SlideShare a Scribd company logo
1 of 71
MEMASANG DUDUKAN DAN MODUL
SURYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA
SURYA (PLTS) DIATAS ATAP (ROOF TOP)
D.35EBT15.004.1
DAFTAR ISI
Cover ............................................................................................................................ 1
Daftar Isi ...................................................................................................................... 2
Kata Pengantaa ............................................................................................................. 3
A. Pendahuluan …………………………………………………………………… ................................... 4
B. Panduan Penggunaan Modul .................................................................................... 4
C. Daftar Ikon ............................................................................................................. 5
D. Bacaan Referensi..................................................................................................... 6
E. Pengantar Teori....................................................................................................... 7
F. Langkah Kerja ......................................................................................................... 55
G. Implementasi Unit Kompetensi ................................................................................. 61
1. Elemen Kompetensi 1 .............................................................................................. 61
1.1 Referensi........................................................................................................... 61
1.2 Diskusi .............................................................................................................. 61
1.3 Aktivitas 1 ......................................................................................................... 61
1.4 Video Youtube ................................................................................................... 61
2. Elemen Kompetensi 2 .............................................................................................. 62
2.1 Referensi……………………………………………………………. ........................................... 62
2.2 Diskusi .............................................................................................................. 62
2.3 Aktivitas ............................................................................................................ 62
2.4 Video Youtube ………………………….…….…………...…….. .......................................... 62
3. Elemen Kompetensi 3 .............................................................................................. 63
3.1 Referensi……………………………………………………………. ........................................... 63
3.2 Diskusi .............................................................................................................. 63
3.3 Aktivitas 1 ......................................................................................................... 63
3.4 Aktivitas2………………………………….…….…………...…….. .......................................... 63
H. Lampiran................................................................................................................. 36
1) Kamus Istilah .......................................................................................................... 65
2) Referensi................................................................................................................. 66
3) Unit Kompetensi ...................................................................................................... 67
4) Daftar Nama Penyusun ............................................................................................ 71
3
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat
digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta
pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu
kepada Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen,
sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya sebagai referensi dalam
media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi PBK dengan judul “Memasang
Dudukan Dan Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di atas Atap (Roof
Top) ”.
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan
materi ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam
melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga
pelatihan kerja.
Jakarta, Maret 2022
4
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja.
Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis,
aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan
pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan
online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta
dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video.
B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL
Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat
dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
d. Implementasi Unit kompetensi
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para
instruktur.
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam
5
modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK
masing-masing
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan
peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok, presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan
gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah.
Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang
akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan buku panduan pelatihan
ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan
sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari
atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan
dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai
instruksi
6
Referensi
material/manual
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Berpikir
Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda
dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat
gagasan-gagasan yang anda miliki.
Komunikasi/
Diskusi
Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah
dengan rekan anda untuk gagasan yang anda
miliki.
Membaca
Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Video/Youtube
Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang
dibutuhkan dalam materi pelatihan.
D. BACAAN REFERENSI
Membaca secara lengkap :
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 Maintenance manual book terkait memelihara sistem
monitoring PLTS
7
E. PENGANTAR TEORI
Memasang Dudukan Dan Modul Surya
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di atas Atap (Roof Top)
Berdasarkan SNI 8395:2017, PLTS adalah sistem pembangkit listrik yang energinya bersumber dari radiasi
matahari, melalui konversi sel fotovoltaik. Sistem fotovoltaik mengubah radiasi sinar matahari menjadi
listrik1. Semakin tinggi intensitas radiasi (iradiasi) matahari yang mengenai sel fotovoltaik, semakin tinggi
daya listrik yang dihasilkannya. Dengan kondisi penyinaran matahari di Indonesia yang terletak di daerah tropis
dan berada di garis khatulistiwa, PLTS menjadi salah satu teknologi penyediaan tenaga listrik yang potensial
untuk diaplikasikan.
Gambar Gambar Pemasagan Rooftop
Tabel 1 Perbedaan Sistem PLTS Off-grid dan PLTS On-grid
Sumber: Buku Panduan Studi Kelayakan PLTS Terpusat Off-grid, 2018
8
Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM No.49 tahun 2018, jo. Permen No.13 tahun 2019, jo.
Permen No.16 tahun 2019, PLTS atap adalah proses pembangkitan tenaga listrik yang menggunakanmodul
fotovoltaik, yang diletakkan di atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan milik pelanggan PLN. Secara umum
PLTS atap memilliki mekanisme dan komponen utama seperti digambarkan pada skema di bawah ini.
Gambar 3 Mekanisme Sistem PLTS Atap
Penjelasan mekanisme sistem PLTS atap adalah sebagai berikut3:
1. Panel surya mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik DC
2. Arus DC diubah oleh inverter menjadi listrik AC Arus AC masuk ke jaringan listrik di dalam rumah
melalui AC breaker panel
3. Pemakaian energi listrik untuk penerangan atau peralatan elektronik rumah tangga
4. Penggunaan kWh meter ekspor impor (exim) dengan menggunakan sistem net metering4
5. Meter exim akan membaca ekspor listrik dari pelanggan PLTS ke jaringan PLN, dan membaca impor listrik
dari jaringan PLN ke pelanggan PLTS
Namun, perlu diperhatikan bahwa sumber energi surya bersifat intermiten (atau tidak tersedia secara terus
menerus), sehingga mempengaruhi listrik yang dapat dihasilkan. Selain faktor tidak adanya sinar matahari di
malam hari, faktor lainyang mempengaruhi intermiten inidiantaranya adalah keberadaan awan(cuacaberawan)
yang menghalangi sinar matahari mencapai panel surya fotovoltaik, fenomena bayangan pepohonan, bangunan
ataupun pengaruh obyek lainnya di sekitar panel surya fotovoltaik.Hal-hal tersebut menyebabkan listrik tidak
dapat diproduksi oleh sel surya selama efek bayangan (shading) itu terjadi..
Sehubungan dengan sifat intermitensi tersebut, maka sistem pembangkit listrik tenaga surya perlu dirancang
dengan komponen baterai untuk menyimpan energi, atau dibangun secara hybrid dengan jenis sumber energi
lainnyayangtidakmemilikisifatintermitensi(misalnyaPLTD,PLTU,PLTA,
dll). Penyambungan PLTS atap dengan jaringan PLN, sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan
Menteri ESDM, salah satunya bertujuan untuk menjaga kestabilan energi listrik untuk dapat dimanfaatkan oleh
pPelanggan PLN. Selain itu, biaya pemasangan PLTS atap menjadi lebih murah karena harga baterai relatif
cukup mahal dan memiliki masa operasional yang terbatas.
9
Menghemattagihan listrik. Memasang PLTS atap berarti memiliki sumber energi listrik selain listrik PLN.
Karena kebutuhan listrik dipenuhi oleh dua sumber, maka dengan memasang PLTS atap dapat membantu
mengurangi tagihan listrik bulanan dari PLN5.
Aplikasi energi modern. Dengan memasang PLTS atap, kita berkontribusi dalam pemanfaatan dan
pengelolaan energi modern, yaitu sumber daya energi terbarukan yang tidak akan pernah habis. Mengingat
sumber daya energi fosil (konvensional = minyak bumi) Indonesia diperkirakan akan habis pada 2030 (ESDM,
2018), maka menyegerakan untuk beralih ke energi modern menjadi langkah strategis untuk ketahanan energi
kita.
Membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Berbeda dengan energi fosil, pemanfaatan
PLTS tidak menyumbang gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. Secara tidak
langsung,kita berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti banjir dan tanah longsor akibar
curah hujan tinggi yang tidak dapat diprediksi, cuaca panas dan kekeringan ekstrim di beberapa lokasi, yang
saat ini telah terjadi di Indonesia.
Sesuai dengan pasal 5 ayat 1, Peraturan Menteri ESDM No.49/2018, disebutkan bahwa “Kapasitas sistem
PLTSatap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya tersambung pelanggan
PT. PLN (Persero)”. Misalnya, untuk pelanggan PLN dengan kategori tarif/daya pelanggan R1/2200 VA13,
daya tersambung maksimum yang diperbolehkan untuk PLTS atap adalah 2200 Wp.
Apakah terdapat anjuran daya tersambung optimum untuk sistem PLTS atap?
Perlu diingat bahwa manfaat utama dari pemasangan PLTS atap oleh pelanggan PLN adalah penghematan
listrik, karena listrik yang kita gunakan dari sistem PLTS atap akan mengurangi besarnya kWh listrik yang kita
beli dari PLN tiap bulannya. Sedangkan skema ekspor kelebihan kWh listrik dari PLTS atap pelanggan ke jaringan
PLN tidak ditujukan untuk jual beli listrik secara komersial, melainkan menjadi cadangan penghematan listrik
yang hanya dapat diakumulasikan selama 3 bulan.
Selain itu, sesuai Permen ESDM No.49/2018, cadangan listrik tersebut dalam perhitungan tagihan listrik PLN
hanya bernilai 65% dari tarif dasar listrik (TDL) PLN. Namun, jika pelanggan menggunakan langsung listrik yang
dihasilkan dari PLTS atap (tidak dikirim ke jaringan Listrik PLN), maka satu kWh listrik yang digunakan akan
mengurangi1kWhlistrik yangkitabelidariPLN(~dinilai 100%)14.Manfaat optimumdapatdiperolehketika
pelanggan PLN menggunakan semua listrik yang dihasilkan untuk kepentingan sendiri dan sekecil mungkin listrik
yang dihasilkan dikirim ke PLN. Sehingga, daya tersambung optimum untuk sistem PLTS atap
yang dianjurkan adalah sebesar kebutuhan listrik pelanggan PLN tersebut.
Bagaimana mengetahui besaran ekspor impor listrik kita?
Meter ekspor impor, sebagai salah satu komponen utama sistem PLTS atap, berfungsi sebagai alat yang
mengukur aliran masuk listrik dari jaringan distribusi PLN ke pelanggan, sekaligus mengukur arus keluar listrik
dari sistem PLTS atap ke jaringan distribusi PLN. Meteran tersebut mengukur listrik dalam bentuk energi (kWh).
Pada setiap akhir bulan, PLN akan menghitung tagihan listrik pelanggan PLN berdasarkan angka yang tertera
pada meter ekspor impor tersebut, sebagaimana perhitungan di bawah ini. Bagi pelanggan yang memasang
PLTS atap, maka mekanisme pembayaran tenaga listrik kepada PLN harus dengan skema pascabayar. Jika saat
pengajuanpemohonmasihmerupakanpelangganprabayar,makaakandiubahmenjadiskemapascabayardalam
proses penyambungannya.
10
ApakahPLTSatapdapatmenjadicadangansumberlistrikketikalistrik PLN padam?
Berbeda dengan genset, aplikasi PLTS atap yang diatur dalam Permen ESDM No.49/2018 saat ini tidak diarahkan
sebagai cadangan sumber energi saat listrik PLN padam. Tanpa tersambung ke jaringan PLN, energi yang
dihasilkan dari PLTS atap tidak stabil, mengingat sifat energi surya yang intermitten. Ketidakstablilan energi listrik
yang dihasilkan dari PLTS atap ini dikhawatirkan dapat merusak peralatan listrik pelanggan PLN jika langsung
digunakan tanpa baterai.
Namun, secara teknis, aplikasi PLTS atap memungkinkan untuk digunakan tanpa tersambung ke jaringan PLN,
dengan beberapa catatan:
1. aplikasi dengan menggunakan baterai akan menyebabkan biaya investasi menjadi sangat mahal;
2. perlu memperhatikan standar keselamatan instalasi listrik untuk memastikan bahwa sambungan listrik ke
jaringan PLN benar-benar terputus ketika PLTS atap berfungsi sebagai cadangan energi – seperti genset;
3. hingga saat ini, belum ada pengaturan dan ketentuan yang baku dari pemerintah untuk pengaplikasiannya.
Bagaimana cara merawat panel surya atap?
Perawatan panel surya atap yang tersambung pada jaringan PLN pada prinsipnya cukup sederhana dan tidak
memerlukan biaya tinggi. Perawatan harian dan mingguan mungkin perlu dilakukan pada awal-awal operasional
sistem PLTS atap untuk memastikan sistem beroperasi sebagaimana mestinya. Namun perlu diingat bahwa
untuk perawatan tahun pertama, biasanya termasuk dalam kontrak pemasangan yang disediakan oleh badan
usaha/vendor.
Terlepas dari kontrak perawatan sistem PLTS atap dengan vendor, terdapat dua hal utama yang perlu untuk
diperhatikan oleh pelanggan PLN. Pertama yaitu menjaga modul surya tetap bersih dari kotoran dan menjaga
supaya tidak ada bayangan yang jatuh ke modul surya. Kedua, selalu memperhatikan kinerja sistem PLTS atap,
yang dapat dilakukan dengan memastikan rangkaian kabel tidak ada yang terlepas, atau dengan memonitor
banyaknya listrik yang dihasilkan pada kondisi sinar matahari optimal dari waktu ke waktu. Terkait dengan yang
terakhir, jika sistem PLTS atap kita tanpa dilengkapi dengan sistem monitoring terkomputerisasi, dapat dilakukan
dengan memperhatikan jika ada anomali perhitungan tagihan listrik dari PLN.
Apakah PLTS atap dapat dipasangsendiri?
Sesuai peraturan yang berlaku, pemasangan PLTS atap (dan aplikasi PLTS lainnya) hanya dapat dilakukan oleh
badan usaha yang telah terdaftar secara resmi sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS. Badan
usahatersebutdapatberbentuklembagaswasta,lembagapusatdanlembaga daerahyangmelakukanusahajasa
pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya. Daftar lembaga usaha tersebut
dapat dilihat melalui website Kementerian ESDM:
http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/08/02/2306/daftar.badan. usaha.pembangunan.dan.pemasangan.plts.
Pemasangan PLTS atap yang dilakukan oleh badan usaha diluar daftar tersebut berisiko terhadap kesesuaian
konfigurasi sistem yang dipasang dengan standar atau ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat membahayakan
pelanggan itu sendiri, maupun jaringan PLN karena sistem tersebut akan tersambung ke jaringan PLN. Selain itu,
dengan menggunakan jasa badan usaha yang terdaftar tersebut, semua tahapan dalam proses pengajuan
TagihanListrikPelanggan(kWh)=JumlahkWhImpor–(65%xJumlahkWhEkspor)
11
pemasangan PLTS atap kepada PLN hingga penyambungan meter ekspor impor dapat dibantu atau difasilitasi
secara langsung oleh badan usaha.
Apa saja yang dilakukan oleh Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS?
Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS mempunyai tanggung jawab utama yaitu memastikan
instalasi PLTS atap yang terpasang mememuhi kaidah K2 (keselamatan dan kesehatan), baik dalam proses
pemasangan PLTS atap maupun terkait interkoneksi PLTS atap ke jaringan PLN. Tanggung jawab tersebut
meliputi
• Mendesain pemasangan panel surya sesuai dengan bentuk atap rumah atau bangunan
• Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan
• Membantu proses pendaftaran dan perijinan untuk pemasangan panel surya atap
• Memasang panel surya atap dan mengurus uji kelayakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
• Komisioning PLTS atap ke jaringan listrik PLN
Apakah diperlukan sertifikat laik operasi (SLO) untuk sistem PLTS atap?
Pada prinsipinya, PLN akan memasang meter ekspor impor hanya setelah pelanggan PLTS atap menyampaikan
sertifikat laik operasi (SLO) atas sistem PLTS atap yang terpasang. Hal ini sesuai dengan UU No.30 tahun 2009
tentang ketenagalistrikan yang mengatur bahwa setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki
SLO. Namun, Permen ESDM No.12 tahun 2019 mengatur lebih lanjut mengenai kewajiban SLO untuk sistem
pelanggan PLTS atap dengan kapasitas berbeda, sebagai berikut:
Gambar 8 Ketentuan SLO untuk Sistem PLTS Atap
Namun perlu diingat, bahwa bagi pelanggan PLTS dengan kapasitas di bawah 500 kVA, tetap diharuskan
memiliki SLO tegangan rendah (TR), yaitu SLO atas instalasi jaringan listrik di dalam rumah atau
bangunannya.
SLO adalah bukti pengakuan formal bahwa suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian
persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasionalkan15. SLO dikeluarkan oleh lembaga inspeksi
teknik (LIT) terakreditasi setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap sistem untuk melihat keamanan
dan kehandalan instalasinya. SLO yang dikeluarkan harus memiliki nomor register yang dikeluarkan oleh
Kementerian ESDM (Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan) atau Dinas ESDM Provinsi, sesuai kewenangannya.
Berbeda dengan SLO pemanfaatan tenaga listrik yang memiliki masa berlaku 10 tahun, SLO pembangkit
tenaga listrik memiliki masa berlaku lima tahun.
12
Apakahlangkah pentingyang perlu dilakukan sebelummemasang PLTS atap?
Langkah terpenting adalah memeriksa kesiapan lokasi untuk pemasangan panel surya di rumah atau bangunan
gedung. Sesuai dengan ketentuan Permen ESDM No.49/2018 mengenai lokasi pemasangan panel surya, maka
yang perlu diperiksa adalah apakah rumah atau gedung kita memiliki atap, dinding, atau bagian lain (misalnya
lahan parkir) yang potensial untuk pemasangan panel surya.
13
Bagaimana merencanakan sistem PLTS atap?
Dalam perencanaan sistem PLTS atap, diperlukan input data-data dan proses perhitungan teknis untuk
mendapatkan konfigurasi sistem sesuai kebutuhan listriknya. Hasil dari perhitungan konfigurasi sistem ini
nantinya menentukan RAB pemasangan PLTS atap secara rinci. Perencanaan konfigurasi sistem PLTS atap
biasanya dibantu oleh penyedia PLTS atap (atau badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan PLTS atap),
dan sudah termasuk dalam paket jasa yang ditawarkan hingga pemasangan sistem.
Gambar 11 Ilustrasi Sederhana Input Data dan Keluaran dalam Perancangan Sistem PLTS
Terdapat pula beberapa software yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan & perancangan sistem
PLTS atap, seperti Helioscope, Homer, atau Retscreen18.
Apakah perlu izin khusus untuk memasang PLTS atap?
Izin khusus, yaitu izin operasi diperlukan untuk memasang PLTS atap dengan kapasitas daya di atas 500 kVA.
Pemerintah telah mengatur ketentuan izin operasi19 bagi pelanggan PLTS atap untuk kepentingan sendiri,
sebagai berikut:
Gambar 12 Ketentuan Izin Operasi PLTS Atap
Mengapa analisa bayangan (shading analysis) penting untuk dilakukan?
Shading atau bayangan yang jatuh pada modul surya, mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap
produksi listrik oleh modul surya tersebut. Bahkan, dapat berpengaruh juga terhadap kinerja modul surya lain
dalam satu rangkaian yang sama (~panel surya). Di bawah ini gambar kondisi panel surya pada saat tidak ada
bayangan yang jatuh ke atas panel surya (kiri) dan ilustrasi ketika bayangan jatuh hanya pada sebagian kecil
modul dalam panel surya (kanan).
14
Gambar 13 Ilustrasi Dampak Bayangan terhadap Efisiensi Produksi Listrik
Ketika sebagian panel surya terkena bayangan, maka panel yang tidak terkena bayangan akan terdampak dan
mengikuti kapasitas panel yang terkena bayangan dalam menghasilkan listrik. Hal ini terjadi meskipun hanya
sebagian panel yang terhalang oleh bayangan. Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah bahwa bayangan
parsial/sebagian tidak mempengaruhi output panel surya. Faktanya, panel surya fotovoltaik terdiri dari sejumlah
sel yang disatukan menjadirangkaian seri. Karena itu, kinerjapanel surya berkurang secarasignifikan bahkan jika
hanya sebagian kecil saja dari panel berada dalam bayangan.
Apakah yang dimaksud hot spot dalam istilah PLTS?
Masalah lain yang mungkin timbul akibat dari bayangan parsial/sebagian pada panel surya adalah terjadinya
titik panas (hot spot). Hot spot adalah titik panas yang terjadi akibat sebagian area dari modul surya
mengalami shading dan menjadi beban karena menghasilkan energi yang rendah dibanding dengan
bagian yang lain. Berikut gambaran kerusakan akibat adanya hotspot pada panel surya.
Gambar 14 Hot Spot pada Modul Surya
Secara teknis, sudah terdapat teknologi yang dapat
diaplikasikan untuk menghindari terjadinya hot spot,
jika panel surya atap harus tetap dipasang di lokasi yang
memiliki efek bayangan parsial, yaitu menggunakan diode
bypass, melalui pemasangan modul surya secara
paralel, atau menggunakan microinverter20.
15
Keselamatan Kesehatan Kerja (K3)
Salah satu pekerjaan yang mungkin di lakukan dalam pemasangan PLTS tipe roof top adalah bekerja di
ketinggian. Bekerja di ketinggian memang memiliki risiko yang lebih tinggi, mulai dari jatuh, cedera, luka
serius hingga kematian. Penerapan sistem manajemen K3 (keselamatan dan Kesehatan Kerja) perlu
dilakukan untuk membantu mengidentifikasi dan meminimalisir risiko yang kemungkinan terjadi. Selain
itu, pemahaman K3 perlu diberikan kepada setiap pekerja sehingga dapat mempersiapkan diri.
Dalaam profesi ini belum adanya spesifikasi mengenai jarak minimum. Namun, sebagian besar
perusahaan sepakat untuk jarak 1.8meter lebih sebagai kategori bekerja di ketinggian. Maka dari itu,
penting untuk pekerja menggunakan alat pelindung untuk keselamatan diri. Tetapi, pada kenyataanya
masih banyak pekerja yang kurang paham atau memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di
ketinggian. Untuk itu, perlu Anda ketahui 8 komponen wajib yang digunakan untuk perlengkapan sistem
perlindungan bahaya jatuh, sebagai berikut:
1. Safety Belt
Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang kerap dipakai oleh
pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan alat Full Body Harness,
akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke
anchor.
Pemakaian Safety Belt sebagai alat pelindung jatuh mesti mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat
Safety Belt tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari
ketinggian, sebab jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cedera di bagian
pinggang ataupun bagian tulang belakangnya meskipun pekerja tersebut tak mengenai permukaan tanah
dalam artisan pekerja tergantung.
2. Full Body Harness
Alat ini didesain untuk melindungi semua bagian penting pengguna yaitu panggul, dada, paha, dan
seluruh tubuh pengguna, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian. Penggunaan body harness
16
dilengkapi D-ring yang terletak pada bagian punggung serta bisa dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan
komponen lain yang kompatibel dengan body harness.
3. Shock Absorber
Istilah lain alat ini dikenal atau disebut dengan alat penahan jatuh dengan fungsi menahan tubuh
pengguna ketika jatuh dari ketinggian, mencegah kerusakan, serta mengurangi kekuatan tekanan pada
anchor. Shock absorber biasanya diproduksi terpisah atau dirancang menyatu dengan lanyard. Menurut
standar CSA Z259.11, shock absorber dapat meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika
menerima beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter
4. Lanyard
Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan guncangan bila pekerja
terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas dengan
panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya pasang lanyard/ pasang hook di atas atau paling tidak sejajar
dengan dada, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh pekerja.
Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan body harness.
5. Anchor point (anchor)
Setiap pekerja harus memastikan bahwa anchor yang tersambung pada lifeline dan lanyard harus kuat.
Posisi anchor point harus stabil dan lokasinya sudah sesuai. Jika penggunaan anchor diperuntukkan
sebagai pelindung atau penahan pekerja dari kemungkinan terjatuh, anchor harus mampu menahan
beban setidaknya 3,5 kN (363 kg) atau setidaknya empat kali berat pekerja. Sedangkan, bilamana
penggunaan anchor sebagai penahan saat terjatuh, anchor harus mendukung setidaknya 22 kN (2,5 ton).
6. Fall arrestor (rope grab)
Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja ketika sedang melakukan perpindahan tempat atau
bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang. Bila pekerja bergerak ke atas, maka rope grab
akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan pekerja, tetapi bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka
perangkat ini secara mekanik akan mencengkeram lifeline.
7. LifeLine
Lifeline adalah tali pengaman fleksibel yang terbuat dari serat, kawat, atau anyaman. Lifeline biasanya
dikaitkan pada anchor point. Adapun standar dari Lifeline harus memiliki kekuatan daya tarik minimum
2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Lifeline dapat dipasang secara vertikal atau horizontal,
tergantung kebutuhan.
8. Retractable lifeline
Alat ini juga memiliki fungsi yang baik, karena akan menarik serta mengunci tubuh pada saat terjadinya
tarikan secara tiba-tiba. Oleh sebab itu alat ini harus terpasang pada posisi tubuh dalam keadaan tegak.
17
Untuk melindungi diri dari risiko jatuh, penting menggunakan semua alat yang sudah dijelaskan diatas,
tentunya alat harus sesuai dengan standar keselamatan. Selain itu, setiap pekerja harus memahami K3
(kesehatan dan keselamatan kerja) sebagai fondasi untuk bekerja. Synergi Solusi Indonesia –
Petrotraining Member of Proxsis menyediakan jasa training K3 dan lingkungan dan telah dipercaya oleh
banyak perusahaan swasta maupun pemerintahan.
PERENCANAAN DAN PEMANFAATANPLTSA
T
A
P
Analisa Lokasi Pemasangan Panel Surya
Tujuan dari analisa ini adalah untuk memastikan bahwa area atap yang ada dapat menyangga PLTS sebesar
kapasitas yang ditentukan. Tahapan analisa ini meliputi analisa bayangan, analisa struktur atap, dan perhitungan
luas atap
Analisa Bayangan (shading analysis)
Analisa bayangan merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan PLTS, baik itu PLTS atap,
ground PLTS (yang dipasang di atas tanah) atau floating PLTS (yang dipasang mengambang di atas air). Analisa
ini bertujuan untuk memastikan sinar matahari yang jatuh ke panel surya tidak terhalang oleh objek yang
berada di sekitarnya. Karena efek bayangan ini dapat mempengaruhi efisiensi modul surya dalam
memproduksi listrik (kinerja modul surya).
Bayangan yang berpotensi jatuh pada panel surya, antara lain:
1. Bayangan atap
Di Indonesia, secara umum terdapat dua jenis bentuk atap bangunan, yaitu atap datar dan atap prisma. Bentuk
atap akan mempengaruhi pemasangan panel surya, dengan pertimbangan sebagai berikut:
18
2. Bayangan pohon/vegetasi
Selain bayangan atap itu sendiri, bayangan vegetasi yang berada di sekitar bangunan dapat jatuh pada panel
surya jika tidak dilakukan analisa bayangan terlebih dahulu, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Solusi untuk adanya bayangan pohon yang jatuh ke atap, salah satunya adalah penebangan pohon atau
pemangkasan daun.
Gambar Contoh Bayangan Vegetasi yang Jatuh pada Panel Surya
2) Bayangan bangunan/gedung
Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bangunan pelanggan PLN itu sendiri maupun bangunan lain di
19
sekitarnya. Jika dalam pengamatan terdapat potensi bayangan bangunan jatuh pada atap (pada waktu-waktu
tertentu), maka disarankan untuk mempertimbangkan lokasi atap yang lain, jika memungkinkan.
Gambar Contoh bayangan Gedung yang Jatuh pada Panel Surya
3) Bayangan panel surya
Secarateknispemasangan,jarak,derajat,danarahkemiringanpanelsuryajugaperludihitunguntuk menghindari
bayangan panel surya lain jatuh ke panel surya tertentu, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar Contoh Bayangan Panel Surya yang Jatuh pada Panel Surya di Sebelahnya
Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa bayangan, yaitu
bentuk atap, orientasi bangunan, dan obyek-obyek di sekitar bangunan. Langkah-langkah sederhana yang
dapat dilakukan untuk melakukan analisa bayangan adalah:
2. Melihat bentuk atap.Jika berbentuk datar, maka dapat langsung menuju langkah kedua.
Jika berbentuk prisma, maka langkah kedua dilakukan dengan fokus analisa pada sisi atap yang menghadap
utara dan selatan. Sisi atap yang menghadap ke timur dan barat menjadi kurang efektif untuk pemasangan
panel surya karena potensi terkena bayangan atapnya cukup tinggi.
3. Memeriksa orientasi atap dan koordinat lokasi pemasangan. Setelahmengerucutkan area
atap yang menghadap utara dan selatan (untuk atap berbentuk prisma), selanjutnya perlu dilihat lokasi
pemasangan PLTS, apakah di sebelah utara atau di sebelah selatan khatulistiwa.
Seperti yang ditunjukkan pada gambar di
samping, posisi lintasan matahari dalam satu tahun mengalami perubahan, relatif terhadap lokasi pengamat di
bumi.
Lintasan matahari bergeser sedikit ke utara khatulistiwa pada periode tertentu dan sedikit ke selatan
khatulistiwa
20
pada periode yang lain. Sehingga, bangunan yang berada di wilayah utara khatulistiwa sebaiknya
mengarahkan panel surya kearah selatan. Sebaliknya, bangunan yangberadadiwilayahselatan
khatulistiwa sebaiknya mengarahkan panel
surya ke arah utara22.
Gambar 22 Arah
21
Untuk bangunan beratap datar, koordinat lokasi pemasan PLTS, jikagedungpemerintah tidak memungkinkan,
maka pe pemasangan PLTS juga dipertimbangkan untuk menentukan arah hadapan panel surya, apakah
menghadap utara atau selatan, dengan kemiringan tertentu. Karena selain untuk menghindari efek
bayangan, langkah ini juga dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan radiasi matahari. Dengan posisi
Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa, bukan berarti bahwa pemasangan panel surya dapat dipasang
dengan posisi mendatar. Karena posisi panel datar dapat berisiko terjadinya genangan air hujan pada panel
surya, ataupun menempelnya debu yang mempengaruhi kinerja panel tersebut.
Perhitungan teknis kemiringan panel surya selanjutnya akan dibahas pada bagian perancangan sistem PLTS atap,
yaitu terkait dengan sudut kemiringan dan sudut azimut panel surya.
4. Melihat adanya efek bayangan. Langkah ini dilakukan dengan mengamati secara langsung objek
penghalang di sisi timur dan barat. Obyek yang dimaksud dapat berupa atap itu sendiri, vegetasi/pohon, serta
bangunan/tower. Sebagai ilustrasi, apabila padasisi timur terdapat objek
penghalang setinggi 1 meter, maka ketika operasional, PLTS atap baru dapat memperoleh sinar matahari
setelah jam 9 pagi (jam matahari). Demikian pula sebaliknya, di sisi barat, PLTS atap sudah tidak memperoleh
sinar matahari di atas jam 3 matahari. Sehingga, penting untuk menggunakan area yang tidak memiliki efek
bayangan dengan kriteria seperti di atas. Namun karena area tanpa penghalang biasanya sulit untuk ditemukan,
maka sedapat mungkin digunakan lokasi yang bebas daribayangan mulaijamsembilanpagihinggajamtigasore.
Oleh karena itu, pengamatan/observasi terhadap efek bayangan pada atap akan lebih efektif untuk dilakukan
dua kali dalam satu hari, yaitu sekitar jam sembilan pagi dan sekitar jam tiga sore.
5. Melihat alternatif lain. Jika ketiga langkah tersebut telah dilakukan, namun masih belum mendapatkan
lokasi atap yang memadai, maka terdapat beberapa alternatif berikut:
a. Apabila atap bangunan berbentuk prisma, dan luasan potensial justru pada sisi yang menghadap ke barat dan
timur, makadapat dipertimbangkan opsiuntukmemasang tambahanstruktur penyangga panel surya yang
lebih tinggi agar terhindar dari efek bayangan atap.
b. Baik itu atap berbentuk datar maupun prisma, jika terdapat obyek penghalang di sekitarnya, maka dapat
dipertimbangkan opsi untuk menghilangkan obyek tersebut (jika memungkinkan). Atau dapat juga
mengaplikasikan teknologi untuk menghindari terjadinya bayangan parsial (dan hot spot) dengan konsekuensi
penambahan biaya (misalnya dengan memasang diode atau menggunakan micro-inverter).
Setelah melakukan analisa bayangan, dimungkinkan adanya suatu kondisi lingkungan dimana atap bangunan
yang akan dijadikan lokasi pemasangan panel surya tidak dapat terhindar dari adanya bayangan parsial. Jika
hal ini yang terjadi, maka terdapat beberapa solusi teknis yang dapat diaplikasikan untuk menghindari terjadinya
hot spot pada modul surya, yaitu:
1. Penggunaan bypass diode23
Diode berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah
sebaliknya. Pada instalasi panel surya, diode dapat berperan sebagai bypass diode yaitu membantu
mengalirkan listrik yang dibangkitkan oleh sel PV tanpa melalui modul surya tertentu yang terkena bayangan
parsial (sehingga tidak berfungsi optimal). Oleh karena itu, sejak perencanaan pemasangan PLTS atap, modul-
modul yang letaknya memiliki potensi terkena bayangan parsial perlu diidentifikasi untuk menentukan letak
pemasangan diode. Namun perlu dicatat bahwa bypass diode tidak dapat bekerja kecuali pada rangkaian seri
yang menghasilkan tegangan (Voltase) cukup tinggi24.
22
2. Penggunaan micro inverter.
Pada umumnya, terdapat berbagai jenis inverter yang dapat diaplikasikan pada PLTS Atap, antara lain string
inverter dan micro inverter. Inverter sendiri berfungsi sebagai alat untuk mengubah arus DC menjadi AC. Untuk
memudahkan ilustrasi peran micro inverter dalam menghindari terjadinya hot spot pada modul surya, maka
digunakan perbandingan dengan string inverter, sebagai berikut:
String Inverter
Gambar 23 Ilustrasi Konfigurasi Modul Surya dengan String Inverter
Bagipemerintahdaerah,untukupayameningkatkanpemanfaatan
Input dari string inverter adalah modul surya yang dirangkai secara seri. Besaran input dari string inverter
ditentukan oleh banyaknya modul surya yang di rangkaikan secara seri. Seperti gambar di atas, yaitu kondisi
dengan bayangan vegetasi di salah satu modul, maka modul lain dalam rangkaian tersebut terpengaruh
sehingga tidak berfungsi optimal.
Micro Inverter
Gambar 24 Ilustrasi Konfigurasi Modul Surya dengan Micro Inverter
Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa kelebihan penggunaan micro inverter adalah sebagai berikut:
1. Panel surya dapat beroperasi secara maksimal dan dapat menghasilkan listrik lebih banyak ketika salah satu
panel terkena bayangan (bayangan parsial),
2. Pemasangan panel menjadi lebih fleksibel mengikuti bentuk atap rumah dan dapat menyesuaikan
23
dengan kondisi bayangan,
3. Micro inverter juga menawarkan tambahan fitur yang berfungsi sebagai pemantauan sistem. Karena micro
inverter memiliki kemampuan untuk melacak produksi masing-masing modul surya, sementara string inverter
hanya dapat melacak produksi panel surya (~rangkaian modul surya) atau produksi keseluruhan sistem PLTS.
Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, tidak dipungkiri bahwa harga micro inverter relatif lebih mahal
dibandingkan dengan harga string inverter.
Saat ini, telah banyak pilihan aplikasi atau perangkat lunak untuk melakukan analisa bayangan, yaitu membantu
memetakan area yang bebas dari efek bayangan, menentukan derajat kemiringan dan arah panel surya
terhadap lintasan matahari secara presisi. Beberapa diantaranya sebagai berikut:
Tabel Aplikasi atau Perangkat Lunak untuk Analisa Bayangan
24
Analisa Struktur Atap
Analisa struktur atap bertujuan untuk memastikan bahwa struktur/konstruksi sipil dari atap bangunan yang ada
cukup kuat untuk menyangga beban tambahan yaitu panel surya. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan
dalam analisa struktur atap, sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel Pemeriksaan Kekuatan Struktur Atap untuk PLTS
25
Untuk atap datar yang terbuat dari struktur beton, maka pemasangan PLTS atap mungkin tidak menjadi
masalah. Tetapi untuk pemasangan di kantor pemerintah, perumahan dan gedung lain yang menggunakan
rangka kayu untuk menyangga atap, maka perlu memperhatikan kekuatan struktur atap untuk menahan
beban, baik itu beban dari material genteng yang digunakan maupun beban dari rangkaian modul surya untuk
PLTS atap.
Berat material genteng/atap penting untuk diperhatikan, karena struktur rangka atap yang sama belum
tentu dapat menahan tambahan beban modul surya jika genteng yang digunakan cukup berat, misalnya
bermaterial beton atau tanah liat. Berikut adalah referensi kisaran berat genteng berdasarkan materialnya.
Tabel Jenis dan Berat Genteng Berdasarkan Material
Berikut gambaran berat modul surya sesuai dengan jenis dan spesifikasinya, yang harus ditopang oleh struktur
atap bangunan, sebagai tambahan beban dari genteng itu sendiri. Jika pemasangan PLTS atap memerlukan
perbaikan atau renovasi struktur atap sebelum instalasi maka akan berimbas pada penambahan biaya.
Tabel 7 Spesifikasi dan Berat Modul Surya Berdasarkan Jenis Modul
26
Perhitungan Luas Atap dengan GIS (rooftop tagging)
Analisa bayangan merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan PLTS, baik itu Langkah ini
bertujuan menghitung luas atap yang potensial untuk pemasangan panel surya, dengan mempertimbangkan hasil
analisa bayangan. Luas atap yang dihasilkan, nantinya menjadi pertimbangan apakah sesuai dengan kebutuhan
luasareaefektifpanelsuryauntukkapasitassystemyangditentukan. Luasareaefektifpanelsuryaakandihitung
pada tahap perancangan sistem PLTS atap. Dengan adanya ketentuan maksimal kapasitas PLTS atap sebesar
daya tersambung PLN, pelanggan PLN dapat mempertimbangkan untuk menambah daya jika luas dan kondisi
atap memadai.
Luas atap untuk pemasangan PLTS perlu diperhitungkan dengan cermat, karena apabila atap terkena bayangan,
atau ada peralatan utilitas yang berada diatas atap (seperti unit outdoor AC, pompa dll), maka luas atap
potensial menjadi lebih kecil daripada total luas atap yang tersedia.
Secara sederhana, perhitungan luas atap dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Google Earth
(https://www.google.com/earth/). Langkah-langkah menggunakan perangkat lunak tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Tentukan koordinat/lokasi gedung yang akan dihitung luasnya. Pastikan gedungnya sudah sesuai. Contoh:
Salah satu gedung Kementerian ESDM, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18. Jakarta
Gambar 25 Tampilan Atap Bangunan Gedung pada Google Earth
b) Kemudian identifikasi apakah bangunan yang akan dipasang PLTS atap berbentuk atap datar
atau atap prisma. Untuk Gedung Kementerian ESDM di atas adalah atap datar.
c) Selanjutnya identifikasi letak area pemasangan PLTS atap (kotak berwarna hijau), dengan
menentukan area utilitas, area terkena bayangan, dan area potensial.
d) Kemudian hitung luas area atap potensial dengan menggunakan tools atau fitur penggaris
(simbol ) yang terletak di sebelah kiri layer (yang dilingkari warna merah).
27
Gambar 26 Tampilan Fitur Penggaris Saat Digunakan
a) Ulangi penggunaan fitur penggaris untuk menghitung panjang sisi-sisi atap yang akan dihitung,
baik untuk atap berbentuk datar maupun atap berbentuk prisma.
A. Perhitungan luas atap berbentuk datar
Padacontohgambardisamping,sebagianareaatapsebuah gedung telah dimanfaatkan untuk utilitas bangunan
(area C), serta adanya sebuah obyek dengan efek bayangan yang menjadikan area B tidak efektif untuk
peletakan panel surya. Sehingga perhitungan area atap potensial (area A) dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Perhitungan secara langsung luas area A
menggunakan fitur penggaris pada perangkat
lunak Google Earth. Atau dengan mengukur panjang sisi-sisi area A, kemudian menghitung luas dengan rumus
sederhana luas persegi panjang:
2. Perhitungan luas keseluruhan area atap dikurangi dengan area yang sudahdigunakan
untuk utilitas dan area bayangan, dengan rumus sederhana:
Dalam contoh di atas berarti:
Luas Potensi Atap = Luas keseluruhan (pxl) – (luas area C (pxl)) – (luas area B (p x l))
A. Perhitungan luas atap berbentuk prisma
Atap prisma sering kita jumpai di rumah tinggal karena pertimbangan biaya dan tradisi turun temurun
masyarakat. Perhitungan luas atap berbentuk prisma dilakukan setelah analisa bayangan dilakukan
sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Sehingga telah diperoleh sisi atap yang paling efektif terkena sinar matahari
sepanjang hari (lihat ilustrasi gambar di bawah saat sore hari).
LuasAtapPotensial =PxL
Luas Potensi Atap = P x L Atap Datar – (P x L Area yang sudah digunakan )– Area
Bayangan
28
Gambar Potensi Area Atap Prisma untuk Pemasangan Panel Surya
Berbeda dengan perhitungan luas atap datar, perhitungan luas atap prisma dilakukan dengan memperhatikan
kemiringansudutprisma, sehinggarumusyangdigunakansedikitlebihkompleks. Pada ilustrasi gambar di bawah
ini, area atap yang akan dihitung ditunjukkan dengan area warna coklat.
Gambar Atap Prisma dan Luasan yang Akan Dihitung
Pada prinsipnya, luas atap dari gambar diatas dihitung dengan rumus sederhana, yaitu:
Untuk mencari Lebar sisi miring atap (L), dapat diketahui dengan mudah dari gambar denah rumah. Namun
jika gambar tersebut tidak ada, maka perhitungannya dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Google
Earth, dengan tambahan beberapa langkah perhitungan, sebagai berikut:
1. Mengukur lebar sisi datar atap (l) dengan fitur penggaris pada Google Earth.
2. Menghitung lebar sisi miring atap (L) melalui rumus trigonometri sederhana sebagai berikut:
Luas Atap = P x L
29
Gambar Irisan Penampang Atap Prisma
Dimana:
α : sudut kemiringan atap prisma (antara 150 – 450) t : tinggi atap prisma
l : lebar atap Prisma
l/2 : setengah dari lebar atap prisma
3. Menghitung luas atap miring, dengan rumus sederhana setelah sisi L diketahui:
Atau, dengan demikian, rumus perhitungan luas atap miring (area
Tabel Tabel Cosinus untuk Membantu Menghitung Luas Atap Prisma
Luas Atap = P x L
LebarSisi Miring Atap (L) = l/2 xcos α
Luas Atap = P x (l/2 x cos α)
30
Setelahketigatahapananalisatersebutdilakukan,diketahui
empathalpenting sebagai berikut:
Output Analisa Penggunaan dalam Analisa Selanjutnya
PERENCANAAN SISTEM
31
DesainTeknis Sistem PLTS Atap
Skema di bawah ini menunjukkan proses perancangan sistem PLTS atap yang akan dibangun. Secara umum,
terdapat 2 tahapan dalam perancangan sistem PLTS, yaitu 1) perancangan ukuran energi yang dibutuhkan, dan
2) perancangan sistem kelistrikan PLTS itu sendiri.
32
Gambar Proses Perancangan Sistem PLTS Atap
Tahapan perancangan kebutuhan energi dan sistem kelistrikan PLTS atap adalah sebagai berikut:
A. Menghitung Energi Harian Siang
B. Menentukan Kapasitas Optimal Sistem PLTS Atap
C. Menghitung Daya Puncak Sistem
D. Memilih Modul Surya dan Menghitung Luas Area Efektif
E. Menghitung Kebutuhan Jumlah Modul Surya
F. Memilih Inverter Sesuai Daya
G. Penyiapan Dokumen Pengajuan Penggunaan PLTS Atap ke PLN
33
A. Menghitung Energi Harian Siang
34
B. Menentukan Kapasitas Optimal Sistem PLTS Atap
35
C. Menghitung Daya Puncak Sistem
36
D. Memilih Modul Surya dan Menghitung Luas Area Efektif
37
38
E. Menghitung Kebutuhan Jumlah Modul Surya
39
F. Memilih Inverter Sesuai Daya
40
G. Penyiapan Dokumen Pengajuan Penggunaan PLTSAtap ke PLN
Gambar 38 Contoh Single Line Diagram
41
Gambar Contoh Spesifikasi Modul Surya
42
Pertimbangan Peletakan Panel Surya
Secara teknis, peletakan panel surya perlu memperhatikan sistem support dan mounting serta arah hadapan dan
kemiringan panel surya. Berikut penjelasan kedua pertimbangan tersebut:
1. Sistem Support dan Mounting
Pertimbangan ini merupakan upaya untuk memilih peralatan atau struktur untuk menjaga posisi panel surya
agar tidak bergerak. Selain itu juga untuk mengarahkan panel surya pada posisi yang ditentukan. Terdapat
dua metode mounting panel surya untuk aplikasi PLTS atap, yaitu menggunakan rangka atau tanpa rangka,
dengan menempelkan panel surya pada atap/genteng. Bahan rangka panel surya juga bervariasi, dapat
menggunakan material besi galvanis atau aluminium. Biaya akan menjadi dasar pertimbangan dalam
menentukan metode dan material struktur mounting panel surya. Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi
variasi mounting panel surya tersebut.
Gambar Contoh Aplikasi Ranegka Panel Surya di Genteng (a) dan Dak (b)
Gambar Contoh Aplikasi Penempelan Panel Surya pada Atap
2. Arah Hadapan dan Sudut Kemiringan Panel Surya
Dalam pembahasan analisa bayangan telah sedikit dijelaskan mengenai posisi matahari yang berubah-ubah
relatif terhadap posisi pengamat di bumi. Selain terkait dengan efek bayangan, hal tersebut juga mempengaruhi
optimalisasi penyerapan sinar matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Dua parameter yang harus dilihat
adalah sebagai berikut:
43
a. Melihat sudut kemiringan. Apabila kita melihat dari ufuk/horison ke arah matahari, maka sudut antara
sisi horizontal dan ketinggian matahari disebut sudut ketinggian matahari. Sudut ini menggambarkan
ketika matahari naik dan turun dalam satu hari (dalam derajat). Dalam desain PLTS atap, dikenal sudut
kemiringan,atauseringkali disebut sudut inklinasi. Ini merupakan sudut susunan modul surya yang diukur dari
sisi horizontal, untuk mendapatkan penyerapan optimal dari sinar matahari. Gambar berikut mengilustrasikan
sudut kemiringan modul surya dan sudut ketinggian matahari.
Gambar Ilustrasi Sudut Kemiringan Modul Surya vs. Sudut Ketinggian Matahari
Besar sudut kemiringan ini sama dengan 90° minus sudut ketinggian matahari. Hal ini untuk menjaga orientasi
tegak lurus permukaan panel ke arah matahari (lihat ilustrasi gambar
di bawah ini). Sehingga besar sudut kemiringan ini bisa mencapai 90 derajat atau modul dalam posisi vertikal
tergantung dimana modul ditempatkan atau dipasang. Secara umum, standar untuk Indonesia dalam
menentukan sudut kemiringan modul surya adalah dalam rentang antara 6-11 derajat, sesuai dengan letak
lintang khatulistiwa Indonesia (6° LU–11° LS).
44
Gambar Ilustrasi Perbedaan Penyerapan Sinar Matahari terhadap Posisi Kemiringan Panel Surya
b. Melihat sudut azimut. Dalam perencanaan PLTS, sudut azimut merupakan sudut arah modul surya
terhadap arah utara atau arah selatan. Agar tidak terhalang bayangan, idealnya, apabila lokasi PLTS terpusat
berada di selatan garis khatulistiwa, maka modul surya diarahkan menghadap ke arah utara (azimuth 0°).
Sebaliknya, apabilalokasiPLTS terpusatberadadiutaragariskhatulistiwa, makamodulsuryamenghadap kearah
selatan, dengan kata lain, diarahkan pada azimuth 180°. Apabila hal ini tidak terpenuhi, sehingga
modul surya menghadap ke arah utara pula, maka akan ada kerugian inklinasi yang di alami. Gambar berikut
memberikan ilustrasi sudut azimuth dalam pertimbangan peletakan panel surya.
Gambar Ilustrasi Sudut Azimuth untuk Peletakan Panel Surya
45
c. Menggunakan perangkat lunak untuk menentukan sudut kemiringan/ inklinasi dan sudut
azimut. Sama halnya ketika kita mencari sumber data iradiasi matahari untuk lokasi tertentu, misalnya
menggunakan Solargis (https://globalsolaratlas.info), kita juga dapat memperoleh referensi nilai sudut inklinasi
(tilt angle) dan nilai sudut azimut yang direkomendasikan. Karena perangkat lunak tersebut sudah memiliki
database sinar matahari dari waktu ke waktu, yang merupakan fungsi dari posisi matahari relatif terhadap bumi.
Berikut ini adalah contoh keluaran nilai sudut inklinasi dan sudut azimut dalam perangkat lunak Solargis.
Gambar Input Koordinat Lokasi Rencana Pemasangan PLTS Atap
Gambar Keluaran Data Iradiasi, Sudut Inklinasi, dan Azimuth
46
Seperti yang ditunjukkan pada tampilan keluaran data pada perangkat lunak Solargis, data rata-rata iradiasi
harian (PV OUT) untuk lokasi Medan (dengan presisi koordinat tersebut) adalah sebesar 3,6 kWh/kWp.
Sedangkan sudut inklinasi dan azimut ditunjukkan pada data OPTA, yang menunjukkan sudut inklinasi untuk
angka pertama (4o), dan sudut azimut untuk angka kedua (180o atau menghadap selatan). Hal ini dapat
dipahami karena Medan berlokasi di sebelah utara garis khatulistiwa, maka arah hadapan terbaik untuk
menghindari bayangan, serta untuk mengoptimalkan penyerapan sinar matahari adalah menghadap ke
selatan.
Selain perangkat lunak untuk referensi data iradiasi matahari, sudut inklinasi, dan sudut azimut, terdapat juga
perangkat lunak atau aplikasi yang dapat membantu melakukan analisa perencanaan dan perancangan sistem
PLTS. Pada bagian B1 Panduan ini, telah disebutkan beberapa aplikasi yang dapat membantu melakukan analisa
bayangan, yaitu solar pathfinder, step robotics, HORIcatcher, dan sun angle calculator. Beberapa perangkat
lunak lainnya juga telah dikeluarkan oleh beberapa badan atau perusahaan, dengan fitur-fitur untuk melakukan
analisa teknis, analisa/simulasi sistem, hingga analisa finansial dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Misalnya Helioscope, RETScreen, HOMER, PV*SOL, dan sebagainya. Rangkuman beberapa perangkat lunak ini
disajikan pada lampiran H.
Analisa Finansial
Jika pelanggan PLN tertarik untuk memasang PLTS atap, saat ini telah tersedia beberapa kalkulator sederhana
PLTS atap yang dapat memberikan gambaran singkat mengenai nilai investasi dan besarnya penghematan
sebagai manfaat penggunaan PLTS atap. Walaupun terdapat sedikit perbedaan nilai investasi dan besaran
penghematan untuk kasus serupa dengan menggunakan kalkulator yang berbeda-beda, tetapi setidaknya
pelanggan PLN mendapatkan gambaran kasar sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pemasangan.
Beberapa contoh kalkulator PLTS atap adalah sebagai berikut:
47
Tabel Contoh Tools atau Kalkulator PLTS Atap
48
Setelah melakukan analisa desain teknis sistem PLTS atap, langkah selanjutnya adalah menghitung rancangan
anggaran biaya (RAB) sebagai nilai investasi PLTS atap bagi pelanggan PLN. Mengacu pada dokumen studi
kelayakan yang disusun oleh Kementerian ESDM, RAB pemasangan PLTS atap mencakup item-item sebagai berikut:
Tabel Format Rencana Anggaran Biaya PLTS Atap
Sebagai gambaran, pada tahun 2017, kisaran biaya pemasangan PLTS atap rata-rata adalah 15 juta rupiah per
kWp30. Nilai ini diperoleh berdasarkan rujukan harga komponen utamanya, yaitu panel surya dan inverter.
Harga panel surya di pasaran Indonesia antara 9,5 juta rupiah hingga 15 juta rupiah per Wp, sedangkan harga
inverter
49
50
antara 1,9 juta rupiah hingga 5 juta rupiah per Wp. Kisaran proporsi biaya pemasangan PLTS atap berdasarkan
riset pasar tahun 2017 adalah 47% biaya panel surya, 13% biaya inverter, serta 40% untuk komponen pelengkap
lain dan jasa instalasinya. Sehingga untuk keseluruhan biaya pemasangan PLTS atap pada tahun 2017 rata-rata
berada pada kisaran 25 juta rupiah per kWp31. Lihat Lampiran A untuk gambaran variasi biaya investasi PLTS
atap yang pernah dilakukan oleh pemerintah, beserta gambaran analisa keekonomiannya.
Dokumen Studi Kelayakan
Dokumen studi kelayakan biasanya diperlukan dalam proses procurement badan usaha oleh pelanggan PLN
Pemerintah yang akan memasang PLTS atap. Dokumen studi kelayakan menampilkan hasil atau laporan analisa
yang mencakup pemeriksaan sistem kelistrikan hingga desain sistem dan RAB, sebagaimana tahapan proses
perencanaan (Bagian B1) dan desain sistem (Bagian B2) yang dijabarkan dalam panduan ini.
Mengacu pada studi kelayakan yang dilakukan oleh Kementerian ESDM dalam beberapa proyek pemasangan
PLTS atap di gedung pemerintah, berikut gambaran struktur laporan studi kelayakan sebagai referensi:
51
Tabel Format Dokumen Studi Kelayakan
52
Membuat laporan pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas tanah (Ground
Mounted)
1. Pengertian Laporan
Laporan adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang dengan
tujuan sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Agar dapat
digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pengambilan keputusan, sebuah laporan harus
memuat data yang benar, objektif, dan sistematis.
2. Struktur Laporan
a. Cover
Cover merupakan halaman yang letaknya berada di bagian paling awal sebuah laporan. Sama
halnya dengan makalah, di dalam cover sebuah laporan juga memuat judul, identitas, dan
keterangan dari si penulis.
b. Kata Pengantar
Kata pengantar merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan dalam membuat sebuah
laporan. Halaman ini berfungsi untuk mengantarkan pembaca agar dapat memahami laporan
seperti apa yang telah dibuat.
c. Daftar Isi
Daftar isi merupakan halaman yang memuat pemetaan halaman untuk setiap bagian, mulai
dari kata pengantar sampai halaman terakhir.
d. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan yang berisi beberapa sub-bab seperti latar
belakang dan tujuan kegiatan.
1) Latar Belakang
Latar belakang berisi tentang faktor apa saja yang mendasar kegiatan dan penyusunan laporan.
2) Tujuan
Bagian ini menjelaskan tentang tujuan dibuatnya kegiatan atau penelitian yang dilakukan. Dalam
penulisannya, cukup deskripsikan tujuan secara singkat dan jelas.
e. Pembahasan
Pembahasan atau juga bisa disebut sebagai isi, merupakan bagian inti dari laporan yang
dibuat. Di bagian ini, sebisa mungkin jelaskan secara detail dan mencakup unsur 5W + 1H.
Misalnya, jika laporan yang di buat adalah laporan kegiatan, maka laporan berisikan:
1) Kegiatan apa yang dilakukan?
53
2) Siapa saja yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut?
3) Di mana kegiatan tersebut dilaksanakan?
f. Penutup
Penutup biasanya berisi kesimpulan tentang kegiatan dan laporan yang telah dibuat. Dapat
juga dituliskan ringkasan tentang hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya pada bagian ini. Selain
kesimpulan, saran juga dapat ditambahkan untuk para pihak terkait atau kendala yang kamu alami
selama kegiatan berlangsung.
g. Lampiran
Bagian terakhir merupakan lampiran. Lampiran adalah halaman yang memuat berbagai
dokumentasi tentang kegiatan yang telah dilakukan. Dokumentasi tersebut dapat berupa
foto/gambar, tabel, surat, dan sebagainya. Lampiran tersebut nantinya akan mewakili kelengkapan
laporan yang dbuat.
3. Pembuatan Berita acara
Berita acara berisikan catatan yang sangat rinci atau detail mengenai siapa yang terlibat,
dimana kejadian itu berlangsung, waktunya kapan, dll. Berita acara bahkan sering dikatakan
sebagai dokumen yang menjelaskan kronologi atau latar belakang untuk keperluan bisnis dan
hukum.
Secara garis besar, berita acara merupakan sebuah dokumen dalam dunia pekerjaan yang
sangat penting keberadaannya. Berita acara tersebut memuat pernyataan pengesahan mengenai
suatu kegiatan; baik itu menyangkut rapat, kehilangan, kerusakan, serah terima barang, peristiwa,
penyelesaian pekerjaan, perubahan status, dan masih banyak lagi lainnya.
Intinya, berita acara adalah sebuah bukti legal yang di dalamnya berisi suatu pengesahan
atau pernyataan di dalam sebuah acara. Selain itu, berita acara juga dijadikan oleh instansi atau
perusahaan sebagai sebuah bukti legal mengenai peristiwa tertentu, serah terima, transaksi, jual
beli, insiden tertentu dan masih banyak lagi yang lainnya.
a) Fungsi Berita acara
1) Menjadi bukti legal tertulis atas sebuah transaksi atau peristiwa tertentu.
2) Sebagai keabsahan suatu kegiatan yang telah dilakukan.
3) Sebagai bukti otentik suatu kegiatan yang dilakukan oleh penerima tugas, dan si penerima tugas
akan membuktikan bahwa ia menyelesaikan tugasnya dengan pembuktian hasil dari suatu kegiatan
sebagai notulen.
b) Cara Membuat Berita Acara
54
Beberapa macam penyusunan berita acara seperti berita acara peristiwa, serah terima
barang/pekerjaan, seminar, pelantikan, kepemilikan, ataupun jual beli suatu barang memiliki
format yang hampir sama. Agar apa yang
disampaikan di dalam isian berita acara tersebut sesuai dengan kejadian, maka si pembuat berita
acara harus mencantumkan poin-poin pentingnya. Berikut ini adalah poin-poin penting yang harus
tercantum di dalam berita acara.
1) Semua pihak yang berkepentingan di dalam acara atau kegiatan harus dicatat dengan detail.
Pada umumnya terdiri dari nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat rumah, pekerjaan,
jabatan, dan poin- poin lainnya yang sekiranya dapat menambah kevalidan suatu informasi. Jangan
lupa untuk mencantumkan nomor identitas seperti KTP/SIM/NPWP/NIP atau sejenisnya sesuai
dengan keterkaitan berita acara kegiatannya.
2) Pastikan untuk mencantumkan kronologi atau latar belakang yang mencakup waktu kejadian (jam,
hari, tanggal, bulan, dan tahun). Waktu kejadian tersebut harus ditulis dalam bentuk penyebutan
kata-perkata.
3) Pastikan untuk mencantumkan tempat kejadian/peristiwa dilaksanakannya kegiatan tersebut. Ini
bisa berupa detail seperti alamat lengkap sampai dengan kode pos.
4) Sebagai dokumen administrasi resmi, dokumen berita acara harus ditandatangani oleh pihak-pihak
yang berkepentingan atau pihak-pihak yang berwenang yang terlibat dalam acara tersebut.
5) Pastikan untuk mencantumkan saksi jika diperlukan untuk menjaga keabsahan berita acara
tersebut.
6) Lebih memperhatikan untuk jenis berita acara serah terima barang, jabatan, dan pekerjaan. Dalam
penyusunan berita acaranya, pihak dan mengenai jenis yang akan diserah terimakan harus
dijelaskan secara detail.
55
F. Langkah Kerja
Memasang Dudukan Dan Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Atas Atap (Rooftop)
NO PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1 Menggunakan APD
(alat pelindung diri)
sebelum memasang
dudukan dan modul
PV di ketinggian
Peralatan dan perlengkapan
keamanan, keselamatan
kerja (K3) disiapkan sesuai
prosedur
2 Menyiapkan peralatan
kerja unutk
pemasangan dudukan
dan modul surya PLTS
di aats atap (roof top)
sesuai prosedur
56
57
3 - Memeriksa jenis dan
kualitas atap sesuai
prsedu
- Menyiapkan
komponen utama
dan pendukung
untuk pemasangan
dudukan dan modul
surya PLTS di atas
atap (roof top)
sesuai gambar kerja
- Memeriksa hasil
pemasangan
komponen utama
dan pendukung
sesuai gamabr keja
- Mendokumentasikan
dan membuat
laporan hasil
pemasangan PLTS di
atas atap
Spesifikasi mekanis modul
surya seperti dimensi, berat,
bahan frame modul surya
Pengetahuan dasar-dasar
mekanika, misalnya sifat-sifat
mekanis bahan
Konsep tata letak dan Teknik
pemasangan dudukan dan
modul surya tipe rooftop
Prosedur kerja yang sesuai
dengan persyaratan instalasi
rooftop
Bekerja di ketinggian sesuai
dengan standar ketinggian
atap bangunan
Prosedur pengisian lembar
observasi dan commisioning
58
59
60
61
G. Implementasi Unit Kompetensi
Elemen Kompetensi 1
Menyiapkan Peralatan Dan komponen Utama Untuk pemasangan dudukan dan modul
surya PLTS di atas atap (rooftop)
Baca Referensi 1.1 :
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal :
1. Mengidentifikasi peralatan dan komponen utama pemasangan
dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop)
2. Mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan untuk
pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap
(rooftop)
3. Mengidentifikasi dokumen SOP pemasanagan dudukan dan modul
surya PLTS di atas atap (rooftop)
4.
Diskusi 1.2 :
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal
yang telah anda pelajari :
1. Mengidentifikasi peralatan dan komponen utama pemasangan
dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop)
2. Mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan untuk
pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap
(rooftop)
3. Mengidentifikasi dokumen SOP pemasanagan dudukan dan modul
surya PLTS di atas atap (rooftop)
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan
presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.
Aktivitas 1.3 :
Silahkan anda mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan
untuk pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap
(rooftop)
Video Youtube 1.4:
Silahkan melihat youtube berikut ini :
Link :
https://www.youtube.com/watch?v=s_uywjt7cLk
Catat rangkum hasil anda menyaksikan tayangan video tersebut.
62
Elemen Kompetensi 2
Memasang Komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop)
Baca Referensi 2.1 :
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal :
1. Cara memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS
di atas atap (rooftop)
2. Cara menggunakan peralatan untuk memasang komponen utama
dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop)
3. Cara mengisi ceklist dan mengerti SOP untuk memasang
komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap
(rooftop)
Diskusi 2.2 :
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal
yang telah anda pelajari :
1. Cara memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS
di atas atap (rooftop)
2. Cara menggunakan peralatan untuk memasang komponen utama
dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop)
3. Cara mengisi ceklist dan mengerti SOP untuk memasang
komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap
(rooftop)
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan
presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.
Aktivitas 2.3 :
Silahkan anda mengidentifikasi setiap komponen sitem monitoring
dang mengisi pada cek list yang sudah di buat
Video Youtube 2.4:
Silahkan melihat youtube berikut ini :
Link :
https://www.youtube.com/watch?v=pbg3SLwqcs0
https://www.youtube.com/watch?v=zK4HMRjh6PY
https://www.youtube.com/watch?v=uAg85bPjVZs
Catat rangkum hasil anda menyaksikan tayangan video tersebut.
63
Elemen Kompetensi 3
Membuat Laporan Pemasangan Dudukan dan modul surya PLTS diatas atap (rooftop)
Baca Referensi 3.1 :
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal :
1. Melakukan pengisian form ceklist dan pengukuran PLTS
2. Membuat form hasil pemasangan dudukan dan modul surya PLTS
diatas atap (rooftop)
Diskusi 3.2 :
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal
yang telah anda pelajari :
1. Melakukan pengisian form ceklist dan pengukuran PLTS
2. Membuat form hasil pemasangan dudukan dan modul surya
PLTS diatas atap (rooftop)
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan
presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok.
Aktivitas 3.3 :
Silahkan untuk mencoba membuat data dan mengisi form checklist
serta membuat form laporan hasil pemasangan dudukan dan modul
surya PLTS di atas atap (rooftop)
Aktivitas 3.4 :
Tujuan membuat form checklist serta membuat form laporan hasil
pemeliharaan dari pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas
atap (rooftop) adalah :
………………………………………………………………………………………
……..………………………………………………………………………………
……………..………………………………………………………………………
……………
………………………………………………………………………………………
…
64
Penilaian :
Penilaian Catatan :
Kompeten / Belum Kompeten
Peserta Instruktur
Nama/Tanda tangan/tgl Nama/Tanda tangan/tgl
65
H. Lampiran
KAMUS ISTILAH
PLST Roof Top
atau di atas atap
Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang panel suryanya
dipasanga di atas atap.
PLTS on-grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang
terhubung dengan jaringan listrik PLN, oleh karena itu
disebut on-grid atau didalam jaringan..
PLTS off-grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang tidak
memiliki sambungan dengan jaringan kelistrikan PLN.
PV Mounting Adalah komponen PLLTS yang berfungsi untuk tempat
meletakkan panel surya seara aman dengan
mempertimbangkan arah matahari
66
Referensi
 Panduan Perencanaan dan Pemanfataan PLTS Atap di Indonesia, Indonesia Clean Energiy
Development II, USAID ICED II
 Teknologi Atap Solar PV Roof, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan
Pemukiman Bandan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian PUPR
67
68
69
70
71
NAMA PENYUSUN
No NAMA PROFESI
1 Muhammad Fahmy Ramadhan Saragi, S.T. Instruktur Listrik BPVP Aceh

More Related Content

Similar to D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx

Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
novidian4
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Lukmanulhakim Almamalik
 

Similar to D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx (20)

3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx
 
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
 
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
 
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docxBuku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitas
 
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitasMerencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
Merencanakan pelaksanaan peningkatan produktivitas
 
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas
 
Melakukan koordinasi untuk peningkatan partisipasi produktivitas
Melakukan koordinasi untuk peningkatan partisipasi produktivitasMelakukan koordinasi untuk peningkatan partisipasi produktivitas
Melakukan koordinasi untuk peningkatan partisipasi produktivitas
 
Melakukankoordinasiuntukpeningkatanpartisipasiproduktivitas 211228035915
Melakukankoordinasiuntukpeningkatanpartisipasiproduktivitas 211228035915Melakukankoordinasiuntukpeningkatanpartisipasiproduktivitas 211228035915
Melakukankoordinasiuntukpeningkatanpartisipasiproduktivitas 211228035915
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
 
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
 
Menyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfMenyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdf
 
Buku materi uk 17
Buku materi uk 17Buku materi uk 17
Buku materi uk 17
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Tik.jk02.023.01 b informasi fix
Tik.jk02.023.01 b informasi fixTik.jk02.023.01 b informasi fix
Tik.jk02.023.01 b informasi fix
 
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
Buku informasi tik.cs03.012.01 (autosaved)
 

More from AliceKuhurima1

More from AliceKuhurima1 (15)

tugas 1.pptx
tugas 1.pptxtugas 1.pptx
tugas 1.pptx
 
Ppt.ppt
Ppt.pptPpt.ppt
Ppt.ppt
 
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
 
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptxMemelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
 
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
 
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptxPPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
 
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptxPPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
furqanridha
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
subki124
 

Recently uploaded (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugasTeks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
Teks Debat Bahasa Indonesia Yang tegas dan lugas
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAHCeramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
Ceramah Antidadah SEMPENA MINGGU ANTIDADAH DI PERINGKAT SEKOLAH
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 

D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx

  • 1. MEMASANG DUDUKAN DAN MODUL SURYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) DIATAS ATAP (ROOF TOP) D.35EBT15.004.1
  • 2. DAFTAR ISI Cover ............................................................................................................................ 1 Daftar Isi ...................................................................................................................... 2 Kata Pengantaa ............................................................................................................. 3 A. Pendahuluan …………………………………………………………………… ................................... 4 B. Panduan Penggunaan Modul .................................................................................... 4 C. Daftar Ikon ............................................................................................................. 5 D. Bacaan Referensi..................................................................................................... 6 E. Pengantar Teori....................................................................................................... 7 F. Langkah Kerja ......................................................................................................... 55 G. Implementasi Unit Kompetensi ................................................................................. 61 1. Elemen Kompetensi 1 .............................................................................................. 61 1.1 Referensi........................................................................................................... 61 1.2 Diskusi .............................................................................................................. 61 1.3 Aktivitas 1 ......................................................................................................... 61 1.4 Video Youtube ................................................................................................... 61 2. Elemen Kompetensi 2 .............................................................................................. 62 2.1 Referensi……………………………………………………………. ........................................... 62 2.2 Diskusi .............................................................................................................. 62 2.3 Aktivitas ............................................................................................................ 62 2.4 Video Youtube ………………………….…….…………...…….. .......................................... 62 3. Elemen Kompetensi 3 .............................................................................................. 63 3.1 Referensi……………………………………………………………. ........................................... 63 3.2 Diskusi .............................................................................................................. 63 3.3 Aktivitas 1 ......................................................................................................... 63 3.4 Aktivitas2………………………………….…….…………...…….. .......................................... 63 H. Lampiran................................................................................................................. 36 1) Kamus Istilah .......................................................................................................... 65 2) Referensi................................................................................................................. 66 3) Unit Kompetensi ...................................................................................................... 67 4) Daftar Nama Penyusun ............................................................................................ 71
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi. Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi PBK dengan judul “Memasang Dudukan Dan Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di atas Atap (Roof Top) ”. Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih efektif. Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja. Jakarta, Maret 2022
  • 4. 4 A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video. B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari: a. Bacaan Referensi b. Pengantar Teori c. Langkah Kerja d. Implementasi Unit kompetensi e. Lampiran : 1) Kamus istilah 2) Daftar referensi 3) Unit kompetensi 4) Daftar penyusun 2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para instruktur. 3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain: a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam
  • 5. 5 modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-masing b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok, presentasi, serta menonton video. c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan. 5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan buku panduan pelatihan ini. 6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan. C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Ikon Keterangan Pemeriksaan Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Aktivitas Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
  • 6. 6 Referensi material/manual Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur- prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini. Berpikir Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang anda miliki. Komunikasi/ Diskusi Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki. Membaca Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Video/Youtube Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang dibutuhkan dalam materi pelatihan. D. BACAAN REFERENSI Membaca secara lengkap :  Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja  Maintenance manual book terkait memelihara sistem monitoring PLTS
  • 7. 7 E. PENGANTAR TEORI Memasang Dudukan Dan Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Di atas Atap (Roof Top) Berdasarkan SNI 8395:2017, PLTS adalah sistem pembangkit listrik yang energinya bersumber dari radiasi matahari, melalui konversi sel fotovoltaik. Sistem fotovoltaik mengubah radiasi sinar matahari menjadi listrik1. Semakin tinggi intensitas radiasi (iradiasi) matahari yang mengenai sel fotovoltaik, semakin tinggi daya listrik yang dihasilkannya. Dengan kondisi penyinaran matahari di Indonesia yang terletak di daerah tropis dan berada di garis khatulistiwa, PLTS menjadi salah satu teknologi penyediaan tenaga listrik yang potensial untuk diaplikasikan. Gambar Gambar Pemasagan Rooftop Tabel 1 Perbedaan Sistem PLTS Off-grid dan PLTS On-grid Sumber: Buku Panduan Studi Kelayakan PLTS Terpusat Off-grid, 2018
  • 8. 8 Sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri ESDM No.49 tahun 2018, jo. Permen No.13 tahun 2019, jo. Permen No.16 tahun 2019, PLTS atap adalah proses pembangkitan tenaga listrik yang menggunakanmodul fotovoltaik, yang diletakkan di atap, dinding, atau bagian lain dari bangunan milik pelanggan PLN. Secara umum PLTS atap memilliki mekanisme dan komponen utama seperti digambarkan pada skema di bawah ini. Gambar 3 Mekanisme Sistem PLTS Atap Penjelasan mekanisme sistem PLTS atap adalah sebagai berikut3: 1. Panel surya mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik. Panel surya menghasilkan arus listrik DC 2. Arus DC diubah oleh inverter menjadi listrik AC Arus AC masuk ke jaringan listrik di dalam rumah melalui AC breaker panel 3. Pemakaian energi listrik untuk penerangan atau peralatan elektronik rumah tangga 4. Penggunaan kWh meter ekspor impor (exim) dengan menggunakan sistem net metering4 5. Meter exim akan membaca ekspor listrik dari pelanggan PLTS ke jaringan PLN, dan membaca impor listrik dari jaringan PLN ke pelanggan PLTS Namun, perlu diperhatikan bahwa sumber energi surya bersifat intermiten (atau tidak tersedia secara terus menerus), sehingga mempengaruhi listrik yang dapat dihasilkan. Selain faktor tidak adanya sinar matahari di malam hari, faktor lainyang mempengaruhi intermiten inidiantaranya adalah keberadaan awan(cuacaberawan) yang menghalangi sinar matahari mencapai panel surya fotovoltaik, fenomena bayangan pepohonan, bangunan ataupun pengaruh obyek lainnya di sekitar panel surya fotovoltaik.Hal-hal tersebut menyebabkan listrik tidak dapat diproduksi oleh sel surya selama efek bayangan (shading) itu terjadi.. Sehubungan dengan sifat intermitensi tersebut, maka sistem pembangkit listrik tenaga surya perlu dirancang dengan komponen baterai untuk menyimpan energi, atau dibangun secara hybrid dengan jenis sumber energi lainnyayangtidakmemilikisifatintermitensi(misalnyaPLTD,PLTU,PLTA, dll). Penyambungan PLTS atap dengan jaringan PLN, sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri ESDM, salah satunya bertujuan untuk menjaga kestabilan energi listrik untuk dapat dimanfaatkan oleh pPelanggan PLN. Selain itu, biaya pemasangan PLTS atap menjadi lebih murah karena harga baterai relatif cukup mahal dan memiliki masa operasional yang terbatas.
  • 9. 9 Menghemattagihan listrik. Memasang PLTS atap berarti memiliki sumber energi listrik selain listrik PLN. Karena kebutuhan listrik dipenuhi oleh dua sumber, maka dengan memasang PLTS atap dapat membantu mengurangi tagihan listrik bulanan dari PLN5. Aplikasi energi modern. Dengan memasang PLTS atap, kita berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi modern, yaitu sumber daya energi terbarukan yang tidak akan pernah habis. Mengingat sumber daya energi fosil (konvensional = minyak bumi) Indonesia diperkirakan akan habis pada 2030 (ESDM, 2018), maka menyegerakan untuk beralih ke energi modern menjadi langkah strategis untuk ketahanan energi kita. Membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Berbeda dengan energi fosil, pemanfaatan PLTS tidak menyumbang gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. Secara tidak langsung,kita berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti banjir dan tanah longsor akibar curah hujan tinggi yang tidak dapat diprediksi, cuaca panas dan kekeringan ekstrim di beberapa lokasi, yang saat ini telah terjadi di Indonesia. Sesuai dengan pasal 5 ayat 1, Peraturan Menteri ESDM No.49/2018, disebutkan bahwa “Kapasitas sistem PLTSatap dibatasi paling tinggi 100% (seratus persen) dari daya tersambung pelanggan PT. PLN (Persero)”. Misalnya, untuk pelanggan PLN dengan kategori tarif/daya pelanggan R1/2200 VA13, daya tersambung maksimum yang diperbolehkan untuk PLTS atap adalah 2200 Wp. Apakah terdapat anjuran daya tersambung optimum untuk sistem PLTS atap? Perlu diingat bahwa manfaat utama dari pemasangan PLTS atap oleh pelanggan PLN adalah penghematan listrik, karena listrik yang kita gunakan dari sistem PLTS atap akan mengurangi besarnya kWh listrik yang kita beli dari PLN tiap bulannya. Sedangkan skema ekspor kelebihan kWh listrik dari PLTS atap pelanggan ke jaringan PLN tidak ditujukan untuk jual beli listrik secara komersial, melainkan menjadi cadangan penghematan listrik yang hanya dapat diakumulasikan selama 3 bulan. Selain itu, sesuai Permen ESDM No.49/2018, cadangan listrik tersebut dalam perhitungan tagihan listrik PLN hanya bernilai 65% dari tarif dasar listrik (TDL) PLN. Namun, jika pelanggan menggunakan langsung listrik yang dihasilkan dari PLTS atap (tidak dikirim ke jaringan Listrik PLN), maka satu kWh listrik yang digunakan akan mengurangi1kWhlistrik yangkitabelidariPLN(~dinilai 100%)14.Manfaat optimumdapatdiperolehketika pelanggan PLN menggunakan semua listrik yang dihasilkan untuk kepentingan sendiri dan sekecil mungkin listrik yang dihasilkan dikirim ke PLN. Sehingga, daya tersambung optimum untuk sistem PLTS atap yang dianjurkan adalah sebesar kebutuhan listrik pelanggan PLN tersebut. Bagaimana mengetahui besaran ekspor impor listrik kita? Meter ekspor impor, sebagai salah satu komponen utama sistem PLTS atap, berfungsi sebagai alat yang mengukur aliran masuk listrik dari jaringan distribusi PLN ke pelanggan, sekaligus mengukur arus keluar listrik dari sistem PLTS atap ke jaringan distribusi PLN. Meteran tersebut mengukur listrik dalam bentuk energi (kWh). Pada setiap akhir bulan, PLN akan menghitung tagihan listrik pelanggan PLN berdasarkan angka yang tertera pada meter ekspor impor tersebut, sebagaimana perhitungan di bawah ini. Bagi pelanggan yang memasang PLTS atap, maka mekanisme pembayaran tenaga listrik kepada PLN harus dengan skema pascabayar. Jika saat pengajuanpemohonmasihmerupakanpelangganprabayar,makaakandiubahmenjadiskemapascabayardalam proses penyambungannya.
  • 10. 10 ApakahPLTSatapdapatmenjadicadangansumberlistrikketikalistrik PLN padam? Berbeda dengan genset, aplikasi PLTS atap yang diatur dalam Permen ESDM No.49/2018 saat ini tidak diarahkan sebagai cadangan sumber energi saat listrik PLN padam. Tanpa tersambung ke jaringan PLN, energi yang dihasilkan dari PLTS atap tidak stabil, mengingat sifat energi surya yang intermitten. Ketidakstablilan energi listrik yang dihasilkan dari PLTS atap ini dikhawatirkan dapat merusak peralatan listrik pelanggan PLN jika langsung digunakan tanpa baterai. Namun, secara teknis, aplikasi PLTS atap memungkinkan untuk digunakan tanpa tersambung ke jaringan PLN, dengan beberapa catatan: 1. aplikasi dengan menggunakan baterai akan menyebabkan biaya investasi menjadi sangat mahal; 2. perlu memperhatikan standar keselamatan instalasi listrik untuk memastikan bahwa sambungan listrik ke jaringan PLN benar-benar terputus ketika PLTS atap berfungsi sebagai cadangan energi – seperti genset; 3. hingga saat ini, belum ada pengaturan dan ketentuan yang baku dari pemerintah untuk pengaplikasiannya. Bagaimana cara merawat panel surya atap? Perawatan panel surya atap yang tersambung pada jaringan PLN pada prinsipnya cukup sederhana dan tidak memerlukan biaya tinggi. Perawatan harian dan mingguan mungkin perlu dilakukan pada awal-awal operasional sistem PLTS atap untuk memastikan sistem beroperasi sebagaimana mestinya. Namun perlu diingat bahwa untuk perawatan tahun pertama, biasanya termasuk dalam kontrak pemasangan yang disediakan oleh badan usaha/vendor. Terlepas dari kontrak perawatan sistem PLTS atap dengan vendor, terdapat dua hal utama yang perlu untuk diperhatikan oleh pelanggan PLN. Pertama yaitu menjaga modul surya tetap bersih dari kotoran dan menjaga supaya tidak ada bayangan yang jatuh ke modul surya. Kedua, selalu memperhatikan kinerja sistem PLTS atap, yang dapat dilakukan dengan memastikan rangkaian kabel tidak ada yang terlepas, atau dengan memonitor banyaknya listrik yang dihasilkan pada kondisi sinar matahari optimal dari waktu ke waktu. Terkait dengan yang terakhir, jika sistem PLTS atap kita tanpa dilengkapi dengan sistem monitoring terkomputerisasi, dapat dilakukan dengan memperhatikan jika ada anomali perhitungan tagihan listrik dari PLN. Apakah PLTS atap dapat dipasangsendiri? Sesuai peraturan yang berlaku, pemasangan PLTS atap (dan aplikasi PLTS lainnya) hanya dapat dilakukan oleh badan usaha yang telah terdaftar secara resmi sebagai Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS. Badan usahatersebutdapatberbentuklembagaswasta,lembagapusatdanlembaga daerahyangmelakukanusahajasa pembangunan dan pemasangan pembangkit listrik tenaga energi baru lainnya. Daftar lembaga usaha tersebut dapat dilihat melalui website Kementerian ESDM: http://ebtke.esdm.go.id/post/2019/08/02/2306/daftar.badan. usaha.pembangunan.dan.pemasangan.plts. Pemasangan PLTS atap yang dilakukan oleh badan usaha diluar daftar tersebut berisiko terhadap kesesuaian konfigurasi sistem yang dipasang dengan standar atau ketentuan yang berlaku. Hal ini dapat membahayakan pelanggan itu sendiri, maupun jaringan PLN karena sistem tersebut akan tersambung ke jaringan PLN. Selain itu, dengan menggunakan jasa badan usaha yang terdaftar tersebut, semua tahapan dalam proses pengajuan TagihanListrikPelanggan(kWh)=JumlahkWhImpor–(65%xJumlahkWhEkspor)
  • 11. 11 pemasangan PLTS atap kepada PLN hingga penyambungan meter ekspor impor dapat dibantu atau difasilitasi secara langsung oleh badan usaha. Apa saja yang dilakukan oleh Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS? Badan Usaha Pembangunan dan Pemasangan PLTS mempunyai tanggung jawab utama yaitu memastikan instalasi PLTS atap yang terpasang mememuhi kaidah K2 (keselamatan dan kesehatan), baik dalam proses pemasangan PLTS atap maupun terkait interkoneksi PLTS atap ke jaringan PLN. Tanggung jawab tersebut meliputi • Mendesain pemasangan panel surya sesuai dengan bentuk atap rumah atau bangunan • Mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan • Membantu proses pendaftaran dan perijinan untuk pemasangan panel surya atap • Memasang panel surya atap dan mengurus uji kelayakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku • Komisioning PLTS atap ke jaringan listrik PLN Apakah diperlukan sertifikat laik operasi (SLO) untuk sistem PLTS atap? Pada prinsipinya, PLN akan memasang meter ekspor impor hanya setelah pelanggan PLTS atap menyampaikan sertifikat laik operasi (SLO) atas sistem PLTS atap yang terpasang. Hal ini sesuai dengan UU No.30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan yang mengatur bahwa setiap instalasi tenaga listrik yang beroperasi wajib memiliki SLO. Namun, Permen ESDM No.12 tahun 2019 mengatur lebih lanjut mengenai kewajiban SLO untuk sistem pelanggan PLTS atap dengan kapasitas berbeda, sebagai berikut: Gambar 8 Ketentuan SLO untuk Sistem PLTS Atap Namun perlu diingat, bahwa bagi pelanggan PLTS dengan kapasitas di bawah 500 kVA, tetap diharuskan memiliki SLO tegangan rendah (TR), yaitu SLO atas instalasi jaringan listrik di dalam rumah atau bangunannya. SLO adalah bukti pengakuan formal bahwa suatu instalasi tenaga listrik telah berfungsi sebagaimana kesesuaian persyaratan yang ditentukan dan dinyatakan siap dioperasionalkan15. SLO dikeluarkan oleh lembaga inspeksi teknik (LIT) terakreditasi setelah melakukan serangkaian pengujian terhadap sistem untuk melihat keamanan dan kehandalan instalasinya. SLO yang dikeluarkan harus memiliki nomor register yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM (Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan) atau Dinas ESDM Provinsi, sesuai kewenangannya. Berbeda dengan SLO pemanfaatan tenaga listrik yang memiliki masa berlaku 10 tahun, SLO pembangkit tenaga listrik memiliki masa berlaku lima tahun.
  • 12. 12 Apakahlangkah pentingyang perlu dilakukan sebelummemasang PLTS atap? Langkah terpenting adalah memeriksa kesiapan lokasi untuk pemasangan panel surya di rumah atau bangunan gedung. Sesuai dengan ketentuan Permen ESDM No.49/2018 mengenai lokasi pemasangan panel surya, maka yang perlu diperiksa adalah apakah rumah atau gedung kita memiliki atap, dinding, atau bagian lain (misalnya lahan parkir) yang potensial untuk pemasangan panel surya.
  • 13. 13 Bagaimana merencanakan sistem PLTS atap? Dalam perencanaan sistem PLTS atap, diperlukan input data-data dan proses perhitungan teknis untuk mendapatkan konfigurasi sistem sesuai kebutuhan listriknya. Hasil dari perhitungan konfigurasi sistem ini nantinya menentukan RAB pemasangan PLTS atap secara rinci. Perencanaan konfigurasi sistem PLTS atap biasanya dibantu oleh penyedia PLTS atap (atau badan usaha jasa pembangunan dan pemasangan PLTS atap), dan sudah termasuk dalam paket jasa yang ditawarkan hingga pemasangan sistem. Gambar 11 Ilustrasi Sederhana Input Data dan Keluaran dalam Perancangan Sistem PLTS Terdapat pula beberapa software yang dapat digunakan untuk membantu perencanaan & perancangan sistem PLTS atap, seperti Helioscope, Homer, atau Retscreen18. Apakah perlu izin khusus untuk memasang PLTS atap? Izin khusus, yaitu izin operasi diperlukan untuk memasang PLTS atap dengan kapasitas daya di atas 500 kVA. Pemerintah telah mengatur ketentuan izin operasi19 bagi pelanggan PLTS atap untuk kepentingan sendiri, sebagai berikut: Gambar 12 Ketentuan Izin Operasi PLTS Atap Mengapa analisa bayangan (shading analysis) penting untuk dilakukan? Shading atau bayangan yang jatuh pada modul surya, mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap produksi listrik oleh modul surya tersebut. Bahkan, dapat berpengaruh juga terhadap kinerja modul surya lain dalam satu rangkaian yang sama (~panel surya). Di bawah ini gambar kondisi panel surya pada saat tidak ada bayangan yang jatuh ke atas panel surya (kiri) dan ilustrasi ketika bayangan jatuh hanya pada sebagian kecil modul dalam panel surya (kanan).
  • 14. 14 Gambar 13 Ilustrasi Dampak Bayangan terhadap Efisiensi Produksi Listrik Ketika sebagian panel surya terkena bayangan, maka panel yang tidak terkena bayangan akan terdampak dan mengikuti kapasitas panel yang terkena bayangan dalam menghasilkan listrik. Hal ini terjadi meskipun hanya sebagian panel yang terhalang oleh bayangan. Kesalahpahaman yang umum terjadi adalah bahwa bayangan parsial/sebagian tidak mempengaruhi output panel surya. Faktanya, panel surya fotovoltaik terdiri dari sejumlah sel yang disatukan menjadirangkaian seri. Karena itu, kinerjapanel surya berkurang secarasignifikan bahkan jika hanya sebagian kecil saja dari panel berada dalam bayangan. Apakah yang dimaksud hot spot dalam istilah PLTS? Masalah lain yang mungkin timbul akibat dari bayangan parsial/sebagian pada panel surya adalah terjadinya titik panas (hot spot). Hot spot adalah titik panas yang terjadi akibat sebagian area dari modul surya mengalami shading dan menjadi beban karena menghasilkan energi yang rendah dibanding dengan bagian yang lain. Berikut gambaran kerusakan akibat adanya hotspot pada panel surya. Gambar 14 Hot Spot pada Modul Surya Secara teknis, sudah terdapat teknologi yang dapat diaplikasikan untuk menghindari terjadinya hot spot, jika panel surya atap harus tetap dipasang di lokasi yang memiliki efek bayangan parsial, yaitu menggunakan diode bypass, melalui pemasangan modul surya secara paralel, atau menggunakan microinverter20.
  • 15. 15 Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Salah satu pekerjaan yang mungkin di lakukan dalam pemasangan PLTS tipe roof top adalah bekerja di ketinggian. Bekerja di ketinggian memang memiliki risiko yang lebih tinggi, mulai dari jatuh, cedera, luka serius hingga kematian. Penerapan sistem manajemen K3 (keselamatan dan Kesehatan Kerja) perlu dilakukan untuk membantu mengidentifikasi dan meminimalisir risiko yang kemungkinan terjadi. Selain itu, pemahaman K3 perlu diberikan kepada setiap pekerja sehingga dapat mempersiapkan diri. Dalaam profesi ini belum adanya spesifikasi mengenai jarak minimum. Namun, sebagian besar perusahaan sepakat untuk jarak 1.8meter lebih sebagai kategori bekerja di ketinggian. Maka dari itu, penting untuk pekerja menggunakan alat pelindung untuk keselamatan diri. Tetapi, pada kenyataanya masih banyak pekerja yang kurang paham atau memperhatikan keselamatan diri saat bekerja di ketinggian. Untuk itu, perlu Anda ketahui 8 komponen wajib yang digunakan untuk perlengkapan sistem perlindungan bahaya jatuh, sebagai berikut: 1. Safety Belt Sabuk keselamatan atau Safety Belt adalah salah satu alat pelindung jatuh yang kerap dipakai oleh pekerja yang bekerja di ketinggian. Alat ini mempunyai fungsi yang sama dengan alat Full Body Harness, akan tetapi Safety Belt hanya dikaitkan ke bagian pinggang pekerja saja serta bagian lanyard dikaitkan ke anchor. Pemakaian Safety Belt sebagai alat pelindung jatuh mesti mempertimbangkan bahwa sebaiknya alat Safety Belt tidak dipergunakan untuk pekerjaan yang memungkinkan pekerja bisa terjatuh dari ketinggian, sebab jika pekerja terjatuh maka pekerja tersebut masih bisa mengalami cedera di bagian pinggang ataupun bagian tulang belakangnya meskipun pekerja tersebut tak mengenai permukaan tanah dalam artisan pekerja tergantung. 2. Full Body Harness Alat ini didesain untuk melindungi semua bagian penting pengguna yaitu panggul, dada, paha, dan seluruh tubuh pengguna, sehingga lebih aman saat bekerja di ketinggian. Penggunaan body harness
  • 16. 16 dilengkapi D-ring yang terletak pada bagian punggung serta bisa dipasangkan ke lanyard, lifeline, dan komponen lain yang kompatibel dengan body harness. 3. Shock Absorber Istilah lain alat ini dikenal atau disebut dengan alat penahan jatuh dengan fungsi menahan tubuh pengguna ketika jatuh dari ketinggian, mencegah kerusakan, serta mengurangi kekuatan tekanan pada anchor. Shock absorber biasanya diproduksi terpisah atau dirancang menyatu dengan lanyard. Menurut standar CSA Z259.11, shock absorber dapat meningkatkan panjang lanyard hingga 1,2 meter ketika menerima beban 100 kg dan jatuh dari ketinggian 1,8 meter 4. Lanyard Alat ini adalah tali pendek pengikat yang umumnya berfungsi untuk menahan guncangan bila pekerja terjatuh bebas. Pekerja bisa menggunakan lanyard untuk membatasi guncangan saat jatuh bebas dengan panjang maksimum 1,2 meter. Sebaiknya pasang lanyard/ pasang hook di atas atau paling tidak sejajar dengan dada, hal ini dimaksudkan untuk mengurangi jarak vertikal atau jarak jatuh tubuh pekerja. Sebuah lanyard selalu diposisikan antara anchor point dan body harness. 5. Anchor point (anchor) Setiap pekerja harus memastikan bahwa anchor yang tersambung pada lifeline dan lanyard harus kuat. Posisi anchor point harus stabil dan lokasinya sudah sesuai. Jika penggunaan anchor diperuntukkan sebagai pelindung atau penahan pekerja dari kemungkinan terjatuh, anchor harus mampu menahan beban setidaknya 3,5 kN (363 kg) atau setidaknya empat kali berat pekerja. Sedangkan, bilamana penggunaan anchor sebagai penahan saat terjatuh, anchor harus mendukung setidaknya 22 kN (2,5 ton). 6. Fall arrestor (rope grab) Alat ini digunakan untuk melindungi pekerja ketika sedang melakukan perpindahan tempat atau bergerak secara vertikal, biasanya berjarak cukup panjang. Bila pekerja bergerak ke atas, maka rope grab akan ikut bergerak naik mengikuti gerakan pekerja, tetapi bila pekerja tersebut tiba-tiba terjatuh, maka perangkat ini secara mekanik akan mencengkeram lifeline. 7. LifeLine Lifeline adalah tali pengaman fleksibel yang terbuat dari serat, kawat, atau anyaman. Lifeline biasanya dikaitkan pada anchor point. Adapun standar dari Lifeline harus memiliki kekuatan daya tarik minimum 2,75 ton atau setara dengan diameter tali 60 mm. Lifeline dapat dipasang secara vertikal atau horizontal, tergantung kebutuhan. 8. Retractable lifeline Alat ini juga memiliki fungsi yang baik, karena akan menarik serta mengunci tubuh pada saat terjadinya tarikan secara tiba-tiba. Oleh sebab itu alat ini harus terpasang pada posisi tubuh dalam keadaan tegak.
  • 17. 17 Untuk melindungi diri dari risiko jatuh, penting menggunakan semua alat yang sudah dijelaskan diatas, tentunya alat harus sesuai dengan standar keselamatan. Selain itu, setiap pekerja harus memahami K3 (kesehatan dan keselamatan kerja) sebagai fondasi untuk bekerja. Synergi Solusi Indonesia – Petrotraining Member of Proxsis menyediakan jasa training K3 dan lingkungan dan telah dipercaya oleh banyak perusahaan swasta maupun pemerintahan. PERENCANAAN DAN PEMANFAATANPLTSA T A P Analisa Lokasi Pemasangan Panel Surya Tujuan dari analisa ini adalah untuk memastikan bahwa area atap yang ada dapat menyangga PLTS sebesar kapasitas yang ditentukan. Tahapan analisa ini meliputi analisa bayangan, analisa struktur atap, dan perhitungan luas atap Analisa Bayangan (shading analysis) Analisa bayangan merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan PLTS, baik itu PLTS atap, ground PLTS (yang dipasang di atas tanah) atau floating PLTS (yang dipasang mengambang di atas air). Analisa ini bertujuan untuk memastikan sinar matahari yang jatuh ke panel surya tidak terhalang oleh objek yang berada di sekitarnya. Karena efek bayangan ini dapat mempengaruhi efisiensi modul surya dalam memproduksi listrik (kinerja modul surya). Bayangan yang berpotensi jatuh pada panel surya, antara lain: 1. Bayangan atap Di Indonesia, secara umum terdapat dua jenis bentuk atap bangunan, yaitu atap datar dan atap prisma. Bentuk atap akan mempengaruhi pemasangan panel surya, dengan pertimbangan sebagai berikut:
  • 18. 18 2. Bayangan pohon/vegetasi Selain bayangan atap itu sendiri, bayangan vegetasi yang berada di sekitar bangunan dapat jatuh pada panel surya jika tidak dilakukan analisa bayangan terlebih dahulu, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Solusi untuk adanya bayangan pohon yang jatuh ke atap, salah satunya adalah penebangan pohon atau pemangkasan daun. Gambar Contoh Bayangan Vegetasi yang Jatuh pada Panel Surya 2) Bayangan bangunan/gedung Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bangunan pelanggan PLN itu sendiri maupun bangunan lain di
  • 19. 19 sekitarnya. Jika dalam pengamatan terdapat potensi bayangan bangunan jatuh pada atap (pada waktu-waktu tertentu), maka disarankan untuk mempertimbangkan lokasi atap yang lain, jika memungkinkan. Gambar Contoh bayangan Gedung yang Jatuh pada Panel Surya 3) Bayangan panel surya Secarateknispemasangan,jarak,derajat,danarahkemiringanpanelsuryajugaperludihitunguntuk menghindari bayangan panel surya lain jatuh ke panel surya tertentu, seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar Contoh Bayangan Panel Surya yang Jatuh pada Panel Surya di Sebelahnya Berdasarkan penjelasan di atas, terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa bayangan, yaitu bentuk atap, orientasi bangunan, dan obyek-obyek di sekitar bangunan. Langkah-langkah sederhana yang dapat dilakukan untuk melakukan analisa bayangan adalah: 2. Melihat bentuk atap.Jika berbentuk datar, maka dapat langsung menuju langkah kedua. Jika berbentuk prisma, maka langkah kedua dilakukan dengan fokus analisa pada sisi atap yang menghadap utara dan selatan. Sisi atap yang menghadap ke timur dan barat menjadi kurang efektif untuk pemasangan panel surya karena potensi terkena bayangan atapnya cukup tinggi. 3. Memeriksa orientasi atap dan koordinat lokasi pemasangan. Setelahmengerucutkan area atap yang menghadap utara dan selatan (untuk atap berbentuk prisma), selanjutnya perlu dilihat lokasi pemasangan PLTS, apakah di sebelah utara atau di sebelah selatan khatulistiwa. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di samping, posisi lintasan matahari dalam satu tahun mengalami perubahan, relatif terhadap lokasi pengamat di bumi. Lintasan matahari bergeser sedikit ke utara khatulistiwa pada periode tertentu dan sedikit ke selatan khatulistiwa
  • 20. 20 pada periode yang lain. Sehingga, bangunan yang berada di wilayah utara khatulistiwa sebaiknya mengarahkan panel surya kearah selatan. Sebaliknya, bangunan yangberadadiwilayahselatan khatulistiwa sebaiknya mengarahkan panel surya ke arah utara22. Gambar 22 Arah
  • 21. 21 Untuk bangunan beratap datar, koordinat lokasi pemasan PLTS, jikagedungpemerintah tidak memungkinkan, maka pe pemasangan PLTS juga dipertimbangkan untuk menentukan arah hadapan panel surya, apakah menghadap utara atau selatan, dengan kemiringan tertentu. Karena selain untuk menghindari efek bayangan, langkah ini juga dilakukan untuk mengoptimalkan penyerapan radiasi matahari. Dengan posisi Indonesia yang berada di daerah khatulistiwa, bukan berarti bahwa pemasangan panel surya dapat dipasang dengan posisi mendatar. Karena posisi panel datar dapat berisiko terjadinya genangan air hujan pada panel surya, ataupun menempelnya debu yang mempengaruhi kinerja panel tersebut. Perhitungan teknis kemiringan panel surya selanjutnya akan dibahas pada bagian perancangan sistem PLTS atap, yaitu terkait dengan sudut kemiringan dan sudut azimut panel surya. 4. Melihat adanya efek bayangan. Langkah ini dilakukan dengan mengamati secara langsung objek penghalang di sisi timur dan barat. Obyek yang dimaksud dapat berupa atap itu sendiri, vegetasi/pohon, serta bangunan/tower. Sebagai ilustrasi, apabila padasisi timur terdapat objek penghalang setinggi 1 meter, maka ketika operasional, PLTS atap baru dapat memperoleh sinar matahari setelah jam 9 pagi (jam matahari). Demikian pula sebaliknya, di sisi barat, PLTS atap sudah tidak memperoleh sinar matahari di atas jam 3 matahari. Sehingga, penting untuk menggunakan area yang tidak memiliki efek bayangan dengan kriteria seperti di atas. Namun karena area tanpa penghalang biasanya sulit untuk ditemukan, maka sedapat mungkin digunakan lokasi yang bebas daribayangan mulaijamsembilanpagihinggajamtigasore. Oleh karena itu, pengamatan/observasi terhadap efek bayangan pada atap akan lebih efektif untuk dilakukan dua kali dalam satu hari, yaitu sekitar jam sembilan pagi dan sekitar jam tiga sore. 5. Melihat alternatif lain. Jika ketiga langkah tersebut telah dilakukan, namun masih belum mendapatkan lokasi atap yang memadai, maka terdapat beberapa alternatif berikut: a. Apabila atap bangunan berbentuk prisma, dan luasan potensial justru pada sisi yang menghadap ke barat dan timur, makadapat dipertimbangkan opsiuntukmemasang tambahanstruktur penyangga panel surya yang lebih tinggi agar terhindar dari efek bayangan atap. b. Baik itu atap berbentuk datar maupun prisma, jika terdapat obyek penghalang di sekitarnya, maka dapat dipertimbangkan opsi untuk menghilangkan obyek tersebut (jika memungkinkan). Atau dapat juga mengaplikasikan teknologi untuk menghindari terjadinya bayangan parsial (dan hot spot) dengan konsekuensi penambahan biaya (misalnya dengan memasang diode atau menggunakan micro-inverter). Setelah melakukan analisa bayangan, dimungkinkan adanya suatu kondisi lingkungan dimana atap bangunan yang akan dijadikan lokasi pemasangan panel surya tidak dapat terhindar dari adanya bayangan parsial. Jika hal ini yang terjadi, maka terdapat beberapa solusi teknis yang dapat diaplikasikan untuk menghindari terjadinya hot spot pada modul surya, yaitu: 1. Penggunaan bypass diode23 Diode berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Pada instalasi panel surya, diode dapat berperan sebagai bypass diode yaitu membantu mengalirkan listrik yang dibangkitkan oleh sel PV tanpa melalui modul surya tertentu yang terkena bayangan parsial (sehingga tidak berfungsi optimal). Oleh karena itu, sejak perencanaan pemasangan PLTS atap, modul- modul yang letaknya memiliki potensi terkena bayangan parsial perlu diidentifikasi untuk menentukan letak pemasangan diode. Namun perlu dicatat bahwa bypass diode tidak dapat bekerja kecuali pada rangkaian seri yang menghasilkan tegangan (Voltase) cukup tinggi24.
  • 22. 22 2. Penggunaan micro inverter. Pada umumnya, terdapat berbagai jenis inverter yang dapat diaplikasikan pada PLTS Atap, antara lain string inverter dan micro inverter. Inverter sendiri berfungsi sebagai alat untuk mengubah arus DC menjadi AC. Untuk memudahkan ilustrasi peran micro inverter dalam menghindari terjadinya hot spot pada modul surya, maka digunakan perbandingan dengan string inverter, sebagai berikut: String Inverter Gambar 23 Ilustrasi Konfigurasi Modul Surya dengan String Inverter Bagipemerintahdaerah,untukupayameningkatkanpemanfaatan Input dari string inverter adalah modul surya yang dirangkai secara seri. Besaran input dari string inverter ditentukan oleh banyaknya modul surya yang di rangkaikan secara seri. Seperti gambar di atas, yaitu kondisi dengan bayangan vegetasi di salah satu modul, maka modul lain dalam rangkaian tersebut terpengaruh sehingga tidak berfungsi optimal. Micro Inverter Gambar 24 Ilustrasi Konfigurasi Modul Surya dengan Micro Inverter Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa kelebihan penggunaan micro inverter adalah sebagai berikut: 1. Panel surya dapat beroperasi secara maksimal dan dapat menghasilkan listrik lebih banyak ketika salah satu panel terkena bayangan (bayangan parsial), 2. Pemasangan panel menjadi lebih fleksibel mengikuti bentuk atap rumah dan dapat menyesuaikan
  • 23. 23 dengan kondisi bayangan, 3. Micro inverter juga menawarkan tambahan fitur yang berfungsi sebagai pemantauan sistem. Karena micro inverter memiliki kemampuan untuk melacak produksi masing-masing modul surya, sementara string inverter hanya dapat melacak produksi panel surya (~rangkaian modul surya) atau produksi keseluruhan sistem PLTS. Dengan kelebihan-kelebihan tersebut, tidak dipungkiri bahwa harga micro inverter relatif lebih mahal dibandingkan dengan harga string inverter. Saat ini, telah banyak pilihan aplikasi atau perangkat lunak untuk melakukan analisa bayangan, yaitu membantu memetakan area yang bebas dari efek bayangan, menentukan derajat kemiringan dan arah panel surya terhadap lintasan matahari secara presisi. Beberapa diantaranya sebagai berikut: Tabel Aplikasi atau Perangkat Lunak untuk Analisa Bayangan
  • 24. 24 Analisa Struktur Atap Analisa struktur atap bertujuan untuk memastikan bahwa struktur/konstruksi sipil dari atap bangunan yang ada cukup kuat untuk menyangga beban tambahan yaitu panel surya. Terdapat tiga hal yang perlu diperhatikan dalam analisa struktur atap, sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut: Tabel Pemeriksaan Kekuatan Struktur Atap untuk PLTS
  • 25. 25 Untuk atap datar yang terbuat dari struktur beton, maka pemasangan PLTS atap mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi untuk pemasangan di kantor pemerintah, perumahan dan gedung lain yang menggunakan rangka kayu untuk menyangga atap, maka perlu memperhatikan kekuatan struktur atap untuk menahan beban, baik itu beban dari material genteng yang digunakan maupun beban dari rangkaian modul surya untuk PLTS atap. Berat material genteng/atap penting untuk diperhatikan, karena struktur rangka atap yang sama belum tentu dapat menahan tambahan beban modul surya jika genteng yang digunakan cukup berat, misalnya bermaterial beton atau tanah liat. Berikut adalah referensi kisaran berat genteng berdasarkan materialnya. Tabel Jenis dan Berat Genteng Berdasarkan Material Berikut gambaran berat modul surya sesuai dengan jenis dan spesifikasinya, yang harus ditopang oleh struktur atap bangunan, sebagai tambahan beban dari genteng itu sendiri. Jika pemasangan PLTS atap memerlukan perbaikan atau renovasi struktur atap sebelum instalasi maka akan berimbas pada penambahan biaya. Tabel 7 Spesifikasi dan Berat Modul Surya Berdasarkan Jenis Modul
  • 26. 26 Perhitungan Luas Atap dengan GIS (rooftop tagging) Analisa bayangan merupakan langkah yang sangat penting dalam tahap perencanaan PLTS, baik itu Langkah ini bertujuan menghitung luas atap yang potensial untuk pemasangan panel surya, dengan mempertimbangkan hasil analisa bayangan. Luas atap yang dihasilkan, nantinya menjadi pertimbangan apakah sesuai dengan kebutuhan luasareaefektifpanelsuryauntukkapasitassystemyangditentukan. Luasareaefektifpanelsuryaakandihitung pada tahap perancangan sistem PLTS atap. Dengan adanya ketentuan maksimal kapasitas PLTS atap sebesar daya tersambung PLN, pelanggan PLN dapat mempertimbangkan untuk menambah daya jika luas dan kondisi atap memadai. Luas atap untuk pemasangan PLTS perlu diperhitungkan dengan cermat, karena apabila atap terkena bayangan, atau ada peralatan utilitas yang berada diatas atap (seperti unit outdoor AC, pompa dll), maka luas atap potensial menjadi lebih kecil daripada total luas atap yang tersedia. Secara sederhana, perhitungan luas atap dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Google Earth (https://www.google.com/earth/). Langkah-langkah menggunakan perangkat lunak tersebut adalah sebagai berikut: a) Tentukan koordinat/lokasi gedung yang akan dihitung luasnya. Pastikan gedungnya sudah sesuai. Contoh: Salah satu gedung Kementerian ESDM, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18. Jakarta Gambar 25 Tampilan Atap Bangunan Gedung pada Google Earth b) Kemudian identifikasi apakah bangunan yang akan dipasang PLTS atap berbentuk atap datar atau atap prisma. Untuk Gedung Kementerian ESDM di atas adalah atap datar. c) Selanjutnya identifikasi letak area pemasangan PLTS atap (kotak berwarna hijau), dengan menentukan area utilitas, area terkena bayangan, dan area potensial. d) Kemudian hitung luas area atap potensial dengan menggunakan tools atau fitur penggaris (simbol ) yang terletak di sebelah kiri layer (yang dilingkari warna merah).
  • 27. 27 Gambar 26 Tampilan Fitur Penggaris Saat Digunakan a) Ulangi penggunaan fitur penggaris untuk menghitung panjang sisi-sisi atap yang akan dihitung, baik untuk atap berbentuk datar maupun atap berbentuk prisma. A. Perhitungan luas atap berbentuk datar Padacontohgambardisamping,sebagianareaatapsebuah gedung telah dimanfaatkan untuk utilitas bangunan (area C), serta adanya sebuah obyek dengan efek bayangan yang menjadikan area B tidak efektif untuk peletakan panel surya. Sehingga perhitungan area atap potensial (area A) dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Perhitungan secara langsung luas area A menggunakan fitur penggaris pada perangkat lunak Google Earth. Atau dengan mengukur panjang sisi-sisi area A, kemudian menghitung luas dengan rumus sederhana luas persegi panjang: 2. Perhitungan luas keseluruhan area atap dikurangi dengan area yang sudahdigunakan untuk utilitas dan area bayangan, dengan rumus sederhana: Dalam contoh di atas berarti: Luas Potensi Atap = Luas keseluruhan (pxl) – (luas area C (pxl)) – (luas area B (p x l)) A. Perhitungan luas atap berbentuk prisma Atap prisma sering kita jumpai di rumah tinggal karena pertimbangan biaya dan tradisi turun temurun masyarakat. Perhitungan luas atap berbentuk prisma dilakukan setelah analisa bayangan dilakukan sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Sehingga telah diperoleh sisi atap yang paling efektif terkena sinar matahari sepanjang hari (lihat ilustrasi gambar di bawah saat sore hari). LuasAtapPotensial =PxL Luas Potensi Atap = P x L Atap Datar – (P x L Area yang sudah digunakan )– Area Bayangan
  • 28. 28 Gambar Potensi Area Atap Prisma untuk Pemasangan Panel Surya Berbeda dengan perhitungan luas atap datar, perhitungan luas atap prisma dilakukan dengan memperhatikan kemiringansudutprisma, sehinggarumusyangdigunakansedikitlebihkompleks. Pada ilustrasi gambar di bawah ini, area atap yang akan dihitung ditunjukkan dengan area warna coklat. Gambar Atap Prisma dan Luasan yang Akan Dihitung Pada prinsipnya, luas atap dari gambar diatas dihitung dengan rumus sederhana, yaitu: Untuk mencari Lebar sisi miring atap (L), dapat diketahui dengan mudah dari gambar denah rumah. Namun jika gambar tersebut tidak ada, maka perhitungannya dapat dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Google Earth, dengan tambahan beberapa langkah perhitungan, sebagai berikut: 1. Mengukur lebar sisi datar atap (l) dengan fitur penggaris pada Google Earth. 2. Menghitung lebar sisi miring atap (L) melalui rumus trigonometri sederhana sebagai berikut: Luas Atap = P x L
  • 29. 29 Gambar Irisan Penampang Atap Prisma Dimana: α : sudut kemiringan atap prisma (antara 150 – 450) t : tinggi atap prisma l : lebar atap Prisma l/2 : setengah dari lebar atap prisma 3. Menghitung luas atap miring, dengan rumus sederhana setelah sisi L diketahui: Atau, dengan demikian, rumus perhitungan luas atap miring (area Tabel Tabel Cosinus untuk Membantu Menghitung Luas Atap Prisma Luas Atap = P x L LebarSisi Miring Atap (L) = l/2 xcos α Luas Atap = P x (l/2 x cos α)
  • 30. 30 Setelahketigatahapananalisatersebutdilakukan,diketahui empathalpenting sebagai berikut: Output Analisa Penggunaan dalam Analisa Selanjutnya PERENCANAAN SISTEM
  • 31. 31 DesainTeknis Sistem PLTS Atap Skema di bawah ini menunjukkan proses perancangan sistem PLTS atap yang akan dibangun. Secara umum, terdapat 2 tahapan dalam perancangan sistem PLTS, yaitu 1) perancangan ukuran energi yang dibutuhkan, dan 2) perancangan sistem kelistrikan PLTS itu sendiri.
  • 32. 32 Gambar Proses Perancangan Sistem PLTS Atap Tahapan perancangan kebutuhan energi dan sistem kelistrikan PLTS atap adalah sebagai berikut: A. Menghitung Energi Harian Siang B. Menentukan Kapasitas Optimal Sistem PLTS Atap C. Menghitung Daya Puncak Sistem D. Memilih Modul Surya dan Menghitung Luas Area Efektif E. Menghitung Kebutuhan Jumlah Modul Surya F. Memilih Inverter Sesuai Daya G. Penyiapan Dokumen Pengajuan Penggunaan PLTS Atap ke PLN
  • 33. 33 A. Menghitung Energi Harian Siang
  • 34. 34 B. Menentukan Kapasitas Optimal Sistem PLTS Atap
  • 35. 35 C. Menghitung Daya Puncak Sistem
  • 36. 36 D. Memilih Modul Surya dan Menghitung Luas Area Efektif
  • 37. 37
  • 38. 38 E. Menghitung Kebutuhan Jumlah Modul Surya
  • 39. 39 F. Memilih Inverter Sesuai Daya
  • 40. 40 G. Penyiapan Dokumen Pengajuan Penggunaan PLTSAtap ke PLN Gambar 38 Contoh Single Line Diagram
  • 42. 42 Pertimbangan Peletakan Panel Surya Secara teknis, peletakan panel surya perlu memperhatikan sistem support dan mounting serta arah hadapan dan kemiringan panel surya. Berikut penjelasan kedua pertimbangan tersebut: 1. Sistem Support dan Mounting Pertimbangan ini merupakan upaya untuk memilih peralatan atau struktur untuk menjaga posisi panel surya agar tidak bergerak. Selain itu juga untuk mengarahkan panel surya pada posisi yang ditentukan. Terdapat dua metode mounting panel surya untuk aplikasi PLTS atap, yaitu menggunakan rangka atau tanpa rangka, dengan menempelkan panel surya pada atap/genteng. Bahan rangka panel surya juga bervariasi, dapat menggunakan material besi galvanis atau aluminium. Biaya akan menjadi dasar pertimbangan dalam menentukan metode dan material struktur mounting panel surya. Gambar di bawah ini memberikan ilustrasi variasi mounting panel surya tersebut. Gambar Contoh Aplikasi Ranegka Panel Surya di Genteng (a) dan Dak (b) Gambar Contoh Aplikasi Penempelan Panel Surya pada Atap 2. Arah Hadapan dan Sudut Kemiringan Panel Surya Dalam pembahasan analisa bayangan telah sedikit dijelaskan mengenai posisi matahari yang berubah-ubah relatif terhadap posisi pengamat di bumi. Selain terkait dengan efek bayangan, hal tersebut juga mempengaruhi optimalisasi penyerapan sinar matahari untuk diubah menjadi energi listrik. Dua parameter yang harus dilihat adalah sebagai berikut:
  • 43. 43 a. Melihat sudut kemiringan. Apabila kita melihat dari ufuk/horison ke arah matahari, maka sudut antara sisi horizontal dan ketinggian matahari disebut sudut ketinggian matahari. Sudut ini menggambarkan ketika matahari naik dan turun dalam satu hari (dalam derajat). Dalam desain PLTS atap, dikenal sudut kemiringan,atauseringkali disebut sudut inklinasi. Ini merupakan sudut susunan modul surya yang diukur dari sisi horizontal, untuk mendapatkan penyerapan optimal dari sinar matahari. Gambar berikut mengilustrasikan sudut kemiringan modul surya dan sudut ketinggian matahari. Gambar Ilustrasi Sudut Kemiringan Modul Surya vs. Sudut Ketinggian Matahari Besar sudut kemiringan ini sama dengan 90° minus sudut ketinggian matahari. Hal ini untuk menjaga orientasi tegak lurus permukaan panel ke arah matahari (lihat ilustrasi gambar di bawah ini). Sehingga besar sudut kemiringan ini bisa mencapai 90 derajat atau modul dalam posisi vertikal tergantung dimana modul ditempatkan atau dipasang. Secara umum, standar untuk Indonesia dalam menentukan sudut kemiringan modul surya adalah dalam rentang antara 6-11 derajat, sesuai dengan letak lintang khatulistiwa Indonesia (6° LU–11° LS).
  • 44. 44 Gambar Ilustrasi Perbedaan Penyerapan Sinar Matahari terhadap Posisi Kemiringan Panel Surya b. Melihat sudut azimut. Dalam perencanaan PLTS, sudut azimut merupakan sudut arah modul surya terhadap arah utara atau arah selatan. Agar tidak terhalang bayangan, idealnya, apabila lokasi PLTS terpusat berada di selatan garis khatulistiwa, maka modul surya diarahkan menghadap ke arah utara (azimuth 0°). Sebaliknya, apabilalokasiPLTS terpusatberadadiutaragariskhatulistiwa, makamodulsuryamenghadap kearah selatan, dengan kata lain, diarahkan pada azimuth 180°. Apabila hal ini tidak terpenuhi, sehingga modul surya menghadap ke arah utara pula, maka akan ada kerugian inklinasi yang di alami. Gambar berikut memberikan ilustrasi sudut azimuth dalam pertimbangan peletakan panel surya. Gambar Ilustrasi Sudut Azimuth untuk Peletakan Panel Surya
  • 45. 45 c. Menggunakan perangkat lunak untuk menentukan sudut kemiringan/ inklinasi dan sudut azimut. Sama halnya ketika kita mencari sumber data iradiasi matahari untuk lokasi tertentu, misalnya menggunakan Solargis (https://globalsolaratlas.info), kita juga dapat memperoleh referensi nilai sudut inklinasi (tilt angle) dan nilai sudut azimut yang direkomendasikan. Karena perangkat lunak tersebut sudah memiliki database sinar matahari dari waktu ke waktu, yang merupakan fungsi dari posisi matahari relatif terhadap bumi. Berikut ini adalah contoh keluaran nilai sudut inklinasi dan sudut azimut dalam perangkat lunak Solargis. Gambar Input Koordinat Lokasi Rencana Pemasangan PLTS Atap Gambar Keluaran Data Iradiasi, Sudut Inklinasi, dan Azimuth
  • 46. 46 Seperti yang ditunjukkan pada tampilan keluaran data pada perangkat lunak Solargis, data rata-rata iradiasi harian (PV OUT) untuk lokasi Medan (dengan presisi koordinat tersebut) adalah sebesar 3,6 kWh/kWp. Sedangkan sudut inklinasi dan azimut ditunjukkan pada data OPTA, yang menunjukkan sudut inklinasi untuk angka pertama (4o), dan sudut azimut untuk angka kedua (180o atau menghadap selatan). Hal ini dapat dipahami karena Medan berlokasi di sebelah utara garis khatulistiwa, maka arah hadapan terbaik untuk menghindari bayangan, serta untuk mengoptimalkan penyerapan sinar matahari adalah menghadap ke selatan. Selain perangkat lunak untuk referensi data iradiasi matahari, sudut inklinasi, dan sudut azimut, terdapat juga perangkat lunak atau aplikasi yang dapat membantu melakukan analisa perencanaan dan perancangan sistem PLTS. Pada bagian B1 Panduan ini, telah disebutkan beberapa aplikasi yang dapat membantu melakukan analisa bayangan, yaitu solar pathfinder, step robotics, HORIcatcher, dan sun angle calculator. Beberapa perangkat lunak lainnya juga telah dikeluarkan oleh beberapa badan atau perusahaan, dengan fitur-fitur untuk melakukan analisa teknis, analisa/simulasi sistem, hingga analisa finansial dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya Helioscope, RETScreen, HOMER, PV*SOL, dan sebagainya. Rangkuman beberapa perangkat lunak ini disajikan pada lampiran H. Analisa Finansial Jika pelanggan PLN tertarik untuk memasang PLTS atap, saat ini telah tersedia beberapa kalkulator sederhana PLTS atap yang dapat memberikan gambaran singkat mengenai nilai investasi dan besarnya penghematan sebagai manfaat penggunaan PLTS atap. Walaupun terdapat sedikit perbedaan nilai investasi dan besaran penghematan untuk kasus serupa dengan menggunakan kalkulator yang berbeda-beda, tetapi setidaknya pelanggan PLN mendapatkan gambaran kasar sebelum akhirnya memutuskan untuk melakukan pemasangan. Beberapa contoh kalkulator PLTS atap adalah sebagai berikut:
  • 47. 47 Tabel Contoh Tools atau Kalkulator PLTS Atap
  • 48. 48 Setelah melakukan analisa desain teknis sistem PLTS atap, langkah selanjutnya adalah menghitung rancangan anggaran biaya (RAB) sebagai nilai investasi PLTS atap bagi pelanggan PLN. Mengacu pada dokumen studi kelayakan yang disusun oleh Kementerian ESDM, RAB pemasangan PLTS atap mencakup item-item sebagai berikut: Tabel Format Rencana Anggaran Biaya PLTS Atap Sebagai gambaran, pada tahun 2017, kisaran biaya pemasangan PLTS atap rata-rata adalah 15 juta rupiah per kWp30. Nilai ini diperoleh berdasarkan rujukan harga komponen utamanya, yaitu panel surya dan inverter. Harga panel surya di pasaran Indonesia antara 9,5 juta rupiah hingga 15 juta rupiah per Wp, sedangkan harga inverter
  • 49. 49
  • 50. 50 antara 1,9 juta rupiah hingga 5 juta rupiah per Wp. Kisaran proporsi biaya pemasangan PLTS atap berdasarkan riset pasar tahun 2017 adalah 47% biaya panel surya, 13% biaya inverter, serta 40% untuk komponen pelengkap lain dan jasa instalasinya. Sehingga untuk keseluruhan biaya pemasangan PLTS atap pada tahun 2017 rata-rata berada pada kisaran 25 juta rupiah per kWp31. Lihat Lampiran A untuk gambaran variasi biaya investasi PLTS atap yang pernah dilakukan oleh pemerintah, beserta gambaran analisa keekonomiannya. Dokumen Studi Kelayakan Dokumen studi kelayakan biasanya diperlukan dalam proses procurement badan usaha oleh pelanggan PLN Pemerintah yang akan memasang PLTS atap. Dokumen studi kelayakan menampilkan hasil atau laporan analisa yang mencakup pemeriksaan sistem kelistrikan hingga desain sistem dan RAB, sebagaimana tahapan proses perencanaan (Bagian B1) dan desain sistem (Bagian B2) yang dijabarkan dalam panduan ini. Mengacu pada studi kelayakan yang dilakukan oleh Kementerian ESDM dalam beberapa proyek pemasangan PLTS atap di gedung pemerintah, berikut gambaran struktur laporan studi kelayakan sebagai referensi:
  • 51. 51 Tabel Format Dokumen Studi Kelayakan
  • 52. 52 Membuat laporan pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas tanah (Ground Mounted) 1. Pengertian Laporan Laporan adalah sebuah karya tulis yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang dengan tujuan sebagai bukti pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas yang diberikan. Agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau pengambilan keputusan, sebuah laporan harus memuat data yang benar, objektif, dan sistematis. 2. Struktur Laporan a. Cover Cover merupakan halaman yang letaknya berada di bagian paling awal sebuah laporan. Sama halnya dengan makalah, di dalam cover sebuah laporan juga memuat judul, identitas, dan keterangan dari si penulis. b. Kata Pengantar Kata pengantar merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan dalam membuat sebuah laporan. Halaman ini berfungsi untuk mengantarkan pembaca agar dapat memahami laporan seperti apa yang telah dibuat. c. Daftar Isi Daftar isi merupakan halaman yang memuat pemetaan halaman untuk setiap bagian, mulai dari kata pengantar sampai halaman terakhir. d. Pendahuluan Pendahuluan merupakan bagian awal dari laporan yang berisi beberapa sub-bab seperti latar belakang dan tujuan kegiatan. 1) Latar Belakang Latar belakang berisi tentang faktor apa saja yang mendasar kegiatan dan penyusunan laporan. 2) Tujuan Bagian ini menjelaskan tentang tujuan dibuatnya kegiatan atau penelitian yang dilakukan. Dalam penulisannya, cukup deskripsikan tujuan secara singkat dan jelas. e. Pembahasan Pembahasan atau juga bisa disebut sebagai isi, merupakan bagian inti dari laporan yang dibuat. Di bagian ini, sebisa mungkin jelaskan secara detail dan mencakup unsur 5W + 1H. Misalnya, jika laporan yang di buat adalah laporan kegiatan, maka laporan berisikan: 1) Kegiatan apa yang dilakukan?
  • 53. 53 2) Siapa saja yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut? 3) Di mana kegiatan tersebut dilaksanakan? f. Penutup Penutup biasanya berisi kesimpulan tentang kegiatan dan laporan yang telah dibuat. Dapat juga dituliskan ringkasan tentang hal-hal yang telah dipaparkan sebelumnya pada bagian ini. Selain kesimpulan, saran juga dapat ditambahkan untuk para pihak terkait atau kendala yang kamu alami selama kegiatan berlangsung. g. Lampiran Bagian terakhir merupakan lampiran. Lampiran adalah halaman yang memuat berbagai dokumentasi tentang kegiatan yang telah dilakukan. Dokumentasi tersebut dapat berupa foto/gambar, tabel, surat, dan sebagainya. Lampiran tersebut nantinya akan mewakili kelengkapan laporan yang dbuat. 3. Pembuatan Berita acara Berita acara berisikan catatan yang sangat rinci atau detail mengenai siapa yang terlibat, dimana kejadian itu berlangsung, waktunya kapan, dll. Berita acara bahkan sering dikatakan sebagai dokumen yang menjelaskan kronologi atau latar belakang untuk keperluan bisnis dan hukum. Secara garis besar, berita acara merupakan sebuah dokumen dalam dunia pekerjaan yang sangat penting keberadaannya. Berita acara tersebut memuat pernyataan pengesahan mengenai suatu kegiatan; baik itu menyangkut rapat, kehilangan, kerusakan, serah terima barang, peristiwa, penyelesaian pekerjaan, perubahan status, dan masih banyak lagi lainnya. Intinya, berita acara adalah sebuah bukti legal yang di dalamnya berisi suatu pengesahan atau pernyataan di dalam sebuah acara. Selain itu, berita acara juga dijadikan oleh instansi atau perusahaan sebagai sebuah bukti legal mengenai peristiwa tertentu, serah terima, transaksi, jual beli, insiden tertentu dan masih banyak lagi yang lainnya. a) Fungsi Berita acara 1) Menjadi bukti legal tertulis atas sebuah transaksi atau peristiwa tertentu. 2) Sebagai keabsahan suatu kegiatan yang telah dilakukan. 3) Sebagai bukti otentik suatu kegiatan yang dilakukan oleh penerima tugas, dan si penerima tugas akan membuktikan bahwa ia menyelesaikan tugasnya dengan pembuktian hasil dari suatu kegiatan sebagai notulen. b) Cara Membuat Berita Acara
  • 54. 54 Beberapa macam penyusunan berita acara seperti berita acara peristiwa, serah terima barang/pekerjaan, seminar, pelantikan, kepemilikan, ataupun jual beli suatu barang memiliki format yang hampir sama. Agar apa yang disampaikan di dalam isian berita acara tersebut sesuai dengan kejadian, maka si pembuat berita acara harus mencantumkan poin-poin pentingnya. Berikut ini adalah poin-poin penting yang harus tercantum di dalam berita acara. 1) Semua pihak yang berkepentingan di dalam acara atau kegiatan harus dicatat dengan detail. Pada umumnya terdiri dari nama, jenis kelamin, tempat tanggal lahir, alamat rumah, pekerjaan, jabatan, dan poin- poin lainnya yang sekiranya dapat menambah kevalidan suatu informasi. Jangan lupa untuk mencantumkan nomor identitas seperti KTP/SIM/NPWP/NIP atau sejenisnya sesuai dengan keterkaitan berita acara kegiatannya. 2) Pastikan untuk mencantumkan kronologi atau latar belakang yang mencakup waktu kejadian (jam, hari, tanggal, bulan, dan tahun). Waktu kejadian tersebut harus ditulis dalam bentuk penyebutan kata-perkata. 3) Pastikan untuk mencantumkan tempat kejadian/peristiwa dilaksanakannya kegiatan tersebut. Ini bisa berupa detail seperti alamat lengkap sampai dengan kode pos. 4) Sebagai dokumen administrasi resmi, dokumen berita acara harus ditandatangani oleh pihak-pihak yang berkepentingan atau pihak-pihak yang berwenang yang terlibat dalam acara tersebut. 5) Pastikan untuk mencantumkan saksi jika diperlukan untuk menjaga keabsahan berita acara tersebut. 6) Lebih memperhatikan untuk jenis berita acara serah terima barang, jabatan, dan pekerjaan. Dalam penyusunan berita acaranya, pihak dan mengenai jenis yang akan diserah terimakan harus dijelaskan secara detail.
  • 55. 55 F. Langkah Kerja Memasang Dudukan Dan Modul Surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Atas Atap (Rooftop) NO PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN 1 Menggunakan APD (alat pelindung diri) sebelum memasang dudukan dan modul PV di ketinggian Peralatan dan perlengkapan keamanan, keselamatan kerja (K3) disiapkan sesuai prosedur 2 Menyiapkan peralatan kerja unutk pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di aats atap (roof top) sesuai prosedur
  • 56. 56
  • 57. 57 3 - Memeriksa jenis dan kualitas atap sesuai prsedu - Menyiapkan komponen utama dan pendukung untuk pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (roof top) sesuai gambar kerja - Memeriksa hasil pemasangan komponen utama dan pendukung sesuai gamabr keja - Mendokumentasikan dan membuat laporan hasil pemasangan PLTS di atas atap Spesifikasi mekanis modul surya seperti dimensi, berat, bahan frame modul surya Pengetahuan dasar-dasar mekanika, misalnya sifat-sifat mekanis bahan Konsep tata letak dan Teknik pemasangan dudukan dan modul surya tipe rooftop Prosedur kerja yang sesuai dengan persyaratan instalasi rooftop Bekerja di ketinggian sesuai dengan standar ketinggian atap bangunan Prosedur pengisian lembar observasi dan commisioning
  • 58. 58
  • 59. 59
  • 60. 60
  • 61. 61 G. Implementasi Unit Kompetensi Elemen Kompetensi 1 Menyiapkan Peralatan Dan komponen Utama Untuk pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Baca Referensi 1.1 : Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal : 1. Mengidentifikasi peralatan dan komponen utama pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 2. Mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan untuk pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 3. Mengidentifikasi dokumen SOP pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 4. Diskusi 1.2 : Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal yang telah anda pelajari : 1. Mengidentifikasi peralatan dan komponen utama pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 2. Mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan untuk pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 3. Mengidentifikasi dokumen SOP pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Aktivitas 1.3 : Silahkan anda mengidentifikasi peralatan apa saja yang diperlukan untuk pemasanagan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Video Youtube 1.4: Silahkan melihat youtube berikut ini : Link : https://www.youtube.com/watch?v=s_uywjt7cLk Catat rangkum hasil anda menyaksikan tayangan video tersebut.
  • 62. 62 Elemen Kompetensi 2 Memasang Komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Baca Referensi 2.1 : Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal : 1. Cara memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 2. Cara menggunakan peralatan untuk memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 3. Cara mengisi ceklist dan mengerti SOP untuk memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Diskusi 2.2 : Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal yang telah anda pelajari : 1. Cara memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 2. Cara menggunakan peralatan untuk memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) 3. Cara mengisi ceklist dan mengerti SOP untuk memasang komponen utama dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Aktivitas 2.3 : Silahkan anda mengidentifikasi setiap komponen sitem monitoring dang mengisi pada cek list yang sudah di buat Video Youtube 2.4: Silahkan melihat youtube berikut ini : Link : https://www.youtube.com/watch?v=pbg3SLwqcs0 https://www.youtube.com/watch?v=zK4HMRjh6PY https://www.youtube.com/watch?v=uAg85bPjVZs Catat rangkum hasil anda menyaksikan tayangan video tersebut.
  • 63. 63 Elemen Kompetensi 3 Membuat Laporan Pemasangan Dudukan dan modul surya PLTS diatas atap (rooftop) Baca Referensi 3.1 : Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal : 1. Melakukan pengisian form ceklist dan pengukuran PLTS 2. Membuat form hasil pemasangan dudukan dan modul surya PLTS diatas atap (rooftop) Diskusi 3.2 : Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencari informasi mengenai hal yang telah anda pelajari : 1. Melakukan pengisian form ceklist dan pengukuran PLTS 2. Membuat form hasil pemasangan dudukan dan modul surya PLTS diatas atap (rooftop) Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok,buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Aktivitas 3.3 : Silahkan untuk mencoba membuat data dan mengisi form checklist serta membuat form laporan hasil pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) Aktivitas 3.4 : Tujuan membuat form checklist serta membuat form laporan hasil pemeliharaan dari pemasangan dudukan dan modul surya PLTS di atas atap (rooftop) adalah : ……………………………………………………………………………………… ……..……………………………………………………………………………… ……………..……………………………………………………………………… …………… ……………………………………………………………………………………… …
  • 64. 64 Penilaian : Penilaian Catatan : Kompeten / Belum Kompeten Peserta Instruktur Nama/Tanda tangan/tgl Nama/Tanda tangan/tgl
  • 65. 65 H. Lampiran KAMUS ISTILAH PLST Roof Top atau di atas atap Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang panel suryanya dipasanga di atas atap. PLTS on-grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang terhubung dengan jaringan listrik PLN, oleh karena itu disebut on-grid atau didalam jaringan.. PLTS off-grid adalah pembangkit listrik tenaga surya yang tidak memiliki sambungan dengan jaringan kelistrikan PLN. PV Mounting Adalah komponen PLLTS yang berfungsi untuk tempat meletakkan panel surya seara aman dengan mempertimbangkan arah matahari
  • 66. 66 Referensi  Panduan Perencanaan dan Pemanfataan PLTS Atap di Indonesia, Indonesia Clean Energiy Development II, USAID ICED II  Teknologi Atap Solar PV Roof, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan dan Pemukiman Bandan Penelitian dan Pengembangan, Kementrian PUPR
  • 67. 67
  • 68. 68
  • 69. 69
  • 70. 70
  • 71. 71 NAMA PENYUSUN No NAMA PROFESI 1 Muhammad Fahmy Ramadhan Saragi, S.T. Instruktur Listrik BPVP Aceh