SlideShare a Scribd company logo
1 of 160
Download to read offline
Pengantar
Ekonomi Mikro
Tugas Akhir
Slide Powerpoint
Kelompok 7
Dosen:
Dr. Sigit Sardjono, M.S.
Kelas V
TEORI PERMINTAAN, PENAWARAN
DAN
HARGA PASAR
Kelompok 7
Superb Team
Mukhamad Sholikudin
1222200204
Soputan, Sylvia Setyani
1222200206
Nia Nur Yanti Agustin
1222200209
Devi Alita Solehsi
1222200210
Kelompok 7
PERMINTAAN
Jumlah barang dan jasa yang diminta pada
waktu dan tingkat harga tertentu
Kelompok 7
Hukum Permintaan
Jika harga turun maka
permintaan akan barang
tersebut akan
bertambah.
Sebaliknya jika harga
naik maka jumlah barang
yang diminta akan turun
Kelompok 7
Faktor Mempengaruhi Permintaan
Harga Barang Pengganti
Selera Konsumen
Harga Barang Sendiri
Pendapatan
Kelompok 7
Kurva Permintaan
Kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan
harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta
merupakan variabel dependen.
Kurva permintaan pada umumnya bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
0
500
1,000
1,500
2,000
2,500
0 5 10 15 20
No
Harga
Barang
Jumlah
Permintaan
1 2,000 4
2 1,600 8
3 1,200 12
4 800 16
Kelompok 7
PENAWARAN
Berbagai kuantitas barang yang akan
dijual oleh penjual di pasar dengan
berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi
keadaan lain dianggap tetap tak berubah
Kelompok 7
Hukum Penawaran
Jika harga suatu
barang/jasa naik maka
jumlah barang yang
ditawarkan akan
bertambah.
Dan sebaliknya jika
harga turun maka jumlah
barang yang ditawarkan
akan berkurang dengan
anggapan cateris
paribus.
Faktor yang mempengaruhi penawaran
Berubahnya harga input
variabel
Harga Komoditas Lain
Perubahan Iklim
Perubahan Teknologi
Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi
Pajak dan Subsidi
Harapan Harga
Tujuan Perusahaan
Kurva Penawaran
Kurva yang menunjukan Hubungan antara harga dan kuantitas untuk
setiap unit waktu yang akan di jual oleh penjual.
Bentuk kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas,
memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang maka,semakin
banyak jumlah yang di tawarkan.
0
500
1000
1500
2000
2500
0 5 10 15 20
HARGA PASAR
Nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan
jumlah uang tertentu.
Harga terbentuk karena ada dua pihak, yaitu:
1. Pihak yang menawarkan barang dan jasa.
2. Pihak yang bersedia membeli/menggunakan
barang dan jasa.
Harga pasar adalah suatu tingkat harga
tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah
barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah
barang tersebut.
Grafik Harga Pasar
Harga pasar dapat digambarkan sebagai titik
potong bertemunya antara kurva permintaan dan
kurva penawaran.
ELASTISITAS HARGA
Kelompok 7
Ekonomi Mikro
Elastisitas Harga
Respon/reaksi dari konsumen atas perubahan faktor
permintaan yang mempengaruhi jumlah barang yang
diminta.
Elastisitas Permintaan Elastisitas Penawaran
Elastisitas
Elastisitas Pendapatan Elastisitas Silang
Ekonomi Mikro
Elastisitas Permintaan
Besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang
diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu.
Kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh
konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva
permintaan tertentu
Ekonomi Mikro
Konsep Elastisitas Permintaan
• Ed > 1 : Elastis
• Ed < 1 : In Elastis
• Ed = 1 : Unitary
• Ed = 0 : In Elastis Sempurna
• Ed = ~ : Elastis Sempurna
Terdapat 5 sifat elastisitas permintaan dan ditandai dengan besaran
koefisiennya
Ekonomi Mikro
Mengukur Tingkat Elastisitas
Membandingkan persentase perubahan
harga dengan persentase perubahan
barang yang diminta atau ditawarkan.
Arc Elasticity
Menghitung tingkat elastisitas dengan
waktu titik yang terdapat pada kurva
permintaan atau penawaran.
Point Elasticity
Ekonomi Mikro
Mengukur Tingkat Elastisitas
Arc Elasticity
Point Elasticity
A
B
P0
P1
X1
X2
0
Rumus yang dapat digunakan:
X1 - X0 X1 - X0
1 1
2 2
=
Ed = :
= :
% Perubahan Qx
% Perubahan Px
OX1 - OX0
OX0
(X0 + X1) (X0 + X1)
OP1 - OP0
OP0
1
2
3
4
Ed
Ed
Ed
=
X1 - X0
X0 + X1
X
P0 + P1
P1 - P0
Ekonomi Mikro
Mengukur Tingkat Elastisitas
Arc Elasticity
Point Elasticity
E
0
H
P
K
L
Elastisitas poin juga bisa disebut
elastisitas scara geometris.
Rumus yang digunakan:
Sebagai contoh Elastisitas di titik E
E = EK/EP = LK/OL = OH/HP
Ekonomi Mikro
Kecondongan Kurva Permintaan
D2
D1
D5
D3
D4
D1 Sifat permintaannya Inelastis Sempurna
D2 Sifat permintaannya Elastis Sempurna
D3 Sifat permintaannya Elastis
D4 Sifat permintaannya Unitary
D5 Sifat permintaannya Inelastis
Ekonomi Mikro
Elastisitas Penawaran
Mengukur besarnya persentase perubahan
jumlah barang yang ditawarkan akibat
adanya perubahan harga barang yang
bersangkutan.
Perubahan harga searah dengan perubahan
perubahan jumlah barang, jadi koefisien
elastisitas penawaran akan selalu positif. Rumus yang digunakan:
(X2 - X1) (P1 + P2)
(X1 + X2) (P2 - P1)
Es = X
Ekonomi Mikro
Arc Elasticity
Sifat Elastisitas
Penawaran
• Es > 1 : Elastis
• Es < 1 : In Elastis
• Es = 1 : Unitary
• Es = 0 : In Elastis Sempurna
• Es = ~ : Elastis Sempurna
Terdapat 5 sifat elastisitas penawaran dan ditandai dengan besaran
koefisiennya
Ekonomi Mikro
S2
S1
S5
S3
S4
Kecondongan
Elastisitas Penawaran
S1 Sifat permintaannya Inelastic Sempurna
S2 Sifat permintaannya Inelastis
S3 Sifat permintaannya Unitary
S4 Sifat permintaannya Elastis
S5 Sifat permintaannya Elastis Sempurna
Ekonomi Mikro
Elastisitas Pendapatan
Elastisitas yang menunjukkan tingkat
kepekaan dari perubahan jumlah
barang yang diminta dengan
perubahan pendapatan Setiap orang akan menambah atau
mengurangi pembelian barang bila
pendapatannya berubah
Elastisitas pendapatan dapat
dinyatakan sebagai berikut:
%ΛQx
%Λi
Q2 - Q1 I2 - I1
Q1 + Q2 I1 + I2
:
=
Ei
=
Ei Kemungkinan dalam elastisitas pendapatan
a. Jika Ei > 1; barang yang diminta adalah barang superior
b. Jika Ei >0, < 1; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok
Ekonomi Mikro
Perubahan Permintaan barang
karena pendapatan
Jika pendapatan bertambah maka barang lebih banyak dibeli adalah Barang Luxury
Jika pendapatan berkurang maka barang lebih banyak dibeli adalah Barang Inferior
Ekonomi Mikro
Elastisitas Silang
Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh
berbagai barang berhubungan satu sama lain
Misalnya:
Elastisitas silang barang X dan barang Y sama dengan
persentase perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan
persentase harga barang Y
Ekonomi Mikro
Elastisitas Silang
Elastisitas silang barang substitusi
Elastisitas antara Kopi dan Teh
Karena harga teh turun, selain
mengakibatkan jumlah permintaan teh
naik juga mengakibatkan jumlah
permintaan Kopi berkurang meskipun
harga kopi tidak berubah.
Elastisitas silang barang komplementer
Elastisitas antara Kopi dan Gula
Karena harga Gula turun, selain
mengakibatkan jumlah permintaan
Gula naik juga mengakibatkan jumlah
permintaan Kopi bertambah meskipun
harga kopi tidak berubah.
Ekonomi Mikro
Hubungan Barang Subtitusi, Komplemen
dan Elastisitas Silang
No Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Naik Jika Py Turun
1 Jika Exy > 0 Substitusi Qx Naik Qx Turun
2 Jika Exy = 0 Tidak Ada Hubungan Qx Tetap Qx Tetap
3 Jika Exy < 0 Komplemen Qx Turun Qx Naik
PELAKU KONSUMEN
Kelompok 7
Konsep perilaku konsumen
Permintaan timbul karena konsumen memerlukan
manfaat dan barang yang di minta (utility)
Sesuai dengan konsep Gossen II,terdapat dua pendekatan
mempelajari pendayagunaan. Dua pendekatan digunakan untuk
menjelaskan perilaku konsumen. mengapa konsumen lebih suka membeli
barang dan jasa lebih banyak jika harga barang tersebut turun dan
sebaliknya membeli dengan jumlah sedikit jika harga barang dan jasa itu
meningkat.
Faktor yang mempengaruhi
Nilai barang : - nilai barang premier (pokok)
- nilai barang sekunder ( bukan pokok)
Nilai penggunaan objektif = kesanggupan suatu barang dan jasa terhadap kebutuhan
manusia
Nilai penggunaan subjektif = Arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang
tertentu untuk memuaskan kebutuhannya
Nilai pertukaran objektif = Kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk di tukarkan
dengan barang dan jasa lainnya,
Nilai pertukaran subjektif = Arti yang di berikan seseorang kepada suatu barang dan
jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut
Pemenuhan kepuasan
• Hukum Gossen I : Jika pemenuhan kepuasan dijalankan terus- menerus
maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya
datang kekenyangan (kejenuhan)
• Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memnuhi berbagai
kebutuhannya agar semua kebutuhannya dapat dipuaskan secara
seimbang
Pendekatan tradisional untuk mengungkapkan
Perilaku konsumen
Konsep utilitas
Daya guna
Setiap barang dan jasa memiliki daya
guna karena barang tersebut memiliki
kemampuan untuk memberikan
kepuasan kepada konsumen
Seberapa besar total lebih utilitasnya
,tergantung konsumen individual
U = f( X1 ; X2 ; X3…. Xn)
U merupakan banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen
dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang di konsumsi
oleh konsumen tersebut.
Pendekatan tradisional
Cardinal utility ( dalam menjelaskannya
menggunakan pendekatan marginal utility dan total
utility)
Ordinal utility ( menggunakan pendekatan indifference
curve kurva indifenden)
CARDINAL APPROACH
Untuk mengukur kepuasan konsumen dapat digunakan dua nilai
guna, yaitu:
1. Nilai Guna Total (Total Utility/TU) : berkenaan dengan jumlah seluruh
kepuasan yang di peroleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas
tertentu.
2. Nilai Guna Marginal (Marginal Utility/MU) : pertambahan atau
pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau
pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu.
KONSEP GUNA BATAS dan GUNA TOTAL (MU dan TU)
1. GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY)
Guna batas menurut Hukum Gossen: semakin banyak jumlah barang yang sejenis
yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin
kecil.
Contoh: Seorang petani yang terdiam di tempat yang sangat terpencil mendapat lima karung
dari hasil tanaman padinya. Petani tersebut tidak dapat menambah jumlah hasil padinya lagi
dan jumlah ini adalah keseluruhan padi yanh dimilikinya. Padi sejumlah lima karung tersebut
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Karung pertama untuk makan dirinya sendiri.
KONSEP GUNA BATAS dan GUNA TOTAL (MU dan TU)
• Gambar Kurva TU dan MU
2. Guna Total (Total Utility)
• Tabel Total Utility dan Marginal Utility
Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya.
Kurva TU bentuknya mula-mula meningkat namun pada titik
puncaknya kurva TU itu menurun. Kurva MU bentuknya
terus menurun. MU bisa bertanda negatif. MU bernilai
negatif ditandai dengan bentuk kurva MU-nya memotong
sumbu horizontal bagian bawah. Kurva TU setelah titik
puncak akan cenderung menurun. Akan tetapi, bentuk kurva
TU tidak bisa memotong sumbu horizontal.
Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang.
ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI CARDINAL.
1. Utility bisa diukur
dengan uang,
2. Berlakunya
Hukum Gossen
(Law of Diminishing
Marginal Utility),
3. Konsumen
Bersifat Rasional.
Asumsi dasar yang
digunakan pada
pendekatan ini adalah
tingkat kepuasan
konsumen
mengonsumsi
barang/jasa dapat
dihitung secara nomerik.
Yaitu pertambahan
utilitas yang menurun
karena pertambahan satu
unit barang yang
dikonsumsi.
Konsumen bersifat
rasional sehingga
perilakunya harus dapat
dipahami menurut logika
umum. Setiap konsumen
dianggap mempunyai
tujua ideal, yaitu daya
guna maksimum.
KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL.
1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru
2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan
Suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila
barang tersebut mempunyai daya guna baginya.
Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang
lebih besar.
MAKSIMALISASI GUNA
TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum ada penambahan) = Mux
Atau
(TUx+1) – (TUx) = Mux
Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada
tambahan satu unit barang lagi yang di konsumsi. Untuk mencari marginal
utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut:
Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika
total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka
MU akan menjadi negatif (-).
CARA MEMPERGUNAKAN PERSAMAAN FUNGSI
1. Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang
dapat memenuhi formula.
2. Kemudian diuji dan harus memenuhi formula.
Syarat pertama:
Mux/Px = Muy/Py
Syarat kedua:
X. Px + Y. Py = I (Income)
PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBELI
KONSUMEN
Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang
dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli.
Hal ini disebabkan:
1. Adanya efek substitusi, yaitu
dengan naiknya harga salah
satu barang tersebut
konsumen akan mengalihkan
barang yang dibelinya kepada
barang pengganti yang
harganya lebih murah.
2. Efek pendapatannya
(income), dengan kenaikan
harga bagi konsumen yang
pendapatannya tetap akan
menyebabkan pendapatan riil
konsumen tersebut akan
berkurang.
INDIFFERENCE CURVE APPROACH
Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach,yaitu:
1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang
keliru(doubtful).Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi
komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yangdigunakan tidak
bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif.
2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik
karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akanberubah.
Orang memiliki income meningkat tersebut bisa membeli kombinasi yang lebih banyak
yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi yang baru ini konsumen akan merasakan
tingkat kepuasannya bertambah.
3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve
Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference
curvememerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu:
a.Konsumen selalu bersifat rasional (rationality).
b.Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of
money).
c. Utility dinyatakan secara ordinal.
d.Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin
berkurang (diminishing marginal utility).
e.The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa
komoditi.
f. Consistency and transitity of choice.
2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum
Diminishing Marginal Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B
menunjukkan jika konsumen
menghendaki barang X lebih banyak
maka ia harus bersedia mengurangi
barang Y dengan jumlah tertentu.
Inilah yang disebut dengan Marginal
Rate of Substitution. Lebih lanjut jika
perubahan itu mula-mula dari titik A
ke B dan berlanjut ke titik C.
Pengorbanan barang Y untuk
mendapatkan tambahan barang X
yang sama pengorbanan
(pengurangan) barang Y itu semakin
lama semakin berkurang.
3. Sifat-Sifat Indifference Curve
A. Berlaku hukum diminishing rate of return.
B. Cembung terhadap titik 0 atau origin.
C.Dua IC tidak akan saling berpotongan.
4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang
Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar
IC yang lebih jauh dari origin memberikan kepuasan lebih tinggi
5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
KENDALA ANGGARAN (BUDGET CONTRAINT)
Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang
yang dapat dicapai oleh konsumen. Dengan suatu tingkat
pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi
barang sehingga manfaatnya optimal.
Persamaan budget line:
BPx . (X) + Py . Y keterangan B = Anggaran
Px = Tingkat Harga X
Py = Tingkat Harga Y
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Keseimbangan konsumen yang bertujuan mengoptimalkan utilitasnya
KESEIMBANGAN KONSUMEN YANG OPTIMAL
PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN
Jika harga barang X naik makan haris
anggaran dan indifference Curve nya
bergeser ke kiri
Dan jika harga barang X turun maka garis
anggaran dan indifference Curve nya akan
bergeser ke arah kanan
1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
2. Berubahnya Pendapatan Konsumen
Jika harga barang X dan Y tidak
berubah kombinasi yang
dikehendaki/dibeli maka
konsumen adalah E1
3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior
Semakin murah barang X
menghasilkan efek pendapatan yang
negatif , yaitu jumlah barang X yang
di minta berkurang
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
PENGGAMBARAN KURVA ENGEL DARI KURVA ICC
ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan
pendapatan. ICC atau kurva Engel dapat diklarifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan
giffen.
BENTUK INDIFFERENCE CURVE
Kurva Indiference yang Linier
Menunjukkan Adanya Substitusi
Sempurna
Kurva Indiference Curve Yang Berupa
Huruf L Menunjukkan Barang Komplemen.
Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
1. Kritik.
2. Aplikasi menghitung utilitas konsumen dengan fungsi.
EKONOMI MIKRO
PERILAKU
PRODUSE
N
PERILAKU PRODUSEN
SUATU TINDAKAN SEORANG PRODUSEN UNTUK MENDAPATKAN
KEUNTUNGAN YANG MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA
INPUT YANG DI MILIKINYA
( PRODUCER’S BEHAVIOUR)
KONSEP JANGKA WAKTU PROSES PRODUKSI
JANGKA PENDEK
beberapa produksi yang hanya memerlukan waktu
produksi hitungan jam,hari sehingga perusahaan
tidak dapat mengubah sumber yang digunakan hanya
satu variabel saja .
.
JANGKA PANJANG
Dalam jangka panjang semua faktor dapat di ubah
jumlahnya sehingga produsen mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor
produksi yang paling efisien. Jadi dalam jangka waktu
panjang semua sumber adalah variabel.
Fungsi
Produksi
merupakan suatu kegiatan mengubah input menjadi
output. Hubungan teknis antara faktor produksi dengan
barang produksi yang di hasilkan dalam peroses produksi.
Bentuk sistematis
fungsi produksi
Q=F(C,L,B,S)
Di mana:
Q=Output
C =Capital
L=Labor
B =Bahan Baku
s=Skill
Contoh
roduksi tambak udang menunjukkan
jumlah udang yang dihasilkan dari luas
tambak, jumlah bibit yang ditebar,
banyaknya makanan dan obat-obatan
yang dipakai, dan jam kerja
karyawannya. Hubungan antara output
dan input itu bisa dalam bentuk linier
ataupun tidak linier.
Bentuk Fungsi Linier:
Q=a+bX
ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK
Teori Ekonomi diungkapkan dengan kurva TP ( total
product), AP ( average product), dan MP (marginal
product). Di mana TP adalah total produksi yang
dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja ( labar). AP
adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga
kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apaila
menambahnsatu tenaga kerja (labar).
 AP = TP / Labor
 MP = TP2 – TP1
 Jika TP berupa fungsi maka
turunan pertama TP adalah MP
 MP = ø TP/ø L
HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG
( THE LAW OF DIMINISHING RETURNS )
Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor
produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainya
tetp, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita
menambah faktor produksi variabel itu secara terus menerus.
Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil. .
Dari tabel di samping , hasil semakin bertambah
terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai
labor ke-4, Law of Diminishing Physical Product.
Di gambarkan kurva TP yang cekung ke atas
untuk satuan labor pertama. Sumbu Horizontal
menunjukan jumlah faktor produksi tenaga kerja
yang digunakan dalam proses produksi dan
sumbu vertical menunjukan jumlah barang yang
dihasilkan .
HUBUNGAN ANTARA TP, AP dan MP
• Pertama , MP dan TP. Pada saat produksi total ( TP)
mengalami perubahan peningkatan produksi dari
yang menarik menjadi menurun, maka pada saat
itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik
maksimumnya.
• Kedua, AP dan MP. Pada saat produk rata-rata (AP)
meningkat , produksi Marjinal (MP) lebih tinggi
daripada produk rata-rata (AP) , dan pada saat
produksi rata-rata (AP) menurun maka produksi
Marjinal (MP) lebih rendah dai (AP).
TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI
• TAHAP PERTAMA.
Mulai dari titik asal 0 sampai
titik maksimum AP , yaitu
pada saat MP sama dengan
AP. Jika labor ditambah, AP
bertambah
• TAHAP KEDUA.
Dari titik AP mencapai titik
maksimal sampai pada TP
mencapai maksimal atau
pada saat MP sama dengan
nol , AP dn MP semakin
berkurang tetapi MP masih
positif.
• TAHAP KETIGA.
AP dan TP pada tahap ini
semakin berkurang dan MP
menjadi negatif karena luas
tanah tetap dan lobor
bertambah terus.
PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
PENGERTIAN PASAR DALAM TEORI EKONOMI
BERBEDA DENGAN PENGERTIAN FISIK.
 Pasar dalam pengertian
teori ekonomi adalah
tempat bertemunya
pembeli dan penjual yang
bersepakat mengenai
harga dan jumlah yang
diperjualbelikan, kemudian
terjadi transaksi jual beli
suatu barang.
 Pasar secara fisik adalah
suatu tempat
berkumpulnya para
penjual.
PENGERTIAN PASAR
BENTUK PASAR PERSAINGAN
PARA AHLI EKONOMI MENGGOLONGKAN PASAR
SECARA TEORI EKONOMI MIKRO MENJADI EMPAT
GOLONGAN BESAR, YAITU:
1. Pasar Persaingan Sempurna
2. Pasar Persaingan Monopolistik
3. Pasar Monopoli
4. Pasar Oligopoli
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
NO. Ciri-ciri Monopoli
Oligopoli
Persaingan
Monopolistik
Persaingan
Sempurna
1.
2.
3.
4.
5.
Jumlah Penjual
Jumlah Pembeli
Sangat Banyak
Sangat Banyak
Banyak
Banyak
Kondisi Produk
yang Dijual
Kekuasaan
Menentukan
Harga
Kemungkinan
Keluar / Masuk
Identik
Substitusi
Tidak Ada
Sangat Tidak
Mudah, Tidak
Ada Hambatan
Hampir Sama
Tetapi Masih Bisa
Dibedakan / Beda
Corak
Sedikit
Cukup Mudah
Sedikit
Banyak
Barang Standar /
Berbeda Corak
Jika Tanpa Kerja
Sama Sedikit.
Tetapi Dengan
Kerja Sama
Sangat Besar
Hambatan Cukup
Kuat
Satu
Banyak
Tidak Ada
Substitusi yang
Dekat /
Sempurna
Sangat Besar
Tidak Mungkin
6.
7.
8.
Hampir Tidak Ada
Reaksi dari
Pesaing Jika
Terjadi Perubahan
Harga dan Jumlah
Tidak Ada Reaksi
dari Pesaing Jika
Perubahan Harga
dan Jumlah
Reaksi Rival
Karena Penjual
Hanya Satu Apa
yang Dilakukan
Produsen Tidak
Ada Reaksi
Setiap Tindakan
Berkaitan Dengan
Harga dan
Jumlah Akan
Mendapat Reaksi
dari Rival
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
NO. Ciri-ciri Monopoli
Oligopoli
Persaingan
Monopolistik
Persaingan
Sempurna
9.
Kemungkinan
Keluar / Masuk
Sangat Tidak
Mudah, Tidak Ada
Hambatan
Cukup Mudah
Hambatan Cukup
Kuat
Tidak Mungkin
Persaingan
Diluar Harga
Contoh
Tidak Ada
Transaksi di Sektor
Hasil Pertanian
Sangat Besar,
Terutama di Bidang
Iklan, Mutu, serta
Desain
Perusahaan
Sepatu, Baju,
Sabun
Sangat Besar
Apabila
Menghasilkan
Barang Berbeda
Corak
Pabrik Baja, Mobil,
Sepeda Motor,
Handphone
Memelihara
Hubungan Baik
Dengan
Masyarakat
Kereta Api, Listrik
PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
• Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar
yang terdapat banyak penjual dan pembeli.
Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah
barang yang diperjualbelikan di pasar, harga
akan tetap.
 Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh
garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.
 Dengan demikian, masing-masing penjual di
pasar adalah sebagai pengikut harga pasar
atau disebut price taker
Gambar Pasar Persaingan Sempurna
Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni / Sempurna
1) Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak.
Penjual dan pembeli sangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu
orang atau lebih, asal masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat
mempengaruhi harga pasar yang terjadi di pasar.
2) Barang yang Diperjualbelikan Homogen / Identik.
Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual
sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil
pruduksi penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual dari penjual satu
dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama.
3) Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah
Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang
lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar dan penjual bisa memulai
mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan.
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI / SEMPURNA
4) Informasi Terhadap Pasar Sempurna
Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika
ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih
murah maka konsumen yang lain juga segera
mengetahuinya. Demikian juga jika ada
produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku
yang harganya lebih murah maka produsen/penjual
yang lain juga segera mengetahuinya.
GAMBAR 8.1
Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita
dapat menggambarkan kurva permintaan yang
dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual/produsen
barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan
hubungan antara jumlah barang yang diminta dan
tingkat harga tampak horizontal pada gambar 8.1
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
• Dari gambar terlihat harga yang menjamin
laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan
total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK.
Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit
P1P2.
1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Laba
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin laba maksimal
adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
GAMBAR 8.3
Penentuan Jumlah Produksi dan Harga
 Dari gambar terlihat, harga yang menjamin
rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besar TC adalah
OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah
OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar
P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi
per unit P1P2.
2. Penentuan Harga dalam Pasar
Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Kerugian yang Minimum
Harga dan jumlah yang diproduksi
yang menjamin rugi manimal adalah
sebesar
P = OP2 dan Q = 0Q1
GAMBAR 8.4
PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA
Dari gambar terlihat harga yang menjamin laba
normal adalah sebesar OP1. Dengan harga
sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1.
Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita
perhatikan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna pada gambar di atas,
untuk mendapatkan laba normal perusahaan
harus bekerja yang paling efisien. Terlihat
besarnya AC yang paling rendah. Kondisi
seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan
yang berada pada persaingan yang lain.
3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan
Sempurna yang Memperoleh Normal Profit
(Break Even Income)
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin laba normal adalah sebesar
P = OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
GAMBAR 8.5
PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG
DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA
• Maksud jangka pendek
adalah jangka waktu yang demikian
pendeknya sehingga apabila terjadi
kenaikan permintaan barang dan setiap
produsen tidak mampu untuk
menaikkan produksinya serta tidak
cukup waktu bagi perusahaan-
perusahaan untuk menambah
perusahaan-perusahaan yang baru.
• Dalam jangka pendek
perusahaan dalam persaingan
sempurna dapat mengalami tiga
hal, yaitu:
a)Mendapat laba super normal.
b)Mendapat laba normal.
c)Menderita kerugian.
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode
Jangka Pendek
Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami
laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar 8.3, 8.4,
dan 8.5.
Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di manaprodusen
masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau
masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya
apabila terjadi kenaikan permintaan barang.
Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar
persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan
kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal
profit saja (impas/break even).
Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan, hanya
akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC pada saat AC
minimum.
Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan
"Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja
perusahaan akan segera keluar dari pasar.
2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam
Periode Jangka Panjang
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PERUSAHAAN
YANG BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN
SEMPURNA
 Kekurangannya
 Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan
konsumen.
 Produk yang diperjualbelikan identik dan
perusahaan harus bekerja yang paling
efisien agar tidak mengalami kerugian
sehingga produk yang diperjualbelikan
tidak ada inovasi.
 Antara penjual yang satu dengan yang
lain produknya sama persis atau identik.
 Produk yang homogen ini berakibat
membatasi pilihan konsumen.
 Konsumen tidak bisa memilih karena
masing-masing konsumen tidak
kuasamemengaruhi pasar.
 Kelebihannya
 Adanya alokasi sumber daya yang efisien
dan adanya kebebasan bertindak.
 Persaingan pada perusahaan yang berada
dalam persaingan sempurna sangat ketat.
 Oleh karena itu, agar tidak mengalami
kerugian perusahaan harus bekerja seefisien
mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan
baru siap memasuki pasar sebagai pesaing,
dan hal ini akan menyebabkan tambahnya
supply dan selanjutnya berakibat turunnya
harga. Mudahnya perusahaan baru
memasuki pasar ini dipersyaratkan pada
pasar persaingan sempurna.
 Persaingan yang ketat dan mudahnya
memasuki pasar berakibat alokasi sumber
daya menjadi efisen dan konsumen dapat
memperoleh barang dengan harga yang
kompetitif.
Penentuan harga
pada pasar
persaingan
monopolistik
PASAR PERSAINGAN
TIDAK SEMPURNA
Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan
deferensial produk.
UNSUR-UNSUR
pertama,
terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang
hanya satu macam,Maka kurva permintaannya miring dari kiri ke
atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal.
Kedua,
terdapat juga unsur persaingannya kerana jumlah penjual banyak
sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh
yang berarti terhadap penjual lain.
bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan
monopoli dan persaingan sempurna. Bila ada persaingan sempurna bentuk kurva
demand nya horizontal/elastis sempurna,kurva demand dari onopoli bersifat Inelastis.
Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya
diantara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna
Dalam jangka
pendek,
> Mendapat laba
supernormal
> Mendapat laba
normal
> menderita
kerugian
Tiga kondisi
yang bisa dialami
persaingan
monopolistik
Dari gambar di atas, harga dan
output yang menjamin laba
maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR
=MC harga jual produk sebesar OP1
dan output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
Perusahaan dalam Persaingan
Monopolistik yang Mendapat Laba
Normal
MR = MCadalah kaidah guna
menetapkan harga dan output
yang menjamin laba maksimal.
Pada kaidah MR = MC harga
jual produk sebesar OP1 dan
output yang dijual sebanyak
OQ1 dan besarnya TC = TR,
yaitu sebesar OP1KQ1.
MR = MCadalah kaidah guna menetapkan harga
dan output yang menjamin kalau laba, laba yang
maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal.
Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar
OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-
rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata
(AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah
produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan
besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR
(OQ1LP2).
AKIBAT PERSAINGAN
MONOPOLI TERHADAP
OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang
Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga
dengan sedikit menaikkan harga maka output akan
mengalami banyak pengurangan.Kurva permintaan yang
dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis.
2.Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Akan terdapat beberapa efisiensi masing-
masing perusahaan dalam jangka panjang
bila masuknya perusahaan baru ke dalam
industri yang bersangkutan bebas dan
mudah.
3. Promosi Penjualan
Beberapa pemborosan iklan dari perubahan
desain dapat terjadi dalam persaingan
monopoli. Usaha masing-masing perusahaan
untuk memperluas pasarnya dengan cara ini
akan diimbangi dengan kegiatan yang sama
oleh penjual lainnya, dan sumber yang
digunakan untuk usaha tersebut hanyalah
menambah biaya produksi.
4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen akan memperoleh berbagai merek
produk tertentu yang berbagai ragam yang
dapat dipilih dalam pasar persaingan
monopoli. Konsumen dapat memilih jenis,
gaya, atau warna yang sangat mendekati
selera
PASAR
OLIGOPOLI
Kelompok 7
Penentuan Harga
dan Persaingan
Kelompok 7
Pengertian Oligopoli
Pasar yang terdapat beberapa
penjual dan masing-masing penjual
dapat mempengaruhi harga pasar
Duopoli
kasus tertentu jika hanya terdapat
dua perusahaan
Persaingan oligopoli jika perusahaan mampu
menguasai 40% pasar
Kelompok 7
Ciri Oligopoli
No Asumsi Keterangan
1 Jumlah Penjual
Lebih dari satu, bisa 2, 4 atau 10. Penelitian dari Herfindal
jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar itu
yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa pasar.
2 Kondisi Biaya
Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan,
konstan dan meningkat.
3 Jumlah Pembeli
Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang
sangat banyak.
4 Kondisi Demand Close Substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi.
5 Fungsi Tujuannya
Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal,
sedang dalam jangka panjang menginginkan menguasai
pasar
6 Strategi Penjualan
Dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk dan
distribusi channel.
7 Reaksi Rival
Setiap tindakan berkaitan dengan harga, servis dan kuantitas
akan mendapat reaksi dari pesaing.
Douglas, Evan J. 1992. Managerial Economics. 4th ed. New York: Prentice Hall
Menurut Dumairy
(dalam Perekonomian Indonesia)
Tahun 1997 umumnya industri di Indonesia adalah Oligopoli, seperti:
1. Industri makanan, minuman, dan tembakau 67%
2. Industri kertas dan penerbitan 56%
3. Industri kimia 47%
4. Industri minyak bumi dan batubara 55%
5. Industri logam dasar 55%
6. Industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60%
7. Industri pengolahan lainnya 60%
Kelompok 7
Struktur pasar sektor industri di Indonesia berdasarkan Kriteria
CR4:
Pasar Oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa
produsen (2 sampai dengan 5 produsen), sedangkan apabila terdiri
2 perusahaan disebut Duopoli.
Karakter pasar oligopoli yaitu:
1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan
harga dan jumlah produksi.
2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan.
Kelompok 7
Kelompok 7
Konsep Demand Oligopoli
Oligopoli dapat terjadi dalam industri dengan wilayah pasar
sangat kecil dan dengan jumlah penjual yang sedikit, maka
masing-masing penjual dapat saling mempengaruhi dalam
penentuan harga/output dari oligopoli
Kelompok 7
Model Pasar Oligopoli
Model
PasarOligopoli
Model
Cournot
Model
Bertrand
Model
Chamberlin
Model Kurva
Permintaan
Patah
Model
Stackelberg
Kelompok 7
1. Model Cournot
Model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin
Cournot tahun 1938. Beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua
perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos
produksi per unit sama.
Kelompok 7
1. Model Cournot
Kurva pasar doupoli
Digambarkan bahwa Perusahaan Kedua
hanya menghasilkan setengah dari output
yang diminta pasar yang tidak bisa dilayani
oleh Perusahaan Pertama.
Kelompok 7
1. Model Cournot
Penurunan Kurva Reaksi secara Matematis
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah:
𝑸 = 𝒂 + 𝒃𝑿, 𝒅𝒂𝒏 𝒃 > 𝟎, 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝑸 = 𝑸𝟏 + 𝑸𝟐
Dimana:
Q = Jumlah output total
𝑸𝟏 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
𝑸𝟐 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = Konstanta
b = Slope/kemiringan garis permintaan
Kelompok 7
1. Model Cournot
Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila
keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai
ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang lebih kecil.
Buktinya: 𝑻𝑹𝑰 = 𝑷. 𝑸𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂; 𝑷 = 𝒂 + 𝒃 𝑸𝟏 + 𝑸𝟐 − 𝒇𝑸𝟏. 𝑸𝟐
Jadi,
𝜹𝑻𝑷
𝜹𝑸
−= 𝑷 + 𝑸𝟏
𝜹𝑷
𝜹𝑸𝟏
Karena
𝜹𝑷
𝜹𝑸𝟏
=
𝜹𝑷
𝜹𝑸𝟐
=
𝜹𝑷
𝜹𝑸
= 𝒃
Maka
𝜹𝑻𝑹𝟏
𝜹𝑸𝟏
= 𝑷 + 𝑸𝟏
𝜹𝑷
𝜹𝑸
= 𝑷 + 𝑸𝟏. 𝒃
Kelompok 7
1. Model Cournot
Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan
semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis
adalah berbeda:
𝑻𝑪𝟏 = 𝒇𝟏 𝑸𝟏 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝑪𝟐 = 𝒇𝟐(𝑸𝟐)
Syarat keuntungan maksimum:
𝜹𝑷𝟏
𝜹𝑸𝟏
=
𝜹𝑻𝑹𝟏
𝜹𝑸𝟏
−
𝜹𝑻𝑪
𝜹𝑸𝟏
= 𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝑹𝟏 = 𝑴𝑪𝟏
Dimana 𝑴𝑹𝒕𝟏
< 𝑴𝑪𝟏
𝟏
𝜹𝑷𝟐
𝜹𝑸𝟐
=
𝜹𝑻𝑹𝟐
𝜹𝑸𝟐
−
𝜹𝑻𝑪
𝜹𝑸𝟐
= 𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝑹𝟐 = 𝑴𝑪𝟐
Dimana 𝑴𝑹𝟐′
< 𝑴𝑪𝟐′
Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus
meningkat lebih lambat daripada meningkatkatnya MC atau kemiringan kurva MC
lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
Kelompok 7
Ada beberapa kelemahan dari Model Cournot, yaitu:
a) Asumsi dalam Model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing
produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing-
masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan
akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah
mendekati persaingan sempurna.
c) Pada Model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
1. Model Cournot
Kelompok 7
2. Model Bertrand
Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan Model Cournot,
yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang
stabil dari pasar.
Model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand
yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli
memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat
harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan.
Kelompok 7
2. Model Bertrand
Namun, model inipun tidak lepas dari kritik sama seperti Model Cournot,
yaitu:
1. Anggapan dalam Model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak
pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya
tidaklah realistis.
2. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi
tidak untuk pasar.
3. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga
persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan
atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
Kelompok 7
3. Model Chamberlin
(Model untuk Pasar Kelompok Kecil)
• Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi
apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan
bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan
keuntungannya.
• Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas
(terikat) terhadap pesaingnya yang ada dipasar. Setiap ada perubahan tingkat
output/tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan
mempengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil
kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Akibatnya keseimbangan stabil di
pasar pada tingkat harga dan output monopoli.
• Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk
maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan
mekanisme model pasar monopoli.
Kelompok 7
P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. terdapat 3
asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah,
yaitu:
1. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan/tanpa
deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat
pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan
merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan
hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah
dewasa dan berpengalaman.
2. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan
lainnya dalam industri akan ikut menandingi penurunan harga tersebut.
3. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya
dalam industri tidak akan mengikutinya.
4. Model Kurva Permintaan Patah
(The Kinked – Demand Model)
Kelompok 7
4. Model Kurva Permintaan Patah (The
Kinked – Demand Model)
 Dalam gambar disamping terlihat bahwa kurva
permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah.
Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang
merupakan harga ekuilibrium awal.
 Dalam gambar ada dua kurva
permintaan, yang pertama yaitu kurva
permintaan dd (kurva permintaan
Marshall) dan yang kedua adalah kurva
permintaan DD, yaitu kurva bagian
pasar yang menggambarkan kuantitas
permintaan Z dari perusahaan yang
bersangkutan.
Kelompok 7
4. Model Kurva Permintaan Patah (The
Kinked – Demand Model)
 Oleh karena kurva permintaan tersebut
patah, maka kurva penerimaan marginal
(MR) juga teputus dan terdapat rentang
yang lus. Titik keseimbangan
perusahaan ditentukan oleh titik pada
waktu garis permintaan tersebut patah.
Apabila kurva MC memotong pada kurva
MR yang patah, membawa implikasi
bahwa adanya perubahan struktur
ongkos produksi tidak akan
mempengaruhi tingkat output dan harga
keseimbangan bagi perusahaan.
Kelompok 7
5. Model Stackelberg
Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952,
yang merupakan pengembangan dari Model Cournot. Dalam model ini dianggap
bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader
sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya
perusahaan yang digambarkan oleh Model Cournot. Adanya pengakuan ini
berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi
dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannya.
Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam
memperoleh keuntungan maksimum.
Kelompok 7
5. Model Stackelberg
 Pada gambar terlihat bentuk kurva isoprofit
dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing-
masing duopolis. Apabila perusahaan A akan
menentukan tingkat output, yaitu di titik a
(Qa) yang dapat memaksimumkan
keuntungannya. Sedangkan perusahaan B
sebagai pengikut menghasilkan output
sebesar Qb.
 Akan tetapi, apabila di pasar ada
duaperusahaan yang sama kuat, maka
dalam keadaan ini keseimbangan pasar
yang bersifat stabil tidak akan tercapai.
Keadaan seperti ini disebut dengan
"ketidakseimbangan Stakelberg"
(Stackelbergdisequilibrium) dan gejalanya
terlihat dengan adanya perang harga.
Kelompok 7
5. Model Stackelberg
 Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar 11.7
Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar 𝑄1 unit dan menjualnya dengan
harga 𝑃1. Kurva permintaan 𝐷1 yang berlaku di sini, dengan penurunan harga dari 𝑃1
menjadi 𝑃2 akan meningkatkan permintaan menjadi 𝑄2.
Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke
kurva permintaan kedua 𝐷2 yang menyebabkan
penurunan permintaan perusahaan A dari 𝑄2 menjadi
𝑄3 pada tingkat harga 𝑃2.
Oleh karena itu, perusahaan A:
jika ia mencoba untuk bergerak
sepanjang 𝐷2 , maka
perusahaan-perusahaan
pesaing akan bereaksi yang bisa
memaksa perusahaan tersebut
berpindahke kurva lainnya.
Kelompok 7
Kurva 𝐷3 dalam gambar 11.7
merupakan sebuah kurva reaksi, yang
menunjukkan bagaimana penurunan
harga akan mempengaruhi kuantitas
yang diminta setelah reaksi
perusahaan-perusahaan saingan
diperhitungkan.
5. Model Stackelberg
Kelompok 7
Kurva permintaan terpatah (Kinked demand curve) dalam Oligopoli:
 Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan
menurunkan harga ke 𝑃1 maka permintaan
akan bertambah ke 𝐶1 , harga 𝑃2, maka
permintaan akan bertambah ke 𝐵1.
• Pelanggan perusahaan membeli barang
yang harganya turun.
• Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
 Sedangkan apabila perusahaan juga
menurunkan harga ke 𝑃1 dan 𝑃2 perubahan
permintaan akan ke titik B dan C
 Menaikkan harga ke 𝑃3 permintaan ada di
titik 𝐴1 karena reaksi perusahaan mengubah
harga maka kurva permintaan menjadi
𝐷1𝐸𝐷2.
Kelompok 7
Ciri-ciri pasar oligopoli:
1. Menghasilkan/menjual barang standar atau barang berbeda
• Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium.
Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan
mobil, truk, sepeda, motor, dsb.
2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
• Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat
terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan
membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan
sama/kehilangan pelanggan.
3. Promosi masih diperlukan
• Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan
mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang
menghasilkan barang yang berbeda.
Kelompok 7
MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI
Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga
produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah:
- Pasar kartel.
- Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
Kelompok 7
Pasar dengan Ketegaran Harga
(Kinked Demand Curve Model)
Tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau
kurva permintaan yang patah,Seorang penjual dapat menaikkan jumlah
penjualannya dengan menurunkan harganya
Kelompok 7
Kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan
oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat
pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual.
Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand
D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya.
Harga yang membuat nyaman penjual satu dan
penjal dua adalah sebesar OP2 pada harga
sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual
satu (D1) dan penjual (D2) adalah sama.
Kelompok 7
Kurva sebesar MC2 Pada AC2 in tingkat
harga yang menjamin laba maksimal(MC =
MR) adalah OP 1. Jika biaya per unit turun,
MC bergeser menjandi MC1 turunnya MC
tidak mengubah harga yang merjamin
labanya maksimal tetap sebesar OP1
Demikian juga jika biaya per unit naik, harga
yang menjamin laba maksimum adalah
sebesar DP2
Kelompok 7
Harga akan berubah jika C memotong baglan MR
yang condong miring untuk lebih jelasnya bisa
dilihat pada gambar di samping
Harga bisa berubah naik atau turun jika MC
memotong MR bukan pada bagian yang patah
(tegak lurus LN). Misalkan jika biaya terus turun
hingga memotong MR yang turun miring (bukan
yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula-
mula harga yang menjamin laba maksimal pada
saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MAR),
yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1.
Kelompok 7
1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati
oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak
beroperasi pada AC yg minimal.
3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun
buruh ( karena P > MC , seperti dalam kasus monopoli).
4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang
dapat merugikan masyarakat makro.
Efek Negatif Oligopoli
Kelompok 7
Kebijakan umum yang dapat mengurangi efek- efek negatif Oligopoli.
1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hmbatan bagi perusahaan
baru untuk masuk ke dalam pasar Oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil-
kecilnya. Tujuannya agar perusahaan Oligopoli yang ada merasakan adanya
persaingan potensial yang lebih kuat sehingga mendorong untuk berperilaku
lebih kompetitif di bidang harga maupun olahraga.
2. Diadakannya, undang undang persaingan (di Amerika serikat : Antitust law)
yang melarang adanya kerja sama diantara para pengusaha Oligopoli (baik
secara diam-diam atau terbuka).
3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak
struktur pasar yang oligopoli tersebut, antara lain dengan menentukan batas
max dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya
penggabungan (merger) antara perusahaan- perusahaan yang telah ada.
Kelompok 7
Struktur pasar Oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama
secara diam-diam/secara terang-terangan. 3 faktor yang mempengaruhi
terjadinya kerjasama
1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi
tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis
2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu
terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama
3. Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya
produsen baru dalam industri
Penentuan Harga
Pasar Monopoli
Kelompok 7
Kelompok 7
Pengertian Pasar Monopoli
Suatu keadaan dimana didalam pasar hanya satu
penjual tanpa ada pesaing dan produk yang dijual tak
memiliki substitusinya
Monopoli?
Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam
perekonomian tak memengaruhi sang monopoli, begitu pula
sebaliknya.
Kelompok 7
Ciri-Ciri Pasar Monopoli
• Barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain.
Pasar monopoli adalah
industri satu perusahaan
• Merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantika
barang tersebut
Tidak mempunyai barang
pengganti yang mirip
• Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan
perusahaan lain memasuki perusahaan tersebut.
Tidak terdapat
kemungkinan untuk
masuk dalam industri
• Karena satu-satunya penjual dalam pasar, maka harga pasar bisa
dikuasai sendiri
Dapat memengaruhi
penentuan harga
• iklan tidak terlalu diperlukan,hanya digunakan sebagai pemeliharaan
hubungan baik dengan rakyat.
Promosi iklan kurang
diperlukan
Kelompok 7
Faktor Timbulnya Pasar Monopoli
Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh
perusahaan lain.
Pada umumnya perusahaan dapat menikmati skala ekonomi (economic of
scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi.
Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu
pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
Kelompok 7
Hambatan Memasuki Pasar Monopoli
Masuknya perusahaan baru akan menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada
menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh
masing-masing perusahaan akan bergeser ke bawah.
Kita dapat melihat penggeseran kurva permintaan masing-masing perusahaan ini ke
bawah sebagai akibat dari kenaikan penawaran produk industri dengan masuknya
perusahaan baru. Kenaikan penawaran menggeser kurva permintaan yang dihadapi
oleh masing-masing perusahaan ke bawah dan kurva biaya perusahaan bergeser ke
atas. masih ada kemungkinan untuk memperoleh laba.
Kelompok 7
Sebab Perusahaan Menjadi Monopoli
Penguasaa
n barang
mentah
Hak Paten
Keterbatas
an Pasar
Pemberian
Hak
Monopoli
Oleh
Pemerintah
Kelompok 7
Jika perusahaan monopolistik menyamakan
MR dan MC-nya maka pada saat yang sama ia
menentukan pula tingkat output dan tingkat
harga pasar untuk produknya.
Perusahaan yang menghasilkan output
sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per
unit dan ia menjual output-nya tersebut pada
tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan ( P-
C) kali Q. Yang ditunjukkan oleh bidang Pp'C'C
dan itu merupakan laba maksimum
PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
Kelompok 7
Laba maksimal yang akan diperoleh jika turunan
pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama
dengan nol
Kelompok 7
HUBUNGAN P, TR, DAN MR
Kelompok 7
LABA, RUGI DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS
1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan
Laba maksimal (P1KLP2) dicapai ada saat
MC=MR. Laba maksimal dicapai bila
monopolis menjual produksinya dengan
tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah
barang yang dijual sebanyak OQ.
Jika Monopolis menjual dengan jumlah
lebih banyak atau lebih sedikit laba yang
diperolehnya tidak maksimal atau belum
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yg
dijual tidak menuruti kaidah MR=MC l.
Kelompok 7
2. Dalam Jangka Pendek Monopolis
Mengalami Impas
TR = TC
Hal ini dikarenakan adanya kenaikan ongkos
rata-rata sehingga besarnya AC jangka
pendek naik menjadi sama dengan harga(P)
sehingga TR= OP1KQ dan TC = OQKP1
Kelompok 7
3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian
TC lebih besar daripada TR
Hal ini terjadi dikarenakan ongkos rata-rata yang
terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih
besar daripada per unit (P). Dengan demikian,
dalam jangka pendek dapat menimbulkan
kerugian sebesar P12KL karena TR=OP1LQ dan
TC = OP2KQ
Kelompok 7
Cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap
sebagai monopolis yaitu :
1. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentar yang
dipakainya
2. Selalu memegang hak paten atas produksinya
3. Pasar demikian terbatasnya relatif dibanding dengan skala
perusahaan optimum
Kelompok 7
Kerugian Monopoli
Output yang lebih kecil
Halangan bagi perusahaan lain yang akan masuk
Efesiensi Ekonomi
Promosi Penjualan
Kelompok 7
Tindakan Pemerintah
Mengurangi Dampak Negatif Kerugian Monopoli
Menetapkan undang-
undang antimonopoli
Mendirikan
perusahaan tandingan
Mengimpor barang
sejenis perusahaan
monopoli
Pengaturan harga
Kelompok 7
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Perpajakan
Decrasing
cost
Pengaturan
harga
Kelompok 7
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Pemerintah dapat
menentukan harga tertinggi
dibawah harga keseimbangan
MR=MC.
Penentuan harga maksimum
ini menguntungkan konsumen
dan dapat menghalangi sang
monopolis untuk mengambil
semua keuntungan serta
memaksanya untuk
memperluas output
1. Pengaturan harga
Menunjukkan perusahaan
monopoli sedang
memperoleh laba dengan
memproduksi barang X
sebanyak 0Q pada
tingkat harga 0P1.
Bagi monopoli tidak perlu
mempertimbangkan AC
terendah untuk mencapai
laba maksimum.
Kelompok 7
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Kasus dimana luas pasar
terbatas sehingga
untukmemenuhi permintaan
pasar perusahaan monopoli
hanya beroperasi pada bagian
kurva dimana AC menurun.
2. Pengaturan Harga pada Kasus
Monopoli Murni dengan Decrasing
Cost
Kelompok 7
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Perpajakan dalam monopoli
Pajak lumpsum
Besarannya tetap, tidak
dipengaruhi berapapun jumlah
barang yang dihasilkan dan tidak
memengaruhi biaya marginal.
Pajak khusus
Besarannya mengikuti jumlah
barang yang dihasilkan dan
memengaruhi biaya marginal.
3. Perpajakan
Kelompok 7
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
Perpajakan dalam monopoli
Pajak lumpsum Pajak khusus
3. Perpajakan
Kelompok 7
Diskriminasi Harga
1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga
2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
3. Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik dan Numerik
Kelompok 7
Sifat Dasar Diskriminasi
Mengetahui bahwa seorang produsen monopolis dapat menderita rugi
karena terlalu sempitnya pasar produsen tersebut harus berusaha
memperluas pasar, perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan
mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga bukan menetapkan
harga disebabkan biaya produksi yang berbeda melainkan biaya produksi
sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih.
Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih.
Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar
dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
Kelompok 7
Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga:
a) Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda
secara tajam.
b) Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat
menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan
elastisitas permintaan yang berbeda-beda.
c) Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang-
barang yang dibeli.
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
Kelompok 7
Dibawah kondisi-kondisi tersebut, penjual akan membagi para pembeli ke
dalam dua kelompok atau lebih dan kemudia memungut harga yang lebih
tinggi kepada pembeli yang elastisitas permintaannya lebih rendah.
Bila diskriminasi terjadi, maka elastisitas permintaan bukan biaya produksi
mengatur harga. Seorang diskriminator harga akan memaksimumkan
keuntungan dengan menetapkan pada tingkat harga dan output pada MC
= MR.
Agar dikriminasi harga berjalan, penjual harus dapat mecegah terjadinya
penjualan kembali barang-barang yang dibeli dengan harga murah kepada
pembeli yang dikenai harga yang lebih mahal karena penjualan kembali
akan menurunkan harga yang tinggi (untuk pembeli yang lebih kaya).
Kelompok 7
a) Diskriminasi Harga Derajat Pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan dimana
seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil suplus
konsumen. Cara yang ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga
berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
b) Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Diskriminasi harga derajat kedua adalah versi yang lebih sederhana,
dimana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan
kelompok-kelompok harga.
c) Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menual
barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang
berbeda.
Diskriminasi Harga dapat Dibedakan Menjadi Tiga macam, yaitu:
Kelompok 7
Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda
Sang monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar
produknya menjadi dua atau lebih pasar, harga yang berbeda untuk
produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk
dapat membuat pasar seperti itu.
Pertama: dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut,
Kedua: elatisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus
berbeda di antara pasar-pasar tersebut.
Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand-
nya, semakin condong semakin elastis. Kedua pasar atau lebih bila dilihat
kurva demand-nya harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
Kelompok 7
1. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi Secara Grafik
Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik dan Numerik
Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya
marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya
marginal ini konstan dan sama untuk dua
kelompok pembeli. Setiap kurva
permintaan mempunyai kurva pendapatan
marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan
berusaha memaksimumkan keuntungan
total dengan menawarkan output kepada
setiap kelompok harga di mana MC = MR.
Kelompok 7
Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang
berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan
yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Tujuan
kebijakan diskrimasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk kedua
pasar. Agar labanya maksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC = MR.
Output sebesar Q1Q2 akan dijual pada dua pasar. Sebanyak OQ1 dijual pada pasar
A dan output sebanyak OQ2 dijual pada pasar B. Dengan kaidah MR = MC di pasar
A harga jual produknya sebesar
OPa dan di pasar B harga jual produknya sebesar OPb. Titik potong MR = MC di
gambar atas berada di K untuk pasar A dan di titik M untuk pasar B. Pada titik
potong tersebut tarik garis vertikal memotong garis horizontal yang menggambar
banyaknya output dan sampai memotong kurva permintaan di masing-masing pasar.
1. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi Secara Grafik
Kelompok 7
2. Melihat Penetapan Harga
Diskriminasi Secara Numerik
PT Warsito memproduksi panci serba guna yang diberi nama “MP-Magic Pan".
MP dipasarkan pada dua segmen pasar yang memiliki elastisitas permintaan
berbeda. Fungsi permintaan di Pasar A adalah Pa = 50 - 0.5 Qa, sedang di Pasar
B memiliki fungsi permintaan Pb = 60 - 2 Qb. Sedang fungsi TC = 40 Q + 40.
Ditanya:
a. Berapa besar output yang dijual di masing-masing pasar?
b. Berapa harga jual di masing-masing pasar?
c. Berapa besar MC dan TC-nya?
d. Berapa besar laba di masing-masing pasar?
e. Berapa elastisitas di masing-masing pasar?
f. Lebih besar mana laba yang diperoleh penjual jika ia tidak menetapkan
diskriminasi harga?
Kelompok 7
Jawab:
Di Pasar A:
Qa = 120 - 2 Pa
Pa = 60 - 0.5 Qa
TR = P x Q
TR = 60 Q - 0.5 Q2a
MR = 60 - Qa
TC = 40Q + 40
MC = 40
Agar Mendapatkan Laba Maksimal
MR = MC
60 – Qa = 40
Qa = 20
Di Pasar B:
Qb = 40 - 0.5 Pa
Pa = 80 - 2Qa
TR = P x Q
TR = 80 Qb - 2Q2b
MR = 80 - 4 Qb
TC = 40Q + 40
MC = 40
Agar Mendapatkan Laba Maksimal
MR = MC
80 – 4Qb = 40
4 Qb = 40
Qb = 10
Kelompok 7
a. Jumlah output yang dijual di
Pasar A adalah sebesar 20 Unit.
Jumlah output yang dijual di
Pasar B adalah sebesar 10 Unit.
b. Harga yang di Pasar A:
Pa = 60 - 0.5 Qa
Pa = 60 - 0.5 (20) = 50
Harga yang di Pasar B:
Pb = 80 - 2Qb
Pb = 80 - 20 = 60
c. MC dan TC di Pasar A
MC = 40
TC = 40Q + 20
= 40 (20) + 20 = 820
TR = Pa X Qa
= 50 x 20
= 1000
MC dan TC di Pasar B
MC = 40
TC = 40 Q + 20
= 40 (10) + 20 = 420
TR = Pb X Qb
= 60 x 10
= 600
Kelompok 7
d. Laba di Pasar A
= TR – TC
= 1000 – 820
= 180
Laba di Pasar B
= TR - TC
= 600 – 420
= 180
Total Laba di Pasar A & B
= 180 + 180
= 360
e. ε Elastisitas di Pasar A:
Fungsi Qa = 120 − 2 𝑃𝑎
ε = Τ
𝜕𝑄 𝜕𝑃 . 𝑃/𝑄
ε = -2 . 50/20 =5
ε Elastisitas di Pasar B:
Fungsi Qb = 40 − 0.5 𝑃𝑏
ε = Τ
𝜕𝑄 𝜕𝑃 . 𝑃/𝑄
ε = -0.5 . 60/10 = 3
Kelompok 7
f. Jika tidak menjalankan diskriminasi:
Qa = 120 - 2 Pa TR = P x Q
Qb = 40 - 0.5 Pb TR = 64 Q - 0.4 Q2
Q = 160 - 2.5P MR = 64 - 0.8Q
P = 64 - 0.40 Q
Laba maksimal dicapai dengan MR = MC -------------MC
lihat di atas
64 - 0.8Q = 40 TR = P x Q
0.8Q = 24 = 52 x 30 = 1560
Q = 30 TC = 40Q + 20
P = 64 - 0.4(30) TC = 40(30) + 20 = 1220
= 52
Laba = TR - TC
= 1560 - 1220 = 340
Kita bandingkan laba
dengan diskriminasi dan
tanpa diskriminasi:
 Laba dengan diskriminasi
di Pasar A dan B = 360.
 Laba tanpa diskriminasi
= 340.
Maka laba dengan
diskriminasi lebih besar
daripada tanpa diskriminasi.
Kelompok 7
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
isty-alkhawarizmi
 
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaranPpt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
Sri Siswaty Tahir
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Gondo Madden
 
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
Tossan Ihsan
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu Ekonomi
Muhamad Yogi
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Maria Khusuma
 

What's hot (20)

Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas Permintaan dan PenawaranElastisitas Permintaan dan Penawaran
Elastisitas Permintaan dan Penawaran
 
Elastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaranElastisitas permintaan dan penawaran
Elastisitas permintaan dan penawaran
 
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptxPERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
PERILAKU KONSUMEN ( KARDINAL).pptx
 
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaranPpt elastisitas permintaan & penawaran
Ppt elastisitas permintaan & penawaran
 
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan PenawaranMateri Elastisitas Permintaan dan Penawaran
Materi Elastisitas Permintaan dan Penawaran
 
materi kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi Permintaanmateri kuliah ekonomi Permintaan
materi kuliah ekonomi Permintaan
 
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
Pengertian pasar faktor produksi (pasar input)
 
Diskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoliDiskriminasi harga monopoli
Diskriminasi harga monopoli
 
Elastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaranElastisitas Permintaan dan penawaran
Elastisitas Permintaan dan penawaran
 
Pengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi IPengantar ekonomi I
Pengantar ekonomi I
 
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
Bab 4 perilaku konsumen teori & analisis permintaan
 
Elastisitas Pasar
Elastisitas PasarElastisitas Pasar
Elastisitas Pasar
 
Pertemuan ke vii teori produksi new
Pertemuan ke  vii teori produksi newPertemuan ke  vii teori produksi new
Pertemuan ke vii teori produksi new
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Pasar oligopoli
Pasar oligopoliPasar oligopoli
Pasar oligopoli
 
Pengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu EkonomiPengantar Ilmu Ekonomi
Pengantar Ilmu Ekonomi
 
Pasar Monopsoni - Teori Ekonomi Mikro
Pasar Monopsoni - Teori Ekonomi MikroPasar Monopsoni - Teori Ekonomi Mikro
Pasar Monopsoni - Teori Ekonomi Mikro
 
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uasPasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
Pasar persaingan sempurna, ekonomi mikro,uas
 
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajakSurplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
Surplus konsumen dan produsen pengaruh pajak
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 

Similar to Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf

Similar to Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf (20)

pengantar ekonomi mikro kelompok 10
pengantar ekonomi mikro kelompok 10pengantar ekonomi mikro kelompok 10
pengantar ekonomi mikro kelompok 10
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro Kel.9 Kelas U.pptx
 
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
KELOMPOK 5 PENGANTAR EKONOMI MIKRO (TUGAS MEMBUAT SLIDE PPT)
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdfPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 7.pdf
 
Bahan elastisitas
Bahan elastisitasBahan elastisitas
Bahan elastisitas
 
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar MikroTugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
Tugas akhir kelompok 2 Pengantar Mikro
 
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptxTUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
TUGAS PENGANTAR MIKRO FIKS.pptx
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdfTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 13.pdf
 
materi ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitasmateri ekonomi Elastisitas
materi ekonomi Elastisitas
 
Pengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi MikroPengantar Ekonomi Mikro
Pengantar Ekonomi Mikro
 
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaranMakalah elastisitas permintaan dan penawaran
Makalah elastisitas permintaan dan penawaran
 
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptxTugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
Tugas Membuat Slide Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 2.pptx
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3 TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KELOMPOK 3
 
Konsep elastisitas(10)
Konsep elastisitas(10)Konsep elastisitas(10)
Konsep elastisitas(10)
 
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptxPengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
Pengantar Ekonomi Mikro Kelompok 6.pptx
 
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptxtugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
tugas membuat slide ekonomi mikro desember.pptx
 
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
Pengantar ekonomi mikro kelompok 2
 
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptxPengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
PengantarEkonomiMikroKelompok3.pptx
 
Peng.ilmu ekonomi
Peng.ilmu ekonomiPeng.ilmu ekonomi
Peng.ilmu ekonomi
 
Peng.ilmu ekonomi
Peng.ilmu ekonomiPeng.ilmu ekonomi
Peng.ilmu ekonomi
 

Recently uploaded

Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Recently uploaded (20)

MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 

Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pdf

  • 1. Pengantar Ekonomi Mikro Tugas Akhir Slide Powerpoint Kelompok 7 Dosen: Dr. Sigit Sardjono, M.S. Kelas V
  • 3. Superb Team Mukhamad Sholikudin 1222200204 Soputan, Sylvia Setyani 1222200206 Nia Nur Yanti Agustin 1222200209 Devi Alita Solehsi 1222200210 Kelompok 7
  • 4. PERMINTAAN Jumlah barang dan jasa yang diminta pada waktu dan tingkat harga tertentu Kelompok 7
  • 5. Hukum Permintaan Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah. Sebaliknya jika harga naik maka jumlah barang yang diminta akan turun Kelompok 7
  • 6. Faktor Mempengaruhi Permintaan Harga Barang Pengganti Selera Konsumen Harga Barang Sendiri Pendapatan Kelompok 7
  • 7. Kurva Permintaan Kurva yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang atau jasa yang diminta dengan harga dimana harga sebagai variabel independen dan jumlah barang yang diminta merupakan variabel dependen. Kurva permintaan pada umumnya bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah. 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 0 5 10 15 20 No Harga Barang Jumlah Permintaan 1 2,000 4 2 1,600 8 3 1,200 12 4 800 16 Kelompok 7
  • 8. PENAWARAN Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain dianggap tetap tak berubah Kelompok 7
  • 9. Hukum Penawaran Jika harga suatu barang/jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah. Dan sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan anggapan cateris paribus.
  • 10. Faktor yang mempengaruhi penawaran Berubahnya harga input variabel Harga Komoditas Lain Perubahan Iklim Perubahan Teknologi Biaya untuk Memperoleh Faktor Produksi Pajak dan Subsidi Harapan Harga Tujuan Perusahaan
  • 11. Kurva Penawaran Kurva yang menunjukan Hubungan antara harga dan kuantitas untuk setiap unit waktu yang akan di jual oleh penjual. Bentuk kurva penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas, memiliki arti semakin tinggi harga jual suatu barang maka,semakin banyak jumlah yang di tawarkan. 0 500 1000 1500 2000 2500 0 5 10 15 20
  • 12. HARGA PASAR Nilai barang dan jasa yang dinyatakan dengan jumlah uang tertentu. Harga terbentuk karena ada dua pihak, yaitu: 1. Pihak yang menawarkan barang dan jasa. 2. Pihak yang bersedia membeli/menggunakan barang dan jasa. Harga pasar adalah suatu tingkat harga tertentu di mana penjual mau menjual sejumlah barangnya dan konsumen mau membeli sejumlah barang tersebut.
  • 13. Grafik Harga Pasar Harga pasar dapat digambarkan sebagai titik potong bertemunya antara kurva permintaan dan kurva penawaran.
  • 15. Ekonomi Mikro Elastisitas Harga Respon/reaksi dari konsumen atas perubahan faktor permintaan yang mempengaruhi jumlah barang yang diminta. Elastisitas Permintaan Elastisitas Penawaran Elastisitas Elastisitas Pendapatan Elastisitas Silang
  • 16. Ekonomi Mikro Elastisitas Permintaan Besar kecilnya persentase perubahan pada jumlah yang diminta yang disebabkan oleh persentase tertentu. Kepekaan jumlah suatu produk yang akan dibeli oleh konsumen terhadap perubahan harga dengan kurva permintaan tertentu
  • 17. Ekonomi Mikro Konsep Elastisitas Permintaan • Ed > 1 : Elastis • Ed < 1 : In Elastis • Ed = 1 : Unitary • Ed = 0 : In Elastis Sempurna • Ed = ~ : Elastis Sempurna Terdapat 5 sifat elastisitas permintaan dan ditandai dengan besaran koefisiennya
  • 18. Ekonomi Mikro Mengukur Tingkat Elastisitas Membandingkan persentase perubahan harga dengan persentase perubahan barang yang diminta atau ditawarkan. Arc Elasticity Menghitung tingkat elastisitas dengan waktu titik yang terdapat pada kurva permintaan atau penawaran. Point Elasticity
  • 19. Ekonomi Mikro Mengukur Tingkat Elastisitas Arc Elasticity Point Elasticity A B P0 P1 X1 X2 0 Rumus yang dapat digunakan: X1 - X0 X1 - X0 1 1 2 2 = Ed = : = : % Perubahan Qx % Perubahan Px OX1 - OX0 OX0 (X0 + X1) (X0 + X1) OP1 - OP0 OP0 1 2 3 4 Ed Ed Ed = X1 - X0 X0 + X1 X P0 + P1 P1 - P0
  • 20. Ekonomi Mikro Mengukur Tingkat Elastisitas Arc Elasticity Point Elasticity E 0 H P K L Elastisitas poin juga bisa disebut elastisitas scara geometris. Rumus yang digunakan: Sebagai contoh Elastisitas di titik E E = EK/EP = LK/OL = OH/HP
  • 21. Ekonomi Mikro Kecondongan Kurva Permintaan D2 D1 D5 D3 D4 D1 Sifat permintaannya Inelastis Sempurna D2 Sifat permintaannya Elastis Sempurna D3 Sifat permintaannya Elastis D4 Sifat permintaannya Unitary D5 Sifat permintaannya Inelastis
  • 22. Ekonomi Mikro Elastisitas Penawaran Mengukur besarnya persentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya perubahan harga barang yang bersangkutan. Perubahan harga searah dengan perubahan perubahan jumlah barang, jadi koefisien elastisitas penawaran akan selalu positif. Rumus yang digunakan: (X2 - X1) (P1 + P2) (X1 + X2) (P2 - P1) Es = X
  • 23. Ekonomi Mikro Arc Elasticity Sifat Elastisitas Penawaran • Es > 1 : Elastis • Es < 1 : In Elastis • Es = 1 : Unitary • Es = 0 : In Elastis Sempurna • Es = ~ : Elastis Sempurna Terdapat 5 sifat elastisitas penawaran dan ditandai dengan besaran koefisiennya
  • 24. Ekonomi Mikro S2 S1 S5 S3 S4 Kecondongan Elastisitas Penawaran S1 Sifat permintaannya Inelastic Sempurna S2 Sifat permintaannya Inelastis S3 Sifat permintaannya Unitary S4 Sifat permintaannya Elastis S5 Sifat permintaannya Elastis Sempurna
  • 25. Ekonomi Mikro Elastisitas Pendapatan Elastisitas yang menunjukkan tingkat kepekaan dari perubahan jumlah barang yang diminta dengan perubahan pendapatan Setiap orang akan menambah atau mengurangi pembelian barang bila pendapatannya berubah Elastisitas pendapatan dapat dinyatakan sebagai berikut: %ΛQx %Λi Q2 - Q1 I2 - I1 Q1 + Q2 I1 + I2 : = Ei = Ei Kemungkinan dalam elastisitas pendapatan a. Jika Ei > 1; barang yang diminta adalah barang superior b. Jika Ei >0, < 1; barang yang diminta adalah barang kebutuhan pokok
  • 26. Ekonomi Mikro Perubahan Permintaan barang karena pendapatan Jika pendapatan bertambah maka barang lebih banyak dibeli adalah Barang Luxury Jika pendapatan berkurang maka barang lebih banyak dibeli adalah Barang Inferior
  • 27. Ekonomi Mikro Elastisitas Silang Elastisitas permintaan silang mengukur sampai berapa jauh berbagai barang berhubungan satu sama lain Misalnya: Elastisitas silang barang X dan barang Y sama dengan persentase perubahan barang X yang dibeli dibagi dengan persentase harga barang Y
  • 28. Ekonomi Mikro Elastisitas Silang Elastisitas silang barang substitusi Elastisitas antara Kopi dan Teh Karena harga teh turun, selain mengakibatkan jumlah permintaan teh naik juga mengakibatkan jumlah permintaan Kopi berkurang meskipun harga kopi tidak berubah. Elastisitas silang barang komplementer Elastisitas antara Kopi dan Gula Karena harga Gula turun, selain mengakibatkan jumlah permintaan Gula naik juga mengakibatkan jumlah permintaan Kopi bertambah meskipun harga kopi tidak berubah.
  • 29. Ekonomi Mikro Hubungan Barang Subtitusi, Komplemen dan Elastisitas Silang No Elastisitas Silang Sifat Hubungan Jika Naik Jika Py Turun 1 Jika Exy > 0 Substitusi Qx Naik Qx Turun 2 Jika Exy = 0 Tidak Ada Hubungan Qx Tetap Qx Tetap 3 Jika Exy < 0 Komplemen Qx Turun Qx Naik
  • 31. Konsep perilaku konsumen Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat dan barang yang di minta (utility) Sesuai dengan konsep Gossen II,terdapat dua pendekatan mempelajari pendayagunaan. Dua pendekatan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen. mengapa konsumen lebih suka membeli barang dan jasa lebih banyak jika harga barang tersebut turun dan sebaliknya membeli dengan jumlah sedikit jika harga barang dan jasa itu meningkat.
  • 32. Faktor yang mempengaruhi Nilai barang : - nilai barang premier (pokok) - nilai barang sekunder ( bukan pokok) Nilai penggunaan objektif = kesanggupan suatu barang dan jasa terhadap kebutuhan manusia Nilai penggunaan subjektif = Arti yang diberikan oleh seseorang kepada suatu barang tertentu untuk memuaskan kebutuhannya Nilai pertukaran objektif = Kemampuan barang dan jasa itu sendiri untuk di tukarkan dengan barang dan jasa lainnya, Nilai pertukaran subjektif = Arti yang di berikan seseorang kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan kegunaan barang tersebut
  • 33. Pemenuhan kepuasan • Hukum Gossen I : Jika pemenuhan kepuasan dijalankan terus- menerus maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan) • Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memnuhi berbagai kebutuhannya agar semua kebutuhannya dapat dipuaskan secara seimbang
  • 34. Pendekatan tradisional untuk mengungkapkan Perilaku konsumen Konsep utilitas Daya guna Setiap barang dan jasa memiliki daya guna karena barang tersebut memiliki kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen Seberapa besar total lebih utilitasnya ,tergantung konsumen individual
  • 35. U = f( X1 ; X2 ; X3…. Xn) U merupakan banyaknya daya guna bagi seseorang konsumen dan X2 adalah banyaknya barang tertentu yang di konsumsi oleh konsumen tersebut. Pendekatan tradisional Cardinal utility ( dalam menjelaskannya menggunakan pendekatan marginal utility dan total utility) Ordinal utility ( menggunakan pendekatan indifference curve kurva indifenden)
  • 36. CARDINAL APPROACH Untuk mengukur kepuasan konsumen dapat digunakan dua nilai guna, yaitu: 1. Nilai Guna Total (Total Utility/TU) : berkenaan dengan jumlah seluruh kepuasan yang di peroleh dan mengonsumsi sejumlah komoditas tertentu. 2. Nilai Guna Marginal (Marginal Utility/MU) : pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dan pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit komoditas tertentu.
  • 37. KONSEP GUNA BATAS dan GUNA TOTAL (MU dan TU) 1. GUNA BATAS (MARGINAL UTILITY) Guna batas menurut Hukum Gossen: semakin banyak jumlah barang yang sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil. Contoh: Seorang petani yang terdiam di tempat yang sangat terpencil mendapat lima karung dari hasil tanaman padinya. Petani tersebut tidak dapat menambah jumlah hasil padinya lagi dan jumlah ini adalah keseluruhan padi yanh dimilikinya. Padi sejumlah lima karung tersebut dipergunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Karung pertama untuk makan dirinya sendiri.
  • 38. KONSEP GUNA BATAS dan GUNA TOTAL (MU dan TU) • Gambar Kurva TU dan MU 2. Guna Total (Total Utility) • Tabel Total Utility dan Marginal Utility Dari data di atas dapat digambarkan kurva TU dan MU-nya. Kurva TU bentuknya mula-mula meningkat namun pada titik puncaknya kurva TU itu menurun. Kurva MU bentuknya terus menurun. MU bisa bertanda negatif. MU bernilai negatif ditandai dengan bentuk kurva MU-nya memotong sumbu horizontal bagian bawah. Kurva TU setelah titik puncak akan cenderung menurun. Akan tetapi, bentuk kurva TU tidak bisa memotong sumbu horizontal. Guna total ialah tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengonsumen berbagai jumlah barang.
  • 39. ASUMSI (ANGGAPAN) DALAM TEORI CARDINAL. 1. Utility bisa diukur dengan uang, 2. Berlakunya Hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility), 3. Konsumen Bersifat Rasional. Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara nomerik. Yaitu pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya harus dapat dipahami menurut logika umum. Setiap konsumen dianggap mempunyai tujua ideal, yaitu daya guna maksimum.
  • 40. KRITIK PADA PENDEKATAN CARDINAL. 1. Asumsi Utility Bisa Diukur adalah Pemikiran yang Keliru 2. Marginal Utility dari Uang Tidaklah Konstan Suatu barang baru mempunyai arti bagi seseorang konsumen apabila barang tersebut mempunyai daya guna baginya. Semakin banyak jumlah uang yang dimiliki, semakin memberikan kepuasan yang lebih besar.
  • 41. MAKSIMALISASI GUNA TU2 (sesudah tambahan) – TU1 (sebelum ada penambahan) = Mux Atau (TUx+1) – (TUx) = Mux Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan satu unit barang lagi yang di konsumsi. Untuk mencari marginal utility ini dipergunakan perhitungan sebagai berikut: Jika total utility mencapai titik maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU akan menjadi negatif (-).
  • 42. CARA MEMPERGUNAKAN PERSAMAAN FUNGSI 1. Mencari kemungkinan dari kombinasi-kombinasi tersebut yang dapat memenuhi formula. 2. Kemudian diuji dan harus memenuhi formula. Syarat pertama: Mux/Px = Muy/Py Syarat kedua: X. Px + Y. Py = I (Income)
  • 43. PERUBAHAN KOMBINASI BARANG YANG DIBELI KONSUMEN Adanya kenaikan harga dari salah satu barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang yang dibeli. Hal ini disebabkan: 1. Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu barang tersebut konsumen akan mengalihkan barang yang dibelinya kepada barang pengganti yang harganya lebih murah. 2. Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi konsumen yang pendapatannya tetap akan menyebabkan pendapatan riil konsumen tersebut akan berkurang.
  • 44. INDIFFERENCE CURVE APPROACH Property Indiference Curve Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach,yaitu: 1. Asumsi yang digunakan dalam pendekatan cardinal ini adalah asumsi yang keliru(doubtful).Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik. Sesungguhnya, ukuran utility yangdigunakan tidak bersifat objektif, tetapi ukuran kepuasan itu bersifat subjektif. 2. Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan adalah tidak realistik karena jika income seseorang meningkat maka marginal utility dari uang akanberubah. Orang memiliki income meningkat tersebut bisa membeli kombinasi yang lebih banyak yang semula tidak bisa dibeli. Dengan kombinasi yang baru ini konsumen akan merasakan tingkat kepuasannya bertambah. 3. Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat psikologis saja.
  • 45. 1. Asumsi dalam Pendekatan Indiference Curve Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan riil, teori indifference curvememerlukan adanya beberapa anggapan (asumsi), yaitu: a.Konsumen selalu bersifat rasional (rationality). b.Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money). c. Utility dinyatakan secara ordinal. d.Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (diminishing marginal utility). e.The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi. f. Consistency and transitity of choice.
  • 46. 2. Kurva IC Menunjukkan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal Rate of Substitution Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukkan jika konsumen menghendaki barang X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barang Y dengan jumlah tertentu. Inilah yang disebut dengan Marginal Rate of Substitution. Lebih lanjut jika perubahan itu mula-mula dari titik A ke B dan berlanjut ke titik C. Pengorbanan barang Y untuk mendapatkan tambahan barang X yang sama pengorbanan (pengurangan) barang Y itu semakin lama semakin berkurang.
  • 47. 3. Sifat-Sifat Indifference Curve A. Berlaku hukum diminishing rate of return. B. Cembung terhadap titik 0 atau origin. C.Dua IC tidak akan saling berpotongan.
  • 48. 4. Jika Terjadi Kumpulan Kurva IC, Kurva IC yang Semakin Jauh dari Titik Origin, Utilitasnya Semakin Besar IC yang lebih jauh dari origin memberikan kepuasan lebih tinggi
  • 49. 5. Pada Dua IC Tidak Saling Berpotongan
  • 50. KENDALA ANGGARAN (BUDGET CONTRAINT) Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis barang yang dapat dicapai oleh konsumen. Dengan suatu tingkat pendapatan tertentu maka konsumen harus mengatur komposisi barang sehingga manfaatnya optimal. Persamaan budget line: BPx . (X) + Py . Y keterangan B = Anggaran Px = Tingkat Harga X Py = Tingkat Harga Y
  • 51. KESEIMBANGAN KONSUMEN Keseimbangan konsumen yang bertujuan mengoptimalkan utilitasnya
  • 53. PERUBAHAN UTILITAS KONSUMEN Jika harga barang X naik makan haris anggaran dan indifference Curve nya bergeser ke kiri Dan jika harga barang X turun maka garis anggaran dan indifference Curve nya akan bergeser ke arah kanan 1. Berubahnya Salah Satu dari Harga Barang
  • 54. 2. Berubahnya Pendapatan Konsumen Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli maka konsumen adalah E1
  • 55. 3. Perubahan Harga pada Barang Normal dan Inferior Semakin murah barang X menghasilkan efek pendapatan yang negatif , yaitu jumlah barang X yang di minta berkurang
  • 56. Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
  • 57. PENGGAMBARAN KURVA ENGEL DARI KURVA ICC ICC atau Kurva Engel menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan pendapatan. ICC atau kurva Engel dapat diklarifikasikan sebagai barang normal, inferior, dan giffen.
  • 58. BENTUK INDIFFERENCE CURVE Kurva Indiference yang Linier Menunjukkan Adanya Substitusi Sempurna Kurva Indiference Curve Yang Berupa Huruf L Menunjukkan Barang Komplemen.
  • 59. Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve 1. Kritik. 2. Aplikasi menghitung utilitas konsumen dengan fungsi.
  • 61. PERILAKU PRODUSEN SUATU TINDAKAN SEORANG PRODUSEN UNTUK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN YANG MAKSIMUM DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA INPUT YANG DI MILIKINYA ( PRODUCER’S BEHAVIOUR)
  • 62. KONSEP JANGKA WAKTU PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK beberapa produksi yang hanya memerlukan waktu produksi hitungan jam,hari sehingga perusahaan tidak dapat mengubah sumber yang digunakan hanya satu variabel saja . . JANGKA PANJANG Dalam jangka panjang semua faktor dapat di ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor produksi yang paling efisien. Jadi dalam jangka waktu panjang semua sumber adalah variabel.
  • 63. Fungsi Produksi merupakan suatu kegiatan mengubah input menjadi output. Hubungan teknis antara faktor produksi dengan barang produksi yang di hasilkan dalam peroses produksi.
  • 64. Bentuk sistematis fungsi produksi Q=F(C,L,B,S) Di mana: Q=Output C =Capital L=Labor B =Bahan Baku s=Skill
  • 65. Contoh roduksi tambak udang menunjukkan jumlah udang yang dihasilkan dari luas tambak, jumlah bibit yang ditebar, banyaknya makanan dan obat-obatan yang dipakai, dan jam kerja karyawannya. Hubungan antara output dan input itu bisa dalam bentuk linier ataupun tidak linier. Bentuk Fungsi Linier: Q=a+bX
  • 66.
  • 67. ANALISIS PROSES PRODUKSI JANGKA PENDEK Teori Ekonomi diungkapkan dengan kurva TP ( total product), AP ( average product), dan MP (marginal product). Di mana TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja ( labar). AP adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan hasil produksi apaila menambahnsatu tenaga kerja (labar).  AP = TP / Labor  MP = TP2 – TP1  Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP  MP = ø TP/ø L
  • 68. HUKUM TAMBAHAN HASIL YANG SEMAKIN BERKURANG ( THE LAW OF DIMINISHING RETURNS ) Dalam hubungan produksi jangka pendek, di mana satu faktor produksi bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainya tetp, akan dijumpai suatu kenaikan produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara terus menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan tambahan yang semakin kecil. .
  • 69. Dari tabel di samping , hasil semakin bertambah terjadi sampai pada penggunaan 3 labor. Mulai labor ke-4, Law of Diminishing Physical Product. Di gambarkan kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Sumbu Horizontal menunjukan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertical menunjukan jumlah barang yang dihasilkan .
  • 70. HUBUNGAN ANTARA TP, AP dan MP • Pertama , MP dan TP. Pada saat produksi total ( TP) mengalami perubahan peningkatan produksi dari yang menarik menjadi menurun, maka pada saat itu kurva produksi marjinal (MP) mencapai titik maksimumnya. • Kedua, AP dan MP. Pada saat produk rata-rata (AP) meningkat , produksi Marjinal (MP) lebih tinggi daripada produk rata-rata (AP) , dan pada saat produksi rata-rata (AP) menurun maka produksi Marjinal (MP) lebih rendah dai (AP).
  • 71. TAHAPAN DALAM FUNGSI PRODUKSI • TAHAP PERTAMA. Mulai dari titik asal 0 sampai titik maksimum AP , yaitu pada saat MP sama dengan AP. Jika labor ditambah, AP bertambah • TAHAP KEDUA. Dari titik AP mencapai titik maksimal sampai pada TP mencapai maksimal atau pada saat MP sama dengan nol , AP dn MP semakin berkurang tetapi MP masih positif. • TAHAP KETIGA. AP dan TP pada tahap ini semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan lobor bertambah terus.
  • 72. PENENTUAN HARGA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
  • 73. PENGERTIAN PASAR DALAM TEORI EKONOMI BERBEDA DENGAN PENGERTIAN FISIK.  Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjualbelikan, kemudian terjadi transaksi jual beli suatu barang.  Pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual. PENGERTIAN PASAR BENTUK PASAR PERSAINGAN
  • 74. PARA AHLI EKONOMI MENGGOLONGKAN PASAR SECARA TEORI EKONOMI MIKRO MENJADI EMPAT GOLONGAN BESAR, YAITU: 1. Pasar Persaingan Sempurna 2. Pasar Persaingan Monopolistik 3. Pasar Monopoli 4. Pasar Oligopoli
  • 75. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN NO. Ciri-ciri Monopoli Oligopoli Persaingan Monopolistik Persaingan Sempurna 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah Penjual Jumlah Pembeli Sangat Banyak Sangat Banyak Banyak Banyak Kondisi Produk yang Dijual Kekuasaan Menentukan Harga Kemungkinan Keluar / Masuk Identik Substitusi Tidak Ada Sangat Tidak Mudah, Tidak Ada Hambatan Hampir Sama Tetapi Masih Bisa Dibedakan / Beda Corak Sedikit Cukup Mudah Sedikit Banyak Barang Standar / Berbeda Corak Jika Tanpa Kerja Sama Sedikit. Tetapi Dengan Kerja Sama Sangat Besar Hambatan Cukup Kuat Satu Banyak Tidak Ada Substitusi yang Dekat / Sempurna Sangat Besar Tidak Mungkin
  • 76. 6. 7. 8. Hampir Tidak Ada Reaksi dari Pesaing Jika Terjadi Perubahan Harga dan Jumlah Tidak Ada Reaksi dari Pesaing Jika Perubahan Harga dan Jumlah Reaksi Rival Karena Penjual Hanya Satu Apa yang Dilakukan Produsen Tidak Ada Reaksi Setiap Tindakan Berkaitan Dengan Harga dan Jumlah Akan Mendapat Reaksi dari Rival CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN NO. Ciri-ciri Monopoli Oligopoli Persaingan Monopolistik Persaingan Sempurna 9. Kemungkinan Keluar / Masuk Sangat Tidak Mudah, Tidak Ada Hambatan Cukup Mudah Hambatan Cukup Kuat Tidak Mungkin Persaingan Diluar Harga Contoh Tidak Ada Transaksi di Sektor Hasil Pertanian Sangat Besar, Terutama di Bidang Iklan, Mutu, serta Desain Perusahaan Sepatu, Baju, Sabun Sangat Besar Apabila Menghasilkan Barang Berbeda Corak Pabrik Baja, Mobil, Sepeda Motor, Handphone Memelihara Hubungan Baik Dengan Masyarakat Kereta Api, Listrik
  • 77. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA • Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak penjual dan pembeli. Masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan di pasar, harga akan tetap.  Oleh karena itu, harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu horizontal, yaitu sumbu jumlah barang.  Dengan demikian, masing-masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau disebut price taker Gambar Pasar Persaingan Sempurna
  • 78. Ciri-Ciri Pasar Persaingan Murni / Sempurna 1) Jumlah Penjual dan Pembeli Sangat Banyak. Penjual dan pembeli sangat banyak artinya lebih dari satu orang; mungkin seribu orang atau lebih, asal masing-masing penjual dan pembeli tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang terjadi di pasar. 2) Barang yang Diperjualbelikan Homogen / Identik. Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama. Jadi produksi satu penjual merupakan substitusi yang sempurna dengan hasil pruduksi penjual yang lain. Jadi pembeli membeli barang dari penjual dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan barang yang sama. 3) Penjual Bisa Keluar Masuk di Pasar dengan Mudah Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar dan penjual bisa memulai mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan.
  • 79. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN MURNI / SEMPURNA 4) Informasi Terhadap Pasar Sempurna Terdapat informasi yang sempurna, artinya jika ada konsumen yang mengetahui harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segera mengetahuinya. Demikian juga jika ada produsen/penjual yang mengetahui ada bahan baku yang harganya lebih murah maka produsen/penjual yang lain juga segera mengetahuinya. GAMBAR 8.1 Sebagai akibat dari ciri-ciri tersebut, maka kita dapat menggambarkan kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan sebagai penjual/produsen barang. Kurva permintaan itu yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta dan tingkat harga tampak horizontal pada gambar 8.1
  • 80. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA • Dari gambar terlihat harga yang menjamin laba maksimal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TR adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC adalah OP2LQ1 dan total laba (TR-TC) adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC sebesar OP2 dan laba per unit P1P2. 1. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Laba Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba maksimal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1 GAMBAR 8.3
  • 81. Penentuan Jumlah Produksi dan Harga  Dari gambar terlihat, harga yang menjamin rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1. Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total rugi (TR-TC) adalah sebesar P1P2KL. Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit P1P2. 2. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Kerugian yang Minimum Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin rugi manimal adalah sebesar P = OP2 dan Q = 0Q1 GAMBAR 8.4
  • 82. PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DAN HARGA Dari gambar terlihat harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar persaingan sempurna pada gambar di atas, untuk mendapatkan laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain. 3. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang Memperoleh Normal Profit (Break Even Income) Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal adalah sebesar P = OP1 dan Q = 0Q1 Dengan AC yang paling rendah GAMBAR 8.5
  • 83. PERIODE JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG YANG DIALAMI PERUSAHAAN DALAM PERSAINGAN SEMPURNA • Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk menaikkan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan- perusahaan untuk menambah perusahaan-perusahaan yang baru. • Dalam jangka pendek perusahaan dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu: a)Mendapat laba super normal. b)Mendapat laba normal. c)Menderita kerugian. 1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek Gambar grafik perusahaan dalam persaingan sempurna yang mengalami laba supernormal, normal, dan kerugian (losses) bisa dilihat pada Gambar 8.3, 8.4, dan 8.5.
  • 84. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang Dialami Perusahaan dalam Persaingan Sempurna Maksud jangka panjang adalah jangka waktu yang cukup lama di manaprodusen masih ada kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila terjadi kenaikan permintaan barang. Jika dalam periode jangka pendek perusahaan yang berada dalam pasar persaingan sempurna dapat mengalami tiga keadaan, yaitu laba, titik impas, dan kerugian. Dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Kesimpulannya bahwa dalam jangka panjang perusahaan-perusahaan, hanya akan memperoleh keuntungan normal saja dengan MR = MC = AC pada saat AC minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit) dinamakan "Marginal Firm/Marginal or Profitability", artinya apabila harga turun sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
  • 85. KEKURANGAN DAN KELEBIHAN PERUSAHAAN YANG BERADA DALAM PASAR PERSAINGAN SEMPURNA  Kekurangannya  Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen.  Produk yang diperjualbelikan identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi.  Antara penjual yang satu dengan yang lain produknya sama persis atau identik.  Produk yang homogen ini berakibat membatasi pilihan konsumen.  Konsumen tidak bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasamemengaruhi pasar.  Kelebihannya  Adanya alokasi sumber daya yang efisien dan adanya kebebasan bertindak.  Persaingan pada perusahaan yang berada dalam persaingan sempurna sangat ketat.  Oleh karena itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin. Jika tidak bisa efisien, perusahan baru siap memasuki pasar sebagai pesaing, dan hal ini akan menyebabkan tambahnya supply dan selanjutnya berakibat turunnya harga. Mudahnya perusahaan baru memasuki pasar ini dipersyaratkan pada pasar persaingan sempurna.  Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber daya menjadi efisen dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang kompetitif.
  • 87. PASAR PERSAINGAN TIDAK SEMPURNA Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga dengan jalan deferensial produk.
  • 88. UNSUR-UNSUR pertama, terdapat unsur monopoli karena jenis barang tersebut memang hanya satu macam,Maka kurva permintaannya miring dari kiri ke atas ke kanan bawah, meskipun mendekati horizontal. Kedua, terdapat juga unsur persaingannya kerana jumlah penjual banyak sehingga tindakan dari seorang penjual tidak mempunyai pengaruh yang berarti terhadap penjual lain.
  • 89. bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada di antara perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila ada persaingan sempurna bentuk kurva demand nya horizontal/elastis sempurna,kurva demand dari onopoli bersifat Inelastis. Kurva demand perusahaan yang monopolistik berbentuk elastis. Kemiringannya diantara kedua kurva demand dari monopoli dan persaingan sempurna
  • 90. Dalam jangka pendek, > Mendapat laba supernormal > Mendapat laba normal > menderita kerugian Tiga kondisi yang bisa dialami persaingan monopolistik
  • 91. Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan kaidah MR = MC. Pada kaidah MR =MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya laba P1P2LK. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal MR = MCadalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual sebanyak OQ1 dan besarnya TC = TR, yaitu sebesar OP1KQ1.
  • 92. MR = MCadalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2, sedang biaya rata-ratanya OP1. Biaya rata- rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR). Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yang dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC (OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2).
  • 93. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP OUTPUT DAN HARGA 1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan.Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan monopolis sangat elastis. 2.Efisiensi Masing-Masing Perusahaan Akan terdapat beberapa efisiensi masing- masing perusahaan dalam jangka panjang bila masuknya perusahaan baru ke dalam industri yang bersangkutan bebas dan mudah. 3. Promosi Penjualan Beberapa pemborosan iklan dari perubahan desain dapat terjadi dalam persaingan monopoli. Usaha masing-masing perusahaan untuk memperluas pasarnya dengan cara ini akan diimbangi dengan kegiatan yang sama oleh penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk usaha tersebut hanyalah menambah biaya produksi. 4. Jenis Produk yang Tersedia Konsumen akan memperoleh berbagai merek produk tertentu yang berbagai ragam yang dapat dipilih dalam pasar persaingan monopoli. Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat mendekati selera
  • 95. Kelompok 7 Pengertian Oligopoli Pasar yang terdapat beberapa penjual dan masing-masing penjual dapat mempengaruhi harga pasar Duopoli kasus tertentu jika hanya terdapat dua perusahaan Persaingan oligopoli jika perusahaan mampu menguasai 40% pasar
  • 96. Kelompok 7 Ciri Oligopoli No Asumsi Keterangan 1 Jumlah Penjual Lebih dari satu, bisa 2, 4 atau 10. Penelitian dari Herfindal jika ada 4 (empat) perusahaan besar (CR Four) di pasar itu yang mampu menguasai lebih dari 40% pangsa pasar. 2 Kondisi Biaya Dalam jangka pendek MC bisa mengalami penurunan, konstan dan meningkat. 3 Jumlah Pembeli Produsen oligopoli dihadapkan dengan jumlah pembeli yang sangat banyak. 4 Kondisi Demand Close Substitute tetapi bisa homogen atau terdiferensiasi. 5 Fungsi Tujuannya Dalam jangka pendek menginginkan laba yang maksimal, sedang dalam jangka panjang menginginkan menguasai pasar 6 Strategi Penjualan Dilakukan dengan mendorong promosi, desain produk dan distribusi channel. 7 Reaksi Rival Setiap tindakan berkaitan dengan harga, servis dan kuantitas akan mendapat reaksi dari pesaing. Douglas, Evan J. 1992. Managerial Economics. 4th ed. New York: Prentice Hall
  • 97. Menurut Dumairy (dalam Perekonomian Indonesia) Tahun 1997 umumnya industri di Indonesia adalah Oligopoli, seperti: 1. Industri makanan, minuman, dan tembakau 67% 2. Industri kertas dan penerbitan 56% 3. Industri kimia 47% 4. Industri minyak bumi dan batubara 55% 5. Industri logam dasar 55% 6. Industri barang jadi dari logam, mesin, dan peralatannya 60% 7. Industri pengolahan lainnya 60% Kelompok 7 Struktur pasar sektor industri di Indonesia berdasarkan Kriteria CR4:
  • 98. Pasar Oligopoli merupakan pasar yang terdiri dari beberapa produsen (2 sampai dengan 5 produsen), sedangkan apabila terdiri 2 perusahaan disebut Duopoli. Karakter pasar oligopoli yaitu: 1. Perusahaan saling bersepakat untuk melakukan penentuan harga dan jumlah produksi. 2. Perusahaan tidak saling melakukan kesepakatan. Kelompok 7
  • 99. Kelompok 7 Konsep Demand Oligopoli Oligopoli dapat terjadi dalam industri dengan wilayah pasar sangat kecil dan dengan jumlah penjual yang sedikit, maka masing-masing penjual dapat saling mempengaruhi dalam penentuan harga/output dari oligopoli
  • 100. Kelompok 7 Model Pasar Oligopoli Model PasarOligopoli Model Cournot Model Bertrand Model Chamberlin Model Kurva Permintaan Patah Model Stackelberg
  • 101. Kelompok 7 1. Model Cournot Model pasar duopoli (dua penjual) yang pertama kali diteliti oleh Augustin Cournot tahun 1938. Beranggapan bahwa barang yang dihasilkan dua perusahaan adalah sama dan bersifat substitut sempurna serta struktur ongkos produksi per unit sama.
  • 102. Kelompok 7 1. Model Cournot Kurva pasar doupoli Digambarkan bahwa Perusahaan Kedua hanya menghasilkan setengah dari output yang diminta pasar yang tidak bisa dilayani oleh Perusahaan Pertama.
  • 103. Kelompok 7 1. Model Cournot Penurunan Kurva Reaksi secara Matematis Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah: 𝑸 = 𝒂 + 𝒃𝑿, 𝒅𝒂𝒏 𝒃 > 𝟎, 𝒔𝒆𝒓𝒕𝒂 𝑸 = 𝑸𝟏 + 𝑸𝟐 Dimana: Q = Jumlah output total 𝑸𝟏 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama 𝑸𝟐 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua a = Konstanta b = Slope/kemiringan garis permintaan
  • 104. Kelompok 7 1. Model Cournot Kurva marginal revenue (MR) dari masing-masing duopoli tidak perlu sama. Apabila keadaan duopolis tidak sama besarnya, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih besar akan memiliki 1/1R yang lebih kecil. Buktinya: 𝑻𝑹𝑰 = 𝑷. 𝑸𝒕 𝒅𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂; 𝑷 = 𝒂 + 𝒃 𝑸𝟏 + 𝑸𝟐 − 𝒇𝑸𝟏. 𝑸𝟐 Jadi, 𝜹𝑻𝑷 𝜹𝑸 −= 𝑷 + 𝑸𝟏 𝜹𝑷 𝜹𝑸𝟏 Karena 𝜹𝑷 𝜹𝑸𝟏 = 𝜹𝑷 𝜹𝑸𝟐 = 𝜹𝑷 𝜹𝑸 = 𝒃 Maka 𝜹𝑻𝑹𝟏 𝜹𝑸𝟏 = 𝑷 + 𝑸𝟏 𝜹𝑷 𝜹𝑸 = 𝑷 + 𝑸𝟏. 𝒃
  • 105. Kelompok 7 1. Model Cournot Karena P > 0 dan b < 0, maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar Qi, akan semakin kecil MR. Sekarang seandainya struktur ongkos yang dihadapi duopolis adalah berbeda: 𝑻𝑪𝟏 = 𝒇𝟏 𝑸𝟏 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝑪𝟐 = 𝒇𝟐(𝑸𝟐) Syarat keuntungan maksimum: 𝜹𝑷𝟏 𝜹𝑸𝟏 = 𝜹𝑻𝑹𝟏 𝜹𝑸𝟏 − 𝜹𝑻𝑪 𝜹𝑸𝟏 = 𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝑹𝟏 = 𝑴𝑪𝟏 Dimana 𝑴𝑹𝒕𝟏 < 𝑴𝑪𝟏 𝟏 𝜹𝑷𝟐 𝜹𝑸𝟐 = 𝜹𝑻𝑹𝟐 𝜹𝑸𝟐 − 𝜹𝑻𝑪 𝜹𝑸𝟐 = 𝟎 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝑴𝑹𝟐 = 𝑴𝑪𝟐 Dimana 𝑴𝑹𝟐′ < 𝑴𝑪𝟐′ Jadi dapat disimpulkan bahwa masing-masing kurva MR duopolis harus meningkat lebih lambat daripada meningkatkatnya MC atau kemiringan kurva MC lebih besar daripada kemiringan kurva MR.
  • 106. Kelompok 7 Ada beberapa kelemahan dari Model Cournot, yaitu: a) Asumsi dalam Model Cournot yang mengatakan bahwa masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman-pengalaman dalam mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis. b) Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada masing- masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna. c) Pada Model Cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan. d) Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis. 1. Model Cournot
  • 107. Kelompok 7 2. Model Bertrand Model Bertrand menggunakan alat analisis yang sama dengan Model Cournot, yaitu menggunakan fungsi reaksi untuk menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Model Bertrand yang dirumuskan pertama kali pada tahun 1883 oleh J. Bertrand yang menyatakan bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya apapun yang ditentukan oleh perusahaan.
  • 108. Kelompok 7 2. Model Bertrand Namun, model inipun tidak lepas dari kritik sama seperti Model Cournot, yaitu: 1. Anggapan dalam Model Bertrand mengenai perilaku produsen yang tidak pernah menggunakan pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah realistis. 2. Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar. 3. Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk/keluar pasar.
  • 109. Kelompok 7 3. Model Chamberlin (Model untuk Pasar Kelompok Kecil) • Model Chamberlin menyatakan bahwa keseimbangan stabil di pasar terjadi apabila pasar ditetapkan satu harga. Tingkat harga ini merupakan kesepakatan bersama dari beberapa perusahaan yang ada di pasar untuk memaksimumkan keuntungannya. • Model Chamberlin beranggapan bahwa masing-masing perusahaan tidak bebas (terikat) terhadap pesaingnya yang ada dipasar. Setiap ada perubahan tingkat output/tingkat harga yang dilakukan oleh salah satu perusahaan, akan mempengaruhi perusahaan pesaingnya dan pesaing itu akan mengambil kebijakan untuk melawan tindakan tersebut. Akibatnya keseimbangan stabil di pasar pada tingkat harga dan output monopoli. • Kelemahan dari model ini adalah apabila ada perusahaan baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model pasar monopoli.
  • 110. Kelompok 7 P. Sweezy mengemukakan model ini pertama kali pada tahun 1939. terdapat 3 asumsi yang merupakan dasar bagi penelaahan kurva permintaan yang patah, yaitu: 1. Terdapat industri yang dewasa dan berpengalaman dengan/tanpa deferensiasi produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan merugikan diri sendiri. Demikian juga, perusahaan pesaing juga melakukan hal yang sama sehingga semua perusahaan dalam industri dianggap telah dewasa dan berpengalaman. 2. Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri akan ikut menandingi penurunan harga tersebut. 3. Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan-perusahaan lainnya dalam industri tidak akan mengikutinya. 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked – Demand Model)
  • 111. Kelompok 7 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked – Demand Model)  Dalam gambar disamping terlihat bahwa kurva permintaan yang dihadapi oleh oligopolis patah. Kurva tersebut patah pada tingkat harga Pe, yang merupakan harga ekuilibrium awal.  Dalam gambar ada dua kurva permintaan, yang pertama yaitu kurva permintaan dd (kurva permintaan Marshall) dan yang kedua adalah kurva permintaan DD, yaitu kurva bagian pasar yang menggambarkan kuantitas permintaan Z dari perusahaan yang bersangkutan.
  • 112. Kelompok 7 4. Model Kurva Permintaan Patah (The Kinked – Demand Model)  Oleh karena kurva permintaan tersebut patah, maka kurva penerimaan marginal (MR) juga teputus dan terdapat rentang yang lus. Titik keseimbangan perusahaan ditentukan oleh titik pada waktu garis permintaan tersebut patah. Apabila kurva MC memotong pada kurva MR yang patah, membawa implikasi bahwa adanya perubahan struktur ongkos produksi tidak akan mempengaruhi tingkat output dan harga keseimbangan bagi perusahaan.
  • 113. Kelompok 7 5. Model Stackelberg Model ini pertama kali diperkenalkan oleh Heinrich Von Stackelberg tahun 1952, yang merupakan pengembangan dari Model Cournot. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya dapat berperilaku seperti halnya perusahaan yang digambarkan oleh Model Cournot. Adanya pengakuan ini berarti bahwa perusahaan duopolis yang kuat dapat menentukan kurva reaksi dari perusahaan pesaing dan bergabung dengan fungsi keuntungannya. Selanjutnya, perusahaan tersebut berperilaku seperti monopolis dalam memperoleh keuntungan maksimum.
  • 114. Kelompok 7 5. Model Stackelberg  Pada gambar terlihat bentuk kurva isoprofit dan kurva reaksi yang dimiliki oleh masing- masing duopolis. Apabila perusahaan A akan menentukan tingkat output, yaitu di titik a (Qa) yang dapat memaksimumkan keuntungannya. Sedangkan perusahaan B sebagai pengikut menghasilkan output sebesar Qb.  Akan tetapi, apabila di pasar ada duaperusahaan yang sama kuat, maka dalam keadaan ini keseimbangan pasar yang bersifat stabil tidak akan tercapai. Keadaan seperti ini disebut dengan "ketidakseimbangan Stakelberg" (Stackelbergdisequilibrium) dan gejalanya terlihat dengan adanya perang harga.
  • 115. Kelompok 7 5. Model Stackelberg  Fenomena pergeseran kurva-kurva permintaan ini dilukiskan dalam Gambar 11.7 Perusahaan A mula-mula menghasilkan output sebesar 𝑄1 unit dan menjualnya dengan harga 𝑃1. Kurva permintaan 𝐷1 yang berlaku di sini, dengan penurunan harga dari 𝑃1 menjadi 𝑃2 akan meningkatkan permintaan menjadi 𝑄2. Tindakan ini akan menggeser perusahaan A turun ke kurva permintaan kedua 𝐷2 yang menyebabkan penurunan permintaan perusahaan A dari 𝑄2 menjadi 𝑄3 pada tingkat harga 𝑃2. Oleh karena itu, perusahaan A: jika ia mencoba untuk bergerak sepanjang 𝐷2 , maka perusahaan-perusahaan pesaing akan bereaksi yang bisa memaksa perusahaan tersebut berpindahke kurva lainnya.
  • 116. Kelompok 7 Kurva 𝐷3 dalam gambar 11.7 merupakan sebuah kurva reaksi, yang menunjukkan bagaimana penurunan harga akan mempengaruhi kuantitas yang diminta setelah reaksi perusahaan-perusahaan saingan diperhitungkan. 5. Model Stackelberg
  • 117. Kelompok 7 Kurva permintaan terpatah (Kinked demand curve) dalam Oligopoli:  Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke 𝑃1 maka permintaan akan bertambah ke 𝐶1 , harga 𝑃2, maka permintaan akan bertambah ke 𝐵1. • Pelanggan perusahaan membeli barang yang harganya turun. • Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.  Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke 𝑃1 dan 𝑃2 perubahan permintaan akan ke titik B dan C  Menaikkan harga ke 𝑃3 permintaan ada di titik 𝐴1 karena reaksi perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi 𝐷1𝐸𝐷2.
  • 118. Kelompok 7 Ciri-ciri pasar oligopoli: 1. Menghasilkan/menjual barang standar atau barang berbeda • Menghasilkan barang standar misalnya perusahaan baja, aluminium. Sedangkan yang menghasilkan barang berbeda misalnya perusahaan mobil, truk, sepeda, motor, dsb. 2. Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat • Apabila tanpa adanya kerja sama, kekuatan menentukan harga sangat terbatas. Suatu perusahaan menurunkan harga, perusahaan lain akan membalas menurunkan yang lebih besar lagi sehingga keduanya akan sama/kehilangan pelanggan. 3. Promosi masih diperlukan • Kegiatan promosi bertujuan untuk meraih pembeli baru dan mempertahankan pembeli lama, terutama pada perusahaan yang menghasilkan barang yang berbeda.
  • 119. Kelompok 7 MODEL PENETAPAN HARGA PASAR OLIGOPOLI Pasar oligopoli ini mempunyai beberapa model dalam menetapkan harga produknya, di antaranya yang paling banyak ditemui adalah: - Pasar kartel. - Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership).
  • 120. Kelompok 7 Pasar dengan Ketegaran Harga (Kinked Demand Curve Model) Tipe keadaan yang ditimbulkannya adalah kinked demand curve atau kurva permintaan yang patah,Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan menurunkan harganya
  • 121. Kelompok 7 Kurva permintaan kinked demand ini dikembangkan oleh Sweezy tahun 1939. Sweezy membuat pemisalan dalam pasar hanya ada dua penjual. Kedua penjual tersebut mempunyai kurva demand D1 untuk penjual satu dan D2 untuk penjual lainnya. Harga yang membuat nyaman penjual satu dan penjal dua adalah sebesar OP2 pada harga sebesar OP2 jumlah yang diminta pada penjual satu (D1) dan penjual (D2) adalah sama.
  • 122. Kelompok 7 Kurva sebesar MC2 Pada AC2 in tingkat harga yang menjamin laba maksimal(MC = MR) adalah OP 1. Jika biaya per unit turun, MC bergeser menjandi MC1 turunnya MC tidak mengubah harga yang merjamin labanya maksimal tetap sebesar OP1 Demikian juga jika biaya per unit naik, harga yang menjamin laba maksimum adalah sebesar DP2
  • 123. Kelompok 7 Harga akan berubah jika C memotong baglan MR yang condong miring untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di samping Harga bisa berubah naik atau turun jika MC memotong MR bukan pada bagian yang patah (tegak lurus LN). Misalkan jika biaya terus turun hingga memotong MR yang turun miring (bukan yang tegak lurus) maka harga bisa turun. Mula- mula harga yang menjamin laba maksimal pada saat MC berpotongan dengan MR (PLN-MAR), yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP1.
  • 124. Kelompok 7 1. Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh para produsen oligopoli dalam jangka panjang. 2. Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi pada AC yg minimal. 3. Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh ( karena P > MC , seperti dalam kasus monopoli). 4. Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat merugikan masyarakat makro. Efek Negatif Oligopoli
  • 125. Kelompok 7 Kebijakan umum yang dapat mengurangi efek- efek negatif Oligopoli. 1. Pemerintah harus bisa menjaga agar hambatan-hmbatan bagi perusahaan baru untuk masuk ke dalam pasar Oligopoli tersebut ditekan sampai sekecil- kecilnya. Tujuannya agar perusahaan Oligopoli yang ada merasakan adanya persaingan potensial yang lebih kuat sehingga mendorong untuk berperilaku lebih kompetitif di bidang harga maupun olahraga. 2. Diadakannya, undang undang persaingan (di Amerika serikat : Antitust law) yang melarang adanya kerja sama diantara para pengusaha Oligopoli (baik secara diam-diam atau terbuka). 3. Kemungkinan kebijaksanaan yang lebih drastis adalah mencoba merombak struktur pasar yang oligopoli tersebut, antara lain dengan menentukan batas max dari ukuran suatu badan usaha dan melarang diadakannya penggabungan (merger) antara perusahaan- perusahaan yang telah ada.
  • 126. Kelompok 7 Struktur pasar Oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-diam/secara terang-terangan. 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya kerjasama 1. Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis 2. Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi ketidakpuasan yang ada, dalam artian tindakan produsen yang satu terhadap yang lain jelas jika mereka mengadakan kerja sama 3. Adanya kerja sama antar mereka menutup kemungkinan masuknya produsen baru dalam industri
  • 128. Kelompok 7 Pengertian Pasar Monopoli Suatu keadaan dimana didalam pasar hanya satu penjual tanpa ada pesaing dan produk yang dijual tak memiliki substitusinya Monopoli? Perubahan harga dan output produk lain yang dijual dalam perekonomian tak memengaruhi sang monopoli, begitu pula sebaliknya.
  • 129. Kelompok 7 Ciri-Ciri Pasar Monopoli • Barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan • Merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang mirip (close substitute) yang dapat menggantika barang tersebut Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip • Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan perusahaan lain memasuki perusahaan tersebut. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk dalam industri • Karena satu-satunya penjual dalam pasar, maka harga pasar bisa dikuasai sendiri Dapat memengaruhi penentuan harga • iklan tidak terlalu diperlukan,hanya digunakan sebagai pemeliharaan hubungan baik dengan rakyat. Promosi iklan kurang diperlukan
  • 130. Kelompok 7 Faktor Timbulnya Pasar Monopoli Mempunyai suatu sumber daya tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Pada umumnya perusahaan dapat menikmati skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat produksi yang sangat tinggi. Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang, yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada perusahaan.
  • 131. Kelompok 7 Hambatan Memasuki Pasar Monopoli Masuknya perusahaan baru akan menggerogoti pasar perusahaan yang sudah ada menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan akan bergeser ke bawah. Kita dapat melihat penggeseran kurva permintaan masing-masing perusahaan ini ke bawah sebagai akibat dari kenaikan penawaran produk industri dengan masuknya perusahaan baru. Kenaikan penawaran menggeser kurva permintaan yang dihadapi oleh masing-masing perusahaan ke bawah dan kurva biaya perusahaan bergeser ke atas. masih ada kemungkinan untuk memperoleh laba.
  • 132. Kelompok 7 Sebab Perusahaan Menjadi Monopoli Penguasaa n barang mentah Hak Paten Keterbatas an Pasar Pemberian Hak Monopoli Oleh Pemerintah
  • 133. Kelompok 7 Jika perusahaan monopolistik menyamakan MR dan MC-nya maka pada saat yang sama ia menentukan pula tingkat output dan tingkat harga pasar untuk produknya. Perusahaan yang menghasilkan output sebesar Q unit pada tingkat biaya C biaya per unit dan ia menjual output-nya tersebut pada tingkat harga P. Laba, yaitu sama dengan ( P- C) kali Q. Yang ditunjukkan oleh bidang Pp'C'C dan itu merupakan laba maksimum PENENTUAN BESARNYA HARGA DAN OUTPUT
  • 134. Kelompok 7 Laba maksimal yang akan diperoleh jika turunan pertama dari fungsi laba terhadap tingkat output sama dengan nol
  • 135. Kelompok 7 HUBUNGAN P, TR, DAN MR
  • 136. Kelompok 7 LABA, RUGI DAN IMPAS BAGI MONOPOLIS 1. Monopolis yang mendapatkan keuntungan Laba maksimal (P1KLP2) dicapai ada saat MC=MR. Laba maksimal dicapai bila monopolis menjual produksinya dengan tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah barang yang dijual sebanyak OQ. Jika Monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak atau lebih sedikit laba yang diperolehnya tidak maksimal atau belum maksimal. Hal ini dikarenakan produk yg dijual tidak menuruti kaidah MR=MC l.
  • 137. Kelompok 7 2. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami Impas TR = TC Hal ini dikarenakan adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama dengan harga(P) sehingga TR= OP1KQ dan TC = OQKP1
  • 138. Kelompok 7 3. Monopolis yang Mendapatkan Kerugian TC lebih besar daripada TR Hal ini terjadi dikarenakan ongkos rata-rata yang terus-menerus sehingga AC jangka pendek lebih besar daripada per unit (P). Dengan demikian, dalam jangka pendek dapat menimbulkan kerugian sebesar P12KL karena TR=OP1LQ dan TC = OP2KQ
  • 139. Kelompok 7 Cara usaha monopolis untuk mempertahankan agar dia tetap sebagai monopolis yaitu : 1. Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentar yang dipakainya 2. Selalu memegang hak paten atas produksinya 3. Pasar demikian terbatasnya relatif dibanding dengan skala perusahaan optimum
  • 140. Kelompok 7 Kerugian Monopoli Output yang lebih kecil Halangan bagi perusahaan lain yang akan masuk Efesiensi Ekonomi Promosi Penjualan
  • 141. Kelompok 7 Tindakan Pemerintah Mengurangi Dampak Negatif Kerugian Monopoli Menetapkan undang- undang antimonopoli Mendirikan perusahaan tandingan Mengimpor barang sejenis perusahaan monopoli
  • 142. Pengaturan harga Kelompok 7 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Perpajakan Decrasing cost Pengaturan harga
  • 143. Kelompok 7 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Pemerintah dapat menentukan harga tertinggi dibawah harga keseimbangan MR=MC. Penentuan harga maksimum ini menguntungkan konsumen dan dapat menghalangi sang monopolis untuk mengambil semua keuntungan serta memaksanya untuk memperluas output 1. Pengaturan harga Menunjukkan perusahaan monopoli sedang memperoleh laba dengan memproduksi barang X sebanyak 0Q pada tingkat harga 0P1. Bagi monopoli tidak perlu mempertimbangkan AC terendah untuk mencapai laba maksimum.
  • 144. Kelompok 7 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Kasus dimana luas pasar terbatas sehingga untukmemenuhi permintaan pasar perusahaan monopoli hanya beroperasi pada bagian kurva dimana AC menurun. 2. Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrasing Cost
  • 145. Kelompok 7 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Perpajakan dalam monopoli Pajak lumpsum Besarannya tetap, tidak dipengaruhi berapapun jumlah barang yang dihasilkan dan tidak memengaruhi biaya marginal. Pajak khusus Besarannya mengikuti jumlah barang yang dihasilkan dan memengaruhi biaya marginal. 3. Perpajakan
  • 146. Kelompok 7 Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah Perpajakan dalam monopoli Pajak lumpsum Pajak khusus 3. Perpajakan
  • 147. Kelompok 7 Diskriminasi Harga 1. Sifat Dasar Diskriminasi Harga 2. Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda 3. Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik dan Numerik
  • 148. Kelompok 7 Sifat Dasar Diskriminasi Mengetahui bahwa seorang produsen monopolis dapat menderita rugi karena terlalu sempitnya pasar produsen tersebut harus berusaha memperluas pasar, perluasan pasar dapat ditempuh juga dengan mengadakan diskriminasi harga. Diskriminasi harga bukan menetapkan harga disebabkan biaya produksi yang berbeda melainkan biaya produksi sama tetapi dijual dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau lebih. Tujuan menetapkan harga adalah agar dicapai keuntungan yang lebih. Diskriminasi harga produsen monopolis berusaha untuk memperluas pasar dengan cara menjual barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
  • 149. Kelompok 7 Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya diskriminasi harga: a) Pembeli-pembeli mempunyai elastisitas permintaan yang berbeda-beda secara tajam. b) Para penjual mengetahui perbedaan-perbedaan ini dan dapat menggolongkan pembeli dalam kelompok-kelompok berdasarkan elastisitas permintaan yang berbeda-beda. c) Para penjual dapat mencegah pembeli untuk menjual kembali barang- barang yang dibeli. Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
  • 150. Kelompok 7 Dibawah kondisi-kondisi tersebut, penjual akan membagi para pembeli ke dalam dua kelompok atau lebih dan kemudia memungut harga yang lebih tinggi kepada pembeli yang elastisitas permintaannya lebih rendah. Bila diskriminasi terjadi, maka elastisitas permintaan bukan biaya produksi mengatur harga. Seorang diskriminator harga akan memaksimumkan keuntungan dengan menetapkan pada tingkat harga dan output pada MC = MR. Agar dikriminasi harga berjalan, penjual harus dapat mecegah terjadinya penjualan kembali barang-barang yang dibeli dengan harga murah kepada pembeli yang dikenai harga yang lebih mahal karena penjualan kembali akan menurunkan harga yang tinggi (untuk pembeli yang lebih kaya).
  • 151. Kelompok 7 a) Diskriminasi Harga Derajat Pertama Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan dimana seorang produsen monopolis berusaha sepenuhnya mengambil suplus konsumen. Cara yang ditempuh ialah produsen monopolis menentukan harga berbeda untuk setiap jumlah barang yang berbeda. b) Diskriminasi Harga Derajat Kedua Diskriminasi harga derajat kedua adalah versi yang lebih sederhana, dimana penjual hanya dapat menetapkan harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga. c) Diskriminasi Harga Derajat Ketiga Untuk diskriminasi harga derajat ketiga ini produsen betul-betul menual barang di pasar yang berbeda, yaitu dengan elastisitas permintaan yang berbeda. Diskriminasi Harga dapat Dibedakan Menjadi Tiga macam, yaitu:
  • 152. Kelompok 7 Pembagian Pasar Penjualan yang Berbeda Sang monopolis dapat dan lebih menguntungkan untuk memecah pasar produknya menjadi dua atau lebih pasar, harga yang berbeda untuk produknya dalam masing-masing pasar. Dua syarat harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar seperti itu. Pertama: dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, Kedua: elatisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Elastisitas permintaan bisa dilihat dari kecondongan dari kurva demand- nya, semakin condong semakin elastis. Kedua pasar atau lebih bila dilihat kurva demand-nya harus mempunyai kecondongan yang berbeda.
  • 153. Kelompok 7 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik dan Numerik Gambar 10.10 menjelaskan bahwa biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC. Biaya marginal ini konstan dan sama untuk dua kelompok pembeli. Setiap kurva permintaan mempunyai kurva pendapatan marginal, yaitu MRa dan MRb. Perusahaan berusaha memaksimumkan keuntungan total dengan menawarkan output kepada setiap kelompok harga di mana MC = MR.
  • 154. Kelompok 7 Produsen hendak melakukan kebijakan diskriminasi harga pada kedua pasar yang berbeda, yaitu Pasar A dan Pasar B. Pasar A mempunyai elastisitas permintaan yang lebih elastis. Sedang Pasar B kurva permintaan yang kurang elastis. Tujuan kebijakan diskrimasi harga ini penjual menginginkan laba maksimum untuk kedua pasar. Agar labanya maksimum penjual harus menetapkan harga dengan MC = MR. Output sebesar Q1Q2 akan dijual pada dua pasar. Sebanyak OQ1 dijual pada pasar A dan output sebanyak OQ2 dijual pada pasar B. Dengan kaidah MR = MC di pasar A harga jual produknya sebesar OPa dan di pasar B harga jual produknya sebesar OPb. Titik potong MR = MC di gambar atas berada di K untuk pasar A dan di titik M untuk pasar B. Pada titik potong tersebut tarik garis vertikal memotong garis horizontal yang menggambar banyaknya output dan sampai memotong kurva permintaan di masing-masing pasar. 1. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi Secara Grafik
  • 155. Kelompok 7 2. Melihat Penetapan Harga Diskriminasi Secara Numerik PT Warsito memproduksi panci serba guna yang diberi nama “MP-Magic Pan". MP dipasarkan pada dua segmen pasar yang memiliki elastisitas permintaan berbeda. Fungsi permintaan di Pasar A adalah Pa = 50 - 0.5 Qa, sedang di Pasar B memiliki fungsi permintaan Pb = 60 - 2 Qb. Sedang fungsi TC = 40 Q + 40. Ditanya: a. Berapa besar output yang dijual di masing-masing pasar? b. Berapa harga jual di masing-masing pasar? c. Berapa besar MC dan TC-nya? d. Berapa besar laba di masing-masing pasar? e. Berapa elastisitas di masing-masing pasar? f. Lebih besar mana laba yang diperoleh penjual jika ia tidak menetapkan diskriminasi harga?
  • 156. Kelompok 7 Jawab: Di Pasar A: Qa = 120 - 2 Pa Pa = 60 - 0.5 Qa TR = P x Q TR = 60 Q - 0.5 Q2a MR = 60 - Qa TC = 40Q + 40 MC = 40 Agar Mendapatkan Laba Maksimal MR = MC 60 – Qa = 40 Qa = 20 Di Pasar B: Qb = 40 - 0.5 Pa Pa = 80 - 2Qa TR = P x Q TR = 80 Qb - 2Q2b MR = 80 - 4 Qb TC = 40Q + 40 MC = 40 Agar Mendapatkan Laba Maksimal MR = MC 80 – 4Qb = 40 4 Qb = 40 Qb = 10
  • 157. Kelompok 7 a. Jumlah output yang dijual di Pasar A adalah sebesar 20 Unit. Jumlah output yang dijual di Pasar B adalah sebesar 10 Unit. b. Harga yang di Pasar A: Pa = 60 - 0.5 Qa Pa = 60 - 0.5 (20) = 50 Harga yang di Pasar B: Pb = 80 - 2Qb Pb = 80 - 20 = 60 c. MC dan TC di Pasar A MC = 40 TC = 40Q + 20 = 40 (20) + 20 = 820 TR = Pa X Qa = 50 x 20 = 1000 MC dan TC di Pasar B MC = 40 TC = 40 Q + 20 = 40 (10) + 20 = 420 TR = Pb X Qb = 60 x 10 = 600
  • 158. Kelompok 7 d. Laba di Pasar A = TR – TC = 1000 – 820 = 180 Laba di Pasar B = TR - TC = 600 – 420 = 180 Total Laba di Pasar A & B = 180 + 180 = 360 e. ε Elastisitas di Pasar A: Fungsi Qa = 120 − 2 𝑃𝑎 ε = Τ 𝜕𝑄 𝜕𝑃 . 𝑃/𝑄 ε = -2 . 50/20 =5 ε Elastisitas di Pasar B: Fungsi Qb = 40 − 0.5 𝑃𝑏 ε = Τ 𝜕𝑄 𝜕𝑃 . 𝑃/𝑄 ε = -0.5 . 60/10 = 3
  • 159. Kelompok 7 f. Jika tidak menjalankan diskriminasi: Qa = 120 - 2 Pa TR = P x Q Qb = 40 - 0.5 Pb TR = 64 Q - 0.4 Q2 Q = 160 - 2.5P MR = 64 - 0.8Q P = 64 - 0.40 Q Laba maksimal dicapai dengan MR = MC -------------MC lihat di atas 64 - 0.8Q = 40 TR = P x Q 0.8Q = 24 = 52 x 30 = 1560 Q = 30 TC = 40Q + 20 P = 64 - 0.4(30) TC = 40(30) + 20 = 1220 = 52 Laba = TR - TC = 1560 - 1220 = 340 Kita bandingkan laba dengan diskriminasi dan tanpa diskriminasi:  Laba dengan diskriminasi di Pasar A dan B = 360.  Laba tanpa diskriminasi = 340. Maka laba dengan diskriminasi lebih besar daripada tanpa diskriminasi.