SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
MAKALAH PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
TEORI BELAJAR
DOSEN PENGAMPU:
WINDA WIDYA SARI, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1.MUHAMMAD AQDAM MAULANA (7151142032)
2.PITY ADINDA HZ (7151142031)
3.RESYI DAYATI POHAN (7151142031)
KELAS C PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena limpahan rahmat dan
Hidayah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Kependidikan dengan judul “Teori Belajar”. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Karena dalam banyak hal masih
merupakan himpunan dari berbagai kutipan yang di ambil dari sumber buku yang
dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca
demi perbaikan.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini berguna dan tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Medan, 23 Februari 2018
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Teori Belajar..............................................................................................2
2.2 Teori Behavior.............................................................................................................4
2.3 Pendekatan Kognitif....................................................................................................6
2.4 Pendekatan Konstruktivisme.......................................................................................6
2.5 Teori Gestalt................................................................................................................7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah makalah ini yaitu:
1.Apa pengertian teori belajar?
2.Apa yang dimaksud teori Behavior dalam belajar?
3.Apa yang dimaksud teori kognitif dalam belajar?
4.Apa yang dimaksud teori konstruktivisme dalam belajar?
5.Apa yang dimaksud teori Gestaltik dalam belajar?
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.Untuk mengetahui pengertian teori belajar
2.Untuk mengetahui teori Behavior dalam belajar
3.Untuk mengetahui teori kognitif dalam belajar
4.Untuk mengetahui teori konstruktivisme dalam belajar
5.Untuk mengetahui teori Gestaltik dalam belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar
2.1.1 Pengertian Teori
Ada beberapa pengertian teori menurut para ahli:
Menurut Manning
Teori merupakan seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang
mengaitkan satu set variable satu salam lain. Teori akan menghasilkan prediksi
yang dapat dibandingkan dengan pola yang diamati.
Menurut Fawcett
Teori merupakan deskripsi dari fenomena tertentu, penjelasan tentang
hubungan antara fenomena atau prediksi tentang penyebab dan konsekuensi dari
fenomena-fenomena lainnya.
Menurut Travers
Terdiri dari teori generalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena
dan generalisasi harus prediktif. Teori terdiri dari generalisasi dimaksudkan untuk
menjalaskan dan memprediksi fenomena.Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam
menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena.
2.1.2 Pengertian Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu
yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang
dikemukakan Bruner dalam Romberg (1999) bahwa belajar adalah proses aktif
3
siswa dalam mengkonstnik (membangun) pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliknya. Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya
berupa pengetahuan akan tetapi dapat benupa keterampilan, sikap, kemauan,
kebiasaan maupun perbuatan. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne
dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan.
Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah
merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari
pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar
yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh
kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap,
sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan
yang ditimbulkan oleh lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Belajar adalah merupakan
suatu perubahan dalam tingkah laku, yang diperoleh melalui latihan dan
pengalaman, dimana perubahan tidak harus segera nampak setelah proses belajar
tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang.
belajar berarti mendapatkan kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun
phisikis.
Teori belajar berisi kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan dan
penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa
belajar. Teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan tentang
perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun pengalaman.
4
2.2 Teori Behavior
Konsep dasar teori belajar Behavioristik menurut teori behavioristik, belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, yang
terjadi melalui hubungan stimulus-stimulus dan respon-respon menurut prinsip-
prinsip mekanistik (Dahar, 1988: 24). Para penganut teori ini berpendapat bahwa
sudah cukup bagi siswa untuk mengasosiasikan stimulus-stimulus dan respon-
respon yang diberi reinforcement apabila ia memberikan respon yang benar.
Mereka tidak mempersoalkan apa yang terjadi dalam pikiran siswa sebelum dan
sesudah respon dibuat.
Behavioris berkeyakinan bahwa setiap anak manusia lahir tanpa warisan
kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan dan warisan yang bersifat abstrak
lainnya (Syah, 2004: 104) dan menganggap manusia bersifat mekanistik, yaitu
merespon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan mempunyai
peran yang sedikit terhadap dirinya sendiri.
Dalam hal ini konsep behavioristik memandang bahwa perilaku individu
merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasikan kondisi-kondisi belajar dan didukung dengan berbagai penguatan
(reinforcement) untuk mempertahankan perilaku atau hasil belajar yang
dikehendaki (Sanyata, 2012: 3). Semuanya itu timbul setelah manusia mengalami
kontak dengan alam dan lingkungan sosial budayanya dalam proses pendidikan.
Maka individu akan menjadi pintar, terampil, dan mempunyai sifat abstrak
lainnya tergantung pada apakah dan bagaimana ia belajar dengan lingkungannya.
Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan
kepuasan dari suatu keadian. Menurut Thomdike hukuman akan memperlemah
ikatan berbeda dengan reward yang akan memperkuat ikatan. Beberapa hukum
belajar yang dikemukakan Thorndike, yaitu:
 Law of read ine,s yaitu hukum kesiapan Maksudnya seseorang akan lebih
mudah belajar jika sudah memiliki kesiapan untuk hal dimaksud
 Law of Exercise, yaitu hukum latihan Ikatan antara stimulus dan respon
dalam belajar akan lebih kuat jika dilakukan pengulangan.
5
 Law of Effect, yaitu hukum penganul, mengarah pada hadiah yang kongkrit
semakin banyak hadiah yang diterima individu dari hasil belajarnya maka
akan semakin kuat ikatan perilaku tersebut dengan hadiah yang
diterimanya
Teori belajar lainnya yaitu Pavlov menemukan bahwa dalam belajar teriadi
proses pengkondisian (conditioning) stimulus yang dikondisikan untuk
mendapatkan respon yang terkondisi. Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan
pembentukan perilaku yang diinginkan. Contoh, dalam pelajaran matematika
anak-anak diberi hadiah jika jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan
kepadanya. Perilaku ini dikondisikan secara tenus menerus hingga terbentuk
perilaku senang terhadap pelajaran matematika dan pemberian hadiah dikurangi
secara berangsur-angsur dengan pola yang sama dapat dilakukan penghapusan
terhadap suatu perilaku yang tidak dinginkan.
Watson (1878-1958) menggunakan penemuan Pavlov scbagai dasar untuk
teori belajarnya Belajar didefinisikan sebagai suatu proses ta conditioning reflect
(respon) melalui pergantian dari satu stimulus kepada stimulus yang lain.
Menurut Watson manusia dilahirkan dengan beherapa refleks dan reaksi emosi,
ketakutan, cinta dan marah. Semua tingkah laku dikembangkan pembentukan
hubungan stimulus respon baru melalui conditioning. Watson menggunakan
prinsip yang sama untuk menerangkan tingkah laku manusia Misalnya anak yang
semula tidak takut tikus menjadi takut. Banyak sikap yang dipelajari dari classical
conditioning siswa bersikap negatif terhadap asing karena mereka berasosiasi
dengan pengalaman yang tidak menyenangkan misalnya ketika disuruh guru
menerangkan di depan kelas dan siswa dimarahi karena membuat kesalahan .
Skinner memandang penguatan (reinforcement) sebagai unsur belajar jika
Penting dalam proses belajar Individu cenderung untuk yang paling penting
dalam proses belajar jika diikuti dengan penguatan. Jika tingkah laku individu
diikuti dengan penguatan yang menyenangkan maka tingkah laku tersebut akan
cenderung di ulang sesering mungkin. Reinforcement inilah yang oleh Skinner
disebut dengan operant conditioning. Dalam menggunakan reinforcement untuk
memperkuat tingkah laku dikenal dua metode yaitu pembentukan (shaping) dan
6
pemodelan (modeling). Jika seorang guru memberikan reinforcement pada
menuju keberhasilan maka guru tersebut menggunakan reknik shaping.
Modeling dilakukan melalui proses motivasi misalnya dalam meningkatkan
minat siswa membaca novel berbahasa Inggris Guru dapat menunjukkan dan
menceritakan pada siswa betapa senangnya menikmati cerita dalam novel tersebut
dengan sesekali membacakannya sedikit kepada mereka, sehingga pada akhirnya
siswa meniru kebiasaan guru tersebut.
2.3 Pendekatan Kognitif
Ahli dan Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan
yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan
atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha
individu untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat
mental yang dimiliki seseorang dunia dari caranya memaknai dunia tersebut.
Individu berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk
menyelesaikan masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka
ketahui untuk mencapai pelajaran baru. Pada pendekatan ini yang paling penting
adalah bagaimana individu belajar, menerima informasi dan mengingat.
2.4 Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual.
Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba
(Suwarna,2005). Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan
Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz
(1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina
pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran
7
terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan
pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan
atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang
akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini
dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang
boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali
sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep
dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan
pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993)
konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia
ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran
kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan
perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam
proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu
perkara. Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999)
membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional.
2.5 Teori Gestalt
Psikologi gestalt dikembangkan di Eropa pada sekitar tahun 1920-an.
Psikologi gestalt memperkenalkan suatu pendekatan belajar yang berbeda secara
mendasar dengan teori asosiasi (behaviorism). Teori gestalt dibangun dari data
hasil eksperimen yang sebelumnya belumdapat dijelaskan oleh ahli-ahli teori
asosiasi. Meskipun pada awalnya psikologi gestalt hanya dipusatkan pada
fenomena yang dapat dirasa, tetapi pada akhirnya difokuskan pada fenomena yang
lebih umum, yaitu hakikat belajar dan pemecahan masalah (Resnick & Ford,
1981:129-130).
8
Berpikir sebagai fenomena dalam cara manusia belajar, diakui oleh para
ahli psikologi gestalt sebagai sesuatu yang penting. Menurut Kohler (dalam
Orton, 1991:89) berpikir bukan hanya proses pengaitan antara stimulus dan
respon, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai pengenalan sensasi atau masalah secara
keseluruhan yang terorganisir menurut prinsip tertentu. Katona, seorang ahli
psikologi gestalt yang lain, juga tidak sependapat dengan belajar dengan
pengaitan stimulus dan respon.
Berdasarkan hasil penelitiannya ia membuktikan bahwa belajar bukan hanya
mengingat sekumpulan prosedur, melainkan juga menyusun kembali informasi
sehingga membentuk struktur baru menjadi lebih sederhana (Resnick & Ford,
1981:143-144). Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind)
adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-
pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat-
sifat tertentu dan bukansebagaikumpulan unit data yang terpisah-pisah (Orton,
1990:89). Para pengikut gestalt berpendapat bahwa sensasi atau informasi harus
dipandang secara menyeluruh, karena bila dipersepsi secara terpisah atau bagian
demi bagian, maka strukturnya tidak jelas.
Menurut Katona (dalam Resnick& Ford, 1981:139) penemuan struktur
terhadap sensasi atau informasi diperlukan untuk dapat memahaminya dengan
tepat. Jadi, menurut pandangan psikologi gestalt dapat disimpulkan bahwa
seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan
melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam
struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan
pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah
laku, yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman, dimana perubahan tidak
harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan
yang akan datang. Jadi teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan
tentang perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun
pengalaman.
Adapun teori-toeri belajar yaitu:
1.Teori belajar Behavior
2.Teori belajar kognitif
3.Teori belajar konstruktivisme
4.Teori belajar Gestaltik
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed
Milfayetty, Sri, dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed
Rusuli, Izzatur.( 2014). Refleksi teori belajar Behavioristik dalam Perspektif
Islam. Jurnal pencerahan. Majelis Pendidikan Daerah Aceh, Vol, 8.
Dalam unsyiah.ac.id. Diunduh pada 25 Februari 2018, pukul 23.00 WIB
Siswanto. (2005). Implementasi berbagai teori belajar dalam Pembelajaran
Akuntansi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 5. Dalam
https://media.neliti.com/media/publications/17220-ID-implementasi-
berbagai-teori-belajar-dalam-pembelajaran-akuntansi.pdf.Diunduh pada
25 Februari 2018

More Related Content

What's hot

Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1miaparamita95
 
Aspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialAspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialSatrio Lintang
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaBabyHenry
 
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraTeori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraInggrid Matahelumual
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Novianita Novianita
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuLingga - Universitas Riau
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiErta Erta
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaIkhsan Muhammad
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialPotpotya Fitri
 
Teori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi KomunitasTeori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi KomunitasDina Haya Sufya
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarMono Manullang
 
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanSejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanمحمد خيرى
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistikRinatun4e
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerelmakrufi
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikAyu W. Shepty
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilakuAfra Balqis
 

What's hot (20)

Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1Teori kepribadian albert bandura new 1
Teori kepribadian albert bandura new 1
 
Aspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosialAspek perkembangan sosial
Aspek perkembangan sosial
 
Peran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budayaPeran agama dalam perkembangan budaya
Peran agama dalam perkembangan budaya
 
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert BanduraTeori Kognitif Sosial Albert Bandura
Teori Kognitif Sosial Albert Bandura
 
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
Konsep dasar bimbingan dan konseling keluarga
 
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilakuFaktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
Faktor personal dan situasional yang mempengaruhi perilaku
 
Kepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islamiKepribadian dalam psikologi islami
Kepribadian dalam psikologi islami
 
Makalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakterMakalah pembentukan karakter
Makalah pembentukan karakter
 
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan TeorinyaTokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
Tokoh-Tokoh Psikologi dan Teorinya
 
Psikologi umum 1
Psikologi umum 1Psikologi umum 1
Psikologi umum 1
 
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosialKognisi sosial dalam psikologi sosial
Kognisi sosial dalam psikologi sosial
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Teori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi KomunitasTeori Psikologi Komunitas
Teori Psikologi Komunitas
 
Prinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip BelajarPrinsip - prinsip Belajar
Prinsip - prinsip Belajar
 
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikanSejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
Sejarah,definisi, ruang Lingkup psikologi pendidikan
 
Ppt teori humanistik
Ppt teori humanistikPpt teori humanistik
Ppt teori humanistik
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
 
Orientasi Teori Kognitif
Orientasi Teori Kognitif Orientasi Teori Kognitif
Orientasi Teori Kognitif
 
Konseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistikKonseling menurut pendekatan humanistik
Konseling menurut pendekatan humanistik
 
Modifikasi perilaku
Modifikasi perilakuModifikasi perilaku
Modifikasi perilaku
 

Similar to Makalah Teori Belajar

Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikkhairil kabe
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTaufik Maulana
 
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3NikenDwi15
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikAnita Rahman
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranIyus Jatikusumah
 
TEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASATEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASAPiobarkah
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseArisPiligame
 
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxElysabetKristanti1
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaranirmanrohmansyah
 
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxTeori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxRizqi322491
 
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,dan
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,danTeori belajar koneksionisme, guthrie, hull,dan
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,danHelsy Dinafitri II
 
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajar
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajarBElajar, Pembelajaran, dan teori belajar
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajarMitha Ye Es
 
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxTEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxAstiKasari4
 

Similar to Makalah Teori Belajar (20)

Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 
Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristikTeori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik
 
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3
Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3
 
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori BehavioristikPsikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
Psikologi Pendidikan- Teori Behavioristik
 
KB1.pdf
KB1.pdfKB1.pdf
KB1.pdf
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
TEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASATEORI BELAJAR BAHASA
TEORI BELAJAR BAHASA
 
Bab 2 hasil belajar
Bab 2 hasil belajarBab 2 hasil belajar
Bab 2 hasil belajar
 
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_proseAplikasi teori behavioristik_dalam_prose
Aplikasi teori behavioristik_dalam_prose
 
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptxPPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
PPT-Teori belajar Behavioristik.pptx
 
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan PembelajaranTugas Kurikulum Dan Pembelajaran
Tugas Kurikulum Dan Pembelajaran
 
326766479 (1).pdf
326766479 (1).pdf326766479 (1).pdf
326766479 (1).pdf
 
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptxTeori Belajar Kelompok 6.pptx
Teori Belajar Kelompok 6.pptx
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,dan
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,danTeori belajar koneksionisme, guthrie, hull,dan
Teori belajar koneksionisme, guthrie, hull,dan
 
Teori belajar fix
Teori belajar fixTeori belajar fix
Teori belajar fix
 
Macam teori belajar
Macam teori belajarMacam teori belajar
Macam teori belajar
 
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajar
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajarBElajar, Pembelajaran, dan teori belajar
BElajar, Pembelajaran, dan teori belajar
 
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptxTEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
TEORI BELAJAR BEHAVOIRISTIK.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxrahmaamaw03
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docxSILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
SILABUS MATEMATIKA SMP kurikulum K13.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 

Makalah Teori Belajar

  • 1. MAKALAH PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN TEORI BELAJAR DOSEN PENGAMPU: WINDA WIDYA SARI, S.Pd, M.Pd DISUSUN OLEH: KELOMPOK 3 1.MUHAMMAD AQDAM MAULANA (7151142032) 2.PITY ADINDA HZ (7151142031) 3.RESYI DAYATI POHAN (7151142031) KELAS C PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI MEDAN TAHUN 2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena limpahan rahmat dan Hidayah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Kependidikan dengan judul “Teori Belajar”. Penyusun menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Karena dalam banyak hal masih merupakan himpunan dari berbagai kutipan yang di ambil dari sumber buku yang dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca demi perbaikan. Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini berguna dan tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini. Medan, 23 Februari 2018 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................................i DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1 1.1 Latar belakang masalah...............................................................................................1 1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1 1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................1 BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................2 2.1 Pengertian Teori Belajar..............................................................................................2 2.2 Teori Behavior.............................................................................................................4 2.3 Pendekatan Kognitif....................................................................................................6 2.4 Pendekatan Konstruktivisme.......................................................................................6 2.5 Teori Gestalt................................................................................................................7 BAB III PENUTUP ...................................................................................................................9 3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9 3.2 Saran...........................................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah 1.2 Rumusan masalah Rumusan masalah makalah ini yaitu: 1.Apa pengertian teori belajar? 2.Apa yang dimaksud teori Behavior dalam belajar? 3.Apa yang dimaksud teori kognitif dalam belajar? 4.Apa yang dimaksud teori konstruktivisme dalam belajar? 5.Apa yang dimaksud teori Gestaltik dalam belajar? 1.3 Tujuan penulisan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu: 1.Untuk mengetahui pengertian teori belajar 2.Untuk mengetahui teori Behavior dalam belajar 3.Untuk mengetahui teori kognitif dalam belajar 4.Untuk mengetahui teori konstruktivisme dalam belajar 5.Untuk mengetahui teori Gestaltik dalam belajar
  • 5. 2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Teori Belajar 2.1.1 Pengertian Teori Ada beberapa pengertian teori menurut para ahli: Menurut Manning Teori merupakan seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan satu set variable satu salam lain. Teori akan menghasilkan prediksi yang dapat dibandingkan dengan pola yang diamati. Menurut Fawcett Teori merupakan deskripsi dari fenomena tertentu, penjelasan tentang hubungan antara fenomena atau prediksi tentang penyebab dan konsekuensi dari fenomena-fenomena lainnya. Menurut Travers Terdiri dari teori generalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dan generalisasi harus prediktif. Teori terdiri dari generalisasi dimaksudkan untuk menjalaskan dan memprediksi fenomena.Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. 2.1.2 Pengertian Belajar Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang dikemukakan Bruner dalam Romberg (1999) bahwa belajar adalah proses aktif
  • 6. 3 siswa dalam mengkonstnik (membangun) pengetahuan baru berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliknya. Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya berupa pengetahuan akan tetapi dapat benupa keterampilan, sikap, kemauan, kebiasaan maupun perbuatan. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan. Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap, sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan yang ditimbulkan oleh lainnya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman, dimana perubahan tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang. belajar berarti mendapatkan kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang relatif lama yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun phisikis. Teori belajar berisi kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan dan penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa belajar. Teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan tentang perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun pengalaman.
  • 7. 4 2.2 Teori Behavior Konsep dasar teori belajar Behavioristik menurut teori behavioristik, belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, yang terjadi melalui hubungan stimulus-stimulus dan respon-respon menurut prinsip- prinsip mekanistik (Dahar, 1988: 24). Para penganut teori ini berpendapat bahwa sudah cukup bagi siswa untuk mengasosiasikan stimulus-stimulus dan respon- respon yang diberi reinforcement apabila ia memberikan respon yang benar. Mereka tidak mempersoalkan apa yang terjadi dalam pikiran siswa sebelum dan sesudah respon dibuat. Behavioris berkeyakinan bahwa setiap anak manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan dan warisan yang bersifat abstrak lainnya (Syah, 2004: 104) dan menganggap manusia bersifat mekanistik, yaitu merespon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan mempunyai peran yang sedikit terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini konsep behavioristik memandang bahwa perilaku individu merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasikan kondisi-kondisi belajar dan didukung dengan berbagai penguatan (reinforcement) untuk mempertahankan perilaku atau hasil belajar yang dikehendaki (Sanyata, 2012: 3). Semuanya itu timbul setelah manusia mengalami kontak dengan alam dan lingkungan sosial budayanya dalam proses pendidikan. Maka individu akan menjadi pintar, terampil, dan mempunyai sifat abstrak lainnya tergantung pada apakah dan bagaimana ia belajar dengan lingkungannya. Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan kepuasan dari suatu keadian. Menurut Thomdike hukuman akan memperlemah ikatan berbeda dengan reward yang akan memperkuat ikatan. Beberapa hukum belajar yang dikemukakan Thorndike, yaitu:  Law of read ine,s yaitu hukum kesiapan Maksudnya seseorang akan lebih mudah belajar jika sudah memiliki kesiapan untuk hal dimaksud  Law of Exercise, yaitu hukum latihan Ikatan antara stimulus dan respon dalam belajar akan lebih kuat jika dilakukan pengulangan.
  • 8. 5  Law of Effect, yaitu hukum penganul, mengarah pada hadiah yang kongkrit semakin banyak hadiah yang diterima individu dari hasil belajarnya maka akan semakin kuat ikatan perilaku tersebut dengan hadiah yang diterimanya Teori belajar lainnya yaitu Pavlov menemukan bahwa dalam belajar teriadi proses pengkondisian (conditioning) stimulus yang dikondisikan untuk mendapatkan respon yang terkondisi. Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan pembentukan perilaku yang diinginkan. Contoh, dalam pelajaran matematika anak-anak diberi hadiah jika jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan kepadanya. Perilaku ini dikondisikan secara tenus menerus hingga terbentuk perilaku senang terhadap pelajaran matematika dan pemberian hadiah dikurangi secara berangsur-angsur dengan pola yang sama dapat dilakukan penghapusan terhadap suatu perilaku yang tidak dinginkan. Watson (1878-1958) menggunakan penemuan Pavlov scbagai dasar untuk teori belajarnya Belajar didefinisikan sebagai suatu proses ta conditioning reflect (respon) melalui pergantian dari satu stimulus kepada stimulus yang lain. Menurut Watson manusia dilahirkan dengan beherapa refleks dan reaksi emosi, ketakutan, cinta dan marah. Semua tingkah laku dikembangkan pembentukan hubungan stimulus respon baru melalui conditioning. Watson menggunakan prinsip yang sama untuk menerangkan tingkah laku manusia Misalnya anak yang semula tidak takut tikus menjadi takut. Banyak sikap yang dipelajari dari classical conditioning siswa bersikap negatif terhadap asing karena mereka berasosiasi dengan pengalaman yang tidak menyenangkan misalnya ketika disuruh guru menerangkan di depan kelas dan siswa dimarahi karena membuat kesalahan . Skinner memandang penguatan (reinforcement) sebagai unsur belajar jika Penting dalam proses belajar Individu cenderung untuk yang paling penting dalam proses belajar jika diikuti dengan penguatan. Jika tingkah laku individu diikuti dengan penguatan yang menyenangkan maka tingkah laku tersebut akan cenderung di ulang sesering mungkin. Reinforcement inilah yang oleh Skinner disebut dengan operant conditioning. Dalam menggunakan reinforcement untuk memperkuat tingkah laku dikenal dua metode yaitu pembentukan (shaping) dan
  • 9. 6 pemodelan (modeling). Jika seorang guru memberikan reinforcement pada menuju keberhasilan maka guru tersebut menggunakan reknik shaping. Modeling dilakukan melalui proses motivasi misalnya dalam meningkatkan minat siswa membaca novel berbahasa Inggris Guru dapat menunjukkan dan menceritakan pada siswa betapa senangnya menikmati cerita dalam novel tersebut dengan sesekali membacakannya sedikit kepada mereka, sehingga pada akhirnya siswa meniru kebiasaan guru tersebut. 2.3 Pendekatan Kognitif Ahli dan Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan. Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha individu untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental yang dimiliki seseorang dunia dari caranya memaknai dunia tersebut. Individu berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru. Pada pendekatan ini yang paling penting adalah bagaimana individu belajar, menerima informasi dan mengingat. 2.4 Pendekatan Konstruktivisme Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual. Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba (Suwarna,2005). Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz (1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran
  • 10. 7 terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar. Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993) konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing. Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu perkara. Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999) membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional. 2.5 Teori Gestalt Psikologi gestalt dikembangkan di Eropa pada sekitar tahun 1920-an. Psikologi gestalt memperkenalkan suatu pendekatan belajar yang berbeda secara mendasar dengan teori asosiasi (behaviorism). Teori gestalt dibangun dari data hasil eksperimen yang sebelumnya belumdapat dijelaskan oleh ahli-ahli teori asosiasi. Meskipun pada awalnya psikologi gestalt hanya dipusatkan pada fenomena yang dapat dirasa, tetapi pada akhirnya difokuskan pada fenomena yang lebih umum, yaitu hakikat belajar dan pemecahan masalah (Resnick & Ford, 1981:129-130).
  • 11. 8 Berpikir sebagai fenomena dalam cara manusia belajar, diakui oleh para ahli psikologi gestalt sebagai sesuatu yang penting. Menurut Kohler (dalam Orton, 1991:89) berpikir bukan hanya proses pengaitan antara stimulus dan respon, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai pengenalan sensasi atau masalah secara keseluruhan yang terorganisir menurut prinsip tertentu. Katona, seorang ahli psikologi gestalt yang lain, juga tidak sependapat dengan belajar dengan pengaitan stimulus dan respon. Berdasarkan hasil penelitiannya ia membuktikan bahwa belajar bukan hanya mengingat sekumpulan prosedur, melainkan juga menyusun kembali informasi sehingga membentuk struktur baru menjadi lebih sederhana (Resnick & Ford, 1981:143-144). Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind) adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman- pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat- sifat tertentu dan bukansebagaikumpulan unit data yang terpisah-pisah (Orton, 1990:89). Para pengikut gestalt berpendapat bahwa sensasi atau informasi harus dipandang secara menyeluruh, karena bila dipersepsi secara terpisah atau bagian demi bagian, maka strukturnya tidak jelas. Menurut Katona (dalam Resnick& Ford, 1981:139) penemuan struktur terhadap sensasi atau informasi diperlukan untuk dapat memahaminya dengan tepat. Jadi, menurut pandangan psikologi gestalt dapat disimpulkan bahwa seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.
  • 12. 9 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman, dimana perubahan tidak harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang. Jadi teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan tentang perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun pengalaman. Adapun teori-toeri belajar yaitu: 1.Teori belajar Behavior 2.Teori belajar kognitif 3.Teori belajar konstruktivisme 4.Teori belajar Gestaltik 3.2 Saran
  • 13. 10 DAFTAR PUSTAKA Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed Milfayetty, Sri, dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed Rusuli, Izzatur.( 2014). Refleksi teori belajar Behavioristik dalam Perspektif Islam. Jurnal pencerahan. Majelis Pendidikan Daerah Aceh, Vol, 8. Dalam unsyiah.ac.id. Diunduh pada 25 Februari 2018, pukul 23.00 WIB Siswanto. (2005). Implementasi berbagai teori belajar dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 5. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/17220-ID-implementasi- berbagai-teori-belajar-dalam-pembelajaran-akuntansi.pdf.Diunduh pada 25 Februari 2018