SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
Oleh :
Nurul hijratunnisa
Syahyu ratih fahria madu
Ismayanti firdani
Andi astrid
 Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja
baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain.
Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi
untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam-macam
bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan
lain-lain.
 Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain
itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar
disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh
yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan
lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan
superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka
bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang
berbeda meskipun luas luka bakarnya sama.
 Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan
rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang
mahal, tenaga ter latih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah
dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar
memerlukan penanganan yang serius.
PENGERTIAN
Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan
jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan
sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi,
sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan
friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan
memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis
jaringan yang terkena luka bakar, tingkat
keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka
tersebut.
ETIOLOGI
 Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak
hal:
1. Panas (misal api, air panas, uap panas)
2. Radiasi
3. Listrik
4. Kimia
5. Laser
Bahan kimia chemicals yang dapat
menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat
atau basa kuat acids atau bases.
PATOFISIOLOGI
 Luka bakar disebabkan oleh perpindahan
energi dari sumber panas ke tubuh. Panas
tersebut mungkin dipindahkan melalui
konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka
bakar dikategorikan sebagai luka bakar
termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi.
 Kulit dengan luka bakar akan mengalami
kerusakan pada epidermis, dermis maupun
jaringan subkutan tergantung faktor
penyebab dan lamanya kulit kontak dengan
sumber panas atau penyebabnya. Dalamnya
luka bakar akan mempengaruhi kerusakan
atau gangguan integritas kulit dan kematian
sel-sel.
1.Fase akut
 Pada fase ini problema yang ada berkisar
pada gangguan saluran napas karena adanya
cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada
fase ini terjadi gangguan keseimbangan
sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera
termis bersifat sistemik.
2.Fase sub akut
 Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka
terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan
jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah
inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh
disertai panas/energi.
3.Fase lanjut
 Fase ini berlangsung setelah terjadi
penutupan luka sampai terjadi maturasi.
Masalah pada fase ini adalah timbulnya
penyulit dari luka bakar berupa parut
hipertrofik, kontraktur, dan deformitas
lainnya
 Klasifikasi berdasarkan penyebab :
 Luka bakar karena api
 Luka bakar karena air panas
 Luka bakar karena bahan kimia
 Laka bakar karena listrik
 Luka bakar karena radiasi
 Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
 Berdasarkan kedalaman luka bakar
 Luka bakar derajat I
 - Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
 - Kulit kering, hiperemi berupa eritema
 - Tidak dijumpai bulae
 - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
 - Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10
hari
 Luka bakar derajat II
 - Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses
eksudasi.
 - Dijumpai bulae.
 - Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.
 - Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering
terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
 Luka bakar derajat III
 Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan
yang lebih dalam.
 Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.
 Tidak dijumpai bulae.
 Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena
kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.
 Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis
yang dikenal sebagai eskar.
 Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena
ujung-ujung saraf sensorik mengalami
kerusakan/kematian.
 Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses
epitelisasi spontan dari dasar luka.
Berdasarkan tingkat keseriusan luka
American Burn Association menggolongkan luka bakar
menjadi tiga kategori, yaitu:
Luka bakar mayor
 Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang
dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak,
 Luka bakar fullthickness lebih dari 20%,
 Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata,
telinga, kaki, dan perineum,
 Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa
memperhitungkan derajat dan luasnya luka,
 Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
 Luka bakar moderat
 Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-
20% pada anak-anak,
 Luka bakar fullthickness kurang dari 10%,
 Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga,
kaki, dan perineum.
 Luka bakar minor
 Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino
(1991) dan Griglak (1992) adalah : Luka bakar dengan luas
kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 %
pada anak-anak.
 Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.
 Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.
 Luka tidak sirkumfer.
 Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
PENGUKURAN LUKA BAKAR
Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :
 Rumus Sembilan(Rule of Nines)
 Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar
disederhanakan dengan menggunakan Rumus
Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang
cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar.
Sistem tersebut menggunakan persentase dalam
kelipatan sembilan
 terhadap permukaan tubuh yang luas.
 Anamnesis Umum
 Pemeriksa menanyakan ;
 Nama, Jenis kelamin, umur, agama,
pekerjaan, alamat dan hobi
 Anamnesis Khusus
Pemeriksa menanyakan ;
 Keluhan Utama
 Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar
adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakan
kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe,
time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul
beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakar
dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah
sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas,
bila edema paru berakibat sampai pada penurunan
ekspansi paru.
 Lokasi keluhan
 sifat keluhan
 Faktor yang memperparah keluhan
 Riwayat Perjalanan Penyakit
Pemeriksa menanyakan :
 Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya
luka bakar.
 Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan
penyakit yang berhubungan dengan
kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota
keluarga, kebiasaan keluarga mencari
pertolongan, tanggapan keluarga mengenai
masalah kesehatan, serta kemungkinan
penyakit turunan.
 Inspeksi
 Keadaan umum ; Umumnya penderita datang
dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan
gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat
kesadaran bila luka bakar mencapai derajat
cukup berat.
Menentukan derajat luka,
 Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin
dan pucat,
 Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus,
nekrosis, atau jaringan parut tebal,
 Mukosa bibir kering
 Tanda-tanda inflamasi,
 Pemeriksaan thorak / dada
 Abdomen
 Pemeriksaan Vital sign
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu
dingin, pernafasan lemah sehingga tanda
tidak adekuatnya pengembalian darah pada
48 jam pertama.
Pemeriksaan kepala dan leher
 Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan
luas luka bakar.
 Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi
adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta
bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka
bakar.
 Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan
bulu hidung yang rontok.
 Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering
karena intake cairan kurang.
 Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing,
perdarahan dan serumen.
 Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan
sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
 Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor /
terdapat lesi merupakan tempat pertumbuhan
kuman yang paling nyaman, sehingga potensi
sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk
pemasangan kateter.
 Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot,
bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal,
kekuatan otot menurun karena nyeri.
 Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai
dengan GCS. Nilai bisa menurun bila supplay
darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan
nyeri yang hebat (syok neurogenik).
 Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang
mengalami luka bakar (luas dan kedalaman
luka).
 Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita
dapat menggunakan beberapa metode yaitu :
Rule of nine. Merupakan cara yang tepat untuk
menghitunng luas daerah yang terhadap luas
permukaan tubuh.
 Palpasi
 Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya),
 Suhu pada luka.
 Breathing Exc
 Mempertahankan fungsi
 Mencegah kontraktur
 Mengembalikan ROM
 Streching
 Metode
 Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita
mendapatkan pertolongan untuk mengatasi shock dan
luka telah dirawat oleh tim medis lain
 Hari II setelah kejadian LB, mula-mula diberikan
assisted exc (tidak boleh pasif)
 Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk
fleksibilitas dan UV untuk general tonik efek
 Memperbaiki KU pasien
 Mencegah/ menghilangkan :
 Kontraktur
 Stiff joint
 Disuse atropi
 Kelemahan otot
 Gangguan chest
 Decubitus (Pressure sore)
 Memperbaiki KU pasien
 Individual exc  BE
 Class exc  Latihan pengembangan thorax
 Latihan anggota gerak yang sehat
 Menganjurkan makanan bergizi  kalau perlu extra protein
dan vitamin
 Buatkan program latihan praktis diatas bed, disesuaikan
dengan LB nya.
 Mencegah Kontraktur
 Lokal massage  efflurage, friction, kneading dsb.
 PROMEX + AROMEX
 Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)
 Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)
 Kalau perlu IRR daerah isolasi
 Untuk luka yang tidak sembuh-sembuh berikan US,UV untuk
merusak jaringan nekrosis.
 Mencegah stiff joint
 PROMEX full Rom
 Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.
 Manual therapy
 Mencegah disuse atropy / kelemahan otot
 Statik kontraksi
 Asisted exc
 PNF
 Kalau perlu REX
 Gangguan chest
 Class exc
 Individual Exc  BE, Pengembangan thorax
 Memperbaiki aktifitas fungsional
 Strengthening Exc
 ADL Exc, dll
 Membantu mempercepat penyembuhan luka
pasien.
 Melancarkan sirkulasi darah  IR, UV, massage.
 Rileksasi
 FT harus mengetahui tentang sterilisasi
 Jangan panik, segera jauhkan korban dari
sumber penyebab luka bakar, jika luka karena
api atau Akibat semburan air panas segera
jauhkan dari penyebab.
 Jika luka bakar akibat tersengat aliran listrik
atau kesetrum, pastikan aliran listri telah
terputus, atau segera putuskan / hentikan arus
listrik sebelum anda memberikan pertolongan.
 Jika masih ada baju sebaiknya baju korban
dibuka terlebih dahulu, biar tidak menempel
pada luka
 Siram Dengan Menggunakan air yang mengalir
dan air bersih.
 Jika diameter luka bakar hanya berukuran kecil, dan
hanya mengenai bagian lapisan kulit epidermis atau
bagian luar dari kulit, cukup siram dengan air
mengalir selama beberapa menit dan setelah itu
olesi dengan salep khusus untuk luka bakar.
 Jika muncul gelembung air, yang didalam nya ada
seperti cairan, jangan sesekali mencoba untuk
memecahkannya
 Apabila terjadi luka bakar parah dan
menunjukkan gejala kesadaran korban
menurun maka segeralah bawa kerumah
sakit, namun jika ada tanda-tanda henti
jantung dan paru/pernafasan, maka segera
lakukan RJP / pijat jantung. ini harus anda
berikan pertolongan segera ditempat
sebelum anda bawa kerumah sakit Setiap
menitnya sangat berharga bagi korban,
Lakukan pijat jantung dan bantuan
pernafasan melalui mulut kemulut, atau
melalui mulut ke hidung jika melalui mulut
tidak memungkinkan.
1. Rosyaadah hasan : pasien luka bakar, pada trunk
(bedrest) bagaimana penatalaksanaan ft ?
2. Anugrah :
• grade dan kaitannya tentang gangguan sistemik didalam
tubuh?
• pengukuran luka bakar teknik palmar/ ada teknik lain?
• kenapa TD menurun nadi cepat?
• Peran FT pada luka bakar major/minor?
3. Umairah : derajat berapa yang dilakukan FT? dilakukan
bertahap atau langsung?

More Related Content

Similar to FT INTERGUMENT.pptx (20)

Luka bakar
Luka bakar Luka bakar
Luka bakar
 
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
 
Copy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erikCopy of css luka bakar erik
Copy of css luka bakar erik
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
Askep Luka Bakar
Askep Luka BakarAskep Luka Bakar
Askep Luka Bakar
 
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptxMateri 1_Konsep luka bakar.pptx
Materi 1_Konsep luka bakar.pptx
 
Luka bakar
Luka bakarLuka bakar
Luka bakar
 
Askep lb point
Askep lb pointAskep lb point
Askep lb point
 
Case Report Session Skin Combustion
Case Report Session Skin CombustionCase Report Session Skin Combustion
Case Report Session Skin Combustion
 
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptxCRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
CRS DERMATITIS NUMULARIS 2023.pptx
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep luka bakar
Askep luka bakarAskep luka bakar
Askep luka bakar
 
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
Askep luka bakar AKPER PEMKAB MUNA
 
Modul 9
Modul 9Modul 9
Modul 9
 
Terbakar & Melecur
Terbakar & MelecurTerbakar & Melecur
Terbakar & Melecur
 
Konsep medik
Konsep medikKonsep medik
Konsep medik
 
Penanganan Luka Bakar DIKDAS X.pptx
Penanganan Luka Bakar DIKDAS X.pptxPenanganan Luka Bakar DIKDAS X.pptx
Penanganan Luka Bakar DIKDAS X.pptx
 
Askep vulnus luka
Askep vulnus lukaAskep vulnus luka
Askep vulnus luka
 

Recently uploaded

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 

Recently uploaded (18)

SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 

FT INTERGUMENT.pptx

  • 1. Oleh : Nurul hijratunnisa Syahyu ratih fahria madu Ismayanti firdani Andi astrid
  • 2.  Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan atau di tempat-tempat lain. Anak-anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain.  Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka bakarnya sama.  Luka bakar masih merupakan problema yang berat. Perawatan dan rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, tenaga ter latih dan terampil. Mengingat banyaknya masalah dan komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan penanganan yang serius.
  • 3. PENGERTIAN Luka bakar merupakan jenis luka, kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan sumber panas ataupun suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan kimiawi, cahaya, radiasi dan friksi. Jenis luka dapat beraneka ragam dan memiliki penanganan yang berbeda tergantung jenis jaringan yang terkena luka bakar, tingkat keparahan, dan komplikasi yang terjadi akibat luka tersebut.
  • 4. ETIOLOGI  Luka bakar dapat disebabkan oleh banyak hal: 1. Panas (misal api, air panas, uap panas) 2. Radiasi 3. Listrik 4. Kimia 5. Laser Bahan kimia chemicals yang dapat menyebabkan luka bakar adalah Asam kuat atau basa kuat acids atau bases.
  • 5. PATOFISIOLOGI  Luka bakar disebabkan oleh perpindahan energi dari sumber panas ke tubuh. Panas tersebut mungkin dipindahkan melalui konduksi atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dikategorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau luka bakar kimiawi.  Kulit dengan luka bakar akan mengalami kerusakan pada epidermis, dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas atau penyebabnya. Dalamnya luka bakar akan mempengaruhi kerusakan atau gangguan integritas kulit dan kematian sel-sel.
  • 6. 1.Fase akut  Pada fase ini problema yang ada berkisar pada gangguan saluran napas karena adanya cedera inhalasi dan gangguan sirkulasi. Pada fase ini terjadi gangguan keseimbangan sirkulasi cairan dan elektrolit akibat cedera termis bersifat sistemik.
  • 7. 2.Fase sub akut  Fase ini berlangsung setelah shock berakhir. Luka terbuka akibat kerusakan jaringan (kulit dan jaringan dibawahnya) menimbulkan masalah inflamasi, sepsis dan penguapan cairan tubuh disertai panas/energi.
  • 8. 3.Fase lanjut  Fase ini berlangsung setelah terjadi penutupan luka sampai terjadi maturasi. Masalah pada fase ini adalah timbulnya penyulit dari luka bakar berupa parut hipertrofik, kontraktur, dan deformitas lainnya
  • 9.  Klasifikasi berdasarkan penyebab :  Luka bakar karena api  Luka bakar karena air panas  Luka bakar karena bahan kimia  Laka bakar karena listrik  Luka bakar karena radiasi  Luka bakar karena suhu rendah (frost bite).
  • 11.  Luka bakar derajat I  - Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis  - Kulit kering, hiperemi berupa eritema  - Tidak dijumpai bulae  - Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi  - Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
  • 12.  Luka bakar derajat II  - Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi.  - Dijumpai bulae.  - Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.  - Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
  • 13.  Luka bakar derajat III  Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.  Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan.  Tidak dijumpai bulae.  Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar.  Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.  Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian.  Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
  • 14. Berdasarkan tingkat keseriusan luka American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori, yaitu: Luka bakar mayor  Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak,  Luka bakar fullthickness lebih dari 20%,  Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum,  Terdapat trauma inhalasi dan multiple injuri tanpa memperhitungkan derajat dan luasnya luka,  Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi.
  • 15.  Luka bakar moderat  Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10- 20% pada anak-anak,  Luka bakar fullthickness kurang dari 10%,  Tidak terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum.  Luka bakar minor  Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah : Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari 10 % pada anak-anak.  Luka bakar fullthickness kurang dari 2%.  Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki.  Luka tidak sirkumfer.  Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
  • 16. PENGUKURAN LUKA BAKAR Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :  Rumus Sembilan(Rule of Nines)  Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan dengan menggunakan Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan cara yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar. Sistem tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan sembilan  terhadap permukaan tubuh yang luas.
  • 17.
  • 18.  Anamnesis Umum  Pemeriksa menanyakan ;  Nama, Jenis kelamin, umur, agama, pekerjaan, alamat dan hobi
  • 19.  Anamnesis Khusus Pemeriksa menanyakan ;  Keluhan Utama  Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar adalah nyeri, sesak nafas. Nyeri dapat disebabakan kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakar dan disebabkan karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.  Lokasi keluhan  sifat keluhan  Faktor yang memperparah keluhan
  • 20.  Riwayat Perjalanan Penyakit Pemeriksa menanyakan :  Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar.  Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan, serta kemungkinan penyakit turunan.
  • 21.  Inspeksi  Keadaan umum ; Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar mencapai derajat cukup berat. Menentukan derajat luka,  Area kulit yang tidak terbakar mungkin dingin dan pucat,  Area kulit yang terbakar akan melepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal,  Mukosa bibir kering  Tanda-tanda inflamasi,  Pemeriksaan thorak / dada  Abdomen
  • 22.  Pemeriksaan Vital sign Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama.
  • 23. Pemeriksaan kepala dan leher  Kepala dan rambut Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar.  Mata Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar.  Hidung Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung yang rontok.  Mulut Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake cairan kurang.  Telinga Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan serumen.  Leher Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
  • 24.  Urogenital Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakan tempat pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.  Muskuloskletal Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada muskuloskleletal, kekuatan otot menurun karena nyeri.  Pemeriksaan neurologi Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok neurogenik).
  • 25.  Pemeriksaan kulit Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan kedalaman luka).  Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode yaitu : Rule of nine. Merupakan cara yang tepat untuk menghitunng luas daerah yang terhadap luas permukaan tubuh.  Palpasi  Denyut nadi (frekuensi, kuat lemahnya),  Suhu pada luka.
  • 26.  Breathing Exc  Mempertahankan fungsi  Mencegah kontraktur  Mengembalikan ROM  Streching  Metode  Pelaksanaan FT dilaksanakan setelah penderita mendapatkan pertolongan untuk mengatasi shock dan luka telah dirawat oleh tim medis lain  Hari II setelah kejadian LB, mula-mula diberikan assisted exc (tidak boleh pasif)  Bila sudah sembuh bisa diberikan massage untuk fleksibilitas dan UV untuk general tonik efek
  • 27.  Memperbaiki KU pasien  Mencegah/ menghilangkan :  Kontraktur  Stiff joint  Disuse atropi  Kelemahan otot  Gangguan chest  Decubitus (Pressure sore)
  • 28.  Memperbaiki KU pasien  Individual exc  BE  Class exc  Latihan pengembangan thorax  Latihan anggota gerak yang sehat  Menganjurkan makanan bergizi  kalau perlu extra protein dan vitamin  Buatkan program latihan praktis diatas bed, disesuaikan dengan LB nya.  Mencegah Kontraktur  Lokal massage  efflurage, friction, kneading dsb.  PROMEX + AROMEX  Strechg ( pasif, aktif, rileks, dinamis, statis)  Positioning ( sesuaikan posisi anatomis)  Kalau perlu IRR daerah isolasi  Untuk luka yang tidak sembuh-sembuh berikan US,UV untuk merusak jaringan nekrosis.
  • 29.  Mencegah stiff joint  PROMEX full Rom  Ajarkan pasien / keluarga latihan praktis.  Manual therapy  Mencegah disuse atropy / kelemahan otot  Statik kontraksi  Asisted exc  PNF  Kalau perlu REX  Gangguan chest  Class exc  Individual Exc  BE, Pengembangan thorax
  • 30.  Memperbaiki aktifitas fungsional  Strengthening Exc  ADL Exc, dll  Membantu mempercepat penyembuhan luka pasien.  Melancarkan sirkulasi darah  IR, UV, massage.  Rileksasi  FT harus mengetahui tentang sterilisasi
  • 31.  Jangan panik, segera jauhkan korban dari sumber penyebab luka bakar, jika luka karena api atau Akibat semburan air panas segera jauhkan dari penyebab.  Jika luka bakar akibat tersengat aliran listrik atau kesetrum, pastikan aliran listri telah terputus, atau segera putuskan / hentikan arus listrik sebelum anda memberikan pertolongan.  Jika masih ada baju sebaiknya baju korban dibuka terlebih dahulu, biar tidak menempel pada luka  Siram Dengan Menggunakan air yang mengalir dan air bersih.
  • 32.  Jika diameter luka bakar hanya berukuran kecil, dan hanya mengenai bagian lapisan kulit epidermis atau bagian luar dari kulit, cukup siram dengan air mengalir selama beberapa menit dan setelah itu olesi dengan salep khusus untuk luka bakar.  Jika muncul gelembung air, yang didalam nya ada seperti cairan, jangan sesekali mencoba untuk memecahkannya
  • 33.  Apabila terjadi luka bakar parah dan menunjukkan gejala kesadaran korban menurun maka segeralah bawa kerumah sakit, namun jika ada tanda-tanda henti jantung dan paru/pernafasan, maka segera lakukan RJP / pijat jantung. ini harus anda berikan pertolongan segera ditempat sebelum anda bawa kerumah sakit Setiap menitnya sangat berharga bagi korban, Lakukan pijat jantung dan bantuan pernafasan melalui mulut kemulut, atau melalui mulut ke hidung jika melalui mulut tidak memungkinkan.
  • 34. 1. Rosyaadah hasan : pasien luka bakar, pada trunk (bedrest) bagaimana penatalaksanaan ft ? 2. Anugrah : • grade dan kaitannya tentang gangguan sistemik didalam tubuh? • pengukuran luka bakar teknik palmar/ ada teknik lain? • kenapa TD menurun nadi cepat? • Peran FT pada luka bakar major/minor? 3. Umairah : derajat berapa yang dilakukan FT? dilakukan bertahap atau langsung?