Dokumen tersebut membahas tentang model-model kepemimpinan situasional seperti model Fiedler, Vroom-Yetton, Hersey, dan Path Goal Theory. Juga dibahas perbandingan pendekatan situasional dan beberapa masalah kepemimpinan seperti tunjangan hari raya.
1. SEMESTER IV
1
Tue, 17 Feb 2015
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-5
Perilakuorganisasi
Kepemimpinan _2
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
1. Model kontigensi kepemimpinan
2. Model Vroom-Yetton
3. Model Hersey
4. Model Path Goal Theory
5. Perbandingan antara beberapa pendekatan situasional
6. Beberapa masalah lain mengenai kepemimpinan
2
3. Deskripsi Singkat
• Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang model
kontingensi kepemimpinan, model Vroom-Yetton dan model
Hersey
• Bagian selanjutnya akan mempelajari tentang Model Path Goal
Theory dan perbandingan antara beberapa pendekatan
situasional
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas tentang beberapa
masalah lain mengenai kepemimpinan
3
4. Bahan Bacaan
Buku Wajib :
• Stephen P Robbins dan Timothy A. Judge, 2009, Organizational
Behavior, Edisi ke-13 (terjemahan diana angelina), Jakarta.
• Ardana, dkk, 2008, Perilaku Organisasi, Fakultas Ekonomi UNUD,
Bali
Referensi Lain:
• Richard L. Daft, 2007, Manajemen-Management, Salemba Empat,
Jakarta.
• Stephen P Robbins dan Mary Coulter, 2007, Manajemen, Indeks,
Jakarta.
• Hani Handoko, 2003, Manajemen, BPFE, Yogyakarta
• Louis Allen, 1963, Karya Manajemen, PT. Pembangunan, Jakarta
• Achmad Rustandi, 1992, Gaya Kepemimpinan, PT. Armico,
Bandung
4
5. Pertanyaan kunci
1. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 kelemahan pengukuran
model Fiedler ?
2. Jelaskan mengapa pengintegrasian karyawan sulit dilaksanakan
dan upaya apa yang digunakan manajer dalam melaksanakan
integrasi ? Berikan argumentasi yang jelas dan singkat
5
6. Model kontigensi kepemimpinan
Model Fiedler (Least Preferred Co-worker)
• Mengukur gaya kepemimpinan berupa :
1. Kuesioner Least Preferred Co-Worker (LPC)
a. 16 pasang kata sifat yang di skor 1-8
b. Total skor tertinggi orientasi pada hubungan
c. Total skor terendah orientasi pada tugas
2. Evaluasi situasi yang ada, hasil kuesioner tersebut kemudian
digunakan untuk menyesuaikan bagi pemimpin dengan situasi
tersebut.
6
8. Kelemahan Pengukuran Model Fiedler :
• Hubungan atasan dengan bawahan (tingkat kepercayaan dan
respect bawahan terhadap pimpinan)
• Struktur tugas (prosedural dalam memberikan tugas-tugas)
• Posisi kekuasaan (pengaruh pemimpin yang memiliki kekuasan
berlebih, seperti pada kegiatan rekruit, PHK, disiplin, promosi dan
penggajian.
Tidak mengukur kontigensi (situasi-situasi yang berbeda untuk
dihadapi)
Efektivitas Kepemimpinan :
• Orientasi tugas cenderung lebih baik pada situasi “very favorable
dan very unfavorable”
• Orientasi hubungan cenderung lebih baik pada situasi “moderate
favorable”
• Upaya peningkatan efektivitas dalam model ini melalui : 1)
menggantikan pemimpin baru yang cocok dengan situasi saat ini,
dan 2) merubah situasi agar sesuai/cocok dengan pemimpin saat
ini. 8
9. 9
Gambar 5.1
Least Preferred Co-worker
0
0
Orientasi
Hubungan
GayaKepemimpinan
Sangat tidak
menyenangkan
Orientasi
Tugas
Cukup
menyenangkan
Sangat
menyenangkan
10. Model vroom-yetton
• Sebuah model yang didesain untuk membantu manajer mengukur
jumlah partisipasi bawahannya dalam pengambilan keputusan.
Model ini memiliki 3 komponen : gaya partisipasi kepemimpinan,
pertanyaan diagnostik dan memilih gaya keputusan
1. Gaya Partisipasi Kepemimpinan,
• Model ini menggunakan 5 tingkatan partisipasi bawahan dalam
pengambilan keputusan mulai dari ;
a. Memutuskan, yaitu pemimpin mengambil keputusan sendiri.
b. Berkonsultasi secara individual, yaitu mempresentasikan
permasalahan secara individu ke bawahan.
c. Kelompok konsultasi, yaitu mempresentasikan permasalahan ke
bawahan secara kelompok, mengumpulkan ide dan saran secara
kolektif serta mengambil keputusan.
d. Memfasilitasi, yaitu berbagi permasalahan dengan bawahan
sebagai kelompok dan bertindak sebagai fasilitator untuk
membantu kelompok mengambil keputusan.
10
11. 11
e. Mendelegasikan, yaitu mendelegasikan permasalahan dan
mengijinkan kelompok untuk membuat keputusan dalam
mengambil keputusan dalam batasan yang telah ditentukan.
Gambar 5.2.
Gaya Partisipasi Pemimpin
Daerah Pengaruh Pemimpin
Daerah Kebebasan Bagi Kelompok
Memutuskan Berkonsultasi
secara individual
Kelompok
konsultasi
Memfasilitasi Mendelegasi
12. 2. Pertanyaan Diagnostik
• Untuk menganalisis tingkat partisipasi bawahan terhadap
komitmen pada keputusan yang diambil dapat diukur dengan
menjawab pertanyaan diagnostik berikut ini :
a. Signifikansi keputusan ; pemimpin terlibat secara aktif
b. Pentingnya komitmen ; pemimpin harus melibatkan bawahan di
proses keputusan
c. Keahlian pimpinan ; jika pemimpin tidak memiliki informasi
yang banyak dapat melibatkan bawahan untuk
memperolehnya.
d. Komitmen yang seragam ; jika bawahan ikut dalam
pengambilan keputusan maka keterlibatan mereka dalam
proses pengambilan keputusan akan berkurang
e. Kelompok pendukung untuk tujuan ; jika bawahan tidak setuju
dalam penetapan tujuan organisasi, maka pimpinan tidak
membiarkan kelompok mengambil keputusan sendiri.
f. Keahlian kelompok ; jika bawahan memiliki pengetahuan yang
tinggi dalam permasalahan, maka tanggung jawab yang lebih
besar untuk keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
12
13. g. Kompetensi kelompok ; saat bawahan memiliki keahlian dan
keinginan yang tinggi untuk bekerja sama dalam
menyelesaikan masalah, tanggung jawab lebih besar dalam
pengambilan keputusan dapat didelegasikan kepada mereka.
3. Memilih Gaya Keputusan
• Lihat matriks keputusan di tabel 5.2. membuat manajer dapat
menggunakan gaya partisipasi dengan menjawab pertanyaan
diagnostik secara berurutan.
13
Signifikansi
Keputusan
Pentingnya
Komitmen
Keahlian
Pimpinan
Komitmen
yg Seragam
Kelompok Pendukung
untuk tujuan
Keahlian
kelompok
Kompetensi
kelompok
Memutuskan T
Delegasi T T
Konsultasi
kelompok
T R S R R
Memfasilitasi T
Konsultasi
individual
R T T S
14. Model hersey
• Model ini bertitik tolak dari pendekatan situasional, dimana tidak ada
gaya kepemimpinan yang selalu paling efektif untuk diterapkan
dalam setiap situasi. Gaya kepemimpinan akan efektif, jika
disesuaikan dengan tingkat kematangan bawahan.
14
15. 15
Gambar 5.3
Tingkat Kematangan Anak Buah
Rendah
UpayaPendukung
Upaya Penugasan
Tinggi
Partisipasi
G3
Konsultasi
G2
Delegasi
(G4)
Otoriter
G1
Tinggi
Gaya
Kepemimpinan
MATANG M4
Keahlian
M3
Daya Tarik
M2
Imbalan
M1
Paksa
TIDAK
MATANG
Informasi Kewenangan Koneksi
KESIAPAN PENGIKUT
16. Keterangan
• G1 = pemimpin penuntutan (telling)
• G2 = pemimpin penawaran (selling)
• G3 = pemimpin pengikut sertaan (participating)
• G4 = pemimpin pelimpahan (delegating)
• M1 = keadaan anak buah belum matang
• M2 = keadaan anak buah agak matang
• M3 = keadaan anak buah cukup matang
• M4 = keadaan anak buah matang
Keempat gaya kepemimpinan merupakan kombinasi antara
orientasi tugas dan orientasi hubungan.
16
17. Model path goal theory
• Perilaku pemimpin dapat diterima oleh bawahan sejauh mereka bisa
melihat adanya kepuasan baik yang segera dapat dirasakan
maupun untuk masa depan.
Ada 4 Bentuk Perilaku Pemimpin ;
a. Directive leader, yaitu mengarahkan bawahan bagaimana
menyelesaikan tugas
b. Supportive leader, yaitu bersahabat dan menunjukan perhatian
pada kebutuhan bawahan
c. Participative leader, yaitu berkonsultasi dengan bawahan dan
memperhatikan saran bawahan sebelum memutuskan
d. Achievement oriented leader, yaitu menentukan sasaran dan
mengharapkan bawahan mencapai sasaran tersebut pada prestasi
terbaiknya
17
18. Upaya Pemimpin dalam Mengarahkan Kepada Tujuan
• Kewajiban pemimpin untuk mengarahkan motivasi yang terpendam
maupun yang nampak yang terdapat pada anak buah sejalan
dengan tujuan organisasi.
• Pemimpin mampu mengarahkan anak buahnya untuk mencapai
tujuan (pribadi maupun organisasi)
• Pemimpin mampu menyeimbangkan antara prestasi kerja anak
buah dengan imbalan yang diberikan kepada mereka
Teori yang berdasarkan keseimbangan antara prestasi dan imbalan
dapat berjalan dengan baik.
18
19. Perbandingan antara beberapa pendekatan situasional
1. Leader Participation Model
• Sekelompok aturan yang menentukan bentuk dan jumlah
pengambilan keputusan partisipatif pada situasi tertentu yang beda
• Beberapa gaya dalam model ini ; otoriter, konsultatif dan kelompok
(group)
2. Charismatic Leadership Theory
• Self confidence, vision, ability to articulate the vision, strong
convictions about the vision, behaviour that is out of the ordinary,
appearance as a change agent, and enviroment sensitivity.
3. Transactional VS Transformational Leadership
• Transactional leader : pemimpin yang membimbing dan memotivasi
pengikut (bawahan) dalam arah pencapaian tujuan yang telah
dikembangkan melalui klarifikasi kebutuhan peran dan tugas
• Transformational leader : pemimpin yang memperhatikan
pertimbangan individu anak buahnya, stimulasi intelektual dan
karisma.
19
20. beberapa masalah lain mengenai kepemimpinan
Tunjangan Hari Raya
• Andi seorang fresh graduate dan belum memiliki pengalaman,
yang telah bekerja tiga bulan atau lebih kurang dari 1 tahun,
berhubung Gunawan beragama Islam maka ia mendapat THR
pada hari raya idul fitri.
Peraturan Menteri No. 104 tahun 1994 tentang THR keagamaan
bagi pekerja di Perusahaan.
20