1. APOCYNACEAE
1.Plumeria acuminata (Kamboja)
-- Klasifikasi --
Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Plumeria
Spesies : P.lacuminata Ait
Ciri – ciri Tanaman
- Kamboja termasuk pohon kecil, dan, termasuk Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
-Deskripsi tanamam : Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5 sampai 6
m, bengkok dan mengandung getah. –
-Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman.
-Tumbuh di daerah dataran rendah 1 sampai 700 m di atas permukaan laut.
- Rantingnya besar, daun berkelompok rapat pada ujung ranting, bertangkai daun panjang,
daun memanjang berbentuk lanset (lanccolatus), panjang daun 20-40 cm, lebar 6-12,5 cm.
-Ujung daun meruncing (acuminatus), pangkal daun menyempit , tepi daun rata (integer), tulang
daun menyiri, permukaan daun kasap (scaber), warna daun hijau muda sampai hijau tua tidak
berbulu.
- Termasuk bangun daun tidak lengkap. Bunga dalam malai rata berkumpul di ujung ranting,
kelopak kecil ,sisi dalam tanpa kelenjar, mahkota berbentuk corong, sisi dalam berembut, sisi
luar kemerahan atau putih, sisi dalam agak kuning , putih, atau merah, berbau harum.
2. - Tangkai putik pendek, tumpul, lebar, bakal buah satu atau dua, saling berjauhan, berbentuk
tabung gepeng memanjang, panjang 18-20 cm, lebar 1-2 cm.
- Batang ( caulis ) : Batang kamboja berkayu dengan warna putih kekuning-kuningan
dibungkus kulit yang tebal.
- System akar: Tunggang atau dikotil.
Kamboja mempunyai rumus daun 3/8.
Morfologi
Kamboja merupakan daun yang tidak lengkap karena pada bagian daunnya hanya memiliki
tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina) tanpa memiliki upih daun (vagina). Bangun
daun (circumscriptio) berbentuk sudip (spathulatus), dikatakan sudip karena seperti bangun bulat
telur, tepi daun (margo) rata (integer), ujung daun (apex) tumpul (obtusus) karena pada tepi daun
yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik pertemuan, hingga
terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari 900).
Pada bagian pangkal (basis) runcing (acutus), pangkal daun ini biasanya terdapat pada daun
bangun memanjang, lanset dan belah ketupat, permukaan daun licin suram (laevis apacus),
susunan tulang daun menyirip, dikatakan menyirip karena mempunyai satu ibu tulang yang
berjalan dari pangkal ke ujung, dan merupakan terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke
samping keluar tulang-tulang cabang sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip pada ikan,
(anonim2 2010).
c. Ekologi
Tanaman kamboja mempunyai pohon dengan tinggi batang 1,5-6 m, bengkok, dan mengandung
getah. Tumbuhan asal Amerika ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman,
dan umumnya di daerah pekuburan, atau tumbuh secara liar. Tumbuh di daerah dataran rendah 1-
700 m di atas permukaan laut dan daerah penyebarannya ke seluruh daerah tropis
3. 2.Allamanda cathartica (Alamanda)
-- Klasifikasi –
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divis : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynacea
Genus : Allamanda
Spesies : A. cathartica L
Ciri – ciri Tanaman
• Tanaman alamanda termasuk dalam golongan perdu berkayu dengan tinggi yang
dapat mencapai 2 meter.
•Tanaman ini bersifat evergreen (hijau sepanjang tahun). Batangnya yang sudah tua akan
berwarna cokelat karena pembentukan kayu, sementara tunas mudanya berwarna hijau
• Daunnya memiliki bentuk yang melancip di ujung dengan permukaan yang kasar dengan
panjang 6 hingga 16 cm.
•Daun alamanda pada umumnya berkumpul sebanyak tiga atau empat helai.
•Bunga alamanda berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5
cm. Tanaman ini memiliki bunga yang harum
EKOLOGI
Alamanda adalah tumbuhan perdu, berumur panjang (perenial), tinggi bisa mencapai +/-
4 m. Akar tunggang. Batang berkayu, silindris, terkulai, warna hijau, permukaan halus,
percabangan monopodial, arah cabang terkulai. Daun tunggal, bertangkai pendek, tersusun
4. berhadapan (folia oposita), warna hijau, bentuk jorong, panjang 5 - 15 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian
daun tebal, ujung dan pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, permukaan atas dan bawah
halus, bergetah Bunga majemuk, bentuk tandan (racemus), muncul di ketiak daun dan ujung
batang, mahkota berbentuk corong (infundibuliformis) - berwarna kuning, panjang mahkota 8 -
12 mm, daun mahkota berlekatan (gamopetalus) Buah kotak (capsula), bulat, panjang +/- 1,5 cm,
bentuk dengan biji segitiga, berwarna hijau pucat saat muda - setelah tua menjadi hitam
Perbanyaan Generatif (biji), Vegetatif (stek).
Bunga alamanda, adalah bunga yang berwarna kuning (umumnya yang kita jumpai
adalah kuning), indah berbentuk seperti terompet, dan mampu berbunga terus menerus sepanjang
taun, dan batang tanaman ini keras dan bergetah. Penggemar fanatik Bunga ini kebanyakan
mempunyai kepercayaan bahwa tanaman berbunga kuning ini bisa dipakai sebagai penolak bala
jika ditanam dihalaman rumah.
Karena tumbuhnya bisa merambat yakni bisa mencapai ketinggian 3-8 meter, maka
bunga alamanda ini banyak ditanam untuk mempercantik dinding. Alamanda sendiri berasal dari
brasil dan diperkenalkan oleh Allamond, seorang doctor dari Belanda, seabad yang lalu. Di
pedesaan, tanaman ini biasanya hanya tumbuh liar dan bilapun ditanam hanya sebagai pagar saja.
Sebenarnya warna bunga alamanda tergantung dari dari speciesnya. Yakni: spesies
Allamanda Nerrifolia berwarna kuning cerah, Allamanda Cathartica berwarna Kuning, dan
Allamanda Purpureceae berwarna kuning keunguan. Dimana ketiga spesies tersebut masuk
dalam family Apocynaceae.
Manfaat Bunga Alamanda:
Bunga ini selain cantik juga memiliki manfaat. Kita dapat menggunakan akar, daun dan
bunga Terompet sebagai bahan untuk obat-obatan. Sedangkan getahnya yang berwarna putih
dapat dijadikan sebagai obat penyakit kanker dan pencegah kuman atau bakteri. Getah tanaman
ini memiliki sifat anti bakteri. Bunga alamanda diketahui memiliki beberapa fungsi medis, salah
satunya dapat dipakai sebagai laksatif. Bunga alamanda juga memiliki sifat antibiotik terhadap
bakteri Staphylococcus. Bunga tanaman ini juga umum dimanfaatkan sebagai obat untuk
mencegah komplikasi dari malaria dan pembengkakan limpa. Selain itu, akarnya juga dapat
digunakan untuk mencegah penyakit kuning.