat aset keuangan dengan
menerapkan DE PSAK 71: Instrumen Keuangan.
120. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
Tanggal Efektif
• Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode pelaporan
tahunan pada atau setelah tanggal 1 Januari 2020.
Penerapan dini diperkenankan untuk entitas yang
menerapkan PSAK 72: Pendapatan dari Kontrak dengan
Pelanggan pada atau sebelum tanggal penerapan awal
• Pernyataan ini. Jika entitas menerapkan Pernyataan ini lebih
awal, maka fakta tersebut diungkapkan.
Transisi
• Definisi sewa – boleh memilih menerapkan secara retroaktif atau
prospektif
• Penyewa – secara retrospektif sesuai PSAK 25 atau retrospetif dengan
dampak kumulatif
121. CONTOH 1
Identifikasi Sewa
• Perusahaan Café (Pelanggan) menyepakati kontrak dengan operator stasiun LRT
(Pemasok) untuk menggunakan ruang di stasiun untuk membuka cafe selama 5
tahun. Kontrak mencantumkan luas ruang dan beberapa area stasiun yang dapat
digunakan. Pemasok memiliki hak untuk mengubah lokasi ruang yang dialokasikan
kepada Pelanggan sewaktu-waktu selama periode penggunaan.
• Terdapat biaya minimum bagi Pemasok yang diasosiasikan dengan mengubah ruang
untuk Pelanggan: Pelanggan menggunakan kios, yang dapat dipindahkan dengan
mudah, untuk membuka cafenya. Banyak area di stasiun yang tersedia dan yang akan
memenuhi spesifikasi ruang dalam kontrak.
• Kontrak tidak mengandung sewa.
• Meskipun luas ruang yang digunakan oleh Pelanggan
tercantum dalam kontrak, tidak terdapat aset identifikasian.
Pelanggan mengendalikan kios miliknya sendiri. Akan tetapi,
kontrak tersebut untuk ruang di stasiun, dan ruang ini dapat
berubah sesuai diskresi Pemasok.
• Pemasok memiliki kemampuan mengubah ruangan dan
secara ekonomik menerima manfaat dari mensubstitusi
ruann yang disewa
122. CONTOH 2
Identifikasi Sewa
• Pelanggan menyepakati kontrak dengan Pemasok untuk penggunaan 1 truk selama 2
minggu untuk mengangkut barang dari Aceh sampai Surabaya. Pemasok tidak memiliki hak
substitusi. Hanya barang yang telah ditentukan dalam kontrak. Kontrak menetapkan jarak
maksimum yang dilalui truk. Pelanggan dapat memilih rincian perjalanan (kecepatan, rute,
perhentian untuk istirahat, dll) dalam parameter kontrak. Pelanggan tidak memiliki hak
untuk melanjutkan penggunaan truk setelah perjalanan yang ditentukan sudah
diselesaikan. Barang yang diangkut, dan waktu serta lokasi penjemputan di Aceh dan
pengiriman ke Surabaya ditentukan dalam kontrak. Pelanggan bertanggung jawab untuk
mengendarai truk dari Aceh ke Surabaya.
• Kontrak mengandung sewa truk.
• Pelanggan memiliki hak untuk menggunakan truk selama durasi perjalanan yang
ditetapkan. Terdapat aset identifikasian. Truk secara eksplisit ditetapkan dalam kontrak,
dan Pemasok tidak memiliki hak untuk mensubstitusi truk. Pelanggan memiliki hak untuk
mengendalikan penggunaan truk sepanjang periode penggunaan karena:
• Pelanggan memiliki hak untuk mendapatkan secara substantial seluruh manfaat ekonomik dari
penggunaan truk selama periode penggunaan. Pelanggan menggunakan truk secara eksklusif
sepanjang periode penggunaan.
• Pelanggan memiliki hak untuk mengarahkan penggunaan truk.
• Karena durasi kontrak adalah 1 minggu, maka sewa ini memenuhi definisi sewa jangka-
pendek.
123. CONTOH 3
Sewa Bernilai Rendah
• Penyewa dalam industri pabrikan farmasi dan distribusi memiliki sewa sebagai berikut:
a. sewa estat real (baik gedung perkantoran maupun gudang).
b. sewa peralatan pabrik.
c. sewa mobil perusahaan, baik untuk personalia penjualan maupun manajemen senior dan
dengan berbagai kualitas, spesifikasi, dan nilai.
d. sewa truk dan mobil van yang digunakan untuk tujuan pengiriman dengan berbagai ukuran dan
nilai.
e. sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual (seperti laptop, komputer desktop,
PDA, printer, dan ponsel).
f. sewa server, termasuk berbagai modul terpisah yang meningkatkan kapasitas penyimpanan
server. Modul telah ditambahkan pada server utama dari waktu ke waktu ketika Penyewa
membutuhkan peningkatan kapasitas penyimpanan server.
g. sewa peralatan kantor:
I. mebel kantor (seperti kursi, meja, dan partisi kantor);
II. dispenser air; dan
III. alat fotokopi multifungsi berkapasitas-tinggi.
124. CONTOH 3
Sewa Bernilai Rendah
Sewa aset bernilai-rendah
• Penyewa menentukan bahwa sewa berikut ini memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset
bernilai-rendah atas dasar aset pendasar, ketika baru, secara individual memiliki nilai
rendah:
a. sewa peralatan IT untuk digunakan oleh karyawan individual; dan
b. sewa mebel kantor dan dispenser air.
• Meskipun masing-masing modul dalam server, jika dipertimbangkan secara individual,
mungkin merupakan aset yang memiliki nilai rendah, sewa modul dalam server tidak
memenuhi kualifikasi sebagai sewa aset bernilai-rendah. Hal ini dikarenakan masing-
masing modul memiliki interelasi yang tinggi dengan bagian lain dari server. Penyewa tidak
akan menyewa modul tanpa menyewa server.
125. CONTOH 3
Sewa Bernilai Rendah
Penerapan portofolio
• Penyewa menerapkan persyaratan pengakuan dan pengukuran dalam PSAK 73: Sewa pada sewa estat
real, peralatan pabrik, mobil kantor, truk, dan mobil van, server dan alat fotokopi multifungsi
berkapasitas-tinggi.
• Penyewa mengelompokkan mobil kantor, truk dan mobil van ke dalam portofolio. Mobil kantor
Penyewa disewa dalam serangkaian perjanjian sewa master. Penyewa menggunakan 8 jenis mobil
kantor yang berbeda, yang bervariasi berdasarkan harga dan dialokasikan pada staf sesuai senioritas
dan wilayah.
• Penyewa memiliki perjanjian sewa master untuk masing-masing jenis mobil kantor yang berbeda.
Sewa individual dalam masing-masing perjanjian sewa master semuanya serupa (termasuk tanggal
mulai dan berakhirnya sewa), namun syarat dan ketentuan secara umum bervariasi dari satu
perjanjian sewa master dengan yang lain. Karena sewa individual dalam masing-masing perjanjian
sewa master serupa satu sama lain,
• Penyewa secara rasional memiliki ekspektasi bahwa penerapan PSAK 73: Sewa pada masing-masing
perjanjian sewa master tidak akan menghasilkan dampak yang berbeda secara material daripada
menerapkan PSAK 73 pada masing-masing sewa individual dalam perjanjian sewa master.
Konsekuensinya, Penyewa menyimpulkan bahwa penerapan PSAK 73 pada masingmasing perjanjian
sewa master sebagai suatu portofolio dapat diterapkan. Sebagai tambahan, Penyewa menyimpulkan
bahwa 2 dari 8 perjanjian sewa master itu serupa dan mencakup secara substansial jenis mobil kantor
yang serupa pada wilayah yang serupa. Penyewa secara rasional berekspektasi bahwa dampak
penerapan PSAK 73 pada gabungan portofolio sewa dalam 2 perjanjian sewa master tidak akan
berbeda secara material dari penerapan PSAK 73 pada masing-masing sewa dalam portofolio
gabungan. Oleh karena itu, Penyewa menyimpulkan bahwa 2 perjanjian sewa master tersebut dapat
digabungkan lagi menjadi satu portfolio sewa tunggal.
126. CONTOH 3
Sewa Bernilai Rendah
Penerapan portofolio
• Truk dan mobil van Penyewa disewa dalam perjanjian sewa individual.
• Terdapat 6.500 sewa secara total. Seluruh sewa truk memiliki kondisi yang
serupa, sama seperti seluruh sewa mobil van. Masa sewa truk secara umum 4
tahun dan menggunakan model truk yang serupa. Masa sewa mobil van secara
umum 5 tahun dan menggunakan model mobil van yang serupa.
• Penyewa secara rasional memiliki ekspektasi bahwa penerapan persyaratan
PSAK 73: Sewa pada portofolio sewa truk dan sewa mobil van, yang
dikelompokkan berdasarkan jenis aset pendasar, wilayah, dan periode kuartal
yang disepakati dalam sewa, tidak akan mengakibatkan dampak yang berbeda
secara material dari penerapan persyaratan tersebut pada sewa truk atau mobil
van individual.
• Konsekuensinya, Penyewa menerapkan persyaratan PSAK 73 untuk portofolio
yang berbeda-beda atas sewa truk dan mobil van, alih-alih atas 6.500 sewa
individual.
127. CONTOH 4
Alokasi Sewa
• Pesewa menyewakan buldoser, truk, dan ekskavator kepada Penyewa untuk
digunakan dalam kegiatan operasi pertambangan Penyewa selama 4 tahun.
• Pesewa juga menyetujui untuk memelihara masing-masing item peralatan
selama masa sewa. Total imbalan dalam kontrak adalah Rp600.000 (a), dibayar
dengan angsuran per tahun sebesar Rp150.000, dan jumlah variabel yang
bergantung pada jam kerja dalam pemeliharaan ekskavator berjangkauan-jauh.
Pembayaran variabel maksimum 2% dari biaya penggantian ekskavator
berjangkauan-jauh. Imbalan termasuk biaya jasa pemeliharaan untuk masing-
masing item peralatan.
• Penyewa mencatat komponen non-sewa (jasa pemeliharaan) secara terpisah
dari masing-masing sewa peralatan dengan menerapkan PSAK 73 paragraf 12.
Penyewa tidak memilih cara praktis dalam PSAK 73 paragraf 15. Penyewa
mempertimbangkan persyaratan dalam PSAK 73 paragraf PP32 dan
menyimpulkan bahwa sewa buldoser, truk, dan ekskavator berjangkauan-jauh
merupakan komponen sewa yang terpisah.
128. CONTOH 4
Alokasi Sewa
• Penyewa mengalokasi imbalan tetap dalam kontrak
(Rp600.000) pada komponen sewa dan non-sewa
sebagai berikut:
Buldoser Truk Ekskavator
Total
Sewa 170.000 102.000 224.000 496.000
Non-sewa
104.000
Total imbalan tetap
600.000
• Penyewa mengalokasi seluruh imbalan variabel ke
pemeliharaan ekskavator berjangkauan-jauh dan
juga komponen non-sewa kontrak. Penyewa
kemudian mencatat masing-masing komponen
sewa dengan menerapkan pedoman PSAK 73:
129. CONTOH 5
Pengukuran dan Pencatatan Perubahan
• Penyewa menyepakati sewa bangunan selama 10 tahun, dengan opsi untuk
diperpanjang selama 5 tahun. Pembayaran sewa sebesar Rp50.000 per tahun
selama masa awal dan Rp55.000 per tahun selama periode opsional, seluruhnya
dibayar pada awal masing-masing tahun.
• Untuk mendapatkan sewa tersebut, Penyewa membayar biaya langsung awal
sebesar Rp20.000, di mana Rp15.000 terkait pembayaran kepada penghuni
sebelumnya dan Rp5.000 terkait komisi yang dibayarkan pada agen estat real.
• Sebagai insentif kepada Penyewa karena telah menyepakati kontrak sewa,
Pesewa setuju untuk menggantikan komisi agen estat real sebesar Rp5.000 dan
perbaikan properti-sewaan sebesar Rp7.000.
• Pada tanggal permulaan, Penyewa menyimpulkan bahwa tidak cukup pasti untuk
mengeksekusi opsi untuk memperpanjang sewa dan, oleh karena itu,
menentukan bahwa masa sewa adalah 10 tahun.
• Suku bunga implisit sewa tidak dapat ditentukan. Suku bunga pinjaman
inkremental Penyewa adalah 5% per tahun, yang merefleksikan tarif tetap di
mana Penyewa meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset hak-guna,
dalam mata uang yang sama, selama masa 10 tahun, dan dengan jaminan serupa.
130. CONTOH 5
Pengukuran dan Pencatatan Perubahan
• Pada tanggal permulaan, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuktahun pertama, biaya
langsung awal, mendapat insentif sewa dari Pesewa dan mengukur liabilitas sewa pada nilai
kini dari 9 pembayaran terakhir sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga 5% per
tahun sebesar Rp355.391.
• Penyewa pada awalnya mengakui aset dan liabilitas terkait sewa sebagai berikut:
Aset hak-guna Rp405.391
Liabilitas sewa Rp355.391
Kas (pembayaran sewa tahun pertama) Rp 50.000
Aset hak-guna Rp20.000
Kas (biaya langsung awal) Rp20.000
Kas (insentif sewa) Rp 5.000
Aset hak-guna Rp 5.000
• Penyewa mencatat penggantian perbaikan properti-sewaan dari Pesewa sesuai Pernyataan
lain yang relevan dan bukan sebagai insentif sewa sesuai PSAK 73: Sewa. Hal ini dikarenakan
biaya yang timbul dari perbaikan properti-sewaan tersebut oleh Penyewa tidak termasuk
dalam biaya perolehan aset hak-guna.
131. CONTOH 5
Pengukuran dan Pencatatan Perubahan
• Pada tahun ke-6 sewa, Penyewa mengakuisisi Entitas A. Entitas A telah menyewa satu lantai di bangunan
lain. Sewa yang disepakati dengan Entitas A mengandung opsi penghentian yang dapat dieksekusi oleh
Entitas A. Setelah mengakuisisi Entitas A, Penyewa membutuhkan 2 lantai bangunan yang cocok untuk
tenaga kerja yang meningkat. Untuk meminimalisasi biaya,
• Penyewa:
• menyepakati sewa terpisah di lantai lain selama 8 tahun di bangunan sewaan yang akan tersedia untuk digunakan
pada akhir Tahun ke-7 dan
• menghentikan sewa yang disepakati oleh Entitas A lebih awal sejak awal Tahun ke-8.
• Memindahkan staf Entitas A pada bangunan yang sama yang ditempati oleh Penyewa memberikan
insentif ekonomik bagi Penyewa untuk memperpanjang masa sewa orisinalnya pada akhir periode yang
tidak dapat dibatalkan selama 10 tahun. Akuisisi Entitas A dan relokasi staf Entitas A merupakan kejadian
signifikan yang berada dalam pengendalian Penyewa dan mempengaruhi apakah Penyewa cukup pasti
untuk mengeksekusi opsi perpanjangan yang sebelumnya tidak termasuk dalam penentuan masa sewa.
Hal ini karena lantai orisinalnya memiliki utilitas lebih besar (sehingga memberikan manfaat lebih besar)
bagi Penyewa daripada aset alternatif yang dapat disewa pada jumlah yang serupa dengan pembayaran
sewa untuk periode opsional—Penyewa akan dikenakan biaya tambahan jika menyewa lantai serupa
pada bangunan yang berbeda karena karyawan akan ditempatkan pada bangunan yang berbeda.
Konsekuensinya, pada akhir Tahun ke-6, Penyewa menyimpulkan bahwa sekarang sudah cukup pasti
untuk mengeksekusi opsi untuk memperpanjang masa sewa orisinalnya akibat akuisisi dan rencana
relokasi Entitas A.
132. CONTOH 5
Pengukuran dan Pencatatan Perubahan
Tahun Sal Awl Pemb Bunga Sal Akh Sal Awl Dep Sal Akh
1 355,391 17,770 373,161 420,391 (42,039) 462,430
2 373,161 (50,000) 16,158 339,318 378,352 (42,039) 336,313
3 339,318 (50,000) 14,466 303,784 336,313 (42,039) 294,274
4 303,784 (50,000) 12,689 266,473 294,274 (42,039) 252,235
5 266,473 (50,000) 10,823 227,296 252,235 (42,039) 210,196
6 227,296 (50,000) 8,865 186,161 210,196 (42,039) 168,156
• Suku bunga pinjaman inkremental Penyewa pada akhir Tahun ke-6 adalah
6% per tahun, yang merefleksikan tarif tetap di mana Penyewa dapat
meminjam dalam jumlah yang serupa dengan nilai aset hak-guna, dalam
mata uang yang sama, selama masa 9 tahun, dan dengan jaminan yang
serupa. Penyewa memperkirakan akan menikmati manfaat ekonomik
masa depan aset hak-gunanya secara merata selama masa sewa dan
oleh karena itu menyusutkan aset hak-guna dengan dasar garis lurus.
133. CONTOH 5
Pengukuran dan Pencatatan Perubahan
• Pada akhir tahun ke-6, sebelum mencatat perubahan pada masa sewa, liabilitas sewa sebesar Rp186.162 (nilai
kini dari sisa 4 pembayaran sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga orisinal 5% per tahun).
Beban bunga sebesar Rp8.865 diakui pada Tahun ke-6.
• Aset hak-guna Penyewa adalah Rp168.157. Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa pada nilai kini dari 4
pembayaran sebesar Rp50.000 diikuti 5 pembayaran sebesar Rp55.000, seluruhnya didiskontokan dengan
suku bunga diskonto revisian sebesar 6% per tahun, sebesar Rp378.174. Penyewa meningkatkan liabilitas
sewa sebesar Rp192.012, yang merepresentasikan selisih liabilitas yang diukur kembali sebesar Rp378.174
dan jumlah tercatat sebelumnya sebesar Rp186.162. Penyesuaian tersebut dilakukan pada aset hak-guna
untuk merefleksikan biaya atas tambahan hak penggunaan, yang diakui sebagai berikut:
Aset hak-guna Rp192.012
Liabilitas sewa Rp192.012
• Setelah pengukuran kembali, jumlah tercatat aset hak-guna Penyewa adalah sebesar Rp360.169 (yaitu
Rp168.157+Rp192.012). Sejak awal Tahun ke-7, Penyewa menghitung beban bunga liabilitas sewa pada suku
bunga diskonto revisian sebesar 6% per tahun.
Tahun Sal Awl Pemb Bunga Sal Akh Sal Awl Dep Sal Akh
7 378,174 (50,000) 19,690 347,864 360,169 (40,019) 400,188
8 347,864 (50,000) 17,872 315,736 320,150 (40,019) 280,131
9 315,736 (50,000) 15,944 281,680 280,131 (40,019) 240,112
10 281,680 (50,000) 13,901 245,581 240,112 (40,019) 200,093
11 245,581 (55,000) 11,435 202,016 200,093 (40,019) 160,074
12 202,016 (55,000) 8,821 155,837 160,074 (40,019) 120,055
13 155,837 (55,000) 6,050 106,887 120,055 (40,019) 80,036
14 106,887 (55,000) 3,113 55,000 80,036 (40,018) 40,018
15 55,000 (55,000) - - 40,018 (40,018) -
134. CONTOH 6
Pembayaran sewa bergantung indeks
• Penyewa menyepakati sewa properti dengan pembayaran sewa tahunan sebesar
Rp50.000 selama 10 tahun, dibayarkan pada awal setiap tahun. Kontrak
menentukan bahwa pembayaran sewa akan meningkat setiap 2 tahun
berdasarkan peningkatan Indeks Harga Konsumen untuk 24 bulan sebelumnya.
Indeks Harga Konsumen pada tanggal permulaan adalah 125. Contoh ini
mengabaikan biaya langsung awal. Suku bunga implisit sewa tidak dapat
ditentukan. Suku bunga pinjaman inkremental Penyewa adalah 5% per tahun,
yang merefleksikan tarif tetap di mana Penyewa dapat meminjam dalam jumlah
yang serupa dengan nilai aset hak-guna, dalam mata uang yang sama, selama
masa 10 tahun, dan dengan jaminan yang serupa.
• Pada tanggal permulaan, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuk tahun
pertama dan mengukur liabilitas sewa pada nilai kini dari 9 pembayaran terakhir
sebesar Rp50.000, didiskontokan dengan suku bunga 5% per tahun, sebesar
Rp355.391. Penyewa pada awalnya mengakui aset dan liabilitas yang berkaitan
dengan sewa sebagai berikut:
Aset hak-guna Rp405.391
Liabilitas sewa
Rp355.391
Kas (pembayaran sewa untuk tahun pertama) Rp 50.000
135. CONTOH 6
Pembayaran sewa bergantung indeks
• Penyewa memperkirakan akan menikmati manfaat
ekonomik masa depan aset hak-gunanya secara
merata selama masa sewa dan , oleh karena itu,
menyusutkan aset hak-guna dengan dasar garis lurus.
• Selama 2 tahun pertama sewa, Penyewa mengakui
jumlah sewa sebagai berikut secara gabungan.
Beban bunga Rp33.928
Liabilitas sewa Rp33.928
Beban penyusutan Rp81.078
(Rp405.391÷10×2 tahun)
Aset hak-guna Rp81.078
• Pada awal tahun kedua, Penyewa melakukan
pembayaran sewa untuk tahun kedua dan mengakui
sebagai berikut:
136. CONTOH 6
Pembayaran sewa bergantung indeks
• Pada awal tahun ke-3 sewa, Indeks Harga Konsumen adalah 135. Pembayaran untuk tahun ke-
3, disesuaikan dengan Indeks Harga Konsumen, sebesar Rp54.000 (Rp50.000×135÷125). Karena
terdapat perubahan pada pembayaran sewa masa depan yang dihasilkan dari perubahan Indeks
Harga Konsumen yang akan digunakan untuk menentukan pembayaran tersebut, Penyewa
mengukur kembali liabilitas sewa untuk merefleksikan pembayaran sewa revisan tersebut, yaitu
liabilitas sewa sekarang merefleksikan 8 pembayaran sewa tahunan sebesar Rp54.000.
• Pada awal tahun ke-3, Penyewa mengukur kembali liabilitas sewa pada nilai kini dari 8
pembayaran sebesar Rp54.000 didiskontokan dengan suku bunga diskonto tetap 5% per tahun,
sebesar Rp366.464. Penyewa meningkatkan liabilitas sewa sebesar Rp27.145, yang
merepresentasikan selisih liabilitas yang diukur kembali sebesar Rp366.464 dan jumlah tercatat
sebelumnya sebesar Rp339.319. Penyesuaian tersebut dilakukan pada aset hak-guna yang
diakui sebagai berikut:
Aset hak-guna Rp27.145
Liabilitas sewa Rp27.145
• Pada awal tahun ke-3, Penyewa melakukan pembayaran sewa untuk tahun ke-3 dan mengakui
sebagai berikut:
Liabilitas Sewa Rp54.000
Kas Rp54.000
137. CONTOH 6
Pembayaran sewa bergantung indeks
• Anggap fakta yang sama seperti Contoh 6. kecuali
bahwa Penyewa juga disyaratkan untuk melakukan
pembayaran sewa variabel untuk setiap tahun dari
sewa, yang ditentukan sebesar 1% dari penjualan
Penyewa yang dihasilkan dari properti sewa.
• Pada tanggal permulaan, Penyewa mengukur aset hak-
guna dan liabilitas sewa yang diakui pada jumlah yang
sama. Ini karena tambahan pembayaran sewa variabel
terkait dengan penjualan masa depan dan oleh karena
itu tidak memenuhi definisi pembayaran sewa.
Akibatnya, pembayaran tersebut tidak termasuk
dalam pengukuran aset dan liabilitas.
Aset hak-guna Rp405.391
Liabilitas sewa Rp355.391
138. CONTOH 1
• PT. Anggrek melakukan kontrak sewa peralatan selama 3 tahun.
Pembayaran sewa per tahun adalah Rp20 juta; Rp 24 juta dan Rp 28
juta. Tidak ada opsi membeli dan insentif lain dalam kontrak. Bunga
implisit sebesar 4,235% sehingga nilai kini dari sewa sebesar Rp66juta.
• Jurnal yang dibuat adalah:
Aset hak guna 66 juta
Liabilitas sewa 66 juta
Beban bunga 2,796juta
Liabilitas sewa 2,796juta
Beban depresiasi 22 juta
Aset hak guna 22 juta
Liabilitas sewa 20 juta
Kas 20 juta
139. CONTOH 1
Tanggal Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3
Kas 20.00 24.00 28.00
Beban diakui
Beban bunga 2.80 2.07 1.13
Beban depresiasi 22.00 22.00 22.00
Total beban 24.80 24.07 23.13
Laporan Posisi Keuangan
Aset hak guna 66.00 44.00 22.00
Liabilitas sewa -66.00 -48.80 -26.87
Utang awal 66.00 48.80 26.87
Bunga 2.80 2.07 1.13
Utang akhir 68.80 50.87 28.00
Pembayaran 20.00 24.000 28.00
145. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
146.
147.
148. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
173. ISI KERANGKA KONSEPTUAL
PENDAHULUAN
• I Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
• II Entitas Pelapor (untuk ditambahkan)
• III Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang
Berguna
• IV Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
euangan (1994) Pengaturan yang Tersisa
BAB
TUGAS 1