SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
1DND-2006
2DND-2006
Matahari adalah bintang terdekat dengan kita
 Besaran fisis Matahari : jarak, radius dan massanya
dapat ditentukan jauh lebih teliti daripada bintang lain
Dalam astrofisika besaran Matahari sering digunakan
sebagai satuan (untuk Matahari digunakan lambang ).
Contoh :
 Massa bintang sering dinyatakan dalam massa
Matahari (M)
 Luminositas bintang dinyatakan dalam luminositas
matahari (L)
 Radius bintang dinyatakan dalam radius matahari (R)
 dan lainnya.
3DND-2006
Banyak cara untuk menentukan jarak Bumi-Matahari.
Salah satu teknik yang paling modern yang cukup teliti
adalah dengan menggunakan radar
Besaran Matahari
Jarak Matahari
Pengamatan dengan radar ini pertama kali dilakukan
oleh Lincoln Laboratory, Massachusetts Institute of
Technology pada tahun 1958 dengan mengirim
gelombang radar berfrekuensi 440 Megahertz ke planet
Venus
 Untuk penentuan ini diandaikan orbit Bumi dan Venus
berbentuk lingkaran
4DND-2006
Dari pengamatan diketahui bahwa periode orbit Bumi
adalah,
PB = 365,25 hari
Periode orbit Venus adalah,
PV = 224,7 hari
Dari hukum Kepler ke-3 (a3
∝ P2
)
aV/aB = (PV/PB)2/3
Dari data di atas :
aV/aB = (224,7/365,25)2/3
= 0,72
atau, aV = 0,72 aB . . . . . . . . . . . . (3-
1)
5DND-2006
α
aV
2
= aB
2
+ d2
− 2aB d cos α
Subtitusikan pers. (3-1) : aV = 0,72 aB
Venus
Matahari
Bumi
d
aV
aB
. (3-2)
. . (3-3)
dapat diamati, harga
α bergantung pada
posisi Bumi-Venus
ditentukan
dengan radar
diambil pada saat jarak
terdekat Bumi-Venus
t = 2d c kec. Cahaya
ke pers. (3-2), diperoleh,
waktu yang ditempuh
oleh gelombang radar
Bumi-Venus-Bumi
0,4816 aB
2
+ d2
− 2aB d cos α = 0
Perhatikan segitiga yang dibentuk oleh Bumi-Matahari-
Venus. Dari rumus cosinus diperoleh,
6DND-2006
aB = 1,496 x 1013
cm = 1 AU
AU = Astronomical Unit
(Satuan Astronomi)
. . . . . . . . (3-4)
Dengan memasukan harga d dan α hasil pengamatan,
diperoleh,
 Orbit Bumi dan orbit Venus mengedari Matahari tidak
berupa lingkaran sempurna, tapi berupa elips dengan
eksentrisitasnya sangat kecil, Jadi orbit Bumi dan
orbit Venus praktis dapat dianggap berupa lingkaran.
 Selain itu juga bidang orbit Venus tidak sebidang
dengan bidang orbit Bumi, tetapi membentuk sudut 3o
23’. Kemiringan bidang orbit ini cukup kecil.
1 AU = 1,496 x 1013
cm
7DND-2006
Massa Matahari
= M
a3
P2
G
4π2
Pers. (1-58) :
Hukum Kepler III untuk sistem Bumi – Matahari.
4π 2
a3
P2
G
M =
masukan harga
a = 1 AU = 1,496 x 1013
cm (Jarak Matahari-Bumi )
G = 6,668 x 10-8
dyne cm2
/g2
P = 365,25 hari = 3,156 x 107
detik (Periode Bumi
mengelilingi Matahari )
ke persamaan di atas, diperoleh
M = 1,989 x 1033
gr . . . . . . . . . . . (3-5)
8DND-2006
Energi Matahari yang diterima bumi setiap detik pada
permukaan seluas 1 cm2
(fluks Matahari) adalah,
 Diukur di luar atmosfer bumi.
E = 1,37 x 106
erg cm-2
s-1
(Konstanta Matahari)
Luminosita Matahari :
Luminositas Matahari
L = 3,86 x 1033
erg s-1
L = 4 π d2
E
Jarak Bumi-Matahari
Dengan memasukan harga E dan d diperoleh,
= 3,9 x 1023
kilowatt
 Jika diukur dipermukaan Bumi, harus dikoreksi
terhadap penyerapan oleh atmosfer Bumi.
. . . . . . . . . (3-6)
9DND-2006
Radius Matahari dapat ditentukan dengan mengukur
besar sudut bundaran Matahari yg dilihat dari Bumi.
R
d α
Matahari
Pengamat
sin α = R/d
α = R/d (α dlm radian)
Radius Matahari
Dari pengukuran α = 960” = 4,654 x 10-3
radian.
α <<
Jadi : R = (4,654 x 10-3
)(1,496 x 1013
)
. . . . . . . . . . . . . . . . (3-7)= 6,96 x 1010
cm
10DND-2006
Luminositas Matahari :
atau :
Maka diperoleh,
. . . . . . . . . . . . . . . . (3-8)
Temperatur Efektif Matahari
Tef =
4 π σ R
2
L
1/4
Masukan harga L = 3,86 x 1033
erg s-1
, σ = 5,67 x 10-5
erg cm-2
K-4
s-1
, dan R = 6,96 x 1010
cm
Tef =
4 π (5,67 x 10-5
)(6,96 x 1010
)2
3,86 x 1033
1/4
≈ 5785 K
L = 4 π σ R
2
Tef
4
11DND-2006
Luminositas sebuah bintang 100 kali lebih terang daripada
Matahari, tetapi temperaturnya hanya setengahnya dari
temperatur Matahari. Berapakah radius bintang tersebut
dinyatakan dalam radius Matahari ?
Contoh :
Jawab : L = 4 π R
2
σTef
4
Untuk bintang :
L = 4 π R
2
σTef
4
Untuk Matahari :
L
L
=
4 π R
2
σTef
4
4 π R
2
σTef
4
=
R
2
Tef
4
R
2
Tef
4
atau, =
R
R L
L Tef
Tef
1/2 2
12DND-2006
Karena L = 100 L , Tef = 0,5 Tef
Maka,
R
R
=
L
L Tef
Tef
1/2 2
100 L
1/2
=
0,5 Tef
Tef
2
L
Jadi R = 40 R
= (100)1/2
0,5
1
= (10)(4) = 40
2
13DND-2006
Bumi
Jarak Bintang
Jarak bintang-bintang dekat
dapat ditentukan dengan cara
paralaks trigonometri Bintang
Matahari
p
d
d
Elips paralaktik
d = Jarak Matahari-Bumi
= 1,50 x 1013
cm = 1 AU
(AU = Astronomical unit)
d = Jarak Matahari - Bintang
p = Paralaks Bintang
tan p = d/ d
. . . . . (3-9)
14DND-2006
Karena p sangat kecil, maka persamaan (3-9) dapat
dituliskan,
p = d/ d
. . . . . . . . . . . . . (3-10)
p dalam radian
Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena
1 radian = 206 265″ , maka
p = 206 265 d/d
. . . . . . . . . . . . (3-11)
Jika jarak dinyatakan dalam AU, maka d = 1 AU
sehingga pers. (3-11) menjadi,
p = 206 265/d
. . . . . . . . . . . . . (3-12)
15DND-2006
Selain AU, dalam astronomi digunakan juga satuan jarak
lainnya yaitu satuan parsec disingkat pc.
 Satu parsec (parallax second) didefi-
nisikan sebagai jarak sebuah
bintang yang paralaksnya satu detik
busur.
 Bintang
Matahari
p = 1″
d = 1 pc
d =1 AU
 Dengan demikian, jika p = 1″ dan
d* = 1 pc, maka dari persamaan (3-
12) yaitu p = 206 265/d* diperoleh,
1 pc = 206 265 AU
= 3,086 x 1018
cm . . . . (3-13)
16DND-2006
Satuan lain yang sering digunakan dalam astronomi utk
menyatakan jarak adalah tahun cahaya (ly = light year)
 Kecepatan cahaya per detik = 2,997925 x 1010
cm/s
Jadi 1 ly = (3,16 x 107
)(2,997925 x 1010
)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3-
14)
Dari persamaan (3-13) : 1 pc = 3,086 x 1018
cm
1 pc = 3,26 ly . . . . . . . . . . (3-15)
= 9,46 x 1017
cm
dan persamaan (3-14) didiperoleh,
17DND-2006
Apabila paralak dinyatakan dalam detik busur dan jarak
dinyatakan dalam pc, maka dari
p = 1/d*
Pers. (3-12) : p = 206 265/d*
Animasi paralaks
http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/
parallax/parallax.html
http://www.astronomynotes.com/starprop/trig-anim.gif
Pers. (3-13) : 1 pc = 206 265 AU , dan
. . . . . . . . . . . . . . . (3-
16)
diperoleh,
18DND-2006
Bintang-bintang yang terdekat dengan matahari
yang sudah ditentukan paralaksnya
Bintang
Paralaks
(″)
Jarak
(pc)
Jarak
(ly)
Proxima Centauri 0,76 1,31 4,27
Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40
Barnard 0,55 1,81 5,90
Wolf 359 0,43 2,35 7,66
Lalande 21185 0,40 2,52 8,22
Sirius 0,38 2,65 8,64
19DND-2006
 Dengan teleskop yang paling besar dan paling
moderen saat ini, parallaks bintang yang bisa diukur
hanya sampai sekitar 0,01”.
 Dengan teleskop tersebut hanya sekitar 3000
bintang yang bisa ditentukan paralaksnya
 Untuk bisa mengukur lebih banyak lagi
parallaks bintang, pada tahun 1989
Eropean Space Agency meluncurkan
satelit HIPPARCOS (HIgh Precision
PARallax COllecting Satellite).
 bisa mengukur parallaks 120 000
bintang dengan ketelitian yang tinggi
sampai 0,002”.
Satelit
HIPPARCOS
20DND-2006
3. Eclipsing binaries (need distance)
Untuk menentukan garis tengah bintang dapat
digunakan beberapa cara diantaranya adalah dengan
1. Interferometry (single stars)
2. Lunar Occultation (single stars)
Garis tengah sudut bintang tidak bisa ditentukan secara
langsung dengan mengukur sudut bentangnya seperti
halnya Matahari.
Cara langsung
 sudut bentang bintang terlalu kecil
Radius Bintang
21DND-2006
 Di depan teleskop dipasang
empat buah cermin A, B, U dan
V. Cermin A dan B berjarak
sama ke sumbu utama teleskop,
dan jarak cermin A dan B dapat
diubah-ubah
Prinsip interferometer Michelson
Interferometer bintang pertama kali
digunakan oleh Michelson pada
tahun 1920. Prinsip kerjanya adalah
sebagai berikut :
A BU V
O
M
N
Teropong
22DND-2006
 Cahaya bintang yang jatuh di
cermin A dipantulkan ke cermin
U, dan dipantulkan lagi ke
objektif teleskop
D
Cahaya dari Bintang
A BU V
O
M
N
Teropong
 Demikian juga cahaya yang
jatuh di cermin B dipantulkan ke
cermin V, dan dipantulkan lagi
ke objektif teleskop
23DND-2006
D
Cahaya dari Bintang
A BU V
O
M
N
Teropong
 Apabila kita mengamati bintang
tunggal yang berupa sumber
cahaya titik, bayangan yang
diperoleh berupa garis-garis
gelap terang.
 Garis ini terjadi karena gelom-
bang cahaya yang datang dari A
dan B saling berinterferensi
Garis interferensi dari A
Garis interferensi dari B
 Garis interferensi
24DND-2006
D
Cahaya dari Bintang
A BU V
O
M
N
Teropong
Garis interferensi dari A
Garis interferensi dari B
 Apabila jarak D diperbesar, maka
pada suatu saat pola interferensi
yang berasal dari setiap bagian
permukaan bintang akan saling
meniadakan, sehingga pola gelap
terang akan lenyap
25DND-2006
D
Cahaya dari Bintang
A BU V
O
M
N
Teropong
Garis interferensi dari A
Garis interferensi dari B
 Dari jarak D yang diperlukan
untuk melenyapkan pola gelap
terang itu kita dapat menentukan
garis tengah sudut bintang yaitu,
. . . . (3-17)δ =
2D
λ
26DND-2006
Jika δ‘ = garis tengah bintang, maka dari perhitungan
diperoleh bahwa
δ = 0,41 δ’
Sehingga
atau
. . . . . . . . . . . . . . . (3-18)
. . . . . . . . .. . . . . . (3-
19)
δ’ = 1,22
2D
λ
0,41δ’ =
λ
2D
27DND-2006
 Interferometer Michelson seperti ini digunakan di
Observatorium Mount Wilson yang bergaris tengah
2,54 m. Jarak maksimum antara cermin A dan B
adalah 10 m. Dengan cara ini dapat diukur garis
tengah sudut bintang sampai 0,”01.
 Selain interferometer Michelson, dikenal juga
interferometer lainnya.
 Garis tengah bintang dapat juga ditentukan secara
tidak langsung dari fluks dan temperatur efektifnya
(akan dibicarakan dalam bab selanjutnya)
 Tugas : Carilah interferometer bintang lainnya dan
buatlah ringkasan prinsip interferometer tersebut!
28DND-2006
Bintang
Diameter
Sudut
Jarak
(pc)
Diameter Linier
(dlm 2 R)
Antares 0,040 150 640
Aldebaran 0,020 21 45
Betelgeus 0,034 150 500
0,042 750
Arcturus 0,020 11 23
Diameter sudut beberapa bintang yang
diukur dengan interferometer
29DND-2006
http://planetquest.jpl.nasa.gov/SIM/Demo/simford7.html
Demo ini mensimulasikan interferometer Michelson kecil
yang mirip dengan aslinya yang digunakan untuk
menentukan posisi bintang di langit.
Pekerjaan yang harus dilakukan adalah menyelaraskan
semua cermin yang ada pada meja sampai kita melihat
garis-garis gelap dan terang (garis interferensi) pada
monitor yang ada di sudut bawah.
DEMO INTERFEROMETER
30DND-2006
Soal-soal Latihan
2. Parallaks sebuah bintang yang diukur dari Bumi
adalah 0,”5, sedangkan jika diukur dari pesawat
ruang angkasa yang mengorbit di sekeliling Matahari,
parallaksnya adalah 1,”0. Berapakah jarak pesawat
ruang angkasa tersebut ke Matahari?
1. Parallaks sebuah bintang yang diukur dari Bumi
adalah 0,”1. Berapakah besarnya parallaks bintang
tersebut apabila diukur dari Mars? (Jarak Matahari-
Mars = 1,5 AU).
31DND-2006
3. Sebuah bintang yang mirip dengan Matahari
(temperatur dan luminositasnya sama), berada pada
jarak 100 juta kali lebih jauh daripada Matahari.
a. Tetukanlah jarak bintang ini dalam parseks.
b. Tentukanlah parallaks bintang ini.
c. Mungkinkah kita mengukur parallaks bintang ini?
d. Apabila bintang ini tiba-tiba cahayanya lebih
terang 10 kali (radiusnya tetap tidak berubah),
berapakah magnitudo semunya? (Pertanyaan d
bisa dijawab setelah mempelajari magnitudo)
32DND-2006
Lanjut ke Bab IV
Kembali ke Daftar Materi

More Related Content

What's hot

Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika IntiFKIP UHO
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiDena Utomo
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Ridlo Wibowo
 
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2Wahana Cahya
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4radar radius
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias aji indras
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bMuhammad Ali Subkhan Candra
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikshfdr
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitamVJ Asenk
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Nailul Affida
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombangRaa Yu
 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrumArnoldus Tedi
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3Mariano Nathanael
 

What's hot (20)

58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011
 
Fisika Inti
Fisika IntiFisika Inti
Fisika Inti
 
79309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-200879309543 solusi-osn-astro-2008
79309543 solusi-osn-astro-2008
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomi
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
 
Materi ajar 7 (magnitudo)
Materi ajar 7 (magnitudo)Materi ajar 7 (magnitudo)
Materi ajar 7 (magnitudo)
 
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
Laporan praktikum biofisika polarimeter won2
 
Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4Fisika kuantum part 4
Fisika kuantum part 4
 
Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias Laporan - Indek Bias
Laporan - Indek Bias
 
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel bBab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
Bab ii pembahasan a. persamaan schrodinger pada gerak partikel b
 
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanikFisika kelas 11 gelombang mekanik
Fisika kelas 11 gelombang mekanik
 
Radiasi benda hitam
Radiasi benda hitamRadiasi benda hitam
Radiasi benda hitam
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
Jurnal Seminar Praktikum Fisika Dasar II (Lensa)
 
MODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUMMODUL FISIKA KUANTUM
MODUL FISIKA KUANTUM
 
Pers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang BerjalanPers.Gelombang Berjalan
Pers.Gelombang Berjalan
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombang
 
Analisis garis spektrum
Analisis garis spektrumAnalisis garis spektrum
Analisis garis spektrum
 
Solusi osk astro 2012 kode s3
Solusi osk astro 2012   kode s3Solusi osk astro 2012   kode s3
Solusi osk astro 2012 kode s3
 

Similar to Jarak Matahari (20)

Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
 
Besaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptBesaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.ppt
 
Bab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintangBab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintang
 
Gerak Bintang
Gerak BintangGerak Bintang
Gerak Bintang
 
Astronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab viAstronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab vi
 
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDAAstronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
 
Bintang Ganda
Bintang GandaBintang Ganda
Bintang Ganda
 
Astronomi fisika bab vii
Astronomi fisika bab viiAstronomi fisika bab vii
Astronomi fisika bab vii
 
Bab i va
Bab i vaBab i va
Bab i va
 
Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
Materi ajar 4 (magnitudo-fotometri)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Astronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab iAstronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab i
 
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
 
Print
PrintPrint
Print
 
Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih
Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai PutihBab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih
Bab iv Raksasa merah dan BIntang Katai Putih
 
A3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya AbrarA3 Jagat Raya Abrar
A3 Jagat Raya Abrar
 
Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 

More from eli priyatna laidan

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2eli priyatna laidan
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1eli priyatna laidan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)eli priyatna laidan
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017eli priyatna laidan
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2eli priyatna laidan
 

More from eli priyatna laidan (20)

Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
Up ppg daljab latihan soal-pgsd-set-2
 
Soal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.netSoal utn plus kunci gurusd.net
Soal utn plus kunci gurusd.net
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5Soal up sosial kepribadian pendidik 5
Soal up sosial kepribadian pendidik 5
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4Soal up sosial kepribadian pendidik 4
Soal up sosial kepribadian pendidik 4
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3Soal up sosial kepribadian pendidik 3
Soal up sosial kepribadian pendidik 3
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2Soal up sosial kepribadian pendidik 2
Soal up sosial kepribadian pendidik 2
 
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1Soal up sosial kepribadian pendidik 1
Soal up sosial kepribadian pendidik 1
 
Soal up akmal
Soal up akmalSoal up akmal
Soal up akmal
 
Soal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannyaSoal tkp serta kunci jawabannya
Soal tkp serta kunci jawabannya
 
Soal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaanSoal tes wawasan kebangsaan
Soal tes wawasan kebangsaan
 
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
Soal sospri ukm ulang i 2017 1 (1)
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
Soal latihan utn pedagogik plpg 2017
 
Rekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogiRekap soal kompetensi pedagogi
Rekap soal kompetensi pedagogi
 
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
Bank soal pedagogik terbaru 175 soal-v2
 
Bank soal ppg
Bank soal ppgBank soal ppg
Bank soal ppg
 
Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17Soal cpns-paket-17
Soal cpns-paket-17
 
Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14Soal cpns-paket-14
Soal cpns-paket-14
 
Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13Soal cpns-paket-13
Soal cpns-paket-13
 
Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12Soal cpns-paket-12
Soal cpns-paket-12
 

Recently uploaded

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Jarak Matahari

  • 2. 2DND-2006 Matahari adalah bintang terdekat dengan kita  Besaran fisis Matahari : jarak, radius dan massanya dapat ditentukan jauh lebih teliti daripada bintang lain Dalam astrofisika besaran Matahari sering digunakan sebagai satuan (untuk Matahari digunakan lambang ). Contoh :  Massa bintang sering dinyatakan dalam massa Matahari (M)  Luminositas bintang dinyatakan dalam luminositas matahari (L)  Radius bintang dinyatakan dalam radius matahari (R)  dan lainnya.
  • 3. 3DND-2006 Banyak cara untuk menentukan jarak Bumi-Matahari. Salah satu teknik yang paling modern yang cukup teliti adalah dengan menggunakan radar Besaran Matahari Jarak Matahari Pengamatan dengan radar ini pertama kali dilakukan oleh Lincoln Laboratory, Massachusetts Institute of Technology pada tahun 1958 dengan mengirim gelombang radar berfrekuensi 440 Megahertz ke planet Venus  Untuk penentuan ini diandaikan orbit Bumi dan Venus berbentuk lingkaran
  • 4. 4DND-2006 Dari pengamatan diketahui bahwa periode orbit Bumi adalah, PB = 365,25 hari Periode orbit Venus adalah, PV = 224,7 hari Dari hukum Kepler ke-3 (a3 ∝ P2 ) aV/aB = (PV/PB)2/3 Dari data di atas : aV/aB = (224,7/365,25)2/3 = 0,72 atau, aV = 0,72 aB . . . . . . . . . . . . (3- 1)
  • 5. 5DND-2006 α aV 2 = aB 2 + d2 − 2aB d cos α Subtitusikan pers. (3-1) : aV = 0,72 aB Venus Matahari Bumi d aV aB . (3-2) . . (3-3) dapat diamati, harga α bergantung pada posisi Bumi-Venus ditentukan dengan radar diambil pada saat jarak terdekat Bumi-Venus t = 2d c kec. Cahaya ke pers. (3-2), diperoleh, waktu yang ditempuh oleh gelombang radar Bumi-Venus-Bumi 0,4816 aB 2 + d2 − 2aB d cos α = 0 Perhatikan segitiga yang dibentuk oleh Bumi-Matahari- Venus. Dari rumus cosinus diperoleh,
  • 6. 6DND-2006 aB = 1,496 x 1013 cm = 1 AU AU = Astronomical Unit (Satuan Astronomi) . . . . . . . . (3-4) Dengan memasukan harga d dan α hasil pengamatan, diperoleh,  Orbit Bumi dan orbit Venus mengedari Matahari tidak berupa lingkaran sempurna, tapi berupa elips dengan eksentrisitasnya sangat kecil, Jadi orbit Bumi dan orbit Venus praktis dapat dianggap berupa lingkaran.  Selain itu juga bidang orbit Venus tidak sebidang dengan bidang orbit Bumi, tetapi membentuk sudut 3o 23’. Kemiringan bidang orbit ini cukup kecil. 1 AU = 1,496 x 1013 cm
  • 7. 7DND-2006 Massa Matahari = M a3 P2 G 4π2 Pers. (1-58) : Hukum Kepler III untuk sistem Bumi – Matahari. 4π 2 a3 P2 G M = masukan harga a = 1 AU = 1,496 x 1013 cm (Jarak Matahari-Bumi ) G = 6,668 x 10-8 dyne cm2 /g2 P = 365,25 hari = 3,156 x 107 detik (Periode Bumi mengelilingi Matahari ) ke persamaan di atas, diperoleh M = 1,989 x 1033 gr . . . . . . . . . . . (3-5)
  • 8. 8DND-2006 Energi Matahari yang diterima bumi setiap detik pada permukaan seluas 1 cm2 (fluks Matahari) adalah,  Diukur di luar atmosfer bumi. E = 1,37 x 106 erg cm-2 s-1 (Konstanta Matahari) Luminosita Matahari : Luminositas Matahari L = 3,86 x 1033 erg s-1 L = 4 π d2 E Jarak Bumi-Matahari Dengan memasukan harga E dan d diperoleh, = 3,9 x 1023 kilowatt  Jika diukur dipermukaan Bumi, harus dikoreksi terhadap penyerapan oleh atmosfer Bumi. . . . . . . . . . (3-6)
  • 9. 9DND-2006 Radius Matahari dapat ditentukan dengan mengukur besar sudut bundaran Matahari yg dilihat dari Bumi. R d α Matahari Pengamat sin α = R/d α = R/d (α dlm radian) Radius Matahari Dari pengukuran α = 960” = 4,654 x 10-3 radian. α << Jadi : R = (4,654 x 10-3 )(1,496 x 1013 ) . . . . . . . . . . . . . . . . (3-7)= 6,96 x 1010 cm
  • 10. 10DND-2006 Luminositas Matahari : atau : Maka diperoleh, . . . . . . . . . . . . . . . . (3-8) Temperatur Efektif Matahari Tef = 4 π σ R 2 L 1/4 Masukan harga L = 3,86 x 1033 erg s-1 , σ = 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1 , dan R = 6,96 x 1010 cm Tef = 4 π (5,67 x 10-5 )(6,96 x 1010 )2 3,86 x 1033 1/4 ≈ 5785 K L = 4 π σ R 2 Tef 4
  • 11. 11DND-2006 Luminositas sebuah bintang 100 kali lebih terang daripada Matahari, tetapi temperaturnya hanya setengahnya dari temperatur Matahari. Berapakah radius bintang tersebut dinyatakan dalam radius Matahari ? Contoh : Jawab : L = 4 π R 2 σTef 4 Untuk bintang : L = 4 π R 2 σTef 4 Untuk Matahari : L L = 4 π R 2 σTef 4 4 π R 2 σTef 4 = R 2 Tef 4 R 2 Tef 4 atau, = R R L L Tef Tef 1/2 2
  • 12. 12DND-2006 Karena L = 100 L , Tef = 0,5 Tef Maka, R R = L L Tef Tef 1/2 2 100 L 1/2 = 0,5 Tef Tef 2 L Jadi R = 40 R = (100)1/2 0,5 1 = (10)(4) = 40 2
  • 13. 13DND-2006 Bumi Jarak Bintang Jarak bintang-bintang dekat dapat ditentukan dengan cara paralaks trigonometri Bintang Matahari p d d Elips paralaktik d = Jarak Matahari-Bumi = 1,50 x 1013 cm = 1 AU (AU = Astronomical unit) d = Jarak Matahari - Bintang p = Paralaks Bintang tan p = d/ d . . . . . (3-9)
  • 14. 14DND-2006 Karena p sangat kecil, maka persamaan (3-9) dapat dituliskan, p = d/ d . . . . . . . . . . . . . (3-10) p dalam radian Apabila p dinyatakan dalam detik busur dan karena 1 radian = 206 265″ , maka p = 206 265 d/d . . . . . . . . . . . . (3-11) Jika jarak dinyatakan dalam AU, maka d = 1 AU sehingga pers. (3-11) menjadi, p = 206 265/d . . . . . . . . . . . . . (3-12)
  • 15. 15DND-2006 Selain AU, dalam astronomi digunakan juga satuan jarak lainnya yaitu satuan parsec disingkat pc.  Satu parsec (parallax second) didefi- nisikan sebagai jarak sebuah bintang yang paralaksnya satu detik busur.  Bintang Matahari p = 1″ d = 1 pc d =1 AU  Dengan demikian, jika p = 1″ dan d* = 1 pc, maka dari persamaan (3- 12) yaitu p = 206 265/d* diperoleh, 1 pc = 206 265 AU = 3,086 x 1018 cm . . . . (3-13)
  • 16. 16DND-2006 Satuan lain yang sering digunakan dalam astronomi utk menyatakan jarak adalah tahun cahaya (ly = light year)  Kecepatan cahaya per detik = 2,997925 x 1010 cm/s Jadi 1 ly = (3,16 x 107 )(2,997925 x 1010 ) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3- 14) Dari persamaan (3-13) : 1 pc = 3,086 x 1018 cm 1 pc = 3,26 ly . . . . . . . . . . (3-15) = 9,46 x 1017 cm dan persamaan (3-14) didiperoleh,
  • 17. 17DND-2006 Apabila paralak dinyatakan dalam detik busur dan jarak dinyatakan dalam pc, maka dari p = 1/d* Pers. (3-12) : p = 206 265/d* Animasi paralaks http://instruct1.cit.cornell.edu/courses/astro101/java/ parallax/parallax.html http://www.astronomynotes.com/starprop/trig-anim.gif Pers. (3-13) : 1 pc = 206 265 AU , dan . . . . . . . . . . . . . . . (3- 16) diperoleh,
  • 18. 18DND-2006 Bintang-bintang yang terdekat dengan matahari yang sudah ditentukan paralaksnya Bintang Paralaks (″) Jarak (pc) Jarak (ly) Proxima Centauri 0,76 1,31 4,27 Alpha Centauri 0,74 1,35 4,40 Barnard 0,55 1,81 5,90 Wolf 359 0,43 2,35 7,66 Lalande 21185 0,40 2,52 8,22 Sirius 0,38 2,65 8,64
  • 19. 19DND-2006  Dengan teleskop yang paling besar dan paling moderen saat ini, parallaks bintang yang bisa diukur hanya sampai sekitar 0,01”.  Dengan teleskop tersebut hanya sekitar 3000 bintang yang bisa ditentukan paralaksnya  Untuk bisa mengukur lebih banyak lagi parallaks bintang, pada tahun 1989 Eropean Space Agency meluncurkan satelit HIPPARCOS (HIgh Precision PARallax COllecting Satellite).  bisa mengukur parallaks 120 000 bintang dengan ketelitian yang tinggi sampai 0,002”. Satelit HIPPARCOS
  • 20. 20DND-2006 3. Eclipsing binaries (need distance) Untuk menentukan garis tengah bintang dapat digunakan beberapa cara diantaranya adalah dengan 1. Interferometry (single stars) 2. Lunar Occultation (single stars) Garis tengah sudut bintang tidak bisa ditentukan secara langsung dengan mengukur sudut bentangnya seperti halnya Matahari. Cara langsung  sudut bentang bintang terlalu kecil Radius Bintang
  • 21. 21DND-2006  Di depan teleskop dipasang empat buah cermin A, B, U dan V. Cermin A dan B berjarak sama ke sumbu utama teleskop, dan jarak cermin A dan B dapat diubah-ubah Prinsip interferometer Michelson Interferometer bintang pertama kali digunakan oleh Michelson pada tahun 1920. Prinsip kerjanya adalah sebagai berikut : A BU V O M N Teropong
  • 22. 22DND-2006  Cahaya bintang yang jatuh di cermin A dipantulkan ke cermin U, dan dipantulkan lagi ke objektif teleskop D Cahaya dari Bintang A BU V O M N Teropong  Demikian juga cahaya yang jatuh di cermin B dipantulkan ke cermin V, dan dipantulkan lagi ke objektif teleskop
  • 23. 23DND-2006 D Cahaya dari Bintang A BU V O M N Teropong  Apabila kita mengamati bintang tunggal yang berupa sumber cahaya titik, bayangan yang diperoleh berupa garis-garis gelap terang.  Garis ini terjadi karena gelom- bang cahaya yang datang dari A dan B saling berinterferensi Garis interferensi dari A Garis interferensi dari B  Garis interferensi
  • 24. 24DND-2006 D Cahaya dari Bintang A BU V O M N Teropong Garis interferensi dari A Garis interferensi dari B  Apabila jarak D diperbesar, maka pada suatu saat pola interferensi yang berasal dari setiap bagian permukaan bintang akan saling meniadakan, sehingga pola gelap terang akan lenyap
  • 25. 25DND-2006 D Cahaya dari Bintang A BU V O M N Teropong Garis interferensi dari A Garis interferensi dari B  Dari jarak D yang diperlukan untuk melenyapkan pola gelap terang itu kita dapat menentukan garis tengah sudut bintang yaitu, . . . . (3-17)δ = 2D λ
  • 26. 26DND-2006 Jika δ‘ = garis tengah bintang, maka dari perhitungan diperoleh bahwa δ = 0,41 δ’ Sehingga atau . . . . . . . . . . . . . . . (3-18) . . . . . . . . .. . . . . . (3- 19) δ’ = 1,22 2D λ 0,41δ’ = λ 2D
  • 27. 27DND-2006  Interferometer Michelson seperti ini digunakan di Observatorium Mount Wilson yang bergaris tengah 2,54 m. Jarak maksimum antara cermin A dan B adalah 10 m. Dengan cara ini dapat diukur garis tengah sudut bintang sampai 0,”01.  Selain interferometer Michelson, dikenal juga interferometer lainnya.  Garis tengah bintang dapat juga ditentukan secara tidak langsung dari fluks dan temperatur efektifnya (akan dibicarakan dalam bab selanjutnya)  Tugas : Carilah interferometer bintang lainnya dan buatlah ringkasan prinsip interferometer tersebut!
  • 28. 28DND-2006 Bintang Diameter Sudut Jarak (pc) Diameter Linier (dlm 2 R) Antares 0,040 150 640 Aldebaran 0,020 21 45 Betelgeus 0,034 150 500 0,042 750 Arcturus 0,020 11 23 Diameter sudut beberapa bintang yang diukur dengan interferometer
  • 29. 29DND-2006 http://planetquest.jpl.nasa.gov/SIM/Demo/simford7.html Demo ini mensimulasikan interferometer Michelson kecil yang mirip dengan aslinya yang digunakan untuk menentukan posisi bintang di langit. Pekerjaan yang harus dilakukan adalah menyelaraskan semua cermin yang ada pada meja sampai kita melihat garis-garis gelap dan terang (garis interferensi) pada monitor yang ada di sudut bawah. DEMO INTERFEROMETER
  • 30. 30DND-2006 Soal-soal Latihan 2. Parallaks sebuah bintang yang diukur dari Bumi adalah 0,”5, sedangkan jika diukur dari pesawat ruang angkasa yang mengorbit di sekeliling Matahari, parallaksnya adalah 1,”0. Berapakah jarak pesawat ruang angkasa tersebut ke Matahari? 1. Parallaks sebuah bintang yang diukur dari Bumi adalah 0,”1. Berapakah besarnya parallaks bintang tersebut apabila diukur dari Mars? (Jarak Matahari- Mars = 1,5 AU).
  • 31. 31DND-2006 3. Sebuah bintang yang mirip dengan Matahari (temperatur dan luminositasnya sama), berada pada jarak 100 juta kali lebih jauh daripada Matahari. a. Tetukanlah jarak bintang ini dalam parseks. b. Tentukanlah parallaks bintang ini. c. Mungkinkah kita mengukur parallaks bintang ini? d. Apabila bintang ini tiba-tiba cahayanya lebih terang 10 kali (radiusnya tetap tidak berubah), berapakah magnitudo semunya? (Pertanyaan d bisa dijawab setelah mempelajari magnitudo)
  • 32. 32DND-2006 Lanjut ke Bab IV Kembali ke Daftar Materi