Mini riset ini menganalisis kinerja keuangan Bank BRI Syariah pada tahun 2012 dan 2013 dengan menggunakan metode RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings, Capital). Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko kredit dan likuiditas masih dalam kondisi baik, tata kelola perusahaan sangat baik, profitabilitas cukup baik, dan permodalan sehat. Secara umum, kinerja keuangan Bank BRI Syariah pada periode tersebut dapat dikatakan c
1. MINI RISET
“Analisis Kesehatan Laporan Keuangan Bank
BRI Syariah Tahun 2012 & 2013”
Dosen Pengampu : Tapi Rumondang Sari,SE,M.Acc
DISUSUN OLEH:
Agung Wardani(7171220003)
Evi Rahmida Meha(7171220008)
Ezra Giovanny(7173520019)
Abigail El Karen (7173220001)
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2018
2. 2
KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
sebab telah memberikan rahmat dan karuniaNya serta kesehatan kepada kami,
sehingga mampu menyelesaikan tugas Mini Riset Akuntansi Syariah ini.
Mini riset ini disusun dengan menggunakan sumber data laporan keuangan dari
bank BRI Syariah periode 2012 & 2013 yang kemudian dianalisis. Apabila dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,kami mohon maaf karena
sesungguhnya pengetahuan dan pemahaman kami masih terbatas.Karena itu kami
sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna
menyempurnakan tugas ini.Akhir kata kami berharap semoga Mini Riset ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya ,atas perhatiannya kami mengucapkan
terimakasih.
Medan, 07 November 2018,
Penulis
3. 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………..3
BAB 1 : PENDAHULUAN………………………………………………………………...4
a. Latar Belakang……………………………………………………………………..4
b. Rumusan Masalah………………………………………………………………….4
c. Tujuan……………………………………………………………………………...4
BAB 2 : KAJIAN TEORI………………………………………………………………….5
a. Perbankan Syariah…………………………………………………………………5
b. Kinerja keuangan perbankan………………………………………………………6
c. Metode RGEC……………………………………………………………………..7
BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………….9
a. Jenis dan sumber data……………………………………………………………..9
b. Metode pengumpulan data………………………………………………………..9
c. Metode Analisis Data……………………………………………………………..9
BAB 4 : PEMBAHASAN…………………………………………………………………10
a. Risk Profile……………………………………………………………………….10
b. Good Corporate Governance……………………………………………………..10
c. Earning……………………………………………………………………………11
d. Capital…………………………………………………………………………….11
BAB 5 : PENUTUP……………………………………………………………………….12
a. Kesimpulan……………………………………………………………………….12
b. Saran……………………………………………………………………………...12
LAMPIRAN………………………………………………………………………………13
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemulihan ekonomi global yang semakin menguat di akhir tahun 2009
memberikan optimisme perkembangan ekonomi di tahun 2010 meskipun
sempat diwarnai oleh krisis Yunani dan Eropa yang terjadi di awal tahun 2010
sampai saat sekarang ini, namun krisis tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kondisi perekonomian nasional khususnya perbankan
nasional. Meski demikian Industri perbankan merupakan industri yang syarat
dengan risiko,terutama karena melibatkan pengelolaan uang masyarakat dan
diputar dalam bentuk berbagai investasi, seperti pemberian kredit, pembelian
surat-surat berhaga dan penanaman dana lainya.Salah satu sarana yang
mempunyai peranan strategis dalam kegiatan perekonomian adalah
Perbankan. Peran strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama
perbankan sebagai financial intermediary, yaitu sebagai suatu wahana yang
dapat menghimpun danmenyalurkan dana masyarakat secara efektif dan
efesien.
Sistem bagi hasil perbankan syariah yangditerapkan dalam bank
tersebut relative mempertahankan kinerjanya dan tidak hanyut oleh tingkat
suku bunga simpanan yang melonjak sehingga beban operasional lebih rendah
dari bank konvensional.
B. Rumusan Masalah
- Bagaimana kinerja keuangan Bank Bri Syariah pada periode 2016 &2017?
- Apakah laporan keuangan nya sehat atau tidak sehat?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui kinerja keuangan Bank BRI Syariah periode 2016 &
2017
- Untuk mengetahui rasio kesehatan Bank BRI Syariah
5. 5
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Perbankan syariah di Indonesia
Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi.
Aset lembaga keuangan syariah di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar
dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Di Indonesia,
volume usaha perbankan syariah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh
60 persen per tahun. Tahun 2005, perbankan syariah Indonesia membukukan
laba Rp 238,6 miliar, meningkat 47 persen dari tahun sebelumnya. Meski
begitu, Indonesia yang memiliki potensi pasar sangat luas untuk perbankan
syariah, masih tertinggal jauh di belakang Malaysia.
Tahun lalu, perbankan syariah Malaysia mencetak profit lebih dari satu miliar
ringgit (272 juta dollar AS). Akhir Maret 2006, aset perbankan syariah di
negeri jiran ini hampir mencapai 12 persen dari total aset perbankan nasional.
Sedangkan di Indonesia, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru
tercatat 1,40 persen dari total aset perbankan. Bank Indonesia memprediksi,
akselerasi pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia baru akan dimulai
tahun ini.
Implementasi kebijakan office channeling, dukungan akseleratif pemerintah
berupa pengelolaan rekening haji yang akan dipercayakan pada perbankan
syariah, serta hadirnya investor-investor baru akan mendorong pertumbuhan
bisnis syariah. Konsultan perbankan syariah, Adiwarman Azwar Karim,
berpendapat, perkembangan perbankan syariah antara lain akan ditandai
penerbitan obligasi berbasis syariah atau sukuk yang dipersiapkan pemerintah.
Sejumlah bank asing di Indonesia, seperti Citibank dan HSBC, menyambut
penerbitan sukuk dengan membuka unit usaha syariah. Sementara itu
sejumlah investor dari negara Teluk juga tengah bersiap membeli bank-bank
6. 6
di Indonesia untuk dikonversi menjadi bank syariah. Kriteria bank yang
dipilih umumnya beraset relatif kecil, antara Rp 500 miliar dan Rp 2 triliun.
Setelah dikonversi, bank-bank tersebut diupayakan melakukan sindikasi
pembiayaan proyek besar, melibatkan lembaga keuangan global.
Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank
Muamalat Indonesia yang diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI)dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan pendapat di
masyarakat terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa
bunga bank itu haram karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip
kehati-hatian. Apabila dilihat dari segi ekonomi dan nilai bisnis, ini
merupakan terobosan besar karena penduduk Indonesia 80% beragama Islam,
tentunya ini bisnis yang sangat potensial. Meskipun sebagian orang Islam
berpendapat bahwa bunga bank itu bukan riba tetapi faedah, karena bunga
yang diberikan atau diambil oleh bank berjumlah kecil jadi tidak akan saling
dirugikan atau didzolimi, tetapi tetap saja bagi umat Islam berdirinya bank-
bank syariah adalah sebuah kemajuan besar.
Sistem perbankan syariah di Indonesia masih berinduk pada Bank Indonesia.
Idealnya, pemerintah Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus syariah
yang setingkat Bank Indonesia, yaitu Bank Indonesia Syariah.
b. Kinerja Keuangan Perbankan
Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada
suatu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun
penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal,
likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006:239). Untuk menilai kinerja
keuangan bank, dibutuhkan rasio keuangan,yang merupakan alat
analisis keuanganperusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan
7. 7
berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos
laporan keuangan .
c. Metode RGEC
1. Risk Profile (Risiko Profil) Risk Profile sendiri terdari dari:
a. Risiko Kredit adalah risiko yang merupakan akibat dari kegagalan
debitur atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban terhadap bank. Rasio NPL
dihitung menggunakan rumus:
NPL = Kredit Bermasalah x 100%
Total Kredit
Sumber: Jumingan (2011:245)
b. Risiko Likuiditas adalah merupakan risiko akibat ketidakmampuan
bank memenuhi kewajiban jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas atau
aset likuid
berkualitas tinggi.
Rasio LDR ialah:
LDR = Total Kredit x 100%
Dana Pihak Ketiga
Sumber: Irmayanto dkk, (2009:90)
2. Good Corporate Govenance (GCG)
Berdasar ketetapan Bank Indonesia yang disajikan dalam Laporan
Pengawasan Bank (2012:36): “governance struture mencakup pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi serta
kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup
fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan fungsi
audit ekstern dan intern, penerapan manajemen risiko termasuk sistem
8. 8
pengendalian intern, penyediaan media terkait dan dana besar, serta rencana
startegis bank. Aspek terkait governance output mencakup transaparansi
kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan GCG yang
memenuhi prinsip Transparancy,Accountability, Responsibility, Indepedency,
dan Fairness (TARIF).
3. Earnings
Menyangkut kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan serta
menyangkut keberlangsungan hidup bank. Penilaian earnings dapat diukur
menggunakan dua rasio, yaitu:
a. Return on Assets (ROA)
ROA = Laba Sebelum Pajak x 100%
Rata−Rata total Aset
Sumber: Taswan, (2010:560)
b. Net Interest Margin (NIM)
NIM = Pendapatan Bunga Bersih x 100%
Rata−Rata Aktiva Produktif
Sumber: Taswan, (2005:559)
4. Capital (Permodalan)
Rumus Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah:
Modal x100%
Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR)
9. 9
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sumber data
Jenis data yang digunakan dalam mini riset ini ialah data internal
perusahaan, dimana dalam hal ini adalah bank BRI Syariah, berupa laporan
keuangan triwulanan tahun 2012 dan 2013 yang datanya telah diaudit dan
dipublikasikan. Sumber data ini kami ambil dari website resmi Bank BRI
Syariah.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dengan cara non
participant observation, yaitu mencatat atau mengcopy data yang tercantum
dalam “Laporan Keuangan Triwulanan Publikasi Bank Umum Syariah dan
Bank Konvensional”.
C. Metode Analisis Data
Penelitian ini memakai penelitian deskriptif yang berfokus pada
Analisis RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earnings and
Capital). Langkah-langkah analisis dari penelitan ini meliputi:
1. Menghitung Risk Profile terdiri dari risiko kredit dan risiko likuiditas
2. Menganalisis faktor Good Corporate Governance.
3. Menghitung Earnings yang terdiri dari risiko Return on Assets (ROA) dan
Net Interest Margin (NIM)
4. Menghitung rasio capital (permodalan)
5. Melakukan intrepretasi serta pemeringkatan masing-masing analisan NPL,
LDR, ROA, NIM, CAR berdasarkan pada tabel 1,2,3,4,dan 5
10. 10
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Risk Profile (Risiko Profil)
a. Risiko Kredit
Rasio NPF
Tahun Nilai Rasio Predikat
2012 2,69% Baik
2013 3,32% Baik
Predikat baik diperoleh BRI Syariah pada tahun 2011-2013 hal ini didasari
oleh perbaikan sistem dan collection serta restrukturisasi pembiayaan.
b. Risiko Likuiditas
Rasio FDR
Rasio FDR mengalami kenaikan setiap tahunnya namun masih dalam
predikat sangat baik, karena memiliki rasio FDR kurang dari 75%.
2. Good Corporate Governence
Self-Assesment Bri Syariah
Tahun Nilai Predikat Komposit
Komposit
2011 1,55% Baik
2012 1,38% Sangat Baik
2013 1,35 % Sangat Baik
Menurunnya nilai komposit GCG setiap tahunnya. didasari oleh PT. BRI
Syariah selalu melakukan self assesment dilaksanakan dua tahun sekali
sesuai yang disyaratkan oleh Bank Indonesia melalui PBI No/11/33/2009
Tahun Nilai Rasio Predikat
2012 58,40% Sangat Baik
2013 64,23% Sangat Baik
11. 11
3. Earnings
a. Return on assets (ROA)
Tahun Nilai Peringkat Predikat
Rasio
2011 0,20% 4 Kurang Baik
2012 1,17% 2 Cukup Baik
2013 1,24% 3 Cukup Baik
Rasio ROA mendapat predikat kurang baik pada tahun 2011 dan mendapat
predikat cukup baik pada tahun 2012 dan 2013, hal ini disebabkan oleh
mayoritas pembiayaan mudharabah, dimana pembiayaan disepakati diawal
akad sehingga ketika margin deposito naik bank tidak dapat menaikan
margin untuk pembiayaan.
b. Net Interest Margin (NIM)
Tahun Nilai Rasio Peringkat Predikat
2012 1,81% 3 Cukup Baik
2013 2,45% 2 Baik
Pada tahun 2012 mendapat predikat cukup baik dan tahun 2013 mengalami
peningkatan dengan mendapat predikat baik.
4. Capital (Permodalan)
Rasio CAR
Rasio CAR BRI Syariah mendapat predikat sangat baik dengan nilai rasio
14,49% hal ini disebabkan oleh ekspansi bisnis khususnya pada portofolio
gadai emas yang meningkat pesat.
Tahun Nilai Rasio Peringkat Predikat
2012 11,35% 2 Baik
2013 14,49% 1 Sangat Baik
12. 12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT. BRI, Tbk merupakan bank yang sehat
2. PT. BRI Syariah merupakan bank yang sehat diukur dengan menggunakan
pendekatan RGEC
B. Saran
1. BRI Syariah lebih mensosialisasikan produk-produk kepada
masyarakat, bukan hanya sistem bagi hasil namun juga produk lainnya
yang bersifat berbeda dengan BRI.
2. BRI diharapkan terus meningkatkan pelayanan serta memperhatikan
risiko likuiditas yang akan dihadapi di masa datang akibat dari
mudahnya nasabah mendapat kredit, sehingga BRI dapat
meminimalisir masalah kebangkrutan.
3. Menambah tahun penelitian, rasio, dan objek penelitian.