SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS
SENYAWA KOLINERGIK
KIMIA MEDISINAL 2
Girly Risma Firsty
Senyawa Kolinergik???
Senyawa yang secara langsung atau tidak langsung
dapat menimbulkan efek seperti yang ditunjukkan oleh
asetilkolin.
SISTEM SARAF PERIFER
Tipe efek yang dihasilkan
asetilkolin
Efek Muskarinik
Efek Nikotinik
EFEK MUSKARINIK
• Terjadi pada reseptor post ganglionic parasimpatetik
• Hambatan irama sinus nodal jantung
• Vasodilatasi perifer
• Kontraksi pupil
• Peningkatan sekresi kelenjar dan saliva
• Peningkatan kontraksi saluran cerna dan saluran seni
• Dapat diblok oleh atropin
• Terjadi pada ganglia dan motor end plate
• Peningkatan tonus otot rangka
• Dapat diblok oleh ion tetraetilamonium
EFEK NIKOTINIK
Muscarine Asetilkolin Nikotin
• Asetilkolin menimbulkan efek muskarinik dan nikotinik karena membentuk 2 konformasi
molekul .
• Bentuk konformasi memanjang (transoid) berinteraksi dengan reseptor muskarinik.
• Bentuk konformasi tertutup (cisoid) berinteraksi dengan reseptor nikotinik.
MENGAPA ASETILKOLIN DAPAT MENEMPATI
RESEPTOR MUSKARINIK DAN NIKOTINIK?
Chotia (1970) : efek ganda asetilkolin disebabkan karena asetilkolin berinteraksi
dengan kedua reseptor pada sisi yang berbeda.
Reseptor nikotinik berikteraksi melalui
sisi karbonil (a)
Reseptor muskarinik berinteraksi
melalui sisi metil (b)
P = Ikatan H
W = Ikatan van der Waals
E = Ikatan elektro statik
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
Sisi Aktif Asetilkolin
Modifikasi struktural utama yang bisa dilakukan adalah:
a. Pengubahan gugus amonium kuarterner
b. Pengubahan struktur pada alifatik
c. Pengubahan struktur pada gugus ester
d. Pembentukan analog siklis
a. Pengubahan Gugus Amonium Kuartener
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
Struktur umum R-N+(CH3)3
• Adanya peningkatan jumlah atom yang terikat pada gugus onium R =5 aktivitas ↑. R > 5 aktivitas ↓
• Gugus onium (N-kationik) sangat penting untuk aktivitas kolinergik
Penggantian atom N dengan gugus elektronegatif yang lain (P, S, As) & penggantian gugus metil
dengan gugus alkil yang lebih tinggi (etil)  aktivitas turun
Urutannya : N+(Me)3 > N+(Me)2Et > P+(Me)3 > N+(Me)2H > As+(Me)3 > N+(Me)(Et)2 > N+(Et)3
b. Pengubahan struktur pada alifatik
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
Pemasukan satu gugus metil pada posisi α jembatan etil menghasilkan
senyawa asetil-α-metilkolin dengan aktivitas nikotinik ↑ dan aktivitas
muskarinik ↓
b. Pengubahan struktur pada alifatik
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
Pemasukan satu gugus metil pada posisi β jembatan etil menghasilkan senyawa
asetil-β-metilkolin (metakolin) dengan aktivitas nikotinik ↓ dan aktivitas muskarinik ↑
c. Pengubahan struktur pada gugus ester
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
• Gugus ester kurang penting untuk aktivtas kolinergik.
• Gugus ester dapat diganti dengan gugus keton, eter, hidroksil tanpa mempengaruhi
aktivitas kolinergik
7-10x lebih efektif disbanding asetilkolin (reseptor muskarinik)
10x kurang aktif dibandingkan asetilkolin (reseptor nikotinik)
Pengubahan gugus ester dengan amida
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
Keduanya sama :
- Aktivitas muskarinik & nikotinik
- Senyawa lebih tahan terhadap hidrolisis sehingga
dapat diberikan per oral
• Obat kolinergik terutama digunakan untuk pengobatan gangguan saluran cerna dan
saluran seni.
• Beberapa obat kolinergik juga digunakan pada pengobatan glaucoma dan miastenia
gravis.
Obat Kolinergik
Efek
langsung
Efek tidak
langsung
Reaktivator
kolinesterase
Senyawa Kolinergik dengan
Efek Langsung
• Senyawa kolinergik dengan efek langsung adalah obat yang mempunyai struktur kimia, jarak
antar gugus-gugus dan distribusi muatan serupa dengan asetilkolin sehingga dapat menghasilkan efek
pada transmitter kimia asetilkolin.
• Senyawa kolinergik yang bekerja secara langsung juga disebut dengan kolinomimetik atau
parasimpatomimetik.
• Strutur umum dari senyawa kolinomimetik adalah garam ammonium sederhana : R-N+(CH3)3
Senyawa Kolinergik dengan
Efek Tidak Langsung
(antikolinesterase)
• Senyawa kolinergik dengan efek tidak langsung (antikolinesterase) bekerja menghambat
enzim kolinesterase, dengan cara mencegah enzim sehingga tidak menghidrolisis
asetilkolin
Mekanisme kerja :
• Antikolinesterase bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase dengan cara berinteraksi
membentuk kompleks dengan enzim shg tidak menghidrolisis asetilkolin, melalui berbagai ikatan
kimia termasuk ikatan elektrostatik, ikatan hydrogen dan ikatan kovalen
• Antikolinesterase dibagi menjadi dua kelompok yaitu turunan karbamat dan senyawa organofosfat.
1. Turunan Karbamat
• Gugus yang berperan untuk aktivitas antikolinesterase adalah gugus amino yang
tersubstitusi dan N,N-dimetil karbamat.
• Mekanisme reaksi turunan karbamat dengan enzim asetilkolinesterase :
• Kecepatan hidrolisis enzim terkarbamoilasi lebih lambat disbanding asetilkolin
sehingga masa kerjanya lebih panjang.
• Contoh : fisostigmin salisilat, neostigmine bromida, piridostigmin bromide,
edrofonium klorida, dan demekarium bromida
2. Senyawa Organofosfat
Struktur umum :
• R dan R’ dapat berupa gugus alkil, alkoksi, ariloksi, amido, atau merkaptan.
• X adalah gugus halogen, siano, karboksil, fosfono oksi, fenoksi, tiofenoksi, atau tiosianat.
Mekanisme reaksi obat dengan enzim asetilkolinesterase dapat ditunjukkan sebagai berikut
• Gugus hidroksil enzim yang bersifat nukleofil kuat akan berinteraksi dengan atom fosfor
membentuk ikatan kovalen yang irreversible.
• Contoh : diklofentoin, diisopropilfluorofosfat, ekotiofat iodida, malation, paration, dan skradan
Biasanya digunakan sebagai insektisida dan
kadang-kadanng digunakan sebagai senjata
kimia seperti gas saraf sarin dan tabun
Reaktivator Kolinesterase
• Reaktivator kolinesterase adalah senyawa yang dapat mengaktifkan Kembali enzim asetilkolinesterase dari
pemblokan penghambatan kolinesterase, seperti senyawa organofosfat
• Sebagai antidotum keracunan senyawa organofosfat dan antikolinesterase, sebagai penunjang pengobatan
dengan atropin
Mekanisme kerja :
• Insektisida organofosfat mempunyai masa kerja yg Panjang dg aktivitas penghambatan yg kuat karena
dapat berinteraksi dengan tempat esteratik dari asetilkolinesterase dengan ikatan obat-reseptor yg cukup
kuat
• Pada kasus keracunan insektisida organofosfat, reactivator kolinesterase harus diberikan sesegera mungkin
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS
SENYAWA PEMBLOK KOLINERGIK
• Adalah senyawa yg dapat mencegah interaksi asetilkolin dg reseptornya
Golongan ini bekerja pada tempat2 yg berbeda:
1. Antikolinergik  ujung postganglionic system saraf parasimpatik
2. Pemblok ganglionic  ganglia sistem saraf simpatik dan parasimpatik
3. Pemblok saraf otot  penghubung saraf otot dari system saraf voluntari
SENYAWA PEMBLOK KOLINERGIK
1. ANTIKOLINERGIK
• Antikolinergik disebut juga sebagai antimuskarinik, parasimpatolitik, kolinotilik, atropinik, dan
pemblok parasimpatetik.
• Antikolinergik menghambat efek asetilkolin pada saraf postganglionic kolinergik dan otot
polos, menghasilkan efek-efek sebagai berikut:
1.Antispasmodik, yaitu menurunkan tonus dan pergerakan saluran cerna dan saluran
urogenital
2.Antisekresi, mengurangi sekresi air liur, keringat, dan asam lambung
3.Anti-Parkinson, dimana Parkinson adalah suatu penyakit yang disebabkan adanya
ketidakseimbangan kadar dopamine dna asetilkolin di otak
4.Midriatik atau dilatasi pupil mata dan Siklopegik atau paralisis struktur siliari mata yang
menyebabkan paralisis akomodasi penglihatan dekat
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
1. ANTIKOLINERGIK
SENYAWA ANTIKOLINERGIK
• Alkaloid tropan (atropine dan scopolamine) dari Atropa belladonna merupakan
antikolinergik tertua.
• Atropine digunakan untuk terapi keracunan organofosfate (penghambat AChE).
• Scopolomine digunakan secara transdermal sebagai antiemetik pada motion
sickness.
SENYAWA ANTIKOLINERGIK
• Homatropine adalah analog sintetik degan durasi kerja yang lebih pendek.
• Pirenzepin merupakan inhibitor sekresi asam, sehingga digunakan untuk terapi tukak
lambung.
• Keduanya mempunyai komponen meruah pada amin tersier juga pada daerah ester
2. PEMBLOK GANGLIONIK
HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
3. PEMBLOK SARAF OTOT
3. PEMBLOK SARAF OTOT
• Senyawa pemblok neuromuscular bekerja pada reseptor nikotinik pada ujung
neuromuscular, digunakan secara luas pada pembedahan karena memberikan efek
relaksasi otot polos.
• Obat-obat ini bekerja dengan 2 kategori utama:
senyawa kompetitif (menduduki tempat yang sama dengan ACh)
senyawa depolarisasi (menyerupai aksi ACh tapi bertahan lama pada reseptor)
Senyawa Kompetitif
• Awalnya dikembangkan dari racun panah (curare), yang ternyata merupakan alkaloid indol.
• Contoh yang paling terkenal adalah tubocurarine
• Tubocurarine tidak punya gugus ester, dengan 2 pusat amonium.
• Jarak intramolekuler antara 2 pusat amonium (1.4 nm) sama dengan jarak antara 2 reseptor kolinergik  awalnya diduga
tubocurarine terikat pada 2 reseptor dan menyelimutinya.
Senyawa Kompetitif
• Hal yang sama juga terjadi pada pancuronium yang jarak antara 2 pusa amoniumnya
adalah 1.1 nm.
• Pada pancuronium, ada 2 molekul ACh digabungkan menjadi molekul rigid.
Senyawa Depolarisasi
• Yang termasuk golongan ini adalah senyawa sintetik dengan jarak N+-N+ seperti golongan
senyawa kompetitif
• Contohnya Decamethonium (deca = 10).
• Succinylcholine juga contoh senyawa dengan jarak atom N+-N+ yang sama, tapi tidak
semua 10 atom diantaranya adalah karbon
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Fungsi siklus asam sitrat word
Fungsi siklus asam sitrat wordFungsi siklus asam sitrat word
Fungsi siklus asam sitrat word
Eni Herdiani
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
Indra Lasmana
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
4nakmans4
 

What's hot (20)

Uji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan SuspensiUji Mutu Sediaan Suspensi
Uji Mutu Sediaan Suspensi
 
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan BioekivalensiBioavailabilitas dan Bioekivalensi
Bioavailabilitas dan Bioekivalensi
 
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDMPengantar farmakokinetika klinik-TDM
Pengantar farmakokinetika klinik-TDM
 
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
Antibiotik beta Laktam dan Makrolida - Kimia Farmasi 1
 
Ppt antibiotik
Ppt antibiotikPpt antibiotik
Ppt antibiotik
 
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOLBIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN  MELALUI PARU :  AEROSOL
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOL
 
Farmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik TeofilinFarmakokinetik Teofilin
Farmakokinetik Teofilin
 
Pengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinikPengantar farmasi klinik
Pengantar farmasi klinik
 
Fungsi siklus asam sitrat word
Fungsi siklus asam sitrat wordFungsi siklus asam sitrat word
Fungsi siklus asam sitrat word
 
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika DasarRangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
Rangkuman dan Pembahasan Contoh Soal Farmasetika Dasar
 
Senyawa Heterosiklik
Senyawa HeterosiklikSenyawa Heterosiklik
Senyawa Heterosiklik
 
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan Informasi Obat (PIO)
 
Metode soap
Metode soapMetode soap
Metode soap
 
Suppo
SuppoSuppo
Suppo
 
High Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid ChromatographyHigh Performance Liquid Chromatography
High Performance Liquid Chromatography
 
Antibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannyaAntibiotik dan golongannya
Antibiotik dan golongannya
 
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik CarbamazepinFarmakokinetik Klinik Carbamazepin
Farmakokinetik Klinik Carbamazepin
 
Farmakokinetika
FarmakokinetikaFarmakokinetika
Farmakokinetika
 
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBATPENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
PENGGOLONGAN DAN BENTUK SEDIAAN OBAT
 
Io 1
Io   1Io   1
Io 1
 

Similar to PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx

HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
SofiaNofianti
 
ACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan KortikosteroidACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan Kortikosteroid
restina1993
 
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptxDrug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
ssuserad46a5
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
Health
 

Similar to PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx (20)

Gol
GolGol
Gol
 
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous SistemHUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
HUBUNGAN STRUKTUR DAN AKTIVITAS OBAT OBAT Periper Nervous Sistem
 
Kimia medisinal
Kimia medisinal Kimia medisinal
Kimia medisinal
 
(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik(2) obat adrenergik
(2) obat adrenergik
 
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
Relationship between structure and drug activity of peripheral nervous system...
 
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
BA. Reseptor Asetilkolin Muskarinik (by. Ariiq Azmi RS)
 
Obat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglionObat pelumpuh otot dan ganglion
Obat pelumpuh otot dan ganglion
 
Enzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism selEnzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism sel
 
Percobaan
Percobaan Percobaan
Percobaan
 
Muscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesiaMuscle relaxants in anesthesia
Muscle relaxants in anesthesia
 
ACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan KortikosteroidACTH dan Kortikosteroid
ACTH dan Kortikosteroid
 
AMOBILISASI ENZIM ASETIKOLINESTERASE.pptx
AMOBILISASI ENZIM ASETIKOLINESTERASE.pptxAMOBILISASI ENZIM ASETIKOLINESTERASE.pptx
AMOBILISASI ENZIM ASETIKOLINESTERASE.pptx
 
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls bMakalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
Makalah''nifedipin'' monalisa darwis g70116188 kls b
 
Enzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism selEnzim dan metabolism sel
Enzim dan metabolism sel
 
6_PENGEMBANGAN OBAT.pptx
6_PENGEMBANGAN OBAT.pptx6_PENGEMBANGAN OBAT.pptx
6_PENGEMBANGAN OBAT.pptx
 
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptxObat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
Obat Diuretik by Slidesgo (2).pptx
 
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptxDrug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
Drug receptor interactions IRA S2 (1).pptx
 
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptxStereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
Stereokimia dan Sifat Elektronik Obat.pptx
 
Aktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroidAktivitas hormon steroid
Aktivitas hormon steroid
 
7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom7 farmakologi sistem syaraf otonom
7 farmakologi sistem syaraf otonom
 

Recently uploaded

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
andi861789
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
kemenaghajids83
 

Recently uploaded (20)

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptxProses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
Proses Keperawatan Pada Area Keperawatan Gawat Darurat.pptx
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOASCATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
CATATAN PSIKIATRI TANDA DAN GEJALA , KOAS
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdfKOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
KOHORT balita 2015 DI PUSKESMAS HARUS DIBUAT.pdf
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptxDAM DALAM IBADAH HAJI  2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
DAM DALAM IBADAH HAJI 2023 BURHANUDDIN_1 (1).pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 

PERTEMUAN 1 KOLINERGIK & ANTIKOLINERGIK.pptx

  • 2. Senyawa Kolinergik??? Senyawa yang secara langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan efek seperti yang ditunjukkan oleh asetilkolin.
  • 4. Tipe efek yang dihasilkan asetilkolin Efek Muskarinik Efek Nikotinik
  • 5. EFEK MUSKARINIK • Terjadi pada reseptor post ganglionic parasimpatetik • Hambatan irama sinus nodal jantung • Vasodilatasi perifer • Kontraksi pupil • Peningkatan sekresi kelenjar dan saliva • Peningkatan kontraksi saluran cerna dan saluran seni • Dapat diblok oleh atropin • Terjadi pada ganglia dan motor end plate • Peningkatan tonus otot rangka • Dapat diblok oleh ion tetraetilamonium EFEK NIKOTINIK Muscarine Asetilkolin Nikotin
  • 6. • Asetilkolin menimbulkan efek muskarinik dan nikotinik karena membentuk 2 konformasi molekul . • Bentuk konformasi memanjang (transoid) berinteraksi dengan reseptor muskarinik. • Bentuk konformasi tertutup (cisoid) berinteraksi dengan reseptor nikotinik. MENGAPA ASETILKOLIN DAPAT MENEMPATI RESEPTOR MUSKARINIK DAN NIKOTINIK?
  • 7. Chotia (1970) : efek ganda asetilkolin disebabkan karena asetilkolin berinteraksi dengan kedua reseptor pada sisi yang berbeda. Reseptor nikotinik berikteraksi melalui sisi karbonil (a) Reseptor muskarinik berinteraksi melalui sisi metil (b) P = Ikatan H W = Ikatan van der Waals E = Ikatan elektro statik
  • 8. HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: Sisi Aktif Asetilkolin Modifikasi struktural utama yang bisa dilakukan adalah: a. Pengubahan gugus amonium kuarterner b. Pengubahan struktur pada alifatik c. Pengubahan struktur pada gugus ester d. Pembentukan analog siklis
  • 9. a. Pengubahan Gugus Amonium Kuartener HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: Struktur umum R-N+(CH3)3 • Adanya peningkatan jumlah atom yang terikat pada gugus onium R =5 aktivitas ↑. R > 5 aktivitas ↓ • Gugus onium (N-kationik) sangat penting untuk aktivitas kolinergik Penggantian atom N dengan gugus elektronegatif yang lain (P, S, As) & penggantian gugus metil dengan gugus alkil yang lebih tinggi (etil)  aktivitas turun Urutannya : N+(Me)3 > N+(Me)2Et > P+(Me)3 > N+(Me)2H > As+(Me)3 > N+(Me)(Et)2 > N+(Et)3
  • 10. b. Pengubahan struktur pada alifatik HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: Pemasukan satu gugus metil pada posisi α jembatan etil menghasilkan senyawa asetil-α-metilkolin dengan aktivitas nikotinik ↑ dan aktivitas muskarinik ↓
  • 11. b. Pengubahan struktur pada alifatik HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: Pemasukan satu gugus metil pada posisi β jembatan etil menghasilkan senyawa asetil-β-metilkolin (metakolin) dengan aktivitas nikotinik ↓ dan aktivitas muskarinik ↑
  • 12. c. Pengubahan struktur pada gugus ester HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: • Gugus ester kurang penting untuk aktivtas kolinergik. • Gugus ester dapat diganti dengan gugus keton, eter, hidroksil tanpa mempengaruhi aktivitas kolinergik 7-10x lebih efektif disbanding asetilkolin (reseptor muskarinik) 10x kurang aktif dibandingkan asetilkolin (reseptor nikotinik)
  • 13. Pengubahan gugus ester dengan amida HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS: Keduanya sama : - Aktivitas muskarinik & nikotinik - Senyawa lebih tahan terhadap hidrolisis sehingga dapat diberikan per oral
  • 14. • Obat kolinergik terutama digunakan untuk pengobatan gangguan saluran cerna dan saluran seni. • Beberapa obat kolinergik juga digunakan pada pengobatan glaucoma dan miastenia gravis. Obat Kolinergik Efek langsung Efek tidak langsung Reaktivator kolinesterase
  • 15. Senyawa Kolinergik dengan Efek Langsung • Senyawa kolinergik dengan efek langsung adalah obat yang mempunyai struktur kimia, jarak antar gugus-gugus dan distribusi muatan serupa dengan asetilkolin sehingga dapat menghasilkan efek pada transmitter kimia asetilkolin. • Senyawa kolinergik yang bekerja secara langsung juga disebut dengan kolinomimetik atau parasimpatomimetik. • Strutur umum dari senyawa kolinomimetik adalah garam ammonium sederhana : R-N+(CH3)3
  • 16.
  • 17. Senyawa Kolinergik dengan Efek Tidak Langsung (antikolinesterase) • Senyawa kolinergik dengan efek tidak langsung (antikolinesterase) bekerja menghambat enzim kolinesterase, dengan cara mencegah enzim sehingga tidak menghidrolisis asetilkolin Mekanisme kerja : • Antikolinesterase bekerja sebagai penghambat enzim kolinesterase dengan cara berinteraksi membentuk kompleks dengan enzim shg tidak menghidrolisis asetilkolin, melalui berbagai ikatan kimia termasuk ikatan elektrostatik, ikatan hydrogen dan ikatan kovalen • Antikolinesterase dibagi menjadi dua kelompok yaitu turunan karbamat dan senyawa organofosfat.
  • 18. 1. Turunan Karbamat • Gugus yang berperan untuk aktivitas antikolinesterase adalah gugus amino yang tersubstitusi dan N,N-dimetil karbamat. • Mekanisme reaksi turunan karbamat dengan enzim asetilkolinesterase : • Kecepatan hidrolisis enzim terkarbamoilasi lebih lambat disbanding asetilkolin sehingga masa kerjanya lebih panjang. • Contoh : fisostigmin salisilat, neostigmine bromida, piridostigmin bromide, edrofonium klorida, dan demekarium bromida
  • 19. 2. Senyawa Organofosfat Struktur umum : • R dan R’ dapat berupa gugus alkil, alkoksi, ariloksi, amido, atau merkaptan. • X adalah gugus halogen, siano, karboksil, fosfono oksi, fenoksi, tiofenoksi, atau tiosianat. Mekanisme reaksi obat dengan enzim asetilkolinesterase dapat ditunjukkan sebagai berikut • Gugus hidroksil enzim yang bersifat nukleofil kuat akan berinteraksi dengan atom fosfor membentuk ikatan kovalen yang irreversible. • Contoh : diklofentoin, diisopropilfluorofosfat, ekotiofat iodida, malation, paration, dan skradan Biasanya digunakan sebagai insektisida dan kadang-kadanng digunakan sebagai senjata kimia seperti gas saraf sarin dan tabun
  • 20. Reaktivator Kolinesterase • Reaktivator kolinesterase adalah senyawa yang dapat mengaktifkan Kembali enzim asetilkolinesterase dari pemblokan penghambatan kolinesterase, seperti senyawa organofosfat • Sebagai antidotum keracunan senyawa organofosfat dan antikolinesterase, sebagai penunjang pengobatan dengan atropin Mekanisme kerja : • Insektisida organofosfat mempunyai masa kerja yg Panjang dg aktivitas penghambatan yg kuat karena dapat berinteraksi dengan tempat esteratik dari asetilkolinesterase dengan ikatan obat-reseptor yg cukup kuat • Pada kasus keracunan insektisida organofosfat, reactivator kolinesterase harus diberikan sesegera mungkin
  • 22. • Adalah senyawa yg dapat mencegah interaksi asetilkolin dg reseptornya Golongan ini bekerja pada tempat2 yg berbeda: 1. Antikolinergik  ujung postganglionic system saraf parasimpatik 2. Pemblok ganglionic  ganglia sistem saraf simpatik dan parasimpatik 3. Pemblok saraf otot  penghubung saraf otot dari system saraf voluntari SENYAWA PEMBLOK KOLINERGIK
  • 23. 1. ANTIKOLINERGIK • Antikolinergik disebut juga sebagai antimuskarinik, parasimpatolitik, kolinotilik, atropinik, dan pemblok parasimpatetik. • Antikolinergik menghambat efek asetilkolin pada saraf postganglionic kolinergik dan otot polos, menghasilkan efek-efek sebagai berikut: 1.Antispasmodik, yaitu menurunkan tonus dan pergerakan saluran cerna dan saluran urogenital 2.Antisekresi, mengurangi sekresi air liur, keringat, dan asam lambung 3.Anti-Parkinson, dimana Parkinson adalah suatu penyakit yang disebabkan adanya ketidakseimbangan kadar dopamine dna asetilkolin di otak 4.Midriatik atau dilatasi pupil mata dan Siklopegik atau paralisis struktur siliari mata yang menyebabkan paralisis akomodasi penglihatan dekat
  • 25. SENYAWA ANTIKOLINERGIK • Alkaloid tropan (atropine dan scopolamine) dari Atropa belladonna merupakan antikolinergik tertua. • Atropine digunakan untuk terapi keracunan organofosfate (penghambat AChE). • Scopolomine digunakan secara transdermal sebagai antiemetik pada motion sickness.
  • 26. SENYAWA ANTIKOLINERGIK • Homatropine adalah analog sintetik degan durasi kerja yang lebih pendek. • Pirenzepin merupakan inhibitor sekresi asam, sehingga digunakan untuk terapi tukak lambung. • Keduanya mempunyai komponen meruah pada amin tersier juga pada daerah ester
  • 27. 2. PEMBLOK GANGLIONIK HUBUNGAN STRUKTUR-AKTIVITAS:
  • 29. 3. PEMBLOK SARAF OTOT • Senyawa pemblok neuromuscular bekerja pada reseptor nikotinik pada ujung neuromuscular, digunakan secara luas pada pembedahan karena memberikan efek relaksasi otot polos. • Obat-obat ini bekerja dengan 2 kategori utama: senyawa kompetitif (menduduki tempat yang sama dengan ACh) senyawa depolarisasi (menyerupai aksi ACh tapi bertahan lama pada reseptor)
  • 30. Senyawa Kompetitif • Awalnya dikembangkan dari racun panah (curare), yang ternyata merupakan alkaloid indol. • Contoh yang paling terkenal adalah tubocurarine • Tubocurarine tidak punya gugus ester, dengan 2 pusat amonium. • Jarak intramolekuler antara 2 pusat amonium (1.4 nm) sama dengan jarak antara 2 reseptor kolinergik  awalnya diduga tubocurarine terikat pada 2 reseptor dan menyelimutinya.
  • 31. Senyawa Kompetitif • Hal yang sama juga terjadi pada pancuronium yang jarak antara 2 pusa amoniumnya adalah 1.1 nm. • Pada pancuronium, ada 2 molekul ACh digabungkan menjadi molekul rigid.
  • 32. Senyawa Depolarisasi • Yang termasuk golongan ini adalah senyawa sintetik dengan jarak N+-N+ seperti golongan senyawa kompetitif • Contohnya Decamethonium (deca = 10). • Succinylcholine juga contoh senyawa dengan jarak atom N+-N+ yang sama, tapi tidak semua 10 atom diantaranya adalah karbon
  • 33.