SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Penyakit tetanus neonatorum mengancam sikecil

Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi yang berusia dibawah
28 hari, dengan gejala klinik yang khas dimana timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai
dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, serta kejang-kejang pada saat beberapa hari
setelah lahir. Penyakit tetanus neonatorummerupakan suatu penyakit yang berbahaya dan
memiliki tingkat morbiditas yang tinggi. Maka dari itu penyakit tetanus neonatorumharus segera
ditangani.

Apa sih penyebab penyakit tetanus neonatorum?
Penyakit tetanus neonatorum disebabkan oleh bakteri closiridium tetani, yang merupakan
organisme ibligat anacrob (tidak membutuhkan oksigen). Biasanya datangnya bakteri disebabkan
infeksi selama masa neonatan, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau
perawatan tidak aseptik, dan proses partus yang kurang steril.
Faktor Penyebab penyakit tetanus neonatorum


Penggunaan alat yang tidak steril untuk memotong tali pusat juga seringkali
meningkatkan risiko penularan penyakit tetanus neonatorum. Kejadian ini masih lagi berlaku
di negara-negara berkembang dimana bidan-bidan yang melakukan pertolongan persalinan
masih menggunakan peralatan seperti pisau dapur atau sembilu untuk memotong tali bayi
baru lahir.



Cara perawatan tali pusat dengan teknik tradisional seperti menggunakan ramuan untuk
menutup luka tali pusat dengan kunyit dan abu dapur, kemudian tali pusat tersebut dibalut
dengan menggunakan kain pembalut yang tidak steril, serta tempat pelayanan persalinan
yang tidak bersih dan steril.


Kekebalan ibu terhadap tetanus, merupakan faktor-faktor yang berperan untuk
meningkatkan risiko terjadinya neonatus neonatorum.

Patofisiologi penyakit tetanus neonatorum
Kuman tetanus masuk kedalam tubuh bayi, melalui tali pusat yang dipotong dengan
menggunakan alat yang tidak steril atau pada tali pusat yang dirawat tidak steril. Awalnya kuman
masuk dalam bentuk spora. Kemudian bila didaerah potongan tali pusat tidak mengandung
oksigen yang cukup, maka spora akan berkembang menjadi bentuk vegetatif yang dapat
menghasilkan racun (toksin).
Toksin tersebut dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukasit, menyerang sistem
saraf dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat
menyebabkan kekakuan / ketegangan dan spasme otot. Kekakuan dimulai pada tempat
masuknya kuman atau pada otot yang kecil seperti otot pipi/ masseter disebut: trismus).
Jika toksin masuk ke sum-sum tulang belakang, maka terjadi kekakuan yang makin berat pada
anggota gerak, otot-otot bergaris di dada, perut dan timbul kejang seluruh tubuh, jika toksin
mencapai sistem saraf pusat. Toksin pada sistem saraf otonom juga berpengaruh, sehingga
terjadi gangguan pada pernafasan, metabolisme, hemodonamika, hormonal, saluran cerna,
saluran kemih, dan neuromuskular, penyempitan jalan nafas, hipertensi, gangguan irama
jantung, demam tinggi, merupakan penyulit akibat gangguan saraf otonom, yang dulu jarang
dilaporkan karena penderita sudah meninggal sebelum gejala timbul.

Bagaimana gejala penyakit tetanus neonatorum?
Penyakit tetanus neonatorum biasanya baru memperlihatkan gejala-gejala tetanus pada hari
ketiga setelah kelahiran. Hal ini disebabkan karena adanya masa inkubasi tetanus yang
umumnya antara 3 – 12 hari. Penyakit tetanus neonatorum terjadi mendadak dengan otot yang
makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan
adanya trismus. Tanda dan gejala sebagai berikut:
1.

Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum ( karena tidak dapat menghisap)

2.

Mulut mencucut seperti mulut ikan

3.

Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis

4.

Kaku kuduk sampai opistotonus

5.

Dinding Abdomen kaku, mengeras, dan kadang-kadang terjadi kejang

6.

Dari berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardunikus.

7.

Ekstermitas biasanya terulur atau kaku

8.

Tiba-tiba bayi sensitive terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis
lemah.

9.

Terjadi penurunan kesadaran
Penanganan penyakit tetanus neonatoum
Dalam penanganan penyakit tetanus neonatorum harus dilakukan perawatan intensif. Prinsip
penanganan yang dilakukan pada penderita penyakit tetanus neonatorum adalah mencegah
terjadinya kejang kekakuan otot, menetralisasi racun dan membunuh kuman tetanus yang ada
pada tubuh. Untuk mencegah kejang/ kekakuan otot, diberikan obat golongan benzodiazepin.
Obat ini mempunyai aktivitas sebagai penenang, anti kejang, dan pelemas otot yang kuat. Efek
samping dapat berupa depresi pernafasam, terutama terjadi bila diberikan dalam dosis besar.
Untuk menetralisasir racun didalam tubuh, diberikan obat anti tetanus serum atau Human
Tetanus Immunuglobulin (HTIG). Terapi antibiotik diberikan bertujuan untuk memberantas kuman
tetanus, kuman ini peka terhadap penisilin grup beta laktam termasuk penisilin G, ampisilin,
karbenisilin, dan tikarsilin. Selain itu kuman ini juga peka terhadap obat klorampenikol,
metronidazol, aminoglikosida dan sefalosporin generasi ketiga. Tindakan bedah yang diperlukan
untuk memberantas kuman tersebut adalah dengan perawatan luka. Luka bekas potongan tali
pusat dibersihkan dari benda asing dengan menggunakan betadine dan hidorgen peroksida.
Kemudian luka dibiarkan terbuka agar oksigen dapat bersirkulasi baik kedalam luka.
Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat
berakibat fatal, yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kumanClostridium
tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem
syaraf pusat.
Masa inkubasi kuman 3-28 hari, namun biasanya 6 hari, dimana kematian 100% terjadi
terutama pada masa inkubasi < 7 hari.
Faktor predisposisi
•

Adanya spora tetanus

•

Adanya jaringan yang mengalami injury, mislanya pemotongan tali pusat

•

Kondisi luka tidak bersih, yang memungkinkan perkembangan
mikroorganisme host yang rentan

Faktor resiko
•

Imunisasi TT tidak dilakukan/tidak sesuai dengan ketentuan program

•

Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai APN

•

Perawatan tali pusat tidak memenuhi standar kesehatan

Pencegahan
•

Imunisasi TT

•

Memperhatikan sterilitas saat pemotongan dan perawatan tali pusat

Kekebalan diperoleh melalui imunisasi TT
Sembuh tidak berarti kebal terhadap tetanus
Toksin tetanus ;
•

Menyebabkan penyakit tetanus

•

Tidak cukup merangsang pembentukan zat antibody terhadap tetanus

•

Harus tetap imunisasi TT

Imunisasi TT merangsang pembentukan antibody spesifik yang mempunyai peranan
penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil mendapatkan imunisasi TT,
sehingga terbentuk antibody dalam tubuhnya. Antibody tetanus termasuk golongan Ig G,
melewati sawar plasenta, masuk dan menyebar melalui aliran darah janin ke seluruh
tubuh janin yang dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum.
Gejala
•

Bayi yang semula dapat menetek, kemudian sulit menetek karena kejang otot
rahang dan faring

•

Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan

•

Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara, sentuhan

•

Kadang disertai sesak nafas dan mulut bayi membiru

•

Suhu tubuh meningkat

•

Kaku kuduk

•

Kekakuan disertai sianosis

•

Nadi meningkat

•

Berkeringat banyak

•

Tidak dapat menangis lagi

•

Mata terus tertutup

•

Dinding perut keras

•

Kesadaran baik

Komplikasi
•

Bronkopneumonia

•

Asfiksia

•

Sianosis akibat obstruksi jalan nafas oleh lendir/sekret

Prognosa
•

Bayi mengalmi panas atau peningkatan suhu (prognosa buruk)

•

Bayi dapat bertahan lebih dari 4 hari (dapat disembuhkan)
•

Untuk penyembuhan sempurna membutuhkan waktu beberapa minggu

•

Angka mortalitas 30%

•

Penyakit ini fatal pada BBL

Penanganan
•

Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan antispasmodik

•

Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas

•

Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah
tergigit

•

Mencari tempat masuknya spora tetanus pada tali pusat atau telinga

•

Mengobati penyebab tetanus dengan antibiotika

•

Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

•

Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar
•

Untuk penyembuhan sempurna membutuhkan waktu beberapa minggu

•

Angka mortalitas 30%

•

Penyakit ini fatal pada BBL

Penanganan
•

Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan antispasmodik

•

Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas

•

Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah
tergigit

•

Mencari tempat masuknya spora tetanus pada tali pusat atau telinga

•

Mengobati penyebab tetanus dengan antibiotika

•

Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta
menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit

•

Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4Tetanus kelompok 4
Tetanus kelompok 4
 
Tetanus Neonatorum
Tetanus NeonatorumTetanus Neonatorum
Tetanus Neonatorum
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
6 a. anti tuberkulosis ( tbc )
6 a. anti tuberkulosis ( tbc )6 a. anti tuberkulosis ( tbc )
6 a. anti tuberkulosis ( tbc )
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
Askep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggiAskep bayi resiko tinggi
Askep bayi resiko tinggi
 
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 INFEKSI ALAT KANDUNGAN INFEKSI ALAT KANDUNGAN
INFEKSI ALAT KANDUNGAN
 
Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)Laporan kasus tetanus (slide)
Laporan kasus tetanus (slide)
 
Infeksi nifas
Infeksi nifasInfeksi nifas
Infeksi nifas
 
Komplikasi nifas
Komplikasi nifasKomplikasi nifas
Komplikasi nifas
 
Bed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching TetanusBed Side Teaching Tetanus
Bed Side Teaching Tetanus
 
Imunisasi
ImunisasiImunisasi
Imunisasi
 
Sepsis puerperalis
Sepsis puerperalisSepsis puerperalis
Sepsis puerperalis
 
Prosedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasiProsedur penyuntikan imunisasi
Prosedur penyuntikan imunisasi
 
Leaflet kejang demam
Leaflet kejang demamLeaflet kejang demam
Leaflet kejang demam
 
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
Askep bayi resiko tinggi AKPER PEMDA MUNA
 
Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}Tuburculosis paru {tbc paru}
Tuburculosis paru {tbc paru}
 
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
3. bartolinitis & infeksi kelenjar skene
 
Askep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbcAskep pernapasan tbc
Askep pernapasan tbc
 
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kuduscaput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
caput succedaneum materi askeb stikes muhammadiyah kudus
 

Similar to Tetanus neonatorum, penyakit berbahaya bayi baru lahir

ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxemmasitah
 
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanusBakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanusFebrian Asmoro
 
d.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.pptd.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.ppt18mike
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanushomeworkping8
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusNajMah Usman
 
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptx
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptxPOWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptx
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptxSriLestari6097
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdfanichya
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasi
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasiPenyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasi
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasiHeviPurba
 

Similar to Tetanus neonatorum, penyakit berbahaya bayi baru lahir (20)

Clostridium tetani
Clostridium tetaniClostridium tetani
Clostridium tetani
 
Clostridium sp
Clostridium spClostridium sp
Clostridium sp
 
tetanus bedah aul.pptx
tetanus bedah aul.pptxtetanus bedah aul.pptx
tetanus bedah aul.pptx
 
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptxETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
ETY KRISTYANTI - TETANUS NEONATORIUM.pptx
 
Askep tetaus
Askep tetausAskep tetaus
Askep tetaus
 
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanusBakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus
Bakteri gram positif c.tetani penyebab tetanus
 
d.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.pptd.-TETANUS.ppt
d.-TETANUS.ppt
 
kuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.pptkuliah-TETANUS.ppt
kuliah-TETANUS.ppt
 
129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus129696308 case-tetanus
129696308 case-tetanus
 
Tetanus=
Tetanus=Tetanus=
Tetanus=
 
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan TetanusBAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
BAB 7 Epidemiologi Penyakit Menular Diftheria, Pertusis dan Tetanus
 
TETANUS.pdf
TETANUS.pdfTETANUS.pdf
TETANUS.pdf
 
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptx
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptxPOWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptx
POWER POINT SUNTIK TT SRI LESTARI.pptx
 
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
4. BAYI RESIKO TINGGI - PERDARAHAN, KEJANG, TETANUS OK.pdf
 
179220036 tetanus
179220036 tetanus179220036 tetanus
179220036 tetanus
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasi
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasiPenyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasi
Penyakit menular yang bisa dicegah melalui imunisasi
 

More from Agung AP

Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedurAgung AP
 
Kunci jawaban ipa paket popop
Kunci jawaban ipa paket popopKunci jawaban ipa paket popop
Kunci jawaban ipa paket popopAgung AP
 
Readme note
Readme noteReadme note
Readme noteAgung AP
 
soal soalan
soal soalansoal soalan
soal soalanAgung AP
 
salon mobil
salon mobilsalon mobil
salon mobilAgung AP
 

More from Agung AP (7)

Standar operasional prosedur
Standar operasional prosedurStandar operasional prosedur
Standar operasional prosedur
 
Kunci jawaban ipa paket popop
Kunci jawaban ipa paket popopKunci jawaban ipa paket popop
Kunci jawaban ipa paket popop
 
Logam
LogamLogam
Logam
 
Soal acak
Soal acakSoal acak
Soal acak
 
Readme note
Readme noteReadme note
Readme note
 
soal soalan
soal soalansoal soalan
soal soalan
 
salon mobil
salon mobilsalon mobil
salon mobil
 

Recently uploaded

630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 

Recently uploaded (20)

630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 

Tetanus neonatorum, penyakit berbahaya bayi baru lahir

  • 1. Penyakit tetanus neonatorum mengancam sikecil Tetanus neonatorum merupakan penyakit tetanus yang terjadi pada bayi yang berusia dibawah 28 hari, dengan gejala klinik yang khas dimana timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek, serta kejang-kejang pada saat beberapa hari setelah lahir. Penyakit tetanus neonatorummerupakan suatu penyakit yang berbahaya dan memiliki tingkat morbiditas yang tinggi. Maka dari itu penyakit tetanus neonatorumharus segera ditangani. Apa sih penyebab penyakit tetanus neonatorum? Penyakit tetanus neonatorum disebabkan oleh bakteri closiridium tetani, yang merupakan organisme ibligat anacrob (tidak membutuhkan oksigen). Biasanya datangnya bakteri disebabkan infeksi selama masa neonatan, yang antara lain terjadi akibat pemotongan tali pusat atau perawatan tidak aseptik, dan proses partus yang kurang steril. Faktor Penyebab penyakit tetanus neonatorum  Penggunaan alat yang tidak steril untuk memotong tali pusat juga seringkali meningkatkan risiko penularan penyakit tetanus neonatorum. Kejadian ini masih lagi berlaku di negara-negara berkembang dimana bidan-bidan yang melakukan pertolongan persalinan masih menggunakan peralatan seperti pisau dapur atau sembilu untuk memotong tali bayi baru lahir.  Cara perawatan tali pusat dengan teknik tradisional seperti menggunakan ramuan untuk menutup luka tali pusat dengan kunyit dan abu dapur, kemudian tali pusat tersebut dibalut dengan menggunakan kain pembalut yang tidak steril, serta tempat pelayanan persalinan yang tidak bersih dan steril.
  • 2.  Kekebalan ibu terhadap tetanus, merupakan faktor-faktor yang berperan untuk meningkatkan risiko terjadinya neonatus neonatorum. Patofisiologi penyakit tetanus neonatorum Kuman tetanus masuk kedalam tubuh bayi, melalui tali pusat yang dipotong dengan menggunakan alat yang tidak steril atau pada tali pusat yang dirawat tidak steril. Awalnya kuman masuk dalam bentuk spora. Kemudian bila didaerah potongan tali pusat tidak mengandung oksigen yang cukup, maka spora akan berkembang menjadi bentuk vegetatif yang dapat menghasilkan racun (toksin). Toksin tersebut dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukasit, menyerang sistem saraf dan merupakan tetanospasmin, yaitu toksin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan kekakuan / ketegangan dan spasme otot. Kekakuan dimulai pada tempat masuknya kuman atau pada otot yang kecil seperti otot pipi/ masseter disebut: trismus). Jika toksin masuk ke sum-sum tulang belakang, maka terjadi kekakuan yang makin berat pada anggota gerak, otot-otot bergaris di dada, perut dan timbul kejang seluruh tubuh, jika toksin mencapai sistem saraf pusat. Toksin pada sistem saraf otonom juga berpengaruh, sehingga terjadi gangguan pada pernafasan, metabolisme, hemodonamika, hormonal, saluran cerna, saluran kemih, dan neuromuskular, penyempitan jalan nafas, hipertensi, gangguan irama jantung, demam tinggi, merupakan penyulit akibat gangguan saraf otonom, yang dulu jarang dilaporkan karena penderita sudah meninggal sebelum gejala timbul. Bagaimana gejala penyakit tetanus neonatorum? Penyakit tetanus neonatorum biasanya baru memperlihatkan gejala-gejala tetanus pada hari ketiga setelah kelahiran. Hal ini disebabkan karena adanya masa inkubasi tetanus yang umumnya antara 3 – 12 hari. Penyakit tetanus neonatorum terjadi mendadak dengan otot yang makin bertambah terutama pada rahang dan leher. Dalam 48 jam penyakit menjadi nyata dengan adanya trismus. Tanda dan gejala sebagai berikut: 1. Bayi tiba-tiba panas dan tidak mau minum ( karena tidak dapat menghisap) 2. Mulut mencucut seperti mulut ikan 3. Mudah terangsang dan sering kejang disertai sianosis 4. Kaku kuduk sampai opistotonus 5. Dinding Abdomen kaku, mengeras, dan kadang-kadang terjadi kejang 6. Dari berkerut, alis mata terangkat, sudut mulut tertarik kebawah, muka thisus sardunikus. 7. Ekstermitas biasanya terulur atau kaku 8. Tiba-tiba bayi sensitive terhadap rangsangan, gelisah dan kadang-kadang menangis lemah. 9. Terjadi penurunan kesadaran
  • 3. Penanganan penyakit tetanus neonatoum Dalam penanganan penyakit tetanus neonatorum harus dilakukan perawatan intensif. Prinsip penanganan yang dilakukan pada penderita penyakit tetanus neonatorum adalah mencegah terjadinya kejang kekakuan otot, menetralisasi racun dan membunuh kuman tetanus yang ada pada tubuh. Untuk mencegah kejang/ kekakuan otot, diberikan obat golongan benzodiazepin. Obat ini mempunyai aktivitas sebagai penenang, anti kejang, dan pelemas otot yang kuat. Efek samping dapat berupa depresi pernafasam, terutama terjadi bila diberikan dalam dosis besar. Untuk menetralisasir racun didalam tubuh, diberikan obat anti tetanus serum atau Human Tetanus Immunuglobulin (HTIG). Terapi antibiotik diberikan bertujuan untuk memberantas kuman tetanus, kuman ini peka terhadap penisilin grup beta laktam termasuk penisilin G, ampisilin, karbenisilin, dan tikarsilin. Selain itu kuman ini juga peka terhadap obat klorampenikol, metronidazol, aminoglikosida dan sefalosporin generasi ketiga. Tindakan bedah yang diperlukan untuk memberantas kuman tersebut adalah dengan perawatan luka. Luka bekas potongan tali pusat dibersihkan dari benda asing dengan menggunakan betadine dan hidorgen peroksida. Kemudian luka dibiarkan terbuka agar oksigen dapat bersirkulasi baik kedalam luka.
  • 4. Tetanus neonatorum merupakan suatu penyakit akut yang dapat dicegah namun dapat berakibat fatal, yang disebabkan oleh produksi eksotoksin dari kumanClostridium tetani gram positif, dimana kuman ini mengeluarkan toksin yang dapat menyerang sistem syaraf pusat. Masa inkubasi kuman 3-28 hari, namun biasanya 6 hari, dimana kematian 100% terjadi terutama pada masa inkubasi < 7 hari. Faktor predisposisi • Adanya spora tetanus • Adanya jaringan yang mengalami injury, mislanya pemotongan tali pusat • Kondisi luka tidak bersih, yang memungkinkan perkembangan mikroorganisme host yang rentan Faktor resiko • Imunisasi TT tidak dilakukan/tidak sesuai dengan ketentuan program • Pertolongan persalinan tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai APN • Perawatan tali pusat tidak memenuhi standar kesehatan Pencegahan • Imunisasi TT • Memperhatikan sterilitas saat pemotongan dan perawatan tali pusat Kekebalan diperoleh melalui imunisasi TT Sembuh tidak berarti kebal terhadap tetanus Toksin tetanus ;
  • 5. • Menyebabkan penyakit tetanus • Tidak cukup merangsang pembentukan zat antibody terhadap tetanus • Harus tetap imunisasi TT Imunisasi TT merangsang pembentukan antibody spesifik yang mempunyai peranan penting dalam perlindungan terhadap tetanus. Ibu hamil mendapatkan imunisasi TT, sehingga terbentuk antibody dalam tubuhnya. Antibody tetanus termasuk golongan Ig G, melewati sawar plasenta, masuk dan menyebar melalui aliran darah janin ke seluruh tubuh janin yang dapat mencegah terjadinya tetanus neonatorum. Gejala • Bayi yang semula dapat menetek, kemudian sulit menetek karena kejang otot rahang dan faring • Mulut bayi mencucu seperti mulut ikan • Kejang terutama bila terkena rangsang cahaya, suara, sentuhan • Kadang disertai sesak nafas dan mulut bayi membiru • Suhu tubuh meningkat • Kaku kuduk • Kekakuan disertai sianosis • Nadi meningkat • Berkeringat banyak • Tidak dapat menangis lagi • Mata terus tertutup • Dinding perut keras • Kesadaran baik Komplikasi • Bronkopneumonia • Asfiksia • Sianosis akibat obstruksi jalan nafas oleh lendir/sekret Prognosa • Bayi mengalmi panas atau peningkatan suhu (prognosa buruk) • Bayi dapat bertahan lebih dari 4 hari (dapat disembuhkan)
  • 6. • Untuk penyembuhan sempurna membutuhkan waktu beberapa minggu • Angka mortalitas 30% • Penyakit ini fatal pada BBL Penanganan • Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan antispasmodik • Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas • Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit • Mencari tempat masuknya spora tetanus pada tali pusat atau telinga • Mengobati penyebab tetanus dengan antibiotika • Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit • Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar
  • 7. • Untuk penyembuhan sempurna membutuhkan waktu beberapa minggu • Angka mortalitas 30% • Penyakit ini fatal pada BBL Penanganan • Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan antispasmodik • Membersihkan jalan nafas agar bayi dapat menghirup udara dengan bebas • Pemasangan spatel lidah yang dibungkus dengan kain untuk mencegah lidah tergigit • Mencari tempat masuknya spora tetanus pada tali pusat atau telinga • Mengobati penyebab tetanus dengan antibiotika • Melakukan perawatan yang adekuat, dengan pemberian oksigen, nutrisi serta menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit • Ditempatkan di ruang tenang dengan sedikit sinar