SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
DND-2006
Bintang
Ganda
DND-2006
PeriastronApastron
 Bintang ganda (double stars) adalah dua buah
bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik
gravitasi antar kedua bintang tersebut.
 Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka
disebut bintang majemuk (multiple stars).
Bintang
primer
Bintang
sekunder
 
DND-2006
Dalam gerak orbitnya, kedua komponen bintang ganda
bergerak mengitari pusat massanya dalam lintasan
yang berupa elips dengan titik pusat massanya berada
pada titik fokus elips orbit tersebut.
orbit bintang
bermassa besar
orbit bintang
bermassa kecil
pusat massa (PM)
Bintang primer
Bintang sekunder



 





PM
DND-2006
PM
Titik pusat massa selalu berada pada garis lurus yang
menghubungkan kedua bintang.
M1 = massa bintang kesatu
Misalkan,
M2 = massa bintang kedua
r1 = jarak bintang kesatu ke titik
pusat massa
r2 = jarak bintang kedua ke titik
pusat massa
r1 r2
M1
M2


PM

DND-2006
Maka, M1 r1 = M2 r2 . . . . . . . . . . . . . . . (7-
1)
Jika orbit dianggap lingkaran maka,
P
Vr =
2πr1
1 P
Vr =
2πr2
2
dan,
Periode
Kec. Radial btg-1 Kec. Radial btg-2
. . . . . . . (7-2)
Dari gerak sistem dua benda kita tahu bahwa orbit
kedua bintang dalam sistem bintang ganda terletak
dalam satu bidang yang disebut bidang orbit. Suatu
orbit bintang ganda akan dapat digambarkan secara
lengkap apabila komponen orbitnya dapat diketahui.
DND-2006
ω = bujur periastron (sudut di bidang orbit mulai dari garis node ke
periastron
Ω = kedudukan garis node (sudut di bidang langit dari utara ke
garis node)
i
Ω
ω
periastron
garis
node
utara
pengamat
bidang langit
a = setengah sumbu besar
Komponen orbit bintang
ganda
a
i = inklinasi bidang orbit terhadap bidang langit
titik fokus
garis node :
garis potong antara bidang
orbit dengan bidang langit
yang melewati titik fokus
elips. bidang orbit
DND-2006
T = saat bintang melewati periastron
e = eksentrisitas
P = periode orbit atau kalaedar
i
Ω
ω
periastron
garis
node
utara
pengamat
bidang langit
atitik fokus
bidang orbit
DND-2006
Macam bintang ganda :
 Bintang ganda visual
 Bintang ganda astrometri
 Bintang ganda spektroskopi
 Bintang majemuk (lebih dari dua bintang)
 Bintang ganda gerhana
http://schmidling.com/doubst.htm
Beta Cygni (Alberio)
Separation: 34.6"
Position angle: 55
Magnitudes: 3.0, 5.3
Primer
Sekunder
DND-2006
Bintang Ganda Visual
Bintang ganda visual adalah bintang ganda yang jarak
antara kedua anggotanya cukup besar sehingga apabila
dilihat melalui teleskop akan tampak sebagai dua
bintang.
 Jarak antara komponen bintang ganda visual
mencapai ratusan satuan astronomi, sehingga kala
edarnya (periode orbitnya) sangat lama, mencapai
beberapa puluh sampai beberapa ratus tahun.
DND-2006
Pasangan bintang ganda visual gerak orbitnya sangat
sukar diamati, karena gerakannya yang terlalu lambat.
 Bukti bahwa pasangan ini adalah bintang ganda,
terlihat dari gerak dirinya yang bersama-sama.
Contoh :
Bintang ganda visual
α Centauri
P = 79,92 th ~ 80 th
Jarak α Cen-A dan
α Cen-B = 11 ~ 35 AU
http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Posi
tion_Alpha_Cen.png
DND-2006
α Cen-A α Cen-B
Warna Kuning Oranye
Kls. Spektrum G2 K1
Temperatur 5800 K 5300 K
Massa 1.09 R 0.90 R
Radius 1.2 M 0.8 M
Luminositas 1.54 L 0.44 L
Jarak (light-years) 4.35 4.35
Magnitudo visual -1,58 8,44
Umur (milyaran tahun) 5 - 6 5 - 6
Data Bintang α Centaurus
DND-2006
2060
2050
Pada pasangan bintang ganda visual, bintang primer
dipilih sebagai titik acu (pusat koordinat). Lintasan
bintang sekunder ditentukan relatif terhadap bintang
primer. Dalam hal ini lintasan bintang sekunder akan
berupa lintasan elips dengan bintang primer terletak
pada titik fokus elips.
Contoh :
Lintasan bintang ganda
α Centauri
90o
0o
180o
270o
2040
2045
2055
2065
2070
2000
2005
2010
2015
2020
2025
2030
2035
α Cen-A
α Cen-B berada pada titik
fokus lintasan
DND-2006
Orbit yang diamati pada pasangan bintang ganda visual
adalah proyeksi orbit sebenarnya pada bidang langit.
 Pada orbit sebenarnya, bintang primer terletak pada
titik fokus lintasan elips bintang sekunder.
 Pada proyeksi orbit yang juga berupa elips, bintang
primer pada umumnya tidak lagi berada pada titik
fokus proyeksi elips.
DND-2006
Dari pengamatan terhadap bintang ganda visual, dapat
ditentukan beberapa komponennya, yaitu :
 sudut inklinasi (i)
 sudut setengah sumbu besar (α )
 eksentrisitas orbit (e)
 periode orbit (P )
Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda
Visual
DND-2006
a = α d
jarak sistem bintang ganda
. . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3)
dalam radian
a
dα
pengamat
untuk α <<
Hubungan antara sudut setengah sumbu besar α
dengan setengah sumbu besar a adalah,
Apabila α dinyatakan dalam detik busur, maka
a = α d / 206265 . . . . . . . . . . . . . (7-4)
DND-2006
Pers. (3-11) : p = 206 265/d
a = α / p . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-5)
dalam detik busurdalam AU
Apabila jarak dinyatakan dalam AU dan dengan
mensubtitusikan
ke pers. (7-4) : a = α d/206265
diperoleh,
Dari Hukum Kepler III (pers. 1-57) diperoleh :
a3
P2
4π 2
G (M1 + M2)
= . . . . . . . . . . . (7-6)
M1 = massa bintang ke-1
M2 = massa bintang ke-2
DND-2006
= (M1 + M2)P2
α
p
3
Apabila massa bintang dinyatakan dalam massa
matahari, jarak dalam satuan astronomi, dan waktu
dalam tahun, maka pers. (7-6) dituliskan menjadi :
a3
P2
= (M1 + M2) . . . . . . . . . . . . (7-
7)
Selanjutnya subtitusikan pers. (7-5) :
ke pers. (7-7), diperoleh :
a = α / p
. . . . . . . . . (7-8)
dari pengamatan
dari paralaks trigonometri
dari pengamatan
dapat ditentukan
DND-2006
Untuk menentukan massa masing-masing bintang,
perlu ditentukan orbit setiap komponen relatif terhadap
pusat massanya.
M1
M2
a1
a2
titik pusat
massa
a1 dan a2 adalah setengah
sumbu panjang orbit masing-
masing bintang
a = a1 + a2
. . . . . . . . . . (7-
9)
DND-2006
M1
M2
M1
M2
s1
s2
Apabila S1 dan S2 adalah amplitudo
masing-masing bintang maka,
M1
M2
=
S2
S1
. . . . . (7-
10)
Apabila sudut setengah sumbu
panjang masing-masing bintang
adalah α1 dan α2, maka
S1 ∝ α1 ∝ a1
S2 ∝ α2 ∝ a2
. . . . . . . . . . . . (7-
11)
. . . . . . . . . . . . (7-
12)
α = α1 + α2dan . . . . . . . . . . . . (7-
13)
geraktitikpusatmassa
DND-2006
Dari pers. (7-10), (7-11) dan (7-12) diperoleh,
M1a1 = M2a2
. . . . . . . . . (7-14)
Contoh :
Untuk Bintang α Centauri : P = 79,92 tahun, α = 17″,66
Dari persamaan (7-7) :
α3
(M1 + M2) =
p3
P2
(17.66)3
=
(0,74)3
(79,92)2
= 2,13 M
(1,22 + 1)M2 = 2,13 M M2 = 0,96 M
dan M1 = 1,17 M
p = 0″,74 dan M1 /M2 = 1,22
DND-2006
Hubungan Massa - Luminositas
Pada sistem bintang ganda visual, magnitudo semu
bintang (magnitudo B dan V) dapat ditentukan.
 dari hubungan antara koreksi bolometrik dan indeks
warna, BC dapat ditentukan
 dari hubungan V − mbol = BC, magnitudo bolometrik
dapat ditentukan.
 dari hubungan mbol − Mbol = −5 + 5 log d, magnitudo
bolometrik mutlak dapat ditentukan.
 dari hubungan magnitudo mutlak bolometrik dan
luminositas, Mbol− Mbol = −2,5 log L/L,
luminositas bintang dapat ditentukan.
DND-2006
Dari hasil pengamatan, untuk bintang normal tampak
adanya hubungan antara massa dengan luminositas.
+1
−2
−1
0
log L/L
log M/M
−1 −0,5 0 0,5
Kedudukan
Matahari
DND-2006
Hubungan massa-luminositas ini dapat didekati dengan
rumus empiris berikut,
log (L/L) = 4,1 log (M/M) - 0,1 . . . (7-15)
dengan mensubtitusikan pers (4-15)
untuk log(L/L) > −1,2 (atau Mbol < 7,8)
Mbol− Mbol = −2,5 log L/L,
ke pers (7-15), diperoleh
Mbol= − 10,2 log (M /M) + 4,9 . . . . . (7-
16)
DND-2006
Keberadaan hubungan massa-luminostas
bintang ini telah diramalkan oleh
Eddington pada tahun 1926 berdasarkan
perhitungan struktur dalamnya bintang.
Secara umum hubungan massa-luminosi-
tas dinyatakan oleh :
L = a Mp . . . . . . . . . . . . . . (7-
17)
parameter a dan p bergantung pada sifat fisis di dalam
bintang (komposisi kimia, mekanisme pembangkit
energi, dll)
A.S. Eddington
1882 - 1944
Beberapa pengamat mendapatkan hasil a dan p yang
berbeda-beda :
DND-2006
 untuk M 1,0 M a ≈ 1, p < 3,1 - 4,0>~
 untuk M 1,0 M a = 0,3 - 0,4 p ≈ 2<~
Tidak semua bintang mengikuti hubungan massa-lumi-
nositas.
✪ Bintang katai putih, menyimpang dari hubungan
massa-luminositas yang berlaku untuk bintang
normal.
✪ Juga beberapa bintang ganda berdekatan jaraknya,
ternyata massanya terlalu kecil bila ditinjau dari
luminositasnya
 disebut bintang berbobot kurang (undermassive)
atau terlampau terang (overluminous).
DND-2006
Apabila dari hubungan massa-luminositas dapat
ditentukan massa komponen bintang ganda, maka
paralaksnya dapat ditentukan, yaitu dari
pers. (7-8) : = (M1 + M2)P2
α
p
3
DND-2006
Paralaks Dinamika
Cara lain menentukan paralaks (jarak) dan massa
komponen bintang ganda adalah dengan paralaks
dinamika. Caranya adalah dengan mengiterasikan
mbol – Mbol = -5 + 5 log d . . . . . . . (7-18)
Untuk penetuan paralaks dinamika ini, harga α, P, mbol1
dan mbol2 harus sudah diketahui (dari pengamatan), dan
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah,
= (M1 + M2)P2
α
p
3
dan persamaan Pogson
persamaan (7-8) :
DND-2006
Tentukan paralaks sistem bintang ganda
p dengan menggunakan pers. (7-8)
(α/p)3
= (M1 + M2)P2
Tentukan magnitudo mutlak bolometrik
untuk setiap bintang dengan mengguna-
kan persamaan Pogson (pers. 7-18)
Langkah 2 :
Langkah 3 :
mbol1 – Mbol1 = -5 + 5 log d
mbol2 – Mbol2 = -5 + 5 log d
Sebagai pendekatan pertama, ambil
massa total bintang M1 + M2 = 2
Langkah 1 :
DND-2006
Tentukan massa bintang ke-1 dan ke-2
dengan menggunakan hubungan massa-
luminositas (pers. 7-16)
Langkah 4 :
Mbol1= − 10,2 log (M 1/M ) + 4,9
Mbol2= − 10,2 log (M 2/M ) + 4,9
Langkah 5 :Ulangi langkah 2
Langkah 6 :Ulangi langkah 3
Langkah 7 :Ulangi langkah 4
Demikian seterusnya sampai beda harga p, M1 dan M2
dengan hasil yang diperoleh sebelumnya cukup kecil
(konvergen)
Contoh :
DND-2006
Bintang Ganda Astrometri
Bintang ganda visual yang pasangannya sangat lemah
sehingga tidak terlihat dengan mata, sehingga hanya
tampak sebagai bintang tunggal.
 Bukti bahwa bintang ini adalah bintang ganda,
terlihat dari gerakan bintang primer yang berkelok-
kelok, karena bintang tersebut mengelilingi titik pusat
massanya sendiri yang bergerak lurus dalam ruang.
gerak titik
pusat massa
gerak bintang primer
DND-2006
bintang primer 10.000 kali lebih
terang daripada bintang sekunder.
Contoh : Bintang Sirius
P = 50 tahun
m1 = - 1,58
m2 = 8,44
 Penentuan massa untuk bintang ganda visual
berlaku juga untuk bintang ganda Astrometri.
Barat
Utara
1910
1920
1930
1940
1950
1960
1970
1980
1990
Sirius-A
Sirius-B
DND-2006
Bintang Sirius yang diabadikan dalam panjang
gelombang
Sirius-A
Sirius-B
Sirius-A
Sirius-B
Visual (kiri) Sinar-X (kanan)
DND-2006
Bintang Ganda Spektroskopi
Bintang ganda spektroskopi adalah bintang ganda yang
jaraknya antara dua komponennya sangat berdekatan
sehingga teleskop yang paling kuat pun tidak dapat
memisahkannya :
 tampak sebagai bintang tunggal
 periode orbitnya hanya beberapa hari.
 untuk mendeteksinya, digunakan pengamatan
spektroskopi.
DND-2006
Karena jarak kedua bintang berdekatan, menurut
Hukum Kepler ke-III, kecepatan orbit kedua bintang
sangat besar (beberapa ratus km/det.)
 Kedua bintang mempunyai komponen yg mendekati
dan menjauhi pengamat secara bergantian
Akibat gerakan orbit ini, garis spektrum mengalami efek
Doppler :
 garis bergerak ke arah merah
 garis bergerak ke arah biru
bintang menjauh
bintang mendekat
A
B
B A+B
A
A
A
B
B
B
DND-2006
Kecepatan radial bintang ganda spektroskopi dapat
ditentukan dari pergeseran Doppler-nya (pers. 6-9)
∆λ
λ
Vr
c
=
Akibat gerak orbitnya, Vr selalu berubah terhadap waktu,
 Kurva yang menunjukkan perubahan kecepatan
radial terhadap waktu disebut kurva kecepatan radial.
Bentuk kurva kecepatan radial bergantung pada
eksentrisitas orbit (e) dan bujur periastron (ω).
DND-2006
Dengan menganalisis kurva kecepatan radial, dapat
ditentukan :
i → tidak dapat ditentukan secara langsung
e = eksentrisitas orbit
ω = bujur periastron
T = saat bintang lewat di periastron
P = periode orbit
a1 sin i = proyeksi a1 pada bidang langit
a2 sin i = proyeksi a2 pada bidang langit
DND-2006
http://www.sumanasinc.com/webcontent/anisamples/RadialVelocityCurve.html
Animasi Kurva Kecepatan Radial :
Kurva Kecepatan Radial :
DND-2006
Bentuk kurva radial
untuk orbit dengan
berbagai harga e
dan ω.
a
b
c
d
a
b
c
d
b
a
C
b
c
d 0
e = 0,5
ω = 45o
a
b
c
d
b
D
a
b
c
d
0e = 0,5
ω = 90o
a
b
c
d
b
b
B
a
bde = 0,5
ω = 0o
0
c
A
a
b
c
d 0e = 0,0
ω = 0o
DND-2006
Animasi bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
2. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/binary/binary.htm
1. http://www.astronomynotes.com/starprop/specbin-anim.gif
DND-2006
Bintang ganda spektroskopi dibagi dua :
 Bintang ganda spektroskopi bergaris tunggal
Jika salah satu komponen bintangnya merupakan
bintang yang sangat lemah cahayanya
akibatnya, hanya spektrum bintang terang saja
yang tampak.
DND-2006
 Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
Jika spektrum kedua komponen bintang ganda dapat
diamati.
http://csep10.phys.utk.edu/astr162/lect/binaries/spectroscopic.html
DND-2006
Dalam pengamatan bintang ganda spektoskopi, gerak
bintang ditinjau relatif terhadap titik pusat massa.
a2 = setengah sumbu besar bintang sekunder
Misal : a1 = setengah sumbu besar bintang primer
M1 M2CM
a1 a2
a = a1 + a2 a1 = a − a2
a2 = a − a1
. . . . . . . . . (7-19)
DND-2006
M1a1 = M2a2Dari pers. (7-14) :
Diperoleh, a2 = a1
M2
M1
. . . . . . . . . . . . . . . . . (7-
20)
Dari pers. (7-19) : a2 = a − a1
dan pers. (7-20), diperoleh,
a1 = a
M1 + M2
M2
. . . . . . . . . . . . . . . (7-21)
Dengan cara yang sama diperoleh
a2 = a
M1 + M2
M1
. . . . . . . . . . . . . . . (7-22)
DND-2006
Penentuan Massa Komponen Bintang
Ganda Spektroskopi
 Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda
Informasi massa komponen dapat ditentukan
sebagai berikut :
a3
P2
= (M1 + M2)ke pers. (7-7) :
Subtitusikan pers. (7-14) : M1a1 = M2a2
diperoleh,
a3
P2
= (M1 + M2)
a1
a2
. . . . . . . (7-23)
DND-2006
P2
1 +
a1
a2
a3
M1 =
P2
1 +
a1
a2
(a1 + a2)3
=atau . . . . . . (7-24)
Karena yang dapat diamati adalah a1 sin i dan a2 sin i ,
maka kalikan ruas kiri dan kanan pers. (7-24) dengan
sin3
i, diperoleh :
M1 sin3
i =
P2
1 +
a1 sin3
i
a2 sin3
i
(a1 sin i + a2 sin i)3
. . . . . . (7-25)
Dengan demikian, M1 sin3
i dapat dihitung
DND-2006
Dengan cara yang sama diperoleh :
M2 sin3
i =
P2
1 +
a2 sin3
i
a1 sin3
i
(a1 sin i + a2 sin i)3
. . . . . . . (7-26)
M1 dan M2 tidak dapat dipisahkan dari i. Karena sin i ≤
1, maka informasi yang diperoleh adalah batas bawah
harga M1 dan M2.
Sebagai contoh, apabila untuk suatu bintang ganda
diperoleh M1 sin3
i = 10 M, maka massa bintang
tersebut > 10 M.
DND-2006
 Bintang ganda bergaris tunggal
Informasi yang diperoleh hanya dari pengamatan
satu komponen saja.
a3
P2
= (M1 + M2)Dari pers. (7-7) :
a1 = a
M1 + M2
M2
dan pers. (7-21) :
diperoleh =
P2
a1
3
sin3
iM2
3
sin3
i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-27)
Karena a1 sin i dan P dapat diamati, maka ruas kiri
dapat dihitung.
DND-2006
f(M1, M2) =
M2
3
sin3
i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-28)
fungsi massa
=
P2
a1
3
sin3
iM2
3
sin3
i
(M1 + M2)2
. . . . . . . . (7-27)
DND-2006
Bintang Ganda Gerhana
Bintang ganda gerhana adalah bintang ganda yang
berdekatan dimana salah satu komponennya melintasi
dan menutupi pasangannya secara bergantian
Karena ada bagian bintang yang tertutup, maka cahaya
bintang akan tampak lebih redup pada saat gerhana.
 Akibatnya, cahaya pasangan bintang ini tampak
berubah-ubah secara berkala: redup, terang
(variabel).
DND-2006
bintang
sekunder
A
B
C
D
A
B
orbit bintang sekunder
bintang
premier
A
B
C
D
kurva
cahaya
Perubahan cahaya bintang ganda gerhana dapat
diamati dengan fotometri
 Kurva yang menunjukkan perubahan kuat cahaya
terhadap waktu disebut kurva cahaya
I
t
satu periode orbit (P)
DND-2006
Seperti halnya kecepatan radial, kurva cahaya juga
dapat memberikan informasi mengengenai e dan ω.
 Analisis yang cermat pada kurva cahaya, juga
memberikan informasi mengenai sudut inklinasi i.
 Gambar a dan b kurva
cahaya untuk bintang ganda
gerhana yang radius kedua
komponennya sama besar
 Gambar c dan d kurva
cahaya untuk bintang ganda
gerhana yang radius kedua
kompo-nennya berbeda
i = 90o
i < 90o
Periode
i = 90o
i < 90o
a
b
c
d
DND-2006
 Jarak yang dekat menyebabkan kecepatan orbit
besar. Karena itu, sebagian besar bintang ganda
gerhana adalah juga bintang ganda spektroskopi.
Kemungkinan terjadi gerhana pada pasangan bintang
ganda lebih besar jika jarak antara kedua bintang
berdekatan.
 Bila jaraknya cukup dekat, gerhana dapat terjadi
walaupun inklinasi (kemiringan) orbit terhadap
bidang langit (sudut i) berbeda cukup besar (> 90o
).
Animasi Bintang Ganda Gerhana
1. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/eclipse/eclipse.htm
2. http://www.physics.sfasu.edu/astro/binstar.html
3. Starlight Project
DND-2006
RA
Penentuan Radius Komponen Bintang Ganda
Gerhana
2RB
dt
de
te
tt
t
I
Perhatikanlah gambar di samping.
dt = 2RA− 2RB
de = 2RA + 2RB
dt = ?
de = ?
 de ditempuh dalam waktu te
te dan tt dapat ditentukan dari
kurva cahaya
 dt ditempuh dalam waktu tt
Bintang A
Bintang B
. . . . . . (7-29)
. . . . . . (7-30)
DND-2006
Misalkan bintang B mengorbit bintang A dalam lintasan
yang berupa lingkaran dengan radius rB
Bintang A
Bintang B
rB
Jika P adalah periode orbit
bintang B, maka kecepatan
radial bintang B adalah,
Vr = 2π rB / P . . . . . . . . (7-31)
Dapat ditentukan dari
spektrumnya (pergeseran
Doppler)
dapat ditentukan dari
kurva cahaya
dapat dicari
DND-2006
(2RA − 2RB)
2π rB
tt
P
= . . . . . . . . . . . . . . (7-
32)
(2RA + 2RB)
2π rB
te
P
=
. . . . . . . . . . . . . . (7-
33)
Periode orbit bintang B (P) sebanding dengan tt dan te,
sehingga
dan
Kurangkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh,
π rB (te − tt)
2P
RB = . . . . . . . . . . . . . . . (7-34)
DND-2006
Selanjutnya tambahkan pers. (7-33) dengan (7-32)
diperoleh,
π rB (te + tt)
2P
RA = . . . . . . . . . . . . . . (7-
34)
Karena te, tt, rB dan P dapat ditentukan, maka RA dan RB
dapat dicari.
DND-2006
http://www.astronomynotes.com/starprop/eclipse-size.gif
Animasi kurva cahaya
DND-2006
Penentuan Massa Bintang Ganda Gerhana
Karena bintang ganda gerhana termasuk juga bintang
ganda spektroskopi, maka :
 a1 sin i dan a2 sin i dapat diamati
 sehingga M1 sin3
i dan M2 sin3
i dapat ditentukan.
Catatan : Untuk bintang ganda gerhana i > 75o
sehingga sin3
i ≥ 0,90  Jika ada kesalahan dalam
penentuan i, kesalahannya paling besar 10%
 karena i dapat ditentukan dari kurva cahayanya
maka M1 dan M2 dapat ditentukan.
 Karena M1, M2, R1 dan R2 dapat ditentukan, maka
volume kedua bintang juga dapat ditentukan.
DND-2006
Kurva cahaya dan kurva kecepatan radial bintang
ganda gerhana ζ Phoenicis
DND-2006
Bintang ganda 61 Cygni adalah bintang yang pertama
diukur parallaksnya. Dari hasil pengukuran tersebut
diperoleh : parallaks p = 0,”29, separasi sudut α = 30”,
magnitudo semunya m1 = 5,2 dan m2 = 6,0, dan
periodenya P = 722 tahun. Tentukanlah massa total
sistem bintang ganda ini.
Contoh Soal :
DND-2006
Jawab :
Jarak 61 Cygni adalah r = 1/p = 1/0,29 = 3,448 pc
Karena α = 30” = (30/3600)(0,0175) = 0,0001454 rad
<<, maka jarak kedua bintang adalah,
a = r α = 3,448(0,0001454) = 0,00050 pc = 103,1 AU
Massa kedua bintang dapat ditentukan dari pers
.m1 + m2 = a3
/P2
= (103,1)2
/(722)2
= 2,1 M
DND-2006
2. Sebuah bintang ganda gerhana mempunyai
periode 44,5 tahun dan jarak pisah kedua bintang
adalah 3,9 AU. Tentukanlah massa total sistem
bintang ganda ini. (Jawab: 6.0 x 1028
kg)
1. Sebuah bintang ganda astrometrik mempunyai
periode 44,5 tahun dan jarak pisah kedua bintang
adalah 100 AU. Tentukanlah massa total kedua
bintang. (Jawab: 1.012 x 1033
kg)
Soal Latihan :
Selesai
Kembali ke Daftar Materi
DND-2006

More Related Content

What's hot

56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langiteli priyatna laidan
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010eli priyatna laidan
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Annisa Khoerunnisya
 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoAdhi Susanto
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Annisa Khoerunnisya
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiDena Utomo
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)Ajeng Rizki Rahmawati
 

What's hot (20)

56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
 
Astronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalenderAstronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalender
 
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
Materi ajar 5 (spektroskopi bintang)
 
Gaya pasang surut
Gaya pasang surutGaya pasang surut
Gaya pasang surut
 
Astronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab iAstronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab i
 
Hukum pancaran
Hukum pancaranHukum pancaran
Hukum pancaran
 
Bab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintangBab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintang
 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
 
58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011
 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomi
 
59511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-201059511353 solusi-osn-astro-2010
59511353 solusi-osn-astro-2010
 
Bab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjutBab 5. evolusi bintang lanjut
Bab 5. evolusi bintang lanjut
 
tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)tata koordinat benda langit (astronomi)
tata koordinat benda langit (astronomi)
 
Bab 3. evolusi bintang awal
Bab 3. evolusi bintang awalBab 3. evolusi bintang awal
Bab 3. evolusi bintang awal
 
94876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-201194876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-2011
 

Viewers also liked (20)

Soal osp astronomi 2015
Soal osp astronomi 2015Soal osp astronomi 2015
Soal osp astronomi 2015
 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
 
Tata Koordinat Benda Langit
Tata Koordinat Benda LangitTata Koordinat Benda Langit
Tata Koordinat Benda Langit
 
Gerak Bintang
Gerak BintangGerak Bintang
Gerak Bintang
 
Tata Surya Mata Kuliah Astronomi
Tata Surya Mata Kuliah AstronomiTata Surya Mata Kuliah Astronomi
Tata Surya Mata Kuliah Astronomi
 
Sejarah fisika kel 1
Sejarah fisika kel 1Sejarah fisika kel 1
Sejarah fisika kel 1
 
Sejarah fisika
Sejarah fisikaSejarah fisika
Sejarah fisika
 
Aristotle categories biology
Aristotle categories biology Aristotle categories biology
Aristotle categories biology
 
Sistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langitSistem koordinat-benda-langit
Sistem koordinat-benda-langit
 
Efek doppler
Efek  dopplerEfek  doppler
Efek doppler
 
pusat massa
pusat massapusat massa
pusat massa
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Paleogeomorfologi
PaleogeomorfologiPaleogeomorfologi
Paleogeomorfologi
 
Fisika Modern
Fisika ModernFisika Modern
Fisika Modern
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 
Materi Geografi SMA
Materi Geografi SMAMateri Geografi SMA
Materi Geografi SMA
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Perang Tondano
Perang TondanoPerang Tondano
Perang Tondano
 

Similar to Bintang Ganda (20)

Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDAAstronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
 
Bab i va
Bab i vaBab i va
Bab i va
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii matahari
Bab iii matahariBab iii matahari
Bab iii matahari
 
Astronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iiiAstronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iii
 
Besaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptBesaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.ppt
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
 
Bab i vb
Bab i vbBab i vb
Bab i vb
 
mangitudo
mangitudomangitudo
mangitudo
 
gps-4-upd.pdf
gps-4-upd.pdfgps-4-upd.pdf
gps-4-upd.pdf
 
Materi ajar 7 (magnitudo)
Materi ajar 7 (magnitudo)Materi ajar 7 (magnitudo)
Materi ajar 7 (magnitudo)
 
Bab 2a. bagian dalam bintang a
Bab 2a. bagian dalam bintang aBab 2a. bagian dalam bintang a
Bab 2a. bagian dalam bintang a
 
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
Analisisgarisspektrum 131018123556-phpapp01
 
Astronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vcAstronomi fisika bab vc
Astronomi fisika bab vc
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Presentasi materi 4 pfba
Presentasi materi 4 pfbaPresentasi materi 4 pfba
Presentasi materi 4 pfba
 
Astronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab vaAstronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab va
 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrum
 
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
 
Print
PrintPrint
Print
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanMuhamad Dzaki Albiruni
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiMuhamad Dzaki Albiruni
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMAMuhamad Dzaki Albiruni
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Muhamad Dzaki Albiruni
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalMuhamad Dzaki Albiruni
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Kamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam AstronomiKamus Istilah dalam Astronomi
Kamus Istilah dalam Astronomi
 
Matematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas XMatematika Peminatan Kelas X
Matematika Peminatan Kelas X
 
Kerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi InternasionalKerjasama Ekonomi Internasional
Kerjasama Ekonomi Internasional
 
Soal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XISoal Penjasorkes Kelas XI
Soal Penjasorkes Kelas XI
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 

Bintang Ganda

  • 2. DND-2006 PeriastronApastron  Bintang ganda (double stars) adalah dua buah bintang yang terikat satu sama lain oleh gaya tarik gravitasi antar kedua bintang tersebut.  Apabila sistem bintang ini lebih dari dua, maka disebut bintang majemuk (multiple stars). Bintang primer Bintang sekunder  
  • 3. DND-2006 Dalam gerak orbitnya, kedua komponen bintang ganda bergerak mengitari pusat massanya dalam lintasan yang berupa elips dengan titik pusat massanya berada pada titik fokus elips orbit tersebut. orbit bintang bermassa besar orbit bintang bermassa kecil pusat massa (PM) Bintang primer Bintang sekunder           PM
  • 4. DND-2006 PM Titik pusat massa selalu berada pada garis lurus yang menghubungkan kedua bintang. M1 = massa bintang kesatu Misalkan, M2 = massa bintang kedua r1 = jarak bintang kesatu ke titik pusat massa r2 = jarak bintang kedua ke titik pusat massa r1 r2 M1 M2   PM 
  • 5. DND-2006 Maka, M1 r1 = M2 r2 . . . . . . . . . . . . . . . (7- 1) Jika orbit dianggap lingkaran maka, P Vr = 2πr1 1 P Vr = 2πr2 2 dan, Periode Kec. Radial btg-1 Kec. Radial btg-2 . . . . . . . (7-2) Dari gerak sistem dua benda kita tahu bahwa orbit kedua bintang dalam sistem bintang ganda terletak dalam satu bidang yang disebut bidang orbit. Suatu orbit bintang ganda akan dapat digambarkan secara lengkap apabila komponen orbitnya dapat diketahui.
  • 6. DND-2006 ω = bujur periastron (sudut di bidang orbit mulai dari garis node ke periastron Ω = kedudukan garis node (sudut di bidang langit dari utara ke garis node) i Ω ω periastron garis node utara pengamat bidang langit a = setengah sumbu besar Komponen orbit bintang ganda a i = inklinasi bidang orbit terhadap bidang langit titik fokus garis node : garis potong antara bidang orbit dengan bidang langit yang melewati titik fokus elips. bidang orbit
  • 7. DND-2006 T = saat bintang melewati periastron e = eksentrisitas P = periode orbit atau kalaedar i Ω ω periastron garis node utara pengamat bidang langit atitik fokus bidang orbit
  • 8. DND-2006 Macam bintang ganda :  Bintang ganda visual  Bintang ganda astrometri  Bintang ganda spektroskopi  Bintang majemuk (lebih dari dua bintang)  Bintang ganda gerhana http://schmidling.com/doubst.htm Beta Cygni (Alberio) Separation: 34.6" Position angle: 55 Magnitudes: 3.0, 5.3 Primer Sekunder
  • 9. DND-2006 Bintang Ganda Visual Bintang ganda visual adalah bintang ganda yang jarak antara kedua anggotanya cukup besar sehingga apabila dilihat melalui teleskop akan tampak sebagai dua bintang.  Jarak antara komponen bintang ganda visual mencapai ratusan satuan astronomi, sehingga kala edarnya (periode orbitnya) sangat lama, mencapai beberapa puluh sampai beberapa ratus tahun.
  • 10. DND-2006 Pasangan bintang ganda visual gerak orbitnya sangat sukar diamati, karena gerakannya yang terlalu lambat.  Bukti bahwa pasangan ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerak dirinya yang bersama-sama. Contoh : Bintang ganda visual α Centauri P = 79,92 th ~ 80 th Jarak α Cen-A dan α Cen-B = 11 ~ 35 AU http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Posi tion_Alpha_Cen.png
  • 11. DND-2006 α Cen-A α Cen-B Warna Kuning Oranye Kls. Spektrum G2 K1 Temperatur 5800 K 5300 K Massa 1.09 R 0.90 R Radius 1.2 M 0.8 M Luminositas 1.54 L 0.44 L Jarak (light-years) 4.35 4.35 Magnitudo visual -1,58 8,44 Umur (milyaran tahun) 5 - 6 5 - 6 Data Bintang α Centaurus
  • 12. DND-2006 2060 2050 Pada pasangan bintang ganda visual, bintang primer dipilih sebagai titik acu (pusat koordinat). Lintasan bintang sekunder ditentukan relatif terhadap bintang primer. Dalam hal ini lintasan bintang sekunder akan berupa lintasan elips dengan bintang primer terletak pada titik fokus elips. Contoh : Lintasan bintang ganda α Centauri 90o 0o 180o 270o 2040 2045 2055 2065 2070 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 2035 α Cen-A α Cen-B berada pada titik fokus lintasan
  • 13. DND-2006 Orbit yang diamati pada pasangan bintang ganda visual adalah proyeksi orbit sebenarnya pada bidang langit.  Pada orbit sebenarnya, bintang primer terletak pada titik fokus lintasan elips bintang sekunder.  Pada proyeksi orbit yang juga berupa elips, bintang primer pada umumnya tidak lagi berada pada titik fokus proyeksi elips.
  • 14. DND-2006 Dari pengamatan terhadap bintang ganda visual, dapat ditentukan beberapa komponennya, yaitu :  sudut inklinasi (i)  sudut setengah sumbu besar (α )  eksentrisitas orbit (e)  periode orbit (P ) Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda Visual
  • 15. DND-2006 a = α d jarak sistem bintang ganda . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-3) dalam radian a dα pengamat untuk α << Hubungan antara sudut setengah sumbu besar α dengan setengah sumbu besar a adalah, Apabila α dinyatakan dalam detik busur, maka a = α d / 206265 . . . . . . . . . . . . . (7-4)
  • 16. DND-2006 Pers. (3-11) : p = 206 265/d a = α / p . . . . . . . . . . . . . . . . . (7-5) dalam detik busurdalam AU Apabila jarak dinyatakan dalam AU dan dengan mensubtitusikan ke pers. (7-4) : a = α d/206265 diperoleh, Dari Hukum Kepler III (pers. 1-57) diperoleh : a3 P2 4π 2 G (M1 + M2) = . . . . . . . . . . . (7-6) M1 = massa bintang ke-1 M2 = massa bintang ke-2
  • 17. DND-2006 = (M1 + M2)P2 α p 3 Apabila massa bintang dinyatakan dalam massa matahari, jarak dalam satuan astronomi, dan waktu dalam tahun, maka pers. (7-6) dituliskan menjadi : a3 P2 = (M1 + M2) . . . . . . . . . . . . (7- 7) Selanjutnya subtitusikan pers. (7-5) : ke pers. (7-7), diperoleh : a = α / p . . . . . . . . . (7-8) dari pengamatan dari paralaks trigonometri dari pengamatan dapat ditentukan
  • 18. DND-2006 Untuk menentukan massa masing-masing bintang, perlu ditentukan orbit setiap komponen relatif terhadap pusat massanya. M1 M2 a1 a2 titik pusat massa a1 dan a2 adalah setengah sumbu panjang orbit masing- masing bintang a = a1 + a2 . . . . . . . . . . (7- 9)
  • 19. DND-2006 M1 M2 M1 M2 s1 s2 Apabila S1 dan S2 adalah amplitudo masing-masing bintang maka, M1 M2 = S2 S1 . . . . . (7- 10) Apabila sudut setengah sumbu panjang masing-masing bintang adalah α1 dan α2, maka S1 ∝ α1 ∝ a1 S2 ∝ α2 ∝ a2 . . . . . . . . . . . . (7- 11) . . . . . . . . . . . . (7- 12) α = α1 + α2dan . . . . . . . . . . . . (7- 13) geraktitikpusatmassa
  • 20. DND-2006 Dari pers. (7-10), (7-11) dan (7-12) diperoleh, M1a1 = M2a2 . . . . . . . . . (7-14) Contoh : Untuk Bintang α Centauri : P = 79,92 tahun, α = 17″,66 Dari persamaan (7-7) : α3 (M1 + M2) = p3 P2 (17.66)3 = (0,74)3 (79,92)2 = 2,13 M (1,22 + 1)M2 = 2,13 M M2 = 0,96 M dan M1 = 1,17 M p = 0″,74 dan M1 /M2 = 1,22
  • 21. DND-2006 Hubungan Massa - Luminositas Pada sistem bintang ganda visual, magnitudo semu bintang (magnitudo B dan V) dapat ditentukan.  dari hubungan antara koreksi bolometrik dan indeks warna, BC dapat ditentukan  dari hubungan V − mbol = BC, magnitudo bolometrik dapat ditentukan.  dari hubungan mbol − Mbol = −5 + 5 log d, magnitudo bolometrik mutlak dapat ditentukan.  dari hubungan magnitudo mutlak bolometrik dan luminositas, Mbol− Mbol = −2,5 log L/L, luminositas bintang dapat ditentukan.
  • 22. DND-2006 Dari hasil pengamatan, untuk bintang normal tampak adanya hubungan antara massa dengan luminositas. +1 −2 −1 0 log L/L log M/M −1 −0,5 0 0,5 Kedudukan Matahari
  • 23. DND-2006 Hubungan massa-luminositas ini dapat didekati dengan rumus empiris berikut, log (L/L) = 4,1 log (M/M) - 0,1 . . . (7-15) dengan mensubtitusikan pers (4-15) untuk log(L/L) > −1,2 (atau Mbol < 7,8) Mbol− Mbol = −2,5 log L/L, ke pers (7-15), diperoleh Mbol= − 10,2 log (M /M) + 4,9 . . . . . (7- 16)
  • 24. DND-2006 Keberadaan hubungan massa-luminostas bintang ini telah diramalkan oleh Eddington pada tahun 1926 berdasarkan perhitungan struktur dalamnya bintang. Secara umum hubungan massa-luminosi- tas dinyatakan oleh : L = a Mp . . . . . . . . . . . . . . (7- 17) parameter a dan p bergantung pada sifat fisis di dalam bintang (komposisi kimia, mekanisme pembangkit energi, dll) A.S. Eddington 1882 - 1944 Beberapa pengamat mendapatkan hasil a dan p yang berbeda-beda :
  • 25. DND-2006  untuk M 1,0 M a ≈ 1, p < 3,1 - 4,0>~  untuk M 1,0 M a = 0,3 - 0,4 p ≈ 2<~ Tidak semua bintang mengikuti hubungan massa-lumi- nositas. ✪ Bintang katai putih, menyimpang dari hubungan massa-luminositas yang berlaku untuk bintang normal. ✪ Juga beberapa bintang ganda berdekatan jaraknya, ternyata massanya terlalu kecil bila ditinjau dari luminositasnya  disebut bintang berbobot kurang (undermassive) atau terlampau terang (overluminous).
  • 26. DND-2006 Apabila dari hubungan massa-luminositas dapat ditentukan massa komponen bintang ganda, maka paralaksnya dapat ditentukan, yaitu dari pers. (7-8) : = (M1 + M2)P2 α p 3
  • 27. DND-2006 Paralaks Dinamika Cara lain menentukan paralaks (jarak) dan massa komponen bintang ganda adalah dengan paralaks dinamika. Caranya adalah dengan mengiterasikan mbol – Mbol = -5 + 5 log d . . . . . . . (7-18) Untuk penetuan paralaks dinamika ini, harga α, P, mbol1 dan mbol2 harus sudah diketahui (dari pengamatan), dan langkah-langkah yang harus dilakukan adalah, = (M1 + M2)P2 α p 3 dan persamaan Pogson persamaan (7-8) :
  • 28. DND-2006 Tentukan paralaks sistem bintang ganda p dengan menggunakan pers. (7-8) (α/p)3 = (M1 + M2)P2 Tentukan magnitudo mutlak bolometrik untuk setiap bintang dengan mengguna- kan persamaan Pogson (pers. 7-18) Langkah 2 : Langkah 3 : mbol1 – Mbol1 = -5 + 5 log d mbol2 – Mbol2 = -5 + 5 log d Sebagai pendekatan pertama, ambil massa total bintang M1 + M2 = 2 Langkah 1 :
  • 29. DND-2006 Tentukan massa bintang ke-1 dan ke-2 dengan menggunakan hubungan massa- luminositas (pers. 7-16) Langkah 4 : Mbol1= − 10,2 log (M 1/M ) + 4,9 Mbol2= − 10,2 log (M 2/M ) + 4,9 Langkah 5 :Ulangi langkah 2 Langkah 6 :Ulangi langkah 3 Langkah 7 :Ulangi langkah 4 Demikian seterusnya sampai beda harga p, M1 dan M2 dengan hasil yang diperoleh sebelumnya cukup kecil (konvergen) Contoh :
  • 30. DND-2006 Bintang Ganda Astrometri Bintang ganda visual yang pasangannya sangat lemah sehingga tidak terlihat dengan mata, sehingga hanya tampak sebagai bintang tunggal.  Bukti bahwa bintang ini adalah bintang ganda, terlihat dari gerakan bintang primer yang berkelok- kelok, karena bintang tersebut mengelilingi titik pusat massanya sendiri yang bergerak lurus dalam ruang. gerak titik pusat massa gerak bintang primer
  • 31. DND-2006 bintang primer 10.000 kali lebih terang daripada bintang sekunder. Contoh : Bintang Sirius P = 50 tahun m1 = - 1,58 m2 = 8,44  Penentuan massa untuk bintang ganda visual berlaku juga untuk bintang ganda Astrometri. Barat Utara 1910 1920 1930 1940 1950 1960 1970 1980 1990 Sirius-A Sirius-B
  • 32. DND-2006 Bintang Sirius yang diabadikan dalam panjang gelombang Sirius-A Sirius-B Sirius-A Sirius-B Visual (kiri) Sinar-X (kanan)
  • 33. DND-2006 Bintang Ganda Spektroskopi Bintang ganda spektroskopi adalah bintang ganda yang jaraknya antara dua komponennya sangat berdekatan sehingga teleskop yang paling kuat pun tidak dapat memisahkannya :  tampak sebagai bintang tunggal  periode orbitnya hanya beberapa hari.  untuk mendeteksinya, digunakan pengamatan spektroskopi.
  • 34. DND-2006 Karena jarak kedua bintang berdekatan, menurut Hukum Kepler ke-III, kecepatan orbit kedua bintang sangat besar (beberapa ratus km/det.)  Kedua bintang mempunyai komponen yg mendekati dan menjauhi pengamat secara bergantian Akibat gerakan orbit ini, garis spektrum mengalami efek Doppler :  garis bergerak ke arah merah  garis bergerak ke arah biru bintang menjauh bintang mendekat A B B A+B A A A B B B
  • 35. DND-2006 Kecepatan radial bintang ganda spektroskopi dapat ditentukan dari pergeseran Doppler-nya (pers. 6-9) ∆λ λ Vr c = Akibat gerak orbitnya, Vr selalu berubah terhadap waktu,  Kurva yang menunjukkan perubahan kecepatan radial terhadap waktu disebut kurva kecepatan radial. Bentuk kurva kecepatan radial bergantung pada eksentrisitas orbit (e) dan bujur periastron (ω).
  • 36. DND-2006 Dengan menganalisis kurva kecepatan radial, dapat ditentukan : i → tidak dapat ditentukan secara langsung e = eksentrisitas orbit ω = bujur periastron T = saat bintang lewat di periastron P = periode orbit a1 sin i = proyeksi a1 pada bidang langit a2 sin i = proyeksi a2 pada bidang langit
  • 38. DND-2006 Bentuk kurva radial untuk orbit dengan berbagai harga e dan ω. a b c d a b c d b a C b c d 0 e = 0,5 ω = 45o a b c d b D a b c d 0e = 0,5 ω = 90o a b c d b b B a bde = 0,5 ω = 0o 0 c A a b c d 0e = 0,0 ω = 0o
  • 39. DND-2006 Animasi bintang ganda spektroskopi bergaris ganda 2. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/binary/binary.htm 1. http://www.astronomynotes.com/starprop/specbin-anim.gif
  • 40. DND-2006 Bintang ganda spektroskopi dibagi dua :  Bintang ganda spektroskopi bergaris tunggal Jika salah satu komponen bintangnya merupakan bintang yang sangat lemah cahayanya akibatnya, hanya spektrum bintang terang saja yang tampak.
  • 41. DND-2006  Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda Jika spektrum kedua komponen bintang ganda dapat diamati. http://csep10.phys.utk.edu/astr162/lect/binaries/spectroscopic.html
  • 42. DND-2006 Dalam pengamatan bintang ganda spektoskopi, gerak bintang ditinjau relatif terhadap titik pusat massa. a2 = setengah sumbu besar bintang sekunder Misal : a1 = setengah sumbu besar bintang primer M1 M2CM a1 a2 a = a1 + a2 a1 = a − a2 a2 = a − a1 . . . . . . . . . (7-19)
  • 43. DND-2006 M1a1 = M2a2Dari pers. (7-14) : Diperoleh, a2 = a1 M2 M1 . . . . . . . . . . . . . . . . . (7- 20) Dari pers. (7-19) : a2 = a − a1 dan pers. (7-20), diperoleh, a1 = a M1 + M2 M2 . . . . . . . . . . . . . . . (7-21) Dengan cara yang sama diperoleh a2 = a M1 + M2 M1 . . . . . . . . . . . . . . . (7-22)
  • 44. DND-2006 Penentuan Massa Komponen Bintang Ganda Spektroskopi  Bintang ganda spektroskopi bergaris ganda Informasi massa komponen dapat ditentukan sebagai berikut : a3 P2 = (M1 + M2)ke pers. (7-7) : Subtitusikan pers. (7-14) : M1a1 = M2a2 diperoleh, a3 P2 = (M1 + M2) a1 a2 . . . . . . . (7-23)
  • 45. DND-2006 P2 1 + a1 a2 a3 M1 = P2 1 + a1 a2 (a1 + a2)3 =atau . . . . . . (7-24) Karena yang dapat diamati adalah a1 sin i dan a2 sin i , maka kalikan ruas kiri dan kanan pers. (7-24) dengan sin3 i, diperoleh : M1 sin3 i = P2 1 + a1 sin3 i a2 sin3 i (a1 sin i + a2 sin i)3 . . . . . . (7-25) Dengan demikian, M1 sin3 i dapat dihitung
  • 46. DND-2006 Dengan cara yang sama diperoleh : M2 sin3 i = P2 1 + a2 sin3 i a1 sin3 i (a1 sin i + a2 sin i)3 . . . . . . . (7-26) M1 dan M2 tidak dapat dipisahkan dari i. Karena sin i ≤ 1, maka informasi yang diperoleh adalah batas bawah harga M1 dan M2. Sebagai contoh, apabila untuk suatu bintang ganda diperoleh M1 sin3 i = 10 M, maka massa bintang tersebut > 10 M.
  • 47. DND-2006  Bintang ganda bergaris tunggal Informasi yang diperoleh hanya dari pengamatan satu komponen saja. a3 P2 = (M1 + M2)Dari pers. (7-7) : a1 = a M1 + M2 M2 dan pers. (7-21) : diperoleh = P2 a1 3 sin3 iM2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-27) Karena a1 sin i dan P dapat diamati, maka ruas kiri dapat dihitung.
  • 48. DND-2006 f(M1, M2) = M2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-28) fungsi massa = P2 a1 3 sin3 iM2 3 sin3 i (M1 + M2)2 . . . . . . . . (7-27)
  • 49. DND-2006 Bintang Ganda Gerhana Bintang ganda gerhana adalah bintang ganda yang berdekatan dimana salah satu komponennya melintasi dan menutupi pasangannya secara bergantian Karena ada bagian bintang yang tertutup, maka cahaya bintang akan tampak lebih redup pada saat gerhana.  Akibatnya, cahaya pasangan bintang ini tampak berubah-ubah secara berkala: redup, terang (variabel).
  • 50. DND-2006 bintang sekunder A B C D A B orbit bintang sekunder bintang premier A B C D kurva cahaya Perubahan cahaya bintang ganda gerhana dapat diamati dengan fotometri  Kurva yang menunjukkan perubahan kuat cahaya terhadap waktu disebut kurva cahaya I t satu periode orbit (P)
  • 51. DND-2006 Seperti halnya kecepatan radial, kurva cahaya juga dapat memberikan informasi mengengenai e dan ω.  Analisis yang cermat pada kurva cahaya, juga memberikan informasi mengenai sudut inklinasi i.  Gambar a dan b kurva cahaya untuk bintang ganda gerhana yang radius kedua komponennya sama besar  Gambar c dan d kurva cahaya untuk bintang ganda gerhana yang radius kedua kompo-nennya berbeda i = 90o i < 90o Periode i = 90o i < 90o a b c d
  • 52. DND-2006  Jarak yang dekat menyebabkan kecepatan orbit besar. Karena itu, sebagian besar bintang ganda gerhana adalah juga bintang ganda spektroskopi. Kemungkinan terjadi gerhana pada pasangan bintang ganda lebih besar jika jarak antara kedua bintang berdekatan.  Bila jaraknya cukup dekat, gerhana dapat terjadi walaupun inklinasi (kemiringan) orbit terhadap bidang langit (sudut i) berbeda cukup besar (> 90o ). Animasi Bintang Ganda Gerhana 1. http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/eclipse/eclipse.htm 2. http://www.physics.sfasu.edu/astro/binstar.html 3. Starlight Project
  • 53. DND-2006 RA Penentuan Radius Komponen Bintang Ganda Gerhana 2RB dt de te tt t I Perhatikanlah gambar di samping. dt = 2RA− 2RB de = 2RA + 2RB dt = ? de = ?  de ditempuh dalam waktu te te dan tt dapat ditentukan dari kurva cahaya  dt ditempuh dalam waktu tt Bintang A Bintang B . . . . . . (7-29) . . . . . . (7-30)
  • 54. DND-2006 Misalkan bintang B mengorbit bintang A dalam lintasan yang berupa lingkaran dengan radius rB Bintang A Bintang B rB Jika P adalah periode orbit bintang B, maka kecepatan radial bintang B adalah, Vr = 2π rB / P . . . . . . . . (7-31) Dapat ditentukan dari spektrumnya (pergeseran Doppler) dapat ditentukan dari kurva cahaya dapat dicari
  • 55. DND-2006 (2RA − 2RB) 2π rB tt P = . . . . . . . . . . . . . . (7- 32) (2RA + 2RB) 2π rB te P = . . . . . . . . . . . . . . (7- 33) Periode orbit bintang B (P) sebanding dengan tt dan te, sehingga dan Kurangkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh, π rB (te − tt) 2P RB = . . . . . . . . . . . . . . . (7-34)
  • 56. DND-2006 Selanjutnya tambahkan pers. (7-33) dengan (7-32) diperoleh, π rB (te + tt) 2P RA = . . . . . . . . . . . . . . (7- 34) Karena te, tt, rB dan P dapat ditentukan, maka RA dan RB dapat dicari.
  • 58. DND-2006 Penentuan Massa Bintang Ganda Gerhana Karena bintang ganda gerhana termasuk juga bintang ganda spektroskopi, maka :  a1 sin i dan a2 sin i dapat diamati  sehingga M1 sin3 i dan M2 sin3 i dapat ditentukan. Catatan : Untuk bintang ganda gerhana i > 75o sehingga sin3 i ≥ 0,90  Jika ada kesalahan dalam penentuan i, kesalahannya paling besar 10%  karena i dapat ditentukan dari kurva cahayanya maka M1 dan M2 dapat ditentukan.  Karena M1, M2, R1 dan R2 dapat ditentukan, maka volume kedua bintang juga dapat ditentukan.
  • 59. DND-2006 Kurva cahaya dan kurva kecepatan radial bintang ganda gerhana ζ Phoenicis
  • 60. DND-2006 Bintang ganda 61 Cygni adalah bintang yang pertama diukur parallaksnya. Dari hasil pengukuran tersebut diperoleh : parallaks p = 0,”29, separasi sudut α = 30”, magnitudo semunya m1 = 5,2 dan m2 = 6,0, dan periodenya P = 722 tahun. Tentukanlah massa total sistem bintang ganda ini. Contoh Soal :
  • 61. DND-2006 Jawab : Jarak 61 Cygni adalah r = 1/p = 1/0,29 = 3,448 pc Karena α = 30” = (30/3600)(0,0175) = 0,0001454 rad <<, maka jarak kedua bintang adalah, a = r α = 3,448(0,0001454) = 0,00050 pc = 103,1 AU Massa kedua bintang dapat ditentukan dari pers .m1 + m2 = a3 /P2 = (103,1)2 /(722)2 = 2,1 M
  • 62. DND-2006 2. Sebuah bintang ganda gerhana mempunyai periode 44,5 tahun dan jarak pisah kedua bintang adalah 3,9 AU. Tentukanlah massa total sistem bintang ganda ini. (Jawab: 6.0 x 1028 kg) 1. Sebuah bintang ganda astrometrik mempunyai periode 44,5 tahun dan jarak pisah kedua bintang adalah 100 AU. Tentukanlah massa total kedua bintang. (Jawab: 1.012 x 1033 kg) Soal Latihan : Selesai Kembali ke Daftar Materi