SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
DND - 2006
Gerak Bintang
DND - 2006
η
ζ
ε α
δ
γ β
η
ζ
ε
α
δ
γ β
α
η
ζ
ε
δ
γ β
Bintang tidak diam, tapi
bergerak di ruang angkasa.
Pergerakan bintang ini
sangat sukar diikuti karena
jaraknya yang sangat jauh,
sehingga kita melihat
bintang seolah-olah tetap
diam pada tempatnya sejak
dulu hingga sekarang
Contoh :
Sekarang
100 000 tahun kemudian
100 000 tahun yg lalu
Pergerakan rasi Ursa Major
Gerak Sejati (Proper
Motion)
DND - 2006
 Gerak sejati bisanya diberi simbol μ dan dinyatakan
dalam detik busur pertahun.
Laju perubahan sudut letak suatu bintang disebut gerak
sejati (proper motion).
 Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah bintang
Barnard dengan μ = 10″,25 per tahun (dalam waktu
180 tahun bintang ini hanya bergeser selebar bulan
purnama)
 Gerak sejati umumnya sangat kecil sehingga sangat
sukar diukur dalam waktu setahun atau dua tahun.
 Gerak sejati rata-rata bintang yang tampak dengan
mata hanyalah 0”,1 per tahun, dan baru setelah 20
hingga 50 tahun perubahan letak suatu bintang
dapat diamati sehingga gerak sejatinya dapat diukur.
DND - 2006
Kedudukan bintang 50
tahun yang lalu
Kedudukan bintang
sekarang
Pengukuran gerak sejati dilakukan dengan memban-
dingkan kedudukan bintang pada hasil pengamatan
daerah langit yang sama, dalam selang waktu yang
cukup lama (20 ∼ 50 tahun). Bintang yang jaraknya
sangat jauh kedudukannya di langit dianggap tetap.
proper motion
DND - 2006
Foto daerah langit yang sama (berpusat di α = 17h
58m
,
δ = 04o
36’) yang diambil dalam selang waktu 50
tahun, memperlihatkan proper motion bintang Barnard
http://www.cseligman.com/text/stars/stellarproperties.htm
DND - 2006
A B
CX
Y
δ
θ
µ
γ
α
Dalam pengukuran gerak sejati yang diukur bukan hanya
besarnya tetapi juga ditentukan arahnya
 Dalam koordinat ekuator, gerak sejati (µ) dapat diu-
raikan dalam arah :
 asensiorekta (µα)
 arah deklinasi (µδ)
Matahari
Ekuator
P
Q
γ = vernal equinox
= titik musim semi
α = asensiorekta = γA
δ = deklinasi = AX
µ = busur XY = gerak
sejati
θ = ∠ PXY = sudut posisi
DND - 2006
Posisi X: (α, δ)
Posisi Y: (α1, δ1)
YC = δ1 - δ = µδ (komponen µ pada
arah δ)
AB = α1 - α = µα (komponen µ pada
arah α)
XC = µα cos δ
A B
CX
Y
δ
θ
µ
γ
α Matahari
Ekuator
P
Q
Untuk µ <<
. . . . . . . . . . . . (6-
1)
XC = µ sin θ . . . . . . . . . . . . . . . (6-
2)YC = µ cos θ . . . . . . . . . . . . . . . (6-
3)
Dari pers. (6-1) dan (6-2) µα cos δ = µ sin θ . . (6-4)
Dari pers. (6-3) µδ = µ cos θ . . . . . . (6-5)
µα dan µδ dapat diukur µ Dan θ dapat ditentukan
DND - 2006
Contoh: Proper motion bintang Arcturus (dari katalog
Hipparcos)
α = 14h
.2612
δ = +19o
.1873
d = 11.25 pc
V = -0.05 (magnitudo visual)
vr
= -5.0 km/s
µα = -1.093 detik busur / tahun.
µδ
= -1.999 detik busur / tahun.
Tugas !!!
Tentukanlah besarnya proper motion dan arah gerak
bintang ini
DND - 2006
Kecepatan gerak bintang (V ) yang menghasilkan gerak
sejati, dapat diuraikan dalam dua komponen, yaitu :
 kecepatan radial Vr (komponen kecepatan yang
searah garis pandang)
 kecepatan tangensial Vt (komponen kecepatan yang
tegak lurus dengan garis pandang)


Pengamat
Vr
V
Vt
µ
d
d = jarak bintang,
V = kecepatan linier
Vt = kecepatan tangensial
Vr = kecepatan radial.
DND - 2006
Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt ) dan gerak
sejati :
Vt = µ d . . . . . . . . . . (6-6)
tan µ = Vt /d
µ <<
rad/tahun


Pengamat
Vr
V
Vt
µ
d
DND - 2006
Vt = 4,74 µd
Vt = 4,74 µ/p
paralaks bintang dalam detik busur
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-7)
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-8)
Apabila µ dinyatakan dalam detik busur per tahun, d
dalam parsec dan Vt dalam km/s, maka
Subtitusikan pers. (3-15) : p = 1/d ke (6-7) diperoleh,
Buktikan !!!!
DND - 2006
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-9)
Kecepatan radial bintang dapat diukur dari efek
Dopplernya pada garis spektrum dengan menggunakan
rumus :
∆ λ = λdiamati - λdiam
λ = λdiam, Vr = kecepatan radial, c = kecepatan cahaya
∆λ
λ
Vr
c
=
∆λ
∆λ
Bintang diam
Bintang mendekati
pengamat
Bintang menjauhi
pengamat
λo = λdiam
DND - 2006
Vr berharga positip. garis
spektrum bergeser ke
arah panjang gelombang
yang lebih panjang
Vr berharga negatif. garis
spektrum bergeser ke arah
panjang gelombang yang
lebih pendek
pergeseran biru
pergeseran merah
Karena Vt dapat ditentukan dari pers (6-3) dan Vr dapat
ditentukan dari pers (6-4), maka kecepatan linier bintang
dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
V2
= Vt
2
+ Vr
2
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-5)

DND - 2006
Contoh :
Garis spektrum suatu elemen yang panjang gelombang
normalnya adalah 5000 Å diamati pada spektrum bintang
berada pada λ = 5001 Å. Seberapa besarkah kecepatan
pergerakan bintang tersebut ? Apakah bintang tersebut
mendekati atau menjauhi Bumi ?
Jawab : λdiam = 5000 Å dan λdiamati = 5001 Å
∆ λ = λdiamati - λdiam = 5001 – 5000 = 1 Å
Karena kecepatannya positif maka bintang menjauhi
pengamat
∆λ
λ
Vr
c
=
∆λ
λ
Vr = c = (3 x 105
)
1
5000
= 60 km/s
DND - 2006
Gerak Matahari
Matahari bersama bintang-bintang di sekitarnya bergerak
bersama-sama mengitari pusat galaksi dengan kecepa-
tan ± 200 - 300 km/det.
Matahari
30 000 ly
100 000 ly
DND - 2006
 Selain bergerak mengitari pusat galaksi, bintang-
bintang juga bergerak secara lokal dengan kecepatan
± 10 km/det.
 Yang dimaksud dengan bintang-bintang di sekitar
matahari adalah bintang-bintang yang berada dalam
radius 100 pc dari matahari.
 Dalam kelompok bintang-bintang di sekitar matahari
ini dapat didefinisikan Standar Diam Lokal (Local
Standard Rest, LSR), yaitu suatu kerangka acuan
dimana kecepatan rata-rata bintang di sekitar
matahari (termasuk matahari) adalah nol.
DND - 2006
 Terhadap LSR, matahari bergerak dengan kecepatan
19,5 km/det. ke suatu suatu arah tertentu (kira-kira ke
arah bintang Vega di rasi Lyra). Titik yang dituju
matahari ini disebut Apex, sedangkan titik di arah
yang berlawanan disebut Antapex.
ApexAntapex
Matahari
Koordinat Apex : α = 270o
, δ = 30o
DND - 2006
Gerak matahari terhadap LSR dapat ditentukan sebagai
berikut :
 Misal U, V, dan W adalah komponen kecepatan suatu
bintang terhadap matahari dalam koordinat kartesius,
 u, v, dan w adalah komponen kecepatan bintang
tersebut terhadap LSR dalam koordinat yang sama,
 U, V, dan W adalah komponen kecepatan matahari
terhadap LSR.
U
V
u
v
u
v
U = u − U
U = u − U
Gambar dalam satu dimensi
Matahari
Bintang
DND - 2006
Untuk N buah bintang :
NU = Σun − ΣUn
N N
n=1 n=1
. . . . . . . . . . (6-10)U = −Σun
N
N
n=1
ΣUn
N
N
n=1
Dari definisi LSR, kecepatan rata-rata bintang terhadap
LSR adalah 0.
= 0
Σun
N
N
n=1
U = −ΣUn
N
N
n=1
atau
Pers. (6-10) menjadi . . . . . . . . . . . . (6-11)
DND - 2006
Dengan cara yang sama diperoleh,
V = −ΣVn
N
N
n=1
. . . . . . . . . . . . (6-12)
W = − ΣWn
N
N
n=1
. . . . . . . . . . . . (6-13)dan
DND - 2006
Parallaks Rata-rata dan Parallaks Gugus
Pengamatan terhadap gerak bintang dapat memberikan
informasi mengenai jaraknya.
a. Komponen upsilon (υ), yaitu komponen yang searah
dengan arah apex-antapex
b. Komponen tau (τ), yaitu komponen yang tegak lurus
terhadap arah apex-antapex.
Relatif terhadap gerak matahari, gerak diri bintang dapat
diuraikan dalam dua komponen, yaitu :
Komponen τ tidak terpengaruh oleh gerak matahari.
DND - 2006
Apabila Vτ adalah komponen kecepatan tangensial pada
arah τ, maka dari
Pers. (6-8) :Vt = 4,74 µ/p
diperoleh : Vτ = 4,74 τ/p . . . . . . . . . . . . . . . (6-14)
Vτ
Vυ
Vt
ke Apex
DND - 2006
 Dari pengamatan pada sejumlah bintang, diharapkan
rata-rata Vτ sama dengan kecepatan radial rata-rata
semua bintang tersebut setelah dikoreksi terhadap
gerak matahari
 Dari pers. (6-14) selanjutnya dapat ditentukan
parallaks rata-rata kelompok bintang tersebut. Dalam
perhitungan ini, τ diambil sebagai rata-rata semua
bintang.
 Cara seperti ini akan sangat berguna apabila dilaku-
kan pada kelompok bintang yang jenisnya sama
(sama kelas spektrum dan kelas luminositasnya).
Jadi Luminositas atau magnitudo mutlak semua
bintang dalam kelompok ini diharapkan sama.
DND - 2006
 Dengan mengambil bintang yang sejenis maka,
 bintang yang lemah, berarti jaraknya jauh
 bintang yang terang, berarti jaraknya dekat
 Dengan mengetahui jarak rata-rata kelompok bintang
ini, maka jarak sebenarnya setiap bintang dapat
ditentukan. Caranya adalah sebagai berikut:
Secara matematis, paralaks rata-rata bintang dapat
dituliskan :
p =
pi
N
Σ
N
i=1
Np = piΣ
N
i=1
. . . . . . . . . . . (6-
15)
DND - 2006
+ log 10= 0,2 M − 1 Σ
N
i=1
−0,2 mi
Dari rumus Pogson :
mi − M = −5 − 5 log pi pi = 10
0,2(M − mi − 5)
......... (6-16)
Masukkan persamaan (6-15) :
ke pers (6-16), diperoleh :
Np =Σ
N
i=1
10
0,2(M − mi − 5)
= Σ
N
i=1
10
−0,2 mi
10
0,2(M − 5)
Np = piΣ
N
i=1
atau log Np =log 10
0,2(M − 5)
+ log 10Σ
N
i=1
−0,2 mi
DND - 2006
5 log 10Σ
N
i=1
−0,2 mi
M = 5 + 5 log Np −atau . . . . . . (6-17)
Selanjutnya dari persamaan (6-16) :
Dengan mengamati p dan mi
untuk setiap bintang, maka
M dapat ditentukan dari persamaan (6-17).
dapat ditentukan pi (paralaks setiap bintang).
pi = 10
0,2(M − mi − 5)
Penentuan paralaks dengan cara seperti ini disebut
paralaks statistik
Ketelitian cara ini bergantung pada ketelitian pengukuran
paralaks rata-rata dari sebaran harga M bintang dalam
kelompok tersebut. Cara ini sangat berguna untuk
menentukan jarak bintang yang jauh.
DND - 2006
Cara lain untuk menentukan jarak dengan mengguna-
kan gerak bintang adalah dengan mengamati gerak diri
bintang dalam gugus bintang.
Suatu gugus bintang adalah kelompok/kumpulan bintang
yang satu sama lain terikat oleh gaya gravitasinya.
Gugus Bola M22 yang berjarak 10 000
ly dan diamaternya sekitar 65 ly
Gugus Terbuka M37. Berisi sekitar
200 bintang dan diameternya sekitar
27 ly. M 37 berjarak sekitar 4600 ly
DND - 2006
Semua bintang dalam gugus bergerak bersama ke suatu
arah dalam lintasan sejajar. Akan tetapi apabila jarak
gugus tidak terlalu jauh letaknya, maka lintasan bintang
dalam gugus tersebut tampak memusat atau memencar
ke atau dari suatu titik. Titik temu vektor gerak diri
tersebut dinamakan Vertex
Vertex
DND - 2006
Misal :
α = sudut antara arah ke gugus bintang dan ke Vertex
V = kecepatan gugus dalam ruang
Vr = kecepatan radial gugus
Maka kecepatan tangensial gugus (Vt) adalah,
arah ke Vertex
Gugus
Vr
V
Vt
α
Pengamat
Vt = Vr tan α . . (6-18)
DND - 2006
Apabila titik vertex dan kecepatan radial gugus dapat
ditentukan, maka Vt
dapat ditentukan.
Selanjutnya, dengan menggunakan pers. (6-8) :
paralaks dan jarak gugus dapat ditentukan
Vt = 4,74 µ/p
Cara paralaks gerak gugus ini sangat berguna untuk
menentukan jarak yang tidak terlalu jauh.
DND - 2006
Contoh Soal
1. Sebuah bintang mempunyai magnitudo semu
sebesar 0,14, paralaknya 0”,12 dan kecepatan radial
realtif terhadap matahari adalah -14 km/det. Apabila
deklinasi bintang tersebut adalah 38o
4’ serta
komponen gerak sejatinya dalam asensiorekat dan
deklinasi masing-masing sebesar 0s
,016 dan 0”,28,
tentukanlah
a. gerak sejatinya
b. kecepatan tangensialnya.
c. kecepatan gerak bintang relatif terhadap matahari.
DND - 2006
2. Empat buah bintang yang berada dalam satu gugus
mempunyai kelas spektrum dan kelas luminositas
sama. Magnitudo semu keempat bintang tersebut
adalah 14.6, 14,8, 14,4 dn 14,9. Apabila paralaks
rata-rata keempat bintang ini adalah 0”.01,
tentukanlah magnitudo absolutnya dan paralaks
masing-masing bintang.
Lanjut ke Bab VII
Kembali ke Daftar Materi

More Related Content

What's hot

56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
eli priyatna laidan
 

What's hot (20)

Astronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i vaAstronomi fisika bab i va
Astronomi fisika bab i va
 
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-200985154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
 
94876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-201194876305 solusi-osn-2011
94876305 solusi-osn-2011
 
Astronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab viAstronomi fisika bab vi
Astronomi fisika bab vi
 
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
Solusi Soal Olimpiade Astronomi Tingkat Provinsi 2014
 
Menghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomiMenghitung jarak dalam astronomi
Menghitung jarak dalam astronomi
 
58394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-201158394327 solusi-osp-astro-2011
58394327 solusi-osp-astro-2011
 
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-200985154197 solusi-osp-astronomi-2009
85154197 solusi-osp-astronomi-2009
 
Sistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptxSistem koordinat benda langit.pptx
Sistem koordinat benda langit.pptx
 
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam AstrofisikaBesaran Mendasar Dalam Astrofisika
Besaran Mendasar Dalam Astrofisika
 
Teleskop
TeleskopTeleskop
Teleskop
 
astronomi fotometri bintang
astronomi fotometri bintangastronomi fotometri bintang
astronomi fotometri bintang
 
Tata Koordinat Benda Langit
Tata Koordinat Benda LangitTata Koordinat Benda Langit
Tata Koordinat Benda Langit
 
Astronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab iAstronomi fisika bab i
Astronomi fisika bab i
 
Astronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalenderAstronomi waktu dan kalender
Astronomi waktu dan kalender
 
Bab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintangBab iv fotometri bintang
Bab iv fotometri bintang
 
Sistem magnitudo
Sistem magnitudoSistem magnitudo
Sistem magnitudo
 
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)Materi ajar 2 (huk. pancaran)
Materi ajar 2 (huk. pancaran)
 
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-201056852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
56852975 pembahasan-soal-olimpiade-astronomi-tingkat-provinsi-2010
 
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by marianoSoal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
Soal dan solusi osk astronomi 2013 by mariano
 

Similar to Gerak Bintang

Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDAAstronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
nurulmtech
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Annisa Khoerunnisya
 
Kinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016okKinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016ok
rozi arrozi
 
Kinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016okKinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016ok
rozi arrozi
 
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Annisa Khoerunnisya
 

Similar to Gerak Bintang (20)

Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iii matahari
Bab iii matahariBab iii matahari
Bab iii matahari
 
Astronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iiiAstronomi fisika bab iii
Astronomi fisika bab iii
 
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDAAstronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
Astronomi Olimpiade SMA SMK IPA SAINS BINTANG GANDA
 
Besaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.pptBesaran Mendasar.ppt
Besaran Mendasar.ppt
 
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
Materi ajar 3 (besaran di astrofisika)
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Kinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkarKinematika gerak melingkar
Kinematika gerak melingkar
 
Materi astronomi
Materi astronomiMateri astronomi
Materi astronomi
 
gps-4-upd.pdf
gps-4-upd.pdfgps-4-upd.pdf
gps-4-upd.pdf
 
Kinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016okKinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016ok
 
Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004Pembahasan osn-2004
Pembahasan osn-2004
 
Kinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016okKinematika gerak melingkar 2016ok
Kinematika gerak melingkar 2016ok
 
Bab i va
Bab i vaBab i va
Bab i va
 
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
Materi ajar 1 (pengenalan astrof)
 
Print
PrintPrint
Print
 
Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001Kalkulus lanjut 001
Kalkulus lanjut 001
 
Makalah optik geometri
Makalah optik geometriMakalah optik geometri
Makalah optik geometri
 
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdfscribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
scribfree.com_rotasi-kelas-ix-9.pdf
 
astronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintangastronomi paralaks bintang
astronomi paralaks bintang
 

More from Muhamad Dzaki Albiruni

More from Muhamad Dzaki Albiruni (20)

Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017Soal OSK Geografi 2017
Soal OSK Geografi 2017
 
Business Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - IndomieBusiness Case Analysis - Indomie
Business Case Analysis - Indomie
 
Laporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum PerkecambahanLaporan Praktikum Perkecambahan
Laporan Praktikum Perkecambahan
 
Population Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and JapanPopulation Control in Indonesia and Japan
Population Control in Indonesia and Japan
 
Eco Living City
Eco Living CityEco Living City
Eco Living City
 
Population Control Impact Essay
Population Control Impact EssayPopulation Control Impact Essay
Population Control Impact Essay
 
Spending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely EssaySpending Money Wisely Essay
Spending Money Wisely Essay
 
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde BaruKebijakan Pemerintahan Orde Baru
Kebijakan Pemerintahan Orde Baru
 
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - GeografiSoal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
Soal Pengetahuan Umum SC 68 - Geografi
 
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMABandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
Bandung Lautan Api Sejarah Indonesia SMA
 
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
Akuntansi Perusahaan Dagang (Ekonomi XII SMA)
 
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen LetalGagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
Gagal Berpisah, Pindah Silang dan Gen Letal
 
Wonders of Yogyakarta
Wonders of YogyakartaWonders of Yogyakarta
Wonders of Yogyakarta
 
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan SifatHukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
Hukum Mendel & Pola Pewarisan Sifat
 
Kabinet Natsir
Kabinet NatsirKabinet Natsir
Kabinet Natsir
 
Tugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas XTugas Geografi Batuan Kelas X
Tugas Geografi Batuan Kelas X
 
Teori Alam Semesta
Teori Alam SemestaTeori Alam Semesta
Teori Alam Semesta
 
Inflasi
InflasiInflasi
Inflasi
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Geografi Pembangunan
Geografi PembangunanGeografi Pembangunan
Geografi Pembangunan
 

Recently uploaded

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Recently uploaded (20)

7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 

Gerak Bintang

  • 2. DND - 2006 η ζ ε α δ γ β η ζ ε α δ γ β α η ζ ε δ γ β Bintang tidak diam, tapi bergerak di ruang angkasa. Pergerakan bintang ini sangat sukar diikuti karena jaraknya yang sangat jauh, sehingga kita melihat bintang seolah-olah tetap diam pada tempatnya sejak dulu hingga sekarang Contoh : Sekarang 100 000 tahun kemudian 100 000 tahun yg lalu Pergerakan rasi Ursa Major Gerak Sejati (Proper Motion)
  • 3. DND - 2006  Gerak sejati bisanya diberi simbol μ dan dinyatakan dalam detik busur pertahun. Laju perubahan sudut letak suatu bintang disebut gerak sejati (proper motion).  Bintang yang gerak sejatinya terbesar adalah bintang Barnard dengan μ = 10″,25 per tahun (dalam waktu 180 tahun bintang ini hanya bergeser selebar bulan purnama)  Gerak sejati umumnya sangat kecil sehingga sangat sukar diukur dalam waktu setahun atau dua tahun.  Gerak sejati rata-rata bintang yang tampak dengan mata hanyalah 0”,1 per tahun, dan baru setelah 20 hingga 50 tahun perubahan letak suatu bintang dapat diamati sehingga gerak sejatinya dapat diukur.
  • 4. DND - 2006 Kedudukan bintang 50 tahun yang lalu Kedudukan bintang sekarang Pengukuran gerak sejati dilakukan dengan memban- dingkan kedudukan bintang pada hasil pengamatan daerah langit yang sama, dalam selang waktu yang cukup lama (20 ∼ 50 tahun). Bintang yang jaraknya sangat jauh kedudukannya di langit dianggap tetap. proper motion
  • 5. DND - 2006 Foto daerah langit yang sama (berpusat di α = 17h 58m , δ = 04o 36’) yang diambil dalam selang waktu 50 tahun, memperlihatkan proper motion bintang Barnard http://www.cseligman.com/text/stars/stellarproperties.htm
  • 6. DND - 2006 A B CX Y δ θ µ γ α Dalam pengukuran gerak sejati yang diukur bukan hanya besarnya tetapi juga ditentukan arahnya  Dalam koordinat ekuator, gerak sejati (µ) dapat diu- raikan dalam arah :  asensiorekta (µα)  arah deklinasi (µδ) Matahari Ekuator P Q γ = vernal equinox = titik musim semi α = asensiorekta = γA δ = deklinasi = AX µ = busur XY = gerak sejati θ = ∠ PXY = sudut posisi
  • 7. DND - 2006 Posisi X: (α, δ) Posisi Y: (α1, δ1) YC = δ1 - δ = µδ (komponen µ pada arah δ) AB = α1 - α = µα (komponen µ pada arah α) XC = µα cos δ A B CX Y δ θ µ γ α Matahari Ekuator P Q Untuk µ << . . . . . . . . . . . . (6- 1) XC = µ sin θ . . . . . . . . . . . . . . . (6- 2)YC = µ cos θ . . . . . . . . . . . . . . . (6- 3) Dari pers. (6-1) dan (6-2) µα cos δ = µ sin θ . . (6-4) Dari pers. (6-3) µδ = µ cos θ . . . . . . (6-5) µα dan µδ dapat diukur µ Dan θ dapat ditentukan
  • 8. DND - 2006 Contoh: Proper motion bintang Arcturus (dari katalog Hipparcos) α = 14h .2612 δ = +19o .1873 d = 11.25 pc V = -0.05 (magnitudo visual) vr = -5.0 km/s µα = -1.093 detik busur / tahun. µδ = -1.999 detik busur / tahun. Tugas !!! Tentukanlah besarnya proper motion dan arah gerak bintang ini
  • 9. DND - 2006 Kecepatan gerak bintang (V ) yang menghasilkan gerak sejati, dapat diuraikan dalam dua komponen, yaitu :  kecepatan radial Vr (komponen kecepatan yang searah garis pandang)  kecepatan tangensial Vt (komponen kecepatan yang tegak lurus dengan garis pandang)   Pengamat Vr V Vt µ d d = jarak bintang, V = kecepatan linier Vt = kecepatan tangensial Vr = kecepatan radial.
  • 10. DND - 2006 Hubungan antara kecepatan tangensial (Vt ) dan gerak sejati : Vt = µ d . . . . . . . . . . (6-6) tan µ = Vt /d µ << rad/tahun   Pengamat Vr V Vt µ d
  • 11. DND - 2006 Vt = 4,74 µd Vt = 4,74 µ/p paralaks bintang dalam detik busur . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-7) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-8) Apabila µ dinyatakan dalam detik busur per tahun, d dalam parsec dan Vt dalam km/s, maka Subtitusikan pers. (3-15) : p = 1/d ke (6-7) diperoleh, Buktikan !!!!
  • 12. DND - 2006 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-9) Kecepatan radial bintang dapat diukur dari efek Dopplernya pada garis spektrum dengan menggunakan rumus : ∆ λ = λdiamati - λdiam λ = λdiam, Vr = kecepatan radial, c = kecepatan cahaya ∆λ λ Vr c = ∆λ ∆λ Bintang diam Bintang mendekati pengamat Bintang menjauhi pengamat λo = λdiam
  • 13. DND - 2006 Vr berharga positip. garis spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih panjang Vr berharga negatif. garis spektrum bergeser ke arah panjang gelombang yang lebih pendek pergeseran biru pergeseran merah Karena Vt dapat ditentukan dari pers (6-3) dan Vr dapat ditentukan dari pers (6-4), maka kecepatan linier bintang dapat ditentukan dengan menggunakan rumus : V2 = Vt 2 + Vr 2 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (6-5) 
  • 14. DND - 2006 Contoh : Garis spektrum suatu elemen yang panjang gelombang normalnya adalah 5000 Å diamati pada spektrum bintang berada pada λ = 5001 Å. Seberapa besarkah kecepatan pergerakan bintang tersebut ? Apakah bintang tersebut mendekati atau menjauhi Bumi ? Jawab : λdiam = 5000 Å dan λdiamati = 5001 Å ∆ λ = λdiamati - λdiam = 5001 – 5000 = 1 Å Karena kecepatannya positif maka bintang menjauhi pengamat ∆λ λ Vr c = ∆λ λ Vr = c = (3 x 105 ) 1 5000 = 60 km/s
  • 15. DND - 2006 Gerak Matahari Matahari bersama bintang-bintang di sekitarnya bergerak bersama-sama mengitari pusat galaksi dengan kecepa- tan ± 200 - 300 km/det. Matahari 30 000 ly 100 000 ly
  • 16. DND - 2006  Selain bergerak mengitari pusat galaksi, bintang- bintang juga bergerak secara lokal dengan kecepatan ± 10 km/det.  Yang dimaksud dengan bintang-bintang di sekitar matahari adalah bintang-bintang yang berada dalam radius 100 pc dari matahari.  Dalam kelompok bintang-bintang di sekitar matahari ini dapat didefinisikan Standar Diam Lokal (Local Standard Rest, LSR), yaitu suatu kerangka acuan dimana kecepatan rata-rata bintang di sekitar matahari (termasuk matahari) adalah nol.
  • 17. DND - 2006  Terhadap LSR, matahari bergerak dengan kecepatan 19,5 km/det. ke suatu suatu arah tertentu (kira-kira ke arah bintang Vega di rasi Lyra). Titik yang dituju matahari ini disebut Apex, sedangkan titik di arah yang berlawanan disebut Antapex. ApexAntapex Matahari Koordinat Apex : α = 270o , δ = 30o
  • 18. DND - 2006 Gerak matahari terhadap LSR dapat ditentukan sebagai berikut :  Misal U, V, dan W adalah komponen kecepatan suatu bintang terhadap matahari dalam koordinat kartesius,  u, v, dan w adalah komponen kecepatan bintang tersebut terhadap LSR dalam koordinat yang sama,  U, V, dan W adalah komponen kecepatan matahari terhadap LSR. U V u v u v U = u − U U = u − U Gambar dalam satu dimensi Matahari Bintang
  • 19. DND - 2006 Untuk N buah bintang : NU = Σun − ΣUn N N n=1 n=1 . . . . . . . . . . (6-10)U = −Σun N N n=1 ΣUn N N n=1 Dari definisi LSR, kecepatan rata-rata bintang terhadap LSR adalah 0. = 0 Σun N N n=1 U = −ΣUn N N n=1 atau Pers. (6-10) menjadi . . . . . . . . . . . . (6-11)
  • 20. DND - 2006 Dengan cara yang sama diperoleh, V = −ΣVn N N n=1 . . . . . . . . . . . . (6-12) W = − ΣWn N N n=1 . . . . . . . . . . . . (6-13)dan
  • 21. DND - 2006 Parallaks Rata-rata dan Parallaks Gugus Pengamatan terhadap gerak bintang dapat memberikan informasi mengenai jaraknya. a. Komponen upsilon (υ), yaitu komponen yang searah dengan arah apex-antapex b. Komponen tau (τ), yaitu komponen yang tegak lurus terhadap arah apex-antapex. Relatif terhadap gerak matahari, gerak diri bintang dapat diuraikan dalam dua komponen, yaitu : Komponen τ tidak terpengaruh oleh gerak matahari.
  • 22. DND - 2006 Apabila Vτ adalah komponen kecepatan tangensial pada arah τ, maka dari Pers. (6-8) :Vt = 4,74 µ/p diperoleh : Vτ = 4,74 τ/p . . . . . . . . . . . . . . . (6-14) Vτ Vυ Vt ke Apex
  • 23. DND - 2006  Dari pengamatan pada sejumlah bintang, diharapkan rata-rata Vτ sama dengan kecepatan radial rata-rata semua bintang tersebut setelah dikoreksi terhadap gerak matahari  Dari pers. (6-14) selanjutnya dapat ditentukan parallaks rata-rata kelompok bintang tersebut. Dalam perhitungan ini, τ diambil sebagai rata-rata semua bintang.  Cara seperti ini akan sangat berguna apabila dilaku- kan pada kelompok bintang yang jenisnya sama (sama kelas spektrum dan kelas luminositasnya). Jadi Luminositas atau magnitudo mutlak semua bintang dalam kelompok ini diharapkan sama.
  • 24. DND - 2006  Dengan mengambil bintang yang sejenis maka,  bintang yang lemah, berarti jaraknya jauh  bintang yang terang, berarti jaraknya dekat  Dengan mengetahui jarak rata-rata kelompok bintang ini, maka jarak sebenarnya setiap bintang dapat ditentukan. Caranya adalah sebagai berikut: Secara matematis, paralaks rata-rata bintang dapat dituliskan : p = pi N Σ N i=1 Np = piΣ N i=1 . . . . . . . . . . . (6- 15)
  • 25. DND - 2006 + log 10= 0,2 M − 1 Σ N i=1 −0,2 mi Dari rumus Pogson : mi − M = −5 − 5 log pi pi = 10 0,2(M − mi − 5) ......... (6-16) Masukkan persamaan (6-15) : ke pers (6-16), diperoleh : Np =Σ N i=1 10 0,2(M − mi − 5) = Σ N i=1 10 −0,2 mi 10 0,2(M − 5) Np = piΣ N i=1 atau log Np =log 10 0,2(M − 5) + log 10Σ N i=1 −0,2 mi
  • 26. DND - 2006 5 log 10Σ N i=1 −0,2 mi M = 5 + 5 log Np −atau . . . . . . (6-17) Selanjutnya dari persamaan (6-16) : Dengan mengamati p dan mi untuk setiap bintang, maka M dapat ditentukan dari persamaan (6-17). dapat ditentukan pi (paralaks setiap bintang). pi = 10 0,2(M − mi − 5) Penentuan paralaks dengan cara seperti ini disebut paralaks statistik Ketelitian cara ini bergantung pada ketelitian pengukuran paralaks rata-rata dari sebaran harga M bintang dalam kelompok tersebut. Cara ini sangat berguna untuk menentukan jarak bintang yang jauh.
  • 27. DND - 2006 Cara lain untuk menentukan jarak dengan mengguna- kan gerak bintang adalah dengan mengamati gerak diri bintang dalam gugus bintang. Suatu gugus bintang adalah kelompok/kumpulan bintang yang satu sama lain terikat oleh gaya gravitasinya. Gugus Bola M22 yang berjarak 10 000 ly dan diamaternya sekitar 65 ly Gugus Terbuka M37. Berisi sekitar 200 bintang dan diameternya sekitar 27 ly. M 37 berjarak sekitar 4600 ly
  • 28. DND - 2006 Semua bintang dalam gugus bergerak bersama ke suatu arah dalam lintasan sejajar. Akan tetapi apabila jarak gugus tidak terlalu jauh letaknya, maka lintasan bintang dalam gugus tersebut tampak memusat atau memencar ke atau dari suatu titik. Titik temu vektor gerak diri tersebut dinamakan Vertex Vertex
  • 29. DND - 2006 Misal : α = sudut antara arah ke gugus bintang dan ke Vertex V = kecepatan gugus dalam ruang Vr = kecepatan radial gugus Maka kecepatan tangensial gugus (Vt) adalah, arah ke Vertex Gugus Vr V Vt α Pengamat Vt = Vr tan α . . (6-18)
  • 30. DND - 2006 Apabila titik vertex dan kecepatan radial gugus dapat ditentukan, maka Vt dapat ditentukan. Selanjutnya, dengan menggunakan pers. (6-8) : paralaks dan jarak gugus dapat ditentukan Vt = 4,74 µ/p Cara paralaks gerak gugus ini sangat berguna untuk menentukan jarak yang tidak terlalu jauh.
  • 31. DND - 2006 Contoh Soal 1. Sebuah bintang mempunyai magnitudo semu sebesar 0,14, paralaknya 0”,12 dan kecepatan radial realtif terhadap matahari adalah -14 km/det. Apabila deklinasi bintang tersebut adalah 38o 4’ serta komponen gerak sejatinya dalam asensiorekat dan deklinasi masing-masing sebesar 0s ,016 dan 0”,28, tentukanlah a. gerak sejatinya b. kecepatan tangensialnya. c. kecepatan gerak bintang relatif terhadap matahari.
  • 32. DND - 2006 2. Empat buah bintang yang berada dalam satu gugus mempunyai kelas spektrum dan kelas luminositas sama. Magnitudo semu keempat bintang tersebut adalah 14.6, 14,8, 14,4 dn 14,9. Apabila paralaks rata-rata keempat bintang ini adalah 0”.01, tentukanlah magnitudo absolutnya dan paralaks masing-masing bintang. Lanjut ke Bab VII Kembali ke Daftar Materi