SlideShare a Scribd company logo
1 of 39
TETANUS
Kelompok W1
- Hafizh Hardi Habibii / 190100040
- Samuel / 190100088
- Nadya Marpaung / 190100108
- Indira Salsabila / 190100151
- Kezia Silaen / 190100192
DEFINISI TETANUS
DEFINISI
Tetanus berasal dari bahasa Yunani “tetanus” yang artinya “berkontraksi”. Tetanus
merupakan suatu penyakit bersifat akut yang ditandai dengan kekakuan otot dan spasme.
Akibat toksin yang dihasilkan Clostridium tetani yang menyebabkan nyeri biasanya pada
rahang bawah dan leher. Spora Clostridium tetani ditemukan di tanah, debu, kotoran hewan
dan benda berkarat seperti paku, jarum, kawat berduri dan lain-lain. Bakteri ini sangat tahan
terhadap panas dan sporanya dapat bertahan selama bertahun-tahun
Putri SR. Pencegahan tetanus. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 2020; 2(4).
ETIOLOGI TETANUS
ETIOLOGI
• Tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani yang merupakan
basil gram positif, pembentuk spora, dan anaerobic obligat. Bakteri ini
ditemukan di tanah, debu atau kotoran hewan seperti kuda dan sapi
• Clostridium tetani adalah bakteri yang memiliki bentuk basil tipis, berukuran lebar 0,3-2
mikron dan panjang 1,5-2 mikro.
• Spora yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ini tumbuh di ujung terminal bakteri dan diameternya melebihi lebar
bakteri. Spora ini sangat tahan terhadap panas sampai 121ᵒc dan oksigen. Ini dapat tetap berada di tanah, dormant
selama kurang lebih 40 tahun dan berbentuk seperti drumstick.
• Syarat bakteri ini untuk tumbuh dan berkembang adalah suhu rata-rata 37 ° C, serta perkiraan
tingkat pH antara 7 dan 7,5. Selain itu, membutuhkan banyak asam amino dan vitamin.
Tejpratap S.P. Tiwari, MD; et al. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Disease. 2020.
• Sumber infeksi yang paling umum adalah laserasi kecil dari serpihan kayu, logam atau duri. Infeksi pada manusia terjadi
melalui kontaminasi langsung pada luka. Spora ini bisa tahan beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Apabila spora ini
menginfeksi luka seseorang, kemudian spora ini akan memasuki tubuh penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang
bernama tetanospasmin.
• Infeksi tetanus pada neonatal terjadi pada bayi berusia kurang dari 28 hari. Penyebabnya
adalah pemotongan tali pusar bayi saat lahir menggunakan alat yang tidak steril.
Penyebab tetanus yang sangat umum adalah kurangnya imunisasi.
• Masyarakat yang tidak mendapatkan vaksinasi, usia lebih dari 65 tahun, penderita diabetes memiliki
faktor risiko tinggi terhadap tetanus. Oleh karena itu, vaksinasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya
tetanus. Akan tetapi imunitas yang didapat dari vaksin tidak berlangsung seumur hidup, masih
diperlukan injeksi booster pada pasien yang mengalami luka rentan tetanus
• Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2021 May 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan
• Tejpratap S.P. Tiwari, MD; et al. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Disease. 2020.
EPIDEMIOLOGI
TETANUS
EPIDEMIOLOGI
Tetanus ditemukan di seluruh dunia namun lebih
sering ditemukan di daerah padat penduduk,
cuaca panas dan lembap dengan tanah yang kaya
akan bahan organic.
Case fatality rate berkisar antara 10-80% dan
angka paling tinggi pada bayi dan lansia.
Di Amerika, tahun 2009-2018, diperoleh rata-rata
29 kasus (18-37 kasus) dilaporkan tiap tahun.
Dari 297 kasus yang dilaporkan selama jarak 10
tahun, didapati 19 kematian, semuanya orang
dewasa dengan umur >55 tahun. Pada 2018,
didapati 23 kasus tetanus tanpa mortalitas.
EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data dari Kemenkes RI, laporan kasus tetanus pada tahun 1994 di
Indonesia berjumlah 3.843 kasus, dengan kasus terbanyak ditemukan di provinsi
Jawa Timur yakni 1.229 kasus.
Di tahun 2017, WHO melaporkan insidensi tetanus neonatorum di Indonesia
sebanyak 25 kasus, dan insidensi tetanus secara keseluruhan adalah 506 kasus.
Jumlah kasus TN menurun pada tahun 2020, yaitu sebesar 4 kasus, dimana
sebelumnya terdapat 17 kasus pada tahun 2019. Meski demikian, CFR meningkat
menjadi 50% pada tahun 2020 dimana sebelumnya tahun 2019 CFR sebesar
11,76%.
Dari 2 provinsi yang terdapat kasus TN pada tahun 2020 yaitu Sumatera Selatan
dan Papua, hanya di Papua terdapat kasus meninggal sebanyak 2 kasus kematian.
Jumlah kasus TN pada tahun 2020 terbanyak juga di Provinsi Papua yaitu
sebanyak 3 kasus, dengan CFR sebesar 66,7%.
KLASIFIKASI TETANUS
KLASIFIKASI
JENIS TETANUS MANIFESTASI KLINIS
TETANUS UMUM - Pola spasme otot yang menurun, diawali dengan lockjaw dan
risus sardonicus, berkembang menjadi kaku leher, kesulitan
menelan dan otot pectoral dan paha yang kaku.
- Instabilitas otonom dengan demam, disaritmia, tekanan darah
dan nadi tidak stabil, kesulitan bernapas, eksresi katekolamin
dan mortalitas.
TETANUS LOKAL - Kontraksi otot persisten di daerah yang terkena injuri.
KLASIFIKASI
JENIS TETANUS MANIFESTASI KLINIS
TETANUS
SEFALIK/SEREBRAL
- Terbatas pada otot dan saraf di kepala. Umumnya muncul
setelah trauma kepala seperti fraktur kepala, laerasi, injuri mata,
otitis media.
- Gejala berupa kaku leher, disfagia, trismus, kelopak mata
tertarik dan risus sardonicus.
- Dapat berkembang menjadi komplikasi seperti bronko-aspirasi,
paralisis otot respiratori dan laryngeal, dan gagal napas.
TETANUS
NEONATORUM
- Tetanus lokal yang terjadi pada bayi baru lahir dari ibu yang
tidak menerima imunisasi atau infeksi dari instrument yang
terkontaminasi ketika memotong tali pusar.
- Gejala berupa iritabilitas, wajah meringis, kekakuan dan
kontraksi spastik.
- Komplikasi jangka panjang berupa gangguan perkembangan
saraf, gangguan perilaku, deficit perkembangan motor,
berbicara dan Bahasa.
REFERENSI
-https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/tetanus.html#epidemiology
-https://www.healthknowledge.org.uk/public-health-textbook/disease-
causation-diagnostic/2b-epidemiology-diseases-phs/infectious-
diseases/tetanus#:~:text=Epidemiology%20of%20Infectious%20Diseases%3A
%20Tetanus&text=Characterized%20by%20generalized%20increased%20rigid
ity,infants%20and%20the%20elderly1
-WHO. WHO vaccine-preventable disease monitoring system global summary.
2010.
-Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. 2020.
-Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/
PATOGENESIS
TETANUS
• Luka bakar
• Abortus
• Otitis media
• Luka tidak terlihat
Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217
Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN
PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
C. Tetani Masuk ke aliran darah lalu ke terminal pre-
sinaptik endplate neuron motorik otot
Hancurkan protein membran sinaptik vesikular
Inaktivasi neurotransmitter inhibitor
(Glisin & GABA)
Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217
Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN
PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
Transpor aksonal retrogade ke SSP
Gagal hambat respon refleks motorik terhadap stimulasi sensorik
Kejang tetanik
SSP
Batang
otak Disfungsi
otonom
Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217
Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN
PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
Gambaran Klinis
Tetanus
umum
Cephalic Tetanus
Tetanus neonatorum
Tetanus lokal
• Luka daerah mata, kulit kepala,
muka, telinga, otitis media kronis
• Disfungsi saraf kranial
• berupa nyeri, kekakuan otot–otot
pada bagian proksimal dari tempat
luka
• Gejala tidak khas
Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217
Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN
PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
DIAGNOSIS TETANUS
Anamnesis
 Riwayat luka :
- luka tusuk - luka terbuka
- luka kecelakaan - luka dengan nanah
- gigitan binatang
 Riwayat vaksin DT atau TT
Pemeriksaan Laboratorium
 Lab darah : mungkin ditemukan leukositosis
 Pemeriksaan serum anti-toksin : ≥ 0.01 IU/mL (dianggap sebagai pelindung,
membuat kemungkinan tetanus lebih kecil)
Kultur bakteriologik: hanya 30 % kasus tetanus dapat mengisolasi C.tetani pada
pemeriksaan bakteriologik
Pemeriksaan Fisik :
 Uji Spatula
• Spatula lidah dimasukkan ke
dalam mulut pasien untuk
memicu refleks muntah
• Pada pasien tetanus, merangsang
spasme otot masseter, sehingga
pasien akan menggigit spatula yang
dimasukkan.
 Ditemukan gejala klinis berupa;
trismus, risus sarcodinus, atau spasme
otot yang nyeri
 Demam, keringat berlebih, kesulitan
menelan
DERAJAT KEPARAHAN
TETANUS
DERAJAT KEPARAHAN TETANUS
MENURUT PATEL -JOAG
DERAJAT KEPARAHAN
TETANUS MENURUT ABLETT :
Derajat I (Ringan) trismus ringan sampai sedang,
spastisitas generalisata,
tanpa gangguan pernafasan,
tanpa spasme,
sedikit atau tanpa disfagia
Derajat II (Sedang) trismus sedang,
rigiditas jelas,
spasme singkat ringan sampai sedang,
gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi nafas > 30
x/menit,
disfagia ringan.
DERAJAT KEPARAHAN
TETANUS OLEH ABLETT :
Derajat III (Berat) trismus berat,
spastisitas generalisata,
spasme refleks berkepanjangan,
frekuensi nafas > 40 kali/ menit,
serangan apnea,
disfagia berat
dan takikardia (nadi > 120 x/menit).
Derajat IV (Sangat
Berat)
derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan
sistem kardiovaskuler
hipertensi berat dan takikardia terjadi berselingan dengan
hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat menetap
REFERENSI
https://emedicine.medscape.com/article/229594-overview#a6
Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet].
Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/
Afshar, Majid & Raju, Mahesh & Ansell, David & Bleck, Thomas. (2011).
Narrative Review: Tetanus-A Health Threat After Natural Disasters in
Developing Countries. Annals of internal medicine. 154. 329-35.
10.1059/0003-4819-154-5-201103010-00007.
TATALAKSANA
TETANUS
Manajemen luka untuk
pencegahan tetanus
Debridement
Cuci dengan air sabun minimal 10
menit.
Povidone iodine 10% atau
desinfektan lainnya pada luka.
Netralisasi tosksin
Antitoksin
human tetanus immunoglobulin (HTIG)
segera diinjeksikan intramuskular
dengan dosis total 3.000- 6.000 unit,
dibagi tiga dosis yang sama dan
diinjeksikan di tiga tempat berbeda
Bila tidak tersedia maka digunakan ATS
dengan dosis 100.000- 200.000 unit
diberikan 50.000 unit intramuscular dan
50.000 unit intravena pada hari
pertama, kemudian 60.000 unit dan
40.000 unit intra muskular masing-
masing pada hari kedua dan ketiga.
Pengendalian infeksi klostridial
Antibiotik
Metronidazole diberikan secara iv
dengan dosis 500 mg setiap 6 jam
selama 7-10 hari.
penicillin procain 50.000-100.000
U/kgBB/hari selama 7-10 hari secara
intravena.
jika hipersensitif terhadap penicillin
dapat diberi tetracycline 50
mg/kgBB/hari secara iv.
Kontrol kejang
Anti kejang
Ringan : 5-20 mg melalui oral,
setiap 8 jam
Sedang : 5-10 mg i.v. tidak melebihi
80-120 mg dalam 24 jam
Berat : 50-100 mg dalam 500 ml
dekstrose 5% dan diinfuskan dengan
kecepatan 10/15 mg/jam.
Manajemen jalan napas
Penanganan jalan napas merupakan
prioritas. Spasme otot, spasme laring,
aspirasi, atau dosis besar sedatif
semuanya dapat mengganggu
respirasi.
Sekresi bronkus yang berlebihan
memerlukan tindakan suctioning yang
sering.
Trakeostomi ditujukan untuk menjaga
jalan nafas terutama jika ada
opistotonus dan keterlibatan otot-otot
punggung, dada, atau distres
pernapasan.
KOMPLIKASI TETANUS
Organ komplikasi
Jalan napas Laringospasme
aspirasi
Obstruksi terkait obat
penenang
pernapasan Apnoea
Hipoksia
Atelektasis, aspirasi,
pneumonia
cardiovascula
r
Takikardi, hipertensi,
iskemia
Hipotensi, bradikardi
Takiaritmia, bradiaritmia
organ komplikasi
renal Stasis dan infeksi urin
Gagal ginjal oligurik
Gastro-
intestinal
Stasis lambung
Ileus
diare
Lain-lain Penurunan berat badan
tromboemboli
Taylor AM. Tetanus. In : Bersten AD, Soni N, eds, oh’s intensive care
manual. 6 ed. Philadelphia:Butterworth heinemenn elseiver;
2009.p593-7
Edlich RF, Hill LC, Mahler CA,Cox MJ, Becker DG, Horowitz JH, et al.
management and prevention of tetanus. Niger J Paed. 2003; 1
3(3):139-54
PROGNOSIS
PROGNOSIS
Prognosis tetanus diklasifikasikan dari tingkat keparahannya menjadi ringan (bila tidak ada
kejang umum/generalized spam), sedang (bila sekali muncul kejang umum), berat (bila kejang
umum yang berat sering terjadi). Berat ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa
inkubasi. Makin pendek masa inkubasi, prognosis makin buruk. Terdapat beberapa sistem
penilaian tetanus. Skala yang diusulkan Ablett adalah yang paling banyak digunakan.
KLASIFIKASI ABLETT
PHILLIPS SCORE
DAKAR SCORE
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
Agus Gunardi
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
dacilganteng
 

What's hot (20)

Case OMSK
Case OMSKCase OMSK
Case OMSK
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
Penyakit Meniere
Penyakit MenierePenyakit Meniere
Penyakit Meniere
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Parese nervus fasialis
Parese nervus fasialisParese nervus fasialis
Parese nervus fasialis
 
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan SedangBAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
BAB II Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang
 
105810253 case
105810253 case105810253 case
105810253 case
 
Katarak Imatur
Katarak ImaturKatarak Imatur
Katarak Imatur
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tekanan Intrakranial
Tekanan IntrakranialTekanan Intrakranial
Tekanan Intrakranial
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
Mata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok ForensikMata Kuliah Blok Forensik
Mata Kuliah Blok Forensik
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
kuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.pptkuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.ppt
 
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
TRAUMA TELINGA (Ear Trauma)
 
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
Dasar dasar nyeri akut, neuropatik dan kronik
 

Similar to Lapkas Tetanus-W1.pptx

Similar to Lapkas Tetanus-W1.pptx (20)

BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
LP Tetanus
LP TetanusLP Tetanus
LP Tetanus
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
 
Makalah 12
Makalah 12Makalah 12
Makalah 12
 
Askep Mastoiditis
Askep MastoiditisAskep Mastoiditis
Askep Mastoiditis
 
Tetanus ommm
Tetanus ommmTetanus ommm
Tetanus ommm
 
179220036 tetanus
179220036 tetanus179220036 tetanus
179220036 tetanus
 
Askep tetanus
Askep tetanusAskep tetanus
Askep tetanus
 
Tetanus abil
Tetanus abilTetanus abil
Tetanus abil
 
d.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.pptd.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.ppt
 
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdfMATERI  penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
MATERI penaggulangan dbd - dr Asik Surya MPPM_2.pdf
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Epidemiologi
Epidemiologi Epidemiologi
Epidemiologi
 
TYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALISTYPHUS ABDOMINALIS
TYPHUS ABDOMINALIS
 
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasiKb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
Kb 1 askeb neonatus dengan imunisasi
 
PD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptxPD3I Nadet.pptx
PD3I Nadet.pptx
 
Clostridium tetani
Clostridium tetaniClostridium tetani
Clostridium tetani
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
 
Sosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptxSosialisasi MR.pptx
Sosialisasi MR.pptx
 
Clostridium sp
Clostridium spClostridium sp
Clostridium sp
 

Recently uploaded

ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
marodotodo
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
fidel377036
 

Recently uploaded (15)

MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptxASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA MENJELANG AJAL PPT.pptx
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 

Lapkas Tetanus-W1.pptx

  • 1. TETANUS Kelompok W1 - Hafizh Hardi Habibii / 190100040 - Samuel / 190100088 - Nadya Marpaung / 190100108 - Indira Salsabila / 190100151 - Kezia Silaen / 190100192
  • 3. DEFINISI Tetanus berasal dari bahasa Yunani “tetanus” yang artinya “berkontraksi”. Tetanus merupakan suatu penyakit bersifat akut yang ditandai dengan kekakuan otot dan spasme. Akibat toksin yang dihasilkan Clostridium tetani yang menyebabkan nyeri biasanya pada rahang bawah dan leher. Spora Clostridium tetani ditemukan di tanah, debu, kotoran hewan dan benda berkarat seperti paku, jarum, kawat berduri dan lain-lain. Bakteri ini sangat tahan terhadap panas dan sporanya dapat bertahan selama bertahun-tahun Putri SR. Pencegahan tetanus. Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 2020; 2(4).
  • 5. ETIOLOGI • Tetanus disebabkan oleh infeksi bakteri Clostridium tetani yang merupakan basil gram positif, pembentuk spora, dan anaerobic obligat. Bakteri ini ditemukan di tanah, debu atau kotoran hewan seperti kuda dan sapi • Clostridium tetani adalah bakteri yang memiliki bentuk basil tipis, berukuran lebar 0,3-2 mikron dan panjang 1,5-2 mikro. • Spora yang dihasilkan oleh Clostridium tetani ini tumbuh di ujung terminal bakteri dan diameternya melebihi lebar bakteri. Spora ini sangat tahan terhadap panas sampai 121ᵒc dan oksigen. Ini dapat tetap berada di tanah, dormant selama kurang lebih 40 tahun dan berbentuk seperti drumstick. • Syarat bakteri ini untuk tumbuh dan berkembang adalah suhu rata-rata 37 ° C, serta perkiraan tingkat pH antara 7 dan 7,5. Selain itu, membutuhkan banyak asam amino dan vitamin. Tejpratap S.P. Tiwari, MD; et al. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Disease. 2020.
  • 6. • Sumber infeksi yang paling umum adalah laserasi kecil dari serpihan kayu, logam atau duri. Infeksi pada manusia terjadi melalui kontaminasi langsung pada luka. Spora ini bisa tahan beberapa bulan bahkan beberapa tahun. Apabila spora ini menginfeksi luka seseorang, kemudian spora ini akan memasuki tubuh penderita tersebut, lalu mengeluarkan toksin yang bernama tetanospasmin. • Infeksi tetanus pada neonatal terjadi pada bayi berusia kurang dari 28 hari. Penyebabnya adalah pemotongan tali pusar bayi saat lahir menggunakan alat yang tidak steril. Penyebab tetanus yang sangat umum adalah kurangnya imunisasi. • Masyarakat yang tidak mendapatkan vaksinasi, usia lebih dari 65 tahun, penderita diabetes memiliki faktor risiko tinggi terhadap tetanus. Oleh karena itu, vaksinasi ini berfungsi untuk mencegah terjadinya tetanus. Akan tetapi imunitas yang didapat dari vaksin tidak berlangsung seumur hidup, masih diperlukan injeksi booster pada pasien yang mengalami luka rentan tetanus • Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2021 May 12]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan • Tejpratap S.P. Tiwari, MD; et al. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Disease. 2020.
  • 8. EPIDEMIOLOGI Tetanus ditemukan di seluruh dunia namun lebih sering ditemukan di daerah padat penduduk, cuaca panas dan lembap dengan tanah yang kaya akan bahan organic. Case fatality rate berkisar antara 10-80% dan angka paling tinggi pada bayi dan lansia. Di Amerika, tahun 2009-2018, diperoleh rata-rata 29 kasus (18-37 kasus) dilaporkan tiap tahun. Dari 297 kasus yang dilaporkan selama jarak 10 tahun, didapati 19 kematian, semuanya orang dewasa dengan umur >55 tahun. Pada 2018, didapati 23 kasus tetanus tanpa mortalitas.
  • 9. EPIDEMIOLOGI Berdasarkan data dari Kemenkes RI, laporan kasus tetanus pada tahun 1994 di Indonesia berjumlah 3.843 kasus, dengan kasus terbanyak ditemukan di provinsi Jawa Timur yakni 1.229 kasus. Di tahun 2017, WHO melaporkan insidensi tetanus neonatorum di Indonesia sebanyak 25 kasus, dan insidensi tetanus secara keseluruhan adalah 506 kasus. Jumlah kasus TN menurun pada tahun 2020, yaitu sebesar 4 kasus, dimana sebelumnya terdapat 17 kasus pada tahun 2019. Meski demikian, CFR meningkat menjadi 50% pada tahun 2020 dimana sebelumnya tahun 2019 CFR sebesar 11,76%. Dari 2 provinsi yang terdapat kasus TN pada tahun 2020 yaitu Sumatera Selatan dan Papua, hanya di Papua terdapat kasus meninggal sebanyak 2 kasus kematian. Jumlah kasus TN pada tahun 2020 terbanyak juga di Provinsi Papua yaitu sebanyak 3 kasus, dengan CFR sebesar 66,7%.
  • 11. KLASIFIKASI JENIS TETANUS MANIFESTASI KLINIS TETANUS UMUM - Pola spasme otot yang menurun, diawali dengan lockjaw dan risus sardonicus, berkembang menjadi kaku leher, kesulitan menelan dan otot pectoral dan paha yang kaku. - Instabilitas otonom dengan demam, disaritmia, tekanan darah dan nadi tidak stabil, kesulitan bernapas, eksresi katekolamin dan mortalitas. TETANUS LOKAL - Kontraksi otot persisten di daerah yang terkena injuri.
  • 12. KLASIFIKASI JENIS TETANUS MANIFESTASI KLINIS TETANUS SEFALIK/SEREBRAL - Terbatas pada otot dan saraf di kepala. Umumnya muncul setelah trauma kepala seperti fraktur kepala, laerasi, injuri mata, otitis media. - Gejala berupa kaku leher, disfagia, trismus, kelopak mata tertarik dan risus sardonicus. - Dapat berkembang menjadi komplikasi seperti bronko-aspirasi, paralisis otot respiratori dan laryngeal, dan gagal napas. TETANUS NEONATORUM - Tetanus lokal yang terjadi pada bayi baru lahir dari ibu yang tidak menerima imunisasi atau infeksi dari instrument yang terkontaminasi ketika memotong tali pusar. - Gejala berupa iritabilitas, wajah meringis, kekakuan dan kontraksi spastik. - Komplikasi jangka panjang berupa gangguan perkembangan saraf, gangguan perilaku, deficit perkembangan motor, berbicara dan Bahasa.
  • 13. REFERENSI -https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/tetanus.html#epidemiology -https://www.healthknowledge.org.uk/public-health-textbook/disease- causation-diagnostic/2b-epidemiology-diseases-phs/infectious- diseases/tetanus#:~:text=Epidemiology%20of%20Infectious%20Diseases%3A %20Tetanus&text=Characterized%20by%20generalized%20increased%20rigid ity,infants%20and%20the%20elderly1 -WHO. WHO vaccine-preventable disease monitoring system global summary. 2010. -Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. 2020. -Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/
  • 15. • Luka bakar • Abortus • Otitis media • Luka tidak terlihat Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217 Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
  • 16. C. Tetani Masuk ke aliran darah lalu ke terminal pre- sinaptik endplate neuron motorik otot Hancurkan protein membran sinaptik vesikular Inaktivasi neurotransmitter inhibitor (Glisin & GABA) Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217 Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
  • 17. Transpor aksonal retrogade ke SSP Gagal hambat respon refleks motorik terhadap stimulasi sensorik Kejang tetanik SSP Batang otak Disfungsi otonom Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217 Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
  • 19. Cephalic Tetanus Tetanus neonatorum Tetanus lokal • Luka daerah mata, kulit kepala, muka, telinga, otitis media kronis • Disfungsi saraf kranial • berupa nyeri, kekakuan otot–otot pada bagian proksimal dari tempat luka • Gejala tidak khas Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217 Rahmanto, Danawan and Farhanah, Nur (2017) FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERPENGARUH PADA KEMATIAN PASIEN TETANUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG. Undergraduate thesis, Faculty of Medicine.
  • 21. Anamnesis  Riwayat luka : - luka tusuk - luka terbuka - luka kecelakaan - luka dengan nanah - gigitan binatang  Riwayat vaksin DT atau TT Pemeriksaan Laboratorium  Lab darah : mungkin ditemukan leukositosis  Pemeriksaan serum anti-toksin : ≥ 0.01 IU/mL (dianggap sebagai pelindung, membuat kemungkinan tetanus lebih kecil) Kultur bakteriologik: hanya 30 % kasus tetanus dapat mengisolasi C.tetani pada pemeriksaan bakteriologik
  • 22. Pemeriksaan Fisik :  Uji Spatula • Spatula lidah dimasukkan ke dalam mulut pasien untuk memicu refleks muntah • Pada pasien tetanus, merangsang spasme otot masseter, sehingga pasien akan menggigit spatula yang dimasukkan.  Ditemukan gejala klinis berupa; trismus, risus sarcodinus, atau spasme otot yang nyeri  Demam, keringat berlebih, kesulitan menelan
  • 25. DERAJAT KEPARAHAN TETANUS MENURUT ABLETT : Derajat I (Ringan) trismus ringan sampai sedang, spastisitas generalisata, tanpa gangguan pernafasan, tanpa spasme, sedikit atau tanpa disfagia Derajat II (Sedang) trismus sedang, rigiditas jelas, spasme singkat ringan sampai sedang, gangguan pernafasan sedang dengan frekuensi nafas > 30 x/menit, disfagia ringan.
  • 26. DERAJAT KEPARAHAN TETANUS OLEH ABLETT : Derajat III (Berat) trismus berat, spastisitas generalisata, spasme refleks berkepanjangan, frekuensi nafas > 40 kali/ menit, serangan apnea, disfagia berat dan takikardia (nadi > 120 x/menit). Derajat IV (Sangat Berat) derajat tiga dengan gangguan otonomik berat melibatkan sistem kardiovaskuler hipertensi berat dan takikardia terjadi berselingan dengan hipotensi dan bradikardia, salah satunya dapat menetap
  • 27. REFERENSI https://emedicine.medscape.com/article/229594-overview#a6 Bae C, Bourget D. Tetanus. [Updated 2022 Aug 19]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482484/ Afshar, Majid & Raju, Mahesh & Ansell, David & Bleck, Thomas. (2011). Narrative Review: Tetanus-A Health Threat After Natural Disasters in Developing Countries. Annals of internal medicine. 154. 329-35. 10.1059/0003-4819-154-5-201103010-00007.
  • 29. Manajemen luka untuk pencegahan tetanus Debridement Cuci dengan air sabun minimal 10 menit. Povidone iodine 10% atau desinfektan lainnya pada luka. Netralisasi tosksin Antitoksin human tetanus immunoglobulin (HTIG) segera diinjeksikan intramuskular dengan dosis total 3.000- 6.000 unit, dibagi tiga dosis yang sama dan diinjeksikan di tiga tempat berbeda Bila tidak tersedia maka digunakan ATS dengan dosis 100.000- 200.000 unit diberikan 50.000 unit intramuscular dan 50.000 unit intravena pada hari pertama, kemudian 60.000 unit dan 40.000 unit intra muskular masing- masing pada hari kedua dan ketiga.
  • 30. Pengendalian infeksi klostridial Antibiotik Metronidazole diberikan secara iv dengan dosis 500 mg setiap 6 jam selama 7-10 hari. penicillin procain 50.000-100.000 U/kgBB/hari selama 7-10 hari secara intravena. jika hipersensitif terhadap penicillin dapat diberi tetracycline 50 mg/kgBB/hari secara iv. Kontrol kejang Anti kejang Ringan : 5-20 mg melalui oral, setiap 8 jam Sedang : 5-10 mg i.v. tidak melebihi 80-120 mg dalam 24 jam Berat : 50-100 mg dalam 500 ml dekstrose 5% dan diinfuskan dengan kecepatan 10/15 mg/jam.
  • 31. Manajemen jalan napas Penanganan jalan napas merupakan prioritas. Spasme otot, spasme laring, aspirasi, atau dosis besar sedatif semuanya dapat mengganggu respirasi. Sekresi bronkus yang berlebihan memerlukan tindakan suctioning yang sering. Trakeostomi ditujukan untuk menjaga jalan nafas terutama jika ada opistotonus dan keterlibatan otot-otot punggung, dada, atau distres pernapasan.
  • 32.
  • 34. Organ komplikasi Jalan napas Laringospasme aspirasi Obstruksi terkait obat penenang pernapasan Apnoea Hipoksia Atelektasis, aspirasi, pneumonia cardiovascula r Takikardi, hipertensi, iskemia Hipotensi, bradikardi Takiaritmia, bradiaritmia organ komplikasi renal Stasis dan infeksi urin Gagal ginjal oligurik Gastro- intestinal Stasis lambung Ileus diare Lain-lain Penurunan berat badan tromboemboli
  • 35. Taylor AM. Tetanus. In : Bersten AD, Soni N, eds, oh’s intensive care manual. 6 ed. Philadelphia:Butterworth heinemenn elseiver; 2009.p593-7 Edlich RF, Hill LC, Mahler CA,Cox MJ, Becker DG, Horowitz JH, et al. management and prevention of tetanus. Niger J Paed. 2003; 1 3(3):139-54
  • 37. PROGNOSIS Prognosis tetanus diklasifikasikan dari tingkat keparahannya menjadi ringan (bila tidak ada kejang umum/generalized spam), sedang (bila sekali muncul kejang umum), berat (bila kejang umum yang berat sering terjadi). Berat ringannya penyakit juga tergantung pada lamanya masa inkubasi. Makin pendek masa inkubasi, prognosis makin buruk. Terdapat beberapa sistem penilaian tetanus. Skala yang diusulkan Ablett adalah yang paling banyak digunakan. KLASIFIKASI ABLETT