SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
StatistikaMatematika II Suyono Sesion #06 JurusanMatematika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
Outline  KriteriaMenilai Estimator Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar 05/01/2011 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      | 2
KriteriaMenilai Estimator ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      | 3 05/01/2011
4. KriteriaMenilai Estimator  Berikut ini beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menilai estimator. 	Definisi 4.1 	Sebuah estimator T dikatakan estimator tak bias untuk ( ) jika E(T)=( ) untuk semua . Jika tidak demikian T dikatakan estimator bias untuk ( ). 05/01/2011 4 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Contoh 4.1 	Jika X1, X2, …, Xn, merupakan sampel acak dari sebarang distribusi dengan mean =E(Xi) dan variansi 2=Var(Xi) maka menurut Teorema  	2.2           dan S2 masing-masing adalah  	estimator tak bias untuk   dan 2, karena   					dan    05/01/2011 5 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Tetapi estimator   	pada Contoh 3.2 merupakan estimator bias untuk 2 karena  05/01/2011 6 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 4.2 	Jika T adalah estimator untuk ( ), maka bias dari T didefinisikan sebagai 				b(T)=E(T)-( ) 	dan mean squared error (MSE) dari T didefinisikan sebagai  				MSE(T)=E[T-( )]2. 05/01/2011 7 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Teorema 4.3 	Jika T adalah estimator untuk ( ), maka  			MSE(T)=Var(T)+[b(T)]2. 05/01/2011 8 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 4.4 	Sebuah estimator T* dikatakan estimator tak bias dengan variansi minimum secara uniform (uniformly minimum variance unbiased estimator / UMVUE) untuk ( ) jika  	a. T* estimator tak bias untuk ( ), dan 	b. Untuk sebarang estimator tak bias T untuk ( ), Var(T*) Var(T) untuk semua . 05/01/2011 9 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Dalam kasus tertentu UMVUE untuk () dapat ditemukan dengan menggunakan batas bawah Cramer-Rao (Cramer-Rao lower bound / CRLB). 05/01/2011 10 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Teorema 4.5 (CRLB ) 	Jika T  adalah estimator tak bias untuk ( ), maka  05/01/2011 11 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Contoh 4.2 	Misalkan X1, X2, …, Xn, merupakan sampel acak dari sebarang distribusi eksponensial, X~EXP() dan () = . 	Karena  05/01/2011 12 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	maka dapat ditunjukkan bahwa  	sehingga CRLB untuk ( ) sama dengan 2/n.  05/01/2011 13 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
Jelasbahwamerupakan estimator tak bias untuk( ) = .Selanjutnyadapatditunjukkanbahwa Kesimpulannyamerupakan UMVUE untuk( ).  05/01/2011 14 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 4.6 	Misalkan T dan T* merupakan estimator tak bias untuk ( ). Efisisensi relatif dari T terhadap T* didefinisikan sebagai 05/01/2011 15 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
T* dikatakan efisien jika re(T,T*)  1 untuk semua estimator tak bias T untuk ( ) dan semua . Jika T* adalah estimator efisien untuk ( ) maka efisiensi dari estimator tak bias T untuk untuk ( ) didefinisikan sebagai 				e(T)= re(T,T*). 05/01/2011 16 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar 05/01/2011 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      | 17
	5. Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar Definisi 5.1 Barisan estimator {Tn} untuk( ) dikatakankonsisten (simpelkonsisten) jikauntuksetiap > 0 untuksetiap.  05/01/2011 18 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 5.2 	Barisan estimator {Tn} untuk ( ) dikatakan MSE konsisten  jika  	untuk setiap .  05/01/2011 19 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 5.3 	Barisan estimator {Tn} untuk ( ) dikatakan tak bias asimtotik jika  	untuk setiap .  05/01/2011 20 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Teorema 5.4 	Barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah MSE konsisten jika dan hanya jika barisan estimator tersebut tak bias asimtotik dan  05/01/2011 21 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Teorema 5.5 	Jika barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah MSE konsisten maka barisan estimator tersebut juga simpel konsisten. 05/01/2011 22 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Teorema 5.6 	Jika barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah simpel konsisten dan jika g(t) adalah fungsi yang kontinu pada setiap nilai dari ( ) maka g(Tn) simpel konsisten untuk g(()). 05/01/2011 23 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Definisi 5.7 	Misalkan {Tn} dan {Tn*} merupakan estimator tak bias asimtotik untuk ( ). Efisisensi relatif asimtotik dari Tn terhadap Tn*  didefinisikan sebagai 05/01/2011 24 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
Barisan {Tn*} dikatakan efisien secara asimtotik jika are(Tn,Tn*)  1 untuk semua barisan estimator tak bias asimtotik {Tn} untuk ( ) dan semua . Jika {Tn*}  adalah barisan estimator efisien secara asimtotik untuk ( ) maka efisiensi asimtotik dari barisan estimator tak bias asimtotik {Tn} untuk untuk ( ) didefinisikan sebagai 				ae(Tn)= are(Tn,Tn*). 05/01/2011 25 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |
	Di bawahkondisitertentu, yang dinamakankondisireguler, estimator maksimum likelihood  mempunyaisifat: 	a.         adadantunggal. 	b.         estimator konsistenuntuk .  	c.         mempunyai limit distribusi normal 	dengan mean danvariansi 	d.         efisiensecaraasimtotik.  05/01/2011 26 ©  2010 Universitas Negeri Jakarta   |  www.unj.ac.id                      |

More Related Content

What's hot

F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
Didi Agus
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
MarwaElshi
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Dyas Arientiyya
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
Ummu Zuhry
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
Ferry Angriawan
 

What's hot (20)

F.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-finalF.PFungsi pembangkit-momen-final
F.PFungsi pembangkit-momen-final
 
Distribusi multinomial
Distribusi multinomialDistribusi multinomial
Distribusi multinomial
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Koefisien binomial
Koefisien binomialKoefisien binomial
Koefisien binomial
 
Handout analisis real
Handout analisis realHandout analisis real
Handout analisis real
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
ALJABAR LINIER
ALJABAR LINIERALJABAR LINIER
ALJABAR LINIER
 
Tabel mortalitas-cso-dan-komutasi
Tabel mortalitas-cso-dan-komutasiTabel mortalitas-cso-dan-komutasi
Tabel mortalitas-cso-dan-komutasi
 
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
Supremum dan infimum
Supremum dan infimum  Supremum dan infimum
Supremum dan infimum
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 PopulasiAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata 1 Populasi
 
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan PengintegralanKonvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
Konvergen Seragam dan Kekontinuan, Konvergen Seragam dan Pengintegralan
 
PENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETERPENDUGAAN PARAMETER
PENDUGAAN PARAMETER
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Ring
RingRing
Ring
 
Analisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1cAnalisis real-lengkap-a1c
Analisis real-lengkap-a1c
 
Analisis real
Analisis realAnalisis real
Analisis real
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 

Viewers also liked (7)

Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)Stat matematika II (2)
Stat matematika II (2)
 
Stat matematika II (4)
Stat matematika II (4)Stat matematika II (4)
Stat matematika II (4)
 
Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)Stat matematika II (1)
Stat matematika II (1)
 
Stat matematika II (3)
Stat matematika II (3)Stat matematika II (3)
Stat matematika II (3)
 
Soal Jawab Kalkulus Model Pertumbuhan Gompertz
Soal Jawab Kalkulus Model Pertumbuhan GompertzSoal Jawab Kalkulus Model Pertumbuhan Gompertz
Soal Jawab Kalkulus Model Pertumbuhan Gompertz
 
Metodologi Penelitian (1).konsep dasar statistik
Metodologi Penelitian (1).konsep dasar statistikMetodologi Penelitian (1).konsep dasar statistik
Metodologi Penelitian (1).konsep dasar statistik
 
Kalkulus (21 - 26)
Kalkulus (21 - 26)Kalkulus (21 - 26)
Kalkulus (21 - 26)
 

Similar to Stat matematika II (6) (10)

Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)Stat matematika II (9)
Stat matematika II (9)
 
Stat matematika II (5)
Stat matematika II (5)Stat matematika II (5)
Stat matematika II (5)
 
Stat matematika II (13)
Stat matematika II (13)Stat matematika II (13)
Stat matematika II (13)
 
Fisika Matematika I (11 - 13) Persamaan diferensial
Fisika Matematika I (11 - 13) Persamaan diferensialFisika Matematika I (11 - 13) Persamaan diferensial
Fisika Matematika I (11 - 13) Persamaan diferensial
 
Stat matematika II (14)
Stat matematika II (14)Stat matematika II (14)
Stat matematika II (14)
 
Fisika Matematika II (3 - 4) transformasi-koordinat
Fisika Matematika II (3 - 4) transformasi-koordinatFisika Matematika II (3 - 4) transformasi-koordinat
Fisika Matematika II (3 - 4) transformasi-koordinat
 
Metodologi Penelitian (2). uji hipotesis
Metodologi Penelitian (2). uji hipotesisMetodologi Penelitian (2). uji hipotesis
Metodologi Penelitian (2). uji hipotesis
 
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
Konsep distribusi peluang_kontinu(9)
 
Stat matematika II (10)
Stat matematika II (10)Stat matematika II (10)
Stat matematika II (10)
 
Noeryanti 15454
Noeryanti 15454Noeryanti 15454
Noeryanti 15454
 

More from jayamartha

More from jayamartha (20)

Kalkulus 1 - Kuis 4
Kalkulus 1 - Kuis 4Kalkulus 1 - Kuis 4
Kalkulus 1 - Kuis 4
 
Kalkulus 1 - Kuis 3
Kalkulus 1 - Kuis 3Kalkulus 1 - Kuis 3
Kalkulus 1 - Kuis 3
 
Kalkulus 1 - Kuis 2
Kalkulus 1 - Kuis 2Kalkulus 1 - Kuis 2
Kalkulus 1 - Kuis 2
 
Kalkulus 1 - Kuis 1
Kalkulus 1 - Kuis 1Kalkulus 1 - Kuis 1
Kalkulus 1 - Kuis 1
 
P6
P6P6
P6
 
Week 15 kognitif
Week 15 kognitifWeek 15 kognitif
Week 15 kognitif
 
15-superconductivity
15-superconductivity15-superconductivity
15-superconductivity
 
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
12-14 d-effect_of_electron_-_electron_interaction
 
7-metal_vs_semiconductor
7-metal_vs_semiconductor7-metal_vs_semiconductor
7-metal_vs_semiconductor
 
12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism12 -14 c-spin_paramagnetism
12 -14 c-spin_paramagnetism
 
12 -14 b-diamagnetism
12 -14 b-diamagnetism12 -14 b-diamagnetism
12 -14 b-diamagnetism
 
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
12-14 a-magnetic_effects_in_quantum _mechanics
 
Week4-5 tb-kognitif
Week4-5 tb-kognitifWeek4-5 tb-kognitif
Week4-5 tb-kognitif
 
10-11 a-energy_bands
10-11 a-energy_bands10-11 a-energy_bands
10-11 a-energy_bands
 
7 -metal_vs_semiconductor
7 -metal_vs_semiconductor7 -metal_vs_semiconductor
7 -metal_vs_semiconductor
 
Week-13 model pembelajaran
Week-13 model pembelajaranWeek-13 model pembelajaran
Week-13 model pembelajaran
 
5-6-definition_of_semiconductor
5-6-definition_of_semiconductor5-6-definition_of_semiconductor
5-6-definition_of_semiconductor
 
Week-15 kognitif
Week-15 kognitifWeek-15 kognitif
Week-15 kognitif
 
Week 15 kognitif
Week 15 kognitifWeek 15 kognitif
Week 15 kognitif
 
Pert 1-4
Pert 1-4Pert 1-4
Pert 1-4
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
HafidRanggasi
 

Recently uploaded (20)

REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

Stat matematika II (6)

  • 1. StatistikaMatematika II Suyono Sesion #06 JurusanMatematika FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam
  • 2. Outline KriteriaMenilai Estimator Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar 05/01/2011 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id | 2
  • 3. KriteriaMenilai Estimator © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id | 3 05/01/2011
  • 4. 4. KriteriaMenilai Estimator  Berikut ini beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menilai estimator. Definisi 4.1 Sebuah estimator T dikatakan estimator tak bias untuk ( ) jika E(T)=( ) untuk semua . Jika tidak demikian T dikatakan estimator bias untuk ( ). 05/01/2011 4 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 5. Contoh 4.1 Jika X1, X2, …, Xn, merupakan sampel acak dari sebarang distribusi dengan mean =E(Xi) dan variansi 2=Var(Xi) maka menurut Teorema 2.2 dan S2 masing-masing adalah estimator tak bias untuk  dan 2, karena dan 05/01/2011 5 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 6. Tetapi estimator pada Contoh 3.2 merupakan estimator bias untuk 2 karena 05/01/2011 6 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 7. Definisi 4.2 Jika T adalah estimator untuk ( ), maka bias dari T didefinisikan sebagai b(T)=E(T)-( ) dan mean squared error (MSE) dari T didefinisikan sebagai MSE(T)=E[T-( )]2. 05/01/2011 7 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 8. Teorema 4.3 Jika T adalah estimator untuk ( ), maka MSE(T)=Var(T)+[b(T)]2. 05/01/2011 8 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 9. Definisi 4.4 Sebuah estimator T* dikatakan estimator tak bias dengan variansi minimum secara uniform (uniformly minimum variance unbiased estimator / UMVUE) untuk ( ) jika a. T* estimator tak bias untuk ( ), dan b. Untuk sebarang estimator tak bias T untuk ( ), Var(T*) Var(T) untuk semua . 05/01/2011 9 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 10. Dalam kasus tertentu UMVUE untuk () dapat ditemukan dengan menggunakan batas bawah Cramer-Rao (Cramer-Rao lower bound / CRLB). 05/01/2011 10 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 11. Teorema 4.5 (CRLB ) Jika T adalah estimator tak bias untuk ( ), maka 05/01/2011 11 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 12. Contoh 4.2 Misalkan X1, X2, …, Xn, merupakan sampel acak dari sebarang distribusi eksponensial, X~EXP() dan () = . Karena 05/01/2011 12 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 13. maka dapat ditunjukkan bahwa sehingga CRLB untuk ( ) sama dengan 2/n. 05/01/2011 13 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 14. Jelasbahwamerupakan estimator tak bias untuk( ) = .Selanjutnyadapatditunjukkanbahwa Kesimpulannyamerupakan UMVUE untuk( ). 05/01/2011 14 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 15. Definisi 4.6 Misalkan T dan T* merupakan estimator tak bias untuk ( ). Efisisensi relatif dari T terhadap T* didefinisikan sebagai 05/01/2011 15 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 16. T* dikatakan efisien jika re(T,T*)  1 untuk semua estimator tak bias T untuk ( ) dan semua . Jika T* adalah estimator efisien untuk ( ) maka efisiensi dari estimator tak bias T untuk untuk ( ) didefinisikan sebagai e(T)= re(T,T*). 05/01/2011 16 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 17. Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar 05/01/2011 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id | 17
  • 18. 5. Sifat-sifatuntukUkuranSampelBesar Definisi 5.1 Barisan estimator {Tn} untuk( ) dikatakankonsisten (simpelkonsisten) jikauntuksetiap > 0 untuksetiap. 05/01/2011 18 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 19. Definisi 5.2 Barisan estimator {Tn} untuk ( ) dikatakan MSE konsisten jika untuk setiap . 05/01/2011 19 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 20. Definisi 5.3 Barisan estimator {Tn} untuk ( ) dikatakan tak bias asimtotik jika untuk setiap . 05/01/2011 20 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 21. Teorema 5.4 Barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah MSE konsisten jika dan hanya jika barisan estimator tersebut tak bias asimtotik dan 05/01/2011 21 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 22. Teorema 5.5 Jika barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah MSE konsisten maka barisan estimator tersebut juga simpel konsisten. 05/01/2011 22 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 23. Teorema 5.6 Jika barisan estimator {Tn} untuk ( ) adalah simpel konsisten dan jika g(t) adalah fungsi yang kontinu pada setiap nilai dari ( ) maka g(Tn) simpel konsisten untuk g(()). 05/01/2011 23 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 24. Definisi 5.7 Misalkan {Tn} dan {Tn*} merupakan estimator tak bias asimtotik untuk ( ). Efisisensi relatif asimtotik dari Tn terhadap Tn* didefinisikan sebagai 05/01/2011 24 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 25. Barisan {Tn*} dikatakan efisien secara asimtotik jika are(Tn,Tn*)  1 untuk semua barisan estimator tak bias asimtotik {Tn} untuk ( ) dan semua . Jika {Tn*} adalah barisan estimator efisien secara asimtotik untuk ( ) maka efisiensi asimtotik dari barisan estimator tak bias asimtotik {Tn} untuk untuk ( ) didefinisikan sebagai ae(Tn)= are(Tn,Tn*). 05/01/2011 25 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |
  • 26. Di bawahkondisitertentu, yang dinamakankondisireguler, estimator maksimum likelihood mempunyaisifat: a. adadantunggal. b. estimator konsistenuntuk . c. mempunyai limit distribusi normal dengan mean danvariansi d. efisiensecaraasimtotik. 05/01/2011 26 © 2010 Universitas Negeri Jakarta | www.unj.ac.id |