2. DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
1. Latar Belakang ........................................................................................................
2. Tujuan ...................................................................................................................
3. Manfaat.................................................................................................................
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH .......................................................................
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................
BAB IV KESIMPULAN..........................................................................................
1. Keseimpulan .......................................................................................................
2. Saran ....................................................................................................................
BAB V DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
3. BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar
pulau Jawa. Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai
Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau
pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik
maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia
bagian barat.
Berbicara mengenai mata pencaharian, di kota pada umumnya mata pencaharian yang ada
seperti pengusaha, pegawai kantoran, pegawai negeri sipil, buruh, guru, pedagang dan lain-
lain. Masyarakat bekerja pada suatu mata pencaharian tertentu adalah untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari, serta merupakan hal pokok yang harus dimiliki setiap orang
sebagai penyambung tali kehidupannya. Bila dilihat pada fenomena yang terjadi di Kota
Medan, terdapat mata pencaharian dari sektor informal yaitu Parbotot. Kata Parbotot berasal
dari bahasa Batak Toba yang merupakan julukan bagi orang yang bekerja mengumpulkan
barang – barang bekas. Kata Parbotot ini banyak dipakai oleh masyarakat etnis Batak Toba
yang ada di Kota Medan. Berbicara tentang Parbotot tentu yang terlintas dibenak kita adalah
masyarakat pinggiran kota yang memiliki
Kondisi perekonomian Indonesia yang tidak menentu, membuat Usaha Kecil Menengah
menjadi wahana yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif, karena proses
produksi dalam industri-industri berskala kecil dan menengah pada umumnya bersifat padat
karya. Keberadaan UKM harus didukung dan didorong kemampuannya agar tetap eksis,
sehingga dapat memperluas kesempatan usaha dan memperluas lapangan pekerjaan. UKM
mempunyai peran penting dan strategis bagi pertumbuhan ekonomi negara, baik negara
berkembang maupun negara maju.
2. Tujuan
Untuk memperoleh data data perekonomian yang ada dikota medan
Untuk mengetahui kualifikasi tentang kota medan
3. Manfaat
Untuk memberi solusi tentang perekonomian di Kota medan
Untuk memberikan kualifikasi dan kuantitas perekonomian di kota medan
4. BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Medan merupakan kota terbesar di indonesia , medan memiliki perekonomian yang
berkembang pesat dari tahun ke tahun dan mengalami peningkatan yang cukup stabil dari
tahun ke tahun . perekonomian di kota medan di karenakan adanya dukungan ukm sebagai
pusat perkembangan perekonomian di kota medan pada saat ini . dengan adanya ukm ini
dapat memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau
dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan
ekonomi nasional. UKM adalah salah satu kunci agar bangsa ini keluar dari krisis.
Kondisi perekonomi di kota medan dulu sangat buruk yang dimana mengalami penurunan
drastis/ krisis . Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997
membawa pada pertumbuhan ekonomi nasional negatif. Kondisi ini juga berpengaruh
terhadap perekonomian Kota Medan, dimana pada periode tahun 1998 laju pertumbuhan
ekonomi Kota Medan mengalami penurunan hingga 18,11%. Namun pada tahun 1999
Pemerintah Kota Medan dengan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh berhasil
memulihkan kondisi perekonomian Kota Medan hingga mengalami pertumbuhan mencapai
3,44%.
Pada tahun 2001, laju pertumbuhan ekonomi Kota Medan terus meningkat hingga
mengalami pertumbuhan sebesar 5,23%. Walaupun belum pulihnya perekonomian nasional,
para pelaku ekonomi sudah mulai melakukan perbaikan dan antisipasi dibidang ekonomi dan
didukung dengan suku bunga bank yang telah menurun, sehingga kegiatan ekonomi sektor
riil mulai bergerak menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Medan mengalami
kenaikan positif. Struktur perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan
usaha utama yaitu Industri Pengolahan (14,28%), Perdagangan, Hotel dan Restoran
(28,10%), Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,38%), serta Keuangan, Persewaan dan Jasa
(14,42%). Keempat sektor ini memberikan kontribusi sekitar 76,18% terhadap perekonomian
daerah.
Pendapatan per kapita sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kemakmuran
masyarakat merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan Jumlah Penduduk. Pendapatan
per kapita masyarakat Kota Medan atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 mencapai Rp.
6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup besar bila dibandingkan dengan
pendapatan per kapita pada tahun 1993 yang baru mencapai Rp. 2.402.155,05. Bila
didasarkan harga konstan tahun 1993, pendapatan per kapita masyarakat Kota Medan
mengalami peningkatan dari Rp. 2.402.155,05 pada tahun 1993 menjadi Rp. 2.775.285,56
pada tahun 2000. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu secara umum
kesejahteraan masyarakat Kota Medan semakin meningkat.
Guna mendukung perkembangan perekonomian Kota Medan, pemerintah menyediakan
kawasan-kawasan industri dengan manajemen terpadu. Salah satu kawasan industri yang
menyiapkan fasilitas investasi yang relatif lengkap adalah Kawasan Industri Medan, yang
terletak di Kelurahan Mabar, Kecamatan Medan Deli, yang termasuk dalam WPP B.
5. BAB III
PEMBAHASAN
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar
pulau Jawa. Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai
Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau
pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik
maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia
bagian barat.
Kota Medan sebagai barometer perkembangan perekonomian di Sumatera Utara,
merupakan suatu wilayah yang dapat dijadikan suatu basis perkembangan ekonomi
kerakyatan. Ekonomi kerakyatan dapat dipandang melalui tiga aspek yang utama yaitu
konsep pemberdayaan masyarakat, kebijakan publik dan perkembangan konsep
kewirausahaan. Sinergi dari ketiga hal tersebut dapat meningkatkan suatu kinerja
perekonomian serta dapat mampu menjadikan masyarakat menjadi suatu subyek dalam
pembangunan sehingga tidak adanya ketergantungan dengan pemerintah dan dapat
mengembangkan potensi yang terdapat di Sumatera Utara.
Tahun 2015, Masyarakat Kota Medan akan menghadapi suatu tahun yang berat yaitu
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana akan menjadi suatu tantangan besar bagi Kota
Medan yang sangat dekat dengan negara seperti Malaysia, Singapura yang akan mengambil
kesempatan yang berada di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan. Jika melihat
perkembangan pusat industri di Sumatera Utara, Kota Medan berkontribusi sebesar 18,20%
untuk perindustrian Sumatera Utara dimana menduduki peringkat kedua diatas Deli Serdang
sebesar 29,95% dan untuk peringkat ketiga ditempati oleh Kabupaten Batu Bara sebesar
13,75%. Hal ini merupakan tantangan bagi Kota Medan untuk meningkatkan basis industr
untuk bisa menghasilkan masyarakat yang mandiri dan bermindset out of the box yaitu bisa
melakukan pemberdayaan untuk memanfaatkan fasilitas yang terkandung di Kota Medan
yang tentunya diperlukan pembinaan oleh pemerintah melalui kebijakan publik serta adanya
Perekonomian dikota medan didukung oleh ukm , dengan adanya ukm dapat memegang
peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah
usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional.
UKM adalah salah satu kunci agar bangsa ini keluar dari krisis.Struktur perekonomian Kota
Medan didominasi oleh 4 (empat) lapangan usaha utama yaitu Industri Pengolahan (14,28%),
Perdagangan, Hotel dan Restoran (28,10%), Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,38%),
serta Keuangan, Persewaan dan Jasa (14,42%). Keempat sektor ini memberikan kontribusi
sekitar 76,18% terhadap perekonomian daerah.
6. Pendapatan per kapita sebagai salah satu indikator untuk melihat tingkat kemakmuran
masyarakat merupakan hasil pembagi antara PDRB dengan Jumlah Penduduk. Pendapatan
per kapita masyarakat Kota Medan atas dasar harga berlaku pada tahun 2000 mencapai Rp.
6.264.429,65 atau mengalami kenaikan yang cukup besar bila dibandingkan dengan
pendapatan per kapita pada tahun 1993 yang baru mencapai Rp. 2.402.155,05. Bila
didasarkan harga konstan tahun 1993, pendapatan per kapita masyarakat Kota Medan
mengalami peningkatan dari Rp. 2.402.155,05 pada tahun 1993 menjadi Rp. 2.775.285,56
pada tahun 2000. Angka-angka ini menunjukkan bahwa dari waktu ke waktu secara umum
kesejahteraan masyarakat Kota Medan semakin meningkat.Guna mendukung perkembangan
perekonomian Kota Medan, pemerintah menyediakan kawasan-kawasan industri dengan
manajemen terpadu.
7. BAB IV
KESIMPULAN
1. Kesimpulan
Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota ini merupakan kota
terbesar ketiga di Indonesia setelah DKI Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar
pulau Jawa. Letak Kota Medan memang strategis. Kota ini dilalui Sungai Deli dan Sungai
Babura. Keduanya merupakan jalur lalu lintas perdagangan yang cukup ramai. Keberadaan
Pelabuhan Belawan di jalur Selat Malaka yang cukup modern sebagai pintu gerbang atau
pintu masuk wisatawan dan perdagangan barang dan jasa baik perdagangan domestik
maupun luar negeri (ekspor-impor), menjadikan Medan sebagai pintu gerbang Indonesia
bagian barat. Kota Medan yang merupakan barometer terhadap perkembangan Sumatera
Utaradikarenakan sebagai kota yang melakukan berbagai terobosan untuk meningkatkan
pembangunan ekonomi. Partisipasi masyarakat konsep mental and emotional involvement
(keterlibatan mental dan emosi), motivation to contribute (dorongan untuk memberi
sumbangan), dan acceptance of responsibilty (penerimaan tanggung jawab) ditetapkan
dengan sinergis dari beberapa potensi Kota Medan yang sangat menyebar melalui lingkungan
bisnis, kemitraan antara Pemerintah Kota, Swasta dan masyarakat, Peranan Institusional
Bisnis (Kadin), Kebijakan terhadap Investasi Asing dan Dukungan Lembaga Keuangan
2. Saran
Dalam memacu perekonomian Kota Medan, pemerintah daerah sebaiknya fokus pada sektor-
sektor unggulan terutama sektor-sektor dengan penyumbang multiplier terbesar dan banyak
menyerap tenaga kerja. Anggaran untuk sektor-sektor unggulan perlu ditingkatkan guna lebih
mendorong pertumbuhan sektor unggulan tersebut sehingga sektor unggulan tersebut lebih
tumbuh dan mendorong sektor lain untuk lebih berkembang. Kebijakan-kebijakan yang
dibuat sebaiknya yang mendukung dan mendorong investasi swasta untuk menanamkan
modalnya pada sektor-sektor potensi dan sektor-sektor yang terbesar dalam penyerapan
tenaga kerja. Lebih banyak lagi penelitian sejenis dengan menambah variabel seperti
Revealed Comparative Advantage (RCA), Metode Rasio Pertumbuhan (MRP), analisis
Strengths, Weaknesses, Opportunities, Dan Threats (SWOT) ataupun mengganti variabel
lainnya sehingga menambah khazanah dan wawasan dalam melakukan penelitian yang
sejenis.
8. BAB V
DAFTAR PUSTAKA
Hamid, E. S., (2012). Dinamika Ekonomi Indonesia, UII Press Yogyakarta.
Hasanah, E. U., (2012). Pengantar Ekonomi Makro, CAPS, Yogyakarta.
http://www.rumahzakat.org. (n.d.)
Huraerah, A., (2008). Pengorganisasian & Pengembangan masyarakat Model & Strategi
Pembangunan Berbasis Kerakyatan,Pendidikan, Bandung.
Indonesia, M. K., (2015.). Masyarakat Ekonomi Asean, Jakarta.
Madani, M., (2011). Dimensi Interaksi Aktor Dalam Proses Perumusan Kebijakan Publik,
Graha Ilmu, Yogyakarta.
https://www.wartaekonomi.co.id/read154464/dinas-kominfo-medan-berikan- pelatihan-
khusus-pelaku-umkm.html
http://www.depkop.go.id/berita-informasi/data-informasi/data-umkm/