SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan pembahasan terhadap hasil penelitian yang
diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang dilakukan sehingga diperoleh
suatu kesimpulan berkenaan dengan hipotesis yang diajukan pada bab
sebelumnya. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif hasil
tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri
19 Garut. Pengolahan data kuantitatif kelas eksperimen dan kelas kontrol
berdasarkan hasil Pre-test (tes awal) dan Post-test (tes akhir).
A. Hasil Penelitian
1. Data Pre-test (Tes Awal)
a. Deskripsi Data Hasil Tes Awal
Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok ini memiliki kemampuan awal
yang relatif sama atau berbeda, serta untuk mengetahui sejauh mana kompetensi
awal yang dimiliki siswa, pada masing-masing kelompok tersebut diberikan soal
Pre-test.
Data hasil pretest kelas eksperimen diperoleh dari 35 siswa. Rata- rata skor
pretest untuk kelas eksperimen adalah 26,83 dengan skor terendah 16 dan skor
tertinggi 44.
Sementara itu, untuk data pretest kelas kontrol diperoleh dari 36 siswa.
Rata- rata skor pretest untuk kelas kontrol adalah 21,67 dengan skor terendah 9
dan skor tertinggi 40.
51
Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor Pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Data Tes Awal
Kelompok
Jumlah
Peserta
Skor
Ideal
Skor
Maksimal
Skor
Minimal
Rata-
rata
Standar
Deviasi
CPS 35 100 44 16 26.83 7.76
Konvensional 36 100 40 9 21.67 8.05
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa rata-rata skor pre-test kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 26,83 dan 21,67 , terlihat
memiliki perbedaan selisih yang cukup jauh, sehingga sekilas terlihat bahwa
terdapat perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tetapi hasil ini tetap harus diuji kembali dengan pengujian statistik. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.1.
b. Analisis Data Hasil Tes Awal
1) Uji Normalitas
Dalam uji normalitas data hasil penelitian ini, peneliti menggunakan uji
Chi-Kuadrat. Hal ini disebabkan data disajikan dalam bentuk interval. Kemudian
berdasarkan hasil uji normalitas seperti yang diuraikan pada lampiran, ternyata
diperoleh hasil sebagai berikut :
52
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas Data Pre-test (tes awal)
Tes Awal
Nilai 2

Kriteria
CPS 11.06 7.82 Tidak Normal
Konvensional 4.35 7.82 Normal
Berdasarkan perhitungan, diperoleh 2
hitung kelas eksperimen dan kelas
kontrol masing-masing adalah 11,06 dan 4,35. Sedangkan 2
tabel kelas eksperimen
dan kelas kontrol dengan derajat kebebasan 5 % adalah 7,82. Dengan demikian,
karena 2
hitung > 2
tabel, maka data tes awal kelas eksperimen tidak berdistribusi
normal dan kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat
dilihat di lampiran.
Karena sebaran data kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelas
kontrol berdistribusi normal, maka pengujian perbedaan rata-rata dilakukan
dengan Uji Mann Whitney.
2) Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney data pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
dihitung dengan menggunakan uji z dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil
perhitungan diperoleh data sebagai berikut :
hitung
2
 tabel
2

53
Tabel 4.3
Hasil Uji U Mann-Whitney Data Pre-test
Nilai U u T u Zhitung Ztabel
862 630 146,5 86,73 2,73 1,96
Dari tabel di atas maka Zhitung = 2,73 > Ztabel= 1,96. dengan kata lain Zhitung
tidak berada diantara batas interval -1,96 dan 1,96 maka Zhitung berada di daerah
penolakan Ho dan berada di daerah penerimaan Ha. Maka rata-rata kemampuan
awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama (terdapat
perbedaan). Dan dilihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 26,83 dan kelas
kontrol yaitu 21,67 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelas
eksperimen berbeda dengan kemampuan awal kelas kontrol Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.1.
Karena dari analisis data hasil tes awal terdapat perbedaan rata-rata, maka
selanjutnya dilakukan analisis data gain ternormalisasi.
2. Data Gain Ternormalisasi
a. Deskripsi Data Gain
Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar matematika siswa, maka kedua
kelas (eksperimen dan kontrol) diberi tes akhir atau Post-test, dan setelah itu
dihitung gain ternormalisasinya. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif
data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
54
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Data Gain
Kelompok
Jumlah
Peserta
Skor
Ideal
Gain
Maksimal
Gain
Minimal
Rata-
rata
Standar
Deviasi
CPS 35 1.000 1.000 0.366 0.571 0.151
Konvensional 36 1.000 1.000 0.100 0.459 0.184
Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen dan
kelas kontrol masing-masing adalah 0,571 dan 0,459. Sedangkan standar deviasi
yang diperoleh masing-masing kelas tersebut adalah 0,151 dan 0,184. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.2.
b. Analisis Data Gain
1) Uji Normalitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Data Gain
Gain
Nilai
2

Kriteria
CPS 15.50 7.82 Tidak Normal
Konvensional 28.80 7.82 Tidak Normal
Berdasarkan perhitungan, diperoleh 2
hitung kelas eksperimen dan kelas
kontrol masing-masing adalah 15,50 dan 28,80. Sedangkan 2
tabel kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan derajat kebebasan 5 % adalah 7,82. Dengan
demikian, karena 2
hitung > 2
tabel, maka data gain kelas eksperimen dan kelas
kontrol tidak berdistribusi normal. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di
lampiran D.2.
hitung
2
 tabel
2

55
Karena sebaran data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi
normal, maka pengujian perbedaan rata-rata dilakukan dengan Uji Mann Whitney.
2) Uji Mann-Whitney
Uji Mann-Whitney data gain untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol
dihitung dengan menggunakan uji z dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil
perhitungan diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.6
Hasil Uji Mann-Whitney Data Gain
Nilai U u T u Zhitung Ztabel
856.5 630 4 86.94 2.61 1.96
Dari tabel di atas Zhitung = 2,61 > Ztabel = 1,96. dengan kata lain Zhitung berada
di daerah penerimaan Ha. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan
Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Perhitungan selengkapnya
dapat lihat lampiran pada lampiran D.2.
B. Pembahasan dan Diskusi Hasil Penelitian
Dari pembahasan di atas diperoleh hasil-hasil penelitian yaitu sebagai
berikut :
1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS)
56
Selama pelaksanaan pembelajaran ini, peneliti menemukan beberapa data
penting, antara lain sebagai berikut :
a) Pada pelaksanaan eksplorasi, pada awal pembelajaran membuat siswa
menjadi kurang aktif dalam pembelajaran matematika yang hanya
menceritakan materi prasyarat dan kegunaan dari materi yang akan
dipelajari. Hal ini disebabkan kurang pahamnya langkah langkah
pembelajaran CPS, dan menjadi fokus membahas langkah-langkah model
pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Namun dengan seiring
berjalannya pembelajaran dari hari kehari semakin terbiasa sesuai dengan
yang direncanakan. Agar lebih jelas dapat dilihat dari gambar dibawah ini.
Gambar 4.1.a
Kegiatan eksplorasi (Pemberian motivasi terhadap siswa)
57
Gambar 4.1.b
Kegiatan Eksplorasi (Pembahasan materi prasyarat)
b) Sama halnya seperti bagian eksplorasi, pada pelaksanaan elaborasi juga
pada awalnya siswa banyak bertanya kepada guru, hal ini disebabkan setiap
kelompok dari siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa
mendapatkan pembelajaran terlebih dahulu dari guru. Sehingga banyak
pertanyaan-pertanyaan yang harusnya menjadikan motifasi bagi siswa untuk
menjawabnya sendiri dengan mengeluarkan ide-ide atau gagasan-gagasan
kreatifnya. Hal ini sangat wajar karena pembelajaran dengan pembelajaran
CPS masih merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. Hal lainnya yaitu dari
segi waktu yang terbatas, sehingga beberapa rencana dilaksanakan sedikit
tergesa-gesa. Namun demikian, proses pembelajaran dipertemuan
selanjutnya secara umum berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Berikut
ini adalah gambar dari 6 kelompok yang sedang memecahkan masalah yang
diberikan.
58
Gambar 4.2.a
Diskusi Kelompok 1
Gambar 4.2.b
Diskusi Kelompok 2
59
Gambar 4.2.c
Diskusi Kelompok 3
Gambar 4.2.d
Diskusi Kelompok 4
60
Gambar 4.2.e
Diskusi Kelompok 5
Gambar 4.2.f
Diskusi Kelompok 6
c) Pada pelaksanaan konfirmasi diambil satu kelompok untuk mengirimkan
perwakilannya untuk menjelaskan hasil dari diskusi kelompoknya didepan
siswa yang lainnya, dengan harapan hasil dari pengumpulan dan pemilihan
ide-ide baru pada saat berdiskusi bisa mendapatkan pengakuan dari siswa
61
yang lainnya. Pada kegiatan ini siswa lebih cepat paham, dikarenakan siswa
telah terbiasa melakukan presentasi pada pembelajaran yang lainnya. Dan
dengan saling bertanya jawab antari siswa dengan siswa maka dihasilkan
kesimpulan langkah langkah yang lebih efektif yang dapat digunakan saat
membahas pelajaran matematika bab diferensial atau turunan. Berikut
gambar beberapa siswa perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil
diskusinya di depan kelas dan guru sedang memberikan kesimpulan di akhir
pembelajaran.
Gambar 4.3.a
Siswa menuliskan hasil diskusi pada papan tulis
Gambar 4.3.b
Siswa menerangkan hasil diskusi di depan kelas
62
Gambar 4.3.c
Siswa membahas hasil diskusi dan mengoreksi hasil yang tidak sesuai
Gambar 4.3.d
Guru memberikan kesimpulan dari diskusi kelompok
d) Tanggapan guru terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan
menggunakan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) cukup baik.
Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran Creative Problem Solving (CPS),
siswa diberi bahan ajar yang berisi permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari yang dikerjakan secara berkelompok sehingga siswa
bisa mengembangkan pola pikirnya dengan berbagi ide dengan teman-
temannya.
2. Hasil Belajar Siswa Setelah Mendapatkan Pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS)
63
Berdasarkan data hasil pretest yang diberikan, diperoleh bahwa rata-rata
hasil tes awal pada kelas yang akan diberikan model pembelajaran CPS lebih baik
daripada rata-rata yang akan diberikan model pembelajaran konvensional. Dan
pada hasil posttest-nya pun rata-rata dari kelas yang telah diberikan model
pembelajaran CPS lebih baik daripada rata-rata yang diberikan model
pembelajaran konvensional.
Maka Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang
menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dan rerata kemampuan awal
kelas eksperimen yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) lebih baik dibandingkan kemampuan awak kelas kontrol yaitu yang
mendapatkan pembelajaran konvensional, artinya Kemampuan pemecahan
masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative
Problem Solving (CPS) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran
Konvensional.
Dengan demikian, pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat
dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.
3. Kesimpulan pembahasan hasil penelitian
Pada pertemuan pertama, siswa tampak belum cukup memahami cara
belajar dengan model Creative Problem Solving (CPS) karena metode ini adalah
metode yang baru bagi mereka. Siswa pada umumnya belum memahami dengan
baik akan tuntutan dari pembelajaran matematika dengan model Creative Problem
64
Solving (CPS). Hal ini sangat wajar karena pembelajaran dengan model Creative
Problem Solving (CPS) masih merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. Hal
lainnya yaitu dari segi waktu yang terbatas, sehingga beberapa rencana
dilaksanakan sedikit tergesa-gesa. Namun demikian, proses pembelajaran
dipertemuan selanjutnya secara umum berjalan dengan baik dan sesuai rencana.
Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Creative Problem
Solving (CPS) lebih baik dari model pembelajaran konvensional, tentunya dengan
didukung oleh faktor-faktor yang memuat 4 langkah dalam model pembelajaran
Creative Problem Solving (CPS) yaitu klasifikasi masalah, pengungkapan
pendapat, evaluasi dan pemilihan, serta implementasi atau penguatan yang
diterapkan saat pembelajaran.

More Related Content

What's hot

Analisis soal secara manual
Analisis soal secara manualAnalisis soal secara manual
Analisis soal secara manualAbu Abdirrahman
 
prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitianSiti Romlah
 
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitas
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitasBagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitas
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitasVOCATIONAL HIGH SCHOOL KAINUI SERUI
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarNaita Novia Sari
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktorSukiman Fitk
 
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503 final
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503  finalTugasan 2 ppp mohd sabal db110503  final
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503 finalmohd sabal
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6sukatmaputri
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalwantemas
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalNova Wardany
 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDNaita Novia Sari
 
P14 teknik analsis data dan uji hipotesis
P14 teknik analsis data dan uji hipotesisP14 teknik analsis data dan uji hipotesis
P14 teknik analsis data dan uji hipotesisM. Jainuri, S.Pd., M.Pd
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawanvinaserevina
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasikAgus Suratno
 
Dashboard-dengan-GDS (1).pdf
Dashboard-dengan-GDS (1).pdfDashboard-dengan-GDS (1).pdf
Dashboard-dengan-GDS (1).pdfAkuhuruf
 

What's hot (20)

Analisis soal secara manual
Analisis soal secara manualAnalisis soal secara manual
Analisis soal secara manual
 
prosedure penelitian
prosedure penelitianprosedure penelitian
prosedure penelitian
 
Bab iii SMA NEGERI 1 RAHA
Bab iii SMA NEGERI 1 RAHA Bab iii SMA NEGERI 1 RAHA
Bab iii SMA NEGERI 1 RAHA
 
10. bab iv
10. bab iv10. bab iv
10. bab iv
 
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitas
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitasBagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitas
Bagaimana perkiraan, interpretasikan, dan meningkatkan reliabilitas
 
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil BelajarModul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
Modul 4. Pengumpulan dan Pengolahan Informasi Hasil Belajar
 
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktorAnalisis  kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
Analisis kesukaran dan daya beda soal dan distraktor
 
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503 final
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503  finalTugasan 2 ppp mohd sabal db110503  final
Tugasan 2 ppp mohd sabal db110503 final
 
P12 uji persyaratan instrumen
P12 uji persyaratan instrumenP12 uji persyaratan instrumen
P12 uji persyaratan instrumen
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Panduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soalPanduan analisis-butir-soal
Panduan analisis-butir-soal
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
2b diagnostik
2b diagnostik2b diagnostik
2b diagnostik
 
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SDSAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
SAT EVALUASI PEMBELAJARAN DI SD
 
P14 teknik analsis data dan uji hipotesis
P14 teknik analsis data dan uji hipotesisP14 teknik analsis data dan uji hipotesis
P14 teknik analsis data dan uji hipotesis
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan
 
12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik12 pengantar teori klasik
12 pengantar teori klasik
 
Dashboard-dengan-GDS (1).pdf
Dashboard-dengan-GDS (1).pdfDashboard-dengan-GDS (1).pdf
Dashboard-dengan-GDS (1).pdf
 
Proposal Thesis Bab iii
Proposal Thesis Bab iiiProposal Thesis Bab iii
Proposal Thesis Bab iii
 

Similar to HASIL PENELITIAN CPS

Similar to HASIL PENELITIAN CPS (20)

KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
 
Pedoman penskoran.pdf
Pedoman penskoran.pdfPedoman penskoran.pdf
Pedoman penskoran.pdf
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Ev.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-dfEv.pend3 hp-df
Ev.pend3 hp-df
 
Evaluasi-Pembelajaran-Di-SD-Modul-4.pptx
Evaluasi-Pembelajaran-Di-SD-Modul-4.pptxEvaluasi-Pembelajaran-Di-SD-Modul-4.pptx
Evaluasi-Pembelajaran-Di-SD-Modul-4.pptx
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6Assessmen pembelajaran 6
Assessmen pembelajaran 6
 
Bab iv hasil penelitian dan pembahasan
Bab iv hasil penelitian dan pembahasanBab iv hasil penelitian dan pembahasan
Bab iv hasil penelitian dan pembahasan
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
 
3
33
3
 
KEL.12-UJI BEDA DUA RERATA.docx
KEL.12-UJI BEDA DUA RERATA.docxKEL.12-UJI BEDA DUA RERATA.docx
KEL.12-UJI BEDA DUA RERATA.docx
 
Herlin 3
Herlin 3Herlin 3
Herlin 3
 
BAB 4
BAB 4BAB 4
BAB 4
 
BAB 4 Penelitian
BAB 4 PenelitianBAB 4 Penelitian
BAB 4 Penelitian
 
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatifanalisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
analisis-dan-interpretasi-data-kuantitatif
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
 
Pengembangan tes
Pengembangan tesPengembangan tes
Pengembangan tes
 
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdfIV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
IV,V,LAMP,I-14-ila-FK.pdf
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

HASIL PENELITIAN CPS

  • 1. 50 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan diuraikan pembahasan terhadap hasil penelitian yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang dilakukan sehingga diperoleh suatu kesimpulan berkenaan dengan hipotesis yang diajukan pada bab sebelumnya. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kuantitatif hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa kelas XI IPA SMA Negeri 19 Garut. Pengolahan data kuantitatif kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan hasil Pre-test (tes awal) dan Post-test (tes akhir). A. Hasil Penelitian 1. Data Pre-test (Tes Awal) a. Deskripsi Data Hasil Tes Awal Untuk mengetahui bahwa kedua kelompok ini memiliki kemampuan awal yang relatif sama atau berbeda, serta untuk mengetahui sejauh mana kompetensi awal yang dimiliki siswa, pada masing-masing kelompok tersebut diberikan soal Pre-test. Data hasil pretest kelas eksperimen diperoleh dari 35 siswa. Rata- rata skor pretest untuk kelas eksperimen adalah 26,83 dengan skor terendah 16 dan skor tertinggi 44. Sementara itu, untuk data pretest kelas kontrol diperoleh dari 36 siswa. Rata- rata skor pretest untuk kelas kontrol adalah 21,67 dengan skor terendah 9 dan skor tertinggi 40.
  • 2. 51 Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data skor Pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Data Tes Awal Kelompok Jumlah Peserta Skor Ideal Skor Maksimal Skor Minimal Rata- rata Standar Deviasi CPS 35 100 44 16 26.83 7.76 Konvensional 36 100 40 9 21.67 8.05 Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa rata-rata skor pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 26,83 dan 21,67 , terlihat memiliki perbedaan selisih yang cukup jauh, sehingga sekilas terlihat bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tetapi hasil ini tetap harus diuji kembali dengan pengujian statistik. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.1. b. Analisis Data Hasil Tes Awal 1) Uji Normalitas Dalam uji normalitas data hasil penelitian ini, peneliti menggunakan uji Chi-Kuadrat. Hal ini disebabkan data disajikan dalam bentuk interval. Kemudian berdasarkan hasil uji normalitas seperti yang diuraikan pada lampiran, ternyata diperoleh hasil sebagai berikut :
  • 3. 52 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test (tes awal) Tes Awal Nilai 2  Kriteria CPS 11.06 7.82 Tidak Normal Konvensional 4.35 7.82 Normal Berdasarkan perhitungan, diperoleh 2 hitung kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 11,06 dan 4,35. Sedangkan 2 tabel kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan derajat kebebasan 5 % adalah 7,82. Dengan demikian, karena 2 hitung > 2 tabel, maka data tes awal kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelas kontrol berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran. Karena sebaran data kelas eksperimen tidak berdistribusi normal dan kelas kontrol berdistribusi normal, maka pengujian perbedaan rata-rata dilakukan dengan Uji Mann Whitney. 2) Uji Mann-Whitney Uji Mann-Whitney data pre-test untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dengan menggunakan uji z dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut : hitung 2  tabel 2 
  • 4. 53 Tabel 4.3 Hasil Uji U Mann-Whitney Data Pre-test Nilai U u T u Zhitung Ztabel 862 630 146,5 86,73 2,73 1,96 Dari tabel di atas maka Zhitung = 2,73 > Ztabel= 1,96. dengan kata lain Zhitung tidak berada diantara batas interval -1,96 dan 1,96 maka Zhitung berada di daerah penolakan Ho dan berada di daerah penerimaan Ha. Maka rata-rata kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah tidak sama (terdapat perbedaan). Dan dilihat dari rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 26,83 dan kelas kontrol yaitu 21,67 maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal kelas eksperimen berbeda dengan kemampuan awal kelas kontrol Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D.1. Karena dari analisis data hasil tes awal terdapat perbedaan rata-rata, maka selanjutnya dilakukan analisis data gain ternormalisasi. 2. Data Gain Ternormalisasi a. Deskripsi Data Gain Untuk mengetahui sejauh mana hasil belajar matematika siswa, maka kedua kelas (eksperimen dan kontrol) diberi tes akhir atau Post-test, dan setelah itu dihitung gain ternormalisasinya. Berikut ini disajikan analisis statistik deskriptif data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol.
  • 5. 54 Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Data Gain Kelompok Jumlah Peserta Skor Ideal Gain Maksimal Gain Minimal Rata- rata Standar Deviasi CPS 35 1.000 1.000 0.366 0.571 0.151 Konvensional 36 1.000 1.000 0.100 0.459 0.184 Berdasarkan data di atas, terlihat bahwa rata-rata skor kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 0,571 dan 0,459. Sedangkan standar deviasi yang diperoleh masing-masing kelas tersebut adalah 0,151 dan 0,184. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di lampiran D.2. b. Analisis Data Gain 1) Uji Normalitas Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Data Gain Gain Nilai 2  Kriteria CPS 15.50 7.82 Tidak Normal Konvensional 28.80 7.82 Tidak Normal Berdasarkan perhitungan, diperoleh 2 hitung kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah 15,50 dan 28,80. Sedangkan 2 tabel kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan derajat kebebasan 5 % adalah 7,82. Dengan demikian, karena 2 hitung > 2 tabel, maka data gain kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat di lampiran D.2. hitung 2  tabel 2 
  • 6. 55 Karena sebaran data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka pengujian perbedaan rata-rata dilakukan dengan Uji Mann Whitney. 2) Uji Mann-Whitney Uji Mann-Whitney data gain untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dihitung dengan menggunakan uji z dengan taraf signifikansi 5 %. Dari hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 4.6 Hasil Uji Mann-Whitney Data Gain Nilai U u T u Zhitung Ztabel 856.5 630 4 86.94 2.61 1.96 Dari tabel di atas Zhitung = 2,61 > Ztabel = 1,96. dengan kata lain Zhitung berada di daerah penerimaan Ha. Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Perhitungan selengkapnya dapat lihat lampiran pada lampiran D.2. B. Pembahasan dan Diskusi Hasil Penelitian Dari pembahasan di atas diperoleh hasil-hasil penelitian yaitu sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
  • 7. 56 Selama pelaksanaan pembelajaran ini, peneliti menemukan beberapa data penting, antara lain sebagai berikut : a) Pada pelaksanaan eksplorasi, pada awal pembelajaran membuat siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran matematika yang hanya menceritakan materi prasyarat dan kegunaan dari materi yang akan dipelajari. Hal ini disebabkan kurang pahamnya langkah langkah pembelajaran CPS, dan menjadi fokus membahas langkah-langkah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Namun dengan seiring berjalannya pembelajaran dari hari kehari semakin terbiasa sesuai dengan yang direncanakan. Agar lebih jelas dapat dilihat dari gambar dibawah ini. Gambar 4.1.a Kegiatan eksplorasi (Pemberian motivasi terhadap siswa)
  • 8. 57 Gambar 4.1.b Kegiatan Eksplorasi (Pembahasan materi prasyarat) b) Sama halnya seperti bagian eksplorasi, pada pelaksanaan elaborasi juga pada awalnya siswa banyak bertanya kepada guru, hal ini disebabkan setiap kelompok dari siswa mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) tanpa mendapatkan pembelajaran terlebih dahulu dari guru. Sehingga banyak pertanyaan-pertanyaan yang harusnya menjadikan motifasi bagi siswa untuk menjawabnya sendiri dengan mengeluarkan ide-ide atau gagasan-gagasan kreatifnya. Hal ini sangat wajar karena pembelajaran dengan pembelajaran CPS masih merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. Hal lainnya yaitu dari segi waktu yang terbatas, sehingga beberapa rencana dilaksanakan sedikit tergesa-gesa. Namun demikian, proses pembelajaran dipertemuan selanjutnya secara umum berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Berikut ini adalah gambar dari 6 kelompok yang sedang memecahkan masalah yang diberikan.
  • 9. 58 Gambar 4.2.a Diskusi Kelompok 1 Gambar 4.2.b Diskusi Kelompok 2
  • 10. 59 Gambar 4.2.c Diskusi Kelompok 3 Gambar 4.2.d Diskusi Kelompok 4
  • 11. 60 Gambar 4.2.e Diskusi Kelompok 5 Gambar 4.2.f Diskusi Kelompok 6 c) Pada pelaksanaan konfirmasi diambil satu kelompok untuk mengirimkan perwakilannya untuk menjelaskan hasil dari diskusi kelompoknya didepan siswa yang lainnya, dengan harapan hasil dari pengumpulan dan pemilihan ide-ide baru pada saat berdiskusi bisa mendapatkan pengakuan dari siswa
  • 12. 61 yang lainnya. Pada kegiatan ini siswa lebih cepat paham, dikarenakan siswa telah terbiasa melakukan presentasi pada pembelajaran yang lainnya. Dan dengan saling bertanya jawab antari siswa dengan siswa maka dihasilkan kesimpulan langkah langkah yang lebih efektif yang dapat digunakan saat membahas pelajaran matematika bab diferensial atau turunan. Berikut gambar beberapa siswa perwakilan kelompok yang mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas dan guru sedang memberikan kesimpulan di akhir pembelajaran. Gambar 4.3.a Siswa menuliskan hasil diskusi pada papan tulis Gambar 4.3.b Siswa menerangkan hasil diskusi di depan kelas
  • 13. 62 Gambar 4.3.c Siswa membahas hasil diskusi dan mengoreksi hasil yang tidak sesuai Gambar 4.3.d Guru memberikan kesimpulan dari diskusi kelompok d) Tanggapan guru terhadap penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) cukup baik. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran Creative Problem Solving (CPS), siswa diberi bahan ajar yang berisi permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dikerjakan secara berkelompok sehingga siswa bisa mengembangkan pola pikirnya dengan berbagi ide dengan teman- temannya. 2. Hasil Belajar Siswa Setelah Mendapatkan Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS)
  • 14. 63 Berdasarkan data hasil pretest yang diberikan, diperoleh bahwa rata-rata hasil tes awal pada kelas yang akan diberikan model pembelajaran CPS lebih baik daripada rata-rata yang akan diberikan model pembelajaran konvensional. Dan pada hasil posttest-nya pun rata-rata dari kelas yang telah diberikan model pembelajaran CPS lebih baik daripada rata-rata yang diberikan model pembelajaran konvensional. Maka Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dan rerata kemampuan awal kelas eksperimen yaitu siswa yang mendapatkan pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dibandingkan kemampuan awak kelas kontrol yaitu yang mendapatkan pembelajaran konvensional, artinya Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran Konvensional. Dengan demikian, pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dapat dijadikan salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 3. Kesimpulan pembahasan hasil penelitian Pada pertemuan pertama, siswa tampak belum cukup memahami cara belajar dengan model Creative Problem Solving (CPS) karena metode ini adalah metode yang baru bagi mereka. Siswa pada umumnya belum memahami dengan baik akan tuntutan dari pembelajaran matematika dengan model Creative Problem
  • 15. 64 Solving (CPS). Hal ini sangat wajar karena pembelajaran dengan model Creative Problem Solving (CPS) masih merupakan sesuatu yang baru bagi siswa. Hal lainnya yaitu dari segi waktu yang terbatas, sehingga beberapa rencana dilaksanakan sedikit tergesa-gesa. Namun demikian, proses pembelajaran dipertemuan selanjutnya secara umum berjalan dengan baik dan sesuai rencana. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) lebih baik dari model pembelajaran konvensional, tentunya dengan didukung oleh faktor-faktor yang memuat 4 langkah dalam model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) yaitu klasifikasi masalah, pengungkapan pendapat, evaluasi dan pemilihan, serta implementasi atau penguatan yang diterapkan saat pembelajaran.