1. Tugas Filsafat dan Sejarah
Olahraga
Dibuat Oleh :
Nama : Alfian Hidayat
NIM : 20060484136
Kelas : 2020 D
Jurusan : Penkesrek
2. O L A H R A G A , F I L S A FAT, D A N P E N C A R I A N
K E B E N A R A N
Dengan menetapkan metode seleksi yang
rasional, tidak memihak, dan diamati secara publik,
baik atletik maupun penyelidikan filosofis berhasil
menumbangkan kekuasaan dan otoritas duniawi,
dengan demikian mendorong kesepakatan di antara
berbagai komunitas tanpa menekan itik individu.
Kemudian olahraga dan filosofi disesuaikan dengan
fungsi pendidikan untuk mengembangkan kebajikan
individu (aretē) atau, dalam bahasa modern, karakter
moral.
Kesimpulan
Jurnal ini membahas serta mendekripsikan
bahwa olahraga merupakan bentuk permainan yang
mencakup filsafat dan demokrasi serta untuk
memberikan wawasan. Memang lebih baik kita
menempatkan olahraga untuk melayani umat
manusia saat ini, dengan melihatnya tidak hanya
sebagai kesenangan, tetapi juga sebagai filosofis;
sebagai ungkapan dari apa yang disebut Aristoteles
sebagai keinginan alami dan universal manusia untuk
belajar dan mengetahui.
3. TATA K E L O L A YA N G B A I K D A L A M O R G A N I S A S I
O L A H R A G A I N T E R N A S I O N A L
Dalam artikel ini, masalah struktural yang
berkaitan dengan kualitas tata kelola mandiri dari 35
badan pengatur olahraga Olimpiade (SGB) dianalisis.
Pertama, artikel ini menyajikan bukti empiris tentang
kurangnya pengaturan akuntabilitas di SGB. Secara
khusus, fungsi pengawas dari organisasi anggota
mereka sangat dirusak oleh tidak adanya kriteria
obyektif dan transparansi dalam distribusi pendanaan
kepada anggota. Berkenaan dengan check and
balances, bisa dibilang masalah yang paling topikal
adalah kurangnya komite etika independen. Kedua,
survei kami menunjukkan bahwa sebagian besar
SGB telah melembagakan partisipasi atlet. Namun, di
sebagian besar organisasi, mereka belum diberi
bagian dari kekuasaan pengambilan keputusan
formal.
Kesimpulan
bukti empiris jelas sangat diperlukan untuk
mendukung seruan baru-baru ini untuk memperbaiki
tata kelola dalam olahraga, yang menurut SGB perlu
disepakati, dan bertindak sesuai dengan, seperangkat
kriteria tata kelola yang baik. Hanya dengan
demikian tata kelola olahraga mandiri dapat
dipercaya dan otonomi istimewa dari organisasi-
organisasi ini dapat dibenarkan.
4. P E M A S A R A N O L A H R A G A I N T E R N A S I O N A L : I M P L I K A S I
P E N E L I T I A N P R A K T I S D A N M A S A D E PA N
Olahraga adalah produk dan layanan global
yangbanyak orang di seluruh dunia untuk bermain,
menonton dan berpartisipasi di dalamnya. Sementara
perhatian media global telah melimpah pada acara
olahraga seperti Dalam Olimpiade dan Piala Dunia,
tampaknya belum terdapat integrasi antara pemasaran
olahraga dan disiplin bisnis internasional baik dari
segi praktis maupun akademis. Makalah ini bertujuan
untuk membahas pemasaran olahraga internasional
dan mengapa itu merupakan atribut penting dari
pemasaran bisnis-ke-bisnis.
Kesimpulan
Perhatian media global telah melimpah pada
acara olahraga seperti. Dalam Olimpiade dan Piala
Dunia, namun belum terdapat integrasi antara
pemasaran olahraga dan disiplin bisnis internasional
baik dari segi praktis maupun akademis. Makalah ini
bertujuan untuk membahas pemasaran olahraga
internasional dan mengapa itu merupakan atribut
penting dari pemasaran bisnis-ke-bisnis.
5. M E N G E VA L U A S I H A S I L P E N G E M B A N G A N
O L A H R A G A YA N G B E R S P O R A
Klinik pelatihan dan fasilitas baru adalah satu-
satunya dua taktik yang diharapkan dapat dengan
sengaja memicu peningkatan partisipasi dan
perkembangan olahraga. Fasilitas olah raga
tampaknya berhasil, klinik pembinaan tidak. Semua
hasil yang dirasakan lainnya, baik positif maupun
negatif tidak diinginkan, dan proses yang
mendasarinya tidak jelas.
Diasumsikan bahwa “kesadaran”, fasilitas baru,
dan liputan media yang positif secara otomatis akan
menarik peserta baru. Ada beberapa bukti yang
mendukung "efek demonstrasi" bagi mereka yang
sudah terlibat dalam olahraga, tetapi tidak untuk
partisipasi olahraga baru.
Kesimpulan
Perumusan dan implementasi strategi dan taktik,
dan pengukuran perlu dilakukan sejak awal
peristiwa. Ini akan memungkinkan keefektifan
strategi dan taktik untuk dijadikan tolok ukur dan
dinilai. Penelitian di masa depan harus fokus pada
proses yang mendasarinya, bukan hanya dampak dan
hasil.
6. P E M E TA A N H U B U N G A N A N TA R A O L A H R A G A
I N T E R N A S I O N A L D A N D I P LO M A S I
Sampai saat ini, hubungan diplomasi dan
olahraga internasional relatif kurang berteori.
Makalah ini berusaha untuk memperbaiki
kekurangan tersebut dengan mengusulkan taksonomi
analitis dari berbagai konvergensi antara olahraga
internasional dan diplomasi. Perbedaan analitis
utama yang akan ditarik adalah antara (1) olahraga
internasional yang secara sadar digunakan oleh
pemerintah sebagai instrumen diplomasi dan (2)
olahraga-internasional-sebagai-diplomasi,
representasi diplomatik, komunikasi dan negosiasi
antara aktor non-negara yang berlangsung sebagai
hasil dari kompetisi olahraga internasional yang
sedang berlangsung.
Kesimpulan
Dengan meningkatkan pemahaman tentang
peran olahraga dalam diplomasi dan diplomasi dalam
olahraga, makalah ini berupaya untuk
mempromosikan penerapan praktik terbaik untuk
memfasilitasi penggunaan olahraga secara efektif
dalam diplomasi oleh pemerintah dan penggunaan
diplomasi yang efektif oleh badan olahraga
internasional, dan untuk memicu perdebatan antara
ahli teori dan praktisi dari kedua alam.