SlideShare a Scribd company logo
1 of 49
DAFTAR ISI
Daftar Isi ........................................................................1
Kata Pengantar.......................................................................................2
MENGOPERASIKAN PLTS
FOTOVOLTAIK TERPUSAT OFF-GRID
D.35EBT13.003.1
DAFTAR ISI
A. Pendahuluan ...................................................................................3
B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................3
C. Daftar Ikon .......................................................................................4
D. Bacaan Referensi ..............................................................................5
E. Pengantar Teori.................................................................................6
F. Langkah Kerja ..................................................................................33
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................50
1. Elemen Kompetensi 1..................................................................50
1.1. Referensi ...............................................................................50
1.2. Aktivitas 1 ….……………………….………………………………….. 50
1.3. Aktivitas 2 .............................................................................50
1.4. Video Youtube .......................................................................50
2. Elemen Kompetensi 2..................................................................52
2.1. Referensi……………………………………………………………........52
2.2. Diskusi..................................................................................52
2.3. Membaca ...............................................................................52
2.4. Aktivitas…………………………………….…….…………...…….......52
2.5. Video Youtube ……………………………………………………….....53
2.6. Pikirkan ……………………………………………………………….....53
3. Elemen Kompetensi 3..................................................................52
3.1. Referensi……………………………………………………………........52
3.2. Diskusi..................................................................................52
3.3. Membaca ...............................................................................52
3.4. Aktivitas…………………………………….…….…………...…….......52
3.5. Video Youtube ……………………………………………………….....53
3.6. Pikirkan ……………………………………………………………….....53
H. Lampiran..........................................................................................54
1) Kamus Istilah..............................................................................54
2) Referensi .....................................................................................57
3) Unit Kompetensi..........................................................................58
4) Daftar Nama Penyusun ...............................................................61
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai
kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada
Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku
Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam
penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta
pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara
efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi
PBK dengan judul “Mengoperasikan PLTS Fotovoltaik Terpusat Off-
Grid”.
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan
kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang
proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, 2022
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja
..............................................
NIP ............................................
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam
meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten,
sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan
tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis,
aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para
peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan
mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan
dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline
dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku
Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy
seperti materi presentasi dan video.
B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL
Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai
dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
d. Implementasi Unit kompetensi
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan
powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan
BLK masing-masing
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok,
presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini
dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku
penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis,
panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan
buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan
yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau
menemui seseorang untuk mendapatkan informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar
kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
Referensi
material/manual
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau
kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi
pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi
latihan/ aktivitas ini.
Berpikir
Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat
berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan
yang anda miliki.
Komunikasi/
Diskusi
Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan
rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Membaca
Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan
sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan.
Video/Youtube
Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang
dibutuhkan dalam materi pelatihan.
D. BACAAN REFERENSI
Membaca secara lengkap :
 Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

E. PENGANTAR TEORI
1. Gambaran Umum PLTS OFF-GRID
Off-Grid merupakan sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)
yang diperuntukan untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak
terjangkau jaringan PLN atau pengguna yang membutuhan energi listrik
secara mandiri. Matahari (surya) adalah energi yang secara langsung dapat
dijumpai pada sistem tata surya bumi, matahari mampu menghasilkan
energi yang dapat diserap panel surya/solar cell. Off Grid sistem disebut juga
stand alone PV (Photovoltaic) system yaitu sistem pembangkit listrik yang
hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi
utama dengan menggunakan rangkaian panel surya untuk menghasilkan
energi listrik sesuai dengan kebutuhan.
Sistem ini membutuhkan baterai untuk menyimpan energi listrik yang
dihasilkan di siang hari untuk memenuhi kebutuhan listrik di malam hari.
Ada dua konfigurasi sistem PLTS off-grid yang umum digunakan yangakan
dijelaskan dalam bab ini, yaitu sistem penyambungan AC atau AC-coupling
dan penyambungan DC atau DC-coupling.
Secara singkat, DC adalah singkatan untuk direct current (arus searah),
sementara AC adalah singkatanuntuk alternating current (arus bolak-balik).
Penyambungan (coupling) mengacu pada titik penyambungan di dalam
sistem. Sistem DC-coupling menghubungkan rangkaian modul fotovoltaik ke
sisi DC sistem PLTS melalui solar charge controller. Sementara itu, sistem AC-
coupling menghubungkan rangkaian modul surya dan baterai ke sisi AC
melalui inverter jaringan dan inverter baterai. Jika ada kelebihan daya yang
tidak digunakan oleh beban, maka kelebihan daya akan dikonversi kembali
ke DColeh inverter baterai dan energi akan disimpan dalam baterai
Beberapa produk Off Grid system diantaranya adalah :
A. SHS (Solar Home System), yang merupakan suatu pembangkit listrik
tenaga surya berskala kecil yang terdiri dari komponen panel surya,
charger controller, battery dan inverter. Beban yang dipasang pada
pembangkit berskala kecil ini dapat berupa lampu, radio, televisi yang
dapat dioperasikan setiap harinya.
B. PJU (Penerangan Jalan Umum) panel surya diartikan sebagai lampu
penerangan yang dipasang bagi kepentingan umum/bersama/bersifat
publik bagi masyarakat. PJU panel surya menggunakan batery sebagai
penampung listrik pada saat panel surya tersinari cahaya matahari.
2. Keunggulan Sistem PLTS OFF-Grid
Off Grid sistem ini memiliki keunggulan yaitu tidak perlu lagi menggunakan
jaringan listrik dari PLN ataupun genset, tipe SHS hanya menggunakan
battery sebagai media menyimpan energi yang diserap dari cahaya matahari
melalui panel surya. Dengan desain portable yang mudah untuk dibawa
kemana-mana, ringan, dan praktis, produk SHS merupakan solusi yang
tepat untuk daerah pelosok di Indonesia yang jauh dari jangkauan PLN.
Untuk penggunaan battery SHS sudah dilengkapi oleh indikator LED, yang
sangat membantu untuk mengetahui volume energi yang dihasilkan panel
surya yang ramah lingkungan dan aman.
Off-Grid memiliki beberapa keuntungan yaitu :
A. Pemasangan yang mudah (User Friendly),
B. Tidak menggunakan jaringan listrik/PLN, cahaya matahari sebagai
energi listrik
C. Ramah lingkungan, dapat mengurangi karbon emisi sehingga tidak
merusak polusi udara.
D. Desain battery yang portable, sehingga bisa dibawa kemana-mana.
3. Konfigurasi PLTS Off-Grid
Konfigurasi kerja yang umum diimplementasikan dalam PLTS off-grid
ada 2 (dua) sistem yaitu berbasis DC coupling dan AC coupling. Istilah
coupling berdasarkan hubungan titik ke titik koneksinya. Umumnya, sistem
PLTS off-grid terdiri dari dua bagian kelistrikan yang berbeda yaitu sisi arus
bolak-balik disingkat a.b.b. (arus AC) dan sisi arus searah disingkat a.s.
(arus DC). Ketika sistem PLTS off-grid menerapkan penggunaan fungsi
cadangan baterai, ada dua titik koneksi yang dapat dibuat dari keluaran
array modul surya. Array dapat terkoneksi ke sisi AC atau sisi DC dari sistem
kelistrikan PLTS.
2.1. Sistem AC Coupling
Komponen utama yang membedakan sistem AC-coupling dengan DC-
coupling adalah inverter jaringan. Dalam konfigurasi AC-coupling, modul
fotovoltaik dan baterai dihubungkan di bus AC melalui inverter jaringan dan
inverter baterai. Modul fotovoltaik terhubung ke inverter jaringan dimana
tegangan diubah dari DC ke AC. Serupa dengan charge controller, inverter
jaringan juga dilengkapi dengan perangkat MPPT untuk mengoptimalkan
penangkapan energi. Daya dari rangkaian modul fotovoltak dapat langsung
digunakan oleh beban di siang hari dan kelebihannya digunakan untuk
mengisi baterai melalui inverter baterai pada saat yang sama
Gambar 1. Diagram Sistem PLTS off-grid tipe AC Coupling
Penting untuk diketahui bahwa inverter baterai pada aplikasi AC Coupling
memiliki fungsi 2 (dua) arah sebagai berikut:
Pertama sebagai rectifier dengan melakukan charging baterai (AC ke DC).
Kedua sebagai inverter untuk baterai (DC ke AC). Hal ini menjadikan
inverter baterai pada sistem AC Coupling disebut juga dengan istilah
Bidirectional Inverter.
Ketika PLTS kehilangan suplai energi matahari, inverter baterai akan
memutus inverter grid-tied dari sistem kelistrikan kemudian inverter
baterai akan mengambil alih sinkronasi dengan menyuplai tegangan listrik
AC ke utilitas. Pada situasi ini, Bidirectional Inverter menjalankan fungsi
inverter untuk baterai
2.2. Sistem DC Coupling
Sistem dianggap memiliki konfigurasi penyambungan sistem DC (DC-
coupling) jika komponen utamanya terhubung di bus DC. Daya listrik
dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dan digunakan untuk mengisi baterai
melalui solar charge controller. SCC adalah pengonversi DC-DC untuk
menurunkan tegangan modul fotovoltaik ke level tegangan baterai yang
juga dilengkapi dengan maximum power point tracker (MPPT) untuk
mengoptimalkan penangkapan energi.
Di siang hari, dengan radiasi sinar matahari yang cukup, baterai diisi
untuk mencapai kondisi pengisian (SoC, state of charge) yang maksimal.
Seiring dengan meningkatnya permintaan listrik hingga beban melebihi
daya larik fotovoltaik yang terhubung, inverter baterai akan menyalurkan
energi dari baterai ke beban dan akan berhenti beroperasi ketika SoC
baterai mencapai batas minimum
Gambar 2. Diagram Sistem PLTS off-grid tipe DC
Coupling
4. Pola Operasi PLTS Off-grid
Terdapat 3 (tiga) pola operasi yang umum pada PLTS off-grid, yaitu:
1. Siang hari pada saat energi PLTS off-grid lebih besar dari
kebutuhan beban
Besar energi yang dihasilkan oleh PLTS off-grid sangat tergantung
kepada intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh modul surya
dan efisiensinya. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000
Watt/m2, apabila efisiensi modul surya sebesar 16% maka daya ideal
yang dapat dihasilkan oleh modul surya adalah sebesar 160 Watt/m2.
Diagram aliran energi yang dihasilkan pada siang hari dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Diagram aliran energi yang dihasilkan pada siang hari
Pada sistem AC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya pada
kondisi tersebut langsung disalurkan ke beban (konsumen) melalui
inverter grid-tied / inverter on-grid, apabila beban sudah tercukupi
energi berlebih yang dihasilkan modul surya digunakan untuk pengisian
baterai melalui inverter baterai / inverter bidirectional.
Pada sistem DC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya
pada kondisi tersebut digunakan untuk mengisi baterai
melalui Solar Charge Controller (SCC) terlebih dahulu, baru
kemudian disalurkan ke beban (konsumen) melalui inverter.
2. Siang hari saat energi PLTS off-grid lebih kecil dari kebutuhan beban
Kondisi ini dapat terjadi apabila :
 Saat kondisi berawan atau mendung
 Saat sore hari menjelang matahari terbenam PLTS off-grid
akan menghasilkanenergi listrik dari matahari namun tidak
maksimal
Diagram aliran energi yang dihasilkan pada kondisi berawan/mendung
dapat dilihatpada Gambar 4.
Gambar 4. Diagram aliran energi yang dihasilkan pada kondisi
berawan/mendung
Pada sistem AC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya dan energi
yang tersimpan dalam baterai disalurkan secara paralel ke beban
(konsumen).
Pada sistem DC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya pada
kondisi tersebut digunakan untuk mengisi baterai melalui Solar Charge
Controller (SCC) terlebih dahulu, baru kemudian disalurkan ke beban
(konsumen) melalui inverter.
3. Malam hari
Pada malam hari sumber energi matahari tidak dapat dimanfaatkan
lagi, oleh karena itu beban akan disuplai oleh baterai. Energi yang
tersimpan dalam baterai pada siang hari akan dipergunakan untuk
menyuplai beban saat dibutuhkan melalui Inverter. KemudianInverter
mengubah arus (DC) pada sisi baterai menjadi arus (AC) ke sisi beban.
Diagram aliran energi pada malam hari dapat dilihat pada Gambar 5
Gambar 5. Diagram aliran energi pada malam hari
5. Komponen Utama PLTS Off-Grid
Komponen-komponen yang umumnya digunakan dalam sistem PLTS
off- grid dapatdilihat pada Tabel 1.
PLTS off-grid pada umumnya terdiri dari komponen sebagai berikut:
5.1. Modul surya
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang
mengubah energi surya (cahaya) menjadi energi listrik. Pembangkitan
listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan pemusatan
energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya
menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik. Pemusatan energi surya
menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem
pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk
menggerakan mesin kalor (panas) seperti mesin stirling atau lainnya.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Modul Surya
Fungsi
mengubah
energi surya
(cahaya)
menjadi
energi listrik.
Jenis – jenis
modulsurya,
antara lain:
- Monocrystaline
silicon
- Polycrsytaline
silicon
- Thin film
5.2. Solar Charge Controller (SCC)
Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan
untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari
baterai ke beban.
Solar charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian
karena batere sudah penuh dan kelebihan voltase dari panel surya.
Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai.
Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse width panel suryaotion
(PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus
dari baterai ke beban. Panel surya 12 Volt umumnya memiliki tegangan
output 16 – 21 Volt. Jadi tanpa solar charge controller, baterai akan rusak
oleh overcharging dan ketidakstabilan tegangan.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Solar Charge
Controller (SCC)
Fungsi
mengatur arus
searah yang diisi ke
baterai dan diambil
dari baterai ke
beban
Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut:
 Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging,
dan overvoltage.
 Mengubah arus DC bertegangan tinggi dari larik modul fotovoltaik ke
tegangan yang lebih rendah baterai (tegangan sistem 48 VDC)
 Melindungi bank baterai dari pengisian yang berlebih dengan
mengurangi arus pengisian dari larik modul fotovoltaik di saat baterai
sudah penuh (full discharge). Tergantung pada teknologi baterai,
pengisian baterai yang berlebihan (overcharge) dapat menyebabkan
timbulnya gas dan ledakan.
 Memaksimalkan transfer daya dari larik modul fotovoltaik ke baterai
dengan menggunakan algoritma maximum power point tracker
(MPPT).
 Memblokir arus balik dari bank baterai di saat radiasi sinar matahari
tidak mencukupi atau di malam hari.
 Mengukur dan memonitor tegangan, arus, temperatur dan energi yang
ditangkap dari larik modul fotovoltaik dan mengirimkannya ke bank
baterai
5.3. Inverter
Pengertian inverter adalah suatu Inverter baterai mengubah tegangan DC
bank baterai (sekitar 48 VDC)ke tegangan AC pada 230 VAC. Inverter ini
juga menjaga baterai agar energi di dalam baterai tidak habis terpakai.
Inverter ini dapat kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan
elektronika. Tanpa alat ini arus searah yang dihasilkan oleh modul surya
tidak akan dapat digunakan secara langsung oleh alat-alat elektronika
yang umumnya membutuhkan arus bolak-balik sebagai pasokan daya
utamanya.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Inverter
Baterai/Bidirectional
Invereter
Fungsi
Sebagai rectifier
dengan melakukan
charging baterai
(AC ke DC) dan
sebagai inverter
untuk baterai(DC
ke AC)
Inverter
Jaringan/Inverter
Grid Tied
Fungsi
Mengubah
listrik arus
searah (DC)
menjadi arus
bolak-balik
(AC).
Inverter Grid-
tied
terhubung
melalui
busbar ke sisi
beban AC
5.4. Baterai
Baterai adalah perangkat yang terdiri dari dua atau lebih sel elektro-
kimia yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik.
Setiap sel memiliki terminal positif, atau katoda, dan terminal negatif
atau anoda.
Pengertian baterai Bank baterai menyimpan energi yang dihasilkan
modul surya di siang hari dan digunakan ketika beban meningkat dan
energi dari modul fotovoltaik tidak mencukupi untuk memasok energi.
Tanpa baterai maka energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada
sinar matahari saja karena tidak ada alat penyimpan energinya.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Baterai
Fungsi
menyimpan
energi yang
dihasilkan
modul surya
di siang hari
Teknologi baterai untuk panel surya :
 Baterai Deep-Cycle Flooded Lead Acid (FLA)
 Baterai Deep-Cycle Valve-Regulated Lead Acid (VRLA)
 Baterai Lithium Ion
Dalam pemilihan tipe baterai, disarankan untuk menggunkan Battery
Deep Discharge. Kapasitas baterai sangat tergantung pada tipe, umur,
temperatur, dan kecepatan discharge baterai (rate of discharge).
Dianjurkan menggunakan tipe baterai untuk SHS dengan kapasitas yang
mampu memberikan DOD (Depth of Discharge) regular 40% dan dapat
mensuplai energi selama 3-4 hari (autonomy day) pada saat tidak ada
matahari dengan DOD maksimum 80%.
Umur baterai sangat tergantung pada pemakaian, DOD, laju charge dan
discharge, perawatan, dan instalasi hubungan series/parallel.
6. Komponen Pendukung PLTS Off-Grid
6.1. Combiner Box
Fungsi utama kotak penggabung atau (combiner box) adalah untuk
menggabungkan string fotovoltaik modul agar mendapatkan arus
keluaran larik fotovoltaik yang lebih tinggi. Masing-masing String modul
fotovoltaik dihubungkan pada busbar yang sama dan dilindungi secara
elektrik maupun mekanis di dalam selungkup pelindung (enclosure).
Kotak penggabung umumnya berisi perangkat proteksi arus lebih
(overcurrent protection) string, perangkat proteksi tegangan surja (surge
protection device), busbar atau terminal tambahan, sakelar pemutus arus
dan batang pembumian (grounding bar). Keluaran gabungan dari kotak
penggabung tersebut kemudian dihubungkan langsung ke solar charge
controller pada sistem DC-Coupling atau ke inverter jaringan pada sistem
AC-Coupling.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Combiner Box Fungsi
untuk
menggabungkan
string fotovoltaik
modul agar
mendapatkan arus
keluaran larik
fotovoltaik yang
lebih tinggi
Komponen listrik di dalam Combiner Box
 Fuse
 MCB DC
 Surge Protection Device (SPD)
 Terminal Busbar
6.2. Sistem Monitoring
Sistem monitoring merupakan perangkat pengawasan kinerja sistem
PLTS yang compatible dengan perangkat/komponen utama untuk
menilai kinerja sebuah panel surya pada kondisi lingkungan yang nyata.
Untuk memenuhi keperluan tersebut, sistem monitoring performa panel
surya yang dirancang dilengkapi dengan sensor pengukur arus, tegangan
dan kualitas udara yang telah dikalibrasi, sistem pengirim data dengan
menggunakan internet yang diintegrasikan ke web aplikasi dan database
sebagai penyimpan data
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Sistem Monitoring Fungsi
Perangkat
komunikasi dan
pemantauan untuk
SMA
Remote
Control untuk
mengontrol
dan
memantau
inverter
baterai Sunny
Island
6.3. Energy Limiter
Sebuah alat yang memiliki fungsi utama :
 Membatasi arus listrik yang dihasilkan tidak melebihi beban listrik
rumah yang sedang digunakan.
 Menjaga agar tidak ada eksport listrik ke Jaringan PLN diluar rumah
yang bisa mengakibatkan eror pada KWH meter
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Energy Limiter Fungsi
Mencatat,
merekam,
menampilkan dan
memonitor data-
data parameter
serta informasi
sistem PLTS
6.4. Panel Distribusi DC
Panel distribusi DC atau dikenal juga dengan DC power distribution
board (DCPDB) adalah tempat terhubungnya solar charge controller
(SCC), bank baterai, dan inverter baterai. Panel ini mendistribusikan
daya DC yang dikonversi dari solar charge controller ke bank baterai dan
dari bank baterai ke inverter baterai yang umumnya pada tegangan
sistem 48 VDC. Panel distribusi DC pada umumnya terdiri dari busbar
sebagai titik sambungan dan perangkat proteksi untuk melindungi bank
baterai serta melindungi kabel dari SCC dan ke inverter baterai.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Panel Distribusi DC Fungsi
Mendistribusikan
daya DC yang
dikonversi dari
solar charge
controller ke bank
baterai dan dari
bank baterai ke
inverter baterai
 Proteksi bank baterai digunakan untuk melindungi setiap string
baterai dalam ibank baterai terhadap hubungan arus pendek. MCB
atau sekering biasanya digunakan untuk tujuan ini.
 Terminal DC atau busbar adalah titik interkoneksi antara bank
baterai, SCC, dan inverter baterai. Perangkat ini bertujuan untuk
menghubungkan beberapa perangkat ke dalam sebuah konduktor
yang sama. Perangkat ini terbuat dari konduktor tembaga padat dan
berlapis timah untuk proteksi korosi.
 Proteksi kabel masuk dari SCC berfungsi untuk memberikan
perlindungan tambahan terhadap arus berlebih (overcurrent) atau
hubungan arus pendek pada SCC dan kabel dari SCC.
 Proteksi kabel keluar ke inverter baterai melindungi kabel keluar
menuju inverter baterai terhadap arus berlebih dan hubungan arus
pendek.
 Selungkup (enclosure) tempat dipasangnya perangkat proteksi dan
busbar.
 Batang pembumian (grounding bar) menyediakan koneksi
pembumian untuk selungkup, jika selungkup terbuat dari bahan
yang dapat menghantarkan listrik.
6.5. Panel Distribusi AC
Panel distribusi AC atau dikenal juga sebagai AC power distribution box
(ACPDB) digunakan untuk membagi dan mendistribusikan daya dari
inverter baterai untuk dialirkan pada beban melalui beberapa lateral
penyulang (sub-feeder). Panel ini adalah tempat di mana inverter baterai
terhubung secara paralel untuk menggabungkan daya keluaran serta
perangkat proteksi dari seluruh penyulang.
Pada umumnya panel distribusi AC berisikan busbar, perangkat proteksi
arus lebih, perangkat proteksi tegangan surja, serta sistem pemantauan
lokal seperti energi meter. Panel distribusi AC dapat dikonfigurasikan
dalam sususan satu fasa atau tiga fasa, tergantung pada kapasitas dan
topologi sistem.
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Panel Distribusi AC Fungsi
Membagi dan
mendistribusikan
daya dari inverter
baterai untuk
dialirkan pada
beban melalui
beberapa lateral
penyulang (sub-
feeder)
 Selungkup (enclosure) sebagai rumah perangkat proteksi dan busbar.
 Busbar merupakan titik interkoneksi antara inverter baterai, inverter
jaringan serta feeder keluar.
 Meteran energi untuk mengukur total energi yang sudah diproduksi
oleh PLTS dan telah digunakan oleh beban.
 Current transformer (CT) atau transformator arus digunakan sebagai
pengukur arus untuk meteran energi. Alat ini mengukur arus dari tiap
fasa dan mengonversinya menjadi arus yang lebih rendah sehingga
terbaca oleh meteran energi.
 Timer dan kontaktor mengatur waktu operasional lampu jalan.
Biasanya lampu jalan hanya beroperasi selama lima jam waktu malam
hari.
 Miniature circuit breaker (MCB) melindungi kabel masuk dari inverter
baterai dan feeder keluar menuju jaringan distribusi.
 Sekering untuk memutus pengukuran tegangan dari busbar apabila
ada hubungan arus pendek tiba-tiba atau kerusakan pada meteran
energi.
 Perangkat proteksi tegangan surja - surge protection device (SPD) atau
lightning arrester digunakan untuk melindungi perangkat AC dari
tegangan surja atau sambaran petir
 Earth-leakage circuit breaker (ELCB) atau gawai pemutus arus sisa
mencegah orang terkena sengatan listrik akibat kontak langsung pada
komponen konduktif. ELCB akan trip seandainya aliran arus total
semua fasa tidak sama dengan aliran arus yang kembali lewat neutral
atau terdapat arus sisa yang lebih besar dari rating ELCB (biasanya 30
mA untuk proteksi terhadap manusia).
 Batang pembumian (grounding bar) memberikan pembumian pada
selungkup, perangkat proteksi surja, serta transformator arus.
6.6. Sistem Pembumian
Pembumian adalah suatu teknik untuk menyambungkan material yang
bersifat konduktif secara elektrik ke bumi. Pembumian bertujuan untuk
memastikan instalasi yang aman dari gangguan arus yang dapat
membahayakan keselamatan pengguna. Pembumian menyambungkan
konduktor yang sedang aktif dan juga konduktor lain yang tidak sedang
dialiri arus seperti rangka modul fotovoltaik, struktur penopang,
selungkup berbahan logam, dan peralatan konduktif lainnya. Ketiadaan
pembumian tidak saja akan menyebabkan bahaya sengatan listrik tapi
juga berpotensi memicu kerusakan instalasi terutama saat terjadi
sambaran petir
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Grounding dan
Penangkal Petir
Fungsi
Pembumian
struktur penopang
yang baik dengan
ukuran tepat dan
diarahkan dengan
baik
Rangkaian PV
dan rumah
pembangkit
berada di
dalam area
terlindungi
Pembumian sangat diperlukan dengan alasan :
1. Melindungi instalasi dan peralatan kelistrikan dari gangguan arus
dan sambaran petir
2. Menghindari perbedaan potensial pada komponen konduktif dengan
cara menyatukan di ikatan ekipotensial
3. Memastikan keamanan untuk manusia dan binatang dari sengatan
listrik baik langsung (kontak langsung dengan konduktor aktif)
maupun tidak langsung (i.e. menyentuh komponen konduktif yang
teraliri listrik karena gangguan insulasi)
4. Menyediakan jalur aman untuk menyalurkan gelombang petir ke
tanah
Sistem penangkal petir yang biasa dipasang pada PLTS off-grid
6.7. Jaringan Distribusi TR
Jalur distribusi tegangan rendah pada PLTS off-grid pada umumnya
ditempatkan di atas dan dipasang pada ketinggian yang memadai di atas
permukaan tanah. Hal ini bertujuan untuk menjaga jarak aman antara
jalur distribusi dengan penduduk. Pemasangan tiang jaringan dan
konstruksi kabel puncak tiang yang baik sangat penting dan harus
dirancang sesuai dengan fungsi tiang dan beban kerja
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Jaringan Distribusi
TR
Rekomendasi
konstruksi jaringan
distribusi tegangan
rendah
Penggunaan tiang
besi yang
digalvanisasi dan
dipasang dengan
jarak yang cukup
antar tiang.
6.8. Kabel
Kabel listrik merupakan sebuah media untuk menyalurkan energi listrik.
Kabel listrik terdiri dari konduktor dan isolator. Untuk konduktor terbuat
dari bahan alumunium ataupun tembaga, sedangkan untuk isolatornya
terbuat dari bahan thermosetting atau termoplastik.Kemampuan hantar
kabel listrik ditentukan oleh KHA atau Kemampuan Hantar Arus yang
dimilikinya. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampung
konduktor yang ada di dalam kabel listrik tersebut. Adapun untuk
ketentuan mengenai KHA sebuah kabel listrik, diatur dalam spesifikasi
Standar PLN (SPLN).
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Kabel Fungsi
Penghantar listrik
dengan komponen-
komponen PLTS
6.9. Ground Mounting
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Ground Mounting Fungsi
Menyangga/menop
angmodul surya
sesuai dengan
posisi dan
kemiringan yang
telah ditentukan.
Bahan terbuat
dari besiyang
galvanized
untuk
melindungi
struktur dari
karat
6.10. Power House
Rumah pembangkit adalah tempat untuk melindungi seluruh
perangkat, terutama peralatan listrik yang sensitif dari lingkungan luar,
cuaca, serta akses tanpa izin. Bangunan ini umumnya terbagi dalam
dua ruangan, yang terdiri dari ruangan baterai dengan bank baterai dan
ruangan control yang berisi komponen elektronik daya dan panel
distribusi. Bangunan biasanya terbuat dari beton atau poliuretan
tergantung ketersediaan material dan spesifikasi. Dimensi serta tata
letak bangunan ini harus memberikan fleksibilitas untuk operator atau
teknisi dalam mengoperasikan sistem dan melakukan tindakan
pemeliharaan maupun perbaikan
Komponen Contoh Gambar Keterangan
Rumah Pembangkit Fungsi
untuk melindungi
seluruh perangkat,
terutama peralatan
listrik yang sensitif
dari lingkungan
luar
F. LANGKAH KERJA
MENGOPERASIKAN PLTS FOTOVOLTAIK TERPUSAT OFF-GRID
PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Persiapan Pengoperasian 1. Pengoperasian komponen utama
dan pendukung instalasi
kelistrikan PLTS fotovoltaik
terpusat Off- grid sesuai dengan
gambar kerja dan SOP.
Menyiapkan alat pelindung diri
(APD) dan pelajari buku Operasi
dan Manual perangkat yang telah
ada di masing-masing lokasi PLTS
2. Pemeriksaan Awal
2.1. Pemeriksaan Grounding - Pastikan grounding peralatan
dan grounding petir sesuai
dengan desain awal
- Pastikan seluruh koneksi kabel
grounding terpasang dengan
baik/tidak terputus/longgar.
- Pastikan jalur kabel grounding di
Solar Charge Controller/Inverter
sudah melewati perangkat
ground fault detection pada
inverter dan terminal grounding
inverter terhubung ke sistem
grounding peralatan PLTS off-
grid
- Pastikan sensor telah terpasang
dengan baik
- Pastikan terminal komunikasi
terhubung secara benar
- Pastikan semua gateway
terhubung ke komputer di ruang
operator
2.2. Array Modul Surya Sebelum menghidupkan inverter,
periksa kondisi array sebagai
berikut :
- Pastikan kondisi arrester baik
dan koneksi terpasang dalam
keadaan baik di dalam combiner
box
- Pastikan grounding terpasang
sesuai dengan desain
- Ukur tegangan arus searah (Vdc)
masing-masing blok/grup
- Periksa kondisi lingkungan
(temperatur/suhu, irradiasi
matahari)
2.3. Solar Charge Controller atau
Inverter Grid-Tied
- Periksa peletakan Solar Charge
Controller/Inverter Grid-tied
pada tempat yang telah
ditentukan sesuai dengan desain
- Periksa integrasi pengkabelan
combiner box
- Periksa koneksi kabel keluaran
combiner box ke koneksi arus
searah (DC) Solar Charge
Controller atau Inverter Grid-Tied
- Pemeriksaan hasil instalasi
2.4. Sistem Baterai - Periksa apakah prosedur
instalasi mekanikal sudah
dipenuhi
- Periksa konektor pada baterai
apakah sudah terpasang dengan
benar
- Pastikan tidak ada kebocoran
elektrolit
- Pastikan posisi breaker DC dan
AC dalam posisi “OFF”
- Pastikan tombol emergency stop
berfungsi dan posisi release
2.5. Inverter Baterai / Bidiretional
Inverter
- Periksa apakah prosedur
instalasi mekanikal sudah
dipenuhi
- Periksa pengkabelan arus searah
(DC) dan arus bolak-balik (AC)
- Pastikan posisi breaker DC dan
AC dalam posisi “OFF”
3. Pemeriksaan Tegangan
Keluaran
3.1. Sisi Jaringan - Pastikan urutan Phasa dan
Netral pada jaringan dan
terminal inverter sudah benar
- Pastikan tegangan Phasa ke
Netral pada jaringan berkisar
220 Volt AC dan Phasa ke Phasa
pada jaringan berkisar 380 Volt
AC
3.2. Sisi Arus Searah (DC) - Pastikan tegangan DC tidak
melebihi tegangan maksimum
yang diperbolehkan pada Solar
Charge Regulator / Grid-tied
Inverter atau Battery Inverter
- Pastikan semua polaritas
tegangan benar
- Pastikan kekencangan
sambungan kabel (jangan
sampai ada yang longgar)
- Starting Up Solar Charge
Regulator / Grid-tied Inverter
Setelah semua poin diperiksa
dan terpenuhi maka Solar
Charge Regulator / Gridtied
Inverter sudah siap di starting
up untuk pertama kali
4. Pengoperasian
4.1.Menghidupkan PLTS Off-grid
sistem AC Coupling
- Pastikan semua MCB di dalam
combiner box dan MCB menuju
beban di dalam panel distribusi
AC dalam keadaan mati.
- Pastikan tidak ada perbaikan
atau pekerjaan di PLTS atau
jaringan distribusi
 Starting Sistem Baterai - Periksa tegangan baterai apakah
sudah sesuai spesifikasi
tegangan keluaran pada solar
charge controller/ spesifikasi
tegangan DC untuk inverter
baterai
- Atur circuit breaker atau fuse
DC yang ada di panel DC ke
posisi “ON”
- Tunggu hingga proses auto-
initialization inverter selesai
 Inverter Baterai/Bidirectional
Inverter
- Atur circuit breaker yang ada di
inverter baterai dan panel
distribusi AC secara berurutan
ke posisi “ON”
- Inverter akan beroperasi secara
otomatis
 Starting up Solar Charge
Controller/ Inverter Grid-tie
- Nyalakan Solar Charge
Controller/Inverter Grid-tied
dimulai dari master dan
dilanjutkan dengan slave.
Berikan waktu perangkat
“warming-up” selama kurang
lebih 2 menit
 Menyalakan Panel Distribus AC - Putar handle Change Over
Switch (COS) berlawanan arah
jarum jam dari posisi “0” ke
posisi “I”
- Hidupkan MCB outgoing Inverter
1, Inverter 2, Inverter 3, dst. dan
MCB cadangan (bila digunakan).
- Periksa meter Panel Distribusi.
Jarum menunjuk VL-N = 220
volt; VL-L = 380 volt; Arus =
tergantung beban; f = 50 Hz.
- Periksa indikator Inverter, bila
lampu LED Alarm Inverter
menyala buka buku petunjuk
yang tersedia. Buku Operasi dan
Manual perangkat telah ada di
masing-masing lokasi PLTS atau
dapat pula merujuk pada
Lampiran 5 buku ini, harap
dipelajari dan dilaksanakan
secara teliti, cermat, baik dan
benar
4.2.Menghidupkan PLTS Off-grid
sistem DC Coupling
- Pastikan semua MCB di dalam
combiner box dan MCB menuju
beban di dalam panel distribusi
AC dalam keadaan mati.
- Pastikan tidak ada perbaikan
atau pekerjaan di PLTS atau
jaringan distribusi
 Starting Sistem Baterai - Periksa tegangan baterai apakah
sudah sesuai spesifikasi
tegangan keluaran pada solar
charge controller/ spesifikasi
tegangan DC untuk inverter
baterai
- Atur circuit breaker atau fuse
DC yang ada di panel DC ke
posisi “ON”
- Tunggu hingga proses auto-
initialization inverter selesai
 Inverter Baterai/Bidirectional
Inverter
- Pastikan apakah tegangan dari
system baterai memenuhi
persyaratan system dan
spesifikasi inverter
- Pastikan baterai koneksi
polaritas yang benar
- Semua pemutus sirkuit dan
sekering pemegang terpasang
dengan benar
- Memastikan bahwa semua
pemutus sirkuit inverter dan
sistem dimatikan
- Memastikan bahwa semua
pemegang sekering dibuka atau
diputuskan
 Menghidupkan Inverter - Hidupkan bank baterai sekering
/SW di bank baterai
- Hidupkan controller solar charge
dalam system dengan mengikuti
prosedur start –up di manual
user masing-masing merek
inverter
- Verifikasi semua sekering
didudukan yang benar dan
kemudian menutup semua
pemegang sekering
- Tekan dan tahan tombol
precharge/tombol on sampai
battery correct polarity lampu
indicator Polaritas menyala
dengan warna sesua
masingmasing merek inverter.
(Jika tidak menyala atau ada
indicator warning STOP langkah
ini dan memeriksa polaritas
baterai dan baterai bank koneksi
fuse/SW polaritas) dan lampu
indicator sampai menyala.
Setelah itu nyalakan baterai
sirkuit pemutus dalam unit
- Tekan dan tahan tombol ON
pada tampilan panel depan
inverter selama 2 detik sampai
RUN (ON) kemudian lepaskan
- Hidupkan output inverter circuit
breaker pada panel distribusi
utama AC setelah itu tekan
tombol untuk memverifikasi
status. Layar LCD akan
menampilkan status inverter
ON. Ulangi instruksi dari awal
untuk menyalakan inverter yang
lainnya
- Setelah semua inverter yang ada
menyala (jumlah sesuai
kapasitas yang terpasang di
masing-masing site), lakukan
verifikasi ke panel distribusi ac
untuk mulai memasukan beban
AC ke grid
 Starting up Solar Charge
Controller
- Matikan semua peralatan listrik
yang terhubung ke inverter
semua paralel.
- Memastikan bahwa circuit
breaker BATERAI semua charge
controller dan inverter
dimatikan.
- Pastikan koneksi polaritas yang
benar dan kemudian hidupkan
bank baterai sekering /SW di
bank baterai.
- Tekan dan tahan tombol
precharge atau tombol ON (jika
ada alarm bunyi bip, HENTIKAN
langkah ini dan memeriksa
polaritas baterai) hingga
indikator layar LCD
menunjukkan “ON” Kemudian
tekan tombol sekali untuk
memeriksa tegangan baterai
lebih dari 40 Vdc dan kemudian
hidupkan circuit breaker
BATERAI panel.
- Verifikasi koneksi polaritas PV
sebelum mengaktifkan circuit
breaker PV pada PV junction box
atau kotak combiner.
- Charge controller sudah mulai
beroperasi dan indicator lampu
STATUS pada layar akan
menyala atau berkedip
 Menyalakan Panel Distribusi DC - Putar handle Change Over
Switch (COS) berlawanan arah
jarum jam dari posisi “0” ke
posisi “1”.
- Hidupkan MCB outgoing Inverter
1, Inverter 2, Inverter 3, dst. dan
MCB cadangan (bila digunakan).
- Periksa meter Panel Distribusi.
Jarum menunjuk VL-N = 230
volt; VL-L = 380 volt; Arus =
tergantung beban; f = 50 Hz.
- Periksa indikator Inverter, bila
lampu LED Alarm Inverter
menyala buka buku petunjuk
yang tersedia. Buku Operasi dan
Manual perangkat telah ada di
masing-masing lokasi PLTS atau
dapat pula merujuk pada
Lampiran 5 buku ini, harap
dipelajari dan dilaksanakan
secara teliti, cermat, baik dan
benar.
4.3.Mematikan PLTS Off-grid - Matikan atau turunkan semua
MCB menuju beban
- Jika diperlukan, matikan Solar
Charge Controller, Grid-tied
Inverter, Inverter/ inverter
baterai mulai dari slave dan
berakhir dengan mematikan
master. Untuk lebih detail, Buku
Operasi dan Manual perangkat
untuk setiap produk telah ada di
masing-masing lokasi PLTS,
harap dipelajari dan
dilaksanakan secara teliti,
cermat, baik dan benar.
- Jika diperlukan, sistem baterai
dapat dimatikan dengan cara
memutar posisi circuit breaker
di ACPDB dan inverter baterai
secara berurutan ke posisi OFF.
- Inverter tidak perlu dimatikan
untuk operasional harian, cukup
dilakukan dengan menurunkan
MCB.
5. Membuat Laporan - Menyusunan Pencatatan
Pengoperasian PLTS Terpusat
Off Grid
- Mencatat data PLTS Off Grid
- Mencatat kondisi umum PLTS
Off Grid
- Membuat salinan lampiran
dokumen
G.IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Menyiapkan perlengkapan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off-grid
Aktivitas 1.2:
Pengoperasian komponen utama dan pendukung instalasi
kelistrikan PLTS fotovoltaik terpusat Off- grid sesuai dengan
gambar kerja dan SOP
Baca Referensi 1.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
tentang meja kerja, peralatan tangan, peralatan ukur/uji dan
bahan yang dibutuhkan.
 Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dos & Don’ts, Ing.
Bagus Ramadhani, M.Sc. Tahun 2018
 Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Off Grid, Tahun
2017
 Renewable Energy – Basic Pengenalan Dasar Energi Terbarukan,
Tahun 2022
 Renewable Energy – Advance, Tahun 2022
Persiapan Pengoperasian.
Alat yang digunakan:
Bahan yang digunakan:
Hasil Pemilihan alat dan bahan yang digunakan:
Elemen Kompetensi 2
Mengoperasikan peralatan PLTS fotovoltaik terpusat Off- grid.
Baca Referensi 2.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa
hal sebagai berikut :
1. Pemeriksaan Grounding
2. Array Modul Surya
3. Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied
4. Sistem Baterai
5. Inverter Baterai / Bidiretional Inverter
Diskusi 2.2 :
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi mengenai
hal berikut yang telah Anda pelajari:
1. Pemeriksaan Grounding
2. Array Modul Surya
3. Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied
4. Sistem Baterai
5. Inverter Baterai / Bidiretional Inverter
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.
Pemeriksaan 2.3 :
Pemeriksaan Tegangan Keluaran :
1. Sisi Jaringan
2. Sisi Arus Searah (DC)
3. Schematic memory external sesuai spesifikasi telepon
seluler
Catat hasil pemeriksaan.
Pikirkan 2.6 :
Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
Menghidupkan PLTS Off-grid sistem AC Coupling menurut
saya adalah:
Aktivitas 2.4 :
Pengoperasian
1. Menghidupkan PLTS Off-grid sistem AC Coupling
2. Starting Sistem Baterai
3. Inverter Baterai/Bidirectional Inverter
4. Starting up Solar Charge Controller/ Inverter Grid-Tied
5. Menyalakan Panel Distribusi
Aktivitas 2.5 :
Pengoperasian
1. Menghidupkan PLTS Off-grid sistem DC Coupling
2. Starting Sistem Baterai
3. Inverter Baterai/Bidirectional Inverter
4. Starting up Solar Charge Controller/ Inverter Grid-tied
5. Menyalakan Panel Distribusi
Pikirkan 2.7 :
Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
Menghidupkan PLTS Off-grid sistem DC Coupling menurut
saya adalah:
Elemen Kompetensi 3
Membuat laporan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off-grid
Aktivitas 3.1:
Silahkan membuat laporan pengoperasian PLTS terpusat Off-Grid
Catatan:
Diskusi 3.2:
Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas
Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh.
Presentasikanlah per kelompok hasilnya.
Pikirkan 3.3:
Studi Kasus 1
Jika terdapat lampu merah pada Inverter ?
Jabarkan hasil Analisa Anda.
Studi Kasus 2
Jika terdapat lampu merah Charge Controller ?
Jabarkan hasil Analisa Anda.
Studi kasus 3
Jika di ruang Baterai terlalu panas ?
Jabarkan hasil Analisa Anda.
40
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
41
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
Array (larik) Gabungan beberapa string
Modul Surya Beberapa sel surya yang digabungkan menjadi sebuah
perangkat yang berfungsi mengubah energi matahari
menjadi energi listrik
Solar Charge Controller (SCC) Mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil
dari baterai ke beban
Inverter Baterai /
Bidirectional Inverter
Sebagai rectifier dengan melakukan charging baterai (AC
ke DC) dan sebagai inverter untuk baterai (DC ke AC)
Inverter Jaringan/Inverter
Grid Tied
Mengubah listrik arussearah (DC) menjadi arus
bolak-balik (AC).
Inverter Grid-tied terhubung melalui busbar ke sisi beban
AC
Baterai Alat yang terdiri dari satu atau lebih sel dimana
energi kimia diubah menjadi energi listrik dan
digunakan sebagai penyimpan energi listrik
Combiner Box Kotak/perangkat yang menggabungkan keluaran kabel
listrik dari beberapa string modul surya untuk
dihubungkan ke inverter/controller serta dilengkapi
dengan alat perlindungan pemutus sirkuit dari kondisi
arus berlebih dan arrester sebagai perlindungan dari
tegangan berlebih
Sistem Monitoring Perangkat komunikasi dan pemantauan
Energy Limiter Mencatat, merekam, menampilkan dan memonitor data-
data parameter serta informasi sistem PLTS
Ground Mounting Menyangga/menopangmodul surya sesuai dengan posisi
dan kemiringan yang telah ditentukan
Power House Untuk melindungi seluruh perangkat, terutama peralatan
listrik yang sensitif dari lingkungan luar
Controller Suatu perangkat keras yang berfungsi sebagai alat kontrol
pengisian dan pengeluaran arus listrik pada baterai
Irradiance Daya radiasi matahari persatuan luas
Off grid Sistem kelistrikan yang tidak terhubung dengan jaringan
listrik umum
On grid Sistem kelistrikan yang terhubung dengan jaringan listrik
umum
Solar Junction Box Kotak/perangkat tempat keluaran modul surya
String Gabungan dari beberapa modul surya yang disusun
secara seri
Pyranometer Perangkat yang berfungsi untuk mengukur besar
irradiance matahari
42
Rectifier Peralatan listrik yang mengubah arus AC menjadi arus
DC, dengan arus mengalir hanya satu arah
Arus Beban Lebih Arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu tidak ada
gangguan listrik. (overload current (of a circuit))
Arus Gangguan Arus yang mengalir di titik tertentu pada jaringan listrik
karena gangguan di titik lain pada jaringan tersebut. (fault
current)
Arus Hubung Pendek Arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans
yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar
aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda
potensialnya. (short-circuit current)
Beban Lebih Keadaan operasi dalam sirkit yang menimbulkan arus
lebih, meskipun sirkit itu secara listrik tidak rusak.
Beban Penuh Nilai beban tertinggi yang ditetapkan untuk kondisi
pengenal operasi. (full load)
Elektrode Bumi Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang
membuat kontak langsung dan memberikan hubungan
listrik dengan bum
Gangguan Isolasi Cacat pada isolasi perlengkapan, yang dapat
mengakibatkan dielektrik tertembus atau arus abnormal
mengalir lewat isolasi. (insulation fault)
Gangguan Permanen Gangguan yang mempengaruhi gawai dan menghalangi
kepulihan pelayanannya selama belum ada tindak
perbaikan atas titik gangguan. (permanent fault)
Instalasi Listrik Desa Instalasi untuk pembangkitan, pendistribusian,
pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik di desa.
Jaringan Listrik Sistem listrik yang terdiri atas penghantar dan
perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan lainnya,
untuk mengalirkan tenaga listrik. (electrical network)
Kemampuan Hantar Arus
(KHA)
Arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinu
oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa
menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai
tertentu. (current carrying capacity)
Pembumian Penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu
penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan
bumi menurut cara tertentu. (earthing)
Penghantar Proteksi (PE) Penghantar untuk proteksi dari kejut listrik yang
menghubungkan bagian berikut : bagian konduktif
terbuka, bagian konduktif ekstra, terminal pembumian
utama, elektrode bumi, titik sumber yang dibumikan atau
netral buatan. (protective conductor)
Perlengkapan Listrik Istilah umum yang meliputi bahan, fiting, gawai, peranti,
luminair, aparat, mesin, dan lainlain yang digunakan
sebagai bagian dari, atau dalam kaitan dengan, instalasi
listrik
43
Tegangan Rendah (TR) Tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 1000 V a.b. Atau
1500 V a.s
Tegangan Pengenal Tegangan yang disyaratkan oleh suatu instalasi atau oleh
bagian daripadanya
Tegangan Sentuh Tegangan yang timbul selama gangguan isolasi antara
dua bagian yang dapat terjangkau dengan serempak.
Panel Distribusi Perangkat dari sistem kelistrikan yang membagi daya
listrik ke beberapa penyulang dan memberikan
perlindungan pemutus sirkuit dan arrester pada setiap
penyulang
Kabel Tanah Jenis kabel yang dibuat khusus untuk dipasang di
permukaan atau dalam tanah, atau dalam air.
(underground cable)
Instrumen Gawai untuk mengukur nilai kuantitas sesuatu yang
diamati. (instrument)
Instalasi Domestik Instalasi dalam bangunan yang digunakan sebagai
tempat tinggal
Instalasi Pelanggan Instalasi listrik yang terpasang sesudah meter di rumah
atau pada bangunan.
44
REFERENSI
Peraturan Perundangan
 Undang Undang No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
 Peraturan Menteri ESDM No.13 tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan
Menteri ESDM No.49 tahun 2018
Standar Nasional Indonesia
 SNI 8395:2017 Panduan Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik
Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik, 2017, Badan Standardisasi Nasional
Buku
 Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Off-Grid, 20117
 Buku Panduan Studi Kelayakan PLTS Terpusat Off-Grid, 2018
 Buku Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Dos & Don’ts, 2018
 Manual Book Installations of Component Combiner Box, PT. Sahabat Mitra
Intrabuana
 Renewable Energy – Basic Pengenalan Dasar Energi Terbarukan, DIKLAT
SOLAR PV BASIC
 Renewable Energy – Advance, DIKLAT SOLAR PV BASIC
 SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)
 SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL
2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5- 56:2009, MOD)
45
46
UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : D.35EBT13.003.1
JUDUL UNIT : Mengoperasikan PLTS Fotovoltaik Terpusat Off-Grid
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan,
keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam
kegiatan mengoperasikan PLTS fotovoltaik terpusat Off-
Grid
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan
perlengkapan
pengoperasian PLTS
fotovoltaik terpusat Off-
Grid
3.7. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) disiapkan sesuai regulasi yang berlaku.
3.8. Peralatan untuk pengoperasian PLTS fotovoltaik
terpusat off-grid disiapkan sesuai prosedur.
3.9. Komponen utama dan komponen pendukung
diidentifikasi sesuai prosedur.
2. Mengoperasikan
peralatan PLTS
fotovoltaik terpusat Off-
Grid
4.1. Komponen utama dioperasikan sesuai prosedur
yang ditentukan
4.2. Komponen pendukung dioperasikan sesuai
prosedur yang ditentukan
3. Membuat laporan
pengoperasian PLTS
fotovoltaik terpusat Off-
Grid
5.1. Format laporan disiapkan sesuai prosedur
5.2. Laporan dibuat sesuai dengan format
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1. Komponen utama PLTS fotovoltaik terpusat off-grid adalah modul surya,
controller, inverter, baterai.
1.2. Komponen pendukung PLTS fotovoltaik terpusat off-grid adalah combiner
box, penyangga modul, panel distribusi AC dan DC, dan sistem monitoring
1.3. Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan persyaratan personil dalam
mengoperasikan PLTS fotovoltaik terpusat off-grid.
1.4. Unit ini digunakan untuk menghasilkan pengoperasian PLTS fotovoltaik
terpusat off-grid sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional dan
internasional
1.5. Persyaratan operasi meliputi penentuan langkah-langkah kegiatan
pengoperasian yang mencakup penerapan standar pengoperasian dan
47
pemeriksaan peralatan, serta keamanan dalam proses pengoperasian PLTS
fotovoltaik terpusat off-grid
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1. Peralatan
2.1.1. Alat Pelindung Diri (APD)
2.1.2. Alat-alat ukur
2.2. Perlengkapan
2.2.1. Alat tulis kantor
2.2.2. Katalog produk
2.2.3. Petunjuk pengoperasian
3. Peraturan yang diperlukan
3.1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja jo Peraturan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015
4. Norma dan standar
4.1. Norma
(Tidak ada)
4.2. Standar
4.2.1. SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011
(PUIL 2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5- 56:2009, MOD)
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1. Penilaian/assessment kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja atau
pada tempat yang disimulasikan.
1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan,
serta fasilitas assessment yang dibutuhkan.
1.3. Metode assessment yang dapat diterapkan meliputi: tes tertulis, tes
lisan/wawancara, observasi demonstrasi/praktik, verifikasi bukti/portofolio.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1. Pengetahuan
3.1.1. Spesifikasi komponen utama PLTS meliputi modul surya, baterai,
controller dan inverter sesuai manual operasi komponen
48
3.1.2. Karakteristik modul surya
3.1.3. Jenis dan karakteristik baterai
3.1.4. Spesifikasi peralatan proteksi dan instrumentasi sistem PLTS meliputi
jenis dan spesifikasi fuse, arrester, circuit breaker, alat ukur dan
indikator
3.2. Keterampilan
3.2.1. Mengoperasikan controller dan inverter sesuai manual operasi dan
prosedur
3.2.2. Mengoperasikan peralatan proteksi dan instrumentasi sistem PLTS
sesuai prosedur
3.2.3. Membaca gambar teknik
3.2.4. Penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai dengan petunjuk
penggunaan dari pabrikan
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1. Teliti dalam pelaksanaan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat off-grid
4.2. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja
4.3. Cermat dalam membaca indikator pada komponen utama dan penunjang
PLTS
49
NAMA PENYUSUN
NO. NAMA PROFESI
1. Alice Amanda Kuhurima, S.T  Instruktur Kejuruan Listrik
Balai Pelatihan Vokasi dan
Produktivitas (BPVP) Ambon
 Asesor LSP-P2 BPVP Ambon
2. Lory Marcus Parera, S.T., M.T  Dosen Teknik Elektro
Politeknik Negeri Ambon
 Asesor LSP-P1 Politeknik
Negeri Ambon

More Related Content

Similar to Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx

Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxAliceKuhurima1
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxAliceKuhurima1
 
3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docxAdminHeris1
 
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docxBuku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docxAliceKuhurima1
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...AliceKuhurima1
 
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docxAliceKuhurima1
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfAliceKuhurima1
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfAliceKuhurima1
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasnovidian4
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas novidian4
 
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasnovidian4
 
Menyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfMenyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfINyomanMurjana
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianModul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianantony96
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxAliceKuhurima1
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiLukmanulhakim Almamalik
 
Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikEko Supriyadi
 

Similar to Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx (20)

Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
 
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docxBuku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
Buku Materi Memelihara Sistem Kelistrikan PLTS Fotovoltaik-rev.docx
 
3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx3. Lampiran Materi PBK.docx
3. Lampiran Materi PBK.docx
 
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docxBuku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
Buku Materi_D.35EBT15.006.1.docx
 
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
14. Buku_Materi_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Ener...
 
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
16. Buku Materi Pengoperasian PLTS On grid.docx
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdfMateri Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
Materi Memelihara Sistem Monitoring PLTS.pdf
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docxD.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
D.35EBT15.004.1 - Buku Materi.docx
 
Menganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitasMenganalisis produktivitas
Menganalisis produktivitas
 
Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas Melakukan pengukuran produktivitas
Melakukan pengukuran produktivitas
 
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivasMengorganisasikan peningkatan produktivas
Mengorganisasikan peningkatan produktivas
 
Menyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdfMenyajikan Cocktails.pdf
Menyajikan Cocktails.pdf
 
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisianModul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
Modul teknologi sepeda motor (oto225 02)- pengisian
 
Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01Buku informasi tik.cs03.016.01
Buku informasi tik.cs03.016.01
 
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docxBuku Materi D.35EBT15.005.1.docx
Buku Materi D.35EBT15.005.1.docx
 
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisiBuku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
Buku informasi tik.cs03.015.01 udah revisi
 
Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01Buku informasi tik.cs03.010.01
Buku informasi tik.cs03.010.01
 
Perencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrikPerencanaan kontruksi panel_listrik
Perencanaan kontruksi panel_listrik
 

More from AliceKuhurima1

ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...AliceKuhurima1
 
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docxAliceKuhurima1
 
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docxAliceKuhurima1
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxAliceKuhurima1
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxAliceKuhurima1
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docxAliceKuhurima1
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptxMemelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptxAliceKuhurima1
 
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptxAliceKuhurima1
 
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptxPPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptxAliceKuhurima1
 
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptxPPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptxAliceKuhurima1
 

More from AliceKuhurima1 (18)

tugas 1.pptx
tugas 1.pptxtugas 1.pptx
tugas 1.pptx
 
Ppt.ppt
Ppt.pptPpt.ppt
Ppt.ppt
 
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
ppt_D.35EBT13.001.1 - Mempersiapkan Pengoperasian Pembangkit Energi Baru dan ...
 
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
6. PPT Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
1. Buku Materi Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.docx
 
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docxBuku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
Buku Materi Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.docx
 
Template Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docxTemplate Buku Materi.docx
Template Buku Materi.docx
 
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docxBuku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
Buku Materi D.35EBT15.009.1- Memasang Sistem Proteksi.docx
 
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
17. Buku Materi -Menerapkan Prinsip-prinsip Keamanan_D.35EBT13.002.1.docx
 
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptxPPT  Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Sistem Monitoring PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Pemeliharaan Komponen Sipil PLTS Fotovoltaik.pptx
 
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptxMemelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
Memelihara Baterai PLTS Fotovoltaik.pptx
 
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptxPPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
PPT Memelihara Modul Surya PLTS Fotovoltaik.pptx
 
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
16. Pengoperasian PLTS On Grid.pptx
 
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptxPPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
PPT_Mengoperasikan PLTS Off Grid.pptx
 
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptxPPT - D.35EBT15.009.1.pptx
PPT - D.35EBT15.009.1.pptx
 

Recently uploaded

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanAyuApriliyanti6
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDsulistyaningsihcahyo
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...luqmanhakimkhairudin
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SDMateri Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
Materi Sistem Pernapasan Pada Manusia untuk kelas 5 SD
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
Asimilasi Masyarakat Cina Dengan Orang Melayu di Kelantan (Cina Peranakan Kel...
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 

Buku Materi Mengoperasikan PLTS Off Grid_rev.docx

  • 1. DAFTAR ISI Daftar Isi ........................................................................1 Kata Pengantar.......................................................................................2 MENGOPERASIKAN PLTS FOTOVOLTAIK TERPUSAT OFF-GRID D.35EBT13.003.1
  • 2. DAFTAR ISI A. Pendahuluan ...................................................................................3 B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................3 C. Daftar Ikon .......................................................................................4 D. Bacaan Referensi ..............................................................................5 E. Pengantar Teori.................................................................................6 F. Langkah Kerja ..................................................................................33 G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................50 1. Elemen Kompetensi 1..................................................................50 1.1. Referensi ...............................................................................50 1.2. Aktivitas 1 ….……………………….………………………………….. 50 1.3. Aktivitas 2 .............................................................................50 1.4. Video Youtube .......................................................................50 2. Elemen Kompetensi 2..................................................................52 2.1. Referensi……………………………………………………………........52 2.2. Diskusi..................................................................................52 2.3. Membaca ...............................................................................52 2.4. Aktivitas…………………………………….…….…………...…….......52 2.5. Video Youtube ……………………………………………………….....53 2.6. Pikirkan ……………………………………………………………….....53 3. Elemen Kompetensi 3..................................................................52 3.1. Referensi……………………………………………………………........52 3.2. Diskusi..................................................................................52 3.3. Membaca ...............................................................................52 3.4. Aktivitas…………………………………….…….…………...…….......52 3.5. Video Youtube ……………………………………………………….....53 3.6. Pikirkan ……………………………………………………………….....53 H. Lampiran..........................................................................................54 1) Kamus Istilah..............................................................................54 2) Referensi .....................................................................................57 3) Unit Kompetensi..........................................................................58 4) Daftar Nama Penyusun ...............................................................61
  • 3. KATA PENGANTAR Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi. Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi PBK dengan judul “Mengoperasikan PLTS Fotovoltaik Terpusat Off- Grid”. Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih efektif. Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja. Jakarta, 2022 Direktur Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja .............................................. NIP ............................................
  • 4. A. PENDAHULUAN Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan. Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat diakses secara offline dan online. Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat soft copy seperti materi presentasi dan video. B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: 1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari: a. Bacaan Referensi b. Pengantar Teori c. Langkah Kerja d. Implementasi Unit kompetensi e. Lampiran : 1) Kamus istilah 2) Daftar referensi 3) Unit kompetensi 4) Daftar penyusun
  • 5. 2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat dijadikan referensi bagi para instruktur. 3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain: a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi, diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan dengan BLK masing-masing b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok, presentasi, serta menonton video. c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan dilaksanakan. 4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan. 5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam penyusunan buku panduan pelatihan ini. 6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
  • 6. C. DAFTAR IKON Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain: Ikon Keterangan Pemeriksaan Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari atau menemui seseorang untuk mendapatkan informasi Aktivitas Icon ini memiliki arti anda diminta untuk menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas (bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi Referensi material/manual Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini. Berpikir Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-gagasan yang anda miliki. Komunikasi/ Diskusi Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki. Membaca Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi pelatihan. Video/Youtube Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang dibutuhkan dalam materi pelatihan.
  • 7. D. BACAAN REFERENSI Membaca secara lengkap :  Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja 
  • 8. E. PENGANTAR TEORI 1. Gambaran Umum PLTS OFF-GRID Off-Grid merupakan sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) yang diperuntukan untuk daerah-daerah terpencil/pedesaan yang tidak terjangkau jaringan PLN atau pengguna yang membutuhan energi listrik secara mandiri. Matahari (surya) adalah energi yang secara langsung dapat dijumpai pada sistem tata surya bumi, matahari mampu menghasilkan energi yang dapat diserap panel surya/solar cell. Off Grid sistem disebut juga stand alone PV (Photovoltaic) system yaitu sistem pembangkit listrik yang hanya mengandalkan energi matahari sebagai satu-satunya sumber energi utama dengan menggunakan rangkaian panel surya untuk menghasilkan energi listrik sesuai dengan kebutuhan. Sistem ini membutuhkan baterai untuk menyimpan energi listrik yang dihasilkan di siang hari untuk memenuhi kebutuhan listrik di malam hari. Ada dua konfigurasi sistem PLTS off-grid yang umum digunakan yangakan dijelaskan dalam bab ini, yaitu sistem penyambungan AC atau AC-coupling dan penyambungan DC atau DC-coupling. Secara singkat, DC adalah singkatan untuk direct current (arus searah), sementara AC adalah singkatanuntuk alternating current (arus bolak-balik). Penyambungan (coupling) mengacu pada titik penyambungan di dalam sistem. Sistem DC-coupling menghubungkan rangkaian modul fotovoltaik ke sisi DC sistem PLTS melalui solar charge controller. Sementara itu, sistem AC- coupling menghubungkan rangkaian modul surya dan baterai ke sisi AC melalui inverter jaringan dan inverter baterai. Jika ada kelebihan daya yang tidak digunakan oleh beban, maka kelebihan daya akan dikonversi kembali ke DColeh inverter baterai dan energi akan disimpan dalam baterai Beberapa produk Off Grid system diantaranya adalah : A. SHS (Solar Home System), yang merupakan suatu pembangkit listrik tenaga surya berskala kecil yang terdiri dari komponen panel surya, charger controller, battery dan inverter. Beban yang dipasang pada pembangkit berskala kecil ini dapat berupa lampu, radio, televisi yang dapat dioperasikan setiap harinya. B. PJU (Penerangan Jalan Umum) panel surya diartikan sebagai lampu penerangan yang dipasang bagi kepentingan umum/bersama/bersifat
  • 9. publik bagi masyarakat. PJU panel surya menggunakan batery sebagai penampung listrik pada saat panel surya tersinari cahaya matahari. 2. Keunggulan Sistem PLTS OFF-Grid Off Grid sistem ini memiliki keunggulan yaitu tidak perlu lagi menggunakan jaringan listrik dari PLN ataupun genset, tipe SHS hanya menggunakan battery sebagai media menyimpan energi yang diserap dari cahaya matahari melalui panel surya. Dengan desain portable yang mudah untuk dibawa kemana-mana, ringan, dan praktis, produk SHS merupakan solusi yang tepat untuk daerah pelosok di Indonesia yang jauh dari jangkauan PLN. Untuk penggunaan battery SHS sudah dilengkapi oleh indikator LED, yang sangat membantu untuk mengetahui volume energi yang dihasilkan panel surya yang ramah lingkungan dan aman. Off-Grid memiliki beberapa keuntungan yaitu : A. Pemasangan yang mudah (User Friendly), B. Tidak menggunakan jaringan listrik/PLN, cahaya matahari sebagai energi listrik C. Ramah lingkungan, dapat mengurangi karbon emisi sehingga tidak merusak polusi udara. D. Desain battery yang portable, sehingga bisa dibawa kemana-mana. 3. Konfigurasi PLTS Off-Grid Konfigurasi kerja yang umum diimplementasikan dalam PLTS off-grid ada 2 (dua) sistem yaitu berbasis DC coupling dan AC coupling. Istilah coupling berdasarkan hubungan titik ke titik koneksinya. Umumnya, sistem PLTS off-grid terdiri dari dua bagian kelistrikan yang berbeda yaitu sisi arus bolak-balik disingkat a.b.b. (arus AC) dan sisi arus searah disingkat a.s. (arus DC). Ketika sistem PLTS off-grid menerapkan penggunaan fungsi cadangan baterai, ada dua titik koneksi yang dapat dibuat dari keluaran array modul surya. Array dapat terkoneksi ke sisi AC atau sisi DC dari sistem kelistrikan PLTS. 2.1. Sistem AC Coupling Komponen utama yang membedakan sistem AC-coupling dengan DC- coupling adalah inverter jaringan. Dalam konfigurasi AC-coupling, modul fotovoltaik dan baterai dihubungkan di bus AC melalui inverter jaringan dan inverter baterai. Modul fotovoltaik terhubung ke inverter jaringan dimana tegangan diubah dari DC ke AC. Serupa dengan charge controller, inverter
  • 10. jaringan juga dilengkapi dengan perangkat MPPT untuk mengoptimalkan penangkapan energi. Daya dari rangkaian modul fotovoltak dapat langsung digunakan oleh beban di siang hari dan kelebihannya digunakan untuk mengisi baterai melalui inverter baterai pada saat yang sama Gambar 1. Diagram Sistem PLTS off-grid tipe AC Coupling Penting untuk diketahui bahwa inverter baterai pada aplikasi AC Coupling memiliki fungsi 2 (dua) arah sebagai berikut: Pertama sebagai rectifier dengan melakukan charging baterai (AC ke DC). Kedua sebagai inverter untuk baterai (DC ke AC). Hal ini menjadikan inverter baterai pada sistem AC Coupling disebut juga dengan istilah Bidirectional Inverter. Ketika PLTS kehilangan suplai energi matahari, inverter baterai akan memutus inverter grid-tied dari sistem kelistrikan kemudian inverter baterai akan mengambil alih sinkronasi dengan menyuplai tegangan listrik AC ke utilitas. Pada situasi ini, Bidirectional Inverter menjalankan fungsi inverter untuk baterai 2.2. Sistem DC Coupling Sistem dianggap memiliki konfigurasi penyambungan sistem DC (DC- coupling) jika komponen utamanya terhubung di bus DC. Daya listrik dibangkitkan oleh modul fotovoltaik dan digunakan untuk mengisi baterai melalui solar charge controller. SCC adalah pengonversi DC-DC untuk menurunkan tegangan modul fotovoltaik ke level tegangan baterai yang juga dilengkapi dengan maximum power point tracker (MPPT) untuk mengoptimalkan penangkapan energi. Di siang hari, dengan radiasi sinar matahari yang cukup, baterai diisi untuk mencapai kondisi pengisian (SoC, state of charge) yang maksimal. Seiring dengan meningkatnya permintaan listrik hingga beban melebihi daya larik fotovoltaik yang terhubung, inverter baterai akan menyalurkan
  • 11. energi dari baterai ke beban dan akan berhenti beroperasi ketika SoC baterai mencapai batas minimum Gambar 2. Diagram Sistem PLTS off-grid tipe DC Coupling 4. Pola Operasi PLTS Off-grid Terdapat 3 (tiga) pola operasi yang umum pada PLTS off-grid, yaitu: 1. Siang hari pada saat energi PLTS off-grid lebih besar dari kebutuhan beban Besar energi yang dihasilkan oleh PLTS off-grid sangat tergantung kepada intensitas penyinaran matahari yang diterima oleh modul surya dan efisiensinya. Intensitas matahari maksimum mencapai 1000 Watt/m2, apabila efisiensi modul surya sebesar 16% maka daya ideal yang dapat dihasilkan oleh modul surya adalah sebesar 160 Watt/m2. Diagram aliran energi yang dihasilkan pada siang hari dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram aliran energi yang dihasilkan pada siang hari Pada sistem AC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya pada kondisi tersebut langsung disalurkan ke beban (konsumen) melalui inverter grid-tied / inverter on-grid, apabila beban sudah tercukupi energi berlebih yang dihasilkan modul surya digunakan untuk pengisian baterai melalui inverter baterai / inverter bidirectional.
  • 12. Pada sistem DC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya pada kondisi tersebut digunakan untuk mengisi baterai melalui Solar Charge Controller (SCC) terlebih dahulu, baru kemudian disalurkan ke beban (konsumen) melalui inverter. 2. Siang hari saat energi PLTS off-grid lebih kecil dari kebutuhan beban Kondisi ini dapat terjadi apabila :  Saat kondisi berawan atau mendung  Saat sore hari menjelang matahari terbenam PLTS off-grid akan menghasilkanenergi listrik dari matahari namun tidak maksimal Diagram aliran energi yang dihasilkan pada kondisi berawan/mendung dapat dilihatpada Gambar 4. Gambar 4. Diagram aliran energi yang dihasilkan pada kondisi berawan/mendung Pada sistem AC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya dan energi yang tersimpan dalam baterai disalurkan secara paralel ke beban (konsumen). Pada sistem DC Coupling, energi yang dihasilkan modul surya pada kondisi tersebut digunakan untuk mengisi baterai melalui Solar Charge Controller (SCC) terlebih dahulu, baru kemudian disalurkan ke beban (konsumen) melalui inverter. 3. Malam hari Pada malam hari sumber energi matahari tidak dapat dimanfaatkan lagi, oleh karena itu beban akan disuplai oleh baterai. Energi yang tersimpan dalam baterai pada siang hari akan dipergunakan untuk menyuplai beban saat dibutuhkan melalui Inverter. KemudianInverter mengubah arus (DC) pada sisi baterai menjadi arus (AC) ke sisi beban. Diagram aliran energi pada malam hari dapat dilihat pada Gambar 5
  • 13. Gambar 5. Diagram aliran energi pada malam hari 5. Komponen Utama PLTS Off-Grid Komponen-komponen yang umumnya digunakan dalam sistem PLTS off- grid dapatdilihat pada Tabel 1. PLTS off-grid pada umumnya terdiri dari komponen sebagai berikut: 5.1. Modul surya Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit listrik yang mengubah energi surya (cahaya) menjadi energi listrik. Pembangkitan listrik bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung menggunakan fotovoltaik dan secara tidak langsung dengan pemusatan energi surya. Fotovoltaik mengubah secara langsung energi cahaya menjadi listrik menggunakan efek fotolistrik. Pemusatan energi surya menggunakan sistem lensa atau cermin dikombinasikan dengan sistem pelacak untuk memfokuskan energi matahari ke satu titik untuk menggerakan mesin kalor (panas) seperti mesin stirling atau lainnya. Komponen Contoh Gambar Keterangan Modul Surya Fungsi mengubah energi surya (cahaya) menjadi energi listrik. Jenis – jenis modulsurya, antara lain: - Monocrystaline silicon - Polycrsytaline silicon - Thin film
  • 14. 5.2. Solar Charge Controller (SCC) Solar Charge Controller adalah peralatan elektronik yang digunakan untuk mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban. Solar charge controller mengatur overcharging (kelebihan pengisian karena batere sudah penuh dan kelebihan voltase dari panel surya. Kelebihan voltase dan pengisian akan mengurangi umur baterai. Solar charge controller menerapkan teknologi Pulse width panel suryaotion (PWM) untuk mengatur fungsi pengisian baterai dan pembebasan arus dari baterai ke beban. Panel surya 12 Volt umumnya memiliki tegangan output 16 – 21 Volt. Jadi tanpa solar charge controller, baterai akan rusak oleh overcharging dan ketidakstabilan tegangan. Komponen Contoh Gambar Keterangan Solar Charge Controller (SCC) Fungsi mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban Beberapa fungsi detail dari solar charge controller adalah sebagai berikut:  Mengatur arus untuk pengisian ke baterai, menghindari overcharging, dan overvoltage.  Mengubah arus DC bertegangan tinggi dari larik modul fotovoltaik ke tegangan yang lebih rendah baterai (tegangan sistem 48 VDC)  Melindungi bank baterai dari pengisian yang berlebih dengan mengurangi arus pengisian dari larik modul fotovoltaik di saat baterai sudah penuh (full discharge). Tergantung pada teknologi baterai, pengisian baterai yang berlebihan (overcharge) dapat menyebabkan timbulnya gas dan ledakan.  Memaksimalkan transfer daya dari larik modul fotovoltaik ke baterai dengan menggunakan algoritma maximum power point tracker (MPPT).  Memblokir arus balik dari bank baterai di saat radiasi sinar matahari tidak mencukupi atau di malam hari.  Mengukur dan memonitor tegangan, arus, temperatur dan energi yang ditangkap dari larik modul fotovoltaik dan mengirimkannya ke bank baterai
  • 15. 5.3. Inverter Pengertian inverter adalah suatu Inverter baterai mengubah tegangan DC bank baterai (sekitar 48 VDC)ke tegangan AC pada 230 VAC. Inverter ini juga menjaga baterai agar energi di dalam baterai tidak habis terpakai. Inverter ini dapat kita jumpai pada berbagai macam jenis paralatan elektronika. Tanpa alat ini arus searah yang dihasilkan oleh modul surya tidak akan dapat digunakan secara langsung oleh alat-alat elektronika yang umumnya membutuhkan arus bolak-balik sebagai pasokan daya utamanya. Komponen Contoh Gambar Keterangan Inverter Baterai/Bidirectional Invereter Fungsi Sebagai rectifier dengan melakukan charging baterai (AC ke DC) dan sebagai inverter untuk baterai(DC ke AC) Inverter Jaringan/Inverter Grid Tied Fungsi Mengubah listrik arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter Grid- tied terhubung melalui busbar ke sisi beban AC 5.4. Baterai Baterai adalah perangkat yang terdiri dari dua atau lebih sel elektro- kimia yang mengubah energi kimia yang tersimpan menjadi energi listrik. Setiap sel memiliki terminal positif, atau katoda, dan terminal negatif atau anoda. Pengertian baterai Bank baterai menyimpan energi yang dihasilkan modul surya di siang hari dan digunakan ketika beban meningkat dan energi dari modul fotovoltaik tidak mencukupi untuk memasok energi. Tanpa baterai maka energi surya hanya dapat digunakan pada saat ada sinar matahari saja karena tidak ada alat penyimpan energinya.
  • 16. Komponen Contoh Gambar Keterangan Baterai Fungsi menyimpan energi yang dihasilkan modul surya di siang hari Teknologi baterai untuk panel surya :  Baterai Deep-Cycle Flooded Lead Acid (FLA)  Baterai Deep-Cycle Valve-Regulated Lead Acid (VRLA)  Baterai Lithium Ion Dalam pemilihan tipe baterai, disarankan untuk menggunkan Battery Deep Discharge. Kapasitas baterai sangat tergantung pada tipe, umur, temperatur, dan kecepatan discharge baterai (rate of discharge). Dianjurkan menggunakan tipe baterai untuk SHS dengan kapasitas yang mampu memberikan DOD (Depth of Discharge) regular 40% dan dapat mensuplai energi selama 3-4 hari (autonomy day) pada saat tidak ada matahari dengan DOD maksimum 80%. Umur baterai sangat tergantung pada pemakaian, DOD, laju charge dan discharge, perawatan, dan instalasi hubungan series/parallel. 6. Komponen Pendukung PLTS Off-Grid 6.1. Combiner Box Fungsi utama kotak penggabung atau (combiner box) adalah untuk menggabungkan string fotovoltaik modul agar mendapatkan arus keluaran larik fotovoltaik yang lebih tinggi. Masing-masing String modul fotovoltaik dihubungkan pada busbar yang sama dan dilindungi secara elektrik maupun mekanis di dalam selungkup pelindung (enclosure). Kotak penggabung umumnya berisi perangkat proteksi arus lebih (overcurrent protection) string, perangkat proteksi tegangan surja (surge protection device), busbar atau terminal tambahan, sakelar pemutus arus dan batang pembumian (grounding bar). Keluaran gabungan dari kotak penggabung tersebut kemudian dihubungkan langsung ke solar charge controller pada sistem DC-Coupling atau ke inverter jaringan pada sistem AC-Coupling. Komponen Contoh Gambar Keterangan Combiner Box Fungsi untuk menggabungkan string fotovoltaik modul agar mendapatkan arus keluaran larik fotovoltaik yang lebih tinggi
  • 17. Komponen listrik di dalam Combiner Box  Fuse  MCB DC  Surge Protection Device (SPD)  Terminal Busbar 6.2. Sistem Monitoring Sistem monitoring merupakan perangkat pengawasan kinerja sistem PLTS yang compatible dengan perangkat/komponen utama untuk menilai kinerja sebuah panel surya pada kondisi lingkungan yang nyata. Untuk memenuhi keperluan tersebut, sistem monitoring performa panel surya yang dirancang dilengkapi dengan sensor pengukur arus, tegangan dan kualitas udara yang telah dikalibrasi, sistem pengirim data dengan menggunakan internet yang diintegrasikan ke web aplikasi dan database sebagai penyimpan data Komponen Contoh Gambar Keterangan Sistem Monitoring Fungsi Perangkat komunikasi dan pemantauan untuk SMA Remote Control untuk mengontrol dan memantau inverter baterai Sunny Island 6.3. Energy Limiter Sebuah alat yang memiliki fungsi utama :  Membatasi arus listrik yang dihasilkan tidak melebihi beban listrik rumah yang sedang digunakan.  Menjaga agar tidak ada eksport listrik ke Jaringan PLN diluar rumah yang bisa mengakibatkan eror pada KWH meter Komponen Contoh Gambar Keterangan Energy Limiter Fungsi Mencatat, merekam, menampilkan dan memonitor data- data parameter serta informasi sistem PLTS
  • 18. 6.4. Panel Distribusi DC Panel distribusi DC atau dikenal juga dengan DC power distribution board (DCPDB) adalah tempat terhubungnya solar charge controller (SCC), bank baterai, dan inverter baterai. Panel ini mendistribusikan daya DC yang dikonversi dari solar charge controller ke bank baterai dan dari bank baterai ke inverter baterai yang umumnya pada tegangan sistem 48 VDC. Panel distribusi DC pada umumnya terdiri dari busbar sebagai titik sambungan dan perangkat proteksi untuk melindungi bank baterai serta melindungi kabel dari SCC dan ke inverter baterai. Komponen Contoh Gambar Keterangan Panel Distribusi DC Fungsi Mendistribusikan daya DC yang dikonversi dari solar charge controller ke bank baterai dan dari bank baterai ke inverter baterai  Proteksi bank baterai digunakan untuk melindungi setiap string baterai dalam ibank baterai terhadap hubungan arus pendek. MCB atau sekering biasanya digunakan untuk tujuan ini.  Terminal DC atau busbar adalah titik interkoneksi antara bank baterai, SCC, dan inverter baterai. Perangkat ini bertujuan untuk menghubungkan beberapa perangkat ke dalam sebuah konduktor yang sama. Perangkat ini terbuat dari konduktor tembaga padat dan berlapis timah untuk proteksi korosi.  Proteksi kabel masuk dari SCC berfungsi untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap arus berlebih (overcurrent) atau hubungan arus pendek pada SCC dan kabel dari SCC.  Proteksi kabel keluar ke inverter baterai melindungi kabel keluar menuju inverter baterai terhadap arus berlebih dan hubungan arus pendek.  Selungkup (enclosure) tempat dipasangnya perangkat proteksi dan busbar.  Batang pembumian (grounding bar) menyediakan koneksi pembumian untuk selungkup, jika selungkup terbuat dari bahan yang dapat menghantarkan listrik. 6.5. Panel Distribusi AC Panel distribusi AC atau dikenal juga sebagai AC power distribution box (ACPDB) digunakan untuk membagi dan mendistribusikan daya dari inverter baterai untuk dialirkan pada beban melalui beberapa lateral penyulang (sub-feeder). Panel ini adalah tempat di mana inverter baterai terhubung secara paralel untuk menggabungkan daya keluaran serta perangkat proteksi dari seluruh penyulang.
  • 19. Pada umumnya panel distribusi AC berisikan busbar, perangkat proteksi arus lebih, perangkat proteksi tegangan surja, serta sistem pemantauan lokal seperti energi meter. Panel distribusi AC dapat dikonfigurasikan dalam sususan satu fasa atau tiga fasa, tergantung pada kapasitas dan topologi sistem. Komponen Contoh Gambar Keterangan Panel Distribusi AC Fungsi Membagi dan mendistribusikan daya dari inverter baterai untuk dialirkan pada beban melalui beberapa lateral penyulang (sub- feeder)  Selungkup (enclosure) sebagai rumah perangkat proteksi dan busbar.  Busbar merupakan titik interkoneksi antara inverter baterai, inverter jaringan serta feeder keluar.  Meteran energi untuk mengukur total energi yang sudah diproduksi oleh PLTS dan telah digunakan oleh beban.  Current transformer (CT) atau transformator arus digunakan sebagai pengukur arus untuk meteran energi. Alat ini mengukur arus dari tiap fasa dan mengonversinya menjadi arus yang lebih rendah sehingga terbaca oleh meteran energi.  Timer dan kontaktor mengatur waktu operasional lampu jalan. Biasanya lampu jalan hanya beroperasi selama lima jam waktu malam hari.  Miniature circuit breaker (MCB) melindungi kabel masuk dari inverter baterai dan feeder keluar menuju jaringan distribusi.  Sekering untuk memutus pengukuran tegangan dari busbar apabila ada hubungan arus pendek tiba-tiba atau kerusakan pada meteran energi.  Perangkat proteksi tegangan surja - surge protection device (SPD) atau lightning arrester digunakan untuk melindungi perangkat AC dari tegangan surja atau sambaran petir  Earth-leakage circuit breaker (ELCB) atau gawai pemutus arus sisa mencegah orang terkena sengatan listrik akibat kontak langsung pada komponen konduktif. ELCB akan trip seandainya aliran arus total semua fasa tidak sama dengan aliran arus yang kembali lewat neutral atau terdapat arus sisa yang lebih besar dari rating ELCB (biasanya 30 mA untuk proteksi terhadap manusia).  Batang pembumian (grounding bar) memberikan pembumian pada selungkup, perangkat proteksi surja, serta transformator arus.
  • 20. 6.6. Sistem Pembumian Pembumian adalah suatu teknik untuk menyambungkan material yang bersifat konduktif secara elektrik ke bumi. Pembumian bertujuan untuk memastikan instalasi yang aman dari gangguan arus yang dapat membahayakan keselamatan pengguna. Pembumian menyambungkan konduktor yang sedang aktif dan juga konduktor lain yang tidak sedang dialiri arus seperti rangka modul fotovoltaik, struktur penopang, selungkup berbahan logam, dan peralatan konduktif lainnya. Ketiadaan pembumian tidak saja akan menyebabkan bahaya sengatan listrik tapi juga berpotensi memicu kerusakan instalasi terutama saat terjadi sambaran petir Komponen Contoh Gambar Keterangan Grounding dan Penangkal Petir Fungsi Pembumian struktur penopang yang baik dengan ukuran tepat dan diarahkan dengan baik Rangkaian PV dan rumah pembangkit berada di dalam area terlindungi Pembumian sangat diperlukan dengan alasan : 1. Melindungi instalasi dan peralatan kelistrikan dari gangguan arus dan sambaran petir 2. Menghindari perbedaan potensial pada komponen konduktif dengan cara menyatukan di ikatan ekipotensial 3. Memastikan keamanan untuk manusia dan binatang dari sengatan listrik baik langsung (kontak langsung dengan konduktor aktif) maupun tidak langsung (i.e. menyentuh komponen konduktif yang teraliri listrik karena gangguan insulasi) 4. Menyediakan jalur aman untuk menyalurkan gelombang petir ke tanah
  • 21. Sistem penangkal petir yang biasa dipasang pada PLTS off-grid 6.7. Jaringan Distribusi TR Jalur distribusi tegangan rendah pada PLTS off-grid pada umumnya ditempatkan di atas dan dipasang pada ketinggian yang memadai di atas permukaan tanah. Hal ini bertujuan untuk menjaga jarak aman antara jalur distribusi dengan penduduk. Pemasangan tiang jaringan dan konstruksi kabel puncak tiang yang baik sangat penting dan harus dirancang sesuai dengan fungsi tiang dan beban kerja Komponen Contoh Gambar Keterangan Jaringan Distribusi TR Rekomendasi konstruksi jaringan distribusi tegangan rendah Penggunaan tiang besi yang digalvanisasi dan dipasang dengan jarak yang cukup antar tiang. 6.8. Kabel Kabel listrik merupakan sebuah media untuk menyalurkan energi listrik. Kabel listrik terdiri dari konduktor dan isolator. Untuk konduktor terbuat dari bahan alumunium ataupun tembaga, sedangkan untuk isolatornya terbuat dari bahan thermosetting atau termoplastik.Kemampuan hantar kabel listrik ditentukan oleh KHA atau Kemampuan Hantar Arus yang dimilikinya. Kemampuan hantar arus ditentukan oleh luas penampung konduktor yang ada di dalam kabel listrik tersebut. Adapun untuk ketentuan mengenai KHA sebuah kabel listrik, diatur dalam spesifikasi Standar PLN (SPLN).
  • 22. Komponen Contoh Gambar Keterangan Kabel Fungsi Penghantar listrik dengan komponen- komponen PLTS 6.9. Ground Mounting Komponen Contoh Gambar Keterangan Ground Mounting Fungsi Menyangga/menop angmodul surya sesuai dengan posisi dan kemiringan yang telah ditentukan. Bahan terbuat dari besiyang galvanized untuk melindungi struktur dari karat 6.10. Power House Rumah pembangkit adalah tempat untuk melindungi seluruh perangkat, terutama peralatan listrik yang sensitif dari lingkungan luar, cuaca, serta akses tanpa izin. Bangunan ini umumnya terbagi dalam dua ruangan, yang terdiri dari ruangan baterai dengan bank baterai dan ruangan control yang berisi komponen elektronik daya dan panel distribusi. Bangunan biasanya terbuat dari beton atau poliuretan tergantung ketersediaan material dan spesifikasi. Dimensi serta tata letak bangunan ini harus memberikan fleksibilitas untuk operator atau teknisi dalam mengoperasikan sistem dan melakukan tindakan pemeliharaan maupun perbaikan Komponen Contoh Gambar Keterangan Rumah Pembangkit Fungsi untuk melindungi seluruh perangkat, terutama peralatan listrik yang sensitif dari lingkungan luar
  • 23. F. LANGKAH KERJA MENGOPERASIKAN PLTS FOTOVOLTAIK TERPUSAT OFF-GRID PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN 1. Persiapan Pengoperasian 1. Pengoperasian komponen utama dan pendukung instalasi kelistrikan PLTS fotovoltaik terpusat Off- grid sesuai dengan gambar kerja dan SOP. Menyiapkan alat pelindung diri (APD) dan pelajari buku Operasi dan Manual perangkat yang telah ada di masing-masing lokasi PLTS 2. Pemeriksaan Awal 2.1. Pemeriksaan Grounding - Pastikan grounding peralatan dan grounding petir sesuai dengan desain awal - Pastikan seluruh koneksi kabel grounding terpasang dengan baik/tidak terputus/longgar. - Pastikan jalur kabel grounding di Solar Charge Controller/Inverter sudah melewati perangkat ground fault detection pada inverter dan terminal grounding
  • 24. inverter terhubung ke sistem grounding peralatan PLTS off- grid - Pastikan sensor telah terpasang dengan baik - Pastikan terminal komunikasi terhubung secara benar - Pastikan semua gateway terhubung ke komputer di ruang operator 2.2. Array Modul Surya Sebelum menghidupkan inverter, periksa kondisi array sebagai berikut : - Pastikan kondisi arrester baik dan koneksi terpasang dalam keadaan baik di dalam combiner box - Pastikan grounding terpasang sesuai dengan desain - Ukur tegangan arus searah (Vdc) masing-masing blok/grup - Periksa kondisi lingkungan (temperatur/suhu, irradiasi matahari) 2.3. Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied - Periksa peletakan Solar Charge Controller/Inverter Grid-tied pada tempat yang telah ditentukan sesuai dengan desain - Periksa integrasi pengkabelan combiner box
  • 25. - Periksa koneksi kabel keluaran combiner box ke koneksi arus searah (DC) Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied - Pemeriksaan hasil instalasi 2.4. Sistem Baterai - Periksa apakah prosedur instalasi mekanikal sudah dipenuhi - Periksa konektor pada baterai apakah sudah terpasang dengan benar - Pastikan tidak ada kebocoran elektrolit - Pastikan posisi breaker DC dan AC dalam posisi “OFF” - Pastikan tombol emergency stop berfungsi dan posisi release 2.5. Inverter Baterai / Bidiretional Inverter - Periksa apakah prosedur instalasi mekanikal sudah dipenuhi - Periksa pengkabelan arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) - Pastikan posisi breaker DC dan AC dalam posisi “OFF”
  • 26. 3. Pemeriksaan Tegangan Keluaran 3.1. Sisi Jaringan - Pastikan urutan Phasa dan Netral pada jaringan dan terminal inverter sudah benar - Pastikan tegangan Phasa ke Netral pada jaringan berkisar 220 Volt AC dan Phasa ke Phasa pada jaringan berkisar 380 Volt AC 3.2. Sisi Arus Searah (DC) - Pastikan tegangan DC tidak melebihi tegangan maksimum yang diperbolehkan pada Solar Charge Regulator / Grid-tied Inverter atau Battery Inverter - Pastikan semua polaritas tegangan benar - Pastikan kekencangan sambungan kabel (jangan sampai ada yang longgar) - Starting Up Solar Charge Regulator / Grid-tied Inverter Setelah semua poin diperiksa dan terpenuhi maka Solar Charge Regulator / Gridtied Inverter sudah siap di starting up untuk pertama kali 4. Pengoperasian 4.1.Menghidupkan PLTS Off-grid sistem AC Coupling - Pastikan semua MCB di dalam combiner box dan MCB menuju
  • 27. beban di dalam panel distribusi AC dalam keadaan mati. - Pastikan tidak ada perbaikan atau pekerjaan di PLTS atau jaringan distribusi  Starting Sistem Baterai - Periksa tegangan baterai apakah sudah sesuai spesifikasi tegangan keluaran pada solar charge controller/ spesifikasi tegangan DC untuk inverter baterai - Atur circuit breaker atau fuse DC yang ada di panel DC ke posisi “ON” - Tunggu hingga proses auto- initialization inverter selesai  Inverter Baterai/Bidirectional Inverter - Atur circuit breaker yang ada di inverter baterai dan panel distribusi AC secara berurutan ke posisi “ON” - Inverter akan beroperasi secara otomatis  Starting up Solar Charge Controller/ Inverter Grid-tie - Nyalakan Solar Charge Controller/Inverter Grid-tied dimulai dari master dan
  • 28. dilanjutkan dengan slave. Berikan waktu perangkat “warming-up” selama kurang lebih 2 menit  Menyalakan Panel Distribus AC - Putar handle Change Over Switch (COS) berlawanan arah jarum jam dari posisi “0” ke posisi “I” - Hidupkan MCB outgoing Inverter 1, Inverter 2, Inverter 3, dst. dan MCB cadangan (bila digunakan). - Periksa meter Panel Distribusi. Jarum menunjuk VL-N = 220 volt; VL-L = 380 volt; Arus = tergantung beban; f = 50 Hz. - Periksa indikator Inverter, bila lampu LED Alarm Inverter menyala buka buku petunjuk yang tersedia. Buku Operasi dan Manual perangkat telah ada di masing-masing lokasi PLTS atau dapat pula merujuk pada Lampiran 5 buku ini, harap dipelajari dan dilaksanakan secara teliti, cermat, baik dan benar 4.2.Menghidupkan PLTS Off-grid sistem DC Coupling - Pastikan semua MCB di dalam combiner box dan MCB menuju beban di dalam panel distribusi AC dalam keadaan mati.
  • 29. - Pastikan tidak ada perbaikan atau pekerjaan di PLTS atau jaringan distribusi  Starting Sistem Baterai - Periksa tegangan baterai apakah sudah sesuai spesifikasi tegangan keluaran pada solar charge controller/ spesifikasi tegangan DC untuk inverter baterai - Atur circuit breaker atau fuse DC yang ada di panel DC ke posisi “ON” - Tunggu hingga proses auto- initialization inverter selesai  Inverter Baterai/Bidirectional Inverter - Pastikan apakah tegangan dari system baterai memenuhi persyaratan system dan spesifikasi inverter - Pastikan baterai koneksi polaritas yang benar - Semua pemutus sirkuit dan sekering pemegang terpasang dengan benar - Memastikan bahwa semua pemutus sirkuit inverter dan sistem dimatikan - Memastikan bahwa semua pemegang sekering dibuka atau diputuskan
  • 30.  Menghidupkan Inverter - Hidupkan bank baterai sekering /SW di bank baterai - Hidupkan controller solar charge dalam system dengan mengikuti prosedur start –up di manual user masing-masing merek inverter - Verifikasi semua sekering didudukan yang benar dan kemudian menutup semua pemegang sekering - Tekan dan tahan tombol precharge/tombol on sampai battery correct polarity lampu indicator Polaritas menyala dengan warna sesua masingmasing merek inverter. (Jika tidak menyala atau ada indicator warning STOP langkah ini dan memeriksa polaritas baterai dan baterai bank koneksi fuse/SW polaritas) dan lampu indicator sampai menyala. Setelah itu nyalakan baterai sirkuit pemutus dalam unit - Tekan dan tahan tombol ON pada tampilan panel depan inverter selama 2 detik sampai RUN (ON) kemudian lepaskan - Hidupkan output inverter circuit
  • 31. breaker pada panel distribusi utama AC setelah itu tekan tombol untuk memverifikasi status. Layar LCD akan menampilkan status inverter ON. Ulangi instruksi dari awal untuk menyalakan inverter yang lainnya - Setelah semua inverter yang ada menyala (jumlah sesuai kapasitas yang terpasang di masing-masing site), lakukan verifikasi ke panel distribusi ac untuk mulai memasukan beban AC ke grid  Starting up Solar Charge Controller - Matikan semua peralatan listrik yang terhubung ke inverter semua paralel. - Memastikan bahwa circuit breaker BATERAI semua charge controller dan inverter dimatikan. - Pastikan koneksi polaritas yang benar dan kemudian hidupkan bank baterai sekering /SW di bank baterai. - Tekan dan tahan tombol precharge atau tombol ON (jika ada alarm bunyi bip, HENTIKAN langkah ini dan memeriksa
  • 32. polaritas baterai) hingga indikator layar LCD menunjukkan “ON” Kemudian tekan tombol sekali untuk memeriksa tegangan baterai lebih dari 40 Vdc dan kemudian hidupkan circuit breaker BATERAI panel. - Verifikasi koneksi polaritas PV sebelum mengaktifkan circuit breaker PV pada PV junction box atau kotak combiner. - Charge controller sudah mulai beroperasi dan indicator lampu STATUS pada layar akan menyala atau berkedip  Menyalakan Panel Distribusi DC - Putar handle Change Over Switch (COS) berlawanan arah jarum jam dari posisi “0” ke posisi “1”. - Hidupkan MCB outgoing Inverter 1, Inverter 2, Inverter 3, dst. dan MCB cadangan (bila digunakan). - Periksa meter Panel Distribusi. Jarum menunjuk VL-N = 230 volt; VL-L = 380 volt; Arus = tergantung beban; f = 50 Hz. - Periksa indikator Inverter, bila lampu LED Alarm Inverter menyala buka buku petunjuk
  • 33. yang tersedia. Buku Operasi dan Manual perangkat telah ada di masing-masing lokasi PLTS atau dapat pula merujuk pada Lampiran 5 buku ini, harap dipelajari dan dilaksanakan secara teliti, cermat, baik dan benar. 4.3.Mematikan PLTS Off-grid - Matikan atau turunkan semua MCB menuju beban - Jika diperlukan, matikan Solar Charge Controller, Grid-tied Inverter, Inverter/ inverter baterai mulai dari slave dan berakhir dengan mematikan master. Untuk lebih detail, Buku Operasi dan Manual perangkat untuk setiap produk telah ada di masing-masing lokasi PLTS, harap dipelajari dan dilaksanakan secara teliti, cermat, baik dan benar. - Jika diperlukan, sistem baterai dapat dimatikan dengan cara memutar posisi circuit breaker di ACPDB dan inverter baterai secara berurutan ke posisi OFF. - Inverter tidak perlu dimatikan untuk operasional harian, cukup dilakukan dengan menurunkan
  • 34. MCB. 5. Membuat Laporan - Menyusunan Pencatatan Pengoperasian PLTS Terpusat Off Grid - Mencatat data PLTS Off Grid - Mencatat kondisi umum PLTS Off Grid - Membuat salinan lampiran dokumen
  • 35. G.IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI Elemen Kompetensi 1 Menyiapkan perlengkapan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off-grid Aktivitas 1.2: Pengoperasian komponen utama dan pendukung instalasi kelistrikan PLTS fotovoltaik terpusat Off- grid sesuai dengan gambar kerja dan SOP Baca Referensi 1.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal tentang meja kerja, peralatan tangan, peralatan ukur/uji dan bahan yang dibutuhkan.  Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Dos & Don’ts, Ing. Bagus Ramadhani, M.Sc. Tahun 2018  Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Off Grid, Tahun 2017  Renewable Energy – Basic Pengenalan Dasar Energi Terbarukan, Tahun 2022  Renewable Energy – Advance, Tahun 2022 Persiapan Pengoperasian. Alat yang digunakan: Bahan yang digunakan: Hasil Pemilihan alat dan bahan yang digunakan:
  • 36. Elemen Kompetensi 2 Mengoperasikan peralatan PLTS fotovoltaik terpusat Off- grid. Baca Referensi 2.1: Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Grounding 2. Array Modul Surya 3. Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied 4. Sistem Baterai 5. Inverter Baterai / Bidiretional Inverter Diskusi 2.2 : Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi mengenai hal berikut yang telah Anda pelajari: 1. Pemeriksaan Grounding 2. Array Modul Surya 3. Solar Charge Controller atau Inverter Grid-Tied 4. Sistem Baterai 5. Inverter Baterai / Bidiretional Inverter Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap kelompok. Pemeriksaan 2.3 : Pemeriksaan Tegangan Keluaran : 1. Sisi Jaringan 2. Sisi Arus Searah (DC) 3. Schematic memory external sesuai spesifikasi telepon seluler Catat hasil pemeriksaan.
  • 37. Pikirkan 2.6 : Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses Menghidupkan PLTS Off-grid sistem AC Coupling menurut saya adalah: Aktivitas 2.4 : Pengoperasian 1. Menghidupkan PLTS Off-grid sistem AC Coupling 2. Starting Sistem Baterai 3. Inverter Baterai/Bidirectional Inverter 4. Starting up Solar Charge Controller/ Inverter Grid-Tied 5. Menyalakan Panel Distribusi Aktivitas 2.5 : Pengoperasian 1. Menghidupkan PLTS Off-grid sistem DC Coupling 2. Starting Sistem Baterai 3. Inverter Baterai/Bidirectional Inverter 4. Starting up Solar Charge Controller/ Inverter Grid-tied 5. Menyalakan Panel Distribusi Pikirkan 2.7 : Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses Menghidupkan PLTS Off-grid sistem DC Coupling menurut saya adalah:
  • 38. Elemen Kompetensi 3 Membuat laporan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off-grid Aktivitas 3.1: Silahkan membuat laporan pengoperasian PLTS terpusat Off-Grid Catatan: Diskusi 3.2: Silahkan diskusikan hasil yang Anda telah peroleh dan membahas Bersama rekan untuk hasil lain yang rekanmu peroleh. Presentasikanlah per kelompok hasilnya.
  • 39. Pikirkan 3.3: Studi Kasus 1 Jika terdapat lampu merah pada Inverter ? Jabarkan hasil Analisa Anda. Studi Kasus 2 Jika terdapat lampu merah Charge Controller ? Jabarkan hasil Analisa Anda. Studi kasus 3 Jika di ruang Baterai terlalu panas ? Jabarkan hasil Analisa Anda.
  • 40. 40 Penilaian: Penilaian Catatan : Memenuhi/Belum Memenuhi Capaian Pembelajaran Peserta Instruktur Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
  • 41. 41 H. LAMPIRAN KAMUS ISTILAH Array (larik) Gabungan beberapa string Modul Surya Beberapa sel surya yang digabungkan menjadi sebuah perangkat yang berfungsi mengubah energi matahari menjadi energi listrik Solar Charge Controller (SCC) Mengatur arus searah yang diisi ke baterai dan diambil dari baterai ke beban Inverter Baterai / Bidirectional Inverter Sebagai rectifier dengan melakukan charging baterai (AC ke DC) dan sebagai inverter untuk baterai (DC ke AC) Inverter Jaringan/Inverter Grid Tied Mengubah listrik arussearah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter Grid-tied terhubung melalui busbar ke sisi beban AC Baterai Alat yang terdiri dari satu atau lebih sel dimana energi kimia diubah menjadi energi listrik dan digunakan sebagai penyimpan energi listrik Combiner Box Kotak/perangkat yang menggabungkan keluaran kabel listrik dari beberapa string modul surya untuk dihubungkan ke inverter/controller serta dilengkapi dengan alat perlindungan pemutus sirkuit dari kondisi arus berlebih dan arrester sebagai perlindungan dari tegangan berlebih Sistem Monitoring Perangkat komunikasi dan pemantauan Energy Limiter Mencatat, merekam, menampilkan dan memonitor data- data parameter serta informasi sistem PLTS Ground Mounting Menyangga/menopangmodul surya sesuai dengan posisi dan kemiringan yang telah ditentukan Power House Untuk melindungi seluruh perangkat, terutama peralatan listrik yang sensitif dari lingkungan luar Controller Suatu perangkat keras yang berfungsi sebagai alat kontrol pengisian dan pengeluaran arus listrik pada baterai Irradiance Daya radiasi matahari persatuan luas Off grid Sistem kelistrikan yang tidak terhubung dengan jaringan listrik umum On grid Sistem kelistrikan yang terhubung dengan jaringan listrik umum Solar Junction Box Kotak/perangkat tempat keluaran modul surya String Gabungan dari beberapa modul surya yang disusun secara seri Pyranometer Perangkat yang berfungsi untuk mengukur besar irradiance matahari
  • 42. 42 Rectifier Peralatan listrik yang mengubah arus AC menjadi arus DC, dengan arus mengalir hanya satu arah Arus Beban Lebih Arus lebih yang terjadi dalam sirkit pada waktu tidak ada gangguan listrik. (overload current (of a circuit)) Arus Gangguan Arus yang mengalir di titik tertentu pada jaringan listrik karena gangguan di titik lain pada jaringan tersebut. (fault current) Arus Hubung Pendek Arus lebih yang diakibatkan oleh gangguan impedans yang sangat kecil mendekati nol antara dua penghantar aktif yang dalam kondisi operasi normal berbeda potensialnya. (short-circuit current) Beban Lebih Keadaan operasi dalam sirkit yang menimbulkan arus lebih, meskipun sirkit itu secara listrik tidak rusak. Beban Penuh Nilai beban tertinggi yang ditetapkan untuk kondisi pengenal operasi. (full load) Elektrode Bumi Bagian konduktif atau kelompok bagian konduktif yang membuat kontak langsung dan memberikan hubungan listrik dengan bum Gangguan Isolasi Cacat pada isolasi perlengkapan, yang dapat mengakibatkan dielektrik tertembus atau arus abnormal mengalir lewat isolasi. (insulation fault) Gangguan Permanen Gangguan yang mempengaruhi gawai dan menghalangi kepulihan pelayanannya selama belum ada tindak perbaikan atas titik gangguan. (permanent fault) Instalasi Listrik Desa Instalasi untuk pembangkitan, pendistribusian, pelayanan, dan pemakaian tenaga listrik di desa. Jaringan Listrik Sistem listrik yang terdiri atas penghantar dan perlengkapan listrik yang terhubung satu dengan lainnya, untuk mengalirkan tenaga listrik. (electrical network) Kemampuan Hantar Arus (KHA) Arus maksimum yang dapat dialirkan dengan kontinu oleh penghantar pada keadaan tertentu tanpa menimbulkan kenaikan suhu yang melampaui nilai tertentu. (current carrying capacity) Pembumian Penghubungan suatu titik sirkit listrik atau suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut cara tertentu. (earthing) Penghantar Proteksi (PE) Penghantar untuk proteksi dari kejut listrik yang menghubungkan bagian berikut : bagian konduktif terbuka, bagian konduktif ekstra, terminal pembumian utama, elektrode bumi, titik sumber yang dibumikan atau netral buatan. (protective conductor) Perlengkapan Listrik Istilah umum yang meliputi bahan, fiting, gawai, peranti, luminair, aparat, mesin, dan lainlain yang digunakan sebagai bagian dari, atau dalam kaitan dengan, instalasi listrik
  • 43. 43 Tegangan Rendah (TR) Tegangan dengan nilai setinggi-tingginya 1000 V a.b. Atau 1500 V a.s Tegangan Pengenal Tegangan yang disyaratkan oleh suatu instalasi atau oleh bagian daripadanya Tegangan Sentuh Tegangan yang timbul selama gangguan isolasi antara dua bagian yang dapat terjangkau dengan serempak. Panel Distribusi Perangkat dari sistem kelistrikan yang membagi daya listrik ke beberapa penyulang dan memberikan perlindungan pemutus sirkuit dan arrester pada setiap penyulang Kabel Tanah Jenis kabel yang dibuat khusus untuk dipasang di permukaan atau dalam tanah, atau dalam air. (underground cable) Instrumen Gawai untuk mengukur nilai kuantitas sesuatu yang diamati. (instrument) Instalasi Domestik Instalasi dalam bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal Instalasi Pelanggan Instalasi listrik yang terpasang sesudah meter di rumah atau pada bangunan.
  • 44. 44 REFERENSI Peraturan Perundangan  Undang Undang No.30 tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan  Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).  Peraturan Menteri ESDM No.13 tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan Menteri ESDM No.49 tahun 2018 Standar Nasional Indonesia  SNI 8395:2017 Panduan Studi Kelayakan Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Fotovoltaik, 2017, Badan Standardisasi Nasional Buku  Panduan Pengoperasian dan Pemeliharaan PLTS Off-Grid, 20117  Buku Panduan Studi Kelayakan PLTS Terpusat Off-Grid, 2018  Buku Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Dos & Don’ts, 2018  Manual Book Installations of Component Combiner Box, PT. Sahabat Mitra Intrabuana  Renewable Energy – Basic Pengenalan Dasar Energi Terbarukan, DIKLAT SOLAR PV BASIC  Renewable Energy – Advance, DIKLAT SOLAR PV BASIC  SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)  SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5- 56:2009, MOD)
  • 45. 45
  • 46. 46 UNIT KOMPETENSI KODE UNIT : D.35EBT13.003.1 JUDUL UNIT : Mengoperasikan PLTS Fotovoltaik Terpusat Off-Grid DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan mengoperasikan PLTS fotovoltaik terpusat Off- Grid ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA 1. Menyiapkan perlengkapan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off- Grid 3.7. Perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) disiapkan sesuai regulasi yang berlaku. 3.8. Peralatan untuk pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat off-grid disiapkan sesuai prosedur. 3.9. Komponen utama dan komponen pendukung diidentifikasi sesuai prosedur. 2. Mengoperasikan peralatan PLTS fotovoltaik terpusat Off- Grid 4.1. Komponen utama dioperasikan sesuai prosedur yang ditentukan 4.2. Komponen pendukung dioperasikan sesuai prosedur yang ditentukan 3. Membuat laporan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat Off- Grid 5.1. Format laporan disiapkan sesuai prosedur 5.2. Laporan dibuat sesuai dengan format BATASAN VARIABEL 1. Konteks variabel 1.1. Komponen utama PLTS fotovoltaik terpusat off-grid adalah modul surya, controller, inverter, baterai. 1.2. Komponen pendukung PLTS fotovoltaik terpusat off-grid adalah combiner box, penyangga modul, panel distribusi AC dan DC, dan sistem monitoring 1.3. Unit kompetensi ini berlaku untuk menentukan persyaratan personil dalam mengoperasikan PLTS fotovoltaik terpusat off-grid. 1.4. Unit ini digunakan untuk menghasilkan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat off-grid sesuai dengan standar yang berlaku secara nasional dan internasional 1.5. Persyaratan operasi meliputi penentuan langkah-langkah kegiatan pengoperasian yang mencakup penerapan standar pengoperasian dan
  • 47. 47 pemeriksaan peralatan, serta keamanan dalam proses pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat off-grid 2. Peralatan dan perlengkapan 2.1. Peralatan 2.1.1. Alat Pelindung Diri (APD) 2.1.2. Alat-alat ukur 2.2. Perlengkapan 2.2.1. Alat tulis kantor 2.2.2. Katalog produk 2.2.3. Petunjuk pengoperasian 3. Peraturan yang diperlukan 3.1. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Listrik di Tempat Kerja jo Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015 4. Norma dan standar 4.1. Norma (Tidak ada) 4.2. Standar 4.2.1. SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5- 56:2009, MOD) PANDUAN PENILAIAN 1. Konteks penilaian 1.1. Penilaian/assessment kompetensi ini dapat dilakukan di tempat kerja atau pada tempat yang disimulasikan. 1.2. Peserta harus dilengkapi dengan peralatan/perlengkapan, dokumen, bahan, serta fasilitas assessment yang dibutuhkan. 1.3. Metode assessment yang dapat diterapkan meliputi: tes tertulis, tes lisan/wawancara, observasi demonstrasi/praktik, verifikasi bukti/portofolio. 2. Persyaratan kompetensi (Tidak ada) 3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan 3.1. Pengetahuan 3.1.1. Spesifikasi komponen utama PLTS meliputi modul surya, baterai, controller dan inverter sesuai manual operasi komponen
  • 48. 48 3.1.2. Karakteristik modul surya 3.1.3. Jenis dan karakteristik baterai 3.1.4. Spesifikasi peralatan proteksi dan instrumentasi sistem PLTS meliputi jenis dan spesifikasi fuse, arrester, circuit breaker, alat ukur dan indikator 3.2. Keterampilan 3.2.1. Mengoperasikan controller dan inverter sesuai manual operasi dan prosedur 3.2.2. Mengoperasikan peralatan proteksi dan instrumentasi sistem PLTS sesuai prosedur 3.2.3. Membaca gambar teknik 3.2.4. Penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai dengan petunjuk penggunaan dari pabrikan 4. Sikap kerja yang diperlukan 4.1. Teliti dalam pelaksanaan pengoperasian PLTS fotovoltaik terpusat off-grid 4.2. Disiplin dalam mematuhi perintah kerja 4.3. Cermat dalam membaca indikator pada komponen utama dan penunjang PLTS
  • 49. 49 NAMA PENYUSUN NO. NAMA PROFESI 1. Alice Amanda Kuhurima, S.T  Instruktur Kejuruan Listrik Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Ambon  Asesor LSP-P2 BPVP Ambon 2. Lory Marcus Parera, S.T., M.T  Dosen Teknik Elektro Politeknik Negeri Ambon  Asesor LSP-P1 Politeknik Negeri Ambon