SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
ASKEP LUKA BAKAR 
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang 
beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab 
lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar selain karena api 
( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun 
bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak 
terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 ) 
Dengan memperhatikan prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannyapada saat yang 
tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin angka- angka tersebutdiatas. Prinsip- prinsip dasar 
tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya gangguan jalannafas pada penderita yang mengalami trauma 
inhalasi, mempertahankan hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan 
mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya rabdomiolisis dan disritmia 
jantung.Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas 
juga merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal.( American College of Surgeon Committee on 
Trauma, 1997) 
Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadapkemungkinan 
lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegahkehilangan cairan tubuh, 
membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses 
aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan 
bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapatdicegah.( Horne dan Swearingen, 2000 ) 
The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data- data statistik dariberbagai pusat 
luka bakar di seluruh AS mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan 
mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak yangbaru belajar berjalan, bermain- main dengan 
korek api pada usia anak sekolah, cedera karenaarus listrik pada remaja laki- laki, penggunaan obat bius, 
alkohol serta rokok pada orang dewasasemuanya ini turut memberikan kontribusi pada angka statistik tersebut 
(Brunner & Suddarth,2001) 
1.2. Tujuan 
1.2.1. Tujuan Umum 
Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar. 
1.2.2. Tujuan Khusus
Dapat mejelaskan bahwa : 
1. Anatomi Fisiologi Kulit 
- Struktur 
- Fungsi 
2. Konsep Teori Luka 
- Definisi 
- Zona kerusakan 
- Etiologi 
- Manifestasi Klinis 
- Fase luka bakar 
- Patofisiologi 
- Pathway 
- Respon Sistemik 
- Pemeriksan diagnostik 
- Penatalaksanaan 
- Komplikasi 
3. Konsep ASKEP 
- Pengkajian 
- Diagnosa 
- Intervensi 
- Evaluasi
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit 
Kulit, merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel di permukaan 
(Moore dan Agur, 2003). 
2.1.1. Struktur Kulit 
Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan (Brunner 
& Suddarth, 2001). 
1. Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel epitel. Sel- sel 
yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak pada lapisan 
epidermis), melanosit, sel merkel dan langehans. Epidermis terdiri dari lima lapisan, dari 
yang paling dalam yaitu stratum basale, stratum spinosum,stratum granulosum, stratum 
lucidum dan stratum corneum. 
2. Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pemuluh darah, dan pembuluh 
darah limfe. Selain itu dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, sebasea, dan folikel 
rambut. Dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan papilaris dan lapisan retikularis, sekitar 
80% dari dermis adalah lapisan retikularis. 
3. Jaringan subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini 
terutaman berupa jaringa adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur 
internal seperti otot dan tulang. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur 
tubuh dan penyekatan panas tubuh.
Gambar: Anatomi kulit normal (Sumber: Keith L. Moore, Anne M. R. Agur, Anatomi Klinik 
Dasar, 2002). 
2.1.2. Fungsi kulit: 
1. Perlindungan terhadap cidera dan kehilangan cairan (misalnya pada luka bakar) 
2. Pengaturan suhu 
3. Sensasi melalui saraf kulit dan ujung akhirnya yang bersifat sensoris (misalnya untuk rasa 
sakit). (Moore dan Agur, 2003) 
4. Sebagai barrier dari invasi mikroorganisme patogen ataupun toksin (Marrieb, 2001). 
2.2. Konsep Teori Luka Bakar 
2.2.1. Definisi 
Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan 
sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air 
panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan 
kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001). 
Menurut Aziz Alimul Hidayat, A, (2008 Hal : 130) luka bakar adalah kondisi atau 
terjadinya luka akibat terbakar, yang hanya disebabbkan oleh panas yang tinggi, tetapi oleh 
senyawa kimia, llistrik, dan pemanjanan (exposure) berlebihan terhadap sinar matahari. 
Luka bakar adalah luka yang di sebakan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,air 
panas,listrik,bahan kimia dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah,luka bakar 
ini bisa menyebabkan kematian ,atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi 
maupun estetika. (Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid 2). 
2.2.2. Pembagian Zona Kerusakan 
1. Zona Koagulasi
Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber panas dan terjadi 
kematian selular 
2. Zona Stasis 
Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit sehingga terjadi 
gangguan perfusi, diikuti perubahan permabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal. Proses 
ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cidera, dan mungkin berakhir dengan nekrosis 
jaringan 
3. Zona Hiperemia 
Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi 
seluler. (Moenadjat, 2001) 
2.2.3. Etiologi 
Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia. Ketika 
kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh derajat panas, durasi kontak 
panas pada kulit dan ketebalan kulit (Schwarts et al, 1999). 
Tipe luka bakar: 
1. Luka Bakar Termal (Thermal Burns) 
Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas (scald) , jilatan api ke tubuh (flash), 
kobaran apai di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas 
lainnya (misalnya plastik logam panas, dll.) (Schwarts et al, 1999). 
2. Luka Bakar Kimia (Chemical Burns) 
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan 
dalam bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering dipergunakan untuk 
keperluan rumah tangga (Schwarts et al, 1999). 
3. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns) 
Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan. Aliran listrik 
menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah; dalam hal ini 
cairan. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga 
menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi 
kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground (Moenadjat, 2001). 
4. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure) 
Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini 
sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia 
kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat 
menyebabkan luka bakar radiasi (Gillespie, 2009). 
2.2.4. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada luka bakar dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi luka bakar 
itu sendiri, diantaranya: 
A. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Kedalaman 
Semakin dalam luka bakar, semakin sedikit apendises kulit yang berkontribusi pada 
proses penyembuhan dan semakin memperpanjang masa penyembuhan luka. Semakin 
panjang masa penyembuhan luka, semakin sedikit dermis yang tersisa, semakin besar respon 
inflamasi yang terjadi dan akan semakin memperparah terjadinya scar. Luka bakar yang 
sembuh dalam waktu 3 minggu biasanya tanpa menimbulkan hypertrophic scarring, 
walaupun biasanya terjadi perubahan pigmen dalam waktu yang lama. Sebaliknya luka bakar 
yang sembuh lebih dari tiga minggu sering mengakibatkan hypertrophic scars (Schwartz et 
al, 1999). 
1. Luka Bakar Derajat I : 
- Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) 
- Kulit kering, hiperemik berupa eritema 
- Tidak dijumpai bula 
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi 
- Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari (Moenadjat, 2001) 
2. Luka Bakar Derajat II: 
- Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis, berupa reaksi 
inflamasi disertai proses eksudasi. 
- Dijumpai bula 
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi 
- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit 
normal (Moenadjat, 2001) 
- Pembentukan scar 
- Nyeri (Schwarts et al, 1999) 
Dibedakan atas 2 (dua) : 
a. Derajat II Dangkal (Superficial) 
- Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. 
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih 
utuh. (Moenadjat, 2001) 
- Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya 
tampak seperti luka bakar derajat satu dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat dua 
superfisial setelah 12 sampai 24 jam. 
- Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna pink dan basah. 
- Jarang menyebabkan hypertrophic scar.
- Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3 
minggu. (Schwarts et al, 1999) 
Gambar 2.2. Luka bakarderajat II dangkal (superficial) 
(Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound. Brigham 
and Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston) 
b. Derajat II Dalam (Deep) 
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis 
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar 
masih utuh. 
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa (Moenadjat, 2001). 
- Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tampak berwarna pink dan putih 
segera setelah terjadi cedera karena variasi suplai darah ke dermis (daerah yang berwarna 
putih mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada sama sekali; daerah yang 
berwarna pink mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah). 
- Jika infeksi dicegah luka bakar akan sembuh dalam 3 sampai 9 minggu. (Schwarts et al, 
1999)
Gambar 2.3. Luka bakar derajat dua dalam (dengan full thickness burn pada 
panggul) 
(Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn 
Wound. Brigham and Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston.) 
3. Luka Bakar Derajat III (Full Thickness Burn): 
- Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. 
- Tidak dijumpai bula 
- Apendises kuliit rusak 
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering, letaknya lebih rendah 
dibandingkan kulit sekitar. 
- Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. 
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik 
mengalami kerusakan / kematian. 
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar 
luka. (Moenadjat, 2001) 
Gambar 2.4. Luka bakar derajat III 
(Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound. Brigham and 
Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston). 
B. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Luasnya 
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan 
namarule of nine atau rule of wallace yaitu: 
1. Kepala dan leher : 9% 
2. Lengan masing-masing 9% : 18% 
3. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36% 
4. Tungkai maisng-masing 18% : 36%
5. Genetalia/perineum : 1% 
Gambar 2.5. Diagram luas luka bakar (Moenad

More Related Content

Similar to ASKEP LUKA BAKAR

manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakarmanajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakarstikesbaramuli093141
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarGek Mayang
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptjuniati14
 
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptxAsuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptxYosiaKurniawanPamuji
 
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxMateri 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxErinRika2
 
Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011davidmanesi
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)aditya romadhon
 

Similar to ASKEP LUKA BAKAR (20)

Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
 
113962427 case-bedah
113962427 case-bedah113962427 case-bedah
113962427 case-bedah
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakarmanajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar
 
pengobatan luka bakar
pengobatan luka bakarpengobatan luka bakar
pengobatan luka bakar
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
Pertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakarPertolongan pertama luka bakar
Pertolongan pertama luka bakar
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.pptPPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
PPT Askep Luka Bakar_tugas gadar_kel 6.ppt
 
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptxAsuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
Asuhan Keperawatan Luka Bakar.pptx
 
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxMateri 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
 
Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011Luka bakar present 2011
Luka bakar present 2011
 
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
Askep maritim g3 ssistem integumen AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah dermatitis
Makalah dermatitisMakalah dermatitis
Makalah dermatitis
 
Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)Modul : High Frequency Current (HFC)
Modul : High Frequency Current (HFC)
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

ASKEP LUKA BAKAR

  • 1. ASKEP LUKA BAKAR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh dokter, jenis yang beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain .Biaya yang dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar selain karena api ( secara langsung ataupun tidak langsung ), juga karena pajanan suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api ( misalnya tersiram panas ) banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat, 2005 ) Dengan memperhatikan prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan penerapannyapada saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan sekecil mungkin angka- angka tersebutdiatas. Prinsip- prinsip dasar tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya gangguan jalannafas pada penderita yang mengalami trauma inhalasi, mempertahankan hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik, misalnya rabdomiolisis dan disritmia jantung.Mengendalikan suhu tubuh dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas juga merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal.( American College of Surgeon Committee on Trauma, 1997) Kulit adalah organ kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama terhadapkemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi tubuh terhadap infeksi, mencegahkehilangan cairan tubuh, membantu mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori, membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk cedera kulit yang sebagian besar dapatdicegah.( Horne dan Swearingen, 2000 ) The National Institute of Burn Medicine yang mengumpulkan data- data statistik dariberbagai pusat luka bakar di seluruh AS mencatat bahwa sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak- anak yangbaru belajar berjalan, bermain- main dengan korek api pada usia anak sekolah, cedera karenaarus listrik pada remaja laki- laki, penggunaan obat bius, alkohol serta rokok pada orang dewasasemuanya ini turut memberikan kontribusi pada angka statistik tersebut (Brunner & Suddarth,2001) 1.2. Tujuan 1.2.1. Tujuan Umum Untuk memahami konsep Asuhan Keperawatan pada pasien luka bakar. 1.2.2. Tujuan Khusus
  • 2. Dapat mejelaskan bahwa : 1. Anatomi Fisiologi Kulit - Struktur - Fungsi 2. Konsep Teori Luka - Definisi - Zona kerusakan - Etiologi - Manifestasi Klinis - Fase luka bakar - Patofisiologi - Pathway - Respon Sistemik - Pemeriksan diagnostik - Penatalaksanaan - Komplikasi 3. Konsep ASKEP - Pengkajian - Diagnosa - Intervensi - Evaluasi
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anatomi dan Fisiologi Kulit Kulit, merupakan organ terbesar tubuh yang terdiri dari lapisan sel di permukaan (Moore dan Agur, 2003). 2.1.1. Struktur Kulit Kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan (Brunner & Suddarth, 2001). 1. Epidermis merupakan lapisan luar kulit yang utamanya disusun oleh sel-sel epitel. Sel- sel yang terdapat dalam epidermis antara lain: keratinosit (sel terbanyak pada lapisan epidermis), melanosit, sel merkel dan langehans. Epidermis terdiri dari lima lapisan, dari yang paling dalam yaitu stratum basale, stratum spinosum,stratum granulosum, stratum lucidum dan stratum corneum. 2. Dermis merupakan lapisan yang kaya akan serabut saraf, pemuluh darah, dan pembuluh darah limfe. Selain itu dermis juga tersusun atas kelenjar keringat, sebasea, dan folikel rambut. Dermis terdiri atas dua lapisan yaitu lapisan papilaris dan lapisan retikularis, sekitar 80% dari dermis adalah lapisan retikularis. 3. Jaringan subkutan atau hipodermis merupakan lapisan kulit yang paling dalam. Lapisan ini terutaman berupa jaringa adiposa yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan ini memungkinkan mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas tubuh.
  • 4. Gambar: Anatomi kulit normal (Sumber: Keith L. Moore, Anne M. R. Agur, Anatomi Klinik Dasar, 2002). 2.1.2. Fungsi kulit: 1. Perlindungan terhadap cidera dan kehilangan cairan (misalnya pada luka bakar) 2. Pengaturan suhu 3. Sensasi melalui saraf kulit dan ujung akhirnya yang bersifat sensoris (misalnya untuk rasa sakit). (Moore dan Agur, 2003) 4. Sebagai barrier dari invasi mikroorganisme patogen ataupun toksin (Marrieb, 2001). 2.2. Konsep Teori Luka Bakar 2.2.1. Definisi Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ke tubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahan-bahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenadjat, 2001). Menurut Aziz Alimul Hidayat, A, (2008 Hal : 130) luka bakar adalah kondisi atau terjadinya luka akibat terbakar, yang hanya disebabbkan oleh panas yang tinggi, tetapi oleh senyawa kimia, llistrik, dan pemanjanan (exposure) berlebihan terhadap sinar matahari. Luka bakar adalah luka yang di sebakan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api,air panas,listrik,bahan kimia dan radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah,luka bakar ini bisa menyebabkan kematian ,atau akibat lain yang berkaitan dengan problem fungsi maupun estetika. (Kapita Selekta kedokteran edisi 3 jilid 2). 2.2.2. Pembagian Zona Kerusakan 1. Zona Koagulasi
  • 5. Merupakan daerah yang langsung mengalami kontak dengan sumber panas dan terjadi kematian selular 2. Zona Stasis Zona ini mengalami kerusakan endotel pembuluh darah, trombosit, leukosit sehingga terjadi gangguan perfusi, diikuti perubahan permabilitas kapiler dan respon inflamasi lokal. Proses ini berlangsung selama 12-24 jam pasca cidera, dan mungkin berakhir dengan nekrosis jaringan 3. Zona Hiperemia Daerah ini ikut mengalami reaksi berupa vasodilatasi tanpa banyak melibatkan reaksi seluler. (Moenadjat, 2001) 2.2.3. Etiologi Luka bakar pada kulit bisa disebabkan karena panas, dingin ataupun zat kimia. Ketika kulit terkena panas, maka kedalaman luka akan dipengaruhi oleh derajat panas, durasi kontak panas pada kulit dan ketebalan kulit (Schwarts et al, 1999). Tipe luka bakar: 1. Luka Bakar Termal (Thermal Burns) Luka bakar termal biasanya disebabkan oleh air panas (scald) , jilatan api ke tubuh (flash), kobaran apai di tubuh (flame) dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya (misalnya plastik logam panas, dll.) (Schwarts et al, 1999). 2. Luka Bakar Kimia (Chemical Burns) Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri, militer, ataupun bahan pembersih yang sering dipergunakan untuk keperluan rumah tangga (Schwarts et al, 1999). 3. Luka Bakar Listrik (Electrical Burns) Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah; dalam hal ini cairan. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khususnya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Seringkali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun ground (Moenadjat, 2001). 4. Luka Bakar Radiasi (Radiation Exposure) Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe injuri ini sering disebabkan oleh penggunaan radioaktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi (Gillespie, 2009). 2.2.4. Manifestasi Klinis
  • 6. Tanda dan gejala pada luka bakar dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi luka bakar itu sendiri, diantaranya: A. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Kedalaman Semakin dalam luka bakar, semakin sedikit apendises kulit yang berkontribusi pada proses penyembuhan dan semakin memperpanjang masa penyembuhan luka. Semakin panjang masa penyembuhan luka, semakin sedikit dermis yang tersisa, semakin besar respon inflamasi yang terjadi dan akan semakin memperparah terjadinya scar. Luka bakar yang sembuh dalam waktu 3 minggu biasanya tanpa menimbulkan hypertrophic scarring, walaupun biasanya terjadi perubahan pigmen dalam waktu yang lama. Sebaliknya luka bakar yang sembuh lebih dari tiga minggu sering mengakibatkan hypertrophic scars (Schwartz et al, 1999). 1. Luka Bakar Derajat I : - Kerusakan terbatas pada lapisan epidermis (superficial) - Kulit kering, hiperemik berupa eritema - Tidak dijumpai bula - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi - Penyembuhan terjadi secara spontan dalam waktu 5-10 hari (Moenadjat, 2001) 2. Luka Bakar Derajat II: - Kerusakan terjadi pada seluruh lapisan epidermis dan sebagian lapisan dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. - Dijumpai bula - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi - Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal (Moenadjat, 2001) - Pembentukan scar - Nyeri (Schwarts et al, 1999) Dibedakan atas 2 (dua) : a. Derajat II Dangkal (Superficial) - Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. (Moenadjat, 2001) - Bula mungkin tidak terbentuk beberapa jam setelah cedera, dan luka bakar pada mulanya tampak seperti luka bakar derajat satu dan mungkin terdiagnosa sebagai derajat dua superfisial setelah 12 sampai 24 jam. - Ketika bula dihilangkan, luka tampak berwarna pink dan basah. - Jarang menyebabkan hypertrophic scar.
  • 7. - Jika infeksi dicegah maka penyembuhan akan terjadi secara spontan kurang dari 3 minggu. (Schwarts et al, 1999) Gambar 2.2. Luka bakarderajat II dangkal (superficial) (Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound. Brigham and Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston) b. Derajat II Dalam (Deep) - Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis - Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh. - Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung biji epitel yang tersisa (Moenadjat, 2001). - Juga dijumpai bula, akan tetapi permukaan luka biasanya tampak berwarna pink dan putih segera setelah terjadi cedera karena variasi suplai darah ke dermis (daerah yang berwarna putih mengindikasikan aliran darah yang sedikit atau tidak ada sama sekali; daerah yang berwarna pink mengindikasikan masih ada beberapa aliran darah). - Jika infeksi dicegah luka bakar akan sembuh dalam 3 sampai 9 minggu. (Schwarts et al, 1999)
  • 8. Gambar 2.3. Luka bakar derajat dua dalam (dengan full thickness burn pada panggul) (Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound. Brigham and Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston.) 3. Luka Bakar Derajat III (Full Thickness Burn): - Kerusakan meliputi seluruh tebal dermis dan lapisan yang lebih dalam. - Tidak dijumpai bula - Apendises kuliit rusak - Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering, letaknya lebih rendah dibandingkan kulit sekitar. - Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. - Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan / kematian. - Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan dari dasar luka. (Moenadjat, 2001) Gambar 2.4. Luka bakar derajat III (Sumber: Robert H. Demling, Leslie DeSanti: Managing The Burn Wound. Brigham and Women’s Hospital, Burn Center, Harvard Medical School, Boston). B. Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Luasnya Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan namarule of nine atau rule of wallace yaitu: 1. Kepala dan leher : 9% 2. Lengan masing-masing 9% : 18% 3. Badan depan 18%, badan belakang 18% : 36% 4. Tungkai maisng-masing 18% : 36%
  • 9. 5. Genetalia/perineum : 1% Gambar 2.5. Diagram luas luka bakar (Moenad