Dokumen tersebut membahas tentang teori permintaan, penawaran, dan harga keseimbangan pasar. Secara singkat, dokumen menjelaskan bahwa teori permintaan berkaitan dengan keinginan konsumen untuk memiliki barang dan jasa, sedangkan teori penawaran berkaitan dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan produsen pada berbagai harga. Harga keseimbangan pasar tercapai ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah barang yang
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
1. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
4. Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen
untuk memiliki dan menguasai barang dan
jasa yang didukung kemampuan membeli atau
menukar barang atau jasa.
Dalam Teori Ekonomi
10. "Jika harga suatu barang atau jasa
naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah dan
sebaliknya. Jika harga turun maka
jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang dengan anggapan ceteris
paribus"
15. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. II
HARGA KESEIMBANGAN PASAR
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
20. • Ekonomi Mikro – Teori dan Aplikasi By Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Daftar Pustaka
21. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Thanks!
Does anyone have any questions?
23. mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut
dengan elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin
besar sebaliknya Semakin tidak elastis sifat permintaannya
semakin kecil responnya.
PENGERTIAN ELASTISITAS
26. 01. Arc Elasticity
(Elastisitas busur)
Memperbandingkan persentase perubahan
harga dengan presentase perubahan yang
diminta atau yang ditawarkan. Arc
elasticity ini mengukur respons perubahan
jumlah barang yang diminta karena
adanya perubahan harga
28. Elastisitas penwaran
konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan
dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda
koefisien elastisitas kecuali dalam keadaan yang tidak biasa yaitu mengenai kurva
yang miring ke bawah.
29. ELASTISITAS PENDAPATAN
elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan
dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan.
konsep elastisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan
menambah atau mengurangi pembelian barang bila pendapatannya berubah.
30. CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?
31. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Pendekatan Cardinal dan
Ordinal
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen: DR.SigitSardjono,M.Ec
FEB Universitas17 Agustus1945Surabaya
Desember2022
32. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang
diminta manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas Jadi sebenarnya
permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan
barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan
dari fikasi penurunan dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut
33. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Utility akan meningkat jika jumblah barang yang dikonsumsi meningkat.
ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni secara
cardinal dengan menggunakan pendekatan nilai absolut dan secara ordinal
dengan menggunakan pendekatan nilai relatif order atau ranking.
Jika harga barang itu semakin mahal, maka jumlah barang yang diminta
semakin sedikit atau dikurangi sebaliknya jika harga barang itu semakin
murah turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak tapi tambah.
34. NILAI
kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder, termasuk kebutuhan pokok
pada umumnya ialah makanan pakaian Perumahan dan ada yang
menambahkan dengan kesehatan dengan kebutuhan diluar kebutuhan pokok
ini termasuk kebutuhan sekunder untuk memenuhi bermacam-macam
kebutuhan ini diperlukan barang dan jasa
35. Nilai barang dapat
dibedakan menjadi :
a. nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa
untuk memenuhi keperluan manusia sebagai contoh beras atau nasi dapat memenuhi
kebutuhan akan makanan
b. nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu
barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
pada zaman modern ini barang dan jasa di samping mempunyai nilai kegunaan untuk
memenuhi kebutuhan juga mempunyai nilai pertukaran.
36. Nilai pertukaran ini
dapat dibagi menjadi :
a. nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lain.
b. nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seorang kepada suatu barang
dan jasa bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
37. PEMENUHAN KEPUASAN
1. Hukum Gossen I :
2. jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang
sampai akhirnya datang kekenyangan atau kejenuhan
3.
4. Hukum Gosen II :
5. tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut
dibuatkan dengan seimbang berdasarkan pendapat
go-send ini timbullah berbagai teori guna dan
kepuasan Marginal Utility
38. 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL
UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang.
dalam kerangka utilitas dapat diukur secara Absolut dengan
menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan util
misalkan segelas es krim mempunyai 100 bagi seorang
konsumen apabila ia menghabiskan 2 gelas ia akan mendapat
daya guna lebih besar dari 100 util.
39. Dua pendekatan untuk menjelaskan
perilaku konsumen dalam buku ini
adalah :
Menurut teori ini kita tidak perlu
mengetahui secara Absolut
besarnya daya guna bagi
seorang konsumen.
Adalah funsi yang
merepresentasikan
preferensi seorang agen
dalam skala ordinal
Cardinal
aproach
Ordinal
aproach.
40. 4.3.1 Konsep Guna Batas
dan Guna Total (MU & TU)
guna total atau total utility ialah tingkat
kepuasan yang diperoleh karena
mengkonsumsi berbagai jumlah barang
Guna Total
(TU)
02
guna batas ialah sumbangan kepuasan
yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut
Guna Batas
(MU)
01
41. 4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam
Teori Cardinal
Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu (1) utility bisa
diukur dengan uang; (2) berlakunya Hukum Gossen (Low of
Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa semakin banyak suatu
barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal utility)
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan
akan menurun; (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan
total yang maksimal.
42. Asumsi dasar yang
digunakan pada pendekatan
ini adalah tingkat kepuasan
konsumen mengonsumsi
barang/jasa dapat dihitung
secara numerik
Utility Seseorang Bisa
Diukur dengan Uang
Berkaitan dengan
fenomena ini dalam
teori nilai guna
dikenal hukum
Diminishing of
Marginal Utility
Berlakunya Hukum
Gossen
Konsumen bersifat
rasional sehingga
perilakunya harus
dapat dipahami
menurut logika umum
Konsumen Bersifat
Rasional
43. Aliran ini menganggap bahwa tinggi
rendahnya nilai suatu barang tergantung
dari subjek yang memberikan penilaian
Jadi suatu barang baru mempunyai arti
bagi seseorang konsumen apabila barang
tersebut mempunyai daya guna baginya.
Asumsi Utility Bisa Diukur
adalah Pemikiran yang Keliru
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki,
semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar. Kriteria pokok dari suatu alat
pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang
tetap.
Marginal Utility dari Uang
Tidaklah Konstan
4.3.3 Kritik Pada
Pendekatan Cardinal
44. 4.3.4 Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit
barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan
sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan)- TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX
atau
(TUx+1)-(TUx) = MUx
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility
menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi
negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU
maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dan turunan pertama dan MU sama dengan nol
maka TU-nya maksimal.
45. 4.3.6 Perubahan Kombinasi
Barang yang Dibeli Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang
pengganti yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut
akan berkurang.
Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut
adalah barang normal.
47. 4.4.1. Property Indiference
Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang
keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
2 Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak
realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari
uang akan berubah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis
saja.
48. 4.4.1. Property Indiference
Curve
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indifference memerlukan
adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
50. 4.4.1. Property Indiference
Curve
3. Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah
barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi Sebaliknya bila barang
Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin
lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
51. 4.4.1. Property Indiference
Curve
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya
Semakin Besar
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y
pada indeference curve (IC) akan berubah
dengan adanya penambahan jumlah barang X
dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan
saling memotong karena kombinasi-kombinasi
yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di
titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen
lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin
jauh dari titik O menunjukkan IC yang
memberikan utilitas lebih tinggi.
52. 4.4.2. Kendala Anggaran
(Budget Contraint)
Untuk mengetahui kombinasi mana yang akan memberikan
kepuasan yang maksimal kepada konsumen dari berbagai
kombinasi yang ada pada curve indifference maka perlu
diketahui kombinasi-kombinasi yang mana yang dapat dicapai
oleh konsumen berdasarkan batasan penghasilannya.
53. 4.4.3. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen
antara curve indifference dengan kurval anggaran (budget
line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa
yang diperbuat.
54. 4.4.4. Perubahan Utilitas
Konsumen
Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi
guna maksimal ini 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang Xnaik, maka garis anggaran (budget line)
dan indifference curve nya bergeser ke kiri. Jika harga barang
X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference
curve akan bergeser ke kanan.
55. 4.4.5. Derivasi Kurva
Permintaan dari Kurva PCC
Sesuai dengan hukum
pasarnya maka
perubahan harga
akan mengubah
jumlah yang
diminta. Jika
dimisalkan harga
barang X mengalami
penurunan
sedangkan harga
barang Y tetap, maka
BL akan berubah dari
BL ke BL1 ke BL2.
56. 4.4.6. Penggambaran Kurva
Engel dari Kurva ICC
Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat harga,
melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah dipaparkan
di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri atau ke
kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat
pendapatan naik atau turun.
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan
jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang
pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat
pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
57. 4.4.7. Bentuk Indifference
Curve
Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva
Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke
kanan bawah dan cembung terhadap titik nol Bentuk yang
demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utility.
58. 4.4.8. Kritik dan Aplikasi
Pendekatan Indifference Curve
1. Kritik
Krik terhadap pendekatan indifference curve
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk
individu tidaklah mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan
adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis
terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain
c. yang membuat konsumen tetap pada barang X atau
meninggalkan barang X Capproach tidak dapat digunakan
untuk menganalisis effect advertising, past behavior of stock.
2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
59. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
PERILAKU PRODUSEN
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
60. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang
dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran jangka
waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada
proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada
yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun.
61. 5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan
harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk
memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu
barang tertentu.
62. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam
teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP
(average product), dan MP (marginal product).
63. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (The Law of Di
minishing Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku
Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka
pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan
faktor faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu
kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor
produksi variabel itu secara terus-menerus.
64. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor
produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi
variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian menurun.
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. Jika AP maximum maka MPP AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
65. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat
tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
66. Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum
produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi
rata-rata (AP).
67. Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal
sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada
saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin
berkurang tetapi MP masih positif.
68. Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian
tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi
total (TP) menurun terus.
69. PRODUKSI JANGKA PANJANG
5.4
Produksi jangka panjang adalah suatu proses
produksi di mana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor
produksi bersifat variabel
70. 5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasiteknis antara dua input yang bervariabelyang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu".
71. 2. Sifat dari Kurva
Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva
indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah
produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva
isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling
berpotongan atau saling bersinggungan.
72. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS
adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah.
Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada
titik khusus.
74. Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah
sempurna.
Bentuk Isoquant yang berupa huruf I seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan
labor.
75. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu".
76. 2. Gambar Kurva Isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana
yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital
sebanyak M/Pk unit.
77. 3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun atau
naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
78. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor
Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya
Tetap
79. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi
Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap.
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L.
Dan jika harga kapital bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi
K3L
80. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah
modal bertambah besar maka kurva isocost
bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika
harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi
K111.
81. 5.4.5. Hasil dari Pengembangan
Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan
bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka:
=L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan
berubah:
al+ac
bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat
perubahan output (b) bisa dalam keadaan
(1) b> a; (2) b = a; dan (3) b < a
82. 5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil
(Least Cost Combination
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis
yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan
isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut
dengan least cost resources combinations.
83. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
84. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat
penjual dan pembeli. Masing masing penjual dan pembeli tidak
dapat mempengaruhi harga pasar. Berapapun jumblah barang
yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.
85. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang
sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumblah barang.
Dengan demikian, masing masing penjual di pasar adalah sebagai
pengikut harga pasar atau disebut price taker.
86. CIRI-CIRI
PASAR
PERSAINGAN
SEMPURNA
1. Jumblah penjual dan
pembeli sangat banyak.
2. Barang yang diperjual
belikan homogen/ identic
3. Penjual bisa keluar masuk
pasar dengan mudah.
4. Informasi terhadap pasar
sempurna.
87. PENENTUAN JUMBLAH
PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal
atau rugi minimal, harga dan jumblah produk
yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah
MC = MR
Penentuan Harga Dalam
pasar Persaingan Sempurna
Yang Memperoleh Laba
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah
P = OP1 Q = OQ1
88. Penentuan Harga Yang
Memperoleh Kerugian
Minimum.
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin
rugi minimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q =OQ1
Penentuan Harga Yang
Memperoleh Normal
Profit.
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin
laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q =OQ1
90. Kondisi perusahaan dalam periode
jangka pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang
dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikan produksinya
serta tidak cukup waktu bagi perusahaan perusahaan untuk
menambah perusahaan perusahaan baru.
91. Kondisi perusahaan dalam periode
jangka panjang
Maksud jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama
dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau mendirikan perusahaan baru
jika terjadi kenaikan permintaan barang.
93. Keburukannya :
tidak ada Inovasi dan membatasi pilihan konsumen produk yang
diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang
paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi
Kebaikannya :
adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan
bertindak persaingan pada perusahaan yang berada dalam
persaingan sempurna sangat ketat oleh karena itu agar tidak
mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien Mungkin
95. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
97. Pasar persaingan monopolistic adalah pasar
yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk. Defernsiasi produk atau
product differentiation adalah membedakan dua
barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi
berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi,
perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan
yang baik, dan lain sebaginya
98. 1. Mendapat laba SUPERNORMAL
2. Mendapat laba NORMAL
3. Menderita KERUGIAN
99. Dari gambar di samping, harga dan output yang
menjamin laba maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
100. MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga
dan output yang menjamin laba maksimal. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1
dan output yang dijual sebanyak OQ! Dan
besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
101. MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga
dan output yang menjamin kalau laba, laba yang
maksimal teteapi kalua rugi kerugian yang
minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP2, sedang biaya rata-rata (AR).
Kerugian yang minimal ini jumblah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
102.
103. Bentuk kurva demand nya bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka
output akan mengalami banyak pengurangan.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat elastis.
104. Akan terdapat banyak efesiensi masing masing
perusahaan dalam jangka Panjang bila masuknya
perusahaan baru kedalam industry yang
bersangkutan bebas dan mudah
105. Beberapa pemborosan iklan dari perubahan
desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli.
Usaha masing masing perusahaan untuk
memperluas pasarnya dengan cara ini akan
diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh
penjual lainnya, dan sumber yang digunakan
untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya
produksi.
106. Konsumen akan memperoleh berbagai merk
produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat
dipilih dalam pasar persaingan monopoli.
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna
yang sangat mendekati selera dan kemampuan
107. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
110. Ciri – ciri
Pasar Monopoli
01 Pasar Monopoli adalah industri satu
perusahaan
02
03
04
Tidak mempunyai barang pengganti yang
mirip
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk
industri
Dapat memengatuhi penentuan harga
05 Promosi iklan kurang diperlukan
111. 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu
sumberdaya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain
2. Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi hingga ke
tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui
undang undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
Faktor – faktor Pasar
Monopoli
112. Hambatan Bagi Perusahaan yang akan
Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah
masuk ke dalam industri persaingan murni maka
dalam jangka panjang akan ada perusahaan-
perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam
suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa
memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup
menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia
mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka
dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya
perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di
mana perusahaan itu bergerak.
113. Penyebab Munculnya Perusahaan
Monopoli
Kalau X adalah input utama untuk produk Y,
maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk
barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM,
Pertamina.
Penguasaan Bahan Mentah
Dibanding dengan skala minimum perusahaan
pasar yang ada masih terbatas, mungkin
hanya bisa memberikan "ruang hidup untuk
satu perusahaan saja. Akibatnya kalau ada
perusahaan baru yang berminat masuk ke
dalam pasar tersebut akan mengalami
kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di
dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.
Terbatasnya Pasar
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli
untuk suatu macam barang tertentu atau cara
produksi tertentu. Contoh: produk-produk
Microsft-Windows.
Hak Paten
Adakalanya hak monopili diberikan oleh
pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
Pemberian Hak Monopoli oleh
Pemerintah
114. PENENTUAN
BESARNYA
HARGA DAN
OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan
MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat harga
pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan
dalam gambar di bawah ini.
Di situ perusahaan tersebut
menghasilkan output sebesar
Q unit pada tingkat biaya C
biaya per unit dan ia menjual
output-nya tersebut pada
tingkat harga P. Laba, yaitu
sama dengan (PC) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang
PP'C'C dan itu merupakan laba
maksimum.
115. Posisi Keseimbangan
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang
dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva
permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang produksinya. Dengan demikian,
kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan
sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan
hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga
menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan
keuntungan maksimal baginya.
Hubungan P, TR, dan MR
116. Laba, Rugi, dan Impas
bagi Monopolis
Ada suatu salah pengertian yang
umum, yaitu bahwa seorang
monopolis harus membuat untung.
Ada atau tidak adanya laba
tergantung pada hubungan antara
kurva permintaan yang dihadapi oleh
Sang Monopolis dan keadaan
biayanya. Sang monopolis mungkin
menderita rugi dalam jangka pendek.
Monopoli bisa menderita kerugian
disebabkan karena :
(1) biaya awal yang besar (set up cost)
(2) demand- nya belum berkembang
karena belum dikenal. Monopoli
mengalami kerugian hanya dalam
jangka pendek. Dalam jangka
panjang monopoli secara pasti
mengalami keuntungan.
117. MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam
mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi
keuntungan maksimum akan dicapai pada
saat MR MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka
dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan"
yang sekaligus sama dengan "equal pasar".
118. DALAM JANGKA
PENDEK
MONOPOLIS
MENGALAMI
IMPAS
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas,
maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik
menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC = OQKP1.
119. MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KERUGIAN
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas,
maka besarnya TC lebih besar daripada TR.
Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos
rata-rata yang terus- menerus sehingga AC
jangka pendek lebih besar daripada harga per
unit (P). Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR =OP1LQ dan TC = OP2KQ.
120. MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KERUGIAN
Beberapa cara usaha monopilis untuk
mempertahankan agar dia tetap sebagai
monopolis, yaitu :
1) Selalu mengontrol sumber – sumber
bahan mentah yang dipakainya
2) Selalu memegang hak paten atas
produksinya, supaya perusahaan lain
tidak bisa meniru
3) Pasar sedemikian terbatasnya relatif
dibanding dengan skala perusahaan
optimum sehingga masuknya
perusahaan lain akan menekan harga
sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada
dan keduanya menderita lagi
122. Kegiatan promosi penjualan munngkin akan menguntungkan Sang Monopolis.
Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon
saingan akan kesulitan memasuki pasar tersebut.
Promosi Penjualan
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber - sumber pada
tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli menggunakan sumber – sumber tetap
yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik – baiknya.
Efisiensi Ekonomi
Dalam industri monopoli, diihalanginya perusahaan baru untuk masuk
memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba,
konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya
Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka
monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya.
Output yang lebih kecil
123. 1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang
dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti
perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi
adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis
untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai
dengan permintaan konsumen.
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan
Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan
yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
Pengaturan Monopoli
Oleh Pemerintah
124. MONOPOLI
ALAMI
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana
LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti
mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi
internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh
karena itu mencapai efisiensi produktif.
Utilitas utama seperti gas, listrik,
dan air sering dikemukakan
sebagai contoh industri dengan
“kecenderungan alami”
125. a. Pajak Lumpsum
Pajak Lumpsum tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang
yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya
tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal,
tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan.
Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan
(per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang
dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya marjinal
karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
Pengaturan Monopoli
Oleh Pemerintah
3. Perpajakan
127. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga bukan menetapkan harga
disebabkan biaya produksi yang berbeda,
melainkan biaya produksi sama tetapi dijual
dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau
lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar
dicapai keuntungan yang lebih Diskriminasi
harga produsen monopolis berusaha untuk
memperluas pasar dengan cara menjual barang
yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua
pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu
memiliki elastisitas permintaan yang berlainan
dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang
sudah dijual di pasar yang satu dijual kembali di
pasar yang lain oleh pembeli di salah satu pasar
tersebut.
128. Kondisi Awal Terjadinya Diskriminasi Harga
1.
Pembeli – pembeli mempunyai
elastisitas permintaan yang
berbeda – beda secara tajam
2.
Para penjual mengetahui perbedaan – perbedaan
ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda
3.
Para penjual dapat mencegah
pembeli untuk menjual kembali
barang yang telah dibeli
129. Jenis
Diskriminasi
Harga
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan
keadaan di mana seorang produsen monopolis
berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen.
Cara yang ditempuh adalah produsen monopolis
menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah
barang yang berbeda.
b. Diskriminasi harha derajat kedua
Diskriminasi derajat kedua adalah versi yang lebih
sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok – kelompok
harga.
c. Diskriminasi harga derajat ketiga
Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen
menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan
elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi
tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara
fungsional (dikelompokkan berdasarkan daerah
geografis)
130. Pembagian Pasar
Penjualan yang
Berbeda
Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih
menguntungkan untuk memecah pasar produknya
menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaaan seperti itu
dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk
produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus
dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu.
Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar
tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari
pasar dengan harga yang lebih rendah untuk
dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih
mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan
harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua, elastisitas permintaan pada masing –
masing tingkat harga harus beda di antara pasar
– pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang
sama maka penetapan diskriminasi harga tidak
akan berhasil. Elastisitas permintaan bisa dilihat
dari kecondongan dari kurva demandnya.
Semakin condong semakin elastis. Kedua pasar
atau lebih bila dilihat kurva demandnya harus
mempunyai kecondongan yang berbeda.
131. PENETAPAN
HARGA
DISKRIMINASI
SECARA GRAFIK
DAN NUMERIK
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga
adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan
membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga
berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Biaya
marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli.
Produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama.
Setiapkurva permintaan mempunyai kurva pendapatan
marginal, yaitu Mra dan MRb. Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan
output kepada setiap kelompok harga dimana MC = MR
2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik
Penetapan harga diskrimanasi secara numerik lebih ditekankan
untuk mengukur kebijakan tersebut dengan cara perhitungan
dengan melibatkan beberapa rumus dan angka.
133. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR LIGOPOLI
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
134. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pasar
Oligopoli
Ekonomi Mikro I
135. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam
praktik adalah Pasar Oligopoli, yaitu keadaan di mana
hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga pasar
Pengertian Pasar Oligopoli
136. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Demand Oligopoli
Struktur pasar oligopoli bisa juga
terjadi dalam industri di mana
wilayah pasar suatu perusahaan
sangat kecil, misalnya industri
pompa bensin. Dalam industri ini
hanya ada sedikit sekali penjual
(pompa bensin) yang bersaing dalam
suatu wilayah geografis yang
kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang
sedikit kecil inilah maka saling
pengaruh antara mereka bisa
dimasukkan dalam masalah
penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli,
sebuah bentuk khusus oligopoli,
di mana ada dua perusahaan yang
menghasilkan suatu produk
tertentu.
137. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ciri – ciri Oligopoli
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang
berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
138. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model
Oligopoli
139. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model cournot adalah model
pasar duopoli (dua penjual)
yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot tahun
1938.
Model ini beranggapan
bahwa barang yang
dihasilkan dua perusahaan
adalah sama dan bersifat
substitut sempurna serta
struktur ongkos produksi
per unit sama.
Model Cournot
140. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Bertrand
Model Bertrand dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh
J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan
dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk
tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang
ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan
dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha
memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang
ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
141. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Chamberlin
(Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di
pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat
harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya.
Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan
tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan
mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan
menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat
outputnya,
atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila
masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan
pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
142. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model
Kurva Permintaan Patah
a) Terdapat industri yang dewasa dan
berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk.
b) Apabila suatu perusahaan menurunkan
harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan
mengikuti menandingi penurunan harga
tersebut.
c) Apabila perusahaan menaikkan harga,
maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan
mengikutinya.
P. Sweezy mengemukakan model ini
pertama kali pada tahun 1939.
Asumsi dasar bagi penelaahan kurva
permintaan patah, yaitu :
143. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Stackelberg
Pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von
Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan
dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa
salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat
menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang
digambarkan oleh model Cournot. Adanya pengakuan ini
berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat
menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan
bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya,
perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis
dalam memperoleh keuntungan maksimum.
144. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
MODEL PENETAPAN
HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai
beberapa model dalam menetapkan harga
produknya, di antaranya yang paling
banyak ditemui adalah :
1. Pasar kartel
2. Pasar dengan kepemimpinan harga
(price leadership)
145. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pasar dengan Ketegaran Harga
Seorang penjual dapat menaikkan
jumlah penjualannya dengan jalan
menurunkan harganya. Hal ini
mengakibatkan larinya pembeli dan
penjual yang lain dan datang
berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut. Tindakan ini akan
diikuti oleh penjual lain. Berarti
antarpenjual saling bertindak untuk
menurunkan harga, hal ini disebut
"perang harga".
146. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN
1) Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess
profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli
dalam jangka Panjang
2) Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap
produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3) Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P> MC, seperti dalam kasus
monopoli).
4) Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang dapat merugikanmasyarakat makro.
147. A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
THANKS!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?