2. 2
DAFTAR ISI
Daftar Isi ...............................................................................................2
Kata Pengantar.......................................................................................3
A. Pendahuluan ……………………………………………………………………..4
B. Panduan Penggunaan Modul ............................................................4
C. Daftar Ikon .......................................................................................6
D. Bacaan Referensi ..............................................................................7
E. Pengantar Teori.................................................................................8
F. Langkah Kerja ..................................................................................29
G. Implementasi Unit Kompetensi .........................................................38
1. Elemen Kompetensi 1..................................................................38
1.1 Referensi ...........................................................................38
1.2 Aktivitas 1……………………….………………………………….. 38
1.3 Aktivitas 2 .........................................................................38
1.4 Video Youtube ...................................................................38
2. Elemen Kompetensi 2..................................................................40
2.1 Referensi……………………………………………………………. ..40
2.2 Diskusi..............................................................................40
2.3 Membaca...........................................................................40
2.4 Aktivitas…………………………………….…….…………...…….. 40
2.5 Video Youtube ……………………………………………………….41
2.6 Pikirkan ……………………………………………………………….41
3. Elemen Kompetensi 3 .................................................................42
3.1 Referensi……………………………………………………………. ..42
3.2 Diskusi..............................................................................42
3.4 Aktivitas…………………………………….…….…………...…….. 42
H. Lampiran..........................................................................................43
1) Kamus Istilah..............................................................................43
2) Referensi .....................................................................................44
3) Unit Kompetensi..........................................................................45
4) Daftar Nama Penyusun ...............................................................49
3. 3
KATA PENGANTAR
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) merupakan salah satu media
pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk
mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu
kepada Standar Kompetensi.
Materi pelatihan ini diformulasikan menjadi 2 (dua) buku, yaitu Buku
Materi dan Buku Asesmen, sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dalam penggunaannya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi
peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Untuk memenuhi kebutuhan PBK tersebut, maka disusunlah materi
PBK dengan judul “Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik ”.
Kami menyadari bahwa materi yang kami susun ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan masukan
untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan materi ini menjadi lebih
efektif.
Demikian kami sampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan
kepada kita dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang
proses pelaksanaan pelatihan di lembaga pelatihan kerja.
Jakarta, 2022
Direktur
Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja
..............................................
NIP ............................................
4. 4
A. PENDAHULUAN
Tuntutan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi sangat penting
dalam meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kompeten, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pasar kerja. Selaras
dengan tuntutan tersebut, maka dibutuhkan mekanisme pelatihan yang
lebih praktis, aplikatif, serta dapat menarik dilaksanakan sehingga
memotivasi para peserta dalam melaksanakan pelatihan yang diberikan.
Seiring dengan mudahnya teknologi digunakan, maka materi pelatihan
dapat disajikan dengan berbagai media pembelajaran sehingga dapat
diakses secara offline dan online.
Materi pelatihan ini terdiri dari buku Panduan Materi Pelatihan dan
buku Panduan Asesmen. Serta dilengkapi dengan materi yang bersifat
soft copy seperti materi presentasi dan video.
B. PANDUAN PENGGUNAAN MODUL
Beberapa ketentuan panduan penggunaan materi yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Materi ini dapat dijadikan rujukan untuk pelaksanaan PBK dengan
penggunaannya dapat dikembangkan dan dikontekstualisasikan
sesuai dengan kebutuhan, materi ini terdiri dari:
a. Bacaan Referensi
b. Pengantar Teori
c. Langkah Kerja
d. Implementasi Unit kompetensi
e. Lampiran :
1) Kamus istilah
2) Daftar referensi
3) Unit kompetensi
4) Daftar penyusun
5. 5
2. Slide powerpoint dan video merupakan kelengkapan yang dapat
dijadikan referensi bagi para instruktur.
3. Peran instruktur terkait dengan penggunaan modul, antara lain:
a. Instruktur dapat menggunakan modul dengan referensi video dan
powerpoint yang terlampir dalam modul sebagai referensi,
diharapkan dapat mengembangkan bahan yang disesuaikan
dengan BLK masing-masing
b. Proses pembelajaran dapat disampaikan dengan menggunakan
berbagai sumber yang menguatkan peserta pelatihan, baik melalui
tahapan persiapan, pelaksanaan di kelas, praktek, melakukan
investigasi, menganalisa, mendiskusikan, tugas kelompok,
presentasi, serta menonton video.
c. Keseluruhan materi yang tersedia sebagai referensi dalam buku
ini dapat menjadi bahan dan gagasan untuk dikembangkan oleh
instruktur dalam memperkaya materi pelatihan yang akan
dilaksanakan.
4. Buku penilaian menjadi kesatuan, namun disajikan dalam paket
buku penilaian secara terpisah. Buku penilaian dapat berupa soal
tertulis, panduan wawancara, serta instruksi demonstrasi yang akan
dilaksanakan sesuai dengan proses penilaian yang dilaksanakan.
5. Referensi merupakan referensi yang menjadi acuan dalam
penyusunan buku panduan pelatihan ini.
6. Lampiran merupakan bagian yang berisikan lembar kerja serta bahan
yang dapat digunakan sebagai berkas kelengkapan pelatihan.
6. 6
C. DAFTAR IKON
Daftar ikon yang dapat digunakan dalam buku ini, antara lain:
Ikon Keterangan
Pemeriksaan
Ikon ini memiliki arti anda diminta untuk mencari
atau menemui seseorang untuk mendapatkan
informasi
Aktivitas
Icon ini memiliki arti anda diminta untuk
menuliskan/mencatat,melengkapi,latihan/aktivitas
(bermain peran, presentasi) dan mencatatkan dalam
lembar kerja pada buku/media lain sesuai instruksi
Referensi
material/manual
Icon ini memiliki arti anda harus melihat pada
aturan atau kebijakan yang berlaku dan prosedur-
prosedur atau materi pelatihan/ sumber informasi
lain untuk dapat melengkapi latihan/ aktivitas ini.
Berpikir
Icon ini memiliki arti ambil waktu untuk Anda dapat
berpikir/ menganalisa informasi dan catat gagasan-
gagasan yang anda miliki.
Komunikasi/
Diskusi
Icon ini memiliki arti berbicara/ berdiskusi lah
dengan rekan anda untuk gagasan yang anda miliki.
Membaca
Icon ini memiliki arti pilihlah bacaan yang
dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan materi
pelatihan.
Video/Youtube
Icon ini memiliki arti pilihlah video/youtube yang
dibutuhkan dalam materi pelatihan.
7. 7
D. BACAAN REFERENSI
Membaca secara lengkap :
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun
2015 tentang Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan
Kerja Listrik di Tempat Kerja jo Peraturan Menteri
Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015
8. 8
E. PENGANTAR TEORI
Sistem Proteksi PLTS
Sistem proteksi adalah suatu sistem pengamanan terhadap komponen
listrik akibat ada gangguan teknis, gangguan alam, dan juga kesalahan
kesalahan operasi yang diperlukan agar sistem tidak terganggu kinerjanya
dan dapat beroperasi secara baik.
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya terdapat beberapa gangguan
yang terjadi pada sistem misalnya sambaran petir, gangguan tegangan lebih,
gangguan arus lebih, gangguan hubung singkat serta kesalahan human error.
Oleh karna itu dibutuhkan komponen sistem proteksi untuk melindungi
PLTS dengan baik.
Untuk menjaga kehandalan sistem proteksi PLTS maka dibutuhkan
pemeliharaan komponen sistem proteksi agar sistem pembangkit PLTS dapat
berfungsi dengan baik dalam jangka waktu yang lama. Dalam melaksanakan
pemeliharaan sistem proteksi PLTS, dapat dilakukan dengan cara memeriksa
kondisi fisik dari sistem proteksi dan juga mengukur nilai referensi dari
masing – masing komponen sistem proteksi sesuai dengan standar yang telah
ditentukan.
1. Komponen Sistem Proteksi dan Pentanahan
PLTS memiliki komponen sistem proteksi dan pentanahan yang terpasang
dengan spesifikasi teknis serta petunjuk pemeliharaan antara lain :
1.1 Fuse
Fuse atau sekering memiliki fungsi sebagai proteksi atau pemutus
secara menyeluruh terhadap kelebihan beban atau korsleting. Tipe
fuse pada sistem PLTS ada yang khusus didesain untuk DC dan ada
yang didesain untuk AC. Tipe fuse DC digunakan untuk
mengamankan jaringan DC sedangkan tipe fuse AC digunakan
untuk mengamankan jaringan AC, jika tipe fuse yang digunakan
berbeda dengan jaringan yang terpasang, misalkan fuse AC
digunakan untuk jaringan DC maka fuse tersebut tidak akan
berguna bahkan gampang terbakar karena busur listrik. Tipe fuse
DC memiliki rating 1 sampai 32A dengan tegangan operasi
maksimum mencapai 1500 VDC tergantung dari beban yang
9. 9
terpasang.
Gambar Fuse DC
Sistem kerja fuse :
Sederhananya apabila terdapat hubung singkat atau beban melebihi
desain kabel yang digunakan, maka arus yang mengalir pada kabel
konduktor akan meningkat sehingga apabila melebihi rating arus
yang mengalir pada fuse yang terpasang, maka fuse akan terputus
untuk mencegah komponen lain rusak.
Fuse digunakan untuk mengamankan kabel – kabel yang terpasang
dan bukan perangkat elektronik seperti inverter. Fuse digunakan
untuk menghindari terjadinya kebakaran jika arus melebihi
kemampuan kuat hantar arus (KHA) kabel yang digunakan.
1.2 Perangkat Proteksi Surja (Surge Protecting Device)
Perangkat proteksi surja atau Surge Protection Device (SPD)
digunakan untuk melindungi perangkat elektronik dari sambaran
petir langsung, tidak langsung atau sambaran terdekat pada
struktur yang dibumikan .
Gambar SPD 1 Fasa Gambar SPD 3 Fasa
SPD bekerja dengan melindungi perangkat elektronik dari tegangan
tinggi sesaat karena sambaran petir ke tanah. Pada fase ini,
10. 10
impedansi dari saklar semikonduktor pada SPD menjadi kecil dan
dengan aman mengalirkan tegangan tinggi ke pembumian. Oleh
karena itu, pembumian pada SPD sangat dibutuhkan. Proteksi surja
idealnya dipasang di sisi AC dan DC di rumah pembangkit untuk
melindungi komponen elektronika daya dari tegangan surja.
Sistem kerja SPD :
SPD berfungsi mengamankan jaringan kelistrikan dari bahaya
sengatan petir tanpa harus memutus jaringan sesaatpun. Tetapi
tetap dibutuhkan pemantauan reguler serta dipastikan selalu ada
SPD cadangan untuk penggantiian SPD yang rusak. Disaat ada
tegangan petir yang masuk ke sebuah jaringan kabel Surge Protecting
Device akan membuang tegangan lebih akibat petir ke saluran
pembuangan / grounding. Oleh karena itu, SPD harus tersambung
pada sistem pembumian yang baik sesuai dengan yang di
persyaratkan oleh PUIL dimana nilai grounding ke tanah jauh lebih
kecil agar dapat mengalirkan tegangan lebih akibat petir langsung ke
tanah. Perangkat inverter yang tersambar petir akan keluar dari
warranty. Jadi SPD adalah alat murah yang bisa mencegah rusaknya
alat mahal seperti Inverter.
Gambar Instalasi SPD
1.3 Pembumian (Grounding)
Pembumian adalah suatu teknik untuk menyambungkan
Nilai Grounding /Pentanahan < 5 Ohm
Sesuai PUIL 2011
11. 11
material yang bersifat konduktif secara elektrik ke bumi. Pembumian
bertujuan untuk memastikan instalasi yang aman dari gangguan
arus yang dapat membahayakan keselamatan pengguna dan juga
kerusakan peralatan akibat arus dan tegangan lebih. Pembumian
menyambungkan konduktor yang sedang aktif dan juga konduktor
lain yang tidak sedang dialiri arus seperti rangka modul fotovoltaik,
inverter (Casing), SPD, struktur penopang, selungkup berbahan
logam, dan peralatan konduktif lainnya. Ketiadaan pembumian tidak
saja akan menyebabkan bahaya sengatan listrik tapi juga berpotensi
memicu kerusakan instalasi terutama saat terjadi sambaran petir.
Gambar Pembumian
12. 12
Gambar Single Grounding
Gambar Paralel Grounding
Grounding rod yang tertanam di dalam tanah harus terbuat dari
tembaga murni dikarenakan tembaga merupakan bahan konduktor
yang baik serta tidak mudah korosi jika di tanam di dalam tanah.
13. 13
Untuk spesifikasi teknis nilai tahanan pembumian yang
dipersyaratkan oleh Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2011
adalah < 5 Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur nilai tahanan
pembumian adalah Earth Tester.
Gambar Penggunaan Earth Tester
Terdapat 3 jenis sistem pembumian yaitu :
a. Sistem TN (Terra Neutral)
Pada sistem ini penghantar netral dan penghantar proteksi
dibumikan pada satu titik. Ada tiga jenis sistem TN sesuai dengan
susunan penghantar netral dan proteksi yaitu sebagai berikut:
- Sistem TN – S (Terra Neutral Separated)
- Sistem TN – C – S (Terra Neutral Combined Separated)
14. 14
- Sistem TN – C (Terra Neutral Combined)
b. Sistem TT (Terra Terra)
Pada sistem ini titik netralnya disambung langsung ke tanah,
namun bagian-bagian instalasi yang konduktif disambungkan ke
elektroda pentanahan yang berbeda (berdiri sendiri), serta
pastikan selalu ada RCD terpasang
c. Sistem IT (Impedance Terra)
Sistem rangkaian tidak mempunyai hubungan langsung ke tanah
namun melalui suatu impedansi, sedangkan bagian konduktif
instalasi dihubung langsung ke elektroda pentanahan secara
terpisah. Sistem ini juga disebut sistem pentanahan impedansi.
1.4 MCB
MCB atau Miniature Circuit Breaker adalah sebuah komponen
listrik yang berguna untuk mengamankan beban lebih atau hubung
singkat (Short Circuit). MCB ada yang khusus didesain untuk DC dan
ada yang didesain khusus untuk AC. Gunakan MCB yang sesuai
karena MCB yang tidak sesuai penggunaannya dapat berakibat
mudah terbakar dikarenakan busur llistrik MCB akan beroperasi
secara otomatis tergantung jenis gangguan dengan memutuskan
arus listrik yang melewatinya. MCB juga digunakan untuk
15. 15
mengamankan kabel – kabel yang terpasang dan bukan perangkat
elektronik seperti inverter. MCB juga menghindari terjadinya
kebakaran jika arus melebihi kemampuan KHA dari kabel yang
terpasang.
Gambar Miniature Circuit Breaker
Pengoperasian otomatis ini dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
cara Magnetic Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik secara
Magnetik) dan Thermal Tripping (Pemutusan hubungan arus listrik
secara Thermal/Suhu).
1. Thermal Tripping
Pada saat kondisi Overload (Kelebihan Beban), Arus yang
mengalir melalui Bimetal menyebabkan suhu Bimetal itu sendiri
menjadi tinggi. Suhu panas tersebut mengakibatkan Bimetal
melengkung sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Gambar Kerja MCB Secara Thermal Tripping
16. 16
2. Magnetic Tripping
Ketika terjadi Hubung Singkat Rangkaian (Short Circuit) secara
mendadak ataupun Kelebihan Beban yang sangat tinggi (Heavy
Overload), Magnetic Trippping atau pemutusan hubungan arus
listrik secara Magnetik akan diberlakukan. Pada saat terjadi
hubungan singkat ataupun kelebihan beban berat, Medan
magnet pada Solenoid MCB akan menarik Latch (palang)
sehingga memutuskan kontak MCB (Trip).
Gambar Kerja MCB Secara Magnetic Tripping
17. 17
2. Prosedur K3 Pemeliharaan Sistem Proteksi PLTS
Dalam memelihara sistem proteksi PLTS Fotovoltaik, penerapan
Prosedur K3 penting untuk perhatikan dan dilaksanakan. hal ini
bertujuan untuk melindungi keselamatan pekerja ketika melaksanakan
pemeliharaan sistem proteksi PLTS. Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi PLTS antara lain
penggunaan perlengkapan Alat Pelindung Diri (APD) serta menjalankan
prosedur yang tepat dalam melaksanakan pekerjaan.
1. Perlengkapan Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat perlengkapan yang
berfungsi untuk melindungi penggunanya dari bahaya atau gangguan
kesehatan dan keselamatan. Berikut alat pelindung diri yang
digunakan dalam pemeliharaan sistem proteksi PLTS antara lain :
a. Wearpack
Wearpack berfungsi untuk melindungi kulit dari benda kasar
dan tajam serta melindungi dari tempat/lingkungan yang kotor.
Gambar Wearpack
b. Sepatu Pelindung
Sepatu pelindung atau safety shoes berfungsi untuk melindungi
kaki (ujung jari kaki) dari tertimpa benda berat, terinjak benda
tajam dan terjatuh akibat lantai yang licin. Sepatu pelindung
juga memiliki sol sepatu yang berfungsi menaikkan resistansi
sehingga apabila ada kebocoran arus listrik maka dapat
menurunkan kemungkinan arus listrik melewati badan.
Gambar Sepatu Pelindung
18. 18
c. Sarung Tangan Listrik
Sarung tangan listrik berfungsi untuk melindungi tangan dari
sengatan listrik ketika melakukan pemeriksaaan maupun
pemeliharaan sistem proteksi.
Gambar Sarung Tangan Listrik
d. Pelindung Pernapasan
Pelindung pernapasan atau masker berfungsi untuk melindungi
pernapasan dari debu ataupun partikel halus di udara.
Gambar Pelindung Pernapasan
e. Kaca Mata Pelindung
Kaca mata pelindung berfungsi melindungi mata dari paparan
objek atau benda asing yang berterbangan ataupun terlempar
sehingga mengakibatkan cedera pada mata.
Gambar Kaca Mata Pelindung
19. 19
f. Pelindung Kepala
Helm proyek atau safety helmet ini berfungsi untuk melindungi
kepala dari benturan, pukulan, atau kejatuhan benda tajam
dan berat yang melayang atau meluncur di udara. Helm ini juga
bisa melindungi kepala dari radiasi panas, api, percikan bahan
kimia, suhu yang ekstrim dan juga melindungi kepala dari
sengatan listrik apabila secara tidak sengaja terkena kabel atau
sambungan listrik.
Gambar Pelindung Kepala
2. Prosedur Pelaksanaan K3 Pemeliharaan Sistem Proteksi PLTS.
Untuk menjaga keselamatan diri ketika melaksanakan pemeliharaan
sistem proteksi PLTS, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain :
a. Gunakan alat pelindung diri lengkap sebelum melaksanakan
pemeliharaan sistem proteksi PLTS.
b. Baca prosedur pemeliharaan dengan baik sebelum
melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi PLTS
c. Dalam melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi harus
dalam keadaan tidak bertegangan atau dalam keadaan sistem
padam secara keseluruhan.
d. Laksanakan pemeliharaan sistem proteksi dalam kondisi cuaca
yang baik.
20. 20
3. Dokumen Spesifikasi Teknis dan Petunjuk Pemeliharaan
Ketika melaksanakan pemeliharaan terhadap sistem Proteksi PLTS
Fotovoltaik, dibutuhkan dokumen spesifikasi teknis serta petunjuk
pemeliharaan yang digunakan sebagai panduan ketika melaksanakan
pekerjaan perbaikan hingga penggantian komponen sistem proteksi.
Dokumen spesifikasi teknis biasanya berupa buku manual dari
manufaktur pembuat sistem PLTS, datasheet komponen, jenis material
atau bahan, gambar komponen, Single Line Diagram, hingga garansi
produk. Sedangkan dokumen petunjuk pemeliharaan berisi list item
pekerjaan pemeliharaan sistem proteksi yang diberikan atau dikeluarkan
oleh vendor pelaksana pembangunan pembangkit PLTS.
21. 21
4. Prosedur Pemeriksaan Kondisi Fisik Serta Tindakan Korektif
Pemeliharaan Sistem Proteksi dan Pentanahan
3.1 SPD (Surge Protecting Device)
Pemeriksaan kondisi fisik terhadap SPD dapat dilakukan
secara visual dimana SPD harus menunjukan indikator status
yang berwarna hijau atau indikator yang menandakan bahwa
SPD tersebut masih berfungsi dengan baik. Saat indikator SPD
menunjukan masa hidup dari perangkat telah berakhir atau
rusak, biasanya indikator status menunjukkan warna merah
pada SPD.
Gambar Status Indikator SPD Berwarna Hijau (masih berfungsi)
Gambar Status Indikator SPD Berwarna Merah (tidak berfungsi)
Selain pemeriksaan secara visual, pemeriksaan terhadap
SPD dapat dilakukan dengan cara mengecek terminal sisi
sambungan kabel dengan menggunakan obeng untuk
memastikan tidak ada koneksi kabel yang longgar ataupun
22. 22
terlepas pada sisi terminal sambungan karena hal ini dapat
mengakibatkan kegagalan proteksi pada komponen SPD itu
sendiri. Serta pastikan kembali bahwa pembumian SPD
terpasang dan memiliki resistansi yang rendah ke titik
pembumian.
Gambar Pemeriksaan Koneksi Terminal Kabel Menggunakan
Obeng
Apabila setelah pemeriksaan terdapat kondisi SPD yang
rusak, tindakan korektif yang dapat dilakukan adalah segera
ganti SPD dengan komponen baru yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh sistem. Pastikan kembali
pemasangan kabel pada terminal sambungan terpasang dengan
baik dan sesuai jalurnya serta pastikan SPD cadangan selalu
tersedia dikarenakan SPD dituntut harus selalu terpasang
dalam keadaan yang baik untuk melindungi perangkat
elektronik seperti inverter terlindungi dari sambaran petir
berikutnya.
23. 23
3.2 Fuse
Pengecekan dan pemeliharaan terhadap fuse dapat
dilakukan dengan cara antara lain :
1. Pemeriksaan fisik komponen secara visual apakah kawat
tahanan di dalam fuse putus atau tidak yang menandakan fuse
masih berfungsi atau tidak. Cek juga kondisi fisik dari fuse
apakah ada tanda – tanda terbakar yang menandakan fuse
masih berfungsi dengan baik.
Gambar Fuse Terbakar
2. Pengukuran dengan menggunakan multimeter pada
pengukuran tahanan atau resistansi, yang digunakan untuk
mengukur nilai tahanan fuse dimana apabila menunjukkan
nilai ”0” Ohm (Short) maka kondisi fuse tersebut dalam
keadaan baik. Sedangkan apabila nilai tahanan menunjukkan
tak terhingga, maka fuse tersebut dinyatakan telah putus atau
terbakar.
Gambar Pengukuran Tahanan Fuse Short/Kondisi Fuse Baik
24. 24
Gambar Pengukuran Tahanan Fuse Tak Terhingga/Kondisi
Fuse Putus atau Rusak
Apabila menemukan kondisi fuse yang rusak, maka segera
ganti dengan fuse yang baru sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan oleh sistem. Pastikan fuse baru yang terpasang
dalam kondisi yang baik serta pastikan ketersediaan cadangan
fuse di lapangan.
3.3 MCB (Miniatur Circuit Breaker)
Pemeriksaan MCB dapat dilakukan dengan cara antara
lain :
a. Cek kondisi fisik secara visual, apakah ada tanda – tanda
terbakar pada sisi sambungan terminal kabel.
b. Cek kondisi tuas on/off dari MCB masih berfungsi dengan
baik.
c. Cek MCB yang digunakan sesuai peruntukannya (AC
ataupun DC)
d. Cek apakah ada bunyi percikan listrik ketika MCB
beroperasi yang menandakan bahwa ada konektor kabel
yang longgar pada sisi terminal sambungan kabel.
e. Ukur tegangan jatuh pada keluaran MCB menggunakan
multimeter. Pastikan output pada MCB bertegangan saat
tuas MCB di On – kan dan tidak bertegangan pada saat di
Off – kan, untuk memastikan MCB dalam keadaan baik.
25. 25
Gambar Pengukuran Tegangan Jatuh MCB
sisi Input dan Output
Tindakan korektif yang harus dilakukan apabila
menemukan koneksi kabel yang longgar pada terminal, segera
kencangkan sambungan dengan menggunakan obeng. Segera
ganti komponen dengan MCB yang baru apabila menemukan
kondisi MCB yang terbakar kemudian MCB yang kondisi tuasnya
sudah tidak berfungsi dengan baik ataupun tidak ada tegangan
jatuh pada saat MCB di On - kan. Ganti MCB sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan oleh sistem serta pastikan kabel
terpasang dengan baik pada terminal sambungan dikarenakan
koneksi kabel yang longgar dapat menimbulkan percikan api dan
panas yang dapat terakumulasi sehingga dapat mengakibatkan
MCB terbakar. Pastikan juga memiliki MCB cadangan dilapangan
untuk menggatikan MCB yang rusak.
3.4 Sistem Pembumian (Grounding System)
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap kondisi dari
sistem pembumian, yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Mengukur nilai tahanan pentanahan dengan menggunakan
Earth Tester. Pengukuran terhadap nilai tahanan
pentanahan perlu dilakukan guna menjaga nilai tahanan
26. 26
pentanahan tetap terjaga <5 Ohm sesuai dengan yang
dipersyaratkan oleh PUIL 2011. Nilai tahanan pentanahan
harus <5 Ohm agar penyaluran arus bocor yang diakibatkan
oleh hubung singkat dan juga sambaran petir dapat
tersalurkan dengan baik ke dalam tanah.
Gambar Pengukuran Nilai Tahanan Pentanahan
2. Cek secara rutin kondisi fisik dari konektor sambungan kabel
ke ground rod apakah terpasang dengan kuat serta tidak
terdapat korosi pada konektor sambungan dikarenakan
korosi dapat menambah nilai tahanan pentanahan serta
dapat memutuskan kabel penghantar.
Gambar Korosi Pada Kabel Sistem Pentanahan
Lakukan pengukuran nilai tahanan pentanahan secara
rutin minimal setahun sekali dengan menggunakan Earth Tester
untuk memastikan nilai tahanan pentanahan <5 Ohm. Apabila
27. 27
hasil pengukuran nilai tahanan pentanahan >5 Ohm, maka
tindakan korektif yang dapat dilakukan yaitu dengan
menambahkan ground rod baru yang dihubungkan secara
paralel dengan ground rod utama hingga mencapai nilai
pentanahan <5 Ohm. Pastikan juga tidak ada korosi pada
konektor sambungan kabel pentanahan, segera ganti
dikarenakan dapat mengakibatkan kenaikan nilai tahanan
pentanahan.
5. Prosedur Pengisian Laporan Pemeliharaan Sistem Proteksi
Dalam melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi PLTS fotovoltaik,
dibutuhkan laporan hasil pelaksanaan pemeliharaan sistem proteksi.
Laporan pemeliharaan biasanya berisi check list pekerjaan pengecekan
setiap komponen, kondisi komponen serta status penggantian komponen.
Laporan pemeliharaan sistem proteksi didokumentasikan sebagai
laporan untuk atasan ataupun teknisi yang sedang melaksanakan
perbaikan sebagai rekam jejak terhadap pemeliharaan sistem secara
berkala.
Berikut contoh bentuk laporan pemeliharaan sistem proteksi :
Laporan Pemeliharaan Sistem Proteksi
PLTS Fotovoltaik
Nama Pemeriksa :
Tanggal Pemeliharaan :
No. Item Pekerjaan
Kondisi
Komponen Keterangan
Tindakan
Korektif
Status
Pemesanan
Barang
Baik Buruk
1. MCB (Miniature
Circuit Breaker)
- Cek kondisi fisik
secara visual
(terbakar atau
tanda hangus)
- Cek kondisi tuas
On/Off
- Cek MCB sesuai
peruntukannya
(AC atau DC)
(Kondisi
pemeriksaan
komponen)
(Penggantian,
atau
perbaikan
terhadap
komponen)
(Status
pemesanan
barang baru)
28. 28
- Cek kekencangan
kabel pada
terminal input
maupun output
- Ukur tegangan
jatuh pada input
dan output MCB
2. Fuse
- Cek kondisi fisik
secara visual
(kawat tahanan
putus, jenis fuse
yang digunakan
apakah sesuai AC
ataupun DC)
- Ukur tahanan
fuse (”0”
Ohm/short)
3. SPD (Surge
Protecting Device)
- Cek kondisi fisik
secara visual
(warna indikator
status SPD)
- Cek kekencangan
koneksi kabel
pada terminal
- Cek konektivitas
serta resistansi
yang terhubung
ke titik
pembumian
4. Sistem Pentanahan
- Ukur nilai
tahanan
pentanahan pada
ground rod utama
- Cek kondisi fisik
konektor
sambungan
(karat, terlepas,
kabel putus)
Nama Pemeriksa
TTD
29. 29
F. LANGKAH KERJA
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
1. Menyiapkan Perlengkapan
Pemeliharaan Sistem Proteksi
Dokumen Spesifikasi Teknis, buku
manual dari manufaktur pembuat
sistem PLTS dan Petunjuk
Pemeliharaan
Menyiapkan alat kerja
Pemeliharaan kondisi
sistem proteksi pada
sistem PLTS
Fotovoltaik sesuai
dengan SOP.
1.1 Menyiapkan dokumen spesifikasi teknis dan
petunjuk pemeliharaan
1.2 Menyiapkan alat kerja : Multimeter, Earth Tester,
Obeng Set, Tang Set, Kunci Pas.
30. 30
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Menggunakan APD 1.3 Menggunakan APD berupa wearpack, pelindung
kepala, masker, sarung tangan dan sepatu safety
2. Melaksanakan Pemeliharaan
Sistem Proteksi
MCB (Miniature Circuit Beaker)
Cek kondisi fisik MCB
2.1 Melaksanakan Pemeliharaan MCB
2.1.1 Lakukan pengecekan kondisi fisik dari MCB
secara visual apakah terdapat bekas terbakar
atau tanda – tanda hangus pada terminal.
Cek MCB yang digunakan sesuai jenisnya
baik AC ataupun DC
Tindakan Korektif
Ganti komponen MCB dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan
komponen MCB cadangan.
Terbakar
31. 31
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Cek tuas On/Off MCB 2.1.2 Lakukan pengecekan terhadap kondisi tuas
On/Off pada MCB. Naikkan kemudian
turunkan tuas dan periksa apakah ada cacat
atau kelainan pada MCB (Susah digerakkan
atau tuas selalu dalam kondisi Off)
Tindakan Korektif
Ganti komponen MCB dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan komponen
MCB cadangan
Tanda
Hangus
32. 32
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Cek kekencangan terminal kabel
Ukur tegangan jatuh MCB
2.1.3 Lakukan pengecekan terhadap kekencangan
terminal kabel dengan menggunakan obeng.
Tindakan Korektif
Kencangkan baut dari terminal yang longgar
menggunakan obeng sesuai dengan ukuran
yang benar supaya terminal tidak cepat aus.
2.1.4 Lakukan pengukuran tegangan jatuh pada
sisi output ketika MCB di On – kan untuk
memastikan MCB dalam keadaan baik.
Tindakan Korektif
Ganti komponen MCB dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan komponen
MCB cadangan
33. 33
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Fuse
Cek Kondisi Fisik Fuse
Ukur tahanan fuse
Pengkuran short atau jarum
bergerak ke angka ”0” Ohm yang
menandakan fuse dalam keadaan
baik
2.2 Melaksanakan Pemeliharaan Fuse
2.2.1 Lakukan pengecekan kondisi fisik dari fuse
apakah kawat tahanan dari fuse putus atau
terdapat tanda terbakar pada fuse yang
terpasang. Cek juga apakah fuse yang
digunakan sudah sesuai peruntukannya (AC
ataupun DC)
Tindakan Korektif
Ganti komponen fuse dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan komponen
fuse cadangan
2.2.2 Lakukan pengukuran tahanan fuse
menggunakan multimeter (“0” Ohm/Short
maka fuse dalam keadaan baik sedangkan
“∞”/Tak Terhingga maka fuse dalam keadaan
rusak)
Tindakan Korektif
Ganti komponen fuse dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan komponen
fuse cadangan
Terbakar
34. 34
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Pengkuran tahanan “∞” atau jarum
tidak bergerak yang menandakan
fuse dalam keadaan putus atau
rusak
SPD (Surge Protecting Device)
Cek kondisi fisik SPD
Indikator berwarna merah
2.3 Melaksanakan Pemeliharaan SPD
2.3.1 Lakukan pengecekan kondisi fisik dari SPD
di sisi AC dan DC apakah status indikator
dari SPD berwarna merah yang menandakan
SPD sudah tidak berfungsi dengan baik.
Tindakan Korektif
Ganti komponen SPD dengan komponen
yang baru sesuai dengan spesifikasi teknis
yang dibutuhkan. Selalu sediakan komponen
SPD cadangan
35. 35
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Cek kekencangan terminal kabel
Grounding System
Ukur nilai tahanan pentanahan
2.3.2 Lakukan pengecekan terhadap kekencangan
terminal kabel dengan menggunakan obeng
serta lakukan pengecekan konektivitas
pembumian dan ukur resistansi pembumian.
Tindakan Korektif
Kencangkan baut dari terminal yang longgar
menggunakan obeng.
2.4 Melaksanakan Pemeliharaan Grounding
System
2.4.1 Lakukan pengukuran nilai tahanan
pentanahan pada ground rod utama
menggunakan Earth Tester. Nilai tahanan
pentanahan terukur harus bernilai <5 Ohm
sesuai dengan PUIL.
Tindakan Korektif
Tambahkan ground rod yang dihubungkan
secara paralel dengan ground rod utama,
kemudian ukur kembali nilai tahanan
pentanahan hingga mencapai <5 Ohm
36. 36
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Cek kondisi fisik konektor
sambungan
Karat pada konektor sambungan
dapat berakibat bertambahnya
resistansi tahanan pentanahan
2.4.2 Lakukan pengecekan kondisi fisik konektor
sambungan apakah berkarat sehingga
mengakibatkan sambungan terputus
ataupun terdapat koneksi sambungan yang
longgar.
Tindakan Korektif
Bersihkan kotoran dan karat yang menempel
jika perlu ganti konektor sambungan dengan
yang baru kemudian kencangkan kembali
konektor sambungan dengan kunci pas.
3 Melaksanakan Pemeliharaan
Sistem Proteksi
Laporan pemeliharaan sistem
proteksi
3.1 Membuat laporan pemeliharaan sistem proteksi
sesuai prosedur
3.2 Mendokumentasikan laporan pemeliharaan
sistem proteksi sesuai prosedur
37. 37
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
No PANDUAN GAMBAR CAPAIAN KETERANGAN
Perilaku Kerja :
Pelaksanaan memelihara sistem
proteksi PLTS Fotovoltaik
membutuhkan kompetensi perilaku
:
1. Melakukan dengan sistematis
sesuai SOP
2. Dilakukan dengan teliti untuk
detail proses
3. Pencatatan hasil pemeriksaan
dengan detail dan teliti
Indikator perilaku :
1. Mengikuti tahapan
sesuai SOP
2. Melakukan
pemeriksaan
secara detail dan
teliti
3.Pengukuran dicatat
pada form
pemeriksaan secara
detail dan teliti
Alat yang digunakan :
1. Daftar alat yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan
2. Form isian pemeriksaan
3. SOP pelaksanaan memelihara sistem proteksi PLTS
Fotovoltaik
38. 38
G. IMPLEMENTASI UNIT KOMPETENSI
Elemen Kompetensi 1
Menyiapkan perlengkapan pemeliharaan sistem proteksi
Aktivitas 1.2 :
Silahkan untuk menggunakan APD, dokumen spesifikasi
teknis dan petunjuk pemeliharaan, menyiapkan peralatan,
peralatan pendukung dan bahan – bahan yang digunakan
untuk memelihara sistem proteksi PLTS Fotovoltaik
Baca Referensi 1.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa
dokumen spesifikasi teknis (datasheet atau manual book) dari
beberapa komponen sistem proteksi antara lain MCB, Fuse,
dan juga SPD.
Video Youtube 1.4 :
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video
tersebut.
Aktivitas 1.3 :
Silahkan untuk memeriksa fungsi peralatan (kalibrasi),
memeriksa peralatan pendukung (tangga, cangkul, linggis, dll),
Memeriksa komponen sistem proteksi dan pentanahan dengan
benar
39. 39
CEK LIST
MEMELIHARA SISTEM PROTEKSI PLTS FOTOVOLTAIK
NO ITEM CEK √ / X KETERANGAN
Perlengkapan APD
1 Wearpack
2 Pelindung Kepala
3 Sarung Tangan
4 Masker
5 Sepatu safety
Peralatan
1 Multimeter Analog
2 Multimeter Digital
3 Earth Tester
4 Obeng Set
5 Tang Set
6 Kunci Pas
Bahan
1 MCB AC dan DC
2 SPD AC dan DC
3 Fuse AC dan DC
4 Amplas
Keterangan symbol
√ = Ada dan siap digunakan
X = Tidak ada
40. 40
Elemen Kompetensi 2
Melaksanakan pemeliharaan sistem proteksi
Baca Referensi 2.1:
Silahkan untuk mencari informasi dan membaca beberapa hal
sebagai berikut:
1. Jenis dan type komponen sistem proteksi yang akan
diperiksa
2. Nilai standar spesifikasi komponen sistem proteksi dan
pentanahan
3. Cara melakukan pemeliharaan sistem proteksi
Diskusi 2.2:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil mencarian informasi
mengenai hal yang telah Anda pelajari:
1. Jenis dan type komponen sistem proteksi yang akan
diperiksa
2. Nilai standar spesifikasi komponen sistem proteksi dan
pentanahan
3. Cara melakukan pemeliharaan sistem proteksi
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.
Membaca 2.3 :
Silahkan untuk membaca langkah kerja atau SOP sebagai
panduan dalam memelihara sistem proteksi PLTS Fotovoltaik
Catat hasil pemeliharaan.
Aktivitas 2.4:
Silahkan untuk mencoba memelihara sistem proteksi PLTS
Fotovoltaik
41. 41
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
Pikirkan 2.6 :
Aspek K3 yang penting diperhatikan dalam proses
pelaksanaan memelihara sistem proteksi PLTS
Fotovoltaik:
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
________________________________________________________
Video Youtube 2.5 :
Silahkan melihat youtube berikut ini:
Link:
Catat rangkum hasil Anda menyaksikan tayangan video
tersebut.
42. 42
Elemen Kompetensi 3
Membuat laporan pemeliharaan sistem proteksi
Penilaian:
Penilaian Catatan :
Memenuhi/Belum Memenuhi
Capaian Pembelajaran
Peserta Instruktur
Nama/Tandatangan/tgl Nama/Tandatangan/tgl
Aktivitas 3.3:
Silahkan untuk mencoba membuat laporan pemeliharaan
sistem proteksi
Baca Referensi 3.1:
Silahkan untuk mencari informasi contoh laporan
pemeliharaan sistem proteksi
Diskusi 3.2:
Silahkan untuk mendiskusikan hasil pencarian informasi
mengenai hal yang telah Anda pelajari:
1. Isi laporan pemeliharaan sistem proteksi
2. Fungsi laporan pemeliharaan sistem proteksi
Dari hasil diskusi yang dilakukan dalam kelompok, buatlah
catatan dan presentasikan di kelas hasil diskusi setiap
kelompok.
43. 43
H. LAMPIRAN
KAMUS ISTILAH
Bimetal
Ground rod
Hubung Singkat
(Korsleting)
Benda yang terbuat dari dua lapisan logam
dengan sifat ekspansi termal berbeda, sehingga
bisa melengkung saat terkena panas
Merupakan stik berbahan tembaga yang
berfungsi sebagai material penghantar sebaran
arus petir ke dalam tanah
Gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan
dimana ada 2 penghantar yang memiliki beda
tegangan terhubung dengan kondisi hambatan
listrik yang rendah sehingga timbul arus listrik
yang besar
Impedansi
PUIL (Persyaratan Umum
Instalasi Listrik)
Ukuran hambatan listrik pada sumber arus
bolak – balik
Dokumen SNI yang digunakan sebagai standar
acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik
tegangan rendah untuk rumah tangga, gedung
perkantoran, gedung publik dan bangunan
lainnya
44. 44
REFERENSI
ing. Bagus Ramadhani, M.Sc., 2018. “Instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya, Dos &
Don’ts” Jakarta : Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH
Energising Development (EnDev) Indonesia
Kho, Dickson. 2020. “Pengertian MCB (Mini Circuit Breaker) dan Prinsip Kerjanya”.
https://teknikelektronika.com/pengertian-mcb-miniature-circuit-breaker-prinsip-kerja-
mcb/. Diakses pada 30 Mei 2022.
warungenergi.com, “DC Fuse, Penting Tidak Penting?”, 28 Juni 2021.
https://artikel.warungenergi.com/blog/dc-fuse-penting-tidak-penting/. Diakses pada 10
Mei 2022.
45. 45
UNIT KOMPETENSI
KODE UNIT : D.35EBT14.007.1
JUDUL UNIT : Memelihara Sistem Proteksi PLTS Fotovoltaik
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
yang dibutuhkan dalam kegiatan memelihara
kondisi sistem proteksi pada sistem PLTS
Fotovoltaik.
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menyiapkan
perlengkapan
pemeliharaan sistem
proteksi
1.1 Perlengkapan Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disiapkan sesuai
regulasi yang berlaku.
1.2 Peralatan untuk pemeliharaan sistem
proteksi disiapkan sesuai prosedur.
1.3 Dokumen spesifikasi teknis komponen dan
petunjuk pemeliharaan sistem proteksi dari
manufaktur disiapkan.
2. Melaksanakan
pemeliharaan sistem
proteksi
2.1 Kondisi fisik sistem proteksi diperiksa sesuai
prosedur.
2.2 Tegangan jatuh pada setiap MCB diperiksa
sesuai prosedur.
2.3 Tahanan setiap fuse diperiksa sesuai
prosedur.
2.4 Tahanan pentanahan pada setiap Surge
Protection Device (SPD) diperiksa sesuai
prosedur.
2.5 Tindakan korektif dilakukan sesuai prosedur
yang ditentukan.
3. Membuat laporan
pemeliharaan sistem
proteksi
3.1 Laporan pelaksanaan sistem proteksi dibuat
sesuai prosedur.
3.2 Laporan pelaksanaan sistem proteksi
didokumentasikan sesuai prosedur.
46. 46
BATASAN VARIABEL
1. Konteks variabel
1.1 Kondisi fisik yang dimaksud meliputi: MCB, fuse, dan proteksi
tegangan surja (SPD).
1.2 Unit kompetensi ini dapat digunakan di bidang PLTS Fotovoltaik,
khususnya pada proses pemeliharaan sistem proteksi.
1.3 Sistem proteksi adalah suatu sistem pengamanan terhadap
peralatan listrik, yang diakibatkan adanya gangguan teknis,
gangguan alam, kesalahan operasi, dan penyebab yang lainnya.
1.4 Tindakan korektif adalah kegiatan pemeliharaan yang meliputi
penambahan atau penggantian MCB, sekring/fuse, dan SPD.
2. Peralatan dan perlengkapan
2.1 Peralatan
2.1.1 Alat Pelindung Diri (APD)
2.1.2 Alat-alat ukur
2.1.3 Hand tools
2.2 Perlengkapan
2.2.1 Alat tulis kantor
2.2.2 Petunjuk pemeliharaan
3. Peraturan yang diperlukan
3.1 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 12 Tahun 2015 tentang
Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja Listrik di Tempat
Kerja jo Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 33 Tahun 2015
4. Norma dan standar
4.1 Norma
(Tidak ada.)
4.2 Standar
4.2.1 SNI 0225:2011/Amd 5:2016 Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2011 (PUIL 2011) - Amendemen 5 (IEC 60364-5-
56:2009, MOD)
47. 47
PANDUAN PENILAIAN
1. Konteks penilaian
1.1 Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemampuan yang meliputi
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam
melaksanakan pekerjaan.
1.2 Penilaian dapat dilakukan ditempat kerja, di luar tempat kerja atau
kombinasi keduanya. Apabila assessment dilakukan di luar tempat
kerja, simulasi harus digunakan dengan karakteristik yang
mencerminkan kondisi tempat kerja yang sebenarnya.
1.3 Metode assessment yang dapat diterapkan meliputi: tes tertulis, tes
lisan/ wawancara, observasi demonstrasi/praktik, verifikasi bukti/
portofolio.
2. Persyaratan kompetensi
(Tidak ada.)
3. Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan
3.1 Pengetahuan
3.1.1 Tata cara memelihara sistem proteksi sesuai manual peralatan
3.1.2 Troubleshooting sistem proteksi sesuai dengan manual operasi
peralatan
3.1.3 Penggunaan peralatan dan perlengkapan kerja sesuai dengan
petunjuk penggunaan dari pabrikan
3.2 Keterampilan
3.2.1 Menggunakan alat ukur listrik dan pembersih sesuai prosedur
3.2.2 Memecahkan masalah teknis sederhana terkait dengan sistem
proteksi seperti mengganti MCB, sekring, dan SPD yang rusak,
serta mengencangkan konektor yang kendor
4. Sikap kerja yang diperlukan
4.1 Teliti dalam pengukuran tegangan dan tahanan pada sistem proteksi
4.2 Disiplin dalam mematuhi perinah kerja
48. 48
4.3 Cermat dalam penyiapan alat dan bahan pemeliharaan sistem
proteksi
4.4 Bertanggung jawab dalam melaksanakan pemeliharaan sistem
proteksi
5. Aspek kritis
5.1 Kecermatan dalam melakukan tindakan korektif sesuai prosedur