SlideShare a Scribd company logo
1 of 147
Download to read offline
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. I
PERMINTAAN dan PENAWARAN
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Harga suatu
Barang dan Jasa
Penyeimbang
Fungsi (lain) Harga
Pembagi
Pembatas
Pembentuk
Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen
untuk memiliki dan menguasai barang dan
jasa yang didukung kemampuan membeli atau
menukar barang atau jasa.
Dalam Teori Ekonomi
Harga Barang
itu sendiri
Teori Permintaan
Selera
Income
Keinginan
Permintaan
Kebutuhan
Konsumen
Harga Barang
lain
“jika harga turun maka
permintaan akan barang
tersebut akan bertambah
sebaliknya jika harga naik
maka jumlah barang yang
diminta akan berkurang“
KURVA PERMINTAAN
KURVA DEMAND
Gambar 2.1
Kurva demand
TEORI PENAWARANAN
TEORI PENAWARANAN
"Jika harga suatu barang atau jasa
naik maka jumlah barang yang
ditawarkan akan bertambah dan
sebaliknya. Jika harga turun maka
jumlah barang yang ditawarkan akan
berkurang dengan anggapan ceteris
paribus"
Bentuk Kurva Penawaran
Gambar 2.7
Kurva Penawaran
Bentuk Kurva Penawaran
Gambar 2.8
Kurva penawaran
Input Variabel
Iklim
Teknologi
Harga Komoditas lain
Faktor penyebab perubahan
Penawaran
Biaya Produksi
Harapan Harga
Pajak & Subsidi
Tujuan Perusahaan
Faktor penyebab perubahan
Penawaran
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. II
HARGA KESEIMBANGAN PASAR
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
Harga Pasar
bersedia
melepaskan jumlah
produk yang
dihasilkan pada
tingkat harga
yang telah
disepakati
Konsumen
bersedia
membeli suatu
barang dalam
jumlah
tertentu
Harga Pasar
Kebijakan
Floor Price
Kebijakan
Ceilling Price
Cobweb Teori
(Teori Penyesuaian
Harga)
Surplus
Produsen &
Konsumen
Aplikasi Keseimbangan Pasar
Penetapan
Harga Barang
Bebas & Barang
Potensial
Pengalihan
Beban Pajak
(Shifting Tax)
Aplikasi Keseimbangan Pasar
• Ekonomi Mikro – Teori dan Aplikasi By Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Daftar Pustaka
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics &
images by Freepik
Thanks!
Does anyone have any questions?
TUGASMEMBUATSLIDE
PENGANTARTEORIEKONOMIMIKRO
BAB.III
Elastisitas
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut
dengan elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin
besar sebaliknya Semakin tidak elastis sifat permintaannya
semakin kecil responnya.
PENGERTIAN ELASTISITAS
ELASTISITAS
PERMINTAAN
Mengukur Tingkat elastisitas
permintaan maupun penawaran
diukur dengan cara yang sama
yaitu
CARA
MENGUKUR TINGKAT
ELASTISITAS
01. Arc Elasticity
(Elastisitas busur)
Memperbandingkan persentase perubahan
harga dengan presentase perubahan yang
diminta atau yang ditawarkan. Arc
elasticity ini mengukur respons perubahan
jumlah barang yang diminta karena
adanya perubahan harga
Elastisitas silang
elastisitas permintaan silang mengukur sampai Berapa jauh berbagai barang
berhubungan satu sama lain.
Cross elasticity
Elastisitas penwaran
konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan
dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda
koefisien elastisitas kecuali dalam keadaan yang tidak biasa yaitu mengenai kurva
yang miring ke bawah.
ELASTISITAS PENDAPATAN
elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan
dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan.
konsep elastisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan
menambah atau mengurangi pembelian barang bila pendapatannya berubah.
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik
THANKS!
Do you have any questions?
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. V
PERILAKU KONSUMEN
Dengan Pendekatan Cardinal dan
Ordinal
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen: DR.SigitSardjono,M.Ec
FEB Universitas17 Agustus1945Surabaya
Desember2022
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang
diminta manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas Jadi sebenarnya
permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan
barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan
dari fikasi penurunan dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut
4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN
DENGAN PERILAKU KONSUMEN
Utility akan meningkat jika jumblah barang yang dikonsumsi meningkat.
ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni secara
cardinal dengan menggunakan pendekatan nilai absolut dan secara ordinal
dengan menggunakan pendekatan nilai relatif order atau ranking.
Jika harga barang itu semakin mahal, maka jumlah barang yang diminta
semakin sedikit atau dikurangi sebaliknya jika harga barang itu semakin
murah turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak tapi tambah.
NILAI
kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder, termasuk kebutuhan pokok
pada umumnya ialah makanan pakaian Perumahan dan ada yang
menambahkan dengan kesehatan dengan kebutuhan diluar kebutuhan pokok
ini termasuk kebutuhan sekunder untuk memenuhi bermacam-macam
kebutuhan ini diperlukan barang dan jasa
Nilai barang dapat
dibedakan menjadi :
a. nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa
untuk memenuhi keperluan manusia sebagai contoh beras atau nasi dapat memenuhi
kebutuhan akan makanan
b. nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu
barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya.
pada zaman modern ini barang dan jasa di samping mempunyai nilai kegunaan untuk
memenuhi kebutuhan juga mempunyai nilai pertukaran.
Nilai pertukaran ini
dapat dibagi menjadi :
a. nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk
ditukarkan dengan barang dan jasa lain.
b. nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seorang kepada suatu barang
dan jasa bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
PEMENUHAN KEPUASAN
1. Hukum Gossen I :
2. jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang
sampai akhirnya datang kekenyangan atau kejenuhan
3.
4. Hukum Gosen II :
5. tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai
kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut
dibuatkan dengan seimbang berdasarkan pendapat
go-send ini timbullah berbagai teori guna dan
kepuasan Marginal Utility
4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL
UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU
KONSUMEN
Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk
menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang.
dalam kerangka utilitas dapat diukur secara Absolut dengan
menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan util
misalkan segelas es krim mempunyai 100 bagi seorang
konsumen apabila ia menghabiskan 2 gelas ia akan mendapat
daya guna lebih besar dari 100 util.
Dua pendekatan untuk menjelaskan
perilaku konsumen dalam buku ini
adalah :
Menurut teori ini kita tidak perlu
mengetahui secara Absolut
besarnya daya guna bagi
seorang konsumen.
Adalah funsi yang
merepresentasikan
preferensi seorang agen
dalam skala ordinal
Cardinal
aproach
Ordinal
aproach.
4.3.1 Konsep Guna Batas
dan Guna Total (MU & TU)
guna total atau total utility ialah tingkat
kepuasan yang diperoleh karena
mengkonsumsi berbagai jumlah barang
Guna Total
(TU)
02
guna batas ialah sumbangan kepuasan
yang diberikan oleh barang terakhir yang
dimiliki oleh orang tersebut
Guna Batas
(MU)
01
4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam
Teori Cardinal
Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu (1) utility bisa
diukur dengan uang; (2) berlakunya Hukum Gossen (Low of
Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa semakin banyak suatu
barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal utility)
yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan
akan menurun; (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan
total yang maksimal.
Asumsi dasar yang
digunakan pada pendekatan
ini adalah tingkat kepuasan
konsumen mengonsumsi
barang/jasa dapat dihitung
secara numerik
Utility Seseorang Bisa
Diukur dengan Uang
Berkaitan dengan
fenomena ini dalam
teori nilai guna
dikenal hukum
Diminishing of
Marginal Utility
Berlakunya Hukum
Gossen
Konsumen bersifat
rasional sehingga
perilakunya harus
dapat dipahami
menurut logika umum
Konsumen Bersifat
Rasional
Aliran ini menganggap bahwa tinggi
rendahnya nilai suatu barang tergantung
dari subjek yang memberikan penilaian
Jadi suatu barang baru mempunyai arti
bagi seseorang konsumen apabila barang
tersebut mempunyai daya guna baginya.
Asumsi Utility Bisa Diukur
adalah Pemikiran yang Keliru
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki,
semakin memberikan kepuasan yang lebih
besar. Kriteria pokok dari suatu alat
pengukur adalah bahwa alat pengukur
tersebut harus mempunyai nilai yang
tetap.
Marginal Utility dari Uang
Tidaklah Konstan
4.3.3 Kritik Pada
Pendekatan Cardinal
4.3.4 Maksimalisasi Guna
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit
barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan
sebagai berikut:
TU2 (sesudah tambahan)- TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX
atau
(TUx+1)-(TUx) = MUx
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility
menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi
negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU
maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dan turunan pertama dan MU sama dengan nol
maka TU-nya maksimal.
4.3.6 Perubahan Kombinasi
Barang yang Dibeli Konsumen
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat
mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan
1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang
tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang
pengganti yang harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut
akan berkurang.
Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut
adalah barang normal.
4.4. INDIFFERENCE CURVE
APPROACH
4.4.1. Property Indiference
Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang
keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
2 Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak
realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari
uang akan berubah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis
saja.
4.4.1. Property Indiference
Curve
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indifference memerlukan
adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang
(diminishing marginal utility).
e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
4.4.1. Property Indiference
Curve
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Substitution
4.4.1. Property Indiference
Curve
3. Sifat-Sifat Indifference Curve
a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah
barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi Sebaliknya bila barang
Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin
lama semakin berkurang.
b. Cembung terhadap titik 0 atau origin
c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4.4.1. Property Indiference
Curve
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya
Semakin Besar
Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y
pada indeference curve (IC) akan berubah
dengan adanya penambahan jumlah barang X
dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan
saling memotong karena kombinasi-kombinasi
yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di
titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen
lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin
jauh dari titik O menunjukkan IC yang
memberikan utilitas lebih tinggi.
4.4.2. Kendala Anggaran
(Budget Contraint)
Untuk mengetahui kombinasi mana yang akan memberikan
kepuasan yang maksimal kepada konsumen dari berbagai
kombinasi yang ada pada curve indifference maka perlu
diketahui kombinasi-kombinasi yang mana yang dapat dicapai
oleh konsumen berdasarkan batasan penghasilannya.
4.4.3. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen
antara curve indifference dengan kurval anggaran (budget
line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa
yang diperbuat.
4.4.4. Perubahan Utilitas
Konsumen
Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi
guna maksimal ini 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
Jika harga barang Xnaik, maka garis anggaran (budget line)
dan indifference curve nya bergeser ke kiri. Jika harga barang
X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference
curve akan bergeser ke kanan.
4.4.5. Derivasi Kurva
Permintaan dari Kurva PCC
Sesuai dengan hukum
pasarnya maka
perubahan harga
akan mengubah
jumlah yang
diminta. Jika
dimisalkan harga
barang X mengalami
penurunan
sedangkan harga
barang Y tetap, maka
BL akan berubah dari
BL ke BL1 ke BL2.
4.4.6. Penggambaran Kurva
Engel dari Kurva ICC
Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat harga,
melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah dipaparkan
di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri atau ke
kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat
pendapatan naik atau turun.
Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang
menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan
jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang
pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat
pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
4.4.7. Bentuk Indifference
Curve
Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva
Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke
kanan bawah dan cembung terhadap titik nol Bentuk yang
demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing
marginal utility.
4.4.8. Kritik dan Aplikasi
Pendekatan Indifference Curve
1. Kritik
Krik terhadap pendekatan indifference curve
a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk
individu tidaklah mudah.
b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan
adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis
terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain
c. yang membuat konsumen tetap pada barang X atau
meninggalkan barang X Capproach tidak dapat digunakan
untuk menganalisis effect advertising, past behavior of stock.
2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VI
PERILAKU PRODUSEN
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang
dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran jangka
waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada
proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada
yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun.
5.2. FUNGSI PRODUKSI
Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya
dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi
adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan
harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan
matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk
memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu
barang tertentu.
5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam
teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP
(average product), dan MP (marginal product).
5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang
Semakin Berkurang (The Law of Di
minishing Returns)
Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku
Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of
Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka
pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan
faktor faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu
kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor
produksi variabel itu secara terus-menerus.
5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor
produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi
variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang
semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian menurun.
Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah:
1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
2. Jika AP maximum maka MPP AP.
3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat
tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
Tahap I
Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum
produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat
produksi marjinal (MP) sama dengan produksi
rata-rata (AP).
Tahap II
Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal
sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada
saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin
berkurang tetapi MP masih positif.
Tahap III
AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor
ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian
tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi
total (TP) menurun terus.
PRODUKSI JANGKA PANJANG
5.4
Produksi jangka panjang adalah suatu proses
produksi di mana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor
produksi bersifat variabel
5.4.1. Isoquant
1. Pengertian Kurva Isoquant
Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai
kemungkinan kombinasiteknis antara dua input yang bervariabelyang
menghasilkan suatu tingkat output tertentu".
2. Sifat dari Kurva
Isoquant
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva
indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah
produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva
isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi
barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling
berpotongan atau saling bersinggungan.
3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS
adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh
tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah.
Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada
titik khusus.
4. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk Isoquant yang Linier
Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah
sempurna.
Bentuk Isoquant yang berupa huruf I seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan
labor.
5.4.2. Iso-biaya (Isocost)
1. Pengertian Isocost
Iso-biaya (Isocost) adalah:
"Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor
produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu".
2. Gambar Kurva Isocost
Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana
yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital
sebanyak M/Pk unit.
3. Perubahan Isocost
Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan:
Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun atau
naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor
Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya
Tetap
b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi
Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap.
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L.
Dan jika harga kapital bertambah mahal maka
kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi
K3L
c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana)
Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah
modal bertambah besar maka kurva isocost
bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika
harga kapital bertambah mahal maka kurva
isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi
K111.
5.4.5. Hasil dari Pengembangan
Skala Usaha (Return to Scale)
Jika input ditambah maka output akan
bertambah. Jika L adalah labor dan C
adalah kapital dan Q adalah output maka:
=L+C akan menghasilkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan
berubah:
al+ac
bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat
perubahan output (b) bisa dalam keadaan
(1) b> a; (2) b = a; dan (3) b < a
5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil
(Least Cost Combination
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana
perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis
yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan
isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos
produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut
dengan least cost resources combinations.
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat
penjual dan pembeli. Masing masing penjual dan pembeli tidak
dapat mempengaruhi harga pasar. Berapapun jumblah barang
yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang
sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumblah barang.
Dengan demikian, masing masing penjual di pasar adalah sebagai
pengikut harga pasar atau disebut price taker.
CIRI-CIRI
PASAR
PERSAINGAN
SEMPURNA
1. Jumblah penjual dan
pembeli sangat banyak.
2. Barang yang diperjual
belikan homogen/ identic
3. Penjual bisa keluar masuk
pasar dengan mudah.
4. Informasi terhadap pasar
sempurna.
PENENTUAN JUMBLAH
PRODUKSI DAN HARGA
Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal
atau rugi minimal, harga dan jumblah produk
yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah
MC = MR
Penentuan Harga Dalam
pasar Persaingan Sempurna
Yang Memperoleh Laba
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin laba
maksimal adalah
P = OP1 Q = OQ1
Penentuan Harga Yang
Memperoleh Kerugian
Minimum.
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin
rugi minimal adalah sebesar
P = OP2 dan Q =OQ1
Penentuan Harga Yang
Memperoleh Normal
Profit.
Harga dan jumblah yang
diproduksi yang menjamin
laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q =OQ1
PERIODE JANGKA
PENDEK DAN JANGKA
PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN
Kondisi perusahaan dalam periode
jangka pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang
dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikan produksinya
serta tidak cukup waktu bagi perusahaan perusahaan untuk
menambah perusahaan perusahaan baru.
Kondisi perusahaan dalam periode
jangka panjang
Maksud jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama
dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak
produksinya untuk dipasarkan atau mendirikan perusahaan baru
jika terjadi kenaikan permintaan barang.
KEBURUKAN DAN
KEBAIKAN
PERUSAHAAN
Keburukannya :
tidak ada Inovasi dan membatasi pilihan konsumen produk yang
diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang
paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk
yang diperjualbelikan tidak ada inovasi
Kebaikannya :
adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan
bertindak persaingan pada perusahaan yang berada dalam
persaingan sempurna sangat ketat oleh karena itu agar tidak
mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien Mungkin
TERIMAKASIH
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. VIII
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
PENENTUAN HARGA PADA
PASAR PERSAINGAN
MONOPOLISTIK
Pasar persaingan monopolistic adalah pasar
yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan
deferensiasi produk. Defernsiasi produk atau
product differentiation adalah membedakan dua
barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi
berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi,
perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan
yang baik, dan lain sebaginya
1. Mendapat laba SUPERNORMAL
2. Mendapat laba NORMAL
3. Menderita KERUGIAN
Dari gambar di samping, harga dan output yang
menjamin laba maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual
produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga
dan output yang menjamin laba maksimal. Pada
kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1
dan output yang dijual sebanyak OQ! Dan
besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga
dan output yang menjamin kalau laba, laba yang
maksimal teteapi kalua rugi kerugian yang
minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk
sebesar OP2, sedang biaya rata-rata (AR).
Kerugian yang minimal ini jumblah produksi yang
dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
Bentuk kurva demand nya bersifat sangat elastis
sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka
output akan mengalami banyak pengurangan.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat elastis.
Akan terdapat banyak efesiensi masing masing
perusahaan dalam jangka Panjang bila masuknya
perusahaan baru kedalam industry yang
bersangkutan bebas dan mudah
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan
desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli.
Usaha masing masing perusahaan untuk
memperluas pasarnya dengan cara ini akan
diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh
penjual lainnya, dan sumber yang digunakan
untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya
produksi.
Konsumen akan memperoleh berbagai merk
produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat
dipilih dalam pasar persaingan monopoli.
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna
yang sangat mendekati selera dan kemampuan
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. IX
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR MONOPOLI
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
PASAR
MONOPOLI
arti
MONOPOLI
Monopoli adalah suatu
keadaan di mana didalam
pasar hanya ada satu
penjual sehingga tidak
ada perusahaan pesaing.
Ciri – ciri
Pasar Monopoli
01 Pasar Monopoli adalah industri satu
perusahaan
02
03
04
Tidak mempunyai barang pengganti yang
mirip
Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk
industri
Dapat memengatuhi penentuan harga
05 Promosi iklan kurang diperlukan
1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu
sumberdaya tertentu yang unik dan tidak
dimiliki oleh perusahaan lain
2. Perusahaan monopoli pada umumnya
dapat menikmati skala ekonomi hingga ke
tingkat produksi yang sangat tinggi.
3. Monopoli ada dan berkembang melalui
undang undang, yaitu pemerintah
memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
Faktor – faktor Pasar
Monopoli
Hambatan Bagi Perusahaan yang akan
Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah
masuk ke dalam industri persaingan murni maka
dalam jangka panjang akan ada perusahaan-
perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam
suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa
memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup
menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia
mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka
dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya
perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di
mana perusahaan itu bergerak.
Penyebab Munculnya Perusahaan
Monopoli
Kalau X adalah input utama untuk produk Y,
maka penguasaan sumber X akan bisa
menimbulkan perusahaan monopoli untuk
barang Y, dengan jalan menolak penjualan X
kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM,
Pertamina.
Penguasaan Bahan Mentah
Dibanding dengan skala minimum perusahaan
pasar yang ada masih terbatas, mungkin
hanya bisa memberikan "ruang hidup untuk
satu perusahaan saja. Akibatnya kalau ada
perusahaan baru yang berminat masuk ke
dalam pasar tersebut akan mengalami
kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di
dalam pasar tetap hanya ada satu penjual.
Terbatasnya Pasar
Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli
untuk suatu macam barang tertentu atau cara
produksi tertentu. Contoh: produk-produk
Microsft-Windows.
Hak Paten
Adakalanya hak monopili diberikan oleh
pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu.
Pemberian Hak Monopoli oleh
Pemerintah
PENENTUAN
BESARNYA
HARGA DAN
OUTPUT
Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan
MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat harga
pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan
dalam gambar di bawah ini.
Di situ perusahaan tersebut
menghasilkan output sebesar
Q unit pada tingkat biaya C
biaya per unit dan ia menjual
output-nya tersebut pada
tingkat harga P. Laba, yaitu
sama dengan (PC) kali Q,
ditunjukkan oleh bidang
PP'C'C dan itu merupakan laba
maksimum.
Posisi Keseimbangan
Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen
dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang
dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva
permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa
memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang produksinya. Dengan demikian,
kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan
sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan
hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga
menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan
keuntungan maksimal baginya.
Hubungan P, TR, dan MR
Laba, Rugi, dan Impas
bagi Monopolis
Ada suatu salah pengertian yang
umum, yaitu bahwa seorang
monopolis harus membuat untung.
Ada atau tidak adanya laba
tergantung pada hubungan antara
kurva permintaan yang dihadapi oleh
Sang Monopolis dan keadaan
biayanya. Sang monopolis mungkin
menderita rugi dalam jangka pendek.
Monopoli bisa menderita kerugian
disebabkan karena :
(1) biaya awal yang besar (set up cost)
(2) demand- nya belum berkembang
karena belum dikenal. Monopoli
mengalami kerugian hanya dalam
jangka pendek. Dalam jangka
panjang monopoli secara pasti
mengalami keuntungan.
MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN
Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam
mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi
keuntungan maksimum akan dicapai pada
saat MR MC. Kurva D dan MR apabila
digabungkan dengan kurva ongkos, maka
dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan"
yang sekaligus sama dengan "equal pasar".
DALAM JANGKA
PENDEK
MONOPOLIS
MENGALAMI
IMPAS
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas,
maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi
karena adanya kenaikan ongkos rata-rata
sehingga besarnya AC jangka pendek naik
menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR =
OP1KQ dan TC = OQKP1.
MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KERUGIAN
Sejalan dengan penjelasan gambar di atas,
maka besarnya TC lebih besar daripada TR.
Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos
rata-rata yang terus- menerus sehingga AC
jangka pendek lebih besar daripada harga per
unit (P). Dengan demikian, dalam jangka
pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar
P1P2KL karena TR =OP1LQ dan TC = OP2KQ.
MONOPOLIS
YANG
MENDAPATKAN
KERUGIAN
Beberapa cara usaha monopilis untuk
mempertahankan agar dia tetap sebagai
monopolis, yaitu :
1) Selalu mengontrol sumber – sumber
bahan mentah yang dipakainya
2) Selalu memegang hak paten atas
produksinya, supaya perusahaan lain
tidak bisa meniru
3) Pasar sedemikian terbatasnya relatif
dibanding dengan skala perusahaan
optimum sehingga masuknya
perusahaan lain akan menekan harga
sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada
dan keduanya menderita lagi
KERUGIAN
ADANYA
MONOPOLI
Kegiatan promosi penjualan munngkin akan menguntungkan Sang Monopolis.
Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon
saingan akan kesulitan memasuki pasar tersebut.
Promosi Penjualan
Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber - sumber pada
tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli menggunakan sumber – sumber tetap
yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik – baiknya.
Efisiensi Ekonomi
Dalam industri monopoli, diihalanginya perusahaan baru untuk masuk
memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba,
konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya
Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka
monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya.
Output yang lebih kecil
1. Pengaturan Harga
Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang
dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti
perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi
adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis
untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai
dengan permintaan konsumen.
2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan
Decrasing Cost
Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di
mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan
yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost).
Pengaturan Monopoli
Oleh Pemerintah
MONOPOLI
ALAMI
Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana
LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti
mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi
internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh
karena itu mencapai efisiensi produktif.
Utilitas utama seperti gas, listrik,
dan air sering dikemukakan
sebagai contoh industri dengan
“kecenderungan alami”
a. Pajak Lumpsum
Pajak Lumpsum tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang
dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang
yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan
tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya
tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal,
tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
b. Pajak Khusus (Specific)
Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan.
Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan
(per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang
dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak
khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya marjinal
karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel.
Pengaturan Monopoli
Oleh Pemerintah
3. Perpajakan
DISKRIMINASI
HARGA
Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga bukan menetapkan harga
disebabkan biaya produksi yang berbeda,
melainkan biaya produksi sama tetapi dijual
dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau
lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar
dicapai keuntungan yang lebih Diskriminasi
harga produsen monopolis berusaha untuk
memperluas pasar dengan cara menjual barang
yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua
pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu
memiliki elastisitas permintaan yang berlainan
dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang
sudah dijual di pasar yang satu dijual kembali di
pasar yang lain oleh pembeli di salah satu pasar
tersebut.
Kondisi Awal Terjadinya Diskriminasi Harga
1.
Pembeli – pembeli mempunyai
elastisitas permintaan yang
berbeda – beda secara tajam
2.
Para penjual mengetahui perbedaan – perbedaan
ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda
3.
Para penjual dapat mencegah
pembeli untuk menjual kembali
barang yang telah dibeli
Jenis
Diskriminasi
Harga
Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan
keadaan di mana seorang produsen monopolis
berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen.
Cara yang ditempuh adalah produsen monopolis
menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah
barang yang berbeda.
b. Diskriminasi harha derajat kedua
Diskriminasi derajat kedua adalah versi yang lebih
sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok – kelompok
harga.
c. Diskriminasi harga derajat ketiga
Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen
menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan
elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi
tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara
fungsional (dikelompokkan berdasarkan daerah
geografis)
Pembagian Pasar
Penjualan yang
Berbeda
Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih
menguntungkan untuk memecah pasar produknya
menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaaan seperti itu
dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk
produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus
dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu.
Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar
tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari
pasar dengan harga yang lebih rendah untuk
dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih
mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan
harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua, elastisitas permintaan pada masing –
masing tingkat harga harus beda di antara pasar
– pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang
sama maka penetapan diskriminasi harga tidak
akan berhasil. Elastisitas permintaan bisa dilihat
dari kecondongan dari kurva demandnya.
Semakin condong semakin elastis. Kedua pasar
atau lebih bila dilihat kurva demandnya harus
mempunyai kecondongan yang berbeda.
PENETAPAN
HARGA
DISKRIMINASI
SECARA GRAFIK
DAN NUMERIK
1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik
Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga
adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan
membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan
kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga
berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Biaya
marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli.
Produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama.
Setiapkurva permintaan mempunyai kurva pendapatan
marginal, yaitu Mra dan MRb. Perusahaan berusaha
memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan
output kepada setiap kelompok harga dimana MC = MR
2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik
Penetapan harga diskrimanasi secara numerik lebih ditekankan
untuk mengukur kebijakan tersebut dengan cara perhitungan
dengan melibatkan beberapa rumus dan angka.
THANK YOU
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO
BAB. X
MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN
PASAR LIGOPOLI
Oleh Kel 13 Kelas : I
1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie
Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Desember 2022
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pasar
Oligopoli
Ekonomi Mikro I
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam
praktik adalah Pasar Oligopoli, yaitu keadaan di mana
hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat
banyak penjual dan masing-masing penjual dapat
memengaruhi harga pasar
Pengertian Pasar Oligopoli
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Demand Oligopoli
Struktur pasar oligopoli bisa juga
terjadi dalam industri di mana
wilayah pasar suatu perusahaan
sangat kecil, misalnya industri
pompa bensin. Dalam industri ini
hanya ada sedikit sekali penjual
(pompa bensin) yang bersaing dalam
suatu wilayah geografis yang
kecil.
Oleh karena jumlah penjual yang
sedikit kecil inilah maka saling
pengaruh antara mereka bisa
dimasukkan dalam masalah
penentuan harga/output dari
oligopoli. Perhatikan duopoli,
sebuah bentuk khusus oligopoli,
di mana ada dua perusahaan yang
menghasilkan suatu produk
tertentu.
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Ciri – ciri Oligopoli
1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang
berbeda
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
3. Promosi masih diperlukan
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model
Oligopoli
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model cournot adalah model
pasar duopoli (dua penjual)
yang pertama kali diteliti
oleh Augustin Cournot tahun
1938.
Model ini beranggapan
bahwa barang yang
dihasilkan dua perusahaan
adalah sama dan bersifat
substitut sempurna serta
struktur ongkos produksi
per unit sama.
Model Cournot
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Bertrand
Model Bertrand dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh
J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan
dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk
tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang
ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan
dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha
memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang
ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Chamberlin
(Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di
pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat
harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa
perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya.
Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan
tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan
mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan
menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat
outputnya,
atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila
masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan
pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model
Kurva Permintaan Patah
a) Terdapat industri yang dewasa dan
berpengalaman dengan atau tanpa
deferensiasi produk.
b) Apabila suatu perusahaan menurunkan
harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan
mengikuti menandingi penurunan harga
tersebut.
c) Apabila perusahaan menaikkan harga,
maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan
mengikutinya.
P. Sweezy mengemukakan model ini
pertama kali pada tahun 1939.
Asumsi dasar bagi penelaahan kurva
permintaan patah, yaitu :
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Model Stackelberg
Pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von
Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan
dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa
salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat
menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya
dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang
digambarkan oleh model Cournot. Adanya pengakuan ini
berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat
menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan
bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya,
perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis
dalam memperoleh keuntungan maksimum.
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
MODEL PENETAPAN
HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai
beberapa model dalam menetapkan harga
produknya, di antaranya yang paling
banyak ditemui adalah :
1. Pasar kartel
2. Pasar dengan kepemimpinan harga
(price leadership)
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Pasar dengan Ketegaran Harga
Seorang penjual dapat menaikkan
jumlah penjualannya dengan jalan
menurunkan harganya. Hal ini
mengakibatkan larinya pembeli dan
penjual yang lain dan datang
berbondong-bondong untuk membeli
barang tersebut. Tindakan ini akan
diikuti oleh penjual lain. Berarti
antarpenjual saling bertindak untuk
menurunkan harga, hal ini disebut
"perang harga".
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
PENGARUH OLIGOPOLI
TERHADAP KESEJAHTERAAN
1) Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess
profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli
dalam jangka Panjang
2) Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap
produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal.
3) Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen
maupun buruh (karena P> MC, seperti dalam kasus
monopoli).
4) Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya
inflasi yang dapat merugikanmasyarakat makro.
A B C D E F G H I J K
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
THANKS!
DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?

More Related Content

Similar to TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf

Teori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumenTeori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumen
Freddy Then
 

Similar to TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf (20)

A
AA
A
 
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
Pengantar Ekonomi Mikro - Kelompok 14
 
Teori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumenTeori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumen
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdfTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf
 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
 
Teori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumenTeori pilihan konsumen
Teori pilihan konsumen
 
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8 MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
MATERI PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8
 
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptxTUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
 
Perilaku Konsumen
Perilaku KonsumenPerilaku Konsumen
Perilaku Konsumen
 
KELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKROKELOMPOK 6 PE MIKRO
KELOMPOK 6 PE MIKRO
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 8.pptx
 
TUGAS AKHIR PENG. EKONOMI MIKRO-KELOMPOK 10-KELAS U.pdf
TUGAS AKHIR PENG. EKONOMI MIKRO-KELOMPOK 10-KELAS U.pdfTUGAS AKHIR PENG. EKONOMI MIKRO-KELOMPOK 10-KELAS U.pdf
TUGAS AKHIR PENG. EKONOMI MIKRO-KELOMPOK 10-KELAS U.pdf
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
 
Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)Perilaku konsumen (mikro)
Perilaku konsumen (mikro)
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3 TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
 
Elastisitas permintaan
Elastisitas permintaanElastisitas permintaan
Elastisitas permintaan
 
M1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdfM1 kb4 materi 1 pdf
M1 kb4 materi 1 pdf
 

Recently uploaded

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf

  • 1. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. I PERMINTAAN dan PENAWARAN Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 4. Teori Permintaan Permintaan adalah keinginan konsumen untuk memiliki dan menguasai barang dan jasa yang didukung kemampuan membeli atau menukar barang atau jasa. Dalam Teori Ekonomi
  • 5. Harga Barang itu sendiri Teori Permintaan Selera Income Keinginan Permintaan Kebutuhan Konsumen Harga Barang lain
  • 6. “jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang“
  • 10. "Jika harga suatu barang atau jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan sebaliknya. Jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan ceteris paribus"
  • 11. Bentuk Kurva Penawaran Gambar 2.7 Kurva Penawaran
  • 12. Bentuk Kurva Penawaran Gambar 2.8 Kurva penawaran
  • 13. Input Variabel Iklim Teknologi Harga Komoditas lain Faktor penyebab perubahan Penawaran
  • 14. Biaya Produksi Harapan Harga Pajak & Subsidi Tujuan Perusahaan Faktor penyebab perubahan Penawaran
  • 15. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. II HARGA KESEIMBANGAN PASAR Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 17. bersedia melepaskan jumlah produk yang dihasilkan pada tingkat harga yang telah disepakati Konsumen bersedia membeli suatu barang dalam jumlah tertentu Harga Pasar
  • 18. Kebijakan Floor Price Kebijakan Ceilling Price Cobweb Teori (Teori Penyesuaian Harga) Surplus Produsen & Konsumen Aplikasi Keseimbangan Pasar
  • 19. Penetapan Harga Barang Bebas & Barang Potensial Pengalihan Beban Pajak (Shifting Tax) Aplikasi Keseimbangan Pasar
  • 20. • Ekonomi Mikro – Teori dan Aplikasi By Dr. Sigit Sardjono, M.S. Daftar Pustaka
  • 21. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik Thanks! Does anyone have any questions?
  • 22. TUGASMEMBUATSLIDE PENGANTARTEORIEKONOMIMIKRO BAB.III Elastisitas Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 23. mengukur respon atau reaksi dalam teori ekonomi disebut dengan elastisitas. Semakin elastis sifat permintaannya semakin besar sebaliknya Semakin tidak elastis sifat permintaannya semakin kecil responnya. PENGERTIAN ELASTISITAS
  • 25. Mengukur Tingkat elastisitas permintaan maupun penawaran diukur dengan cara yang sama yaitu CARA MENGUKUR TINGKAT ELASTISITAS
  • 26. 01. Arc Elasticity (Elastisitas busur) Memperbandingkan persentase perubahan harga dengan presentase perubahan yang diminta atau yang ditawarkan. Arc elasticity ini mengukur respons perubahan jumlah barang yang diminta karena adanya perubahan harga
  • 27. Elastisitas silang elastisitas permintaan silang mengukur sampai Berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain. Cross elasticity
  • 28. Elastisitas penwaran konsep elastisitas penawaran persis sama dengan konsep elastisitas permintaan dalam elastisitas penawaran tak ada kekacauan yang timbul mengenai tanda koefisien elastisitas kecuali dalam keadaan yang tidak biasa yaitu mengenai kurva yang miring ke bawah.
  • 29. ELASTISITAS PENDAPATAN elastisitas pendapatan adalah elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan. konsep elastisitas pendapatan ini dengan asumsi bahwa setiap orang akan menambah atau mengurangi pembelian barang bila pendapatannya berubah.
  • 30. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik THANKS! Do you have any questions?
  • 31. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. V PERILAKU KONSUMEN Dengan Pendekatan Cardinal dan Ordinal Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen: DR.SigitSardjono,M.Ec FEB Universitas17 Agustus1945Surabaya Desember2022
  • 32. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang diminta manfaat inilah yang dikenal dengan istilah utilitas Jadi sebenarnya permintaan suatu barang menggambarkan permintaan akan manfaat dan barang tersebut atau dengan kata lain permintaan suatu barang merupakan dari fikasi penurunan dan manfaat yang diberikan oleh barang tersebut
  • 33. 4.1 BEBERAPA KONSEP BERKAITAN DENGAN PERILAKU KONSUMEN Utility akan meningkat jika jumblah barang yang dikonsumsi meningkat. ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan suatu barang yakni secara cardinal dengan menggunakan pendekatan nilai absolut dan secara ordinal dengan menggunakan pendekatan nilai relatif order atau ranking. Jika harga barang itu semakin mahal, maka jumlah barang yang diminta semakin sedikit atau dikurangi sebaliknya jika harga barang itu semakin murah turun maka jumlah barang yang diminta semakin banyak tapi tambah.
  • 34. NILAI kebutuhan manusia pada garis besarnya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu kebutuhan pokok dan kebutuhan sekunder, termasuk kebutuhan pokok pada umumnya ialah makanan pakaian Perumahan dan ada yang menambahkan dengan kesehatan dengan kebutuhan diluar kebutuhan pokok ini termasuk kebutuhan sekunder untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan ini diperlukan barang dan jasa
  • 35. Nilai barang dapat dibedakan menjadi : a. nilai penggunaan objektif atau nilai guna ialah kesanggupan suatu barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia sebagai contoh beras atau nasi dapat memenuhi kebutuhan akan makanan b. nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang yang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya. pada zaman modern ini barang dan jasa di samping mempunyai nilai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan juga mempunyai nilai pertukaran.
  • 36. Nilai pertukaran ini dapat dibagi menjadi : a. nilai pertukaran objektif yaitu kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa lain. b. nilai pertukaran subjektif yaitu arti yang diberikan oleh seorang kepada suatu barang dan jasa bertalian dengan kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
  • 37. PEMENUHAN KEPUASAN 1. Hukum Gossen I : 2. jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus-menerus maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya datang kekenyangan atau kejenuhan 3. 4. Hukum Gosen II : 5. tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut dibuatkan dengan seimbang berdasarkan pendapat go-send ini timbullah berbagai teori guna dan kepuasan Marginal Utility
  • 38. 4.2 PENDEKATAN TRADISIONAL UNTUK MENGUNGKAPKAN PERILAKU KONSUMEN Salah satu tujuan pokok teori ekonomi mikro adalah usaha untuk menjelaskan perilaku konsumen di pasar barang. dalam kerangka utilitas dapat diukur secara Absolut dengan menggunakan unit pengukuran yang disebut dengan util misalkan segelas es krim mempunyai 100 bagi seorang konsumen apabila ia menghabiskan 2 gelas ia akan mendapat daya guna lebih besar dari 100 util.
  • 39. Dua pendekatan untuk menjelaskan perilaku konsumen dalam buku ini adalah : Menurut teori ini kita tidak perlu mengetahui secara Absolut besarnya daya guna bagi seorang konsumen. Adalah funsi yang merepresentasikan preferensi seorang agen dalam skala ordinal Cardinal aproach Ordinal aproach.
  • 40. 4.3.1 Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU & TU) guna total atau total utility ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengkonsumsi berbagai jumlah barang Guna Total (TU) 02 guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan oleh barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut Guna Batas (MU) 01
  • 41. 4.3.2. Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal Terdapat tiga asumsi dalam Teori Cardinal, yaitu (1) utility bisa diukur dengan uang; (2) berlakunya Hukum Gossen (Low of Diminishing Marginal Utility), yaitu bahwa semakin banyak suatu barang dikonsumsik, maka tambahan kepuasan (marginal utility) yang diperoleh dari setiap satuan tambahan yang dikonsumsikan akan menurun; (3) konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimal.
  • 42. Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik Utility Seseorang Bisa Diukur dengan Uang Berkaitan dengan fenomena ini dalam teori nilai guna dikenal hukum Diminishing of Marginal Utility Berlakunya Hukum Gossen Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum Konsumen Bersifat Rasional
  • 43. Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung dari subjek yang memberikan penilaian Jadi suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar. Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut harus mempunyai nilai yang tetap. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan 4.3.3 Kritik Pada Pendekatan Cardinal
  • 44. 4.3.4 Maksimalisasi Guna Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut: TU2 (sesudah tambahan)- TU1 (sebelum ada penambahan) = MUX atau (TUx+1)-(TUx) = MUx Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang bisa menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai X dan turunan pertama dan MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
  • 45. 4.3.6 Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang. Kedua efek ini saling memperkuat bila barang yang dibeli konsumen tersebut adalah barang normal.
  • 47. 4.4.1. Property Indiference Curve Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru (doubtful). Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. 2 Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akan berubah. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
  • 48. 4.4.1. Property Indiference Curve 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan rill, teori indifference memerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a. Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b. Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d. Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). e. The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice.
  • 49. 4.4.1. Property Indiference Curve 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Substitution
  • 50. 4.4.1. Property Indiference Curve 3. Sifat-Sifat Indifference Curve a. Berlakunya hukum diminishing rate of return, yaitu jika kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y yang ada akan dikurangi Sebaliknya bila barang Y yang ditambah maka barang X yang akan dikurangi. Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang. b. Cembung terhadap titik 0 atau origin c. Dua IC tidak akan saling berpotongan.
  • 51. 4.4.1. Property Indiference Curve 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar Keterangan gambar di bawah kombinasi X dan Y pada indeference curve (IC) akan berubah dengan adanya penambahan jumlah barang X dan Y menjadi kurva IC1 dan IC2 ini tidak akan saling memotong karena kombinasi-kombinasi yang ada pada IC yang berbeda. Kombinasi di titik B menunjukkan tingkat utilitas konsumen lebih tinggi. Hal ini bisa juga dikatakan semakin jauh dari titik O menunjukkan IC yang memberikan utilitas lebih tinggi.
  • 52. 4.4.2. Kendala Anggaran (Budget Contraint) Untuk mengetahui kombinasi mana yang akan memberikan kepuasan yang maksimal kepada konsumen dari berbagai kombinasi yang ada pada curve indifference maka perlu diketahui kombinasi-kombinasi yang mana yang dapat dicapai oleh konsumen berdasarkan batasan penghasilannya.
  • 53. 4.4.3. Keseimbangan Konsumen Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen antara curve indifference dengan kurval anggaran (budget line), atau apabila yang seharusnya diperbuat sama dengan apa yang diperbuat.
  • 54. 4.4.4. Perubahan Utilitas Konsumen Ada dua faktor yang akan menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal ini 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang Jika harga barang Xnaik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun maka garis anggaran (budget line) dan indifference curve akan bergeser ke kanan.
  • 55. 4.4.5. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan mengubah jumlah yang diminta. Jika dimisalkan harga barang X mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL akan berubah dari BL ke BL1 ke BL2.
  • 56. 4.4.6. Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC Bagaimana jika yang berubah sekarang bukan tingkat harga, melainkan tingkat pendapatan? Sebagaimana telah dipaparkan di bab terdahulu, permintaan akan bergeser ke kiri atau ke kanan (the demand curve) tergantung apakah tingkat pendapatan naik atau turun. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk Kurva Engel yang menggambarkan hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta (Ernest Engel adalah orang pertama yang mengamati hubungan perubahan tingkat pendapatan terhadap jumlah barang yang dikonsumsi.
  • 57. 4.4.7. Bentuk Indifference Curve Sebagaimana telah diutarakan di atas bentuk kurva Indiference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke kanan bawah dan cembung terhadap titik nol Bentuk yang demikian ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility.
  • 58. 4.4.8. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve 1. Kritik Krik terhadap pendekatan indifference curve a. Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu tidaklah mudah. b. Substitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih adanya faktor-faktor lain c. yang membuat konsumen tetap pada barang X atau meninggalkan barang X Capproach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect advertising, past behavior of stock. 2. Aplikasi Menghitung Utilitas Konsumen dengan Fungsi
  • 59. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VI PERILAKU PRODUSEN Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 60. 5.1 KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES PRODUKSI Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan "jangka pendek" dan "jangka panjang". Ukuran jangka waktu tidak sama antara industri satu dengan industri lainnya. Ada proses produksi yang memerlukan waktu hanya hitungan jam, ada yang hitungan hari, tetapi ada yang hitungan bulan bahkan tahun.
  • 61. 5.2. FUNGSI PRODUKSI Produksi adalah kegiatan mengubah input menjadi output. Biasanya dalam ekonomi dinyatakan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara input (bersumber masukan) dengan output (barang-barang atau jasa dihasilkan) tanpa memperhitungkan harga. Fungsi produksi dapat dinyatakan dalam persamaan matematis. Persamaan tersebut dengan mudah diperluas untuk memasukkan sebanyak mungkin sumber untuk menghasilkan suatu barang tertentu.
  • 62. 5.3. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Untuk menjelaskan analisis proses produksi jangka pendek dalam teori ekonomi diungkapkan dengan kurva TP (total product), AP (average product), dan MP (marginal product).
  • 63. 5.3.1. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang (The Law of Di minishing Returns) Dalam analisis proses produksi jangka pendek ini berlaku Hukum Pertambahan Hasil yang Semakin Berkurang (Law of Diminishing Returns). Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus.
  • 64. 5.3.2. Hubungan antara TP, AP, dan MP Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, akan dijumpal suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil dan setelah suatu jumlah tertentu mencapai maksimum kemudian menurun. Kesimpulan dari hubungan MP dan AP adalah: 1. Jika AP semakin bertambah maka MP > AP 2. Jika AP maximum maka MPP AP. 3. Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
  • 65. 5.3.3. Tahapan dalam Fungsi Produksi Hubungan antara produksi total, produksi rata-rata, dan produksi marjinal itu sangat berguna untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi.
  • 66. Tahap I Mulai dari titik asal (0) sampai titik maksimum produksi rata-rata (AP), yaitu pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan produksi rata-rata (AP).
  • 67. Tahap II Dari titik pada saat produk rata-rata (AP) mencapai titik maksimal sampai pada saat produksi total (TP) mencapai maksimal atau pada saat produksi marjinal (MP) sama dengan nol, AP dan MP semakin berkurang tetapi MP masih positif.
  • 68. Tahap III AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. Akibatnya pada tahap ini produksi total (TP) menurun terus.
  • 69. PRODUKSI JANGKA PANJANG 5.4 Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel
  • 70. 5.4.1. Isoquant 1. Pengertian Kurva Isoquant Isoproduk atau isoquant adalah "kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasiteknis antara dua input yang bervariabelyang menghasilkan suatu tingkat output tertentu".
  • 71. 2. Sifat dari Kurva Isoquant Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri kurva indifference, yaitu: a. Cembung ke arah titik origin. b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah. c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin tinggi tingkat produksi barang tersebut. d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling bersinggungan.
  • 72. 3. MRTS (Marginal Rate Technical of Substitution) MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus dikompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
  • 74. Bentuk Isoquant yang Linier Bentuk isoquant yang linier seperti di atas menunjukkan adanya substitusi input kapital dan labor adalah sempurna. Bentuk Isoquant yang berupa huruf I seperti di atas menunjukkan tidak adanya substitusi input kapital dan labor.
  • 75. 5.4.2. Iso-biaya (Isocost) 1. Pengertian Isocost Iso-biaya (Isocost) adalah: "Kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen dengan sejumlah anggaran tertentu".
  • 76. 2. Gambar Kurva Isocost Melihat gambar di atas, jika harga faktor produksi kapital adalah Pk, harga labor adalah Pl dan besarnya dana yang tersedia adalah M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka akan didapat barang kapital sebanyak M/Pk unit.
  • 77. 3. Perubahan Isocost Kurva Iso Cost dapat berubah disebabkan: Harga faktor produski labor turun atau naik sedang lainnya tetap. Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedang lainnya tetap. Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
  • 78. a. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produski Labor Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap
  • 79. b. Kurva Isocost Berubah Jika Harga Faktor Produksi Kapital Turun atau Naik sedang Lainnya Tetap. Jika harga kapital bertambah murah maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L menjadi K3L
  • 80. c. Kurva Isocost Berubah Jika Jumlah Modal (Dana) Berubah Berkurang atau Bertambah Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva isocost bergesar ke atas dari K2L2 menjadi K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal maka kurva isocost bergesar ke bawah dari K2L2 menjadi K111.
  • 81. 5.4.5. Hasil dari Pengembangan Skala Usaha (Return to Scale) Jika input ditambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah output maka: =L+C akan menghasilkan Q Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah: al+ac bQ Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan (1) b> a; (2) b = a; dan (3) b < a
  • 82. 5.4.7. Kombinasi Ongkos Terkecil (Least Cost Combination Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path). Bagi perusahaan yang ingin meminimumkan ongkos produksi untuk suatu tingkat output tertentu disebut dengan least cost resources combinations.
  • 83. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 84. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat penjual dan pembeli. Masing masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Berapapun jumblah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.
  • 85. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumblah barang. Dengan demikian, masing masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker.
  • 86. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN SEMPURNA 1. Jumblah penjual dan pembeli sangat banyak. 2. Barang yang diperjual belikan homogen/ identic 3. Penjual bisa keluar masuk pasar dengan mudah. 4. Informasi terhadap pasar sempurna.
  • 87. PENENTUAN JUMBLAH PRODUKSI DAN HARGA Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumblah produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC = MR Penentuan Harga Dalam pasar Persaingan Sempurna Yang Memperoleh Laba Harga dan jumblah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah P = OP1 Q = OQ1
  • 88. Penentuan Harga Yang Memperoleh Kerugian Minimum. Harga dan jumblah yang diproduksi yang menjamin rugi minimal adalah sebesar P = OP2 dan Q =OQ1 Penentuan Harga Yang Memperoleh Normal Profit. Harga dan jumblah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q =OQ1
  • 89. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN
  • 90. Kondisi perusahaan dalam periode jangka pendek Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan perusahaan untuk menambah perusahaan perusahaan baru.
  • 91. Kondisi perusahaan dalam periode jangka panjang Maksud jangka Panjang adalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau mendirikan perusahaan baru jika terjadi kenaikan permintaan barang.
  • 93. Keburukannya : tidak ada Inovasi dan membatasi pilihan konsumen produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi Kebaikannya : adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat oleh karena itu agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien Mungkin
  • 95. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. VIII MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR PERSAINGAN MONOPOLITIS FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 96. PENENTUAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK
  • 97. Pasar persaingan monopolistic adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk. Defernsiasi produk atau product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya sama sehingga menjadi berbeda. Caranya dengan promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus, merek, pelayanan yang baik, dan lain sebaginya
  • 98. 1. Mendapat laba SUPERNORMAL 2. Mendapat laba NORMAL 3. Menderita KERUGIAN
  • 99. Dari gambar di samping, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
  • 100. MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ! Dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1.
  • 101. MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal teteapi kalua rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini jumblah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 102.
  • 103. Bentuk kurva demand nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan. Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
  • 104. Akan terdapat banyak efesiensi masing masing perusahaan dalam jangka Panjang bila masuknya perusahaan baru kedalam industry yang bersangkutan bebas dan mudah
  • 105. Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi.
  • 106. Konsumen akan memperoleh berbagai merk produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera dan kemampuan
  • 107. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. IX MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR MONOPOLI Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 109. arti MONOPOLI Monopoli adalah suatu keadaan di mana didalam pasar hanya ada satu penjual sehingga tidak ada perusahaan pesaing.
  • 110. Ciri – ciri Pasar Monopoli 01 Pasar Monopoli adalah industri satu perusahaan 02 03 04 Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk industri Dapat memengatuhi penentuan harga 05 Promosi iklan kurang diperlukan
  • 111. 1. Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumberdaya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain 2. Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati skala ekonomi hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. 3. Monopoli ada dan berkembang melalui undang undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan. Faktor – faktor Pasar Monopoli
  • 112. Hambatan Bagi Perusahaan yang akan Memasuki Pasar Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan- perusahaan baru lainnya yang masuk ke dalam suatu industri. Akibatnya monopolis tidak lagi bisa memonopoli pasar. Sang Monopolis harus sanggup menghalangi masuknya perusahaan baru bila dia mendapat laba atau kalau dia tidak sanggup maka dia tidak jadi monopolis lagi. Masuknya perusahaan baru akan mengubah keadaan pasar di mana perusahaan itu bergerak.
  • 113. Penyebab Munculnya Perusahaan Monopoli Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada perusahaan lain. Contoh: PDAM, Pertamina. Penguasaan Bahan Mentah Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang ada masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan "ruang hidup untuk satu perusahaan saja. Akibatnya kalau ada perusahaan baru yang berminat masuk ke dalam pasar tersebut akan mengalami kesulitan dalam menjual barangnya. Jadi di dalam pasar tetap hanya ada satu penjual. Terbatasnya Pasar Merupakan suatu sumber terjadinya monopoli untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu. Contoh: produk-produk Microsft-Windows. Hak Paten Adakalanya hak monopili diberikan oleh pemerintah. Contoh: PELNI pada jalur tertentu. Pemberian Hak Monopoli oleh Pemerintah
  • 114. PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT Jika suatu perusahaan yang monopolistik menyamakan MR dengan MC-nya, maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Keputusan ini dilukiskan dalam gambar di bawah ini. Di situ perusahaan tersebut menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan (PC) kali Q, ditunjukkan oleh bidang PP'C'C dan itu merupakan laba maksimum.
  • 115. Posisi Keseimbangan Seorang produsen monopoli adalah satu-satunya produsen dalam suatu pasar sehingga kurva permintaan yang dihadapinya adalah juga kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar biasanya menurun dari kiri atas ke kanan bawah, yang berarti bahwa produsen tersebut bisa memengaruhi harga pasar dengan jalan menjual lebih sedikit atau lebih banyak barang produksinya. Dengan demikian, kalau diperbandingkan dengan perusahaan dalam persaingan sempurna, perusahaan monopoli harus menentukan bukan hanya berapa output yang harus ia jual, tetapi juga menentukan berapa harga jual yang bisa menghasilkan keuntungan maksimal baginya. Hubungan P, TR, dan MR
  • 116. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopolis Ada suatu salah pengertian yang umum, yaitu bahwa seorang monopolis harus membuat untung. Ada atau tidak adanya laba tergantung pada hubungan antara kurva permintaan yang dihadapi oleh Sang Monopolis dan keadaan biayanya. Sang monopolis mungkin menderita rugi dalam jangka pendek. Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena : (1) biaya awal yang besar (set up cost) (2) demand- nya belum berkembang karena belum dikenal. Monopoli mengalami kerugian hanya dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang monopoli secara pasti mengalami keuntungan.
  • 117. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KEUNTUNGAN Analisis perilaku perusahaan monopoli dalam mencapai posisi ekuilibrium, yaitu posisi keuntungan maksimum akan dicapai pada saat MR MC. Kurva D dan MR apabila digabungkan dengan kurva ongkos, maka dapat diperoleh "ekuilibrium perusahaan" yang sekaligus sama dengan "equal pasar".
  • 118. DALAM JANGKA PENDEK MONOPOLIS MENGALAMI IMPAS Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan TC = OQKP1.
  • 119. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KERUGIAN Sejalan dengan penjelasan gambar di atas, maka besarnya TC lebih besar daripada TR. Hal ini terjadi apabila terjadi kenaikan ongkos rata-rata yang terus- menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada harga per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P1P2KL karena TR =OP1LQ dan TC = OP2KQ.
  • 120. MONOPOLIS YANG MENDAPATKAN KERUGIAN Beberapa cara usaha monopilis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis, yaitu : 1) Selalu mengontrol sumber – sumber bahan mentah yang dipakainya 2) Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya perusahaan lain tidak bisa meniru 3) Pasar sedemikian terbatasnya relatif dibanding dengan skala perusahaan optimum sehingga masuknya perusahaan lain akan menekan harga sedemikian rendahnya hingga menghilangkan keuntungan yang ada dan keduanya menderita lagi
  • 122. Kegiatan promosi penjualan munngkin akan menguntungkan Sang Monopolis. Tujuannya untuk mengaitkan namanya dengan produk tersebut sehingga calon saingan akan kesulitan memasuki pasar tersebut. Promosi Penjualan Perusahaan monopoli biasanya tidak menggunakan sumber - sumber pada tingkat efisiensi puncaknya. Monopoli menggunakan sumber – sumber tetap yang tidak digunakan dengan efisiensi sebaik – baiknya. Efisiensi Ekonomi Dalam industri monopoli, diihalanginya perusahaan baru untuk masuk memungkinkan diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat laba, konsumen membayar lebih mahal untuk produk tersebut dari biaya produksinya Halangan bagi Perusahaan Lain yang Hendak Masuk Pasar Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan memperkecil output dari sebelumnya. Output yang lebih kecil
  • 123. 1. Pengaturan Harga Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara, seperti perusahaan gas dan listrik. Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan harga yang akan menarik Sang Monopolis untuk menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai dengan permintaan konsumen. 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost Disebut kasus decreasing cost karena kita menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva di mana AC menurun (decreasing cost). Pengaturan Monopoli Oleh Pemerintah
  • 124. MONOPOLI ALAMI Sebuah monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi internal, mencapai skala efisien minimum, dan oleh karena itu mencapai efisiensi produktif. Utilitas utama seperti gas, listrik, dan air sering dikemukakan sebagai contoh industri dengan “kecenderungan alami”
  • 125. a. Pajak Lumpsum Pajak Lumpsum tidak dipengaruhi oleh jumlah barang yang dihasilkan perusahaan. Dengan demikian, berapa pun jumlah barang yang dihasilkan jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan tetap sama. Oleh karena itu, pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya tetap sehingga tidak akan memengaruhi besarnya biaya marjinal, tetapi hanya memengaruhi besarnya biaya rata-rata. b. Pajak Khusus (Specific) Pajak khusus ini dikenakan atas dasar jumlah barang yang dihasilkan. Dengan kata lain, pajak khusus ini dikenakan sebagai pajak per satuan (per unit) barang yang dihasilkan. Semakin banyak barang yang dihasilkan, semakin besar pula jumlah pajak yang harus dibayar oleh perusahaan atau produsen tersebut. Hal ini berarti pengenaan pajak khusus akan memengaruhi, baik biaya rata-rata maupun biaya marjinal karena pajak tersebut sama artinya dengan menambah biaya variabel. Pengaturan Monopoli Oleh Pemerintah 3. Perpajakan
  • 127. Sifat Dasar Diskriminasi Harga Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda, melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda. Dua pasar yang berbeda berarti bahwa dua pasar itu memiliki elastisitas permintaan yang berlainan dan tidak ada kemungkinan bahwa barang yang sudah dijual di pasar yang satu dijual kembali di pasar yang lain oleh pembeli di salah satu pasar tersebut.
  • 128. Kondisi Awal Terjadinya Diskriminasi Harga 1. Pembeli – pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda – beda secara tajam 2. Para penjual mengetahui perbedaan – perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok berdasarkan elastisitas yang berbeda 3. Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang yang telah dibeli
  • 129. Jenis Diskriminasi Harga Diskriminasi harga dapat dibedakan menjadi 3, yaitu : a. Diskriminasi harga derajat pertama Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan di mana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil surplus konsumen. Cara yang ditempuh adalah produsen monopolis menentukan harga yang berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda. b. Diskriminasi harha derajat kedua Diskriminasi derajat kedua adalah versi yang lebih sederhana, di mana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok – kelompok harga. c. Diskriminasi harga derajat ketiga Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen menjual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi tingkat tiga adalah pengelompokan pembeli secara fungsional (dikelompokkan berdasarkan daerah geografis)
  • 130. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda Dalam beberapa hal Sang Monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar produknya menjadi dua atau lebih pasar. Dalam keadaaan seperti itu dia akan mengenakan harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama, dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih rendah untuk dijual kembali di pasar dengan harga yang lebih mahal. Hal ini akan menghapuskan perbedaan harga yang ingin dipertahankan Sang Monopolis. Kedua, elastisitas permintaan pada masing – masing tingkat harga harus beda di antara pasar – pasar tersebut. Jika mempunyai elastisitas yang sama maka penetapan diskriminasi harga tidak akan berhasil. Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demandnya. Semakin condong semakin elastis. Kedua pasar atau lebih bila dilihat kurva demandnya harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
  • 131. PENETAPAN HARGA DISKRIMINASI SECARA GRAFIK DAN NUMERIK 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik Sebagaimana di atas telah ditulis bahwa diskriminasi harga adalah kebijakan yang dilakukan oleh penjual dengan membeda-bedakan harga jual berdasarkan pasar dan kemampuan pembeli. Produk yang dijual dengan harga berbeda tersebut mempunyai struktur biaya yang sama. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Produk yang dijual mempunyai biaya produksi yang sama. Setiapkurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu Mra dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga dimana MC = MR 2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi secara Numerik Penetapan harga diskrimanasi secara numerik lebih ditekankan untuk mengukur kebijakan tersebut dengan cara perhitungan dengan melibatkan beberapa rumus dan angka.
  • 133. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR TEORI EKONOMI MIKRO BAB. X MENENTUKAN HARGA PADA PASAR PERSAINGAN PASAR LIGOPOLI Oleh Kel 13 Kelas : I 1. Indrian Arsya N. 2. Rivaldo M. Anthonie Dosen : DR. Sigit Sardjono, M.Ec FEB Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Desember 2022
  • 134. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pasar Oligopoli Ekonomi Mikro I
  • 135. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Bentuk lain dan pasar yang banyak ditemui dalam praktik adalah Pasar Oligopoli, yaitu keadaan di mana hanya sedikit penjual sehingga tindakan seorang produsen akan mendorong produsen lain untuk bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat memengaruhi harga pasar Pengertian Pasar Oligopoli
  • 136. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Demand Oligopoli Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri di mana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil, misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya ada sedikit sekali penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam suatu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penentuan harga/output dari oligopoli. Perhatikan duopoli, sebuah bentuk khusus oligopoli, di mana ada dua perusahaan yang menghasilkan suatu produk tertentu.
  • 137. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Ciri – ciri Oligopoli 1. Menghasilkan atau menjual barang standar atau barang berbeda 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat 3. Promosi masih diperlukan
  • 138. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model Oligopoli
  • 139. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model cournot adalah model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama. Model Cournot
  • 140. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model Bertrand Model Bertrand dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing- masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apa pun yang ditentukan oleh perusahaan. Masing-masing perusahaan dihadapkan pada kurva permintaan pasar yang sama dan berusaha memaksimumkan keuntungannya dengan asumsi bahwa harga yang ditetapkan oleh pesaingnya tetap.
  • 141. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan mereka, maka pasar akan mencapai keseimbangan Cournot jika masing-masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya akan mempertahankan tingkat outputnya, atau perusahaan akan mencapai keseimbangan Bertrand apabila masing-masing perusahaan dalam usahanya menganggap perusahaan pesaing akan tetap mempertahankan tingkat harga jualnya.
  • 142. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model Kurva Permintaan Patah a) Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan atau tanpa deferensiasi produk. b) Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan mengikuti menandingi penurunan harga tersebut. c) Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. Asumsi dasar bagi penelaahan kurva permintaan patah, yaitu :
  • 143. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Model Stackelberg Pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh model Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
  • 144. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah : 1. Pasar kartel 2. Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership)
  • 145. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Pasar dengan Ketegaran Harga Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan jalan menurunkan harganya. Hal ini mengakibatkan larinya pembeli dan penjual yang lain dan datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut. Tindakan ini akan diikuti oleh penjual lain. Berarti antarpenjual saling bertindak untuk menurunkan harga, hal ini disebut "perang harga".
  • 146. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN 1) Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka Panjang 2) Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yang minimal. 3) Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh (karena P> MC, seperti dalam kasus monopoli). 4) Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikanmasyarakat makro.
  • 147. A B C D E F G H I J K 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon and infographics & images by Freepik THANKS! DO YOU HAVE ANY QUESTIONS?