SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LUKA BAKAR 
Oleh: 
RiniYulianti 462012031 
Candra 462012037 
Isak Robeth Akollo 462012091 
Program Studi S1 Keperawatan 
Fakultas Ilmu Kesehatan 
Universitas Kristen Satya Wacana 
Salatiga 
2014
BAB I 
Pendahuluan 
I. Latar belakang 
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. 
Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi 
dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun 
tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan 
suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009) 
Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah 
tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya 
bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001) 
Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan 
perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka 
morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta 
penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. 
Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka 
bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM 
Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan 
angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 
2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas 
lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% 
terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001) 
Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang 
berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. 
Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan 
yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang 
lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald 
burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama
yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia 
memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) 
atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang 
lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau 
tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik 
pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat 
tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk 
mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi 
harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah 
RSUD Dr. Soetomo, 2001) 
Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan 
lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan 
inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang 
menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, 
seperti luka atau kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. 
Klien luka bakar harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik 
untuk menangani segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar 
tertentu. (Elizabeth,2009)
BAB II 
A. Pengertian 
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan 
kimiawi dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. 
(irna Bedah RSUD Dr.sortomo, 2011) 
Luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan 
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. 
( Moenajat, 2001) 
B. Fisiologi 
- Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area 
yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit 
sebelumnya. 
- Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya 
mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, 
dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam 
setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah 
mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula 
dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa 
infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan 
epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi 
kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan 
putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang). 
- Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler 
secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau 
rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment 
intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam 
sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan 
akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan.
- Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan 
respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi 
ilius paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan 
volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan 
dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi 
vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri. 
- Respon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan 
aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital. 
- Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil 
dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi 
peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya 
pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan 
glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury 
jaringan. 
- Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang 
kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi. 
- Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus 
pada penyembuhan jaringan yang rusak. 
- Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat 
yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik 
dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan 
interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari 
dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam 
intravaskuler. 
Berikut adalah skema yang menunjukan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada 
anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal. 
Dalam 24 jam pertama 
Luka Bakar 
Meningkatnya permeabilitas kapiler
Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi 
ke dalam rongga interstisial : 
hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia 
Hipovolemi 
Syok 
Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam 
Edema jaringan yang terkena luka bakar 
Compartment intravaskular 
Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia 
Tinjauan Teori 
C. Etiologi 
1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn) 
1) Gas 
2) Cairan 
3) Bahan padat (Solid). 
2 Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn).
3 Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn). 
4 Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury). (Irna Bedah RSUD Dr.sortomo, 2011) 
D. Manifestasi klinis 
1. Umum 
a. Nyeri 
b. Pembengkakan dan lepuhan 
2. Khusus 
a. Bukti adanya inhalasi asap (jelaga pada hidung atau sputum, luka bakar dalam 
mulut, suara serak). 
b. Luka bakar pada mata atau alis (membutuhkan pemeriksaan oftalmologi sejak 
awal). 
c. Luka bakar sirkumferensial (akan membutuhkan eskarotomi).
E. Pathway 
Bahan kimia Termis Radiasi Listrik/petir 
Biologis LUKA BAKAR Psikologis 
MK: jalan 
nafas tidak 
efektif 
Hypoxia otak 
Peningkatan pembuluh 
darah kapiler 
Cairan int ravaskuler 
menurun 
Gangguan 
sirkulasi mukosa 
Gangguan perfusi organ penting Gangguan sirkulasi seluler 
Gagal 
Fungsi 
sentral 
Gagal ginjal 
Kebocoran 
kapi ler 
Gagal jantung 
Hepar 
Pelepasan 
katekolamin 
Gagal hepar 
Pada wajah 
Kerusakan mulosa 
Oedema laring 
Obstruksi 
jaringan nafas 
Gagal nafas 
Di ruang 
tertutup 
Keracunan gas 
CO 
CO mengikat 
Hb 
Hb tidak mampu 
mengikat O2 
Kerusakan kulit 
Penguapan meningkat 
Ektravasasi cairan 
( H2O2, Elektrolit, 
protein) 
Tekanan osmot ic 
menurun 
Hipovolemia dan 
hemokosent rasi 
MK: 
- Gangguan 
konsep diri 
- Kurang 
pengetahuan 
- anxietas 
MK: 
- Resiko tinggi terhadap inveksi 
- Gangguan rasa nyaman 
- Gangguan aktifitas 
- Kerusakan integritas kulit 
MK: 
- Kekurangan volume cairan 
- Gangguan pervusi jaringan 
Otak 
Hipokxia 
Sel otak 
mat i 
kardiovaskuler 
Penurunan 
Curah 
jantung 
Ginjal 
Hypoxia 
hepat ik 
Hypoxia sel 
ginjal 
Fungsi ginjal 
GI 
traktus 
Dilatasi 
lambung 
Neurologi 
Gangguan 
eurologi 
Imun 
Gangguan 
perfusi 
Laju 
metabolisme 
meningkat 
glukoneo 
genesis 
Hambatan 
pertumbuh 
an 
Daya 
tahan 
tubuh 
menurun 
MK: 
- Perubahan 
nutrisi
F. Pemeriksaan penunjang 
1. LED : mengkaji hemokonsentrasi 
2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama 
penting untuk 
memeriksa kalium terdapat peniingkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan 
kalium dapan menyebabkan henti jantung. 
3. Gas gas darah arteri (GDA) dan Sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya 
pada cedera inhalasi asap. 
4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal 
5. Urinalisis menunjukan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot 
pada luka bakar ketebalan penuh luas. 
6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap 
7. Koagulasi memeriksa factor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar 
massif 
8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap (Buku Ajar: 
Keperawatan Medikal Bedah) 
G. Penatalaksanaan medis 
a. Resusitasi A, B, C. 
1) Pernafasan: 
a) Udara panas  mukosa rusak  oedem  obstruksi. 
b) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin  iritasi  Bronkhokontriksi  
obstruksi  gagal nafas. 
2) Sirkulasi: 
a) gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler 
 hipovolemi relatif  syok  ATN  gagal ginjal. 
b. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
c. Resusitasi cairan  Baxter. 
1) Dewasa : Baxter. 
RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. 
2) Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal: 
RL : Dextran = 17 : 3 
2 cc x BB x % LB. 
3) Kebutuhan faal: 
< 1 tahun : BB x 100 cc 
1 – 3 tahun : BB x 75 cc 
3 – 5 tahun : BB x 50 cc 
½  diberikan 8 jam pertama 
½  diberikan 16 jam berikutnya. 
Hari kedua: 
Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin. 
( 3-x) x 80 x BB gr/hr 
100 
d. Monitor urine dan CVP. 
e. Topikal dan tutup luka 
- Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. 
- Tulle. 
- Silver sulfa diazin tebal. 
- Tutup kassa tebal. 
- Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor. 
f. Obat – obatan: 
- Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. 
- Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. 
- Analgetik : kuat (morfin, petidine) 
- Antasida : kalau perlu
BAB III 
Asuhan Keperawatan 
I. Pengkajian 
MRS : Kamis, 25 September 2014 
No Ruangan : Bogenfil 135 
Pengkajian tanggal : Jumat, 26 September 2014 
A. Identitas Pasien 
Nama pasien : Tn. X 
Jenis kelamin : Laki-Laki 
Umur : 25 Tahun 
Alamat : jln. Kemerdekaan no 5, Surabaya 
Agama : Islam 
Pekerjaa : Pedagang 
Suku bangsa : Jawa 
Diagnosa medic : luka bakar 
Yang bertanggung jawab 
Nama : Tn. Z 
Pekerjaan : Swasta 
Alamat : Kali naga, Kuningan, Surabaya 
Agama : Islam 
Pendidikan : SMA 
Hub. Dengan pasien : Adik 
A. Status Kesehatan 
- Alasan masuk RS : Klien adalah korban kebakaran 
- Keluhan utama : Nyeri diseluruh tubuh 
- DS 
 Klien mengatakan bahwa merasa panas diseluruh tubuh disertai rasa haus terus 
menerus 
 Klien mengatakan merasa nyeri di area yang terdapat luka bakar 
 Klien mengatakan bahwa merasa sesak dan disertai batuk 
 Klien mengatakan kesulitan bernapas
 Klien mengatakan minum air > 1500 cc/hari 
 Klien mengatakan bahwa klien malu bila luka bakar yang terdapat di tubuhnya 
meninggalkan bekas(keloid) 
 DO 
- TTV : 
TD : 100/70 mmHg 
RR : 27x/menit 
S :37oC 
N : 90x/menit 
- Pasien batuk-batuk 
- Kulit klien yang terkena luka bakar merah 
- Terdapat edema pada kulit klien 
- Kulit klien melepuh 
- Terdapat kecacatan kulit 
- Kering pada bagian mukosa 
- Mukosa pada bibir kering dan pecah –pecah 
- Keelastisitas turgor kulit menurun 
- terdapat luka bakar di bagian leher grade 1, kaki dan tangan grade 2 
- Thorax tidak mampu mengembang optimal 
B. Survey Primer 
1. Airway (A) 
serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi 
oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. 
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas 
atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal);
2. Breathing (B) 
bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas 
dalam (ronkhi). 
3. Circulation (C) 
akral hangat, CRT < 2detik, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, 
suhu afebris,edema pada kelopak atas mata kiri dan bibir. 
4. Disability (D) 
Kesadaran : CM 
GCS : E4V5M6 
Kepala dan wajah : terdapat luka bakar gr II A-B 6%. 
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera puith bersih, pupil isokor, reflek 
pupil baik, bulu mata hangus, bulu alis hangus, luka sudah agak mengering, warna merah 
muda pucat, bula (-). 
Mulut : Bibir mengalami luka bakar, sudah agak kering, mukosa 
bibir (+). 
Leher : DVJ (-), pembesaran kelenjar limfe (-). 
Reflek fisiologis : dbn 
Reflek patologis : taa 
Pendengaran : dbn 
Penciuman : dbn 
Pengecapan : Klien mengatakan tidak mengalmai penurunan rasa sensasi 
pengecapan. 
Penglihatan : dbn 
Perabaan : Pasien mengatakan pada area luka bakar nyeri bila disentuh 
(terutama saat merawat luka dan mandi), rasa kesemutan (-), refleks saraf III, IV, V, VI, 
VII, tidak ada kelainan.
B. Survey Sekunder 
1. Exposure 
2. Fluid, Faranheit 
3. Get Vital Sign 
4. Head to Toe, History (lihat lampiran) 
5. Inspect the Posteir 
C. Data Psiko- Sosial – Spiritual 
1. Data Psikologis 
2. Data Sosial 
- Dukungan keluarga: baik 
- Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik 
- Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas, suaraagak serak 
semenjak kejadian luka bakar. 
3. Data Spiritual 
- Konsep tentang penguasa kehidupan: Tuhan. 
- Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Tuhan, tenaga dokter dan perawat serta dukungan 
keluarga. 
- Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan ibadah dengan baik. 
- Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan 
saat ini: taa 
- Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa 
- Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat 
ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan. 
- Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin. 
- Persepsi thd penyebab penyakit: luka bakar karena kebakaran ruko dimana dia 
berjualan. 
II. ANALISA DATA 
No Data Etiologi Masalah 
1 DS :- pasien mengatakan sesak 
nafas 
DO : - adanya luka bakar lingkar 
dada 
kompresi jalan nafas 
thorak dan dada atau 
keterdatasan 
pengembangan dada. 
Resiko tinggi bersihan 
jalan nafas tidak efektif 
berhubungan dengan 
obtruksi 
trakeabronkial;edema 
mukosa dan hilangnya 
kerja silia.
- partikel karbon dalam 
sputum 
2. DS:- Pasien mengeluh luka 
bakar terasa nyeri dan panas. 
DO:- Area luka bakar masih 
basah, pasien mengalami luka 
bakar gr II A-B 45%, warna 
merah muda pucat, HB: 12 gr/dl, 
LED: 70 mm/jam, albumin: 33,3 
gr/dl. 
Kehilangan integritas 
kulit yang disebabkan 
oleh luka bakar. 
Resiko tinggi infeksi 
berhubungan dengan 
Pertahanan primer tidak 
adekuat; kerusakan 
perlinduingan kulit; 
jaringan traumatik. 
3. DS: - Pasien mengeluh nyeri 
dan panas pada area luka bakar. 
DO: - Pasien mengalami luka 
bakar gr II A-B 45%, luka masih 
basah, pasien meringis kesakitan 
saat luka dirawat, skala nyeri 7- 
8, N: 92 x/mnt. 
Cedera luka bakar. Nyeri berhubungan 
dengan Kerusakan 
kulit/jaringan; 
pembentukan edema. 
Manifulasi jaringan cidera. 
III. PRIORITAS MASALAH 
Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan kesukaran bernafas (Respiratory Distress) dari 
trauma inhalasi, sumbatan (Obstruksi) jalan nafas dan pneumoni. 
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN 
1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi 
trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher. 
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; 
kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. 
3. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. 
Manifulasi jaringan cidera
V. RENCANA KEPERAWATAN 
RENCANA KEPERAWATAN 
NO DIAGNOSA 
KEPERAWATAN 
RENCANA 
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 
1 
Resiko tinggi bersihan 
jalan nafas tidak efektif 
berhubungan dengan 
obtruksi 
trakeabronkial;edema 
mukosa dan hilangnya 
kerja silia. 
DS :- pasien 
mengatakan sesak nafas 
DO : - adanya luka 
bakar lingkar dada 
partikel karbon dalam 
sputum 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 
selama 1x24 jam 
di harapkan 
bersihan jalan 
nafas tetap 
efektif. 
Kriteria Hasil : 
- bunyi nafas 
vesikuler 
- RR dalam batas 
normal 
- bebas 
dispnoe/cyanosis 
- Kaji reflex 
gangguan/ menelan; 
perhatikan pengaliran 
air liur, ketidak 
mampuan menelan, 
serak, batuk mengi. 
- Auskulturasi paru, 
perhatikan strior, 
mengi/gemericik, 
penurunan bunyi 
nafas, batuk rejan. 
- Perhatikan adanya 
pucat atau warna 
buah ceri merah pada 
kulit yang cidera 
- awasi 24 jam 
keseimbangan cairan, 
perhatikan variasi/ 
perubahan. 
- berikan/ bantu 
fisioterapi dada/ 
spirometri intensif 
- Dugaan cidera 
inhalasi 
- Obstruksi jalan 
nafas/ distress 
pernafasan dapat 
terjadi sangat cepat 
atau lambat contoh 
sampai 48 jam 
setelah terbakar 
- Dugaan adanya 
hipoksemia atau 
karbon monoksida. 
- perpindahan cairan 
atau kelebihan 
penggantian cairan 
meningkatkan resiko 
edema paru 
-perubahan 
menunjukan 
atelektasis/ edema 
paru tidak dapat 
terjadi selama 2-3 
hari setelah terbakar 
Fisioterapi dada 
mengalirkan area 
dependen paru, 
sementara spirometri
intensif dilakukan 
untuk memperbaiki 
ekspansi paru, 
sehinga mengkatkan 
fungsi pernafasan dan 
menurunkan 
atelektasis. 
2. Resiko tinggi infeksi 
berhubungan dengan 
Pertahanan primer tidak 
adekuat; kerusakan 
perlinduingan kulit; 
jaringan traumatik. 
DS:- Pasien mengeluh 
luka bakar terasa nyeri 
dan panas. 
DO:- Area luka bakar 
masih basah, pasien 
mengalami luka bakar 
gr II A-B 45%, warna 
merah muda pucat, HB: 
12 gr/dl, LED: 70 
mm/jam, albumin: 33,3 
gr/dl. 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 
selama 1x24 jam 
di harapkan 
pasien bebas dari 
infeksi 
kriteria evaluasi: 
- tidak ada edema 
-pembentukan 
jaringan granulasi 
baik 
- pantau : 
 Penampilan luka 
bakar(area luka 
bakar, sisi donor 
dan setatus 
balutan di atas 
sisi tandur bila 
tertandur kulit 
dilakukan) setiap 
8 jam 
 Suhu setiap 4 jam 
 Jumlah makanan 
yang di konsumsi 
setiap kali makan 
-bersihkan area luka 
bakar setiap hari dan 
lepaskan jaringan 
nekrotik. 
- lepaskan krim lama 
dari luka sebelum 
pemberian krim baru, 
berikan krim secara 
menyeluruh di atas 
luka 
- mengidentifikasi 
indikasi-indikasi 
kemajuan atau 
penyimpangan dari 
hasil yang 
diharapkan. 
- pembersihan dan 
pelepasn jaringan 
nekrotik 
meningkatkan 
pembentukan 
granulasi. 
- antimikroba tropical 
membantu mencegah 
infeksi. Mengikuti 
prinsip aseptic 
melindungi pasien 
dari infeksi. Kulit 
yang gundul menjadi 
media yang baik 
untuk pertumbuhan 
bakteri.
3. Nyeri berhubungan 
dengan Kerusakan 
kulit/jaringan; 
pembentukan edema. 
Manifulasi jaringan 
cidera 
DS: - Pasien mengeluh 
nyeri dan panas pada 
area luka bakar. 
DO: - Pasien 
mengalami luka bakar 
gr II A-B 45%, luka 
masih basah, pasien 
meringis kesakitan saat 
luka dirawat, skala 
nyeri 7-8, N: 92 x/mnt. 
Setelah dilakukan 
tindakan 
keperawatan 
selama 1x24 jam 
di harapkan 
Pasien dapat 
mendemonstrasik 
an hilang dari 
ketidaknyamanan. 
Kriteria evaluasi: 
-menyangkal 
nyeri 
-melaporkan 
perasaan nyaman 
-ekspresi wajah 
dan postur tubuh 
rileks. 
- Berikan anlgesik 
narkotik yang 
diresepkan prn dan 
sedikitnya 30 menit 
sebelum prosedur 
perawatan luka. 
Evaluasi 
keefektifannya. 
Anjurkan analgesik 
IV bila luka bakar 
luas. 
- Pertahankan pintu 
kamar tertutup, 
tingkatkan suhu 
ruangan dan berikan 
selimut ekstra untuk 
memberikan 
kehangatan. 
- Berikan ayunan di 
atas temapt tidur bila 
diperlukan. 
- Bnatu dengan 
pengubahan posisi 
setiap 2 jam bila 
diperlukan. Dapatkan 
bantuan tambahan 
sesuai kebutuhan, 
khususnya bila pasien 
tak dapat membantu 
membalikkan badan 
- Analgesik narkotik 
diperlukan utnuk 
memblok jaras nyeri 
dengan nyeri berat. 
Absorpsi obat IM 
buruk pada pasien 
dengan luka bakar 
luas yang disebabkan 
oleh perpindahan 
interstitial berkenaan 
dnegan peningkatan 
permeabilitas kapiler. 
- Panas dan air hilang 
melalui jaringan luka 
bakar, menyebabkan 
hipoetrmia. Tindakan 
eksternal ini 
membantu 
menghemat 
kehilangan panas. 
- Menururnkan neyri 
dengan 
mempertahankan 
berat badan jauh dari 
linen temapat tidur 
terhadap luka dan 
menuurnkan 
pemajanan ujung 
saraf pada aliran 
udara. 
- Menghilangkan 
tekanan pada tonjolan 
tulang dependen. 
Dukungan adekuat 
pada luka bakar
sendiri. 
selama gerakan 
membantu 
meinimalkan 
ketidaknyamanan. 
VI. Evaluasi 
Waktu DX Evaluasi Ttd 
Senin, 29 
September 
2014 
1 S: 
- Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas 
O: 
- tidak ada bunyi nafas vesikuler 
- RR dalam batas normal 
- bebas dispnoe/cyanosis 
A: 
-Masalah klien teratasi 
P: 
-Lanjutkan intervensi 
Senin, 29 
September 
2014 
2 S : 
-Klien sudah tidak mengeluh gatal di area luka 
O : 
- bekas luka bakar sudah kering 
A : Masalahluka bakarsudahteratasi 
P : 
- Klien sudah merasa keadaan luka membaik 
- Klien merasa puas terhadap tindakan perawat 
Senin,29 
september 
2014 
3 S: 
- Klien mengatakan rasa nyeri skala 2. 
- Klien merasa lebih nyaman.
O: 
- Ekspresi dan postur tubuh pasien rileks 
- Rasa nyeri klien berkurang. 
A: 
Masalah klien mulai teratasi 
P: 
Lanjutkan intervensi
FORMAT PENGKAJIAN 
Nama mahasiswa : Rini yulianti 
Tempat praktek : RSUD salatiga 
Tanggal : Kamis, 25 September 2014 
I. Pemeriksaan Fisik 
A. Keadaan Umum Klien 
1. Tanda-tanda distres : cemas 
2. Penampilan dihubugkan dengan usia : muka cocok dengan usianya 
3. Ekspresi wajah, klien mengalami kesakitan, bicara : bisa berbicara dengan baik dan 
jelas, mood tidak baik. 
4. Tinggi badan 170cm, Berat badan, 65kg. 
B. Tanda-tanda Vital 
Suhu, 37oC, Nadi, 90x/menit, Pernafasan 27x/menit, Tekanan Darah 100/70 mmHg 
C. Sistem Pernafasan 
1. Hidung Simetris, Pernafasan Cuping Hidung (+), Secret (-) Polip (-) , Epistaksis (-) 
2. Leher : Pembesaran Kelenjer (-), Tumor (-) 
3. Dada : Bentuk dada simetris dalam diam dan pergerakan, Perbadingan ukuran 
anterior posterior dengan tranversal 
(-) , gerakan dada Kiri-kanan tidak terdapat retraksi, otot bantu pernafasan mungkin 
terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada, 
Suara nafas : gemericik , vocal premitus stridor, ronchi (+)
D. Sistem Cardio Vaskular 
1. Conjungtiva tidak anamei ,Bibir pucat. 
Arteri carotis lemah, Tekanan Vena juguaris tidak meningkat. 
2. Ukuran Jantung normal. 
3. Suara Jantung : murmur (-), gallop (-) 
E. System Pencernaan 
1. Sklera Tidak Ikterus, Bibir Kering. 
2. Mulut Jumlah gigi 30 
Kemampuan menelan sulit. 
3. Gaster : Kembung (-), nyeri (-), Gerakan peristaltic normal. 
F. System Indra 
1. Mata 
- Kelopak mata normal, bulu mata normal, alis normal 
2. Hidung 
- Penciuman setabil, perih dihidung (-), trauma (+) ,mimisan (-) 
- Sekret yang menghalangi penciuman (-) 
3. Telinga 
- Keadaan daun telinga normal, kanal uaditorius: bersih (+) 
Fungsi pendengaran baik, membran tympani baik.
G. System Syaraf 
a. Fungsi Cerebral Status mental orientasi : mengalami perubahan, daya ingat : baik, perhatian 
dan perhitungan : baik, bahasa : baik Kesadaran (eyes : IV, Motorik : III, Verbal : III) 
b. Fungsi Cranial : 
Nervus I : tidak ada kelainan 
Nervus II : visus : normal, jarak pandang : baik 
Nervus III, IV, VI : fotofobia atau sensitive terhadap cahaya yang berlebihan, pupil ishokor 
Nervus V : reflek meseter meningkat Nervus VII : pengecapan dalam normal, wajah simetris 
Nervus VIII : pendengaran normal, tidak adanya tuli konduktif dan tuli persepsi 
Nervus IX, X : kemampuan menelan kurang baik, kesukaran membuka mulut (trismus) 
Fungsi motorik : massa otot dan tonus otot mengalami perubahan, kekuatan otot menurun 
Fungsi sensorik : suhu normal, nyeri normal, getaran normal, diskriminasi normal 
H . Sistem Muskuloskeletal Vertebra : 
Lordosis Lutut (bengkak) : (-) 
Kaki (bengkak) : (-) 
Tangan (bengkak) : (-) 
I. Sistem Integumen 
Rambut : mudah patah 
Kulit : pucat Kelembaban, bulu kulit, tahi lalat, erupsi, ruam : (-) 
Kuku : mudah patah, pucat, kuku bersih
J. Sistem Endokrin 
Kelenjar tyroid : (-) 
Polyuria : normal, 
polydipsia : normal, 
poliphagi : normal 
Riwayat urin dikelilingi semut : (-) 
K. Sistem Perkemihan 
Edema Palpebra, moon face, edema anasarka : (-) 
Keadaan kandung kemih : baik 
Kencing batu : (-) 
Penyakit hubungan seksual : (-) 
L. Sistem Reproduksi (laki-laki) 
Kebersihan gland penis : baik Pertumbuhan rambut, kumis, janggut, ketiak : baik Pertumbuhan 
jakun : normal 
Perubahan suara : (-) 
M. Sistem Imun 
Alergi : (-) Penyakit yang b/d perubahan cuaca: flu Riwayat transfusi dan reaksi: (-)
REFERENSI 
- Padila(2012). Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit: Nuha 
Medika 
- Wilkinson, Judit M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis 
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC 
- Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. 
(Edisi kedelapan). Jakarta : EGC.

More Related Content

What's hot

Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatanpjj_kemenkes
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaSulistia Rini
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiYabniel Lit Jingga
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasinanang aw aw
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarSeptian Muna Barakati
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Sulistia Rini
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anakf' yagami
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriekasafitri55
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAmalia Senja
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Aidil Fitrisyah
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focuspormina tambunan
 

What's hot (20)

Analisa data
Analisa dataAnalisa data
Analisa data
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Evaluasi keperawatan
 Evaluasi keperawatan Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada LukaKonsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
Konsep Luka dan Asuhan Keperawatan pada Luka
 
Laporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensiLaporan pendahuluan hipertensi
Laporan pendahuluan hipertensi
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakarAsuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
Asuhan keperawatan pada pasien dengan luka bakar
 
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
Kebutuhan Rasa Aman (ASKEP NYERI)
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
Lp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diriLp defisit perawatan diri
Lp defisit perawatan diri
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berdukaAsuhan keperawatan kehilangan dan berduka
Asuhan keperawatan kehilangan dan berduka
 
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban Soal ukom perawat dan kunci jawaban
Soal ukom perawat dan kunci jawaban
 
Askep Labiopalatoskisis
Askep LabiopalatoskisisAskep Labiopalatoskisis
Askep Labiopalatoskisis
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Sp rpk
Sp rpkSp rpk
Sp rpk
 
Dokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focusDokumentasi keperawatan metode focus
Dokumentasi keperawatan metode focus
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 

Viewers also liked

Askep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakarAskep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakarf' yagami
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakarpjj_kemenkes
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonpjj_kemenkes
 
Asuhan keperawatan HIV/AIDS
 Asuhan keperawatan HIV/AIDS Asuhan keperawatan HIV/AIDS
Asuhan keperawatan HIV/AIDSpjj_kemenkes
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikwidya1972
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutikpjj_kemenkes
 
Pert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanPert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanwawankoerniawan
 

Viewers also liked (20)

Askep luka bakar asli
Askep luka bakar asliAskep luka bakar asli
Askep luka bakar asli
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakarAskep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakar
 
asuhan keperawatan pada luka bakar
 asuhan keperawatan pada luka bakar asuhan keperawatan pada luka bakar
asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Konsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat daruratKonsep keperawatan gawat darurat
Konsep keperawatan gawat darurat
 
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnsonasuhan keperawatan pada Steven Johnson
asuhan keperawatan pada Steven Johnson
 
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anakFormat pengkajian-perawat-diruang-anak
Format pengkajian-perawat-diruang-anak
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2
 
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNAKeratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
Keratitis anja AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
Askep herpes zoster AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan HIV/AIDS
 Asuhan keperawatan HIV/AIDS Asuhan keperawatan HIV/AIDS
Asuhan keperawatan HIV/AIDS
 
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir
Pengkajian fisik pada bayi baru lahirPengkajian fisik pada bayi baru lahir
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir
 
Upaya Pelayanan Kesehatan Bagi Rakyat
Upaya Pelayanan Kesehatan Bagi RakyatUpaya Pelayanan Kesehatan Bagi Rakyat
Upaya Pelayanan Kesehatan Bagi Rakyat
 
Tahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputikTahapan komunikasi taraputik
Tahapan komunikasi taraputik
 
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi TerapeutikDasar-dasar Komunikasi Terapeutik
Dasar-dasar Komunikasi Terapeutik
 
Pert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasanPert.11 metode penugasan
Pert.11 metode penugasan
 

Similar to Asuhan keperawatan luka bakar

Similar to Asuhan keperawatan luka bakar (20)

Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustioAsuhan keperawatan klien dengan combustio
Asuhan keperawatan klien dengan combustio
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
FT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptxFT INTERGUMENT.pptx
FT INTERGUMENT.pptx
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
 
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptxAsuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
 
Makalah Luka Bakar (combustio)
Makalah Luka Bakar (combustio)Makalah Luka Bakar (combustio)
Makalah Luka Bakar (combustio)
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
Asuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakarAsuhan keperawatan pada luka bakar
Asuhan keperawatan pada luka bakar
 
Burn management
Burn managementBurn management
Burn management
 
Aterosclerosis
AterosclerosisAterosclerosis
Aterosclerosis
 
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakarmanajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
 
Respon radang
Respon radangRespon radang
Respon radang
 
BURN.pptx
BURN.pptxBURN.pptx
BURN.pptx
 
Asuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat daruratAsuhan keperawatan gawat darurat
Asuhan keperawatan gawat darurat
 
Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1Askep luka bakar 2020.1
Askep luka bakar 2020.1
 

Recently uploaded

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADARismaZulfiani
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Arif Fahmi
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxHikmaLavigne
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritisfidel377036
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptab368
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Currentaditya romadhon
 

Recently uploaded (13)

ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADAASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT 2023 STIKES DIAN HUSADA
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
Rancangan Aksi_ Si IMAAM ( Sistem Informasi Manajemen Aset dan Alat Medis di ...
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptxPB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
PB I KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI (1).pptx
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritiskonsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
konsep keperawatan kritis dan asuhan keperawatan kritis
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).pptINFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
INFORMED CONSENT (persetujuan tindakan medis oleh pasien).ppt
 
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) CurrentMateri Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
Materi Elektroterapi Fisioterapi Interrupted Galvanic (Exponential) Current
 

Asuhan keperawatan luka bakar

  • 1. ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN LUKA BAKAR Oleh: RiniYulianti 462012031 Candra 462012037 Isak Robeth Akollo 462012091 Program Studi S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2014
  • 2. BAB I Pendahuluan I. Latar belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter dan perawat. Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajad cacat yang relatif tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain. Biaya yang dibutuhkan dalam penangananpun tinggi. Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia.(Elizabeth,2009) Statistik menunjukkan bahwa 60% luka bakar terjadi karena kecelakaan rumah tangga, 20% karena kecelakaan kerja, dan 20% sisanya karena sebab-sebab lain, misalnya bus terbakar, ledakan bom, dan gunung meletus. (Moenajad, 2001) Penanganan dan perawatan luka bakar (khususnya luka bakar berat) memerlukan perawatan yang kompleks dan masih merupakan tantangan tersendiri karena angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.1 Di Amerika dilaporkan sekitar 2 – 3 juta penderita setiap tahunnya dengan jumlah kematian sekitar 5 – 6 ribu kematian per tahun. Di Indonesia sampai saat ini belum ada laporan tertulis mengenai jumlah penderita luka bakar dan jumlah angka kematian yang diakibatkannya. Di unit luka bakar RSCM Jakarta, pada tahun 2008 dilaporkan sebanyak 107 kasus luka bakar yang dirawat dengan angka kematian 37,38%. Dari unit luka bakar RSU Dr. Soetomo Surabaya pada tahun 2008 didapatkan data bahwa kematian umumnya terjadi pada luka bakar dengan luas lebih dari 50% atau pada luka bakar yang disertai cedera pada saluran napas dan 50% terjadi pada 7 hari pertama perawatan. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001) Beberapa karakteristik luka bakar yang terjadi membutuhkan tindakan khusus yang berbeda. Karakteristik ini meliputi luasnya, penyebab(etiologi) dan anatomi luka bakar. Luka bakar yang melibatkan permukaan tubuh yang besar atau yang meluas ke jaringan yang lebih dalam, memerlukan tindakan yang lebih intensif daripada luka bakar yang lebih kecil dan superficial. Luka bakar yang disebabkan oleh cairan yang panas (scald burn) mempunyai perbedaan prognosis dan komplikasi dari pada luka bakar yang sama
  • 3. yang disebabkan oleh api atau paparan radiasi ionisasi. Luka bakar karena bahan kimia memerlukan pengobatan yang berbeda dibandingkan karena sengatan listrik (elektrik) atau persikan api. Luka bakar yang mengenai genetalia menyebabkan resiko nifeksi yang lebih besar daripada di tempat lain dengan ukuran yang sama. Luka bakar pada kaki atau tangan dapat mempengaruhi kemampuan fungsi kerja klien dan memerlukan tehnik pengobatan yang berbeda dari lokasi pada tubuh yang lain. Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001) Prognosis klien yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar. Faktor lain seperti umur, status kesehatan sebelumnya dan inhalasi asap dapat mempengaruhi beratnya luka bakar dan pengaruh lain yang menyertai. Klien luka bakar sering mengalami kejadian bersamaan yang merugikan, seperti luka atau kematian anggota keluarga yang lain, kehilangan rumah dan lainnya. Klien luka bakar harus dirujuk untuk mendapatkan fasilitas perawatan yang lebih baik untuk menangani segera dan masalah jangka panjang yang menyertai pada luka bakar tertentu. (Elizabeth,2009)
  • 4. BAB II A. Pengertian Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimiawi dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam. (irna Bedah RSUD Dr.sortomo, 2011) Luka bakar (combustio) adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. ( Moenajat, 2001) B. Fisiologi - Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor, agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia dan kondisi penyakit sebelumnya. - Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis. Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih, mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang). - Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler secara massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler, yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi kekurangan cairan.
  • 5. - Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius paralitik, tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi filtrasi glomerulus dan oliguri. - Respon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran darah ke perifer dan organ yang tidak vital. - Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena status hipermetabolisme dan injury jaringan. - Kerusakan pada sel daerah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi. - Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada penyembuhan jaringan yang rusak. - Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler. Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler. Berikut adalah skema yang menunjukan mekanisme respon luka bakar terhadap injury pada anak/orang dewasa dan perpindahan cairan setelah injury thermal. Dalam 24 jam pertama Luka Bakar Meningkatnya permeabilitas kapiler
  • 6. Hilangnya plasma, protein, cairan dan elektrolit dari volume sirkulasi ke dalam rongga interstisial : hypoproteinemia, hyponatremia, hyperkalemia Hipovolemi Syok Mobilisasi kembali cairan setelah 24 jam Edema jaringan yang terkena luka bakar Compartment intravaskular Hypervolemia, hypokalemia, hypernatremia Tinjauan Teori C. Etiologi 1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn) 1) Gas 2) Cairan 3) Bahan padat (Solid). 2 Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn).
  • 7. 3 Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn). 4 Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury). (Irna Bedah RSUD Dr.sortomo, 2011) D. Manifestasi klinis 1. Umum a. Nyeri b. Pembengkakan dan lepuhan 2. Khusus a. Bukti adanya inhalasi asap (jelaga pada hidung atau sputum, luka bakar dalam mulut, suara serak). b. Luka bakar pada mata atau alis (membutuhkan pemeriksaan oftalmologi sejak awal). c. Luka bakar sirkumferensial (akan membutuhkan eskarotomi).
  • 8. E. Pathway Bahan kimia Termis Radiasi Listrik/petir Biologis LUKA BAKAR Psikologis MK: jalan nafas tidak efektif Hypoxia otak Peningkatan pembuluh darah kapiler Cairan int ravaskuler menurun Gangguan sirkulasi mukosa Gangguan perfusi organ penting Gangguan sirkulasi seluler Gagal Fungsi sentral Gagal ginjal Kebocoran kapi ler Gagal jantung Hepar Pelepasan katekolamin Gagal hepar Pada wajah Kerusakan mulosa Oedema laring Obstruksi jaringan nafas Gagal nafas Di ruang tertutup Keracunan gas CO CO mengikat Hb Hb tidak mampu mengikat O2 Kerusakan kulit Penguapan meningkat Ektravasasi cairan ( H2O2, Elektrolit, protein) Tekanan osmot ic menurun Hipovolemia dan hemokosent rasi MK: - Gangguan konsep diri - Kurang pengetahuan - anxietas MK: - Resiko tinggi terhadap inveksi - Gangguan rasa nyaman - Gangguan aktifitas - Kerusakan integritas kulit MK: - Kekurangan volume cairan - Gangguan pervusi jaringan Otak Hipokxia Sel otak mat i kardiovaskuler Penurunan Curah jantung Ginjal Hypoxia hepat ik Hypoxia sel ginjal Fungsi ginjal GI traktus Dilatasi lambung Neurologi Gangguan eurologi Imun Gangguan perfusi Laju metabolisme meningkat glukoneo genesis Hambatan pertumbuh an Daya tahan tubuh menurun MK: - Perubahan nutrisi
  • 9. F. Pemeriksaan penunjang 1. LED : mengkaji hemokonsentrasi 2. Elektrolit serum mendeteksi ketidakseimbangan cairan dan biokimia. Ini terutama penting untuk memeriksa kalium terdapat peniingkatan dalam 24 jam pertama karena peningkatan kalium dapan menyebabkan henti jantung. 3. Gas gas darah arteri (GDA) dan Sinar X dada mengkaji fungsi pulmonal, khususnya pada cedera inhalasi asap. 4. BUN dan kreatinin mengkaji fungsi ginjal 5. Urinalisis menunjukan mioglobin dan hemokromogen menandakan kerusakan otot pada luka bakar ketebalan penuh luas. 6. Bronkoskopi membantu memastikan cedera inhalasi asap 7. Koagulasi memeriksa factor-faktor pembekuan yang dapat menurun pada luka bakar massif 8. Kadar karbon monoksida serum meningkat pada cedera inhalasi asap (Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah) G. Penatalaksanaan medis a. Resusitasi A, B, C. 1) Pernafasan: a) Udara panas  mukosa rusak  oedem  obstruksi. b) Efek toksik dari asap: HCN, NO2, HCL, Bensin  iritasi  Bronkhokontriksi  obstruksi  gagal nafas. 2) Sirkulasi: a) gangguan permeabilitas kapiler: cairan dari intra vaskuler pindah ke ekstra vaskuler  hipovolemi relatif  syok  ATN  gagal ginjal. b. Infus, kateter, CVP, oksigen, Laboratorium, kultur luka.
  • 10. c. Resusitasi cairan  Baxter. 1) Dewasa : Baxter. RL 4 cc x BB x % LB/24 jam. 2) Anak: jumlah resusitasi + kebutuhan faal: RL : Dextran = 17 : 3 2 cc x BB x % LB. 3) Kebutuhan faal: < 1 tahun : BB x 100 cc 1 – 3 tahun : BB x 75 cc 3 – 5 tahun : BB x 50 cc ½  diberikan 8 jam pertama ½  diberikan 16 jam berikutnya. Hari kedua: Dewasa : Dextran 500 – 2000 + D5% / albumin. ( 3-x) x 80 x BB gr/hr 100 d. Monitor urine dan CVP. e. Topikal dan tutup luka - Cuci luka dengan savlon : NaCl 0,9% ( 1 : 30 ) + buang jaringan nekrotik. - Tulle. - Silver sulfa diazin tebal. - Tutup kassa tebal. - Evaluasi 5 – 7 hari, kecuali balutan kotor. f. Obat – obatan: - Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian. - Bila perlu berikan antibiotika sesuai dengan pola kuman dan sesuai hasil kultur. - Analgetik : kuat (morfin, petidine) - Antasida : kalau perlu
  • 11. BAB III Asuhan Keperawatan I. Pengkajian MRS : Kamis, 25 September 2014 No Ruangan : Bogenfil 135 Pengkajian tanggal : Jumat, 26 September 2014 A. Identitas Pasien Nama pasien : Tn. X Jenis kelamin : Laki-Laki Umur : 25 Tahun Alamat : jln. Kemerdekaan no 5, Surabaya Agama : Islam Pekerjaa : Pedagang Suku bangsa : Jawa Diagnosa medic : luka bakar Yang bertanggung jawab Nama : Tn. Z Pekerjaan : Swasta Alamat : Kali naga, Kuningan, Surabaya Agama : Islam Pendidikan : SMA Hub. Dengan pasien : Adik A. Status Kesehatan - Alasan masuk RS : Klien adalah korban kebakaran - Keluhan utama : Nyeri diseluruh tubuh - DS  Klien mengatakan bahwa merasa panas diseluruh tubuh disertai rasa haus terus menerus  Klien mengatakan merasa nyeri di area yang terdapat luka bakar  Klien mengatakan bahwa merasa sesak dan disertai batuk  Klien mengatakan kesulitan bernapas
  • 12.  Klien mengatakan minum air > 1500 cc/hari  Klien mengatakan bahwa klien malu bila luka bakar yang terdapat di tubuhnya meninggalkan bekas(keloid)  DO - TTV : TD : 100/70 mmHg RR : 27x/menit S :37oC N : 90x/menit - Pasien batuk-batuk - Kulit klien yang terkena luka bakar merah - Terdapat edema pada kulit klien - Kulit klien melepuh - Terdapat kecacatan kulit - Kering pada bagian mukosa - Mukosa pada bibir kering dan pecah –pecah - Keelastisitas turgor kulit menurun - terdapat luka bakar di bagian leher grade 1, kaki dan tangan grade 2 - Thorax tidak mampu mengembang optimal B. Survey Primer 1. Airway (A) serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi. Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema laringeal);
  • 13. 2. Breathing (B) bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret jalan nafas dalam (ronkhi). 3. Circulation (C) akral hangat, CRT < 2detik, tekanan darah 100/80 mmHg, frekuensi nadi 112x/menit, suhu afebris,edema pada kelopak atas mata kiri dan bibir. 4. Disability (D) Kesadaran : CM GCS : E4V5M6 Kepala dan wajah : terdapat luka bakar gr II A-B 6%. Mata : Konjungtiva merah muda, sklera puith bersih, pupil isokor, reflek pupil baik, bulu mata hangus, bulu alis hangus, luka sudah agak mengering, warna merah muda pucat, bula (-). Mulut : Bibir mengalami luka bakar, sudah agak kering, mukosa bibir (+). Leher : DVJ (-), pembesaran kelenjar limfe (-). Reflek fisiologis : dbn Reflek patologis : taa Pendengaran : dbn Penciuman : dbn Pengecapan : Klien mengatakan tidak mengalmai penurunan rasa sensasi pengecapan. Penglihatan : dbn Perabaan : Pasien mengatakan pada area luka bakar nyeri bila disentuh (terutama saat merawat luka dan mandi), rasa kesemutan (-), refleks saraf III, IV, V, VI, VII, tidak ada kelainan.
  • 14. B. Survey Sekunder 1. Exposure 2. Fluid, Faranheit 3. Get Vital Sign 4. Head to Toe, History (lihat lampiran) 5. Inspect the Posteir C. Data Psiko- Sosial – Spiritual 1. Data Psikologis 2. Data Sosial - Dukungan keluarga: baik - Dukungan kelompok/teman/masyarakat: baik - Reaksi saat interaksi: kooperatif, komunikasi lancar dan jelas, suaraagak serak semenjak kejadian luka bakar. 3. Data Spiritual - Konsep tentang penguasa kehidupan: Tuhan. - Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Tuhan, tenaga dokter dan perawat serta dukungan keluarga. - Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: dapat melaksanakan ibadah dengan baik. - Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg diharapkan saat ini: taa - Upaya kesehatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: taa - Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi situasi sakit saat ini: sangat yakin Tuhan akan membantu kesembuhan. - Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: sangat yakin. - Persepsi thd penyebab penyakit: luka bakar karena kebakaran ruko dimana dia berjualan. II. ANALISA DATA No Data Etiologi Masalah 1 DS :- pasien mengatakan sesak nafas DO : - adanya luka bakar lingkar dada kompresi jalan nafas thorak dan dada atau keterdatasan pengembangan dada. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia.
  • 15. - partikel karbon dalam sputum 2. DS:- Pasien mengeluh luka bakar terasa nyeri dan panas. DO:- Area luka bakar masih basah, pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, warna merah muda pucat, HB: 12 gr/dl, LED: 70 mm/jam, albumin: 33,3 gr/dl. Kehilangan integritas kulit yang disebabkan oleh luka bakar. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. 3. DS: - Pasien mengeluh nyeri dan panas pada area luka bakar. DO: - Pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, luka masih basah, pasien meringis kesakitan saat luka dirawat, skala nyeri 7- 8, N: 92 x/mnt. Cedera luka bakar. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera. III. PRIORITAS MASALAH Ketidakefektifan Pola Nafas berhubungan dengan kesukaran bernafas (Respiratory Distress) dari trauma inhalasi, sumbatan (Obstruksi) jalan nafas dan pneumoni. IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. Luka bakar daerah leher. 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. 3. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera
  • 16. V. RENCANA KEPERAWATAN RENCANA KEPERAWATAN NO DIAGNOSA KEPERAWATAN RENCANA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 1 Resiko tinggi bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi trakeabronkial;edema mukosa dan hilangnya kerja silia. DS :- pasien mengatakan sesak nafas DO : - adanya luka bakar lingkar dada partikel karbon dalam sputum Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan bersihan jalan nafas tetap efektif. Kriteria Hasil : - bunyi nafas vesikuler - RR dalam batas normal - bebas dispnoe/cyanosis - Kaji reflex gangguan/ menelan; perhatikan pengaliran air liur, ketidak mampuan menelan, serak, batuk mengi. - Auskulturasi paru, perhatikan strior, mengi/gemericik, penurunan bunyi nafas, batuk rejan. - Perhatikan adanya pucat atau warna buah ceri merah pada kulit yang cidera - awasi 24 jam keseimbangan cairan, perhatikan variasi/ perubahan. - berikan/ bantu fisioterapi dada/ spirometri intensif - Dugaan cidera inhalasi - Obstruksi jalan nafas/ distress pernafasan dapat terjadi sangat cepat atau lambat contoh sampai 48 jam setelah terbakar - Dugaan adanya hipoksemia atau karbon monoksida. - perpindahan cairan atau kelebihan penggantian cairan meningkatkan resiko edema paru -perubahan menunjukan atelektasis/ edema paru tidak dapat terjadi selama 2-3 hari setelah terbakar Fisioterapi dada mengalirkan area dependen paru, sementara spirometri
  • 17. intensif dilakukan untuk memperbaiki ekspansi paru, sehinga mengkatkan fungsi pernafasan dan menurunkan atelektasis. 2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan Pertahanan primer tidak adekuat; kerusakan perlinduingan kulit; jaringan traumatik. DS:- Pasien mengeluh luka bakar terasa nyeri dan panas. DO:- Area luka bakar masih basah, pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, warna merah muda pucat, HB: 12 gr/dl, LED: 70 mm/jam, albumin: 33,3 gr/dl. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan pasien bebas dari infeksi kriteria evaluasi: - tidak ada edema -pembentukan jaringan granulasi baik - pantau :  Penampilan luka bakar(area luka bakar, sisi donor dan setatus balutan di atas sisi tandur bila tertandur kulit dilakukan) setiap 8 jam  Suhu setiap 4 jam  Jumlah makanan yang di konsumsi setiap kali makan -bersihkan area luka bakar setiap hari dan lepaskan jaringan nekrotik. - lepaskan krim lama dari luka sebelum pemberian krim baru, berikan krim secara menyeluruh di atas luka - mengidentifikasi indikasi-indikasi kemajuan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan. - pembersihan dan pelepasn jaringan nekrotik meningkatkan pembentukan granulasi. - antimikroba tropical membantu mencegah infeksi. Mengikuti prinsip aseptic melindungi pasien dari infeksi. Kulit yang gundul menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.
  • 18. 3. Nyeri berhubungan dengan Kerusakan kulit/jaringan; pembentukan edema. Manifulasi jaringan cidera DS: - Pasien mengeluh nyeri dan panas pada area luka bakar. DO: - Pasien mengalami luka bakar gr II A-B 45%, luka masih basah, pasien meringis kesakitan saat luka dirawat, skala nyeri 7-8, N: 92 x/mnt. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam di harapkan Pasien dapat mendemonstrasik an hilang dari ketidaknyamanan. Kriteria evaluasi: -menyangkal nyeri -melaporkan perasaan nyaman -ekspresi wajah dan postur tubuh rileks. - Berikan anlgesik narkotik yang diresepkan prn dan sedikitnya 30 menit sebelum prosedur perawatan luka. Evaluasi keefektifannya. Anjurkan analgesik IV bila luka bakar luas. - Pertahankan pintu kamar tertutup, tingkatkan suhu ruangan dan berikan selimut ekstra untuk memberikan kehangatan. - Berikan ayunan di atas temapt tidur bila diperlukan. - Bnatu dengan pengubahan posisi setiap 2 jam bila diperlukan. Dapatkan bantuan tambahan sesuai kebutuhan, khususnya bila pasien tak dapat membantu membalikkan badan - Analgesik narkotik diperlukan utnuk memblok jaras nyeri dengan nyeri berat. Absorpsi obat IM buruk pada pasien dengan luka bakar luas yang disebabkan oleh perpindahan interstitial berkenaan dnegan peningkatan permeabilitas kapiler. - Panas dan air hilang melalui jaringan luka bakar, menyebabkan hipoetrmia. Tindakan eksternal ini membantu menghemat kehilangan panas. - Menururnkan neyri dengan mempertahankan berat badan jauh dari linen temapat tidur terhadap luka dan menuurnkan pemajanan ujung saraf pada aliran udara. - Menghilangkan tekanan pada tonjolan tulang dependen. Dukungan adekuat pada luka bakar
  • 19. sendiri. selama gerakan membantu meinimalkan ketidaknyamanan. VI. Evaluasi Waktu DX Evaluasi Ttd Senin, 29 September 2014 1 S: - Klien mengatakan sudah tidak sesak nafas O: - tidak ada bunyi nafas vesikuler - RR dalam batas normal - bebas dispnoe/cyanosis A: -Masalah klien teratasi P: -Lanjutkan intervensi Senin, 29 September 2014 2 S : -Klien sudah tidak mengeluh gatal di area luka O : - bekas luka bakar sudah kering A : Masalahluka bakarsudahteratasi P : - Klien sudah merasa keadaan luka membaik - Klien merasa puas terhadap tindakan perawat Senin,29 september 2014 3 S: - Klien mengatakan rasa nyeri skala 2. - Klien merasa lebih nyaman.
  • 20. O: - Ekspresi dan postur tubuh pasien rileks - Rasa nyeri klien berkurang. A: Masalah klien mulai teratasi P: Lanjutkan intervensi
  • 21. FORMAT PENGKAJIAN Nama mahasiswa : Rini yulianti Tempat praktek : RSUD salatiga Tanggal : Kamis, 25 September 2014 I. Pemeriksaan Fisik A. Keadaan Umum Klien 1. Tanda-tanda distres : cemas 2. Penampilan dihubugkan dengan usia : muka cocok dengan usianya 3. Ekspresi wajah, klien mengalami kesakitan, bicara : bisa berbicara dengan baik dan jelas, mood tidak baik. 4. Tinggi badan 170cm, Berat badan, 65kg. B. Tanda-tanda Vital Suhu, 37oC, Nadi, 90x/menit, Pernafasan 27x/menit, Tekanan Darah 100/70 mmHg C. Sistem Pernafasan 1. Hidung Simetris, Pernafasan Cuping Hidung (+), Secret (-) Polip (-) , Epistaksis (-) 2. Leher : Pembesaran Kelenjer (-), Tumor (-) 3. Dada : Bentuk dada simetris dalam diam dan pergerakan, Perbadingan ukuran anterior posterior dengan tranversal (-) , gerakan dada Kiri-kanan tidak terdapat retraksi, otot bantu pernafasan mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada, Suara nafas : gemericik , vocal premitus stridor, ronchi (+)
  • 22. D. Sistem Cardio Vaskular 1. Conjungtiva tidak anamei ,Bibir pucat. Arteri carotis lemah, Tekanan Vena juguaris tidak meningkat. 2. Ukuran Jantung normal. 3. Suara Jantung : murmur (-), gallop (-) E. System Pencernaan 1. Sklera Tidak Ikterus, Bibir Kering. 2. Mulut Jumlah gigi 30 Kemampuan menelan sulit. 3. Gaster : Kembung (-), nyeri (-), Gerakan peristaltic normal. F. System Indra 1. Mata - Kelopak mata normal, bulu mata normal, alis normal 2. Hidung - Penciuman setabil, perih dihidung (-), trauma (+) ,mimisan (-) - Sekret yang menghalangi penciuman (-) 3. Telinga - Keadaan daun telinga normal, kanal uaditorius: bersih (+) Fungsi pendengaran baik, membran tympani baik.
  • 23. G. System Syaraf a. Fungsi Cerebral Status mental orientasi : mengalami perubahan, daya ingat : baik, perhatian dan perhitungan : baik, bahasa : baik Kesadaran (eyes : IV, Motorik : III, Verbal : III) b. Fungsi Cranial : Nervus I : tidak ada kelainan Nervus II : visus : normal, jarak pandang : baik Nervus III, IV, VI : fotofobia atau sensitive terhadap cahaya yang berlebihan, pupil ishokor Nervus V : reflek meseter meningkat Nervus VII : pengecapan dalam normal, wajah simetris Nervus VIII : pendengaran normal, tidak adanya tuli konduktif dan tuli persepsi Nervus IX, X : kemampuan menelan kurang baik, kesukaran membuka mulut (trismus) Fungsi motorik : massa otot dan tonus otot mengalami perubahan, kekuatan otot menurun Fungsi sensorik : suhu normal, nyeri normal, getaran normal, diskriminasi normal H . Sistem Muskuloskeletal Vertebra : Lordosis Lutut (bengkak) : (-) Kaki (bengkak) : (-) Tangan (bengkak) : (-) I. Sistem Integumen Rambut : mudah patah Kulit : pucat Kelembaban, bulu kulit, tahi lalat, erupsi, ruam : (-) Kuku : mudah patah, pucat, kuku bersih
  • 24. J. Sistem Endokrin Kelenjar tyroid : (-) Polyuria : normal, polydipsia : normal, poliphagi : normal Riwayat urin dikelilingi semut : (-) K. Sistem Perkemihan Edema Palpebra, moon face, edema anasarka : (-) Keadaan kandung kemih : baik Kencing batu : (-) Penyakit hubungan seksual : (-) L. Sistem Reproduksi (laki-laki) Kebersihan gland penis : baik Pertumbuhan rambut, kumis, janggut, ketiak : baik Pertumbuhan jakun : normal Perubahan suara : (-) M. Sistem Imun Alergi : (-) Penyakit yang b/d perubahan cuaca: flu Riwayat transfusi dan reaksi: (-)
  • 25. REFERENSI - Padila(2012). Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Penerbit: Nuha Medika - Wilkinson, Judit M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC - Brunner and Suddarth’s. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah. (Edisi kedelapan). Jakarta : EGC.