SlideShare a Scribd company logo
1 of 68
MEMASANG SISTEM MONITORING PLTS
D.35EBT15.008.1
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................i
Kata Pengantar.......................................................................................1
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………..2
B. Penggunaan Materi ...........................................................................2
C. Daftar Ikon .......................................................................................3
D. Bacaan Referensi ..............................................................................4
E. Pengantar Teori.................................................................................5
F. Langkah Kerja ..................................................................................9
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................16
1. Elemen Kompetensi 1..................................................................13
1.1 Referensi……………………………………………………………...13
1.2 Aktivitas………………………….…………………………………...13
2. Elemen Kompetensi 2..................................................................14
2.1 Referensi……………………………………………………………...14
2.2 Diskusi……………………………………………………......….....14
2.3 Pemeriksaan………………………………………………………....14
2.4 Pikirkan………………………………………….…………...……...14
3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….…………...15
3.1 Video Youtube………………………………….…….……………...15
3.2 Aktivitas………………………………………….…….……………..15
3.3 Diskusi……………………………………………….……………….15
3.4 Pikirkan………………………………………….…………………...15
H. Lampiran..........................................................................................17
1. Kamus Istilah..............................................................................17
2. Referensi .....................................................................................18
3. Unit Kompetensi..........................................................................19
4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................23
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT buku Materi Pelatihan
Berbasis Kompetensi dengan judul ”Memasang Sistem Monitoring PLTS
(D.35EBT15.008.1)” dapat tersusun dengan baik dan menjadi media
pembelajaran untuk mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja kepada peserta pelatihan.
Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan hasil identifikasi
silabus, capaian unit kompetensi, kriteria capaian yang lalu dituangkan ke
dalam pokok pembahasan sebagaimana ditentukan dalam pedoman penyusunan
materi pelatihan berbasis kompetensi.
Materi pelatihan berbasis kompetensi diformulasikan menjadi 2 (dua) buku,
yakni buku Materi dan buku Asesmen (penilaian) yang tidak terpisahkan dalam
penggunaannya. Materi pelatihan ini menjadi salah satu bahan pengajaran
kepada peserta pelatihan agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara
efektif dan efesien.
Kami berharap materi ini dapat meningkatkan kemampuan aplikatif bagi
peserta pelatihan dan instruktur serta dapat dikembangkan lebih lanjut.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam
melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan
berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan
berdaya saing tinggi.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Jakarta, ………………..
2
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai
dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut,
maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat
menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan
pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka
materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga
dapat diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku
Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti
materi presentasi dan video.
B. PENGGUNAAN MATERI
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaan materi yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan
kebutuhan pelatihan
 Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah
kerja yang wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti
beikut :
o Bacaan Referensi
o Pengantar Teori
o Langkah Kerja
o Implementasi Unit kompetensi
o Lampiran :
- Kamus istilah
- Daftar referensi
- Unit kompetensi
- Daftar penyusun
 Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara
terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta
3
demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian
yang dilaksanakan.
 Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan
kelengkapan yang dapat dijadikan referensi dalam memperkaya
materi.
2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil referensi
dari materi pelatihan serta memastikan materi tersebut terimplementasi di
saat pelatihan berlangsung.
3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di
bawah bimbingan dan pemantauan instruktur.
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk
mencari atau menemui seseorang untuk
mendapatkan informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/
aktivitas (bermain peran, presentasi) dan
mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini
sesuai instruksi
Referensi material/manual
Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan
prosedur-prosedur atau materi pelatihan/
sumber informasi lain untuk dapat melengkapi
latihan/ aktivitas ini.
4
Berpikir
Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/
menganalisa informasi dan catat gagasan-
gagasan yang Anda miliki.
Komunikasi/ Diskusi
Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda
untuk gagasan yang anda miliki.
Membaca
Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan
kebutuhan materi pelatihan.
Video/Youtube
Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan.
BACAAN REFERENSI
Membaca secara lengkap :
 Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Limbah B3



5
1.1 PENGANTAR TEORI
Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam bentuk
magnet, muatan electron, kimia dan lain-lain. Untuk mengetahui suatu
benda bersifat listrik, maka kita hanya bisa mengenalnya dengan gejala yang
ditimbulkan dari benda tersebut.
A. Arus Bolak-Balik 1 Phasa Listrik 1 Phase
Arus Bolak-Balik 1 Phasa Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya
menggunakan 2 kawat penghantar yang kesatu sebagai kawat Phase (L) dan
yang kedua sebagai kawat Netral (N). Umumnya listrik 1 phase bertegangan
220-240 V yang digunakan banyak orang. Membangkitkan tegangan dengan
bantuan medan magnet dinamakan menginduksikan, dan kejadian itu
sendiri dinamakan induksi tegangan.
Gambar 1.1: Bentuk arus bolak-balik 1 phasa
Arus Bolak-Balik 3 Phasa Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang
menggunakan tiga kawat Phase (R,S,T) dan satu kawat Netral (N). Menurut
istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel
Netral dan kawat Grounding.. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 V
yang banyak digunakan industri atau pabrik.
6
Gambar 1.2: Bentuk arus bolak-balik 3 phasa
Prinsip dalam membangkitkan arus listrik 3 Phasa dapat dilihat pada
Gambar 1.3 berikut ini.
Gambar 1.3: Prinsip membangkitkan arus bolak-balik 3 phasa
B. Hukum Ohm
Bunyi Hukum Ohm seorang ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm (1787-
1854) adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan
tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan
hambatan rangkaian”. Untuk mudah mengingat, dapat dilihat pada Gambar
1.4 segitiga pintar yang mengilustrasikan rumus yang dipakai pada Hukum
Ohm.
Gambar 1.4 Segitiga rumus Hukum Ohm
7
Contoh Soal:
Pada suatu rangkaian listrik sederhana terdapat penyuplai daya dengan
tegangan (V) = 10 V dan beban dengan hambatan (R) = 10 Ω. Berapakah
besarnya kuat arus (I) pada rangkaian tersebut?
Pembahasan:
Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat langsung mencari nilai kuat
arus pada rangkaian sederhana dengan memakai rumus:
Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 A
C. Hukum Kirchoff I
Hukum Kirchhoff 1 seorang ahli fisika Jerman, Gustav Robert Kirchhoff
(1824-1887) dikenal sebagai hukum percabangan (Junction rule), karena
hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum Kirchhoff 1 menyatakan
bahwa: “Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam
suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik
percabangan tersebut”
Gambar 1.5: Ilustrasi Hukum Kirchoff I
8
Contoh Soal:
Perhatikan gambar rangkaian arus di bawah ini, terdapat 2 cabang masuk
dan 2 cabang keluar. Jika besar I1 = 6A, I2 = 3A, dan I3 = 7A.
D. Rangkaian Resistansi Resistansi Listrik (Electrical Resistance)
Rangkaian Resistansi Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah
kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran
arus listrik. Nilai Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian
listrik diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega
“Ω”. Sedangkan prefix atau awalan SI (Standar Internasional) yang digunakan
untuk menandakan kelipatan pada satuan resistansi tersebut adalah Kilo
Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.
9
E. Rangkaian seri
Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih resistor terhubung secara
sejajar atau seri. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai hambatan pada
rangkaian seri.
Rtotal = R1 + R2 + R3............+Rn
Dimana satuannya adalah dalam Ohm
Gambar 1.6: Rangkaian seri resistor
Contoh Soal:
Rangkaian seri resistor R1 = 47 KΩ, R2 = 560 Ω, dan R3 = 3,3KΩ.
Berapakah nilai hambatan totalnya?
F. Rangkaian parallel
Rangkaian yang terdiri dari 2 buah/lebih resistor terhubung secara berderet
atau paralel. Untuk menghitung R total pada rangkaian paralel berbeda
dengan rangkaian seri dan lebih rumit dalam proses perhitungannya. Berikut
ini rumus untuk menghitung nilai hambatan pada rangkaian paralel.
10
Gambar 1.7: Rangkaian paralel resistor
Contoh Soal:
Jika R1 = 10 Ω, R2 = 15 Ω dan R3 = 30 Ω disusun parallel. Berapakah
hambatan pengganti (R Total) dari rangkaian di bawah ini?
11
Jadi resistansi totalnya sebesar 5 Ω
G. Rangkaian seri-paralel
Rangkaian yang terdiri dari 3 buah/lebih resistor terhubung secara seri dan
paralel dalam satu rangkaian.
Gambar 1.8: Rangkaian seri-paralel resistor
Contoh Soal:
Perhatikan gambar di bawah ini.
Jika R1 = 600 Ω, R2 = 300 Ω, dan R3 = 400 Ω.
Berapa hambatan totalnya ?
Pembahasan:
Diketahui: R1 = 600 Ω
R2 = 300 Ω
R3 = 400 Ω
Ditanya: R Total = ?
Jawaban:
12
Jadi resistansi totalnya sebesar 600 Ω
H. Pengetahuan yang Diperlukan dalam mempersiapkan perlengkapan
pemasangan sistim monitoring pembangkit listrik tenaga surya
1. Menyiapkan Perlengkapan
Persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, antara
lain meliputi menyiapkan/mempelajari prosedur Memasang Sistim Monitoring
Pembangkit Listrik Tenaga Surya sesuai persyaratan yang berlaku, selain itu
juga harus disiapkan gambar pemasangan sistim monitoring pembangkit
listrik tenaga surya. Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang
dibutuhkan sesuai persyaratan spesifikasi peralatan, juga memastikan
apakah kondisi alat kerja, material, K3 dan alat bantu tersebut dalam kondisi
berfungsi dengan baik dan aman. Peraturan, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan tidak terjadi kecelakaan
pada waktu melakukan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi pada pekerja
atau kepada orang lain.
13
2. Prosedur yang diterapkan dalam memasang sistim monitoring
pembangkit listrik tenaga surya
Sistim Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah peralatan yang
berfungsi untuk memonitor atau memantau parameter-parameter dari suatu
unit PLTS dan selanjutnya akan memberikan informasi untuk sekaligus
untuk bahan masukan bagi perbaikan parameter-paremer yang dipantau
sehingga penyaluran daya listrik dari suatu PLTS tetap berjalan dengan baik.
Pemantauan (monitoring) adalah aktivitas yang sangat penting untuk
mengevaluasi kinerja sistem serta mendapatkan masukan untuk perbaikan
sistem di masa yang akan datang. Pemantauan dapat juga dikategorikan
sebagai pemeliharaan prediktif dimana kinerja sistem diukur secara
berkelanjutan selama beroperasi. Pemantauan sistem dapat dilakukan
dengan pemeriksaan secara local dan/atau dari jarak jauh menggunakan
perangkat penyimpan dan pengirim data.
Gambar: Instalasi Monitoring
PLTS off-grid harus dilengkapi alat pemantauan untuk mengawasi kondisi
sistem dan untuk melakukan pemeliharaan saat dibutuhkan. Sistem
pemantauan jarak jauh secara umum terdiri dari perangkat pemantauan
sebagai pusat datadari perangkat individu serta panel kontrol sistem.
14
Proses pemantauan dilakukan dengan mengambil data seperti tegangandan
arus dari tiap perangkat elektronik daya, data iradiasi dari pyranometer
kemudian mengirim data ke perangkat pemantauan melalui kabel
komunikasi. Selanjutnya, data tersebut dapat secara langsung
divisualisasikan, disimpan di data logger atau ditransmisikan pada data
cloud apabila terdapat sinyal GSM/GPRS.
Persyaratan sistem pemantauan yang baik
 Dilengkapi dengan fungsi pencatatan (logging) data menggunakan kartu
memori. Interval pencatatan data paling sedikit setiap satu jam.
 Dapat diakses dari komputer melalui peramban (browser) web. Cocok
dengan tipe dan merk dari peralatan elektronik daya dan
pyranometer. Kecocokan (kompatibilitas) berarti kedua berangkat
mampu berkomunikasi secara mudah dengan antarmuka (interface)
dan protocol. Dilengkapi dengan antarmuka komunikasi melalui
ethernet dan RS 485.
3. Peranan Sistim Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya.
Monitoring adalah suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan,
memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu
pengambilan keputusan dari manajemen program atau proyek. Monitoring
dilakukan dengan memantau data pengukuran di setiap titik komponen
penyusun PLTS seperti PV, battery, inverter maupun beban. Rangkaian
sensor digunakan untuk mengambil data berupa arus, tegangan, temperature
dan kelembaban dititik yang perlu dipantau. Data dari sensor dikumpulkan
lalu diolah oleh mikrokontroller, selanjutnya data-data tersebut beserta
perhitungan ditampilkan dalam LCD.
Fungsi utama sistem monitoring/pemantauan pada PLTS
Mengevaluasi apakah produksi dari PLTS memenuhi permintaan konsumen.
Memahami kinerja sistem termasuk efisiensi dan keandalannya. Memberikan
bantuan pada operator lokal dalam melakukan perbaikan saat terjadi
masalah (troubleshooting).
Memberikan informasi penting untuk perbaikan lebih lanjut terhadap desain
sistem sehingga mengoptimalkan komponen yang digunakan dalam sistem.
15
4. Parameter-Parameter Monitoring
Pemantauan tidak hanya bagian dari proses pemeliharaan prediktif, namun
juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari kinerja PLTS yang sudah
dibangun. Pemantauan hanya akan menjadi penting bila data yang diperoleh
dianalisis dan digunakan untuk perbaikan kedepannya. Data perlu disimpan,
diolah pada tahap awal, dan dianalisis dengan benar untuk mendapatkan
informasi yang terpercaya dari sistem, misalnya kinerja sistem dan efisiensi.
Agar dapat mengevaluasi sistem denganbenar, indikator kinerja sebuah PLTS
off-grid harus ditetapkan sebelum pengaturan konfigurasi.
Berikut adalah sebuah pilihan alternatif untuk mengevaluasi PLTS off-grid
dengan konfigurasi DC coupling.
Evaluasi tidak hanya meliputi kinerja sistem secara keseluruhan seperti rasio
kinerja, namun juga kinerja setiap komponen individu. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki desain atau mengambillangkah pencegahan
berkurangnya kinerja sistem, sebagai contoh: efisiensi baterai, perilaku
16
siklusbaterai, rugi-rugi energi pada modul fotovoltaik yang diakibatkan
kotoran dan temperatur, dansebagainya. Studi “Performance Analysis of
Photovoltaic Mini-grid for Rural Communities in Indonesia”2 dapat dirujuk
sebagai metode evaluasi terperinci dan untuk sistem AC dan DC-coupling.
Studi tersebut didasarkan pada IEC 61724 – Photovoltaic system performance
dan dikombinasikandengan beberapa literatur lainnya. Dalam kasus ini,
terdapat parameter-parameter yang harus diukur dan direkam dalam data
logger untuk melakukan evaluasi.
17
5. Data Hasil Monitoring
Data Hasil Monitoring Data yang tersimpan harus terpercaya, sehingga perlu
ada beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain:
a) Pastikan kartu penyimpan data atau kartu memori sudah diformat dan
dimasukkan pada perangkat pemantauan. Ukuran kartu memori harus
sekurangnya cukup untuk satu (1) tahun dengan interval pencatatan satu
18
(1) menit. Sebaiknya sediakan kartu memori dengan ukuran minimum 2
GB.
b) Data dalam kartu memori harus diverifikasi saat komisioning yang
mencakup interval, parameter yang tercatat (logged), dan akurasi nilainya.
Data pengukuran selama semingguharus disediakan sebagai bagian dari
laporan komisioning.
c) Analisis kinerja sederhana harus dilakukan saat komisioning untuk
memvalidasi data denganmenggunakan sekurangnya data pengukuran
selama satu minggu. Proses ini dapatmengurangi anomali pada
pengukuran, sehingga mencegah kesalahan analisis sesudahnya
6. Keterampilan
Keterampilan yang Diperlukan dalam mempersiapkan perlengkapan sistim
monitoring PLTS
a) Mempersiapkan prosedure pemasangan sistim monitoring PLTS
b) Mempersiapkan perlengkapan sistim monitoring PLTS
c) Mempersiapkan alat kerja , material dan kelengkapan peralatan K3.
d) Memeriksa alat kerja, material dan kelengkapan.
e) Memeriksa gambar pengawatan sistim monitoring PLTS
7. Sikap kerja
Harus bersikap secara:
a) Cermat dan teliti dalam mempersiapkan pekerjaan memasang sistim
monitoring PLTS.
b) Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan
pedoman yang dilakukan.
c) Berpikir analitis serta inovatif waktu melakukan persiapan pekerjaan
19
1.2 MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA
A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam memasang sistim monitoring PLTS.
1. Ketentuan Penempatan Sistim Monitoring PLTS.
Sistim Monitoring PLTS harus ditata dan dipasang sedemikian rupa hingga
pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman dan mudah dicapai
 Sistim Monitoring PLTS harus dipasang di tempat yang jelas
terlihat,mudah dicapai dan harus dilengkapi dengan tanda pengenal dan
penerangan yang cukup
 Sistim Monitoring PLTS off-grid harus dipasang dalam ruang kerja listrik
atau ruang kerja terkunci
 Sistim Monitoring PLTS harus dipasang ditempat yang cukup tinggi
sehingga tidak akan terendam pada waktu banjir (± 1,5 m dari lantai), dan
juga harus cukup kuat
2. Ketentuan pemasangan Sistim Monitoring PLTS
 Perlengkapan sistim monitoring PLTS, proses pemasangannya harus
sesuai dengan standard dan operation manual book.
 Pyranometer tersambung pada terminal Modbus RS 485. Jaringan Modbus
diterminasi dengan resistor 120 Ω
 Kabel ethernet berkualitas tinggi dengan strain relief boot harus digunakan
untuk mengurangi tekanan pada konduktor yang dapat mengakibatkan
kegagalan jaringan.
 Jenis kabel straight-through sering digunakan untuk menyambungkan
perangkat dengan tipe yang berbeda. Silakan merujuk pada buku manual
penggunaan dari pabrikan untuk tipe kabel yang dianjurkan.
 Saat jaringan tersambung secara rantai daisy, terminator jaringan harus
tersedia pada kedua ujungnya
 Kabel ethernet dengan strain relief boot digunakan untuk melindungi
ujung kabel dan konektor.
20
3. Peralatan Sistim Monitoring PLTS
a. Pyranometer
Radiasi adalah sebuah energi yang dikeluarkan, dipancarkan atau diterima
berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik. Untuk mengukur
radiasi tersebut dapat menggunakan alat yang disebut Pyranometer.
Pyranometer atau solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh
radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Cara kerja alat
ini adalah dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan
adanya hantaman cahaya tepat pada pyranometer sensor, maka akan
diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks
yang diberikan cahaya tersebut.
Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam
sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya adalah
saat cahaya jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpangan
fluks bergantung pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari
besarnya muatan elektron yang menghantam sensor dari radiasi cahaya.
Dengan adanya muatan elektron tersebut dapat diukur dengan rumus medan
listrik sehingga simpangan fluks.
Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya
pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2.
Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian
dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan
diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks
yang diberikan cahaya tersebut.
21
Gambar: Pyranometer
 Bagian – bagian pyranometer:
1) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam
dan putih
2) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi
elektromagnetik
3) Plat pengatur bimetal
4) Mekanik pembesar
5) Tangkai dan pena pencatat
6) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias
7) Pengatur atau perata-rata air
8) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada
permukaan glassdome
9) Bagian dasar
10) Penutup atau cover
22
 Prinsip kerja Pyranometer :
1) Sinar matahari/ radiasi yang datang secara langsung maupun yang
dipancarkan atmosphir (global radiasi solar) dan yang dihamburkanlangit
akan menembus glass dome.
2) Radiasi dengan panjang gelombang sampai dengan 3.0 microns akan
diteruskan ke lempeng logam hitam dan putih. Lempeng logam hitam akan
mengabsorbsi panas radiasi sementara lempeng putih akan memantulkan
radiasi sehingga terjadi perbedaan temperatur diantara kedua jenis
lempeng logam ini. Perbedaan temperatur dari kedua lempeng ini
dihubungkan ke circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas
menjadi perbedaan tegangan potensial diantara kedua ujung lempeng.
3) Selanjutnya Perbedaan potensial ini dianologikan sebagai besaran
Intensitas radiasi global
 Instalasi / Pemasangan
1) Letakkan alat diatas suatu tiang penyangga (terbuat dari beton) setinggi ±
150 cm di atas permukaan tanah. Lokasi pemasangan harus bebas dari
bayangan pohon maupun bangunan sepanjang hari dalam setahun serta
bebas dari pengaruh radiasi/pantulan radiasi dari sumber lain selain
matahari.
2) Hubungkan Instrumen sensor ke unit recorder/graph.
3) Atur leveling sensor melalui mur pengatur yang terdapat pada kaki alat.
4) Kebersihan alat/sensor (khususnya bagian glass dome) harus diperhatikan
5) Sillica gel harus selalu diganti secara periodik, tergantung kondisi iklim
dimana alat dipasang.
 Kalibrasi Pyranometer.
1) Kalibrasi adalah suatu kegiatan yang menentukan nilai yang sebenarnya
dari sebuah instrumen atau alat ukur dengan cara pembandingan dengan
standar ukur yang sesuai dengan aturan atau standar nasional dan/atau
internasional. Tujuan dari kalibrasi adalah untuk mencapai kesesuaian
dalam pengukuran sehingga hasil pengukuran dari alat yang telah
dikalibrasi dapat sesuai dengan standar yang lebih tinggi/teliti (standar
23
primer nasional dan internasional).
2) Fungsi dari kalibrasi adalah untuk menjaga kendali mutu dengan cara
memastikan kinerja serta akurasi berbagai instrument atau alat yang
diujikan melalui penentuan nilai standar dengan nilai yang ditunjukkan
oleh alat ukur, atau singkatnya untuk memastikan akurasi alat ukur
sehingga instrument yang dikalibrasi dapat menghasilkan pengukuran
yang tepat dan akurat.
3) Pada saat kalibrasi, pyranometer diletakan di dalam ruangan gelap tanpa
cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai
keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan nol.
b. Cluster Controller
Cluster Controller adalah perangkat untuk memantau dan mengendalikan
perangkat SMA dengan Speedwire / Antarmuka webconnect dalam sistem PV
desentralisasi dan pembangkit listrik PV skala besar. Cluster Controller model
"CLCON-S-10" memonitor hingga 25 perangkat SMA dengan Speedwire /
Antarmuka koneksi web. Model Pengendali Cluster "CLCONS-10" memonitor
hingga 75 SMA perangkat dengan antarmuka Speedwire / Webconnect.
Cluster Controller terutama melakukan tugas-tugas berikut
1) Pengaturan jaringan Speedwire
2) Membaca, menyediakan dan administrasi data sistem PV
24
3) Mengkonfigurasi parameter perangkat
4) Umpan balik tentang daya aktif total sistem saat ini
5) Implementasi dan umpan balik setpoint operator jaringan untuk
pembatasan daya aktif dan operasi daya reaktif di bawah layanan
manajemen jaringan
6) Implementasi dan umpan balik setpoint untuk pembatasan daya aktif
ketika listrik PV langsung dipasarkan
7) Mengirim alarm e-mail jika status sistem kritis
8) Mengirim data sistem ke server FTP dan / atau portal Internet Sunny
Portal
9) Melakukan pembaruan untuk Cluster Controller dan inverters
Pembacaan, penyediaan dan administrasi data sistem PV Cluster Controller
adalah unit komunikasi pusat untuk sistem dan terus membacakan data
perangkat di sistem (mis. inverter, sensor). Kontroler Cluster kemudian
membuat ini data sistem tersedia melalui tampilan, antarmuka pengguna dan
antarmuka data Modbus. Selain itu, PV data sistem dapat ditampilkan,
25
dievaluasi dan dikelola menggunakan Sunny Portal.
Mengkonfigurasi parameter perangkat
Anda dapat mengkonfigurasi parameter spesifik perangkat individual atau
seluruh kelas perangkat melalui pengguna antarmuka Pengontrol Cluster.
Anda harus masuk ke Pemasang grup pengguna di menu Pengontrol Cluster.
Parameter perangkat yang dapat dikonfigurasi, jika ada, bergantung pada
perangkat dan hak-hak grup pengguna. Anda hanya dapat mengubah
parameter perangkat yang peka terhadap jaringan (Parameter SMA Grid
Guard) dengan persetujuan dari operator grid dan menggunakan pribadi
Anda Kode SMA Grid Guard
 Persyaratan Pemasangan
1) Lokasi pemasangan harus di dalam ruangan.
2) Kondisi sekitar di lokasi pemasangan harus sesuai untuk pengoperasian
Pengontrol Cluster.
3) Lokasi pemasangan harus dilindungi dari debu, kelembapan dan zat
korosif.
4) Panjang kabel maksimum yang diijinkan:
 Amati panjang kabel maksimum masing-masing 100 m di antara dua
node dalam Speedwire jaringan dan LAN.
 Saat menghubungkan sumber sinyal digital atau analog (mis. Unit
terminal jarak jauh, kontrol riak penerima), amati panjang kabel
maksimum 30 m dari Cluster Controller ke sinyal sumber.
 Saat menghubungkan sensor suhu menggunakan teknologi koneksi
empat konduktor, amati panjang kabel maksimum 20 m dari Cluster
Controller ke suhu sensor.
 Saat menghubungkan sensor suhu menggunakan teknologi koneksi
dua konduktor, amati panjang kabel maksimum 2,5 m dari Cluster
Controller ke suhu sensor.
5) Posisi pemasangan Pengontrol Cluster harus dipasang sehingga slot
ventilasi menghadap ke atas dan ke bawah. Ini memastikan pembuangan
panas yang optimal
6) Rel top-hat harus tersedia.
26
7) Rel top-hat harus selebar 35 mm.
8) Untuk memasang Cluster Controller, rel top-hat harus memiliki panjang
minimal 26 cm. Ketika sebuah unit catu daya top-hat rail digunakan,
tophat rail harus lebih lama.
9) Rel top-hat harus dipasang dengan aman di dinding atau di kabinet
sakelar
 Prosedur:
Gunakan pengikut atas sisi belakang untuk mengaitkannya Pengontrol
Cluster ke tepi atas rel top-hat dan tekan ke bawah ke arah top-hat rail.
Ini akan mengaitkan top-hat rail yang dipasang di pegas mekanisme
penguncian pada Pengontrol Cluster ke tepi bawah rel topi atas.
27
c. Power Supply 220VAC 24VDC
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah
suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat
listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu
daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya
menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya.
Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah
Electric Power Converter.
28
 Klasifikasi Umum Power Supply
Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
besar, yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk Mekanikalnya dan
juga berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini merupakan penjelasan
singkat mengenai ketiga kelompok tersebut :
1) Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)
 Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga
kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan
atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).
 Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun arus
listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya
mengalami perubahan.
 Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau
Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob
Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated
Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply.
2) Power Supply Berdasarkan Bentuknya
 Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal (Built in).
Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer,
Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya
29
ditempatkan di dalam atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat
tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak dapat melihatnya secara
langsung.
 Power Supply yang berdiri sendiri (stand alone) dan berada diluar
perangkat elektronika yang kita gunakan seperti Charger Handphone
dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply stand alone yang
bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai dengan
kebutuhan kita.
3) Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya
 Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara
langsung dari Inputnya.
 Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan input ke
pulsa AC atau DC terlebih dahulu.
30
d. Modem
Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator merupakan
bagian yang mengubah sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier)
dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang
memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal
pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan
baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem
adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh
dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti
VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah
modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk
komunikasi pada komputer.
Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem
untuk diubah menjadi sinyal analog, ketika modem menerima data dari luar
berupa sinyal analog, modem mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya
dapat diproses lebih lanjut oleh komputer. Sinyal analog tersebut dapat
dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio.
Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal
digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem
secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal.
Modem internal adalah perangkat jaringan yang terdapat pada papan
ekspansi (expansion board) yang dihubungkan ke motherboard. Tidak seperti
Modem eksternal, modem internal tidak mengandung lampu indikator untuk
menginformasikan kepada pengguna fungsi atau status modem yang
berubah. Sebaiknya, pengguna harus bergantung kepada perangkat lunak
31
yang sesuai dengan modem internalnya.
Modem internal juga dikenal sebagai "On-Board Modem".
Modem external adalah modem yang ditempatkan di luar perangkat utama
CPU. Modem ini terpisah dari PC dan dihubungkan melalui kabel LAN dan
kabel USB, tergantung tipe modemnya.
e. Personal Computer (PC)
Personal Computer adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu
orang saja / pribadi. Biasanya komputer ini adanya dilingkungan rumah,
kantor, toko, dan dimana saja karena harga PC sudah relatif terjangkau dan
banyak macamnya.
Fungsi utama dari PC adalah untuk mengolah data input dan menghasilkan
output berupa data/informasi sesuai dengan keinginan user (pengguna).
Dalam pengolahan data yang dimulai dari memasukkan data (input) sampai
akhirnya menghasilkan informasi, komputer memerlukan suatu sistem dari
kesatuan elemen yang tidak bisa terpisahkan.
1) Hardware (perangkat keras)
Hardware adalah sekumpulan komponen perangakat keras komputer yang
secara fisik bisa dilihat, diraba, dirasakan. Hardware ini dibagi menjadi 5
(lima) bagian, yaitu: Input Device, peralatan masukkan
(Keyboard,mouse,dll), Process Device, peralatan proses (processor,
motherboard, ram, dll), Output Device, peralatan keluaran (Monitor,
Printer, dll), Storage Device, peralatan penyimpan (harddisk,flashdisk, dll),
Peripheral Device, peralatan tambahan (WebCam, modem, dll),
2) Software (Perangkat Lunak)
32
Software adalah program yang berisi instruksi/perintah sebagai pelantara
yang menghubungkan (menjembatani) antara hardware dan brainware
(perangkat manusia) sehingga dapat menghasilkan informasi yang
diinginkan brainware. Software dapat dikategorikan menjadi dua
kelompok.
Software Operating System (OS), Contohnya adalah Windows, Linux, Dos,
Android, dll. Tanpa adanya Operating System ini, maka hardware
hanyalah benda mati yang tidak bisa digunakan.
Software Application System, Contohnya adalah Ms. Office, Open Office,
Adobe Photoshop, Corel Draw, Program Database, Program Utilities, dll.
3) Brainware (Perangkat Manusia/pengguna/user)
Brainware adalah perangkat yang mengoperasikan dan menjalankan
perangkat lunak yang ada didalam komputer. Bukan hanya itu, ternyata
brainware itu bukan hanya orang yang menggunakan komputer saja,
namun orang yang merasakan manfaat dari komputer pun bisa di katakan
Brainware. Contohnya adalah siswa/i dikelas yang sedang memperhatikan
presentasi yang dibawakan oleh gurunya dengan menggunakan Laptop
dan Projector. Siswa/i ini secara tak sadar disebut juga sebagai brainware
karena melihat hasil (informasi) pelajaran yang disampaikan gurunya.
Brainware dikelompokkan menjadi beberapa kategori mulai dari pembuat
program (programmer), Technical Support, Designer Graphic, Operator,
sampai user paling awam sekalipun.
f. Kartu memori
Kartu memori adalah sebuat alat penyimpan data digital; seperti gambar
digital, berkas digital,suara digital dan video digital. Kartu memori biasanya
mempunyai kapasitas ukuran berdasarkan standard bit digital yaitu 16MB,
32MB,64MB, 128MB, 256MB dan seterusnya kelipatan dua. Kartu memori
terdapat beberapa tipe yang sampai sekarang ini ada sekitar 43 jenis. Jumlah
kapasitas terbesar saat ini adalah tipe CF (Compact Flash) dengan 8 GB (info:
1 GB = 1024MB, 1048576KB). Untuk membaca data digital yang disimpan di
dalam kartu memori kedalam komputer, diperlukan perangkat pembaca
kartu memori (memory card reader).
33
g. Isolasi dan Pengaman Listrik
Listrik merupakan energi yang banyak digunakan di Rumah Tinggal, Sekolah
maupun Industri. Didalam penggunaan dapat menimbulkan bahaya terhadap
manusia. Oleh karena itu perlu diidentifikasi secara dini sehingga dapat
dilakukan usaha pencegahannya.
Bahaya listrik dapat berupa:
1) Tersentuh kejutan listrik, yang berupa sentuhan langsung dan tak
langsung.
 Sentuhan langsung adalah persinggungan bagian tubuh manusia
dengan bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik yang dalam
keadaan normal bertegangan, seperti penghantar terbuka / telanjang,
busbar yang terbuka dan lain sebagainya
 Sentuhan tidak langsung adalah persinggungan tubuh manusiadengan
bagian konduktif terbuka perlengkapan atau instalasilistrik yang
bertegangan akibat kegagalan isolasi
2) Terbakar karena dialiri arus listrik
Tabel berikut ini menunjukan, korelasi antara besar arus yang masuk
ketubuh manusia dan akibat yang ditimbulkan
34
Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain
1) Melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak bertegangan
2) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan
peralatan kerja yang berisolasi.
3) Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas
4) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta
titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan
5) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan karet dan sepatu ).
6) Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya
7) Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat (tidak mengantuk, tidak
mabuk)
8) Hindari bercanda sewaktu bekerja
9) Lakukan perawatan.
 Pengaman Arus Lebih
Untuk menghindari kerusakan instalasi listrik/beban listrik karena
aruslebih, perlu dipasang satu atau beberapa pengaman arus lebih.Arus lebih
dapat terjadi karena beban lebih atau adanya hubung singkat.Pada umumnya
pada suatu instalasi penerangan listrik dipasang dua jenis alat pengaman
arus lebih yaitu pengaman lebur (sekering) dan pengaman otomatis (MCB).
1) Pengaman Lebur (Sekering)
Sekering adalah sejenis alat pengaman alat-alat pemakai arus listrik
terhadap arus yang melebihi batas seperti pada gangguan arus hubung
35
singkat.Pada instalasi penerangan rumah maupun gedung pada umumnya
digunakan sekering sekerup yang bagian penghubung arusnya dinamakan
patron lebur. Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan
campuran beberapa logam lain seperti timbel, seng dan tembaga. Kawat
lebur perak digunakan karena logam ini hampir tidak mengoksid dan daya
hantarnya tinggi, jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin,
sehingga kalau kawatnya menjadi lebur tidak akan timbul banyak uap.
Dengan demikian kemungkinan terjadinya ledakan akan lebih kecil. Kalau
kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya
juga akan segera putus, karena itu piringan isyaratnya akan lepas,
sehingga dapat diketahui bahwa kawat leburnya telah putus. Dalam
patron lebur juga terdapat pasir yang berfungsi untuk memadamkan
percikan api yang timbul kalau kawat leburnya putus. Diameter luar dari
ujung patron lebur berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya,
makin tinggi arus nominalnya maka makin besar diameter ujung
patronnya.
36
2) Miniatur Circuit Breaker (MCB)
Prinsip kerja MCB yaitu bekerja secara magnetik dan secara thermis.
Secara magnetik arus akan melalui suatu kumparan yang berinti logam,
jika kuat arus yang lewat melebihi batas nominal nya inti tersebut akan
menjadi magnet dan magnet ini akan menarik kunci (pengait) sehingga
akan menyebabkan terputusnya hubungan beban dengan sumber
tegangan.
Secara thermis yaitu digunakan bimetal atau dua jenis logam yang
37
mempunyai angka muai berbeda. Jika kuat arus yang melewati bimetal
melebihi harga nominalnya maka bimetal akan menjadi panas dan
memuai sehingga bimetal akan melengkung. Efek lengkungan akan
mengakibatkan bimetal dapat menggerakkan kunci/pengait sehingga akan
menyebabkan terputusnya hubungan beban dengan sumber tegangan.
MCB bersifat “renewable”, artinya setelah MCB putus masih dapat
berfungsi kembali setelah direset secara manual.
3) Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB)
ELCB Merupakan suatu alat pemutus untuk memproteksi arus bocor
antara tanah dan kabel penghantar yang melebihi 500 mA sehingga kabel
menjadi panas dan terbakar, kerusakan isolator pada kabel disebabkan
oleh umur kabel itu sendiri, cacat akibat gesekan mekanis, melebihi
kemampuan hantar arus, kondisi llingkungan yang agresif atau terminal
kabel yang kendor yang menyebabkan panas dan isolator menjadi rusak.
Prinsip Kerja ELCB Penghantar fase dan netral dililitkan di bagian primer
trafo arus. Dalam kondisi normal, arus yang masuk ke fase dan arus
kembali ke netral harus seimbang, sehingga arus dibelitan sekunder
adalah nol. Sebaliknya, bila terjadi kebocoran di penghantar fase, maka
arus di belitan sekunder (yang dikenal sebagai arus sisa) menjadi tidak nol
B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS
1) Menerapkan peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja
selama pelaksanaan pekerjaan.
2) Memasang peralatan/material Sistim Monitoring PLTS sesuai dengan
spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.
38
3) Memasang Peralatan/material Sistim Monitoring PLTS sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan.
4) Memasang Sistim Monitoring PLTS.
5) Memeriksa kualitas pekerjaan dan kebenaran Pengawatan
6) Mengukur Setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan
pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas.
C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memasang sistim monitoring PLTS
1) Harus cermat dan teliti dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS.
2) Harus berpikir analitis serta evaluatif waktu Memasang Sistim Monitoring
PLTS.
3) Harus taat asas dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS
39
1.3 MENSETTING SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA
A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Mensetting Sistim Monitoring
PLTS.
Untuk mengfungsikan perlengkapan sistim monitoring PLTS, dilakukan
proses setingan, sehingga perlengkapan peralatan monitoring dapat bekerja
dengan baik dan dapat memonitor PLTS, sehinga parameter yang direcord
dapat digunakan untuk menjaga pengoperasian PLTS dengan baik. Proses
setingan harus sesuai dengan standar dan manual book dari peralatan-
peralatan sistim monitoring tersebut.
1. Prosedure Setting monitoring Batere
Sistem baterai menggunakan port komunikasi seri RS232 ketika
mengupload data, melalui port seri RS232 bisa mendapatkan latar
belakang pemantauan terpusat untuk sistem baterai, menyadari
pemantauan jarak jauh dengan mengirimkan informasi seperti status
sistem baterai dan informasi alarm bekerja dengan pusat pemantauan
jarak jauh.
40
Komunikasi untuk RS485 berdasarkanpenyampaian informasi secara
interface. Ketika system Cascade, transmisi data menggunakan seri
RS485. Setelah cascade, internal sistem paket yang digunakan komunikasi
seri RS485, semua data Slave paket dapat dilihat melalui Master Pack.
41
 Hal-hal yang Diperhatikan Saat Proses Instalasi Baterai 48V
1) Membuka paket sebelum instalasi; memeriksa bagian kuantitas dan
penampilan baterai.
2) Pasang gantungan dan handle, ukur tegangan baterai dengan
voltmeter, baterai tegangan awalsecara umum yaitu antara 49,5-50 V.
3) Sebelum menghubungkan baterai, periksa anoda dan katoda baterai,
dilarang untuk memasang konektor dari anoda baterai dan katoda
dengan cara yang salah.
4) Gunakan sarung tangan pelindung saat mengkoneksikan baterai.
Gunakan alat logam yang terisolasi saat proses pengkoneksian baterai
seperti torquewrench yang dilapisi isolator. Hindari kontak antara
anoda dan katoda pada akses yang sama, karena dapat menyababkan
arus pendek.
5) Sebelum menghubungkan dengan perangkat eksternal, baterai harus
dalam keadaan off, dan periksa kembali koneksi baterai dan tegangan,
42
kemudian koneksikan anoda beban dengan anoda baterai, dan katoda
beban dengan katoda baterai, kemudian kencangkan kabel koneksi.
6) Dalam proses pemindahan dan menempatkan baterai, harus
mengambil atau meletakkan baterai dengan hati-hati, tidak terjatuh,
tidak terbentur, tidak dilempar dan tidak memukul-mukul pada
baterai, untuk menghindari kerusakan pada baterai atau menyebabkan
masalah keamanan.
7) Jangan menggunakan bagian yang tajam dari alat kontak pada
permukaan box baterai yang dapat menggores atau merusak kotak
baterai.
8) Dilarang membongkar box baterai secara sendiri tanpa seizin tenaga
ahli.
9) Jangan membawa benda logam, atau memasang logam konduktor
didalam box baterai.
10) Metode Instalasi (Sesuai dengan metode installasi yang dipilih): Standar
rak (frame) instalasi: pasang baterai dengan gantungan atau handle
yang cocok dan kokoh pada rak standar, gunakan rak pelindung pada
box baterai
 Batere management systim (BMS)
Langkah-langkah untuk menjalankan software BMS pada 1 paralel USB
RS232 konverter dengan software BMS:
1) Koneksikan USB RS232 ke PC, dan cek COM
2) Membuka software BMS lakukan dengan double-klik pada
BmsTools_EN_V4.19
3) Cek apakah serial port (COM) pada sofware BMS sama dengan serial
port (COM) pada PC
43
4) Ubah serial port pada software BMS dari Open Serial menjadi Close
Serial
44
5) Tampilan data baterai untuk pack 1 ( Address 1)
6) Untuk melihat tampilan data baterai dari pack 1 ke pack 2, ubah serial
port software BMS dari Disable menjadi Enable. Setelah memilih pack 2
atau nomor pack lain yang mau di tampilkan data baterainya, maka
serial port pada software BMS harus di kembalikan ke kondisi Disable.
45
Apabila baterai tidak dapat beroperasi dengan benar, maka silahkan
lakukan penyelesaian masalah sesuai table dibawah ini.
2. Prosedure Setting monitoring Inverter
Prosedur koneksi kabel komunikasi (RJ-45) dari inverter “Main Cluster” ke
panel distribusi (Multi Cluster Box)
1) Buka membrance kabel komunikasi yang terletak pada bagian bawah
panel.
2) Masukan kabel Control, atau kabel komunikasi melalui membrance
kabel
3) Masukan kabel komunikasi “Com sycn in” dari inverter master (main
cluster), kabel kontrol “BackupVtgCur” (inverter master main cluster) ke
“Mstr/L1”, “BackupVtgCur” (inverter slave 1 main cluster) ke “Slv
1/L2”, dan “BackupVtgCur” (inverter slave 2 main cluster) ke “Slv 2/L3”
semua kabel berjenis RJ 45.
4) Pasang kembali membrance kabel dan hubungkan kabel ke socket
kabel sesuai
5) dengan wiring diagram.
Sebelum melakukan start up cek hal-hal berikut di bawah ini :
1) Multi cluster box terpasang dengan benar
2) Grounding pada Multi cluster box telah terpasang
3) Seluruh kabel power terhubung dengan benar dan kuat
46
4) Semua kabel melewati membrance kabel dan tertutup membrance
kabel
5) Semua kabel AC dari inverter Bi-Directional telah terpasang dengan
benar baik main cluster, extension cluster, master, slave 1, dan slave 2
6) Kabel control dan komunikasi telah terpasang dengan benar
7) Bagian dasar multi cluster box telah tertutup dan terpasang dengan
benar
Cara mensetting inverter SMA ketika awal menyalakan inverter:
1) Pastikan seluruh kabel komunikasi pada masing-masing inverter dalam
1 kluster sudah terpasang baik master ataupun slave
2) Pastikan remote control sudah terpasang pada inverter bidirectional
Master pada masing-masing kluster seperti pada gambar di bawah ini
Prosedur setting inverter dengan menggunakan display adalah sbb:
1) Nyalakan semua inverter dalam satu kluster dengan menekan tombol
pada gambar yang di lingkari merah (inverter dalam posisi standby)
2) Tunggu inverter beberapa saat sampai lampu inverter menyala orange
3) Tunggu sampai display menyala kemudian lakukan langkah2 di bawah
ini :
 Tekan tombol pada bagian kanan display Pilih New System (dengan
memutar tombol dapat dilihat pada pergeseran tanda panah )
 Tekan tombol ketika tanda panah berada di samping New system
 Untuk mengkonfirmasiNew systempilih Y kemudian tekan tombol
4) Setting Tanggal
 Pilih 003.04 Dt kemudian tekan tombol
 Untuk mensetting tanggal,bulan, dan tahun
47
 putar tombol sesuaikan dengan tanggal saat ini
 Setting tanggal kemudian tekan tombol
 Setting bulan kemudian tekan tombol
 Setting tahun kemudian tekan tombol
 Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol
5) Setting Waktu
 Pilih 003.05 Tm kemudian tekan tombol
 Unttuk men setting waktu putar tombol sesuaikan dengan waktu
saat ini
 Setting tanggal kemudian tekan tombol
 Setting bulan kemudian tekan tombol
 Setting tahun kemudian tekan tombol
 Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol
6) Setting jenis battery yang digunakan
 Pilih 003.06 BatTypkemudian tekan tombol
 Untuk memilih jenis battery yang digunakan putar tombol sesuaikan
dengan jenis battery yang di lokasi
 Jika menggunakan batrey basah pilih FLA
 Jika menggunakan batrey kering pilih VRFLA
 Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol
7) Setting kapasaitas battery yang digunakan
9
LANGKAH KERJA
Memasang Sistem Monitoring PLTS
No.
PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Buku manual Peralatan
Sistem
Monitoring
PLTS dapat
Berfungsi
dengan baik
Menyiapkan manual book
sesuai dengan sepesifikasi
peralatan monitoring PLTS
Menyiapkan alat Menyiapkan peralatan
pemasnagan system
monitoring
10
2. Pemasangan Sistem monitoring PLTS secara umum Menyiapkan schematic
pemasangan system
monitoring
 Pemasangan Power supply
 Pemasangan Pyranometer
 Pemasangan PC dengan cluster controller
 Pemasangan switch hub dengan cluster controller
 Pemasangan switch hub dengan inverter
 Spesifikasi Power
supply harus
disesuaikan dengan
kebutuhan
peralatan
 Pemasangan
Pyranometer harus
selalu terhubung
dengan perangkat
11
pemantauan cluster
controller,
 Pyranometer
tersambung pada
terminal Modbus RS
485. Jaringan
Modbus diterminasi
dengan resistor 120
Ω
 Kabel ethernet
berkualitas tinggi
dengan strain relief
boot harus
digunakan untuk
mengurangi
tekanan pada
konduktor yang
dapat
mengakibatkan
kegagalan jaringan
12
3. Pengecekan jalur power supply Mengecek supply
tegangan ke semua
peralatan
Pengecekan melalui sunny Portal Pengecekan system
monitoring online dapat
dilakukan melalui sunny
Portal dengan
memperhatikan setiap
aspek yang akan
dimonitor
13
Perilaku Kerja :
Pelaksanaan kegiatan memasang Perlatan Monitoring PLTS :
1. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga
diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi
kesalahan karena ketidak-telitian dan tidak taat asas.
2. Waktu menggunakan peralatan kerja dan alat lainnya mengikuti
petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan
Indikator
perilaku :
Mengikuti
tahapan
sesuai SOP
Melakukan
Pemasangan
dengan
SOP.
SOP pemasangan
Peralatan monitoring PLTS
14
IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Menyiapkan perlengkapan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe
terpusat (komunal)
Aktivitas 1.1:
Silahkan untuk memilih perlengkapan pemasangan system
monitoring PLTS tipe terpusat
Baca Referensi 1.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
perlengkapan pemasangan system monitoring PLTS tipe
terpusat.
Mempersiapkan perlengkapan pemasangan system monitoring PLTS
tipe terpusat sesuai dengan kegunaanya sesuai jenis kegunaan.
Alat yang digunakan:
Bahan yang digunakan:
Hasil Pemilihan alat dan bahan yang digunakan:
15
Elemen Kompetensi 2
Memasang sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal)
Baca Referensi 2.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca
beberapa hal sebagai berikut:
1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS
2. Rangkaian Listrik
3. Modem, Cluster
Diskusi 2.1:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi
mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari:
1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS
2. Rangkaian Listrik
3. Modem, Cluster
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.
Pemeriksaan 2.1:
Silahkan untuk Pemasangan system monitoring:
1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS
2. Rangkaian Listrik
3. Modem, Cluster
Catat hasil pemeriksaan.
16
Elemen Kompetensi 3
Melakukan setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal).
Pikirkan 2.1:
Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
Memasang system monitoring PLTS:
Aktivitas 3.1:
Silahkan untuk mencoba Melakukan setting
peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal)
Memperbaiki setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat
(komunal).
Tuliskan jenis perbaikan:
Alat yang digunakan:
Hasil perbaikan settingan peralatan monitoring PLTS tipe
terpusat (komunal).:
Catatan:
Video Youtube 3.1:
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
https://www.youtube.com/watch?v=oQvJqOb44yU
https://www.youtube.com/watch?v=SHj09A0xaFM
https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8
Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan
video tersebut.
17
Diskusi 3.1:
Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas
Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh.
Presentasikanlah per kelompok hasil nya
Pikirkan 3.1:
Studi Kasus 1
Saat terjadi kendala dalam system monitoring, apa yang harus
dilakukan dalam mengatasi situasi ini?
Jabarkan hasil Analisa Anda.
18
Elemen Kompetensi 4
Membuat laporan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat
(komunal).
Aktivitas 4.1:
Silahkan untuk mencoba membuat laporan
system monitoring
Laporan Memasang system monitoring
Tuliskan langkah langkah pemasangan system monitoring beserta
laporan data pemantauan:
Alat yang digunakan:
Hasil laporan system monitoring :
Video Youtube 4.1:
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8
Catat rangkum hasil Anda menyaksikan
tayangan video tersebut.
Diskusi 4.1:
Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas
Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh.
Presentasikanlah per kelompok hasil nya
19
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi / Belum memenuhi
capaian pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
Pikirkan 4.1:
Studi Kasus 1
Saat terjadi kendala dalam system monitoring, apa yang harus
dilakukan dalam mengatasi situasi ini?
Jabarkan hasil Analisa Anda.
20
LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
monitoring adalah aktivitas yang sangat penting untuk
mengevaluasi kinerja sistem serta mendapatkan
masukan untuk perbaikan sistem di masa yang
akan datang
Cluster Controller Cluster Controller adalah perangkat untuk
memantau dan mengendalikan perangkat SMA
dengan Speedwire / Antarmuka webconnect
dalam sistem PV desentralisasi dan pembangkit
listrik PV skala besar.
Pyranometer Pyranometer atau solarmeter digunakan untuk
mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya
pada permukaan bidang dengan satuan W/m2.
Modem modem adalah alat komunikasi dua arah
BMS Batere management systim (BMS)
Schematic adalah peta rancangan dari sebuah rangkaian
21
REFERENSI
Undang-Undang Nomor tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Panduan Inspeksi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.2015.EnDev Indonesia
Bagus Ramadhani. Instalasi Listrik Tenaga Surya.2018.GIZ.KESDM
https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8
https://www.youtube.com/watch?v=oQvJqOb44yU
https://www.youtube.com/watch?v=SHj09A0xaFM
22
KODE UNIT : D.35EBT15.008.1
JUDUL UNIT : Memasang Sistem Monitoring PLTS
DESKRIPSI
UNIT :
Unit kompetensi ini
berhubungan
denga
n
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam kegiatan memasang
kabel data, konektor, display monitoring,
modem dan jalur kabel dari sistem monitoring
PLTS tipe terpusat (komunal).
ELEMEN
KOMPETENSI
KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan
perlengkapan
pemasangan sistem
monitoring PLTS tipe
terpusat (komunal)
1.1 Perlengkapan Keamanan, Kesehatan
dan Keselamatan Kerja (K3)
disiapkan sesuai prosedur.
1.2 Peralatan untuk pemasangan
sistem monitoring PLTS tipe terpusat
(komunal) disiapkan sesuai SOP.
1.3 Komponen sistem monitoring PLTS
tipe terpusat (komunal) disiapkan
sesuai gambar kerja.
1.4 Jalur kabel sistem monitoring PLTS
tipe terpusat (komunal) disiapkan
sesuai gambar kerja dan SOP yang
ditentukan.
2. Memasang sistem
monitoring PLTS
tipe terpusat
(komunal)
2.1 Peralatan monitoring dipasang
sesuai gambar kerja dan prosedur
yang ditentukan.
2.2 Modem dipasang sesuai gambar
kerja dan SOP yang ditentukan.
2.3 Kabel data dan konektor
dihubungkan ke komponen utama
PLTS, display monitoring dan modem
sesuai layout gambar kerja dan SOP
yang ditentukan.
2.4 Pemasangan kabel sistem monitoring
diperiksa sesuai gambar kerja dan
SOP yang ditentukan.
3. Melakukan setting
peralatan monitoring
PLTS tipe terpusat
(komunal)
3.1 Peralatan monitoringPLTS di-
settingsesuai prosedur yang
ditentukan.
3.2 Modem peralatan kontroler PLTS di-
settingsesuai SOP yang ditentukan.
3.3 Hasil setting sistem monitoring
diperiksasesuai SOP yang
ditentukan.
23
4. Membuat laporan
pemasangan sistem
monitoring PLTS
tipe terpusat
(komunal)
4.1 Laporan pemasangan sistem
monitoring PLTS dibuat sesuai
standar yang berlaku.
4.2 Laporan sistem monitoring
PLTSdidokumentasikan sesuai SOP.
24
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Unit kompetensi ini dapat digunakan di bidang teknik
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), khususnya pada
pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat
(komunal).
1.2 Peralatan monitoring adalah peralatan yang digunakan
untuk mengumpulkan dan menampilkan data kinerja
PLTS.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat pelindung diri
2.1.2 Peralatan uji
2.1.3 Toolkits
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Instruction Manual/petunjuk dari masing-masing
Peralatan/komponen
2.2.2 Rencana kerja dan gambar kerja yang diterapkan
olehperusahaan
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015
tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di
Tempat Kerja jo Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Nomor 33 Tahun 2015
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang
meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
dalam melaksanakan pekerjaan.
25
1.2 Penilaian dapat dilakukan ditempat kerja, di luar tempat
kerja atau kombinasi keduanya. Apabila asesmen
dilakukan di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan
dengan karakteristik yang mencerminkan kondisi tempat
kerja yang sebenarnya.
1.3 Penilaian dilakukan dengan cara:
1.3.1 Tes tertulis seperti pilihan berganda (multiple
choice), isian (essay) dan jawaban singkat (short
question).
1.3.2 Tes lisan seperti interview dan observasi.
1.3.3 Tes praktik di tempat kerja berupa peragaan/
demonstrasi/simulasi.
1.3.4 Verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta
metode lainyang relevan.
1.4 Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang
nyaman.
2 Persyaratan kompetensi(Tidak ada.)
3 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Spesifikasi komponen-komponen monitoring yang
terkait dengan PLTS tipe Off-Grid meliputi display,
sensor, modem, kabel dan perangkat komunikasi
data
3.1.2 Program aplikasi sistem monitoring PLTS tipe Off-Grid
berbasisjaringan local dan atau Client-Server
3.1.3 Rangkaian listrik dasar
3.2 Keterampilan
3.2.1 Membaca gambar teknik kelistrikan
3.2.2 Menggunakan alat-alat ukur komunikasi data
3.2.3 Menggunakan peralatan tangan (hand tool)
3.2.4 Menggunakan perangkat dan jaringan komputer
26
4 Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti dalam membaca gambar
4.2 Disiplin dalam memenuhi prosedur pemasangan
4.3 Cermat dalam menentukan tindakan korektif
4.4 Bertanggungjawab terhadap setiap laporan yang sudah
dibuat
5 Aspek kritis
5.1 Ketepatan dalam memasang peralatan monitoring
5.2 Ketepatan dalam melakukan penyetelan peralatan
monitoring PLTS
27
DAFTAR NAMA PENYUSUN
NO. NAMA PROFESI
1. Cembrist Kailola Instruktur Listrik BPVP Ambon

More Related Content

Similar to Template Buku Materi.docx

Dasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrikDasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrik
Kang Agus N S
 
Ts002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrikTs002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrik
Qiyad N
 
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Desy Puspa Kusumadi
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Margiea Liana
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Raimondus Tabulagatta
 

Similar to Template Buku Materi.docx (20)

Dasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrikDasar rangkaian listrik
Dasar rangkaian listrik
 
Ts002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrikTs002 dasar rangkaian listrik
Ts002 dasar rangkaian listrik
 
Silabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgsSilabus audio video smkn 2 lgs
Silabus audio video smkn 2 lgs
 
Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)Makalah photonic devices (fix)
Makalah photonic devices (fix)
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
pendahuluan
pendahuluanpendahuluan
pendahuluan
 
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
Laporan praktikum fisika dasar (Multimeter dan Hukum Ohm)
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
 
L k p d
L k p dL k p d
L k p d
 
Osiloskop
OsiloskopOsiloskop
Osiloskop
 
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
Modul praktikum rangkaian listrik (rev juli 2013)
 
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
6. Modul Materi Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik_PS (Sudah Diperba...
 
Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet Modul Listrik Magnet
Modul Listrik Magnet
 
1806068 ibrohim - pte a
1806068   ibrohim - pte a1806068   ibrohim - pte a
1806068 ibrohim - pte a
 
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
210481100057_Modul 3_Noval Refanggi.pdf
 
Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx
Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docxBuku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx
Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx
 
BAB I
BAB IBAB I
BAB I
 
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)Modul praktikum gelombang 2013 (1)
Modul praktikum gelombang 2013 (1)
 
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tioAlat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
Alat ukur dan_teknik_pengukuran_jilid_2_film_by_tio
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 

More from AliceKuhurima1

More from AliceKuhurima1 (20)

tugas 1.pptx
tugas 1.pptxtugas 1.pptx
tugas 1.pptx
 
Ppt.ppt
Ppt.pptPpt.ppt
Ppt.ppt
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
 
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
 
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
 
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.docx
 
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 

Recently uploaded

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024Latihan Soal untuk  US dan Tryout SMP 2024
Latihan Soal untuk US dan Tryout SMP 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 

Template Buku Materi.docx

  • 1. MEMASANG SISTEM MONITORING PLTS D.35EBT15.008.1
  • 2. i DAFTAR ISI Daftar Isi................................................................................................i Kata Pengantar.......................................................................................1 A. Pendahuluan ……………………………………………………………………..2 B. Penggunaan Materi ...........................................................................2 C. Daftar Ikon .......................................................................................3 D. Bacaan Referensi ..............................................................................4 E. Pengantar Teori.................................................................................5 F. Langkah Kerja ..................................................................................9 G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................16 1. Elemen Kompetensi 1..................................................................13 1.1 Referensi……………………………………………………………...13 1.2 Aktivitas………………………….…………………………………...13 2. Elemen Kompetensi 2..................................................................14 2.1 Referensi……………………………………………………………...14 2.2 Diskusi……………………………………………………......….....14 2.3 Pemeriksaan………………………………………………………....14 2.4 Pikirkan………………………………………….…………...……...14 3. Elemen Kompetensi 3…………………………………….…….…………...15 3.1 Video Youtube………………………………….…….……………...15 3.2 Aktivitas………………………………………….…….……………..15 3.3 Diskusi……………………………………………….……………….15 3.4 Pikirkan………………………………………….…………………...15 H. Lampiran..........................................................................................17 1. Kamus Istilah..............................................................................17 2. Referensi .....................................................................................18 3. Unit Kompetensi..........................................................................19 4. Daftar Nama Penyusun ...............................................................23
  • 3. 1 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT buku Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi dengan judul ”Memasang Sistem Monitoring PLTS (D.35EBT15.008.1)” dapat tersusun dengan baik dan menjadi media pembelajaran untuk mentransformasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan. Penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi merupakan hasil identifikasi silabus, capaian unit kompetensi, kriteria capaian yang lalu dituangkan ke dalam pokok pembahasan sebagaimana ditentukan dalam pedoman penyusunan materi pelatihan berbasis kompetensi. Materi pelatihan berbasis kompetensi diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yakni buku Materi dan buku Asesmen (penilaian) yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya. Materi pelatihan ini menjadi salah satu bahan pengajaran kepada peserta pelatihan agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Kami berharap materi ini dapat meningkatkan kemampuan aplikatif bagi peserta pelatihan dan instruktur serta dapat dikembangkan lebih lanjut. Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan tuntunan kepada kita semua dalam melakukan berbagai upaya untuk menunjang proses pelaksanaan pelatihan berbasis kompetensi guna menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jakarta, ………………..
  • 4. 2 A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video. B. PENGGUNAAN MATERI 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaan materi yang dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pelatihan  Buku Panduan Materi berisi pengetahuan, teori serta langkah-langkah kerja yang wajib dibaca peserta pelatihan dengan muatan seperti beikut : o Bacaan Referensi o Pengantar Teori o Langkah Kerja o Implementasi Unit kompetensi o Lampiran : - Kamus istilah - Daftar referensi - Unit kompetensi - Daftar penyusun  Buku Panduan Asesmen disajikan dalam paket buku secara terpisah. Penilaian dapat berupa soal tertulis, wawancara, serta
  • 5. 3 demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.  Slide presentasi, video, dan bahan cetak lainnya merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi dalam memperkaya materi. 2. Instruktur menyiapkan rencana pembelajaran dengan mengambil referensi dari materi pelatihan serta memastikan materi tersebut terimplementasi di saat pelatihan berlangsung. 3. Peserta mempelajari, mengamati dan mempraktikkan materi pelatihan di bawah bimbingan dan pemantauan instruktur. C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Pemeriksaan Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Aktivitas Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/ mencatat, melengkapi latihan/ aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku ini sesuai instruksi Referensi material/manual Icon ini memiliki arti Anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
  • 6. 4 Berpikir Ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan- gagasan yang Anda miliki. Komunikasi/ Diskusi Berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki. Membaca Pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Video/Youtube Pilihlah Video/Youtube yang dibutuhkan. BACAAN REFERENSI Membaca secara lengkap :  Undang-Undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja  Peraturan Pemerintah nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah B3   
  • 7. 5 1.1 PENGANTAR TEORI Listrik merupakan salah satu bentuk energi yang tersimpan dalam bentuk magnet, muatan electron, kimia dan lain-lain. Untuk mengetahui suatu benda bersifat listrik, maka kita hanya bisa mengenalnya dengan gejala yang ditimbulkan dari benda tersebut. A. Arus Bolak-Balik 1 Phasa Listrik 1 Phase Arus Bolak-Balik 1 Phasa Listrik 1 Phase adalah jaringan listrik yang hanya menggunakan 2 kawat penghantar yang kesatu sebagai kawat Phase (L) dan yang kedua sebagai kawat Netral (N). Umumnya listrik 1 phase bertegangan 220-240 V yang digunakan banyak orang. Membangkitkan tegangan dengan bantuan medan magnet dinamakan menginduksikan, dan kejadian itu sendiri dinamakan induksi tegangan. Gambar 1.1: Bentuk arus bolak-balik 1 phasa Arus Bolak-Balik 3 Phasa Listrik 3 Phase adalah jaringan listrik yang menggunakan tiga kawat Phase (R,S,T) dan satu kawat Netral (N). Menurut istilah Listrik 3 Phase terdiri dari 3 kabel bertegangan listrik dan 1 kabel Netral dan kawat Grounding.. Umumnya listrik 3 Phase bertegangan 380 V yang banyak digunakan industri atau pabrik.
  • 8. 6 Gambar 1.2: Bentuk arus bolak-balik 3 phasa Prinsip dalam membangkitkan arus listrik 3 Phasa dapat dilihat pada Gambar 1.3 berikut ini. Gambar 1.3: Prinsip membangkitkan arus bolak-balik 3 phasa B. Hukum Ohm Bunyi Hukum Ohm seorang ahli fisika Jerman, Georg Simon Ohm (1787- 1854) adalah “Kuat arus dalam suatu rangkaian berbanding lurus dengan tegangan pada ujung-ujung rangkaian dan berbanding terbalik dengan hambatan rangkaian”. Untuk mudah mengingat, dapat dilihat pada Gambar 1.4 segitiga pintar yang mengilustrasikan rumus yang dipakai pada Hukum Ohm. Gambar 1.4 Segitiga rumus Hukum Ohm
  • 9. 7 Contoh Soal: Pada suatu rangkaian listrik sederhana terdapat penyuplai daya dengan tegangan (V) = 10 V dan beban dengan hambatan (R) = 10 Ω. Berapakah besarnya kuat arus (I) pada rangkaian tersebut? Pembahasan: Dengan menggunakan hukum Ohm, kita dapat langsung mencari nilai kuat arus pada rangkaian sederhana dengan memakai rumus: Jadi, kuat arus yang mengalir pada rangkaian tersebut sebesar 1 A C. Hukum Kirchoff I Hukum Kirchhoff 1 seorang ahli fisika Jerman, Gustav Robert Kirchhoff (1824-1887) dikenal sebagai hukum percabangan (Junction rule), karena hukum ini memenuhi kekekalan muatan. Hukum Kirchhoff 1 menyatakan bahwa: “Jumlah arus listrik yang masuk melalui titik percabangan dalam suatu rangkaian listrik sama dengan jumlah arus yang keluar melalui titik percabangan tersebut” Gambar 1.5: Ilustrasi Hukum Kirchoff I
  • 10. 8 Contoh Soal: Perhatikan gambar rangkaian arus di bawah ini, terdapat 2 cabang masuk dan 2 cabang keluar. Jika besar I1 = 6A, I2 = 3A, dan I3 = 7A. D. Rangkaian Resistansi Resistansi Listrik (Electrical Resistance) Rangkaian Resistansi Resistansi Listrik (Electrical Resistance) adalah kemampuan suatu bahan benda untuk menghambat atau mencegah aliran arus listrik. Nilai Resistansi atau nilai hambatan dalam suatu rangkaian listrik diukur dengan satuan Ohm atau dilambangkan dengan simbol Omega “Ω”. Sedangkan prefix atau awalan SI (Standar Internasional) yang digunakan untuk menandakan kelipatan pada satuan resistansi tersebut adalah Kilo Ohm, Mega Ohm dan Giga Ohm.
  • 11. 9 E. Rangkaian seri Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih resistor terhubung secara sejajar atau seri. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai hambatan pada rangkaian seri. Rtotal = R1 + R2 + R3............+Rn Dimana satuannya adalah dalam Ohm Gambar 1.6: Rangkaian seri resistor Contoh Soal: Rangkaian seri resistor R1 = 47 KΩ, R2 = 560 Ω, dan R3 = 3,3KΩ. Berapakah nilai hambatan totalnya? F. Rangkaian parallel Rangkaian yang terdiri dari 2 buah/lebih resistor terhubung secara berderet atau paralel. Untuk menghitung R total pada rangkaian paralel berbeda dengan rangkaian seri dan lebih rumit dalam proses perhitungannya. Berikut ini rumus untuk menghitung nilai hambatan pada rangkaian paralel.
  • 12. 10 Gambar 1.7: Rangkaian paralel resistor Contoh Soal: Jika R1 = 10 Ω, R2 = 15 Ω dan R3 = 30 Ω disusun parallel. Berapakah hambatan pengganti (R Total) dari rangkaian di bawah ini?
  • 13. 11 Jadi resistansi totalnya sebesar 5 Ω G. Rangkaian seri-paralel Rangkaian yang terdiri dari 3 buah/lebih resistor terhubung secara seri dan paralel dalam satu rangkaian. Gambar 1.8: Rangkaian seri-paralel resistor Contoh Soal: Perhatikan gambar di bawah ini. Jika R1 = 600 Ω, R2 = 300 Ω, dan R3 = 400 Ω. Berapa hambatan totalnya ? Pembahasan: Diketahui: R1 = 600 Ω R2 = 300 Ω R3 = 400 Ω Ditanya: R Total = ? Jawaban:
  • 14. 12 Jadi resistansi totalnya sebesar 600 Ω H. Pengetahuan yang Diperlukan dalam mempersiapkan perlengkapan pemasangan sistim monitoring pembangkit listrik tenaga surya 1. Menyiapkan Perlengkapan Persiapan adalah kegiatan yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai, antara lain meliputi menyiapkan/mempelajari prosedur Memasang Sistim Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya sesuai persyaratan yang berlaku, selain itu juga harus disiapkan gambar pemasangan sistim monitoring pembangkit listrik tenaga surya. Menyiapkan alat kerja, material, K3 dan alat bantu yang dibutuhkan sesuai persyaratan spesifikasi peralatan, juga memastikan apakah kondisi alat kerja, material, K3 dan alat bantu tersebut dalam kondisi berfungsi dengan baik dan aman. Peraturan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi pada pekerja atau kepada orang lain.
  • 15. 13 2. Prosedur yang diterapkan dalam memasang sistim monitoring pembangkit listrik tenaga surya Sistim Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya adalah peralatan yang berfungsi untuk memonitor atau memantau parameter-parameter dari suatu unit PLTS dan selanjutnya akan memberikan informasi untuk sekaligus untuk bahan masukan bagi perbaikan parameter-paremer yang dipantau sehingga penyaluran daya listrik dari suatu PLTS tetap berjalan dengan baik. Pemantauan (monitoring) adalah aktivitas yang sangat penting untuk mengevaluasi kinerja sistem serta mendapatkan masukan untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang. Pemantauan dapat juga dikategorikan sebagai pemeliharaan prediktif dimana kinerja sistem diukur secara berkelanjutan selama beroperasi. Pemantauan sistem dapat dilakukan dengan pemeriksaan secara local dan/atau dari jarak jauh menggunakan perangkat penyimpan dan pengirim data. Gambar: Instalasi Monitoring PLTS off-grid harus dilengkapi alat pemantauan untuk mengawasi kondisi sistem dan untuk melakukan pemeliharaan saat dibutuhkan. Sistem pemantauan jarak jauh secara umum terdiri dari perangkat pemantauan sebagai pusat datadari perangkat individu serta panel kontrol sistem.
  • 16. 14 Proses pemantauan dilakukan dengan mengambil data seperti tegangandan arus dari tiap perangkat elektronik daya, data iradiasi dari pyranometer kemudian mengirim data ke perangkat pemantauan melalui kabel komunikasi. Selanjutnya, data tersebut dapat secara langsung divisualisasikan, disimpan di data logger atau ditransmisikan pada data cloud apabila terdapat sinyal GSM/GPRS. Persyaratan sistem pemantauan yang baik  Dilengkapi dengan fungsi pencatatan (logging) data menggunakan kartu memori. Interval pencatatan data paling sedikit setiap satu jam.  Dapat diakses dari komputer melalui peramban (browser) web. Cocok dengan tipe dan merk dari peralatan elektronik daya dan pyranometer. Kecocokan (kompatibilitas) berarti kedua berangkat mampu berkomunikasi secara mudah dengan antarmuka (interface) dan protocol. Dilengkapi dengan antarmuka komunikasi melalui ethernet dan RS 485. 3. Peranan Sistim Monitoring Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Monitoring adalah suatu proses mengukur, mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan informasi untuk membantu pengambilan keputusan dari manajemen program atau proyek. Monitoring dilakukan dengan memantau data pengukuran di setiap titik komponen penyusun PLTS seperti PV, battery, inverter maupun beban. Rangkaian sensor digunakan untuk mengambil data berupa arus, tegangan, temperature dan kelembaban dititik yang perlu dipantau. Data dari sensor dikumpulkan lalu diolah oleh mikrokontroller, selanjutnya data-data tersebut beserta perhitungan ditampilkan dalam LCD. Fungsi utama sistem monitoring/pemantauan pada PLTS Mengevaluasi apakah produksi dari PLTS memenuhi permintaan konsumen. Memahami kinerja sistem termasuk efisiensi dan keandalannya. Memberikan bantuan pada operator lokal dalam melakukan perbaikan saat terjadi masalah (troubleshooting). Memberikan informasi penting untuk perbaikan lebih lanjut terhadap desain sistem sehingga mengoptimalkan komponen yang digunakan dalam sistem.
  • 17. 15 4. Parameter-Parameter Monitoring Pemantauan tidak hanya bagian dari proses pemeliharaan prediktif, namun juga dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dari kinerja PLTS yang sudah dibangun. Pemantauan hanya akan menjadi penting bila data yang diperoleh dianalisis dan digunakan untuk perbaikan kedepannya. Data perlu disimpan, diolah pada tahap awal, dan dianalisis dengan benar untuk mendapatkan informasi yang terpercaya dari sistem, misalnya kinerja sistem dan efisiensi. Agar dapat mengevaluasi sistem denganbenar, indikator kinerja sebuah PLTS off-grid harus ditetapkan sebelum pengaturan konfigurasi. Berikut adalah sebuah pilihan alternatif untuk mengevaluasi PLTS off-grid dengan konfigurasi DC coupling. Evaluasi tidak hanya meliputi kinerja sistem secara keseluruhan seperti rasio kinerja, namun juga kinerja setiap komponen individu. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki desain atau mengambillangkah pencegahan berkurangnya kinerja sistem, sebagai contoh: efisiensi baterai, perilaku
  • 18. 16 siklusbaterai, rugi-rugi energi pada modul fotovoltaik yang diakibatkan kotoran dan temperatur, dansebagainya. Studi “Performance Analysis of Photovoltaic Mini-grid for Rural Communities in Indonesia”2 dapat dirujuk sebagai metode evaluasi terperinci dan untuk sistem AC dan DC-coupling. Studi tersebut didasarkan pada IEC 61724 – Photovoltaic system performance dan dikombinasikandengan beberapa literatur lainnya. Dalam kasus ini, terdapat parameter-parameter yang harus diukur dan direkam dalam data logger untuk melakukan evaluasi.
  • 19. 17 5. Data Hasil Monitoring Data Hasil Monitoring Data yang tersimpan harus terpercaya, sehingga perlu ada beberapa hal yang harus di perhatikan antara lain: a) Pastikan kartu penyimpan data atau kartu memori sudah diformat dan dimasukkan pada perangkat pemantauan. Ukuran kartu memori harus sekurangnya cukup untuk satu (1) tahun dengan interval pencatatan satu
  • 20. 18 (1) menit. Sebaiknya sediakan kartu memori dengan ukuran minimum 2 GB. b) Data dalam kartu memori harus diverifikasi saat komisioning yang mencakup interval, parameter yang tercatat (logged), dan akurasi nilainya. Data pengukuran selama semingguharus disediakan sebagai bagian dari laporan komisioning. c) Analisis kinerja sederhana harus dilakukan saat komisioning untuk memvalidasi data denganmenggunakan sekurangnya data pengukuran selama satu minggu. Proses ini dapatmengurangi anomali pada pengukuran, sehingga mencegah kesalahan analisis sesudahnya 6. Keterampilan Keterampilan yang Diperlukan dalam mempersiapkan perlengkapan sistim monitoring PLTS a) Mempersiapkan prosedure pemasangan sistim monitoring PLTS b) Mempersiapkan perlengkapan sistim monitoring PLTS c) Mempersiapkan alat kerja , material dan kelengkapan peralatan K3. d) Memeriksa alat kerja, material dan kelengkapan. e) Memeriksa gambar pengawatan sistim monitoring PLTS 7. Sikap kerja Harus bersikap secara: a) Cermat dan teliti dalam mempersiapkan pekerjaan memasang sistim monitoring PLTS. b) Taat asas dalam mengaplikasikan cara, langkah-langkah, panduan, dan pedoman yang dilakukan. c) Berpikir analitis serta inovatif waktu melakukan persiapan pekerjaan
  • 21. 19 1.2 MEMASANG SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA A. Pengetahuan yang Diperlukan dalam memasang sistim monitoring PLTS. 1. Ketentuan Penempatan Sistim Monitoring PLTS. Sistim Monitoring PLTS harus ditata dan dipasang sedemikian rupa hingga pemeliharaan dan pelayanan mudah dan aman dan mudah dicapai  Sistim Monitoring PLTS harus dipasang di tempat yang jelas terlihat,mudah dicapai dan harus dilengkapi dengan tanda pengenal dan penerangan yang cukup  Sistim Monitoring PLTS off-grid harus dipasang dalam ruang kerja listrik atau ruang kerja terkunci  Sistim Monitoring PLTS harus dipasang ditempat yang cukup tinggi sehingga tidak akan terendam pada waktu banjir (± 1,5 m dari lantai), dan juga harus cukup kuat 2. Ketentuan pemasangan Sistim Monitoring PLTS  Perlengkapan sistim monitoring PLTS, proses pemasangannya harus sesuai dengan standard dan operation manual book.  Pyranometer tersambung pada terminal Modbus RS 485. Jaringan Modbus diterminasi dengan resistor 120 Ω  Kabel ethernet berkualitas tinggi dengan strain relief boot harus digunakan untuk mengurangi tekanan pada konduktor yang dapat mengakibatkan kegagalan jaringan.  Jenis kabel straight-through sering digunakan untuk menyambungkan perangkat dengan tipe yang berbeda. Silakan merujuk pada buku manual penggunaan dari pabrikan untuk tipe kabel yang dianjurkan.  Saat jaringan tersambung secara rantai daisy, terminator jaringan harus tersedia pada kedua ujungnya  Kabel ethernet dengan strain relief boot digunakan untuk melindungi ujung kabel dan konektor.
  • 22. 20 3. Peralatan Sistim Monitoring PLTS a. Pyranometer Radiasi adalah sebuah energi yang dikeluarkan, dipancarkan atau diterima berupa gelombang atau partikel-partikel elektromagnetik. Untuk mengukur radiasi tersebut dapat menggunakan alat yang disebut Pyranometer. Pyranometer atau solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Cara kerja alat ini adalah dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada pyranometer sensor, maka akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut. Nilai maksimum yang memberikan fluks terbesar jika cahaya menghantam sensor sejajar dengan bidang vertikal dan nilai terkecil fluks cahaya adalah saat cahaya jatuh sejajar bidang horizontal, sehingga besarnya simpangan fluks bergantung pada sudut cosinus terhadap sumbu vertikal selain dari besarnya muatan elektron yang menghantam sensor dari radiasi cahaya. Dengan adanya muatan elektron tersebut dapat diukur dengan rumus medan listrik sehingga simpangan fluks. Pyranometer juga disebut solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Kinerja alat ini dengan dipasang pada suatu permukaan bidang kemudian dengan adanya hantaman cahaya tepat pada sensor cahaya yang akan diteruskan pada tampilan komputer dalam bentuk simpangan besarnya fluks yang diberikan cahaya tersebut.
  • 23. 21 Gambar: Pyranometer  Bagian – bagian pyranometer: 1) Sensor, yang terdiri dari masing-masing 2 strip bimetal yang bercat hitam dan putih 2) Glass dome (bulatan bola gelas), mentransmisikan 90% energi elektromagnetik 3) Plat pengatur bimetal 4) Mekanik pembesar 5) Tangkai dan pena pencatat 6) Drum clock / silinder berputar yang dilengkapi dengan kertas pias 7) Pengatur atau perata-rata air 8) Kontainer silica gel, menyerap uap air agar tidak terjadi kondensasi pada permukaan glassdome 9) Bagian dasar 10) Penutup atau cover
  • 24. 22  Prinsip kerja Pyranometer : 1) Sinar matahari/ radiasi yang datang secara langsung maupun yang dipancarkan atmosphir (global radiasi solar) dan yang dihamburkanlangit akan menembus glass dome. 2) Radiasi dengan panjang gelombang sampai dengan 3.0 microns akan diteruskan ke lempeng logam hitam dan putih. Lempeng logam hitam akan mengabsorbsi panas radiasi sementara lempeng putih akan memantulkan radiasi sehingga terjadi perbedaan temperatur diantara kedua jenis lempeng logam ini. Perbedaan temperatur dari kedua lempeng ini dihubungkan ke circuit thermojunctions yang mengubah besaran panas menjadi perbedaan tegangan potensial diantara kedua ujung lempeng. 3) Selanjutnya Perbedaan potensial ini dianologikan sebagai besaran Intensitas radiasi global  Instalasi / Pemasangan 1) Letakkan alat diatas suatu tiang penyangga (terbuat dari beton) setinggi ± 150 cm di atas permukaan tanah. Lokasi pemasangan harus bebas dari bayangan pohon maupun bangunan sepanjang hari dalam setahun serta bebas dari pengaruh radiasi/pantulan radiasi dari sumber lain selain matahari. 2) Hubungkan Instrumen sensor ke unit recorder/graph. 3) Atur leveling sensor melalui mur pengatur yang terdapat pada kaki alat. 4) Kebersihan alat/sensor (khususnya bagian glass dome) harus diperhatikan 5) Sillica gel harus selalu diganti secara periodik, tergantung kondisi iklim dimana alat dipasang.  Kalibrasi Pyranometer. 1) Kalibrasi adalah suatu kegiatan yang menentukan nilai yang sebenarnya dari sebuah instrumen atau alat ukur dengan cara pembandingan dengan standar ukur yang sesuai dengan aturan atau standar nasional dan/atau internasional. Tujuan dari kalibrasi adalah untuk mencapai kesesuaian dalam pengukuran sehingga hasil pengukuran dari alat yang telah dikalibrasi dapat sesuai dengan standar yang lebih tinggi/teliti (standar
  • 25. 23 primer nasional dan internasional). 2) Fungsi dari kalibrasi adalah untuk menjaga kendali mutu dengan cara memastikan kinerja serta akurasi berbagai instrument atau alat yang diujikan melalui penentuan nilai standar dengan nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur, atau singkatnya untuk memastikan akurasi alat ukur sehingga instrument yang dikalibrasi dapat menghasilkan pengukuran yang tepat dan akurat. 3) Pada saat kalibrasi, pyranometer diletakan di dalam ruangan gelap tanpa cahaya dan pengaruh medan listrik maupun medan magnet sebagai keadaan ideal saat keadaan normal atau keadaan nol. b. Cluster Controller Cluster Controller adalah perangkat untuk memantau dan mengendalikan perangkat SMA dengan Speedwire / Antarmuka webconnect dalam sistem PV desentralisasi dan pembangkit listrik PV skala besar. Cluster Controller model "CLCON-S-10" memonitor hingga 25 perangkat SMA dengan Speedwire / Antarmuka koneksi web. Model Pengendali Cluster "CLCONS-10" memonitor hingga 75 SMA perangkat dengan antarmuka Speedwire / Webconnect. Cluster Controller terutama melakukan tugas-tugas berikut 1) Pengaturan jaringan Speedwire 2) Membaca, menyediakan dan administrasi data sistem PV
  • 26. 24 3) Mengkonfigurasi parameter perangkat 4) Umpan balik tentang daya aktif total sistem saat ini 5) Implementasi dan umpan balik setpoint operator jaringan untuk pembatasan daya aktif dan operasi daya reaktif di bawah layanan manajemen jaringan 6) Implementasi dan umpan balik setpoint untuk pembatasan daya aktif ketika listrik PV langsung dipasarkan 7) Mengirim alarm e-mail jika status sistem kritis 8) Mengirim data sistem ke server FTP dan / atau portal Internet Sunny Portal 9) Melakukan pembaruan untuk Cluster Controller dan inverters Pembacaan, penyediaan dan administrasi data sistem PV Cluster Controller adalah unit komunikasi pusat untuk sistem dan terus membacakan data perangkat di sistem (mis. inverter, sensor). Kontroler Cluster kemudian membuat ini data sistem tersedia melalui tampilan, antarmuka pengguna dan antarmuka data Modbus. Selain itu, PV data sistem dapat ditampilkan,
  • 27. 25 dievaluasi dan dikelola menggunakan Sunny Portal. Mengkonfigurasi parameter perangkat Anda dapat mengkonfigurasi parameter spesifik perangkat individual atau seluruh kelas perangkat melalui pengguna antarmuka Pengontrol Cluster. Anda harus masuk ke Pemasang grup pengguna di menu Pengontrol Cluster. Parameter perangkat yang dapat dikonfigurasi, jika ada, bergantung pada perangkat dan hak-hak grup pengguna. Anda hanya dapat mengubah parameter perangkat yang peka terhadap jaringan (Parameter SMA Grid Guard) dengan persetujuan dari operator grid dan menggunakan pribadi Anda Kode SMA Grid Guard  Persyaratan Pemasangan 1) Lokasi pemasangan harus di dalam ruangan. 2) Kondisi sekitar di lokasi pemasangan harus sesuai untuk pengoperasian Pengontrol Cluster. 3) Lokasi pemasangan harus dilindungi dari debu, kelembapan dan zat korosif. 4) Panjang kabel maksimum yang diijinkan:  Amati panjang kabel maksimum masing-masing 100 m di antara dua node dalam Speedwire jaringan dan LAN.  Saat menghubungkan sumber sinyal digital atau analog (mis. Unit terminal jarak jauh, kontrol riak penerima), amati panjang kabel maksimum 30 m dari Cluster Controller ke sinyal sumber.  Saat menghubungkan sensor suhu menggunakan teknologi koneksi empat konduktor, amati panjang kabel maksimum 20 m dari Cluster Controller ke suhu sensor.  Saat menghubungkan sensor suhu menggunakan teknologi koneksi dua konduktor, amati panjang kabel maksimum 2,5 m dari Cluster Controller ke suhu sensor. 5) Posisi pemasangan Pengontrol Cluster harus dipasang sehingga slot ventilasi menghadap ke atas dan ke bawah. Ini memastikan pembuangan panas yang optimal 6) Rel top-hat harus tersedia.
  • 28. 26 7) Rel top-hat harus selebar 35 mm. 8) Untuk memasang Cluster Controller, rel top-hat harus memiliki panjang minimal 26 cm. Ketika sebuah unit catu daya top-hat rail digunakan, tophat rail harus lebih lama. 9) Rel top-hat harus dipasang dengan aman di dinding atau di kabinet sakelar  Prosedur: Gunakan pengikut atas sisi belakang untuk mengaitkannya Pengontrol Cluster ke tepi atas rel top-hat dan tekan ke bawah ke arah top-hat rail. Ini akan mengaitkan top-hat rail yang dipasang di pegas mekanisme penguncian pada Pengontrol Cluster ke tepi bawah rel topi atas.
  • 29. 27 c. Power Supply 220VAC 24VDC Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun elektronika lainnya. Pada dasarnya Power Supply atau Catu daya ini memerlukan sumber energi listrik yang kemudian mengubahnya menjadi energi listrik yang dibutuhkan oleh perangkat elektronika lainnya. Oleh karena itu, Power Supply kadang-kadang disebut juga dengan istilah Electric Power Converter.
  • 30. 28  Klasifikasi Umum Power Supply Pada umumnya Power Supply dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar, yakni berdasarkan Fungsinya, berdasarkan Bentuk Mekanikalnya dan juga berdasarkan Metode Konversinya. Berikut ini merupakan penjelasan singkat mengenai ketiga kelompok tersebut : 1) Power Supply Berdasarkan Fungsi (Functional)  Regulated Power Supply adalah Power Supply yang dapat menjaga kestabilan tegangan dan arus listrik meskipun terdapat perubahaan atau variasi pada beban atau sumber listrik (Tegangan dan Arus Input).  Unregulated Power Supply adalah Power Supply tegangan ataupun arus listriknya dapat berubah ketika beban berubah atau sumber listriknya mengalami perubahan.  Adjustable Power Supply adalah Power Supply yang tegangan atau Arusnya dapat diatur sesuai kebutuhan dengan menggunakan Knob Mekanik. Terdapat 2 jenis Adjustable Power Supply yaitu Regulated Adjustable Power Supply dan Unregulated Adjustable Power Supply. 2) Power Supply Berdasarkan Bentuknya  Power Supply ini disebut dengan Power Supply Internal (Built in). Untuk peralatan Elektronika seperti Televisi, Monitor Komputer, Komputer Desktop maupun DVD Player, Power Supply biasanya
  • 31. 29 ditempatkan di dalam atau menyatu ke dalam perangkat-perangkat tersebut sehingga kita sebagai konsumen tidak dapat melihatnya secara langsung.  Power Supply yang berdiri sendiri (stand alone) dan berada diluar perangkat elektronika yang kita gunakan seperti Charger Handphone dan Adaptor Laptop. Ada juga Power Supply stand alone yang bentuknya besar dan dapat disetel tegangannya sesuai dengan kebutuhan kita. 3) Power Supply Berdasarkan Metode Konversinya  Power Supply Linier yang mengkonversi tegangan listrik secara langsung dari Inputnya.  Power Supply Switching yang harus mengkonversi tegangan input ke pulsa AC atau DC terlebih dahulu.
  • 32. 30 d. Modem Modem berasal dari singkatan Modulator Demodulator. Modulator merupakan bagian yang mengubah sinyal informasi ke dalam sinyal pembawa (carrier) dan siap untuk dikirimkan, sedangkan Demodulator adalah bagian yang memisahkan sinyal informasi (yang berisi data atau pesan) dari sinyal pembawa yang diterima sehingga informasi tersebut dapat diterima dengan baik. Modem merupakan penggabungan kedua-duanya, artinya modem adalah alat komunikasi dua arah. Setiap perangkat komunikasi jarak jauh dua-arah umumnya menggunakan bagian yang disebut "modem", seperti VSAT, Microwave Radio, dan lain sebagainya, namun umumnya istilah modem lebih dikenal sebagai Perangkat keras yang sering digunakan untuk komunikasi pada komputer. Data dari komputer yang berbentuk sinyal digital diberikan kepada modem untuk diubah menjadi sinyal analog, ketika modem menerima data dari luar berupa sinyal analog, modem mengubahnya kembali ke sinyal digital supaya dapat diproses lebih lanjut oleh komputer. Sinyal analog tersebut dapat dikirimkan melalui beberapa media telekomunikasi seperti telepon dan radio. Setibanya di modem tujuan, sinyal analog tersebut diubah menjadi sinyal digital kembali dan dikirimkan kepada komputer. Terdapat dua jenis modem secara fisiknya, yaitu modem eksternal dan modem internal. Modem internal adalah perangkat jaringan yang terdapat pada papan ekspansi (expansion board) yang dihubungkan ke motherboard. Tidak seperti Modem eksternal, modem internal tidak mengandung lampu indikator untuk menginformasikan kepada pengguna fungsi atau status modem yang berubah. Sebaiknya, pengguna harus bergantung kepada perangkat lunak
  • 33. 31 yang sesuai dengan modem internalnya. Modem internal juga dikenal sebagai "On-Board Modem". Modem external adalah modem yang ditempatkan di luar perangkat utama CPU. Modem ini terpisah dari PC dan dihubungkan melalui kabel LAN dan kabel USB, tergantung tipe modemnya. e. Personal Computer (PC) Personal Computer adalah seperangkat komputer yang digunakan oleh satu orang saja / pribadi. Biasanya komputer ini adanya dilingkungan rumah, kantor, toko, dan dimana saja karena harga PC sudah relatif terjangkau dan banyak macamnya. Fungsi utama dari PC adalah untuk mengolah data input dan menghasilkan output berupa data/informasi sesuai dengan keinginan user (pengguna). Dalam pengolahan data yang dimulai dari memasukkan data (input) sampai akhirnya menghasilkan informasi, komputer memerlukan suatu sistem dari kesatuan elemen yang tidak bisa terpisahkan. 1) Hardware (perangkat keras) Hardware adalah sekumpulan komponen perangakat keras komputer yang secara fisik bisa dilihat, diraba, dirasakan. Hardware ini dibagi menjadi 5 (lima) bagian, yaitu: Input Device, peralatan masukkan (Keyboard,mouse,dll), Process Device, peralatan proses (processor, motherboard, ram, dll), Output Device, peralatan keluaran (Monitor, Printer, dll), Storage Device, peralatan penyimpan (harddisk,flashdisk, dll), Peripheral Device, peralatan tambahan (WebCam, modem, dll), 2) Software (Perangkat Lunak)
  • 34. 32 Software adalah program yang berisi instruksi/perintah sebagai pelantara yang menghubungkan (menjembatani) antara hardware dan brainware (perangkat manusia) sehingga dapat menghasilkan informasi yang diinginkan brainware. Software dapat dikategorikan menjadi dua kelompok. Software Operating System (OS), Contohnya adalah Windows, Linux, Dos, Android, dll. Tanpa adanya Operating System ini, maka hardware hanyalah benda mati yang tidak bisa digunakan. Software Application System, Contohnya adalah Ms. Office, Open Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, Program Database, Program Utilities, dll. 3) Brainware (Perangkat Manusia/pengguna/user) Brainware adalah perangkat yang mengoperasikan dan menjalankan perangkat lunak yang ada didalam komputer. Bukan hanya itu, ternyata brainware itu bukan hanya orang yang menggunakan komputer saja, namun orang yang merasakan manfaat dari komputer pun bisa di katakan Brainware. Contohnya adalah siswa/i dikelas yang sedang memperhatikan presentasi yang dibawakan oleh gurunya dengan menggunakan Laptop dan Projector. Siswa/i ini secara tak sadar disebut juga sebagai brainware karena melihat hasil (informasi) pelajaran yang disampaikan gurunya. Brainware dikelompokkan menjadi beberapa kategori mulai dari pembuat program (programmer), Technical Support, Designer Graphic, Operator, sampai user paling awam sekalipun. f. Kartu memori Kartu memori adalah sebuat alat penyimpan data digital; seperti gambar digital, berkas digital,suara digital dan video digital. Kartu memori biasanya mempunyai kapasitas ukuran berdasarkan standard bit digital yaitu 16MB, 32MB,64MB, 128MB, 256MB dan seterusnya kelipatan dua. Kartu memori terdapat beberapa tipe yang sampai sekarang ini ada sekitar 43 jenis. Jumlah kapasitas terbesar saat ini adalah tipe CF (Compact Flash) dengan 8 GB (info: 1 GB = 1024MB, 1048576KB). Untuk membaca data digital yang disimpan di dalam kartu memori kedalam komputer, diperlukan perangkat pembaca kartu memori (memory card reader).
  • 35. 33 g. Isolasi dan Pengaman Listrik Listrik merupakan energi yang banyak digunakan di Rumah Tinggal, Sekolah maupun Industri. Didalam penggunaan dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia. Oleh karena itu perlu diidentifikasi secara dini sehingga dapat dilakukan usaha pencegahannya. Bahaya listrik dapat berupa: 1) Tersentuh kejutan listrik, yang berupa sentuhan langsung dan tak langsung.  Sentuhan langsung adalah persinggungan bagian tubuh manusia dengan bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik yang dalam keadaan normal bertegangan, seperti penghantar terbuka / telanjang, busbar yang terbuka dan lain sebagainya  Sentuhan tidak langsung adalah persinggungan tubuh manusiadengan bagian konduktif terbuka perlengkapan atau instalasilistrik yang bertegangan akibat kegagalan isolasi 2) Terbakar karena dialiri arus listrik Tabel berikut ini menunjukan, korelasi antara besar arus yang masuk ketubuh manusia dan akibat yang ditimbulkan
  • 36. 34 Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain 1) Melakukan perbaikan instalasi listrik dalam keadaan tidak bertegangan 2) Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan kerja yang berisolasi. 3) Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas 4) Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral sistim listrik disumbernya harus dibumikan 5) Menggunakan alat pelindung (sarung tangan karet dan sepatu ). 6) Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya 7) Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat (tidak mengantuk, tidak mabuk) 8) Hindari bercanda sewaktu bekerja 9) Lakukan perawatan.  Pengaman Arus Lebih Untuk menghindari kerusakan instalasi listrik/beban listrik karena aruslebih, perlu dipasang satu atau beberapa pengaman arus lebih.Arus lebih dapat terjadi karena beban lebih atau adanya hubung singkat.Pada umumnya pada suatu instalasi penerangan listrik dipasang dua jenis alat pengaman arus lebih yaitu pengaman lebur (sekering) dan pengaman otomatis (MCB). 1) Pengaman Lebur (Sekering) Sekering adalah sejenis alat pengaman alat-alat pemakai arus listrik terhadap arus yang melebihi batas seperti pada gangguan arus hubung
  • 37. 35 singkat.Pada instalasi penerangan rumah maupun gedung pada umumnya digunakan sekering sekerup yang bagian penghubung arusnya dinamakan patron lebur. Patron lebur memiliki kawat lebur dari perak dengan campuran beberapa logam lain seperti timbel, seng dan tembaga. Kawat lebur perak digunakan karena logam ini hampir tidak mengoksid dan daya hantarnya tinggi, jadi diameter kawat leburnya bisa sekecil mungkin, sehingga kalau kawatnya menjadi lebur tidak akan timbul banyak uap. Dengan demikian kemungkinan terjadinya ledakan akan lebih kecil. Kalau kawat leburnya putus karena arus yang terlalu besar, kawat isyaratnya juga akan segera putus, karena itu piringan isyaratnya akan lepas, sehingga dapat diketahui bahwa kawat leburnya telah putus. Dalam patron lebur juga terdapat pasir yang berfungsi untuk memadamkan percikan api yang timbul kalau kawat leburnya putus. Diameter luar dari ujung patron lebur berbeda-beda tergantung pada arus nominalnya, makin tinggi arus nominalnya maka makin besar diameter ujung patronnya.
  • 38. 36 2) Miniatur Circuit Breaker (MCB) Prinsip kerja MCB yaitu bekerja secara magnetik dan secara thermis. Secara magnetik arus akan melalui suatu kumparan yang berinti logam, jika kuat arus yang lewat melebihi batas nominal nya inti tersebut akan menjadi magnet dan magnet ini akan menarik kunci (pengait) sehingga akan menyebabkan terputusnya hubungan beban dengan sumber tegangan. Secara thermis yaitu digunakan bimetal atau dua jenis logam yang
  • 39. 37 mempunyai angka muai berbeda. Jika kuat arus yang melewati bimetal melebihi harga nominalnya maka bimetal akan menjadi panas dan memuai sehingga bimetal akan melengkung. Efek lengkungan akan mengakibatkan bimetal dapat menggerakkan kunci/pengait sehingga akan menyebabkan terputusnya hubungan beban dengan sumber tegangan. MCB bersifat “renewable”, artinya setelah MCB putus masih dapat berfungsi kembali setelah direset secara manual. 3) Earth Leakage Circuit Breaker (ELCB) ELCB Merupakan suatu alat pemutus untuk memproteksi arus bocor antara tanah dan kabel penghantar yang melebihi 500 mA sehingga kabel menjadi panas dan terbakar, kerusakan isolator pada kabel disebabkan oleh umur kabel itu sendiri, cacat akibat gesekan mekanis, melebihi kemampuan hantar arus, kondisi llingkungan yang agresif atau terminal kabel yang kendor yang menyebabkan panas dan isolator menjadi rusak. Prinsip Kerja ELCB Penghantar fase dan netral dililitkan di bagian primer trafo arus. Dalam kondisi normal, arus yang masuk ke fase dan arus kembali ke netral harus seimbang, sehingga arus dibelitan sekunder adalah nol. Sebaliknya, bila terjadi kebocoran di penghantar fase, maka arus di belitan sekunder (yang dikenal sebagai arus sisa) menjadi tidak nol B. Keterampilan yang Diperlukan dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS 1) Menerapkan peraturan dan prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja selama pelaksanaan pekerjaan. 2) Memasang peralatan/material Sistim Monitoring PLTS sesuai dengan spesifikasi rancangan, standar dan persyaratan yang berlaku.
  • 40. 38 3) Memasang Peralatan/material Sistim Monitoring PLTS sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi tingkat pengamanan (IP) yang telah ditetapkan. 4) Memasang Sistim Monitoring PLTS. 5) Memeriksa kualitas pekerjaan dan kebenaran Pengawatan 6) Mengukur Setiap rangkaian listrik untuk memastikan tahanan pembumian, tahanan isolasi, dan polaritas. C. Sikap kerja yang diperlukan dalam memasang sistim monitoring PLTS 1) Harus cermat dan teliti dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS. 2) Harus berpikir analitis serta evaluatif waktu Memasang Sistim Monitoring PLTS. 3) Harus taat asas dalam Memasang Sistim Monitoring PLTS
  • 41. 39 1.3 MENSETTING SISTIM MONITORING PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA A. Pengetahuan Yang Diperlukan Dalam Mensetting Sistim Monitoring PLTS. Untuk mengfungsikan perlengkapan sistim monitoring PLTS, dilakukan proses setingan, sehingga perlengkapan peralatan monitoring dapat bekerja dengan baik dan dapat memonitor PLTS, sehinga parameter yang direcord dapat digunakan untuk menjaga pengoperasian PLTS dengan baik. Proses setingan harus sesuai dengan standar dan manual book dari peralatan- peralatan sistim monitoring tersebut. 1. Prosedure Setting monitoring Batere Sistem baterai menggunakan port komunikasi seri RS232 ketika mengupload data, melalui port seri RS232 bisa mendapatkan latar belakang pemantauan terpusat untuk sistem baterai, menyadari pemantauan jarak jauh dengan mengirimkan informasi seperti status sistem baterai dan informasi alarm bekerja dengan pusat pemantauan jarak jauh.
  • 42. 40 Komunikasi untuk RS485 berdasarkanpenyampaian informasi secara interface. Ketika system Cascade, transmisi data menggunakan seri RS485. Setelah cascade, internal sistem paket yang digunakan komunikasi seri RS485, semua data Slave paket dapat dilihat melalui Master Pack.
  • 43. 41  Hal-hal yang Diperhatikan Saat Proses Instalasi Baterai 48V 1) Membuka paket sebelum instalasi; memeriksa bagian kuantitas dan penampilan baterai. 2) Pasang gantungan dan handle, ukur tegangan baterai dengan voltmeter, baterai tegangan awalsecara umum yaitu antara 49,5-50 V. 3) Sebelum menghubungkan baterai, periksa anoda dan katoda baterai, dilarang untuk memasang konektor dari anoda baterai dan katoda dengan cara yang salah. 4) Gunakan sarung tangan pelindung saat mengkoneksikan baterai. Gunakan alat logam yang terisolasi saat proses pengkoneksian baterai seperti torquewrench yang dilapisi isolator. Hindari kontak antara anoda dan katoda pada akses yang sama, karena dapat menyababkan arus pendek. 5) Sebelum menghubungkan dengan perangkat eksternal, baterai harus dalam keadaan off, dan periksa kembali koneksi baterai dan tegangan,
  • 44. 42 kemudian koneksikan anoda beban dengan anoda baterai, dan katoda beban dengan katoda baterai, kemudian kencangkan kabel koneksi. 6) Dalam proses pemindahan dan menempatkan baterai, harus mengambil atau meletakkan baterai dengan hati-hati, tidak terjatuh, tidak terbentur, tidak dilempar dan tidak memukul-mukul pada baterai, untuk menghindari kerusakan pada baterai atau menyebabkan masalah keamanan. 7) Jangan menggunakan bagian yang tajam dari alat kontak pada permukaan box baterai yang dapat menggores atau merusak kotak baterai. 8) Dilarang membongkar box baterai secara sendiri tanpa seizin tenaga ahli. 9) Jangan membawa benda logam, atau memasang logam konduktor didalam box baterai. 10) Metode Instalasi (Sesuai dengan metode installasi yang dipilih): Standar rak (frame) instalasi: pasang baterai dengan gantungan atau handle yang cocok dan kokoh pada rak standar, gunakan rak pelindung pada box baterai  Batere management systim (BMS) Langkah-langkah untuk menjalankan software BMS pada 1 paralel USB RS232 konverter dengan software BMS: 1) Koneksikan USB RS232 ke PC, dan cek COM 2) Membuka software BMS lakukan dengan double-klik pada BmsTools_EN_V4.19 3) Cek apakah serial port (COM) pada sofware BMS sama dengan serial port (COM) pada PC
  • 45. 43 4) Ubah serial port pada software BMS dari Open Serial menjadi Close Serial
  • 46. 44 5) Tampilan data baterai untuk pack 1 ( Address 1) 6) Untuk melihat tampilan data baterai dari pack 1 ke pack 2, ubah serial port software BMS dari Disable menjadi Enable. Setelah memilih pack 2 atau nomor pack lain yang mau di tampilkan data baterainya, maka serial port pada software BMS harus di kembalikan ke kondisi Disable.
  • 47. 45 Apabila baterai tidak dapat beroperasi dengan benar, maka silahkan lakukan penyelesaian masalah sesuai table dibawah ini. 2. Prosedure Setting monitoring Inverter Prosedur koneksi kabel komunikasi (RJ-45) dari inverter “Main Cluster” ke panel distribusi (Multi Cluster Box) 1) Buka membrance kabel komunikasi yang terletak pada bagian bawah panel. 2) Masukan kabel Control, atau kabel komunikasi melalui membrance kabel 3) Masukan kabel komunikasi “Com sycn in” dari inverter master (main cluster), kabel kontrol “BackupVtgCur” (inverter master main cluster) ke “Mstr/L1”, “BackupVtgCur” (inverter slave 1 main cluster) ke “Slv 1/L2”, dan “BackupVtgCur” (inverter slave 2 main cluster) ke “Slv 2/L3” semua kabel berjenis RJ 45. 4) Pasang kembali membrance kabel dan hubungkan kabel ke socket kabel sesuai 5) dengan wiring diagram. Sebelum melakukan start up cek hal-hal berikut di bawah ini : 1) Multi cluster box terpasang dengan benar 2) Grounding pada Multi cluster box telah terpasang 3) Seluruh kabel power terhubung dengan benar dan kuat
  • 48. 46 4) Semua kabel melewati membrance kabel dan tertutup membrance kabel 5) Semua kabel AC dari inverter Bi-Directional telah terpasang dengan benar baik main cluster, extension cluster, master, slave 1, dan slave 2 6) Kabel control dan komunikasi telah terpasang dengan benar 7) Bagian dasar multi cluster box telah tertutup dan terpasang dengan benar Cara mensetting inverter SMA ketika awal menyalakan inverter: 1) Pastikan seluruh kabel komunikasi pada masing-masing inverter dalam 1 kluster sudah terpasang baik master ataupun slave 2) Pastikan remote control sudah terpasang pada inverter bidirectional Master pada masing-masing kluster seperti pada gambar di bawah ini Prosedur setting inverter dengan menggunakan display adalah sbb: 1) Nyalakan semua inverter dalam satu kluster dengan menekan tombol pada gambar yang di lingkari merah (inverter dalam posisi standby) 2) Tunggu inverter beberapa saat sampai lampu inverter menyala orange 3) Tunggu sampai display menyala kemudian lakukan langkah2 di bawah ini :  Tekan tombol pada bagian kanan display Pilih New System (dengan memutar tombol dapat dilihat pada pergeseran tanda panah )  Tekan tombol ketika tanda panah berada di samping New system  Untuk mengkonfirmasiNew systempilih Y kemudian tekan tombol 4) Setting Tanggal  Pilih 003.04 Dt kemudian tekan tombol  Untuk mensetting tanggal,bulan, dan tahun
  • 49. 47  putar tombol sesuaikan dengan tanggal saat ini  Setting tanggal kemudian tekan tombol  Setting bulan kemudian tekan tombol  Setting tahun kemudian tekan tombol  Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol 5) Setting Waktu  Pilih 003.05 Tm kemudian tekan tombol  Unttuk men setting waktu putar tombol sesuaikan dengan waktu saat ini  Setting tanggal kemudian tekan tombol  Setting bulan kemudian tekan tombol  Setting tahun kemudian tekan tombol  Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol 6) Setting jenis battery yang digunakan  Pilih 003.06 BatTypkemudian tekan tombol  Untuk memilih jenis battery yang digunakan putar tombol sesuaikan dengan jenis battery yang di lokasi  Jika menggunakan batrey basah pilih FLA  Jika menggunakan batrey kering pilih VRFLA  Untuk mengkonfirmasi pilih Y kemudian tekan tombol 7) Setting kapasaitas battery yang digunakan
  • 50. 9 LANGKAH KERJA Memasang Sistem Monitoring PLTS No. PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN 1. Buku manual Peralatan Sistem Monitoring PLTS dapat Berfungsi dengan baik Menyiapkan manual book sesuai dengan sepesifikasi peralatan monitoring PLTS Menyiapkan alat Menyiapkan peralatan pemasnagan system monitoring
  • 51. 10 2. Pemasangan Sistem monitoring PLTS secara umum Menyiapkan schematic pemasangan system monitoring  Pemasangan Power supply  Pemasangan Pyranometer  Pemasangan PC dengan cluster controller  Pemasangan switch hub dengan cluster controller  Pemasangan switch hub dengan inverter  Spesifikasi Power supply harus disesuaikan dengan kebutuhan peralatan  Pemasangan Pyranometer harus selalu terhubung dengan perangkat
  • 52. 11 pemantauan cluster controller,  Pyranometer tersambung pada terminal Modbus RS 485. Jaringan Modbus diterminasi dengan resistor 120 Ω  Kabel ethernet berkualitas tinggi dengan strain relief boot harus digunakan untuk mengurangi tekanan pada konduktor yang dapat mengakibatkan kegagalan jaringan
  • 53. 12 3. Pengecekan jalur power supply Mengecek supply tegangan ke semua peralatan Pengecekan melalui sunny Portal Pengecekan system monitoring online dapat dilakukan melalui sunny Portal dengan memperhatikan setiap aspek yang akan dimonitor
  • 54. 13 Perilaku Kerja : Pelaksanaan kegiatan memasang Perlatan Monitoring PLTS : 1. Bertindak berdasarkan sikap kerja yang sudah ditetapkan sehingga diperoleh hasil seperti yang diharapkan, jangan sampai terjadi kesalahan karena ketidak-telitian dan tidak taat asas. 2. Waktu menggunakan peralatan kerja dan alat lainnya mengikuti petunjuknya masing-masing yang sudah ditetapkan Indikator perilaku : Mengikuti tahapan sesuai SOP Melakukan Pemasangan dengan SOP. SOP pemasangan Peralatan monitoring PLTS
  • 55. 14 IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI Elemen Kompetensi 1 Menyiapkan perlengkapan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) Aktivitas 1.1: Silahkan untuk memilih perlengkapan pemasangan system monitoring PLTS tipe terpusat Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal perlengkapan pemasangan system monitoring PLTS tipe terpusat. Mempersiapkan perlengkapan pemasangan system monitoring PLTS tipe terpusat sesuai dengan kegunaanya sesuai jenis kegunaan. Alat yang digunakan: Bahan yang digunakan: Hasil Pemilihan alat dan bahan yang digunakan:
  • 56. 15 Elemen Kompetensi 2 Memasang sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut: 1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS 2. Rangkaian Listrik 3. Modem, Cluster Diskusi 2.1: Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari: 1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS 2. Rangkaian Listrik 3. Modem, Cluster Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Pemeriksaan 2.1: Silahkan untuk Pemasangan system monitoring: 1. Sistematika Pemasangan monitoring PLTS 2. Rangkaian Listrik 3. Modem, Cluster Catat hasil pemeriksaan.
  • 57. 16 Elemen Kompetensi 3 Melakukan setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal). Pikirkan 2.1: Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses Memasang system monitoring PLTS: Aktivitas 3.1: Silahkan untuk mencoba Melakukan setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) Memperbaiki setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal). Tuliskan jenis perbaikan: Alat yang digunakan: Hasil perbaikan settingan peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal).: Catatan: Video Youtube 3.1: Silahkan melihat youtube berikut ini: Link: https://www.youtube.com/watch?v=oQvJqOb44yU https://www.youtube.com/watch?v=SHj09A0xaFM https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8 Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video tersebut.
  • 58. 17 Diskusi 3.1: Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh. Presentasikanlah per kelompok hasil nya Pikirkan 3.1: Studi Kasus 1 Saat terjadi kendala dalam system monitoring, apa yang harus dilakukan dalam mengatasi situasi ini? Jabarkan hasil Analisa Anda.
  • 59. 18 Elemen Kompetensi 4 Membuat laporan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal). Aktivitas 4.1: Silahkan untuk mencoba membuat laporan system monitoring Laporan Memasang system monitoring Tuliskan langkah langkah pemasangan system monitoring beserta laporan data pemantauan: Alat yang digunakan: Hasil laporan system monitoring : Video Youtube 4.1: Silahkan melihat youtube berikut ini: Link: https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8 Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video tersebut. Diskusi 4.1: Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh. Presentasikanlah per kelompok hasil nya
  • 60. 19 Penilaian: Penilaian Catatan : Memenuhi / Belum memenuhi capaian pembelajaran Peserta Instruktur Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl Pikirkan 4.1: Studi Kasus 1 Saat terjadi kendala dalam system monitoring, apa yang harus dilakukan dalam mengatasi situasi ini? Jabarkan hasil Analisa Anda.
  • 61. 20 LAMPIRAN KAMUS ISTILAH monitoring adalah aktivitas yang sangat penting untuk mengevaluasi kinerja sistem serta mendapatkan masukan untuk perbaikan sistem di masa yang akan datang Cluster Controller Cluster Controller adalah perangkat untuk memantau dan mengendalikan perangkat SMA dengan Speedwire / Antarmuka webconnect dalam sistem PV desentralisasi dan pembangkit listrik PV skala besar. Pyranometer Pyranometer atau solarmeter digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh radiasi cahaya pada permukaan bidang dengan satuan W/m2. Modem modem adalah alat komunikasi dua arah BMS Batere management systim (BMS) Schematic adalah peta rancangan dari sebuah rangkaian
  • 62. 21 REFERENSI Undang-Undang Nomor tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Panduan Inspeksi Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya.2015.EnDev Indonesia Bagus Ramadhani. Instalasi Listrik Tenaga Surya.2018.GIZ.KESDM https://www.youtube.com/watch?v=XOvPkTc0Pd8 https://www.youtube.com/watch?v=oQvJqOb44yU https://www.youtube.com/watch?v=SHj09A0xaFM
  • 63. 22 KODE UNIT : D.35EBT15.008.1 JUDUL UNIT : Memasang Sistem Monitoring PLTS DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan denga n pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan memasang kabel data, konektor, display monitoring, modem dan jalur kabel dari sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal). ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) 1.1 Perlengkapan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) disiapkan sesuai prosedur. 1.2 Peralatan untuk pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) disiapkan sesuai SOP. 1.3 Komponen sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) disiapkan sesuai gambar kerja. 1.4 Jalur kabel sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) disiapkan sesuai gambar kerja dan SOP yang ditentukan. 2. Memasang sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) 2.1 Peralatan monitoring dipasang sesuai gambar kerja dan prosedur yang ditentukan. 2.2 Modem dipasang sesuai gambar kerja dan SOP yang ditentukan. 2.3 Kabel data dan konektor dihubungkan ke komponen utama PLTS, display monitoring dan modem sesuai layout gambar kerja dan SOP yang ditentukan. 2.4 Pemasangan kabel sistem monitoring diperiksa sesuai gambar kerja dan SOP yang ditentukan. 3. Melakukan setting peralatan monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) 3.1 Peralatan monitoringPLTS di- settingsesuai prosedur yang ditentukan. 3.2 Modem peralatan kontroler PLTS di- settingsesuai SOP yang ditentukan. 3.3 Hasil setting sistem monitoring diperiksasesuai SOP yang ditentukan.
  • 64. 23 4. Membuat laporan pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal) 4.1 Laporan pemasangan sistem monitoring PLTS dibuat sesuai standar yang berlaku. 4.2 Laporan sistem monitoring PLTSdidokumentasikan sesuai SOP.
  • 65. 24 BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1 Unit kompetensi ini dapat digunakan di bidang teknik Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), khususnya pada pemasangan sistem monitoring PLTS tipe terpusat (komunal). 1.2 Peralatan monitoring adalah peralatan yang digunakan untuk mengumpulkan dan menampilkan data kinerja PLTS. 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1 Peralatan 2.1.1 Alat pelindung diri 2.1.2 Peralatan uji 2.1.3 Toolkits 2.2 Perlengkapan 2.2.1 Instruction Manual/petunjuk dari masing-masing Peralatan/komponen 2.2.2 Rencana kerja dan gambar kerja yang diterapkan olehperusahaan 3. Peraturan yang diperlukan 3.1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja jo Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 4. Norma dan standar 4.1 Norma (Tidak ada.) 4.2 Standar 4.2.1 Standard Operating Procedure (SOP) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1 Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam melaksanakan pekerjaan.
  • 66. 25 1.2 Penilaian dapat dilakukan ditempat kerja, di luar tempat kerja atau kombinasi keduanya. Apabila asesmen dilakukan di luar tempat kerja, simulasi harus digunakan dengan karakteristik yang mencerminkan kondisi tempat kerja yang sebenarnya. 1.3 Penilaian dilakukan dengan cara: 1.3.1 Tes tertulis seperti pilihan berganda (multiple choice), isian (essay) dan jawaban singkat (short question). 1.3.2 Tes lisan seperti interview dan observasi. 1.3.3 Tes praktik di tempat kerja berupa peragaan/ demonstrasi/simulasi. 1.3.4 Verifikasi bukti/portofolio dan wawancara serta metode lainyang relevan. 1.4 Penilaian harus dilakukan dalam suatu lingkungan yang nyaman. 2 Persyaratan kompetensi(Tidak ada.) 3 Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1 Pengetahuan 3.1.1 Spesifikasi komponen-komponen monitoring yang terkait dengan PLTS tipe Off-Grid meliputi display, sensor, modem, kabel dan perangkat komunikasi data 3.1.2 Program aplikasi sistem monitoring PLTS tipe Off-Grid berbasisjaringan local dan atau Client-Server 3.1.3 Rangkaian listrik dasar 3.2 Keterampilan 3.2.1 Membaca gambar teknik kelistrikan 3.2.2 Menggunakan alat-alat ukur komunikasi data 3.2.3 Menggunakan peralatan tangan (hand tool) 3.2.4 Menggunakan perangkat dan jaringan komputer
  • 67. 26 4 Sikap kerja yang diperlukan 4.1 Teliti dalam membaca gambar 4.2 Disiplin dalam memenuhi prosedur pemasangan 4.3 Cermat dalam menentukan tindakan korektif 4.4 Bertanggungjawab terhadap setiap laporan yang sudah dibuat 5 Aspek kritis 5.1 Ketepatan dalam memasang peralatan monitoring 5.2 Ketepatan dalam melakukan penyetelan peralatan monitoring PLTS
  • 68. 27 DAFTAR NAMA PENYUSUN NO. NAMA PROFESI 1. Cembrist Kailola Instruktur Listrik BPVP Ambon