3. Taat pada Aturan
Taat
curang,
tindakan
memiliki arti tunduk, tidak berlaku
adalah
harus
dan atau setia. Aturan
yang
atau
Taat
perbuatan
dijalankan. pada aturan adalah sikap
tunduk kepada tindakan atau perbuatan yang
telah dibuat baik oleh Allah Swt., nabi,
pemimpin, atau yang lainnya.
4. Taat pada Aturan
Perilaku mulia ketaatan yang perlu dilestarikan adalah:
1. Selalu menaati perintah Allah Swt. dan rasul-Nya,
serta meninggalkan larangan-Nya, baik di waktu
lapang maupun di waktu sempit.
Merasa menyesal dan takut apabila melakukan
perilaku yang dilarang oleh Allah dan rasul-Nya.
Menaati dan menjujung tinggi aturan-aturan yang
telah disepakati, baik di rumah, di sekolah maupun
di lingkungan masyarakat.
2.
3.
6. Taat pada Aturan
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman,
taatilah Allah
Amri
dan taatilah Rasul Muhammad,
dan Ulil di antara kamu. Kemudian, jika
kamu
maka
jika
berbeda pendapat tentang sesuatu,
kembalikanlah kepada
kepada
Allah
Allah
lebih
dan Rasul,
kamu beriman dan hari
kemudian. Yang demikian itu utama dan
lebih baik akibatnya.” (Q.S. An-Nisa/4: 59)
8. Pengertian Ulil Amri
menurut Pendapat Para
Ahli
Abu Jafar
Umara,ahlul ‘ilmi
wal fiqh artinya
memiliki ilmu
pengetahuan
Ahmad Mustafa
Umara,ahli
hikmah,ulama,pe
mimpin pasukan
dan seluruh
pemimpin
lainnya
Al Mawardi
Memiliki 4 makna,
yaitu:
tentang fikih
1. Umara : para
pemimpin
Ulama dan
fuhaqa
Sahabat
Rasulullah
Abu Bakar dan
Umar
2.
3.
4.
9. Kompetisi dalam Kebaikan
Berkompetisi merupakan hal mulia jika
dilakukan dalam hal kebaikan. Dan di dunia
ini banyak bentuk
untuk
dalam
kebaikan
medan
kebaikan
yg bisa
dijadikan
Kompetisi
kompetisi
kompetisi.
adalah
yang diniati hanya
yang
karena Allah
semata.
antara
bukan.
Dan niat itu membedakan
kompetisi yang mulia dan yang
10. Kompetisi dalam Kebaikan
Perilaku mulia kompetisi dalam kebaikan yang
perlu dilestarikan adalah:
1.
di
2.
Meyakini bahwa hidup itu perjuangan dan
dalam perjuangan ada kompetisi.
Berkolaborasi dalam melakukan kompetisi
agar pekerjaan menjadi ringan, mudah, dan
hasilnya maksimal.
3. Dalam berkolaborasi, semuanya diniatkan
ibadah, semata-mata mengharap rida Allah
Swt.
11. Kompetisi dalam Kebaikan
Artinya :
“Dan Kami telah menurunkan Kitab Al-Qur’an kepadamu
Muhammad dengan membawa kebenaran, yang membenarkan
kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan menjaganya maka
putuskanlah perkara mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah engkau mengikuti keinginan mereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk setiap
umat di antara kamu, Kami memberikan aturan dan jalan yang
terang. Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu
umat, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang
telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat
kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu
diberitahukan-Nyakepadamu terhadap apa yang dahulu kamu
perselisihkan.” (Q.S. Al-Maidah/5: 48)
13. Etos Kerja
Etos Kerja Muslim didefenisikan sebagai
sikap
yang
bukan
kepribadian yang melahirkan keyakinan
sangat
saja
mendalam
untuk
bahwa bekerja itu
memuliakan dirinya,
menampakkan
sebagai suatu
Sehingga
kemanusiaannya, melainkan juga
manifestasi dari amal sholeh.
bekerja yang didasarkan pada
prinsip-prinsip iman bukan saja menunjukkan
fitrah seorang muslim, melainkan sekaligus
meninggikan martabat dirinya sebagai hamba
Allah yang didera kerinduan untuk menjadikan
dirinya sebagai sosok yang dapat dipercaya,
menampilkan dirinya sebagai manusia yang
amanah, dan menunjukkan sikap pengabdian.
14. Etos Kerja
Perilaku mulia dalam etos kerja yang perlu
dilestarikan adalah:
1. Meyakini bahwa dengan kerja keras, pasti
ia akan mendapatkan sesuatu yang diinginkan
(“man jada wa jada” – Siapa yang giat, pasti
dapat)
2. Melakukan sesuatu dengan prinsip: “Mulai
dari diri sendiri, mulai dari yang terkecil, dan
mulai dari sekarang.”
3. Pentang menyerah dalam melakukan suatu
pekerjaan.
15. Etos Kerja
Artinya :
“Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah
akan melihat
orang-orang
kepada Allah
pekerjaanmu, begitu juga rasul-Nya dan
mukmin, dan kamu akan dikembalikan
yang maha mengetahui yang gaib dan
yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepada kamu apa
yang telah kemu kerjakan.” (Q.S. At-Taubah/9 : 105)