SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
PAPER
PERILAKU KELEKATAN (ATTACHMENT BEHAVIOR)
YANG MUNCUL PADA ANAK USIA DINI
Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini
Dengan dosen pengampu: Muh. Munif S.MA
Disusun oleh:
Yogi Ardiani
K8110061
PG-PAUD 6B
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usia dini merupakan usia dimana anak-anak belajar untuk memahami
lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari anak, tentunya
lingkungan yang paling dekat dengan dirinya. Lingkungan tersebut ialah
lingkungan keluarga. Tak heran jika anak-anak usia dini sangat dekat dengan
kedua orang tuanya. Hal ini bisa terlihat ketika anak yang baru masuk dalam
lingkungan sekolah, terkadang enggan berpisah dengan orang tuanya, sehingga
harus ditunggui. Selain itu, ada pula contoh lain ketika seorang anak menangis
ketika digendong oleh orang lain yang belum dikenalnya dan justru diam ketika
digendong oleh ibunya sendiri. Perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku
kelekatan (attachment behavior).
Kecenderungan anak yang tak mau berpisah dari orang tuanya ini juga telah
dinyatakan oleh Bowbly (dalam Ellen Moss et. al, 2009) bahwa anak
mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau beberapa orang
dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan. Perilaku kelekatan
tersebut harus dimanfaatkan dengan menjadi model yang baik bagi anak
sehingga anak dapat menirunya, khususnya sebagai lingkungan awal bagi anak.
Pernyataan tersebut didukung darib hasil penelitian bahwa kualitas lingkungan
pengasuhan awal telah dianggap sebagai faktor utama dalam pengembangan
perilaku dan kognisi anak-anak (Torres et al.,2012)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kelekatan?
2. Apa sajakah yang mempengaruhi perilaku kelekatan pada anak usia dini?
3. Apa sajakah dampak dari perilaku kelekatan pada anak usia dini?
C. Tujuan Penulisan
Berkorelasi dari rumusan masalah, maka tujuan penulisannya anatara lain:
1. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku kelekatan.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh kelekatan pada anak usia dini.
3. Untuk mengetahui dampak perilaku kelekatan pada anak usia dini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perilaku Kelekatan
Bowlby (review dalam Koray dan Rodopman, 2011), memperkenalkan istilah
kelekatan yang merujuk kepada formulasi keamanan dasar antara hubungan
bayi-pengasuh. Menurutnya, kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat yang
berkembang antara bayi dan pengasuh, sehingga memberikan bayi dengan
keamanan secara emosional. Lebih lanjut dia menjelaskan pula bahwa pada
pertengahan tahun pertama, bayi telah menjadi melekat pada orang-orang akrab
yang telah merespon kebutuhan mereka untuk perawatan fisik dan stimulasi .
Sehingga sistem kelekatan memiliki tujuan saling melengkapi untuk menjamin
keselamatan anak dengan mempertahankan kedekatan dengan atau mencapai
kontak dengan pengasuh jika ada peristiwa baru, stres dan / atau berbahaya yang
terjadi saat anak mengeksplorasi lingkungan.
Pada masa kanak-kanak pertengahan perilaku kelekatan, tidak hanya terjadi
pada orang tua, tetapi juga teman sebaya. Hal ini diduga terjadi karena persiapan
untuk memasuki masa remaja (Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009).
Perubahan ini memungkinkan anak-anak untuk mengalami lebih banyak
kebebasan untuk mengeksplorasi hubungan lain.
Anak-anak yang menunjukkan perilaku kelekatan pada kakek-nenek di duga
dikarenakan faktor adanya orang tua tiri. Sedangkan pada anak yang
menunjukkan kelekatan pada saudara yang berjenis kelamin sama dikarenakan
adanya faktor perceraian. Kedua pernyataan tersebut didukung oleh penelitian
yang dilakukan Hay dan Nash (a review dalam Seibert dan Kerns, 2009).
B. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kelekatan
Setiap interaksi sosial dengan orang lain, belum tentu bisa disebut dengan
kelekatan. Ciri-ciri dari suatu kelekatan adalah anak akan stress dan mengalami
kesusahan bahkan menangis saat dipisahkan orang yang dia lekati (Seibert and
Kerns, 2009). Lebih lanjut Schuengel dan van IJzendoorn (a review dalam
Seibert dan Kerns, 2009) menjelaskan bahwa teori kelekatan telah diterapkan
dalam hubungan anak-orang tua dang yang paling sering adalah kelekatan anak-
ibu. Penjelasan tersebut didukung pula oleh hasil penelitian Koray dan
Rodopman (2011) yang hasilnya menunjukkan bahwa kelekatan terhadap ibu
secara signifikan berhubungan dengan masalah emosional dan perilaku balita.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelekatan antara lain:
1. Faktor Kesusahan
Penelitian yang dilakukan oleh Kerns (a review dalam Ellen Moss et al.
2009) menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak menengah merupakan
waktu yang aktif dalam mencari dari kelekatan terhadap seorang figur atau
sosok yang dapat membuat kesusahannya berkurang. Hal ini dapat terlihat
pula ketika seorang anak TK yang mendekat dan mempercayai gurunya
karena dia merasa gurunya dapat membantu kesulitannya saat mengerjakan
tugas-tugasnya.
2. Faktor Keamanan
Seorang peneliti yang bernama Zimmerman (a review dalam Ellen Moss et
al. 2009) menunjukkan bahwa meskipun kelekatan anak dan orang tua tidak
dapat digantikan dengan yang lain, tapi anak juga tidak menutup
kemungkinan jika model internal dalam pengaturan diri lebih adaptif ketika
merasa tidak aman. Berdasarkan pengamatan sehari-hari pada anak-anak,
ketika tidak ada orang tua disekitarnya dia menunjukkan perilaku kelekatan
pada orang lain, misalnya kakaknya. Hal tersebut dikarenakan dia mencari
rasa aman dari sang kakak.
3. Faktor Mengandalkan
Anak-anak menunjukkan kecenderungan untuk mengandalkan kelekatan
seorang figur yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk semua situasi
(Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009). Misalnya, anak-anak mungkin
perlu bergantung pada orang lain, seperti rekan-rekan, saudara, atau guru,
untuk memenuhi kebutuhan kelekatan mereka ketika akses ke sosok
kelekatan yang utama mereka (orang tua) diblokir. Ketika anak-anak
bersekolah dan secara fisik dipisahkan dari orang tua mereka. Dengan
demikian, penting untuk fokus pada masa kanak-kanak tengah sebagai anak-
anak dapat mengarahkan perilaku kelekatan.
Sejalan dengan faktor-faktor tersebut, Koray dan Rodopman (2011),
menyatakan 3 dimensi dalam kelekatan, yaitu: (1) nyaman dengan kedekatan,
(2) dia merasa dapat bergantung pada orang lain, dan (3) cemas atau takut
seperti ditinggalkan atau tidak dicintai.
Peneliti lain Hazan dan Zeifman (review dalam Seibert dan Kerns 2009)
menyebutkan bahwa untuk memperoleh perilaku dasar yang aman ada empat
komponen kelekatan: (1) kedekatan pengasuhan, dapat dipercaya,
menghindarkan kesusahan, dan keamanan dasar. Sebuah penelitian terhadap
anak-anak usia 6-17, mereka menemukan bahwa kebanyakan anak-anak, pada
semua kelompok usia, mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan teman
sebaya daripada dengan orang tua. Mereka menemukan tren usia untuk mencari
faktor keamanan. Komponen kepercayaan terjadi pergeseran dari orang tua
menuju teman-temannya yang terjadi antara kelompok 8-10 tahun dan 11-14
tahun. Anak-anak pada semua kelompok umur telah mengarahkan komponen
“menghindarkan kesusahan” dan perilaku keamanan dasar dari orang tua ke
teman-temannya.
Hazan dan Zeifman menunjukkan temuan ini bahwa anak di masa kanak-
kanak menengah telah mengalihkan komponen kelekatan dari orang tua ke
teman lain dan sedang dalam proses mentransfer komponen kepercayaan.
Penelitian tersebut dapat terlihat ketika anak-anak tidak mau berpisah dengan
teman sepermainannya ketika ia diminta oleh orang tuanya untuk pulang.
C. Dampak Perilaku Kelekatan
Karena anak mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau
beberapa orang dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan
(Bowlby dalam Ellen Moss et al., 2009), maka setiap keterikatan atau kelekatan
tersebut akan berdampak baginya, baik positif maupun negatif. Tidak baik jika
perilaku kelekatan itu terlalu dekat, begitu pula bila terlalu jauh. Kelekatan yang
dimaksud adalah kelekatan anak pada orang tuanya.
Berdasarkan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Seibert dan Kerns
(2009), menemukan bahwa anak-anak akan mencalonkan orang tua untuk
pertanyaan umum tentang kelekatan dan rekan-rekan jika pertanyaan tengang
persahabatan umum. Sehingga orang tua memang menjadi orang pertama yang
harus menjadi contoh atau model baginya.
Sebelumnya telah dijelaskan dalam studi yang dilakukan Bowlby (review
dalam Koray dan Rodopman, 2011) bahwa terdapat gaya kelekatan yang tidak
aman (insecure attachment) yang berkorelasi dengan psikopatologi (kerugian
psikologis/ dampak buruk terhadap psikologis). Sedangkan gaya kelekatan yang
aman (secure attachment) diprediksi mempunyai efek baik bagi psikologis.
1. Dampak kelekatan yang berlebih
Dampak negatif dari kelekatan yang berlebih adalah, anak akan selalu
bergantung pada orang tua dan merasa takut serta tak nyaman jika berada
jauh dari orang tuanya. Sehingga rasa takut pun secara otomatis akan
menyelimutinya. Kenyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian dari
Seibert dan Kerns (2009) yang menunjukkan bahwa anak-anak yang beralih
ke orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan hanya minoritas anak-
anak pergi memenuhi kelekatannya ke rekan-rekan, saudara, atau kakek-
nenek. Namun adapula dampak yang positif dari kelekatan berlebih, yaitu
orang tua mudah untuk menasehati, membimbing, dan memotivasi anak
dalam suatu perbuatan.
2. Dampak kelekatan yang kurang
Dampak kelekatan yang kurang dari hubungan antara orang tua dan anak,
yaitu anak menjadi tak percaya pada orang tua. Sedangkan dampak
positifnya adalah anak dapat menjalin hubungan sosial yang mudah dengan
orang lain dan tidak tergantung pada orang tua.
Pada dasarnya jarak perilaku kelekatan yang baik adalah tidak kurang dan
tidak lebih.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kelekatan
(attachment behavior) adalah perilaku yang terikat secara psikologis dengan
orang lain yang membuat aman dan memberikan dukungan emosional. Faktor-
faktor yang dapat memunculkan perilaku keletan adalah adanya rasa aman,
nyaman, terhindar dari kesusahan, dan adaya rasa takut akan ditinggalkan.
Sedanngkan dampak yang mucul dari perilaku kelekatan baik yang terlalu
berlebihan atau kurang akan mempengaruhi kondisi psikososial sesorang, seperti
takut berhadapan dengan orang lain dan komunikasi yang kurang efektif dengan
lingkungan.
B. Saran
Saran yang diberikan penulis, khususnya untuk orang dewasa yang menjadi
faktor kelekatan anak adalah manfaatkan masa kelekatannya itu dengan
memasukkan pembelajaran yang positif. Misalnya, ajarkan untuk berbagi,
berempati, berani, percaya diri, dan sopan terhadap orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Koray dan Rodopman-Arman (2011). Parental Attachment Style and Severity of
Emotional/Behavioral Problems in Toddlerhood. Archives of Neuropsychiatry,
48, 147-54.
Moss, Ellen et al (2009). Links between Children’s Attachment Behavior at Early
School-age, Their Attachment-related Representations, and Behavior Problems
in Middle Childhood. International Journal of Behavioral Development, 33 (2),
155–166. Diperoleh 27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com.
Seibert, A. C. Dan Kathryn A. Kerns (2009). Attachment Figures in Middle Childhood.
International Journal of Behavioral Development, 33 (4), 347–355. Diperoleh
27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com.
Torres, Nuno et al. (2012). Attachment Security Representations in Institutionalized
Children and Children Living with Their Families: Links to Problem Behaviour.
Clinical Psychology and Psychotherapy, 19, 25–36. Diperoleh 27 Juni 2013,
dari ww.wileyonlinelibrary.com.

More Related Content

What's hot

Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
elmakrufi
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
elmakrufi
 
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUTKARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
Nur Arifaizal Basri
 
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
atone_lotus
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
elmakrufi
 
Presentasi memory kelompok 3
Presentasi memory kelompok 3Presentasi memory kelompok 3
Presentasi memory kelompok 3
Yustika iy
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horney
Ryan Advan
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Ai Nurhasanah
 
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarPerkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Vivi Puspita
 

What's hot (20)

Teori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kellyTeori kepribadian - George A. kelly
Teori kepribadian - George A. kelly
 
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
Ppt 05. teori social cognitive bandura 1
 
Attachment Theory
Attachment TheoryAttachment Theory
Attachment Theory
 
ALBERT BANDURA
ALBERT BANDURAALBERT BANDURA
ALBERT BANDURA
 
Operant conditioning skinner
Operant conditioning skinnerOperant conditioning skinner
Operant conditioning skinner
 
Teori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosialTeori pertukaran sosial
Teori pertukaran sosial
 
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUTKARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
KARIR DAN PEKERJAAN PADA PERKEMBANGAN DEWASA AWAL DAN LAJUT
 
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
Teori Mekanistik (Psikologi Perkembangan)
 
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERSTEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
TEORI JOHN BROADES WATSON DAN CARL ROGERS
 
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESIPSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
PSIKOLOGI SOSIAL - PERILAKU AGRESI
 
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
JOHN DOLLARD DAN NEAL MILLER
 
Psikologi maslow
Psikologi maslowPsikologi maslow
Psikologi maslow
 
Presentasi memory kelompok 3
Presentasi memory kelompok 3Presentasi memory kelompok 3
Presentasi memory kelompok 3
 
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
Psikologi sosial -  persepsi tentang diriPsikologi sosial -  persepsi tentang diri
Psikologi sosial - persepsi tentang diri
 
Neo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horneyNeo psikoanalisis horney
Neo psikoanalisis horney
 
Gordon Allport
Gordon AllportGordon Allport
Gordon Allport
 
Tokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran FungsionalismeTokoh Aliran Fungsionalisme
Tokoh Aliran Fungsionalisme
 
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa AkhirPerkembangan Masa Dewasa Akhir
Perkembangan Masa Dewasa Akhir
 
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasarPerkembangan emosi anak usia sekolah dasar
Perkembangan emosi anak usia sekolah dasar
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 

Viewers also liked

Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
Boyolali
 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRIN
Astika Rahayu
 
Daftar riwayat hidup penulis
Daftar riwayat hidup penulisDaftar riwayat hidup penulis
Daftar riwayat hidup penulis
Abd Halim
 
Bowlby evaluation
Bowlby evaluationBowlby evaluation
Bowlby evaluation
mpape
 
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
atone_lotus
 
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniHakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
Tabixs Ahmad
 
Bowlby's theory of attachment
Bowlby's theory of attachmentBowlby's theory of attachment
Bowlby's theory of attachment
Preethi Balan
 

Viewers also liked (18)

Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi Attachment untuk overdenture budi
Attachment untuk overdenture budi
 
Perkembangan seksual
Perkembangan seksualPerkembangan seksual
Perkembangan seksual
 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRIN
 
Profil penulis
Profil penulisProfil penulis
Profil penulis
 
Child Psychology Module 13
Child Psychology Module 13 Child Psychology Module 13
Child Psychology Module 13
 
Daftar riwayat hidup penulis
Daftar riwayat hidup penulisDaftar riwayat hidup penulis
Daftar riwayat hidup penulis
 
Bowlby evaluation
Bowlby evaluationBowlby evaluation
Bowlby evaluation
 
Daftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidupDaftar riwayat hidup
Daftar riwayat hidup
 
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 TahunPerkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
Perkembangan Emosi dan Sosial pada Bayi Umur 1-2 Tahun
 
Attachment theories Bowlby Ainsworth
Attachment theories Bowlby AinsworthAttachment theories Bowlby Ainsworth
Attachment theories Bowlby Ainsworth
 
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayiMakalah psikologi perkembangan pada masa bayi
Makalah psikologi perkembangan pada masa bayi
 
Attachment Theory
Attachment TheoryAttachment Theory
Attachment Theory
 
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
CONTOH BIODATA PENULIS DAN MOTTO DALAM SKRIPSI
 
Attachment theory
Attachment theoryAttachment theory
Attachment theory
 
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIKASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
 
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia diniHakikat pengenalan matematika anak usia dini
Hakikat pengenalan matematika anak usia dini
 
Bowlby's theory of attachment
Bowlby's theory of attachmentBowlby's theory of attachment
Bowlby's theory of attachment
 

Similar to perilaku kelekatan attachment behavior (a review)

Fix masa anak anakk
Fix masa anak anakkFix masa anak anakk
Fix masa anak anakk
Dee Adhisy
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Poetra Chebhungsu
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
Indra Wijaya
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
masriyah91
 
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
pusmaika
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
fajar riansyah
 

Similar to perilaku kelekatan attachment behavior (a review) (20)

Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran AfektifHdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
Hdps 4103 Perancangan dan Pengajaran Afektif
 
1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm1537 4204-1-sm
1537 4204-1-sm
 
Teori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andaniTeori kelekatan meri andani
Teori kelekatan meri andani
 
Fix masa anak anakk
Fix masa anak anakkFix masa anak anakk
Fix masa anak anakk
 
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
Konsep dan Perkembangan Anak dengan hambatan emosi dan sosial (Tunalaras)
 
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA  DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK  DI TAMAN KANAK-KA...
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEPERCAYAAN DIRI ANAK DI TAMAN KANAK-KA...
 
2012 1-00567-ps bab 2
2012 1-00567-ps bab 22012 1-00567-ps bab 2
2012 1-00567-ps bab 2
 
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
Penerimaan diri ibu terhadap anak down syndrome (ppt)
 
183 296-1-sm
183 296-1-sm183 296-1-sm
183 296-1-sm
 
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diriMakalah paud gangguan penyesuaian diri
Makalah paud gangguan penyesuaian diri
 
Bab[8]
Bab[8]Bab[8]
Bab[8]
 
Asg3
Asg3Asg3
Asg3
 
Pengantar Pendidikan Dasar
Pengantar Pendidikan  DasarPengantar Pendidikan  Dasar
Pengantar Pendidikan Dasar
 
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru LahirRespon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
Respon Orang Tua Terhadap Bayi Baru Lahir
 
RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK RELASI IBU DAN ANAK
RELASI IBU DAN ANAK
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
Prinsip asas dan faktor perkembangan kanak2
 
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yemPerkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
Perkembangan kanak kanak.assgmen hj yem
 
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachmentBounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
Bounding adalah proses pembentukan sedangkan attachment
 
Perkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didikPerkembangan peserta didik
Perkembangan peserta didik
 

More from Boyolali

More from Boyolali (14)

perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniperkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannya
 
alergi susu
alergi susualergi susu
alergi susu
 
pembentukan perilaku
pembentukan perilakupembentukan perilaku
pembentukan perilaku
 
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawabahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
 
Jawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhJawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkh
 
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
 
Bimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiriBimbing si kecil untuk belajar mandiri
Bimbing si kecil untuk belajar mandiri
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historispenelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
Neurosains
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konseling
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
FitriaSarmida1
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
DewiUmbar
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 

Recently uploaded (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docxKISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
KISI-KISI SOAL DAN KARTU SOAL BAHASA INGGRIS.docx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 

perilaku kelekatan attachment behavior (a review)

  • 1. PAPER PERILAKU KELEKATAN (ATTACHMENT BEHAVIOR) YANG MUNCUL PADA ANAK USIA DINI Guna memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini Dengan dosen pengampu: Muh. Munif S.MA Disusun oleh: Yogi Ardiani K8110061 PG-PAUD 6B PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini merupakan usia dimana anak-anak belajar untuk memahami lingkungan yang ada di sekitarnya. Lingkungan yang dipelajari anak, tentunya lingkungan yang paling dekat dengan dirinya. Lingkungan tersebut ialah lingkungan keluarga. Tak heran jika anak-anak usia dini sangat dekat dengan kedua orang tuanya. Hal ini bisa terlihat ketika anak yang baru masuk dalam lingkungan sekolah, terkadang enggan berpisah dengan orang tuanya, sehingga harus ditunggui. Selain itu, ada pula contoh lain ketika seorang anak menangis ketika digendong oleh orang lain yang belum dikenalnya dan justru diam ketika digendong oleh ibunya sendiri. Perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku kelekatan (attachment behavior). Kecenderungan anak yang tak mau berpisah dari orang tuanya ini juga telah dinyatakan oleh Bowbly (dalam Ellen Moss et. al, 2009) bahwa anak mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau beberapa orang dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan. Perilaku kelekatan tersebut harus dimanfaatkan dengan menjadi model yang baik bagi anak sehingga anak dapat menirunya, khususnya sebagai lingkungan awal bagi anak. Pernyataan tersebut didukung darib hasil penelitian bahwa kualitas lingkungan pengasuhan awal telah dianggap sebagai faktor utama dalam pengembangan perilaku dan kognisi anak-anak (Torres et al.,2012) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan perilaku kelekatan? 2. Apa sajakah yang mempengaruhi perilaku kelekatan pada anak usia dini? 3. Apa sajakah dampak dari perilaku kelekatan pada anak usia dini?
  • 3. C. Tujuan Penulisan Berkorelasi dari rumusan masalah, maka tujuan penulisannya anatara lain: 1. Untuk mengetahui pengertian dari perilaku kelekatan. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor pengaruh kelekatan pada anak usia dini. 3. Untuk mengetahui dampak perilaku kelekatan pada anak usia dini.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perilaku Kelekatan Bowlby (review dalam Koray dan Rodopman, 2011), memperkenalkan istilah kelekatan yang merujuk kepada formulasi keamanan dasar antara hubungan bayi-pengasuh. Menurutnya, kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat yang berkembang antara bayi dan pengasuh, sehingga memberikan bayi dengan keamanan secara emosional. Lebih lanjut dia menjelaskan pula bahwa pada pertengahan tahun pertama, bayi telah menjadi melekat pada orang-orang akrab yang telah merespon kebutuhan mereka untuk perawatan fisik dan stimulasi . Sehingga sistem kelekatan memiliki tujuan saling melengkapi untuk menjamin keselamatan anak dengan mempertahankan kedekatan dengan atau mencapai kontak dengan pengasuh jika ada peristiwa baru, stres dan / atau berbahaya yang terjadi saat anak mengeksplorasi lingkungan. Pada masa kanak-kanak pertengahan perilaku kelekatan, tidak hanya terjadi pada orang tua, tetapi juga teman sebaya. Hal ini diduga terjadi karena persiapan untuk memasuki masa remaja (Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009). Perubahan ini memungkinkan anak-anak untuk mengalami lebih banyak kebebasan untuk mengeksplorasi hubungan lain. Anak-anak yang menunjukkan perilaku kelekatan pada kakek-nenek di duga dikarenakan faktor adanya orang tua tiri. Sedangkan pada anak yang menunjukkan kelekatan pada saudara yang berjenis kelamin sama dikarenakan adanya faktor perceraian. Kedua pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Hay dan Nash (a review dalam Seibert dan Kerns, 2009). B. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kelekatan Setiap interaksi sosial dengan orang lain, belum tentu bisa disebut dengan kelekatan. Ciri-ciri dari suatu kelekatan adalah anak akan stress dan mengalami kesusahan bahkan menangis saat dipisahkan orang yang dia lekati (Seibert and Kerns, 2009). Lebih lanjut Schuengel dan van IJzendoorn (a review dalam Seibert dan Kerns, 2009) menjelaskan bahwa teori kelekatan telah diterapkan
  • 5. dalam hubungan anak-orang tua dang yang paling sering adalah kelekatan anak- ibu. Penjelasan tersebut didukung pula oleh hasil penelitian Koray dan Rodopman (2011) yang hasilnya menunjukkan bahwa kelekatan terhadap ibu secara signifikan berhubungan dengan masalah emosional dan perilaku balita. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kelekatan antara lain: 1. Faktor Kesusahan Penelitian yang dilakukan oleh Kerns (a review dalam Ellen Moss et al. 2009) menunjukkan bahwa pada masa kanak-kanak menengah merupakan waktu yang aktif dalam mencari dari kelekatan terhadap seorang figur atau sosok yang dapat membuat kesusahannya berkurang. Hal ini dapat terlihat pula ketika seorang anak TK yang mendekat dan mempercayai gurunya karena dia merasa gurunya dapat membantu kesulitannya saat mengerjakan tugas-tugasnya. 2. Faktor Keamanan Seorang peneliti yang bernama Zimmerman (a review dalam Ellen Moss et al. 2009) menunjukkan bahwa meskipun kelekatan anak dan orang tua tidak dapat digantikan dengan yang lain, tapi anak juga tidak menutup kemungkinan jika model internal dalam pengaturan diri lebih adaptif ketika merasa tidak aman. Berdasarkan pengamatan sehari-hari pada anak-anak, ketika tidak ada orang tua disekitarnya dia menunjukkan perilaku kelekatan pada orang lain, misalnya kakaknya. Hal tersebut dikarenakan dia mencari rasa aman dari sang kakak. 3. Faktor Mengandalkan Anak-anak menunjukkan kecenderungan untuk mengandalkan kelekatan seorang figur yang berbeda dalam konteks yang berbeda untuk semua situasi (Mayseless dalam Seibert and Kerns, 2009). Misalnya, anak-anak mungkin perlu bergantung pada orang lain, seperti rekan-rekan, saudara, atau guru, untuk memenuhi kebutuhan kelekatan mereka ketika akses ke sosok kelekatan yang utama mereka (orang tua) diblokir. Ketika anak-anak bersekolah dan secara fisik dipisahkan dari orang tua mereka. Dengan
  • 6. demikian, penting untuk fokus pada masa kanak-kanak tengah sebagai anak- anak dapat mengarahkan perilaku kelekatan. Sejalan dengan faktor-faktor tersebut, Koray dan Rodopman (2011), menyatakan 3 dimensi dalam kelekatan, yaitu: (1) nyaman dengan kedekatan, (2) dia merasa dapat bergantung pada orang lain, dan (3) cemas atau takut seperti ditinggalkan atau tidak dicintai. Peneliti lain Hazan dan Zeifman (review dalam Seibert dan Kerns 2009) menyebutkan bahwa untuk memperoleh perilaku dasar yang aman ada empat komponen kelekatan: (1) kedekatan pengasuhan, dapat dipercaya, menghindarkan kesusahan, dan keamanan dasar. Sebuah penelitian terhadap anak-anak usia 6-17, mereka menemukan bahwa kebanyakan anak-anak, pada semua kelompok usia, mereka lebih suka menghabiskan waktu dengan teman sebaya daripada dengan orang tua. Mereka menemukan tren usia untuk mencari faktor keamanan. Komponen kepercayaan terjadi pergeseran dari orang tua menuju teman-temannya yang terjadi antara kelompok 8-10 tahun dan 11-14 tahun. Anak-anak pada semua kelompok umur telah mengarahkan komponen “menghindarkan kesusahan” dan perilaku keamanan dasar dari orang tua ke teman-temannya. Hazan dan Zeifman menunjukkan temuan ini bahwa anak di masa kanak- kanak menengah telah mengalihkan komponen kelekatan dari orang tua ke teman lain dan sedang dalam proses mentransfer komponen kepercayaan. Penelitian tersebut dapat terlihat ketika anak-anak tidak mau berpisah dengan teman sepermainannya ketika ia diminta oleh orang tuanya untuk pulang. C. Dampak Perilaku Kelekatan Karena anak mengembangkan hubungan keterikatan tertentu dengan satu atau beberapa orang dewasa yang penting pada akhir tahun pertama kehidupan (Bowlby dalam Ellen Moss et al., 2009), maka setiap keterikatan atau kelekatan tersebut akan berdampak baginya, baik positif maupun negatif. Tidak baik jika perilaku kelekatan itu terlalu dekat, begitu pula bila terlalu jauh. Kelekatan yang dimaksud adalah kelekatan anak pada orang tuanya.
  • 7. Berdasarkan temuan pada penelitian yang dilakukan oleh Seibert dan Kerns (2009), menemukan bahwa anak-anak akan mencalonkan orang tua untuk pertanyaan umum tentang kelekatan dan rekan-rekan jika pertanyaan tengang persahabatan umum. Sehingga orang tua memang menjadi orang pertama yang harus menjadi contoh atau model baginya. Sebelumnya telah dijelaskan dalam studi yang dilakukan Bowlby (review dalam Koray dan Rodopman, 2011) bahwa terdapat gaya kelekatan yang tidak aman (insecure attachment) yang berkorelasi dengan psikopatologi (kerugian psikologis/ dampak buruk terhadap psikologis). Sedangkan gaya kelekatan yang aman (secure attachment) diprediksi mempunyai efek baik bagi psikologis. 1. Dampak kelekatan yang berlebih Dampak negatif dari kelekatan yang berlebih adalah, anak akan selalu bergantung pada orang tua dan merasa takut serta tak nyaman jika berada jauh dari orang tuanya. Sehingga rasa takut pun secara otomatis akan menyelimutinya. Kenyataan tersebut didukung oleh hasil penelitian dari Seibert dan Kerns (2009) yang menunjukkan bahwa anak-anak yang beralih ke orang tua untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan hanya minoritas anak- anak pergi memenuhi kelekatannya ke rekan-rekan, saudara, atau kakek- nenek. Namun adapula dampak yang positif dari kelekatan berlebih, yaitu orang tua mudah untuk menasehati, membimbing, dan memotivasi anak dalam suatu perbuatan. 2. Dampak kelekatan yang kurang Dampak kelekatan yang kurang dari hubungan antara orang tua dan anak, yaitu anak menjadi tak percaya pada orang tua. Sedangkan dampak positifnya adalah anak dapat menjalin hubungan sosial yang mudah dengan orang lain dan tidak tergantung pada orang tua. Pada dasarnya jarak perilaku kelekatan yang baik adalah tidak kurang dan tidak lebih.
  • 8. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku kelekatan (attachment behavior) adalah perilaku yang terikat secara psikologis dengan orang lain yang membuat aman dan memberikan dukungan emosional. Faktor- faktor yang dapat memunculkan perilaku keletan adalah adanya rasa aman, nyaman, terhindar dari kesusahan, dan adaya rasa takut akan ditinggalkan. Sedanngkan dampak yang mucul dari perilaku kelekatan baik yang terlalu berlebihan atau kurang akan mempengaruhi kondisi psikososial sesorang, seperti takut berhadapan dengan orang lain dan komunikasi yang kurang efektif dengan lingkungan. B. Saran Saran yang diberikan penulis, khususnya untuk orang dewasa yang menjadi faktor kelekatan anak adalah manfaatkan masa kelekatannya itu dengan memasukkan pembelajaran yang positif. Misalnya, ajarkan untuk berbagi, berempati, berani, percaya diri, dan sopan terhadap orang lain.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Koray dan Rodopman-Arman (2011). Parental Attachment Style and Severity of Emotional/Behavioral Problems in Toddlerhood. Archives of Neuropsychiatry, 48, 147-54. Moss, Ellen et al (2009). Links between Children’s Attachment Behavior at Early School-age, Their Attachment-related Representations, and Behavior Problems in Middle Childhood. International Journal of Behavioral Development, 33 (2), 155–166. Diperoleh 27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com. Seibert, A. C. Dan Kathryn A. Kerns (2009). Attachment Figures in Middle Childhood. International Journal of Behavioral Development, 33 (4), 347–355. Diperoleh 27 Juni 2013, dari http://www.sagepublications.com. Torres, Nuno et al. (2012). Attachment Security Representations in Institutionalized Children and Children Living with Their Families: Links to Problem Behaviour. Clinical Psychology and Psychotherapy, 19, 25–36. Diperoleh 27 Juni 2013, dari ww.wileyonlinelibrary.com.