SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
MAKALAH
PERSPEKTIF SALUTOGENIK PADA PENELITIAN OLAHRAGA UNTUK
PENGEMBANGAN
Mata Kuliah : Filsafat Dan Sejarah Olahrga
Dosen pengampu : Dr. Made Pramono, M.Hum.
Disusun Oleh :
NAHRIYAH SALSABILAH (20060484075)
KELAS 2020 B
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGRI SURABAYA
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perspektif Salutogenetik Pada
Penelitian Olahraga Untuk Pengembangan.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak/Ibu
Dosenpada mata kuliah Bahasa Indonesia . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perspektif Salutogenetik Pada Penelitian Olahraga Untuk
Pengembangan. bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Made Pramono, M.Hum. selaku Dosen
Pengampu Filsafat Dan Sejarah Olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Lamongan, 20 Februari 2021
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii
RIVIEW......................................................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN......................................................................................................................1
II. LANDASAN TEORI..........................................................................................................2
2.1 Pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga ................................................................2
2.2 Keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga...........................................................3
2.3 Model kesehatan yang salutogenik ........................................................................................3
III. DISKUSI................................................................................................................................7
3.1 Rekomendasi untuk Latihan..................................................................................................7
3.2 Saran untuk penelitian selanjutnya ........................................................................................8
IV. PENUTUP.............................................................................................................................9
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................9
4.2 Saran..........................................................................................................................................10
V. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
iii
RIVIEW
Judul Educational Paradigms and Philosophy of Football Coaching: a
Theoretical and Practical Perspective
Nama judul ScienceDirect
Volume dan halaman Emanuele Isidori et al. / Procedia - Social and Behavioral
Sciences 197 ( 2015 ) 614 – 621
Tahun 2015
Penulis Emanuele Isidori, Mescia Migliorati, Cloudia Maulini
Reviuw Nahriyah Salsabilah
Tanggal reviuw 20 Februari 2021
1
I. PENDAHULUAN
Kemampuan olahraga untuk mendorong perkembangan remaja yang positif semakin
diakui oleh para peneliti dan profesional kesehatan. Perkembangan Remaja Positif (PYD)
mengacu pada proses di mana remaja memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi stres
yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ide yang mendasari program olahraga yang
bertujuan untuk memfasilitasi PYD adalah bahwa kaum muda memperoleh keterampilan dan
kompetensi saat berpartisipasi dalam olahraga yang, bila ditransfer ke domain kehidupan lain,
dapat memiliki efek positif terhadap prospek kehidupan remaja, misalnya di sekolah atau di
masyarakat ( Damon, 2004 ). Literatur yang berkembang telah menunjukkan efek positif potensial
dari partisipasi olahraga pada perkembangan kaum muda ( Bailey dkk., 2013 ; Fraser-Thomas
dkk., 2005 ). Penelitian juga telah menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam olahraga bukanlah
kondisi yang cukup untuk mencapai hasil perkembangan remaja yang positif dan bahwa
keberhasilan program olahraga sangat ditentukan oleh komponen non-olahraga ( Hartmann, 2003
; Super dkk., 2019 ). Misalnya, iklim olahraga yang mendukung, di mana remaja dapat
mengembangkan hubungan yang berarti dengan orang lain, sangat penting untuk mencapai
perkembangan remaja yang positif ( Holt dkk., 2017 ; NRCIM, 2002 ). Berdasarkan penelitian di
bidang PYD, banyak peneliti berpendapat bahwa olahraga merupakan jalan yang menjanjikan
untuk perkembangan pemuda yang positif ( Fraser-Thomas dkk., 2005 ). Pada saat yang sama,
penelitian saat ini dibatasi di beberapa area. Artikel ini membahas sejumlah keterbatasan ini dan
menawarkan wawasan teoritis dari model kesehatan salutogenik ( Antonovsky, 1979 ) memajukan
pembangunan teori di bidang ini. Artikel ini dimulai dengan merangkum secara singkat
pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga dan kemudian membahas beberapa
keterbatasan penelitian di bidang ini. Kemudian pengenalan model salutogenik kesehatan
ditawarkan dan wawasan dari model tersebut diterapkan pada penelitian di bidang PYD.
Rekomendasi untuk latihan dan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut disediakan.
2
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga
Sejumlah besar penelitian melaporkan hasil yang bermanfaat dari partisipasi olahraga bagi
kaum muda ( Bailey dkk., 2013 ; Eime dkk., 2013 ; Hermens dkk., 2017 ; Lubans dkk., 2012 ).
Model Modal Manusia merangkum bukti tentang hasil ini dalam enam bentuk modal: fisik,
emosional, individu, sosial, intelektual, dan keuangan (Bailey dkk., 2013 ). Kekuatan bukti untuk
masing-masing ibu kota ini berbeda. Untuk beberapa hasil partisipasi olahraga yang dilaporkan,
buktinya tidak meyakinkan karena kualitas studinya rendah ( Hermens dkk., 2017 Lubans dkk.,
2012 ) dan sebagian besar studi cross-sectional ( Eime dkk., 2013 ). Oleh karena itu, sulit untuk
membangun hubungan kausal antara partisipasi dalam olahraga dan hasil perkembangan pemuda
yang positif. Selain itu, sangat dipahami bahwa partisipasi olahraga juga dapat menimbulkan
pengalaman dan hasil negatif ( Bean dkk., 2014 ). Pengalaman negatif dalam pengaturan olahraga
misalnya terkait dengan hubungan pelatih-atlet yang buruk, tekanan untuk tampil, interaksi negatif
teman sebaya, kurangnya kepercayaan diri, dan kemampuan dan keterampilan fisik yang rendah (
Fraser-Thomas dan Côt ´ é, 2009 ; Super dkk., 2017 ), yang merupakan asosiasi kesehatan mental
yang berkurang dan beberapa perilaku berisiko ( Bean dkk., 2014 ). Karena potensi olahraga
menghasilkan hasil yang negatif, ada peningkatan perhatian dalam penelitian tentang kondisi di
mana program olahraga dapat berkontribusi pada perkembangan pemuda yang positif ( Gould dan
Carson, 2008 ; NRCIM, 2002 ).
Beberapa peneliti telah mencoba menggabungkan wawasan tentang PYD melalui olahraga
dalam kerangka kerja yang berbeda. Sebagai contoh, Holt dkk. (2017) telah mengembangkan
kerangka kerja pengembangan pemuda yang positif melalui olahraga berdasarkan tinjauan literatur
kualitatif yang masih ada. Kerangka kerja tersebut menunjukkan bagaimana iklim olahraga
dikaitkan dengan beberapa hasil perkembangan baik melalui proses transfer implisit maupun
eksplisit. Di samping perbedaan antara transfer implisit dan eksplisit, kerangka kerja yang
diperkenalkan oleh Holt dkk. (2017) juga mempertimbangkan pengaruh karakteristik individu dan
faktor peserta ' lingkungan tentang dampak program olahraga terhadap hasil perkembangan
pemuda.
3
2.2 Keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga
Kemajuan besar telah dibuat terkait penelitian tentang PYD melalui olahraga dalam
beberapa dekade terakhir, tetapi sejumlah keterbatasan tetap ingin dibahas dalam artikel ini. Salah
satu keterbatasan terpenting adalah bahwa penelitian di bidang ini kurang memiliki landasan
teoritis yang jelas tentang bagaimana perkembangan kecakapan hidup terjadi ( Coalter, 2015 ;
Hodge dkk., 2012 ). Hodge dkk. (2012) telah mengadopsi Teori Penentuan Nasib Sendiri untuk
mendukung pengembangan Intervensi Perkembangan Kehidupan, tetapi menekankan bahwa
penelitian yang lebih empiris diperlukan untuk menguji penerapan teori ini untuk memahami
pengembangan kecakapan hidup. Kerangka yang diperkenalkan oleh Holt dkk. (2017) telah
membantu untuk mengidentifikasi keterkaitan antara iklim olahraga dan hasil pengembangan
pemuda yang positif, tetapi pada saat yang sama menawarkan sedikit pemahaman tentang
bagaimana pengembangan kecakapan hidup terjadi selama olahraga. Kerangka yang
dikembangkan oleh Gould dan Carson (2008) dan Pierce dkk. (2017) berusaha untuk
mengidentifikasi kemungkinan penjelasan tentang bagaimana kaum muda mengembangkan
kecakapan hidup saat berpartisipasi dalam olahraga. Namun, penulis juga menunjukkan bahwa
penjelasan ini didasarkan pada bukti yang sangat sedikit ( Gould dan Carson, 2008 ; Pierce dkk.,
2017 ), membutuhkan lebih banyak pengembangan teori dan pengujian untuk secara komprehensif
menangkap bagaimana olahraga berkontribusi pada perkembangan pemuda yang positif ( Holt
dkk., 2017 ).
Batasan kedua dari penelitian tentang PYD melalui olahraga adalah bahwa ia seringkali
memiliki fokus yang sempit pada pengaturan olahraga, mengabaikan interaksi domain kehidupan
dalam mencapai perkembangan remaja yang positif.
2.3 Model kesehatan yang salutogenik
Dalam upaya untuk mengatasi keterbatasan yang disebutkan di atas, model salu-togenic
kesehatan diadopsi untuk meningkatkan pemahaman teoritis kita tentang proses perkembangan
pemuda yang positif. Pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog medis Antonovsky (1979) , model
kesehatan salutogenik berfokus pada pertanyaan bagaimana orang mengelola stres dalam
kehidupan sehari-hari sedemikian rupa sehingga mereka mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan mereka. Perspektif salutogenik berfokus pada sumber daya yang dimiliki orang untuk
memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari, sumber daya perlawanan umum dan spesifik, dan
4
kemampuan mereka untuk mengenali dan menggunakan sumber daya ini untuk tujuan ini, rasa
koherensi.
Dalam model kesehatan salutogenik, kesehatan dilihat sebagai sebuah kontinum yang
berjalan dari 'ketiadaan kesehatan total ' untuk 'kesehatan total '( Antonovsky, 1979 ). Antonovsky
(1979) memberi label itu kontinum kemudahan kesehatan / penyakit. Konsep penting dalam model
kesehatan salutogenik adalah rasa koherensi (SOC), yang Antonovsky (1987) didefinisikan
sebagai “ orientasi global yang mengungkapkan sejauh mana seseorang memiliki perasaan percaya
diri yang meresap, bertahan meskipun dinamis bahwa (1) rangsangan yang berasal dari seseorang
' Lingkungan internal dan eksternal dalam perjalanan kehidupan terstruktur, dapat diprediksi, dan
dapat dijelaskan; (2) sumber daya tersedia bagi seseorang untuk memenuhi permintaan yang
ditimbulkan oleh rangsangan ini; dan (3) tuntutan ini merupakan tantangan, layak untuk investasi
dan keterlibatan (hlm. 19) ". Ketiga komponen SOC - yaitu, kelengkapan, pengelolaan, dan
kebermaknaan - memainkan peran penting dalam mengarahkan orang ke arah stresor dan sumber
daya yang mereka miliki untuk mengatasinya. Orang dengan SOC yang lebih kuat lebih mampu
memahami pemicu stres (yaitu, pemahaman), lebih mampu memilih strategi yang tepat untuk
menangani pemicu stres (yaitu, kemampuan mengelola), dan memiliki perasaan yang lebih kuat
bahwa terlibat dengan pemicu stres adalah sesuatu yang bermakna. proses (yaitu, kebermaknaan).
2.4 Menerapkan model kesehatan yang salutogenik pada olahraga
2.4.1. Mekanisme yang mendasari perkembangan pemuda yang positif dan negative
Perkembangan SOC terjadi ketika orang-orang condihadapkan pada pengalaman hidup
yang dicirikan oleh konsistensi (yaitu, memperkuat pemahaman), keseimbangan beban-kelebihan
(yaitu, memperkuat pengelolaan), dan pengambilan keputusan yang dihargai secara sosial (yaitu,
memperkuat pengelolaan) ( Antonovsky, 1987 ). Pengalaman hidup ini terjadi ketika sumber daya
resistensi umum dan spesifik berhasil diterapkan untuk menangani stresor. Pengalaman hidup
seperti itu mungkin hadir dalam pengaturan olahraga, karena kaum muda terlibat dengan pemicu
stres dan menerapkannya sumber daya untuk menangani ini. Misalnya, sebuah penelitian di
antara remaja yang rentan secara sosial menunjukkan bahwa pengalaman olahraga yang positif
terjadi ketika remaja berpikir bahwa partisipasi olahraga menawarkan tantangan yang bagus dan
ketika mereka merasa mampu mengidentifikasi keterampilan yang mereka miliki dalam
5
lingkungan olahraga ( Super dkk., 2017 ). Sebaliknya, pengalaman olahraga yang negatif muncul
ketika para remaja menemukan bahwa tantangan dalam lingkungan olahraga terlalu sulit dan
ketika mereka tidak menyadari keterampilan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan
tersebut. Penting untuk dicatat di sini adalah bahwa, agar perkembangan remaja terjadi,
keseimbangan antara pemicu stres dan sumber daya adalah penting. Para peneliti telah sering
memperingatkan bahwa partisipasi olahraga juga dapat mengarah pada pengalaman negatif dan
dapat mendorong kaum muda lebih jauh ke dalam spiral kerentanan ketika mereka dihadapkan
misalnya dengan kegagalan, penolakan atau isolasi dalam lingkungan olahraga ( Bean dkk., 2014
; Fraser-Thomas dan Côt ´ é, 2009 ). Hal ini dapat dijelaskan oleh ketidakseimbangan antara
sumber daya yang tersedia dan penyebab stres dalam pengaturan olahraga, yang mengarah pada
pengalaman hidup yang negatif, stres, dan perkembangan patogen.
Stresor terkait tidak hanya dengan elemen kompetitif yang melekat dari olahraga, tetapi
juga dengan aspek organisasi (misalnya, pengaturan perjalanan) dan pribadi (misalnya,
keterlibatan orang tua). Demikian pula, penulis mengidentifikasi lima faktor yang
mempromosikan ketahanan pada pemain olahraga: kepribadian positif, motivasi, kepercayaan diri,
fokus, dan dukungan sosial yang dirasakan
Ketika remaja terlibat dengan tantangan dalam pengaturan olahraga dan menerapkan
sumber daya untuk menghadapi tantangan ini, ini dapat meningkatkan SOC mereka. Lebih khusus
lagi, mereka dapat belajar tentang keterampilan yang mereka miliki, mengembangkan keyakinan
bahwa mereka dapat mempelajari hal-hal baru dan menerapkan sumber daya yang sesuai, dan
mereka dapat mengembangkan minat untuk menghadapi tantangan yang juga dapat mereka
manfaatkan dalam domain kehidupan lainnya ( Super dkk., 2018 ).
2.4.2 Fokus yang lebih luas pada perkembangan pemuda yang positif: mempertimbangkan
keterkaitan domain kehidupan
Menurut model kesehatan salutogenik, perkembangan kesehatan dihasilkan dari efek
gabungan pemicu stres, sumber daya, dan orang ' Kemampuan untuk menghadapi stresor ( Vinje
dkk., 2017 ). Ketiga aspek ini tidak spesifik domain, yang berarti bahwa mereka tidak terbatas
untuk beroperasi atau menjadi relevan dalam satu domain kehidupan tertentu. Misalnya, SOC
menangkap orientasi global yang relevan di berbagai domain kehidupan (misalnya, pekerjaan,
keluarga, komunitas) dan di berbagai fase kehidupan. Mengikuti wawasan ini, perkembangan
6
pemuda juga muncul dari interaksi pemicu stres, sumber daya, dan pemuda ' kemampuan untuk
menghadapi stres di berbagai domain kehidupan. Jika kita ingin memahami bagaimana
perkembangan pemuda dipengaruhi oleh partisipasi dalam olahraga, kita perlu menyelidiki
bagaimana penyebab stres, sumber daya, dan kemampuan untuk menangani penyebab stres
berkembang di seluruh domain kehidupan, tidak hanya dalam pengaturan olahraga ini,
perkembangan pemuda adalah proses dinamis yang dapat menghasilkan perkembangan positif
maupun negatif dan dapat berfluktuasi terus menerus tergantung pada pemuda. ' situasi kehidupan,
stres yang mereka hadapi dan sumber daya yang mereka kembangkan.
2.4.3. Memahami transfer kecakapan hidup
Berkaitan dengan transfer of life skill, model kesehatan salutogenik juga menawarkan
sejumlah wawasan menarik. Bisa dibilang, kompetensi dan keterampilan yang dikembangkan
kaum muda dalam pengaturan olahraga dalam istilah sal- utogenik sumber daya yang dapat
digunakan kaum muda di berbagai domain kehidupan. Sumber daya ini, seperti keterampilan
komunikasi atau kepercayaan diri, dapat diterapkan dalam domain kehidupan lain selama SOC
cukup kuat. SOC dipandang sebagai motor penggerak pembangunan menuju kesehatan (
Antonovsky, 1987 ), atau dalam hal ini, perkembangan pemuda yang positif. Jacobs andWright
(2018) telah meninjau literatur untuk mempelajari teori yang dapat membantu menjelaskan kapan
transfer kecakapan hidup terjadi. Mereka berpendapat bahwa agar transfer kecakapan hidup
berhasil terjadi, seorang peserta harus 1) dilengkapi dengan pengetahuan dan strategi konten yang
dipelajari, 2) dapat dengan mudah mengakses sumber daya tersebut, dan 3) termotivasi untuk
mengadopsi kecakapan hidup dalam konteks lain. Ketiga kondisi ini sangat mirip dengan tiga
komponen SOC (yaitu, kelengkapan, pengelolaan dan kebermaknaan), menekankan pentingnya
komponen ini dalam proses transfer. Selain itu, gagasan bahwa SOCyang kuat dapat memfasilitasi
transfer kecakapan hidup di berbagai domain kehidupan sejalan dengan pengamatan yang dibuat
oleh penulis bahwa melihat kesesuaian antara konteks pembelajaran mendorong transfer
kecakapan hidup ( Burke dan Hutchins, 2007 ; Pierce dkk., 2017 ). Dengan kata lain, pemahaman
yang lebih kuat memungkinkan orang untuk lebih memahami bagaimana kecakapan hidup dapat
menjadi relevan dalam konteks yang berbeda dan bagaimana kecakapan ini dapat digunakan untuk
mengatasi berbagai jenis pemicu stres.
7
III. DISKUSI
3.1 Rekomendasi untuk Latihan
Dalam artikel ini, kami bertujuan untuk membahas sejumlah keterbatasan penelitian tentang
PYD melalui olahraga dengan menerapkan wawasan dari model kesehatan salutogenik. Mengingat
bahwa SOC memainkan peran penting dalam perkembangan individu yang sehat dan transfer
keterampilan hidup di seluruh lini kehidupan, kami berpendapat bahwa masuk akal untuk
memperkuat SOC pemuda dalam program olahraga. Melakukan hal itu memberi mereka
kemampuan untuk memahami bahwa pemicu stres yang mereka temui dalam kehidupan sehari-
hari sesuai untuk menggunakan keterampilan hidup yang telah mereka pelajari dalam program
olahraga (atau di tempat lain) dan itu akan memberi mereka kemampuan pengelolaan dan
kebermaknaan yang memadai untuk menggunakan keterampilan hidup ini pada mereka yang
menantang. situasi. Studi menunjukkan bahwa SOC dapat diperkuat dan dikembangkan dalam
intervensi promosi kesehatan ( Forsberg dkk., 2010 ; Sarid dkk., 2010 ), tetapi proses yang
mendasari pengembangan SOC sangat kompleks. Dari kajian literatur yang tersedia tentang model
salutogenik kesehatan, tiga peluang untuk memperkuat SOC dapat diidentifikasi. Pertama,
ditemukan bahwa ahli kesehatan dapat membantu orang dalam mengidentifikasi, memilih, dan
menggunakan sumber daya resistensi umum yang tersedia bagi mereka untuk menangani stres
dalam kehidupan sehari-hari ( Super dkk., 2016 ). Mekanisme perilaku ini memungkinkan
terjadinya campur tangan pada manusia ' Respon perilaku terhadap situasi yang menantang dengan
cara yang meningkatkan kesehatan. Kedua, ditemukan bahwa orang dapat dilatih untuk melihat
situasi yang menantang sebagai lebih konsisten, dengan keseimbangan beban, dan sebagai nilai
sosial ( Super dkk., 2016 ). Mekanisme persepsi ini memungkinkan profesional kesehatan melatih
orang untuk melihat dunia sebagai lebih dapat dipahami, dikelola, dan bermakna. Kedua proses
ini Pemberdayaan dan refleksi penting untuk pengembangan SOC, dan dapat dimasukkan dalam
program olahraga untuk mendukung perkembangan positif dari pemuda yang berpartisipasi (
Super dkk., 2018 ). Kesempatan ketiga untuk memperkuat SOC adalah untuk mempromosikan
ketersediaan sumber daya ketahanan khusus untuk mengatasi penyebab stres tertentu dari
kelompok tertentu untuk berpartisipasi dalam olahraga. Contoh dari sumber daya perlawanan
khusus tersebut adalah Dana Olahraga Pemuda yang diperkenalkan di Belanda, yang menawarkan
dukungan keuangan bagi keluarga yang hidup dalam kemiskinan untuk membayar keanggotaan
8
klub atau pakaian olahraga untuk anak-anak mereka. Contoh lain adalah menawarkan program
olahraga yang disesuaikan untuk orang-orang dengan disabilitas intelektual ringan atau disabilitas
fisik. Seorang pelatih olahraga yang dilatih untuk bekerja dengan kelompok-kelompok ini dapat
menyesuaikan kegiatan olahraga agar sesuai dengan tingkat perkembangan pemuda peserta,
sehingga meningkatkan perasaan harga diri yang positif, kemanjuran diri, dan penerimaan sosial.
Dengan mempromosikan ketersediaan sumber daya perlawanan tertentu, lingkungan olahraga
inklusif dapat diciptakan yang memfasilitasi partisipasi kelompok rentan yang mungkin tidak
dapat hadir dan mendapat manfaat dari program-program ini.
Memperkuat SOC kaum muda dan meningkatkan sumber daya perlawanan umum yang
tersedia bagi mereka, juga menyiratkan peningkatan dalam sejumlah jalur ini, sehingga lebih
memungkinkan bahwa hasil positif jangka panjang dapat dicapai di berbagai bidang kehidupan
yang berbeda. Karena ketiga komponen SOC saling terkait erat dan bersama-sama membentuk
kemampuan orang untuk menghadapi stresor ( Super dkk., 2016 ), strategi untuk mempromosikan
perkembangan pemuda harus fokus pada penguatan kelengkapan, pengelolaan, dan kebermaknaan
anak muda secara bersamaan ( Super dkk., 2018 ). Jika program olahraga berhasil memperkuat
SOC, mereka memungkinkan peserta untuk menerobos spiral kerentanan dan memicu proses
pengembangan pribadi yang memperkuat diri di mana para pemuda ' kapasitas untuk menghadapi
tantangan kehidupan sehari-hari semakin meningkat.
3.2 Saran untuk penelitian selanjutnya
Perhatian untuk proses transfer meningkat dalam penelitian, karena ini adalah salah satu
proses penting dalam perkembangan pemuda yang positif ( Turnnidge dkk., 2014 ). Jacobs dan
Wright (2018) mereview literatur tentang teori belajar dan berdasarkan teori-teori tersebut
membedakan antara transfer dekat dan transfer jauh. Transfer dekat terjadi ketika pengaturan
pembelajaran awal relatif mirip dengan pengaturan baru di mana kecakapan hidup dapat
diterapkan. Perpindahan jauh memungkinkan remaja untuk menerapkan kecakapan hidup yang
dipelajari dalam berbagai konteks kehidupan yang berbeda dari pengaturan pembelajaran aslinya.
Inisiatif olahraga untuk pengembangan bertujuan untuk mempromosikan transfer keterampilan
yang jauh, tetapi ini lebih sulit untuk difasilitasi daripada transfer dekat ( Leberman dkk., 2006 )
dan membutuhkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Oleh karena itu, banyak peneliti yang
menekankan pentingnya pengajaran kecakapan hidup secara eksplisit dan perlunya
9
mengimplementasikan kegiatan eksplisit dalam program olahraga yang memfasilitasi pengalihan
kecakapan hidup. Bean dan Forneris, 2016 ; Trottier; Robitaille, 2014 ). Berdasarkan analisis
dalam makalah ini juga dapat dikatakan bahwa untuk transfer jauh terjadi, diperlukan sumber daya
resistensi umum, daripada sumber daya resistensi tertentu. Karena belum diketahui bagaimana
kaum muda mengorientasikan diri mereka pada sumber daya yang spesifik dan umum, dan lebih
spesifik lagi apa yang mendefinisikan sumber daya menjadi umum atau spesifik, diperlukan lebih
banyak penelitian untuk mempelajari proses ini.
Karena sangat sedikit studi empiris yang telah dilakukan di bidang ini dan pengalaman belajar
adalah kunci dalam memahami perkembangan remaja. Dalam studi baru-baru ini ditemukan
bahwa pengembangan komponen kebermaknaan tidak hanya dihasilkan dari pengambilan
keputusan yang bernilai sosial tetapi juga dapat dihasilkan dari pengalaman hidup membantu orang
lain, merasakan rasa memiliki atau melalui agama ( Slootjes dkk., 2017 ). Lebih banyak wawasan
dalam pengalaman hidup yang meningkatkan rasa koherensi dapat meningkatkan implementasi
iklim olahraga pendukung dalam program olahraga
IV. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penelitian saat ini membahas sejumlah keterbatasan penelitian tentang PYD melalui
olahraga: Penelitian ini tidak memiliki dasar teoritis yang jelas tentang mekanisme yang
mendasari pengembangan kecakapan hidup melalui olahraga, ia memiliki fokus yang sempit
pada pengaturan olahraga sehingga mengabaikan interaksi antara domain kehidupan dalam
mencapai hal positif. perkembangan pemuda, dan mekanisme yang mendasari proses transfer
keterampilan dan kompetensi yang baru diperoleh dari pengaturan olahraga ke domain
kehidupan lainnya tidak jelas. Penerapan model kesehatan salutogenik menawarkan sejumlah
wawasan teoritis yang menarik untuk lebih memahami 1) mekanisme yang mendasari
perkembangan pemuda yang positif melalui olahraga (yaitu, meningkatkan pemahaman,
pengelolaan dan kebermaknaan); 2) memahami bahwa perkembangan remaja muncul dalam
interaksi antar individu ' stresor, sumber daya dan SOC di berbagai domain kehidupan; dan 3)
memahami peran sentral dari sumber daya umum dan daya tahan dan SOC dalam transfer
keterampilan hidup antara domain kehidupan. Fokus pada penguatan SOC dalam program
10
olahraga bagi kaum muda dapat menjadi katalisator yang kuat untuk perkembangan pemuda
yang positif.
4.2 Saran
Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis
tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak
sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
11
V. DAFTAR PUSTAKA
Refrensi
EC-European Commission (2007). Buku Putih tentang Olahraga. Brussels: Komisi Komunitas
Eropa. Feezell, R. (2006). Olahraga, bermain,
dan refleksi etika. Urbana dan Chicago, IL: University of Illinois Press. Fullat, O. (1988). Filosofía
de la educación / Filsafat pendidikan. Barcelona:
Fernández-Balboa, M. (Ed.) (1997). Critical postmodernism in human movement, physical
education and sport. Albany, NY: SUNY.
Hardman, A. R., & Jones, C.) (eds.) (2011). The Ethics of Sports Coaching. London: Routledge.
Isidori, E. (2003). La formazione degli insegnanti principianti. Problemi e strategie. Perugia:
Morlacchi.

More Related Content

Similar to Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 2

MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL FayzaWibisono
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5NahriyahSalsabilah
 
Review 5 jurnal tentang olahraga
Review 5 jurnal tentang olahragaReview 5 jurnal tentang olahraga
Review 5 jurnal tentang olahragaIndanaZulfa34
 
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYREVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYMuhamadAzis11
 
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYREVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYMuhamadAzis11
 
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnalTimothySilvaDarsono
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL FayzaWibisono
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...HestyOliviaSafitri
 
Review 5 jurnal tentang sport
Review 5 jurnal tentang sportReview 5 jurnal tentang sport
Review 5 jurnal tentang sportHerlisaDwiyanti
 
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3ArifUtomo7
 
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitriReview 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitriHestyOliviaSafitri
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...IndraSaputra107
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL FayzaWibisono
 
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...rendiarya
 
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...IndanaHaq
 
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologi
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologiReview Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologi
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologiMuhammadRomadlon2
 

Similar to Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 2 (20)

MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5
Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 5
 
Review 5 jurnal tentang olahraga
Review 5 jurnal tentang olahragaReview 5 jurnal tentang olahraga
Review 5 jurnal tentang olahraga
 
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYREVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
 
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHYREVIEW SPORT PHILOSOPHY
REVIEW SPORT PHILOSOPHY
 
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
087_2020C_timothy silva darsono_review jurnal
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
 
Review 5 jurnal tentang sport
Review 5 jurnal tentang sportReview 5 jurnal tentang sport
Review 5 jurnal tentang sport
 
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
Arif utomo 049 2020_b_riview jurnal 3
 
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitriReview 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
Review 5 jurnal 2020 b_077_hesty olivia nur safitri
 
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
Isak (land. sosio & psiko penjas olahraga)
 
Annotated bibliography
Annotated bibliographyAnnotated bibliography
Annotated bibliography
 
Filsafat
FilsafatFilsafat
Filsafat
 
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
Review jurnal a hermeneutical analysis of the internalist approachin the phil...
 
Review Sport Journal
Review Sport JournalReview Sport Journal
Review Sport Journal
 
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
MAKALAH REVIEW JURNAL INTERNASIONAL
 
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...
Review The Effect of Plank Training With The Concept of Training from Home Du...
 
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching  a t...
Rivew jurnal 2 educational paradigms and philosophy of football coaching a t...
 
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologi
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologiReview Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologi
Review Jurnal olahraga 3 filsafat pendidikan olahraga isu utama dan metodologi
 

Recently uploaded

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurDoddiKELAS7A
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)BashoriAlwi4
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramTitaniaUtami
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanaji guru
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025Fikriawan Hasli
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxdedyfirgiawan
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxMateriSMPTDarulFalah
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxrandikaakbar11
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananriniaandayani
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxAndrewKen3
 

Recently uploaded (20)

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
Power point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsurPower point materi IPA pada materi unsur
Power point materi IPA pada materi unsur
 
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
Modul 5 Simetri (simetri lipat, simetri putar)
 
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan GaramMateri Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
Materi Kimfar Asam,Basa,Buffer dan Garam
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaanprinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan
 
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
PPDB SMAN 1 SURADE - PROV JABAR 2024 / 2025
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docxcontoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
contoh-kisi-kisi-bahasa-inggris-kelas-9.docx
 
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptxInformatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
Informatika Latihan Soal Kelas Tujuh.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptxMATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
MATERI Projek Kreatif Kewirausahaan kelas XI SMK.pptx
 
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidananASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
ASPEK KIMIA TUBUH dalam ilmu kesehatan dan kebidanan
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptxM5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
M5 Latihan Program Prolog Aritmatika.pptx
 

Nahriyah salsabilah 2020 b_075_makalah reviuw 2

  • 1. MAKALAH PERSPEKTIF SALUTOGENIK PADA PENELITIAN OLAHRAGA UNTUK PENGEMBANGAN Mata Kuliah : Filsafat Dan Sejarah Olahrga Dosen pengampu : Dr. Made Pramono, M.Hum. Disusun Oleh : NAHRIYAH SALSABILAH (20060484075) KELAS 2020 B JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU OLAHRAGA UNIVERSITAS NEGRI SURABAYA 2021
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Perspektif Salutogenetik Pada Penelitian Olahraga Untuk Pengembangan. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak/Ibu Dosenpada mata kuliah Bahasa Indonesia . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Perspektif Salutogenetik Pada Penelitian Olahraga Untuk Pengembangan. bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Made Pramono, M.Hum. selaku Dosen Pengampu Filsafat Dan Sejarah Olahraga yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Lamongan, 20 Februari 2021 Penulis
  • 3. ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI.................................................................................................................................... ii RIVIEW......................................................................................................................................... iii I. PENDAHULUAN......................................................................................................................1 II. LANDASAN TEORI..........................................................................................................2 2.1 Pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga ................................................................2 2.2 Keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga...........................................................3 2.3 Model kesehatan yang salutogenik ........................................................................................3 III. DISKUSI................................................................................................................................7 3.1 Rekomendasi untuk Latihan..................................................................................................7 3.2 Saran untuk penelitian selanjutnya ........................................................................................8 IV. PENUTUP.............................................................................................................................9 4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................9 4.2 Saran..........................................................................................................................................10 V. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................11
  • 4. iii RIVIEW Judul Educational Paradigms and Philosophy of Football Coaching: a Theoretical and Practical Perspective Nama judul ScienceDirect Volume dan halaman Emanuele Isidori et al. / Procedia - Social and Behavioral Sciences 197 ( 2015 ) 614 – 621 Tahun 2015 Penulis Emanuele Isidori, Mescia Migliorati, Cloudia Maulini Reviuw Nahriyah Salsabilah Tanggal reviuw 20 Februari 2021
  • 5. 1 I. PENDAHULUAN Kemampuan olahraga untuk mendorong perkembangan remaja yang positif semakin diakui oleh para peneliti dan profesional kesehatan. Perkembangan Remaja Positif (PYD) mengacu pada proses di mana remaja memperkuat kemampuan mereka untuk menghadapi stres yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari. Ide yang mendasari program olahraga yang bertujuan untuk memfasilitasi PYD adalah bahwa kaum muda memperoleh keterampilan dan kompetensi saat berpartisipasi dalam olahraga yang, bila ditransfer ke domain kehidupan lain, dapat memiliki efek positif terhadap prospek kehidupan remaja, misalnya di sekolah atau di masyarakat ( Damon, 2004 ). Literatur yang berkembang telah menunjukkan efek positif potensial dari partisipasi olahraga pada perkembangan kaum muda ( Bailey dkk., 2013 ; Fraser-Thomas dkk., 2005 ). Penelitian juga telah menunjukkan bahwa berpartisipasi dalam olahraga bukanlah kondisi yang cukup untuk mencapai hasil perkembangan remaja yang positif dan bahwa keberhasilan program olahraga sangat ditentukan oleh komponen non-olahraga ( Hartmann, 2003 ; Super dkk., 2019 ). Misalnya, iklim olahraga yang mendukung, di mana remaja dapat mengembangkan hubungan yang berarti dengan orang lain, sangat penting untuk mencapai perkembangan remaja yang positif ( Holt dkk., 2017 ; NRCIM, 2002 ). Berdasarkan penelitian di bidang PYD, banyak peneliti berpendapat bahwa olahraga merupakan jalan yang menjanjikan untuk perkembangan pemuda yang positif ( Fraser-Thomas dkk., 2005 ). Pada saat yang sama, penelitian saat ini dibatasi di beberapa area. Artikel ini membahas sejumlah keterbatasan ini dan menawarkan wawasan teoritis dari model kesehatan salutogenik ( Antonovsky, 1979 ) memajukan pembangunan teori di bidang ini. Artikel ini dimulai dengan merangkum secara singkat pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga dan kemudian membahas beberapa keterbatasan penelitian di bidang ini. Kemudian pengenalan model salutogenik kesehatan ditawarkan dan wawasan dari model tersebut diterapkan pada penelitian di bidang PYD. Rekomendasi untuk latihan dan pertimbangan untuk penelitian lebih lanjut disediakan.
  • 6. 2 II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengetahuan terkini tentang PYD melalui olahraga Sejumlah besar penelitian melaporkan hasil yang bermanfaat dari partisipasi olahraga bagi kaum muda ( Bailey dkk., 2013 ; Eime dkk., 2013 ; Hermens dkk., 2017 ; Lubans dkk., 2012 ). Model Modal Manusia merangkum bukti tentang hasil ini dalam enam bentuk modal: fisik, emosional, individu, sosial, intelektual, dan keuangan (Bailey dkk., 2013 ). Kekuatan bukti untuk masing-masing ibu kota ini berbeda. Untuk beberapa hasil partisipasi olahraga yang dilaporkan, buktinya tidak meyakinkan karena kualitas studinya rendah ( Hermens dkk., 2017 Lubans dkk., 2012 ) dan sebagian besar studi cross-sectional ( Eime dkk., 2013 ). Oleh karena itu, sulit untuk membangun hubungan kausal antara partisipasi dalam olahraga dan hasil perkembangan pemuda yang positif. Selain itu, sangat dipahami bahwa partisipasi olahraga juga dapat menimbulkan pengalaman dan hasil negatif ( Bean dkk., 2014 ). Pengalaman negatif dalam pengaturan olahraga misalnya terkait dengan hubungan pelatih-atlet yang buruk, tekanan untuk tampil, interaksi negatif teman sebaya, kurangnya kepercayaan diri, dan kemampuan dan keterampilan fisik yang rendah ( Fraser-Thomas dan Côt ´ é, 2009 ; Super dkk., 2017 ), yang merupakan asosiasi kesehatan mental yang berkurang dan beberapa perilaku berisiko ( Bean dkk., 2014 ). Karena potensi olahraga menghasilkan hasil yang negatif, ada peningkatan perhatian dalam penelitian tentang kondisi di mana program olahraga dapat berkontribusi pada perkembangan pemuda yang positif ( Gould dan Carson, 2008 ; NRCIM, 2002 ). Beberapa peneliti telah mencoba menggabungkan wawasan tentang PYD melalui olahraga dalam kerangka kerja yang berbeda. Sebagai contoh, Holt dkk. (2017) telah mengembangkan kerangka kerja pengembangan pemuda yang positif melalui olahraga berdasarkan tinjauan literatur kualitatif yang masih ada. Kerangka kerja tersebut menunjukkan bagaimana iklim olahraga dikaitkan dengan beberapa hasil perkembangan baik melalui proses transfer implisit maupun eksplisit. Di samping perbedaan antara transfer implisit dan eksplisit, kerangka kerja yang diperkenalkan oleh Holt dkk. (2017) juga mempertimbangkan pengaruh karakteristik individu dan faktor peserta ' lingkungan tentang dampak program olahraga terhadap hasil perkembangan pemuda.
  • 7. 3 2.2 Keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga Kemajuan besar telah dibuat terkait penelitian tentang PYD melalui olahraga dalam beberapa dekade terakhir, tetapi sejumlah keterbatasan tetap ingin dibahas dalam artikel ini. Salah satu keterbatasan terpenting adalah bahwa penelitian di bidang ini kurang memiliki landasan teoritis yang jelas tentang bagaimana perkembangan kecakapan hidup terjadi ( Coalter, 2015 ; Hodge dkk., 2012 ). Hodge dkk. (2012) telah mengadopsi Teori Penentuan Nasib Sendiri untuk mendukung pengembangan Intervensi Perkembangan Kehidupan, tetapi menekankan bahwa penelitian yang lebih empiris diperlukan untuk menguji penerapan teori ini untuk memahami pengembangan kecakapan hidup. Kerangka yang diperkenalkan oleh Holt dkk. (2017) telah membantu untuk mengidentifikasi keterkaitan antara iklim olahraga dan hasil pengembangan pemuda yang positif, tetapi pada saat yang sama menawarkan sedikit pemahaman tentang bagaimana pengembangan kecakapan hidup terjadi selama olahraga. Kerangka yang dikembangkan oleh Gould dan Carson (2008) dan Pierce dkk. (2017) berusaha untuk mengidentifikasi kemungkinan penjelasan tentang bagaimana kaum muda mengembangkan kecakapan hidup saat berpartisipasi dalam olahraga. Namun, penulis juga menunjukkan bahwa penjelasan ini didasarkan pada bukti yang sangat sedikit ( Gould dan Carson, 2008 ; Pierce dkk., 2017 ), membutuhkan lebih banyak pengembangan teori dan pengujian untuk secara komprehensif menangkap bagaimana olahraga berkontribusi pada perkembangan pemuda yang positif ( Holt dkk., 2017 ). Batasan kedua dari penelitian tentang PYD melalui olahraga adalah bahwa ia seringkali memiliki fokus yang sempit pada pengaturan olahraga, mengabaikan interaksi domain kehidupan dalam mencapai perkembangan remaja yang positif. 2.3 Model kesehatan yang salutogenik Dalam upaya untuk mengatasi keterbatasan yang disebutkan di atas, model salu-togenic kesehatan diadopsi untuk meningkatkan pemahaman teoritis kita tentang proses perkembangan pemuda yang positif. Pertama kali diperkenalkan oleh sosiolog medis Antonovsky (1979) , model kesehatan salutogenik berfokus pada pertanyaan bagaimana orang mengelola stres dalam kehidupan sehari-hari sedemikian rupa sehingga mereka mempertahankan atau meningkatkan kesehatan mereka. Perspektif salutogenik berfokus pada sumber daya yang dimiliki orang untuk memenuhi tuntutan kehidupan sehari-hari, sumber daya perlawanan umum dan spesifik, dan
  • 8. 4 kemampuan mereka untuk mengenali dan menggunakan sumber daya ini untuk tujuan ini, rasa koherensi. Dalam model kesehatan salutogenik, kesehatan dilihat sebagai sebuah kontinum yang berjalan dari 'ketiadaan kesehatan total ' untuk 'kesehatan total '( Antonovsky, 1979 ). Antonovsky (1979) memberi label itu kontinum kemudahan kesehatan / penyakit. Konsep penting dalam model kesehatan salutogenik adalah rasa koherensi (SOC), yang Antonovsky (1987) didefinisikan sebagai “ orientasi global yang mengungkapkan sejauh mana seseorang memiliki perasaan percaya diri yang meresap, bertahan meskipun dinamis bahwa (1) rangsangan yang berasal dari seseorang ' Lingkungan internal dan eksternal dalam perjalanan kehidupan terstruktur, dapat diprediksi, dan dapat dijelaskan; (2) sumber daya tersedia bagi seseorang untuk memenuhi permintaan yang ditimbulkan oleh rangsangan ini; dan (3) tuntutan ini merupakan tantangan, layak untuk investasi dan keterlibatan (hlm. 19) ". Ketiga komponen SOC - yaitu, kelengkapan, pengelolaan, dan kebermaknaan - memainkan peran penting dalam mengarahkan orang ke arah stresor dan sumber daya yang mereka miliki untuk mengatasinya. Orang dengan SOC yang lebih kuat lebih mampu memahami pemicu stres (yaitu, pemahaman), lebih mampu memilih strategi yang tepat untuk menangani pemicu stres (yaitu, kemampuan mengelola), dan memiliki perasaan yang lebih kuat bahwa terlibat dengan pemicu stres adalah sesuatu yang bermakna. proses (yaitu, kebermaknaan). 2.4 Menerapkan model kesehatan yang salutogenik pada olahraga 2.4.1. Mekanisme yang mendasari perkembangan pemuda yang positif dan negative Perkembangan SOC terjadi ketika orang-orang condihadapkan pada pengalaman hidup yang dicirikan oleh konsistensi (yaitu, memperkuat pemahaman), keseimbangan beban-kelebihan (yaitu, memperkuat pengelolaan), dan pengambilan keputusan yang dihargai secara sosial (yaitu, memperkuat pengelolaan) ( Antonovsky, 1987 ). Pengalaman hidup ini terjadi ketika sumber daya resistensi umum dan spesifik berhasil diterapkan untuk menangani stresor. Pengalaman hidup seperti itu mungkin hadir dalam pengaturan olahraga, karena kaum muda terlibat dengan pemicu stres dan menerapkannya sumber daya untuk menangani ini. Misalnya, sebuah penelitian di antara remaja yang rentan secara sosial menunjukkan bahwa pengalaman olahraga yang positif terjadi ketika remaja berpikir bahwa partisipasi olahraga menawarkan tantangan yang bagus dan ketika mereka merasa mampu mengidentifikasi keterampilan yang mereka miliki dalam
  • 9. 5 lingkungan olahraga ( Super dkk., 2017 ). Sebaliknya, pengalaman olahraga yang negatif muncul ketika para remaja menemukan bahwa tantangan dalam lingkungan olahraga terlalu sulit dan ketika mereka tidak menyadari keterampilan yang mereka miliki untuk menghadapi tantangan tersebut. Penting untuk dicatat di sini adalah bahwa, agar perkembangan remaja terjadi, keseimbangan antara pemicu stres dan sumber daya adalah penting. Para peneliti telah sering memperingatkan bahwa partisipasi olahraga juga dapat mengarah pada pengalaman negatif dan dapat mendorong kaum muda lebih jauh ke dalam spiral kerentanan ketika mereka dihadapkan misalnya dengan kegagalan, penolakan atau isolasi dalam lingkungan olahraga ( Bean dkk., 2014 ; Fraser-Thomas dan Côt ´ é, 2009 ). Hal ini dapat dijelaskan oleh ketidakseimbangan antara sumber daya yang tersedia dan penyebab stres dalam pengaturan olahraga, yang mengarah pada pengalaman hidup yang negatif, stres, dan perkembangan patogen. Stresor terkait tidak hanya dengan elemen kompetitif yang melekat dari olahraga, tetapi juga dengan aspek organisasi (misalnya, pengaturan perjalanan) dan pribadi (misalnya, keterlibatan orang tua). Demikian pula, penulis mengidentifikasi lima faktor yang mempromosikan ketahanan pada pemain olahraga: kepribadian positif, motivasi, kepercayaan diri, fokus, dan dukungan sosial yang dirasakan Ketika remaja terlibat dengan tantangan dalam pengaturan olahraga dan menerapkan sumber daya untuk menghadapi tantangan ini, ini dapat meningkatkan SOC mereka. Lebih khusus lagi, mereka dapat belajar tentang keterampilan yang mereka miliki, mengembangkan keyakinan bahwa mereka dapat mempelajari hal-hal baru dan menerapkan sumber daya yang sesuai, dan mereka dapat mengembangkan minat untuk menghadapi tantangan yang juga dapat mereka manfaatkan dalam domain kehidupan lainnya ( Super dkk., 2018 ). 2.4.2 Fokus yang lebih luas pada perkembangan pemuda yang positif: mempertimbangkan keterkaitan domain kehidupan Menurut model kesehatan salutogenik, perkembangan kesehatan dihasilkan dari efek gabungan pemicu stres, sumber daya, dan orang ' Kemampuan untuk menghadapi stresor ( Vinje dkk., 2017 ). Ketiga aspek ini tidak spesifik domain, yang berarti bahwa mereka tidak terbatas untuk beroperasi atau menjadi relevan dalam satu domain kehidupan tertentu. Misalnya, SOC menangkap orientasi global yang relevan di berbagai domain kehidupan (misalnya, pekerjaan, keluarga, komunitas) dan di berbagai fase kehidupan. Mengikuti wawasan ini, perkembangan
  • 10. 6 pemuda juga muncul dari interaksi pemicu stres, sumber daya, dan pemuda ' kemampuan untuk menghadapi stres di berbagai domain kehidupan. Jika kita ingin memahami bagaimana perkembangan pemuda dipengaruhi oleh partisipasi dalam olahraga, kita perlu menyelidiki bagaimana penyebab stres, sumber daya, dan kemampuan untuk menangani penyebab stres berkembang di seluruh domain kehidupan, tidak hanya dalam pengaturan olahraga ini, perkembangan pemuda adalah proses dinamis yang dapat menghasilkan perkembangan positif maupun negatif dan dapat berfluktuasi terus menerus tergantung pada pemuda. ' situasi kehidupan, stres yang mereka hadapi dan sumber daya yang mereka kembangkan. 2.4.3. Memahami transfer kecakapan hidup Berkaitan dengan transfer of life skill, model kesehatan salutogenik juga menawarkan sejumlah wawasan menarik. Bisa dibilang, kompetensi dan keterampilan yang dikembangkan kaum muda dalam pengaturan olahraga dalam istilah sal- utogenik sumber daya yang dapat digunakan kaum muda di berbagai domain kehidupan. Sumber daya ini, seperti keterampilan komunikasi atau kepercayaan diri, dapat diterapkan dalam domain kehidupan lain selama SOC cukup kuat. SOC dipandang sebagai motor penggerak pembangunan menuju kesehatan ( Antonovsky, 1987 ), atau dalam hal ini, perkembangan pemuda yang positif. Jacobs andWright (2018) telah meninjau literatur untuk mempelajari teori yang dapat membantu menjelaskan kapan transfer kecakapan hidup terjadi. Mereka berpendapat bahwa agar transfer kecakapan hidup berhasil terjadi, seorang peserta harus 1) dilengkapi dengan pengetahuan dan strategi konten yang dipelajari, 2) dapat dengan mudah mengakses sumber daya tersebut, dan 3) termotivasi untuk mengadopsi kecakapan hidup dalam konteks lain. Ketiga kondisi ini sangat mirip dengan tiga komponen SOC (yaitu, kelengkapan, pengelolaan dan kebermaknaan), menekankan pentingnya komponen ini dalam proses transfer. Selain itu, gagasan bahwa SOCyang kuat dapat memfasilitasi transfer kecakapan hidup di berbagai domain kehidupan sejalan dengan pengamatan yang dibuat oleh penulis bahwa melihat kesesuaian antara konteks pembelajaran mendorong transfer kecakapan hidup ( Burke dan Hutchins, 2007 ; Pierce dkk., 2017 ). Dengan kata lain, pemahaman yang lebih kuat memungkinkan orang untuk lebih memahami bagaimana kecakapan hidup dapat menjadi relevan dalam konteks yang berbeda dan bagaimana kecakapan ini dapat digunakan untuk mengatasi berbagai jenis pemicu stres.
  • 11. 7 III. DISKUSI 3.1 Rekomendasi untuk Latihan Dalam artikel ini, kami bertujuan untuk membahas sejumlah keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga dengan menerapkan wawasan dari model kesehatan salutogenik. Mengingat bahwa SOC memainkan peran penting dalam perkembangan individu yang sehat dan transfer keterampilan hidup di seluruh lini kehidupan, kami berpendapat bahwa masuk akal untuk memperkuat SOC pemuda dalam program olahraga. Melakukan hal itu memberi mereka kemampuan untuk memahami bahwa pemicu stres yang mereka temui dalam kehidupan sehari- hari sesuai untuk menggunakan keterampilan hidup yang telah mereka pelajari dalam program olahraga (atau di tempat lain) dan itu akan memberi mereka kemampuan pengelolaan dan kebermaknaan yang memadai untuk menggunakan keterampilan hidup ini pada mereka yang menantang. situasi. Studi menunjukkan bahwa SOC dapat diperkuat dan dikembangkan dalam intervensi promosi kesehatan ( Forsberg dkk., 2010 ; Sarid dkk., 2010 ), tetapi proses yang mendasari pengembangan SOC sangat kompleks. Dari kajian literatur yang tersedia tentang model salutogenik kesehatan, tiga peluang untuk memperkuat SOC dapat diidentifikasi. Pertama, ditemukan bahwa ahli kesehatan dapat membantu orang dalam mengidentifikasi, memilih, dan menggunakan sumber daya resistensi umum yang tersedia bagi mereka untuk menangani stres dalam kehidupan sehari-hari ( Super dkk., 2016 ). Mekanisme perilaku ini memungkinkan terjadinya campur tangan pada manusia ' Respon perilaku terhadap situasi yang menantang dengan cara yang meningkatkan kesehatan. Kedua, ditemukan bahwa orang dapat dilatih untuk melihat situasi yang menantang sebagai lebih konsisten, dengan keseimbangan beban, dan sebagai nilai sosial ( Super dkk., 2016 ). Mekanisme persepsi ini memungkinkan profesional kesehatan melatih orang untuk melihat dunia sebagai lebih dapat dipahami, dikelola, dan bermakna. Kedua proses ini Pemberdayaan dan refleksi penting untuk pengembangan SOC, dan dapat dimasukkan dalam program olahraga untuk mendukung perkembangan positif dari pemuda yang berpartisipasi ( Super dkk., 2018 ). Kesempatan ketiga untuk memperkuat SOC adalah untuk mempromosikan ketersediaan sumber daya ketahanan khusus untuk mengatasi penyebab stres tertentu dari kelompok tertentu untuk berpartisipasi dalam olahraga. Contoh dari sumber daya perlawanan khusus tersebut adalah Dana Olahraga Pemuda yang diperkenalkan di Belanda, yang menawarkan dukungan keuangan bagi keluarga yang hidup dalam kemiskinan untuk membayar keanggotaan
  • 12. 8 klub atau pakaian olahraga untuk anak-anak mereka. Contoh lain adalah menawarkan program olahraga yang disesuaikan untuk orang-orang dengan disabilitas intelektual ringan atau disabilitas fisik. Seorang pelatih olahraga yang dilatih untuk bekerja dengan kelompok-kelompok ini dapat menyesuaikan kegiatan olahraga agar sesuai dengan tingkat perkembangan pemuda peserta, sehingga meningkatkan perasaan harga diri yang positif, kemanjuran diri, dan penerimaan sosial. Dengan mempromosikan ketersediaan sumber daya perlawanan tertentu, lingkungan olahraga inklusif dapat diciptakan yang memfasilitasi partisipasi kelompok rentan yang mungkin tidak dapat hadir dan mendapat manfaat dari program-program ini. Memperkuat SOC kaum muda dan meningkatkan sumber daya perlawanan umum yang tersedia bagi mereka, juga menyiratkan peningkatan dalam sejumlah jalur ini, sehingga lebih memungkinkan bahwa hasil positif jangka panjang dapat dicapai di berbagai bidang kehidupan yang berbeda. Karena ketiga komponen SOC saling terkait erat dan bersama-sama membentuk kemampuan orang untuk menghadapi stresor ( Super dkk., 2016 ), strategi untuk mempromosikan perkembangan pemuda harus fokus pada penguatan kelengkapan, pengelolaan, dan kebermaknaan anak muda secara bersamaan ( Super dkk., 2018 ). Jika program olahraga berhasil memperkuat SOC, mereka memungkinkan peserta untuk menerobos spiral kerentanan dan memicu proses pengembangan pribadi yang memperkuat diri di mana para pemuda ' kapasitas untuk menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari semakin meningkat. 3.2 Saran untuk penelitian selanjutnya Perhatian untuk proses transfer meningkat dalam penelitian, karena ini adalah salah satu proses penting dalam perkembangan pemuda yang positif ( Turnnidge dkk., 2014 ). Jacobs dan Wright (2018) mereview literatur tentang teori belajar dan berdasarkan teori-teori tersebut membedakan antara transfer dekat dan transfer jauh. Transfer dekat terjadi ketika pengaturan pembelajaran awal relatif mirip dengan pengaturan baru di mana kecakapan hidup dapat diterapkan. Perpindahan jauh memungkinkan remaja untuk menerapkan kecakapan hidup yang dipelajari dalam berbagai konteks kehidupan yang berbeda dari pengaturan pembelajaran aslinya. Inisiatif olahraga untuk pengembangan bertujuan untuk mempromosikan transfer keterampilan yang jauh, tetapi ini lebih sulit untuk difasilitasi daripada transfer dekat ( Leberman dkk., 2006 ) dan membutuhkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Oleh karena itu, banyak peneliti yang menekankan pentingnya pengajaran kecakapan hidup secara eksplisit dan perlunya
  • 13. 9 mengimplementasikan kegiatan eksplisit dalam program olahraga yang memfasilitasi pengalihan kecakapan hidup. Bean dan Forneris, 2016 ; Trottier; Robitaille, 2014 ). Berdasarkan analisis dalam makalah ini juga dapat dikatakan bahwa untuk transfer jauh terjadi, diperlukan sumber daya resistensi umum, daripada sumber daya resistensi tertentu. Karena belum diketahui bagaimana kaum muda mengorientasikan diri mereka pada sumber daya yang spesifik dan umum, dan lebih spesifik lagi apa yang mendefinisikan sumber daya menjadi umum atau spesifik, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mempelajari proses ini. Karena sangat sedikit studi empiris yang telah dilakukan di bidang ini dan pengalaman belajar adalah kunci dalam memahami perkembangan remaja. Dalam studi baru-baru ini ditemukan bahwa pengembangan komponen kebermaknaan tidak hanya dihasilkan dari pengambilan keputusan yang bernilai sosial tetapi juga dapat dihasilkan dari pengalaman hidup membantu orang lain, merasakan rasa memiliki atau melalui agama ( Slootjes dkk., 2017 ). Lebih banyak wawasan dalam pengalaman hidup yang meningkatkan rasa koherensi dapat meningkatkan implementasi iklim olahraga pendukung dalam program olahraga IV. PENUTUP 4.1 Kesimpulan Penelitian saat ini membahas sejumlah keterbatasan penelitian tentang PYD melalui olahraga: Penelitian ini tidak memiliki dasar teoritis yang jelas tentang mekanisme yang mendasari pengembangan kecakapan hidup melalui olahraga, ia memiliki fokus yang sempit pada pengaturan olahraga sehingga mengabaikan interaksi antara domain kehidupan dalam mencapai hal positif. perkembangan pemuda, dan mekanisme yang mendasari proses transfer keterampilan dan kompetensi yang baru diperoleh dari pengaturan olahraga ke domain kehidupan lainnya tidak jelas. Penerapan model kesehatan salutogenik menawarkan sejumlah wawasan teoritis yang menarik untuk lebih memahami 1) mekanisme yang mendasari perkembangan pemuda yang positif melalui olahraga (yaitu, meningkatkan pemahaman, pengelolaan dan kebermaknaan); 2) memahami bahwa perkembangan remaja muncul dalam interaksi antar individu ' stresor, sumber daya dan SOC di berbagai domain kehidupan; dan 3) memahami peran sentral dari sumber daya umum dan daya tahan dan SOC dalam transfer keterampilan hidup antara domain kehidupan. Fokus pada penguatan SOC dalam program
  • 14. 10 olahraga bagi kaum muda dapat menjadi katalisator yang kuat untuk perkembangan pemuda yang positif. 4.2 Saran Demikian makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.
  • 15. 11 V. DAFTAR PUSTAKA Refrensi EC-European Commission (2007). Buku Putih tentang Olahraga. Brussels: Komisi Komunitas Eropa. Feezell, R. (2006). Olahraga, bermain, dan refleksi etika. Urbana dan Chicago, IL: University of Illinois Press. Fullat, O. (1988). Filosofía de la educación / Filsafat pendidikan. Barcelona: Fernández-Balboa, M. (Ed.) (1997). Critical postmodernism in human movement, physical education and sport. Albany, NY: SUNY. Hardman, A. R., & Jones, C.) (eds.) (2011). The Ethics of Sports Coaching. London: Routledge. Isidori, E. (2003). La formazione degli insegnanti principianti. Problemi e strategie. Perugia: Morlacchi.