Dokumen tersebut membahas tentang prosedur pemeliharaan sistem proteksi pada pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik, mencakup komponen-komponennya, prosedur keselamatan kerja, dokumentasi, inspeksi, dan pengisian laporan hasil pemeliharaan.
6. Pendahuluan (Tujuan Manfaat)
Tujuan, Peserta dapat:
Menjelaskan bagaimana cara memelihara sistem proteksi
PLTS Fotovoltaik
Manfaat
Setelah mengikuti pelatihan diharapkan memberikan
manfaat sehingga peserta mengetahui cara memelihara
system proteksi PLTS Fotovoltaik
8. Komponen Sistem Proteksi
Fuse
Fuse atau sekering memiliki fungsi sebagai proteksi atau
pemutus secara menyeluruh terhadap kelebihan beban
atau korsleting. Tipe fuse pada sistem PLTS ada yang
khusus didesain untuk DC dan ada yang didesain untuk
AC.
Tipe fuse DC digunakan untuk mengamankan jaringan
DC, sedangkan tipe fuse AC digunakan untuk
mengamankan jaringan AC
Fuse digunakan untuk menghindari terjadinya kebakaran jika arus melebihi
kemampuan kuat hantar arus (KHA) kabel yang digunakan.
9. Komponen Sistem Proteksi
Perangkat Proteksi Surja (Surge Protecting Device)
Perangkat proteksi surja atau Surge Protection Device
(SPD) digunakan untuk melindungi perangkat elektronik
dari sambaran petir langsung, tidak langsung atau
sambaran terdekat pada struktur yang dibumikan
10. Komponen Sistem Proteksi
Pembumian (Grounding)
Pembumian adalah suatu teknik untuk menyambungkan
material yang bersifat konduktif secara elektrik ke bumi.
Pembumian bertujuan untuk memastikan instalasi yang aman
dari gangguan arus yang dapat membahayakan keselamatan
pengguna dan juga kerusakan peralatan akibat arus dan
tegangan lebih.
Untuk spesifikasi teknis nilai tahanan pembumian yang
dipersyaratkan oleh Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL)
2011 adalah < 5 Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur
nilai tahanan pembumian adalah Earth Tester.
11. Komponen Sistem Proteksi
Miniature Circuit Breaker (MCB)
MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah
sebuah komponen listrik yang berguna untuk
mengamankan beban lebih atau hubung singkat
(Short Circuit). MCB ada yang khusus didesain
untuk DC dan ada yang didesain khusus untuk
AC
Pengoperasian MCB dilakukan secara otomatis yaitu dengan dua cara
1. Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik secara Magnetik).
2. Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik secara Thermal/Suhu).
13. Prosedur K3 Pemeliharaan Sistem Proteksi PLTS
Dalam melaksanakan pemeliharaan terhadap
sistem Proteksi PLTS, terdapat hal – hal yang
perlu diperhatikan antara lain :
1. Penggunaan APD
2. Menjalankan prosedur yang tepat dalam
melaksanakan pekerjaan
14. Prosedur K3 Pemeliharaan Sistem Proteksi PLTS
Wear Pack Sepatu Pelindung Sarung Tangan Listrik
Pelindung Pernapasan Kaca Mata Pelindung
Pelindung Kepala
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang berfungsi untuk melindungi
penggunanya dari bahaya atau gangguan kesehatan dan keselamatan
15. Prosedur K3 Pemeliharaan Sistem Proteksi PLTS
Untuk menjaga keselamatan diri ketika melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi
PLTS, ada beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :
a. Gunakan alat pelindung diri lengkap sebelum melaksanakan pemeliharaan sistem
proteksi PLTS.
b. Baca prosedur pemeliharaan dengan baik sebelum melaksanakan pemeliharaan
sistem proteksi PLTS
c. Dalam melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi harus dalam keadaan tidak
bertegangan atau dalam keadaan sistem padam secara keseluruhan.
d. Laksanakan pemeliharaan sistem proteksi dalam kondisi cuaca yang baik.
17. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Petunjuk Pemeliharaan
Dokumen spesifikasi teknis dan petunjuk pemeliharaan digunakan sebagai
panduan Ketika melaksanakan pekerjaan perbaikan hingga penggantian
komponen sistem proteksi.
Dokumen spesifikasi teknis biasanya berupa buku manual dari manufaktur
pembuat sistem PLTS, datasheet komponen, jenis material atau bahan, gambar
komponen, Single Line Diagram, hingga garansi produk.
Dokumen petunjuk pemeliharaan berisi list item pekerjaan pemeliharaan sistem
proteksi yang diberikan atau dikeluarkan oleh vendor pelaksana pembangunan
pembangkit PLTS
19. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
SPD (Surge Protecting Device)
Indikator yang menandakan SPD rusak
dan harus segera diganti
Indikator yang menandakan SPD masih
dalam keadaan baik
20. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
SPD (Surge Protecting Device)
Pengecekan terhadap terminal sisi sambungan kabel
dilakukan dengan menggunakan obeng untuk memastikan
tidak ada koneksi kabel yang longgar ataupun terlepas
pada sisi terminal sambungan, karena hal ini dapat
mengakibatkan kegagalan proteksi pada komponen SPD itu
sendiri
21. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
SPD (Tindakan Korektif)
1. Ganti dengan komponen SPD sesuai dengan spesifikasi kebutuhan sistem
2. Pastikan pemasangan kabel pada terminal sambungan terpasang dengan
baik dan sesuai jalur pemasangannya
3. Pastikan juga terdapat komponen SPD cadangan selalu tersedia
22. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
Fuse
Fuse dalam kondisi baik
Fuse dalam kondisi putus/rusak
Cek kondisi fisik serta
visual apakah kawat
fuse putus atau
terbakar.
23. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
Fuse (Tindakan Korektif)
1. Ganti dengan komponen fuse sesuai dengan spesifikasi kebutuhan system
2. Pastikan juga terdapat komponen fuse cadangan selalu tersedia
24. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
MCB (Miniature Circuit Breaker)
Terbakar
Tanda
Hangus
Pemeriksaan kondisi fisik dilakukan dengan melihat secara visual apakah ada tanda
terbakar atau hangus pada MCB, serta cek tuas On/Off pada MCB apakah susah
digerakkan ataupun tuas selalu dalam kondisi Off meski sudah dinaikkan.
25. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
MCB (Miniature Circuit Breaker)
Lakukan pengukuran
tegangan jatuh pada sisi input
maupun sisi output ketika
MCB di On – kan untuk
memastikan MCB dalam
keadaan baik.
Lakukan pengecekan terhadap
kekencangan terminal kabel
dengan menggunakan obeng
26. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
MCB (Tindakan Korektif)
1. Ganti dengan komponen MCB sesuai dengan spesifikasi kebutuhan system
2. Pastikan juga terdapat komponen MCB cadangan selalu tersedia
3. Kencangkan baut dari terminal yang longgar menggunakan obeng sesuai
dengan ukuran yang benar supaya terminal tidak cepat aus
27. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
Grounding System
Lakukan pengukuran
nilai tahanan
pentanahan pada
ground rod utama
menggunakan Earth
Tester. Nilai tahanan
pentanahan terukur
harus bernilai <5 Ohm
sesuai dengan PUIL
Lakukan pengecekan kondisi fisik
konektor sambungan apakah
berkarat sehingga mengakibatkan
sambungan terputus ataupun
terdapat koneksi sambungan yang
longgar
28. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
Grounding System (Tindakan Korektif)
1. Apabila nilai tahanan pembumian > 5 Ohm, maka tambahkan grounding rod
yang diparalel dengan grounding rod utama hingga nilai tahanan pembumian
< 5 Ohm
2. Untuk mencegah kenaikan tahanan pembumian akibat karat ataupun korosi,
bersihkan kotoran dan karat yang menempel, bila perlu ganti sambungan
konekor yang baru kemudian kencangkan dengan kunci pas
30. Prosedur Pengisian Laporan Pemeliharaan Sistem Proteksi
Dalam melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi PLTS fotovoltaik, dibutuhkan
laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi. Laporan pemeliharaan biasanya
berisi check list pekerjaan pengecekan setiap komponen, kondisi komponen serta status
penggantian komponen.
Laporan pemeliharaan sistem proteksi didokumentasikan sebagai laporan untuk atasan
ataupun teknisi yang sedang melaksanakan perbaikan sebagai rekam jejak terhadap
pemeliharaan sistem secara berkala.
32. Penyajian (Kesimpulan)
1. Terdapat komponen – komponen dalam sistem proteksi dan pentanahan, antara lain;
Fuse, SPD, MCB serta Grounding System.
2. Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi
PLTS antara lain penggunaan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) serta
menjalankan prosedur yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan.
3. Dokumen spesifikasi teknis biasanya berupa buku manual dari manufaktur pembuat
sistem PLTS, datasheet komponen, jenis material atau bahan, gambar komponen,
Single Line Diagram, hingga garansi produk. Sedangkan dokumen petunjuk
pemeliharaan berisi list item pekerjaan pemeliharaan sistem proteksi yang diberikan
atau dikeluarkan oleh vendor pelaksana pembangunan pembangkit PLTS.
33. Penyajian (Kesimpulan)
4. Prosedur pemeriksaan kondisi fisik pemeliharaan sistem proteksi dan pentanahan
diantara lain; pengecekan kondisi fisik secara visual dan pengukuran dengan
menggunakan alat ukur yang sesuai. Sedangkan untuk tindakan korektif dapat
dilakukan antara lain; mengganti komponen sesuai spesifikasi teknis dilapangan,
mengencangkan konektor sambungan dengan menggunakan hand tools yang sesuai
ukurannya serta menyiapkan komponen cadangan di lapangan.
5. Laporan pemeliharaan sistem proteksi didokumentasikan sebagai laporan untuk
atasan ataupun teknisi yang sedang melaksanakan perbaikan sebagai rekam jejak
terhadap pemeliharaan sistem secara berkala