SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Bimbing Si Kecil untuk Belajar Mandiri

Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik
anak-anaknya. Kemandirian bukanlah sifat bawaan sejak lahir tetapi kemandirian itu perlu di
bentuk sejak dini. Kemandirian sangat penting dimiliki oleh anak-anak kita karena tanpa sifat
kemandirian ini maka anak-anak akan tergantung pada orang lain. Kemandirian ada yang
bersifat kemandirian fisik artinya secara fisik ia mampu mandiri, kemandirian secara mental
adalah anak tidak ketergantungan kepada orang tua atau orang lain.

Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak mengembangkan
otonominya. Pada umumnya anak mulai menunjukkan kemandirian pada usia 18-24 bulan. Si
kecil mulai ingin memegang sendok dan memasukkan sendiri ke mulutnya. Memegang mug
atau botol susu sendiri. Ketika mereka berusia 2 atau 3 tahun. Dia ingin melakukan sesuatu
saat itu. Tetapi biasanya guru bahkan orang tua terkadang terlalu melindungi anak. Ketika dia
ingin memanjat kursi, banyak yang melarang dia, “Jangan nanti jatuh”. Ketika dia memegang
sesuatu tidak diperbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya. Nah, akhirnya anak ini
menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang diberikan orang tua atau apa yang diberikan
oleh gurunya. Ketika hal ini terjadi bertahun-tahun maka kita sudah mulai membentuk sebuah
pola dalam diri anak. Untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Semua itu perlu latihan. Orang
tua dan guru tidak bisa membuat seorang anak mandiri tanpa sebuah proses.

Inilah permasalahannya, sebagai guru atau orang tua harus melatih anak untuk memiliki
karakter mandiri. Kita harus memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk
mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat-sangat berguna
bagi perkembangan karakternya.

Jadi pastikanlah Anda memberikan suatu kesempatan pada anak Anda untuk melakukan hal-
hal telah mampu dilakukan. Itulah kunci untuk membantu seorang anak memiliki karakter
mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh.
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua dan guru agar si kecil dapat belajar
mandiri.

   1. Sikap dan Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Orang Tua
       Dukungan lembut orang tua di saat-saat anak ingin mandiri sangat penting. Dengan
       membiarkan anak melakukan berbagai hal sendiri, sehingga orang tua telah memberi
kesempatan pada buah hati untuk membangun kepercayaan diri dan belajar dari
kesalahan.
a. Pola Asuh
   Hal pertama yang harus bunda perhatikan adalah pola asuh anak sejak kecil.
   Jangan bunda biarkan anda selalu melayani keinginan dan permintaan si kecil
   coba bunda ajarkan dari hal terkecil misal suruh anak untuk mengambil
   mainannya sendiri atau merapikan mainannya sendiri.
b. Tegas
   Orang tua harus tegas dalam menerapkan suatu aturan di rumah misal anak harus
   sudah mandi sendiri pada usia TK atau SD walaupun belum bersih dan biarkan
   saja terlebih dahulu baru setelah ia terbisa kemudian beri penjelasan cara mandi
   yang bersih. Jangan sekali-kali memandikan anak hanya karena ia kurang bersih
   karena hal ini akan membuat anak melakukannya lagi.
c. Percaya
   Berilah kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan misal
   memakai celana atau bajunya jika masih ada kekurangan bunda beri tahu dan beri
   contoh yang benar.
d. Teladan
   Bunda berikan teladan kemandirian pada anak agar ia mempunyai figur
   kemandirian yang bisa ia contoh yaitu ayah dan ibunya.
e. Beri Kesempatan Memilih
   Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan
   oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia
   terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat
   keputusan sendiri bagi dirinya. Misalnya, sebelum menentukan menu di hari itu,
   ibu memberi beberapa alternatif masakan yang dapat dipilih anak untuk makan
   siangnya. Demikian pula dalam memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi
   ke pesta ulang tahun temannya, misalnya. Kebiasaan untuk membuat keputusan -
   keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini akan memudahkan untuk kelak
   menentukan serta memutuskan sendiri hal-hal dalam kehidupannya.
f. Hargailah Usahanya
   Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri
   kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang
   membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri bungkus permennya. Terutama
bila saat itu ibu sedang sibuk di dapur. Untuk itu sebaiknya otang tua memberi
   kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk
   membantu membukakannya.
g. Hindari Banyak Bertanya
   Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua , yang sebenarnya dimaksudkan
   untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang
   terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet. Misalnya, anak yang
   baru kembali dari sekolah, akan kesal bila diserang dengan pertanyaan -
   pertanyaan seperti, "Belajar apa saja di sekolah?", dan "Kenapa seragamnya
   kotor? Pasti kamu berkelahi lagi di sekolah!" dan seterusnya. Sebaliknya, anak
   akan senang dan merasa diterima apabila disambut dengan kalimat pendek : "Halo
   anak ibu sudah pulang sekolah!" Sehingga kalaupun ada hal-hal yang ingin ia
   ceritakan, dengan sendirinya anak akan menceritakan pada orang tua, tanpa harus
   di dorong-dorong.
h. Jangan Langsung Menjawab Pertanyaan
   Meskipun salah tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang
   benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab
   pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya
   untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas orang tua adalah untuk
   mengkoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia
   benar. Kesempatan ini akan melatihnya untuk mencari alternatif-alternatif dari
   suatu pemecahan masalah. Misalnya, "Bu, kenapa sih, kita harus mandi dua kali
   sehari? " Biarkan anak memberi beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia
   ketahui. Dengan demikian pun anak terlatih untuk tidak begitu saja menerima
   jawaban orang tua, yang akan diterima mereka sebagai satu jawaban yang baku.
i. Dorong untuk Melihat Alternatif
   Sebaiknya anak tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah , orang tua bukanlah
   satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar
   rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu,
   cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain
   yang tepat untuk dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu.
   Dengan demikian anak tidak akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan
   tidak mungkin kelak justru akan menyulitkan dirinya sendiri. Misalnya, ketika si
   anak datang pada orang tua dan mengeluh bahwa sepedanya mengeluarkan bunyi
bila dikendarai. Anda dapat memberi jawaban : "Coba,ya, nanti kita periksa ke
   bengkel sepeda.

Akitivitas di rumah yang dapat membantu mengembangkan sikap mandiri pada anak,
yaitu:

Membereskan tempat tidur
                                     Merapikan seprai dan selimut mungkin agak
                                     susah buat tangan-tangan mungil anak. Mereka
                                     belum bisa meraih sampai ke seberang tempat
                                     tidur. Tapi bila orang tua cukup toleran terhadap
                                     sedikit kerutan di seprai, membereskan tempat
                                     tidur cukup menyenangkan bagi anak. Mereka
                                     bisa merapikan bed cover, menepuk-nepuk
bantal, dan menyusun boneka-bonekanya.
Menyiapkan makan malam
Menata makan malam adalah tugas penting karena seluruh keluarga akan
memperhatikan pencapaian anak ketika mereka duduk bersama-sama untuk
menyantap hidangan. (Tak apalah kalau antara garpu dan sendok berada di sisi yang
salah, asalkan setiap orang masih mendapat sendok dan garpu). Biarkan ia meletakkan
kreasi Lego atau kerajinan tangan lain yang ia buat di sekolah sebagai hiasan di meja
makan yang bisa menarik perhatian.
Merapikan mainan
Sediakan waktu bersih-bersih setelah acara bermain. Lakukan dengan cepat sambil
bersenang-senang, yang harus ia lakukan hanyalah meletakkan semua benda itu di
wadahnya masing-masing dan meletakkannya di rak.
Menata pakaian
Pakaian yang sudah dicuci dan diseterika dipilah dan disusun bersama anak di lemari
pakaiannya. Kaus kaki juga bisa ia pilah dan masukkan ke dalam laci tempat kaus
kaki.
Memakai baju sendiri


Selain mulai belajar mandiri lewat aktivitas memakai baju
sendiri, anak juga belajar mandiri dalam menentukan pilihan
baju yang akan dipakai. Belajar tampil ’dewasa’. Biasanya anak senang jika terlihat
   'sudah besar'. Anda bisa bilang "Wah anak mama sudah besar ya...cantik deh pakai
   rok kotak-kotak gitu. Kalau sudah besar begini, berarti tidak ngompol lagi ya...."
   Belajar mendapat perhatian. Anak mana yang tidak suka diperhatikan. Ia akan
   mencoba cara-cara untuk cari perhatian, termasuk lewat baju yang ia kenakan
   Biasakan anak pipis sendiri di toilet
                                       Saat si kecil menginjak usia dua atau tiga tahun,
                                       adalah masa-masa penting untuk mengajari
                                       penggunaan toilet agar anak pipis sendiri. Hal
                                       yang perlu dilakukan adalah memperhatikan
                                       kebiasaan anak kapan dia merasakan ingin pipis
                                       ataupun buang air besar. Mulailah untuk
                                       melepas popoknya pada usia satu atau dua
                                       tahun. Ganti dengan celana dalam biasa. Jika ia
                                       masih enggan ke kamar mandi, biarkan dulu
   saat ia mengompol. Ketika baju atau celananya basah atau kotor karena pipis atau pup
   si kecil, Anda bisa membawanya ke toilet untuk membersihkannya. Tindakan tersebut
   akan membuat si kecil mengerti, bahwa kotorannya harus dibuang ke toilet. Ajarkan
   secara perlahan dan hindari bentakan saat ia merajuk enggan ke toilet. Jika Anda
   memarahinya, akan semakin membuatnya enggan ke toilet.
   Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan toilet training. Orang tua
   bisa membeli alat berbentuk mirip kloset dalam versi kecil yang memang didesain
   untuk anak-anak. Dengan bentuk yang menarik dan gambar-gambar yang lucu,
   membuat anak tidak takut untuk pergi ke toilet. Orang tua bisa meletakkan ¨kloset¨
   tersebut di samping bak mandinya, agar anak terbiasa menggunakannya sebelum
   akhirnya ia menggunakan kloset sungguhan. Biasakan pula untuk mengajaknya ke
   toilet saat menjelang tidur dan ketika bangun tidur. Saat anak sudah berusaha untuk
   belajar ke toilet sendiri, jangan lupa untuk memberikan pujian padanya. Hal itu akan
   membuatnya senang dan bangga. Jadi, jangan ragu untuk mengajari anak pipis sendiri
   sejak dini


2. Sikap dan Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Guru
   Sebagai pendidik anak usia dini, kita perlu melakukan beberapa hal, tentang
   bagaimana membuat anak menjadi lebih mandiri saat mereka ada di dalam kelas,
sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar (sambil bermain), mereka bisa
mengerjakan segala tugas yang kita berikan dengan mandiri.
a. Peraturan Kelas
   Buatlah semacam peraturan kelas yang sederhana. Salah satunya ,”Tidak boleh
   ditemani Mama atau Papa di dalam kelas”. Jangan lupa untuk mengatakan hal ini
   pada setiap pertemuan/ kelas, agar sang anak termotivasi untuk bisa menjadi anak
   yang mandiri.
b. Orang Tua Jangan Melarikan Diri
   Sebaikanya kita harus menghindari hal-hal yang bisa membuat anak merasa tidak
   nyaman, cemas, dan gelisah, saat berada di dalam kelas. Salah satunya, dengan
   meminta orang tua untuk melarikan diri secara diam-diam tanpa sepengetahuan
   sang anak.
c. Mengamati Perkembangan
   Bila kita melihat seorang peserta didik yang masih mau ditemani oleh orang
   tuanya, sebaikanya kita jangan cemas terlebih dahulu. Jangan sampai hari pertama
   anak sekolah, menjadi hari yang buruk bagi anak didik. Biarkan mereka bermain
   dan belajar ditemani oleh orang tuanya, sambil anda terus berkenalan, dan
   membina hubungan baik dengan sang anak. Hal ini sangat penting, agar anak
   didik merasa nyaman di kelas terlebih dahulu, dan kita pun bisa menjadi sahabat
   bagi anak didik. Kesan yang baik di awal pertemuan, akan mempermudah langkah
   selanjutnya.
d. Memotivasi di Setiap Pekerjaan
   Memberikan motivasi kepada anak didik di setiap pekerjaan sangat penting. Hal
   ini sangat berhubungan dengan kenyamanan anak didik di kelas. Motivasi-
   motivasi bisa berikkan dengan pujian di setiap pekerjaan yang diselesaikan oleh
   anak didik, memajang pekerjaan di dinding atau papan sekolah, memberikan
   hadiah bila anak didik berhasil menyelesaikan tugasnya, dan masih banyak lagi.
e. Berikan Pujian
   Berikan pujian yang “lebih” kepada anak didik yang sudah mau belajar di kelas
   secara mandiri, dengan mengatakan,”Bagas pinter…… Sudah nggak ditemeni
   sama Mamanya…. .” Hal ini juga dilakukan untuk memotivasi anak yang masih
   ditunggui orang tuanya, agar tertular untuk mau belajar secara mandiri.
f. Komunikasi dengan Orang Tua
            Tetaplah menjalin komunikasi dengan orang tua, untuk menyusun strategi yang
            baik, agar sang anak bisa belajar secara mandiri. Tanyakan kepada orang tua
            tentang hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai oleh sang anak. Misalnya, bila
            sang anak tidak suka menari, sang guru pun jangan melakukan pemaksaan kepada
            sang anak untuk menari.
        g. Ajak Bermain di Luar Kelas
            Ada beberapa anak, memerlukan beberapa tahap untuk membuatnya nyaman
            berada di lingkungan sekolah. Agar sang anak memiliki pemikiran yang indah
            tentang belajar di sekolah, ajaklah anak didik untuk bermain di luar kelas.
            Misalnya di taman atau ruang bermain.
        h. Menyanyikan Lagu yang Memotiviasi untuk Hidup Mandiri
            Guru dan anak didik bersama-sama menyanyikan lagu tentang kemandiriani setiap
            pertemuan kelas, agar di dalam hati anak didik tertanam semangat untuk hidup
            mandiri.
        i. Meliburkan Anak Sementara
            Bila memang tidak ada cara lain, liburkan anak selama beberapa hari. Biarkan
            orang tua membujuk anak, agar mau kembali ke sekolah. Kemungkinan emosi
            anak belum baik sehingga sulit untuk menerima suasana dan hal yang baru. Setiap
            anak akan lebih mudah untuk menerima hal-hal yang baru saat keadaan hatinya
            baik.

Sikap dan tindakan dari orang tua dan guru yang telah dipaparkan diatas dapat membantu
anak untuk belajar mandiri. Kemandirian anak dimulai dari aktivitas-aktivitas yang
sederhana, namun perlu dibimbing dan diulang agar menjadi suatu kebiasaan yang baik.



Dari berbagai sumber

More Related Content

Viewers also liked

Introducing Chetu Sample PPT
Introducing Chetu Sample PPTIntroducing Chetu Sample PPT
Introducing Chetu Sample PPTDheeraj_Chhabra
 
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesional
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesionalIncidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesional
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesionalmauro3022
 
политическая система
политическая системаполитическая система
политическая системаTatyana Komarova
 
Naturalnye chisla i_shkaly
Naturalnye chisla i_shkalyNaturalnye chisla i_shkaly
Naturalnye chisla i_shkalyIvanchik5
 
1 model pengajaran
1 model pengajaran1 model pengajaran
1 model pengajaranAzizi Ahmad
 
Gestion adminstrativa de recursos humanos
Gestion adminstrativa de recursos humanosGestion adminstrativa de recursos humanos
Gestion adminstrativa de recursos humanosSantiagoquelal
 
Opuscolo alcol science for passion
Opuscolo alcol   science for passionOpuscolo alcol   science for passion
Opuscolo alcol science for passionScienceForPassion
 

Viewers also liked (7)

Introducing Chetu Sample PPT
Introducing Chetu Sample PPTIntroducing Chetu Sample PPT
Introducing Chetu Sample PPT
 
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesional
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesionalIncidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesional
Incidencia de-lesiones-en-jugadores-futtbol-profesional
 
политическая система
политическая системаполитическая система
политическая система
 
Naturalnye chisla i_shkaly
Naturalnye chisla i_shkalyNaturalnye chisla i_shkaly
Naturalnye chisla i_shkaly
 
1 model pengajaran
1 model pengajaran1 model pengajaran
1 model pengajaran
 
Gestion adminstrativa de recursos humanos
Gestion adminstrativa de recursos humanosGestion adminstrativa de recursos humanos
Gestion adminstrativa de recursos humanos
 
Opuscolo alcol science for passion
Opuscolo alcol   science for passionOpuscolo alcol   science for passion
Opuscolo alcol science for passion
 

Similar to Bimbing Anak Belajar Mandiri

TOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptTOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptUmegaXGam
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? 24hourparenting
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? 24hourparenting
 
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxNuranisah87
 
Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarNina Safitri
 
Nangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di SekolahNangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di Sekolah24hourparenting
 
PPT phbs bumil dan baduta.pptx
PPT phbs bumil dan baduta.pptxPPT phbs bumil dan baduta.pptx
PPT phbs bumil dan baduta.pptxYuliYatri
 
Tips belajar efektif
Tips belajar efektifTips belajar efektif
Tips belajar efektifShundary Ajja
 
Materi-Belajar-EfektifDoc.docx
Materi-Belajar-EfektifDoc.docxMateri-Belajar-EfektifDoc.docx
Materi-Belajar-EfektifDoc.docxnurul175980
 
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.doc
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.docCONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.doc
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.docArmitridesiShintaMar
 
5.TOILET TRAINING.pptx
5.TOILET TRAINING.pptx5.TOILET TRAINING.pptx
5.TOILET TRAINING.pptxFahmieNakAtjeh
 
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docxdededahuridisney
 
4. Materi MPLS belajar Efektif.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif.docx4. Materi MPLS belajar Efektif.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif.docxdededahuridisney
 
4. materi mpls belajar efektif
4. materi mpls belajar efektif4. materi mpls belajar efektif
4. materi mpls belajar efektifEko Supriyadi
 
Ilmu parenting mhr
Ilmu parenting mhrIlmu parenting mhr
Ilmu parenting mhrMaya Rosada
 

Similar to Bimbing Anak Belajar Mandiri (20)

Toilet Training
Toilet TrainingToilet Training
Toilet Training
 
TOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.pptTOILET_TRAINING.ppt
TOILET_TRAINING.ppt
 
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis? Pertama Sekolah, Kok Nangis?
Pertama Sekolah, Kok Nangis?
 
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak? Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
Kenapa Reward-Punishment Nggak Efektif untuk Anak?
 
Penyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajarPenyebab anak malas belajar
Penyebab anak malas belajar
 
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptxPERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
PERAN ORANGTUA-PERAN ORANGTUA-WPS Office.pptx
 
Menumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajarMenumbuhkan semangat belajar
Menumbuhkan semangat belajar
 
Nangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di SekolahNangis Ditinggal di Sekolah
Nangis Ditinggal di Sekolah
 
PPT phbs bumil dan baduta.pptx
PPT phbs bumil dan baduta.pptxPPT phbs bumil dan baduta.pptx
PPT phbs bumil dan baduta.pptx
 
Anak Digendong
Anak DigendongAnak Digendong
Anak Digendong
 
25 Tips PR Anak
25 Tips PR Anak 25 Tips PR Anak
25 Tips PR Anak
 
Tips belajar efektif
Tips belajar efektifTips belajar efektif
Tips belajar efektif
 
Materi-Belajar-EfektifDoc.docx
Materi-Belajar-EfektifDoc.docxMateri-Belajar-EfektifDoc.docx
Materi-Belajar-EfektifDoc.docx
 
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.doc
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.docCONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.doc
CONTINUUM DEVELOPMENT CURRICULUM.doc
 
5.TOILET TRAINING.pptx
5.TOILET TRAINING.pptx5.TOILET TRAINING.pptx
5.TOILET TRAINING.pptx
 
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif-1.docx
 
4. Materi MPLS belajar Efektif.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif.docx4. Materi MPLS belajar Efektif.docx
4. Materi MPLS belajar Efektif.docx
 
4. materi mpls belajar efektif
4. materi mpls belajar efektif4. materi mpls belajar efektif
4. materi mpls belajar efektif
 
Guru yang baik
Guru yang baikGuru yang baik
Guru yang baik
 
Ilmu parenting mhr
Ilmu parenting mhrIlmu parenting mhr
Ilmu parenting mhr
 

More from Boyolali

perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)Boyolali
 
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniperkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniBoyolali
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptBoyolali
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyaBoyolali
 
alergi susu
alergi susualergi susu
alergi susuBoyolali
 
pembentukan perilaku
pembentukan perilakupembentukan perilaku
pembentukan perilakuBoyolali
 
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawabahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawaBoyolali
 
Jawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhJawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhBoyolali
 
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangBoyolali
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisBoyolali
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konselingBoyolali
 
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historispenelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historisBoyolali
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Boyolali
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
NeurosainsBoyolali
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konselingBoyolali
 

More from Boyolali (15)

perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)perilaku kelekatan  attachment behavior (a review)
perilaku kelekatan attachment behavior (a review)
 
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia diniperkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
perkembangan dan pemeliharaan kesehatan anak usia dini
 
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi pptKesehatan lingkungan dan gigi ppt
Kesehatan lingkungan dan gigi ppt
 
kesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannyakesehatan gigi dan pendekatannya
kesehatan gigi dan pendekatannya
 
alergi susu
alergi susualergi susu
alergi susu
 
pembentukan perilaku
pembentukan perilakupembentukan perilaku
pembentukan perilaku
 
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawabahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
bahan ajar, Skenario, dan evaluasi bahasa jawa
 
Jawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkhJawa silabus+rkh
Jawa silabus+rkh
 
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orangTembang dolanan berjaya di negeri orang
Tembang dolanan berjaya di negeri orang
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
psikologi konseling
psikologi konselingpsikologi konseling
psikologi konseling
 
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historispenelitian ex post facto, deskriptif, historis
penelitian ex post facto, deskriptif, historis
 
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
Senangnya bermain di kindergarten (paud di jerman)
 
Neurosains
NeurosainsNeurosains
Neurosains
 
teori-teori konseling
teori-teori konselingteori-teori konseling
teori-teori konseling
 

Recently uploaded

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

Bimbing Anak Belajar Mandiri

  • 1. Bimbing Si Kecil untuk Belajar Mandiri Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya tumbuh menjadi anak yang mandiri. Tampaknya memang itulah salah satu tujuan yang ingin dicapai orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Kemandirian bukanlah sifat bawaan sejak lahir tetapi kemandirian itu perlu di bentuk sejak dini. Kemandirian sangat penting dimiliki oleh anak-anak kita karena tanpa sifat kemandirian ini maka anak-anak akan tergantung pada orang lain. Kemandirian ada yang bersifat kemandirian fisik artinya secara fisik ia mampu mandiri, kemandirian secara mental adalah anak tidak ketergantungan kepada orang tua atau orang lain. Anak-anak yang kurang mandiri dan manja, adalah anak-anak yang tidak mengembangkan otonominya. Pada umumnya anak mulai menunjukkan kemandirian pada usia 18-24 bulan. Si kecil mulai ingin memegang sendok dan memasukkan sendiri ke mulutnya. Memegang mug atau botol susu sendiri. Ketika mereka berusia 2 atau 3 tahun. Dia ingin melakukan sesuatu saat itu. Tetapi biasanya guru bahkan orang tua terkadang terlalu melindungi anak. Ketika dia ingin memanjat kursi, banyak yang melarang dia, “Jangan nanti jatuh”. Ketika dia memegang sesuatu tidak diperbolehkan karena takut pecah dan lain sebagainya. Nah, akhirnya anak ini menjadi pasif dan hanya menunggu apa yang diberikan orang tua atau apa yang diberikan oleh gurunya. Ketika hal ini terjadi bertahun-tahun maka kita sudah mulai membentuk sebuah pola dalam diri anak. Untuk menjadi pasif dan tidak mandiri. Semua itu perlu latihan. Orang tua dan guru tidak bisa membuat seorang anak mandiri tanpa sebuah proses. Inilah permasalahannya, sebagai guru atau orang tua harus melatih anak untuk memiliki karakter mandiri. Kita harus memberikan kesempatan pada mereka seluas-luasnya untuk mengembangkan diri dengan mengerjakan banyak hal kecil-kecil yang sangat-sangat berguna bagi perkembangan karakternya. Jadi pastikanlah Anda memberikan suatu kesempatan pada anak Anda untuk melakukan hal- hal telah mampu dilakukan. Itulah kunci untuk membantu seorang anak memiliki karakter mandiri, percaya diri dan mampu mengerjakan segala sesuatu dengan tanggung jawab penuh. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh orang tua dan guru agar si kecil dapat belajar mandiri. 1. Sikap dan Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Orang Tua Dukungan lembut orang tua di saat-saat anak ingin mandiri sangat penting. Dengan membiarkan anak melakukan berbagai hal sendiri, sehingga orang tua telah memberi
  • 2. kesempatan pada buah hati untuk membangun kepercayaan diri dan belajar dari kesalahan. a. Pola Asuh Hal pertama yang harus bunda perhatikan adalah pola asuh anak sejak kecil. Jangan bunda biarkan anda selalu melayani keinginan dan permintaan si kecil coba bunda ajarkan dari hal terkecil misal suruh anak untuk mengambil mainannya sendiri atau merapikan mainannya sendiri. b. Tegas Orang tua harus tegas dalam menerapkan suatu aturan di rumah misal anak harus sudah mandi sendiri pada usia TK atau SD walaupun belum bersih dan biarkan saja terlebih dahulu baru setelah ia terbisa kemudian beri penjelasan cara mandi yang bersih. Jangan sekali-kali memandikan anak hanya karena ia kurang bersih karena hal ini akan membuat anak melakukannya lagi. c. Percaya Berilah kepercayaan kepada anak untuk melakukan sesuatu tanpa bantuan misal memakai celana atau bajunya jika masih ada kekurangan bunda beri tahu dan beri contoh yang benar. d. Teladan Bunda berikan teladan kemandirian pada anak agar ia mempunyai figur kemandirian yang bisa ia contoh yaitu ayah dan ibunya. e. Beri Kesempatan Memilih Anak yang terbiasa berhadapan dengan situasi atau hal-hal yang sudah ditentukan oleh orang lain, akan malas untuk melakukan pilihan sendiri. Sebaliknya bila ia terbiasa dihadapkan pada beberapa pilihan, ia akan terlatih untuk membuat keputusan sendiri bagi dirinya. Misalnya, sebelum menentukan menu di hari itu, ibu memberi beberapa alternatif masakan yang dapat dipilih anak untuk makan siangnya. Demikian pula dalam memilih pakaian yang akan dipakai untuk pergi ke pesta ulang tahun temannya, misalnya. Kebiasaan untuk membuat keputusan - keputusan sendiri dalam lingkup kecil sejak dini akan memudahkan untuk kelak menentukan serta memutuskan sendiri hal-hal dalam kehidupannya. f. Hargailah Usahanya Hargailah sekecil apapun usaha yang diperlihatkan anak untuk mengatasi sendiri kesulitan yang ia hadapi. Orang tua biasanya tidak sabar menghadapi anak yang membutuhkan waktu lama untuk membuka sendiri bungkus permennya. Terutama
  • 3. bila saat itu ibu sedang sibuk di dapur. Untuk itu sebaiknya otang tua memberi kesempatan padanya untuk mencoba dan tidak langsung turun tangan untuk membantu membukakannya. g. Hindari Banyak Bertanya Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan orang tua , yang sebenarnya dimaksudkan untuk menunjukkan perhatian pada si anak, dapat diartikan sebagai sikap yang terlalu banyak mau tahu. Karena itu hindari kesan cerewet. Misalnya, anak yang baru kembali dari sekolah, akan kesal bila diserang dengan pertanyaan - pertanyaan seperti, "Belajar apa saja di sekolah?", dan "Kenapa seragamnya kotor? Pasti kamu berkelahi lagi di sekolah!" dan seterusnya. Sebaliknya, anak akan senang dan merasa diterima apabila disambut dengan kalimat pendek : "Halo anak ibu sudah pulang sekolah!" Sehingga kalaupun ada hal-hal yang ingin ia ceritakan, dengan sendirinya anak akan menceritakan pada orang tua, tanpa harus di dorong-dorong. h. Jangan Langsung Menjawab Pertanyaan Meskipun salah tugas orang tua adalah memberi informasi serta pengetahuan yang benar kepada anak, namun sebaiknya orang tua tidak langsung menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Sebaliknya, berikan kesempatan padanya untuk menjawab pertanyaan tersebut. Dan tugas orang tua adalah untuk mengkoreksinya apabila salah menjawab atau memberi penghargaan kalau ia benar. Kesempatan ini akan melatihnya untuk mencari alternatif-alternatif dari suatu pemecahan masalah. Misalnya, "Bu, kenapa sih, kita harus mandi dua kali sehari? " Biarkan anak memberi beberapa jawaban sesuai dengan apa yang ia ketahui. Dengan demikian pun anak terlatih untuk tidak begitu saja menerima jawaban orang tua, yang akan diterima mereka sebagai satu jawaban yang baku. i. Dorong untuk Melihat Alternatif Sebaiknya anak tahu bahwa untuk mengatasi suatu masalah , orang tua bukanlah satu-satunya tempat untuk bertanya. Masih banyak sumber-sumber lain di luar rumah yang dapat membantu untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Untuk itu, cara yang dapat dilakukan orang tua adalah dengan memberitahu sumber lain yang tepat untuk dimintakan tolong, untuk mengatasi suatu masalah tertentu. Dengan demikian anak tidak akan hanya tergantung pada orang tua, yang bukan tidak mungkin kelak justru akan menyulitkan dirinya sendiri. Misalnya, ketika si anak datang pada orang tua dan mengeluh bahwa sepedanya mengeluarkan bunyi
  • 4. bila dikendarai. Anda dapat memberi jawaban : "Coba,ya, nanti kita periksa ke bengkel sepeda. Akitivitas di rumah yang dapat membantu mengembangkan sikap mandiri pada anak, yaitu: Membereskan tempat tidur Merapikan seprai dan selimut mungkin agak susah buat tangan-tangan mungil anak. Mereka belum bisa meraih sampai ke seberang tempat tidur. Tapi bila orang tua cukup toleran terhadap sedikit kerutan di seprai, membereskan tempat tidur cukup menyenangkan bagi anak. Mereka bisa merapikan bed cover, menepuk-nepuk bantal, dan menyusun boneka-bonekanya. Menyiapkan makan malam Menata makan malam adalah tugas penting karena seluruh keluarga akan memperhatikan pencapaian anak ketika mereka duduk bersama-sama untuk menyantap hidangan. (Tak apalah kalau antara garpu dan sendok berada di sisi yang salah, asalkan setiap orang masih mendapat sendok dan garpu). Biarkan ia meletakkan kreasi Lego atau kerajinan tangan lain yang ia buat di sekolah sebagai hiasan di meja makan yang bisa menarik perhatian. Merapikan mainan Sediakan waktu bersih-bersih setelah acara bermain. Lakukan dengan cepat sambil bersenang-senang, yang harus ia lakukan hanyalah meletakkan semua benda itu di wadahnya masing-masing dan meletakkannya di rak. Menata pakaian Pakaian yang sudah dicuci dan diseterika dipilah dan disusun bersama anak di lemari pakaiannya. Kaus kaki juga bisa ia pilah dan masukkan ke dalam laci tempat kaus kaki. Memakai baju sendiri Selain mulai belajar mandiri lewat aktivitas memakai baju sendiri, anak juga belajar mandiri dalam menentukan pilihan
  • 5. baju yang akan dipakai. Belajar tampil ’dewasa’. Biasanya anak senang jika terlihat 'sudah besar'. Anda bisa bilang "Wah anak mama sudah besar ya...cantik deh pakai rok kotak-kotak gitu. Kalau sudah besar begini, berarti tidak ngompol lagi ya...." Belajar mendapat perhatian. Anak mana yang tidak suka diperhatikan. Ia akan mencoba cara-cara untuk cari perhatian, termasuk lewat baju yang ia kenakan Biasakan anak pipis sendiri di toilet Saat si kecil menginjak usia dua atau tiga tahun, adalah masa-masa penting untuk mengajari penggunaan toilet agar anak pipis sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah memperhatikan kebiasaan anak kapan dia merasakan ingin pipis ataupun buang air besar. Mulailah untuk melepas popoknya pada usia satu atau dua tahun. Ganti dengan celana dalam biasa. Jika ia masih enggan ke kamar mandi, biarkan dulu saat ia mengompol. Ketika baju atau celananya basah atau kotor karena pipis atau pup si kecil, Anda bisa membawanya ke toilet untuk membersihkannya. Tindakan tersebut akan membuat si kecil mengerti, bahwa kotorannya harus dibuang ke toilet. Ajarkan secara perlahan dan hindari bentakan saat ia merajuk enggan ke toilet. Jika Anda memarahinya, akan semakin membuatnya enggan ke toilet. Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan toilet training. Orang tua bisa membeli alat berbentuk mirip kloset dalam versi kecil yang memang didesain untuk anak-anak. Dengan bentuk yang menarik dan gambar-gambar yang lucu, membuat anak tidak takut untuk pergi ke toilet. Orang tua bisa meletakkan ¨kloset¨ tersebut di samping bak mandinya, agar anak terbiasa menggunakannya sebelum akhirnya ia menggunakan kloset sungguhan. Biasakan pula untuk mengajaknya ke toilet saat menjelang tidur dan ketika bangun tidur. Saat anak sudah berusaha untuk belajar ke toilet sendiri, jangan lupa untuk memberikan pujian padanya. Hal itu akan membuatnya senang dan bangga. Jadi, jangan ragu untuk mengajari anak pipis sendiri sejak dini 2. Sikap dan Tindakan yang Perlu Dilakukan oleh Guru Sebagai pendidik anak usia dini, kita perlu melakukan beberapa hal, tentang bagaimana membuat anak menjadi lebih mandiri saat mereka ada di dalam kelas,
  • 6. sehingga pada saat kegiatan belajar mengajar (sambil bermain), mereka bisa mengerjakan segala tugas yang kita berikan dengan mandiri. a. Peraturan Kelas Buatlah semacam peraturan kelas yang sederhana. Salah satunya ,”Tidak boleh ditemani Mama atau Papa di dalam kelas”. Jangan lupa untuk mengatakan hal ini pada setiap pertemuan/ kelas, agar sang anak termotivasi untuk bisa menjadi anak yang mandiri. b. Orang Tua Jangan Melarikan Diri Sebaikanya kita harus menghindari hal-hal yang bisa membuat anak merasa tidak nyaman, cemas, dan gelisah, saat berada di dalam kelas. Salah satunya, dengan meminta orang tua untuk melarikan diri secara diam-diam tanpa sepengetahuan sang anak. c. Mengamati Perkembangan Bila kita melihat seorang peserta didik yang masih mau ditemani oleh orang tuanya, sebaikanya kita jangan cemas terlebih dahulu. Jangan sampai hari pertama anak sekolah, menjadi hari yang buruk bagi anak didik. Biarkan mereka bermain dan belajar ditemani oleh orang tuanya, sambil anda terus berkenalan, dan membina hubungan baik dengan sang anak. Hal ini sangat penting, agar anak didik merasa nyaman di kelas terlebih dahulu, dan kita pun bisa menjadi sahabat bagi anak didik. Kesan yang baik di awal pertemuan, akan mempermudah langkah selanjutnya. d. Memotivasi di Setiap Pekerjaan Memberikan motivasi kepada anak didik di setiap pekerjaan sangat penting. Hal ini sangat berhubungan dengan kenyamanan anak didik di kelas. Motivasi- motivasi bisa berikkan dengan pujian di setiap pekerjaan yang diselesaikan oleh anak didik, memajang pekerjaan di dinding atau papan sekolah, memberikan hadiah bila anak didik berhasil menyelesaikan tugasnya, dan masih banyak lagi. e. Berikan Pujian Berikan pujian yang “lebih” kepada anak didik yang sudah mau belajar di kelas secara mandiri, dengan mengatakan,”Bagas pinter…… Sudah nggak ditemeni sama Mamanya…. .” Hal ini juga dilakukan untuk memotivasi anak yang masih ditunggui orang tuanya, agar tertular untuk mau belajar secara mandiri.
  • 7. f. Komunikasi dengan Orang Tua Tetaplah menjalin komunikasi dengan orang tua, untuk menyusun strategi yang baik, agar sang anak bisa belajar secara mandiri. Tanyakan kepada orang tua tentang hal-hal yang disukai dan yang tidak disukai oleh sang anak. Misalnya, bila sang anak tidak suka menari, sang guru pun jangan melakukan pemaksaan kepada sang anak untuk menari. g. Ajak Bermain di Luar Kelas Ada beberapa anak, memerlukan beberapa tahap untuk membuatnya nyaman berada di lingkungan sekolah. Agar sang anak memiliki pemikiran yang indah tentang belajar di sekolah, ajaklah anak didik untuk bermain di luar kelas. Misalnya di taman atau ruang bermain. h. Menyanyikan Lagu yang Memotiviasi untuk Hidup Mandiri Guru dan anak didik bersama-sama menyanyikan lagu tentang kemandiriani setiap pertemuan kelas, agar di dalam hati anak didik tertanam semangat untuk hidup mandiri. i. Meliburkan Anak Sementara Bila memang tidak ada cara lain, liburkan anak selama beberapa hari. Biarkan orang tua membujuk anak, agar mau kembali ke sekolah. Kemungkinan emosi anak belum baik sehingga sulit untuk menerima suasana dan hal yang baru. Setiap anak akan lebih mudah untuk menerima hal-hal yang baru saat keadaan hatinya baik. Sikap dan tindakan dari orang tua dan guru yang telah dipaparkan diatas dapat membantu anak untuk belajar mandiri. Kemandirian anak dimulai dari aktivitas-aktivitas yang sederhana, namun perlu dibimbing dan diulang agar menjadi suatu kebiasaan yang baik. Dari berbagai sumber