SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Luka bakar
WIWIK WULANDARI ( B200221013 )
PUTRI PRA RAMADHANI.S ( B200221008 )
Definisi Luka Bakar
Lukabakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yangdisebabkan kontak dengan sumber
panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Smeltzer, suzanna, 2002, dikutip oleh
AminHudanurarif,HardhiKusuma.2013).
Luka bakar yaitu kerusakan secara langsung maupun tidak langsung pada jaringan kulit
yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam yang disebabkan kontak langsung dengan
sumber panas yaitu, api, air atau uap panas, bahan kimia, radiasi, dan arus listrik (Majid, 2013).
Luka bakar electric merupakan suatu bentuk trauma pada kulit atau jaringan lainnya
yang disebabkan oleh kontak terhadap panas atau pajanan akut lain baik secara langsung maupun
tidak langsung. Luka bakar terjadi saat sel yang ada pada kulit atau jaringan lainnya mengalami
kerusakan,Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang
dihantarkan melalui tubuh.
Jadi, luka bakar electric merupakan luka yang disebabkan karenakontak langsung atau terpapar
olehyang menyebabkan kerusakanjaringan tubuh terutama kulit yang memberikan gejala tergantung
luas,dandalamnya lokasiluka.
Anatomi Fisiologi
.
a)Anatomi system intergumen
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutup iotot dan mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh dan
berbagai trauma ataupun masuknya bakteri,kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk
mengindera suhu, perasaan nyeri,sentuhan ringan dan tekanan,pada bagian stratum korneum
mempunyai kemampuan menyerap air serta elektroloid yang berlebihan dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subkutan (Majid &Prayogi,2013).
Lanjutan.......
Kulit tersususn atas 3 lapisan utama yaitu epidermis,dermis dan jaringan subkutan.
1.Lapisan episermis, terdiri atas:
a) Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan mengandung keratin,
suatu protein fibrosa tidak larut yang membentuk barrier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir
pathogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh.
b) Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat telapak tangan dan telapak kaki.
c) Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis
yag sejajar dengan permukaan kulit.
d) Stratum spinosum / stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8
lapisan. Sel-sel terdiri dari sel yang bentuknya polygonal (banyak sudut dan mempunyai)
e) Stratum basal / germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal/basis, stratum basal
menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk.
2.Lapisan dermis terbagi menjadi dua yaitu:
a) Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris). Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari
sel-sel fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen.
b) Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis).
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen. Dermis juga tersusun dari pembuluh
darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut.
3. Jaringan subkutan atau hypodermis
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah jaringan adipose yang memberikan
bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit
lemak merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
Lanjutan >>>
b)Kelenjar Pada Kulit
1) Kelenjar sebase berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel dan batang
rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi lentur dan luak. Kelenjar keringat ditemukan
pada kulit pada sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak
tangan dan kaki.
2) Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu :
a) Kelenjar ekrin ditemukan pada semua daerah kulit.
Melepaskan keringat sebagi treaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan
sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila,
dahi, meruakan reaksi tubuh terdapat stress, nyeri dan lain-lain.
a) Kelenjar apokrin berukuran lebih besar dan kelenjar ini terdapat aksila, anus, skrotum ,labia mayora,
dan bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan
membesar dan berkurang pada siklus haid.
c) Fisiologi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga hemostatis tubuh diantaranya yaitu
(Majid, 2013) :
Lanjutan
c)Fisiologi Kulit
Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga hemostatis tubuh diantaranya yaitu
(Majid, 2013) :
1. Fungsi proteksi
Kulit melakukan proteksi terhadap tubuh dengan berbagai cara yaitu:
a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (Gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin
merupakan struktur yang keras, kaku dan tersusun rap dan erat seperti batu bata di
permukaan kulit.
b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu
juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit.
c) Sabun yang berasal dari kelenjar keringat mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta
mengndung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya
sebum ini bersamaan dengan eksresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan
kadar PH 5-6,5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d) Pigmen melanin melindungi dari efek sinar ultraviolet yang berbahaya. Pada stratum basal,
sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas
melindungi materi gietik dari sinar matahari, sehingga materi ginetik dapat tersimpan dengan
baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksu oleh melanin maka dapat timbl keganasan.
e) Sel Langerhans, berperan sebagai sel imun yang protektif yang merepretasikan antigen
terhadap mikroba, dan sel fagosit yang bertugas memfagositosi mikroba yang masuk
melewati keratin dan sel Langerhans.
ETIOLOGI
Luka bakar dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah (Majid, 2013) :
a.Paparan api
• Flame : Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka dan menyebabkan cedera
langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai
tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung
meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak.
• Benda panas (kontak) : Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang
dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya adalah luka bakar
akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak.
b.Scalds (air panas)
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama kontaknya,
semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan
dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya
menunjukkan luka percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada
kasus yang disengaja, luka pada umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola
sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan.
c.Uap panas
Uap panas terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap
panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh
uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke
saluran nafas distal di paru.
Lanjutan
d.Gas panas
Inhalasi dapat menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan
nafas akibat edema.
e.Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang menembus jaringan tubuh. Umumnya luka bakar
mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian
dapat menyebabkan luka bakar tambahan. Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas
yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka
dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai
mengenai tubuh.
f.Zat kimia
g.Radiasi
h.Sunburn sinar matahari, terapi radiasi
Patofisiologi
Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik.
Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan
mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk
organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama
dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi (Majid & Prayogi, 2013).
Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar
56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang serupa. Perubahan patofisiologik yang
disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup
hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung
dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka
bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan
kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam
ruanga interstisial. Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume
darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume
vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai
respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi
dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah
jantung.
Manifestasi Klinis
a.Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka :
1.Luka bakar derajat I
Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah,nyeri, sangat
sensitif terhadap sentuhan dan lembab, atau membengkak.Jika ditekan , daerah yang terbakar
akan memutih, belum terbentuk lepuh.
Gambar 2.2 Lapisan yang terkena pada luka derajat I
Lanjutan
2. Luka bakar derajat II
Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Terjadi kerusakan epidermis dan dermis. Kulit
melepuh, dasarnya tampak merah, atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih.
Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.
Gambar 2.3 Lapisan yang terkena pada luka derajat II
Lanjutan >>>
3. Luka bakar derajat III
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.Seluruh epidermis dan dermis telah rusak dan telah pula
merusak jaringan di bawahnya (lemak atau otot). Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau
berwarna hitam, hangus dan kasar.Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa
menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/
bulu ditempat tersebut mudah dicabut dari akarnya.Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung
saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan mengalami
kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dan pembuluh darah dan menyebabkan
pembengkakan.
Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak
sangat sedikit
Gambar 2.4 Lapisan yang terkena pada luka derajat III
Lanjutan >>>
Kedalaman Luka Bakar
Luka bakar derajat I
• Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
•Kulit kering, hiperemi berupa eritema
•Tidak dijumpai bulla
•Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
•Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
Luka bakar derajat II
Tampak bullae, dasar luka kemerahan (derajat IIA), dasar pucat keputihan (derajat IIB), nyeri
hebat terutama pada derajat IIA. Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu :
•Derajat IIA dangkal (superficial)
a)Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis.
b)Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh.
c)Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari.
•Derajat IIB dalam (deep)
a)Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis.
b)Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar
masih utuh.
c)Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhanterjadi
lebih dari sebulan.
Lanjutan >>>
Luka bakar derajat III
a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam.
b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan
c) Tidak dijumpai bulae.
d) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit
sekitar
e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung- ujung saraf sensorik mengalami
kerusakan / kematian.
g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka.
Gambar 2.5 Klasifikasi luka bakar sesuai kedalamannya
Berdasarkan tingkat keseriusan luka :
1.Luka bakar ringan/minor
• Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa
• Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
•Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum.
2.Luka bakar sedang (moderate burn)
• Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 %
• Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar
derajat III kurang dari 10 %
• Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki,
dan perineum.
3.Luka bakar berat (major burn)
• Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun
• Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama
• Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
• Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar
• Luka bakar listrik tegangan tinggi
• Disertai trauma lainnya
• Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
Fase - Fase Luka Bakar
Fase akut.
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan
airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya
dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran
pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian
utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
akibat cedera termal yang berdampak sistemik.
Fase sub akut
Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat
kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan :
•Proses inflamasi dan infeksi.
•Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada Luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada
struktur atau organ -organ fungsional.
•Keadaan hipermetabolisme.
Fase lanjut
Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ- organ
fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan
pigmentasi, deformitas dan kontraktur
Luas Luka Bakar
Luas luka tubuh dinyatakan sebagai persentase terhadap luas permukaan tubuh atau Total Body
Surface Area (TBSA).
Untuk menghitung secara cepat dipakai Rules of Nine atau Rules of Walles dari Walles. Perhitungan
cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, karena anak-anak mempunyai proporsi tubuh
yang berbeda. Pada anak-anak dipakai modifikasi Rule of Nines menurut Lund and Browder, yaitu
ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun.
Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule of Wallace
Wallace membagi tubuh bagian 9 % atau
kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of
nine atau rule of Wallace, yaitu:
1)Kepala sampai leher: 9 %
2)Lengan kanan: 9 %
3)Lengan kiri: 9 %
4)Dada sampai prosessus sipoideus: 9 %
5)Prosessus sipoideus sampai umbilicus: 9 %
6)Punggung: 9 %
7)Bokong: 9 %
8)Genetalia: 1 %
9)Paha sampai kaki kanan depan: 9 %
10)Paha sampai kaki kanan belakang: 9 %
11)Paha sampai kaki kiri depan: 9 %
12)Paha sampai kaki kiri belakang: 9 %
Total: 100%
Pemeriksaan penunjang
1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak
sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang
meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan
kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi.
3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan
oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon
monoksida.
4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan
fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat
konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10 mEqAL
menduga ketidakadekuatan cairan.
6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan
pompa, natrium.
7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat
meningkat karena cedera jaringan.
10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.
11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
KOMPLIKASI
1.Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan
menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat.
Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah
kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia.
2.Gagal Respirasi Akut ( Adult Respiratory Distress Syndrome)
3.Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam
jiwa pasien.
4.Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus paralitik akibat luka bakar.
Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause.Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat
stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces,
regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5.Syok Sirkulasi
Terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi
cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status
respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral
dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6.Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya
hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
SEKIAN & TERIMA
KASIH

More Related Content

Similar to manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar

Luka &amp; debridement trauma plus
Luka &amp; debridement trauma plusLuka &amp; debridement trauma plus
Luka &amp; debridement trauma plus
fikri asyura
 
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidananPerawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
DinaSari18
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
Sujana Pkm
 

Similar to manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar (20)

Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
Bab ii AKPER PEMKAB MUNA
 
Keperawatan gawat darurat pada luka bakar
Keperawatan gawat darurat pada luka bakarKeperawatan gawat darurat pada luka bakar
Keperawatan gawat darurat pada luka bakar
 
Luka bakar pyo
Luka bakar   pyoLuka bakar   pyo
Luka bakar pyo
 
Gangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan lukaGangguan integritas kulit dan luka
Gangguan integritas kulit dan luka
 
Asuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancyAsuhan keperawatan sancy
Asuhan keperawatan sancy
 
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
Gadar klompok AKPER PEMKAB MUNA
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
Sistem Pertahanan Tubuh (Materi Biologi)
 
Luka &amp; debridement trauma plus
Luka &amp; debridement trauma plusLuka &amp; debridement trauma plus
Luka &amp; debridement trauma plus
 
Sistem integumen
Sistem integumenSistem integumen
Sistem integumen
 
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan MuskuloskeletalSistem Integumen dan Muskuloskeletal
Sistem Integumen dan Muskuloskeletal
 
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA Luka dan penyembuhan  AKPER PEMKAB MUNA
Luka dan penyembuhan AKPER PEMKAB MUNA
 
Luka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhanLuka dan penyembuhan
Luka dan penyembuhan
 
MICROTEACHING FORENSIK.pptx
MICROTEACHING FORENSIK.pptxMICROTEACHING FORENSIK.pptx
MICROTEACHING FORENSIK.pptx
 
TRAUMA.pptx
TRAUMA.pptxTRAUMA.pptx
TRAUMA.pptx
 
ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2ASKEP Luka Bakar 2
ASKEP Luka Bakar 2
 
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.pptANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
ANATOMI_DAN_FISIOLOGI_KULIT.ppt
 
INTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdfINTEGRITAS KULIT.pdf
INTEGRITAS KULIT.pdf
 
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidananPerawatan luka dalam praktik kebidanan
Perawatan luka dalam praktik kebidanan
 
Soft tissue injury.pptx
Soft tissue injury.pptxSoft tissue injury.pptx
Soft tissue injury.pptx
 
Laporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep absesLaporan pendahuluan askep abses
Laporan pendahuluan askep abses
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 

manajemen luka bakar kelompok 2,perawatan luka bakar

  • 1. Luka bakar WIWIK WULANDARI ( B200221013 ) PUTRI PRA RAMADHANI.S ( B200221008 )
  • 2. Definisi Luka Bakar Lukabakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yangdisebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi (Smeltzer, suzanna, 2002, dikutip oleh AminHudanurarif,HardhiKusuma.2013). Luka bakar yaitu kerusakan secara langsung maupun tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam yang disebabkan kontak langsung dengan sumber panas yaitu, api, air atau uap panas, bahan kimia, radiasi, dan arus listrik (Majid, 2013). Luka bakar electric merupakan suatu bentuk trauma pada kulit atau jaringan lainnya yang disebabkan oleh kontak terhadap panas atau pajanan akut lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Luka bakar terjadi saat sel yang ada pada kulit atau jaringan lainnya mengalami kerusakan,Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Jadi, luka bakar electric merupakan luka yang disebabkan karenakontak langsung atau terpapar olehyang menyebabkan kerusakanjaringan tubuh terutama kulit yang memberikan gejala tergantung luas,dandalamnya lokasiluka.
  • 3. Anatomi Fisiologi . a)Anatomi system intergumen Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutup iotot dan mempunyai fungsi sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri,kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu, perasaan nyeri,sentuhan ringan dan tekanan,pada bagian stratum korneum mempunyai kemampuan menyerap air serta elektroloid yang berlebihan dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan (Majid &Prayogi,2013).
  • 4. Lanjutan....... Kulit tersususn atas 3 lapisan utama yaitu epidermis,dermis dan jaringan subkutan. 1.Lapisan episermis, terdiri atas: a) Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa tidak larut yang membentuk barrier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir pathogen dan mencegah kehilangan cairan berlebihan dari tubuh. b) Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat telapak tangan dan telapak kaki. c) Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, sel-sel tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yag sejajar dengan permukaan kulit. d) Stratum spinosum / stratum akantosum. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-sel terdiri dari sel yang bentuknya polygonal (banyak sudut dan mempunyai) e) Stratum basal / germinatum. Disebut stratum basal karena sel-selnya terletak di bagian basal/basis, stratum basal menggantikan sel-sel yang di atasnya dan merupakan sel-sel induk. 2.Lapisan dermis terbagi menjadi dua yaitu: a) Bagian atas, pars papilaris (stratum papilaris). Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel fibroblas yang menghasilkan salah satu bentuk kolagen. b) Bagian bawah, pars retikularis (stratum retikularis). Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen. Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar keringat serta sebasea dan akar rambut. 3. Jaringan subkutan atau hypodermis Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah jaringan adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal seperti otot dan tulang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak merupakan faktor penting dalam pengaturan suhu tubuh.
  • 5. Lanjutan >>> b)Kelenjar Pada Kulit 1) Kelenjar sebase berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi lentur dan luak. Kelenjar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. 2) Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a) Kelenjar ekrin ditemukan pada semua daerah kulit. Melepaskan keringat sebagi treaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh. Kecepatan sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, meruakan reaksi tubuh terdapat stress, nyeri dan lain-lain. a) Kelenjar apokrin berukuran lebih besar dan kelenjar ini terdapat aksila, anus, skrotum ,labia mayora, dan bermuara pada folikel rambut. Kelenjar ini aktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid. c) Fisiologi Kulit Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga hemostatis tubuh diantaranya yaitu (Majid, 2013) :
  • 6. Lanjutan c)Fisiologi Kulit Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga hemostatis tubuh diantaranya yaitu (Majid, 2013) : 1. Fungsi proteksi Kulit melakukan proteksi terhadap tubuh dengan berbagai cara yaitu: a) Keratin melindungi kulit dari mikroba, abrasi (Gesekan), panas, dan zat kimia. Keratin merupakan struktur yang keras, kaku dan tersusun rap dan erat seperti batu bata di permukaan kulit. b) Lipid yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan dehidrasi, selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar tubuh melalui kulit. c) Sabun yang berasal dari kelenjar keringat mencegah kulit dan rambut dari kekeringan serta mengndung zat bakterisid yang berfungsi membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini bersamaan dengan eksresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar PH 5-6,5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba. d) Pigmen melanin melindungi dari efek sinar ultraviolet yang berbahaya. Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke sel-sel di sekitarnya. Pigmen ini bertugas melindungi materi gietik dari sinar matahari, sehingga materi ginetik dapat tersimpan dengan baik. Apabila terjadi gangguan pada proteksu oleh melanin maka dapat timbl keganasan. e) Sel Langerhans, berperan sebagai sel imun yang protektif yang merepretasikan antigen terhadap mikroba, dan sel fagosit yang bertugas memfagositosi mikroba yang masuk melewati keratin dan sel Langerhans.
  • 7. ETIOLOGI Luka bakar dapat disebabkan oleh berbagai hal diantaranya adalah (Majid, 2013) : a.Paparan api • Flame : Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka dan menyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh. Serat alami memiliki kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh atau menyala dan menimbulkan cedera tambahan berupa cedera kontak. • Benda panas (kontak) : Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas. Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak. Contohnya adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti solder besi atau peralatan masak. b.Scalds (air panas) Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang disengaja atau akibat kecelakaan dapat dibedakan berdasarkan pola luka bakarnya. Pada kasus kecelakaan, luka umumnya menunjukkan luka percikan, yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang disengaja, luka pada umumnya melibatkan keseluruhan ekstremitas dalam pola sirkumferensial dengan garis yang menandai permukaan cairan. c.Uap panas Uap panas terutama ditemukan di daerah industri atau akibat kecelakaan radiator mobil. Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat menyebabkan cedera hingga ke saluran nafas distal di paru.
  • 8. Lanjutan d.Gas panas Inhalasi dapat menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi jalan nafas akibat edema. e.Aliran listrik Cedera timbul akibat aliran listrik yang menembus jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan. Luka bakar electrik (listrik) disebabkan oleh panas yang digerakkan dari energi listrik yang dihantarkan melalui tubuh. Berat ringannya luka dipengaruhi oleh lamanya kontak, tingginya voltage dan cara gelombang elektrik itu sampai mengenai tubuh. f.Zat kimia g.Radiasi h.Sunburn sinar matahari, terapi radiasi
  • 9. Patofisiologi Luka bakar (Combustio) disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan keganasan organ dapat terjadi (Majid & Prayogi, 2013). Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas dengan suhu sebesar 56.10 C mengakibatkan cidera full thickness yang serupa. Perubahan patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadi perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruanga interstisial. Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi. Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.
  • 10. Manifestasi Klinis a.Beratnya luka bakar tergantung kepada jumlah jaringan yang terkena dan kedalaman luka : 1.Luka bakar derajat I Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi merah,nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab, atau membengkak.Jika ditekan , daerah yang terbakar akan memutih, belum terbentuk lepuh. Gambar 2.2 Lapisan yang terkena pada luka derajat I
  • 11. Lanjutan 2. Luka bakar derajat II Menyebabkan kerusakan yang lebih dalam. Terjadi kerusakan epidermis dan dermis. Kulit melepuh, dasarnya tampak merah, atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih. Jika disentuh warnanya berubah menjadi putih dan terasa nyeri. Gambar 2.3 Lapisan yang terkena pada luka derajat II
  • 12. Lanjutan >>> 3. Luka bakar derajat III Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.Seluruh epidermis dan dermis telah rusak dan telah pula merusak jaringan di bawahnya (lemak atau otot). Permukaannya bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus dan kasar.Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah yang terbakar melepuh dan rambut/ bulu ditempat tersebut mudah dicabut dari akarnya.Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah mengalami kerusakan.Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika jaringan mengalami kerusakan akibat luka bakar, maka cairan akan merembes dan pembuluh darah dan menyebabkan pembengkakan. Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar cairan karena perembesan tersebut bisa menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah sangat rendah sehingga darah yang mengalir ke otak sangat sedikit Gambar 2.4 Lapisan yang terkena pada luka derajat III
  • 13. Lanjutan >>> Kedalaman Luka Bakar Luka bakar derajat I • Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis •Kulit kering, hiperemi berupa eritema •Tidak dijumpai bulla •Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi •Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari Luka bakar derajat II Tampak bullae, dasar luka kemerahan (derajat IIA), dasar pucat keputihan (derajat IIB), nyeri hebat terutama pada derajat IIA. Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : •Derajat IIA dangkal (superficial) a)Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. b)Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. c)Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari. •Derajat IIB dalam (deep) a)Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. b)Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh. c)Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhanterjadi lebih dari sebulan.
  • 14. Lanjutan >>> Luka bakar derajat III a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam. b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan c) Tidak dijumpai bulae. d) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung- ujung saraf sensorik mengalami kerusakan / kematian. g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka. Gambar 2.5 Klasifikasi luka bakar sesuai kedalamannya
  • 15. Berdasarkan tingkat keseriusan luka : 1.Luka bakar ringan/minor • Luka bakar dengan luas < 15 % pada dewasa • Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut •Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum. 2.Luka bakar sedang (moderate burn) • Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % • Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa > 40 tahun, dengan luka bakar derajat III kurang dari 10 % • Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak mengenai muka, tangan, kaki, dan perineum. 3.Luka bakar berat (major burn) • Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia 50 tahun • Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir pertama • Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum • Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan luas luka bakar • Luka bakar listrik tegangan tinggi • Disertai trauma lainnya • Pasien-pasien dengan resiko tinggi.
  • 16. Fase - Fase Luka Bakar Fase akut. Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Dalam fase awal penderita akan mengalami ancaman gangguan airway (jalan nafas), breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cedera inhalasi dalam 48-72 jam pasca trauma. Cedera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita pada fase akut. Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat cedera termal yang berdampak sistemik. Fase sub akut Berlangsung setelah fase syok teratasi. Masalah yang terjadi adalah kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak denga sumber panas. Luka yang terjadi menyebabkan : •Proses inflamasi dan infeksi. •Problem penutupan luka dengan titik perhatian pada Luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ -organ fungsional. •Keadaan hipermetabolisme. Fase lanjut Fase lanjut akan berlangsung hingga terjadinya maturasi parut akibat luka dan pemulihan fungsi organ- organ fungsional. Problem yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertropik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan kontraktur
  • 17. Luas Luka Bakar Luas luka tubuh dinyatakan sebagai persentase terhadap luas permukaan tubuh atau Total Body Surface Area (TBSA). Untuk menghitung secara cepat dipakai Rules of Nine atau Rules of Walles dari Walles. Perhitungan cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa, karena anak-anak mempunyai proporsi tubuh yang berbeda. Pada anak-anak dipakai modifikasi Rule of Nines menurut Lund and Browder, yaitu ditekankan pada umur 15 tahun, 5 tahun dan 1 tahun. Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule of Wallace Wallace membagi tubuh bagian 9 % atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama rule of nine atau rule of Wallace, yaitu: 1)Kepala sampai leher: 9 % 2)Lengan kanan: 9 % 3)Lengan kiri: 9 % 4)Dada sampai prosessus sipoideus: 9 % 5)Prosessus sipoideus sampai umbilicus: 9 % 6)Punggung: 9 % 7)Bokong: 9 % 8)Genetalia: 1 % 9)Paha sampai kaki kanan depan: 9 % 10)Paha sampai kaki kanan belakang: 9 % 11)Paha sampai kaki kiri depan: 9 % 12)Paha sampai kaki kiri belakang: 9 % Total: 100%
  • 18. Pemeriksaan penunjang 1. Hitung darah lengkap : Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah. 2. Leukosit : Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau inflamasi. 3. GDA (Gas Darah Arteri) : Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida (PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida. 4. Elektrolit Serum : Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis. 5. Natrium Urin : Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan. 6. Alkali Fosfat : Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa, natrium. 7. Glukosa Serum : Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress. 8. Albumin Serum : Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan. 9. BUN atau Kreatinin : Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan. 10. Loop aliran volume : Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera. 11. EKG : Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia. 12. Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar
  • 19. KOMPLIKASI 1.Sindrom kompartemen Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. 2.Gagal Respirasi Akut ( Adult Respiratory Distress Syndrome) 3.Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien. 4.Ileus Paralitik dan Ulkus Curling Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause.Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling. 5.Syok Sirkulasi Terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine, perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi. 6.Gagal ginjal akut Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
  • 20.