SlideShare a Scribd company logo
1 of 28
i
MAKALAH
MICROTEACHING
(TEORI BELAJAR)
Dosen pengampu : Supardi, SE., M. Kes
DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
4C/S1 Keperawatan
1. Dinda Ayu Natasya (1020183111)
2. Niken Dwi Purbowati (1020183119)
3. Cintana Olivia Marthabella (1020183127)
4. Nabila Choirunnisa (1020183135)
5. Dian Anggreini Rahmawati (1020183142)
6. Noor Ekayunitasari (1020183150)
7. Yesy Indriani (1020183157)
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
ii
2020/2021
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Teori Belajar” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas dosen pada mata kuliah Microteaching. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori Belajar bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Kudus, 29 September 2021
Penulis,
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................................i
Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ........................................................................................1
B. Permasalahan...........................................................................................1
C. Tujuan......................................................................................................2
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Belajar ...................................................................................3
B. Teori Belajar Behavioristik atauTingkah Laku.......................................4
C. Teori Belajar Kognitif .............................................................................7
D. Teori Sibernetik.....................................................................................11
E. Teori Humanistik...................................................................................16
F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar......................18
G. Tipe-tipe Belajar....................................................................................19
Bab III Penutup
A. Kesimpulan............................................................................................22
B. Saran......................................................................................................22
Daftar Pustaka ...................................................................................................24
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh
individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi
terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan
pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana
melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar
yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi
pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu
individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan.
Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian-
kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam
grendel. Sedangkan Hamzah menyatakan bahwa teori merupakan
seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep,
prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling
berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah
seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat
ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji
kebenarannya.
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Teori Tingkah Laku ?
2. Apa yang dimaksud dengan Teori Kognitif ?
3. Apa yang dimaksud dengan Teori Humanistik ?
4. Faktor-Faktor Apa Saja yang berpengaruh Terhadap Proses Belajar ?
5. Apa saja Tipe-tipe Belajar ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Teori Tingkah Laku.
2. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Teori Kognitif.
3. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Teori Humanistik.
2
4. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Apa Saja yang berpengaruh Terhadap
Proses Belajar.
5. Untuk mengetahui apa saja Tipe-tipe Belajar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan,
perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati
dan Mudjiono), Berbeda dengan Sanjaya, beliau berpendapat bahwa
“Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga
menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.” Menurut Djamarah,
Syaiful dan Zain, “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan.”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah
berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kelas
pada saat proses pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan,
keterampilan, maupun sikap.
Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas
pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan
pendidikan. Menurut Hamalik pembelajaran adalah suatu system artinya
suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi
antara satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk
mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun
komponen-komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran,
peserta didik dan siswa, 5 tenaga kependidikan khususnya guru,
perencanaan pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan
evaluasi pengajaran.
Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa
belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar.
Sedangkan Coney mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-
kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
4
Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam
rangka membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku.
B. Teori Belajar Behavioristik Atau Tingkah Laku
Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage
dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar
yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik
pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai
hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-
responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif.
Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada
penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang
menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau
materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau
akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan.
Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas
belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan
penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku
wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar.
Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara
terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil
belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab
secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa
siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang
sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya
5
dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan
evaluasi pada kemampuan siswa secara individual.
a. Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik:
1. Obyek psikologi adalah tingkah laku.
2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek.
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan.
4. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendir.
5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus
dihindari.
b. Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme :
1. Edward LeeThorndike
Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus
dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya
kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat
ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang
dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran,
perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori
koneksionisme.
2. John Watson
John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di
Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology
as the Behaviourist view it”. Menurut Watson dalam beberapa
karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh
karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti
melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa
psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau
ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat
pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja.
Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus
diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui
dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
6
Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti
Fisika atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik
semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Belajar
merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun
keduanya harus dapat diamati dan diukur.
3. Edwin Guthrie
Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah
professor psikologi di university of Washington dari 1914 dan
pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The Psychology of
Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952.
Gaya Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak
menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya.
Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia sangat
yakin bahwa teorinya atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan
dengan cara yang dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat
menekankan pada aplikasi praktis dari gagasanya dan dalam hal ini
mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan
eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan orientasi
dan eksperimental. Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan
satu percobaan yang terkait dengan teori belajarnya, dan kita aakan
mendiskusikan percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris.
Dia bahkan menggangap teoritisi seperti Thorndine,
Skinner,Hull,Pavlov dan Watson masih sangat subyektif dan dengan
menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan dimungkinkan
untuk menjelaskan semua fenomena belajar dengan menggunakan
satu prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip
ini adalah: Hukum asosiasi aristoteles karena alasan inilah kami
menepatkan teori behavioristik Guthrie dalam paradigma
asosiasionistik.
Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu
gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman
(punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar.
7
Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu
mengubah tingkah laku seseorang.
4. Burrhus Frederic Skinner
Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih
mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima
seseorang tidak sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh
sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling
berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi
respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki
konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang
nantinya mempengaruhi munculnya perilaku.
C. Teori Belajar Kognitif
Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang
sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta
didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya
mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara
pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini
menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel,
Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki
penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan
(organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja
pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu
jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari
lingkungan.
a. Karakteristik teori belajar kognitif :
1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral.
2. Siswa aktif sebagai penyalur.
3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif.
4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus.
5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.
8
6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight.
b. Beberapa tokoh dalam aliran kognitivisme :
1. Teori Gestalt dari Wertheimer
Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia
melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama
stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat
untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua
buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar
tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang
melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus
menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari
tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu
karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan
dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923, Wertheimer
mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul
“Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain :
a. Hukum Kedekatan (Law of Proximity)
b. Hukum Ketertutupan ( Law of Closure)
c. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence)
2. Teori Schemata Piaget
Dalam bidang ilmu psikologi dikenal suatu teori mengenai
struktur kognitif. Menurut Piaget pikiran manusia mempunyi
struktur yang disebut dengan skema atau skemata (jamak) yang
sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan
skemata itu seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungan
sehingga terbentuk schemata yang baru. Pengertian skema menurut
istilah psikologi ialah:
a. Skema suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang
tersusun rapi;
b. Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai
peristiwa atau data;
9
c. Skema sebagai suatu model;
d. Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respons-
respons yang pernah diberikan, kemudian yang menjadi standar
bagi respons-respons berikutnya.
Dengan kata lain, apabila suatu informasi (pengetahuan) baru
dikenalkan pada seseorang dan pengetahuan itu cocok dengan skema
yang telah dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi melalui
proses asimilasi dan terbentuklah pengetahuan baru. Sedangkan
apabila pengetahuan baru yang dikenalkan itu tidak cocok dengan
struktur kognitif yang sudah ada maka akan terjadi equilibrium,
sehingga pengetahuan baru itu dapat diakomodasi dan selanjutnya
diasimilasikan menjadi skemata baru. Menurut Piaget dalam buku
Life Span Development, skemata adalah struktur kognitif yang
membantu seseorang dalam mengorganisasi dan memahami
pengalaman mereka. Skema berkembang menurut usia.
3. Teori Belajar Sosial Bandura
Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur
tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata bidak
yang menjadi obyek: pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan
dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan
saling mempengaruhi. Bandura mempercayai bahwa model akan
mempunyai pengaruh yang paling efektif apabila mereka dianggap
atau dilihat sebagai orang yang mempunyai kehormatan,
kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga dalam
banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling
berpengaruh.
4. Pengolahan Informasi Norman
Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan
menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang
dalam teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif
memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa. Adapun
teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa
10
diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini
adalah sebagai berikut:
a. Hukum pembelajaran (Law of Learning)
Adalah pemikirannya tentang belajar yang terwujud dalam
tiga hukum, semuanya yang menekankan pada causal hubungan
antara tindakan dan hasil. Meliputi:
a) Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal
relationship)
Adalah untuk suatu organisme untuk menghubungkan
belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu
yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas
diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan sebab
akibat.
b) Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning)
Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai dua
bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme
yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu
yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada
hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak
diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari
tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab
akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan.
c) Hukum umpan balik informasi (The law of information
feedback)
Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu
penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa
tersebut.
11
D. Teori Belajar Sibernetik
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya.
Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu
informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi.
Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu
mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar
memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi
adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa .
Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu
proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk
semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi.
Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu
macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari
siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.
Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar
sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan
belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi
siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui
proses pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi adalah sebuah
pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya memory.
Model proses pengolahan informasi memandang memori manusia seperti
komputer yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelola dan
mengubahnya dalam bentuk dan isi, kemudian menyimpannya dan
menampilkan kembali informasi pada saat dibutuhkan.
Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan
pengajaran) diterima, disandi, disimpan, dan dimunculkan kembali dari
ingatan serta dimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah
teori dan model pemrosesan informasi oleh Snowman : Baine, dan
Tennyson. Teori-teori tersebut umumnya berpijak pada asumsi:
12
a. Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan
pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan
waktu tertentu.
b. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami
perubahan bentuk ataupun isinya.
c. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas
Berdasarkan ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang
komponen struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses
kontrol) antara lain:
a. Sensory Receptor (SR)
Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali
informasi diterima dari luar. Didalam SR informasi ditangkap dalam
bentuk asli, informasi hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat
singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.
b. Working Memory (WM)
Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap
informasi yang diberikan perhatian (attention) oleh individu. Pemberian
perhatian ini dipengaruhi oleh peran persepsi. Karakter WM adalah
bahwa:
a) Ia memiliki kapasitas yang terbatas, lebih kurang 7 slots. Informasi
didalamnya hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila
tanpa pengulangan.
b) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus
aslinya.
c. Long Term Memory (LTM)
Long Term Memory (LTM) diasumsikan: 1) berisi semua
pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas
tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan dalam LTM ia
tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa” pada tahapan
ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali
13
informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika informasi ditata dengan baik
maka akan memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali
informasi jika diperlukan. Dikemukakan oleh Howard bahwa informasi
disimpan didalam LTM dalam dalam bentuk prototipe, yaitu suatu
struktur representasi pengetahuan yang telah dimiliki yang berfungsi
sebagai kerangka untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Dengan
ungkapan lain, Tennyson mengemukakan bahwa proses penyimpanan
informasi merupakan proses mengasimilasikan pengetahuan baru pada
pengetahuan yang dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai dasar
pengetahuan.
Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru
dibandingkan dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya.
Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar
memang penting dalam teori ini, namun yang lebih penting adalah
system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Asumsi lain
adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala
situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat
ditentukan oleh sistem informasi.
Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah
dikembangkan oleh beberapa tokoh dengan beberapa teori, diantaranya:
1. Teori pemrosesan informasi
Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi
menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk
informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah:
a) Sensory Receptor (SR)
SR merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima
dari luar.
b) Working Memory (WM)
WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi
perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah :
14
1) Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7 slot.
Informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih
15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan
(rehearsal).
2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya baik dalam bentuk verbal, visua, ataupun
semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan
seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya.
c) Long Term Memory (LTM)
LTM diasumsikan :
1) Berisi semua pengetahuan yang telah dimilki oleh individu
2) Mempunyai kapasitas tidak terbatas
3) Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan
pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa” hanya
disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan
kembali informasi yang diperlukan.
Asumsi yang mendasari teori pemrosesan informasi ini
adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil
kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam
pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk
kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam
bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi
adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan
dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil
belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari
lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajaran.
15
Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi
delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3)
pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6)
generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik.
2. Teori belajar menurut Landa
Dalam teori ini Landa membedakan ada dua macam proses
berpikir, yaitu:
a. Proses berpikir algoritmik
Yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap,
linier, konvergen, lurus, menuju ke satu target tujuan tertentu.
b. Proses berpikir heuristik
Yaitu cara berpikir devergen yang menuju ke beberapa
target tujuan sekaligus.
Menurut Landa proses belajar akan berjalan dengan baik
jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang
hendak dipecahkan diketahui cirri-cirinya. Materi pelajaran tertentu
akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, sedangkan
materi pelajaran lainnya akanlebih tepat bila disajikan dalam
bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk
berimajinasi dan berpikir.
3. Teori belajar menurut Pask dan Scott
Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berpikir,
yaitu:
a. Cara berpikir serialis
Cara berpikir ini hampir sama dengan cara berpikir
algoritmik. Yaitu berpikir menggunakan cara setahap demi
setahap atau linier.
b. Cara berpikir menyeluruh atau wholist
Cara berpikir yang cenderung melompat ke depan,
langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau
mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal yang
lebih khusus.
16
Teori belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif
yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang
tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan
kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori
kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne,
untuk mengurangi muatan memori kerja tersebut dapat diatur
sesuai dengan:
1. Kapabilitas belajar
2. Peristiwa pembelajaran
3. Pengorganisasian atau urutan pembelajaran
Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena
lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari,
sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu
sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini
memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan
pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia
merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan
mengorganisasikan informasi
E. Teori Belajar Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut
pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan
utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu
dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka.
Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan
bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan
pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak
berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang
paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar
17
dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya,
seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun
dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si
pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam
proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai
aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha
memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari
sudut pandang pengamatnya.
Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan
humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang
dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang
sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan
sistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta didik dapat memilih
suatu rencana pelajaran agar mereka dapat mencurahkan waktu mereka
bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran yang akan
dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-aktifitas kreatif
yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-hal itu
mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan
tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi
keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C.
Rogger dan Arthur Comb.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik.
untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu
untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka. Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam
pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia
serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya.
Beberapa Prinsip Teori Belajar Humanistik:
1. Manusia mempunyai belajar alami.
18
2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan
murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu.
3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi
mengenai dirinya.
4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah
dirasarkan bila ancaman itu kecil.
5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik
dalam memperoleh cara.
6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik
melakukannya.
7. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar.
8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi
hasil yang mendalam.
9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan
membiasakan untuk mawas diri.
10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar.
F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar
Belajar tidak semata–mata dipengaruhi oleh siswa, namun terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Muhibbin Syah (2006: 144)
mengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dalam
tiga bagian :
1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi
jasmani dan rokhani siswa
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
disekitar siswa;
3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya
belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa
untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Dalam
kegiatan belajar mengajar selalu diiringi dengan berbagai persoalan
yang dapat menggangu bila tidak diatasi. Oleh karena itu, pada SMP N
4 Purbalingga didirikanlah kelas khusus yaitu kelas olahraga, yang
19
diharapkan mendapat mengatasi berbagai persoalan. Seperti faktor
faktor materi, faktor lingkungan, faktor instrumental, dan faktor
individual subjek belajar yang maksimal.
Dalam penelitian ini bukanlah kegiatan belajarnya tetapi prestasi
belajar atau hasil belajar selama satu semester. Peneliti akan mengetahui
apakah ada perbedaan prestasi belajar selama satu semester antara kelas
umum dan kelas olahraga dengan melihat tingkat pendidikan orangtuanya,
jika ada manakah yang lebih baik diantara kedua kelas tersebut.
G. Tipe-tipe Belajar
Tipe adalah sesuatu yang dibedakan menurut sifat-sifat seperti
arah, minat, perhatian, dan perilaku yang menunjukkan pola-pola
kelompok atau jenis-jenis.Selain itu, tipe juga merupakan suatu khas
individu yang dikelompokkan menjadi satu disebabkan mereka memiliki
beberapa sifat-sifat kepribadian.Belajar didefinisikan sebagai usaha
memperoleh kepandaian atau ilmu, berupa tingkah laku atau tanggapan
yang disebabkan oleh pengalaman.5 Belajar juga adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Tipe belajar juga dapat dibagi kedalam enam tipe sebagai berikut :
1. Tipe siswa yang visual
2. Tipe yang auditif
3. Tipe siswa yang taktil
4. Tipe siswa yang olpaktoris
5. Tipe siswa yang gustatif, dan
6. Tipe siswa yang campuran (combinative).
1. Tipe siswa yang visual (lebih mudah belajar melalui penglihatan)
Tipe belajar siswa yang visual ini adalah mereka yang
mengandalkan aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang
dilihatnya. Jadi yang menjadi peranan penting dalam cara belajarnya
adalah mata atau penglihatan. Dikatakan demikian karena satu-
satunya alat indera yang aktif dan dominan adalah mata. Oleh sebab
itu baginya alat peraga adalah sangat penting artinya untuk
membantunya dalam penyerapan materi yang disampaikan padanya.
Untuk siswa yang bertipe visual ini, cara belajarnya adalah dengan
20
memakai stabilan untuk mencoret-coret kata yang dianggap penting
agar ia cepat melihatnya bahwa ini adalah untuk dimengerti.
2. Tipe siswa yang auditif (lebih mudah belajar melalui pendengaran)
Siswa yang bertipe auditif ini mengandalkan kesuksesan belajarnya
pada alat pendengarannya yaitu telinga. Bagi siswa yang bertipe
begini materi pelajaran yang disampaikan kepadanya lebih cepat atau
mudah diserapnya apabila materi disajikan secara lisan. Siswa yang
bertipe auditif ini, seorang guru harus bersuara besar dan intonasinya
tepat sehingga materi yang disajikan dapat berhasil dengan baik.
Pendidik dalam menghadapi siswa yang bertipe seperti ini dituntut
untuk bertindak bijaksana agar dapat melihat siswa yang
pendengarannya agak kurang baik untuk diperhatikan lebih dari teman
sekelasnya. Siswa yang bertipe auditif, cara belajarnya adalah apabila
ia membaca harus dengan suara yang keras sebab alat indera yang
dominant dalam belajarnya adalah telinga.
3. Tipe siswa yang taktil (lebih mudah belajar melalui perabaan)
Taktil berarti perabaan atau sentuhan. Siswa yang bertipe taktil
adalah siswa yang mengandalkan penyerapan hasil
pendidikan/pengajaran melalui alat peraba yaitu tangan dan kulit atau
bagian luar tubuh. Siswa yang bertipe ini dengan melalui alat
perabanya ia sangat cekatan mempraktekkan hasil
pendidikan/pengajaran yang diterimanya seperti ia disuruh mengatur
ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang sudah busuk, walaupun
ia tidak melihatnya, dengan sentuhan tangannya ia segera mengetahui
benda yang dirabanya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini
adalah mempraktekkan secara langsung dengan tangannya karena
dengan sentuhan tangannya ia dapat mengetahui benda yang
dirabanya.
4. Tipe siswa yang olfaktoris (lebih mudah belajar melalui penciuman)
Siswa yang bertipe olfaktoris yaitu siswa yang mudah mengikuti
pelajaran dengan menggunakan alat inderanya yaitu alat penciuman.
Apabila ada materi pelajaran yang menggunakan penciuman seperti
bau air atau cairan ia sangat bereaksi disbanding dengan teman-
temannya yang tidak bertipe demikian. Siswa yang bertipe olfaktoris
ini akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Siswa
yang demikian lebih mudah belajar dengan hal-hal yang berhubungan
dengan bau-bauan seperti mengetahui makanan yang sudah basi dan
sebagainya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah
mencium segala sesuatu yang ada disekitarnya walaupun tidak
21
melihat secara langsung karena alat inderanya yang paling berfungsi
adalah hidung.
5. Tipe siswa yang gustative (lebih mudah belajar melalui kemampuan
mencicipi)
Siswa yang bertipe gustative (kemampuan mencicipi) adalah siswa
yang dalam belajarnya mengandalkan kecakapan lidahnya. Siswa
yang bertipe ini akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya
melalui indera kecapnya untuk mengetahui berbagai rasa asam, manis,
pahit, dan sebagainya. Dalam berwudhu misalnya, siswa yang bertipe
ini akan mengetahui kalau air sudah berubah rasa sehingga diragukan
kesuciannya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah dengan
mencicipi karena alat inderanya yang paling berfungsi dalam
belajarnya adalah lidahnya.
6. Tipe belajar campuran (combinative)
Peserta didik yang mempunyai tipe campuran ini mengakuti
pelajaran dengan menggunakan inderanya lebih dari satu. Siswa
seperti ini dapat mendengarkan radio sambil membaca buku. Untuk
siswa yang bertipe campuran ini diperlukan keterampilan bagi seorang
guru untuk memilih media atau alat peraga yang sesuai dalam
menyampaikan materi pelajaran. Untuk siswa yang sesuai dalam
menyampaikan materi pelajaran. Untuk siswa yang bertipe kombinatif
ini cara belajarnya adalah bisa mengeraskan kalau ia membaca dan
mencoret-coret kata yang dianggap perlu karena alat indera yang
berfungsi dalam belajarnya lebih dari satu.
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara
pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa,
perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas
maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang
dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber
sarana yang dapat menunjang, seperti : lingkungan siswa, kondisi
psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Semua unsure ini
dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajar
yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada
asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan Pendidikan.
Makalah ini sudah cukup banyak membahas tetang teori-teori
pembelajaran. Teori –teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu
belajar dan bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori Behavioristik
merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam
tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respon. Teori
Pengkondisian Klasik menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha
dari organisme untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus yang
pada akhirnya menghasilkan sustu respon. Teori Gestalt lebih menekankan
belajar adalah kecenderungan mempersepsikan apa yang terlihat dari
lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Inti dari Teori Skinner adalah
dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam
probabilitas prilaku itu akan terjadi . Teori Gane menyatakan bahwa
belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang
dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Teori
Pemerosesan Informasi menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh
sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama.
Metakognisi adalah suatu kemampuan individu diluar kepalanya dan
berusaha merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses kognitif
yang dilakukan. Sedangkan Sibernetik mengatakan bahwa belajar adalah
pengolahan informasi .Jadi masing-masing teori menjelaskan belajar dan
pembelajaran dalam pengertian yang berbeda-beda.
B. Saran
Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan
tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia
pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan
perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai
23
ujung tombak pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus
mengembangkan
24
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media,
2018.
Denim, Sudarwan, Khairil, psikologi pendidikan, bandung: alfabeta, 2017.
Hamalik, oemar, psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar baru algensindo,
2015
Sudarwan denim, dkk, psikologi pendidikan (bandung: alfabeta, 2017), hlm.38.
Dahar, Ratna W. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. 2017. Jakarta: Erlangga

More Related Content

What's hot

Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
Poetra Chebhungsu
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
Ig Fandy Jayanto
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah
28DEKY
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivisme
Charis Muhammad
 

What's hot (20)

PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJARPROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN  SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
PROSES PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN PROSES BELAJAR
 
Perkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didikPerkembangan bahasa peserta didik
Perkembangan bahasa peserta didik
 
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
Peran Teknologi dan Media dalam Pembelajaran Abad 21
 
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa AnakPemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
Pemerolehan dan Perkembangan Bahasa Anak
 
Teori belajar humanisme
Teori belajar humanismeTeori belajar humanisme
Teori belajar humanisme
 
Angket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolahAngket kedisiplinan siswa disekolah
Angket kedisiplinan siswa disekolah
 
Landasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulumLandasan pengembangan kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum
 
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpaduKonsep Dasar Pembelajaran terpadu
Konsep Dasar Pembelajaran terpadu
 
Makalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan NontesMakalah Tes dan Nontes
Makalah Tes dan Nontes
 
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta DidikMakalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
Makalah ilmu Pendidikan Perkembangan Fisik Peserta Didik
 
Tari AUD
Tari AUDTari AUD
Tari AUD
 
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
 
STEM pada pembelajaran IPA rev
STEM pada pembelajaran IPA revSTEM pada pembelajaran IPA rev
STEM pada pembelajaran IPA rev
 
Teori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar KonstruktivismeTeori Belajar Konstruktivisme
Teori Belajar Konstruktivisme
 
Teori Vygotsky
Teori VygotskyTeori Vygotsky
Teori Vygotsky
 
Teori seni
Teori seniTeori seni
Teori seni
 
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara ReseptifMakalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
Makalah Apresiasi Karya Sastra Anak secara Reseptif
 
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAKPENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
PENDIDIKAN AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MORAL ANAK
 
Inovasi, Modernisasi dan Karakteristik Inovasi Pendidikan
Inovasi, Modernisasi dan Karakteristik Inovasi PendidikanInovasi, Modernisasi dan Karakteristik Inovasi Pendidikan
Inovasi, Modernisasi dan Karakteristik Inovasi Pendidikan
 
Macam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi PembelajaranMacam-macam Strategi Pembelajaran
Macam-macam Strategi Pembelajaran
 

Similar to Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3

Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaranMakalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
sundelubek1
 
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & ImplikasinyaPrinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Diar Dee
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
WaQhyoe Arryee
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
Eko Supriyadi
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
Nurhayati Fatimah
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
Mel Noizz
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
khairil kabe
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
UpiHambuku
 
Makalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaranMakalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaran
Rock Holik
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
NURHAENI
 

Similar to Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3 (20)

teori pembelajaran fisika
teori pembelajaran fisikateori pembelajaran fisika
teori pembelajaran fisika
 
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaranMakalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
Makalah kelomppk 2 teoribelajar dan pembelajaran
 
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & ImplikasinyaPrinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
Prinsip-Prinsip Belajar & Implikasinya
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
Kelompok 7 kelas a2 12 (penerapan teori belajar dalam kehidupan)
 
Sogol tugas ptk
Sogol tugas ptkSogol tugas ptk
Sogol tugas ptk
 
Prinsip
PrinsipPrinsip
Prinsip
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
Belajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran MatematikaBelajar Dan Pembelajaran Matematika
Belajar Dan Pembelajaran Matematika
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
Dede gugun
Dede gugunDede gugun
Dede gugun
 
Makalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristikMakalah teori pembelajaran behavioristik
Makalah teori pembelajaran behavioristik
 
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docxBAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
BAHAN_MAKALAH_STRATEGI_BELAJAR_MENGAJAR.docx
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
4. teori-belajar
4. teori-belajar4. teori-belajar
4. teori-belajar
 
Makalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaranMakalah pembelajaran-pengajaran
Makalah pembelajaran-pengajaran
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
teori belajar.pptx
teori belajar.pptxteori belajar.pptx
teori belajar.pptx
 
Problematika sejarah
Problematika sejarahProblematika sejarah
Problematika sejarah
 
Hidup dimuka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam ke...
Hidup dimuka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam ke...Hidup dimuka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam ke...
Hidup dimuka bumi ini selalu melakukan yang namanya kegiatan ekonomi dalam ke...
 

Recently uploaded

PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
ZullaiqahNurhali2
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
meirahayu651
 
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
ssupi412
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
InnesKana26
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
ritch4
 

Recently uploaded (20)

PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptxPEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
PEMANTAUAN HEMODINAMIK.dalam keperawatan pptx
 
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
Materi Pajak Untuk Bantuan Operasional Sekolah ( BOS )
 
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
Jual Obat Aborsi Tasikmalaya ( Asli Ampuh No.1 ) 082223109953 Tempat Klinik J...
 
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec AsliJual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
Jual Pil Penggugur Kandungan 085225524732 Obat Aborsi Cytotec Asli
 
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptxMateri RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
Materi RDK Rumah Data Kependudukan BKKBN.pptx
 
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjanacontoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
contoh judul tesis untuk mahasiswa pascasarjana
 
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
384986085-Bahaya-Narkoba-Bagi-Kesehatan-Jiwa-Remaja.ppt
 
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase FDigital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
Digital Onboarding (Bisnis Digital) Fase F
 
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptxmateri konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
materi konsep dan Model TRIASE Bencana.pptx
 
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptxAksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
Aksi Nyata Mencegah Kekerasan Seksual.pptx
 
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Majalengka Oriđź‘—082322223014đź‘—Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSSMenganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
Menganalisis T Test dengan menggunakan SPSS
 
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Sinjai Ori đź‘™082122229359đź‘™Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
Katalog-Kurikulum-Non-Pendas-UT-2023-2024_SC-23-MEI-2023-revisi-171023_compre...
 
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptxPPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
PPT SEMINAR PROPOSAL KLASIFIKASI CNN.pptx
 
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdfKELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
KELOMPOK 6- DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI.pdf
 
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogorapotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
apotek jual obat aborsi Bogor Wa 082223109953 obat aborsi Cytotec Di Bogor
 
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MAMateri Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
Materi Pajak Untuk BOS tahun 2024 untuk madrasah MI,MTS, dan MA
 
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdfAlur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
Alur Pengajuan Surat Keterangan Pindah (Individu) lewat IKD.pdf
 
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogorundang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
undang undang penataan ruang daerah kabupaten bogor
 

Makalah microteaching (teori belajar) 4 c_kel 3

  • 1. i MAKALAH MICROTEACHING (TEORI BELAJAR) Dosen pengampu : Supardi, SE., M. Kes DISUSUN OLEH : Kelompok 3 4C/S1 Keperawatan 1. Dinda Ayu Natasya (1020183111) 2. Niken Dwi Purbowati (1020183119) 3. Cintana Olivia Marthabella (1020183127) 4. Nabila Choirunnisa (1020183135) 5. Dian Anggreini Rahmawati (1020183142) 6. Noor Ekayunitasari (1020183150) 7. Yesy Indriani (1020183157) FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
  • 3. iii KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Microteaching. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori Belajar bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Kudus, 29 September 2021 Penulis,
  • 4. iv DAFTAR ISI Halaman Judul......................................................................................................i Kata Pengantar .................................................................................................... ii Daftar Isi..............................................................................................................iii Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang ........................................................................................1 B. Permasalahan...........................................................................................1 C. Tujuan......................................................................................................2 Bab II Pembahasan A. Pengertian Belajar ...................................................................................3 B. Teori Belajar Behavioristik atauTingkah Laku.......................................4 C. Teori Belajar Kognitif .............................................................................7 D. Teori Sibernetik.....................................................................................11 E. Teori Humanistik...................................................................................16 F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar......................18 G. Tipe-tipe Belajar....................................................................................19 Bab III Penutup A. Kesimpulan............................................................................................22 B. Saran......................................................................................................22 Daftar Pustaka ...................................................................................................24
  • 5. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar, dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu. Belajar tidak hanya sekedar memetakan pengetahuan atau informasi yang disampaikan. Namun bagaimana melibatkan individu secara aktif membuat atau pun merevisi hasil belajar yang diterimanya menjadi suatu pengalamaan yang bermanfaat bagi pribadinya. Pembelajaran merupakan suatu sistim yang membantu individu belajar dan berinteraksi dengan sumber belajar dan lingkungan. Teori adalah seperangkat azaz yang tersusun tentang kejadian- kejadian tertentu dalam dunia nyata dinyatakan oleh McKeachie dalam grendel. Sedangkan Hamzah menyatakan bahwa teori merupakan seperangkat preposisi yang didalamnya memuat tentang ide, konsep, prosedur dan prinsip yang terdiri dari satu atau lebih variable yang saling berhubungan satu sama lainnya dan dapat dipelajari, dianalisis dan diuji serta dibuktikan kebenarannya. Dari dua pendapat diatas Teori adalah seperangkat azaz tentang kejadian-kejadian yang didalamnnya memuat ide, konsep, prosedur dan prinsip yang dapat dipelajari, dianalisis dan diuji kebenarannya. Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Teori Tingkah Laku ? 2. Apa yang dimaksud dengan Teori Kognitif ? 3. Apa yang dimaksud dengan Teori Humanistik ? 4. Faktor-Faktor Apa Saja yang berpengaruh Terhadap Proses Belajar ? 5. Apa saja Tipe-tipe Belajar ? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari Teori Tingkah Laku. 2. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Teori Kognitif. 3. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Teori Humanistik.
  • 6. 2 4. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Apa Saja yang berpengaruh Terhadap Proses Belajar. 5. Untuk mengetahui apa saja Tipe-tipe Belajar.
  • 7. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. (Dimyati dan Mudjiono), Berbeda dengan Sanjaya, beliau berpendapat bahwa “Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan tingkah laku.” Menurut Djamarah, Syaiful dan Zain, “belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan.” Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah berinteraksi dengan lingkungannya, dalam hal ini adalah lingkungan kelas pada saat proses pembelajaran, yang akan menambah pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Menurut Hamalik pembelajaran adalah suatu system artinya suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponenyang berinteraksi antara satu dengan lainnya dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Adapun komponen-komponen tersebut meliputi tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik dan siswa, 5 tenaga kependidikan khususnya guru, perencanaan pengajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mudjiono adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruk-sional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sedangkan Coney mengatakan bahwa pembelajaran sebagai suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
  • 8. 4 Dari teori-teori tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru yang telah diprogram dalam rangka membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sesuai dengan petunjuk kurikulum yang berlaku. B. Teori Belajar Behavioristik Atau Tingkah Laku Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus- responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman. Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. Penyajian isi atau materi pelajaran menekankan pada ketrampian yang terisolasi atau akumulasi fakta mengikuti urutan dari bagian ke keseluruhan. Pembelajaran mengikuti urutan kurikulum secara ketat, sehingga aktivitas belajar lebih banyak didasarkan pada buku teks/buku wajib dengan penekanan pada ketrampilan mengungkapkan kembali isi buku teks/buku wajib tersebut. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil belajar. Evaluasi menekankan pada respon pasif, ketrampilan secara terpisah, dan biasanya menggunakan paper and pencil test. Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan biasanya
  • 9. 5 dilakukan setelah selesai kegiatan pembelajaran. Teori ini menekankan evaluasi pada kemampuan siswa secara individual. a. Prinsip-Prinsip dalam Teori Behavioristik: 1. Obyek psikologi adalah tingkah laku. 2. Semua bentuk tingkah laku di kembalikan pada reflek. 3. Mementingkan pembentukan kebiasaan. 4. Perilaku nyata dan terukur memiliki makna tersendir. 5. Aspek mental dari kesadaran yang tidak memiliki bentuk fisik harus dihindari. b. Tokoh-Tokoh Aliran Behaviorisme : 1. Edward LeeThorndike Menurutnya belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, juga dapat berupa pikiran, perasaan, gerakan atau tindakan. teori ini sering disebut teori koneksionisme. 2. John Watson John Watson dikenal sebagai pendiri aliran behaviorisme di Amerika Serikat. Karyanya yang paling dikenal adalah “Psychology as the Behaviourist view it”. Menurut Watson dalam beberapa karyanya, psikologi haruslah menjadi ilmu yang obyektif, oleh karena itu ia tidak mengakui adanya kesadaran yang hanya diteliti melalui metode introspeksi. Watson juga berpendapat bahwa psikologi harus dipelajari seperti orang mempelajari ilmu pasti atau ilmu alam. Oleh karena itu, psikologi harus dibatasi dengan ketat pada penyelidikan-penyelidikan tentang tingkahlaku yang nyata saja. Meskipun banyak kritik terhadap pendapat Watson, namun harus diakui bahwa peran Watson tetap dianggap penting, karena melalui dia berkembang metode-metode obyektif dalam psikologi.
  • 10. 6 Kajian tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperti Fisika atau Biologi yang berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur. Belajar merupakan proses interaksi antara stimulus dan respon, namun keduanya harus dapat diamati dan diukur. 3. Edwin Guthrie Guthrie lahir pada 1986 dan meninggal pada 1959. Dia adalah professor psikologi di university of Washington dari 1914 dan pensiun pada 1956. Karya dasarnya adalah The Psychology of Learning, yang dipublikasikan pada 1935 dan direvisi pada 1952. Gaya Tulisanya mudah diikuti, penuh humor, dan banyak menggunakan banyak kisah untuk menunjukkan contoh ide-idenya. Tidak ada istilah teknis atau persamaan matematika, dan dia sangat yakin bahwa teorinya atau teori ilmiah apa saja harus dikemukakan dengan cara yang dapat dipahami oleh mahasiswa baru. Dia sangat menekankan pada aplikasi praktis dari gagasanya dan dalam hal ini mirip dengan Thorndike dan Skinner. Dia sebenarnya bukan eksperimentalis meskipun jelas dia punya pandangan dan orientasi dan eksperimental. Bersama dengan Horton, dia hanya melakukan satu percobaan yang terkait dengan teori belajarnya, dan kita aakan mendiskusikan percobaan ini. Tetapi dia jelas seorang Behavioris. Dia bahkan menggangap teoritisi seperti Thorndine, Skinner,Hull,Pavlov dan Watson masih sangat subyektif dan dengan menerapkan hukum Parsimoni secara hati-hati akan dimungkinkan untuk menjelaskan semua fenomena belajar dengan menggunakan satu prinsip. Seperti yang akan kita diskusikan di bawah satu prinsip ini adalah: Hukum asosiasi aristoteles karena alasan inilah kami menepatkan teori behavioristik Guthrie dalam paradigma asosiasionistik. Azas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan. Hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar.
  • 11. 7 Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang. 4. Burrhus Frederic Skinner Konsep-konsep yang dikemukanan tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Respon yang diterima seseorang tidak sesederhana konsep yang dikemukakan tokoh sebelumnya, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan mempengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya mempengaruhi munculnya perilaku. C. Teori Belajar Kognitif Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses. Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan. a. Karakteristik teori belajar kognitif : 1. Belajar adalah proses mental bukan behavioral. 2. Siswa aktif sebagai penyalur. 3. Siswa belajar secara individu dengan pola deduktif dan induktif. 4. Instrinsik motivation, sehingga tidak perlu stimulus. 5. Siswa sebagai pelaku untuk menuntun penemuan.
  • 12. 8 6. Guru memfasilitasi terjadinya proses insight. b. Beberapa tokoh dalam aliran kognitivisme : 1. Teori Gestalt dari Wertheimer Wertheimer dianggap sebagai pendiri teori Gestalt setelah dia melakukan eksperimen dengan menggunakan alat yang bernama stroboskop, yaitu alat yang berbentuk kotak dan diberi suatu alat untuk dapat melihat ke dalam kotak itu. Di dalam kotak terdapat dua buah garis yang satu melintang dan yang satu tegak. Kedua gambar tersebut diperlihatkan secara bergantian, dimulai dari garis yang melintang kemudiangaris yang tegak, dan diperlihatkan secara terus menerus. Kesan yang muncul adalah garis tersebut bergerak dari tegak ke melintang. Gerakan ini merupakan gerakan yang semu karena sesungguhnya garis tersebut tidak bergerak melainkan dimunculkan secara bergantian. Pada tahun 1923, Wertheimer mengemukakan hukum-hukum Gestalt dalam bukunya yang berjudul “Investigation of Gestalt Theory”. Hukum-hukum itu antara lain : a. Hukum Kedekatan (Law of Proximity) b. Hukum Ketertutupan ( Law of Closure) c. Hukum Kesamaan (Law of Equivalence) 2. Teori Schemata Piaget Dalam bidang ilmu psikologi dikenal suatu teori mengenai struktur kognitif. Menurut Piaget pikiran manusia mempunyi struktur yang disebut dengan skema atau skemata (jamak) yang sering disebut dengan struktur kognitif. Dengan menggunakan skemata itu seseorang mengadaptasi dan mengkoordinasi lingkungan sehingga terbentuk schemata yang baru. Pengertian skema menurut istilah psikologi ialah: a. Skema suatu peta kognitif yang terdiri atas sejumlah ide yang tersusun rapi; b. Skema sebagai kerangka referensi untuk merekam berbagai peristiwa atau data;
  • 13. 9 c. Skema sebagai suatu model; d. Skema sebagai suatu kerangka referensi yang terdiri atas respons- respons yang pernah diberikan, kemudian yang menjadi standar bagi respons-respons berikutnya. Dengan kata lain, apabila suatu informasi (pengetahuan) baru dikenalkan pada seseorang dan pengetahuan itu cocok dengan skema yang telah dimilikinya maka pengetahuan itu akan diadaptasi melalui proses asimilasi dan terbentuklah pengetahuan baru. Sedangkan apabila pengetahuan baru yang dikenalkan itu tidak cocok dengan struktur kognitif yang sudah ada maka akan terjadi equilibrium, sehingga pengetahuan baru itu dapat diakomodasi dan selanjutnya diasimilasikan menjadi skemata baru. Menurut Piaget dalam buku Life Span Development, skemata adalah struktur kognitif yang membantu seseorang dalam mengorganisasi dan memahami pengalaman mereka. Skema berkembang menurut usia. 3. Teori Belajar Sosial Bandura Bandura berpendapat manusia dapat berfikir dan mengatur tingkah lakunya sendiri; sehingga mereka bukan semata-mata bidak yang menjadi obyek: pengaruh lingkungan. Sifat kausal bukan dimiliki sendirian oleh lingkungan, karena orang dan lingkungan saling mempengaruhi. Bandura mempercayai bahwa model akan mempunyai pengaruh yang paling efektif apabila mereka dianggap atau dilihat sebagai orang yang mempunyai kehormatan, kemampuan, status tinggi, dan juga kekuatan, sehingga dalam banyak hal seorang guru bisa menjadi model yang paling berpengaruh. 4. Pengolahan Informasi Norman Norman melihat bahwa materi baru akan dipelajari dengan menghubungkannya dengan sesuatu yang sudah diketahuinya, yang dalam teorinya di sebut learning by analogy. Pengajaran yang efektif memerlukan guru yang mengetahui struktur kognitif siswa. Adapun teori atau pemikiran, pendapat Norman tentang belajar yang bisa
  • 14. 10 diungkap dalam buku An Introduction to Theories of Learning ini adalah sebagai berikut: a. Hukum pembelajaran (Law of Learning) Adalah pemikirannya tentang belajar yang terwujud dalam tiga hukum, semuanya yang menekankan pada causal hubungan antara tindakan dan hasil. Meliputi: a) Hukum hubungan sebab akibat (The law of causal relationship) Adalah untuk suatu organisme untuk menghubungkan belajar antara suatu tindakan khusus dan suatu hasil, sesuatu yang harus menjadi suatu hubungan sebab akibat yang jelas diantara keduanya. Ini yang disebut hukum hubungan sebab akibat. b) Hukum belajar sebab akibat (The law of causal learning) Dalam hukum belajar sebab akibat mempunyai dua bagian: pertama, untuk hasil yang diinginkan, organisme yang mencoba untuk mengulangi tindakan-tindakan tertentu yang memiliki suatu hubungan sebab akibat yang jelas pada hasil yang diinginkan. Kedua, untuk hasil yang tidak diinginkan, organisme yang mencoba untuk menghindari tindakan-tindakan itu yang mempunyai suatu hubungan sebab akibat yang jelas untuk hasil yang tidak diinginkan. c) Hukum umpan balik informasi (The law of information feedback) Dalam hukum umpan balik informasi ini, hasil dari suatu penyajian peristiwa sebagai informasi tentang peristiwa tersebut.
  • 15. 11 D. Teori Belajar Sibernetik Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori belajar yang sudah dibahas sebelumnya. Teori ini berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan ilmu informasi. Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi. Seolah-olah teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yaitu mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Proses belajar memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah sistem informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa . Asumsi lain dari teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Sebuah informasi mungkin akan dipelajari oleh seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda. Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur pikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui proses pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi adalah sebuah pendekatan dalam belajar yang mengutamakan berfungsinya memory. Model proses pengolahan informasi memandang memori manusia seperti komputer yang mengambil atau mendapatkan informasi, mengelola dan mengubahnya dalam bentuk dan isi, kemudian menyimpannya dan menampilkan kembali informasi pada saat dibutuhkan. Dalam upaya menjelaskan bagaimana suatu informasi (pesan pengajaran) diterima, disandi, disimpan, dan dimunculkan kembali dari ingatan serta dimanfaatkan jika diperlukan, telah dikembangkan sejumlah teori dan model pemrosesan informasi oleh Snowman : Baine, dan Tennyson. Teori-teori tersebut umumnya berpijak pada asumsi:
  • 16. 12 a. Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana pada masing-masing tahapan dibutuhkan waktu tertentu. b. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya. c. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas Berdasarkan ketiga asumsi tersebut, dikembangkan teori tentang komponen struktural dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses kontrol) antara lain: a. Sensory Receptor (SR) Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Didalam SR informasi ditangkap dalam bentuk asli, informasi hanya dapat bertahan dalam waktu yang sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. b. Working Memory (WM) Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberikan perhatian (attention) oleh individu. Pemberian perhatian ini dipengaruhi oleh peran persepsi. Karakter WM adalah bahwa: a) Ia memiliki kapasitas yang terbatas, lebih kurang 7 slots. Informasi didalamnya hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa pengulangan. b) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya. c. Long Term Memory (LTM) Long Term Memory (LTM) diasumsikan: 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki oleh individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, dan 3) bahwa sekali informasi disimpan dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa” pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali
  • 17. 13 informasi yang diperlukan. Ini berarti, jika informasi ditata dengan baik maka akan memudahkan proses penelusuran dan pemunculan kembali informasi jika diperlukan. Dikemukakan oleh Howard bahwa informasi disimpan didalam LTM dalam dalam bentuk prototipe, yaitu suatu struktur representasi pengetahuan yang telah dimiliki yang berfungsi sebagai kerangka untuk mengkaitkan pengetahuan baru. Dengan ungkapan lain, Tennyson mengemukakan bahwa proses penyimpanan informasi merupakan proses mengasimilasikan pengetahuan baru pada pengetahuan yang dimiliki, yang selanjutnya berfungsi sebagai dasar pengetahuan. Teori belajar sibernetik merupakan teori belajar yang relatif baru dibandingkan dengan teori-teori yang sudah dibahas sebelumnya. Menurut teori ini, belajar adalah pengolahan informasi. Proses belajar memang penting dalam teori ini, namun yang lebih penting adalah system informasi yang diproses yang akan dipelajari siswa. Asumsi lain adalah bahwa tidak ada satu proses belajarpun yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara belajar sangat ditentukan oleh sistem informasi. Implementasi teori sibernetik dalam kegiatan pembelajaran telah dikembangkan oleh beberapa tokoh dengan beberapa teori, diantaranya: 1. Teori pemrosesan informasi Pada teori ini, komponen pemrosesan informasi dibagi menjadi tiga berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya. Ketiga komponen itu adalah: a) Sensory Receptor (SR) SR merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. b) Working Memory (WM) WM diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah :
  • 18. 14 1) Memiliki kapasitas yang terbatas, kurang dari 7 slot. Informasi yang didapat hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik apabila tanpa adanya upaya pengulangan (rehearsal). 2) Informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulus aslinya baik dalam bentuk verbal, visua, ataupun semantic, yang dipengaruhi oleh peran proses kontrol dan seseorang dapat dengan sadar mengendalikannya. c) Long Term Memory (LTM) LTM diasumsikan : 1) Berisi semua pengetahuan yang telah dimilki oleh individu 2) Mempunyai kapasitas tidak terbatas 3) Sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan “lupa” hanya disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan. Asumsi yang mendasari teori pemrosesan informasi ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi- kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
  • 19. 15 Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, (1) motivasi; (2) pemahaman; (3) pemerolehan; (4) penyimpanan; (5) ingatan kembali; (6) generalisasi; (7) perlakuan dan (8) umpan balik. 2. Teori belajar menurut Landa Dalam teori ini Landa membedakan ada dua macam proses berpikir, yaitu: a. Proses berpikir algoritmik Yaitu proses berpikir yang sistematis, tahap demi tahap, linier, konvergen, lurus, menuju ke satu target tujuan tertentu. b. Proses berpikir heuristik Yaitu cara berpikir devergen yang menuju ke beberapa target tujuan sekaligus. Menurut Landa proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi pelajaran yang hendak dipelajari atau masalah yang hendak dipecahkan diketahui cirri-cirinya. Materi pelajaran tertentu akan lebih tepat disajikan dalam urutan yang teratur, sedangkan materi pelajaran lainnya akanlebih tepat bila disajikan dalam bentuk “terbuka” dan memberi kebebasan kepada siswa untuk berimajinasi dan berpikir. 3. Teori belajar menurut Pask dan Scott Menurut Pask dan Scott ada dua macam cara berpikir, yaitu: a. Cara berpikir serialis Cara berpikir ini hampir sama dengan cara berpikir algoritmik. Yaitu berpikir menggunakan cara setahap demi setahap atau linier. b. Cara berpikir menyeluruh atau wholist Cara berpikir yang cenderung melompat ke depan, langsung ke gambaran lengkap sebuah sistem informasi atau mempelajari sesuatu dari yang paling umum menuju ke hal yang lebih khusus.
  • 20. 16 Teori belajar pengolahan informasi termasuk teori kognitif yang mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk mengurangi muatan memori kerja tersebut dapat diatur sesuai dengan: 1. Kapabilitas belajar 2. Peristiwa pembelajaran 3. Pengorganisasian atau urutan pembelajaran Tahap sebernetik sebagai teori belajar sering kali dikritik karena lebih menekankan pada sistem informasi yang akan dipelajari, sementara itu bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri individu sangat ditentukan oleh sistem informasi yang dipelajari. Teori ini memandang manusia sebagai pengolah informasi, pemikir, dan pencipta. Berdasarkan itu, maka diasumsikan bahwa manusia merupakan makhluk yang mampu mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi E. Teori Belajar Humanistik Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini lebih tertarik pada ide belajar
  • 21. 17 dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Peserta didik dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya. Selanjutnya Gagne dan Briggs mengatakan bahwa pendekatan humanistik adalah pengembangan nilai-nilai dan sikap pribadi yang dikehendaki secara sosial dan pemerolehan pengetahuan yang luas tentang sejarah, sastra, dan pengolahan strategi berpikir produktif. Pendekatan sistem bisa dapat di lakukan sehingga para peserta didik dapat memilih suatu rencana pelajaran agar mereka dapat mencurahkan waktu mereka bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.pembatasan praktis dalam pemilihan hal-hal itu mungkin di tentukan oleh keterbatasan bahan-bahan pelajaran dan keadaan tetapi dalam pendekatan sistem itu sendiri tidak ada yang membatasi keanekaragaman pendidikan ini.Tokoh utama teori humanistik adalah C. Rogger dan Arthur Comb. Tujuan utama para pendidik adalah membantu si peserta didik. untuk mengembangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Jadi, teori belajar humanistik adalah suatu teori dalam pembelajaran yang mengedepankan bagaimana memanusiakan manusia serta peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya. Beberapa Prinsip Teori Belajar Humanistik: 1. Manusia mempunyai belajar alami.
  • 22. 18 2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai relevansi dengan maksud tertentu. 3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya. 4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu kecil. 5. Bila ancaman itu rendah terdapat pangalaman peserta didik dalam memperoleh cara. 6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika peserta didik melakukannya. 7. Belajar lancar jika peserta didik dilibatkan dalam proses belajar. 8. Belajar yang melibatkan peserta didik seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam. 9. Kepercayaan pada diri pada peserta didik ditumbuhkan dengan membiasakan untuk mawas diri. 10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar. F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar Belajar tidak semata–mata dipengaruhi oleh siswa, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi. Menurut Muhibbin Syah (2006: 144) mengelompokan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dalam tiga bagian : 1. Faktor internal ( faktor dari dalam siswa), yakni keadaan atau kondisi jasmani dan rokhani siswa 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa; 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi startegi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar selalu diiringi dengan berbagai persoalan yang dapat menggangu bila tidak diatasi. Oleh karena itu, pada SMP N 4 Purbalingga didirikanlah kelas khusus yaitu kelas olahraga, yang
  • 23. 19 diharapkan mendapat mengatasi berbagai persoalan. Seperti faktor faktor materi, faktor lingkungan, faktor instrumental, dan faktor individual subjek belajar yang maksimal. Dalam penelitian ini bukanlah kegiatan belajarnya tetapi prestasi belajar atau hasil belajar selama satu semester. Peneliti akan mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar selama satu semester antara kelas umum dan kelas olahraga dengan melihat tingkat pendidikan orangtuanya, jika ada manakah yang lebih baik diantara kedua kelas tersebut. G. Tipe-tipe Belajar Tipe adalah sesuatu yang dibedakan menurut sifat-sifat seperti arah, minat, perhatian, dan perilaku yang menunjukkan pola-pola kelompok atau jenis-jenis.Selain itu, tipe juga merupakan suatu khas individu yang dikelompokkan menjadi satu disebabkan mereka memiliki beberapa sifat-sifat kepribadian.Belajar didefinisikan sebagai usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berupa tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.5 Belajar juga adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Tipe belajar juga dapat dibagi kedalam enam tipe sebagai berikut : 1. Tipe siswa yang visual 2. Tipe yang auditif 3. Tipe siswa yang taktil 4. Tipe siswa yang olpaktoris 5. Tipe siswa yang gustatif, dan 6. Tipe siswa yang campuran (combinative). 1. Tipe siswa yang visual (lebih mudah belajar melalui penglihatan) Tipe belajar siswa yang visual ini adalah mereka yang mengandalkan aktivitas belajarnya kepada materi pelajaran yang dilihatnya. Jadi yang menjadi peranan penting dalam cara belajarnya adalah mata atau penglihatan. Dikatakan demikian karena satu- satunya alat indera yang aktif dan dominan adalah mata. Oleh sebab itu baginya alat peraga adalah sangat penting artinya untuk membantunya dalam penyerapan materi yang disampaikan padanya. Untuk siswa yang bertipe visual ini, cara belajarnya adalah dengan
  • 24. 20 memakai stabilan untuk mencoret-coret kata yang dianggap penting agar ia cepat melihatnya bahwa ini adalah untuk dimengerti. 2. Tipe siswa yang auditif (lebih mudah belajar melalui pendengaran) Siswa yang bertipe auditif ini mengandalkan kesuksesan belajarnya pada alat pendengarannya yaitu telinga. Bagi siswa yang bertipe begini materi pelajaran yang disampaikan kepadanya lebih cepat atau mudah diserapnya apabila materi disajikan secara lisan. Siswa yang bertipe auditif ini, seorang guru harus bersuara besar dan intonasinya tepat sehingga materi yang disajikan dapat berhasil dengan baik. Pendidik dalam menghadapi siswa yang bertipe seperti ini dituntut untuk bertindak bijaksana agar dapat melihat siswa yang pendengarannya agak kurang baik untuk diperhatikan lebih dari teman sekelasnya. Siswa yang bertipe auditif, cara belajarnya adalah apabila ia membaca harus dengan suara yang keras sebab alat indera yang dominant dalam belajarnya adalah telinga. 3. Tipe siswa yang taktil (lebih mudah belajar melalui perabaan) Taktil berarti perabaan atau sentuhan. Siswa yang bertipe taktil adalah siswa yang mengandalkan penyerapan hasil pendidikan/pengajaran melalui alat peraba yaitu tangan dan kulit atau bagian luar tubuh. Siswa yang bertipe ini dengan melalui alat perabanya ia sangat cekatan mempraktekkan hasil pendidikan/pengajaran yang diterimanya seperti ia disuruh mengatur ruang ibadah, menentukan buah-buahan yang sudah busuk, walaupun ia tidak melihatnya, dengan sentuhan tangannya ia segera mengetahui benda yang dirabanya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah mempraktekkan secara langsung dengan tangannya karena dengan sentuhan tangannya ia dapat mengetahui benda yang dirabanya. 4. Tipe siswa yang olfaktoris (lebih mudah belajar melalui penciuman) Siswa yang bertipe olfaktoris yaitu siswa yang mudah mengikuti pelajaran dengan menggunakan alat inderanya yaitu alat penciuman. Apabila ada materi pelajaran yang menggunakan penciuman seperti bau air atau cairan ia sangat bereaksi disbanding dengan teman- temannya yang tidak bertipe demikian. Siswa yang bertipe olfaktoris ini akan lebih cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Siswa yang demikian lebih mudah belajar dengan hal-hal yang berhubungan dengan bau-bauan seperti mengetahui makanan yang sudah basi dan sebagainya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah mencium segala sesuatu yang ada disekitarnya walaupun tidak
  • 25. 21 melihat secara langsung karena alat inderanya yang paling berfungsi adalah hidung. 5. Tipe siswa yang gustative (lebih mudah belajar melalui kemampuan mencicipi) Siswa yang bertipe gustative (kemampuan mencicipi) adalah siswa yang dalam belajarnya mengandalkan kecakapan lidahnya. Siswa yang bertipe ini akan lebih cepat memahami apa yang dipelajarinya melalui indera kecapnya untuk mengetahui berbagai rasa asam, manis, pahit, dan sebagainya. Dalam berwudhu misalnya, siswa yang bertipe ini akan mengetahui kalau air sudah berubah rasa sehingga diragukan kesuciannya. Cara belajar siswa yang bertipe seperti ini adalah dengan mencicipi karena alat inderanya yang paling berfungsi dalam belajarnya adalah lidahnya. 6. Tipe belajar campuran (combinative) Peserta didik yang mempunyai tipe campuran ini mengakuti pelajaran dengan menggunakan inderanya lebih dari satu. Siswa seperti ini dapat mendengarkan radio sambil membaca buku. Untuk siswa yang bertipe campuran ini diperlukan keterampilan bagi seorang guru untuk memilih media atau alat peraga yang sesuai dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk siswa yang sesuai dalam menyampaikan materi pelajaran. Untuk siswa yang bertipe kombinatif ini cara belajarnya adalah bisa mengeraskan kalau ia membaca dan mencoret-coret kata yang dianggap perlu karena alat indera yang berfungsi dalam belajarnya lebih dari satu.
  • 26. 22 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori belajar adalah suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Namun teori belajar ini tidak-lah semudah yang dikira, dalam prosesnya teori belajar ini membutuhkan berbagai sumber sarana yang dapat menunjang, seperti : lingkungan siswa, kondisi psikologi siswa, perbedaan tingkat kecerdasan siswa. Semua unsure ini dapat dijadikan bahan acuan untuk menciptakan suatu model teori belajar yang dianggap cocok, tidak perlu terpaku dengan kurikulum yang ada asalkan tujuan dari teori belajar ini sama dengan tujuan Pendidikan. Makalah ini sudah cukup banyak membahas tetang teori-teori pembelajaran. Teori –teori pembelajaran tersebut menjelaskan apa itu belajar dan bagaimana mana belajar itu terjadi. Teori Behavioristik merupakan teori yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan dalam tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antar stimulus dan respon. Teori Pengkondisian Klasik menyatakan bahwa belajar merupakan suatu usaha dari organisme untuk mengaitkan atau mengasosiasikan stimulus yang pada akhirnya menghasilkan sustu respon. Teori Gestalt lebih menekankan belajar adalah kecenderungan mempersepsikan apa yang terlihat dari lingkungannya sebagai kesatuan yang utuh. Inti dari Teori Skinner adalah dimana konsekunsi prilaku akan menyebabkan perubahan dalam probabilitas prilaku itu akan terjadi . Teori Gane menyatakan bahwa belajar bukan merupakan proses tunggal melainkan proses luas yang dibentuk oleh pertumbuhan dan perkembangan tingkah laku. Teori Pemerosesan Informasi menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam waktu yang cukup lama. Metakognisi adalah suatu kemampuan individu diluar kepalanya dan berusaha merenungkan cara dia berfikir atau merenungkan proses kognitif yang dilakukan. Sedangkan Sibernetik mengatakan bahwa belajar adalah pengolahan informasi .Jadi masing-masing teori menjelaskan belajar dan pembelajaran dalam pengertian yang berbeda-beda. B. Saran Perkembengan dunia pendidikan terus berlangsung sejalan dengan tuntutan hidup manusia untuk menjawab perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin maju dan kompleks. Dunia pendidikan juga dituntut untuk peka terhadap perubahan dan perkembangan sekecil apa pun dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam konteks ini peran guru tidaklah kecil. Guru sebagai
  • 27. 23 ujung tombak pelaksana pendidikan terdepan dituntut untuk terus mengembangkan
  • 28. 24 DAFTAR PUSTAKA Baharuddin, pendidikan & psikologi perkembangan, Jogjakarta: ar-ruzz media, 2018. Denim, Sudarwan, Khairil, psikologi pendidikan, bandung: alfabeta, 2017. Hamalik, oemar, psikologi belajar & mengajar, bandung: sinar baru algensindo, 2015 Sudarwan denim, dkk, psikologi pendidikan (bandung: alfabeta, 2017), hlm.38. Dahar, Ratna W. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. 2017. Jakarta: Erlangga