SlideShare a Scribd company logo
1 of 135
References
• Taufiq Choudhry and Jacek Mizerka. 2016. Contemporary Trend in
Accounting, Finance and Financial Institution. Springer, Switzerland.
• Michael Rankinn, et al. 2012. Contemporary Issue in Accounting. John
Wiley and Sons, Australia.
• Elaine Conway and Darren Birne. 2018. Contemporary Issues in
Accounting. Palgrave, Macmillan.
• Paul Rosenfield. 2006. Contemporary Issues in Financial Reporting.
Routledge, Londen.
• PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAP, dll.
References
(1) (2) (3)
(4)
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Standar akuntansi yang berlaku di dunia, standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan
penerapannya dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia: Standar Akuntansi di dunia
dan di Indonesia  Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia dan IFRS  PSAK, SAK
ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP:  Perbedaan pengguna  Komponen
standar  Perbedaan pokok.
Ref: PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP
2. Kerangka Konseptual menurut standar akuntansi: Definisi dan kegunaan kerangka konseptual
 KK PSAK  KK SAK ETAP, EMKM  KK SAK Syariah  Aplikasi penerapan KK.
Ref: Kerangka Konseptual PSAK, ETAP, EMKM, Syariah
3. Komponen dan jenis laporan keuangan: Penyajian Laporan Keuangan  Laporan Arus Kas 
Laporan Keuangan Interim  Laporan Keuangan Konsolidasian  Laporan Keuangan
Tersendiri  Laporan segmen  Ilustrasi laporan keuangan.
Ref: PSAK 1, PSAK 2 PSAK 3 PSAK 65 PSAK 4 PSAK 5
4. Penerapan standar akuntansi atas persediaan, property investasi dan aset biologis: Akuntansi Persediaan 
Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur  Konsep nilai wajar  Aplikasi penerapan standar dalam LK
Ref: PSAK 14, PSAK 69 PSAK 68
5. Penerapan standar akuntansi atas aset tetap dan aset tak berwujud :Akuntansi Properti Investasi  Akuntansi Aset
Tetap . Akuntansi Aset Tak Berwujud  Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 13 PSAK 16 PSAK 19 PSAK 69
6. Penerapan standar akuntansi impairment dan akuntansi aset tersedia untuk dijual: Konsep umum impairment 
Impairment aset tetap dan goodwill  Aset tidak lancar tersedia untuk dijual  Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 48 PSAK 58
7. Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain dan pengungkapan transaksi berelasi: Investasi dalam lingkup
instrumen keuangan  Investasi dalam asosiasi  Kombinasi Bisnis  Pengaturan Bersama  Restrukturisasi Entitas
Sepengendali  Pengungkapan investasi pada entitas lain  Pengungkapan pihak Berelasi  Aplikasi penerapan
standar dalam LK.
Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7
8. Akuntansi pajak penghasilan dan perbedaan akuntansi & pajak : Akuntansi pajak penghasilan  Perbedaan
pengakuan dan pengukuran akuntansi dan pajak  Akuntansi atas aset dan liabilitas pengampnan pajak  Revaluasi
menurut akuntansi dan pajak  Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 46 PSAK 70 Bultek 11
9. Imbalan kerja, provisi dan kontijensi, kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, kesalahan dan peristiwa
setelah tanggal pelaporan:  Imbalan kerja  Provisi  Kontijensi  Kebijakan akuntansi  Perubahan kebijakan
akuntansi  Perubahan estimas  Kesalahan / error. Peristiwa setelah tanggal pelaporan.
Ref: PSAK 25 PSAK 24 PSAK 57 PSAK 8
10. Akuntansi instrumen keuangan : Definisi instrumen keuangan  Jenis instrumen keuangan  Pengungkapan
instrumen keuangan  Klasifikasi instrumen keuangan  Pengakuan awal  Penghentian pengakuan  Penurunan
nilai.
Ref: PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 PSAK 71.
11. Konsep akuntansi selisih kurs, derivatif dan akuntansi lindung nilai :  Mata uang fungsional  Pengukuran dan
penyajian transaksi dalam mata asing  Translasi laporan keuangan  Transaksi derivative  Akuntansi Lindung
nilai.
Ref: PSAK 10 PSAK 55 PSAK 71.
12. Akuntansi pendapatan dari kontrak pelanggan: Tahapan pengakuan pendapatan dari pelanggan  Kontrak,
Modifikasi  Kewajiban penyelesaian  Nilai transaksi dan Alokasi nilai transaksi  Pengakuan pendapatan 
Aplikasi penerapan Standar dalam LK.
Ref: PSAK 72.
13. Akuntansi sewa : Definisi kontrak sewa  Akuntansi Penyewa  Akuntansi Pesewa  Aplikasi penerapan Standar
dalam LK.
Ref: PSAK 73.
14. Akuntansi Syariah :  Konsep Akuntansi Syariah  Laporan Keuangan Syariah  Transaksi Syariah: Mudhorobah,
Murabahah, Musyarokah, Salam, Istisna, Ijarah. Asuransi Syariah  Wakaf  Aplikasi penerapan Standar dalam LK
- Ref: SAK Syariah
Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain
dan pengungkapan transaksi berelasi:
 Investasi dalam lingkup instrumen keuangan
 Investasi dalam asosiasi
 Kombinasi Bisnis
 Pengaturan Bersama
 Restrukturisasi Entitas Sepengendali
 Pengungkapan investasi pada entitas lain
 Pengungkapan pihak Berelasi
 Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7
PSAK 46
AKUNTANSI
PAJAK PENGHASILAN
Agenda
Pajak dalam Perusahaan
Akuntansi Pajak Penghasilan
Ilustrasi
9
PENTINGNYA PAJAK
 Membayar pajak kewajiban perusahaan
 Transaksi akuntansi, terkait dengan
kewajiban pajak
• Penjualan
• Pembayaran gaji
• Pembayaran sewa
• Penerimaan pendapatan jasa?
 Pos laporan keuangan terkait pajak
• Beban pajak penghasilan
• Utang pajak penghasilan / pajak dibayar dimuka
• Aset dan liabilitas pajak tangguhan
 Pengungkapan dalam laporan
keuangan?
• Catatan atas laporan keuangan  koreksi fiskal 10
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Arus kas
 Laporan laba rugi
 Laporan posisi keuangan
11
Pajak dalam Laporan Keuangan
 Catatan atas Laporan keuangan
12
Pengungkapan Pajak
Catatan
atas LK
Definisi Pajak
• Dipungut berdasarkan undang-undang
• Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi
• Dipungut negara baik pemerintah pusat dan daerah
• Diperuntukkan pengeluaran pemerintah  public
investment
• Mempunyai tujuan lain  reguler
14
Merupakan setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang:
- Diterima atau diperoleh wajib pajak.
- Berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia.
- Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk
menambah kekayaan wajib pajak.
Definisi Penghasilan
Pasal 4 Ayat (1)
Dengan nama dan dalam bentuk apapun
15
Badan
SPT Pajak
Penghasilan
Beban yang dapat dikurangkan
Penghasilan kena pajak
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak
• Angsuran pajak (PPh25)
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24)
Pajak kurang/lebih bayar (29/28
Pajak Perusahaan
Memotong
PPh 21
atas gaji
Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima
penghasilan
PPN atas
penyerahan
barang/jasaBeban:
PBB, Meterai
BPHTB,
Pajak Daerah
Setor
Kas negara
Lapor
KPP
PSAK 46
Pajak atas
Laba
Perusahaan
16
PAJAK dalam Perusahaan
 Pajak atas Penghasilan Perusahaan
• Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23)
• Dibayar langsung oleh perusahaan :
• Angsuran pajak (PPh 25)
• Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29)
• Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang
pajak / pajak dibayar dimuka
 Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax)
• Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26)
• PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak
• Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak
dibayar dimuka
 Pajak Lainnya
• PBB, pajak daerah, PPnBM  beban
• Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP)
• Pajak Daerah
• Bea Materai
17
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
Pajak Tangguhan:
 Aset / Liabilitas
 Beban/Pendapatan
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
18
Trade off Akuntansi dan Pajak
 Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan menyebabkan pajak yang harus
dibayarkan besar  beban perusahaan besar.
 Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan menyebabkan laba yang
dilaporkan besar  nilai perusahaan menjadi tinggi
 Trade off : jika laba besar, perusahaan harus menanggung beban pajak yang
semakin besar
 Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan terbuka, karena
kepentingan pemegang saham menginginkan laba yang tinggi  sehingga
pajak tidak dapat dikecilkan.
19
PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
• Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax mengatur - beban pajak penghasilan dan
pajak tangguhan
• Sebelum PSAK 46:
• Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal  SAK ETAP
• PSAK 46 1997 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed)
• Beban pajak : kini dan tangguhan
• Aktiva / kewajiban pajak tangguhan
• PSAK 46 Revisi 2010 -
• Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi
• Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak final, SKP
• PSAK 46 Revisi 2014 – Effektif 2015
• pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan
• ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi
• PSAK 46 Revisi 2016 – Effektif 2017
• Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi
20
Tujuan PSAK 46
• Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
• Bagaimana mmenghitung konsekuensi pajak :
• pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di
masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas.
• transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode
kini yang diakui pada laporan keuangan entitas.
• Mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang
berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun
berikut.
• Pengakuan aset atau liabilitas  entitas akan
memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat
tersebut ddengan pembayaran pajak di masa depan
lebih besar / lebih kecil
Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
21
Ruang Lingkup PSAK 46
• Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan.
• Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri
maupun luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak.
• Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas
anak, entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi
kepada entitas pelapor.
• Tidak berlaku pada :
• Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan
Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi.
Namun,
• Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan dari
hibah tersebut atau kredit pajak investasi.
22
Definisi
• Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak
penghasilan yang dapat dipulihkan pada
periode masa depan sebagai akibat adanya:
a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan;
b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan
c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan,
dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan.
• Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah
pajak penghasilan terutang pada periode
masa depan sebagai akibat adanya
perbedaan temporer kena pajak.
Laba Pajak >
Laba Akuntansi
Ner Aset fiskal > Net
Aset Akuntansi
Laba Pajak <
Laba Akuntansi
Ner Aset fiskal < Net
Aset Akuntansi
23
Definisi
• Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan
pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi
pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi
• Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi
atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas
untuk tujuan pajak
• Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum
dikurangi beban pajak.
• Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba
(rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang
ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi).
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
24
Definisi
• Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang
(dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu
periode.
Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak
perusahaan
• Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah
tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan
dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat
berupa:
• Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah
kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode
masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan.
• Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan
jumlah yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena
pajak pada periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau
liabiltias diselesaikan.
25
Dasar Pengenaan Pajak
• Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan, untuk
tujuan pajak,
 Biaya perolehan mesin 400. Untuk tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan
sebesar 80. Dasar pengenaan pajak mesin adalah 320.
 Piutang bunga memiliki jumlah tercatat 100. Penerimaan bunga dikenakan pajak
dengan dasar kas. Dasar pengenaan pajak pendapatan bunga adalah nihil.
 Piutang usaha memiliki jumlah tercatat 300. Pendapatan usaha terkait sudah
termasuk dalam laba kena pajak. Dasar pengenaan pajak piutang usaha adalah
300.
 Jumlah tercatat piutang dividen dari entitas anak 200. Dividen bukan obyek pajak.
Secara substansi jumlah tercatat ast dikuangkan terhadap manfaat ekonomi. Dasar
pengenaan pajak piutang dividen adalah 200.
 Piutang pinjaman 200jutaPembayaran kembali tidak mempunyai konsekuensi pajak.
Dasar pengenaan pajak piutang pinjaman adalah 200 juta.
26
Dasar Pengenaan Pajak
• Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi
dengan jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan
dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan.
 Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus
dibayar sebesar 100. Beban terkait akan dikurangkan untuk tujuan pajak
dengan dasar kas.
DPP beban yang masih harus dibayar adalah nihil.
 Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus
dibayar sebesar 100. Beban tersebut telah dikurangkan untuk tujuan pajak.
Dasar pengenaan pajak atas beban yang masih harus dibayar adalah 100.
 Jumlah tercatat utang sebesar 100. Pelunasan utang tersebut tidak
mempunyai konsekuensi pajak.
Dasar pengenaan pajak atas utang adalah 100.
27
DPP - konsolidasi
• Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan
temporer ditentukan dengan membandingkan nilai
tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan
konsolidasi dengan DPP-nya.
• Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi,
dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi.
• Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk
pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak
diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat
SPT konsolidasi.
28
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar
harus diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar
melebihi jumlah pajak terutang, maka
selisihnya, diakui sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik
kembali untuk memulihkan pajak kini dari
periode sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah
yang dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang
dibayarkan (PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
29
Pajak kini
• Pajak kini = semua pajak terutang atas penghasilan
yang diakui perusahaan pada periode tersebut:
• Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas laba
dari induk perusahaan
• Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final
• Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari
inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas
• Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan
pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak
dapat dikreditkan
30
Perbedaan Temporer Kena Pajak
• Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas
pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena
pajak yang berasal dari:
• pengakuan awal goodwill; atau
• pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu
transaksi yang:
• bukan transaksi kombinasi bisnis; dan
• pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba
kena pajak (rugi pajak).
• Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada
entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan
bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai
dengan paragraf 39.
31
Perbedaan Temporer Kena Pajak
• Biaya perolehan aset 150, memiliki jumlah tercatat 100. Akumulasi penyusutan
untuk tujuan pajak adalah 90 dan tarif pajak 25%.
• Dasar pengenaan pajak aset adalah 60 (150 - 90).
• Untuk memulihkan jumlah tercatat 100, maka entitas harus memperoleh laba kena
pajak sebesar 100, tetapi hanya mampu mengurangi penyusutan pajak sebesar 60.
• Akibatnya, entitas akan membayar pajak penghasilan sebesar 10 (40 x 25%) apabila
dapat memulihkan jumlah tercatat aset.
• Perbedaan antara jumlah tercatat sebesar 100 dan dasar pengenaan pajak sebesar
60 adalah perbedaan temporer kena pajak sebesar 40.
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 10 (40 x 25%) menggantikan
pajak penghasilan yang akan dibayarkan apabila dapat memulihkan jumlah tercatat
aset tersebut.
32
Perbedaan Temporer
• Pendapatan bunga termasuk dalam laba akuntansi
dalam dasar proporsi waktu tapi mungkin saja
pendapatan bunga dihitung dalam laba kena pajak
ketika kas diterima.
• Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan
pajak berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi.
Perbedaan temporernya adalah selisih antara
jumlah tercatat aset dan DPP
• Biaya pengembangan dapat dikapitalisasi dalam
akuntansi, tetapi untuk penentuan laba kena pajak,
biaya pengembangan dikurangkan dalam
menentukan laba kena pajak pada periode saat
terjadinya.
33
Kombinasi Bisnis
• Dengan pengecualian terbatas, aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih dalam
kombinasi bisnis diakui dengan nilai wajar pada
tanggal akuisisi.
• Perbedaan temporer timbul apabila dasar pengenaan
pajak aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas
diambil-alih tidak terpengaruh oleh kombinasi bisnis
atau terpengaruh dengan cara berbeda.
• Misalnya, apabila jumlah tercatat aset disesuaikan ke
nilai wajarnya tetapi dasar pengenaan pajak aset
tersebut tetap sebesar harga perolehan sebelumnya,
maka timbul perbedaan temporer yang
mengakibatkan timbulnya liabilitas pajak tangguhan.
34
Aset tercatat pada Nilai Wajar
• PSAK mengizinkan atau menetapkan aset tertentu dicatat pada nilai wajar
atau dinilai kembali.
• Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali mempengaruhi laba kena pajak
(rugi pajak) untuk periode kini DPP aset disesuaikan sehingga tidak ada
perbedaan temporer.
• Apabila revaluasi atau penyajian kembali aset tidak mempengaruhi laba
kena pajak, DPP aset tidak disesuaikan sehingga terdapat perbedaan
temporer.
• Pemulihan jumlah tercatat di masa depan akan menghasilkan aliran manfaat
ekonomi kena pajak.
• Perbedaan antara jumlah tercatat aset yang telah dinilai kembali dan dasar
pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan
liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan, walaupun :
• Entitas tidak bermaksud melepaskan aset, terpulihkan melalui penggunaan atau
• pajak atas capital gain ditangguhkan jika hasil pelepasan diinvestasikan pada ast
serupa
35
Goodwill
• Apabila jumlah tercatat goodwill yang timbul pada
transaksi kombinasi bisnis lebih rendah daripada dasar
pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut
menimbulkan aset pajak tangguhan.
• Aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari pengakuan
awal goodwill diakui sebagai bagian akuntansi atas
kombinasi bisnis sepanjang kemungkinan besar laba kena
pajak tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga
perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat
dimanfaatkan.
36
Goodwill
• Kombinasi bisnis suatu entitas mengakui goodwill sebesar Rp10.000
yang memiliki dasar pengenaan pajak nihil.
• Entitas tidak boleh mengakui liabilitas pajak tangguhan yang dihasilkan
(15a).
• Jika entitas selanjutnya mengakui kerugian penurunan Rp2.000 atas
goodwill tersebut, maka jumlah perbedaan temporer kena pajak
berkaitan pada goodwill berkurang dari Rp10.000 menjadi Rp8.000,
dengan menimbulkan penurunan pada nilai liabilitas pajak tangguhan
yang tidak diakui.
• Penurunan pada nilai tersebut dianggap berkaitan dengan pengakuan
awal goodwill sehingga tidak dapat diakui
37
Pengakuan Awal –Aset dan Liabilitas
• Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal
suatu aset atau liabilitas. Sebagian atau seluruh biaya perolehan suatu
aset tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak.
• Metode akuntansi untuk perbedaan temporer tersebut, bergantung
dari sifat transaksi yang menyebabkan dilakukannya pengakuan awal
aset atau liabilitas.
• Dalam kombinasi bisnis  liabilitas dan aset terkait dengan goodwill atau
keuntungan pembelian diskon.
• Aset yang menurut tujuan pajak depresiasinya tidak dapat dilakukan.
Capital gain dan loss juga tidak diakui menurut pajak  tidak ada
pengakuan pajak tangguhan.
38
Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan
• Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat
dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan
tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer
dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak
tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas
dalam transaksi yang:
• bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan
• pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun
laba kena pajak (rugi pajak)
• Akan tetapi, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan
dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta ventura
bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan cara
khusus. (par 44)
39
Contoh Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan
• Entitas mengakui liabilitas 100 untuk biaya garansi produk yang
masih harus dibayar. Untuk tujuan pajak, maka biaya garansi produk
tidak akan dikurangkan hingga entitas membayar klaim. Tarif pajak
25%.
• DPP liabilitas adalah nihil
• Dalam pelunasan liabilitas atas jumlah tercatat, maka entitas akan
mengurangi laba kena pajak masa depan dengan jumlah 100 dan
akibatnya mengurangi pembayaran pajak masa depan sebesar 25
(100 x 25%).
• Selisih antara jumlah tercatat 100 dan dasar pengenaan pajak nihil
merupakan perbedaan temporer yang dikurangkan sebesar 100.
• Oleh karena itu, entitas mengakui aset pajak tangguhan sebesar 25
(100 x 25%), kemungkinan bahwa entitas menghasilkan laba kena
pajak yang mencukupi pada periode masa depan untuk
memanfaatkan dari pengurangan pembayaran pajak.
40
Perbedaan Temporer dapat dikurangkan
• biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba
akuntansi sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut
baru dapat dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat iuran
atau manfaat pensiun tersebut dibayar oleh entitas.
• biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada
periode saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan
dalam menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode selanjutnya.
• dengan beberapa pengecualian, maka entitas mengakui aset teridentifikasi
yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis pada
nilai wajar saat tanggal perolehan. Liabilitas diakui tetapi biaya baru dapat
dikurangkan di masa depan untuk tujuan pajak.
• aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali
tanpa penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak
41
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum
Dimanfaatkan (Unused Tax Credits)
• Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan
apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan
akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak
belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan.
• Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
• Otoritas pajak yang sama
• Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa
• Rugi karena kasus tidak berulang
• Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan
42
Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan
Tidak Diakui
• Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali
aset pajak tangguhan.
• Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui
sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa
depan akan tersedia untuk dipulihkan.
• Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian
meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba
kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa
depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak
diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan
43
Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada
entitas anak, cabang, dan asosiasi, serta bagian partisipasi
dalam ventura bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi
berikut telah terpenuhi:
• entitas induk, investor atau venturer mampu mengendalikan
waktu pemulihan perbedaan temporer; dan
• kemungkinkan besar perbedaan temporer akan terpulihkan di
masa depan yang dapat diperkirakan.
44
• Entitas harus mengakui aset pajak tangguhan untuk semua
perbedaan temporer dapat dikurangkan yang ditimbulkan dari
entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian
partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya
sepanjang kemungkinan besar terjadi:
• perbedaan temporer akan terpulihkan pada masa depan yang
dapat diperkirakan; dan
• laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai
sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan.
Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama
45
Pengukuran
• Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan
periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang
diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada
otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif
pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang
telah secara substantif berlaku pada periode
pelaporan.
• Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur
dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku
pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan,
yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau yang telah secara substantif
berlaku pada periode pelaporan.
Perubahan
Tarif
46
Pengukuran - contoh
• Jumlah tercatat aset adalah 100 dan dasar pengenaan
pajak sebesar 60. Tarif pajak 20% akan diterapkan jika aset
terjual dan tarif pajak 30% akan diterapkan pada
penghasilan lain.
• Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 8 (40 x
20%) jika diharapkan untuk menjual aset tanpa
penggunaan lebih lanjut dan liabilitas pajak tangguhan
sebesar 12 (40 x 30%) apabila entitas masih tetap memakai
aset dan memulihkan jumlah tercatatnya melalui
pemakaian
47
Pengukuran - contoh
• Biaya perolehan aset 100 dan jumlah tercatat sebesar 80 serta dinilai kembali menjadi
150. Tidak ada penyesuaian ekuivalen dibuat untuk tujuan pajak. Akumulasi penyusutan
untuk tujuan pajak adalah 30 dan tarif pajak 30%.
• DPP aset adalah 70 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak 80.
• Jika entitas berharap untuk memulihkan jumlah tercatat dengan menggunakan aset,
terdapat liabilitas pajak tangguhan sebesar 24 (80 x 30%).
• Jika entitas berharap memulihkan jumlah tercatat dengan menjual aset secara cepat
untuk pendapatan sebesar 150, maka liabilitas pajak tangguhan diperhitungkan sebagai
berikut:
Perbedaan Tarif Pajak Liabilitas
Penyusutan pajak kumulatif 30 30% 9
Pendapatan melebihi biaya 50 nol -
Total 80 9
48
Pos diakui dalam Laporan Laba Rugi
• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau
beban pada laporan laba rugi, kecuali apabila pajak
penghasilan yang berasal dari:
• suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang
sama atau berbeda, di luar laporan laba rugi baik dalam
pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung dalam
ekuitas. Atau
• kombinasi bisnis
49
Pos diakui di Luar Laporan Laba Rugi
• Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi
apabila pajak terkait pada pos-pos tersebut pada periode yang
sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh
karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini
dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui:
• dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada
pendapatan komprehensif lain.
• langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.
50
Penyajian
• Saling hapus
• Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak
kini jika dan hanya jika, entitas:
• Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang
diakui; dan
• Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset
dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan.
• Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas
pajak tangguhan jika dan hanya jika:
• entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini
terhadap liabilitas pajak kini; dan
• aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak
penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak
yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan
secara bersama
51
Beban Pajak – Laba Rugi Aktivitas Normal
• Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari
aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi
komprehensif.
• Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan
laporan laba rugi secara terpisah, maka beban (penghasilan)
pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada
laporan keuangan disajikan terpisah.
52
Selisih Kurs
• PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs
Valuta Asing mensyaratkan selisih kurs (exchange
difference) tertentu diakui sebagai pendapatan atau
beban, namun Pernyataan tersebut tidak mengatur
spesifik apakah selisih kurs harus disajikan pada
laporan laba rugi komprehensif.
• Selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak
tangguhan yang berasal dari penjabaran laporan
keuangan entitas asing boleh dikelompokkan ke
beban (penghasilan) pajak tangguhan, jika penyajian
seperti itu dianggap paling bermanfaat untuk
pengguna laporan keuangan.
53
Pengungkapan
• Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah :
• beban (penghasilan) pajak kini;
• Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya;
• jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer
maupun dari realisasinya;
• jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan
peraturan perpajakan yang baru;
• jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak atau
perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini;
• jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan temporer
periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan;
• Dll.
54
Pengungkapan
• Hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah:
• Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi
yang langsung dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas;
• jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan
komprehensif lain
• penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan laba
• rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan
tarif pajak yang berlaku
• rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, penjelasan
mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku
pada periode akuntansi sebelumnya;
• jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan,
rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai
aset pajak tangguhan pada laporan keuangan;
• jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada entitas anak,
cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas liabilitas
pajak tangguhan yang belum diakui (lihat paragraf 40);
• dll
55
Dasar Kesimpulan Pajak Penghasilan Final
dihapuskan – REVISI EFF 1 JAN 2015
• PSAK 46 menghilangkan pengakuran tentang pajak final dan pengaturan hal khusus
untuk menyelaraskan dengan IAS 12 Income Taxes.
• Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.
• Pajak final dikenakan atas nilai brutonya dan akan dikenakan atas transaksi
walaupun entitas mengalami kerugian.
• Pajak final sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia tidak termasuk dalam
lingkup PSAK 46
• Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari
dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak
tangguhan.
• Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah
pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan.
• Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada
perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar.
• Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang
masih harus dibayar.
56
Perlakuan Pajak Penghasilan Final
REVISI EFF 1 JAN 2015
• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan) merupakan skope
PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak atas penghasilan bukan atas
pendapatan.
• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46
• Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk ruang lingkup
PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban pajak penghasilan  basic
conclusion IASB
• Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas pendapatan
memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai beban pajak penghasilan tetapi
sebagai komponen beban.
• Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena terkesan
perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak merupakan minimum line
item. Seharusnya pajak final yang dikenakan atas pendapatan dipandang sebagai
pajak yang dihitung dengan cara berbeda. – (opini)
57
Amandemen 2017
• Eksistensi perbedaan temporer dapat dikurangkan
(26(d))
• Menambahkan contoh ilustrasi untuk menglarifikasi
bahwa perbedaan temporer dapat dikurangkan timbul
ketika jumlah tercatat aset instrumen utang yang
diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut lebih
kecil dari dasar pengenaan pajaknya, tanpa
mempertimbangkan apakah entitas memperkirakan
untuk memulihkan jumlah tercatat instrumen utang
melalui penjualan atau penggunaan, misalnya dengan
memiliki dan menerima arus kas kontraktual, atau
gabungan keduanya.
58
Amandemen 2017
• Penilaian perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan (27A)
• untuk menentukan apakah laba kena pajak akan
tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan dapat dimanfaatkan, maka penilaian
perbedaan temporer yang dapat dikurangkan
tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak.
59
Amandemen 2017
• Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap laba kena pajak masa
depan (29(a(i))
• Menambahkan bahwa pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan
aset pajak tangguhan dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa
depan. Lalu entitas membandingkan perbedaan temporer yang dapat
dikurangkan dengan estimasi laba kena pajak masa depan yang tidak
mencakup pengurangan pajak yang dihasilkan dari pembalikan aset pajak
tangguhan tersebut untuk menilai apakah entitas memiliki laba kena
pajak masa depan yang memadai.
• Pemulihan aset yang melebihi jumlah tercatatnya (29A)
• Estimasi atas kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat
mencakup pemulihan beberapa aset entitas melebihi jumlah tercatatnya
jika terdapat bukti yang memadai bahwa kemungkinan besar entitas akan
mencapai hal tersebut.
60
Pajak kini
• Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan
dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah dipotong
oleh pihak lain adalah:
• PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di
perusahaan.
• PPh final sebesar 60 juta,
• PPh 23 tidak final sebesar 120 juta
• PPh 24 sebesar 200 juta
• PPh 25 sebesar 500 juta
• PPh 22 sebesar 100 juta
• Pajak kini anak perusahaan 300 juta
Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka
baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka.
Beban pajak 1.000 jt
Pajak dibayar dimuka PPh 22 100
Pajak dibayar dimuka PPh 23 120
Pajak dibayar dimuka PPh 24 125
Pajak dibayar dimuka PPh 25 500
Utang PPh 29 155
Beban pajak 135 jt
Pajak dibayar dimuka PPh final 60
Pajak dibayar dimuka PPh 24 75
PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta
Kredit PPh 22 100 jt
Kredit PPh 23 120 jt
Kredit PPh 24 125 jt
Pph 25 500 jt
PPh 29 sebesar 155 jt
Beban pajak kini parent :
1.135 = (1.000 + 60 + 75)
Beban Pajak kini konsolidasian =
1135 + 300 = 1.435 juta
61
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
62
Pendapatan
Beban
Laba sebelum pajak
Pajak Penghasilan (25%)
260.000
120.000
140.000
35.000
2012 2013 TotalLaporan Keuangan 2011
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
260.000
120.000
140.000
35.000
260.000
120.000
140.000
35.000
780.000
360.000
420.000
105.000
Penghasilan
Beban yang boleh dikurangkan
Penghasilan kena pajak
Pajak terutang (25%)
200.000
120.000
80.000
20.000
2012 2013 TotalLaporan Pajak 2011
300.000
120.000
180.000
45.000
280.000
120.000
160.000
40.000
780.000
360.000
420.000
105.000
63
Beban Pajak (PSAK)
Pajak Terutang (Fiskal)
Difference
35.000
20.000
15.000
35.000
2012
45.000
(10.000)
35.000
2013
40.000
(5.000)
105.000
Total
105.000
0
Perbandingan 2011
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun Jurnal
2011
Beban pajak tangguhan 15.000
Liabilitas pajak tangguhan 15.000
Beban pajak kini 20.000
Utang pajak kini 20.000
Saldo
Liabilitas pajak tangguhan 15.000
Utang pajak kini 20.000
Beban pajak
Beban pajak kini 15.000
Beban pajak tangguhan 20.000
35.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
64
Beban pajak (PSAK)
Pajak Terutang (Fiskal)
Difference
35.000
20.000
15.000
35.000
2012
45.000
(10.000)
35.000
2013
40.000
(5.000)
105.000
Total
105.000
0
Perbandingan 2011
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun Jurnal
2012
Liabilitas pajak tangguhan 10.000
Manfaat pajak tangguhan 10.000
Beban pajak kini 45.000
Utang pajak kini 45.000
Saldo
Liabilitas pajak tangguhan 5.000
Utang pajak kini 45.000
Beban pajak
Beban pajak kini 45.000
Manfaat pajak tangguhan (10.000)
35.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
65
Beban pajak (PSAK)
Pajak Terutang (Fiskal)
Difference
35.000
20.000
15.000
35.000
2012
45.000
(10.000)
35.000
2013
40.000
(5.000)
105.000
Total
105.000
0
Perbandingan 2011
Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan
Tahun Jurnal
2013
Liabilitas pajak tangguhan 5.000
Manfaat pajak tangguhan 5.000
Beban pajak kini 40.000
Utang pajak kini 40.000
Saldo
Liabilitas pajak tangguhan 5.000
Utang pajak kini 40.000
Beban pajak
Beban pajak kini 40.000
Manfaat pajak tangguhan (5.000)
35.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
66
Laporan Posisi Keuangan
Aset:
Liabilitas:
Equity:
Bbn pjk kini 20.000
Bbn pjk tang 15.000
Beban pajak 35.000
Income Statement
Pendapatan:
Beban:
Laba bersih
2011 2011
Pajak tangguhan 15.000
Pelaporan dalam laporan keuangan
Utang pajak 20.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
67
Ilustrasi : PT. Mawar memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar
300.000 pada akhir 2012, yang muncul karena perbedaan temporer
sebesar 1.200.000 (tarif pajak 25%). Pada akhir tahun 2013 laba
sebelum pajak 4.200.000 dan terdapat koreksi positif sehingga
penghasilan kena pajak sebesar 5.000.000.
Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar 60.000
tidak dapat dipulihkan di masa mendatang (belum termasuk
500.000).
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1
68
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1
sebelum review
Akhir 2012 Tahun 2013 Akhir 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Perbedaan temporer 1.200.000 800.000 2.000.000
Penghasilan kena pajak 5.000.000
25% 25% 25%
Pajak terutang 1.250.000
Tahun 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Pajak kini 1.250.000
Beban (manfaat) pajak
tangguhan
(200.000)
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Laba bersih 3.190.000
Beban pajak penghasilan 1.050.000
Aset pajak tangguhan 200.000
Utang pajak 1.250.000
69
Tahun 2013
Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000
Pajak kini 1.250.000
Beban (manfaat) pajak
tangguhan
(200.000)
Beban pajak penghasilan 1.110.000
Laba bersih 3.190.000
Beban pajak penghasilan 1.250.000
Utang pajak 1.250.000
Aset pajak tangguhan 200.000
Beban pajak penghasilan 200.000
Penurunan nilai aset pajak tangguhan
Beban pajak penghasilan 60.000
Aset pajak tangguhan 60.000
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 setelah review
Pajak kini 1.250.000
Pajak tangguhan (200.000)
Penilaian kembali 60.000
Total 1.110.000
70
Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar
3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi
dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut
akuntansi sebesar 800.000
2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar
dibandingkan menurut akuntansi.
3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan
menurut pajak.
Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan
dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo
aset/liabilitas pajak tangguhan.
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
71
Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013 Aset Pajak
Tangguhan
Liabilitas Pajak
Tangguhan
Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000
Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000
Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000
Perbedaan sumbangan 400.000
Total penghasilan kena pajak 3.600.000
Pajak terutang (fiskal) 900.000
Pajak tangguhan 250.000 200.000
Jurnal
Beban Pajak penghasilan kini 900.000
Aset pajak tangguhan 250.000
Manfaat pajak tangguhan 50.000 (250.000-200.000)
Utang pajak penghasilan 900.000
Liabilitas pajak tangguhan 200.000
72
ILUSTRASI
• Entitas A membeli mesin senilai 10.000 2/1/X1.
Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama
5 tahun, tanpa nilai sisa.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1
didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban
operasi selain depresiasi 2.000.
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta
jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.
73
ILUSTRASI
 Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250
AKUNTANSI
74
ILUSTRASI
 Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500
Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
PAJAK
75
ILUSTRASI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000
Pajak terutang 625 625 625 625 1.250
Perbedaan
Perbedaan laba 500 500 500 500 (2.000)
Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500)
Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 625 625 625 625 1.250
Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500)
Total beban pajak 750 750 750 750 750
76
ILUSTRASI
 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan 125
Liabilitas pajak tangguhan 125
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 500.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan menjadi tidak
ada, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 0
77
ILUSTRASI – nilai sisa
• Entitas A membeli mesin senilai 12.000 pada
2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan
selama 5 tahun, dengan nilai sisa 2000.
• Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1
didepresiasikan selama 4 tahun.
• Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban
operasi selain depresiasi 2.000.
• Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan
pada awal 20X7 dijual dengan harga 3000
• Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta
jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.
78
ILUSTRASI – nilai sisa
 Depresiasi menurut akuntansi (12.000-2000)/5=2.000
AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 1.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 2.000 2.000
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 3.750 4.500
79
ILUSTRASI – nilai sisa
 Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500
PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Keuntungan mesin 3.000
Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
Bbn Penyusutan 3.000 3.000 3.000 3.000
Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 2.000 2.000 2.000
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Penghasilan stlh pajak 1.500 1.500 1.500 1.500 3.750 3.750 6.000
80
ILUSTRASI – nilai sisa
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7
AKUNTANSI
Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000
Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500
PAJAK
Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000
Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Perbedaan
Perbedaan laba 1.000 1.000 1.000 1.000 -2.000 0 -2.000
Perbedaan pajak 250 250 250 250 -500 0 -500
Kewajiban pajak tangguhan 250 500 750 1.000 500 500 0
Beban pajak (L/R)
Beban pajak kini 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000
Beban pajak tangguhan 250 250 250 250 -500 0 -500
Total beban pajak 750 750 750 750 750 1.250 1.500
81
ILUSTRASI
 Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan 250
Liabilitas pajak tangguhan 250
 Jurnal yang dibuat pada 20X5
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500
 Jurnal yang dibuat pada 20X7
Liabilitas pajak tangguhan 500
Beban (manfaat) pajak tangguhan 500
 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 1000.
 Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan direaliasasi 500,
sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500
 Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun 2007. Pajak
mengakui keuntungan 3.000 akuntansi 1.000
82
ILUSTRASI – kerugian fiskal
• Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan
kerugian akuntansi nilainya sama).
• Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar
5.000.
• Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak
20X1 20X2 20X3 20X4
Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000
Beban pajak kini - - - *500
Beban (manfaat) pajak
tangguhan
(2.000) 500 750 750
Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250
Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750
83
• (8.000) sudah dikompensasi 2.000 dan 3.000 tersisa 3.000 20X4
• Sehingga atas 5.000 – 3.000 = 2.000 harus dibayar pajaknya
• 25% * 2.000 = 500
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan 2.000
20X2 Beban pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Beban pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
ILUSTRASI – kerugian fiskal
84
Ilustrasi – Revaluasi Aset – Tax only
 Entitas pada 1 Januari 2016 melakukan Revaluasi bangunan. Nilai tercatat fiskal
dan akuntansi 0, bangunan direvaluasi menjadi 100.000juta. Pajak yang
dibayarkan 3%.
Beban pajak 3.000
Kas 3.000
Pada tahun 2016 nilai buku fiskal dan akuntansi berbeda 100.000 sehingga
perbedaan ini akan diakui sebagai beban pajak tangguhan.
Beban pajak 3.000
Kas 3.000
Aset pajak tangguhan 25.000
Manfaat pajak tangguhan 25.000
Pada akhir tahun, aset didepresiasikan 5.000 maka akan berdampak nilai aset
pajak tangguhan berkurang. Pajak dibayarkan lebih kecil karena ada
depresiasi.
Beban pajak tangguhan 1.250
Aset pajak tangguhan 1.250
85
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Laporan posisi keuangan – aset/liabilitas pajak tangguhan
86
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain – beban pajak
penghasilan dan pajak terkait item OCI
87
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Laporan arus kas – pembayaran pajak penghasilan badan
88
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – kebijakan akuntansi
Pajak penghasilan kini dan tangguhan
Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak tersebut diakui dalam laba
rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui dalam ekuitas
atau dalam penghasilan komprehensif lain. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam
ekuitas atau penghasilan komprehensif lain.
Pajak penghasilan kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan pada tanggal
posisi keuangan.
Pajak penghasilan tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak
atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan menggunakan
tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan akan
diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat liabilitas pajak
tangguhan diselesaikan.
Aset pajak penghasilan tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena
pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang
menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang
berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan
apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama,
baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian
saldo-saldo tersebut secara neto.
89
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
90
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
91
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
92
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
93
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
94
Ilustrasi – Laporan Keuangan
 Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan
95
Pajak tangguhan Aset Tetap
• Perhitungan berdasarkan Pendekatan – posisi keuangan
• Jumlah aset tetap menurut fiskal
• Jumal aset tetap menurut akuntansi
• Selisih aset tetap tersebut akan diakui sebagai aset (liabilitas) pajak tangguhan, setelah
dikalikan dengan tariff pajak yang berlaku.
• Beban (manfaat) pajak tangguhan adalah selisih antara aset (liabiltas) pajak tangguhan awal
periode dikurangi aset (liabilitas) pajak tangguhan akhir periode
• Contoh 20X1 20X2
• Aset tetap menurut akuntansi 160.000.000 120.000.000
• Aset tetap menurut fiskal 150.000.000 100.000.000
• Selisih 10.000.000 20.000.000
• Liabilitas Pajak tangguhan (25%) 2.500.000 5.000.0000
• Beban pajak tangguhan 2.500.000 2.500.0000
96
Pajak Tangguhan Manfaat Pensiun
• Perhitungan berdasarkan Pendekatan – posisi keuangan
• Jumlah kewajiban manfaat pensiun menurut akuntansi
• Jumal kewajiban manfaat pensiun menurut fiskal 0 karena fiskal menggunakan pendekatan basis
kas
• Selisih kewajiban manfaat pensiun tersebut dikurangkan dengan item yang diakui dalam OCI –
manfaat pensiun diakui dalam laba rugi
• Contoh
• Kewajiban manfaat pensiun 100.000.000 120.000.000
• OCI 60.000.000 90.000.000
• Selisih 40.000.000 30.000.000
• Liabilitas pajak tangguhan (25%) 10.000.000 7.500.000
• Beban pajak tangguhan 2.500.000 2.500.000
• OCI 60.000.000 90.000.000
• Pajak tangguhan terkait dengan OCI 15.000.000 22.500.000
• Perubahan OCI (L/R) 60.000.000 30.000.000
• Beban pajak tangguhan OCI 15.000.000 7.500.000
97
ISAK 20: PAJAK PENGHASILAN – PERUBAHAN DALAM STATUS
PAJAK ENTITAS ATAU PARA PEMEGANG SAHAMNYA
98
PERMASALAHAN
99
• Perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya
dapat mempengaruhi liabilitas atau aset pajak kini dan liabilitas atau
aset pajak tangguhan.
• Perubaan status pajak dapat terjadi karena, misalnya entitas yang go
public, atau bila pemegang saham pengendali pindah ke luar negeri.
• ISAK 20 menjelaskan bagaimana entitas dapat memperhitungkan
konsekuensi pajak atas perubahan status pajaknya atau para
pemegang sahamnya.
99
INTERPRETASI
• Konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan atas
perubahan status pajak entitas atau para
pemegang sahamnya dikreditkan langsung atau
dibebankan sesuai dengan posnya.
• Konsekuensi pajak yang terkait dengan laporan
laba rugi dikreditkan langsung ke laporan laba rugi.
• Konsekuensi pajak yang terkait dengan
pendapatan komprehensif lainnya dikreditkan
langsung ke pendapatan komprehensif lainnya.
• Konsekuensi pajak yang terkait dengan ekuitas
dikreditkan langsung ke ekuitas.
100
Contoh
• Di Indonesia, pada tahun 2009 entitas dikenai tarif pajak 28%.
Tetapi untuk entitas yang melakukan IPO pada tahun 2009
dikenai tarif pajak 25% (harus memenuhi beberapa syarat
tertentu).
• Atas perubahan tarif pajak dari 28% ke 25% maka konsekuensi
pajaknya menjadi sbb:
101
Contoh
Laporan Laba Rugi
Ex: piutang dagang, mesin
Pendapatan komprehensif lain
Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan
pertukaran karena translasi laporan
keuangan operasional luar negeri
Ekuitas
Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba
karena perubahan akuntansi secara
restrospektif, pengakuan awal
kompenen ekuitas atas instrumen
keuangan majemuk
Tarif pajak
lama: 28%
Tarif pajak
baru: 25%
Laporan Laba Rugi
Ex: piutang dagang, mesin
Pendapatan komprehensif lain
Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan
pertukaran karena translasi laporan
keuangan operasional luar negeri
Ekuitas
Ex: penyesuaian saldo awal saldo
laba karena perubahan akuntansi
secara restrospektif, pengakuan awal
kompenen ekuitas atas instrumen
keuangan majemuk
102
TANGGAL EFEKTIF
103
• Interpretasi ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan
dianjurkan untuk melakukan penerapan dini.
• Namun untuk entitas yang melakukan kombinasi bisnis
diharuskan untuk melakukan penerapan dini.
103
PERBEDAAN AKUNTANSI DAN PAJAK
105
 Perbedaan Dasar Penilaian
Akuntansi Pajak
Menggunakan Fair Value
Asset dinilai dengan Fair Value
setiap akhir tahun buku
Menggunakan Historical Cost
Ps. 10 UU PPh:
• Harga Perolehan/Harga Beli
adalah jumlah yang
sesungguhnya
dikeluarkan/diterima.
• Apabila ada hubungan istimewa
adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan/diterima
Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan
106
 Perbedaan Prinsip Pengakuan
Akuntansi Pajak
 Memperbolehkan menggunakan
estimasi/perkiraan apabila harga
pasar tidak diperoleh (karena tidak
ada pasar aktif)
 Umumnya menggunakan Future
cash Flow dan Appropriate Risk
Adjusted Rates
 Diperbolehkan membentuk
provision dan Cadangan
 Tidak diperbolehkan membentuk
provision.
 Biaya yang dibebankan adalah biaya
yang benar-benar terjadi (sudah
terealiasasi)
 Tidak diperbolehkan membentuk
cadangan, kecuali usaha tertentu
(dfm Ps. 9 ayat (1) hrf c)
Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan
107
 Perbedaan Prinsip Reporting
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Menggunakan Mata Uang Fungsional
SAK 10
Pembukuan dapat dilakukan dengan mata
uang fungsional
Tidak diatur mengenai mata uang pelaporan
SAK ETAP, Bab 25
• Mata uang Rupiah
• Mata uang pelaporan sama dengan mata
uang pencatatan
Mata Uang Utama Rupiah
“Pembukuan atau pencatatan harus
diselenggarakan di Indonesia dengan huruf
latin, angka arab, satuan mata uang Rupiah,
dalam Bahasa Indonesia atau dalam Bahasa
Asing yang diijinkan Menteri Keuangan
(UU KUP Ps. 28 ayat (4)
.
Diperbolehkan menggunakan mata uang
fungsional Dalam Dollar DAN Bahasa Inggris
(dengan permohonan, kecuali industri K3S,
Kontrak Karya, BUT,KIK, terafiliasi langsung, dll)
Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan
108
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PSAK 13: Properti Investasi  Ps. 10, 11 UU PPh
 PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008
tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun 1994
Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan
Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan
 PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali
Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
• Revaluasi properti investasi dan
aset tetap merupakan pilihan dan
dapat dilakukan tanpa ijin
regulator
• Bisa dilakukan setiap tahun
• Revaluasi bisa per item
• .Harga perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan
• Revaluasi memerlukan persetujuan dari dirjen pajak
• Revaluasi tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat
jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali
aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan.
• Revaluasi dilakukan untuk seluruh Asset
Properti Investasi
109
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PSAK 16: Aktiva Tetap  Ps. 10, 11 UU PPh
 PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun
2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun
1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan
 PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali
Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan
 Nilai Perolehan termasuk Estimasi Awal Biaya
Restorasi/Pembongkaran
 Measurement dengan Historical atau Fair Value
(optional)
 Revaluasi per golongan (tidak perlu semua)
 Dikenal imparment
 Penyusutan dimulai saat aset siap untuk
digunakan, yaitu saat aset berada pada lokasi dan
kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan
sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen
• Nilai Perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya
dikeluarkan atau jumlah yang seharusnya dikeluarkan
dalam hal terdapat hubungan istimewa
• Historical Cost
• Revaluasi diperbolehkan untuk seluruh aktiva,
• Tidak diakui adanya impairement
• Penyusutan dimulai pada bulan dikeluarkan, untuk asset
dalam pembangunan sejak selesai pembangunan,
diperbolehkan untuk menyusutkan saat harta digunakan
dengan ijin dari DJP
Aset Tetap
110
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PSAK 30: Sewa KMK Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan
Sewa Guna Usaha (Leasing)
 Berdasarkan substansi transaski (principle
based)
 Sewa pembiayaan jika sewa tersebut
mengalihkan secara substansial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan
kepemilikan aset
 Leasee mendepresiasikan
• Berdasarkan Peraturan yang Berlaku (rule base)
dalam hal-hal tertentu
• Sewa Pembiayaan hanya untuk Usaha Sewa Guna
Usaha, dengan syarat tertentu (umur manfaat,
jumlah pembayaran lebih besar dari harga pokok
asset yang di sewa guna usaha kan)
Sewa
111
AKUNTANSI PERPAJAKAN
• PSAK 50’: Instrumen Keu.: Penyajian &
Pengungkapan
• PSAK 55: Instrumen Keu.: Pengakuan &
Pengukuran
• PP 14 Tahun 1997 : PPh Atas Penghasilan Dari Transaksi
Penjualan Saham Di Bursa Efek
• PP Nomor 16 Tahun 2009: PPh Atas Penghasilan Berupa
Bunga Obligasi
 Dibedakan jenis instrumen (trading; available for
sale; held to maturity)
 Dinilai dengan Fair Value untuk trading dan
available for sale, Historical Cost untuk Held to
Maturity
 Pengakuan Penurunan Nilai Suatu Aset Keuangan
diakui berdasar metode incurred loss atas dasar
data historis
 Mengakui adanya premiun dalam penghitungan
metode suku bunga efektif >> diamortisasi dari
aset keuangan atau kewajiban keuangan
 Keuntungan dan kerugian dari perubahan nilai
wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan
diakui pada laporan laba rugi atau laporan
perubahan ekuitas sesuai klasifikasinya
• Tidak dibedakan
• Historical Cost
• Tidak diakui penurunan nilai (kecuali bank, anjak piutang,
dengan metode allowance)
• Tidak mengenal premium (dikenai pajak final atas bunga
dan diskonto/capital gain)
• Keuntungan dan Kerugian realisasi.
• Besarnya Pajak Penghasilan dihitung dari nilai transaksi.
Pajak tidak mengakui keuntungan dan kerugian yang
disebabkan karena perubahan nilai wajar, namun dari
nilai transaksi penjualan
Instrumen Keuangan
112
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Cadangan atas Piutang:
 Pada pesetiap tanggal neraca entitas
mengevaluasi apakah terdapat bukti
objektif bahwa aset keuangan atau
kelompok aset keuangan mengalami
nurunan nilai
 Evaluasi penurunan nilai dapat
dilakukan secara individual dan kolektif
atas dasar data historis
 Penurunan
Cadangan (PMK 81/PMK.03/2009
• Cadangan untuk usaha bank diperbolehkan.
• Cadangan dihitung berdasarkan kriteria dari
Piutang (Lancar, Perhatian Khusus, Kurang
Lancar, Diragukan, Macet)
Instrumen Keuangan (contd)
113
AKUNTANSI PERPAJAKAN
Purchase Method
Pooling of Interest hanya
penggabungan usaha entitas
sepengendali
Purchase Method, Pooling of Interest
Biaya akuisisi diakui sebesar nilai
wajar asset dan kewajiban yang
diperoleh.
Biaya akuisisi diakui sebesar nilai wajar,
namun dapat menggunakan nilai buku
(pooling interest).
Biaya terkait akuisisi dibebankan pada
periode berjalan.
Biaya terkait akuisisi sebagai bagian biaya
akuisisi.
Goodwill diuji penurunan nilai setiap
akhir periode
Goodwill diamortisasi sesuai Pasal 11A
(maksimal 20 tahun)
Kombinasi Bisnis
114
AKUNTANSI PERPAJAKAN
PSAK 15 Ps. 4 ayat(1), 4 ayat (3) hrf. f , 18 UU PPh
• Pengaruh significat jika memiliki secara
langsung atau tidak langsung 20% atau lebih.
Atau apabila memenuhi indikasi yang
ditentukan sehingga dianggap memiliki
pengaruh significat.
• Diakui dengan metode ekuitas
• Deviden diakui sebagai pengurang investasi.
• Laba/Rugi entitas asosiasi diakui sebagai
penambah/pengurang investasi serta
penghasilan/kerugian
 Hubungan istimewa jika memiliki langsung atau
tidak langsung mimimal 25%, atau melalui
penguasaan management/teknologi
 Diakui sesuai historical cost.
 Laba/rugi diakui apabila ada realisasi pengalihan
 Dividen dikecualikan dari objek pajak (yg
diterima PT dalam negeri)
Investasi pada Asosiasi
115
PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
ISI KERANGKA KONSEPTUAL
PENDAHULUAN
• I Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
• II Entitas Pelapor (untuk ditambahkan)
• III Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang
Berguna
• IV Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
euangan (1994) Pengaturan yang Tersisa
BAB
TUGAS 1
TUGAS 2
Aminullah assagaf akk8 akuntansi keuangan kontemporer

More Related Content

What's hot

Perkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psapPerkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psappadlah1984
 
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI Tangerang
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI TangerangAKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI Tangerang
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI TangerangEva Hadi Yanii
 
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...Dr. Zar Rdj
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMIAngga Septiawan
 
konvergensi IFRS atas lap.keu
konvergensi  IFRS atas lap.keukonvergensi  IFRS atas lap.keu
konvergensi IFRS atas lap.keuIndra Yu
 
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanPSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanIndra Yu
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANG
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANGAkt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANG
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANGnoval dwi ridzkiana
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilansellyhood
 
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIH
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIHRAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIH
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIHrahmadina_745
 

What's hot (14)

Perkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psapPerkembangan psak sak etap dan psap
Perkembangan psak sak etap dan psap
 
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI Tangerang
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI TangerangAKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI Tangerang
AKT_Pajak,Eva Hadi Yani, Suryanih, PSAK 46, STIAMI Tangerang
 
Psak 46-pajak-penghasilan
Psak 46-pajak-penghasilanPsak 46-pajak-penghasilan
Psak 46-pajak-penghasilan
 
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...
Iai seminar seminar perkembangan standar pelaporan akuntansi keuangan di indo...
 
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMIAkt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMI
Akt_Pajak,Angga Septiawan,Suryanih,PSAK46,STIAMI
 
konvergensi IFRS atas lap.keu
konvergensi  IFRS atas lap.keukonvergensi  IFRS atas lap.keu
konvergensi IFRS atas lap.keu
 
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk6 akuntansi keuangan kontemporer
 
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilanPSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
PSAK-46-akuntansi pajak penghasilan
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
 
Sak etap-unsera
Sak etap-unseraSak etap-unsera
Sak etap-unsera
 
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANG
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANGAkt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANG
Akt Pajak,Noval Dwi Ridzkiana,Suryanih,PSAK 46, ISTITUT STIAMI TANGERANG
 
Psak 46
Psak 46Psak 46
Psak 46
 
Akuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilanAkuntansi pajak penghasilan
Akuntansi pajak penghasilan
 
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIH
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIHRAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIH
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, STIAMI_SURYANIH
 

Similar to Aminullah assagaf akk8 akuntansi keuangan kontemporer

Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptx
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptxPerkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptx
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptxajimaulana33
 
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah Assagaf
 
7. PSAK 46 .pptx
7. PSAK 46 .pptx7. PSAK 46 .pptx
7. PSAK 46 .pptxEllaYolla
 
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxPerpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxaryaastaeka
 
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxPerpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxaryaastaeka
 
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerang
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota TangerangRahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerang
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerangrahmadina_745
 
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerang
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota TangerangAkt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerang
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerangrahmadina_745
 
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANG
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANGRAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANG
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANGrahmadina_745
 
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptx
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptxCA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptx
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptxFahriAiril
 

Similar to Aminullah assagaf akk8 akuntansi keuangan kontemporer (20)

Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk12 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk3 (final) akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk5 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk7 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk9 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk2 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk11 akuntansi keuangan kontemporer
 
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptx
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptxPerkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptx
Perkembangan-PSAK-16112017-singkat.pptx
 
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk13 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk4 akuntansi keuangan kontemporer
 
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporerAminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporer
Aminullah assagaf akk1 (final) akuntansi keuangan kontemporer
 
PSAK Tahun 2022.pdf
PSAK Tahun 2022.pdfPSAK Tahun 2022.pdf
PSAK Tahun 2022.pdf
 
7. PSAK 46 .pptx
7. PSAK 46 .pptx7. PSAK 46 .pptx
7. PSAK 46 .pptx
 
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxPerpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
 
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptxPerpajakan-2-Overview-14092020.pptx
Perpajakan-2-Overview-14092020.pptx
 
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerang
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota TangerangRahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerang
Rahmadina(Rahma),Akt_Pajak,PSAK 46,Suryanih,Stiami Kota Tangerang
 
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerang
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota TangerangAkt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerang
Akt_pajak,Rahmadina,PSAK 46,Suryanih,STIAMI Kota Tangerang
 
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANG
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANGRAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANG
RAHMADINA, PSAK 46, Akuntansi Pajak, Suryanih, STIAMI KOTA TANGERANG
 
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptx
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptxCA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptx
CA-Review-Pertemuan-1-10092015.pptx
 

More from Aminullah Assagaf

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf
 

More from Aminullah Assagaf (20)

Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 22_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdfAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pdf
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptxAminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 21_11 April 2024.pptx
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 20_10 April 2024_Inc. Data panel & Perbandi...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
Aminullah Assagaf_Regresi Lengkap 19_8 Nov 2023_Inc. Data panel & Perbandinga...
 
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K12-14_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K10-11_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.pptAminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
Aminullah Assagaf_K6-7_29 Oktober 2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K8-9_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].pptAminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
Aminullah Assagaf_K4-5_Manj Oprs dan Prod_2021 [Autosaved].ppt
 
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.pptAminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
Aminullah Assagaf_K1-3_Manj Oprs dan Prod_2024.ppt
 
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptxAminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
Aminullah Assagaf_P7-Ch.9_Project management-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptxAminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
Aminullah Assagaf_P6-Ch.8_Human resources-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptxAminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
Aminullah Assagaf_P5-Ch.7_Capacity and Facility_32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptxAminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
Aminullah Assagaf_P4-Ch.6_Processes and technology-32.pptx
 
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptxAminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
Aminullah Assagaf_P3-Ch.4-5_Product Design & Srvice Design.pptx
 
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptxAminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
Aminullah Assagaf_P2-Ch.2-3_Operations Strategy & Qualittty Mangt.pptx
 

Recently uploaded

Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa PemrogramanSaeranSaeran1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxDewiUmbar
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2RezaWahyuni6
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxRezaWahyuni6
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungSemediGiri2
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 

Recently uploaded (20)

Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa  PemrogramanMateri Bab 6 Algoritma dan bahasa  Pemrograman
Materi Bab 6 Algoritma dan bahasa Pemrograman
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
Materi Pertemuan 2.pptxMateri Pertemuan 2
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 

Aminullah assagaf akk8 akuntansi keuangan kontemporer

  • 1.
  • 2. References • Taufiq Choudhry and Jacek Mizerka. 2016. Contemporary Trend in Accounting, Finance and Financial Institution. Springer, Switzerland. • Michael Rankinn, et al. 2012. Contemporary Issue in Accounting. John Wiley and Sons, Australia. • Elaine Conway and Darren Birne. 2018. Contemporary Issues in Accounting. Palgrave, Macmillan. • Paul Rosenfield. 2006. Contemporary Issues in Financial Reporting. Routledge, Londen. • PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAP, dll.
  • 4. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER 1. Standar akuntansi yang berlaku di dunia, standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan penerapannya dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia: Standar Akuntansi di dunia dan di Indonesia  Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia dan IFRS  PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP:  Perbedaan pengguna  Komponen standar  Perbedaan pokok. Ref: PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP 2. Kerangka Konseptual menurut standar akuntansi: Definisi dan kegunaan kerangka konseptual  KK PSAK  KK SAK ETAP, EMKM  KK SAK Syariah  Aplikasi penerapan KK. Ref: Kerangka Konseptual PSAK, ETAP, EMKM, Syariah 3. Komponen dan jenis laporan keuangan: Penyajian Laporan Keuangan  Laporan Arus Kas  Laporan Keuangan Interim  Laporan Keuangan Konsolidasian  Laporan Keuangan Tersendiri  Laporan segmen  Ilustrasi laporan keuangan. Ref: PSAK 1, PSAK 2 PSAK 3 PSAK 65 PSAK 4 PSAK 5 4. Penerapan standar akuntansi atas persediaan, property investasi dan aset biologis: Akuntansi Persediaan  Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur  Konsep nilai wajar  Aplikasi penerapan standar dalam LK Ref: PSAK 14, PSAK 69 PSAK 68
  • 5. 5. Penerapan standar akuntansi atas aset tetap dan aset tak berwujud :Akuntansi Properti Investasi  Akuntansi Aset Tetap . Akuntansi Aset Tak Berwujud  Aplikasi penerapan standar dalam LK. Ref: PSAK 13 PSAK 16 PSAK 19 PSAK 69 6. Penerapan standar akuntansi impairment dan akuntansi aset tersedia untuk dijual: Konsep umum impairment  Impairment aset tetap dan goodwill  Aset tidak lancar tersedia untuk dijual  Aplikasi penerapan standar dalam LK. Ref: PSAK 48 PSAK 58 7. Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain dan pengungkapan transaksi berelasi: Investasi dalam lingkup instrumen keuangan  Investasi dalam asosiasi  Kombinasi Bisnis  Pengaturan Bersama  Restrukturisasi Entitas Sepengendali  Pengungkapan investasi pada entitas lain  Pengungkapan pihak Berelasi  Aplikasi penerapan standar dalam LK. Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7 8. Akuntansi pajak penghasilan dan perbedaan akuntansi & pajak : Akuntansi pajak penghasilan  Perbedaan pengakuan dan pengukuran akuntansi dan pajak  Akuntansi atas aset dan liabilitas pengampnan pajak  Revaluasi menurut akuntansi dan pajak  Aplikasi penerapan standar dalam LK. Ref: PSAK 46 PSAK 70 Bultek 11 9. Imbalan kerja, provisi dan kontijensi, kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, kesalahan dan peristiwa setelah tanggal pelaporan:  Imbalan kerja  Provisi  Kontijensi  Kebijakan akuntansi  Perubahan kebijakan akuntansi  Perubahan estimas  Kesalahan / error. Peristiwa setelah tanggal pelaporan. Ref: PSAK 25 PSAK 24 PSAK 57 PSAK 8
  • 6. 10. Akuntansi instrumen keuangan : Definisi instrumen keuangan  Jenis instrumen keuangan  Pengungkapan instrumen keuangan  Klasifikasi instrumen keuangan  Pengakuan awal  Penghentian pengakuan  Penurunan nilai. Ref: PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 PSAK 71. 11. Konsep akuntansi selisih kurs, derivatif dan akuntansi lindung nilai :  Mata uang fungsional  Pengukuran dan penyajian transaksi dalam mata asing  Translasi laporan keuangan  Transaksi derivative  Akuntansi Lindung nilai. Ref: PSAK 10 PSAK 55 PSAK 71. 12. Akuntansi pendapatan dari kontrak pelanggan: Tahapan pengakuan pendapatan dari pelanggan  Kontrak, Modifikasi  Kewajiban penyelesaian  Nilai transaksi dan Alokasi nilai transaksi  Pengakuan pendapatan  Aplikasi penerapan Standar dalam LK. Ref: PSAK 72. 13. Akuntansi sewa : Definisi kontrak sewa  Akuntansi Penyewa  Akuntansi Pesewa  Aplikasi penerapan Standar dalam LK. Ref: PSAK 73. 14. Akuntansi Syariah :  Konsep Akuntansi Syariah  Laporan Keuangan Syariah  Transaksi Syariah: Mudhorobah, Murabahah, Musyarokah, Salam, Istisna, Ijarah. Asuransi Syariah  Wakaf  Aplikasi penerapan Standar dalam LK - Ref: SAK Syariah
  • 7. Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain dan pengungkapan transaksi berelasi:  Investasi dalam lingkup instrumen keuangan  Investasi dalam asosiasi  Kombinasi Bisnis  Pengaturan Bersama  Restrukturisasi Entitas Sepengendali  Pengungkapan investasi pada entitas lain  Pengungkapan pihak Berelasi  Aplikasi penerapan standar dalam LK. Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7
  • 9. Agenda Pajak dalam Perusahaan Akuntansi Pajak Penghasilan Ilustrasi 9
  • 10. PENTINGNYA PAJAK  Membayar pajak kewajiban perusahaan  Transaksi akuntansi, terkait dengan kewajiban pajak • Penjualan • Pembayaran gaji • Pembayaran sewa • Penerimaan pendapatan jasa?  Pos laporan keuangan terkait pajak • Beban pajak penghasilan • Utang pajak penghasilan / pajak dibayar dimuka • Aset dan liabilitas pajak tangguhan  Pengungkapan dalam laporan keuangan? • Catatan atas laporan keuangan  koreksi fiskal 10
  • 11. Pajak dalam Laporan Keuangan  Arus kas  Laporan laba rugi  Laporan posisi keuangan 11
  • 12. Pajak dalam Laporan Keuangan  Catatan atas Laporan keuangan 12
  • 14. Definisi Pajak • Dipungut berdasarkan undang-undang • Tidak menunjukkan adanya kontraprestasi • Dipungut negara baik pemerintah pusat dan daerah • Diperuntukkan pengeluaran pemerintah  public investment • Mempunyai tujuan lain  reguler 14
  • 15. Merupakan setiap tambahan kemampuan ekonomis yang: - Diterima atau diperoleh wajib pajak. - Berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia. - Dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak. Definisi Penghasilan Pasal 4 Ayat (1) Dengan nama dan dalam bentuk apapun 15
  • 16. Badan SPT Pajak Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang 1thn fiskal Kredit pajak • Angsuran pajak (PPh25) • Dipotong pihak lain (22,23) • Pajak luar negeri (24) Pajak kurang/lebih bayar (29/28 Pajak Perusahaan Memotong PPh 21 atas gaji Dipotong Pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan PPN atas penyerahan barang/jasaBeban: PBB, Meterai BPHTB, Pajak Daerah Setor Kas negara Lapor KPP PSAK 46 Pajak atas Laba Perusahaan 16
  • 17. PAJAK dalam Perusahaan  Pajak atas Penghasilan Perusahaan • Dipotong oleh pihak lain (final, tidak final, 22, 23) • Dibayar langsung oleh perusahaan : • Angsuran pajak (PPh 25) • Pembayaran pajak akhir tahun (PPh 28/29) • Laporan laba rugi akan mempengaruhi jumlah beban pajak dan di Neraca  utang pajak / pajak dibayar dimuka  Kewajiban memotong pajak pihak lain (with holding tax) • Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (21, 23, 26) • PPN  pajak atas penyerahan barang / jasa kena pajak • Tidak muncul dalam laporan laba rugi, tetapi di Neraca sebagai utang atau pajak dibayar dimuka  Pajak Lainnya • PBB, pajak daerah, PPnBM  beban • Pajak atas pengalihan hak atas tanah dan bangunan (BPHTP) • Pajak Daerah • Bea Materai 17
  • 18. Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1 PSAK Undang-Undang AKUNTANSI PAJAK PERBEDAAN Permanen Temporer Pajak Tangguhan:  Aset / Liabilitas  Beban/Pendapatan BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau Tax Avoidance 18
  • 19. Trade off Akuntansi dan Pajak  Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan menyebabkan pajak yang harus dibayarkan besar  beban perusahaan besar.  Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan menyebabkan laba yang dilaporkan besar  nilai perusahaan menjadi tinggi  Trade off : jika laba besar, perusahaan harus menanggung beban pajak yang semakin besar  Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan terbuka, karena kepentingan pemegang saham menginginkan laba yang tinggi  sehingga pajak tidak dapat dikecilkan. 19
  • 20. PSAK 46 Akuntansi Pajak Penghasilan • Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax mengatur - beban pajak penghasilan dan pajak tangguhan • Sebelum PSAK 46: • Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal  SAK ETAP • PSAK 46 1997 (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed) • Beban pajak : kini dan tangguhan • Aktiva / kewajiban pajak tangguhan • PSAK 46 Revisi 2010 - • Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi • Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak final, SKP • PSAK 46 Revisi 2014 – Effektif 2015 • pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan • ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi • PSAK 46 Revisi 2016 – Effektif 2017 • Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi 20
  • 21. Tujuan PSAK 46 • Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan • Bagaimana mmenghitung konsekuensi pajak : • pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas. • transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan entitas. • Mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut. • Pengakuan aset atau liabilitas  entitas akan memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat tersebut ddengan pembayaran pajak di masa depan lebih besar / lebih kecil Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. 21
  • 22. Ruang Lingkup PSAK 46 • Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan. • Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri maupun luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak. • Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi kepada entitas pelapor. • Tidak berlaku pada : • Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi. Namun, • Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan dari hibah tersebut atau kredit pajak investasi. 22
  • 23. Definisi • Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya: a) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; b) akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan c) akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan. • Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Laba Pajak > Laba Akuntansi Ner Aset fiskal > Net Aset Akuntansi Laba Pajak < Laba Akuntansi Ner Aset fiskal < Net Aset Akuntansi 23
  • 24. Definisi • Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi • Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas untuk tujuan pajak • Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. • Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi). • Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas. 24
  • 25. Definisi • Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode. Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan • Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa: • Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan. • Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan. 25
  • 26. Dasar Pengenaan Pajak • Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan, untuk tujuan pajak,  Biaya perolehan mesin 400. Untuk tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan sebesar 80. Dasar pengenaan pajak mesin adalah 320.  Piutang bunga memiliki jumlah tercatat 100. Penerimaan bunga dikenakan pajak dengan dasar kas. Dasar pengenaan pajak pendapatan bunga adalah nihil.  Piutang usaha memiliki jumlah tercatat 300. Pendapatan usaha terkait sudah termasuk dalam laba kena pajak. Dasar pengenaan pajak piutang usaha adalah 300.  Jumlah tercatat piutang dividen dari entitas anak 200. Dividen bukan obyek pajak. Secara substansi jumlah tercatat ast dikuangkan terhadap manfaat ekonomi. Dasar pengenaan pajak piutang dividen adalah 200.  Piutang pinjaman 200jutaPembayaran kembali tidak mempunyai konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak piutang pinjaman adalah 200 juta. 26
  • 27. Dasar Pengenaan Pajak • Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi dengan jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan.  Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus dibayar sebesar 100. Beban terkait akan dikurangkan untuk tujuan pajak dengan dasar kas. DPP beban yang masih harus dibayar adalah nihil.  Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus dibayar sebesar 100. Beban tersebut telah dikurangkan untuk tujuan pajak. Dasar pengenaan pajak atas beban yang masih harus dibayar adalah 100.  Jumlah tercatat utang sebesar 100. Pelunasan utang tersebut tidak mempunyai konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak atas utang adalah 100. 27
  • 28. DPP - konsolidasi • Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan temporer ditentukan dengan membandingkan nilai tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan konsolidasi dengan DPP-nya. • Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi, dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi. • Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat SPT konsolidasi. 28
  • 29. Pengakuan pajak kini • Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. • Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai aset. • Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. • Beban Pajak Kini • Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28) • Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29) • Kompensasi kerugian yang dapat digunakan untuk memulihkan pajak = aset 29
  • 30. Pajak kini • Pajak kini = semua pajak terutang atas penghasilan yang diakui perusahaan pada periode tersebut: • Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas laba dari induk perusahaan • Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final • Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas • Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak dapat dikreditkan 30
  • 31. Perbedaan Temporer Kena Pajak • Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari: • pengakuan awal goodwill; atau • pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang: • bukan transaksi kombinasi bisnis; dan • pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi pajak). • Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan paragraf 39. 31
  • 32. Perbedaan Temporer Kena Pajak • Biaya perolehan aset 150, memiliki jumlah tercatat 100. Akumulasi penyusutan untuk tujuan pajak adalah 90 dan tarif pajak 25%. • Dasar pengenaan pajak aset adalah 60 (150 - 90). • Untuk memulihkan jumlah tercatat 100, maka entitas harus memperoleh laba kena pajak sebesar 100, tetapi hanya mampu mengurangi penyusutan pajak sebesar 60. • Akibatnya, entitas akan membayar pajak penghasilan sebesar 10 (40 x 25%) apabila dapat memulihkan jumlah tercatat aset. • Perbedaan antara jumlah tercatat sebesar 100 dan dasar pengenaan pajak sebesar 60 adalah perbedaan temporer kena pajak sebesar 40. • Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 10 (40 x 25%) menggantikan pajak penghasilan yang akan dibayarkan apabila dapat memulihkan jumlah tercatat aset tersebut. 32
  • 33. Perbedaan Temporer • Pendapatan bunga termasuk dalam laba akuntansi dalam dasar proporsi waktu tapi mungkin saja pendapatan bunga dihitung dalam laba kena pajak ketika kas diterima. • Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan pajak berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi. Perbedaan temporernya adalah selisih antara jumlah tercatat aset dan DPP • Biaya pengembangan dapat dikapitalisasi dalam akuntansi, tetapi untuk penentuan laba kena pajak, biaya pengembangan dikurangkan dalam menentukan laba kena pajak pada periode saat terjadinya. 33
  • 34. Kombinasi Bisnis • Dengan pengecualian terbatas, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih dalam kombinasi bisnis diakui dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. • Perbedaan temporer timbul apabila dasar pengenaan pajak aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih tidak terpengaruh oleh kombinasi bisnis atau terpengaruh dengan cara berbeda. • Misalnya, apabila jumlah tercatat aset disesuaikan ke nilai wajarnya tetapi dasar pengenaan pajak aset tersebut tetap sebesar harga perolehan sebelumnya, maka timbul perbedaan temporer yang mengakibatkan timbulnya liabilitas pajak tangguhan. 34
  • 35. Aset tercatat pada Nilai Wajar • PSAK mengizinkan atau menetapkan aset tertentu dicatat pada nilai wajar atau dinilai kembali. • Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali mempengaruhi laba kena pajak (rugi pajak) untuk periode kini DPP aset disesuaikan sehingga tidak ada perbedaan temporer. • Apabila revaluasi atau penyajian kembali aset tidak mempengaruhi laba kena pajak, DPP aset tidak disesuaikan sehingga terdapat perbedaan temporer. • Pemulihan jumlah tercatat di masa depan akan menghasilkan aliran manfaat ekonomi kena pajak. • Perbedaan antara jumlah tercatat aset yang telah dinilai kembali dan dasar pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan, walaupun : • Entitas tidak bermaksud melepaskan aset, terpulihkan melalui penggunaan atau • pajak atas capital gain ditangguhkan jika hasil pelepasan diinvestasikan pada ast serupa 35
  • 36. Goodwill • Apabila jumlah tercatat goodwill yang timbul pada transaksi kombinasi bisnis lebih rendah daripada dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut menimbulkan aset pajak tangguhan. • Aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari pengakuan awal goodwill diakui sebagai bagian akuntansi atas kombinasi bisnis sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan. 36
  • 37. Goodwill • Kombinasi bisnis suatu entitas mengakui goodwill sebesar Rp10.000 yang memiliki dasar pengenaan pajak nihil. • Entitas tidak boleh mengakui liabilitas pajak tangguhan yang dihasilkan (15a). • Jika entitas selanjutnya mengakui kerugian penurunan Rp2.000 atas goodwill tersebut, maka jumlah perbedaan temporer kena pajak berkaitan pada goodwill berkurang dari Rp10.000 menjadi Rp8.000, dengan menimbulkan penurunan pada nilai liabilitas pajak tangguhan yang tidak diakui. • Penurunan pada nilai tersebut dianggap berkaitan dengan pengakuan awal goodwill sehingga tidak dapat diakui 37
  • 38. Pengakuan Awal –Aset dan Liabilitas • Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal suatu aset atau liabilitas. Sebagian atau seluruh biaya perolehan suatu aset tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. • Metode akuntansi untuk perbedaan temporer tersebut, bergantung dari sifat transaksi yang menyebabkan dilakukannya pengakuan awal aset atau liabilitas. • Dalam kombinasi bisnis  liabilitas dan aset terkait dengan goodwill atau keuntungan pembelian diskon. • Aset yang menurut tujuan pajak depresiasinya tidak dapat dilakukan. Capital gain dan loss juga tidak diakui menurut pajak  tidak ada pengakuan pajak tangguhan. 38
  • 39. Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan • Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang: • bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan • pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba kena pajak (rugi pajak) • Akan tetapi, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta ventura bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan cara khusus. (par 44) 39
  • 40. Contoh Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan • Entitas mengakui liabilitas 100 untuk biaya garansi produk yang masih harus dibayar. Untuk tujuan pajak, maka biaya garansi produk tidak akan dikurangkan hingga entitas membayar klaim. Tarif pajak 25%. • DPP liabilitas adalah nihil • Dalam pelunasan liabilitas atas jumlah tercatat, maka entitas akan mengurangi laba kena pajak masa depan dengan jumlah 100 dan akibatnya mengurangi pembayaran pajak masa depan sebesar 25 (100 x 25%). • Selisih antara jumlah tercatat 100 dan dasar pengenaan pajak nihil merupakan perbedaan temporer yang dikurangkan sebesar 100. • Oleh karena itu, entitas mengakui aset pajak tangguhan sebesar 25 (100 x 25%), kemungkinan bahwa entitas menghasilkan laba kena pajak yang mencukupi pada periode masa depan untuk memanfaatkan dari pengurangan pembayaran pajak. 40
  • 41. Perbedaan Temporer dapat dikurangkan • biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba akuntansi sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut baru dapat dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat iuran atau manfaat pensiun tersebut dibayar oleh entitas. • biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada periode saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan dalam menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode selanjutnya. • dengan beberapa pengecualian, maka entitas mengakui aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis pada nilai wajar saat tanggal perolehan. Liabilitas diakui tetapi biaya baru dapat dikurangkan di masa depan untuk tujuan pajak. • aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali tanpa penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak 41
  • 42. Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum Dimanfaatkan (Unused Tax Credits) • Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. • Pertimbangan laba kena pajak memadai ?? • Otoritas pajak yang sama • Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa • Rugi karena kasus tidak berulang • Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan 42
  • 43. Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan Tidak Diakui • Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali aset pajak tangguhan. • Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dipulihkan. • Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan 43
  • 44. Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama • Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang, dan asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi berikut telah terpenuhi: • entitas induk, investor atau venturer mampu mengendalikan waktu pemulihan perbedaan temporer; dan • kemungkinkan besar perbedaan temporer akan terpulihkan di masa depan yang dapat diperkirakan. 44
  • 45. • Entitas harus mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer dapat dikurangkan yang ditimbulkan dari entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya sepanjang kemungkinan besar terjadi: • perbedaan temporer akan terpulihkan pada masa depan yang dapat diperkirakan; dan • laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan. Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama 45
  • 46. Pengukuran • Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan. • Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan. Perubahan Tarif 46
  • 47. Pengukuran - contoh • Jumlah tercatat aset adalah 100 dan dasar pengenaan pajak sebesar 60. Tarif pajak 20% akan diterapkan jika aset terjual dan tarif pajak 30% akan diterapkan pada penghasilan lain. • Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 8 (40 x 20%) jika diharapkan untuk menjual aset tanpa penggunaan lebih lanjut dan liabilitas pajak tangguhan sebesar 12 (40 x 30%) apabila entitas masih tetap memakai aset dan memulihkan jumlah tercatatnya melalui pemakaian 47
  • 48. Pengukuran - contoh • Biaya perolehan aset 100 dan jumlah tercatat sebesar 80 serta dinilai kembali menjadi 150. Tidak ada penyesuaian ekuivalen dibuat untuk tujuan pajak. Akumulasi penyusutan untuk tujuan pajak adalah 30 dan tarif pajak 30%. • DPP aset adalah 70 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak 80. • Jika entitas berharap untuk memulihkan jumlah tercatat dengan menggunakan aset, terdapat liabilitas pajak tangguhan sebesar 24 (80 x 30%). • Jika entitas berharap memulihkan jumlah tercatat dengan menjual aset secara cepat untuk pendapatan sebesar 150, maka liabilitas pajak tangguhan diperhitungkan sebagai berikut: Perbedaan Tarif Pajak Liabilitas Penyusutan pajak kumulatif 30 30% 9 Pendapatan melebihi biaya 50 nol - Total 80 9 48
  • 49. Pos diakui dalam Laporan Laba Rugi • Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi, kecuali apabila pajak penghasilan yang berasal dari: • suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang sama atau berbeda, di luar laporan laba rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung dalam ekuitas. Atau • kombinasi bisnis 49
  • 50. Pos diakui di Luar Laporan Laba Rugi • Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi apabila pajak terkait pada pos-pos tersebut pada periode yang sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui: • dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada pendapatan komprehensif lain. • langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas. 50
  • 51. Penyajian • Saling hapus • Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas: • Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan • Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. • Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: • entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan • aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara bersama 51
  • 52. Beban Pajak – Laba Rugi Aktivitas Normal • Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi komprehensif. • Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan laporan laba rugi secara terpisah, maka beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada laporan keuangan disajikan terpisah. 52
  • 53. Selisih Kurs • PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing mensyaratkan selisih kurs (exchange difference) tertentu diakui sebagai pendapatan atau beban, namun Pernyataan tersebut tidak mengatur spesifik apakah selisih kurs harus disajikan pada laporan laba rugi komprehensif. • Selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari penjabaran laporan keuangan entitas asing boleh dikelompokkan ke beban (penghasilan) pajak tangguhan, jika penyajian seperti itu dianggap paling bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan. 53
  • 54. Pengungkapan • Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah : • beban (penghasilan) pajak kini; • Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya; • jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya; • jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru; • jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini; • jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan; • Dll. 54
  • 55. Pengungkapan • Hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah: • Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas; • jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain • penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan laba • rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku • rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya; • jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan pada laporan keuangan; • jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada entitas anak, cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas liabilitas pajak tangguhan yang belum diakui (lihat paragraf 40); • dll 55
  • 56. Dasar Kesimpulan Pajak Penghasilan Final dihapuskan – REVISI EFF 1 JAN 2015 • PSAK 46 menghilangkan pengakuran tentang pajak final dan pengaturan hal khusus untuk menyelaraskan dengan IAS 12 Income Taxes. • Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas. • Pajak final dikenakan atas nilai brutonya dan akan dikenakan atas transaksi walaupun entitas mengalami kerugian. • Pajak final sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia tidak termasuk dalam lingkup PSAK 46 • Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. • Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. • Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar. • Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang masih harus dibayar. 56
  • 57. Perlakuan Pajak Penghasilan Final REVISI EFF 1 JAN 2015 • Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan) merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak atas penghasilan bukan atas pendapatan. • Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46 • Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk ruang lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban pajak penghasilan  basic conclusion IASB • Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai beban pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban. • Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang dikenakan atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung dengan cara berbeda. – (opini) 57
  • 58. Amandemen 2017 • Eksistensi perbedaan temporer dapat dikurangkan (26(d)) • Menambahkan contoh ilustrasi untuk menglarifikasi bahwa perbedaan temporer dapat dikurangkan timbul ketika jumlah tercatat aset instrumen utang yang diukur pada nilai wajar dan nilai wajar tersebut lebih kecil dari dasar pengenaan pajaknya, tanpa mempertimbangkan apakah entitas memperkirakan untuk memulihkan jumlah tercatat instrumen utang melalui penjualan atau penggunaan, misalnya dengan memiliki dan menerima arus kas kontraktual, atau gabungan keduanya. 58
  • 59. Amandemen 2017 • Penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan (27A) • untuk menentukan apakah laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat dimanfaatkan, maka penilaian perbedaan temporer yang dapat dikurangkan tersebut dilakukan sesuai dengan peraturan pajak. 59
  • 60. Amandemen 2017 • Pengaruh aset pajak tangguhan terhadap laba kena pajak masa depan (29(a(i)) • Menambahkan bahwa pengurangan pajak yang berasal dari pembalikan aset pajak tangguhan dikecualikan dari estimasi laba kena pajak masa depan. Lalu entitas membandingkan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dengan estimasi laba kena pajak masa depan yang tidak mencakup pengurangan pajak yang dihasilkan dari pembalikan aset pajak tangguhan tersebut untuk menilai apakah entitas memiliki laba kena pajak masa depan yang memadai. • Pemulihan aset yang melebihi jumlah tercatatnya (29A) • Estimasi atas kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup pemulihan beberapa aset entitas melebihi jumlah tercatatnya jika terdapat bukti yang memadai bahwa kemungkinan besar entitas akan mencapai hal tersebut. 60
  • 61. Pajak kini • Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah dipotong oleh pihak lain adalah: • PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di perusahaan. • PPh final sebesar 60 juta, • PPh 23 tidak final sebesar 120 juta • PPh 24 sebesar 200 juta • PPh 25 sebesar 500 juta • PPh 22 sebesar 100 juta • Pajak kini anak perusahaan 300 juta Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka. Beban pajak 1.000 jt Pajak dibayar dimuka PPh 22 100 Pajak dibayar dimuka PPh 23 120 Pajak dibayar dimuka PPh 24 125 Pajak dibayar dimuka PPh 25 500 Utang PPh 29 155 Beban pajak 135 jt Pajak dibayar dimuka PPh final 60 Pajak dibayar dimuka PPh 24 75 PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta Kredit PPh 22 100 jt Kredit PPh 23 120 jt Kredit PPh 24 125 jt Pph 25 500 jt PPh 29 sebesar 155 jt Beban pajak kini parent : 1.135 = (1.000 + 60 + 75) Beban Pajak kini konsolidasian = 1135 + 300 = 1.435 juta 61
  • 62. Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000 dan 280.000. Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan? Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 62
  • 63. Pendapatan Beban Laba sebelum pajak Pajak Penghasilan (25%) 260.000 120.000 140.000 35.000 2012 2013 TotalLaporan Keuangan 2011 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 260.000 120.000 140.000 35.000 260.000 120.000 140.000 35.000 780.000 360.000 420.000 105.000 Penghasilan Beban yang boleh dikurangkan Penghasilan kena pajak Pajak terutang (25%) 200.000 120.000 80.000 20.000 2012 2013 TotalLaporan Pajak 2011 300.000 120.000 180.000 45.000 280.000 120.000 160.000 40.000 780.000 360.000 420.000 105.000 63
  • 64. Beban Pajak (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal) Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0 Perbandingan 2011 Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan Tahun Jurnal 2011 Beban pajak tangguhan 15.000 Liabilitas pajak tangguhan 15.000 Beban pajak kini 20.000 Utang pajak kini 20.000 Saldo Liabilitas pajak tangguhan 15.000 Utang pajak kini 20.000 Beban pajak Beban pajak kini 15.000 Beban pajak tangguhan 20.000 35.000 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 64
  • 65. Beban pajak (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal) Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0 Perbandingan 2011 Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan Tahun Jurnal 2012 Liabilitas pajak tangguhan 10.000 Manfaat pajak tangguhan 10.000 Beban pajak kini 45.000 Utang pajak kini 45.000 Saldo Liabilitas pajak tangguhan 5.000 Utang pajak kini 45.000 Beban pajak Beban pajak kini 45.000 Manfaat pajak tangguhan (10.000) 35.000 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 65
  • 66. Beban pajak (PSAK) Pajak Terutang (Fiskal) Difference 35.000 20.000 15.000 35.000 2012 45.000 (10.000) 35.000 2013 40.000 (5.000) 105.000 Total 105.000 0 Perbandingan 2011 Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan Tahun Jurnal 2013 Liabilitas pajak tangguhan 5.000 Manfaat pajak tangguhan 5.000 Beban pajak kini 40.000 Utang pajak kini 40.000 Saldo Liabilitas pajak tangguhan 5.000 Utang pajak kini 40.000 Beban pajak Beban pajak kini 40.000 Manfaat pajak tangguhan (5.000) 35.000 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 66
  • 67. Laporan Posisi Keuangan Aset: Liabilitas: Equity: Bbn pjk kini 20.000 Bbn pjk tang 15.000 Beban pajak 35.000 Income Statement Pendapatan: Beban: Laba bersih 2011 2011 Pajak tangguhan 15.000 Pelaporan dalam laporan keuangan Utang pajak 20.000 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1 67
  • 68. Ilustrasi : PT. Mawar memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar 300.000 pada akhir 2012, yang muncul karena perbedaan temporer sebesar 1.200.000 (tarif pajak 25%). Pada akhir tahun 2013 laba sebelum pajak 4.200.000 dan terdapat koreksi positif sehingga penghasilan kena pajak sebesar 5.000.000. Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar 60.000 tidak dapat dipulihkan di masa mendatang (belum termasuk 500.000). Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 68
  • 69. Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 sebelum review Akhir 2012 Tahun 2013 Akhir 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Perbedaan temporer 1.200.000 800.000 2.000.000 Penghasilan kena pajak 5.000.000 25% 25% 25% Pajak terutang 1.250.000 Tahun 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Pajak kini 1.250.000 Beban (manfaat) pajak tangguhan (200.000) Beban pajak penghasilan 1.050.000 Laba bersih 3.190.000 Beban pajak penghasilan 1.050.000 Aset pajak tangguhan 200.000 Utang pajak 1.250.000 69
  • 70. Tahun 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) 4.200.000 Pajak kini 1.250.000 Beban (manfaat) pajak tangguhan (200.000) Beban pajak penghasilan 1.110.000 Laba bersih 3.190.000 Beban pajak penghasilan 1.250.000 Utang pajak 1.250.000 Aset pajak tangguhan 200.000 Beban pajak penghasilan 200.000 Penurunan nilai aset pajak tangguhan Beban pajak penghasilan 60.000 Aset pajak tangguhan 60.000 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 setelah review Pajak kini 1.250.000 Pajak tangguhan (200.000) Penilaian kembali 60.000 Total 1.110.000 70
  • 71. Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar 3.000.000 pada tahun 2013. Terdapat perbedaan antara akuntansi dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut: 1. Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi sebesar 800.000 2. Pendapatan sewa mesin menurut pajak 1.000.000 lebih besar dibandingkan menurut akuntansi. 3. Beban sumbangan sebesar 400.000 tidak diperkenankan menurut pajak. Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo aset/liabilitas pajak tangguhan. Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer 71
  • 72. Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer 2013 Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan Laba sebelum pajak (PSAK) 3.000.000 Perbedaan depresiasi (800.000) 800.000 Perbedaan pendapatan sewa 1.000.000 1.000.000 Perbedaan sumbangan 400.000 Total penghasilan kena pajak 3.600.000 Pajak terutang (fiskal) 900.000 Pajak tangguhan 250.000 200.000 Jurnal Beban Pajak penghasilan kini 900.000 Aset pajak tangguhan 250.000 Manfaat pajak tangguhan 50.000 (250.000-200.000) Utang pajak penghasilan 900.000 Liabilitas pajak tangguhan 200.000 72
  • 73. ILUSTRASI • Entitas A membeli mesin senilai 10.000 2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, tanpa nilai sisa. • Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun. • Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi selain depresiasi 2.000. • Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini. 73
  • 74. ILUSTRASI  Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 AKUNTANSI 74
  • 75. ILUSTRASI  Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Bbn Penyusutan 2.500 2.500 2.500 2.500 Total Beban 4.500 4.500 4.500 4.500 2.000 Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000 Pajak terutang 625 625 625 625 1.250 PAJAK 75
  • 76. ILUSTRASI 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 AKUNTANSI Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 PAJAK Penghasilan kena pajak 2.500 2.500 2.500 2.500 5.000 Pajak terutang 625 625 625 625 1.250 Perbedaan Perbedaan laba 500 500 500 500 (2.000) Perbedaan pajak 125 125 125 125 (500) Liabilitas pajak tangguhan 125 250 375 500 0 Beban pajak (L/R) Beban pajak kini 625 625 625 625 1.250 Beban pajak tangguhan 125 125 125 125 (500) Total beban pajak 750 750 750 750 750 76
  • 77. ILUSTRASI  Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4 Beban pajak tangguhan 125 Liabilitas pajak tangguhan 125  Jurnal yang dibuat pada 20X5 Liabilitas pajak tangguhan 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan 500  Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 500.  Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan menjadi tidak ada, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 0 77
  • 78. ILUSTRASI – nilai sisa • Entitas A membeli mesin senilai 12.000 pada 2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, dengan nilai sisa 2000. • Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun. • Misalkan penghasilan entitas sebesar 7.000 beban operasi selain depresiasi 2.000. • Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan pada awal 20X7 dijual dengan harga 3000 • Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini. 78
  • 79. ILUSTRASI – nilai sisa  Depresiasi menurut akuntansi (12.000-2000)/5=2.000 AKUNTANSI 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 Keuntungan mesin 1.000 Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Bbn Penyusutan 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Total Beban 4.000 4.000 4.000 4.000 4.000 2.000 2.000 Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000 Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500 Laba setelah pajak 2.250 2.250 2.250 2.250 2.250 3.750 4.500 79
  • 80. ILUSTRASI – nilai sisa  Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500 PAJAK 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 Pendapatan 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 Keuntungan mesin 3.000 Bbn Operasi 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 Bbn Penyusutan 3.000 3.000 3.000 3.000 Total Beban 5.000 5.000 5.000 5.000 2.000 2.000 2.000 Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000 Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000 Penghasilan stlh pajak 1.500 1.500 1.500 1.500 3.750 3.750 6.000 80
  • 81. ILUSTRASI – nilai sisa 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 AKUNTANSI Laba sblm pajak 3.000 3.000 3.000 3.000 3.000 5.000 6.000 Beban Pajak (akt) 750 750 750 750 750 1.250 1.500 PAJAK Penghasilan kena pajak 2.000 2.000 2.000 2.000 5.000 5.000 8.000 Pajak terutang 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000 Perbedaan Perbedaan laba 1.000 1.000 1.000 1.000 -2.000 0 -2.000 Perbedaan pajak 250 250 250 250 -500 0 -500 Kewajiban pajak tangguhan 250 500 750 1.000 500 500 0 Beban pajak (L/R) Beban pajak kini 500 500 500 500 1.250 1.250 2.000 Beban pajak tangguhan 250 250 250 250 -500 0 -500 Total beban pajak 750 750 750 750 750 1.250 1.500 81
  • 82. ILUSTRASI  Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4 Beban pajak tangguhan 250 Liabilitas pajak tangguhan 250  Jurnal yang dibuat pada 20X5 Liabilitas pajak tangguhan 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan 500  Jurnal yang dibuat pada 20X7 Liabilitas pajak tangguhan 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan 500  Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 1000.  Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan direaliasasi 500, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500  Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun 2007. Pajak mengakui keuntungan 3.000 akuntansi 1.000 82
  • 83. ILUSTRASI – kerugian fiskal • Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal 8.000 (diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama). • Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba 3.000 dan 20x4 laba sebesar 5.000. • Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak 20X1 20X2 20X3 20X4 Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - - - *500 Beban (manfaat) pajak tangguhan (2.000) 500 750 750 Total beban (manfaat) pajak (2.000) 500 750 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750 83 • (8.000) sudah dikompensasi 2.000 dan 3.000 tersisa 3.000 20X4 • Sehingga atas 5.000 – 3.000 = 2.000 harus dibayar pajaknya • 25% * 2.000 = 500
  • 84. Tahun Jurnal 20X1 Aset pajak tangguhan 2.000 Manfaat pajak tangguhan 2.000 20X2 Beban pajak tangguhan 500 Aset pajak tangguhan 500 20X3 Beban pajak tangguhan 750 Aset pajak tangguhan 750 20X4 Beban pajak tangguhan 750 Aset pajak tangguhan 750 Beban pajak kini 500 Utang pajak kini 500 ILUSTRASI – kerugian fiskal 84
  • 85. Ilustrasi – Revaluasi Aset – Tax only  Entitas pada 1 Januari 2016 melakukan Revaluasi bangunan. Nilai tercatat fiskal dan akuntansi 0, bangunan direvaluasi menjadi 100.000juta. Pajak yang dibayarkan 3%. Beban pajak 3.000 Kas 3.000 Pada tahun 2016 nilai buku fiskal dan akuntansi berbeda 100.000 sehingga perbedaan ini akan diakui sebagai beban pajak tangguhan. Beban pajak 3.000 Kas 3.000 Aset pajak tangguhan 25.000 Manfaat pajak tangguhan 25.000 Pada akhir tahun, aset didepresiasikan 5.000 maka akan berdampak nilai aset pajak tangguhan berkurang. Pajak dibayarkan lebih kecil karena ada depresiasi. Beban pajak tangguhan 1.250 Aset pajak tangguhan 1.250 85
  • 86. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Laporan posisi keuangan – aset/liabilitas pajak tangguhan 86
  • 87. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain – beban pajak penghasilan dan pajak terkait item OCI 87
  • 88. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Laporan arus kas – pembayaran pajak penghasilan badan 88
  • 89. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – kebijakan akuntansi Pajak penghasilan kini dan tangguhan Beban pajak penghasilan terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak tersebut diakui dalam laba rugi, kecuali jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui dalam ekuitas atau dalam penghasilan komprehensif lain. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam ekuitas atau penghasilan komprehensif lain. Pajak penghasilan kini dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang telah diberlakukan pada tanggal posisi keuangan. Pajak penghasilan tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer antara dasar pengenaan pajak atas aset dan liabilitas dengan nilai tercatatnya. Pajak penghasilan tangguhan ditentukan menggunakan tarif pajak yang telah berlaku atau secara substantif berlaku pada tanggal pelaporan dan diharapkan akan diterapkan pada saat aset pajak tangguhan yang bersangkutan direalisasi atau pada saat liabilitas pajak tangguhan diselesaikan. Aset pajak penghasilan tangguhan diakui apabila besar kemungkinan bahwa jumlah penghasilan kena pajak pada masa mendatang akan memadai untuk mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut. Aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak penghasilan tangguhan dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto. 89
  • 90. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 90
  • 91. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 91
  • 92. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 92
  • 93. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 93
  • 94. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 94
  • 95. Ilustrasi – Laporan Keuangan  Catatan atas laporan keuangan – Rincian Pajak Penghasilan 95
  • 96. Pajak tangguhan Aset Tetap • Perhitungan berdasarkan Pendekatan – posisi keuangan • Jumlah aset tetap menurut fiskal • Jumal aset tetap menurut akuntansi • Selisih aset tetap tersebut akan diakui sebagai aset (liabilitas) pajak tangguhan, setelah dikalikan dengan tariff pajak yang berlaku. • Beban (manfaat) pajak tangguhan adalah selisih antara aset (liabiltas) pajak tangguhan awal periode dikurangi aset (liabilitas) pajak tangguhan akhir periode • Contoh 20X1 20X2 • Aset tetap menurut akuntansi 160.000.000 120.000.000 • Aset tetap menurut fiskal 150.000.000 100.000.000 • Selisih 10.000.000 20.000.000 • Liabilitas Pajak tangguhan (25%) 2.500.000 5.000.0000 • Beban pajak tangguhan 2.500.000 2.500.0000 96
  • 97. Pajak Tangguhan Manfaat Pensiun • Perhitungan berdasarkan Pendekatan – posisi keuangan • Jumlah kewajiban manfaat pensiun menurut akuntansi • Jumal kewajiban manfaat pensiun menurut fiskal 0 karena fiskal menggunakan pendekatan basis kas • Selisih kewajiban manfaat pensiun tersebut dikurangkan dengan item yang diakui dalam OCI – manfaat pensiun diakui dalam laba rugi • Contoh • Kewajiban manfaat pensiun 100.000.000 120.000.000 • OCI 60.000.000 90.000.000 • Selisih 40.000.000 30.000.000 • Liabilitas pajak tangguhan (25%) 10.000.000 7.500.000 • Beban pajak tangguhan 2.500.000 2.500.000 • OCI 60.000.000 90.000.000 • Pajak tangguhan terkait dengan OCI 15.000.000 22.500.000 • Perubahan OCI (L/R) 60.000.000 30.000.000 • Beban pajak tangguhan OCI 15.000.000 7.500.000 97
  • 98. ISAK 20: PAJAK PENGHASILAN – PERUBAHAN DALAM STATUS PAJAK ENTITAS ATAU PARA PEMEGANG SAHAMNYA 98
  • 99. PERMASALAHAN 99 • Perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya dapat mempengaruhi liabilitas atau aset pajak kini dan liabilitas atau aset pajak tangguhan. • Perubaan status pajak dapat terjadi karena, misalnya entitas yang go public, atau bila pemegang saham pengendali pindah ke luar negeri. • ISAK 20 menjelaskan bagaimana entitas dapat memperhitungkan konsekuensi pajak atas perubahan status pajaknya atau para pemegang sahamnya. 99
  • 100. INTERPRETASI • Konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan atas perubahan status pajak entitas atau para pemegang sahamnya dikreditkan langsung atau dibebankan sesuai dengan posnya. • Konsekuensi pajak yang terkait dengan laporan laba rugi dikreditkan langsung ke laporan laba rugi. • Konsekuensi pajak yang terkait dengan pendapatan komprehensif lainnya dikreditkan langsung ke pendapatan komprehensif lainnya. • Konsekuensi pajak yang terkait dengan ekuitas dikreditkan langsung ke ekuitas. 100
  • 101. Contoh • Di Indonesia, pada tahun 2009 entitas dikenai tarif pajak 28%. Tetapi untuk entitas yang melakukan IPO pada tahun 2009 dikenai tarif pajak 25% (harus memenuhi beberapa syarat tertentu). • Atas perubahan tarif pajak dari 28% ke 25% maka konsekuensi pajaknya menjadi sbb: 101
  • 102. Contoh Laporan Laba Rugi Ex: piutang dagang, mesin Pendapatan komprehensif lain Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan pertukaran karena translasi laporan keuangan operasional luar negeri Ekuitas Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba karena perubahan akuntansi secara restrospektif, pengakuan awal kompenen ekuitas atas instrumen keuangan majemuk Tarif pajak lama: 28% Tarif pajak baru: 25% Laporan Laba Rugi Ex: piutang dagang, mesin Pendapatan komprehensif lain Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan pertukaran karena translasi laporan keuangan operasional luar negeri Ekuitas Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba karena perubahan akuntansi secara restrospektif, pengakuan awal kompenen ekuitas atas instrumen keuangan majemuk 102
  • 103. TANGGAL EFEKTIF 103 • Interpretasi ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan dianjurkan untuk melakukan penerapan dini. • Namun untuk entitas yang melakukan kombinasi bisnis diharuskan untuk melakukan penerapan dini. 103
  • 104.
  • 106.  Perbedaan Dasar Penilaian Akuntansi Pajak Menggunakan Fair Value Asset dinilai dengan Fair Value setiap akhir tahun buku Menggunakan Historical Cost Ps. 10 UU PPh: • Harga Perolehan/Harga Beli adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan/diterima. • Apabila ada hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan/diterima Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan 106
  • 107.  Perbedaan Prinsip Pengakuan Akuntansi Pajak  Memperbolehkan menggunakan estimasi/perkiraan apabila harga pasar tidak diperoleh (karena tidak ada pasar aktif)  Umumnya menggunakan Future cash Flow dan Appropriate Risk Adjusted Rates  Diperbolehkan membentuk provision dan Cadangan  Tidak diperbolehkan membentuk provision.  Biaya yang dibebankan adalah biaya yang benar-benar terjadi (sudah terealiasasi)  Tidak diperbolehkan membentuk cadangan, kecuali usaha tertentu (dfm Ps. 9 ayat (1) hrf c) Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan 107
  • 108.  Perbedaan Prinsip Reporting AKUNTANSI PERPAJAKAN Menggunakan Mata Uang Fungsional SAK 10 Pembukuan dapat dilakukan dengan mata uang fungsional Tidak diatur mengenai mata uang pelaporan SAK ETAP, Bab 25 • Mata uang Rupiah • Mata uang pelaporan sama dengan mata uang pencatatan Mata Uang Utama Rupiah “Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan huruf latin, angka arab, satuan mata uang Rupiah, dalam Bahasa Indonesia atau dalam Bahasa Asing yang diijinkan Menteri Keuangan (UU KUP Ps. 28 ayat (4) . Diperbolehkan menggunakan mata uang fungsional Dalam Dollar DAN Bahasa Inggris (dengan permohonan, kecuali industri K3S, Kontrak Karya, BUT,KIK, terafiliasi langsung, dll) Perbedaan PSAK dengan Ketentuan Perpajakan 108
  • 109. AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 13: Properti Investasi  Ps. 10, 11 UU PPh  PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan  PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan • Revaluasi properti investasi dan aset tetap merupakan pilihan dan dapat dilakukan tanpa ijin regulator • Bisa dilakukan setiap tahun • Revaluasi bisa per item • .Harga perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan • Revaluasi memerlukan persetujuan dari dirjen pajak • Revaluasi tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan. • Revaluasi dilakukan untuk seluruh Asset Properti Investasi 109
  • 110. AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 16: Aktiva Tetap  Ps. 10, 11 UU PPh  PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan  PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan  Nilai Perolehan termasuk Estimasi Awal Biaya Restorasi/Pembongkaran  Measurement dengan Historical atau Fair Value (optional)  Revaluasi per golongan (tidak perlu semua)  Dikenal imparment  Penyusutan dimulai saat aset siap untuk digunakan, yaitu saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen • Nilai Perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau jumlah yang seharusnya dikeluarkan dalam hal terdapat hubungan istimewa • Historical Cost • Revaluasi diperbolehkan untuk seluruh aktiva, • Tidak diakui adanya impairement • Penyusutan dimulai pada bulan dikeluarkan, untuk asset dalam pembangunan sejak selesai pembangunan, diperbolehkan untuk menyusutkan saat harta digunakan dengan ijin dari DJP Aset Tetap 110
  • 111. AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 30: Sewa KMK Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)  Berdasarkan substansi transaski (principle based)  Sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset  Leasee mendepresiasikan • Berdasarkan Peraturan yang Berlaku (rule base) dalam hal-hal tertentu • Sewa Pembiayaan hanya untuk Usaha Sewa Guna Usaha, dengan syarat tertentu (umur manfaat, jumlah pembayaran lebih besar dari harga pokok asset yang di sewa guna usaha kan) Sewa 111
  • 112. AKUNTANSI PERPAJAKAN • PSAK 50’: Instrumen Keu.: Penyajian & Pengungkapan • PSAK 55: Instrumen Keu.: Pengakuan & Pengukuran • PP 14 Tahun 1997 : PPh Atas Penghasilan Dari Transaksi Penjualan Saham Di Bursa Efek • PP Nomor 16 Tahun 2009: PPh Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi  Dibedakan jenis instrumen (trading; available for sale; held to maturity)  Dinilai dengan Fair Value untuk trading dan available for sale, Historical Cost untuk Held to Maturity  Pengakuan Penurunan Nilai Suatu Aset Keuangan diakui berdasar metode incurred loss atas dasar data historis  Mengakui adanya premiun dalam penghitungan metode suku bunga efektif >> diamortisasi dari aset keuangan atau kewajiban keuangan  Keuntungan dan kerugian dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan kewajiban keuangan diakui pada laporan laba rugi atau laporan perubahan ekuitas sesuai klasifikasinya • Tidak dibedakan • Historical Cost • Tidak diakui penurunan nilai (kecuali bank, anjak piutang, dengan metode allowance) • Tidak mengenal premium (dikenai pajak final atas bunga dan diskonto/capital gain) • Keuntungan dan Kerugian realisasi. • Besarnya Pajak Penghasilan dihitung dari nilai transaksi. Pajak tidak mengakui keuntungan dan kerugian yang disebabkan karena perubahan nilai wajar, namun dari nilai transaksi penjualan Instrumen Keuangan 112
  • 113. AKUNTANSI PERPAJAKAN Cadangan atas Piutang:  Pada pesetiap tanggal neraca entitas mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami nurunan nilai  Evaluasi penurunan nilai dapat dilakukan secara individual dan kolektif atas dasar data historis  Penurunan Cadangan (PMK 81/PMK.03/2009 • Cadangan untuk usaha bank diperbolehkan. • Cadangan dihitung berdasarkan kriteria dari Piutang (Lancar, Perhatian Khusus, Kurang Lancar, Diragukan, Macet) Instrumen Keuangan (contd) 113
  • 114. AKUNTANSI PERPAJAKAN Purchase Method Pooling of Interest hanya penggabungan usaha entitas sepengendali Purchase Method, Pooling of Interest Biaya akuisisi diakui sebesar nilai wajar asset dan kewajiban yang diperoleh. Biaya akuisisi diakui sebesar nilai wajar, namun dapat menggunakan nilai buku (pooling interest). Biaya terkait akuisisi dibebankan pada periode berjalan. Biaya terkait akuisisi sebagai bagian biaya akuisisi. Goodwill diuji penurunan nilai setiap akhir periode Goodwill diamortisasi sesuai Pasal 11A (maksimal 20 tahun) Kombinasi Bisnis 114
  • 115. AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 15 Ps. 4 ayat(1), 4 ayat (3) hrf. f , 18 UU PPh • Pengaruh significat jika memiliki secara langsung atau tidak langsung 20% atau lebih. Atau apabila memenuhi indikasi yang ditentukan sehingga dianggap memiliki pengaruh significat. • Diakui dengan metode ekuitas • Deviden diakui sebagai pengurang investasi. • Laba/Rugi entitas asosiasi diakui sebagai penambah/pengurang investasi serta penghasilan/kerugian  Hubungan istimewa jika memiliki langsung atau tidak langsung mimimal 25%, atau melalui penguasaan management/teknologi  Diakui sesuai historical cost.  Laba/rugi diakui apabila ada realisasi pengalihan  Dividen dikecualikan dari objek pajak (yg diterima PT dalam negeri) Investasi pada Asosiasi 115
  • 116.
  • 117. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
  • 118.
  • 119.
  • 120. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
  • 121.
  • 122.
  • 123.
  • 124.
  • 125.
  • 126.
  • 127.
  • 128.
  • 129.
  • 130.
  • 131.
  • 132.
  • 133. ISI KERANGKA KONSEPTUAL PENDAHULUAN • I Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum • II Entitas Pelapor (untuk ditambahkan) • III Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang Berguna • IV Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan euangan (1994) Pengaturan yang Tersisa BAB TUGAS 1