Makalah ini membahas lima teori belajar yaitu:
1. Teori behavior yang menekankan perubahan tingkah laku yang dapat diamati melalui hubungan stimulus-respons.
2. Teori kognitif yang melihat belajar sebagai usaha untuk memahami dunia dengan menggunakan alat mental.
3. Teori konstruktivisme dimana pengetahuan dibangun secara aktif melalui pengalaman.
4. Teori Gestalt yang menekankan pola ke
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Makalah Teori Belajar
1. MAKALAH PSIKOLOGI KEPENDIDIKAN
TEORI BELAJAR
DOSEN PENGAMPU:
WINDA WIDYA SARI, S.Pd, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3
1.MUHAMMAD AQDAM MAULANA (7151142032)
2.PITY ADINDA HZ (7151142031)
3.RESYI DAYATI POHAN (7151142031)
KELAS C PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN 2018
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena limpahan rahmat dan
Hidayah-NYA, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tujuan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Psikologi Kependidikan dengan judul “Teori Belajar”. Penyusun
menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Karena dalam banyak hal masih
merupakan himpunan dari berbagai kutipan yang di ambil dari sumber buku yang
dipergunakan. Untuk itu penyusun dengan senang hati menerima kritik dari pembaca
demi perbaikan.
Akhirnya penyusun berharap semoga makalah ini berguna dan tidak lupa
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyusun makalah ini.
Medan, 23 Februari 2018
Penyusun
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar belakang masalah...............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................2
2.1 Pengertian Teori Belajar..............................................................................................2
2.2 Teori Behavior.............................................................................................................4
2.3 Pendekatan Kognitif....................................................................................................6
2.4 Pendekatan Konstruktivisme.......................................................................................6
2.5 Teori Gestalt................................................................................................................7
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran...........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................10
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang masalah
1.2 Rumusan masalah
Rumusan masalah makalah ini yaitu:
1.Apa pengertian teori belajar?
2.Apa yang dimaksud teori Behavior dalam belajar?
3.Apa yang dimaksud teori kognitif dalam belajar?
4.Apa yang dimaksud teori konstruktivisme dalam belajar?
5.Apa yang dimaksud teori Gestaltik dalam belajar?
1.3 Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu:
1.Untuk mengetahui pengertian teori belajar
2.Untuk mengetahui teori Behavior dalam belajar
3.Untuk mengetahui teori kognitif dalam belajar
4.Untuk mengetahui teori konstruktivisme dalam belajar
5.Untuk mengetahui teori Gestaltik dalam belajar
5. 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Teori Belajar
2.1.1 Pengertian Teori
Ada beberapa pengertian teori menurut para ahli:
Menurut Manning
Teori merupakan seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang
mengaitkan satu set variable satu salam lain. Teori akan menghasilkan prediksi
yang dapat dibandingkan dengan pola yang diamati.
Menurut Fawcett
Teori merupakan deskripsi dari fenomena tertentu, penjelasan tentang
hubungan antara fenomena atau prediksi tentang penyebab dan konsekuensi dari
fenomena-fenomena lainnya.
Menurut Travers
Terdiri dari teori generalisasi dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena
dan generalisasi harus prediktif. Teori terdiri dari generalisasi dimaksudkan untuk
menjalaskan dan memprediksi fenomena.Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam
menyajikan pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan
dan meramalkan fenomena.
2.1.2 Pengertian Belajar
Belajar dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan sesuatu
yang sudah ada dengan sesuatu yang baru. Sebagaimana halnya yang
dikemukakan Bruner dalam Romberg (1999) bahwa belajar adalah proses aktif
6. 3
siswa dalam mengkonstnik (membangun) pengetahuan baru berdasarkan
pengetahuan yang sudah dimiliknya. Sesuatu yang baru tersebut tidak hanya
berupa pengetahuan akan tetapi dapat benupa keterampilan, sikap, kemauan,
kebiasaan maupun perbuatan. Sedangkan Pengertian Belajar menurut Gagne
dalam bukunya The Conditions of Learning 1977, belajar merupakan sejenis
perubahan yang diperlihatkan dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya
berbeda dari sebelum individu berada dalam situasi belajar dan sesudah
melakukan tindakan yang serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu
pengalaman atau latihan.
Menurut Morgan (Gino, 1988: 5) menyatakan bahwa belajar adalah
merupakan salah satu yang relatif tetap dari tingkah laku sebagai akibat dari
pengalaman. Dengan demikian dapat diketahui bahwa belajar adalah usaha sadar
yang dilakukan manusia melalui pengalaman dan latihan untuk memperoleh
kemampuan baru dan merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap,
sebagai akibat dari latihan. Menurut Hilgard (Suryabrata, 2001:232) menyatakan
belajar merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang
kemudian menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perbuatan
yang ditimbulkan oleh lainnya.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan Belajar adalah merupakan
suatu perubahan dalam tingkah laku, yang diperoleh melalui latihan dan
pengalaman, dimana perubahan tidak harus segera nampak setelah proses belajar
tetapi dapat nampak di kesempatan yang akan datang.
belajar berarti mendapatkan kecakapan baru, yang berlaku dalam waktu yang
relatif lama yang menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun
phisikis.
Teori belajar berisi kumpulan prinsip umum yang saling berhubungan dan
penjelasan atas sejumlah fakta serta penemuan yang berkaitan dengan peristiwa
belajar. Teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan tentang
perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun pengalaman.
7. 4
2.2 Teori Behavior
Konsep dasar teori belajar Behavioristik menurut teori behavioristik, belajar
adalah suatu perubahan tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, yang
terjadi melalui hubungan stimulus-stimulus dan respon-respon menurut prinsip-
prinsip mekanistik (Dahar, 1988: 24). Para penganut teori ini berpendapat bahwa
sudah cukup bagi siswa untuk mengasosiasikan stimulus-stimulus dan respon-
respon yang diberi reinforcement apabila ia memberikan respon yang benar.
Mereka tidak mempersoalkan apa yang terjadi dalam pikiran siswa sebelum dan
sesudah respon dibuat.
Behavioris berkeyakinan bahwa setiap anak manusia lahir tanpa warisan
kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan dan warisan yang bersifat abstrak
lainnya (Syah, 2004: 104) dan menganggap manusia bersifat mekanistik, yaitu
merespon terhadap lingkungan dengan kontrol yang terbatas dan mempunyai
peran yang sedikit terhadap dirinya sendiri.
Dalam hal ini konsep behavioristik memandang bahwa perilaku individu
merupakan hasil belajar yang dapat diubah dengan memanipulasi dan
mengkreasikan kondisi-kondisi belajar dan didukung dengan berbagai penguatan
(reinforcement) untuk mempertahankan perilaku atau hasil belajar yang
dikehendaki (Sanyata, 2012: 3). Semuanya itu timbul setelah manusia mengalami
kontak dengan alam dan lingkungan sosial budayanya dalam proses pendidikan.
Maka individu akan menjadi pintar, terampil, dan mempunyai sifat abstrak
lainnya tergantung pada apakah dan bagaimana ia belajar dengan lingkungannya.
Faktor penting yang mempengaruhi belajar adalah reward atau pernyataan
kepuasan dari suatu keadian. Menurut Thomdike hukuman akan memperlemah
ikatan berbeda dengan reward yang akan memperkuat ikatan. Beberapa hukum
belajar yang dikemukakan Thorndike, yaitu:
Law of read ine,s yaitu hukum kesiapan Maksudnya seseorang akan lebih
mudah belajar jika sudah memiliki kesiapan untuk hal dimaksud
Law of Exercise, yaitu hukum latihan Ikatan antara stimulus dan respon
dalam belajar akan lebih kuat jika dilakukan pengulangan.
8. 5
Law of Effect, yaitu hukum penganul, mengarah pada hadiah yang kongkrit
semakin banyak hadiah yang diterima individu dari hasil belajarnya maka
akan semakin kuat ikatan perilaku tersebut dengan hadiah yang
diterimanya
Teori belajar lainnya yaitu Pavlov menemukan bahwa dalam belajar teriadi
proses pengkondisian (conditioning) stimulus yang dikondisikan untuk
mendapatkan respon yang terkondisi. Pengkondisian ini dilakukan seiring dengan
pembentukan perilaku yang diinginkan. Contoh, dalam pelajaran matematika
anak-anak diberi hadiah jika jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan
kepadanya. Perilaku ini dikondisikan secara tenus menerus hingga terbentuk
perilaku senang terhadap pelajaran matematika dan pemberian hadiah dikurangi
secara berangsur-angsur dengan pola yang sama dapat dilakukan penghapusan
terhadap suatu perilaku yang tidak dinginkan.
Watson (1878-1958) menggunakan penemuan Pavlov scbagai dasar untuk
teori belajarnya Belajar didefinisikan sebagai suatu proses ta conditioning reflect
(respon) melalui pergantian dari satu stimulus kepada stimulus yang lain.
Menurut Watson manusia dilahirkan dengan beherapa refleks dan reaksi emosi,
ketakutan, cinta dan marah. Semua tingkah laku dikembangkan pembentukan
hubungan stimulus respon baru melalui conditioning. Watson menggunakan
prinsip yang sama untuk menerangkan tingkah laku manusia Misalnya anak yang
semula tidak takut tikus menjadi takut. Banyak sikap yang dipelajari dari classical
conditioning siswa bersikap negatif terhadap asing karena mereka berasosiasi
dengan pengalaman yang tidak menyenangkan misalnya ketika disuruh guru
menerangkan di depan kelas dan siswa dimarahi karena membuat kesalahan .
Skinner memandang penguatan (reinforcement) sebagai unsur belajar jika
Penting dalam proses belajar Individu cenderung untuk yang paling penting
dalam proses belajar jika diikuti dengan penguatan. Jika tingkah laku individu
diikuti dengan penguatan yang menyenangkan maka tingkah laku tersebut akan
cenderung di ulang sesering mungkin. Reinforcement inilah yang oleh Skinner
disebut dengan operant conditioning. Dalam menggunakan reinforcement untuk
memperkuat tingkah laku dikenal dua metode yaitu pembentukan (shaping) dan
9. 6
pemodelan (modeling). Jika seorang guru memberikan reinforcement pada
menuju keberhasilan maka guru tersebut menggunakan reknik shaping.
Modeling dilakukan melalui proses motivasi misalnya dalam meningkatkan
minat siswa membaca novel berbahasa Inggris Guru dapat menunjukkan dan
menceritakan pada siswa betapa senangnya menikmati cerita dalam novel tersebut
dengan sesekali membacakannya sedikit kepada mereka, sehingga pada akhirnya
siswa meniru kebiasaan guru tersebut.
2.3 Pendekatan Kognitif
Ahli dan Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan
yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang
memiliki pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan
atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta
didik memperoleh informasi dari lingkungan.
Ahli-ahli teori kognitif berpendapat bahwa belajar adalah hasil usaha
individu untuk mengerti dunia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat
mental yang dimiliki seseorang dunia dari caranya memaknai dunia tersebut.
Individu berinisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi untuk
menyelesaikan masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang mereka
ketahui untuk mencapai pelajaran baru. Pada pendekatan ini yang paling penting
adalah bagaimana individu belajar, menerima informasi dan mengingat.
2.4 Pendekatan Konstruktivisme
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir pendekatan kontekstual.
Yaitu bahwa pendekatan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang
hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba
(Suwarna,2005). Piaget (1970), Brunner dan Brand 1966), Dewey (1938) dan
Ausubel (1963). Menurut Caprio (1994), McBrien Brandt (1997), dan Nik Aziz
(1999) kelebihan teori konstruktivisme ialah pelajar berpeluang membina
pengetahuan secara aktif melalui proses saling pengaruh antara pembelajaran
10. 7
terdahulu dengan pembelajaran terbaru. Pembelajaran terdahulu dikaitkan dengan
pembelajaran terbaru. Perkaitan ini dibina sendiri oleh pelajar.
Menurut teori konstruktivisme, konsep-konsep yang dibina pada struktur
kognitif seorang akan berkembang dan berubah apabila ia mendapat pengetahuan
atau pengalaman baru. Rumelhart dan Norman (1978) menjelaskan seseorang
akan dapat membina konsep dalam struktur kognitifnya dengan menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sedia ada padanya dan proses ini
dikenali sebagai accretion. Selain itu, konsep-konsep yang ada pada seseorang
boleh berubah selaras dengan pengalaman baru yang dialaminya dan ini dikenali
sebagai penalaan atau tuning. Seseorang juga boleh membina konsep-konsep
dalam struktur kognitifnya dengan menggunakan analogi, iaitu berdasarkan
pengetahuan yang ada padanya. Menurut Gagne, Yekovich, dan Yekovich (1993)
konsep baru juga boleh dibina dengan menggabungkan konsep-konsep yang sedia
ada pada seseorang dan ini dikenali sebagai parcing.
Pendekatan konstruktivisme sangat penting dalam proses pembelajaran
kerana belajar digalakkan membina konsep sendiri dengan menghubungkaitkan
perkara yang dipelajari dengan pengetahuan yang sedia ada pada mereka. Dalam
proses ini, pelajar dapat meningkatkan pemahaman mereka tentang sesuatu
perkara. Kajian Sharan dan Sachar (1992, disebut dalam Sushkin, 1999)
membuktikan kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan
konstruktivisme telah mendapat pencapaian yang lebih tinggi dan signifikan
berbanding kumpulan pelajar yang diajar menggunakan pendekatan tradisional.
2.5 Teori Gestalt
Psikologi gestalt dikembangkan di Eropa pada sekitar tahun 1920-an.
Psikologi gestalt memperkenalkan suatu pendekatan belajar yang berbeda secara
mendasar dengan teori asosiasi (behaviorism). Teori gestalt dibangun dari data
hasil eksperimen yang sebelumnya belumdapat dijelaskan oleh ahli-ahli teori
asosiasi. Meskipun pada awalnya psikologi gestalt hanya dipusatkan pada
fenomena yang dapat dirasa, tetapi pada akhirnya difokuskan pada fenomena yang
lebih umum, yaitu hakikat belajar dan pemecahan masalah (Resnick & Ford,
1981:129-130).
11. 8
Berpikir sebagai fenomena dalam cara manusia belajar, diakui oleh para
ahli psikologi gestalt sebagai sesuatu yang penting. Menurut Kohler (dalam
Orton, 1991:89) berpikir bukan hanya proses pengaitan antara stimulus dan
respon, tetapi lebih dari itu, yaitu sebagai pengenalan sensasi atau masalah secara
keseluruhan yang terorganisir menurut prinsip tertentu. Katona, seorang ahli
psikologi gestalt yang lain, juga tidak sependapat dengan belajar dengan
pengaitan stimulus dan respon.
Berdasarkan hasil penelitiannya ia membuktikan bahwa belajar bukan hanya
mengingat sekumpulan prosedur, melainkan juga menyusun kembali informasi
sehingga membentuk struktur baru menjadi lebih sederhana (Resnick & Ford,
1981:143-144). Esensi dari teori psikologi gestalt adalah bahwa pikiran (mind)
adalah usaha-usaha untuk menginterpretasikan sensasi dan pengalaman-
pengalaman yang masuk sebagai keseluruhan yang terorganisir berdasarkan sifat-
sifat tertentu dan bukansebagaikumpulan unit data yang terpisah-pisah (Orton,
1990:89). Para pengikut gestalt berpendapat bahwa sensasi atau informasi harus
dipandang secara menyeluruh, karena bila dipersepsi secara terpisah atau bagian
demi bagian, maka strukturnya tidak jelas.
Menurut Katona (dalam Resnick& Ford, 1981:139) penemuan struktur
terhadap sensasi atau informasi diperlukan untuk dapat memahaminya dengan
tepat. Jadi, menurut pandangan psikologi gestalt dapat disimpulkan bahwa
seseorang memperoleh pengetahuan melalui sensasi atau informasi dengan
melihat strukturnya secara menyeluruh kemudian menyusunnya kembali dalam
struktur yang lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami.
12. 9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teori (theory) adalah susunan definisi, konsep, dan dalam menyajikan
pandangan yang sistematis fenomena dengan menunjukkan hubungan antara satu
variabel dengan variabel lainnya dengan maksud untuk menjelaskan dan
meramalkan fenomena. Belajar adalah merupakan suatu perubahan dalam tingkah
laku, yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman, dimana perubahan tidak
harus segera nampak setelah proses belajar tetapi dapat nampak di kesempatan
yang akan datang. Jadi teori belajar adalah seperangkat asumsi atau pandangan
tentang perubahan tingkah laku individu sebagai akibat latihan maupun
pengalaman.
Adapun teori-toeri belajar yaitu:
1.Teori belajar Behavior
2.Teori belajar kognitif
3.Teori belajar konstruktivisme
4.Teori belajar Gestaltik
3.2 Saran
13. 10
DAFTAR PUSTAKA
Milfayetty, Sri, dkk. 2018. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed
Milfayetty, Sri, dkk. 2015. Psikologi Pendidikan. Medan: PPs Unimed
Rusuli, Izzatur.( 2014). Refleksi teori belajar Behavioristik dalam Perspektif
Islam. Jurnal pencerahan. Majelis Pendidikan Daerah Aceh, Vol, 8.
Dalam unsyiah.ac.id. Diunduh pada 25 Februari 2018, pukul 23.00 WIB
Siswanto. (2005). Implementasi berbagai teori belajar dalam Pembelajaran
Akuntansi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Vol 5. Dalam
https://media.neliti.com/media/publications/17220-ID-implementasi-
berbagai-teori-belajar-dalam-pembelajaran-akuntansi.pdf.Diunduh pada
25 Februari 2018