SlideShare a Scribd company logo
1 of 16
INTUISI
DALAM EPISTEMOLOGI ISLAM
Miftah Pahlevi
422021311036
2
Pokok Pembahasan
• Makna Intuisi
• Intuisi sebagai Metode Ilmiah
• Penggunaan Intuisi dalam Epistemologi
• Kesimpulan
3
Makna Intuisi
Bahasa latin
intuitio
Bahasa Inggris
intuition
Kamus Bahasa
Indonesia
Dalam Islam
Pemandangan
Gerak hati atau hati nurani
Bisikan hati, gerak hati atau daya batin untuk mengerti atau
mengetahui sesuatu tidak dengan berpikir atau belajar.
Ma’rifah al-qalb, sebuah upaya untuk melewati proses riyadah dan
mujahadah, sehingga terjadi mukasyafah atau yang lebih dikenal
dengan metode ‘irfan.
4
Intuisi tertinggi dapat mengambil dalam bentuk wahyu sebagaimana
para nabi. Sedangkan yang lainnya dapat mengambil bentuk inspirasi
atau ilham dan lintasan pikiran.
Ibnu Sina menyebutnya al-fayd (iluminasi). Zunnun al-Misri dan Imam
al-Ghazali menyebutnya al-ma’rifah. Ahmad al-Syirbasi menyebutnya
al-mawhubah. Ada juga yang menyebutnya ilmu laduni.
5
Contoh Intuisi para sufi
Salah satu karya Ibnu Arabi yang berjudul Risalah al-Anwar fi Ma
Yumnah Sahib al-Halwa min Asrar, bisa menjadi bukti ata saksi atas
kekuatan intuitif sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dalam buku yang
tidak terlalu besar itu, Ibnu Arabi menceritakan pengalaman intuitif luar
biasa ketika dia bisa menembus berbagai dunia dalam sebuah zikirnya
(ada sekitar 23 tingkat pengalaman batinnya), baik yang bersifat fisik,
seperti dunia mineral dan tumbuh-tumbuhan, maupun dunia-dunia gaib,
termasuk melihat surga, neraka, dan arasy.
6
Ibnu Sina seorang ilmuwan ensiklopedis, integrated, holistik, dan
multitalenta, pada saat menulis, pada hakikatnya ia sedang bertasbih.
Melalui tangannya pengetahuan terpancar dari Tuhan. Terkait ini,
Atiyyah al-Abrasyi menceritakan tentang salah satu kebiasaan Ibnu
Sina. Ia berkata, "Jika ia menemui masalah (ilmiah), maka ia pergi ke
masjid, kemudian ia berwudu, shalat sunah, dan berdoa, sehingga
selubung yang menutupi akalnya terbuka”.
7
Intuisi sebagai Metode Ilmiah
Kajian tentang intuisi sebagai metode ilmiah dapat dijumpai pada pemikiran para
pakar yang menyetujui eksistensi dan intuisi tersebut. Sebaliknya, bagi para pakar
yang menolak intuisi sebagai metode ilmiah, baik dari kalangan Muslim maupun
non-Muslim, menganggap bahwa intuisi itu secara metodologis mengandung
kelemahan karena terdapat kesulitan dalam mengujinya. Mereka menolak intuisi
sebagai metode ilmiah karena berpandangan bahwa sumber ilmu hanya alam jagat
raya dengan segala isinya serta fenomena sosial. Mereka tidak mengakui adanya
wahyu yang berasal dari Tuhan berupa taufik, hidayah, ilham, dan pencerahan batin.
Lebih dari itu, ketidakpercayaan terhadap intusi ini terjadi karena mereka tidak
percaya kepada Tuhan.
8
Al-Ghazali sebagai seorang sufi yang sudah sampai pada tahap mencapai ilmu melalui intuisi
menawarkan sebuah metode efektif. Dalam bukunya Ihya' 'Ulum al-Din ia menawarkan beberapa
tahapan dimulai dari :
(1) taubat,
(2) sabar dan syukur,
(3) al-khawf wa al-rajā’,
(4) al-faqr wa al-zuhd,
(5) tauhid dan tawakal,
(6) al-mahabbah,
(7) al-niyyat, al-ikhlāṣ dan al-ṣidq,
(8) al-tafakkur, dan
(9) dzikr al-mawt wa ma ba'dahu.
9
Itulah metode atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai
pengetahuan intuitif. Metode tersebut pada intinya adalah
membersihkan hati karena hati yang sudah bersih inilah yang dapat
menerima ilmu dari Tuhan.
Karena itu, Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita agar selalu
menjaga kebersihan dan kesehatan hati sebagaimana tercantum dalam
hadis yang diriwayatkan al-Bukhari, "Ingatlah bahwa pada dirimu
terdapat segumpal darah, jika ia sehat, maka sehatlah seluruh badan.
Jika segumpal darah itu rusak (sakit), maka rusaklah seluruh badan
seluruhnya. Ingatlah, segumpal darah itu adalah hati”.
10
Hati juga memiliki makna batin sebagai tempat di mana Allah dapat melimpahkan ilmu-Nya jika hati
tersebut sudah bersih. Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya tentang ayat 179 dari Surah al-A'raf
berkata, "Sesungguhnya ahli neraka itu terdiri dari orang-orang yang kaya raya, bodoh, lalai, tidak
dapat mempergunakan akalnya dalam memahami hakikat segala perkara, tidak mempergunakan
penglihatan dan pendengarannya dalam menetapkan ma'rifah serta mengambil faedah ilmu
pengetahuan, dan tidak pula menggunakannya dalam memahami ayat-ayat Allah yang bersifat
kawniyyah, serta ayat-ayat yang bersifat tanziliyyah”.
Sejalan dengan peran hati dalam memperoleh intuisi, Murtadha Muthahhari mengatakan, "Islam
tergolong kelompok yang mengakui hati sebagai suatu sumber pengetahuan yang alatnya adalah
penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs). Dalam proses mendapatkan ‘irfānī atau intuisi itu, Al-Qur'an tidak
menganjurkan manusia agar mengucilkan diri dari masyarakatnya, pergi ke bukit-bukit, hingga tidak
berurusan dengan berbagai aktivitas”.
11
Intuisi
Akal Indra
12
Penggunaan Intuisi dalam Epistemologi
Epistemologi di kalangan sarjana Muslim didominasi pendekatan bayani dan 'irfani, sedangkan di
kalangan sarjana non-Muslim didominasi pendekatan ijbārī, burhānī, dan jadali, yakni observasi,
eksperimen, dan kebebasan penggunaan akal (rasionalisme, liberalisme, pragmatisme, dan
turunannya).
Ibnu Sina, al-Ghazali, Imam Syafi'i, Jalaluddin Rumi, Syuhrawardi, Mulla Sadra, Sayyid Qutb,
Muhammad Naquib al-Attas, Ziauddin Sardar, dan Ismail Raji al-Faruqi adalah beberapa
cendekiawan Muslim yang menerima dan telah menggunakan intuisi dalam bangunan
epistemologinya.
Hal ini didasarkan pada tiga alas an :
1. Metode intuisi adalah metode yang banyak digunakan manusia dan dikenal sangat berhasil atau
efektif di kalangan orang-orang yang menggeluti dunia spiritual.
2. Metode intuisi dapat diuji kemampuannya dalam memahami realitas secara objektif.
3. Metode intuisi dapat dipelajari dan dikuasai oleh siapapun dengan usaha-usaha yang intens dan
terbimbing."
13
Adapun di antara ilmuan Barat yang menolak intuisi adalah John Stuart Mill.
Penentangannya terhadap intuisi memiliki pengaruh besar, bukan hanya di kalangan
ilmuwan Barat lainnya, tetapi juga di kalangan ilmuwan non-Barat yang telah
terpengaruh pola pikir, tradisi, dan kultur pemikiran Barat. Menurut mereka, intuisi
tidak empiris, tidak rasional, dan (akhirnya) tidak ilmiah. Intinya, bagi mereka,
intuisi itu tidak memenuhi syarat sebagai suatu metode keilmuan.
Sementara Maslow dan Nietzsche mengakui intuisi sebagai intelegensi paling
tinggi dan sebagai fakta psikologis, walaupun kedua tokoh filsafat Barat ini tetap
menolak intuisi sebagai metode keilmuan. Itu karena mereka berdua pernah
mengalami intuisi dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa diingkari. Bahkan,
lebih dari sekadar pengalaman, intuisi telah memberikan kesan mendalam sebagai
kejadian yang menakjubkan. Intuisi dapat mengungguli pengalaman-pengalaman
lainnya dan memberikan pencerahan intelektual yang luar biasa.
14
Dengan demikian, intuisi telah memainkan tiga peran sekaligus: sebagai
dasar pengetahuan, sumber pengetahuan, dan sebagai cara atau metode
mendapatkan pengetahuan. Sebagai dasar dan sumber pengetahuan,
intuisi bersifat pasif, tetapi sebagai metode mendapatkan pengetahuan,
ia bersifat aktif.
15
Kesimpulan
Intuisi merupakan salah satu potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk
melengkapi potensi panca indra dan akal pikiran. Ketiga potensi ini adalah anugerah
yang harus dimanfaatkan, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu
pengetahuan yang menjadi modal berharga bagi pembangunan kebudayaan dan
peradaban, demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia.
Penggunaan panca indra dan akal secara metodologis dikenal dengan metode
pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen), kemudian dianalisa,
dikategorisasi, dan disimpulkan melalui proses abstraksi oleh akal menggunakan
metode analogi, kritik, debat, perbandingan, dan sebagainya. Sedangkan intuisi
dimanfaatkan dengan menggunakan metode 'irfani, melalui penyucian diri (tazkiyah
al-nafs) dengan menempuh sejumlah latihan batin (spiritual) yang cukup panjang
dan intens. Jadi, dalam epistimologi Islam, pendekatan panca indra dan akal yang
dilengkapi dengan pendekatan intuitif membuat semua masalah epistemologis dapat
dipecahkan.
16

More Related Content

What's hot

Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Mohamad Bastomii
 
Wudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besarWudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besar
safaringga1
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
Moh Yakub
 

What's hot (20)

makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUFmakalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
makalah TURUNNYA AL-QUR'AN DENGAN 7 HURUF
 
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
Makalah Tafsir, Ta'wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Macam-macam Qaulan
Macam-macam QaulanMacam-macam Qaulan
Macam-macam Qaulan
 
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARITAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
TAFSIR BIL MA’TSUR, TAFSIR BIR RA’YI DAN TAFSIR ISYARI
 
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang DziharMakalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
Makalah Fikih Munakahat tentang Dzihar
 
Asbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpointAsbababun nuzul powerpoint
Asbababun nuzul powerpoint
 
Karakteristik dan Pengorganisasian Tulisan Akademik
Karakteristik dan Pengorganisasian Tulisan AkademikKarakteristik dan Pengorganisasian Tulisan Akademik
Karakteristik dan Pengorganisasian Tulisan Akademik
 
Terjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wilTerjemah, tafsir dan ta'wil
Terjemah, tafsir dan ta'wil
 
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam IslamModul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
Modul Struktur Keilmuan PAI- KB 1 Ilmu Dalam Islam
 
makalah takhrij hadits
makalah takhrij haditsmakalah takhrij hadits
makalah takhrij hadits
 
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’ANMAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
MAKALAH QASHASH AL-QUR’AN
 
ILMU QIRA'AT
ILMU QIRA'ATILMU QIRA'AT
ILMU QIRA'AT
 
Hakikat guru dan pembelajaran
Hakikat guru dan pembelajaranHakikat guru dan pembelajaran
Hakikat guru dan pembelajaran
 
Ppt hadits
Ppt haditsPpt hadits
Ppt hadits
 
Qiraat sab'ah
Qiraat sab'ahQiraat sab'ah
Qiraat sab'ah
 
Muhkam Mutasyabih
Muhkam MutasyabihMuhkam Mutasyabih
Muhkam Mutasyabih
 
Wudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besarWudhu, tayamum, dan mandi besar
Wudhu, tayamum, dan mandi besar
 
Islam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu PengetahuanIslam dan Ilmu Pengetahuan
Islam dan Ilmu Pengetahuan
 
Makalah al qur'an
Makalah al qur'anMakalah al qur'an
Makalah al qur'an
 
Ulumul hadits
Ulumul haditsUlumul hadits
Ulumul hadits
 

Similar to INTUISI Dalam Epistemologi Islam (Miftah Pahlevi).pptx

Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
Bun Faris
 
Tentang sumber filsafat
Tentang sumber filsafatTentang sumber filsafat
Tentang sumber filsafat
Riza Nisfu
 
Islam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologiIslam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologi
M fazrul
 
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptxPRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
ssuser4c4874
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Niaepa
 
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptxFilsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
AdityaTegarSatrio1
 

Similar to INTUISI Dalam Epistemologi Islam (Miftah Pahlevi).pptx (20)

Falsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmuFalsafah kesatuan ilmu
Falsafah kesatuan ilmu
 
Islam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuanIslam dan ilmu pengetahuan
Islam dan ilmu pengetahuan
 
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docxRaden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
Raden Muhammad Rida Al Rasjid - Artikel FKI.docx
 
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
UICI 2022 -Bab 01 manusia dan ilmu (nota)
 
FKI_K5.pptx
FKI_K5.pptxFKI_K5.pptx
FKI_K5.pptx
 
Epistimologi bayani
Epistimologi bayaniEpistimologi bayani
Epistimologi bayani
 
Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1Modul 11 kb 1
Modul 11 kb 1
 
Tentang sumber filsafat
Tentang sumber filsafatTentang sumber filsafat
Tentang sumber filsafat
 
ilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuanilmu dan pengetahuan
ilmu dan pengetahuan
 
Islam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologiIslam dalam pandangan epistimologi
Islam dalam pandangan epistimologi
 
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptxPRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
PRESENTASI STRUKTUR PAI.pptx
 
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptxPemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
Pemikiran dan Perbandingan Para Filosof Muslim_Kelas A farmasi.pptx
 
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmuUICI 2022 - Manusia dan ilmu
UICI 2022 - Manusia dan ilmu
 
Epistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan IslamEpistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan Islam
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
 
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptxFilsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
Filsafat Pengetahuan (Epistemology) (1).pptx
 
Aliran filsafat Islam
Aliran filsafat IslamAliran filsafat Islam
Aliran filsafat Islam
 
PKU ISID syamun salim (khabar shadiq)
PKU ISID syamun salim (khabar shadiq)PKU ISID syamun salim (khabar shadiq)
PKU ISID syamun salim (khabar shadiq)
 
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
0 kajian kritis terhadap epistemologi sains modern (makalah)
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 

INTUISI Dalam Epistemologi Islam (Miftah Pahlevi).pptx

  • 2. 2 Pokok Pembahasan • Makna Intuisi • Intuisi sebagai Metode Ilmiah • Penggunaan Intuisi dalam Epistemologi • Kesimpulan
  • 3. 3 Makna Intuisi Bahasa latin intuitio Bahasa Inggris intuition Kamus Bahasa Indonesia Dalam Islam Pemandangan Gerak hati atau hati nurani Bisikan hati, gerak hati atau daya batin untuk mengerti atau mengetahui sesuatu tidak dengan berpikir atau belajar. Ma’rifah al-qalb, sebuah upaya untuk melewati proses riyadah dan mujahadah, sehingga terjadi mukasyafah atau yang lebih dikenal dengan metode ‘irfan.
  • 4. 4 Intuisi tertinggi dapat mengambil dalam bentuk wahyu sebagaimana para nabi. Sedangkan yang lainnya dapat mengambil bentuk inspirasi atau ilham dan lintasan pikiran. Ibnu Sina menyebutnya al-fayd (iluminasi). Zunnun al-Misri dan Imam al-Ghazali menyebutnya al-ma’rifah. Ahmad al-Syirbasi menyebutnya al-mawhubah. Ada juga yang menyebutnya ilmu laduni.
  • 5. 5 Contoh Intuisi para sufi Salah satu karya Ibnu Arabi yang berjudul Risalah al-Anwar fi Ma Yumnah Sahib al-Halwa min Asrar, bisa menjadi bukti ata saksi atas kekuatan intuitif sebagai sumber ilmu pengetahuan. Dalam buku yang tidak terlalu besar itu, Ibnu Arabi menceritakan pengalaman intuitif luar biasa ketika dia bisa menembus berbagai dunia dalam sebuah zikirnya (ada sekitar 23 tingkat pengalaman batinnya), baik yang bersifat fisik, seperti dunia mineral dan tumbuh-tumbuhan, maupun dunia-dunia gaib, termasuk melihat surga, neraka, dan arasy.
  • 6. 6 Ibnu Sina seorang ilmuwan ensiklopedis, integrated, holistik, dan multitalenta, pada saat menulis, pada hakikatnya ia sedang bertasbih. Melalui tangannya pengetahuan terpancar dari Tuhan. Terkait ini, Atiyyah al-Abrasyi menceritakan tentang salah satu kebiasaan Ibnu Sina. Ia berkata, "Jika ia menemui masalah (ilmiah), maka ia pergi ke masjid, kemudian ia berwudu, shalat sunah, dan berdoa, sehingga selubung yang menutupi akalnya terbuka”.
  • 7. 7 Intuisi sebagai Metode Ilmiah Kajian tentang intuisi sebagai metode ilmiah dapat dijumpai pada pemikiran para pakar yang menyetujui eksistensi dan intuisi tersebut. Sebaliknya, bagi para pakar yang menolak intuisi sebagai metode ilmiah, baik dari kalangan Muslim maupun non-Muslim, menganggap bahwa intuisi itu secara metodologis mengandung kelemahan karena terdapat kesulitan dalam mengujinya. Mereka menolak intuisi sebagai metode ilmiah karena berpandangan bahwa sumber ilmu hanya alam jagat raya dengan segala isinya serta fenomena sosial. Mereka tidak mengakui adanya wahyu yang berasal dari Tuhan berupa taufik, hidayah, ilham, dan pencerahan batin. Lebih dari itu, ketidakpercayaan terhadap intusi ini terjadi karena mereka tidak percaya kepada Tuhan.
  • 8. 8 Al-Ghazali sebagai seorang sufi yang sudah sampai pada tahap mencapai ilmu melalui intuisi menawarkan sebuah metode efektif. Dalam bukunya Ihya' 'Ulum al-Din ia menawarkan beberapa tahapan dimulai dari : (1) taubat, (2) sabar dan syukur, (3) al-khawf wa al-rajā’, (4) al-faqr wa al-zuhd, (5) tauhid dan tawakal, (6) al-mahabbah, (7) al-niyyat, al-ikhlāṣ dan al-ṣidq, (8) al-tafakkur, dan (9) dzikr al-mawt wa ma ba'dahu.
  • 9. 9 Itulah metode atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai pengetahuan intuitif. Metode tersebut pada intinya adalah membersihkan hati karena hati yang sudah bersih inilah yang dapat menerima ilmu dari Tuhan. Karena itu, Nabi Muhammad SAW telah mengingatkan kita agar selalu menjaga kebersihan dan kesehatan hati sebagaimana tercantum dalam hadis yang diriwayatkan al-Bukhari, "Ingatlah bahwa pada dirimu terdapat segumpal darah, jika ia sehat, maka sehatlah seluruh badan. Jika segumpal darah itu rusak (sakit), maka rusaklah seluruh badan seluruhnya. Ingatlah, segumpal darah itu adalah hati”.
  • 10. 10 Hati juga memiliki makna batin sebagai tempat di mana Allah dapat melimpahkan ilmu-Nya jika hati tersebut sudah bersih. Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya tentang ayat 179 dari Surah al-A'raf berkata, "Sesungguhnya ahli neraka itu terdiri dari orang-orang yang kaya raya, bodoh, lalai, tidak dapat mempergunakan akalnya dalam memahami hakikat segala perkara, tidak mempergunakan penglihatan dan pendengarannya dalam menetapkan ma'rifah serta mengambil faedah ilmu pengetahuan, dan tidak pula menggunakannya dalam memahami ayat-ayat Allah yang bersifat kawniyyah, serta ayat-ayat yang bersifat tanziliyyah”. Sejalan dengan peran hati dalam memperoleh intuisi, Murtadha Muthahhari mengatakan, "Islam tergolong kelompok yang mengakui hati sebagai suatu sumber pengetahuan yang alatnya adalah penyucian jiwa (tazkiyah al-nafs). Dalam proses mendapatkan ‘irfānī atau intuisi itu, Al-Qur'an tidak menganjurkan manusia agar mengucilkan diri dari masyarakatnya, pergi ke bukit-bukit, hingga tidak berurusan dengan berbagai aktivitas”.
  • 12. 12 Penggunaan Intuisi dalam Epistemologi Epistemologi di kalangan sarjana Muslim didominasi pendekatan bayani dan 'irfani, sedangkan di kalangan sarjana non-Muslim didominasi pendekatan ijbārī, burhānī, dan jadali, yakni observasi, eksperimen, dan kebebasan penggunaan akal (rasionalisme, liberalisme, pragmatisme, dan turunannya). Ibnu Sina, al-Ghazali, Imam Syafi'i, Jalaluddin Rumi, Syuhrawardi, Mulla Sadra, Sayyid Qutb, Muhammad Naquib al-Attas, Ziauddin Sardar, dan Ismail Raji al-Faruqi adalah beberapa cendekiawan Muslim yang menerima dan telah menggunakan intuisi dalam bangunan epistemologinya. Hal ini didasarkan pada tiga alas an : 1. Metode intuisi adalah metode yang banyak digunakan manusia dan dikenal sangat berhasil atau efektif di kalangan orang-orang yang menggeluti dunia spiritual. 2. Metode intuisi dapat diuji kemampuannya dalam memahami realitas secara objektif. 3. Metode intuisi dapat dipelajari dan dikuasai oleh siapapun dengan usaha-usaha yang intens dan terbimbing."
  • 13. 13 Adapun di antara ilmuan Barat yang menolak intuisi adalah John Stuart Mill. Penentangannya terhadap intuisi memiliki pengaruh besar, bukan hanya di kalangan ilmuwan Barat lainnya, tetapi juga di kalangan ilmuwan non-Barat yang telah terpengaruh pola pikir, tradisi, dan kultur pemikiran Barat. Menurut mereka, intuisi tidak empiris, tidak rasional, dan (akhirnya) tidak ilmiah. Intinya, bagi mereka, intuisi itu tidak memenuhi syarat sebagai suatu metode keilmuan. Sementara Maslow dan Nietzsche mengakui intuisi sebagai intelegensi paling tinggi dan sebagai fakta psikologis, walaupun kedua tokoh filsafat Barat ini tetap menolak intuisi sebagai metode keilmuan. Itu karena mereka berdua pernah mengalami intuisi dalam kehidupan sehari-hari yang tidak bisa diingkari. Bahkan, lebih dari sekadar pengalaman, intuisi telah memberikan kesan mendalam sebagai kejadian yang menakjubkan. Intuisi dapat mengungguli pengalaman-pengalaman lainnya dan memberikan pencerahan intelektual yang luar biasa.
  • 14. 14 Dengan demikian, intuisi telah memainkan tiga peran sekaligus: sebagai dasar pengetahuan, sumber pengetahuan, dan sebagai cara atau metode mendapatkan pengetahuan. Sebagai dasar dan sumber pengetahuan, intuisi bersifat pasif, tetapi sebagai metode mendapatkan pengetahuan, ia bersifat aktif.
  • 15. 15 Kesimpulan Intuisi merupakan salah satu potensi yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk melengkapi potensi panca indra dan akal pikiran. Ketiga potensi ini adalah anugerah yang harus dimanfaatkan, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan yang menjadi modal berharga bagi pembangunan kebudayaan dan peradaban, demi tercapainya kesejahteraan hidup manusia. Penggunaan panca indra dan akal secara metodologis dikenal dengan metode pengamatan (observasi) dan percobaan (eksperimen), kemudian dianalisa, dikategorisasi, dan disimpulkan melalui proses abstraksi oleh akal menggunakan metode analogi, kritik, debat, perbandingan, dan sebagainya. Sedangkan intuisi dimanfaatkan dengan menggunakan metode 'irfani, melalui penyucian diri (tazkiyah al-nafs) dengan menempuh sejumlah latihan batin (spiritual) yang cukup panjang dan intens. Jadi, dalam epistimologi Islam, pendekatan panca indra dan akal yang dilengkapi dengan pendekatan intuitif membuat semua masalah epistemologis dapat dipecahkan.
  • 16. 16