SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
-1-
LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK
INDONESIA
PERATURAN
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH
NOMOR 2 TAHUN 2015
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG UNIT
LAYANAN PENGADAAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH,
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran kerjasama antar
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dalam
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
diperlukan penyempurnaan Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan;
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157
Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 314);
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat
Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);
-2-
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2012
TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN.
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Kepala Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5
Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan diubah sebagai
berikut:
1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah
lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana
diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun
2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden
Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
2. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah
kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari
perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya
seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa.
3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah
pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran
Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah
atau pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD.
4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut
KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk
menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala
Daerah untuk menggunakan APBD.
-3-
5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut
PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas
pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP
adalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/
Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi
melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat
permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit
yang sudah ada.
7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk
melaksanakan Pengadaan Langsung.
8. Kelompok Kerja ULP selanjutnya disebut Pokja ULP
adalah kelompok kerja yang terdiri dari pejabat
fungsional pengadaan yang berjumlah gasal dan
beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat
ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan, yang
bertugas untuk melaksanakan pemilihan Penyedia
Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/Pemerintah
Daerah/Institusi.
9. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah
tanda bukti pengakuan dari Pemerintah atas
kompetensi dan kemampuan profesi di bidang
Pengadaan Barang/Jasa.
10. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang
perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya.
11. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan
oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi
dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak
dalam proses Pengadaan Barang/Jasa.
12. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya
disebut LPSE adalah adalah unit kerja K/L/D/I yang
dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan
Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.
13. Strategi Pengadaan adalah usaha terbaik yang
dilakukan untuk mencapai tujuan pengadaan dalam
mendapatkan barang/jasa yang tepat kualitas, tepat
kuantitas, tepat waktu, tepat sumber dan tepat harga
berdasarkan aturan/prosedur, etika, kebijakan dan
prinsip pengadaan.
14. Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat strategis adalah
Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka pencapaian
program prioritas Pemerintah dan/atau menjadi
perhatian publik.
-4-
2. Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) Pasal 3 diubah,
serta di antara ayat (3) dan ayat (4) Pasal 3 disisipkan 1
(satu) ayat yakni ayat (3a), sehingga Pasal 3 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 3
(1) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi membentuk ULP yang bersifat permanen, dapat
berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada.
(2) ULP dapat diwadahi dalam unit struktural tersendiri
yang pembentukannya berpedoman kepada peraturan
perundang-undangan.
(3) ULP yang melekat pada unit yang sudah ada
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan
pada unit struktural yang secara fungsional
melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Pengadaan
Barang/Jasa.
(3a)Perangkat ULP ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi.
(4) Perangkat ULP ditetapkan sesuai kebutuhan paling
kurang terdiri atas fungsi dan tugas:
a. Sebagai pejabat pimpinan tinggi pratama atau
jabatan administrator atau jabatan pengawas, yang
berkedudukan sebagai Kepala;
b. Sebagai jabatan administrator atau jabatan pengawas
atau jabatan pelaksana atau pejabat fungsional
umum yang berkedudukan sebagai personil
Ketatausahaan/ Sekretariat; dan/atau
c. Sebagai pejabat fungsional umum atau jabatan
pelaksana atau pejabat fungsional keahlian/tertentu
yang berkedudukan sebagai anggota ULP.
(5) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi
menyediakan anggaran untuk membiayai seluruh
kegiatan ULP.
3. Di antara Pasal 3 dan Pasal 4 disisipkan 1 (satu) pasal,
yakni Pasal 3A sehingga berbunyi:
Pasal 3A
(1) Dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi menyatakan ULP tidak
dapat/tidak mampu melakukan Pengadaan
Barang/Jasa yang bersifat strategis maka dapat
mengajukan permohonan kepada Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya.
-5-
(2) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dapat menerima/menolak permohonan tersebut.
(3) Dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi lainnya menerima
permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
ditindaklanjuti dengan Nota Kesepahaman atau
Penugasan.
(4) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan
Institusi lainnya menindaklanjuti permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) maka
memerintahkan kepada Kepala ULP untuk membentuk
Kelompok Kerja (Pokja) sesuai dengan permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Kepala ULP menindaklanjuti perintah Menteri/Pimpinan
Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya
sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dengan
menugaskan anggota ULP atau personil di luar anggota
ULP yang telah disepakati dalam Nota Kesepahaman,
atau diberikan penugasan untuk menjadi anggota Pokja
pada Pokja sebagaimana dimaksud pada ayat (4).
4. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi sebagai
berikut:
Pasal 9
Kewenangan ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7,
meliputi:
a. menetapkan Dokumen Pengadaan;
b. menetapkan pemenang untuk:
1) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa
Lainnya yang bernilai paling tinggi
Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau
2) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling
tinggi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah);
c. mengusulkan penetapan pemenang kepada PA:
1) pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai di atas
Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah); atau
2) pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi
dengan nilai di atas Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh
miliar rupiah) melalui Kepala ULP;
d. mengusulkan kepada PA/KPA agar Penyedia
Barang/Jasa yang melakukan perbuatan dan tindakan
seperti penipuan, pemalsuan, dan pelanggaran lainnya
untuk dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar
Hitam; dan
-6-
e. memberikan sanksi administratif kepada Penyedia
Barang/Jasa yang melakukan pelanggaran, perbuatan
atau tindakan sebagaimana yang berlaku dalam
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta
perubahannya.
5. Ketentuan ayat (1) Pasal 10 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 10
(1) Ruang lingkup tugas Kepala ULP meliputi:
a. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
ULP;
b. menyusun dan melaksanakan Strategi Pengadaan
ULP;
c. menyusun program kerja dan anggaran ULP;
d. mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan
Barang/Jasa di ULP dan melaporkan apabila ada
penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan;
e. membuat laporan pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa
kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala
Daerah/Pimpinan Institusi;
f. melaksanakan pengembangan dan pembinaan
Sumber Daya Manusia ULP;
g. menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota
ULP ke dalam Kelompok Kerja (Pokja) ULP sesuai
kebutuhan/beban kerja;
h. mengusulkan pemberhentian anggota ULP kepada
Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/
Pimpinan Institusi, apabila terbukti melakukan
pelanggaran peraturan perundang-undangan
dan/atau KKN; dan
i. mengusulkan pejabat fungsional umum/jabatan
pelaksana/Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja sebagai personil Ketatausahaan/Sekretariat
ULP sesuai dengan kebutuhan.
(2) Kepala ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
merangkap dan bertugas sebagai anggota Pokja ULP.
6. Ketentuan ayat (1) Pasal 12 diubah sehingga berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 12
(1) Ruang lingkup tugas Pokja ULP meliputi:
a. melakukan kaji ulang terhadap spesifikasi dan Harga
Perkiraan Sendiri paket-paket yang akan
dilelang/seleksi;
-7-
b. mengusulkan perubahan Harga Perkiraan Sendiri,
Kerangka Acuan Kerja/spesifikasi teknis pekerjaan
dan rancangan kontrak kepada PPK;
c. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa
dan menetapkan Dokumen Pengadaan;
d. melakukan pemilihan Penyedia Barang/Jasa mulai
dari pengumuman kualifikasi atau pelelangan
sampai dengan menjawab sanggah;
e. mengusulkan penetapan pemenang kepada PA:
1) pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan
Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya
dengan nilai di atas Rp.100.000.000.000,-
(seratus miliar rupiah); atau
2) pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan
Langsung untuk paket Pengadaan Jasa
Konsultansi dengan nilai di atas
Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah)
melalui Kepala ULP;
f. menetapkan pemenang untuk:
1) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk
paket Pengadaan Barang/Pekerjaan
Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling
tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar
rupiah); atau
2) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket
Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling
tinggi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
rupiah);
g. menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan/Berita
Acara Hasil Seleksi kepada PPK melalui Kepala ULP;
h. membuat laporan mengenai proses dan hasil
Pengadaan Barang/Jasa kepada Kepala ULP;
i. memberikan data dan informasi kepada Kepala ULP
mengenai Penyedia Barang/Jasa yang melakukan
perbuatan seperti penipuan, pemalsuan dan
pelanggaran lainnya; dan
j. mengusulkan bantuan Tim Teknis dan/atau Tim Ahli
kepada Kepala ULP.
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Pokja dan setiap
anggota Pokja ULP mempunyai kewenangan yang sama
dalam pengambilan keputusan yang ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak.
(3) Penetapan pemenang oleh Pokja ULP sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak bisa diganggu
gugat oleh Kepala ULP.
(4) Anggota Pokja ULP dapat bertugas dan menjadi Pejabat
Pengadaan di luar ULP.
-8-
Pasal II
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal
KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN
PENGADAAN BARANG/JASA
PEMERINTAH,
AGUS RAHARDJO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR

More Related Content

What's hot

Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Winarto Winartoap
 
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
PA_Klaten
 
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
KutsiyatinMSi
 

What's hot (19)

Ind puu-7-2011-permen-lh-14-th-2011-perumusan-muatan-pplh2
Ind puu-7-2011-permen-lh-14-th-2011-perumusan-muatan-pplh2Ind puu-7-2011-permen-lh-14-th-2011-perumusan-muatan-pplh2
Ind puu-7-2011-permen-lh-14-th-2011-perumusan-muatan-pplh2
 
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
Permenkumham no.2 tahun 2016 ttg tata cara pengajuan permohonan pengesahan ba...
 
perka lan 9 tahun 2017 tentang pedoman pengangkatan kedalam jfak melalui inpa...
perka lan 9 tahun 2017 tentang pedoman pengangkatan kedalam jfak melalui inpa...perka lan 9 tahun 2017 tentang pedoman pengangkatan kedalam jfak melalui inpa...
perka lan 9 tahun 2017 tentang pedoman pengangkatan kedalam jfak melalui inpa...
 
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaanPp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
Pp 37 th 2015 tunjangan perintis kemerdekaan
 
04 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_201604 perka nomor_7_tahun_2016
04 perka nomor_7_tahun_2016
 
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaianmateri rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
materi rakor p3d deputi bidang pembinaan manajemen kepegawaian
 
Permendagri 68 th 2015
Permendagri 68 th 2015Permendagri 68 th 2015
Permendagri 68 th 2015
 
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usahaSyarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
Syarat perpanjangan jangka waktu hak guna usaha
 
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
Permen PU Nomor 23 Tahun 2010 tentang Perubahan Peraturan Menteri Nomor:02/PR...
 
Sk Pengelola Anggaran
Sk Pengelola AnggaranSk Pengelola Anggaran
Sk Pengelola Anggaran
 
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2020 Tentang Perubahan...
 
SK Tenaga Honor dan Kontrak MS Jantho 2013
SK Tenaga Honor dan Kontrak MS Jantho 2013SK Tenaga Honor dan Kontrak MS Jantho 2013
SK Tenaga Honor dan Kontrak MS Jantho 2013
 
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
Rencana Strategis Inspektorat Jenderal KLHK Tahun 2015-2019
 
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
2014 Sk tim penyusun laporan tahunan
 
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
Pp 30 th 2015 gaji pns 2015
 
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
Paparan deputi wasdal bkn pp 94 2021 disiplin
 
Salinan Surat Edaran SE 16-mbu-11-2021
Salinan Surat Edaran SE 16-mbu-11-2021Salinan Surat Edaran SE 16-mbu-11-2021
Salinan Surat Edaran SE 16-mbu-11-2021
 
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
PERATURAN INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR...
 
Sk penempatan
Sk penempatanSk penempatan
Sk penempatan
 

Similar to Perka lkpp ttg ulp

Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 new
biancamulus
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
kunwidiatmono82
 
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malangUrgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
ramket
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
ADIJM
 

Similar to Perka lkpp ttg ulp (20)

Perpres no 70 th 2012 new
Perpres  no 70 th 2012 newPerpres  no 70 th 2012 new
Perpres no 70 th 2012 new
 
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasingPerka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
Perka lkpp 14 2015. tentang e purchasing
 
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
Peraturan Kepala LKPP No 9 tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Operasional Ser...
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
 
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tenderingPerka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
Perka lkpp no. 1 tahun 2015 tentang e tendering
 
Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015Perka lkpp no 1 2015
Perka lkpp no 1 2015
 
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malangUrgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
Urgensi pembentukan organisasi layanan pengadaan pada pemerintah kota malang
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
 
Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 (1).pdf
Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 (1).pdfPermenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 (1).pdf
Permenpan RB Nomor 26 Tahun 2020 (1).pdf
 
9.pdf
9.pdf9.pdf
9.pdf
 
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdfPeraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
Peraturan Lembaga Nomor 15 Tahun 2018_1005_1.pdf
 
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJPeranan PA dan KPA dalam PBJ
Peranan PA dan KPA dalam PBJ
 
Sosialiasi dan Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 pengadaan barang dan jasa ...
Sosialiasi dan Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 pengadaan barang dan jasa ...Sosialiasi dan Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 pengadaan barang dan jasa ...
Sosialiasi dan Peraturan Presiden no 16 tahun 2018 pengadaan barang dan jasa ...
 
Pengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada DesaPengadaan Barang dan Jada Desa
Pengadaan Barang dan Jada Desa
 
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
Sertifikasi bandung dan bogor (agustus)
 
Permenpan2013 033
Permenpan2013 033Permenpan2013 033
Permenpan2013 033
 
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan UmumPp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Pp 23 2005 Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
 
Download pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjpDownload pedoman umum-perencanaan-pbjp
Download pedoman umum-perencanaan-pbjp
 
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
Perka lkpp no 23 th. 2015, Tentang Petunjuk Teknis Operasional Sertifikasi Ke...
 
Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017Permentan nomor 09_2017
Permentan nomor 09_2017
 

More from Ismed Nur

Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Ismed Nur
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Ismed Nur
 
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-finBuletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
Ismed Nur
 
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
Ismed Nur
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Ismed Nur
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Ismed Nur
 
Permentan 25-08
Permentan 25-08Permentan 25-08
Permentan 25-08
Ismed Nur
 

More from Ismed Nur (10)

Qanun bmd bireuen nomor-1-tahun-2013
Qanun bmd bireuen  nomor-1-tahun-2013Qanun bmd bireuen  nomor-1-tahun-2013
Qanun bmd bireuen nomor-1-tahun-2013
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-2-tahun-2011
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
 
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-finBuletin teknis-18-penyusutan-fin
Buletin teknis-18-penyusutan-fin
 
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
Billing rate-konsultan -20091008141045__2178__0_2
 
Bahpl 4
Bahpl 4Bahpl 4
Bahpl 4
 
Menkeu 52 2006
Menkeu 52 2006Menkeu 52 2006
Menkeu 52 2006
 
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
Peraturan kepala-bpn-ri-nomor-5-tahun-2012
 
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
Bultek 13-akuntansi-hibah(1)
 
Permentan 25-08
Permentan 25-08Permentan 25-08
Permentan 25-08
 

Recently uploaded

UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Recently uploaded (10)

Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 

Perka lkpp ttg ulp

  • 1. -1- LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung kelancaran kerjasama antar Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah diperlukan penyempurnaan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Unit Layanan Pengadaan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 314); 2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);
  • 2. -2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN. Pasal I Beberapa ketentuan dalam Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Unit Layanan Pengadaan diubah sebagai berikut: 1. Ketentuan Pasal 1 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 157 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. 2. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh barang/jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh barang/jasa. 3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah atau pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna APBN/APBD. 4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
  • 3. -3- 5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa. 6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. 7. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan Pengadaan Langsung. 8. Kelompok Kerja ULP selanjutnya disebut Pokja ULP adalah kelompok kerja yang terdiri dari pejabat fungsional pengadaan yang berjumlah gasal dan beranggotakan paling kurang 3 (tiga) orang dan dapat ditambah sesuai dengan kompleksitas pekerjaan, yang bertugas untuk melaksanakan pemilihan Penyedia Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi. 9. Sertifikat Keahlian Pengadaan Barang/Jasa adalah tanda bukti pengakuan dari Pemerintah atas kompetensi dan kemampuan profesi di bidang Pengadaan Barang/Jasa. 10. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya. 11. Dokumen Pengadaan adalah dokumen yang ditetapkan oleh ULP/Pejabat Pengadaan yang memuat informasi dan ketentuan yang harus ditaati oleh para pihak dalam proses Pengadaan Barang/Jasa. 12. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah adalah unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik. 13. Strategi Pengadaan adalah usaha terbaik yang dilakukan untuk mencapai tujuan pengadaan dalam mendapatkan barang/jasa yang tepat kualitas, tepat kuantitas, tepat waktu, tepat sumber dan tepat harga berdasarkan aturan/prosedur, etika, kebijakan dan prinsip pengadaan. 14. Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat strategis adalah Pengadaan Barang/Jasa dalam rangka pencapaian program prioritas Pemerintah dan/atau menjadi perhatian publik.
  • 4. -4- 2. Ketentuan ayat (1), ayat (2) dan ayat (4) Pasal 3 diubah, serta di antara ayat (3) dan ayat (4) Pasal 3 disisipkan 1 (satu) ayat yakni ayat (3a), sehingga Pasal 3 berbunyi sebagai berikut: Pasal 3 (1) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi membentuk ULP yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. (2) ULP dapat diwadahi dalam unit struktural tersendiri yang pembentukannya berpedoman kepada peraturan perundang-undangan. (3) ULP yang melekat pada unit yang sudah ada sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diintegrasikan pada unit struktural yang secara fungsional melaksanakan tugas dan fungsi di bidang Pengadaan Barang/Jasa. (3a)Perangkat ULP ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi. (4) Perangkat ULP ditetapkan sesuai kebutuhan paling kurang terdiri atas fungsi dan tugas: a. Sebagai pejabat pimpinan tinggi pratama atau jabatan administrator atau jabatan pengawas, yang berkedudukan sebagai Kepala; b. Sebagai jabatan administrator atau jabatan pengawas atau jabatan pelaksana atau pejabat fungsional umum yang berkedudukan sebagai personil Ketatausahaan/ Sekretariat; dan/atau c. Sebagai pejabat fungsional umum atau jabatan pelaksana atau pejabat fungsional keahlian/tertentu yang berkedudukan sebagai anggota ULP. (5) Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi menyediakan anggaran untuk membiayai seluruh kegiatan ULP. 3. Di antara Pasal 3 dan Pasal 4 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 3A sehingga berbunyi: Pasal 3A (1) Dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi menyatakan ULP tidak dapat/tidak mampu melakukan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat strategis maka dapat mengajukan permohonan kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya.
  • 5. -5- (2) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat menerima/menolak permohonan tersebut. (3) Dalam hal Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya menerima permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat ditindaklanjuti dengan Nota Kesepahaman atau Penugasan. (4) Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya menindaklanjuti permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3) maka memerintahkan kepada Kepala ULP untuk membentuk Kelompok Kerja (Pokja) sesuai dengan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (5) Kepala ULP menindaklanjuti perintah Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dengan menugaskan anggota ULP atau personil di luar anggota ULP yang telah disepakati dalam Nota Kesepahaman, atau diberikan penugasan untuk menjadi anggota Pokja pada Pokja sebagaimana dimaksud pada ayat (4). 4. Ketentuan Pasal 9 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 9 Kewenangan ULP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, meliputi: a. menetapkan Dokumen Pengadaan; b. menetapkan pemenang untuk: 1) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau 2) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); c. mengusulkan penetapan pemenang kepada PA: 1) pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai di atas Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah); atau 2) pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) melalui Kepala ULP; d. mengusulkan kepada PA/KPA agar Penyedia Barang/Jasa yang melakukan perbuatan dan tindakan seperti penipuan, pemalsuan, dan pelanggaran lainnya untuk dikenakan sanksi pencantuman dalam Daftar Hitam; dan
  • 6. -6- e. memberikan sanksi administratif kepada Penyedia Barang/Jasa yang melakukan pelanggaran, perbuatan atau tindakan sebagaimana yang berlaku dalam Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah beserta perubahannya. 5. Ketentuan ayat (1) Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 10 (1) Ruang lingkup tugas Kepala ULP meliputi: a. memimpin dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan ULP; b. menyusun dan melaksanakan Strategi Pengadaan ULP; c. menyusun program kerja dan anggaran ULP; d. mengawasi seluruh kegiatan Pengadaan Barang/Jasa di ULP dan melaporkan apabila ada penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan; e. membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kegiatan Pengadaan Barang/Jasa kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/Pimpinan Institusi; f. melaksanakan pengembangan dan pembinaan Sumber Daya Manusia ULP; g. menugaskan/menempatkan/memindahkan anggota ULP ke dalam Kelompok Kerja (Pokja) ULP sesuai kebutuhan/beban kerja; h. mengusulkan pemberhentian anggota ULP kepada Menteri/Pimpinan Lembaga/Kepala Daerah/ Pimpinan Institusi, apabila terbukti melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan dan/atau KKN; dan i. mengusulkan pejabat fungsional umum/jabatan pelaksana/Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja sebagai personil Ketatausahaan/Sekretariat ULP sesuai dengan kebutuhan. (2) Kepala ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat merangkap dan bertugas sebagai anggota Pokja ULP. 6. Ketentuan ayat (1) Pasal 12 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut: Pasal 12 (1) Ruang lingkup tugas Pokja ULP meliputi: a. melakukan kaji ulang terhadap spesifikasi dan Harga Perkiraan Sendiri paket-paket yang akan dilelang/seleksi;
  • 7. -7- b. mengusulkan perubahan Harga Perkiraan Sendiri, Kerangka Acuan Kerja/spesifikasi teknis pekerjaan dan rancangan kontrak kepada PPK; c. menyusun rencana pemilihan Penyedia Barang/Jasa dan menetapkan Dokumen Pengadaan; d. melakukan pemilihan Penyedia Barang/Jasa mulai dari pengumuman kualifikasi atau pelelangan sampai dengan menjawab sanggah; e. mengusulkan penetapan pemenang kepada PA: 1) pada Pelelangan atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya dengan nilai di atas Rp.100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah); atau 2) pada Seleksi atau penyedia pada Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultansi dengan nilai di atas Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh miliar rupiah) melalui Kepala ULP; f. menetapkan pemenang untuk: 1) Pelelangan atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai paling tinggi Rp. 100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah); atau 2) Seleksi atau Penunjukan Langsung untuk paket Pengadaan Jasa Konsultasi yang bernilai paling tinggi Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); g. menyampaikan Berita Acara Hasil Pelelangan/Berita Acara Hasil Seleksi kepada PPK melalui Kepala ULP; h. membuat laporan mengenai proses dan hasil Pengadaan Barang/Jasa kepada Kepala ULP; i. memberikan data dan informasi kepada Kepala ULP mengenai Penyedia Barang/Jasa yang melakukan perbuatan seperti penipuan, pemalsuan dan pelanggaran lainnya; dan j. mengusulkan bantuan Tim Teknis dan/atau Tim Ahli kepada Kepala ULP. (2) Dalam melaksanakan tugasnya, Ketua Pokja dan setiap anggota Pokja ULP mempunyai kewenangan yang sama dalam pengambilan keputusan yang ditetapkan berdasarkan suara terbanyak. (3) Penetapan pemenang oleh Pokja ULP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f, tidak bisa diganggu gugat oleh Kepala ULP. (4) Anggota Pokja ULP dapat bertugas dan menjadi Pejabat Pengadaan di luar ULP.
  • 8. -8- Pasal II Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal KEPALA LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH, AGUS RAHARDJO Diundangkan di Jakarta pada tanggal MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, YASONNA H. LAOLY BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN NOMOR