Penerapan Standar Akuntansi Atas Persediaan, Property Investasi Dan Aset Biologis
mengatur tentang:
1. Akuntansi persediaan menggunakan metode biaya rata-rata atau FIFO dan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah
2. Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur sesuai standar akuntansi
3. Konsep nilai wajar dalam pengukuran aset
1. AKUNTANSI KEUANGAN KONTEMPORER
P4- 21 Oktober 2020
Prof. Dr. Dr. H. Aminullah Assagaf. SE., MS., MM., M.Ak
Email : assagaf29@yahoo.com
HP: 081343409
URL: https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=EFBaeOsAAAAJ
2. References
• Taufiq Choudhry and Jacek Mizerka. 2016. Contemporary Trend in
Accounting, Finance and Financial Institution. Springer, Switzerland.
• Michael Rankinn, et al. 2012. Contemporary Issue in Accounting. John
Wiley and Sons, Australia.
• Elaine Conway and Darren Birne. 2018. Contemporary Issues in
Accounting. Palgrave, Macmillan.
• Paul Rosenfield. 2006. Contemporary Issues in Financial Reporting.
Routledge, Londen.
• PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAP, dll.
4. RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
1. Standar akuntansi yang berlaku di dunia, standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dan
penerapannya dan perkembangan standar akuntansi di Indonesia: Standar Akuntansi di dunia
dan di Indonesia Perkembangan Standar Akuntansi di Indonesia dan IFRS PSAK, SAK
ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP: Perbedaan pengguna Komponen
standar Perbedaan pokok.
Ref: PSAK, SAK ETAP, SAK EMKM, SAK Syariah, PSAK 45, PSAP
2. Kerangka Konseptual menurut standar akuntansi: Definisi dan kegunaan kerangka konseptual
KK PSAK KK SAK ETAP, EMKM KK SAK Syariah Aplikasi penerapan KK.
Ref: Kerangka Konseptual PSAK, ETAP, EMKM, Syariah
3. Komponen dan jenis laporan keuangan: Penyajian Laporan Keuangan Laporan Arus Kas
Laporan Keuangan Interim Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan Keuangan
Tersendiri Laporan segmen Ilustrasi laporan keuangan.
Ref: PSAK 1, PSAK 2 PSAK 3 PSAK 65 PSAK 4 PSAK 5
4. Penerapan standar akuntansi atas persediaan, property investasi dan aset biologis: Akuntansi Persediaan
Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur Konsep nilai wajar Aplikasi penerapan standar dalam LK
Ref: PSAK 14, PSAK 69 PSAK 68
5. 5. Penerapan standar akuntansi atas aset tetap dan aset tak berwujud :Akuntansi Properti Investasi Akuntansi Aset
Tetap . Akuntansi Aset Tak Berwujud Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 13 PSAK 16 PSAK 19 PSAK 69
6. Penerapan standar akuntansi impairment dan akuntansi aset tersedia untuk dijual: Konsep umum impairment
Impairment aset tetap dan goodwill Aset tidak lancar tersedia untuk dijual Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 48 PSAK 58
7. Penyajian pengungkapan investasi dalam entitas lain dan pengungkapan transaksi berelasi: Investasi dalam lingkup
instrumen keuangan Investasi dalam asosiasi Kombinasi Bisnis Pengaturan Bersama Restrukturisasi Entitas
Sepengendali Pengungkapan investasi pada entitas lain Pengungkapan pihak Berelasi Aplikasi penerapan
standar dalam LK.
Ref: PSAK 15 PSAK 22 PSAK 65 PSAK 67 PSAK 38 PSAK 7
8. Akuntansi pajak penghasilan dan perbedaan akuntansi & pajak : Akuntansi pajak penghasilan Perbedaan
pengakuan dan pengukuran akuntansi dan pajak Akuntansi atas aset dan liabilitas pengampnan pajak Revaluasi
menurut akuntansi dan pajak Aplikasi penerapan standar dalam LK.
Ref: PSAK 46 PSAK 70 Bultek 11
9. Imbalan kerja, provisi dan kontijensi, kebijakan akuntansi, perubahan kebijakan akuntansi, kesalahan dan peristiwa
setelah tanggal pelaporan: Imbalan kerja Provisi Kontijensi Kebijakan akuntansi Perubahan kebijakan
akuntansi Perubahan estimas Kesalahan / error. Peristiwa setelah tanggal pelaporan.
Ref: PSAK 25 PSAK 24 PSAK 57 PSAK 8
6. 10. Akuntansi instrumen keuangan : Definisi instrumen keuangan Jenis instrumen keuangan Pengungkapan
instrumen keuangan Klasifikasi instrumen keuangan Pengakuan awal Penghentian pengakuan Penurunan
nilai.
Ref: PSAK 50 PSAK 55 PSAK 60 PSAK 71.
11. Konsep akuntansi selisih kurs, derivatif dan akuntansi lindung nilai : Mata uang fungsional Pengukuran dan
penyajian transaksi dalam mata asing Translasi laporan keuangan Transaksi derivative Akuntansi Lindung
nilai.
Ref: PSAK 10 PSAK 55 PSAK 71.
12. Akuntansi pendapatan dari kontrak pelanggan: Tahapan pengakuan pendapatan dari pelanggan Kontrak,
Modifikasi Kewajiban penyelesaian Nilai transaksi dan Alokasi nilai transaksi Pengakuan pendapatan
Aplikasi penerapan Standar dalam LK.
Ref: PSAK 72.
13. Akuntansi sewa : Definisi kontrak sewa Akuntansi Penyewa Akuntansi Pesewa Aplikasi penerapan Standar
dalam LK.
Ref: PSAK 73.
14. Akuntansi Syariah : Konsep Akuntansi Syariah Laporan Keuangan Syariah Transaksi Syariah: Mudhorobah,
Murabahah, Musyarokah, Salam, Istisna, Ijarah. Asuransi Syariah Wakaf Aplikasi penerapan Standar dalam LK
- Ref: SAK Syariah
7. Penerapan Standar Akuntansi Atas Persediaan,
Property Investasi Dan Aset Biologis
Akuntansi Persediaan
Akuntansi aset biologis dan produk agrikultur
Konsep nilai wajar
Aplikasi penerapan standar dalam LK
Ref: PSAK 14, PSAK 69 PSAK 68
11. Tujuan PSAK
11
• penentuan jumlah biaya yang diakui sebagai aset
• perlakuan akuntansi selanjutnya atas aset
tersebut sampai pendapatan terkait diakui.
PERLAKUAN
AKUNTANSI
• Pernyataan ini menyediakan panduan dalam
menentukan biaya dan pengakuan selanjutnya
sebagai beban, termasuk setiap penurunan nilai
realisasi neto.
PENURUNAN
NILAI
REALISASI
NETO
• Pernyataan ini juga memberikan panduan rumus
biaya yang digunakan untuk menentukan biaya
persediaan.
RUMUS BIAYA
12. Persediaan
• Persediaan adalah aktiva :
• Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
• Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
• Dalam bentuk bahan atau perlengkapan / supplies untuk
digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa
• Persediaan diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih
mana yang lebih rendah (the lower of the cost and net
realizable value)
PSAK 14
13. Persediaan
• Biaya persediaan meliputi :
• Biaya pembelian
• Biaya konversi
• Biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
tempat yagn siap untuk dijual atau dipakai (present location and
condition)
• Biaya pembelian meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya
kecuali yang dapat ditagih kembali kepada kantor pajak.
• Biaya konversi meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit
yang diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan variable yang
dialokasikan secara sistematis.
PSAK 14
14. Persediaan
• Biaya yang dikeluarkan dari persediaan :
• Jumlah pemborosan yang tidak normal
• Biaya penyimpanan kecuali biaya tersebut diperlukan dalam proses
produksi sebelum tahap produksi berikutnya
• Biaya administrasi dan umum
• Biaya penjualan
• Teknik pengukuran biaya persediaan Metode biaya standar,
Metode eceran (retail) dapat digunakan bila hasilnya mendekati
biaya historis
• Persediaan yang dibeli dengan pembayaran ditunda tidak boleh
memasukkan unsur bunga.
15. Rumus Biaya
• Untuk barang yang tidak dapat diganti dengan barang lain (not
interchangeable) serta jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk
proyek khusus identifikasi khusus terhadap biaya masing-masing.
• Untuk barang lain dihitung dengan menggunakan rumus biaya :
• Masuk pertama keluar pertama / FIFO
• Rata-rata / Weighted Average
• Entitas harus menggunakan rumus biaya yang sama terhadap semua
persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.
• Untuk persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda,
rumusan biaya yang berbeda diperkenankan.
16. Nilai Realisasi neto
• Konsisten dengan pendapat: aktiva seharusnya tidak dinyatakan
melebihi jumlah yang mungkin dapat direalisasi
• Nilai realisasi neto adalah estimasi harga jual dalam kegiatan
usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi
biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan.
17. Nilai Realisasi neto
• Estimasi nilai realisasi bersih :
• Berdasarkan bukti yang paling andal yang tersedia
• Mempertimbangkan fluktuasi harga atau biaya yang
langsung terkait
• Mempertimbangkan tujuan persediaan
• Nilai realisasi bersih :
• Biaya ganti / replacement cost
• Harga jual dikurangi dengan biaya untuk melakukan
penjualan
18. Teknik Pengukuran Biaya
• Teknik pengukuran biaya standar, eceran, laba kotor
• Dapat digunakan jika hasilnya mendekati biaya.
• Biaya standar harus direview
• Metode eceran industri eceran jumlah besar item yang
berubah dengan cepat, dan memiliki marjin yang sama di
mana tidak praktis untuk menggunakan metode lainnya.
19. Penurunan ke Nilai Realisasi Bersih
• Penurunan dapat dilakukan item per item atau group.
• Penurunan yang terjadi langsung dibebankan beban periode
berjalan / menambah beban persedian.
• Pemulihan nilai akan diakui sebagai pengurang jumlah beban
persediaan
• Nilai realisasi bersih yang telah ditentukan harus ditinjau
kembali pada setiap periode berikutnya.
20. Pengakuan sebagai Beban
• Jika persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode diakuinya
pendapatan.
• Setiap penurunan nilai persediaan di bawah biaya menjadi
nilai realisasi neto dan seluruh kerugian persediaan harus
diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan
atau kerugian tersebut.
• Setiap pemulihan kembali diakui sebagai pengurangan
terhadap jumlah beban persediaan pada periode terjadinya
pemulihan tersebut.
21. Pengungkapan
• Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan,
termasuk rumus biaya yang digunakan;
• Total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut
klasifikasi yang sesuai bagi entitas;
• Jumlah tercatat persediaan yang dicatat dengan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual;
• Jumlah persediaan yang diakui sebagai beban selama periode
berjalan;
• Jumlah setiap penurunan nilai yang diakui sebagai pengurang jumlah
persediaan yang diakui sebagai beban dalam periode berjalan;
• Jumlah dari setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
• Kondisi atau peristiwa penyebab terjadinya pemulihan nilai
persediaan; dan
• Nilai tercatat persediaan yang diperuntukkan sebagai jaminan
kewajiban.
22. Ilustrasi – Arus Biaya
PT. Mekar melaporkan transaksi berikut pada 2004:
Tanggal Pembelian Biaya beli
12 Mei 100 unit 1.000
14 Aug 200 unit 2.200
18 Sep 120 unit 1.800
420 unit 5.000
Pada 31 Des, perusahaan memiliki 20 unit di tangan
dan menggunakan sistem persediaan periodik.
Berapa nilai HPP dan persediaan akhir?
23. Metode Average (Weighted)
Data tersedia:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit 1.000
Aug 14 200 unit 2.200
Sep 18 120 unit 1.800
420 unit 5.000
Langkah:
1. Hitung biaya rata-rata per unit : 5.000/420 = 11.905
2. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang terjual
untuk memperoleh HPP: (420-20) x 11.905 = 4.762
3. Aplikasikan biaya rata-rata per unit pada jumlah yang tersisa di
persediaan untuk menentukan Persediaan Akhir: 20 x 11,91 =
238
24. Metode FIFO
Data diberikan:
Tanggal Pembelian Biaya
Mei 12 100 unit @ 10 1.000
Aug 14 200 unit @ 11 2.200
Sep 18 120 unit @ 15 1.800
420 5.000
HPP 4.700
20 * $15 = 300Persediaan Akhir5,000
Biaya Barang
Siap Jual
HPP (FIFO)
1.000 (100 terjual)
2.200 (200 terjual)
1.500 (100 terjual; 20 sisa)
4.700
25. 25
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih (NRP) yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil
A 400 50 60 20.000 24.000 20.000
B 200 120 100 24.000 20.000 20.000
C 500 70 60 35.000 30.000 30.000
D 300 200 220 60.000 66.000 60.000
TOTAL 139.000 134.000 130.000
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
26. Koreksi Kesalahan Persediaan
• Koreksi kesalahan atas persediaan akan disajikan sesuai ketentuan PSAK 25.
• Jika koreksi tersebut terjadi di tahun berjalan akan dilakukan pembetulan
mengoreksi persediaan dan/atau COGS.
• Jika koreksi terjadi pada tahun sebelumnya maka akan dilakukan penyesuaian
atas nilai sebelumnya dan diperhitungkan dampaknya terhadap saldo laba jika
berpengaruh pada nilai COGS periode sebelumnya.
26
30. Latar Belakang
• Agrikultur memiliki sifat yang spesifik.
• Cost model (historical cost) sulit diterapkan karena perkembangan dan
pertumbuhan (growth and regeneration) tidak diketahui
• Karakteristik unik:
• Kenaikan aset melalui proses pertumbuhan
• Pendapatan dikaitkan dengan pertumbuhan aset atau
pada saat penjualan.
• Laporan keuangan perusahaan agrikultur dengan cost model :
• Tidak dapat memperlihatkan nilai yang sesungguhnya
karena aset dicatat sebesar biaya yang dikeluarkan.
• Nilai tercatat aset tidak mencerminkan kualitas ternak.
• Alokasi biaya yang arbriter
• proses amortisasi atas biaya yang diakumulasikan.
• Alokasi antara produk yang terjual dan produk belum terjual
• Aset dapat berupa aset berumur panjang seperti pohon
atau berumur sangat singkat seperti ayam, padi.
• PSAK 69 menggunakan konsep nilai wajar
30
31. Latar Belakang
• IAS 41 dikeluarkan Februari 2001
• IAS 41 terakhir telah disesuaikan dengan standar lain yang
dikeluarkan sempai dengan tahun 2009.
• Beberapa negara keberatan dengan standar ini – Malaysia terkait
akuntansi atas bearer aset
• IAS 41 diamandemen (tanaman produktif sebagai aset tetap),
keluar tahun 2014 dan efektif berlaku 1 Januari 2016.
• Indonesia terlambat mengadopsi IAS 41 karena menunggu
amandemen IAS 41 terkait bearer asset.
• ED PSAK 69 Agrikultur dikeluarkan pada pertengahan tahun 2015
dan disahkan pada Desember 2015.
• PSAK 69 efektif 1 Januari 2018.
31
32. PSAK 69 AGRIKULTUR
Aktivitas Agrikultur
Transformasi biologis
• Proses pertumbuhan menjadi lebih besar
• Proses penambahan berkembang biak
• Proses menghasilkan produk
• Proses pertumbuhan sampai pada titik tertentu
kemudian menghasilkan
32
33. Konsep Umum Agrikultur
• Mengatur tentang aset biologis dan produk agrikultur.
• Aset biologis:
• Menghasilkan produk agrikultur : sapi susu
• Menjadi produk agrikultur : sapi daging
• Menghasilkan aset biologis sbg produk : sapi anak
sapi
• Aset biologis tanaman dan hewan selama hidup
• Produk agrikultur hasil panen dari aset biologis, PSAK 69
hanya mengatur pengukuran pada saat titik pemanenan.
• Panen / Harvest adalah pemisahan produksi dari aset
biologis atau penghentian proses kehidupan suatu aset
biologis.
33
34. Bearer & Consumables
• Sistem produksi
• Consumable: hewan dan tumbuhan itu sendiri yang
dipanen
• Bearer / menghasilkan: Tanaman atuu hewan yang
menghasilkan produksi pada saat panen.
34
35. Consumables & Bearer
• Aset biologis akan menjadi produk agricuture
setelah melewati suatu periode tertentu.
• Ayam potong
• Sapi potong
• Ikan
• ?? Ikan hias, kuda, burung
• Aset biologis akan menghasilkan produk
agricuture namun bisa dijual
• Ayam petelur
• Sapi perah
• Aset biologis akan menjadi produk agricuture
berbentuk aset biologis lain.
• Sapi untuk menghasilkan anak sapi
35
36. Konsep Umum PSAK 69
• Aset biologis dinilai sebesar nilai wajar dikurangi
dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik
pada pengakuan pertama maupun pada tanggal
laporan
• Produk agrikultur dinilai nilai wajar dikurangi dengan
biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan
pertama.
• Perubahan nilai diakui sebagai pendapatan utama
dalam laba rugi periode berjalan.
• Pengungkapan yang disyaratkan lebih banyak
pertumbuhan / perubahan asset biologis
36
37. Tujuan
Mengatur perlakuan akuntansi dan pengungkapan yang
terkait dengan aktivitas agrikultur.
• Penerapan kebijakan dan mengikuti PSAK 25
• Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-
unsur yang tidak material.
37
38. Tujuan dan ruang Lingkup
• Ruang Lingkup mencakup:
a. Aset biologis, kecuali tanaman produktif (bearer plants);
b. Produk agrikultur pada titik panen; dan
c. Hibah pemerintah yang termasuk dalam paragraf 34 dan 35.
• Tidak diterapkan
a. Tanah terkait dengan aktivitas agrikultur
b. Tanaman produktif yang terkait dengan aktivitas agrikultur,
tetapi tetap berlaku untuk produk dari tanaman produktif.
c. hibah pemerintah yang terkait dengan tanaman produktif
d. aset takberwujud yang terkait dengan aktivitas agrikultur
Persediaan setelah agrikultur dipanen, misal setelah diolah
PSAK 14 Persediaan
38
39. Contoh Aset biologis
Aset biologis Produk agrikultur Hasil Pemroses ansetelah Panen
Domba Wol Benang karpet
Pohon dalam hutan kayu Pohon tebangan Kayu gelondongan, potongan kayu
Sapi perah Susu Keju
Babi Daging potong Sosis, ham (daging asap)
Tanaman kapas Kapas panen Benang, pakaian
Tebu Tebu panen Gula
Tanaman tembaka Daun tembakau Tembakau
Tanaman teh Daun teh Teh
Tanaman Anggur Buah anggur Minuman anggur (wine)
Tanaman buah-buahan Buah petikan Buah olahan
Pojon kelapa sawit Tandan buah segar Minyak kelapa sawit
Pohon karet Getah karet Produk olahan karet
Beberapa tanaman, sebagai contoh, tanaman teh, tanaman anggur, pohon kelapa sawit, dan pohon karet, memenuhi
definisi tanaman produktif (bearer plants) dan termasuk dalam ruang lingkup PSAK 16: Aset Tetap. Namun, produk yang
tumbuh (produce growing) pada tanaman produktif (bearer plants), sebagai contoh, daun teh, buah anggur, tandan
buah segar kelapa sawit, dan getah karet, termasuk dalam ruang lingkup PSAK 69: Agrikultur.
39
41. Definisi
• Aktivitas agrikultur (agricultural activity) adalah manajemen
transformasi biologis dan panen aset biologis oleh entitas
untuk dijual atau untuk dikonversi menjadi produk agrikultur
atau menjadi aset biologis tambahan.
• Aset biologis (biologiscal asset) adalah hewan atau tanaman
hidup.
• Biaya untuk menjual (cost to sell) adalah biaya inkremental
yang diatribusikan secara langsung untuk pelepasan aset, tidak
termasuk beban pembiayaan dan pajak penghasilan.
• Kelompok aset biologis (group of biologiscal asset) adalah
penggabungan dari hewan atau tanaman hidup yang serupa.
41
42. Definisi
• Panen (harvest) adalah pelepasan produk dari aset biologis atau
pemberhentian proses kehidupan aset biologis.
• Produk agrikultur (agricultural produce) adalah produk yang dipanen
dari aset biologis milik entitas.
• Tanaman produktif (bearer plant) adalah tanaman hidup yang:
• digunakan dalam produksi atau penyediaan produk agrikultur;
• diharapkan untuk menghasilkan produk untuk jangka waktu lebih dari satu
periode; dan
• memiliki kemungkinan yang sangat jarang untuk dijual sebagai produk
agrikultur, kecuali untuk penjualan sisa yang insidental (incidental scrap).
• Transformasi biologis (biologiscal transformation) terdiri dari proses
pertumbuhan, degenerasi, produksi, dan prokreasi yang
mengakibatkan perubahan kualitatif atau kuantitatif aset biologis.
42
43. Tanaman Produktif
• Berikut ini bukan merupakan tanaman produktif (bearer plants):
a. tanaman yang dibudidayakan untuk dipanen sebagai
produk agrikultur – pohon untuk diambil kayunya.
b. tanaman yang dibudidayakan untuk menghasilkan
produk agrikultur dan juga akan memanen dan menjual
tanaman tersebut sebagai produk agrikultur. contoh,
pohon yang dibudidayakan baik untuk buahnya maupun
potongan kayu); dan
c. tanaman semusim (annual crops) (sebagai contoh,
jagung dan gandum).
• Penjualan sisa tidak akan mengubah tanaman sebagai bearer plant.
• Produk yang tumbuh pada tanaman produktif merupakan aset biologis.
• Aktivitas agrikultur mencakup berbagai aktivitas; sebagai contoh, peternakan,
kehutanan, tanaman semusim (annual) atau tahunan (perennial), budidaya kebun
dan perkebunan, budidaya bunga, dan budidaya perikanan (termasuk peternakan
ikan).
43
44. Aktivitas Agrikulutur
• Terdapat karakteristik umum tertentu dalam keanekaragaman ini:
a. Kemampuan untuk berubah.
b. Manajemen perubahan. Manajemen yang mendukung transformasi biologis dengan
meningkatkan, atau setidaknya menstabilkan, kondisi yang diperlukan agar proses
tersebut dapat terjadi.Perlu dibebankan aktivitas agrikultur dari aktivitas lain.
seperti penangkapan ikan laut dan penebangan hutan) bukan merupakan aktivitas
agrikultur; dan
c. Pengukuran perubahan. Perubahan:
a. Kualitas (keunggulan genetik, kepadatan, kematangan, kadar lemak, kadar
protein, dan kekuatan serat) atau
b. Kuantitas (keturunan, berat, meter kubik, panjang atau diameter serat, dan
jumlah tunas)
yang dihasilkan oleh transformasi biologis atau panen diukur dan dipantau sebagai
fungsi manajemen yang rutin.
44
45. Hasil Transformasi biologis
• pertumbuhan (peningkatan kuantitas atau perbaikan kualitas
hewan atau tanaman),
• degenerasi (penurunan kuantitas atau penurunan kualitas hewan
atau tanaman), atau
• prokreasi (penciptaan hewan atau tanaman hidup tambahan); atau
Perubahan aset melalui
Produksi produk pertanian seperti getah karet, daun
teh, wol, dan susu.
45
46. Pengakuan
entitas mengendalikan aset biologis sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu;
besar kemungkinan manfaat ekonomik masa depan yang
terkait dengan aset biologis tersebut akan mengalir ke
entitas; dan
nilai wajar atau biaya perolehan aset biologis dapat diukur
secara andal.
Entitas mengakui aset biologis atau produk agrikultur, jika
dan hanya jika
46
47. Pengukuran
Aset biologis diukur pada saat pengakuan awal dan pada setiap
akhir periode pelaporan pada nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual,
Kecuali untuk kasus yang dideskripsikan dalam paragraf 30 dimana
nilai wajar tidak dapat diukur secara andal. nilai wajar atau biaya
perolehan aset biologis dapat diukur secara andal.
Produk agrikultur yang dipanen dari aset biologis milik entitas
diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual pada titik
panen.
Pengukuran seperti ini merupakan biaya pada tanggal tersebut
ketika menerapkan PSAK 14: Persediaan atau Pernyataan lain yang
berlaku.
47
48. Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan atau kerugian yang
timbul pada saat pengakuan awal
aset biologis pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual dan
dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual aset biologis
Keuntungan atau kerugian yang
timbul pada saat pengakuan awal
produk agrikultur pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual
laba rugi pada
periode dimana
keuntungan atau
kerugian tersebut
terjadi.
48
49. Ketidakmampuan Mengukur Nilai Wajar Andal – Par 30
• Terdapat asumsi bahwa nilai wajar aset biologis dapat diukur secara andal.
• Asumsi tersebut dapat dibantah hanya pada saat pengakuan awal aset
biologis yang harga kuotasi pasarnya tidak tersedia dan alternatif
pengukuran nilai wajarnya secara jelas tidak dapat diandalkan.
• Dalam kasus tersebut, aset biologis tersebut diukur pada biaya
perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
• Ketika nilai wajar aset biologis tersebut dapat diukur secara andal, entitas
mengukur aset biologis tersebut pada nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual.
• Ketika aset biologis tidak lancar memenuhi kriteria sebagai dimiliki untuk
dijual, maka diasumsikan bahwa nilai wajar dapat diukur secara andal.
49
50. Pengungkapan
Ketentuan umum (40-41)
Pengungkapan jika tidak diungkapkan di bagian lain (48)
Pengungkapan kondisi umum: keberadaan jumlah komitmen
dan strategi manajemen risiko keuangan (49)
Rekonsiliasi perubahan aset biologis (50)
Pengungkapan tambahan aset biologis yang nilai wajarnya tidak
dapat diukur dengan andal (54-56)
50
51. Pengungkapan Umum (40)
Entitas mengungkapan keuntungan dan kerugian gabungan
yang timbul selama periode berjalan pada saat pengakuan
awal aset biologis dan produk agrikultur dan dari
perubahan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual aset
biologis
Entitas mendiskripsikan setiap kelompok aset biologis
51
52. Pengungkapan jika tidak diungkapkan bagian lain (Par 46)
sifat aktivitasnya yang melibatkan setiap kelompok aset
biologis; dan
• setiap kelompok aset biologis milik entitas pada akhir
periode; dan
• keluaran produk agrikultur selama periode tersebut.
ukuran atau estimasi nonkeuangan dari kuantitas spesifik:
52
53. Pengungkapan (49)
keberadaan dan jumlah tercatat aset biologis yang
kepemilikannya dibatasi, dan jumlah tercatat aset
biologis yang dijaminkan untuk liabilitas;
jumlah komitmen untuk pengembangan atau akuisisi
aset biologis; dan
strategi manajemen risiko keuangan yang terkait dengan
aktivitas agrikultur.
53
54. Pengungkapan Rekonsiliasi (50)
• keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual;
• kenaikan karena pembelian;
• penurunan yang diatribusikan pada penjualan dan aset biologis yang
diklasifi kasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58;
• penurunan karena panen;
• kenaikan yang dihasilkan dari kombinasi bisnis;
• selisih kurs neto yang timbul dari penjabaran laporan keuangan ke mata
uang penyajian yang berbeda, dan penjabaran dari kegiatan usaha luar
negeri ke mata uang penyajian entitas pelapor; dan
• perubahan lain.
Entitas menyajikan rekonsiliasi perubahan jumlah tercatat aset
biologis antara awal dan akhir periode berjalan.
54
55. Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal (54-55)
deskripsi dari aset biologis tersebut;
penjelasan tentang mengapa alasan nilai wajar tidak dapat diukur
secara andal;
jika memungkinkan, rentang estimasi dimana nilai wajar
kemungkinan besar berada;
metode penyusutan yang digunakan;
umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan; dan
jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (digabungkan
dengan akumulasi kerugian penurunan nilai) pada awal dan akhir
periode.
55
56. Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal (55)
• kerugian penurunan nilai;
• pembalikan rugi penurunan nilai; dan
• penyusutan.
Jika pada periode berjalan, entitas mengukur menggunakan
biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan,
keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan aset
biologis tersebut dan rekonsiliasi mengungkapkan aset
biologis secara terpisah.
Rekonsiliasi tersebut mengungkapkan jumlah berikut dalam
laba rugi terkait dengan aset biologis tersebut:
56
57. Pengungkapan Tambahan
Nilai wajar tidak dapat diukur secara andal 56
• deskripsi dari aset biologis tersebut;
• penjelasan tentang mengapa nilai wajar dapat diukur
secara andal; dan
• dampak dari perubahan tersebut.
Ketika nilai wajar menjadi dapat diukur secara
andal selama periode berjalan, maka entitas
mengungkapkan:
57
58. Definisi - Hibah
• Hibah pemerintah (government grants) adalah
sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 61:
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah.
• Jumlah tercatat (carrying amount) adalah jumlah
dimana aset diakui dalam laporan posisi keuangan.
• Nilai wajar (fair value) adalah harga yang akan
diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas
dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada
tanggal pengukuran. (Lihat PSAK 68: Pengukuran
Nilai Wajar).
58
59. Definisi Hibah – PSAK 61
• Hibah pemerintah bantuan oleh pemerintah dalam bentuk pemindahan sumber
daya kepada entitas sebagai imbalan atas kepatuhan entitas di masa lalu atau
masa depan sesuai dengan kondisi tertentu yang berkaitan dengan kegiatan
operasi entitas tersebut,
• tidak termasuk jenis bantuan pemerintah yang tidak memiliki nilai yang memadai bagi entitas
dan
• transaksi dengan pemerintah yang tidak dapat dibedakan dari transaksi perdagangan normal
59
60. Hibah Pemerintah
Hibah pemerintah tanpa syarat yang terkait dengan aset biologis
yang diukur pada nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual diakui
dalam laba rugi ketika, dan hanya ketika, hibah pemerintah
tersebut menjadi piutang.
Jika hibah pemerintah terkait aset biologis yang diukur nilai wajar
dikurangi biaya untuk mnjual adalah bersyarat, termasuk ketika
hibah pemerintah mensyaratkan entitas untuk tidak terlibat
dalam aktivitas agrikultur tertentu, maka entitas mengakui hibah
pemerintah dalam laba rugi ketika, dan hanya ketika, kondisi yang
melekat pada hibah pemerintah tersebut telah terpenuhi.
60
61. Pengungkapan – Hibah Pemerintah
sifat dan cakupan hibah pemerintah yang diakui dalam
laporan keuangan;
kondisi yang belum terpenuhi dan kontinjensi lain yang
melekat pada hibah pemerintah; dan
penurunan signifikan yang diperkirakan dalam jumlah
hibah pemerintah.
61
62. Tanggal Efektif dan Ketentuan Transisi
• Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan
tahunan yang dimulai pada atau setelah tanggal 1
Januari 2018.
• Penerapan dini dianjurkan. Jika entitas menerapkan Pernyataan
ini untuk periode yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2018,
maka entitas mengungkapkan fakta tersebut.
• Pernyataan ini tidak menetapkan ketentuan
transisi tertentu. Penerapan Pernyataan ini
dicatat sesuai dengan PSAK 25: Kebijakan
Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan.
62
63. Laporan Posisi Keuangan
[1] Sebuah entitas dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk memberikan gambaran yang dapat
dikuantifikasi untuk setiap kelompok aset biologis, membedakan antara aset biologis yang dapat
dikonsumsi dan tidak dapat dikonsumsi atau antara aset biologis yang menghasilkan dan belum
menghasilkan, yang sesuai. Entitas mengungkapkan dasar untuk membuat setiap perbedaan
tersebut.
31 Des 2011 31 Des 2010
Neraca US$ US$
Aset Lancar
Kas dan setara kas 10.000 10.000
Piutang 88.000 65.000
Persediaan 60.950 50.650
Aset biologis 22.000 20.000
Total aset lancar 180.950 145.650
Aset tidak lancar
Ternak sapi perah - belum menghasilkan1) 52.060 47.730
Ternak Sapi ternak Susu - menghasilkan 1) 252.990 311.840
Sub-total aset biologis 305.050 359.570
Tanaman Produktif 120.000 100.000
Properti, pabrik, dan peralatan 1.462.650 1.409.800
Total aset tidak lancar 1.887.700 1.869.370
Total aset 2.068.650 2.015.020
63
64. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Penjualan 468.240
Nilai wajar produk yang dihasilkan 50.000
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar 39.930
558.170
Persediaan yang digunakan (137.523)
Biaya pegawai (127.283)
Beban penyusutan (15.250)
Beban operasi lainnya (197.092)
(477.148)
Laba operasi 81.022
Pajak penghasilan (43.194)
Laba komprehensif tahun berjalan 37.828
64
65. Laporan Arus Kas
Arus kas dari aktivitas Operasi
• Penerimaan kas dari penjualan susu 498.027
• Penerimaan kas dari penjualan ternak sapi perah 97.913
• Pembayaran kas untuk perlengkapan dan karyawan (460.831)
• Pembayaran kas untuk pembelian sapi perah (23.815)
111.294
65
66. Pengungkapan
Operasi dan kegiatan utama
Peternakan Sapi Perah XYZ ('Perusahaan') bergerak
dalam produksi susu untuk dipasok kepada
berbagai pelanggan. Pada tanggal 31 Desember
20X1, entitas memiliki 419 ekor sapi yang mampu
menghasilkan susu (mature assets) dan 137 sapi
muda yang dipelihara untuk dapat menghasilkan
susu di masa depan (immature assets). Perusahaan
menghasilkan 157.584kg susu dengan nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual sebesar 518.240
(pada saat pemerahan) pada tahun yang berakhir
31 Desember 20X1.
66
67. Pengungkapan
Kebijakan Akuntansi
Hewan ternak dan susu
Hewan ternak diukur pada nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual. Nilai wajar hewan ternak
didasarkan pada harga kuotasian hewan ternak
dengan usia, jenis, dan keunggulan genetik yang
serupa dalam pasar utama (atau pasar paling
menguntungkan) untuk hewan ternak tersebut.
Pengukuran awal susu dilakukan pada nilai wajar
dikurangi biaya untuk menjual pada saat
pemerahan. Nilai wajar susu didasarkan pada harga
kuotasian di area lokal dalam pasar utama (atau
pasar paling menguntungkan). 67
68. Pengungkapan
Aset biologis
Rekonsiliasi nilai tercatat ternak sapi perah 20X1
Jumlah tercatat per 1 Januari 20X1 459.570
Kenaikan karena pembelian
26.250
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar dikur angi
biaya untuk menjual yang diatribusikan ke perubahan fisik(a) 15.350
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual yang diatribusikan ke perubahan harga(a) 24.580
Penurunan karena penjualan (100.700)
Jumlah tercatat per 31 Desember 20X1 425.050
(a) Pemisahan kenaikan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual antara bagian yang diatribusikan ke
perubahan fi sik dan bagian yang diatribusikan ke perubahan harga dianjurkan, tetapi tidak disyaratkan
oleh Pernyataan ini.
68
69. Pengungkapan
Strategi manajemen risiko keuangan
• Perusahaan terekspos pada risiko keuangan yang timbul dari
perubahan harga susu. Perusahaan tidak mengantisipasi bahwa harga
susu akan menurun secara signifi kan di masa depan, oleh karena itu,
tidak menyepakati suatu kontrak derivatif atau kontrak lain untuk
mengelola risiko penurunan harga susu. Perusahaan melakukan
telaah atas prospek harga susu secara teratur dalam
mempertimbangkan kebutuhan manajemen risiko keuangan yang
aktif.
69
70. Ilustrasi : Perubahan Fisik dan Harga
Pemisahan perubahan fisik dan harga
dianjurkan tetapi tidak diharuskan dalam
PSAK 69
Sekumpulan 10 hewan berusia 2 tahun dimiliki pada tanggal 1 Januari 20X1. Satu hewan
berusia 2,5 tahun dibeli pada tanggal 1 Juli 20X1 senilai 108, dan satu hewan lahir pada
tanggal 1 Juli 20X1. Tidak ada hewan yang dijual atau dilepaskan selama periode tersebut.
Nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual per unit hewan adalah sebagai berikut:
Hewan yang berumur 2 tahun pada 1 Januari 20X1 100
Hewan yang baru lahir pada 1 Juli 20X1 70
Hewan yang berumur 2,5 tahun pada 1 Juli 20X1 108
Hewan yang baru lahir pada 31 December 20X1 72
Hewan yang berumur 0,5 tahun pada 31 December 20X1 80
Hewan yang berumur 2 tahun pada 31 December 20X1 105
Hewan yang berumur 2,5 tahun pada 31 December 20X1 111
Hewan yang berumur 3 tahun pada 31 December 20X1 120
70
71. Ilustrasi : Perubahan Fisik dan Harga)
Nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada 1 Januari 2011 (10 x 100) 1000
Pembelian pada 1 July 20X1 (1 x 108) 108
Peningkatan nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan akibat perubahan
harga:
10 × (105 – 100) 50
1 × (111 – 108) 3
1 × (72 – 70) 2 55
Peningkatan nilai wajar dikurangi estimasi biaya penjualan akibat perubahan
fisik:
10 × (120 – 105) 150
1 × (120 – 111) 9
1 × (80 – 72) 8
1 × 70 70 237
Nilai wajar dikurangi biaya penjualan pada 31 December 2011
11 × 120 1320
1 × 80 80 1400
71
72. Ilustrasi
• Sebanyak lima hewan yang berumur empat tahun dibeli pada 1 Januari 2007. Pada 1
Juli 2007, hewan berumur 4,5 tahun juga dibeli. Berikut nilai wajar dikurangi
estimasi biaya penjualan:
• Hewan yang berumur 4 tahun pada 1 Januari 2007 200
• Hewan yang berumur 4,5 tahun pada 1 Juli 2007 212
• Hewan yang berumur 5 tahun pada 31 December 2007 230
• Pergerakan dalam nilai wajar dikurangi biaya penjualan dari hewan-hewan
tersebut dapat direkonsiliasi sebagai berikut:
• Pada 1 Januari 2007 (5 x CU200) 1,000
• Pembelian 212
• Perubahan nilai wajar (the balancing figure) 168
• Pada 31 Desember 2007 (6 x CU230) 1,380
72
73. Ilustrasi Jurnal 1
Keterangan Debit Kredit
Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan penanaman padi sebesar 60.000.000
Beban operasi 60.000.000
Kas 60.000.000
Entitas menjual padi dengan harga 120.000.000
Kas 120.000.000
Penjualan 120.000.000
Pada 31 Desember ada padi yang belum di panen di sawah dinilai sebesar 30.000.000
Aset biologis* 30.000.000
Pendapatan* 30.000.000
Untuk mempermudah pencatatan jurnal ini akan dibalik di awal periode sehingga
entitas dapat konsisten mencatat pendapatan pada saat penjualan. Tapi karena ada
pendapatan debit 30.000.000 maka pengakuan pendapatan tetap sesuai PSAK
73
74. Ilustrasi Jurnal 2a
Keterangan Debit Kredit
Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan membeli dan memelihara ternak 100.000.000
Aset biologis 100.000.000
Kas 100.000.000
Pada 31 Desember nilai aset biologis 130.000.000
Aset biologis 30.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 30.000.000
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000
Aset biologis 40.000.000
Kas 40.000.000
74
75. Ilustrasi Jurnal 2a
Keterangan Debit Kredit
Pada 1 Maret 20X2 aset biologis dijual dengan harga 200.000.000
Kas 200.000.000
Penjualan 200.000.000
Mencatat harga pokok penjualan 130.000.000 + 40.000.000 = 170.000.000
Harga pokok penjualan 170.000.000
Aset biologis 170.000.000
Mencatat biya penjualan sebesar 10.000.000
Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Laba pada 20X2 sebesar 20.000.000 = 200.000.000 – 170.000.000-10.000.000
75
76. Ilustrasi Jurnal 2b
Keterangan Debit Kredit
Entitas mengeluarkan biaya untuk kegiatan membeli dan memelihara ternak 100.000.000
Beban operasi 100.000.000
Kas 100.000.000
Pada 31 Desember nilai aset biologis 130.000.000
Aset biologis 130.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 130.000.000
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000
Beban operasi 40.000.000
Kas 40.000.000
Untuk menjaga konsistensi mencatat jurnal pada 31 Desember dibalik
77. Ilustrasi Jurnal 2b
Keterangan Debit Kredit
Pada Jan – Feb Maret 20X2 biaya yang dikeluarkan 40.000.000
Beban operasi 40.000.000
Kas 40.000.000
Pada 1 Maret 20X2 aset biologis dijual dengan harga 200.000.000
Kas 200.000.000
Pendapatan 200.000.000
Mencatat biaya penjualan sebesar 10.000.000
Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Laba pada 20X2 sebesar 200.000.000 – jurnal balik 130.000.000 = 70.000.000
Dikurangi biaya penjualan dan biaya operasi 20X2= 40.000.000 + 10.000.000 =50.000.000
Laba operasi 70.000.000 – 50.000.000 = 20.000.000
77
78. Ilustrasi Jurnal 3
Keterangan Debit Kredit
Entitas pada 31 Desember 20X1 memiliki aset biologis berupa buah yang belum
dipanen yang menempel pada tanaman produktif senilai 50.000.000
Aset biologis* 50.000.000
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis ) 50.000.000
Untuk mempermudah pencatatan dibuat jurnal balik pada 1 Jan 20X2
Pendapatan (kenaikan nilai aset biologis) 50.000.000
Aset biologis 50.000.000
Entitas mengeluarkan biaya untuk melanjutkan pemeliharan tanaman produktif senilai
70.000.000 selama Jan-Feb 20X2
Biaya operasi 70.000.000
Kas 70.000.000
78
79. Ilustrasi Jurnal 2
Keterangan Debit Kredit
Entitas pada 2 Maret 20X2 menjual produk agriculture dengan harga 100.000.000,
Kas 150.000.000
Pendapatan 150.000.000
Biaya penjualan yang dikeluarkan sebesar 10.000.000
Beban penjualan 10.000.000
Kas 10.000.000
Walaupun diakui penjualan sebesar 150.000.000 namun karena telah dibuat jurnal balik pada 1
Jan 20X2, maka penghasilan yang diperoleh pada 20X2 adalah
150.000.000 – 50.000.000 = 100.000.000
Dikurangi biaya operasi dan pemasaran 70.000.000 + 10.000.000
Sehingga laba operasi sebesar 20.000.000
79
80. Ilustrasi
• Entitas melakukan pembelian dan pengeluaran biaya untuk kegiatan
penamanan dan pemeliharaan padi dan jagung:
Beban operasi 500.000
Kas 500.000
• Entitas menjual produk
Kas 1.000.000
Penjualan 1.000.000
• Pada tanggal pelaporan terdapat tanaman yang belum dipanen
Aset biologis 300.000
Pendapatan dari kenaikan nilai 300.000
• Jurnal balik
Pendapatan dari kenaikan nilai 300.000
Aset biologis 300.000
• Pada tahun berikutnya tanaman yang masih ada di 31 Desember dijual :
Kas 800.000
Penjualan 800.000
• Pendapatan di tahun ini hanya 500.000 karena yagn 300.000 telah diakui pada tahun
sebelumnya.
80
89. Nilai Wajar – PSAK lama
Nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak yang
memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s
length transaction)
Bukan nilai yang akan diterima atau
dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan,
atau penjualan akibat kesulitan keuangan.
89
ENTRY
PRICE
90. Definisi Lama
Nilai di mana suatu aset
dapat dipertukarkan atau
suatu kewajiban
diselesaikan antara pihak
yang memahami dan
berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar
(arm’s length transaction)
Definisi Lama Kelemahan
Tidak spesifik apakan entitas menjual
atau membeli aset
Tidak jelas tentang diselesaikan,
karena tidak menunjukkan kreditor
Tidak jelas tentang pengertian nilai
wajar
Tidak menjelaskan kapan transaksi
terjadi
?
90
91. Hirarki Penentuan Nilai Wajar – PSAK LAMA
• Kuotasi harga di pasar aktif;
• Jika pasar tidak aktif, maka menggunakan teknik
penilaian yang meliputi:
• penggunaan transaksi-transaksi pasar wajar yang terkini
antara pihak-pihak yang mengerti, berkeinginan, jika
tersedia;
• referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang
secara substansial sama;
• analisis arus kas yang didiskonto (discounted cash flow
analysis); dan
• model penetapan harga opsi (option pricing model)
91
92. PSAK PENGGUNAAN NILAI WAJAR MODEL PENURUNAN NILAI
PSAK 14 Persediaan Nilai persediaan akhir –
pada pelaporan
Lower cost or net
realizable value
Penilaian mana yang lebih
kecil harga perolehan atau
nilai realisasi bersih
PSAK 16 Aset tetap Pilihan kebijakan penilaian
setelah tanggal perolehan
Penurunan nilai
revaluation model Nilai yang yang dapat
diperoleh kembali: nilai yang
lebih tinggi pakai dan nilai
wajar dikurangi biaya
pelepasan
PSAK 19 Aset tak
Berwujud
PSAK 13 Properti
investasi
Pemilihan kebijakan
pengukuran setelah tanggal
perolehan
Fair value
PSAK 58 Aset lancar dimiliki untuk
dijual: mana yang lebih
rendah harga perolehan atau
nilai wajar dikurangi biaya
penjualan
Lower cost or fair
value less costs to
sell
92
Penggunaan Nilai wajar
93. PSAK PENGGUNAAN NILAI WAJAR MODEL PENURUNAN NILAI
PSAK 69 Pengukuran asset biologis
tanggal perolehan dan
pelaporan: Nilai wajar
dikurang biaya pelepasan
Pengukuran produk
agrikultur saat panen: Nilai
wajar dikurang biaya
pelepasan
Fair value less costs
to sell
PSAK 71 Fair value
Penggunaan bunga
Fair value
93
Penggunaan Nilai wajar
94. Penilaian Wajar - Dampak terhadap Bisnis
• Pengungkapan informasi nilai wajar dan asumsi yang
mendasarinya
• Peran penilai menjadi penting
• Entitas menentukan:
• Aset atau liabilitas yang diukur dengan nilai wajar
• Untuk aset non keuangan, menentukan asumsi penilaian
• Pasar utama atau pasar paling menguntungkan
• Teknik penilaian yang tepat
• Input dalam teknik penilaian berdasarkan asumsi pelaku pasar
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS karena menggunakan
konsep yang sama
94
96. PSAK 68
Pendahuluan
Pengukuran
Pengungkapan
Lampiran A: Definisi Istilah
Lampiran B: Pedoman Penerapan
Lampiran C: Tanggal Efektif dan Transisi
Lampiran D: Amandemen terhadap PSAK
Contoh Ilustrasi
96
Dihapuskan
setelah PSAK
penyesuaian
97. Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• mendefinisikan nilai wajar (fair value);
• menetapkan dalam suatu Pernyataan,
kerangka pengukuran nilai wajar; dan
• mensyaratkan pengungkapan mengenai
pengukuran nilai wajar.
Tujuan :
97
98. Ruang Lingkup
• Pernyataan ini diterapkan ketika Pernyataan lain mensyaratkan
atau mengizinkan pengukuran atau pengungkapan mengenai
nilai wajar (dan pengukuran, seperti nilai wajar setelah
dikurangi biaya untuk menjual (fair value less costs to sell),
berdasarkan nilai wajar atau pengungkapan mengenai
pengukuran tersebut), kecuali sebagaimana dijelaskan dalam
paragraf 06 dan 07.
98
99. Ruang Lingkup – Pengecualian (06&07)
• Pengukuran dan pengungkapan
• transaksi pembayaran berbasis saham dalam ruang lingkup PSAK 53:
Pembayaran Berbasis Saham;
• transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 73: Sewa; dan
• pengukuran yang memiliki beberapa keserupaan dengan nilai wajar
tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto (net
realisable value) dalam PSAK 14: Persediaan atau nilai pakai (value in
use) dalam PSAK 48: Penurunan Nilai Aset.
• Pengungkapan
• aset program yang diukur pada nilai wajar sesuai PSAK 24:
• investasi program manfaat purnakarya yang diukur pada nilai wajar
sesuai dengan PSAK 18
• aset yang jumlah terpulihkannya adalah nilai wajar setelah dikurangi
biaya pelepasan sesuai dengan PSAK 48
99
100. Definisi Nilai Wajar
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
• “...the price that would be received to sell an asset or
transfer a liability in an orderly transaction between
market participants at the measurement date.”
IFRS 13 para 9
100
EXIT
PRICE
101. Aset dan Liabilitas
• Pengukuran nilai wajar adalah untuk aset atau liabilitas
tertentu.
• Ketika mengukur nilai wajar, entitas memperhitungkan
karakteristik aset atau liabilitas jika pelaku pasar
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan
harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
• Karakteristik tersebut misalnya :
• kondisi dan lokasi aset; dan
• pembatasan, jika ada, atas penjualan atau penggunaan
aset.
• Aset atau liabilitas diukur pada nilai wajar dapat terdiri dari aset
atau liabilitas yang berdiri sendiri atau sekelompok aset atau
liabilitas.
101
102. Transaksi
• Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa aset atau
liabilitas dipertukarkan dalam suatu transaksi teratur
antara pelaku pasar untuk menjual aset atau mengalihkan
liabilitas pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi
pasar saat ini.
• Nilai wajar mengasumsikan bahwa transaksi untuk
menjual aset atau mengalihkan liabilitas terjadi:
• di pasar utama (principal market) untuk aset atau liabilitas
tersebut; atau
• jika tidak terdapat pasar utama, di pasar yang paling
menguntungkan (most advantegous market) untuk aset atau
liabilitas tersebut.
102
103. Transaksi
• Transaksi teratur: transaksi yang mengasumsikan
eksposure ke pasar untuk periode sebelum tanggal
pengukuran untuk memungkinkan kegiatan perusahaan
yang lazim dan umum untuk transaksi yang melibatkan
aset atau liabilitas; trasaksi tersebut bukan merupaan
transaksi yang dipaksakan (contoh likuidasi dipaksakan
atau penjualan karena keterpaksaan)
• Pasar utama (principles market) pasar dengan volume
dan tingkat aktivitas terbesar untuk aset atau liabilitas.
• Pasar yang paling menguntungkan (most
advantantageous market) “pasar yang memaksimalkan
jumlah yang akan diterima untuk menjual aset atau
meminimalkan jumlah yang akan dibayar untuk
mengalihkan liabilitas setelah memperhitungkan biaya
transaksi dan biaya transport.
103
104. Pelaku Pasar
• Entitas mengukur nilai wajar suatu aset atau liabilitas
menggunakan asumsi yang akan digunakan pelaku pasar
ketika menentukan harga aset atau liabilitas tersebut,
dengan asumsi bahwa pelaku pasar bertindak dalam
kepentingan ekonomik terbaiknya.
• Entitas mengidentifikasi pelaku pasar secara umum,
mempertimbangkan faktor yang spesifik untuk:
• Aset dan liabilitas
• Pasar utama
• Pelaku pasar yang akan melakukan transasi
104
105. Pelaku Pasar
• Pelaku pasar pembeli dan penjual di pasar utama (paling
menguntungkan) untuk aset atau liabilitas yang memiliki
seluruh karakteristik sebagai berikut:
• Pembeli dan penjual independen satu sama lain, yaitu bukan pihak berelasi
sesuai PSAK 7 walaupun harga dalam transaski dengan pihak berelasi dapat
digunakan sebagai input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar jika entitas
memiliki bukti bahwa transaksi dilakukan menggunakan persyaratan pasar.
• Pembeli dan penjualan memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai aset
atau liabilitas dan transaksi menggunakna suluruh informasi yang dapat diperoleh
melalui upaya uji tuntas yang lazim dan umum.
• Pembeli dan penjual dapat melakukan transaksi atas aset atau liabilitas.
• Pembeli dan penjual bersedia untuk melakukan transaksi atas aset atau liabilitas
yaitu mereka termotivasi namun tidak terpaksa atau dipaksa melakukan hal
tersebut.
105
106. • Saat mengukur nilai wajar menggunakan asumsi artinya pihak yang
berpartisipasi dalam pasar menentukan harga aset atau liablitas
berdasarkan kondisi pasar saat itu, termasuk asumsi tentang risiko.
• Karakteristik atas aset dan liablitas khusus yang dipertimbangkan pihak
berpartisipasi dalam pasar saat menentukan harga pada tanggal
pengukuran, termasuk
• Umur, kondisi dan lokasi aset
• Ristriksi atas penjualan atau penggunaan
Pedoman penerapan
106
107. Harga
• Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk
menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur di
pasar utama (atau pasar yang paling menguntungkan)
pada tanggal pengukuran berdasarkan kondisi pasar saat
ini (yaitu harga keluaran) terlepas apakah harga tersebut
dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain.
107
108. Penggunaan Tertinggi dan Terbaik - (Highest and best Used)
• Pengukuran nilai wajar aset nonkeuangan memperhitungkan kemampuan
pelaku pasar untuk menghasilkan manfaat ekonomik dengan menggunakan
aset dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya (highest and best use) atau
dengan menjualnya kepada pelaku pasar lain yang akan menggunakan aset
tersebut dalam penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Penerapan Aset non Keuangan
Penggunaan tertinggi dan terbaik memperhitungkan:
• Penggunaan yang secara fisik dimungkinkan (physically possible)
memperhitungkan karakteristik fisik aset
• Penggunaan yang secara hukum diizinkan (legally permissible)
memperhitungkan adanya pembatasan hukum atas penggunaan
aset.
• Pengunaan yang layak secara keuangan (financially feasible)
108
109. Penggunaan tertinggi dan terbaik aset nonkeuangan dapat
memberikan nilai maksimum dengan melalui
• penggunaan kombinasi dengan aset atau liabilitas maka nilai
wajar adalah didasarkan asumsi aset tersebut digunakan
bersama aset atau liablitas lain:
• Kombinasi
• Aset pelengkap
• Relevan dari kelompok aset
• melalui penggunaan aset secara terpisah, nilai wajar adalah
harga diterima dalam transaksi menjual aset kepada pelaku
pasar yang akan menggunakan secara terpisah.
Premis Penilaian Aset non Keuangan
109
110. • Pengukuran nilai wajar mengasumsikan bahwa liabilitas keuangan atau, liabilitas non
keuangan atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri dialihkan kepada pelaku pasar pada
tanggal pengukuran.
• Pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas milik entitas sendiri mengasumsikan:
• Liabilitas akan tetap terutang dan pelaku pasar yang menerima pengalihan (transferee)
disyaratkan untuk memenuhi kewajiban tersebut. Liabilitas tidak akan diselesaikan dengan
pihak lawan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
• Instrumen ekuitas milik entitas sendiri akan tetap beredar dan pelaku pasar yang menerima
pengalihan akan mengambil alih hak dan tanggung jawab yang terkait dengan instrumen
tersebut. Instrumen tersebut tidak akan dibatalkan atau diakhiri pada tanggal pengukuran.
• Ketika harga kuotasian (quoted price) untuk pengalihan liabilitas atau instrumen ekuitas
milik entitas sendiri yang identik atau serupa tidak tersedia dan item yang identik dimiliki
oleh pihak lain sebagai aset, entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen ekuitas
dari perspektif pelaku pasar yang memiliki item yang identik sebagai aset pada tanggal
pengukuran.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas Sendiri
110
111. Entitas mengukur liabilitas dan ekuitas dengan:
a. menggunakan harga kuotasian di pasar aktif (active market) untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset, jika harga tersebut
tersedia.
b. jika harga tersebut tidak tersedia, menggunakan input lain yang dapat
diobservasi, seperti harga kuotasian di pasar yang tidak aktif untuk item
yang identik yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset.
c. jika harga yang dapat diobservasi dalam (a) dan (b) tidak tersedia, maka
menggunakan teknik penilaian lain, seperti:
i. pendekatan penghasilan (income approach) (contohnya teknik nilai kini yang
memperhitungkan nilai arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima pelaku
pasar dari kepemilikannya atas liabilitas atau instrumen ekuitas sebagai aset;
ii. pendekatan pasar (market approach) (contohnya menggunakan harga kuotasian untuk
liabilitas atau instrumen ekuitas yang serupa yang dimiliki oleh pihak lain sebagai aset;
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas Milik Entitas
Sendiri
111
112. • Ketika harga kuotasian untuk pengalihan liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri yang identik atau serupa
tidak tersedia dan item yang identik tidak dimiliki oleh pihak
lain sebagai asset
• entitas mengukur nilai wajar liabilitas atau instrumen
ekuitas menggunakan teknik penilaian dari perspektif
pelaku pasar yang memiliki liabilitas atau telah
menerbitkan klaim atas ekuitas.
Liabilitas dan Instrumen Ekuitas yang Tidak Dimiliki Pihak Lain
Sebagai Aset
112
113. • Nilai wajar liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi
(non-performance risk).
• Risiko wanprestasi mencakup, namun tidak terbatas pada,
risiko kredit entitas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 60:
Instrumen Keuangan: Pengungkapan).
• Risiko wanprestasi diasumsikan sama sebelum dan sesudah
pengalihan liabilitas.
Risiko Wanprestasi
113
114. • Dampak pembatasan yang mencegah pengalihan liabilitas atau
instrumen ekuitas milik entitas sendiri baik secara implisit atau
eksplisit tercakup dalam input lain terhadap pengukuran nilai
wajar.
Pembatasan yang Mencegah Pengalihan Liabilitas atau Instrumen
Ekuitas Milik Entitas Sendiri
114
115. • Nilai wajar liabilitas keuangan dengan fitur dapat ditarik
kembali sewaktu-waktu (demand feature) (contohnya giro)
adalah tidak kurang dari jumlah yang terutang pada saat
penarikan, didiskontokan dari tanggal pertama jumlah tersebut
dapat disyaratkan untuk dibayar.
Liabilitas Keuangan dengan Fitur dapat Ditarik Kembali Sewaktu-
waktu
115
116. • Jika entitas mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas
keuangan tersebut berdasarkan eksposur netonya terhadap
risiko pasar atau risiko kredit, entitas diizinkan untuk
menerapkan pengecualian terhadap Pernyataan ini untuk
mengukur nilai wajar. (Par 48).
• Entitas mengukur nilai wajar kelompok aset keuangan dan
liabilitas keuangan secara konsisten dengan bagaimana pelaku
pasar menetapkan harga eksposure risiko neto pada tanggal
pengukuran.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi
Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan
116
117. Entitas diizinkan untuk menggunakan pengecualian jika entitas melakukan
seluruh hal sebagai berikut:
a. Mengelola kelompok aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan
eksposur neto entitas terhadap risiko pasar tertentu atau terhadap risiko
kredit dari pihak lawan tertentu sesuai dengan risiko manajemen atau
strategi investasi entitas yang terdokumentasi;
b. Menyediakan informasi atas dasar tersebut, mengenai kelompok aset
keuangan dan liabilitas keuangan kepada anggota manajemen kunci
entitas, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 7:
c. Disyaratkan atau telah menentukan untuk mengukur aset keuangan dan
liabilitas keuangan tersebut pada nilai wajar dalam laporan posisi keuangan
pada setiap akhir periode pelaporan.
Pengecualian par 48 hanya berlaku untuk aset keuangan dan liabilitas keuagnan
dalam ruang lingkup PSAK 55.
Penerapan pada Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan dengan Posisi
Saling Hapus dalam Risiko Pasar atau Risiko Kredit Pihak Lawan
117
118. a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas menerapkan bid ask
spread yang mempresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut pada
exposure neto entitas terhadap risiko pasar.
b. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memastikan bahwa risiko
pasar dalam kelompok aset dan liabilitas keuangan tersebut secara
substansial sama
c. Durasi eksposure entitas terhadap risiko pasr secara substansial sama
Eksposure terhadap nilai pasar
118
119. a. Ketika menggunakan pengecualian par 48, entitas memperhitungkan
dampak eksposure neto terhadap kredit entitas dalam pengukuran nilai
wajar ketika pelaku pasar memperhitungkan perjanjian apapun yang ada
saat ini yang mengurangi eksposure risiko kredit jika gagal bayar.
b. Pengukuran nilai wajar mencerminkan harapan pelaku pasar mengenai
kemungkinan bahwa perjanjian tersebut akan memiliki kekuatan hukum
jika terjadi gagal bayar.
Eksposure terhadap risiko pihak lawan tertentu
119
120. a. Harga transaksi adalah harga yang dibayar untuk mempeoleh aset atau
harga yagn diterima untuk mengambil alih liabilitas (harga masuk / entry
price).
b. Nilai wajar aset atau liabilitas adalah harga yang akan diterima untuk
menjual aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan liabilitas
(harga keluar).
c. Dalam banyak kasus harga transaksi akan sama dengan nilai wajar,
contohnya kasus tersebut terjadi pada tanggal transaksi terjadi transaksi
untuk membeli aset di pasar di mana aset tersebut akan dijual.
d. Jika harga transaksi berbeda dengan nilai wajar, maka entitas mengakui
keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dalam laba rugi, kecuali
dinyatakan lain dalam pernyataan tersebut.
Nilai wajar pada saat pengakuan awal
120
121. • Entitas menggunakan teknik penilaian yang sesuai dalam keadaan dan
dimana data yang memadai tersedia untuk mengukur nilai wajar,
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang relevan dan
meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat diobservasi.
• Tujuan teknik penilaian untuk mengestimasi harga di mana transaksi teratur
untuk menjual aset atau mengalihkan liabilitas akan terjadi antara para
pelaku pasar pada tanggal transaksi
• Tiga teknik penilaian yang digunakan secara luas adalah pendekatan pasar,
pendekatan biaya (cost approach) dan pendekatan penghasilan.
• Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar diterapkan
secara konsisten.
• Penggunaan teknik tunggal atau beberapa teknik penilaian dimungkinkan.
• Pengukuran nilai wajar adalah titik dalam rentang tersebut yang paling
mewakili nilai wajar dalam keadaan tersebut.
Teknik Penilaian
121
122. • Teknik penilaian yang digunakan untuk mengukur nilai wajar
memaksimalkan penggunaan input yang dapat diobservasi yang
relevan dan meminimalkan penggunaan input yang tidak dapat
diobservasi.
• Entitas memilih input yang konsisten dengan karakteristik aset
atau liabilitas yang akan diperhitungkan pelaku pasar dalam
transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut
Prinsip Umum Teknik Penilaian
122
123. • Jika aset atau liabilitas yang diukur pada nilai wajar memiliki harga bid dan
harga ask (contohnya input dari pasar dealer), harga dalam bid–ask spread
yang paling merepresentasikan nilai wajar dalam keadaan tersebut digunakan
untuk mengukur nilai wajar terlepas dari dimana input tersebut dikategorikan
dalam hirarki nilai wajar (yaitu Level 1, 2, atau 3).
• Penggunaan bid ask spread untuk posisi aset dan liabilitas diizinkan tetapi
tidak disyaratkan.
• Pernyataan ini tidak menghalangi penggunaan harga nilai tengah pasar (mid
market pricing) atau konvensi penentuan harga lain yang digunakan pelaku
pasar sebagai panduan praktis untuk mengukur nlai wajar dalam bid ask
spread.
Input Berdasarkan Harga Bid and Ask
123
124. Hirarki Nilai Wajar
124
Apakah ada harga kuotasian
dalam pasar aktif untuk aset
atau liabilitas yang identik
(Level 1)
Apakah ada input selain
harga kuotasioan yang
dapat diobservasi*
Gunakan nilai wajar
pengukuran dengan Level 1
Gunakan input selain
Harga kuotasian yang
dapat diobservasi baik
secara langsung atau tidak
langsung, pengukuan ‡
Level 2
Gunakan input yang
bukan berdasarkan
harga pasar yang
dapat diobservasi.
Level 3
NoYes
Yes
No
Harus digunakan tanpa
penyesuaian
* Maksimumkan input yang dapat
diobservasi, termasuk informasi pasar
dan informasi publik lainnya
‡ Input yang tidak dapat diobservasi
diantaranya data entitas (anggaran,
proyeksi), harus disesuaikan jika
pelaku pasar menggunakan asumsi
berbeda
124
124
125. • Input Level 1 adalah harga kuotasian (tanpa penyesuaian) di pasar aktif untuk aset atau liabilitas
yang identik yang dapat diakses entitas pada tanggal pengukuran.
• Harga kuotasian di pasar aktif menyediakan bukti yang paling andal dari nilai wajar dan digunakan
tanpa penyesuaian.
• Penekanan pada Level 1 adalah untuk menentukan kedua hal sebagai berikut:
a. pasar utama untuk aset atau liabilitas atau, jika tidak terdapat pasar utama, pasar yang
paling menguntungkan untuk aset atau liabilitas tersebut; dan
b. apakah entitas dapat melakukan transaksi untuk aset atau liabilitas tersebut pada harga di
pasar tersebut pada tanggal pengukuran.
• Entitas tidak membuat penyesuaian terhadap input Level 1 kecuali dalam beberapa keadaan
sebagai berikut:
a. tidak dapat diakses untuk setiap aset atau liabilitas tersebut secara individual
b. harga kuotasian di pasar aktif tidak merepresentasikan nilai wajar pada tanggal
pengukuran.
c. aset di pasar aktif dan harga tersebut perlu untuk disesuaikan untuk faktor yang spesifik
terhadap item atau aset tersebut
Input Level 1
125
126. • Input Level 2 adalah input selain harga kuotasian yang termasuk dalam Level 1 yang dapat
diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung atau tidak langsung.
• Jika aset atau liabilitas memiliki persyaratan (kontraktual) yang spesifik, input Level 2 harus dapat
diobservasi untuk keseluruhan jangka waktu yang substansial dari aset atau liabilitas tersebut.
a. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang serupa di pasar aktif.
b. harga kuotasian untuk aset atau liabilitas yang identik atau yang serupa di pasar yang tidak
aktif.
c. input selain dari harga kuotasian yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, sebagai
contoh:
i. suku bunga dan kurva imbal hasil yang dapat diobservasi pada interval kuotasi yang
umum;
ii. volatilitas yang tersirat; dan
iii. credit spreads.
d. input yang diperkuat pasar (market-corroborated inputs).
• Penyesuaian terhadap input Level 2 akan beragam, tergantung pada faktor yang spesifik atas aset
atau liabilitas. Faktor tersebut termasuk hal sebagai berikut:
a. kondisi atau lokasi aset;
b. tingkat dimana input terkait dengan item yang sebanding dengan aset atau liabilitas
c. volume atau level aktivitas di pasar dimana input dapat diamati.
Input Level 2
126
127. • Input Level 3 adalah input yang tidak dapat diobservasi untuk aset atau
liabilitas.
• Input yang tidak dapat diobservasi digunakan untuk mengukur nilai wajar
sejauh input yang dapat diobservasi yang relevan tidak tersedia,
• Asumsi mengenai risiko termasuk risiko yang inheren dalam teknik penilaian
tertentu yang digunakan untuk mengukur nilai wajar (seperti model
penentuan harga) dan risiko yang inheren dalam input untuk teknik penilaian.
• Entitas dapat mengembangkan input yang tidak dapat diobservasi
menggunakan informasi terbaik yang tersedia
Input Level 3
127
128. • Entitas mengungkapkan informasi yang membantu pengguna
laporan keuangannya untuk menilai kedua hal sebagai berikut:
a. untuk aset dan liabilitas yang diukur pada nilai wajar secara berulang
(recurring) atau tidak berulang (non-recurring) dalam laporan posisi
keuangan setelah pengakuan awal, teknik penilaian dan input yang
digunakan untuk mengembangkan pengukuran tersebut.
b. untuk pengukuran nilai wajar yang berulang yang menggunakan input
yang tidak dapat diobservasi yang signifikan (Level 3), dampak dari
pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan komprehensif lain
untuk periode tersebut.
Pengungkapan
128
129. Untuk memenuhi tujuan pengungkapan, entitas empertimbangkan
seluruh hal sebagai berikut:
a. level detil yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan
pengungkapan;
b. berapa banyak penekanan yang ditetapkan pada setiap persyaratan;
c. berapa banyak penggabungan atau pemisahan yang perlu
dilaksanakan; dan
d. apakah pengguna laporan keuangan membutuhkan informasi
tambahan untuk mengevaluasi informasi kuantitatif yang
diungkapkan.
Pengungkapan
129
130. Untuk memenuhi tujuan pengungkapan entitas mengungkapakan
informasi berikut:
a. Alasan pengkuruan nilai wajar berulang dan tidak berulang
b. Level hirarki nilai wajar
c. Jumlah perpindahan antar hirarki nilai wajar 1 dan 2, alasan dan kebijakan
akuntansinya.
d. Untuk level 2 dan 3, deskripsi teknik penilaian dan input dalam
pengukuran.
e. Level 3, rekonsiliasi saldo awal dan akhir, perubahan selama periode,
keuntungan kerugian yagn direalisasi dan belum direalisasi.
f. Jika penggunaan teringgi dan terbaik aset non keuangan berbeda dari
penggunaannya, fakta tersebut harus diungkapkan.
Pengungkapan
130
131. a. Pendekatan pengukuran nilai wajar
b. Premis penilaian untuk aset non keuangan
c. Nilai wajar pada saat pengakuan awal
d. Teknik penlaian
i. Pendekatan pasar
ii. Pendekatan biaya
iii. Pendekatan penghasilan
iv. Teknik nilai kini
Komponen penilaian nilai kini (prinsip umum, risiko dan ketidakpastian,
teknik penyesuaian tingkat diskonto, teknik nilai kini yang diharapkan)
e. Penerapan teknik nilai kini pada liabilitas dan instrument ekuitas milik entitas
sendiri yang tidak dimiliki oleh pihak lain sebagai aset
f. Pengukuran nlai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas
menurun secara signifikan
i. identifikasi transaksi tidak teratur
ii. penggunaan harga kuotasian yang disediakan pihak ketiga)
Pedoman Penerapan
131
132. a. Bagian ini hanya ada di PSAK 68 revisi 2013 namun untuk PSAK penyesuan tahun
2015 sudah tidak ada, karena sudah disesuaikan.
b. PSAK yang disesuaikan antara lain:
Amandemen terhadap PSAK
9. PSAK 19
10. PSAK 22
11. PSAK 24
12. PSAK 30
13. PSAK 48
14. PSAK 50
15. PSAK 53
16. PSAK 55
17. PSAK 56
18. PSAK 60
19. PSAK 53
20. ISAK 8
21. ISAK 10
22. ISAK 11
23. ISAK 28
24. PSAK 57
1. PSAK 1
2. PSAK 3
3. PSAK 8
4. PSAK 10
5. PSAK 13
6. PSAK 14
7. PSAK 15
8. PSAK 16
132
133. a. Penggunaan tertinggi dan terbaik dan premis penilaian (1. kelompok aset; 2.tanah; 3.
Proyek penelitian dan pengembangan)
b. Penggunaan beberapa teknik penilaian (4. mesin yang dimiliki dan digunakan; 5.
perangkat lunak)
c. Pasar utama atau pasar yang paling menguntungkan (6. pasar utama level 1)
d. Harga transaksi dan nilai wajar pada saat pengakuan awal (7. swap suku bunga pada
saat pengakuan awal)
e. Aset yang dibatasi (8. pembatasn pada penjualan instrument ekuitas; 9. pembatasan
pada penggunaan aset)
f. Pengukuran liabilitas (10. structured notes; 11. liabilitas aktivitas purna operasi; 12.
kewajian utang: harga kuotasian; 13. kewajiban utang: teknik nilai kini)
g. Pengukuran nilai wajar ketika volume atau tingkat aktivitas aset atau liabilitas
menurun secara signifikan (14. estimasti tingkat imbal hasil ketika volume atau tingkat
aktivitas aset menurun secara signifikan)
h. Pengungkapan (15. Aset yagn diukur pada nilai wajar; 16. Rekonsilisasi pengukuran
nilai wajar level 3; 17. Teknik penilaian dan input; 18. Proses penilaian; 19. Informasi
sensitivitas terhadap perubahan dalam input tidak dapat diobservasi yang signifikan.
Contoh Ilustrasi
133
134. • Entitas mengakuisisi aset dan mengambil alih liabilitas dalam suatu kombinasi
bisnis:
a. Aset A,
b. Aset B dan
c. Aset C.
• Aset C : perangkat lunak penagihan (billing) yang takterpisahkan dari bisnis yang
dikembangkan oleh entitas yang diakuisisi untuk penggunaannya sendiri, bersama
dengan asetA dan B (yaitu aset yang terkait).
Diketahui:
• Nilai wajar setiap dapat aset diukur secara terpisah
• setiap aset akan memberikan nilai maksimum kepada pelaku pasar utamanya
melalui penggunaannya dalam kombinasi dengan aset lain atau dengan aset dan
liabilitas lain
• Tidak terdapat bukti yang menunjukkan bahwa penggunaan saat ini aset tersebut
bukanlah penggunaan tertinggi dan terbaiknya.
Pengukuran Aset Non Keuangan
134
135. Kelompok Aset Pembeli Finansial
• Entitas menentukan bahwa pembeli finansial tidak memiliki aset yang terkait atau
aset pengganti yang akan meningkatkan nilai kelompok dimana aset tersebut
akan digunakan.
• Karena pembeli finansial tidak memiliki aset pengganti, maka Aset C (yaitu
perangkat lunak penagihan) akan digunakan selama umur ekonomiknya
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 300
b. Aset B: Rp 200
c. Aset C: Rp 100
Pengukuran Aset Non Keuangan
135
136. Kelompok Aset Pembeli Strategis
• Entitas menentukan bahwa pembeli strategis memiliki aset terkait yang akan meningkatkan
nilai kelompok dimana aset tersebut akan digunakan (yaitu sinergi pelaku pasar).
• Aset tersebut mencakup aset pengganti untuk Aset C (perangkat lunak penagihan), yang
hanya akan digunakan untuk periode transaksi terbatas dan tidak dapat dijual secara
tersendiri pada akhir periode tersebut.
• Karena pembeli strategik memiliki aset pengganti, maka Aset C tidak akan digunakan selama
umur ekonomiknya.
• Nilai wajar Aset:
a. Aset A: Rp 360
b. Aset B: Rp 260
c. Aset C: Rp 30
• Nilai wajar indikasian aset sebagai suatu kelompok dalam kelompok aset pembeli strategis
adalah Rp650.
Pengukuran Aset Non Keuangan
136
• Nilai wajar Aset A, B dan C akan ditentukan berdasarkan penggunaan aset tersebut
sebagai suatu kelompok dalam kelompok pembeli strategis (Rp360 Rp260 dan Rp30)
• Walaupun penggunaan aset dalam kelompok pembeli strategis tidak memaksimalkan
nilai wajar dari setiap aset secara tersendiri, penggunaan aset tersebut akan
memaksimalkan nilai wajar aset sebagai suatu kelompok (Rp650).
137.
138. Referensi:
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani
158. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
159.
160.
161. PSAK terdiri dari empat komponen: Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK), Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),
Interpretasi atas Standar Akuntansi Keuangan (ISAK), serta Pencabutan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PPSAK).
162.
163.
164.
165.
166.
167.
168.
169.
170.
171.
172.
173.
174. ISI KERANGKA KONSEPTUAL
PENDAHULUAN
• I Tujuan Pelaporan Bertujuan Umum
• II Entitas Pelapor (untuk ditambahkan)
• III Karakteristik Kualitatif Infromasi Keuangan yang
Berguna
• IV Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
euangan (1994) Pengaturan yang Tersisa
BAB
TUGAS 1